OLEH :
Tiara Bunga Melati Jelita
NIM: 107103001629
1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan penelitian ini telah saya
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEBIMBING
Laporan Penelitian
Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Kedokteran (S.Ked)
Oleh
Tiara Bunga Melati Jelita
NIM: 107103001629
Pembimbing Pembimbing
iii
LEMBAR PENGESAHAN
DEWAN PENGUJI
Pembimbing Penguji
PIMPINAN FAKULTAS
Prof. Dr (hc). dr. M. K. Tadjudin, SpAnd DR. dr. Syarief Hasan Lutfie, SpRM
iv
KATA PENGANTAR
2. DR. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.RM selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. dr. Muniroh selaku dosen pembimbing penelitian kedua yang juga selalu
mengingatkan dan memotivasi Peneliti dari awal proses hingga akhir
penelitian ini.
v
6. Mbak Asna dan Mbak Lia, Staf RS. Jantung Harapan Kita, yang telah
banyak membantu Peneliti dalam proses pengumpulan data.
7. Seluruh staf dan karyawan RS. Jantung Harapan Kita yang secara tidak
langsung telah membantu proses kelancaran jalannya penelitian ini dari
awal hingga akhir.
8. Kedua orang tua Peneliti, dr.Tarmizi Hakim dan Burlini Hakim yang
selalu memberikan cinta dan dukungan yang tak berbatas selama ini.
Kakak-kakak Peneliti, Muhammad Ronggy, Sulaiman Rangga, Tommy
Dharmawan dan Tiara Bunga Mayang Permata yang telah memenuhi hari-
hari saya dengan semangat dan optimisme.
vi
ABSTRAK
Tiara Bunga Melati Jelita. Program Studi Pendidikan Dokter. Proporsi Pengguna
Katup Babi pada Operasi Katup Jantung Mitral di RS. Jantung Harapan Kita
Periode 2005-2009. 2010
Kata kunci: Penyakit katup jantung, pengguna katup babi, usia pasien, jenis
kelamin pasien, dan agama pasien
vii
ABSTRACT
Keywords: valve mitral disease, bioprosthetic valve user, patient age, patient sex,
patient religion.
viii
DAFTAR ISI
x
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Proporsi Jumlah Pengguna Katup Babi dan Katup Mekanik di
RSJHK Tahun 2005-2009 ............................................................. 34
Diagram 4.2 Proporsi Jenis Kelamin pada Pasien Pengguna Katup Babi di RSJHK
Tahun 2005-2009 ............................................................................. 36
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Proporsi Pasien Pengguna Katup Babi dan Katup Mekanik di RSJHK
Tahun 2005-2009 ............................................................................... 35
Grafik 4.2 Proporsi Usia dan Jenis Kelamin pada Pasien Pengguna Katup Babi di
RSJHK Tahun 2005 ........................................................................... 37
Grafik 4.7 Proporsi Agama pada Pasien Pengguna Katup Babi di RSJHK Tahun
2005-2009 .......................................................................................... 38
xiii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
rujukan ke ahli jantung guna memantau adanya kerusakan lanjut hingga ke katup.
(Farmacia Edisi Februari 2008)
Follow up jangka panjang demam rematik menunjukkan bahwa hingga 20%
pasien akan mengalami gejala yang berulang dalam satu tahun, dikenal sebagai re-
stenosis, terjadinya regurgitasi mitral akibat prosedur, serta dilatasi awal yang
tidak memadai. Dengan mortalitas yang rendah (1%), komplikasi yang ringan
(12%) dibanding mortalitas operasi penggantian katup yang relatif tinggi (30%),
maka prosedur ini sangat menjanjikan untuk tata laksana penyakit jantung katup.
(Farmacia Edisi Februari 2008)
Jantung babi digunakan untuk keperluan transplantasi untuk mengganti katup
jantung yang sudah tidak berfungsi lagi. Katup jantung babi yang digunakan pada
manusia ternyata sangat minimal mengalami penolakan pada tubuh manusia.
Tidak mengherankan karena memang manusia dengan babi memiliki banyak
persamaan dalam sistem fisiologi. Dari gen pun, manusia dengan babi memiliki
kesamaan sebesar 96%. Bagi agama Islam, masih diperdebatkan akan bolehnya
pemasangan katup babi untuk orang muslim. Tetapi ada juga yang mengatakan,
bila keadaan darurat dalam arti mengancam nyawa diperbolehkan apa saja yang
ingin ditindakkan. (Farmacia Edisi Februari 2008)
Sampai saat ini, seberapa banyak pasien yang menggunakan katup babi pada
operasi katup jantung mitral masih belum diketahui. Oleh karena itu, peneliti
merasa perlu untuk meneliti persentase jumlah banyaknya pasien yang mengganti
katup jantung mitralnya dengan katup babi di RS. Jantung Harapan Kita (RSJHK)
yang merupakan pusat jantung nasional di Indonesia.
1.3 Tujuan
o Tujuan Umum
Mengetahui proporsi pasien pengguna katup babi pada operasi katup
jantung mitral di RSJHK periode 2005-2009.
o Tujuan Khusus
Mengetahui proporsi usia dan jenis kelamin pada pasien pengguna
katup babi pada operasi katup jantung mitral di RSJHK periode
2005-2009.
Mengetahui proporsi agama pasien yang menggunakan katup babi
di RSJHK periode 2005-2009.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Posisi jantung terletak diantar kedua paru dan berada ditengah tengah
dada, bertumpu pada diaphragma thoracis dan berada kira-kira 5 cm diatas
processus xiphoideus. Pada tepi kanan cranial berada pada tepi cranialis pars
cartilaginis costa III dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Pada tepi kanan caudal
berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa VI dextra, 1 cm dari tepi lateral
sternum. Tepi kiri cranial jantung berada pada tepi caudal pars cartilaginis costa II
sinistra di tepi lateral sternum, tepi kiri caudal berada pada ruang intercostalis 5,
kira-kira 9 cm di kiri linea medioclavicularis. (Martini and Nath, 2009)
Selaput yang membungkus jantung disebut perikardium dimana terdiri
antara lapisan fibrosa dan serosa, dalam cavum perikardium berisi 50 cc yang
berfungsi sebagai pelumas agar tidak ada gesekan antara perikardium dan
epikardium. Epikardium adalah lapisan paling luar dari jantung, lapisan
berikutnya adalah lapisan miokardium dimana lapisan ini adalah lapisan yang
paling tebal. Lapisan terakhir adalah lapisan endokardium. (Martini and Nath,
2009)
b. Ruang Dalam Jantung
Ada 4 ruangan dalam jantung dimana dua dari ruang itu disebut atrium
dan sisanya adalah ventrikel. Pada orang awam, atrium dikenal dengan serambi
dan ventrikel dikenal dengan bilik. Kedua atrium merupakan ruang dengan
dinding otot yang tipis karena rendahnya tekanan yang ditimbulkan oleh atrium.
Sebaliknya ventrikel mempunyai dinding otot yang tebal terutama ventrikel kiri
yang mempunyai lapisan tiga kali lebih tebal dari ventrikel kanan. Kedua atrium
dipisahkan oleh sekat antar atrium (septum inter-atriorum), sementara kedua
ventrikel dipisahkan oleh sekat antar ventrikel (septum inter-ventrikulorum).
(Martini and Nath, 2009)
Atrium dan ventrikel pada masing-masing sisi jantung berhubungan satu
sama lain melalui suatu penghubung yang disebut orifisium atrioventrikuler.
Orifisium ini dapat terbuka atau tertutup oleh suatu katup atrioventrikuler (katup
AV). Katup AV sebelah kiri disebut katup bikuspid (katup mitral) sedangkan
katup AV sebelah kanan disebut katup trikuspid. (Martini and Nath, 2009)
7
c. Katup-Katup Jantung
Diantara atrium kanan dan ventrikel kanan ada katup yang memisahkan
keduanya yaitu katup trikuspid, sedangkan pada atrium kiri dan ventrikel kiri juga
mempunyai katup yang disebut dengan katup mitral/bikuspid. Kedua katup ini
berfungsi sebagai pembatas yang dapat terbuka dan tertutup pada saat darah
masuk dari atrium ke ventrikel. (Martini and Nath, 2009)
1) Katup Trikuspid
Katup trikuspid berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Bila
katup ini terbuka, maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju ventrikel
kanan. Katup trikuspid berfungsi mencegah kembalinya aliran darah menuju
atrium kanan dengan cara menutup pada saat kontraksi ventrikel. Sesuai dengan
namanya, katup trikuspid terdiri dari 3 daun katup. (Martini and Nath, 2009)
8
2) Katup Pulmonal
Setelah katup trikuspid tertutup, darah akan mengalir dari dalam ventrikel
kanan melalui trunkus pulmonalis. Trunkus pulmonalis bercabang menjadi arteri
pulmonalis kanan dan kiri yang akan berhubungan dengan jaringan paru kanan
dan kiri. Pada pangkal trunkus pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri
dari 3 daun katup yang terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi dan menutup bila
ventrikel kanan relaksasi, sehingga memungkinkan darah mengalir dari ventrikel
kanan menuju arteri pulmonalis. (Martini and Nath, 2009)
3) Katup Bikuspid
Katup bikuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium kiri
menuju ventrikel kiri. Seperti katup trikuspid, katup bikuspid menutup pada saat
kontraksi ventrikel. Katup bikuspid terdiri dari dua daun katup. (Martini and Nath,
2009)
9
4) Katup Aorta
Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal aorta.
Katup ini akan membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi sehingga darah
akan mengalir keseluruh tubuh. Sebaliknya katup akan menutup pada saat
ventrikel kiri relaksasi, sehingga mencegah darah masuk kembali kedalam
ventrikel kiri. (Martini and Nath, 2009)
dengan radiografi berupa pelebaran relatif pembuluh darah untuk bagian atas paru
dibandingkan dengan pembuluh darah untuk bagian bawah paru. (Leonard S.
Lilly, 2007)
Penyempitan katup mitral menyebabkan katup tidak terbuka dengan tepat
dan menghambat aliran darah antara ruang-ruang jantung kiri. Ketika katup mitral
menyempit (stenosis), darah tidak dapat dengan efisien melewati jantung. Kondisi
ini menyebabkan seseorang menjadi lemah dan nafas menjadi pendek serta gejala
lainnya. (Leonard S. Lilly, 2007)
Insidens
Di negara-negara maju, insidens dari mitral stenosis telah menurun karena
berkurangnya kasus demam rematik sedangkan di negara-negara yang belum
berkembang cenderung meningkat. Katup mitral adalah katup jantung yang paling
banyak terkena pada pasien dengan penyakit jantung rematik. Dua pertiga pasien
kelainan ini adalah wanita. Gejala biasanya timbul antara umur 20 sampai 50
tahun. Gejala dapat pula nampak sejak lahir, tetapi jarang sebagai defek tunggal.
Mitral stenosis kongenital lebih sering sebagai bagian dari deformitas jantung
kompleks. (Leonard S. Lilly, 2007)
Etiologi
Penyebab tersering dari mitral stenosis adalah demam reumatik. Penyebab
lainnya adalah mitral stenosis kongenital, lupus eritematosus sistemik (SLE),
artritis reumatoid (RA), atrial myxoma, dan endokarditis bacterial. Selain itu,
virus seperti coxsackie diduga memegang peranan pada timbulnya penyakit katup
jantung kronis. Gejala dapat dimulai dengan suatu episode atrial fibrilasi atau
dapat dicetuskan oleh kehamilan dan stress lainnya terhadap tubuh misalnya
infeksi atau gangguan jantung yang lain. (Leonard S. Lilly, 2007)
Patofisiologi
Stenosis mitral murni terdapat pada kurang lebih 40% dari semua
penderita penyakit jantung reumatik. Terdapat periode laten antara 10-20 tahun,
atau lebih, setelah suatu episode penyakit jantung rematik; dengan demikian tidak
akan terjadi onset dari gejala stenosis mitral sebelumnya. Penyempitan dari katup
mitral menyebabkan perubahan pada peredaran darah, terutama di atas katup.
Ventrikel kiri yang berada di bawah katup tidak banyak mengalami perubahan
15
kecuali pada mitral stenosis yang berat, ventrikel kiri dan aorta dapat menjadi
kecil. (Leonard S. Lilly, 2007)
Luas normal orifisium katup mitral adalah 4-6 cm2. Ketika daerah
orifisium ini berkurang hingga 2 cm2 maka akan terjadi peningkatan tekanan
atrium kiri yang dibutuhkan agar aliran transmitral tetap normal. Stenosis mitral
yang parah terjadi ketika pembukaan berkurang hingga 1 cm2. Pada tahap ini
dibutuhkan tekanan atrium kiri sebesar 25 mmHg untuk mempertahankan cardiac
output yang normal. (Leonard S. Lilly, 2007)
Stenosis mitral menghalangi aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri
selama fase diastolic ventrikel. Untuk mengisi ventrikel dengan adekuat dan
mempertahankan curah jantung, atrium kiri harus menghasilkan tekanan yang
lebih besar untuk mendorong darah melampaui katup yang menyempit. Karena
itu, selisih tekanan atau gradient tekanan antara kedua ruang tersebut meningkat.
Dalam keadaan normal selisih tekanan tersebut minimal. Otot atrium kiri
mengalami hipertrofi untuk meningkatkan kekuatan memompa darah. Makin lama
peranan kontraksi atrium makin penting sebagai faktor pembantu pengisian
ventrikel. Dilatasi atrium kiri terjadi oleh karena volume atrium kiri meningkat
karena ketidakmampuan atrium untuk mengosongkan diri secara normal.
(Leonard S. Lilly, 2007)
Peningkatan tekanan dan volume atrium kiri dipantulkan ke belakang ke
dalam pembuluh paru-paru. Tekanan dalam vena pulmonalis dan kapiler
meningkat, akibatnya terjadi kongesti paru-paru, mulai dari kongesti vena yang
ringan sampai edema interstitial yang kadang-kadang disertai transudasi dalam
alveoli. Pada akhirnya, tekanan arteri pulmonalis harus meningkat sebagai akibat
dari resistensi vena pulmonalis yang meninggi. Respon ini memastikan gradient
tekanan yang memadai untuk mendorong darah melalui pembuluh paru-paru.
Akan tetapi, hipertensi pulmonalis meningkatkan resistensi ejeksi ventrikel kanan
menuju arteria pulmonalis. Ventrikel kanan memberi respons terhadap
peningkatan beban tekanan ini dengan cara hipertrofi. (Leonard S. Lilly, 2007)
Lama-kelamaan hipertrofi ini akan dikuti oleh dilatasi ventrikel kanan.
Dilatasi ventrikel kanan ini nampak pada foto jantung pada posisi lateral dan
posisi PA. Pembesaran ventrikel kanan ini lama kelamaan mempengaruhi fungsi
16
katup trikuspid. Katup ini akan mengalami insufisiensi. Kalau ventrikel kanan
mengalami kegagalan, maka darah yang mengalir ke paru berkurang. Dilatasi
ventrikel kanan akan bertambah, sehingga kemungkinan terjadinya insufisisiensi
katup trikuspid semakin besar pula. (Leonard S. Lilly, 2007)
Pengobatan
Stenosis mitral merupakan kelainan mekanis, oleh karena itu obat-obatan
hanya bersifat suportif atau simtomatis terhadap gangguan fungsional jantung,
atau pencegahan terhadap infeksi. Beberapa obat-obatan seperti antibiotik
golongan penisilin, eritromisin, sefalosporin sering digunakan untuk demam
rematik atau pencegahan endokardirtis. Obat-obatan inotropik negatif seperti ß-
blocker atau Ca-blocker, dapat memberi manfaat pada pasien dengan irama sinus
yang memberi keluhan pada saat frekuensi jantung meningkat seperti pada latihan.
(Leonard S. Lilly, 2007)
Fibrilasi atrium pada stenosis mitral muncul akibat hemodinamik yang
bermakna akibat hilangnya kontribusi atrium terhadap pengisian ventrikel serta
frekuensi ventrikel yang cepat. Pada keadaan ini pemakaian digitalis merupakan
indikasi, dapat dikombinasikan dengan penyekat beta atau antagonis kalsium.
(Leonard S. Lilly, 2007)
Antikoagulan warfarin sebaiknya digunakan pada stenosis mitral dengan
fibrilasi atrium atau irama sinus dengan kecenderungan pembentukan trombus
untuk mencegah fenomena tromboemboli. (Leonard S. Lilly, 2007)
Intervensi bedah, reparasi atau ganti katup (komisurotomi) pertama kali
diajukan oleh Brunton pada tahun 1902 dan berhasil pertama kali pada tahun
1920. Akhir-akhir ini komisurotomi bedah dilakukan secara terbuka karena
adanya mesin jantung-paru. Dengan cara ini katup terlihat jelas antara pemisahan
komisura, atau korda, otot papilaris, serta pembersihan kalsifikasi dapat dilakukan
dengan lebih baik. Juga dapat ditentukan tindakan yang akan diambil apakah itu
reparasi atau penggantian katup mitral dengan protesa. (Leonard S. Lilly, 2007)
Prognosis
Prognosis penyakit ini bervariasi. Gangguan dapat saja ringan, tanpa
gejala, atau menjadi berat. Riwayat yang banyak terjadi pada stenosis mitral
adalah:
17
Prognosis
Prognosis untuk penderita insufisiensi mitral adalah tergantung pada
penyebab berlakunya masalah ini. Dalam kasus yang disebabkan oleh panyakit
arteri koronaria, prognosisnya lebih buruk jika dibandingkan dengan yang
disebabkan oleh perubahan myxomatous. Sedangkan, bila disebabkan oleh
demam reumatik prognosisnya lebih baik. (Leonard S. Lilly, 2007)
kehilangan darah, trauma, dan panjangnya rawat inap di rumah sakit. Ahli bedah
akan meninjau ulang tes-tes diagnostik sebelum operasi untuk menentukan apakah
pasien adalah calon operasi katup invasif yang minimal. (Lawrence H. Cohn,
2008)
Seringkali, ahli bedah dan cardiologist (dokter jantung) akan menggunakan
transesophogeal echo (ultrasound transducer probe yang diturunkan melalui
tenggorokan) untuk membantu menentukan berfungsinya katup sebelum dan
setelah operasi. (Lawrence H. Cohn, 2008)
Kelainan katup mitral adalah katup jantung yang paling sering diperbaiki,
namun katup-katup lainnya seperti aorta, pulmonal, dan trikuspid mungkin juga
menjalani beberapa dari teknik-teknik perbaikan ini. Jika katup jantung dapat
diperbaiki, ahli bedah akan melakukan beberapa prosedur-prosedur perbaikan
katup sebagai berikut: (Lawrence H. Cohn, 2008)
Commissurotomy: Daun-daun katup dipisahkan untuk melebarkan bukaan
katup.
Decalcification: Endapan-endapan kalsium dikeluarkan agar leaflet menjadi
lebih lentur dan menutup secara benar.
Reshape leaflets: Jika salah satu dari leaflet terkulai, segmen mungkin
dipotong dan leaflet dijahit kembali agar katup dapat menutup lebih rapat.
Prosedur ini disebut quadrangular resection.
Chordal transfer: Jika leaflet dari katup mitral mempunyai prolapse (terkulai;
kurang dukungan), chordae ditransfer dari satu leaflet ke lainnya. Kemudian,
leaflet dimana chordae dikeluarkan diperbaiki dengan quandrangular resection
(lihat atas).
Annulus support: Jika annulus pada katup (cincin dari jaringan yang
mendukung katup) terlalu lebar, annulus akan dibentuk kembali atau
dirapatkan dengan menjahit struktur cincin sekitar annulus. Cincin mungkin
dibuat dari jaringan atau material sintetik.
Patched leaflets: Ahli bedah mungkin menggunakan tempelan-tempelan
jaringan untuk memperbaiki leaflet dengan robekan-robekan atau lubang-
lubang. (Lawrence H. Cohn, 2008)
Keuntungan-keuntungan dari operasi perbaikan katup jantung termasuk:
25
yang ditolerir dengan baik oleh tubuh. Sebagai contoh katup berbentuk bola (ball
valve), Starr-Edwards, memiliki waktu guna yang luar biasa dan disebut sebagai
high-profile valve. Katup yang lebih baru seperti bileaflet St. Jude atau tilting disc
valve (contoh: Björk-Shiley) memiliki profil yang lebih rendah. Katup bileaflet
adalah katup yang paling sering digunakan karena karakteristik hemodinamika
yang bagus dan gampang dimasukkan dan dipasang ke dalam jantung. Katup
bileaflet ini terdiri dari dua carbon leaflet dalam cincin yang ditutupi dengan kain
yang dirajut polyester. Semua katup menakik memiliki risiko thromboembolisme
dan memerlukan antikoagulan jangka panjang. Hemolisis dapat terjadi pada
prothesis mekanis, terutama jika terdapat kebocoran perivalvular (disekitar katup).
(Lawrence H. Cohn, 2008)
Keuntungan dari katup jantung mekanik adalah kekokohan dari katup ini.
Mereka didisain untuk berlangsung/bertahan bertahun-tahun. Ada juga
kelemahan-kelemahannya, seperti berhubungan dengan material buatan yang
terlibat, pasien yang memakai katup ini akan memerlukan pemakaian obat-obat
pengencer darah (anticoagulants) seumur hidup untuk mencegah terbentuknya
gumpalan-gumpalan pada katup mekanik. Gumpalan-gumpalan ini dapat
meningkatkan risiko stroke. (Lawrence H. Cohn, 2008)
Katup Biologi
Katup-katup jaringan (juga disebut katup biologi atau bioprosthetic) terbuat
dari jaringan manusia atau hewan. Katup jantung jaringan hewan mungkin datang
dari jaringan babi (porcine) atau jaringan sapi (bovine). Katup jaringan mungkin
mempunyai beberapa bagian-bagian buatan untuk membantu memberikan
dukungan pada katup dan membantu penempatan. Keuntungan dari katup jantung
biologi adalah tidak bersifat trombogenik dalam arti bahwa kebanyakan orang-
orang tidak memerlukan memakai pegencer-pengencer darah seumur hidup,
kecuali mereka mempunyai kondisi-kondisi lain, seperti atrial fibrillation. Katup
biologi, secara tradisional, tidak dipertimbangkan dapat bertahan selama katup
mekanik, terutama pada orang-orang yang lebih muda. Katup biologi sebelumnya
yang tersedia biasanya perlu diganti setelah kira-kira 10 tahun. Bagaimanapun,
beberapa studi kasus menunjukan bahwa beberapa katup biologi mungkin
bertahan paling sedikit 17 tahun tanpa penurunan dalam fungsinya. Ini
27
menghadirkan tonggak sejarah baru dalam daya tahan dari katup biologi.
(Lawrence H. Cohn, 2008)
Kekurangannya adalah katup dari jaringan ini terdegenerasi dan mengalami
kalsifikasi, dan pasien-pasien memerlukan operasi ulang. Sekitar 50% pasien
memerlukan penggantian ulang katup dalam 10 hingga 15 tahun. Katup jenis ini
bertahan sedikit lebih lama pada posisi trikuspid daripada dalam posisi disebelah
kiri jantung. Katup-katup aortik memiliki durabilitas yang sedikit lebih baik
dibandingkan katup-katup mitral. Kegagalan bioprosthetic dapat dideteksi dengan
evaluasi klinis dan echocardiography dua-dimensi dan doppler. (Lawrence H.
Cohn, 2008)
Katup biologi ini daya tahannya sangat tergantung dari usia pasien. Seperti,
katup ini lebih baik jika dipasang pada pasien yang berusia diatas 70 tahun karena
penurunan fungsinya lebih lambat pada usia geriatri. Pada pasien yang muda (20
tahun atau lebih muda), katup ini dapat terkalsifikasi dengan sangat cepat.
Perburukan katup biologi ini akan muncul dalam beberapa bulan atau tahun pada
anak-anak dan remaja, sehingga sangat tidak dianjurkan penggantian katup
biologi pada anak-anak, remaja, dan usia dibawah 35 sampai 40 tahun. Meskipun
demikian, masih ada indikasi penggantian katup jantung dengan katup biologi
pada usia muda, yaitu pada perempuan yang masih ingin mengandung,
bioprosthesis menghindari pemakaian warfarin dan kematian janin selama
kehamilan. (Lawrence H. Cohn, 2008)
Katup Homograft (allograft)
Katup manusia aorta atau pulmonal yang telah dikeluarkan dari jantung
manusia yang didonorkan, dipelihara, dan dibekukan dibawah kondisi-kondisi
steril. Homograft mungkin digunakan untuk mengganti katup aorta atau pulmonal
yang berpenyakit. (Lawrence H. Cohn, 2008)
Homograft adalah katup jantung yang ideal untuk penggantian katup aorta,
terutama jika akar aorta berpenyakit atau ada infeksi. Anatomi alami jantung
terpelihara dan pasien-pasien tidak memerlukan memakai pengencer-pengencer
darah seumur hidup. (Lawrence H. Cohn, 2008)
28
benak adalah memakannya. Karena itu, peyebutan kata daging disini adalah
sebagai isyarat bahwa selain memakannya, seperti menggunakan anggota
tubuhnya, maka hukumnya sama dengan hukum binatang-binatang lain, pada
kesucian bulunya kalau dicabut, atau kesucian kulitnya bila disamak. Ibn Asyur
melanjutkan bahwa dalam pandangan Daud Azh-Zhahiri dan Abu Yusuf, kulit
babi kalau disamak akan menjadi suci, sama dengan kulit binatang lain,
berdasarkan sabda Nabi SAW: “Kulit apapun yang disamak makan telah menjadi
suci” (HR. Muslim dan At-Tirmidzi melalui Ibn Abbas). (Shihab, 2006)
Atas dasar ini pula, kita dapat berkata bahwa penggunaan katup jantung babi
sebagai pengganti katup jantung manusia yang sakit dapat dibenarkan, karena
tidak digunakan untuk dimakan. Lebih-lebih lagi jika ini disadari bahwa
penggantian katup itu, adalah untuk memelihara kelangsungan hidup manusia.
(Shihab, 2006)
Selain itu, ada juga pendapat lain yang mendukung bolehnya pemakaian
katup babi pada orang muslim jika keadaan yang darurat. Darurat dalam hukum
Islam adalah keadaan sulit dan terpaksa yang tak dapat dihindarkan dan sangat
membahayakan keselamatan. Menjadi sebab adanya keringanan atau penghapusan
beban hukum selama keadaan darurat itu belum hilang. (indonesiaindonesia.com)
Dalam keadaan darurat, seseorang dibolehkan melakukan sesuatu yang
tadinya dilarang. Ahli Ushul Fiqh (hukum islam) menentukan kaidah “Darurat itu
membolehkan apa yang dilarang”. Dalam ayat-Nya, Allah menetapkan:
“Sesungguhnya Dia hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi,
dan (daging) hewan yang disembelih dengan (menyebut nama) selain Allah.
Tetapi barang siapa terpaksa (memakannya), bukan karena menginginkannya dan
tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya, Allah
Maha Pengampun, Maha Penyayang” (QS.2:173).
31
Operasi Penggantian
Katup Jantung Mitral
Karakteristik Pasien:
1. Usia pasien
2. Jenis Kelamin pasien
3. Agama pasien
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Data usia dan jenis kelamin pasien pengguna katup babi dan katup
mekanik pada operasi penggantian katup jantung mitral di RSJHK
dari bulan Januari 2005 sampai Desember 2009.
Data agama pasien yang menggunakan katup babi pada operasi
penggantian katup jantung mitral di RSJHK tahun 2005-2009.
3.4.2 Kriteria eksklusi
Data pasien yang telah menjalani operasi katup jantung mitral yang
tidak lengkap.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Diagram 4.1 Proporsi Jumlah Pengguna Katup Babi dan Katup Mekanik
di RSJHK Tahun 2005-2009
21%
Katup Babi
Katup Mekanik
79%
Grafik 4.1
Proporsi Pasien Pengguna Katup Babi dan Katup Mekanik
di RSJHK Tahun 2005-2009
80
70
60
50
40
Katup Babi
30
Katup Mekanik
20
10
0
2005 2006 2007 2008 2009
Katup Babi 2 5 3 15 48
Katup Mekanik 43 53 41 66 73
Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2005, pasien yang
mengganti katup jantung mitral dengan katup babi sebanyak 4.44% dan katup
mekanik sebanyak 95.56%. Pada tahun 2006, pengguna katup babi sebanyak
8.62% dan katup mekanik sebanyak 91.38%. Di tahun 2007, pengguna katup babi
sebanyak 6.82% dan katup mekanik sebanyak 93.18%. Pada tahun 2008,
pengguna katup babi sebanyak 18.52% dan katup mekanik sebanyak 81.48%.
Sedangkan pada tahun 2009, pengguna katup babi sebanyak 39.67% dan katup
mekanik sebanyak 60.33%
36
Diagram 4.2
Proporsi Jenis Kelamin pada Pasien Pengguna Katup Babi
di RSJHK Tahun 2005-2009
Laki-laki
30%
Perempuan
70%
Dari gambaran grafik diatas, dapat dilihat bahwa lebih banyak perempuan
yang menggunakan katup babi dibandingkan laki-laki. Dengan jumlah 51 pasien
pada jenis kelamin perempuan dan jumlah 22 pasien pada laki-laki. Pada tahun
2005 diketahui terdapat 2 pasien perempuan, tahun 2006 sebanyak 5 pasien
perempuan, tahun 2007 sebanyak 2 pasien perempuan, tahun 2008 sebanyak 10
pasien perempuan, dan pada tahun 2009 terdapat 32 pasien perempuan yang
mengganti katup jantung mitralnya dengan katup babi. Sedangkan, pasien laki-
laki yang menggati katup jantung mitral dengan katup babi hanya muncul di tahun
2007 sebanyak 1 pasien, tahun 2008 sebanyak 5 pasien, dan pada tahun 2009
terdapat 16 pasien.
37
Grafik 4.2
Proporsi Usia dan Jenis Kelamin pada Pasein Pengguna Katup Babi
di RSJHK Tahun 2005-2009
25
20
15
Perempuan
10
Laki-laki
0
<30 tahun 30-50 tahun >50 tahun
Perempuan 22 16 13
Laki-laki 8 8 6
Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa pasien pengguna katup babi terbanyak
adalah perempuan dengan usia dibawah 30 tahun. Dari data pasien pengguna
katup babi dengan usia dibawah 30 tahun, diketahui bahwa pada tahun 2005
sebanyak 2 pasien, tahun 2006 sebanyak 3 pasien, tahun 2007 sebanyak 1 pasien,
tahun 2008 sebanyak 3 pasien, dan pada tahun 2009 sebanyak 13 pasien.
Sedangkan pada pasien laki-laki dengan usia dibawah 30 tahun sejumlah 8 pasien.
Pada pasien yang mengganti katup jantung mitral dengan katup babi di rentang
usia 30-50 tahun, didapatkan perempuan sebanyak 16 pasien dan laki-laki
sebanyak 8 pasien. Pada pasien pengguna katup babi dengan usia diatas 50 tahun,
didapatkan perempuan sebanyak 13 pasien dan laki-laki sebanyak 6 pasien.
38
Grafik 4.3
Proporsi Agama pada Pasien Pengguna Katup Babi
di RSJHK Tahun 2005-2009
40
35
30
25
20
Islam
15
Kristen
10
0
2005 2006 2007 2008 2009
Islam 2 4 3 12 36
Kristen 0 1 0 3 12
Dari gambaran grafik diatas dapat dilihat pada tahun 2005 dan 2007, seluruh
pasien yang menggunakan katup babi beragama Islam. Pada tahun 2006 dan 2008,
pasien pengguna katup babi yang beragama Islam dan kristen mempunyai
persentase yang sama yaitu 80% untuk agama Islam dan 20% untuk agama
Kristen. Sedangkan pada tahun 2009, pasien pengguna katup babi yang beragama
Islam sebanyak 35(75%) dan yang beragam Kristen 12(25%).
4.2 Pembahasan
Indonesia adalah sarang penyakit infeksi dengan kekerapan faringitis yang
tinggi akibat penyakit jantung rematik. Penyakit jantung rematik sering
menyebabkan risiko terjadinya stenosis mitral yang semakin tinggi akhir-akhir ini,
yang pada akhirnya akan meningkatkan tindakan intervensi penggantian katup
dengan metode yang terus direvisi. Penggantian katup jantung dapat diganti
dengan 3 jenis katup, yaitu katup mekanik, katup biologi, dan katup homograft.
Tetapi, saat ini di RS. Jantung Harapan Kita hanya menggunakan 2 katup saja,
yaitu katup mekanik dan katup biologi untuk penggantian katup jantung mitral,
39
karena katup homograft lebih ideal untuk penggantian katup jantung aorta. Untuk
katup biologi, katup babi lebih sering digunakan dibandingkan dengan katup sapi
di RS. Jantung Harapan Kita, dan dari tahun 2005 sampai 2009, tidak ada
penggunaan katup sapi pada penggantian katup jantung mitral. Selain karena
ukuran katup babi yang lebih ideal untuk manusia dibandingkan katup sapi yang
lebih besar, ternyata katup babi juga sangat minimal mengalami penolakan pada
tubuh manusia.
Berdasarkan data yang telah diolah, pada tahun 2005 sampai 2009 terjadi
peningkatan kasus pada penggunaan katup babi, yang berjumlah 2 pasien pada
tahun 2005 dan terus meningkat menjadi 48 pasien di tahun 2009. Akan tetapi,
peneliti tidak membahas lebih lanjut penyebab peningkatan kasus tersebut.
Dari hasil penelitian yang sudah didapat, terlihat bahwa pasien pengguna
katup babi pada penggantian katup jantung mitral yang berjenis kelamin
perempuan dengan usia dibawah 30 tahun mempunyai persentase paling tinggi.
Hal ini disebabkan karena keuntungan dari katup babi yang tidak bersifat
trombogenik dalam arti bahwa kebanyakan orang-orang tidak memerlukan
pengencer darah seumur hidup. Meskipun demikian, katup babi tidak dapat
bertahan lama bila dibandingkan dengan katup mekanik. Katup babi biasanya
perlu diganti setelah kira-kira 10 tahun. Beberapa studi kasus menunjukan bahwa
beberapa katup biologi mungkin bertahan paling lama 17 tahun tanpa penurunan
dalam fungsinya. Sehingga, banyak perempuan usia muda dan belum menikah
atau belum mempunyai anak dan masih ingin mempunyai anak, lebih memilih
untuk menggunakan katup babi dengan pertimbangan pada saat kehamilan tidak
terjadi pengenceran darah berlebih yang dapat menyebabkan kematian janin
akibat obat-obat pengencer darah.
Selain itu, dari hasil penelitian juga terlihat bahwa terdapat perempuan dan
laki-laki usia tua yang memlih untuk menggunakan katup babi. Hal ini
dimungkinkan karena tidak adanya biaya pembelian obat pengencer darah untuk
seumur hidup jika mereka memilih penggunaan katup mekanik. Saat ini, RS.
Jantung Harapan Kita telah membuat kebijakan tentang pembiayaan gratis untuk
operasi, pembelian jenis katup jantung, dan rawat inap setelah operasi. Meskipun
kebijakan tersebut telah meringankan pasien, tetapi yang masih menjadi masalah
40
adalah biaya pembelian obat pengencer darah untuk pasien pengguna katup
mekanik.
Dari segi agama, dapat dilihat dari grafik hasil penelitian diatas, hampir
seluruh pasien yang mengganti katup jantung mitralnya dengan katup babi adalah
beragama Islam. Sesuatu yang sangat darurat dalam hukum Islam adalah keadaan
sulit dan terpaksa yang tak dapat dihindarkan dan sangat membahayakan
keselamatan yang menyebabkan adanya keringanan atau penghapusan beban
hukum selama keadaan darurat itu belum hilang. Keadaan yang benar-benar
darurat, semua akan halal. Dalam keadaan darurat, seseorang dibolehkan
melakukan sesuatu yang tadinya dilarang, terlebih lagi dalam kasus penggantian
katup jantung mitral dengan katup babi yang berhubungan dengan kelangsungan
hidupnya. Meskipun memang belum ada pilihan lain selain katup tersebut sampai
saat ini.
41
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
1. Dari hasil penilitian, disimpulkan bahwa proporsi jumlah pasien pengguna
katup babi pada operasi penggantian katup jantung mitral di RSJHK
periode 2005-2009 sebanyak 73 pasien dan katup mekanik sebanyak 276
pasien.
2. Pada tahun 2005, proporsi pasien pengguna katup babi pada operasi
penggantian katup jantung mitral berjumlah 2 kasus, tahun 2006
berjumlah 5 kasus, tahun 2007 berjumlah 3 kasus, tahun 2008 berjumlah
15 kasus, dan di tahun 2009 berjumlah 48 kasus. Hal ini memperlihatkan
terjadinya peningkatan kasus pengguna katup babi dari tahun 2005
sampai 2009.
3. Proporsi tertinggi pada pasien pengguna katup babi dari tahun 2005 sampai
2009 adalah yang berjenis kelamin perempuan dengan usia dibawah 30
tahun.
4. Mayoritas agama pasien pengguna katup babi dari tahun 2005 sampai 2009
adalah yang beragama Islam.
5.2 Saran
1. Diperlukan penelitian lebih lanjut akan hal penggantian atau penyediaan
katup jantung dengan katup biologi lain selain katup babi.
2. Diperlukan tenaga medis yang lebih memperhatikan kemampuan tiap
masyarakat yang akan menjalani operasi, dari segi materi, usia, dan jenis
kelamin.
42
DAFTAR PUSTAKA
Edwards MM, O’Gara PT, Lilly LS. Valvular Heart Disease. In: Lilly LS, editor.
Pathophysiology of Heart Disease. 4th ed. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins; 2007.
Katz AM. Normal Physiology. In: Destefano FR, Bersin J, editors. Physiology of
The Heart. 4th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2006.
Martini F, Nath JL. The Heart. In: Berriman L, editor. Fundamentals of Anatomy
& Physiology. 8th ed. San Francisco: Benjamin Cummings; 2009.
Schoen FJ. The Heart. In: Kumar V, Abbas AK, Fausto N, editors. Robbins and
Cotran Pathologic Basis of Disease. 7th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2004.