Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ners Volume 4 Nomor 1 Tahun 2020 Halaman 13 – 20

JURNAL NERS
Research & Learning in Nursing Science
http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/ners

HUBUNGAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA


MASYARAKAT DI DESA AIR TIRIS WILAYAH KERJA
UPTD PUSKESMAS KAMPAR TAHUN 2019

Yenny Safitri
Program Studi Sarjana Keperawatan
Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
yennysafitri37@yahoo.co.id

Abstrak
Hipertensi masalah kesehatan yang sering ditemukan di tengah masyarakat dan mengakibatkan angka kesakitan
yang tinggi. Banyak faktor yang memicu terjadinya hipertensi, salah satunya adalah obesitas. Obesitas terjadi
karena pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan
Obesitas Dengan Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat di Desa Air Tiris Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Kampar Tahun 2019. Desain penelitian yang digunakan yaitu analytic dengan rancangan case control. Sampel
dalam penelitian ini penderita hipertensi yaitu 52 kasus dan 52 kontrol dengan tehnik pengambilan sampel
sistematik random sampling. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 13-18 April 2020 dengan mengunakan lembar
checklist. Pengolahan data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian di dapatkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara obesitas dengan kejadian hipertensi pada masyarakat di Desa Air Tiris Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Kampar Tahun 2019 dengan nilai p-value = 0.004 < 0.05. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan
kepada responden agar dapat mengontrol tekanan darah dengan memperbaiki gaya hidup yang kurang baik
seperti pola makan yang tidak sehat dan kurang olahraga.
Kata Kunci: Obesitas, Kejadian Hipertensi

@Jurnal Ners Prodi Sarjana Keperawatan & Profesi Ners FIK UP 2020
Corresponding author :
Address : Jl. Tuanku Tambusai No. 23 Bangkinang
Email : yennysafitri37@yahoo.co.id
Phone : 085265460467

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


14| HUBUNGAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DI DESA AIR TIRIS WILAYAH KERJA
UPTD PUSKESMAS KAMPAR TAHUN 2019

PENDAHULUAN Kelebihan berat badan dan obesitas


Hipertensi merupakan penyebab kematian merupakan faktor resiko beberapa penyakit
nomor tiga setelah stroke dan tuberculosis, yakni degeneratif dan metabolik.Obesitas sebagai faktor
mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua resiko penyakit jantung koroner dianggap
umur di Indonesia. Hipertensi disebut sebagai merupakan faktor yang independen, artinya tidak
pembunuh senyap karena gejalanya sering tanpa dipengaruhi oleh faktor resiko yang lain. Seorang
keluhan. Biasanya penderita tidak mengetahui kalau pria dapat dianggap telah menderita obesitas apabila
dirinya mengidap hipertensi dan baru diketahui jumlah lemaknya telah melebihi 25% dari berat
kalau dirinya mengidap hipertensi setelah terjadi badan total dan 30% bagi wanita atau suatu kriteria
komplikasi (Depkes RI, 2018). yang praktis dan paling sering digunakan adalah
Hipertensi atau tekanan darah tinggi apabila berat badan telah melebihi 120% dari berat
merupakan suatu peningkatan abnormal tekanan badan ideal. Tekanan darah akan meningkat seiring
darah dalam pembuluh darah arteri secara terus dengan bertambahnya umur seseorang. Tekanan
menerus lebih dari satu periode. darah tersebut akan lebih besar pada individu dengan
Hipertensi menambah beban kerja jantung dan arteri riwayat keluarga hipertensi, kelebihan berat badan
yang bila berlanjut dapat menimbulkan dan mempunyai kecenderungan stres emosional
kerusakan jantung dan pembuluh darah (Udjianti, yang tinggi (Mahan, 2012).
2011). Hipertensi yang tidak mendapatkan
Penyebab hipertensi dapat dibedakan menjadi penanganan yang baik akan menyebabkan
2, yaitu yang dapat diubah dan yang tidak dapat komplikasi stroke, penyakit jantung koroner, gagal
diubah. Faktor yang tidak dapat diubah antara lain ginjal. Kerusakan organ target akibat komplikasi
usia, jenis kelamin atau gender, suku/ras. Penyebab hipertensi akan tergantung kepada besarnya
hipertensi yang dapat diubah antara lain berat badan, peningkatan tekanan darah dan lamanya kondisi
aktivitas fisik, stres, kebiasaan merokok, minum tekanan darah yang tidak terdiagnosis dan tidak di
alkohol,dan asupan makan tidak sehat obati. Organ organ tubuh yang menjadi target antara
Kesalahan masyarakat modern yang lain, otak, mata, ginjal, dan jantung, dan dapat juga
berkontribusi meningkatkan tekanan darah yaitu berakibat kepada pembunuh arteri perifer itu sendiri
merokok, penyalahgunaan alkohol, stres, tidak (Kemenkes , 2017).
beraktivitas fisik, kelebihan asupan natrium, asupan Berdasarkan hasil utama Riskesdas pada tahun
kalori berlebihan yang menyebabkan obesitas serta 2018, di Indonesia prevalensi hipertensi pada
kurangnya asupan kalium terutama dari sayur dan penduduk umur 18 tahun ke atas adalah sebesar
buah segar (Hardiansyah& Supariasa, 2017). 34,1%. Sedangkan prevalensi penyakit jantung
Gaya hidup masyarakat saat ini sudah adalah sebesar 1,5%, prevalensi untuk penyakit
mengarah pada gaya hidup modern yang ditandai stroke adalah sebesar 10,9%, dan untuk prevalensi
oleh pola makandengan ciri tinggi karbohidrat, penyakit gagal ginjal kronis adalah sebesar 19,3%
tinggi lemak, dan rendah disertai dengan aktivitas (Hasil Utama Riskesdas, 2018).
fisik kurang gerak(sedentary). Berbagai fasilitas World Health Organization(WHO)
transportasi dan teknologi informasi sangat menyebutkan jumlah penderita hipertensi akan terus
memanjakan masyarakat.Pada individu obesitas meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang
terlihat peningkatan tekanan darah dan cardiac bertambah pada tahun 2025 mendatang, diperkirakan
output dibandingkan yang tidak obesitas sekitar 29% warga dunia terkenan hipertensi. WHO
(Hardiansyah& Supariasa, 2017). menyebutkan negara ekonomi berkembang memiliki
penderita hipertensi sebesar 40% sedangkan negara

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


15| HUBUNGAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DI DESA AIR TIRIS WILAYAH KERJA
UPTD PUSKESMAS KAMPAR TAHUN 2019

maju hanya 35%, kawasan Afrika memegang posisi hipertensi di wilayah kerja UPTD Puskesmas
puncak penderita hipertensi, yaitu sebesar 40%. Kampar pada bulan Januari - Mei sebanyak 241
Kawasan Amerika sebesar 35% dan Asia tenggara orang. Sedangkan jumlah penderita obesitas pada
36%. bulan Januari – Mei tahun 2018 sebanyak 414
Kawasan Asia penyakit ini telah membunuh 1,5 orang, jumlah penderita obesitas pada bulan Januari
juta orang setiap tahunnya. Hal ini menandakan satu – Maret 2019 sebanyak 514 orang.
dari tiga orang menderita hipertensi (Adib, 2009). Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang
Berdasarkan hasil utama Riskesdas tahun 2018 peneliti lakukan, didapatkan bahwa dari 10 orang
bahwa prevalensi obesitas di Indonesia usia >18 masyarakat diDesa Air Tiris Wilayah Kerja UPTD
tahun semakin meningkat, pada tahun 2007 Puskesmas Kampar terdapat 8 orang dari mereka
prevalensi obesitas sebesar 10,5%, pada tahun 2013 yang mengalami hipertensi, 2 orang yang tidak
prevalensi obesitas sebesar 14,8%, dan meningkat di mengalami hipertensi dan 6 orang yang mengalami
tahun 2018 menjadi 21,8% (Hasil Utama Riskesdas, obesitas, 4 orang yg tidak mengalami obesitas.
2018). Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik
Puskesmas kampar merupakan salah satu melakukan penelitian mengenai “ Hubungan
puskesmas yang berada di kabupaten kampar dengan Obesitas Dengan Kejadian Hipertensi Pada
jumlah penduduk 44,546 orang.Puskesmas kampar Masyarakat Di Desa Air. Tiris Wilayah Kerja
memiliki wilayah kerja yang terdiri dari 18 desa, UPTD Puskesmas KamparTahun 2019
salah satunya Desa Air Tiris yang memiliki jumlah
penduduk 6,122 orang. Rumusan Masalah
Total penduduk pada usia >15 tahun di wilayah Bedasarkan uraian dalam latar belakang masalah di
kerja puskesmas se-kabupaten kampar sebanyak atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya
555,089 orang. Telah dilakukan pemeriksaan sebagai berikut “ Apakah Ada Hubungan Obesitas
obesitas sebanyak 76,519 orang. Total yang Dengan Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat
dilakukan pemeriksaan obesitas sebanyak 12,666 Di Desa Air Tiris Wilayah Kerja UPTD
orang yang mengalami obesitas. Dengan penderita Puskesmas Kampar Tahun 2019 ?
berjenis kelamin perempuan sebanyak 8,039 orang
dan 4,627 untuk jenis kelamin laki laki. Tujuan penelitian
Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Tujuan umum
Kampar kasus hipertensi termasuk kasus yang cukup Mengetahui Hubungan Obesitas dengan Kejadian
tinggi, dilaporkan bahwa jumlah penderita hipertensi Hipertensi pada Masyarakat di Desa Air Tiris
pada tahun 2018 sebanyak 36,546 kasus dengan Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kampar Tahun
prevalensi 12% dari rekapitulasi seluruh penyakit 2019.
terbanyak tahun 2018. Hipertensi termasuk urutan Tujuan khusus
penyakit nomor dua terbesar setelah nasafaringitis a. Mengetahui distribusi frekuensi kejadian
akut sebesar 69,732 kasus di Kabupaten Kampar. obesitas pada masyarakat di Desa Air Tiris
Berdasarkan data dapat dilihat bahwa telah Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kampar Tahun
dilakukan pemeriksaan hipertensi pada usia>15 2019.
tahun sebanyak 6,820 orang dan di dapatkan b. Mengetahui distribusi frekuensi kejadian
penderita hipertensi sebanyak 864 orang. Desa Air hipertensi pada masyarakat diDesa Air
Tiris merupakan desa dengan jumlah kasustertinggi TirisWilayah Kerja UPTD Puskesmas Kampar
yang menderita hipertensi dari 18 desa sebanyak 95 Tahun 2019.
orang penderita hipertensi. Jumlah penderita

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


16| HUBUNGAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DI DESA AIR TIRIS WILAYAH KERJA
UPTD PUSKESMAS KAMPAR TAHUN 2019

c. Mengetahui hubungan obesitas dengan Sampel kontrol dalam penelitian ini adalah yang
hipertensi pada masyarakat di Desa Air Tiris bukan penderita hipertensi sebanyak 52 orang.
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kampar Tahun
2019. Teknik Pengambilan Sampel
a. Sampel kasus
METODE PENELITIAN Teknik pengambilan sampel kasus dalam
Desain Penelitian penelitian ini menggunakan teknik total
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling
analytic dengan rancangan casecontrol yang b. Sampel kontrol
bertujuan untuk mengetahui hubungan obesitas Teknik pengambilan sampel kontrol pada
terhadap kejadian hipertensi pada masyarakat di penelitian ini menggunakan teknik sistematik
Desa Air Tiris Wilayah Kerja UPTD Puskesmas random sampling
Kampar Tahun 2019. c. Jumlah sampel
Keseluruhan sampel yaitu sampel kasus 52
Tempat dan Waktu Penelitian ditambah dengan sampel kontrol 52 kasus
1. Tempat penelitian berjumlah 104 sampel.
Penelitian ini dilakukan di Desa Air Tiris
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kampar. Kriteria Sampel
2. Waktu penelitian a. Kriteria Sampel kasus
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 13-14 1) Kriteria Inklusi
April 2020 a) Semua penderita hipertensi yang memuat
variabel yang di teliti seperti mengalami
Populasi dan Sampel Penelitian obesitas yang tercatat di Rekam Medis
Populasi Puskesmas Kampar Tahun 2019
a. Kasus b) Responden memiliki data lengkap, tidak
Seluruh penderita hipertensi yang berjumlah 52 rusak sesuai dengan kriteria penelitian.
responden di Desa Air TirisWilayah Kerja 2) Kriteria Eksklusi
UPTD Puskesmas Kampar Tahun 2019. a) Penderita hipertensi yang memiliki
variabel yang dibutuhkan dalam penelitian
b. Kontrol tetapi rekam medis tersebut tidak lengkap
Bukan penderita hipertensi yaitu gastritis, ispa, (rusak, tidak dapat dibaca dan hilang).
dispepsia, dermatitis,mialgia dan TB paru yang Sesuai dengan variabel yang diteliti
berjumlah 308 responden di Desa Air Tiris sehingga harus dikeluarkan dan tidak bisa
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kampar Tahun dijadikan sampel lagi.
2019. b. Kriteria sampel kontrol
1) Kriteria Inklusi
Sampel a) Responden yang tidak hipertensi yang
Sampel dalam penelitian ini menggunakan tercatat di Rekam Medis Puskesmas
perbandingan 1:1. Kampar Tahun 2019.
a. Sampel kasus 2) Kriteria Eksklusi
Sampel kasus dalam penelitian ini adalah a) Masyarakat yang tidak mengalami
penderita hipertensi sebanyak 52 orang. hipertensiyang tercatat di Rekam Medis
b. Sampel kontrol Tahun 2019 yang mempunyai data yang

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


17| HUBUNGAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DI DESA AIR TIRIS WILAYAH KERJA
UPTD PUSKESMAS KAMPAR TAHUN 2019

tidak lengkap sesuai dengan variabel yang yang signifikan antara Hubungan Obesitas dengan
diteliti. Kejadian Hipertensi pada Masyarakat di Desa Air
Tiris Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kampar.
Metode pengumpulan data Kemudian dari hasil analisis diperoleh nilai OR =
Metode pengumpulan datayang dilakukan dalam 2.8 dapat disimpulkan bahwa responden yang
penelitian ini adalah data sekunder dengan mengalami obesitas beresiko kali lipat memicu
mengunakan lembar cheklist. terjadinya hipertensi dari pada masyarakat yang
tidak mengalami obesitas
Prosedur pengumpulan data
Data penelitian merupakan data sekunder yang PEMBAHASAN
diperoleh dari Medical Record Puskesmas Kampar Berdasarkan pembahasan mengenai Hubungan
pada tahun 2019. Metode pengumpulan data yaitu Obesitas dengan Kejadian Hipertensi pada
pencatatan. Masyarakat di Desa Air Tiris Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Kampar Tahun 2019 yang ditinjau dari
Analisa Data kenyataan yang ditemui dan dibandingkan dengan
Analisa bivariat digunakan untuk meliihat hubungan teori-teori yang ada. Hasil peneltian yang diperoleh
antara variabel independen dengan variabel dibahas sesuai dengan variabel-variabel penelitian
dependen. Analisa bivariat akan menggunakan uji sebagai berikut :
Chi-Square (X2) dengan menggunakan tingkat
kepercayaan 95% Analisa Bivariat
Hubungan Obesitas dengan Kejadian Hipertensi
HASIL PENELITIAN pada Masyarakat di Desa Air Tiris UPTD
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 13-14 April Puskesmas Kampar Tahun 2019.
2020 di Puskesmas Kampar, dengan jumlah sampel Berdasarkan Tabel 4.2 diatas diketahui
52 (kasus) dan 52 (kontrol). Data yang diambil pada hasil tabulasi silang (crosstabs) antara hubungan
penelitian ini meliputi obesitas (variabel obesitas dengan kejadian hipertensi pada masyarakat
independen) dan kejadian hipertensi (variabel di desa Air Tiris wilayah kerja UPTD Puskesmas
dependen). Dari hasil pengumpulan data disajikan Kampar menunjukkan bahwa dari 52 responden
sebagai berikut: Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dapat kelompok kasus (hipertensi), terdapat 11 responden
dilihat bahwa pasien yang tercatat di rekam medis (41,5%) diantaranya tidak obesitas, dan dari 52
Puskesmas Kampar Berdasarkan Tabel 4.2 diatas responden kelompok kontrol (tidak hipertensi)
diketahui hasil tabulasi silang (crosstabs) antara terdapat 28 responden (41,4%) diantaranya
hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi pada mengalami obesitas.
masyarakat di desa Air Tiris wilayah kerja UPTD Hasil analisa uji statistic Chi Square diperoleh nilai
Puskesmas Kampar menunjukkan bahwa dari 52 signifikan p value = 0.004 (p value ≤ α 0.05). Hal ini
responden kelompok kasus (hipertensi), terdapat 11 dapat diartikan bahwa terdapat hubungan yang
responden (41,5%) diantaranya tidak obesitas, dan signifikan antara Hubungan Obesitas dengan
dari 52 responden kelompok kontrol (tidak Kejadian Hipertensi pada Masyarakat di Desa Air
hipertensi) terdapat 28 responden (41,4%) Tiris Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kampar.
diantaranya mengalami obesitas. Kemudian dari hasil analisis diperoleh nilai OR =
Hasil analisa uji statistic Chi Square diperoleh 2.8 dapat disimpulkan bahwa responden yang
nilai signifikan p value = 0.004 (p value ≤ α 0.05). mengalami obesitas beresiko kali lipat memicu
Hal ini dapat diartikan bahwa terdapat hubungan

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


18| HUBUNGAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DI DESA AIR TIRIS WILAYAH KERJA
UPTD PUSKESMAS KAMPAR TAHUN 2019

terjadinya hipertensi dari pada masyarakat yang lainnya. Penderita hipertensi tidak menyadari dirinya
tidak mengalami obesitas menderita hipertensi, sehingga mereka cenderung
Pada responden yang tidak hipertensi tetapi menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari
mengalami obesitas disebabkan oleh penyakit lain dan mengetahui faktor resikonya.
seperti kolesterol. Kolesterol yang ada dalam tubuh Marlina (2010) menyebutkan bahwa merokok
orang yang obesitas relatif lebih besar dibandingkan merupakan penyebab dari hipertensi karena zat
dengan orang yang tidak obesitas.Kadar normal kimia dalam tembakau seperti tar, nikotin, dan
kolesterol adalah ≤200 mg/dl.Kolesterol terbagi dua karbon monoksida yang dapat merusak lapisan
yaitu Low Density Lipoprotein (LDL) dikenal dalam dinding arteri sehingga arteri rentan terhadap
kolesterol jahat dan High Density Lipoprotein penumpukan plak.Nikotin dalam tembakau juga
(HDL) dikenal kolesterol baik.Lemak berlebih akan membuat jantung bekerja lebih keras karena
mengganggu kerja jantung karena menimbulkan menyempitkan pembuluh darah untuk sementara dan
timbunan kolesterol dan penyumbatan arteri. Pada meningkatkan frekuensi denyut jantung serta
kolesterol tinggi, ketika kolesterol berlebihan tekanan darah.
mengendap pada dinding arteri, maka aliran darah di Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
jantung, otak, dan bagian tubuh lainnya bisa yang dilakukan Nasri (2014) di Desa Dedep
terhambat sehingga akan meningkatkan risiko Kepulauan Meranti, dimana dari 193 responden
seseorang terkena penyempitan arteri.Penyebab sebanyak 105 orang (54,4%) mengalami obesitas
lainnya yaitu trigliserida yang merupakan macam dan dari 193 responden sebanyak 116 orang (60,1%)
lemak dalam tubuh yang di dalam cairan darah yang mengalami hipertensi.
dikemas dalam bentuk partikel lipoprotein. Apabila Hipertensi juga di sebabkan oleh obesitas
kadar total kolesterol, LDL dan trigliserida melebihi karena gaya hidup masyarakat yang mengarah pada
batas normal maka dapat menyebabkan penyempitan gaya hidup modern. Penelitian ini sejalan dengan
pada pembuluh darah dan pembuluh darah menjadi penelitian (Hasanah dkk, 2016) bahwa mayoritas
kaku. orang jawa yang menyukai masakan yang manis
Pada responden yang mengalami hipertensi manis dan bersantan tetapi tidak mengimbangi
tetapi tidak mengalami obesitas disebabkan karena dengan makanan yang sehat sehingga dapat
adanya penyakit lain seperticephalgia, migren dan menimbun lemak di dalam tubuh dan bila hal
vertigo. Vertigo menjadi tanda gejala penyumbatan tersebut di biarkan terus menerus dapat menambah
darah ke otak sehingga menyebabkan otak berat badan sehingga lama kelamaan dapat
kekurangan oksigen.Pada vertigo di tandai dengan menyebabkan obesitas.
gangguan sirkulasi, gangguan sirkulasi darah Aktivitas yang yang minim dan terlalu lama
disebabkan oleh pola makan yang tidak sehat dan duduk disertai sering mengonsumsi makanan
tidak pernah berolahraga.Ketika sirkulasi darah tidak berlemak serta pola hidup yang buruk membuat
lancar maka asupan oksigen pada organ pun tidak sebagian besar seseorang menjadi obesitas dan
sempurna. Sehingga akan menyebabkan komplikasi hipertensi. Duduk dalam waktu lama juga
yang berbahaya. menyebabkan kadar enzim yang memecah lemak
Ramadhani & Sulistyorini (2015) dalam tubuh menurun, sehinga lemak tidak dapat di
menyebutkan bahwa hipertensi tidak hanya lisis dalam tubuh dan menyebabkan obesitas.
disebabkan oleh obesitas melainkan beberapa faktor Penyakit lain juga dapat menyerang seseorang yang
resiko yang dapat menyebabkan hipertensi, seperti terlalu lama duduk seperti penyakit jantung dan
kebiasaan olahraga, kebiasaan merokok, diabetes. Kurangnya aktivitas fisik dapat
mengonsumsi alkohol, usia, dan riwayat penyakit menyebabkan seseorang mengalami serangan

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


19| HUBUNGAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DI DESA AIR TIRIS WILAYAH KERJA
UPTD PUSKESMAS KAMPAR TAHUN 2019

jantung. Duduk yang lama dapat menyebabkan volume tubuh, peningkatan curah jantung, dan
aliran darah yang menuju ke otak mengalami menurunnya resistensi vaskuler sistemik.
gangguan (Yeni & Meivy, 2015).
Menurut asumsi penelitian selain obesitas, DAFTAR PUSTAKA
hipertensi juga disebabkan oleh jenis kelamin, hal ini Depkes. (2018). Hipertensi Penyebab Kematian
didukung oleh karakteristik responden berjenis Nomor Tiga. www.dinkes.go.id. Diakses
kelamin perempuan karena lingkar perut merupakan tanggal 06 April 2019.
indikator banyaknya penumpukan lemak di daerah Irianto Koes. (2015). Memahami Berbagai Macam
abdomen. Semakin besar nilai lingkar perut Penyakit. Bandung : Alfabeta.
seseorang, maka semakin banyak pula penumpukan Tarigan, dkk. (2018). Pengaruh Pengetahuan, Sikap
lemak di daerah abdomen. Asumsi penelitian ini di dan Dukungan Keluarga Terhadap Diet
dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sulastri Hipertensi di Desa Hulu Kecamatan Pancur
Delmi dkk (2012). Batu Tahun 2016. Jurnal Kesehatan. Vol II no
Pada pria kandungan lemak tubuh yang sehat I.
berjumlah 15% dari keseluruhan berat badan. Hardiansyah & Supariasa. (2017). Ilmu Gizi: Teori
Sedangkan pada wanita berjumlah 25% dari dan Aplikasi. Jakarta: EGC.
keseluruhan berat badan. Perbedaan ini Kemenkes. (2017). Sebagian Besar Penderita
mencerminkan perbedaan hormonal dan kebutuhan Hipetensi Tidak Menyadarinya.
antar jenis kelamin (Barasi M, 2007 dalam Hasanah www.depkes.go.id. Diakses tanggal 06 April
dkk, 2016). 2019.
Natalia, Hasibuan & Hendro (2014), Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar. (2018). Profil
mengungkapkan bahwa obesitas merupakan faktor Kesehatan Kabupaten Kampar.
resiko terjadinya hipertensi dengan besar resiko Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar. (2018). Profil
sebesar 2,16, artinya responden yang obesitas Riset Kesehatan Dasar.
mempunyai resiko mengalami hipertensi 2,16 kali Muhammad H. (2017 ). Obesitas Translasional.
lebih besar dibandingkan dengan responden yang Jogjakarta: Gadjah Mada University Press.
tidak obesitas (IMT normal) (p = 0,01; 95% CI = Padila. (2013). Asuhan Keperawatan Penyakit
1,32-2,24). Hal ini sejalan dengan penelitian Dalam. Yogyakarta : Nuha Medica.
setyawati, Susilowati & Maisya (2017) bahwa ada Manuntung Alfeus. (2018). Terapi Perilaku Kognitif
hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Pada Pasien Hipertensi. Malang : Wineka
kejadian hipertensi. Wanita yang memiliki IMT Media.
diatas normal berisiko 2,05 kali lebih besar untuk Yeni. (2017). Hubungan Obesitas dengan Kejadian
memiliki tekanan darah di atas normal dibandingkan Hipertensi di Puskesmas Kecamatan
wanita yang memiliki IMT normal. Manguharjo Kota Medium tahun 2015.
Menurut asumsi penelitian pada masyarakat Inovasi. Vol XIX no 2.
yang suka minum kopi tiga kali sehari dapat Sulastri, dkk. (2015) Hubungan Obesitas
menyebabkan terjadinya hipertensi. Kopi banyak dengan Kejadian Hipertensi pada Masyarakat
mengandung kafein sehingga dapat mempengaruhi Etnik Minang Kabau di Kota Padang.
sistem saraf karena semakin besar tubuh seseorang, Majalah Kedokteran Andalas no 2. Vol 36.
maka semakin banyak darah yang dibutuhkan untuk Kemenkes RI. ( 2017 ) Profil Kesehatan Kab.
menyuplai oksigen dan nutrisi ke jaringan Kampar.
tubuh.Penyebab utama terjadinya hipertensi pada Ramadhani & Sulistyorini. (2015). Hubungan kasus
obesitas diduga berhubungan dengan kenaikan obesitas dengan hipertensi di provinsi jawa

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


20| HUBUNGAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DI DESA AIR TIRIS WILAYAH KERJA
UPTD PUSKESMAS KAMPAR TAHUN 2019

timur tahun 2015-2016. Jurnal berkala Donsu. (2016). Metodologi Penelitian Keperawatan.
EPIDEMIOLOGI vol 6 no 1 Yogyakarta : PUSTAKABARUPRESS.
Udjianti. (2010). Keperawatan Kardiovaskuler. Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian
Jakarta : Salemba Medika. Kesehatan. Jakarta : PT RINEKA CIPTA
Kowalski E Robert. (2010). Terapi Hipertensi. Hidayat, A. (2012). Riset Keperawatan dan Teknik
Bandung : Qanita. Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika.
Mediaagro. (2009). Solusi Sehat Mengatasi Hasanah dkk. (2016). Hubungan Obesitas Dengan
Hipertensi. Jakarta : PT Agromedia Pustaka. Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat Di
William & Wilkins. (2011). Memahami Berbagai Wilayah Rw 13 Dusun Mojosari Desa Ngenep
Macam Penyakit. Jakarta Barat : PT Indeks. Kecamatan Karangploso vol 1 no 2.
UPT Puskesmas Kampar, (2018). Jumlah Penderita
Adriani & Wijatmaji. (2012). Pengantar Gizi Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Masyarakat. Jakarta : KENCANA. Kampar. Kampar.
Hasdianah dkk. (2014). Gizi, Pemantapan Gizi, Diet, Nasri, (2014). Hubungan Obesitas Dengan Kejadian
dan Obesitas. Yogyakarta : Nuha Medica. Hipertensi Pada Masyarakat Usia 40-60 Tahun
Sudargo dkk. (2014). Pola Makan dan Obesitas. di Desa Dedep Wilayah Kerja Puskesmas
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Bandul Kabupaten Kepulauan Meranti Tahun
Sunanto hardi. (2009). Resep Sembuhkan 2014. Bangkinang. UPTT Riau.
Hipertensi, Obesitas dan Asam Urat. Jakarta :
PT Elex Media Komputindo.

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)

Anda mungkin juga menyukai