Disusun oleh:
Anisatul Muqorrobin
NIM: 1111103000096
1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan
2. Semua sumber yang saya guna(an telah saya cantumkan sesuai ketentuan
-)- Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
menrpakan plagiat dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
Q,
\ LLl
YJ
Anisatul Muqorrobin
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
EFEK EKSTRAK DAUN YAKON "Smallqnthus sonchifolius" TERHADAP
KADAR GLUKOSA DARAH, BERAT BADAN DAN BERAT ORGAN
PANKREAS, GINJAL, DAN JANTUNG PADA TIKUS JANTAN stTain
Sprague dawley YANG DIINDUKSI ALOKSAN
Laporan Penelitian
Diajukan kepada Program Sfudi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Saq'ana
Kedokteran (S. Ked)
Oleh
Anisatul Muqorrobin
NIM: 1111103000096
4M
Pembimbing I Pembimbing II
dr. Flori Ratna Sari, Ph.D dr. Hari Hendarto, Sp.PD, Ph.D, FINASIM
DEWAN PENGUJI
Ketua Sidane
I
Pembimbing I Pembimbing II
dr. Flori Ratna Sari, Ph.D dr. Hari Hendarto, Sp.PD, Ph.D, FINASIM
Penguji I Penguji II
.'(A
Hlr-
\)
Zeti Harniati, M. Biomed
PIMPINAN FAKULTAS
s--)
L-
dr. M.Gizi, Sp.GK
Prof. Dr. (hc) dr. MK. Tadjudin, Sp'And
IV
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
v
6. Ibu Zeti Harriyati, M. Biomed selaku penanggungjawab (PJ) laboratorium
MBI. Ibu Nurlaely Mida, M. Biomed selaku PJ Animal house. Ibu Endah
Wulandari, M. Biomed selaku PJ laboratorium Biokimia, drg. Laifa
Annisa Hendarmin, Ph. D selaku PJ laboratorium Riset, dr. Nurul
Hiedayati, Ph.D selaku PJ laboratorium Farmakologi yang telah
memberikan izin atas penggunaan lab pada penelitian ini.
7. Untuk teman seperjuangan penelitian saya, Kandang Girls dan Boys. Laras
Respati Ardanareswari, Elza Amelia Firdaus, Norma Maulidatul Fitria,
Candra Ahmad Hanif Rosyidi, dan Hermansyah, yang telah bahu-
membahu menyelesaikan penelitian bersama. Serta seluruh laboran yang
terlibat Bu Ayu Laifah, Amd, Bu Suryani, S.Si , Pak Rachmadi Wibowo,
S.Si, Bu Lilis. Juga pada Mas Iwan, Pak Ruyatman, dan Mas Panji
Pramudiya yang sangat membantu berlangsungnya penelitian ini.
8. Kak Bayu, senior saya Program Studi Kesehatan Masyarakat 2010 yang
telah membantu saya mengolah data, kepada Kak Nuzma dan Kak Deasy
yang telah berbagi pengalamannya dalam penelitian tahunn kemarin, juga
kepada seluruh mahasiswa PSPD 2011 dan seluruh teman, sahabat, serta
pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Anisatul Muqorrobin
vi
ABSTRAK
Kata kunci: glukosa darah, berat badan, berat pankreas, berat ginjal, berat jantung,
ekstrak daun Smallanthus sonchifolius, dan diabetes melitus
vii
ABSTRACT
Keywords: blood glucose, body weight, pancreas weight, kidneys weight, heart
weight, Smallanthus sonchifolius leaves extract, and diabetes mellitus
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL......................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
ABSTRAK .................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR GRAFIK ...................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah .......................................................................... 3
1.3 Tujuan penelitian ........................................................................... 3
1.3.1 Tujuan umum ....................................................................... 3
1.3.2 Tujuan khusus ...................................................................... 3
1.4 Manfaat penelitian ......................................................................... 4
1.4.1 Bagi peneliti.......................................................................... 4
1.4.2 Bagi institusi ........................................................................ 4
1.4.3 Bagi masyarakat ................................................................... 4
ix
1.4.5 Induksi Aloksan............................................................... 17
1.4.6 Pemberian Ekstrak Daun Yakon terhadap Tikus............. 18
1.4.7 Pengukuran sampel.......................................................... 18
3.4.7.1 Glukosa darah........................................................... 18
3.4.7.2 Berat badan............................................................... 18
3.4.7.3 Berat organ................................................................ 18
1.5 Alur Penelitian................................................................................ 19
1.6 Pengolahan dan Analisis Data........................................................ 20
x
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Rerata Glukosa Darah Tikus pada Hari Ke-1, 7, dan 14
pada Semua Kelompok Penelitian......................................... 21
Grafik 4.2 Rerata Berat Badan pada Hari Ke-1, 7, dan 14 pada Semua
Kelompok.............................................................................. 23
Grafik 4.3 Rasio Berat Pankreas pada Semua
Kelompok.............................................................................. 24
Grafik 4.4 Rerata Rasio Berat Ginjal pada Semua
Kelompok.............................................................................. 25
Grafik 4.5 Rerata Rasio Berat Jantung pada Semua Kelompok............. 26
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Diabetes Melitus (DM) sangat erat hubungannya dengan terjadinya
kemiskinan, nutrisi buruk, penyakit infeksius, dan aspek lainnya. Apabila
semakin banyak yang mengalami DM, maka target Millenium Development
Goal’s (MDG’s) akan semakin jauh mengingat banyak sekali yang bisa
dipengaruhi oleh kejadian penyakit ini. Beberapa negara masih tertinggal jauh
dari target MDG’s 2015.1
Pada tahun 2013, Lebih dari 382 juta orang di dunia menderita penyakit
DM. Menurut perkiraan, akan terjadi peningkatan sebanyak 592 juta pada
tahun 2035. Kejadian terbanyak pada orang dengan usia antara 40-59 tahun.
Dari keseluruhan penderita, 46% tidak terdiagnosis sehingga banyak yang
tidak mengalami penanganan. DM menyebabkan 5,1 juta kematian pada tahun
2013.2
Diperkirakan akan terjadi peningkatan prevalensi DM di Asia Tenggara
sebanyak 71% pada tahun 2035 dari 72,1 menjadi 123 juta penduduk. Pada
tahun 2013, terjadi peningkatan prevalensi DM di Indonesia. Indonesia masuk
ke dalam 7 besar penduduk terbanyak yang menderita DM. Hasil Riset
Kesehatan Dasar (riskesdas) tahun 2013 menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan prevalensi DM di Indonesia dari 1,1% pada tahun 2006 menjadi
2,4% pada tahun 2013. 2,3
DM adalah kondisi defisiensi insulin dan atau resistensi insulin yang akan
mengganggu metabolisme glukosa sehingga terjadi hiperglikemia,
meningkatkan proteolisis sehingga terjadi penurunan berat badan. Kondisi
hiperglikemia juga meningkatkan pembentukan radikal bebas melalui oksidasi
glukosa dan glikosilasi protein sehingga akan menyebabkan abnormalitas
vaskular yang bisa mengganggu ke berbagai organ. Di organ jantung dan
ginjal bisa terbentuk growth factor yang bisa memicu terbentuknya jaringan
ikat sehingga terjadi hipertrofi pada keduanya sehingga bisa meningkatkan
rasio berat jantung dan ginjal.4,5
1
2
Selama ini, belum ada terapi yang efektif untuk menangani DM. Beberapa
agen hipoglikemik, seperti biguanid dan sulfonilurea, telah digunakan secara
tunggal ataupun bersama-sama insulin untuk menangani penyakit ini. Namun,
pengobatan ini bisa menyebabkan efek samping yang serius sehingga banyak
yang melakukan penelitian yang bertujuan untuk mencari agen lain yang lebih
berefek untuk mengontrol diabetes dengan efek samping seminimal mungkin.6
Akhir-akhir ini, para peneliti di bidang pengobatan mulai memiliki
ketertarikan untuk menggunakan bahan herbal untuk tujuan farmakologi.
Terutama dalam kasus DM ini, banyak literatur bahwa beberapa spesies dari
obat herbal memiliki efektivitas yang cukup tinggi dalam menurunkan kadar
gula darah, dengan sedikit efek samping, dengan harga obat yang lebih murah
daripada biasanya. 6
Yakon (Smallanthus sonchifolius) adalah tanaman asli dari Pegunungan
Andes, family Asteraceae digunakan sebagai obat tradisional di Peru.
Tanaman ini memiliki akar, daun, dan batang yang mengandung bahan aktif
yang memiliki beberapa efek farmakologis.7 Di Indonesia mulai banyak yang
membudidaya yakon karena efek hipoglikemiknya yang mirip insulin
sehingga di Indonesia dinamakan daun insulin. Saya akan memfokuskan untuk
meneliti daunnya.
Aybar dkk (2001) melaporkan bahwa setelah 30 hari penggunaan ekstrak
daun ini, terjadi kenaikan kadar insulin plasma, berat badan serta penurunan
kadar glukosa darah jika dibandingkan dengan kontrol.8,9 Oleh karena itu,
kami akan melakukan penelitian pada ekstrak daun yakon.
Penelitian kali ini akan dilakukan pengujian efek ekstrak daun yakon
dengan dosis 300 mg/kgBB/hari yang diberikan dalam waktu 14 hari terhadap
kadar glukosa darah, berat badan tikus, berat organ pankreas, ginjal, jantung
pada tikus DM yang diinduksi aloksan. Kami melakukan penelitian ini karena
penelitian sebelumnya menggunakan ekstrak daun yakon dengan dosis 400
mg/kgBB selama 14 hari menunjukkan efek hipoglikemik yang signifikan.7
Kami ingin mengetahui apakah dengan dosis yang lebih rendah bisa
mendapatkan hasil yang signifikan atau tidak.
3
1.2.RUMUSAN MASALAH
1.3.1 Umum
1.3.2 Khusus
a. Mengetahui efek pemberian ekstrak Smallanthus sonchifolius dengan
dosis 300 mg/kgBB/hari selama 14 hari terhadap kadar glukosa darah pada
tikus Sprague dawley yang induksi aloksan.
b. Mengetahui efek pemberian ekstrak Smallanthus sonchifolius dengan
dosis 300 mg/kgBB/hari selama 14 hari terhadap gambaran rasio berat
badan tikus Sprague dawley yang induksi aloksan.
4
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Diabetes Melitus
litus
2.1.1. Definisi dan Klasifikasi
Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) tahun
2010 adalah kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia
yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya.10
DM diklasifikasikan menjadi 2 tipe utama, yaitu DM tipe I dan DM tipe II.
kan kelainan pankreas karena terjadi destruksi dari sel β
DM tipe 1 merupakan
pankreas sehingga tidak dapat menyekresikan insulin secara absolut. Sedangkan
pada DM tipe II, terjadi resistensi insulin atau defisiensi insulin relatif atau malah
lainnya masih banyak seperti DM gestasional, DM
keduanya. Sedangkan tipe DM lainnya
akibat infeksi, dll. 10
2.1.2. Fisiologi Pankreas dan Insulin
Pankreas merupakan kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin. Di dalam
Pankreas terdapat bermacam
bermacam-macam
macam sel, yaitu: sel α yang berfungsi sekresi
glukagon,, sel β mengeluarkan insulin, sel δ mengeluarkan somatostatin, dan sel F
mengeluarkan polipeptida pankreas. Sekresi oleh Sel β pankreas meningkat
setelah makan apalagi ketika yang dimakan adalah karbohidrat. Berikut adalah
peningkatann kadar insulin plasma dalam menit.11, 12
tabel yang menunjukkan peningkata
5
6
hampir 10 kali lipat pada menit ke-3 sampai ke-5 setelah peningkatan cepat dari
glukosa darah. Hal ini terjadi akibat pengeluaran insulin dari sel β pankreas secara
cepat. Namun, tahap awal ini hanya terjadi sampai menit ke-5 saja. Pada menit
selanjutnya sampai menit ke-10, terjadi penurunan hampir setengah menuju
normal.12
Peningkatan sekresi insulin tahap kedua dimulai pada menit ke-15 dan
mencapai puncaknya dalam waktu 2-3 jam. Laju sekresi insulin pada tahap ini
lebih besar daripada tahap awal karena selain terjadi pengeluaran insulin dari sel β
pankreas terjadi juga aktivasi sistem enzim yang menyintesis dan melepaskan
insulin baru. 12
Insulin sendiri memiliki efek terhadap hepar, jaringan adiposa, dan
jaringan otot. Pada hepar, insulin mengaktivasi glukokinase dan glukosa 6 fosfat
sehingga terjadi peningkatan uptake glukosa oleh hepar dan aktivasi glikogen
sintase sehingga memicu terbentuknya glikogen hepar serta efek lainnya. Pada
jaringan adiposa, insulin meningkatkan uptake glukosa oleh jaringan adiposa,
sintesis asam lemak, gliserol fosfat sehingga pada saat setelah makan tidak terjadi
akumulasi glukosa berlebihan di dalam darah (hiperglikemia).12
penurunan berat badan, kelemahan otot, serta peningkatan asam amino dalam
darah. Bahan asam amino ini akan diubah menjadi glukosa yang menyebabkan
kondisi semakin hiperglikemia. Metabolisme lain yang terjadi adalah metabolisme
asam lemak yang cenderung menjadi keton sehingga dapat menyebabkan
Ketoasidosis Diabetikum (KAD). KAD ini banyak terjadi pada DM tipe 1.14
DM dapat menyebabkan makroangiopati dan mikroangiopati. Makroangiopati
(kelainan pada pembuluh darah besar) yaitu Penyakit Jantung Koroner, penyakit
arteri perifer, dan penyakit serebrovaskular. Sedangkan mikroangiopati adalah
kelainan pada pembuluh darah kecil, yaitu nefropati, retinopati, dan neuropati
diabetikum.4 Hiperglikemia menyebabkan kondisi di bawah ini:
1) aktivasi jalur poliol sehingga terjadi akumulasi senyawa poliol dalam
jaringan termasuk di lensa mata dan saraf optik. Poliol yang sifatnya tidak
bisa menembus membran basalis sehingga tertimbun di dalam sel. Hal ini
akan meningkatkan tekanan osmotik intrasel sehingga terjadi gangguan
pada struktur dan fungsi saraf optik dan lensa mata.15
2) Glukosa akan bereaksi dengan protein dan DNA menyebabkan inhibisi
aktivitas enzim dan kebutuhan DNA sehingga membentuk radikal bebas
yang dapat menyebabkan perubahan fungsi sel. 15
3) Peningkatan sintesis Di Asil Gliserol (DAG) menyebabkan peningkatan
aktivitas Protein kinase C (PKC) sehingga meningkatkan permeabilitas
vaskuler, kontraktilitas, sintesis membran basalis dan proliferasi sel
vaskuler. PKC juga menyebabkan hiperplasia dan penurunan apoptosis
hepatosit sehingga bisa terjadi hepatomegali. 15
4) Peningkatan growth factor, angiotensin II, endothelin, AGEs, gangguan
hemodinanik di mikrosirkulasi ginjal yaitu hipertrofi glomerulus,
peningkatan tekanan kapiler glomerulus, dan perubahan struktural di
glomerulus (peningkatan matriks ekstrasel, penebalan membran basal,
ekspansi mesangial, fibrosis). Hiperperfusi dan hipertrofi renal ini terjadi
pada tahun pertama setelah onset terjadinya DM.5
5) Viskositas darah meningkat sehingga menyebabkan peningkatan tekanan
darah (hipertensi) sehingga jika terus menerus akan berefek pada hipertrofi
otot jantung.5
9
2.1.4.
1.4. Manifestasi Klinis
Terdapat 2 macam keluhan DM, yaitu keluhan klasik dan keluhan lain.
Keluhan klasik dari DM yaitu: Poliuria, Polidipsia, polifagia, dan penurunan berat
badan tanpa sebab yang jelas. Sedangkan keluhan lainn
lainnya
ya antara lain: badan
lemah, kesemutan, gatal, mata kabur serta disfungsi ereksi pada pria dan pruritus
vulva pada wanita.10
2.1.5.
1.5. Kriteria Diagnosis
Seseorang dikatakan menderita DM melalui 4 cara,10 yaitu:
a. Ada keluhan klasik dengan Gula Darah Sewaktu ≥200 mg/dl
b. Keluhan klasik disertai Gula Darah Puasa ≥126 mg/dl
c. Tes toleransi glukosa oral menunjukkan nilai >200 mg/dl
d. Nilai HbA1c >6,5%
Berikut adalah alur diagnosis untuk DM
2.2. Aloksan
Tumbuhan yakon terdiri dari akar, batang, dan daun. Di daerah Andean,
akar yakon dianggap sebagai buah dan dijual bersama buah lainnya seperti apel,
alpukat, dan nanas. Akarnya lezat, gurih, dan manis rasanya dan penduduk asli
daerah tersebut sering menjemurnya di bawah panas matahari agar rasanya
menjadi lebih manis. Mereka mengonsumsi, mengupas, dan menyampurkannya
dengan buah lain sebagai salad serta bentuk lainnya. Akar yakon telah digunakan
sebagai obat tradisional penduduk Peru untuk mengobati hiperglikemia, masalah
ginjal, dan peremajaan kulit. Di Brazil, daun yakon yang digunakan sebagai obat
dalam bentuk teh. Di Jepang, daun dan buahnya dicampur dengan daun teh.17
Daun yakon mengandung protein, lipid, serat, dan sakarida, catechol,
terpenes, dan flavonoid. Daun tersebut memiliki efek seperti insulin, yaitu
menurunkan produksi glukosa di hepatosit.19
13
Terbentuk ROS
Perubahan permeabilitas
mitokondria
Defisiensi insulin
Pengukuran
Glukosa Darah
↑ Lipolisis,
Hiperglikemia Proteolisis,
glukoneogenesis
Pengukuran Berat
Diabetes Melitus Badan Tikus
Keterangan:
t = jumlah kelompok, n = jumlah sampel
𝑛 − 1 3 − 1 > 15
𝑛 − 1 2 > 15
15
16
2𝑛 − 2 > 15
2𝑛 > 15 + 2
2𝑛 > 17
𝑛 > 8,5
Dibulatkan menjadi 9
Menurut hasil perhitungan menggunakan rumus federer didapatkan jumlah
sampel minimum yang harus ada dalam setiap kelompok percobaan adalah 9 ekor.
3.3.1. Kriteria Inklusi
Kontrol Negatif atau kelompok Normal : tikus jantan strain
Sprague dawley dengan kadar glukosa darah <200 mg/dL
Kontrol Positif atau kelompok DM : tikus jantan strain
Sprague dawley dengan kadar glukosa darah >200 mg/dL
3.4. Cara Kerja Penelitian
3.4.1 Alat Penelitian
Alat-alat yang harus disiapkan untuk penelitian ini antara lain:
kandang tikus, glukometer, glucotest strip, neraca hewan, syringe, oral
sonde, neraca analitik, timbangan milligram, minor set, tissue, kulkas -
80oC, dan 4o C.
3.4.2 Bahan Penelitian
Bahan utama untuk penelitian ini adalah daun yakon (Smallanthus
sonchifolius) sebanyak 1 kg yang diperoleh dari Pusat Penjualan
Tanaman “Bursa Bibit” Yogyakarta. Daun yakon yang telah didapatkan
dideterminasi dahulu di Pusat Konservasi Kebun Raya Bogor untuk
memastikan apakah sampel sudah benar. Setelah proses determinasi,
bahan diekstraksi di Laboratorium Riset Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kemudian ekstrak tersebut dijadikan ke bentuk sediaan bubuk yang
dilakukan di Institut Pertanian Bogor. Dan didapatkan hasil kira-kira
sebanyak 250 gram ekstrak kering daun yakon.
Bahan-bahan kimia yang diperlukan untuk penelitian ini antara
lain:
a) Induksi kondisi DM pada tikus: Aloksan Monohidrat 5%,
17
Pemilihan Subjek
Pengukuran BB dan GDS awal serta Induksi aloksan pada hari ke-22
Pengukuran Glukosa Darah pada hari ke-36 serta sebelum sacrificed (hari ke-43)
**
** *
700
600
GDS (mg/dL)
N
500
400 D
300
D+Ss
200
100
0
1 7 14
Waktu Pengukuran (Hari)
Hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan bahwa p value 0,012 yang berarti
terdapat perbedaan rerata kadar glukosa darah yang signifikan antara kelompok N
N,
D, maupun D + SS. Rerata kadar
k glukosa darah pada D + SS lebih mendekati nilai
21
22
Hal ini sesuai dengan penelitian Silmara Baroni dkk (2008) yang
menggunakan ekstrak daun Smallanthus sonchifolius dengan dosis 400 mg/kgbb
selama 14 hari terbukti dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus yang
mengalami diabetes sebanyak 59% mendekati kadar glukosa normal.7Penurunan
dalam penelitian kita hanya 29% kemungkinan karena dosis ekstrak yang kita
turunkan menjadi 300 mg/kgBB.
**
ns N NS
400
Rasio Berat Badan (%)
350
300
250
200
150
100
50
0
H1 H7 H14
Waktu Pengukuran (Hari)
N D D + SS
Berdasarkan grafik
ik 4.2, terlihat D mengalami penurunan berat badan.
Sedangkan D + SS mengalami kenaikan berat badan. Hal ini bisa terjadi karena
menurut penelitian Vitrac dan Ong KW (2013) menunjukkan bahwa dalam
kandungan chlorogenic acids dalam Smallanthus sonchifolius dapat
meningkatkan uptake glukosa ke dalam otot skelet melalui aktivasi jalur AMPK.20
dikarenakan dosis ekstrak pada penelitian tersebut lebih besar sehingga lebih bisa
berefek menaikkan berat badan.
*
NS
**
4,5
Rasio Berat Pankreas
4
3,5 N
3 D
2,5
2 D + SS
1,5
1
0,5
0
Kelompok
Grafik 4.3
4. Rasio berat pankreas pada semua kelompok
4.3.2 Ginjal
Rerata rasio berat ginjal didapatkan paling
paling tinggi pada kelompok D (5,30
(5,30),
lanjutnya kelompok D + SS (3,62)
kemudian selanjutnya (3,62) dan yang terak
terakhir adalah
kelompok N (2,81).
). Berdasarkan hasil rerata tersebut didapatkan bahwa rasio
ompok D + SS lebih mendekati kelompok normal.
berat ginjal pada kelompok
Karena data normal namun varians datanya tidak sama, maka dilakukan
transformasi. Setelah transformasi dilakukan, data menjadi normal dan homogen.
Sehingga bisa diuji dengan cara One-Way Anova.
** *
7
6
Rasio Berat Ginjal
5 N
4 D
3 D + SS
2
1
0
Kelompok
Grafik 4.4
4. Rerata rasio berat ginjal pada semua kelompok
tersebut. Rerata rasio berat ginjal pada D + SS menunjukkan lebih kecil rasionya
dibanding D. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Aybar dkk
(2001) yang menggunakan teh daun Smallanthus sonchifolius selama 30 hari
menunjukkan perbedaan sign
signifikan
ifikan pada rasio berat ginjal antara kelompok terapi
dan kelompok DM.9 Menurut penelitian yang dilakukan Zafar dkk (2010) hhal ini
bisa terjadi karena pada DM tipe 1 terjadi ekscpresi TGF β-1, Epidermal Growth
Factor yang berlebihan pada sel mesangial ginjal dan tubulus kontortus
prioksimal sehingga memicu terjadinya hipertrofi ginjal yang bisa menaikkan
berat ginjal. 22
4.3.3. Jantung
Hasil rerata rasio berat
ber jantung terhadap berat badan,, yaitu paling tinggi
pada kelompok N yaitu sebesar 10,5. Sedangkan Rasio berat
at jantung pada D + SS
banding dengan D (2,50 vs 6,50).
lebih kecil jika dibanding
**
** **
12
Rasio Berat Jantung
10 N
8 D
6 D + SS
4
2
0
Kelompok
5.1 Simpulan
Pemberian ekstrak daun yakon (Smallanthus sonchifolius) dengan dosis
300 mg/kgBB/hari selama 14 hari dapat menurunkan kadar glukosa darah
tikus Sprague dawley yang diinduksi aloksan secara signifikan (p value
0,012). Didapatkan penurunan glukosa darah sebesar 29% pada kelompok
terapi, meski belum bisa mencapai kadar normal.
Terdapat perbedaan gambaran rasio berat antara kelompok meskipun tidak
signifikan denga p value 0,499 setelah pemberian ekstrak daun yakon
(Smallanthus sonchifolius) dengan dosis 300 mg/kgBB/hari selama 14
hari.
Terdapat perbedaan gambaran rasio berat organ yang signifikan antara
kelompok, yaitu rasio berat pankreas dengan p value 0,004, ginjal dengan
p value 0,001, dan jantung dengan p value 0,007.
5.2 Saran
28
BAB 6
KERJASAMA RISET
29
DAFTAR PUSTAKA
2. International Diabetes Federation 2013. IDF Diabetes Atlas 6th Edition. Diunduh dari
http://www.idf.org/sites/default/files/EN_6E_Atlas_Full_0.pdf. pada tanggal 6
September 2014 pukul 08.43
6. Rao, M.Upendra, et al. Herbal Medicines for Diabetes Mellitus: A Review. USA:
International Journal of PharmTech Research. 2010
9. Aybar, Manuel J., Alicia N. Sa´nchez Riera, Alfredo Grau, Sara S. Sa´nchez.
Hypoglycemic Effect of The Water Extract of Smallantus Sonchifolius (Yacon) Leaves in
Normal and Diabetic Rats. Argentina: Elsevier. 2001.
30
31
11. Gerard, Tortora, and Bryan Derrickson. Principles of Anatomy and Physiology 12th
Edition. USA: John Willey & Sons. 2009
12. Guyton and Hall. Textbook of Medical Physiology 12th ed. USA: Mc Graw Hill. 2011
13. Ganong. Review of medical Physiology 22nd edition. USA: Mc Graw Hill. 2005
14. Siebernagle, Stefan and Florian Lang. Color Atlas of Pathophysiology. New York:
Thieme. 2000
15. Sudoyo, Aru. W, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing. 2009
16. Rohilla, Ankur and Shahjad, Ali. Alloxan Induced Diabetes: Mechanisms and Effects. .
Int. J. R. in Pharmaceutical and Biomedical Sciences Vol. 3 (2): 2012
19. Valentová, Kateřina and Jitka Ulrichová. Smallanthus Sonchifolius and Lepidium
Meyenii–Prospective Andean Crops for The Prevention Of Chronic Diseases. Czech
Republic: Faculty of Medicine, Palacký University. 2003
20. Vitrac dan Ong KW. Anti-Diabetic And Anti-Lipidemic Effects Of Chlorogenic Acid Are
Mediated By Ampk Activation. Elsevier. 2013
22. Zafar Muhammad and Syed Naeem-ul-Hassan Naqvi. 2010. Effects of STZ-Induced
Diabetes on the Relative Weights of Kidney, Liver and Pancreas in Albino Rats: A
Comparative Study. Int. J. Morphol., 28(1):135-142
23. Poornima, Indu G, et al. Diabetic Cardiomyopathy: The Search for a Unifying
Hypothesis. Journal of the American Heart Association. 2006.
Hashemi M., et. al. Influence of Aloxanes on the Apoptosis of Pancreas B-Cells of Rat. World
Journal of Medical Sciences 4 (2): 70-73. IDOSI Publication. 2009
LAMPIRAN
Lampiran 1
33
34
Lampiran 2
Lampiran 3
7.3 Proses Penghancuran Daun Yakon 7.4 Proses Ekstraksi Daun Yakon
(lanjutan)
7.11 Proses Pengukuran Kadar GDS 7.12 Pengukuran Berat Badan Tikus
Lampiran 5
Cara Perhitungan
Induksi Alloxan
Dosis yang dipakai adalah 150 mg/kgBB tikus
= =
Rata-rata BB tikus adalah 300 gram dan jumlah tikus adalah 20
ekor
20 x 300 g x 15 mg/100 g = 900 mg
Konsentrasi obat = 15/0,1
15/0,1 = 900/α
α = 0,1 x 900/15
α= 6 ml
Jadi, untuk 900 g aloksan membutuhkan 6 ml
900 g/ 6 ml = 15/0,1
15/100 x 300 = 45 mg
900 g/6 ml = 45 mg/ β
β= 45 x 6 / 900
β= 0,3 ml
Jadi, untuk tiap tikus dengan berat 300 g diinjeksi sebanyak 0,3 ml
Lampiran 6
Telepon : 085755069713
Email : anismuqorrobin@yahoo.com
Riwayat Pendidikan
1. TK Muslimat NU 22 1997-1999
2. MI NU Maudlu’ul Ulum Tahun 1999 - 2005
3. MTs Almaarif 01 Singosari Tahun 2005 – 2008 (Pondok Pesantren
Al-Ishlahiyah Singosari Malang)
4. MA Almaarif Singosari Tahun 2008 - 2011 (Pondok Pesantren Al
Ishlahiyah Singosari Malang)