Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN

HASIL KEGIATAN DETEKSI DINI FAKTOR RISIKO PTM


TAHUN 2019

I. PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal. Derajat kesehatan merupakan salah satu Faktor yang sangat
berpengaruh pada kwalitas sumberdaya manusia. Sumberdaya Manusia yang sehat
akan lebih produktif dan meningkatkan daya saing manusia. Oleh karena itu, manusia
tidak sehat bisa kehilangan kesempatan dalam belajar dan bekerja, akhirnya menjadi
beban dalam masyarakat sehingga upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
harus dimulai sejak dini, yaitu sejak masa kanak-kanak bahkan sejak dalam
kandungan sehingga pengendalian Penyakit Tidak Menular diketahui sebangi
pendekatan Life Cycle ( siklus kehidupan ).

Masalah kesehatan masyarakat yang dihadapi saat ini adalah makin


meningkatnya kasus Penyakit tidak Menular (PTM). PTM adalah penyakit yang bukan
disebabkan oleh Infeksi Kuman tetapi termasuk penyakit kronis degeneratif, antara
lain penyakit jantung, Diabetes Militus (DM), Kanker, Penyakit Paru Obstruktif kronis
(PPOK), dan gangguan akibat kecelakaan dan tindak kekarasan.

Peningkatan kejadian kesakitan dan kematian akibat PTM menjadi ancaman


serius kesehatan masyarakat karena menambah beban ekonomi dan sosial keluarga
dan masyarakat. Dari data Riskesdas, dari 100 penderita PTM sebanyak 70 orang
tidak menyadari dirinya mengidap PTM, sehingga terlambat dalam mendapatkan
penanganan yang mengakibatkan terjadinya komplikasi, kecacatan bahkan kematian.
Upaya Pengendalian Penyakit Tidak Menular yang efektif, perlu dilakukan untuk
menurunkan Kesakitan dan Kematian akibat Penyakit Tidak Menular (PTM).

Dari hasil Riskesdas tahun 2013 Penyakit Tidak Menular di Provinsi Riau
menunjukkan Penyakit Asma 2%, Penyakit PPOK 2,1%, Kanker 0,7%, Diabetes
Militus 1.0%, Penyakit Hipertiroid 0,1%, Hipertensi 20,9%, Jantung Koroner 0,3%,
Gagal Jantung 0,2%, Stroke 5,2%, Gagal Ginjal Kronis 0,1%, dan Cedera 5,7%,
begitu juga dengan Bahaya rokok terhadap kesehatan, berdasarkan data Riskesdas
menunjukkan perokok di Indonesia terus meningka.

Kondidsi ini terjadi karena prilaku masyarakat yang cenderung tidak sehat
seperti merokok, kurang komsumsi sayur dan buah, pola makan yang tidak sehat,
kurang aktifitas fisik dan komsumsi minuman beralkohol. Kecendrungan ini terjadi
bahkan dimulai sejak usia anak sekolah, dimana paparan informasi dan pengaruh
lingkungan memiliki kaitan nya hasil susenas dan riskedas menunjukkan prevalensi
penduduk usia 15 - 19 tahun yang merokok meningkat sebesar 3 kali lipat dimana
kenaikan terbesar pada peroko remaja pria dari tahun 1995 dan tahun 2010 mulai dari
7,1 % pada tahun 1995 nenjadi 20,3 % tahun 2010, sedangkan data Riskesdas
menunjukkan Proporsi penduduk umur lebih 15 tahun yang mengkomsumsi
tembakau cendrung meningkat, dari 34,2 % th 2007 menjadi 34,7 tahun 2010 dan
meningkat lagi menjadi 36,3 % pada tahun 2013. lebih prihatin lagi sebanyak 85,6 %
peroko aktif merokok dalam rumah berserta anggota keluarga, daya Global Youth
tobacco survei 2009 bahwa 68,8 % remaja usia 13 - 15 tahun terpapar asap rokok
orang lain didalam rumah, dan 78,1 % terpapar diluar rumah.

Sementara PTM lainnya terkait Gizi dengan kelebihan berat badan dan -
kegemukan menunjukkan bahwa Prevalensi Obesitas berdasarkan Reskisdas tahun
2007 cenderung meningkat, dimana pada usia 6 - 19 tahun naik dari 5,2 % tahun 2007
menjadi 5,9 % tahun 2010 sedangkan pada orang Dewas dan usia lanjut naik dari
21,3 % tahun 2007 menjadi 22,8 % tahun 2010. WHO juga mengungkapkan
Setidaknya 2,8 juta orang dewasa meninggal setiap tahun akibat overweight atau
obesitas. Selain itu, 44% dari beban diabetes, 23% dari beban penyakit jantung
iskemik dan antara 7% dan 41% dari beban kanker tertentu yang disebabkan
overweight dan obesitas. Lebih dari 1,4 miliar orang dewasa yang overweight. Secara
keseluruhan, lebih dari 10% dari populasi orang dewasa di dunia mengalami obesitas
(WHO, 2013).

Kelebihan Gizi ini timbul akibat kelebihan asupan makanan dan minuman kaya
energi, kaya lemak jenuh, Gula dan Garam, tetapi kekurangan asupan pangan bergizi
seperti sayuran, buah-buahan dan serealia utuh, serta kurang melakukan aktivitas
fisik. Selain itu, sebanyak 93,5% penduduk usia di atas 10 tahun kurang
mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan. Begitu juga halnya dengan perilaku
sedentari (malas bergerak) 3-5, 9 jam cenderung tinggi terjadi pada kelompok usia
15-19 tahun sebesar 43,1%.

Untuk kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular telah


ditetapkan target yang harus dicapai sesuai dengan RPJMN 2015-2019 yaitu : a)
menurunkan prevalensi Tekanan Darah Tinggi pada penduduk usia 18 tahun ke atas
menjadi 23,4%; b) Mempertahankan proporsi obesitas penduduk usia 18 tahun ke
atas tetap pada angka 15,4% dan c) menurunkan prevelensi merokok pada penduduk
usia ≤ 15 tahun pada angka 36,3%.
Salah satu bentuk Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular berbasis UKBM adalah Deteksi Dini dan tata laksana Dini Faktor Resiko
Penyakit Tidak Menular melalui kegitan POSBINDU PTM. Dimana melalui kegiatan
Posbindu PTM masyarakat akan di Deteksi/ Skreening dengan :

1. Pendaftaran
2. Wawancara Riwayat Penyakit PTM pada Diri dan Keluaga dan Wawancara Faktor
Resiko Perilaku (Merokok, Diet Gizi seimbang, Aktifitas Fisik, Stress

3. Pengukuran (Tinggi Badan, Berat Badan, IMT dan Lingkar Perut)


4. Pemeriksaan ( Tekanan Darah, Kolesterol, Gula Darah, Arus Puncak Expirasi
Paru-paru, IVA Test dan SADANIS)
5. Konseling Kesehatan

Posbindu PTM di UPT Puskesmas Selatbaru Kecamatan Bantan terdiri dari 14


Posbindu, 7 Posbindu sudah berdiri sendiri dan 7 lagi kegiatannya mamsmih
bergabung dengan Posyandu Lansia dengan Jumlah Sasaran (Terlampir).

Melalui Penyelenggaraan kegiatan POSBINDU PTM ini diharapkan


Masyarakat akan terdeksi secara Dini apakah dalam keadaan sehat, sudah terdapat
Faktor Resiko PTM atah sudah terpapar Penyakit Tidak Menular dan nantinya
Masyarakat bisa Mencegah dan Mengendalikan terhadap Penyakit Tidak Menular
seperti : Penyakit Darah Tinggi, Penyakit Jantung, Strock, Diabetes Militus, Kanker
dan Penyakit Tidak Menular lainnya.

Berdasarkan surat Dinas Kesehatan Nomor : tentang pelaksanaan Pembekalan


Kader Posbindu PTM di lanjutkandengan pelaksanaan aksi Deteksi Dini Penyakit
Tidak menular di 5 desa terpilih Desa Jangkang, Desa Resam Lapis, Desa Selatbaru,
Desa Berancah, Desa Bantan Air maka kami UPT Puskesmas Selatbaru
melaksanakan kegiatan Sosialisasi Penyakit Tidak Menular, Pembekalan kader
Posbindu PTM dan Aksi DeteksiDini Faktor Resiko Penyakit Tidak Menular tersebut
selama 6 hari berturut-turut.
II. Tujuan
1. Tujuan umum :

a. Menurunya Angka Kesakitan dan Kematian Akibat Penyakit Tidak Menular


b. Peran Serta Masyarakat, Lintas Sektor dan Lintas Program Terkait dalam
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM)

2. Tujuan Khusus

a. Terwujudnya pengetahuan, sikap dan perilaku masyrakat terkait tentang


faktor risiko PTM;
b. Terwujudnya lingkungan bersih dan sehat serta bebas asap rokok;
c. Terselengaranya penerapan diet sehat dengan gizi cukup dan seimbang
pada Masyarakat
d. Terselengaranya peningkatan aktivitas fisik pada Masyarakat;
e. Terselengaranya deteksi dini, monitoring dan tindak lanjut faktor risiko PTM
di Masyarakat

III. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN

1. SOSIALISASI
a. Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis
Sosialisasi PTM dilaksanakan sebelum kegiatan pembekalan Kader
Posbindu PTM yang di Hadiri oleh Bapak Camat Bantan, TP PKK Kecamatan
Bantan, Bapak Kabid P2, Korwil Pendidikan dan Olahraga, Perwakilan pihak
sekolah, seluruh Kepala Desa dan TP PKK Desa peserta pelatihan Kader
Posbindu PTM se wilayah kerja UPT Puskesmas Selatbarudi Selatbaru
Kecamatan Bantan dilaksanakan tanggal 15 Novemvember 2019 peserta
terdiri dari 70 orang, dihadiri baik lintas program maupun lintas sektor yang
terkait dengan kegiatan Posbindu. Materi yang diberikan terdiri dari:
- Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak menular
Trend penyebab kesakitan dan kematian telah berubah dari penyakit
menular menjadi penyakit tidak menular. Hal ini disebabkan transisi
demografi, perubahan beban penyakit & transisi masalah Gizi. Strategi
untuk mengendalikan PTM adalah 4*4 yaitu ada 4 penyakit PTM utama
yang disebabkan oleh 4 faktor risiko bersama yang dapat dicegah. 4
penyakit tidak menular utama adalah: penyakit jantung, penyakit kanker,
penyakit paru kronik dan diabetes. 4 faktor risiko bersama yang dapat
dicegah adalah : Penggunaan tembakau, diet tidak sehat, kurang aktifitas
fisik dan penyalahgunaan alcohol.
- Penyakit Tidak Menular dan Faktor Risikonya
Perjalanan factor risiko PTM terjadi sepanjang Hidup. Faktor risiko penyakit
tidak menular seperti merokok, kurang aktifitas fisik, diet tidak seimbang.
Diet tidak seimbang seperti konsumsi gula, garam dan lemak yang berlebih.
Faktor risiko tersebut dapat menyebabkan penyakit jantung dan pembuluh
darah ( hipertensi, Penyakit jantung coroner dan stroke), Diabetes mellitus,
kanker, penyakit paru obstruktif kronik, asma dan gangguan indera

- Posbindu PTM
Posbindu PTM adalah UKBM (upaya kesehatan berbasis masyarakat.
Kegiatan yang dilaksanakan di posbindu adalah deteksi dini dan konseling
melalui monitoring factor risiko PTM terintegrasi yang dilakukan secara rutin
dan periodik. Pelaksanaan posbindu dapat dirumah tangga, sekolah,
tempat kerja dan tempat umum. Manfaat posbindu membudayakan gaya
hidup sehat

2. PEMBEKALAN KADER
a. UPT Puskesmas Selatbaru Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis
Pembekalan Kader di UPT Puskesmas Selatbaru Kecamatan Bantan
Kabupaten Bengkalis dilaksanakan tanggal 15 s/d 16 November 2019 peserta
terdiri dari kader dan pengelola program PTM di Puskesmas. Sebelum dan
sesudah pembekalan di lakukan Pre test dan post test untuk memahami tingkat
pemahaman kader terhadap pelaksanaan posbindu PTM. Materi yang
diberikan terdiri dari:
- Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak menular
Trend penyebab kesakitan dan kematian telah berubah dari penyakit
menular menjadi penyakit tidak menular. Hal ini disebabkan transisi
demografi, perubahan beban penyakit & transisi masalah Gizi. Strategi
untuk mengendalikan PTM adalah 4*4 yaitu ada 4 penyakit PTM utama
yang disebabkan oleh 4 faktor risiko bersama yang dapat dicegah. 4
penyakit tidak menular utama adalah: penyakit jantung, penyakit kanker,
penyakit paru kronik dan diabetes. 4 faktor risiko bersama yang dapat
dicegah adalah : Penggunaan tembakau, diet tidak sehat, kurang aktifitas
fisik dan penyalahgunaan alcohol.

- Penyakit Tidak Menular dan Faktor Risikonya


Perjalanan factor risiko PTM terjadi sepanjang Hidup. Faktor risiko
penyakit tidak menular seperti merokok, kurang aktifitas fisik, diet tidak
seimbang. Diet tidak seimbang seperti konsumsi gula, garam dan lemak
yang berlebih. Faktor risiko tersebut dapat menyebabkan penyakit jantung
dan pembuluh darah (hipertensi, Penyakit jantung coroner dan stroke),
Diabetes mellitus, kanker, penyakit paru obstruktif kronik, asma dan
gangguan indera

- Posbindu PTM
Posbindu PTM adalah UKBM (upaya kesehatan berbasis
masyarakat. Kegiatan yang dilaksanakan di posbindu adalah deteksi dini
dan konseling melalui monitoring factor risiko PTM terintegrasi yang
dilakukan secara rutin dan periodik. Pelaksanaan posbindu dapat dirumah
tangga, sekolah, tempat kerja dan tempat umum. Manfaat posbindu
membudayakan gaya hidup sehat

- Pengukuran Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular


Kegiatan Posbindu terdiri dari 5 rangkain kegiatan yaitu : Registrasi,
wawancara, Pengukuran (TB, BB dan Lingkar Perut), Pemeriksaan
(Tekanan darah, Kadar Gula Darah, Kadar Kolesterol Darah, dan Arus
Puncak Ekspirasi) dan identifikasi factor risiko PTM & Konseling.

- Konseling dan Penyuluhan Faktor Risiko PTM


Konseling adalah pemberian bantuan oleh konselor kepada
konseling sedemikian rupa sehingga pemahaman terhadap kemampuan
diri sendiri meningkat dalam memecahkan berbagai masalah. Konseling
yang diberikan saat pelaksanaan Posbindu adalah sesuai dengan factor
risiko yang didapat seperti konseling berhenti merokok, konseling pola
makan sehat dan seimbang dan konseling melakukan aktifitas fisik.

3. AKSI DETEKSI DINI FAKTOR RISIKO PTM


a. UPT Puskesmas Selatbaru Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis
Aksi deteksi dini factor risiko PTM Di UPT Puskesmas Selatbaru
Kecamatan Bantan dilaksanakan selama 6 hari berturut- turut di 5 desa terpilih
dengan jumlah sasaran perdesa 240 orang pada tanggal 18 sampai 23
November 2019. Pelaksnaan aksi Deteksi Dini Faktor Resiko Penyakit Tidak
menular dilakukan di 5 Desa yakni Desa Jangkang, Desa resam Lapis, Desa
Selatbaru, Desa Berancah dan Desa Bantan Air yang melibatkan 5 kader yang
sudah dilatih, 2 orang petugas puskesmas dan. Jumlah masyarakat yang
dilakukan deteksi dini sebanyak 240 orang perdesa. Nama Pelaksana AKsi
deteksi Dini terlampir.
IV. Peserta
Adapun Jumlah Peserta pada rangkaian Kegiatan ini:
- Sosialisasi Deteksi Dini Faktor Risiko PTM di UPT Puskesmas Selatbaru
Sebanyak 70 orang
- Pembekalan Kader Posbindu Penyakit Tidak Menular dimasing-masing Desa
Sebanyak 5 orang sebanyak 5 desa, total peserta 25 orang
- Aksi Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular dimasing-masing Desa
240 orang dan total di UPT Puskesmas Selatbaru sebanyak 1.200 orang.

a. Narasumber
Adapun narasumber dan fasilitator pada kegiatan Sosialisasi dan pembekalan
Kader, terdiri dari: Narasumber Dinas Kesehtan Provinsi Riau dan Dinas
Kesehatan Kabupaten

b. Metode Kegiatan
- Ceramah
- Tanya jawab
- Diskusi
- Simulasi
- Aksi Deteksi Dini Faktor Risiko PTM di masyarakat

c. Pembiayaan
Biaya Kegiatan Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Tidak menular Tahun 2019
dibebankan pada dana APBN Program Pencegahan & Pengendalian Penyakit
Tidak Menular (P2PTM) Dinas Kesehatan Provinsi Riau tahun 2019.

IV. HASIL
1. Sosialisai Posbindu PTM
Sosialisasi Posbindu PTM di hadiri oleh Camat Bantan dan TP PKK Kecamatan
Bantan, selain itu juga di hadiri para undangan yakni KorwilKecamatan Bantan,
Kepala Desa sewilayah kerja UPT Puskesmas Selatbaru, TP PKK Desa sewiilayah
Kerja UPT Puskesmas Selatbaru, Perwakilan pihak sekolah dan juga kader
Posbindu PTM.
Dalam sosialisasi PTM ini di sampaikan oleh Bapak Alwizar SKM tentang
kebijakan posbindu PTM, di buka juga forum Tanya jawab oleh peserta sosialisai.
Bapak Camat Bantan menndukung penuh terlaksananya kegiatan Posbindu PTM
hal ini terbukti dengan penandatanganan komitmen dalam mendukung pergerakan
pemberantasan penyakit tidak menular.
2. Pembekalan Kader Posbindu PTM
Pembekalan Kader Posbindnu terdiri dari 25 peserta dari 5 Desa yakni Desa
Jangkang, Desa Resam Lapis, Desa Selatbaru, Desa Berancah dan Desa Bantan
Air. Masing masing desa mengutus 4 orang kader dan 1 orang petugas
kessehatan. Narrasumber pembekalan adalah dari dinas Kabupaten Bengkalis
dan PJ Program PTM UPT Puskesmas Selatbaru yang di damping oleh DInas
Provinnsi Riau. Selain itu juga di lakukan Pre test dan Post Test untuk menilai
pemahaman kader posbindu PTM.
Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari, pada hari jumat dan sabtu pada
tanggal 15 – 16 November 2019 di aula kantor Camat.

3. Aksi Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular


Aksi Detekksi dini penyakit Tidak menular dilaksanakan di lima desa sebagai
wujud dari praktek pembekalan Posbindu PTM, aksi deteksi dini penyakit tidak
meular ini di laksanakan secara serentak di 5 desa mulai tanggal 18 – 23
November 2019 dengan sasaran mamsing masing Desa 240 orang. Hasil
kegiatan aksi deteksi dini terlampir.
Pelaksanaan Aksi deteksi dini ini di sambut baik oleh pemerintah Desa dan
masyarakat setempat. Namun ada beberapa kendala dalam pelaksanaannya
antara lain :
1. Kurang nya pemahaman masyarakat penting nya deteksi dini penyakit tidak
menular sehingga Masih ada masyarakat desa yang enggan datang, hal ini
pperlu di lakukan sosialisas tentang bahaya penyakit Tidak menular dan perlu
advokasi kembali untuk membutuhkan dukungan penuh pihak lintas sektor
2. Waktu pelaksanaan aksi deteksi dini berbarengan dengan kegiatan desa
lainnya
3. Beberapa masyarakat kecewa karena pemeriksaan kolesterol terbatas hanya
untuk beberapa orang saja di karenakan penyediaan stik kolesterol yang
terbatas
V. PENUTUP
Demikian laporan pelaksanaan kegiatan ini dibuat berisi kegiatan yang telah
dilakukan Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami UPT Puskesmas Selatbaru
yang mmerupakan salah satu upaya mendongkrak pencapaian SPM, dan bagi
masyarakat mengetahui secara dini FR resiko Penyakit Tidak Menular yang di
derita, bagi Pemerintah Desa dapat membantu dalam mengatasai permasalahan
Penyakit PTM di Desa.

Selatbaru, 30 November 2019


Penanggung Jawab Program PTM
MENGETAHUI
Kepala UPT Puskesmas Selatbaru

LINDA HARIYANI
NIP. 19810917 2005 01 2006

Dr. RECKY CHAIRUNAS


NIP. 19800914 201001 1 009
DOKUMENTASI KEGIATAN SOSIALISASI DAN PEMBEKALAN KADER
POSBINNDU PTM

Kata Sambutan Camat Bantan Bapak Drs, Supandi. MP

Kata sambutan Bapak Kabid P2 Bapak Alwizar SKM,


Peserta Sosialisasi PTM (Kepala Desa, TP PKK Desa dan Kader Posbindu PTM)

Foto Bersama Peserta Pembekalan Kader Posbindu PTM

Foto Bersama dengan Lintas Sektor


Penanda tanganan komitmen dalam mendukung pemberantasan penyakit tidak
menular dengan pembentukan posbindu PTM

Camat Bantan

TP PKK Kecamatan Bantan

Kepala UPT Puskesmas Selatbaru


Penyerahan secara simbolis Modul pembekalan Kader Posbindu PTM

Presentasi Hasil pencapaian Program PTM oleh Penanggung Jawab Program PTM

Dokumentasi Pembekalan Kader Posbindu PTM


Penyerahan sertifikat pelatihan kepada kader yang terbaik berdasarkan hasil pre test
dan Post Testoleh kasi P2PTM

Foto Bersama dengan Kader Posbidnu PTM


DOKUMENTASI AKSI DINI FAKTOR RESIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR

1. Desa Resam Lapis


Lanjutan Dokumentasi Desa Resam Lapis
Dokumentasi Lanjutan Desa REsam Lapis
2. Desa Jangkang
Lanjutan Dokumentasi Desa Jangkang
Lanjutan Dokumentasi Desa Resam Lapis
3. Desa Selatbaru
Dokumentasi Lanjutan Desa Selatbaru
4. Desa Berancah
Dokumentasi Lanjutan Desa Berancah


5. Desa Bantan Air

Anda mungkin juga menyukai