PROPOSAL TESIS
OLEH:
HARISTIO MAULANA
2121312044
milyar orang di dunia akan menderita hipertensi dan diperkirakan tahun 2025
terjadi peningkatan sebesar 3,2 % dari sebelumnya berjumlah 972 juta orang
(26,4%) meningkat menjadi 1,6 miliar orang (29,2%) di seluruh dunia. Hal yang
hipertensi ini, berada di negara berkembang. Data Riset Kesehatan Dasar atau
tahun 2013 sebesar 28,5% (Riskesdas, 2013) menjadi 31,4% (Riskesdas, 2018).
Hal yang sama juga terjadi peningkatan kasus hipertensi di Sumbar dari 22,6%
Kesehatan Kota Padang 2018 juga menunjukkan kecendrungan yang sama yaitu
terjadi peningkatan kasus hipertensi dari 47.902 kasus hipertensi ditahun 2017
di Kota Padang, hipertensi berada pada urutan ke-2 pada 10 besar penyakit
kesehatan pada penderita hipertensi dalam 5 tahun terakhir ini. Data Riskesdas
menunjukkan dari 9,5 % yang terdiagnosis (Riskesdas, 2013) turun menjadi 8,6 %
yang cendrung meningkat tapi malah Berdasarkan fenomena ini, maka penderita
Pengendalian yang tepat dan benar akan mampu mencegah sedini mungkin
RI, 2014., Kang, 2016). Namun, bila tidak mampu mengontrol hipertensi maka
memberi dampak berbagai aspek yaitu aspek kesehatan, sosial dan ekonomi.
retinopati (gangguan penglihatan)dan kematian (Chiu & Wong, 2010; James et al,
serangan jantung dan 51 % kematian akibat stroke di seluruh dunia. Menurut data
komplikasi (5,3%) merupakan penyebab kematian nomor lima pada semua umur
penderita hipertensi mengalami kualitas hidup buruk, kualitas hidup yang buruk
merasa tidak nyaman, dan berdampak pada hubungan sosial dimana penderita
tidak mau bergaul dengan lingkungan sekitar dengan rasa tidak nyaman, hal ini
bekerja, maka kondisi ini akan mempengaruhi produktivitas kerjanya dan akan
tahunnya, yaitu mulai tahun 2016 sebesar 2,8 Triliun rupiah, tahun 2017 dan
tahun 2018 sebesar 3 Triliun rupiah (Kemenkes RI, 2019). Tingginya pembiayaan
ini merupakan dampak yang ditimbulkan karena angka hipertensi yang terus
sekitar 90-95% kasus tidak diketahui penyebabnya dan tidak menimbulkan gejala
atau disebut The SilentKiller atau kurang dari 10% yang tahu bahwa mereka
pola hidup dan melakukan kontrol tekanan darah secara rutin dapat dijadikan
bahwa kepatuhan pada pengobatan dan perubahan gaya hidup menjadi unsur yang
hipertensi tentang hipertensi masih rendah dan 70% pasien mempunyai kepatuhan
yang rendah dalam minum obat hipertensi. Kesadaran akan diagnosis hipertensi
al.,2017). Penelitian Darnindro & Sarwono (2017) pada Rumah Sakit Rujukan
penderita hipertensi (63,8 %). Mitra & Wulandari (2019) mendapatkan 52,6 %
et al. (2018) mendapatkan bahwa durasi diagnosis hipertensi yang lebih lama,
penderita hipertensi, hanya 79,6% sadar telah menderita hipertensi, namun hanya
47,8% yang berusaha mencari terapi. Dan dari 70,9% pasien yang menjalani
terapi, 52,2% tidak mencapai kontrol tekanan darah target. Di Indonesia, angka
kejadian hipertensi di tahun 2018 naik menjadi 31,4 %. Hal ini menunjukkan
yang menargetkan prevalensi tekanan darah dari 25,8 % ditahun 2013 turun
menjadi 23,4 % ditahun 2019. Dari penderita hipertensi yang ada, yang berobat
teratur ditahun 2017 hanya mencapai 23,97% (Trihono, 2018) dan 31,3% di
tahun 2018 (Riskesdas, 2018). Hal ini masih jauh dari target Pembangunan
penduduk tidak rutin dan tidak minum obat hipertensi yaitu pasien merasa sudah
sehat, memilih minum obat tradisional, sering lupa, tidak mampu beli obat rutin,
tidak tahan efek samping obat, dan obat tidak ada di fasilitas pelayanan kesehatan
pada penderita hipertensi dalam 5 tahun terakhir yaitu dari 9,5 % yang
terdiagnosis di tahun 2013 (Riskesdas, 2013), turun menjadi 8.5% di tahun 2018
(Riskesdas, 2018).
Oleh sebab itu, melihat dari capaian pengendalian hipertensi yang belum
optimal, maka petugas kesehatan perlu memahami berbagai faktor yang dapat
Theory of Plan Behaviour/TPB yang dikembangkan oleh Martin Fisben dan Icek
Ajzen (1975) yang membentuk perilaku yang sesuai adalah sikap, norma
yaitu thought and feeling atau dalam bentuk pengetahuan, sikap, persepsi,
kepercayaan dan penilaian terhadap suatu objek. Selain itu Smeltzer (2013)
mengatakan bahwa stress yang terjadi secara terus menerus mempengaruhi kerja
kelenjar adrenal dan tiroid yang berpengaruh pada sistem homeostasis. Sehingga
hipertensi (Marlina, 2012). Hal ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh
Hadiza, et al (2019) yaitu dengan mengetahui tingkat kesadaran, pengetahuan, dan
praktik langkah-langkah modifikasi gaya hidup pada pasien hipertensi, maka ini
hipertensi.
Oleh sebab itu berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
hipertensi
hipertensi
pengendalian hipertensi
D. Manfaat
pengendalian hipertensi
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengendalian Hipertensi
tekanan darahnya secara teratur serta mengatur pola hidup sehat. Target
adalah tekanan darah sistolik / diastolik di atas 140/90 mmHg dan untuk
usia ≥60 tahun dikatakan hipertensi bila tekanan darahnya diatas 150/90
menurut National Heart, Lung and Blood Institute from United States
Kategor
i
Normal < 120 < 80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi Derajat I 140-159 90-99
Hipertensi Derajat II ≥ 160 ≥ 100
Sumber : The Seventh Report of The Joint National Commitee on Prevention, Detection,
dengan angka kasus yang cedrung naik dari 47.902 kasus di tahun 2016
4. Stop rokok
Reason Action (TRA) yang dikemukan oleh Martin Fisben dan Icek
melakukannya.
perilaku tidak hanya ditentukan oleh sikap dan norma subjektif saja
tetapi juga ditentukan oleh persepsi individu terhadap kontrol yang
niat perilaku tidak selalu mengarah pada perilaku yang sebenarnya atau
dengan kata lain niat atau motivasi tidak menjadi penentu utama atas
Icek Ajzen pada tahun 1985 dimana teori ini menyebutkan bahwa
A. Kerangka Teori
Theory of planned
Behaviour
1. Sikap positif
Niat Berperilaku 2. Norma subjektif
3. Persepsi individu
terhadap kontrol
perilaku
Teori Lawrence Green
Faktor Predisposisi Hipertensi
1. Pengetahuan,
2. sikap,
3. persepsi,
4. kepercayaan Perilaku Pengendalian
pasien hipertensi Hipertensi :
1. Kepatuhan minum obat
2. Kepatuhan diet
Faktor lain yang 3. Kepatuhan aktifitas fisik
mempengaruhi 4. Kepatuhan perilaku
pengendalian hipertensi merokok
Demografi 5. Kepatuhan manajemen
Umur, jenis kelamin, berat badan
pendidikan, Riwayat 6. Kepatuhan tidak
keluarga hipertensi, lama
sakit, IMT
Tingkat Stress Tekanan Darah Terkontrol
konsep ini terdiri dari variabel independen dan variabel dependen. Variabel
dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau variabel yang menjadi akibat
Variabel Independen
Faktor yang mempengaruhi Variabel Dependen
perilaku pengendalian hipertensi Perilaku Pengendalian Hipertensi
1. Pengetahuan 1. Kepatuhan minum obat
2. Persepsi 2. Kepatuhan diet
3. Tingkat stress 3. Kepatuhan aktifitas fisik
4. Demografi (Umur, jenis 4. Kepatuhan perilaku
kelamin, pendidikan, merokok
Riwayat keluarga 5. Kepatuhan manajemen berat
hipertensi, lama sakit, badan
IMT)
Hipotesis yang akan di uji disebut dengan hipotesis kerja (Ha) sedangkan
lawanya adalah hipotesis nol (Ho). Hipotesis kerja disusun berdasarkan teori
sebagai berikut :
hipertensi
hipertensi
hipertensi
D. Definisi Operasional
Dependent
Perilaku pengendalian Upaya seseorang untuk Kuesioner
diri Hipertensi mengatur diri untuk patuh Hypertensio
dalam mengontrol tekanan n- self- care
darahnya agar mencapai optimal Activity
Level Effects
1. Minum obat responden patuh mengkonsumsi (H-SCALE) Angket 1. Patuh (skor>21)
obat antihipertensi teratur dan Warren- 2. Tidak patuh (skor<21)
sesuai dosis yang dianjurkan Findlow et
al, (2013).
2. Kepatuhan Diet responden patuh melaksanakan Angket 1. Patuh (skor >=6)
diet hipertensi DASH 2. Tidak patuh (skor <6)
Variabel Independent
Pengetahuan tentang Segala sesuatu yang diketahui Kuesioner Angket ordinal 1. baik, jika skor jawaban
pengendalian diri reponden tentang managemen Hypertension benar ≥ 75 %
hipertensi diri hipertensi meliputi: minum Knowledge- 2. kurang baik, jika skor
obat, diet, aktivitas fisik, Level Scale <75%
merokok, manajemen berat (HK-LS)
badan
Persepsi tentang Kecenderungan cara seseorang Kuesioner angket ordinal 1. Positif : Jika Total skor ≥
pengendalian diri merespon secara konsisten Abd El- mean/median
hipertensi dengan memberikan penilaian Hay,S.A; El 2. Negatif : jika total skor <
suka atau tidak suka terkait Mezayen,SE mean/median
pengendalian hipertensi . 2015
Tingkat Stress Respon individu terhadap Kuesioner Angket ordinal 1. Stres ringan (skor 1-14)
stresor yang mengakibatkan Perceived 2. Stres sedang (skor 15-26)
munculnya ketegangan bagi Stress Scale 3. Stres berat (skor >26)
individu itu sendiri untuk (PSS) Cohen
mengatasinya (1983)
Karakteristik
Umur Lama hidup responden kuesioner Angket Ordinal 0. Dewasa <46
dihitungdari saat lahirsampai 1. Lansia Awal
ulangtahun terakhirsaat (46 – 55 tahun)
pencatatan di rekammedik 2. Lansia Akhir
(> 55 tahun )
Jenis kelamin Perbedaan individu berdasarkan Kuesioner angket Nominal 1. Laki-laki
seks 2. Perempuan
Pendidikan Status pendidikan formal kuesioner angket ordinal 0. Tidak Sekolah
terakhir yang dimiliki individu 1. Pendidikan rendah
(SD-SMA)
2. Pendidikan tinggi
(D3-S3)
2. > 10 tahun
Indeks masa tubuh nilai status nutrisi responden Meteran dan observa ordinal 0. Normal
berdasarkan pembegian tinggi timbangan sit 1. Overweight
badan dalam meter dengan berat Berat badan 2. Obesitas
badan dalam kg 3. Kurus
4. Sangat kurus
BAB IV
METEDOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat. Menurut (Azwar,
a. Populasi
b. Sampel
dan secarasukarela
JNC7 yaitu minum obat, diet, melakukan aktivitas fisik, penurunan berat badan
obat (item 1-3) (α = 0,89), diet (item 4-15) (α = 0,89), aktivitas fisik (item 16-17)
Setiap subskala ini diberi skor dan kemudian cutpoints diterapkan untuk
tanggapan untuk item 1-3 (rentang 0-21). Peserta yang mendapat nilai 21
dianggap patuh. Hanya peserta yang menggunakan obat untuk tekanan darah
tinggi yang diinstruksikan untuk menjawab item yang terkait dengan kepatuhan
pengobatan.
Diet: Dua belas item menilai praktik yang terkait dengan makan makanan
sehat, rendah lemak dan rendah garam, mirip dengan diet DASH. Item
gorengan, dan makan porsi buah dan sayuran yang direkomendasikan. Opsi
Sembilan item secara negatif (item 5-8, 11-15) dan diberi kode terbalik. Untuk
analisis ini, kami menjumlahkan respons pada semua item untuk membuat
variabel kontinu, dengan kemungkinan rentang skor 0 hingga 84. Bila hitung rata-
rata item. Kisarannya harus 0 hingga 7. Skor 6 atau lebih (menunjukkan bahwa
peserta mengikuti praktik diet pada 6 dari 7 hari) dianggap patuh namun bila skor
Aktivitas fisik: Untuk setiap item, peserta menjawab berapa hari dari 7 hari
Tanggapannya setiap item berkisar dari 0 hingga 7 di mana 0 hari berarti skor nol
hingga 7 hari berarti 7 skor. Tanggapan dijumlahkan (kisaran 0-14). Peserta yang
mendapat skor 8 atau lebih baik dianggap patuh dengan rekomendasi aktivitas
Merokok: Peserta menjawab berapa hari dari 7 hari terakhir itu merokok
peserta atau asap pasif. Untuk setiap item, respons berkisar dari 0 hingga 7 inci
yang 0 hari berarti nol skor hingga 7 hari berarti 7 skor. Tanggapan dijumlahkan
dan kisarannya dari 0 hingga 14. Responden yang mendapat skor nol akan
dianggap patuh.
Manajemen berat badan: Sepuluh item ini menilai kegiatan yang
dilakukan untuk mengelola berat badan melalui praktik diet seperti mengurangi
berat selama 30 hari terakhir. Kategori respons berkisar dari sangat tidak setuju
Peserta yang melaporkan bahwa mereka setuju atau sangat setuju dengan semua
10 item (skor ≥ 40) dianggap patuh terhadap praktik manajemen berat badan yang
baik.
3 item. Peserta yang melaporkan tidak minum alkohol dalam 7 hari terakhir (item
# 30), atau yang menunjukkan bahwa mereka biasanya tidak minum sama sekali,
dianggap patuh. Kuesioner ini telah digunakan oleh Fazel et al di Iran pada tahun
2) Instrumen Pengetahuan
atas 2 kategori yaitu pengetahuan baik, jika skor jawaban benar ≥ 75 % dan
kurang baik, jika skor <75%. Instrument yang digunakan adalah HK-LS
3) Instrumen Persepsi
skala likert. Yaitu sangat setuju, ragu-ragu dan tidak setuju. Instrumen ini
diadopsi dari Abd El-Hay,S.A; El Mezayen,SE. 2015. hasil penilaiannya
dalah terdiri dari dua yaitu Positif : Jika Total skor ≥ mean/median dan
Scale (PSS). Instrumen ini dipublikasikan oleh Cohen (1983). Pertanyaan dalam
dalam satu bulan terakhir. Instrumen ini terdapat 14 buah pertanyaan dengan kode
selalu dengan skor 4, sering dengan kode 3, kadang-kadang dengan kode 2, jarang
dengan kode 1, tidak pernah dengan kode 0. Selanjutnya penilaian tingkat stress
terdiri dari 3 kategori yaitu: Stress ringan (total skor 1-14), Stress sedang (total
skor 15-26), Stress berat (total skor >26). Kuesioner ini telah digunakan oleh
Andreu et al tahun 2011 dan telah di uji validitas dengan nilai α = 0,82.
F. Etika penelitian
a. Informed consent
terjaga kerahasiaannya.
c. Kerahasiaan (confidentiality)
dengan cara:
yang diambil
diharapakan.
H. Pengolahan data
yaitu:
2. Pengetahuan
3. Persepsi
4. Tingkat stres
5. Karakteristik/demografi
c. Entry data, yaitu kegiatan memasukkan data yang sudah diberi kode ke
yang sudah di-entry dari kesalahan. Semua data sudah terbebas dari
kesalahan.
I. Analisis data
a. Analisa univariate
masa tubuh).
b. Analisa Bivariat
hubungan antara dua variabel. Uji statistik yang digunakan adalah Regresi
bila α 0,05 menunjukkan hubungan tidak bermakna dan melihat nilai odds
dependen.
c. Analisa Multivariat
J.
DAFTAR PUSTAKA
Bare BG., Smeltzer SC. (2010). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :
EGC. Hal : 45-47.
Benjamin, E. J., Muntner, P., Alonso, A., Bittencourt, M. S., Callaway, C. W.,
Virani, S. S. (2019). Heart Disease and Stroke Statistics—2019 Update:
A Report From the American Heart Association. In Circulation (Vol.
139). https://doi.org/10.1161/cir.0000000000000659
Black & Hawk. (2014). Medikal Surgical Nursing Clinical Management for
Positive outcomes (Ed. 7). St. Louis : Missouri Elsevier Saunders
Carvalho, M.V.; Siquera, L, B.; Sousa, A, L.; Jardim, P, C. (2013). The Influence
of Hypertension on Quality of Life, Arg Bras Caardiol.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.59 35/abc.20130030
Cohen, S., Kamarck, T., & Mermelstein, R. (1983). A global measure of
perceived stress. Journal of health and social behavior, 24(4), 385–396.
Dinas Kesehatan Kota Padang (DKK). (2018). Profil Kesehatan Kota Padang
2017. Padang.
Erkoc, S. B., Isikli, B., Metintas, S., & Kalyoncu, C. (2012). Hypertension
Knowledge-Level Scale ( HK-LS ): A Study on Development , Validity
and Reliability. 1018–1029. https://doi.org/10.3390/ijerph9031018
Hadiza, S., akasai, A. M., Yau, amila A., Adamu, F. I., & Mijinyawa, M. S.
(2019). Factor analysis of knowledge, attitude and practice of life style
modification measures among hypertensive patients in North – Western
Nigeria. The Journal of Medical Research, 3(2), 74–78.
https://doi.org/10.31254/jmr.2017.3210
Hadiza, S., akasai, A. M., Yau, amila A., Adamu, F. I., & Mijinyawa, M. S.
(2019). Factor analysis of knowledge, attitude and practice of life style
modification measures among hypertensive patients in North – Western
Nigeria. The Journal of Medical Research, 3(2), 74–78.
https://doi.org/10.31254/jmr.2017.3210
Kang, H., & Park, H.-A. (2016). A Mobile App for Hypertension Management
Based on Clinical Practice Guidelines: Development and Deployment.
JMIR mHealth and uHealth, 4(1), e12.
https://doi.org/10.2196/mhealth.4966
Kang, H., & Park, H.-A. (2016). A Mobile App for Hypertension Management
Based on Clinical Practice Guidelines: Development and Deployment.
JMIR mHealth and uHealth, 4(1), e12.
https://doi.org/10.2196/mhealth.4966
Mitra, M., & Wulandari. (2019). Factors Affecting Uncontrol Blood Pressure
among Elderly Hypertensive Patients in Pekanbaru City, Indonesia.
Journal of Medical Sciences, 7(7):1209 – 1213
Raji, Y. R., Abiona, T., & Gureje, O. (2017). Awareness of hypertension and its
impact on blood pressure control among elderly nigerians: report from
the Ibadan study of aging. The Pan African Medical Journal, 27, 190.
https://doi.org/10.11604/pamj.2017.27.190.11682
Sarfo, F.S., Mobula, L.M., Burnham, G., Ansong, D., Rhule, J.P., Kantanka, O.S.,
& Adjel, D.O. (2018). Factors Associated with Unkontrolrolled Blood
Pressure Among Ghanaians: Evidence From a Multicenter Hospital
BasedStudy. PloS ONE 13(3): e0193494.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0193494
Sekeon, Sekplin A.S; Kalesaran, Angela F.C; Kandou, Grace; (2017). The
association between hypertension and quality of life among elderly: A
population based comparison study with general population in Tomohon
Soenarta, A.A., Erwinanto, Mumpuni, A.S., Barack, R., Lukito, A.A., Hersunarti,
N., Pratikto, R.S., (2015), Pedoman Tatalaksana Hipertensi pada
Penyakit Kardiovaskular, Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular
Indonesia, Jakarta.
https://www.who.int/gho/ncd/risk_factors/blood_pressure_prevalence_te
x/en/.
1. Profil
a. Nama lengkap :
b. Hp :
c. Jenis kelamin : 1. laki-laki 2. perempuan
d. Tanggal lahir : tanggal bulan tahun
e. Alamat tinggal :
f. Pekerjaan:
1. Tidakbekerja
2. Ibu rumah tangga
3. pensiunan
4. PNS
5. Wiraswasta
6. Petani/buruh
g. Tingkat Pendidikan:
1. TidakSekolah
2. SD
3. SMP
4. SMA
5. PerguruanTinggi
h. Adakah keluarga (orangtua,kakek/nenek) yang memiliki Penyakit
Hipertensi
2 Ada : sebutkan siapa:…………….
1 Tidak ada
1. Tidak ada
Pertanyaan berikut menanyakan tentang upaya Anda untuk mengatur berat badan
Anda selama 30 hari terakhir. Jika Anda sakit selama sebulan terakhir, tolong
ingat kembali ke bulan sebelumnya bahwa Anda tidak sakit. Lingkari satu
jawaban yang paling menggambarkan apa yang Anda lakukan untuk menurunkan
berat badan atau mempertahankan berat badan Anda.
Manajemen Berat Badan Sangat tidak tidak setuju sangat
untuk menurunkan berat badan atau
Tidak setuju yakin setuju
mempertahankan berat badan saya..
setuju