I. PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal. Derajat kesehatan merupakan salah satu Faktor yang sangat
berpengaruh pada kwalitas sumberdaya manusia. Sumberdaya Manusia yang sehat
akan lebih produktif dan meningkatkan daya saing manusia. Oleh karena itu, manusia
tidak sehat bisa kehilangan kesempatan dalam belajar dan bekerja, akhirnya menjadi
beban dalam masyarakat sehingga upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
harus dimulai sejak dini, yaitu sejak masa kanak-kanak bahkan sejak dalam
kandungan sehingga pengendalian Penyakit Tidak Menular diketahui sebangi
pendekatan Life Cycle ( siklus kehidupan ).
Dari hasil Riskesdas tahun 2013 Penyakit Tidak Menular di Provinsi Riau
menunjukkan Penyakit Asma 2%, Penyakit PPOK 2,1%, Kanker 0,7%, Diabetes
Militus 1.0%, Penyakit Hipertiroid 0,1%, Hipertensi 20,9%, Jantung Koroner 0,3%,
Gagal Jantung 0,2%, Stroke 5,2%, Gagal Ginjal Kronis 0,1%, dan Cedera 5,7%,
begitu juga dengan Bahaya rokok terhadap kesehatan, berdasarkan data Riskesdas
menunjukkan perokok di Indonesia terus meningka.
Kondidsi ini terjadi karena prilaku masyarakat yang cenderung tidak sehat
seperti merokok, kurang komsumsi sayur dan buah, pola makan yang tidak sehat,
kurang aktifitas fisik dan komsumsi minuman beralkohol. Kecendrungan ini terjadi
bahkan dimulai sejak usia anak sekolah, dimana paparan informasi dan pengaruh
lingkungan memiliki kaitan nya hasil susenas dan riskedas menunjukkan prevalensi
penduduk usia 15 - 19 tahun yang merokok meningkat sebesar 3 kali lipat dimana
kenaikan terbesar pada peroko remaja pria dari tahun 1995 dan tahun 2010 mulai dari
7,1 % pada tahun 1995 nenjadi 20,3 % tahun 2010, sedangkan data Riskesdas
menunjukkan Proporsi penduduk umur lebih 15 tahun yang mengkomsumsi
tembakau cendrung meningkat, dari 34,2 % th 2007 menjadi 34,7 tahun 2010 dan
meningkat lagi menjadi 36,3 % pada tahun 2013. lebih prihatin lagi sebanyak 85,6 %
peroko aktif merokok dalam rumah berserta anggota keluarga, daya Global Youth
tobacco survei 2009 bahwa 68,8 % remaja usia 13 - 15 tahun terpapar asap rokok
orang lain didalam rumah, dan 78,1 % terpapar diluar rumah.
Sementara PTM lainnya terkait Gizi dengan kelebihan berat badan dan -
kegemukan menunjukkan bahwa Prevalensi Obesitas berdasarkan Reskisdas tahun
2007 cenderung meningkat, dimana pada usia 6 - 19 tahun naik dari 5,2 % tahun 2007
menjadi 5,9 % tahun 2010 sedangkan pada orang Dewas dan usia lanjut naik dari
21,3 % tahun 2007 menjadi 22,8 % tahun 2010. WHO juga mengungkapkan
Setidaknya 2,8 juta orang dewasa meninggal setiap tahun akibat overweight atau
obesitas. Selain itu, 44% dari beban diabetes, 23% dari beban penyakit jantung
iskemik dan antara 7% dan 41% dari beban kanker tertentu yang disebabkan
overweight dan obesitas. Lebih dari 1,4 miliar orang dewasa yang overweight. Secara
keseluruhan, lebih dari 10% dari populasi orang dewasa di dunia mengalami obesitas
(WHO, 2013).
Kelebihan Gizi ini timbul akibat kelebihan asupan makanan dan minuman kaya
energi, kaya lemak jenuh, Gula dan Garam, tetapi kekurangan asupan pangan bergizi
seperti sayuran, buah-buahan dan serealia utuh, serta kurang melakukan aktivitas
fisik. Selain itu, sebanyak 93,5% penduduk usia di atas 10 tahun kurang
mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan. Begitu juga halnya dengan perilaku
sedentari (malas bergerak) 3-5, 9 jam cenderung tinggi terjadi pada kelompok usia
15-19 tahun sebesar 43,1%.
1. Pendaftaran
2. Wawancara Riwayat Penyakit PTM pada Diri dan Keluaga dan Wawancara Faktor
Resiko Perilaku (Merokok, Diet Gizi seimbang, Aktifitas Fisik, Stress
2. Tujuan Khusus
1. SOSIALISASI
a. Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis
Sosialisasi PTM dilaksanakan sebelum kegiatan pembekalan Kader
Posbindu PTM yang di Hadiri oleh Bapak Camat Bantan, TP PKK Kecamatan
Bantan, Bapak Kabid P2, Korwil Pendidikan dan Olahraga, Perwakilan pihak
sekolah, seluruh Kepala Desa dan TP PKK Desa peserta pelatihan Kader
Posbindu PTM se wilayah kerja UPT Puskesmas Selatbarudi Selatbaru
Kecamatan Bantan dilaksanakan tanggal 15 Novemvember 2019 peserta
terdiri dari 70 orang, dihadiri baik lintas program maupun lintas sektor yang
terkait dengan kegiatan Posbindu. Materi yang diberikan terdiri dari:
- Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak menular
Trend penyebab kesakitan dan kematian telah berubah dari penyakit
menular menjadi penyakit tidak menular. Hal ini disebabkan transisi
demografi, perubahan beban penyakit & transisi masalah Gizi. Strategi
untuk mengendalikan PTM adalah 4*4 yaitu ada 4 penyakit PTM utama
yang disebabkan oleh 4 faktor risiko bersama yang dapat dicegah. 4
penyakit tidak menular utama adalah: penyakit jantung, penyakit kanker,
penyakit paru kronik dan diabetes. 4 faktor risiko bersama yang dapat
dicegah adalah : Penggunaan tembakau, diet tidak sehat, kurang aktifitas
fisik dan penyalahgunaan alcohol.
- Penyakit Tidak Menular dan Faktor Risikonya
Perjalanan factor risiko PTM terjadi sepanjang Hidup. Faktor risiko penyakit
tidak menular seperti merokok, kurang aktifitas fisik, diet tidak seimbang.
Diet tidak seimbang seperti konsumsi gula, garam dan lemak yang berlebih.
Faktor risiko tersebut dapat menyebabkan penyakit jantung dan pembuluh
darah ( hipertensi, Penyakit jantung coroner dan stroke), Diabetes mellitus,
kanker, penyakit paru obstruktif kronik, asma dan gangguan indera
- Posbindu PTM
Posbindu PTM adalah UKBM (upaya kesehatan berbasis masyarakat.
Kegiatan yang dilaksanakan di posbindu adalah deteksi dini dan konseling
melalui monitoring factor risiko PTM terintegrasi yang dilakukan secara rutin
dan periodik. Pelaksanaan posbindu dapat dirumah tangga, sekolah,
tempat kerja dan tempat umum. Manfaat posbindu membudayakan gaya
hidup sehat
2. PEMBEKALAN KADER
a. UPT Puskesmas Selatbaru Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis
Pembekalan Kader di UPT Puskesmas Selatbaru Kecamatan Bantan
Kabupaten Bengkalis dilaksanakan tanggal 15 s/d 16 November 2019 peserta
terdiri dari kader dan pengelola program PTM di Puskesmas. Sebelum dan
sesudah pembekalan di lakukan Pre test dan post test untuk memahami tingkat
pemahaman kader terhadap pelaksanaan posbindu PTM. Materi yang
diberikan terdiri dari:
- Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak menular
Trend penyebab kesakitan dan kematian telah berubah dari penyakit
menular menjadi penyakit tidak menular. Hal ini disebabkan transisi
demografi, perubahan beban penyakit & transisi masalah Gizi. Strategi
untuk mengendalikan PTM adalah 4*4 yaitu ada 4 penyakit PTM utama
yang disebabkan oleh 4 faktor risiko bersama yang dapat dicegah. 4
penyakit tidak menular utama adalah: penyakit jantung, penyakit kanker,
penyakit paru kronik dan diabetes. 4 faktor risiko bersama yang dapat
dicegah adalah : Penggunaan tembakau, diet tidak sehat, kurang aktifitas
fisik dan penyalahgunaan alcohol.
- Posbindu PTM
Posbindu PTM adalah UKBM (upaya kesehatan berbasis
masyarakat. Kegiatan yang dilaksanakan di posbindu adalah deteksi dini
dan konseling melalui monitoring factor risiko PTM terintegrasi yang
dilakukan secara rutin dan periodik. Pelaksanaan posbindu dapat dirumah
tangga, sekolah, tempat kerja dan tempat umum. Manfaat posbindu
membudayakan gaya hidup sehat
a. Narasumber
Adapun narasumber dan fasilitator pada kegiatan Sosialisasi dan pembekalan
Kader, terdiri dari: Narasumber Dinas Kesehtan Provinsi Riau dan Dinas
Kesehatan Kabupaten
b. Metode Kegiatan
- Ceramah
- Tanya jawab
- Diskusi
- Simulasi
- Aksi Deteksi Dini Faktor Risiko PTM di masyarakat
c. Pembiayaan
Biaya Kegiatan Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Tidak menular Tahun 2019
dibebankan pada dana APBN Program Pencegahan & Pengendalian Penyakit
Tidak Menular (P2PTM) Dinas Kesehatan Provinsi Riau tahun 2019.
IV. HASIL
1. Sosialisai Posbindu PTM
Sosialisasi Posbindu PTM di hadiri oleh Camat Bantan dan TP PKK Kecamatan
Bantan, selain itu juga di hadiri para undangan yakni KorwilKecamatan Bantan,
Kepala Desa sewilayah kerja UPT Puskesmas Selatbaru, TP PKK Desa sewiilayah
Kerja UPT Puskesmas Selatbaru, Perwakilan pihak sekolah dan juga kader
Posbindu PTM.
Dalam sosialisasi PTM ini di sampaikan oleh Bapak Alwizar SKM tentang
kebijakan posbindu PTM, di buka juga forum Tanya jawab oleh peserta sosialisai.
Bapak Camat Bantan menndukung penuh terlaksananya kegiatan Posbindu PTM
hal ini terbukti dengan penandatanganan komitmen dalam mendukung pergerakan
pemberantasan penyakit tidak menular.
2. Pembekalan Kader Posbindu PTM
Pembekalan Kader Posbindnu terdiri dari 25 peserta dari 5 Desa yakni Desa
Jangkang, Desa Resam Lapis, Desa Selatbaru, Desa Berancah dan Desa Bantan
Air. Masing masing desa mengutus 4 orang kader dan 1 orang petugas
kessehatan. Narrasumber pembekalan adalah dari dinas Kabupaten Bengkalis
dan PJ Program PTM UPT Puskesmas Selatbaru yang di damping oleh DInas
Provinnsi Riau. Selain itu juga di lakukan Pre test dan Post Test untuk menilai
pemahaman kader posbindu PTM.
Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari, pada hari jumat dan sabtu pada
tanggal 15 – 16 November 2019 di aula kantor Camat.
LINDA HARIYANI
NIP. 19810917 2005 01 2006
Camat Bantan
Presentasi Hasil pencapaian Program PTM oleh Penanggung Jawab Program PTM
“
5. Desa Bantan Air