Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN ]

A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia
sutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya pencegahan Penyakit Tidak Menular.
Upaya pencegahan PTM ditujukan untuk menurunkan prevalensi PTM yang semakin
meningkat di Indonesia. Karena PTM hingga saat ini menjadi penyebab kematian tertinggi di
Indonesia, menggseser angka kematian penyakit menular (PM), khususnya penyakit diabetes
mellitus, hipertensi dan stroke (Riskesdas, 2018). Penyakit tidak menular merupakan salah
satu masalah kesehatan yang menjadi perhatian nasional maupun global pada saat ini.
Penyakit tidak menular merupakan penyebab utama kematian di dunia. Hal ini ditunjukkan
oleh data WHO (World Health Organization) bahwa 63% dari 56 juta kematian disebabkan
oleh PTM pada tahun 2008. Sebagian besar (60%) kematian berhubungan dengan penyakit
kardiovaskuler, diabetes, kanker dan penyakit pernapasan kronis (Kemenkes RI, 2013).
Kematian akibat PTM diperkirakan akan terus meningkat di seluruh dunia dan peningkatan
terbesar akan terjadi di negara-negara berkembang. Hal ini berdasarkan laporan WHO
bahwa lebih dari dua per tiga (70%) dari populasi global akan meninggal akibat penyakit
tidak menular seperti kanker, penyakit jantung, stroke dan diabetes (World Health
Organization, 2015). 2 Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi penyakit tidak menular
meningkat dari tahun 2013. Prevalensi kanker pada tahun 2018 naik dari 1,4% (Riskesdas
2013) menjadi 1,8%, prevalensi stroke naik dari 7% menjadi 10,9% dan penyakit ginjal kronik
naik dari 2% menjadi 3,8%. Berdasarkan pemeriksaan gula darah, diabetes mellitus naik dari
6,9% menjadi 8,5% dan hasil pengukuran tekanan darah, hipertensi naik dari 25,8% menjadi
34,1%. Kenaikan prevalensi penyakit tidak menular ini berhubungan dengan pola hidup dan
pola makan yang tidak seimbang, antara lain merokok, konsumsi minuman alkohol, aktivitas
fisik serta konsumsi makanan dengan gizi seimbang yang kurang (Riskesdas, 2018). Pola
makan yang tidak seimbang dengan tinggi gula, garam dan lemak juga menyebabkan adanya
tren peningkatan proporsi obesitas pada orang dewasa sebagai faktor resiko PTM.
Peningkatan obesitas dapat dilihat berdasarkan hasil riskesdas yaitu 10,5% (Riskesdas 2007),
14,8% (Riskesdas 2013) dan 21,8% (Riskesdass 2018). Dalam waktu lama, faktor resiko ini
secara kumulatif akan menyebabkan PTM, seperti hipertensi, siabetes mellitus (DM) dan
stroke menjadi meningkat pada seluruh lapisan masyarakat demikian pula komplikasinya
(Riskesdas, 2018). Dalam hal mencegah berbagai faktor resiko penyakit tidak menular secara
dini adalah strategi pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat. Upaya pengendalian
PTM dibangun berdasarkan komitmen bersama dari seluruh elemen masyarakat yang peduli
terhadap PTM. Faktor resiko PTM meliputi merokok, konsumsi alkohol, pola makan tidak
sehat, kurang aktivitas 3 fisik, obesitas, stress, hipertensi dan sebagainya. Penanggulangan
PTM melalui tiga komponen utama, yaitu surveilans faktor resiko, promosi kesehatan, dan
pencegahan melalui inovasi dan reformasi melalui manajemen pelayanan kesehatan.
Berdasarkan data profil kesehatan Kabupaten Temanggung Provinsi Jawa Tengah tahun
2018, penyakit tidak menular (PTM) seperti hipertensi memiliki prevalensi sebesar 73%
diikuti penyakit diabeter melitus sebesar 15%. Jika hipertensi dan diabetes melitus tidak
dikelola dengan baik maka akan menimbulkan penyakit tidak menular lainnya. Pengendalian
penyakit tidak menular dapat dilakukan intervensi yang tepat pada setiap sasaran atau
populasi tertentu sehingga peningkatan kasus penyakit tidak menular dapat ditekan.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung tahun 2020, penyakit tidak
menular di Puskesmas Pringsurat masih menjadi masalah kesehatan tertinggi. Jumlah
penduduk di wilayah kerja Puskesmas Pringsurat sebanyak 25.596 jiwa, dari jumlah
penduduk tersebut ditemukan kasus penyakit tidak menular seperti hipertensi sebanyak
1.146 kasus, stroke sebanyak 42 kasus, diabetes mellitus sebanyak 302 kasus, kanker
payudara 21 kasus, kanker serviks 4 kasus dan pernapasan akut sebanyak 41 kasus. Hasil
Riskesdas tahun 2018 terlihat bahwa proporsi terbanyak perokok aktif setiap hari pada
penduduk umur ≥10 tahun sebesar 30,68%. Berdasarkan data dari Dinas Kesehehatan
Kabupaten Temanggung tahun 2020, masyarakat di wilayah kerja puskesmas pringsurat yang
tidak merokok hanya ditemukan 4 7,3%, ini artinya bahwa masyarakat di wilayah kerja
puskesmas pringsurat masih banyak yang konsumsi rokok. Berdasarkan studi pendahuluan
yang telah dilakukan, diketahui aktivitas fisik pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Pringsurat masih rendah. Hal ini dilihat dari kebiasaan masyarakatnya yang masih kurang
melakukan olahraga dalam kesehariannya, dikarenakan rata-rata masyarakat bekerja
sebagai buruh pabrik sehingga tidak memiliki waktu luang untuk berolahraga. Kurangnya
aktivitas fisik dapat meningkatkan resiko seseorang terkena penyakit tidak menular.
Seseorang yang kurang melakukan aktivitas fisik dalam kegiatan sehari-harinya, maka
frekuensi denyut jantung menjadi lebih tinggi sehingga memaksa jantung bekerja lebih keras
setiap harinya. Orang yang kurang aktif dalam melakukan aktivitas fisik lebih cenderung akan
mengalami kegemukan sehingga akan menjadi faktor resiko penyakit tidak menular (Rahma,
2017). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung tahun 2020, dari
25.596 jiwa jumlah penduduk di wilayah kerja pringsurat hanya 6,5% masyarakat yang
melakukan aktivitas fisik. Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui bahwa aktivitas
fisik dapat menurunkan tekanan darah sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit tidak
menular. Status gizi sangat berpengaruh terhadap tekanan darah seseorang. Orang dengan
indeks masa tubuh berlebih (obesitas) memiliki resiko terkena penyakit tidak menular 2,25
kali dibandingkan dengan orang yang memiliki indeks masa tubuh normal (Syarifudin, 2012).
Berdasaskan data dari Dinas 5 Kesehatan Kabupaten Temanggung tahun 2020, angka status
gizi masyarakat dewasa (26-45 tahun) di wilayah kerja puskesmas pringsurat ditemukan
27,1%. Dalam hal ini masih banyak masyarakat yang belum konsumsi makanan dengan gizi
seimbang. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung tahun 2020,
ditemukan jumlah masyarakat yang masih konsumsi alkohol sebanyak 6.834 jiwa (24,9%)
dari jumlah penduduk 25.596 jiwa masyarakat di wilayah kerja puskesmas pringsurat. Dari
perilaku masyarakat yang mengkonsumsi minuman beralkohol dapat dilihat bahwa
mayoritas memiliki tingkat emosional yang tinggi sehingga masyarakat tidak dapat
mengontrol emosi dalam diri. Apabila keadaan tersebut tidak dapat disadari oleh
masyarakat yang ada disekitar maka pengkonsumsi alkohol akan menimbulkan perilaku
menyimpang, seperti kekerasan dan sebagainya. Peningkatan emosional tersebut menjadi
salah satu pemicu meningkatnya tekanan darah. Berdasarkan data yang diperoleh dengan
adanya kasus penyakit tidak menular (PTM) yang masih cukup tinggi, maka dibutuhkan
upaya perilaku pencegahan penyakit tidak menular sehingga dapat dapat mencegah
penyakit tidak menular dalam upaya menurunkan angka kesakitan PTM. Berdasarkan hal
tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Gambaran Perilaku
Pencegahan Penyakit Tidak Menular Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas
Pringsurat” dan diharapkan dapat membantu penyelesaian masalah penyakit tidak menular
di wilayah kerja Puskesmas Pringsurat. 6
B. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah “ Bagaimana Gambaran Perilaku Pencegahan Penyakit Tidak Menular
(PTM) Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Pringsurat Kabupaten Temanggung.”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Gambaran Perilaku Pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM)
Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Pingit Pringsurat Kabupaten Temanggung. 2. Tujuan
Khusus a. Mengetahui gambaran perilaku aktivitas fisik Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas
Pringsurat b. Mengetahui gambaran perilaku merokok Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas
Pringsurat c. Mengetahui gambaran perilaku konsumsi makanan dengan gizi seimbang Masyarakat
Di Wilayah Kerja Puskesmas Pringsurat d. Mengetahui gambaran perilaku konsumsi alcohol
Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Pringsurat 7

D. Manfaat Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Peneliti Dapat menambah wawasan
yang luas dan menambah ilmu pengetahuan dalam kepedulian penanggulangan penyakit tidak
menular di masyarakat dan dapat digunakan sebagai dasar pengembangan penelitian lebih lanjut
tentang penyakit tidak menular di masyarakat. 2. Bagi Masyarakat Sebagai masukan kepada
masyarakat dalam upaya mawas diri terhadap penyakit tidak menular sehingga masyarakat dapat
berperan aktif dalam penanggulangan penyakit tersebut dan mendapat wawasan lebih dalam upaya
pencegahan penyakit tidak menular. 3. Bagi Institunsi Pendidikan Sebagai dasar referensi dan
masukan dalam pentingnya melakukan pencegahan penyakit tidak menular. Sebagai pengetahuan
dalam melakukan penanggulangan penyakit tidak menular di masyarakat. 4. Bagi Instansi Kesehatan
Sebagai masukan bagi puskesmas dalam membuat kebijakan tentang upaya pencegahan penyakit
tidak menular melalui program yang tepat sehingga dapat menurunkan angka kesakitan PTM di
masyarakat
BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan yaitu menggunakan penelitian deskriptif. Penelitian
deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang digunakan dengan tujuan utama untuk
membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo,
2012). Dalam penelitian ini peneliti lebih mengarahkan tujuan untuk mencari gambaran
perilaku pencegahan penyakit tidak menular pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
pringsurat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan
metode cross sectional dimana pengukuran variabelnya hanya dilakukan satu kali dan salam
satu waktu (Sudigdo S dan Sofyan I, 2002). B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi
Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Pringsurat Kabupaten
Temanggung. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan februari 2021
sampai dengan selesai. 26 C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan
sumber data yang diperlukan dalam suatu penelitian (Saryono 2009). Populasi dalam
penelitian ini adalah masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Pringsurat Kabupaten
Temanggung sebanyak 25.596 jiwa. 2. Sampel Penelitian ini menggunakan sampel bertujuan,
yaitu sampel yang dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu (Sugiono, 2017). Dalam
penelitian ini peneliti menghitung jumlah sampel dengan menggunakan rumus Slovin karena
populasi yang didapatkan lebih dari 100 orang. n = N 1 + N (d)2 Keterangan : N = Jumlah
populasi n = Besar sampel d = Tingkat signifikan (0,10). Dari rumus diatas didapatkan sampel
penelitian sebagai berikut : n = 25.596 1+25.596 (0,10)2 n = 25.596 1+25.596 (0,01) 27 n =
99,6 Jadi untuk sampel dalam penelitian dibulatkan menjadi 100 responden. D. Teknik
Sampling Sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili seluruh populasi. Dalam
penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan
pertimbangan kriteria/pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2015). Adapun pertimbangan
sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berdomisili tetap di Wilayah Kerja
Puskesmas Pringsurat. Teknik sampling ini dipilih dengan harapan sampel sesuai dengan
kriteria yang dibutuhkan dalam penelitian ini, sehingga jawaban sampel menjadi lebih
obyektif. E. Definisi Operasional Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional
Alat Ukur Skala Variabel Perilaku Pencegahan Penyakit tidak menular (PTM) Suatu usaha
atau bentuk tindakan masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit hipertensi meliputi
aktivitas fisik, konsumsi makanan dengan gizi seimbang, tidak merokok, dan tidak konsumsi
alkohol Menggunakan kuesioner berjumlah 15 pertanyaan dengan penilaian : 1. Tidak
pernah: 1 2. Kadangkadang: 2 3. Sering: 3 4. Selalu: 4 Ordinal 28 Variabel Definisi
Operasional Alat Ukur Skala Sub Variabel Melakukan Aktivitas Fisik Melakukan aktivitas fisik
dengan berolahraga yang dilakukan minimal dua kali per minggu merupakan salah satu
upaya untuk pencegahan penyakit tidak menular. Olahraga juga dapat menurunkan tekanan
darah bagi penderita hipertensi, Menggunakan kuesioner berjumlah 5 pertanyaan dengan
penilaian : 1. Tidak pernah: 1 2. Kadangkadang: 2 3. Sering: 3 4. Selalu: 4 Ordinal Variabel
Definisi Operasional Alat Ukur Skala Tidak Merokok adanya peraturan pemerintah membuat
peringatan agar tidak mengonsumsi rokok. Tidak merokok merupakan suatu tindakan
pencegahan yang dapat dilakukan agar terhindar dari penyakit tidak menular. Menggunakan
kuesioner berjumlah 4 pertanyaan dengan penilaian : 1. Tidak pernah: 1 2. Kadangkadang: 2
3. Sering: 3 4. Selalu: 4 Ordinal Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala Sub Variabel
Mengkonsu msi Makanan dengan Gizi Seimbang Gizi didalam tubuh sangat dibutuhkan
terutama untuk pertumbuhan serta perkembangan fungsi jaringan yang ada didalam tubuh.
Ststus gizi dalam tubuh sangat berpengaruh karena status gizi yang cukup akan
menghindarkan dari resiko berbagai penyakit tidak menular terutama hipertensi
Menggunakan kuesioner berjumlah 3 pertanyaan dengan penilaian : 1. Tidak pernah: 1 2.
Kadangkadang: 2 3. Sering: 3 4. Selalu: 4 Ordinal 29 Variabel Definisi Operasional Alat Ukur
Skala Sub variabel Tidak Konsumsi Alkohol Pengaruh alkohol terhadap kenaikan tekanan
darah telah dibuktikan, namun mekanismenya belum jelas. tekanan darah dan
mengkonsumsi alkohol berhubungan langsung akan terlihat apabila mengkonsumsi alkohol 2
sampai 3 gelas setiap harinya. Menggunakan kuesioner berjumlah 3 pertanyaan dengan
penilaian : 1. Tidak pernah: 1 2. Kadangkadang: 2 3. Sering: 3 4. Selalu: 4 Ordinal F.
Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan suatu proses pengumpulan karakteristik
dan pendekatan terhadap objek yang dilakukan dalam penelitian (Sugiyono, 2012). 1.
Sumber Data a. Data Primer Pengambilan data primer dalam penelitian ini dengan
menggunakan kuesioner. Kuesioner telah disusun oleh peneliti berupa pertanyaan-
pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Jumlah pertanyaan dalam kuesioner ini
adalah 15 pertanyaan dengan dibagi menjadi beberapa pertanyaan berdasarkan variabel
yang dipilih peneliti diantaranya, perilaku pencegahan aktivitas fisik, tidak merokok,
konsumsi buah dan sayur serta tidak konsumsi alkohol. 30 b. Data Sekunder Data sekunder
merupakan data yang diperoleh dari sumber lain. Data sekunder dalam penelitian ini adalah
data jumlah kejadian penyakit tidak menular yang diperoleh dari Puskesmas Pringsurat dan
Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung. 2. Instrumen Penelitian Instrumen yang dipilih
peneliti dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan daftar
pertanyaan yang dibuat sistematis dan digunakan untuk memperoleh jawaban dari
responden. Responden dapat mengisi langsung kuesioner yang diberikan peneliti atau
peneliti dapat menanyakan secara lisan kepada responden melalui wawancara dan mengisi
kuesioner dengan jawaban interview dengan responden tersebut. Kuesioner ini dibuat
dengan menggunakan skala pengukuran, dimana skor 1 untuk jawaban tidak pernah, skor 2
untuk jawaban kadangkadang, skor 3 untuk jawaban sering dan skor 4 untuk jawaban selalu.
Variabel aktivitas fisik dengan jumlah 5 pertanyaan, tidak merokok dengan jumlah 4
pertanyaan, konsumsi makanan dengan gizi seimbang dengan jumlah 3 pertanyaan dan
konsumsi alkohol berjumlah 3 pertanyaan. 31 G. Pengolahan Data 1. Editing Peneliti
melakukan pemeriksaan dan perbaikan kuesioner tersebut yang diperoleh dari responden.
Peneliti memeriksa kelengkapan pengisian kuesioner sehingga apabila ada kekurangan data
peneliti segera melengkapi dengan pengambilan data ulang kepada responden untuk
melengkapi jawaban tersebut. 2. Scoring Setelah semua kuesioner diedit dan disunting,
maka selanjutnya dilakukan pemberian nilai atau scoring pada masing-masing jawaban. Skor
atau nilai pada masing-masing variabel dan sub variabel perilaku pencegahan antara lain : a.
Tidak Pernah diberi skor 1 b. Kadang Kadang diberi skor 2 c. Sering diberi skor 3 d. Selalu
diberi skor 4 3. Coding Selanjutnya peneliti memberikan tanda berdasarkan skor jawaban
dari responden yang disebut coding. Coding dilakukan agar mempermudah dan
mempercepat pada saat melakukan entry data. Adapun pengkodean dalam variabel perilaku
pencegahan yaitu : a. Kurang diberi kode 1 b. Baik diberi kode 2 32 4. Tabulating Tabulating
dilakukan setelah penilaian dan koding, kemudian peneliti menggunakan skor jawaban dari
responden dalam melakukan tabulasi. Selanjutnya disusun dan ditotal dan disajikan agar
mempermudah langkah penelitian selanjutnya. 5. Entry Data Data, yakni jawaban-jawaban
dari masing-masing responden yang dalam bentuk kode dimasukkan kedalam program
“software” komputer. Softwareyang digunakan dalam entri data adalah paket program SPSS
for Window. Dalam proses ini juga dituntut ketelitian dari yang melakukan entri data, jika
tidak akan terjadi banyak bias. H. Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan analisis univariat. Analisis univariat merupakan jenis variabel yang dinyatakan
dengan menggambarkan dan meringkas data dengan cara ilmiah dalam bentuk tabel atau
grafik. Analsisis univariat ini digunakan peneliti untuk menggambarkan variabel perilaku
pencegahan penyakit hipertensi di Puskesmas Pringsurat Kabupaten Temanggung. Data yang
diperoleh peneliti disajikan dalam bentuk Distribusi Frekuensi (Notoatmodjo, 2012), yaitu : x
= F x 100% N 33

http://repository2.unw.ac.id/id/eprint/1281

Anda mungkin juga menyukai