Anda di halaman 1dari 121

MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI

YANG BEROBAT DI PUSKESMAS PISANGAN


DALAM PENGENDALIAN HIPERTENSI

Laporan Penelitian Ini Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar SARJANA KEDOKTERAN

Oleh :

Nabilah Ulfah

NIM 11151030000038

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2018 M
LEMBAR PERI{YATAAN KEASLIAi\ KARYA
Dengan ini sayamenyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN

Syarif Hidayatullah J akarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahvra karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dat', katya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 25 Oktober 2018

Nabilah Ulfah
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Motivasi Pasien Penderita Hipertensi yang Berobat di Puskesmas Pisangan


Dalam Pengendalian Ilipertensi
Laporan Penelitian
Diaiukan kepada Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter, Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Mernenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarj ana Kedokteran (S.Ked)

Oleh
Nabilah Ulfah
NIM: 11151030000038

Pembimbing I Pembimbing II

v
W
dr. Risahmawati, Dr. Med. Sc.
NIP. 1 9770913200604200r
v
dr. Nurmila Sari, M.Kes.
NIP. 198503152011 01201 0

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


F'AKI]LTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440H/2018M

|ll
I-,EM I}AR I'ENGESAIIAN
.

[-aporan Penelitian berjudul N{ot'r,asi I'asictr Pcltderita I'lipcrtensi yang


Bcrobat di Puskcsnr:rs I'isangan Dirlant l)cngcndalian llipcrtcnsi yang
cliajukan oleh Nabi!ah Ultah (NlM ll1510300003ti), telah diujikan dalarri siclang
cli Fakultas Kedokteran pada Oktober 201ti. Laporan penelitian ini telah diterima
sebagai salah satu syarat mernperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada
Program Studi Keclokteran.

Ciputat, 25 Oktober 201 8

DEWAN PENGUJI
Ketua Sidang

NiP.

w,
1 97 7 091 32c)06042041
Pembimbing I Pembimbing II

dr. Risahmawati, Dr. Med. Sc dr. Nurmila Sari, M.Kes


NIP. 1 97709t32006042001 NIP. 198s03 15201 10i2010

Penguji I

dr. Femmy Nurul Akbar, Sp.PD- KGEh. dr.Erwii ,M.A.R.S


NIP. I 97 3 1 00s2006042041 NIP. 197 1 09200501 I 005

PIMPINAN FAKULTAS

FK UIN Kaprodi Kedokteran

,fto, Sp.PD-KEMD, Ph.D,FINASIM dr. Achmad Zaki, M.Epid, Sp.OT


11232003 12 1 003 NrP. 19780507200501 1005
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan nikmat-Nya saya dapat menyelesaikan penelitian ini. Shalawat serta
salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga,
sahabat dan umatnya.
Alhamdulillah saya mendapatkan banyak bimbingan, bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini. Oleh
karena itu saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. dr. Hari Hendarto, Ph.D., Sp.PD-KEMD,Ph.D,FINASIM selaku dekan FK
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. dr. Achmad Zaki, M.Epid., Sp.OT selaku Kaprodi Kedokteran Fakultas
Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. dr. Risahmawati, Dr. Med.Sc selaku pembimbing 1 saya yang telah
meluangkan waktu, tenaga, pikiran, arahan dan masukan untuk
membimbing saya sejak awal memulai penelitian ini hingga akhir
penyusunan dan penyelesaian laporan penelitian ini.
4. dr. Nurmila Sari, M.Kes selaku pembimbing 2 saya yang telah
meluangkan waktu, tenaga, pikiran untuk membimbing saya dan
memberikan masukan serta arahan dalam penelitian.
5. dr. Femmy Nurul Akbar, Sp.PD-KGEH dan dr. Erwin Hermawan, MARS
selaku penguji pada sidang yang memberi banyak masukan untuk
perbaikan laporan penelitian ini.
6. drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D. selaku penanggung jawab (PJ) modul
riset FK UIN 2015.
7. Kedua orang tua saya, Prof.Dr.H.Armai Arief, MA dan Drs Latifah,S.Ag
yang selalu memberikan doa yang tidak pernah putus, dukungan,
semangat, motivasi dan pengorbanan jiwa yang dilakukan untuk saya
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan penelitian ini pada waktunya.
8. Kakak saya, Dwi Andayani, Arifawati, Ari Kurnia dan seluruh anggota
keluarga yang namanya tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Terima

v
kasih atas doa, dukungan, motivasi yang tak henti mengalir selama penulis
menjalani masa pendidikan.
9. Pihak administrasi Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta yang membantu
dalam proses pembuatan surat perizinan penelitian.
10. Pihak Puskesmas Pisangan yang telah memberikan perizinan untuk
pengambilan data penelitian.
11. Teman saya Luthfi, Salsa, Fitria, Wulan, Rizka, Sabrina, Rona yang selalu
mendukung saya dan mendoakan saya dalam mengerjakan penelitian ini.
12. Teman-teman satu kelompok riset saya, Fitmika dewi dan Sarah Azizah.
Terima kasih atas kebersamaan, kerjasama, semangat dalam proses
penelitian hingga laporan penelitian ini selesai.
13. Seluruh responden riset yang telah bersedia membantu meluangkan waktu
nya untuk mengisi kuesioner pada penelitian ini.
14. Semua mahasiswa FK UIN 2015
Saya menyadari dalam laporan penelitian ini masih banyak terdapat
kekurangan. Saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak agar laporan penelitian ini menjadi lebih baik.
Demikian laporan penelitian ini saya tulis, semoga dapat memberikan manfaat
bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Ciputat, 25 Oktober 2018

Nabilah Ulfah

vi
ABSTRAK
Nabilah Ulfah. Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter. Motivasi
Pasien Penderita Hipertensi yang Berobat di Puskesmas Pisangan Dalam
Pengendalian Hipertensi. 2018.
Hipertensi menempati urutan ke lima dari tujuh penyakit penyebab kematian
dengan angka 42,1 juta (25,8%) penduduk di Indonesia dan merupakan salah
satu penyebab utama mortalitas dan morbiditas di Indonesia. Hanya 9,5% yang
terkendali. Kondisi ini akan mengakibatkan komplikasi, kecacatan hingga
kematian dini. Untuk itu, diperlukan upaya pengendalian hipertensi agar tetap
terkontrol. Dalam melakukan upaya pengendalian diperlukan motivasi yang
tinggi agar tujuan tercapai. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
motivasi masyarakat terhadap upaya pengendalian hipertensi di Puskesmas
Pisangan. Metode penelitian ini menggunakan desain observasional dengan
pendekatan potong lintang. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pisangan.
Responden dalam penelitian ini berjumlah 96 orang. Pengambilan data
menggunakan metode consecutive sampling dan dilakukan dengan cara
membagikan lembar kuesioner kepada responden. Hasil pada karakteristik
responden penelitian didapatkan mayoritas responden adalah wanita (64,4%),
usia 56-65 tahun (55%), pensiunan (28%), pendidikan terakhir S1&lebih tinggi
(28,1% ), (46%) responden dalam penelitian ini memiliki pengetahuan terhadap
hipertensi yang cukup, (77%) responden memiliki kualitas hidup yang baik,
(62,5%) responden dalam penelitian ini memiliki riwayat keluarga hipertensi,
(68%) responden dalam penelitian ini memiliki kepatuhan berobat yang baik,
(43%) responden dalam penelitian ini memiliki gaya hidup yang baik, (98%)
responden dalam penelitian ini memiliki motivasi yang baik. Kesimpulan:
Masyarakat hipertensi di Puskesmas Pisangan memiliki motivasi yang cukup
terhadap upaya pengendalian hipertensi.
Kata kunci : Motivasi, Pengendalian, Hipertensi.

xvi
ABSTRACT
Nabilah Ulfah. Medical Education. Patients Motivation Againts
Hypertension Who Seek Treatment at Pisangan Health Center to Control
Hypertension. 2018.

Hypertension ranks fifth of the seven causes of death with a figure of 42.1
million (25.8%) of the population in Indonesia and is one of the main causes of
mortality and morbidity in Indonesia. Only 9.5% controlled. This condition will
lead to complications, disability, premature death and impact on increasing
economic burden. One way to deal with hypertension to stay stable is to control
hypertension regularly. In making control efforts, high motivation is needed so
that the goal is achieved. Objective this research was conducted to find out the
motivation of the community to control hypertension in Pisangan Health Center.
Method this study uses an observational design with a cross-sectional approach.
This research was conducted at Pisangan Health Center. Respondents in this
study amounted to 96 people. Data retrieval using consecutive sampling method
and carried out by distributing questionnaires to respondents. Results in the
characteristics of the study respondents, the majority of respondents were women
(64.4%), ages 56-65 years (55%), pensioners (28%), final education S1 & higher
(28.1%), (46%) respondents in the study this has sufficient knowledge of
hypertension, (77%) respondents have a good quality of life, (62.5%)
respondents in this study had a family history of hypertension, (68%)
respondents in this study had good treatment compliance, (43 %) respondents in
this study had a good lifestyle, (98%) respondents in this study had good
motivation. Conclusion hypertension community at Pisangan Health Center has
enough motivation to control hypertension.
Keywords: Motivation, Control, Hypertension

xvii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... v
ABSTRAK ..................................................................................................................... xvi
ABSTRACT.................................................................................................................. xvii
DAFTAR ISI................................................................................................................ xviii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xxi
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xxiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xxiv
DAFTAR SINGKATAN ...............................................................................................xxv
BAB I 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................... 3
1.3.1 Umum.........................................................................................................3
1.3.2 Khusus ........................................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 3
1.4.1 Bagi peneliti ................................................................................................3
1.4.2 Bagi Institusi ...............................................................................................3
1.4.3 Bagi Masyarakat .........................................................................................3
1.4.4 Bagi Pelayanan Primer ................................................................................4
BAB II 5
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................... 5
2.1 Motivasi 5
2.1.1 Definisi Motivasi .........................................................................................5
2.1.2 Teori Motivasi .............................................................................................5
2.1.3 Tingkat Motivasi .........................................................................................8
2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Motivasi.........................................................8

xviii
2.1.5 Jenis-Jenis Motivasi ..................................................................................10
2.1.6 Motivasi dan Perilaku Kesehatan .............................................................12
2.2 Pengendalian Hipertensi ................................................................................. 13
2.3 Hipertensi ........................................................................................................ 14
2.3.1 Definisi Hipertensi ....................................................................................14
2.3.2 Klasifikasi Hipertensi.................................................................................14
2.3.3 Etiologi Hipertensi ....................................................................................15
2.3.4 Faktor Risiko Hipertensi ............................................................................15
2.3.5 Patofisiologi Hipertensi ............................................................................18
2.3.6 Pengukuran Tekanan Darah .....................................................................22
2.3.7 Tatalaksana Hipertensi .............................................................................23
2.3.8 Komplikasi Hipertensi ...............................................................................29
2.4 Kerangka Teori ................................................................................................ 30
30
2.5 Kerangka Konsep ............................................................................................. 31
2.6 Definisi Operasional ........................................................................................ 32
BAB III ............................................................................................................................35
METODE PENELITIAN .................................................................................................35
3.1 Desain Penelitian ............................................................................................. 35
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................... 35
3.3 Populasi dan Sampel ....................................................................................... 35
3.3.1 Populasi Target .........................................................................................35
3.3.2 Populasi Terjangkau .................................................................................35
3.3.3 Sampel ......................................................................................................35
3.4 Besar Sampel ................................................................................................... 35
3.5 Cara Pengambilan Sampel ............................................................................... 36
3.6 Kriteria Sampel ................................................................................................ 36
3.6.1 Kriteria Inklusi...........................................................................................36
3.6.2 Kriteria Eksklusi........................................................................................36
3.7 Alur Penelitian ................................................................................................. 37
3.9 Manajemen Data ............................................................................................. 37
3.8.1 Teknik Pengumpulan Data............................................................................... 37
3.8.2 Pengolahan Data dan Analisis Data ................................................................. 38

xix
BAB IV ............................................................................................................................40
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................................40
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................................ 40
4.1.1 Puskesmas Pisangan .................................................................................40
4.2 Hasil Uji Instrumen Penelitian ......................................................................... 41
4.2.1 Hasil Uji Validitas Data ..............................................................................41
4.2.2 Hasil Uji Reabilitas Data ............................................................................43
4.3 Hasil 44
4.3.1. Karakteristik Responden.................................................................................44
4.4 Pembahasan .................................................................................................... 76
4.4.1 Karakteristik Responden ...........................................................................76
4.4.2 Pengetahuan Responden Terhadap Hipertensi ........................................80
4.4.3 Kualitas Hidup Responden ........................................................................81
4.4.5 Riwayat Keluarga Responden ...................................................................82
4.4.6 Kepatuhan Berobat ..................................................................................83
4.4.7 Gaya Hidup Responden ............................................................................84
4.4.8 Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik Responden ............................................84
4.5 Keterbatasan Peneliti ...................................................................................... 85
BAB V .............................................................................................................................86
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................................86
5.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 86
5.2. Saran 86
BAB VI ............................................................................................................................87
KERJASAMA RISET......................................................................................................87
Daftar Pustaka ..................................................................................................................88
LAMPIRAN.....................................................................................................................92

xx
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 ..........................................................................................................6
Gambar 4.1 ..........................................................................................................36
Gambar 4.2 ..........................................................................................................37
Gambar 4.3 ..........................................................................................................37
Gambar 4.4 ..........................................................................................................38
Gambar 4.5 ..........................................................................................................38
Gambar 4.6 ..........................................................................................................39
Gambar 4.7 ..........................................................................................................39
Gambar 4.8 ..........................................................................................................40
Gambar 4.9 ..........................................................................................................41
Gambar 4.10 ........................................................................................................41
Gambar 4.11 ........................................................................................................42
Gambar 4.12 ........................................................................................................42
Gambar 4.13 ........................................................................................................43
Gambar 4.14 ........................................................................................................43
Gambar 4.15 ........................................................................................................44
Gambar 4.16 ........................................................................................................44
Gambar 4.17 ........................................................................................................45
Gambar 4.18 ........................................................................................................45
Gambar 4.19 ........................................................................................................46
Gambar 4.20 ........................................................................................................46
Gambar 4.21 ........................................................................................................47
Gambar 4.22 ........................................................................................................47
Gambar 4.23 ........................................................................................................48
Gambar 4.24 ........................................................................................................48
Gambar 4.25 ........................................................................................................49
Gambar 4.26 ........................................................................................................49
Gambar 4.27 ........................................................................................................50
Gambar 4.28 ........................................................................................................50
Gambar 4.29 ........................................................................................................51
Gambar 4.30 ........................................................................................................51
Gambar 4.31 ........................................................................................................52
Gambar 4.32 ........................................................................................................52
Gambar 4.33 ........................................................................................................53
Gambar 4.34 ........................................................................................................53
Gambar 4.35 ........................................................................................................54
Gambar 4.36 ........................................................................................................54
Gambar 4.37 ........................................................................................................55
Gambar 4.38 ........................................................................................................55
Gambar 4.39 ........................................................................................................56
Gambar 4.40 ........................................................................................................56
Gambar 4.41 ........................................................................................................57
Gambar 4.42 ........................................................................................................57

xxi
Gambar 4.43 ........................................................................................................58
Gambar 4.44 ........................................................................................................58
Gambar 4.45 ........................................................................................................59
Gambar 4.46 ........................................................................................................59
Gambar 4.47 ........................................................................................................60
Gambar 4.48 ........................................................................................................60
Gambar 4.49 ........................................................................................................61
Gambar 4.50 ........................................................................................................61
Gambar 4.51 ........................................................................................................62
Gambar 4.52 ........................................................................................................62
Gambar 4.53 ........................................................................................................63
Gambar 4.54 ........................................................................................................63
Gambar 4.55 ........................................................................................................64
Gambar 4.56 ........................................................................................................64
Gambar 4.57 ........................................................................................................65
Gambar 4.58 ........................................................................................................65
Gambar 4.59 ........................................................................................................66
Gambar 4.60 ........................................................................................................66
Gambar 4.61 ........................................................................................................67
Gambar 4.62 ........................................................................................................67
Gambar 4.63 ........................................................................................................68

xxii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah ..................................................................14
Tabel 2.2 Krisis Hipertensi .................................................................................15
Tabel 2.3 Langkah – langkah untuk pengukuran tekanan darah secara tepat .....22
Tabel 2.4 Indeks Massa Tubuh ...........................................................................24
Tabel 2.5 Contoh Aktivitas Fisik Tingkat Sedang ..............................................25
Tabel 2.6 Rencana makan menurut DASH .........................................................26
Tabel 2.7 Kebutuhan Kalori untuk Wanita .........................................................27
Tabel 2.8 Kebutuhan kalori untuk Pria ...............................................................28
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Data ......................................................................33
Tabel 4.2 Hasil Uji Reabilitas Data .....................................................................35

xxiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Surat perizinan penelitian ...............................................................75
Lampiran 2: Kuesioner Penelitian .......................................................................77
Lampiran 3: Gambar Proses Penelitian ...............................................................84
Lampiran 4: Riwayat Penulis ..............................................................................85

xxiv
DAFTAR SINGKATAN
ACE: Angiotensin Converting Enzyme

AHA: American Hearth Association

DASH: Dietary Approach to Stop Hypertension

DINKES: Dinas Kesehatan

PAD : Peripheral Artery Disease

POSBINDU: Pos Pembinaan Terpadu

PROLANIS: Program Pengelolaan Penyakit Kronis

PTM: Penyakit Tidak Menular

PUSKESMAS : Pusat Kesehatan Masyarakat

RISKESDAS: Riset Kesehatan Dasar

WHO : World Health Organization

xxv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi merupakan salah satu penyebab utama mortalitas dan
morbiditas di Indonesia, sehingga penyakit ini merupakan intervensi yang sangat
umum dilakukan di berbagai tingkat fasilitas kesehatan. Menurut World Health
Organization (WHO) hipertensi membunuh hampir 8 juta orang setiap tahun di
seluruh dunia dan Asia Tenggara. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat.1
Berdasarkan pedoman dari American Hearth Association (AHA) 2017 di
Amerika Serikat 75,3 juta orang dengan usia 45-75 tahun menderita hipertensi,
mewakili 63% dari populasi dalam kelompok usia ini. Di China 280,8 juta orang
atau 55 % dari kelompok usia yang sama juga menderita hipertensi. Terdapat 8,1
juta orang di Amerika dengan hipertensi yang tidak diobati dan diperkirakan akan
meningkat menjadi 15,6 juta.2
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 prevalensi hipertensi di
Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8 %,
tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%),
Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%). Proyeksi jangka panjang
menunjukkan bahwa pada tahun 2025, 29 % orang dewasa di seluruh dunia
memiliki hipertensi sebesar 1,56 miliar orang di seluruh dunia.3
Dinas Kesehatan (DINKES) 2016 menunjukan bahwa hipertensi
merupakan penyakit dengan kasus terbanyak di Puskesmas se-Kota Tangerang
Selatan yaitu sebanyak 72.069 kasus baru. Puskesmas Pisangan merupakan
Puskesmas dengan angka hipertensi tertinggi se-Kota Tangerang Selatan yaitu
sebesar 49,7%.
Dalam menghadapi tingginya angka kejadian hipertensi di Indonesia,
pemerintah Indonesia sudah melakukan upaya untuk mengatasi kejadian
hipertensi yaitu dengan mengembangkan dan memperkuat kegiatan deteksi dini
secara aktif, meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan deteksi dini
melalui kegiatan Posbindu untuk kelompok Penyakit Tidak Menular (PTM),

1
2

meningkatkan akses pasien terhadap pengobatan hipertensi melalui revitalisasi


puskesmas untuk pengendalian PTM, membuat Program Pengelolaan Penyakit
Kronis (PROLANIS) berupa edukasi, pemantauan kesehatan, aktivitas klub,
kunjungan rumah dan monitoring.4
Hipertensi memang penyakit berbahaya, namun bukan berarti orang yang
terkena penyakit ini akan menderita seumur hidup, karena hipertensi dapat
dikontrol. Untuk itu, dibutuhkan pengendalian tekanan darah yang tepat dan
berkesinambungan. Pada beberapa penderita, hipertensi bisa dikontrol dengan
terapi non-farmakologis berupa pengendalian perilaku penderita hipertensi seperti
merubah gaya hidup, menjalankan pola makan sesuai diet hipertensi, tidak
merokok, mengendalikan stress, olahraga teratur dan menjaga berat badan dalam
kisaran normal. Perilaku dalam pengendalian hipertensi erat kaitannya dengan
motivasi.
Motivasi adalah sesuatu yang mendorong atau pendorong seseorang
bertingkah laku untuk mencapai tujuan tertentu.5 Motivasi penderita hipertensi
mempengaruhi perilaku penderita tersebut untuk melakukan pengendalian,
sehingga kita bisa menilai motivasi penderita hipertensi berdasarkan perilaku nya
dalam mengendalikan hipertensi.
Tingkat motivasi penderita hipertensi tergolong masih rendah.
Berdasarkan survey di Amerika Serikat dari 50 penderita hipertensi, hanya 25
penderita yang berobat dan hanya 12 penderita yang berhasil terkontrol. 6 Dari
survey tersebut dapat dilihat masih rendahnya perilaku dan keinginan atau
motivasi penderita untuk melakukan pengendalian hipertensi.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut peneliti tertarik untuk
mengetahui motivasi masyarakat terhadap upaya pengendalian penyakit hipertensi
di Puskesmas Pisangan. Penelitian ini merupakan penelitian pertama yang belum
pernah dilakukan sebelumnya.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana motivasi masyarakat terhadap upaya pengendalian hipertensi di
Puskesmas Pisangan?
3

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi pasien
penderita hipertensi yang berobat di Puskesmas Pisangan dalam
pengendalian hipertensi
1.3.2 Khusus
1. Mengetahui gambaran karakteristik pasien hipertensi di
Puskesmas Pisangan.
2. Mengetahui gambaran pengetahuan pasien terhadap hipertensi
di Puskesmas Pisangan.
3. Mengetahui gambaran kualitas hidup pasien hipertensi di
Puskesmas Pisangan.
4. Mengetahui gambaran riwayat keluarga pasien hipertensi di
Puskesmas Pisangan.
5. Mengetahui gambaran kepatuhan berobat pasien hipertensi di
Puskesmas Pisangan.
6. Mengetahui gambaran gaya hidup pasien hipertensi di
Puskesmas Pisangan.
7. Mengetahui gambaran motivasi intrinsik dan ekstrinsik pasien
hipertensi di Puskesmas Pisangan.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi peneliti
Mendapatkan pengalaman dalam membuat penelitian.
1.4.2 Bagi Institusi
1. Menambah referensi penelitian mengenai motivasi masyarakat
terhadap upaya pengendalian hipertensi di Puskesmas
Pisangan.
2. Dapat menjadi informasi untuk dilakukan penelitian lebih
lanjut dan mendalam terkait motivasi masyarakat terhadap
upaya pengendalian hipertensi di Puskesmas Pisangan.
1.4.3 Bagi Masyarakat
Menambah wawasan mengenai motivasi terhadap pengendalian
hipertensi.
4

1.4.4 Bagi Pelayanan Primer


Dapat memberikan informasi kepada Puskesmas Pisangan
mengenai gambaran motivasi bagi penderita hipertensi dalam
pengendalian penyakit. Sehingga dapat diadakan rencana
tindakan promotif dan preventif di Puskesmas Pisangan.
5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Motivasi
2.1.1 Definisi Motivasi
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai
kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang menyebabkan individu
tersebut bertindak atau berbuat. Motif mencakup penggerak, keinginan,
rangsangan, hasrat, pembangkit tenaga, alasan dan dorongan dalam diri
manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu. Motivasi merupakan suatu
proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong yang timbul dalam diri
individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan
akhir daripada gerakan atau perbuatan.5
Motivasi juga dapat diartikan sebagai perasaan atau fikiran yang
mendorong seseorang untuk berprilaku, beraktivitas dalam mencapai
tujuan.
2.1.2 Teori Motivasi
Tahun 1950 merupakan periode perkembangan konsep-konsep
motivasi. Teori-teori yang berkembang pada masa ini adalah teori Maslow
Herzberg, Vroom dan Clayton Alderfer ERG. 7
A. Teori Motivasi Maslow
Teori ini merupakan teori yang paling terkenal di dunia dan
menjadi salah satu titik awal yang baik untuk memeriksa motivasi
yang berbeda. Maslow beranggapan bahwa manusia selalu
cenderung menginginkan sesuatu dan apa yang mereka inginkan
tergantung pada apa yang sudah mereka miliki. 7 Maslow
mengusulkan terdapat lima tingkat kebutuhan yang berbeda yang
dimiliki orang untuk mencari kepuasan atas kebutuhan dasar
mereka. Ia menunjukannya dalam lima tingkatan yang berbentuk
piramida. Manusia memulai dorongan dari tingkatan terbawah.
6

Gambar 2.1 Tingkat Kebutuhan Motivasi Menurut Maslow


Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki
kebutuhan Maslow. Tingkat pertama atau terendah adalah
kebutuhan fisiologis meliputi makanan, air, tempat tinggal dan
pakaian. Ketika manusia tidak merasa lapar, haus, atau dingin,
kebutuhan mereka akan naik pada kebutuhan kedua. Tingkat
terendah kedua adalah kebutuhan keamanan. Dalam tingkat ini,
seseorang perlu merasa aman di dalam keluarga dan masyarakat,
merasa terlindungi. Kebutuhan kasih sayang atau cinta adalah level
ketiga hirarki Maslow. Setelah merasa aman, manusia perlu merasa
bahwa mereka menerima dan memberikan kasih sayang, mereka
diterima oleh orang lain.7
Tingkat keempat adalah kebutuhan penghargaan yang
merupakan kebutuhan dengan harga diri dan menikmati
penghargaan dari orang lain. Manusia ingin mengevaluasi diri
mereka sendiri berdasarkan pencapaian mereka dan menerima
penghargaan dari orang lain. Kurang nya kebutuhan ini dapat
menyebabkan inferioritas, ketidakberdayaan dan kelemahan.
Hirarki kebutuhan Maslow tingkat tertinggi adalah kebutuhan
7

aktualisasi diri. Pengembangan kebutuhan ini didasarkan pada


kepuasan di empat tingkat yang lebih rendah. Kebutuhan ini
meliputi kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami; kebutuhan
estetik: keserasian, keteraturan, keindahan; kebutuhan aktualisasi
diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya. 7
B. Teori Motivasi Herzberg
Menurut Herzberg, yang membuat orang bahagia adalah
berdasarkan apa yang mereka lakukan atau cara mereka
dimanfaatkan dan apa yang membuat orang tidak bahagia adalah
cara mereka diperlakukan. Ada dua jenis faktor yang mendorong
seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri
dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebut faktor higiene (faktor
ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene
memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk
didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan dan kondisi
lingkungan. Sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang
untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya
adalah pengakuan dan kemajuan tingkat kehidupan.7
C. Teori Motivasi Vroom
Teori ini menjelaskan mengapa seseorang tidak akan
melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya,
meskipun seseorang menginginkannya.7 Menurut Vrom, tinggi
rendahnya motivasi ditentukan oleh tiga komponen, yaitu :
1. Ekspetasi (harapan) keberhasilan pada sesuatu. Harapan
didefinisikan sebagai keyakinan sesaat mengenai kemungkinan
bahwa tindakan tertentu akan diikuti oleh hasil tertentu.
2. Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi
jika berhasil dalam melakukan sesuatu.
3. Valensi, yaitu respon terhadap instrumentalis berupa perasaan
positif, netral atau negatif.
Motivasi dikatakan tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang
melebihi harapan. Motivasi rendah jika usaha menghasilkan
sesuatu yang kurang dari harapan.7
8

D. Teori Motivasi Clayton Alderfer ERG


Teori ini didasarkan pada kebutuhan manusia akan
keberadaan, hubungan dan pertumbuhan. Teori ini sedikit berbeda
dengan teori Maslow. Alderfer mengemukakan bahwa jika
kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi, maka
manusia akan kembali pada gerak yang fleksibel dari pemenuhan
kebutuhan dari waktu ke waktu dan dari situasi ke situasi.7
2.1.3 Tingkat Motivasi
Suatu perbuatan yang tidak bermotif atau motifnya sangat rendah,
akan dilakukan dengan tidak bersungguh sungguh, tidak terarah dan tidak
akan membawakan hasil. Sebaliknya apabila motifnya sangat besar, maka
akan dilakukan dengan sungguh-sungguh, terarah dan penuh semangat.
Oleh karena itu motivasi dibagi menjadi 3 (tiga) tingakatan, yaitu :
1. Motivasi takut atau fear motivation yaitu individu melakukan
suatu perbuatan karena takut. Pada tingkatan ini, mereka
melakukan sesuatu bukan karena kesadaran dan ingin mencapai
tujuan tertentu tapi lebih disebabkan karena ketakutan.
2. Motivasi insentif atau incentive motivation yaitu individu
melakukan suatu perbuatan untuk mendapatkan suatu insentif.
Bentuk insentif seperti: mendapatkan hadiah, bonus, piagam,
tanda jasa, kenaikan gaji dan kenaikan pangkat.
3. Self motivation yaitu motivasi yang muncul dari dalam diri
individu karena didasarkan oleh misi atau tujuan hidupnya.
Seseorang yang mempunyai sikap positif terhadap sesuatu akan
menunjukkan motivasi yang besar terhadap hal tersebut.
Motivasi ini datang dari dirinya sendiri karena adanya rasa
senang atau suka.8
2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Faktor yang mempengaruhi motivasi diklasifikasikan menjadi dua
faktor, yaitu faktor internal dan eksternal.8
A. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam
individu itu sendiri, biasanya timbul dari perilaku yang dapat
9

memenuhi kebutuhan sehingga menjadi puas. Faktor internal


meliputi:
1. Faktor fisik
Faktor fisik adalah segala sesuatu yang berkaitan
dengan kondisi fisik, misal status kesehatan pasien. Fisik
yang kurang sehat dan cacat yang tidak dapat disembuhkan
dapat membahayakan diri. Pasien yang mempunyai
hambatan fisik karena kesehatannya buruk menyebabkan
mereka selalu frustasi terhadap kesehatannya.8
2. Faktor proses mental
Motivasi merupakan suatu proses yang tidak terjadi
begitu saja, namun terdapat kebutuhan yang mendasari
munculnya motivasi tersebut. Pasien dengan fungsi mental
yang normal akan positif terhadap diri. Seperti halnya
adanya kemampuan untuk mengontrol kejadian-kejadian
dalam hidup yang harus dihadapi, keadaan pemikirian dan
pandangan hidup yang positif dari diri pasien dalam reaksi
terhadap pengendalian akan meningkatkan penerimaan diri
serta keyakinan diri sehingga mampu mengatasi kecemasan
dan selalu berfikir optimis untuk kesembuhannya.8
3. Keinginan dalam diri sendiri
Keinginan yang dimaksud adalah keinginan untuk
lepas dari keadaan sakit yang menganggu aktivitas sehari-
hari, atau merasa belum sepenuhnya mengembangkan
potensi-potensi yang dimiliki.8
4. Kematangan usia
Kematangan usia akan mempengaruhi proses
berfikir dan pengambilan keputusan dalam melakukan
pengobatan yang menunjang kesembuhan.8
B. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor motivasi yang berasal dari
luar diri seseorang yang merupakan pengaruh dari orang lain atau
lingkungan.8 Faktor eksternal meliputi :
10

1. Faktor lingkungan
Lingkungan adalah keadaan yang berada disekitar
pasien baik fisik, psikologis, maupun sosial. Lingkungan
sangat berpengaruh terhadap motivasi pasien untuk
pengendalian penyakit. Lingkungan yang tidak mendukung
dan kurang kondusif akan membuat stress bertambah.
2. Dukungan Sosial
Dukungan sosial berupa verbal dan non verbal,
saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan
orang-orang yang akrab dengan penderita di dalam
lingkungan sosialnya atau berupa kehadiran dan hal-hal
yang dapat memberikan dukungan emosional yang
berpengaruh pada tingkah laku penderita.8
3. Dukungan keluarga
Keluarga adalah unit terkecil masyarakat yang
terdiri atas dua orang atau lebih, adanya ikatan
persaudaraan atau pertalian darah, hidup dalam satu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain dan mempertahankan
satu kebudayaan. Dukungan keluarga merupakan bagian
yang penting dalam pengendalian penyakit. Penderita akan
merasa senang dan tentram bila mendapat perhatian dan
dukungan dari keluarganya, karena dengan dukungan
tersebut akan menimbulkan kepercayaan diri dalam
menghadapi atau mengelola penyakitnya dengan baik.
Dukungan keluarga ditujukan melalui sikap yaitu dengan
mengingatkan, misalnya kapan penderita harus minum
obat, kapan istirahat dan kapan saatnya kontrol.8
2.1.5 Jenis-Jenis Motivasi
Terdapat tiga jenis motivasi yaitu motivasi intrinsik, ekstrinsik dan
motivasi.9
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah suatu dorongan yang ada
dalam diri individu dimana individu tersebut merasa senang
11

setelah melakukan serangkaian aktifitas. Terdapat tiga


macam motivasi intrinsik yaitu pengetahuan, stimulasi dan
kecakapan. Pengetahuan adalah motivasi yang terjadi
karena adanya kesenangan dan kepuasan terhadap
penguasaan pengetahuan. Stimulasi adalah motivasi yang
timbul karena adanya kesenangan merasakan suatu sensasi.
Kecakapan adalah motivasi yang terjadi karena adanya
kesenangan dan kepuasan terhadap penguasaan
kemampuan. Motivasi intrinsik memiliki unsur-unsur
seperti suatu ketertarikan, kesenangan dan kepuasan.9
2. Motivasi Ekstrinsik
Merupakan motivasi yang bersumber dari
rangsangan atau dorongan dari luar. Motivasi ekstrinsik
muncul karena adanya harapan yang baik berupa imbalan
ataupun menghindari konsekuensi. Terdapat empat macam
motivasi ekstrinsik yaitu Identification Regulation,
Introjected Regulation, Integrated Regulation, External
Regulation. Identification Regulation adalah motivasi yang
timbul karena individu merasakan kesadaran akan manfaat
yang ditimbulkan dari suatu tindakan atau perilaku.
Introjected Regulation adalah motivasi yang muncul atas
dasar kewajiban, kontrol diri, tanggung jawab dan adanya
dorongan internal. Integrated Regulation adalah motivasi
yang muncul karena adanya kesadaran dan mampu
menyesuaikan diri serta melibatkan diri dengan
kepentingan orang lain. External Regulation adalah
motivasi yang muncul untuk mendapatkan penghargaan. 9
3. Amotivasi
Amotivasi adalah tidak adanya niat dan motivasi
dari dalam diri seseorang yang dapat dipengaruhi oleh
faktor internal dan eksternal dari individu tersebut. Hal ini
disebabkan karena tidak adanya niat, ketidakmampuan,
kurang kontrol terhadap suatu perilaku sehingga dapat
12

dengan mudah terpengaruh oleh faktor internal dan


eksternal.9
2.1.6 Motivasi dan Perilaku Kesehatan
Motivasi merupakan suatu tenaga yang terdapat dalam diri manusia
yang menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasi tingkah laku
(perilaku). Perilaku timbul karena adanya dorongan faktor internal dan
faktor eksternal. Perilaku juga dipandang sebagai reaksi atau respons
terhadap suatu stimulus.10
Perilaku terjadi karena adanya motivasi atau dorongan yang
mengarahkan individu untuk bertindak sesuai dengan kepentingan atau
tujuan yang ingin dicapai. Sehingga motivasi seseorang bisa dilihat dari
perilakunya.
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang
terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system
pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Respon atau reaksi
manusia dapat bersifat pasif ( pengetahuan, persepsi dan sikap) maupun
bersifat aktif (tindakan yang nyata).10 Perilaku kesehatan mencakup :
a. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit, yaitu bagaimana
manusia berespon, baik secara pasif maupun aktif. Perilaku
terhadap sakit dan penyakit ini sesuai dengan tingkat-tingkat
pencegahan penyakit, yakni :
1. Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan
kesehatan (health promotion behavior). Misalnya makan
makanan yang bergizi, olahraga, dan sebagainya.
2. Perilaku pencegahan penyakit (health prevention behavior),
yaitu respon untuk melakukan pencegahan penyakit, misalnya
imunisasi, tidur menggunakan kelambu untuk mencegah
gigitan nyamuk, tidak menularkan penyakit kepada orang lain.
3. Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan (health
seeking behavior), yaitu perilaku untuk melakukan atau
mencari pengobatan. Misalnya usaha-usaha mengobati sendiri
penyakitnya atau mencari pengobatan ke fasilitas kesehatan.
13

4. Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan (health


rehabilitation behavior), yaitu perilaku yang berhubungan
dengan usaha-usaha pemulihan kesehatan setelah sembuh dari
suatu penyakit. Misalnya mematuhi anjuran-anjuran dokter
dalam rangka pemulihan kesehatannya.
b. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan, yaitu respon
seseorang terhadap system pelayanan kesehatan modern maupun
tradisional. Perilaku ini mencakup respon terhadap fasilitas
pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan dan obat-obatan.
c. Perilaku terhadap makanan (nutrition behavior) yaitu respon
seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi
kehidupan. Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap,
praktik kita terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung
didalamnya.
d. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (environmental health
behavior) adalah respon seseorang terhadap lingkungan sebagai
determinan kesehatan manusia.
Perilaku diartikan sebagai suatu aksi atau reaksi organisme terhadap
lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada
sesuatu yang merangsang atau mendorong untuk menimbulkan reaksi,
yakni berupa motivasi. Dengan demikian suatu rangsangan atau dorongan
akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu untuk bertindak dalam
rangka mencapai suatu tujuan.10
2.2 Pengendalian Hipertensi
Pengendalian hipertensi bertujuan untuk mencegah terjadinya
mortalitas dan morbiditas akibat komplikasi yang berhubungan dengan
pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 130/80 mmHg.
Pengendalian hipertensi dilakukan dengan pengelolaan diri atau perubahan
gaya hidup penderita seperti diet, istirahat, olahraga dan konsumi obat
teratur.
Penyakit hipertensi tidak dapat disembuhkan tetapi dapat
dikendalikan menurut upaya pengendalian hipertensi meliputi:
1. Mengatur diet hipertensi
14

2. Menjaga berat badan normal


3. Melakukan olahraga secara teratur
4. Mengendalikan stress.
5. Mengkonsumsi obat-obatan secara teratur.
Gambaran umum yang didapat dari teori diatas dapat dikatakan
bahwa upaya-upaya dalam mengendalikan hipertensi terutama dilakukan
dengan pengelolaan diri atau life style penderita. Menurut data dari The
Surgeon General, Health People menekankan bahwa modifikasi gaya
hidup merupakan perubahan yang paling penting yang diperlukan untuk
pencapaian prestasi kesehatan.11
Secara umum indikator keberhasilan pengendalian tekanan darah
pada penderita hipertensi dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Tekanan darah terkendali atau terkontrol.
b. Tidak terjadi komplikasi pada penderita.
c. Kualitas kesehatan hidup menjadi lebih baik dan tetap produktif.

2.3 Hipertensi
2.3.1 Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah yang tinggi secara
konsisten. Jaringan dan organ memerlukan darah yang mengandung
oksigen yang dibawa oleh sistem sirkulasi ke seluruh tubuh. Ketika
jantung berdetak, ia menciptakan tekanan yang mendorong darah melalui
jaringan pembuluh darahyang meliputi arteri, vena dan kapiler. Tekanan
darah adalah hasil dari gaya pertama (tekanan sistolik) terjadi ketika darah
memompa keluar dari jantung dan masuk ke arteri yang merupakan bagian
dari sistem sirkulasi. Gaya kedua (tekanan diastolik) diciptakan saat
jantung beristirahat di antara denyut jantung. Kedua kekuatan ini masing-
masing diwakili oleh angka-angka dalam pembacaan tekanan darah.12
2.3.2 Klasifikasi Hipertensi
Berdasarkan data dari American Hearth Association (AHA) tahun
2017, hipertensi dikategorikan sebagai berikut13 :
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah. Klasifikasi ini berdasarkan
American Hearth Association. 2017. Klasifikasi ini terbagi atas normal,
meningkat, hipertensi derajat 1, hipertensi derajat 2
15

Kategori Tekanan Darah Tekanan Sistolik (mmHg) Tekanan Diastolik (mmHg)

Normal <120 <80

Meningkat 120-129 <80

Hipertensi derajat 1 130-139 80-89

Hipertensi derajat 2 140 / lebih 90/lebih

Tabel 2. 2 Krisis Hipertensi. Klasifikasi ini berdasarkan AHA 2017.


Klasifikasi krisis hipertensi terbagi menjadi hipertensi urgensi dan
hipertensi emergensi
Krisis Hipertensi Tekanan Sistolik (mm Hg) Tekanan Diastolik (mm Hg)

Hipertensi Urgensi >180 >120

Hipertensi >180 + kerusakan organ > 120 + kerusakan organ


Emergensi

2.3.3 Etiologi Hipertensi


Berdasarkan etiologi nya, 80-95% penderita hipertensi digolongkan
sebagai hipertensi primer atau esensial yaitu ketika penyebab hipertensi
tidak dapat diidentifikasikan (idiopatik) dan sebagian besar merupakan
interaksi yang kompleks antara genetik dan interaksi lingkungan.14
Sementara itu 5-20% lainnya digolongkan sebagai hipertensi
sekunder, yang diakibatkan adanya penyakit yang mendasari seperti
gangguan ginjal, gangguan adrenal, penyempitan jantung, obstructive
sleep apneu, gangguan neurogenik, endokrin, dan obat-obatan. 14
Selain itu hipertensi disebabkan karena lingkungan dan genetik.
Obesitas, diabetes dan penyakit jantung juga memiliki komponen genetik
penyebab hipertensi. Studi epidemiologis dari Framingham Heart Study
mengungkapkan bahwa 33-57% penyebab hipertensi adalah genetik. 14
2.3.4 Faktor Risiko Hipertensi
Hipertensi merupakan penyakit multifaktor yang timbul terutama
karena interaksi faktor-faktor risiko yang menimbulkan peningkatan
16

tekanan darah. Faktor risiko hipertensi terbagi dua yaitu faktor yang tidak
dapat dirubah dan faktor yang dapat dirubah.
Faktor risiko hipertensi yang tidak dapat dirubah :
1. Usia
Tekanan darah cenderung meningkat seiring bertambahnya
usia. Pembuluh darah mengalami perubahan fungsi. Lapisan
pembuluh darah mengalami kerusakan dari waktu ke waktu
disebabkan oleh stres oksidatif atau kerusakan DNA. Dengan
bertambahnya usia, kadar hormon angiotensin juga meningkat,
memicu peradangan di pembuluh darah. Pada saat yang sama,
pembuluh darah perlahan kehilangan kemampuan untuk
melepaskan zat yang melindungi atau memperbaiki lapisan. Ketika
lapisan pembuluh darah tidak bekerja, tekanan darah diastolik yang
lebih tinggi dapat terjadi.15
2. Riwayat Keluarga
Banyak penelitian tentang sistem tubuh yang terlibat dalam
tekanan darah tinggi berasal dari genetik. Penelitian menunjukkan
bahwa perubahan DNA tertentu selama perkembangan janin juga
dapat menyebabkan perkembangan tekanan darah tinggi. Anak
dengan riwayat hipertensi pada orang tua memiliki risiko 25%
menderita hipertensi juga.16
3. Jenis Kelamin
Berdasarkan penelitian dari jurnal ncbi tahun 2016, di
Indonesia tekanan darah sistolik secara keseluruhan lebih tinggi
pada wanita (141 mmHg) dibandingkan laki-laki (137 mmHg) dan
meningkat secara progresif dengan usia pada kedua jenis
kelamin.16
Faktor risiko hipertensi yang dapat dirubah :
1. Merokok
Merokok merupakan faktor risiko utama untuk penyakit
jantung dan penyakit peripheral artery disease (PAD) atau
penyakit arteri perifer yang merupakan kondisi di mana plak
menumpuk di arteri yang membawa darah ke kepala, organ, dan
17

anggota badan. Orang yang memiliki PAD berada pada


peningkatan risiko untuk penyakit jantung, serangan jantung, dan
stroke.17
Setiap satu batang rokok merusak jantung dan pembuluh
darah. Untuk beberapa orang, seperti wanita yang menggunakan pil
KB dan orang yang menderita diabetes, merokok menimbulkan
risiko yang lebih besar terhadap jantung dan darah.17
Asap rokok juga bisa membahayakan jantung dan
pembuluh darah. Asap rokok adalah asap yang berasal dari ujung
rokok, cerutu, atau pipa yang terbakar. Perokok pasif juga mengacu
pada asap yang dihembuskan oleh seseorang yang merokok.17
Asap rokok mengandung banyak bahan kimia berbahaya
yang sama yang dihirup orang ketika mereka merokok. Asap rokok
dapat merusak jantung dan pembuluh darah orang yang tidak
merokok dengan cara yang sama seperti merokok aktif yang
melukai orang yang merokok. Asap rokok sangat meningkatkan
risiko orang dewasa terhadap serangan jantung dan kematian. 17
2. Obesitas
Massa tubuh yang besar membutuhkan lebih banyak darah
untuk menyediakan oksigen dan makanan ke jaringan tubuh. Darah
mengalir ke pembuluh darah semakin banyak sehingga dinding
arteri mendapatkan tekanan lebih besar. Kelebihan berat badan
membuat frekuensi denyut jantung dan kadar insulin dalam darah
meningkat sehingga terjadi retensi natrium dan air.17
Lemak jenuh yang berlebihan masuk ke dalam tubuh
menyebabkan penumpukan lemak di dalam pembuluh darah.
Akibatnya arteri menyempit dan perlu tekanan yang lebih besar
untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Untuk menentukan
apakah seseorang memiliki berat badan berlebih yaitu dengan
indeks massa tubuh (IMT) dan lingkar pinggang.17
3. Kurangnya Latihan Fisik
Aktivitas fisik memacu vasodilatasi pembuluh darah.
Olahraga dapat mengembangkan pembuluh darah dan
18

mengoptimalkan otot jantung untuk bekerja efisien memompa


darah.17
4. Konsumsi Alkohol
Penggunaan alkohol secara berlebihan dapat menyebabkan
masalah kesehatan, termasuk gagal jantung, stroke, detak jantung
yang tidak teratur (aritmia). Hal ini dapat menyebabkan tekanan
darah meningkat secara progresif.17
5. Stress
Stress mengakibatkan terjadi pelepasan hormon epinefrin
atau adrenalin. Hormon ini meningkatkan tekanan darah secara
berkala. Selain itu, terlalu banyak stress dapat mendorong perilaku
yang meningkatkan tekanan darah seperti pola makan yang buruk,
aktivitas fisik, merokok, alkohol, dan lain lain. Sosial ekonomi dan
stress psikososial dapat mempengaruhi akses ke kebutuhan hidup
dasar, obat-obatan, pelayanan kesehatan, dan kemampuan untuk
melakukan perubahan gaya hidup sehat. 17
6. Kopi
Kopi yang masuk kedalam tubuh akan di distribusikan ke
seluruh tubuh oleh aliran darah dari traktus gastro intestinal dalam waktu
sekitar lima belas menit. Kandungan kafein pada setiap cangkir kopi
adalah 60,4 – 80,1 mg. kafein merupakan kandungan terbesar dalam kopi
yang memiliki efek terhadap tekanan darah secara akut, terutama pada
penderita hipertensi. Peningkatan tekanan darah ini terjadi melalui
mekanisme biologi antara lain kafein mengikat reseptor adenosine,
mengaktifkan system saraf simpatik dengan meningkatkan konsentrasi
katekolamin dalam plasma, dan menstimulasi kelenjar adrenalin serta
meningkatkan produksi kortisol. Hal ini berdampak pada vasokontriksi dan
meningkatkan total resistensi perifer, yang akan menyebabkan tekanan
darah naik.17
2.3.5 Patofisiologi Hipertensi
Belum diketahui secara pasti patofisiologi hipertensi. Sejumlah
kecil pasien (antara 2% dan 5%) memiliki penyakit ginjal atau adrenal
yang mendasari sebagai penyebab tekanan darah meningkat. Namun, tidak
19

ada penyebab tunggal yang dapat diidentifikasi sehingga disebut hipertensi


essensial.18
Ada kemungkinan bahwa banyak faktor yang saling berkaitan
berkontribusi terhadap peningkatan tekanan darah pada pasien hipertensi,
yang mungkin berbeda antar individu. Di antara faktor-faktor yang telah
dipelajari secara intensif adalah asupan garam, obesitas , resistensi insulin,
sistem renin-angiotensin, dan sistem saraf simpatik. Dalam beberapa tahun
terakhir, faktor-faktor lain telah dievaluasi, termasuk genetika, disfungsi
endotel (seperti yang dimanifestasikan oleh perubahan endotelin dan
oksida nitrat), berat lahir rendah dan nutrisi intrauterin, dan anomali
neurovaskular.18
Terdapat beberapa mekanisme yang berkaitan dengan hipertensi :
a. Cardiac Output dan Resistensi Rerifer
Sebagian besar pasien dengan hipertensi esensial memiliki
curah jantung yang normal tetapi resistensi perifer yang meningkat.
Resistensi perifer tidak ditentukan oleh arteri atau kapiler tetapi
oleh arteriol, dinding yang mengandung sel otot polos. Kontraksi
sel-sel otot polos dianggap berkaitan dengan peningkatan
konsentrasi kalsium intraseluler, yang dapat menjelaskan efek
vasodilatasi obat-obatan yang menghalangi saluran kalsium.
Penyempitan otot polos yang berkepanjangan dianggap
menyebabkan perubahan struktural dengan penebalan dinding
pembuluh arteriolar yang mungkin dimediasi oleh angiotensin,
yang mengarah ke kenaikan yang tidak dapat diperbaiki pada
resistensi perifer.18
b. Sistem Renin-Angiotensin
Sistem renin-angiotensin berperan dalam patofisiologi
hipertensi. Sistem renin-angiotensin merupakan sistem yang paling
penting dari sistem endokrin yang mempengaruhi kontrol tekanan
darah. Renin disekresikan dari aparat juxtaglomerular ginjal dalam
menanggapi glomerular underperfusion atau pengurangan asupan
garam. Hal ini juga dilepaskan sebagai respons terhadap
rangsangan dari sistem saraf simpatik. Renin bertanggung jawab
20

untuk mengubah renin substrat (angiotensinogen) menjadi


angiotensin I, zat yang tidak aktif secara fisiologis dengan cepat
diubah menjadi angiotensin II di paru-paru oleh angiotensin
converting enzyme (ACE).18
Angiotensin II adalah vasokonstriktor kuat dan dengan
demikian menyebabkan peningkatan tekanan darah. Selain itu
sistem renin-angiotensin merangsang pelepasan aldosteron dari
zona glomerulosa dari kelenjar adrenal, yang menghasilkan
peningkatan lebih lanjut dalam tekanan darah terkait dengan retensi
natrium dan air. Sistem renin-angiotensin yang bersirkulasi tidak
dianggap bertanggung jawab secara langsung untuk peningkatan
tekanan darah pada hipertensi esensial.18
Secara khusus, banyak pasien hipertensi memiliki tingkat
renin dan angiotensin II yang rendah (terutama orang lanjut usia
dan orang kulit hitam), dan obat-obatan yang menghambat sistem
renin-angiotensin tidak terlalu efektif. Namun demikian, semakin
banyak bukti bahwa ada sistem epinrin renin-angiotensin atau
parakrinin lokal yang tidak bersirkulasi, yang juga mengontrol
tekanan darah. Sistem renin lokal telah dilaporkan di ginjal,
jantung, dan arteri. Mereka mungkin memiliki peran penting dalam
mengatur aliran darah secara regional.18
c. Sistem Saraf Otonom
Stimulasi sistem saraf simpatik dapat menyebabkan
penyempitan arteriol dan dilatasi arteriol. Dengan demikian sistem
saraf otonom memiliki peran penting dalam menjaga tekanan darah
normal. Ini juga penting dalam mediasi perubahan jangka pendek
dalam tekanan darah dalam menanggapi stres dan latihan
fisik.Namun, ada sedikit bukti yang menunjukkan bahwa epinefrin
(adrenalin) dan norepinefrin (noradrenalin) memiliki peran yang
jelas dalam etiologi hipertensi. Namun demikian, efeknya penting,
paling tidak karena obat-obatan yang menghalangi sistem saraf
simpatik melakukan tekanan darah rendah dan memiliki peran
terapeutik yang baik. Ada kemungkinan bahwa hipertensi terkait
21

dengan interaksi antara sistem saraf otonom dan sistem renin-


angiotensin, bersama dengan faktor lain, termasuk natrium, volume
sirkulasi, dan beberapa hormon yang baru-baru ini dijelaskan.18
d. Disfungsi endotel
Sel endotel vaskular memainkan peran dalam regulasi
kardiovaskular dengan menghasilkan sejumlah agen vasoaktif lokal
yang kuat, termasuk molekul nitrat oksida vasodilator dan
endotelin peptida vasokonstriktor. Disfungsi endotelium telah
terlibat dalam hipertensi esensial manusia. Modulasi fungsi endotel
adalah pilihan terapeutik yang menarik dalam upaya
meminimalkan beberapa komplikasi penting dalam hipertensi.
Terapi antihipertensi yang efektif secara klinis dapat memulihkan
produksi oksida nitrat yang terganggu, tetapi tidak mengembalikan
endotelium yang tergantung pada endotelium yang bergantung
pada relaksasi vaskular atau respons vaskular terhadap agonis
endotelial. Hal ini menunjukkan bahwa disfungsi endotel semacam
itu adalah yang utama dan menjadi tidak dapat diubah kembali
setelah proses hipertensi telah terbentuk.18
e. Pengaruh intrauterin
Ada semakin banyak bukti bahwa pengaruh janin, terutama
berat lahir, menjadi penentu tekanan darah dalam kehidupan
dewasa. Misalnya, bayi yang kecil saat lahir lebih cenderung
memiliki tekanan darah tinggi selama masa remaja dan menjadi
hipertensi saat dewasa. Bayi yang kecil untuk usia mereka juga
lebih mungkin memiliki kelainan metabolik yang telah dikaitkan
dengan perkembangan hipertensi dan penyakit kardiovaskular,
seperti resistensi insulin, diabetes melitus,hiperlipidemia, obesitas.
Resistensi insulin berkontribusi terhadap peningkatan prevalensi
penyakit koroner yang terlihat pada orang dewasa dengan berat
badan lahir rendah.18
22

2.3.6 Pengukuran Tekanan Darah


Tabel 2.3 Langkah – langkah untuk pengukuran tekanan darah secara tepat
menurut American Hearth Association. 20172

Langkah - langkah Instruksi Utama

1. Siapkan pasien  Minta pasien untuk santai, tenang,


duduk di kursi (kaki di lantai, gunakan
sandaran punggung) selama >5 menit.
 Pastikan sebelumnya pasien sedang
tidak minum kopi, olahraga dan
merokok, setidaknya 30 menit sebelum
pengukuran.

2. Gunakan teknik yang tepat untuk  Letakkan lengan pasien diatas meja
pengukuran tekanan darah yang datar
 Gunakan ukuran manset yang sesuai,
posisikan bagian tengah manset pada
lengan atas pasien sejajar dengan
jantung.

3. Lakukan pengukuran yang diperlukan  Pada kunjungan pertama, ukur tekanan


untuk diagnosis dan pengobatan darah pada kedua lengan, catat hasil
pengukuran yang paling tinggi
 Raba arteri radialis untuk tekanan
darah sistolik, kembangkan sampai
ateri radialis tidak teraba, kemudian
pompakan manset 20-30 mmHg.
Turunkan pompa manset secara
perlahan dan dengarkan suara
korotkoff pada arteri brakhialis

4. Catat hasil pengukuran tekanan darah  Catat hasil berdasarkan ≥2


secara akurat pemeriksaan, jarak antara dua
pengukuran selama satu menit dengan
melepaskan manset pada lengan.
 Apabila hasil pengukuran pertama dan
kedua terdapat selisih >10 mmHg,
ulangi pengukuran ketiga setelah
istirahat selama 10 menit dengan
melepaskan manset pada lengan.

5. Infokan kepada pasien Informasikan kepada pasien hasil pemeriksaan


tekanan darah.

Sebelum melakukan pemeriksaan tekanan darah, sebaiknya:


a. Buang air kecil terlebih dahulu (kosongkan kandung kemih)
23

b. Tidak minum kopi atau minuman beralkohol dan tidak


merokok
c. Tenangkan fikiran dan perasaan, misalnya dengan duduk santai
selama lima menit. Duduklah dengan menapakkan kaki di
lantai atau di injakan kaki dan sandarkan punggung. Injakan
kaki dan sandaran punggung akan membantu untuk rileks dan
memberikan hasil pengukuran tekanan darah yang lebih akurat.
Apabila pasien ingin melakukan pemeriksaan tekanan darah
dirumah, maka pasien harus melakukan pemeriksaan dua kali setiap pagi
sebelum pengobatan dan setiap malam sebelum makan malam. Pasien juga
harus melakukan pemeriksaan satu minggu sebelum kunjungan.2
2.3.7 Tatalaksana Hipertensi
a. Non Farmakologis
Menjalani pola hidup sehat telah banyak terbukti dapat
menurunkan tekanan darah, dan secara umum sangat menguntungkan
dalam menurunkan risiko permasalahan kardiovaskular. Pada pasien yang
menderita hipertensi derajat 1, tanpa faktor risiko kardiovaskular lain,
maka strategi pola hidup sehat merupakan tatalaksana tahap awal, yang
harus dijalani setidaknya selama 4 – 6 bulan. Bila setelah jangka waktu
tersebut, tidak didapatkan penurunan tekanan darah yang diharapkan atau
didapatkan faktor risiko kardiovaskular yang lain, maka sangat dianjurkan
untuk memulai terapi farmakologi.19
Beberapa pola hidup sehat yang dianjurkan oleh banyak guidelines
adalah :
1. Penurunan berat badan
Mengganti makanan tidak sehat dengan memperbanyak asupan
sayuran dan buah-buahan dapat memberikan manfaat yang lebih
selain penurunan tekanan darah, seperti menghindari diabetes dan
dislipidemia. 19
Pengukuran berat badan dapat dilakukan dengan mengukur
indeks massa tubuh (IMT). Indeks massa tubuh adalah ukuran
berat badan terhadap tinggi badan. IMT memberikan perkiraan
lemak tubuh total. Perlu diperhatikan untuk orang yang memiliki
24

tubuh yang berotot atau sedang terjadi pembengkakan pada tubuh,


IMT akan menjadi berbeda. Sebaliknya, pada lansia yang memiliki
otot yang kurang, hasil IMT pun akan berbeda. Untuk itu,
pengukuran lingkar pinggang juga harus diperiksa.19
Tabel 2.4 Indeks Massa Tubuh
Kategori IMT Interpretasi
Normal 18,5 – 24,9 Bagus. Pertahankan berat
badan ideal
Berat badan berlebih 25-29,9 Sangat dianjurkan untuk
menurunkan berat badan
terutama bagi pasien yang
memiliki dua atau lebih
faktor risiko penyakit
jantung.
Obesitas 30 atau lebih Sangat dianjurkan untuk
menurunkan berat badan.
Turunkan berat badan
perlahan-lahan sekitar ½
pounds hingga 2 pounds
seminggu. 1 pounds
setara dengan 3.500
kalori
Obesitas didefinisikan sebagai indeks massa tubuh sama
dengan atau lebih besar dari 30. National heart, lung, and blood
institute (NHLBI) merekomendasikan untuk menurunkan berat
badan 10 % dari berat badan saat ini selama seminggu dengan cara
mengurangi asupan kalori dari biasanya.19
2. Mengurangi asupan garam
Di negara kita, makanan tinggi garam dan lemak merupakan
makanan yang tidak bisa di hindari. Tidak jarang pula pasien tidak
menyadari kandungan garam pada makanan cepat saji, makanan
kaleng, daging olahan dan sebagainya. Satu sendok teh garam
mengandung sekitar 2.300 mg sodium. Sodium adalah mineral
yang sangat penting untuk kehidupan. Ketika kita mengkonsumsi
sodium berlebih, maka kadar sodium akan berlebih di dalam aliran
darah. Hal ini dapat menarik air ke pembuluh darah dan
25

meningkatkan jumlah volume darah di dalam pembuluh darah


sehingga tekanan darah akan meningkat.19
American Hearth Association merekomendasikan untuk
penderita hipertensi dapat mengkonsumi garam kurang dari 1.500
mg per hari atau setara dengan 1 sendok teh. Selain itu terdapat
beberapa senyawa yang mengandung natrium yang harus dibatasi
yaitu garam ( natrium klorida atau NaCl), monosodium glutamate
(MSG), baking soda dan baking powder, disodium fosfat dan
senyawa apapun yang memiliki natrium atau Na.2
3. Olahraga
Olahraga merupakan salah satu hal terpenting untuk mencegah
atau mengendalikan hipertensi dan dapat membantu
mengurangi risiko penyakit jantung. Pada penderita hipertensi,
cukup dengan aktivitas fisik tingkat sedang selama 30 menit
selama seminggu. Kegiatan tersebut meliputi berjalan cepat,
bersepeda, menyapu, berkebun.19
Tabel 2.5 Contoh Aktivitas Fisik Tingkat Sedang
Kegiatan Aktivitas Olahraga
Mencuci mobil selama 45-60 menit Bermain voli selama 45-60 menit
Mengepel lantai selama 45 menit Berjalan sejauh 2 mil dalam 30
menit (1 mil dalam 15 menit)
Berkebun selama 30-45 menit Bersepeda 5 mil dalam 30 menit
Berjalan menaiki tangga selama 15 Berenang selama 20 menit
menit
Membersihkan halaman rumah Aerobik selama 30 menit
selama 30 menit
Menyapu lantai selama 45 menit Berjalan 1 ½ mil dalam 15 menit

4. Mengurangi konsumsi alkohol


Konsumsi alkohol belum menjadi pola hidup yang umum di
negara kita, namun konsumsi alkohol semakin hari semakin
meningkat seiring dengan perkembangan pergaulan dan gaya
hidup, terutama di kota besar. Konsumsi alkohol lebih dari 2 gelas
per hari pada pria atau 1 gelas per hari pada wanita, dapat
meningkatkan tekanan darah. Dengan demikian membatasi atau
26

menghentikan konsumsi alkohol sangat membantu dalam


penurunan tekanan darah.19
5. DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension )
DASH adalah rencana makan yang fleksibel dan seimbang
yang dapat membantu menciptakan gaya makan yang sehat untuk
jantung seumur hidup. Rencana makan DASH tidak memerlukan
makanan khusus, melainkan menyediakan tujuan nutrisi harian dan
mingguan. Rencana ini merekomendasikan20 :
a) Mengkonsumsi sayur, buah, gandum. Termasuk produk
susu bebas lemak atau rendah lemak.
b) Mengkonsumsi ikan, kacang, minyak nabati
c) Membatasi makanan yang tinggi lemak jenuh seperti daging
berlemak, produk susu berlemak tinggi, minyak kelapa, minyak
sawit.
27

d) Membatasi minuman manis


Tabel 2.6 Rencana makan menurut DASH. Rencana makanan yang
ditampilkan berdasarkan 2000 kalori per hari. Jumlah porsi harian
dalam kelompok makanan dapat bervariasi dari yang terdaftar
dibawah ini, tergantung pada kebutuhan kalori pasien. 20
Kelompok Porsi Harian Contoh Ukuran porsi
Makanan
Kelompok biji- 7-8 Roti gandum, 1 slice roti
bijian, makanan oatmeal, ½ cup sama
berserat beras merah dengan 95 gram
Sayuran 4-5 Brokoli, 1 ikat sayur
wortel, sawi, 6 ons atau 0,17 kg
kentang,
bayam, labu,
tomat
Buah-buahan 4-5 Apel, pisang, 1 buah berukuran
kurma, sedang
anggur, ½ sendok makan
manga, buah kaleng
melon, nanas,
stroberi,
kismis
Susu rendah lemak 2-3 Susu rendah 250 ml atau setara
atau bebas lemak lemak, yogurt dengan 1 gelas
Daging tanpa Maksimal 2 Ayam tanpa 1 ons daging sama
lemak dan ikan, kulit, daging dengan 100 gram
ayam tanpa lemak
yang di
panggang
atau di rebus
Kacang-kacangan, 4-5 per minggu Kacang 2 sendok makan
buncis tanah, kuaci,
kacang
merah,
kacang
polong
Minyak 2-3 Margarine, 1 sendok makan
minyak
sayur,
mayonnaise
rendah lemak

Jumlah makanan yang dijelaskan pada tabel 2.5 sesuaikan


dengan kebutuhan kalori masing-masing yang disesuaikan dengan
28

usia, jenis kelamin dan aktivitas fisik. Aktivitas fisik terbagi atas
aktivitas fisik menetap, aktivitas fisik cukup aktif dan aktivitas
fisik aktif. Aktivitas fisik menetap, yaitu pasien hanya melakukan
aktivitas fisik ringan sebagai bagian dari rutinitas harian. Aktivitas
fisik cukup aktif, yaitu sama dengan berjalan sekitar 1 hingga tiga
mill sehari ditambah aktivitas ringan. Aktivitas fisik aktif, yaitu
sama dengan berjalan lebih dari tiga mil per hari ditambah aktivitas
ringan.20
Tabel 2.7 Kebutuhan Kalori untuk Wanita20
Usia Kalori yang Kalori yang Kalori yang
dibutuhkan untuk dibutuhkan untuk dibutuhkan untuk
aktivitas fisik aktivitas fisik aktivitas fisik aktif
yang menetap cukup aktif
19-30 2000 2000-2.200 2.400
31-50 1800 2000 2.200
>51 1600 1800 2000-2.200

Tabel 2.8 Kebutuhan kalori untuk Pria20


Usia Kalori yang Kalori yang Kalori yang
dibutuhkan untuk dibutuhkan untuk dibutuhkan untuk
aktivitas fisik aktivitas fisik aktivitas fisik aktif
yang menetap cukup aktif
19-30 2400 2.600-2.800 3000
31-50 2.200 2.400-2.600 2.800-3000
>51 2000 2.200-2.400 2.400-2.800

b. Farmakologis
Secara umum, terapi farmakologi pada hipertensi dimulai bila pada
pasien hipertensi derajat 1 yang tidak mengalami penurunan tekanan darah
setelah > 6 bulan menjalani pola hidup sehat dan pada pasien dengan
hipertensi derajat ≥ 2. Beberapa prinsip dasar terapi farmakologi yang
perlu diperhatikan untuk menjaga kepatuhan dan meminimalisasi efek
samping, yaitu2 :
1. Bila memungkinkan, berikan obat dosis tunggal
29

2. Berikan obat generic (non-paten) bila sesuai dan dapat


mengurangi biaya
3. Berikan obat pada pasien usia lanjut ( diatas usia 80 tahun )
seperti pada usia 55 – 80 tahun, dengan memperhatikan faktor
komorbid
4. Jangan mengkombinasikan angiotensin converting
enzymeinhibitor (ACE-i) dengan angiotensin II receptor
blockers (ARBs)
5. Berikan edukasi yang menyeluruh kepada pasien mengenai
terapifarmakologi. Lakukan pemantauan efek samping obat
secara teratur.
Lini pertama obat antihipertensi2 :
 Diuretik Tiazid
 Calcium Channel Blockers
 Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau
Angiotensin-receptor blockers (ARBs).

2.3.8 Komplikasi Hipertensi


Penderita hipertensi yang tidak diobati, akan mengalami
komplikasi yang menimbulkan terjadinya penyakit berikut 18 :
1. Gagal jantung
2. Iskemia dan infark miokard
3. Stroke iskemik
4. Aneurisma dan diseksi aorta
5. Stroke hemoragik
6. Retinopati
30

2.4 Kerangka Teori

Faktor Risiko Tatalaksana

Tidak dapat dirubah15 Dapat dirubah15 farmakologi Non farmakologi

Gaya Hidup17 Lingkungan Obat anti Modifikasi


Genetik Umur
hipertensi gaya hidup17
Pola 1.Merokok
1.Riwayat 1.Dukungan
makan Kepatuhan 1.Menurunkan
Hipertensi 2. Berada di keluarga
minum berat badan
di Keluarga lingkungan kurang
1. Konsumsi obat berlebih
perokok
2. Keluarga garam >1cth 2. Keluarga
meninggal 2. konsumsi 3.Tidak tidak 2. Batasi asupan
karena lemak olahraga mengingatkan Motivasi garam
hipertensi berlebih kontrol intrinsik
4.Kurang 3.Meningkatkan
3. konsumsi &minum obat
aktivitas konsumsi
kalori fisik
berlebih buah&sayur
Motivasi Motivasi
4. konsumsi 5.Tidur
intrinsik intrinsik Motivasi 4.Tidak
kopi >2 malam <6
jam ekstrinsik konsumsi
cangkir/hari
alkohol
5. konsumsi 6. Obesitas
alkohol 5.Meningkatkan
berlebih 7. Stress
aktivitas fisik

6. Tidak
merokok
Kontraktilitas
meningkat

Pengendalian
Curah jantung hipertensi
meningkat Pengetahuan
Mencari tau
mengenai terhadap
Hipertensi hipertensi hipertensi

Tidak Berobat ke PKM Pisangan


berobat
Motivasi
Komplikasi intrinsik

Aktivitas terganggu

Kualitas hidup menurun

Motivasi (dorongan/keinginan) pengendalian


penyakit

Baik Cukup Kurang baik Tidak baik


31

2.5 Kerangka Konsep

Mengacu pada tinjauan pustaka yang telah di paparkan, kerangka konsep


dalam penelitian ini digambarkan dalam bagan berikut :

Pasien dengan riwayat


hipertensi

Pengetahuan Kualitas Riwayat Kepatuhan Gaya Hidup Motivasi


Hipertensi hidup Keluarg Berobat (konsumsi Intrinsik &
a garam,sayur, Ekstrinsik
buah,kopi,
alkohol,
olahraga)

Motivasi terhadap upaya


pengendalian hipertensi

Baik Cukup Kurang Tidak


Baik Baik
32

2.6 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala
Pengukuran

1. Motivasi Suatu keadaan di Peneliti Kuesioner 1. Baik Ordinal


dalam diri seseorang menanyakan 2. Cukup
yang mendorong, kepada responden. 3. Kurang
mengaktifkan/mengge Baik
rakkan dan yang 4. Tidak baik
mengarahkan atau
menyalurkan perilaku
ke arah tujuan.5

2. Usia Satuan waktu yang Peneliti Kuesioner 1. 26-35 Nominal


mengukur waktu menanyakan tahun
keberadaan suatu kepada responden. 2. 36-45
makhluk yang diukur tahun
sejak dia lahir hingga 3. 46-55
25
waktu usia dihitung. tahun
4. 56-65
tahun
5. >66
tahun.25
3. Pengetahuan Merupakan hasil dari Peneliti Kuesioner 1. Baik Ordinal
tahu, dan ini terjadi menanyakan 2. Cukup
setelah orang kepada responden 3. Kurang
melakukan mengenai Baik
penginderaan terhadap pengetahuan 4. Tidak
31
suatu objek tertentu. terhadap hipertensi. Baik

4. Kualitas Persepsi individu Peneliti Kuesioner 1. Baik Ordinal


Hidup mengenai posisi menanyakan 2. Cukup
mereka dalam hidup kepada responden 3. Kurang
dan hubungannya mengenai kualitas Baik
dengan tujuan, hidup 4. Tidak Baik
harapan, standar yang
ditetapkan dan
perhatian seseorang.37
33

No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Pengukuran

5. Riwayat Pasien dengan riwayat Peneliti Kuesioner 1. Baik Ordinal


Keluarga keluarga yang menanyakan 2. Cukup
memiliki hipertensi. kepada responden 3. Kurang
mengenai riwayat Baik
keluarga 4. Tidak Baik

6. Kepatuhan Tingkatan perilaku Peneliti Kuesioner 1. Baik Ordinal


Berobat seseorang dalam menanyakan 2. Cukup
mendapatkan kepada responden 3. Kurang
pengobatan, mengenai Baik
melakukan perubahan kepatuhan berobat 4. Tidak Baik
gaya hidup sesuai
dengan rekomendasi
oleh dokter.43

7. Gaya Hidup Gambaran gaya hidup Peneliti Kuesioner 1. Baik Ordinal


responden berdasarkan menanyakan 2. Cukup
kebiasaan makan, kepada responden 3. Kurang
kebiasaan merokok, mengenai gaya Baik
makan asin, makan hidup 4. Tidak Baik
makanan yang di
goreng dengan
minyak, minuman
berkafein, berdasarkan
aktivitas fisik, keadaan
stress dan waktu tidur
responden. 31

8. Motivasi Suatu dorongan yang Peneliti Kuesioner 1. Baik Ordinal


Intrinsik dan ada dalam diri menanyakan 2. Cukup
Ekstrinsik individu dimana kepada responden 3. Kurang
individu dan motivasi mengenai motivasi Baik
yang bersumber dari intrinsik dan 4. Tidak Baik
rangsangan atau ekstrinsik
9
dorongan dari luar.
34

No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Pengukuran

9. Pasien Pasien yang memiliki Melihat dari rekam Rekam Pasien dengan Nominal
dengan riwayat hipertensi atau medis berdasarkan medis tekanan darah
riwayat tekanan darah sistolik hasil dari >130/80 mmHg.
hipertensi >130 mmHg dan pemeriksaan yang
diastolik 80mmHg dilakukan oleh
atau lebih tinggi, pada petugas kesehatan
dua kali hingga tiga yang terlatih.
kali pengukuran
dengan selang waktu
lima menit dalam
keadaan istirahat atau
tenang.2
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan metode
potong lintang (cross-sectional).
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pisangan pada bulan Mei hingga
September 2018.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi Target
Populasi target adalah pasien yang memiliki riwayat hipertensi.
3.3.2 Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau adalah pasien yang memiliki riwayat
hipertensi yang datang ke Puskesmas Pisangan pada bulan Mei hingga
September 2018.
3.3.3 Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah pasien yang memiliki riwayat
hipertensi di Puskesmas Pisangan yang bersedia menjadi responden.

3.4 Besar Sampel


Peneliti mendapatkan bahwa belum ada penelitian sebelumnya. Oleh
karena belum ada penelitian sebelumnya, maka peneliti menetapkan nilai P
sebesar 0,5, ini dimaksudkan untuk memperoleh besar sampel yang maksimal.
Besar sampel yang maksimal diharapkan dapat menghasilkan penelitian yang
lebih valid. Untuk nilai yang ditetapkan peneliti, peneliti menetapkan alfa sebesar
5% sehingga nilai Z alfa 1,96 , dengan nilai presisi (d) 10%. Dengan demikian
besar sampel yang diperlukan adalah :

n = Zα2 x P x Q

d2

35
36

Keterangan rumus:

n : jumlah/ besar sampel

α : tingkat kemaknaan yang ditetapkan peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti


menentukan α = 0,5 sehingga Zα penelitian ini sebesar 1,96

P : proporsi keadaan yang akan dicari (ditetapkan peneliti) = 0,5

Q : 1-P = 0,5

d : tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki peneliti. Dalam penelitian ini,


peneliti menetapkan = 10%
Angka-angka di atas di masukkan kembali ke rumus besar sampel:

= (1,96)2 x 0,5 x 0,5


0,12
= 96,04
Berdasarkan rumus besar sampel di atas, didapatkan jumlah sampel yang
dibutuhkan sebesar 96 responden.
3.5 Cara Pengambilan Sampel
Teknik Pengambilan sampel penelitian ini adalah consecutive sampling
yaitu dengan cara non probabilty sampling. Maka peneliti mengambil semua
sampel yang memiliki riwayat hipertensi sampai jumlah sampel minimum yang
dibutuhkan terpenuhi.
3.6 Kriteria Sampel
3.6.1 Kriteria Inklusi
1. Pasien yang memiliki riwayat hipertensi dilihat dari data
sekunder berupa rekam medis.
2. Pasien dengan riwayat hipertensi yang datang ke Puskesmas
Pisangan untuk berobat dan kontrol.
3.6.2 Kriteria Eksklusi
1. Pasien yang memiliki kelainan mental, kognitif, psikiatri.
2. Pasien hipertensi yang baru pertama kali datang dan
pertama kali mendapatkan pengobatan.
3. Pasien yang tidak bersedia menjadi responden.
37

3.7 Alur Penelitian

Menentukan tema dan judul penelitian

Menentukan desain dan metode penelitian

Menentukan subjek yang diteliti

Memperhitungkan besar sampel

Permohonan izin penelitian ke


dinkes

Menentukan kuesioner

Validasi kuesioner

Informed consent

Bersedia Tidak bersedia

Pengisian kuesioner

Pengambilan data dari kuesioner

Sortir data Tidak memenuhi syarat

Memenuhi syarat Dikeluarkan

Pengolahan data dengan Excel

Penulisan laporan penelitian

3.9 Manajemen Data


3.8.1 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari
responden yang memiliki riwayat hipertensi yang datang ke Puskesmas
Pisangan.
38

Pengumpulan data dimulai pada bulan Mei 2018 sampai


September 2018. Pasien dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik oleh
dokter dan di diagnosis sebagai hipertensi dengan tekanan darah lebih dari
130/80 mmHg yang dicatat di rekam medis. Setelah itu pasien diberikan
pengobatan oleh dokter. Selain itu, peneliti melakukan pengambilan data
dengan cara door to door ke rumah pasien yang memiliki riwayat
hipertensi di daerah cakupan Puskesmas Pisangan, yaitu Cirendeu dan
Pisangan. Dalam mengambil data tersebut instrumen yang digunakan
berupa kuesioner yang dilakukan dengan teknik wawancara oleh peneliti.
3.8.2 Pengolahan Data dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis data pada penelitian ini menggunakan
Microsoft Excel 2016. Berikut beberapa tahap yang dilakukan dalam
pengolahan data, yaitu :
3.8.2.1 Coding Data
Pemberian kode numerik kepada data yang terdiri atas
beberapa kategori. Penialaian jawaban pada pernyataan positif
diberi skor 1, dan skor 0 untuk pernyataan negative.
3.8.2.2 Editing Data
Mengecek konsistensi data dan juga kelengkapannya.
3.8.2.3 Entry Data
Melakukan pemasukan data yang telah diberi kode ke
dalam Microsoft Excel 2016.
3.8.2.4 Analisis Data
Data dianalisis menggunakan analisis univariat, hasil
penelitian ini berupa presentase dari variable motivasi yang terdiri
dari motivasi baik, cukup, kurang baik, tidak baik.
3.8.3 Rencana Penyajian Data
Penyajian data akan dilakukan dalam bentuk narasi dan diagram.
3.8.4 Interpretasi Data
Data diperoleh dan di interpretasikan secara deskriptif.
Pengukuran motivasi menggunakan skala Weims (Work Extrinsic
Intrinsic Motivation Scale) yang dimodifikasi oleh peneliti. Skala untuk
motivasi :
39

76-100 % = Baik
50-75 % = Cukup
40-49 % = Kurang baik
<40% = Tidak baik
3.8.5 Jenis Data
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua jenis data yaitu
data primer dan sekunder.
a. Data Primer
Peneliti memperoleh data primer dari kuesioner yang
disebarkan oleh peneliti sebanyak sembilan puluh enam dan
dijawab oleh responden.
b. Data Sekunder
Peneliti mendapatkan data pasien hipertensi dengan tekanan
darah lebih dari 130/80 mmHg dari rekam medis di
Puskesmas Pisangan
3.8.6 Pelaporan Hasil Penelitian
Hasil penelitian dibuat dalam bentuk makalah laporan
penelitian yang dipresentasikan dihadapan staff pengajar Fakultas
Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Penelitian bertujuan untuk melihat motivasi masyarakat terhadap upaya
pengendalian hipertensi di puskesmas. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas
Pisangan.
4.1.1 Puskesmas Pisangan
Puskesmas Pisangan terletak di Jalan Hijau Lestari VII, Ciputat Timur,
Kota Tangerang Selatan, Banten 15419, Indonesia dan rata – rata jumlah pasien
perharinya mencapai 50 pasien/hari. Cakupan wilayah kerja puskesmas pisangan
terdiri dari 2 Kelurahan yaitu Kelurahan Pisangan dan Kelurahan Cirendeu.

40
41

4.2 Hasil Uji Instrumen Penelitian


4.2.1 Hasil Uji Validitas Data
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu
kuesioner. Pengujian kuesioner pada penelitian ini sebanyak tiga puluh
responden yang memiliki riwayat hipertensi yang dilakukan dengan analisis
Rasch Model, dan menggunakan program Winstep. Penelitian ini
menggunakan Pada analisis Rasch, tingkat kesesuaian item digunakan
untuk melihat ketepatan item dengan model atau item fit. Jika ada item
yang tidak fit, hal ini mengindikasikan adanya miskonsepsi subjek dalam
menjawab soal tersebut.
Menurut Boone, Staver, & Yale (2014), nilai outfit means-square,
outfit z-standard, dan point measure correlation adalah kriteria yang
digunakan untuk melihat tingkat kesesuaian butir. Apabila item tersebut
tidak memenuhi kriteria ada baiknnya item tersebut diperbaiki atau diganti.
Panduan untuk menilai kriteria kesesuaian butir menurut Boone, et
al (2014) adalah sebagai berikut :
1. Nilai Outfit Mean Square (MNSQ) yang diterima : 0,5 < MNSQ < 1,5

2. Nilai outfit Z-standard (ZSTD) yang diterima: -2,0 < ZSTD < +2,0

3. Nilai Point Measure Correlation yang diterima: 0,4 < pt measure corr
< 0,85
Karena point measure correlation pada prinsipnya sama dengan
korelasi point-biserial pada teori tes klasik, Alagumalai, Curtis, & Hungi
(2005) mengklasifikasikan nilai Point Measure Correlation tersebut
menjadi sangat bagus (>0,40), bagus (0,30–0,39), cukup (0,20-0,29), tidak
mampu mendiskriminasi (0,00-0,19), dan membutuhkan pemeriksaan
terhadap butir (<0,00).
42

Setelah data dimasukkan kedalam Winsteps didapatkan hasil


sebagai berikut :
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Data

Item Outfit means-square Outfit z-standard Point measure Keterangan


correlation

Q5 1.56 2.40 0.00 Tidak mempu mendiskriminasi

Q10 1.47 0.8 0.05 Tidak mampu mendiskriminasi

Q9 1.20 0.8 0.08 Tidak mampu mendiskriminasi

Item Output means-square Output z-standard Point measure Keterangan


correlation

Q22 1.14 0.9 0.17 Tidak mampu mendiskriminasi

Q23 1.09 0.4 0.12 Tidak mampu mendiskriminasi

Q4 1.11 0.7 0.16 Tidak mampu mendiskriminasi

Q7 1.13 0.7 0.18 Tidak mampu mendiskriminasi

Q6 1.09 0.6 0.19 Tidak mampu mendiskriminasi

Q21 1.09 0.6 0.21 Cukup

Q20 0.94 -0.1 0.24 Cukup

Q13 1.05 0.4 0.24 Cukup

Q8 0.99 0.0 0.33 Bagus

Q11 0.99 0.0 0.35 Bagus

Q12 0.97 -0.2 0.34 Bagus

Q18 0.93 -0.4 0.37 Bagus

Q24 0.93 -0.4 0.38 Bagus

Q3 0.95 0.0 0.35 Bagus

Q2 0.86 -0.5 0.42 Sangat bagus

Q16 0.87 -0.4 0.40 Sangat bagus

Q17 0.91 -0.6 0.43 Sangat bagus

Q14 0.82 -1.2 0.51 Sangat bagus

Q19 0.81 -1.3 0.52 Sangat bagus

Q1 0.78 -0.7 0.51 Sangat bagus

Q15 0.74 -1.3 0.58 Sangat bagus

Q25 0.73 -1.9 0.63 Sangat bagus


43

Tabel 4.1 menunjukan outfit means-square pada item Q5 mendapat


nilai lebih dari 1.5 dan dari kriteria output z-standard lebih dari 2.0, namun
pada kriteria point measure correlation masih memenuhi syarat meskipun
lebih sedikit nilainya dari range yang telah ditetapkan. Nilai point measure
correlation mendapatkan keterangan yang bervariasi, setiap item
menunjukkan keterangan yang berbeda mulai dari tidak bisa
mendiskriminasi hingga itemnya sangat bagus, namun semua item
mendapat nilai lebih besar dari 0.00 yang merupakan batas akhir kesesuaian
item menurut point measure correlation. Hal ini menunjukkan semua
pertanyaan layak dan dapat diandalkan untuk penelitian.

4.2.2 Hasil Uji Reabilitas Data


Uji reabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen
penelitian. Dalam teori klasik, koefisien reabilitas bisa ditentukan dengan
banyak pendekatan, dan salah satu yang paling populer digunakan adalah
dengan Alpha Cronbach. Pada Rasch Model, reabilitas digambarkan
dengan adanya indeks separasi.
Reabilitas separasi menjelaskan seberapa jauh alat ukur mampu
menghasilkan rentang measure pada penggaris logit. Reabilitas separasi
(reabilitas butir atau person) akan tinggi apabila sampel penelitian dan taraf
kesukaran butir memikili jangkauan luas serta memproduksi eror
pengukuran yang kecil. Butir yang luas artinya butir tersebut memiliki
tingkat kesulitan dari mulai yang paling mudah hingga paling sulit.
Pada sampel penelitian, sampel yang luas artinya sampel memiliki
abilitas yang tersebar dari yang paling pandai sampai paling tidak pandai.
Pada reabilitas yang rendah dikarenakan sampel terlalu sedikit sehingga
variasi hierarki pada penggaris logit hanya sedikit (Linacre, 2016).
Reabilitas dikatakan tinggi apabila menghasilkan harga diatas 3.00
(Linacre, 2016).
44

Tabel 4.2 Hasil Uji Reabilitas Data

Item Reabilty Person Reabilty

0.73 0.61

Tabel 4.2 menunjukkan nilai item reability sebesar 0.73 dan nilai
person reability sebesar 0,61. Nilai reabilitas yang tinggi apabila
menghasilkan harga diatas 3,00. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa nilai item reability dan person reability pada kuesioner ini rendah.
Hal tersebut menujukkan taraf kesukaran butir dan sampel penelitian
memiliki jangkauan yang sempit, dan kurang mampu memperoleh data
yang konsisten, yang berarti bila pertanyaan itu diajukan kembali kurang
bisa diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban yang
sebelumnya. Hal ini dapat disebabkan karena sampel yang terlalu sedikit.

4.3 Hasil
4.3.1. Karakteristik Responden
4.3.1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

70 64.6

60

50
Presentase (%)

40 35.4

30

20

10

0
Laki laki Perempuan

Gambar 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


Hasil yang didapat menunjukan sebanyak 62 orang (64,6%)
berjenis kelamin perempuan, dan sebanyak 34 (35,4%) berjenis kelamin
45

laki-laki. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden adalah


perempuan.
4.3.1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia

60 55

50
Presentase (%)

40

30 26

20 16

10
1 2
0
26-35 36-45 46-55 56-65 >66

Gambar 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia


Didapatkan mayoritas responden adalah responden yang berusia
antara 56-65 tahun sebanyak 53 orang (55%) Minoritas responden
berusia 26-35 tahun sebanyak 1 orang (1%) dengan total responden
sebanyak 96 orang.
46

4.3.1.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

30 28.1

25 24

20
Presentase (%)
17.8

15
11.4
9.4
10 8.3

5
1
0
Tamat SD Tamat Tamat Tamat D3 S1&lebih Tidak
SMP SMA SLTA tinggi Sekolah
Gambar 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan
Terakhir
Didapatkan mayoritas responden adalah responden yang
pendidikan terakhir S1 dan lebih tinggi sebanyak 27 ( 28,1%).
Minoritas responden tidak sekolah sebanyak 1 (1%) dengan total
responden sebanyak 96 orang.
4.3.1.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

30 28
24
Presentase (%)

25
20 18
15 11.4
10 6.2 6.2
3.1 3.1
5
0

Gambar 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan


Didapatkan mayoritas responden adalah responden yang
pensiunan sebanyak 27 (28%) responden. Minoritas responden pegawai
swasta dan ojek sebanyak 3 (3,1%) responden dengan total responden
sebanyak 96.
47

4.3.1.5 Distribusi Pekerjaan Berdasarkan Jenis Kelamin

30 25 24
25
20 17

Presentase (%)
15
10 7
4 3 33 3 3
5 0 0 0 0
0

Gambar 4.5 Distribusi Pekerjaan Berdasarkan Jenis Kelamin


Didapatkan mayoritas responden adalah responden berjenis kelamin
laki laki yang pensiunan sebanyak 27 orang (28%) dengan total
responden sebanyak 96.
4.3.1.5 Pengetahuan Responden Terhadap Hipertensi

120
96
100
Presentase (%)

80

60

40

20
0
0
Ya Tidak
Gambar 4.6 Responden Mengetahui Dirinya Menderita Hipertensi
Didapatkan bahwa dari 96 responden, 96 (100 %) responden
mengetahui dirinya menderita hipertensi, dan (0%) responden tidak
mengetahui dirinya menderita hipertensi
48

80 73
70

60
Presentase (%)
50

40

30 27

20

10

0
Ya Tidak
.
Gambar 4.7 Responden Mengetahui Hipertensi Adalah Penyakit
dengan Tekanan Darah > (lebih dari )130/80 mmHg
Didapatkan bahwa dari 96 responden, 70 (73%) responden
mengetahui hipertensi adalah penyakit dengan tekanan darah >130/80
mmHg, dan 26 (27%) responden tidak mengetahui hipertensi adalah
penyakit dengan tekanan darah >130/80 mmHg.

80 74
70

60
Presentase (%)

50

40

30 26

20

10

0
Ya Tidak

Gambar 4.8 Responden Mengetahui Hipertensi Menjadi


Penyebab Munculnya Penyakit Lain yang Lebih Berat
49

Didapatkan bahwa dari 96 responden, 71 (74%) responden


mengetahui hipertensi menjadi penyebab munculnya penyakit lain yang
lebih berat, dan 25 (26%) responden tidak mengetahui hipertensi
menjadi penyebab munculnya penyakit lain yang lebih berat.

60 55

50 45
Presentase (%)

40

30

20

10

0
Ya Tidak
Gambar 4.9 Responden Menderita Hipertensi Selama < ( kurang dari) 5
Tahun
Didapatkan bahwa dari 96 responden, 53 (55%) responden
menderita hipertensi selama kurang dari 5 tahun, dan 43 (45%)
responden menderita hipertensi tidak kurang dari 5 tahun.

60 55

50 45
Presentase (%)

40

30

20

10

0
Ya Tidak
Gambar 4.10 Responden Menderita Hipertensi > (lebih dari) 5
Tahun
50

Didapatkan bahwa dari 96 responden, 43 (45%) responden


menderita hipertensi selama lebih dai 5 tahun, dan 53 (55%) responden
menderita hipertensi tidak lebih dari 5 tahun.

80
68
70

60
Presentase (%)

50

40
32
30

20

10

0
Ya Tidak
Gambar 4.11 Responden Memiliki Penyakit Kronis Selain
Hipertensi
Didapatkan dari 96 responden, 65 (68%) responden memiliki
penyakit kronis selain hipertensi dan 31 (32%) responden tidak
memiliki penyakit kronis selain hipertensi.
50
43 44
45
40
Jumlah Responden

35
30
25
20
15
9
10
5
0
0
Baik Cukup Kurang Baik Tidak Baik

Gambar 4.12 Pengetahuan Hipertensi Responden


Dari 96 responden, terdapat 43 responden dengan pengetahuan
terhadap hipertensi baik, 44 responden dengan pengetahuan hipertensi
cukup, 0 repsonden dengan pengetahuan hipertensi kurang baik dan 9
51

responden dengan pengetahuan terhadap hipertensi tidak baik. Dapat


disimpulkan bahwa pengetahuan hipertensi responden mayoritas
cukup.
4.3.1.6 Kualitas Hidup

60 55

50 45
Presentase (%)

40

30

20

10

0
Ya Tidak
Gambar 4.13 Responden Terganggu dengan Penyakit Hipertensi
Didapatkan dari 96 responden, 43 (45%) responden merasa
terganggu dengan penyakit hipertensi dan 53 (55%) responden
tidak merasa terganggu dengan penyakit hipertensi.

60 55

50 45
Presentase (%)

40

30

20

10

0
Ya Tidak
Gambar 4.14 Responden Belum Terganggu dengan Penyakit
Hipertensi
52

Didapatkan dari 96 responden, 53 (55%) responden belum


merasa terganggu dengan penyakit hipertensi dan 43 (45%)
responden merasa terganggu dengan penyakit hipertensi.

80 74
70

60
Presentase (%)

50

40

30 26

20

10

0
Ya Tidak

Gambar 4.15 Penyakit Hipertensi Menganggu Sebagian Aktivitas


Responden
Didapatkan dari 96 responden, 25 (26%) responden merasa
hipertensi sudah menganggu sebagian aktivitas dan 85 (74%)
respoden merasa hipertensi tidak menganggu sebagian aktivitas.

100
89
90
80
70
Presentase (%)

60
50
40
30
20
11
10
0
Ya Tidak
Gambar 4.16 Penyakit Hipertensi Menganggu Seluruh Aktivitas
Responden
53

Didapatkan dari 96 responden, 11 (11%) responden merasa


hipertensi sudah menganggu seluruh aktivitas dan 85 (89%)
responden merasa hipertensi tidak menganggu seluruh aktivitas.

90
79
80
70
Presentase (%)

60
50
40
30
21
20
10
0
Ya Tidak
Gambar 4.17 Penyakit Hipertensi Membuat Responden Ingin
Lebih Menjaga Pola Makan
Didapatkan dari 96 responden, 76 (79%) responden lebih
menjaga pola makan dan 20 (21%) responden tidak ingin menjaga
pola makan.

90
81
80
70
Presentase (%)

60
50
40
30
19
20
10
0
Ya Tidak
Gambar 4.18 Penyakit Hipertensi Menghalangi Responden Untuk
Bepergian Jauh
54

Didapatkan dari 96 responden, 18 (19%) menghalangi


responden untuk bepergian jauh dan 78 (81%) tidak menghalangi
responden untuk bepergian jauh.

120
100
100
Presentase (%)

80

60

40

20
0
0
Ya Tidak
Gambar 4.19 Responden Ikhlas Menerima Penyakit Hipertensi
Didapatkan dari 96 responden, 96 (100%) responden ikhlas
menerima penyakit hipertensi dan 0 (0%) tidak ikhlas menerika
penyakit hipertensi.

120
100
100
Presentase (%)

80

60

40

20
0
0
Ya Tidak
Gambar 4.20 Responden Berdoa (Sesuai Agama) Agar Diberikan
Kesembuhan
55

Didapatkan dari 96 responden, 96 (100%) responden berdoa


sesuai agama agar diberikan kesembuhan dan 0 (0%) responden tidak
berdoa sesuai agama agar diberikan kesembuhan.

80
71
70
60
Presentase(%)

50
40
29
30
20
10
0
Ya Tidak
Gambar 4.21 Keikhlasan Responden Dalam Menerima Penyakit
Hipertensi Mempengaruhi Keteraturan Dalam Minum Obat
Didapatkan dari 96 responden, 68 (71%) keikhlasan responden
dalam menerima penyakit hipertensi mempengaruhi keteraturan minum
obat dan 28 (29%) keiklasan responden dalam menerima penyakit
hipertensi tidak mempengaruhi keteraturan minum obat.

80 74
70

60
Jumlah Responden

50

40

30

20 16

10 6
0
0
Baik Cukup Kurang Baik Tidak Baik

Gambar 4.22 Kualitas Hidup Responden


Dari 96 responden, terdapat 74 responden dengan kualitas hidup
baik, 16 responden degan kualitas hidup cukup, 6 repsonden dengan
56

kualitas hidup kurang baik dan 0 responden dengan kualitas hidup tidak
baik. Dapat disimpulkan bahwa kualitas hidup responden mayoritas baik.

4.3.1.7 Riwayat Keluarga

70
62.5
60

50
Presentase (%)

40 37.5

30

20

10

0
Ya Tidak

Gambar 4.23 Keluarga Responden Menderita Hipertensi


Didapatkan dari 96 responden, 60 (62,5%) responden memiliki keluarga
yang menderita hipertensi dan 36 (37,5%) responden tidak memiliki keluarga
yang menderita hipertensi.
90
78
80
70
60
Presentase(%)

50
40
30 22
20
10
0
Ya Tidak

Gambar 4.24 Keluarga Responden Meninggal Akibat Hipertensi


Didapatkan dari 96 responden, 21 (22%) responden memiliki keluarga
yang meninggal akibat hipertensi dan 75 (78%) responden tidak memiliki
keluarga yang meninggal akibat hipertensi.
57

80 73
70

Presentase (%) 60
50
40
30 27

20
10
0
Ya Tidak

Gambar 4.25 Lingkungan Tempat Tinggal Responden Terdapat Orang yang


Meninggal Akibat Hipertensi
Didapatkan dari 96 responden, 26 (27%) responden memiliki orang yang
meninggal di lingkungannya karena hipertensi dan 70 (73%) responden tidak
memiliki orang yang meninggal di lingkungannya karena hipertensi.

70 66

60

50
Presentase(%)

40 34
30

20

10

0
Ya Tidak
Gambar 4.26 Responden Mencari Informasi Lebih Dalam Mengenai Hipertensi
Karena Keluarga Meninggal Akibat Hipertensi
Didapatkan dari 96 responden, 33 (34%) responden mencari informai lebih
dalam mengenai hipertensi karena keluarga ada yang meninggal dan 63 (66%)
responden tidak mencari informasi lebih dalam mengenai hipertensi karena
keluarga ada yang meninggal.
58

70
62.5
60

50
Presentase (%)

40 37.5

30

20

10

0
Ya Tidak

Gambar 4.27 Riwayat Keluarga Responden


Dari 96 responden, terdapat 60 (62,5%) responden yang memiliki riwayat
keluarga hipertensi dan 36 (37,5%) responden yang tidak memiliki riwayat
keluarga hipertensi.
4.3.1.8 Kepatuhan Berobat

90
79
80

70

60
Presentase (%)

50

40

30
21
20

10

0
Ya Tidak

Gambar 4.28 Responden Rutin Periksa Tekanan Darah 1 Bulan 1 Kali


Didapatkan bahwa dari 96 responden, terdapat 76 (79%) responden rutin
memeriksa tekanan darah 1 bulan 1 kali dan 20 (21%) responden tidak rutin
memeriksa tekanan darah 1 bulan 1 kali.
59

90
79
80
70
60
Presentase (%)

50
40
30
21
20
10
0
Ya Tidak

Gambar 4.29 Responden Hanya Memeriksa Tekanan Darah Apabila Merasakan


Keluhan – Keluhan Tertentu
Didapatkan dari 96 responden, 20 (21%) responden hanya memeriksa
tekanan darah apabila merasakan keluhan – keluhan tertentu dan 76 (79%)
responden tidak hanya memeriksa tekanan darah apabila merasakan keluhan –
keluhan tertentu.

90
79
80
70
Presentase (%)

60
50
40
30
21
20
10
0
Ya Tidak

Gambar 4.30 Responden Sangat Jarang Memeriksa Tekanan Darah


Didapatkan dari 96 responden, 20 (21%) responden sangat jarang
memeriksa tekanan darah dan 76 (79%) responden rutin memeriksa tekanan
darah.
60

120

97
100
Presentase ( %)
80

60

40

20
3
0
Ya Tidak

Gambar 4.31 Responden Mengkonsumsi Obat Hipertensi


Didapatkan dari 96 responden, 93 (97%) responden mengkonsumsi obat
hipertensi dan 3 (3%) responden mengkonsumi obat hipertensi.

80
71
70
60
Pressentase (%)

50
40
29
30
20
10
0
Ya Tidak

Gambar 4.32 Responden Rutin dan Patuh Mengkonsumsi Obat Sesuai Anjuran
Dokter
Didapatkan dari 96 responden, 68 (71%) responden rutin dan patuh
mengkonsumsi obat sesuai anjuran dokter dan 28 (29%) responden tidak rutin dan
patuh mengkonsumsi obat sesuai anjuran dokter.
61

90
78
80
70
Presentase (%)
60
50
40
30 22
20
10
0
Ya Tidak

Gambar 4.33 Responden Sudah Tidak Mengkonsumsi Obat Hipertensi


Walaupun Masih Menderita Hipertensi.
Didapatkan dari 96 responden, 21 (22%) responden sudah tidak
mengkonsumsi obat hipertensi walaupun masih menderita hipertensi dan 75
(78%) responden tetap mengkonsumsi obat hipertensi karena masih menerita
hipertensi.

70
65

60

50
Jumlah Responden

40

30

20 18
13
10

0
0
Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

Gambar 4.34 Pengendalian Hipertensi Responden


Dari 96 responden, terdapat 65 responden dengan kepatuhan pengobatan
yang baik, 18 responden dengan kepatuhan pengobatan cukup, 0 repsonden
dengan kepatuhan pengobatan kurang baik dan 13 responden dengan kepatuhan
62

pengobatan tidak baik. Dapat disimpulkan bahwa kepatuhan pengobatan


responden mayoritas baik.
4.3.1.9 Gaya Hidup

80
68
70

60
Presentase (%)

50

40
32
30

20

10

0
Ya Tidak

Gambar 4.35 Responden Mengkonsumsi Minimal Salah Satu Buah (Apel, Jeruk,
Mangga, Anggur, Melon, Nanas, Pisang, Strawberi) 1 Kali Sehari
Didapatkan dari 96 responden, 65 (68%) responden mengkonsumsi
minimal salah satu buah (apel, jeruk, manga, anggur, melon, nanas, pisang,
strawberi) 1x sehari dan 31 (32%) responden tidak mengkonsumi minimal salah
satu buah (apel, jeruk, manga, anggur, melon, nanas, pisang, strawberi) 1x sehari.
90
82
80

70

60
Presentase (%)

50

40

30
18
20

10

0
Ya Tidak

Gambar 4.36 Responden Mengkonsumsi Sayur Minimal 1 Mangkuk Sehari


Secara Rutin
63

Didapatkan dari 96 responden, 79 (82%) responden mengkonsumsi sayur


minimal 1 mangkuk sehari secara rutin dan 17 (18%) responden tidak
mengkonsumsi sayur minimal 1 mangkuk sehari secara rutin.
70
62.5
60

50
Presentase (%)

40 37.5

30

20

10

0
Ya Tidak

Gambar 4.37 Responden Makan Makanan yang di Goreng Dengan Minyak Setiap
Hari (Bakwan, Tempe, Tahu, Pisang Goreng)
Didapatkan dari 96 responden, 60 (62,5%) responden makan makanan
yang di goreng dengan minyak setiap hari dan 36 (37,5 %) responden tidak makan
makanan yang di goreng dengan minyak setiap hari.
53
52
52

51
Presentase (%)

50

49
48
48

47

46
Ya Tidak

Gambar 4.38 Total Garam yang Responden Konsumsi Dalam Semua Makanan
Kurang Dari 1 Sendok Teh Per Hari
64

Didapatkan dari 96 responden, 50 (52%) responden mengkonsumi garam


dalam semua makanan kurang dari 1 sendok teh dan 46 (48%) responden
mengkonsumsi garam dalam semua makanan lebih dari 1 sendok teh.
70

59
60

50
41
40

30

20

10

0
Ya Tidak

Gambar 4.39 Responden Membatasi Asupan Garam Dengan Cara Memasak


Sendiri Makanan di Rumah
Didapatkan dari 96 responden, 57 (59%) responden membatasi asupan
garam dengan cara memasak sendiri makanan dirumah dan 39 (41%) responden
tidak membatasi asupan garam dengan cara memasak makanan sendiri dirumah.
100 94
90
80
70
Presentase (%)

60
50
40
30
20
10 6

0
Ya Tidak

Gambar 4.40 Responden Mengkonsumsi Makanan Cepat Saji Lebih Dari 3x


Seminggu
65

Didapatkan dari 96 responden, 6 (6%) responden mengkonsumsi makanan


cepat saji lebih dari 3x seminggu ( ayam goring, daging sapi panggang, burger,
dll) dan 90 (94%) responden tidak mengkonsumsi makanan cepat saji lebih dari
3x seminggu ( ayam goring, daging sapi panggang, burger, dll).
70
60
60

50
Presentase (%)

40
40

30

20

10

0
Ya Tidak

Gambar 4.41 Responden Minum Kopi


Didapatkan dari 96 responden, 38 (40%) responden minum kopi dan 58
(60%) responden tidak minum kopi.
100
88
90
80
70
Presentase (%)

60
50
40
30
20 12
10
0
Ya Tidak

Gambar 4.42 Responden Minum Kopi > 2 Cangkir per Hari


Didapatkan dari 96 responden, 11 (12%) responden minum kopi lebih dari
2 cangkir per hari dan 85 ( 88%) responden tidak minum kopi lebih dari 2 cangkir
per hari.
66

120

100 96

80
Presentase

60

40

20
0
0
Ya Tidak

Gambar 4.43 Responden Konsumsi Alkohol 1 Gelas Dalam Seminggu


Didapatkan dari 96 responden, 0 (0%) responden konsumsi alkohol 1 gelas
dalam seminggu dan 96 (100%) responden tidak mengkonsumsi alkohol 1 gelas
dalam seminggu.
100
90 86

80
70
Presentase (%)

60
50
40
30
20 14
10
0
Ya Tidak

Gambar 4.44 Responden Menjaga Berat Badan Dalam Kisaran Normal


Didapatkan dari 96 responden, 83 (86%) responden menjaga berat badan
dalam kisaran normal dan 13 (14%) responden tidak menjaga berat badan dalam
kisaran normal.
67

70
58
60

50
Presentase (%)

42
40

30

20

10

0
Ya Tidak

Gambar 4.45 Responden Mengetahui Berat Badan Berlebih Dapat Mempengaruhi


Tekanan Darah
Didapatkan dari 96 responden, 56 (58%) responden mengetahui berat
badan berlebih dapat mempengaruhi tekanan darah dan 40 (42%) responden tidak
mengetahui berat badan berlebih dapat mempengaruhi tekanan darah.

70

58
60

50
42
Presentase(%)

40

30

20

10

0
Ya Tidak

Gambar 4.46 Responden Melakukan Aktivitas Fisik Setiap Hari (Berkebun,


Menyapu, Mencuci, Mengepel)
Didapatkan dari 96 responden, 56 (58%) responden melakukan aktivitas
fisik setiap hari (berkebun, menyapu, mencuci, mengepel) dan 40 (42%)
responden tidak responden melakukan aktivitas fisik setiap hari (berkebun,
menyapu, mencuci, mengepel).
68

80 76

70

Presentase(%) 60

50

40

30 24
20

10

0
Ya Tidak

Gambar 4.47 Responden Berjalan Kaki Selama 30 Menit Dalam Satu Hari
Didapatkan dari 96 responden, 73 (76%) responden berjalan kaki selama
30 menit dalam satu hari dan 23 (24%) responden tidak berjalan kaki selama 30
menit dalam satu hari.

70 65

60

50
Presentase(%)

40 35

30

20

10

0
Ya Tidak

Gambar 4.48 Responden Olah Raga 3 – 4 kali Dalam Seminggu Selama 30 Menit
Didapatkan dari 96 responden, 62 (65%) responden berolahraga 3 – 4 kali
dalam seminggu selama 30 menit (lari, jogging, main bola, berenang, senam,
bersepeda, dll) dan 34 (35%) responden tidak berolahraga 3 – 4 kali dalam
seminggu selama 30 menit (lari, jogging, main bola, berenang, senam, bersepeda,
dll).
69

90
81
80
70
60
Presentase(%)

50
40
30
19
20
10
0
Ya Tidak

Gambar 4.49 Responden Merokok Satu Batang per Hari Dalam Satu Bulan
Terakhir
Didapatkan dari 96 responden, 18 (19%) responden merokoksetidaknya
satu batang per hari dalam satu bulan terakhir dan 78 (81%) responden tidak
merokoksetidaknya satu batang per hari dalam satu bulan terakhir.

54
53
53
52
51
Presentase(%)

50
49
48
47
47
46
45
44
Ya Tidak

Gambar 4.50 Responden Tinggal Satu Rumah dengan Orang yang Merokok
Didapatkan dari 96 responden, 45 (47%) responden tinggal satu rumah
dengan orang yang merokok dan 51 (51%) responden tidak tinggal satu rumah
dengan orang yang merokok.
70

60 56

50
44

40
Presentase(%)

30

20

10

0
Ya Tidak

Gambar 4.51 Responden Memiliki Keluarga yang Merokok di Rumah


Didapatkan dari 96 responden, 54 (56%) responden memiliki keluarga
yang merokok di rumah dan 42 (44%) responden tidak memiliki keluarga yang
merokok di rumah.

70

58
60

50
42
Presentase(%)

40

30

20

10

0
Ya Tidak

Gambar 4.52 Responden Berada di Lingkungan Orang yang Merokok


Didapatkan dari 96 responden, 56 (58%) responden berada di lingkungan
orang yang merokok dan 40 (42%) responden tidak berada di lingkungan orang
yang merokok.
71

70 66

60

Presentase(%) 50

40
34

30

20

10

0
Ya Tidak

Gambar 4.53 Responden Mudah Stress


Didapatkan dari 96 responden, 33 (34%) responden mudah stress dan 63
(66%) responden tidak mudah stress.

54
53
53
52
51
Presentase (%)

50
49
48
47
47
46
45
44
Ya Tidak

Gambar 4.54 Responden Tidur Selama < (kurang dari) 6 Jam Pada Malam
Hari
Didapatkan dari 96 responden, 45 (47%) responden tidur kurang dari 6
jam pada malam hari dan 51 (53%) responden tidur lebih dari 6 jam pada malam
hari.
72

120

97
100

Presentase (%) 80

60

40

20
3
0
Ya Tidak

Gambar 4.55 Responden Istirahat Ketika Merasa Lelah


Didapatkan dari 96 responden, 93 (97%) responden istirahat ketika merasa
lelah dan 3 (3%) responden tidak istirahat ketika merasa lelah.

45
41
40 37
35
Jumlah Responden

30

25

20

15
11
10 7
5

0
Baik Cukup Kurang Baik Tidak Baik

Gambar 4.56 Gaya Hidup Responden


Dari 96 responden, terdapat 41 responden dengan gaya hidup yang baik,
37 responden dengan gaya hidup yang cukup, 11 repsonden dengan gaya hidup
yang kurang baik dan 7 responden dengan gaya hidup yang tidak baik. Dapat
disimpulkan bahwa gaya hidup responden mayoritas baik.
73

4.3.1.10 Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik

70
62.5
60

50
Presentase (%)

40 37.5

30

20

10

0
Ya Tidak

Gambar 4.57 Responden Ingin Terkontrol Dari Penyakit Hipertensi Karena


Keluarga Ada yang Menderita Hipertensi
Didapatkan dari 96 responden, 60 (62,5%) responden ingin terkontrol dari
penyakit hipertensi karena keluarga ada yang menderita hipertensi dan 36 (37,5%)
responden tidak ingin terkontrol dari penyakit hipertensi karena keluarga tidak ada
yang menderita hipertensi.

120

100
100

80
Presentase (%)

60

40

20

0
0
Ya Tidak

Gambar 4.58 Responden Tidak Ingin Keturunannya Ada yang Menderita


Hipertensi
Didapatkan dari 96 responden, 96 (100%) responden tidak ingin
keturunannya ada yang menderita hipertensi dan 0 (0%) responden ingin
keturunannya ada yang menderita hipertensi.
74

120
100
100

80

Presentase (%)
60

40

20
0
0
Ya Tidak

Gambar 4.59 Responden Ingin Memiliki Penyakit Hipertensi Terkontrol


dan Hidup Sehat
Didapatkan dari 96 responden, 96 (100%) responden ingin memiliki
penyakit hipertensi yang terkontrol dan 0 (0%) responden tidak ingin memiliki
penyakit hipertensi yang terkontrol.

120

97
100

80
Presentase (%)

60

40

20
3
0
Ya Tidak

Gambar 4.60 Responden Mengetahui Penyakit Hipertensi Bisa Terkontrol


Apabila di Kontrol dan Teratur Minum Obat
Didapatkan dari 96 responden, 93 (97%) responden mengetahui bahwa
penyakit hipertensi bias terkontrol apabila di kontrol dan teratur minum obat dan 3
(3%) responden tidak mengetahui bahwa penyakit hipertensi bias dikontrol
apabila di kontrol dan teratur minum obat.
75

120

100 96

Presentase (%)
80

60

40

20
4
0
Ya Tidak

Gambar 4.61 Responden Mempunyai Keluarga yang Mengingatkan Untuk


Kontrol Tekanan Darah dan Minum Obat Secara Teratur
Didapatkan dari 96 responden, 92 (96%) responden mempunyai keluarga
yang mengingatkan untuk control tekanan darah dan minum obat secara teratur
dan 4 (4%) responden tidak mempunyai keluarga yang mengingatkan untuk
control tekanan darah dan minum obat secara teratur.

120

98
100

80
Presentase (%)

60

40

20
2
0
Ya Tidak

Gambar 4.62 Responden Mempunyai Keluarga dan Teman yang Mendukung


Untuk Mengontrol Penyakit Hipertensi
Didapatkan dari 96 responden, 94 (98%) responden mempunyai keluarga
dan teman yang mendukung untuk mengontrol penyakit hipertensi dan 2 (2%)
responden tidak mempunyai keluarga dan teman yang mendukung untuk
mengontrol penyakit hipertensi.
76

100 94
90

80

70
Jumlah Responden

60

50

40

30

20

10
2 0 0
0
Baik Cukup Kurang Baik Tidak Baik

Gambar 4.63 Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik Responden


Dari 96 responden, terdapat 94 responden dengan motivasi yang baik, 2
responden dengan motivasi yang cukup, 0 repsonden dengan motivasi yang
kurang baik dan 0 responden dengan motivasi tidak baik. Dapat disimpulkan
bahwa motivasi intrinsic dan ekstrinsik responden mayoritas baik.

4.4 Pembahasan
4.4.1 Karakteristik Responden
4.4.1.2 Jenis Kelamin
Hasil penelitian terhadap 96 responden, didapatkan bahwa hipertensi lebih
banyak pada jenis kelamin perempuan, yaitu sebanyak 62 (64,6%) dibandingkan
dengan jenis kelamin laki-laki, yaitu sebanyak 34 (35,4%). Hal ini sesuai dengan
hasil penelitian Peltzer K (2018) di Indonesia, yang menunjukan bahwa hipertensi
lebih banyak pada jenis kelamin perempuan. Hal ini juga dibuktikan dari hasil
penelitian Isroul (2017), yang menunjukan bahwa hipertensi lebih banyak pada
perempuan dibandingkan laki-laki. 21
Hasil penelitian Apriliyya (2017), yang menunjukan bahwa mayoritas
responden perempuan (56 responden) dibandingkan laki-laki (34 responden).22
Hasil penelitian ini sejalan dengan pernyataan RISKESDAS (2013), yang
menyatakan bahwa perempuan lebih banyak mengalami hipertensi dibandingkan
dengan laki-laki.3
77

Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Yossi (2014), bahwa mayoritas
responden hipertensi yang berada di Puskesmas Talang Solok berjenis kelamin
laki-laki, yaitu sebanyak 53 orang.23 Hal ini juga berbeda dengan jumlah
responden penderita di Puskesmas Pisangan, bahwa mayoritas responden
hipertensi adalah laki-laki.
Berdasarkan pernyataan Bruner (2005) hipertensi cenderung lebih banyak
dijumpai pada perempuan dibandingkan laki-laki.24 Hal ini terjadi karena
perempuan yang belum menopause dilindungi oleh hormon estrogen, hormon
estrogen dapat meningkatkan konsentrasi HDL dan dapat menurunkan konsentrasi
LDL. Kadar HDL yang tinggi merupakan faktor pencegah terjadinya
aterosklerosis. Namun, setelah perempuan itu mengalami masa menopause,
dimana hormon estrogen mengalami penurunan yang dialami oleh perempuan
usia lanjut. Sehingga tekanan darah pada perempuan usia lanjut cenderung
tinggi.15
Pada penelitian ini mayoritas responden yang memiliki motivasi
pengendalian hipertensi adalah perempuan dibandingkan laki-laki, dikarenakan
perempuan lebih telaten dan mau menerima masukan yang baik dalam menjaga
kesehatan dibandingkan pria. Selain itu, jiwa keibuan juga merupakan salah satu
penyebab kenapa perempuan lebih cenderung memiliki motivasi kesehatan. Jiwa
keibuan akan memberikan pengaruh terhadap watak ibu dalam mencintai hidup
sehat terhadap dirinya dan keluarganya sehingga akan memunculkan perilaku dan
dorongan untuk hidup sehat. Oleh sebab itu, dorongan motivasi terhadap upaya
pengendalian hipertensi lebih besar pada perempuan dibangingkan laki-laki.
4.4.1.3 Usia
Hasil penelitian terhadap 96 responden, didapatkan bahwa sebagian besar
responden berusia 56-65 tahun, yaitu sebanyak 53 (55%) mengalami hipertensi.
Berdasarkan kategori umur menurut Depkes, usia 56-65 tahun merupakan masa
lansia akhir, dimana pada usia lansia akhir merupakan usia yang memiliki risiko
tinggi terkena hipertensi.25 Hasil penelitian ini sesuai dengan jumlah responden
penderita hipertensi di Puskesmas Pisangan, bahwa mayoritas responden berusia
lebih dari 55 tahun.
78

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Rustiana (2014), yang menunjukan
bahwa hipertensi lebih dominan pada rentang usia 57-66 dengan jumlah 56
(46%).26 Hasil penelitian ini juga didukung oleh beberapa penelitian sebelumnya,
Sugiharto (2007) menyatakan bahwa usia mempunyai hubungan yang bermakna
dengan kejadian hipertensi dan merupakan salah satu faktor risiko hipertensi
dimana semakin tua usia, semakin beresiko terserang hipertensi.27
Hasil penelitian berbeda dengan Yossi (2014), bahwa mayoritas responden
yang menderita hipertensi di Solo terjadi pada usia dewasa muda, yaitu sebanyak
98 responden.23
Didapatkan hasil penelitian bahwa usia 56-65 tahun beresiko 4,76 kali
dibandingkan usia yang lebih muda. Hal ini terjadi karena insiden hipertensi
meningkat dengan bertambahnya usia yang disebabkan oleh perubahan dalam
tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah dan hormon. Perubahan
struktural dan fungsional pada sistem pembuluh darah perifer bertanggung jawab
pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada lanjut usia. Perubahan tersebut
meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat pembuluh darah, terjadi
penurunan relaksasi otot polos pembuluh darah, sehingga menurunkan
kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Pada akhirnya kemampuan
jantung untuk mempa volume darah berkurang, mengakibatkan penurunan curah
jantung dan peningkatan perifer. Sehingga tekanan darah pada lansia akhir
didapatkan lebih tinggi.28
Menurut WHO (2002), usia merupakan lamanya seseorang hidup mulai
dari sejak dilahirkan hingga saat ini. Semakin tinggi usia seseorang maka semakin
matang seseorang itu dalam berfikir dan bertindak, sehingga hal ini
mempengaruhi perilaku dan motivasi responden dalam pengendalian agar
terkontrol. Selain itu, usia 55-65 tahun merupakan masa lansia akhir, dimana pada
lansia akhir memiliki pengalaman yang banyak. Sehingga dapat dikatakan bahwa
usia lansia atau kematangan usia dapat menimbulkan dorongan atau motivasi
pengendalian hipertensi yang baik.25
4.4.1.4 Pendidikan Terakhir
Hasil penelitian terhadap 96 responden, didapatkan bahwa mayoritas
responden memiliki pendidikan terakhir S1 dan lebih tinggi, yaitu sebanyak 27
79

(28,1%) responden. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Sefriami (2010) bahwa
karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan pada penderita hipertensi
mayoritas berpendidikan S1 yaitu 46,2%.29 Seiring dengan tingginya tingkat
pendidikan seseorang maka tuntutan peran yang ada pada diri seseorang juga
tinggi sehingga tingkat stress juga akan meningkat. Apabila stress meningkat
maka tekanan darah juga dapat meningkat yang bersifat sementara. Jika hal ini
berlangsung lama dan terus menerus maka peningkatan tekanan darah pun akan
menetap. Sehingga banyak responden dengan tingkat pendidikan S1 dan lebih
tinggi banyak yang mengalami hipertensi.
Hasil penelitian berbeda dengan Qorry (2015), bahwa mayoritas responden
yang menderita hipertensi di Puskesmas Kedumungdu Semarang memiliki
pendidikan yang rendah (42%).30
Menurut Notoatmodjo (2007), berpendapat bahwa pendidikan adalah suatu
usaha untuk mengembangkan kepribadian kemampuan di dalam dan luar sekolah
yang berlangsung seumur hidup.31 Semakin tinggi pendidikan seseorang, makin
tinggi pula kesadaran tentang hak yang dimiliki. Pendidikan seseorang
dikategorikan kurang apabila seseorang hanya memperoleh ijazah SMP atau SMA
dan ke bawah, dimana pendidikan hanya mencukupi pendidikan dasar 9 tahun.
Pada penelitian ini responden yang berpendidikan S1& lebih tinggi lebih
termotivasi dalam upaya pengendalian hipertensi dibandingkan responden yang
memiliki pendidikan yang rendah. Dikarenakan responden yang berpendidikan
tinggi memiliki pengetahuan yang tinggi mengenai bagaimana mengontrol
hipertensinya, dan lebih mudah memahami informasi dibandingkan responden
yang berpendidikan rendah.
4.4.1.5 Pekerjaan
Hasil penelitian terhadap 96 responden, didapatkan bahwa mayoritas
responden pensiunan, yaitu sebanyak 27 (28,1%) responden. Hal ini sesuai dengan
hasil penelitian Qorry (2015), bahwa mayoritas responden hipertensi sudah tidak
bekerja.30Orang yang bekerja cenderung memiliki sedikit waktu bahwa tidak ada
waktu untuk mengunjungi fasilitas kesehatan untuk mengontrol penyakitnya,
tidak teratur minum obat karena padatnya aktivitas sehingga lupa untuk minum
80

obat. Responden yang sudah tidak bekerja atau pensiun cenderung termotivasi
melakukan pengobatan dibandingkan dengan responden yang bekerja
4.4.2 Pengetahuan Responden Terhadap Hipertensi
Hasil penelitian terhadap 96 responden, didapatkan bahwa mayoritas
responden memiliki pengetahuan yang baik terhadap hipertensi, yaitu sebanyak 43
responden. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang penting dalam membentuk tindakan seseorang.31 Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurfadillah (2018) didapatkan
sebanyak 41 responden yang memiliki pengetahuan yang tinggi terhadap
hipertensi.31
Pengetahuan yang baik terhadap hipertensi menunjukan pemahaman
responden tentang hipertensi. Jika seseorang memiliki pengetahuan tentang
hipertensi seperti mengetahui angka normal hipertensi, mengatahui bahwa
hipertensi dapat menyebabkan penyakit yang lebih berat maka penderita akan
berusaha untuk mengendalikan agar tidak terjadi komplikasi atau akibat yang
lebih buruk. Sebaliknya, mereka yang memiliki pengetahuan rendah tentang
hipertensi maka mereka tidak merasa takut akan komplikasi karena mereka tidak
tahu.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Qarry (2015), bahwa
responden yang memiliki pengetahuan tentang hipertensi cenderung lebih banyak
melakukan perilaku positif demi kelangsungan hidupnya agar tetap terkontrol
dibandingkan dengan responden yang tidak memiliki pengetahuan terhadap
hipertensi.30 Hal tersebut dikarenkan responden yang memiliki pengetahuan
terhadap hipertensi lebih memahami apa itu penyakit hipertensi, bagaimana
bahaya hipertensi apabila tidak rutin kontrol tekanan darah sehingga lebih
terdorong atau termotivasi untuk melakukan pengendalian hipertensi.
Menurut penelitian Widyatuti (2014), semakin tinggi pengetahuan yang
diperoleh maka akan semakin tinggi motivasi lansia dalam pengobatan hipertensi.
Pengetahuan dapat diperoleh melalui institusi pendidikan. 33 Pada penelitian ini,
mayoritas responden berpendidikan tinggi yaitu S1&lebih tinggi. Tingkat
pendidikan akan mempengaruhi kemampuan penyerapan informasi. Informasi
inilah yang menjadi pengetahuan bagi seseorang.
81

Notoatmodjo (2010) memaparkan bahwa pengetahuan merupakan domain


yang penting untuk terbentuknya perilaku seseorang.34 Zaprulkhan (2015),
memaparkan bahwa pengetahuan adalah sesuatu yang diperoleh karena kebiasaan
sehari-hari melalui pengalaman, kesadaran, informasi dan lain-lain. Pengetahuan
merupakan faktor intern yang mempengaruhi terbentuknya perilaku. Perilaku
seseorang tersebut akan berdampak pada status kesehatannya. 35 Hal ini diperkuat
dengan hasil penelitian Wulansari, dkk (2013) mendapatkan bahwa semakin
meningkatnya pengetahuan pasien mengenai hipertensi, maka akan memotivasi
atau mendorong seseorang untuk berperilaku yang lebih baik dalam pengendalian
hipertensi sehingga tekanan darahnya tetap terkendali. 36
4.4.3 Kualitas Hidup Responden
Kualitas hidup adalah persepsi individu mengenai posisi mereka dalam
hidup dan hubungannya dengan tujuan, harapan, standar yang ditetapkan dan
perhatian seseorang. Kualitas hidup yang dimaksudkan disini adalah gambaran
kesejahteraan penderita hipertensi dan gambaran kesejahteraan spiritual penderita
hipertensi.37
Hasil penelitian terhadap 96 responden, didapatkan bahwa mayoritas
responden memiliki kualitas hidup yang baik, yaitu sebanyak 74 responden. Hasil
penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Marco (2017),
bahwa kualitas hidup penderita hipertensi kurang baik. 38 Penelitian ini tidak
sejalan dengan penelitian tersebut dikarenakan jenis penelitian tersebut adalah
kuantitatif, sedangkan penelitian ini kualitatif. Sampel dalam penelitian tersebut
diambil secara multistage random sampling, sedangkan penelitian ini
menggunakan consecutive sampling Selain itu dalam penelitian tersebut
pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner EQ-5D, sedangkan
dalam penelitian ini, peneliti lebih terfokus kepada motivasi bukan kualitas hidup,
sehingga kuesioner mengenai kualitas hidup hanya dijadikan sumber bacaan oleh
peneliti.
Namun hasil yang didapat pada penelitian ini masih mungkin terjadi.
Menurut Kartini (2014) mengemukakan bahwa orang dengan hipertensi yang
memiliki optimisme, keyakinan, serta dorongan yang kuat dapat mengurangi
perasaan dan pandangan negative terhadap masalah berdasarkan cara pandang
yang lebih positif sehingga menimbulkan perasaan mampu menghadapi masalah
82

kesehatan fisik dan psikis yang dialami untuk mencapai kualitas hidup yang lebih
baik.39
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Fithria (2016), mendapatkan bahwa
gambaran kesejahteraan penderita hipertensi di kecamatan Kuta baik. Hasil
penelitian Fithria (2016) juga mengatakan bahwa gambaran kesejahteraan
spiritual penderita hipertensi baik. Apabila seseorang sudah merasa sejahtera,
tidak terganggu aktivitasnya karena penyakit yang dideritanya, menandakan
bahwa ia memiliki motivasi yang baik.40
Gambar 4.19 menjelaskan bahwa responden ikhlas menerima penyakit ini,
dan gambar 4.20 responden berdoa sesuai agama agar diberi kesembuhan. Hal ini
menunjukan bahwa apabila seseorang dalam keadaan sakit, maka hubungan
dengan Allah pun semakin dekat mengingat seseorang dalam kondisi sakit
menjadi lemah dalam segala hal tidak ada yang mampu membangkitkannya dari
kesembuhan kecuali sang pencipta. Hal ini juga menunjukan bahwa apabila
seseorang mendekatkan diri kepada Allah, menandakan bahwa perilakunya baik
dan memiliki motivasi yang baik.
4.4.5 Riwayat Keluarga Responden
Riwayat keluarga yang dimaksudkan disini adalah responden dengan
riwayat keluarga yang memiliki hipertensi. Hasil penelitian terhadap 96
responden, didapatkan bahwa mayoritas responden memiliki riwayat keluarga
yang menderita hipertensi, artinya mayoritas keluarga responden memiliki
penyakit hipertensi yang menjadi faktor risiko sehingga menurun kepada
responden. Hal ini sejalan dengan pernyataan Yoon (2016) bahwa sistem tubuh
yang terlibat dalam tekanan darah berasal dari genetik. Hal ini diperkuat dengan
hasil penelitian Anggun (2016) bahwa 70-80% kasus hipertensi didapatkan
riwayat hipertensi didalam keluarga.41
Teori Triyanto (2014), juga menyebutkan risiko menderita hipertensi
sangat tinggi apabila dalam keluarga memiliki riwayat atau keturunan hipertensi.
Riwayat keluarga merupakan masalah yang memicu terjadinya hipertensi. Jika
seorang dari orangtua kita memiliki riwayat hipertensi maka sepanjang hidup kita
memiliki kemungkinan 25% terkena hipertensi. 42
Penelitian ini menunjukan bahwa mayoritas responden memiliki keluarga
yang menderita hipertensi. Hal ini akan menimbulkan kesadaran penderita untuk
83

mengontrol motivasinya. Hal ini sesuai dengan teori fear motivation, yaitu
individu melakukan suatu perbuatan karena kekhawatiran atau rasa takut.8
Kekhawatiran yang dimaksudkan disini adalah penderita yang memiliki riwayat
keluarga hipertensi merasa khawatir atau takut akan mengalami hal serupa atau
yang lebih parah sehingga responden akan lebih terdorong atau termotivasi untuk
mengontrol tekanan darahnya. Selain itu, faktor eksternal motivasi yaitu faktor
lingkungan juga berperan. Lingkungan adalah keadaan yang berada disekitar
pasien baik fisik, psikologis, maupun sosial. Lingkungan sangat berpengaruh
terhadap motivasi pasien untuk mengendalikan penyakitnya. Apabila di
lingkungan pasien ada yang menderita hipertensi, maka akan mempengaruhi
motivasi pasien dalam mengendalikan penyakitnya. 8
4.4.6 Kepatuhan Berobat
Kepatuhan secara umum merupakan tingkatan perilaku seseorang dalam
mendapatkan pengobatan, melakukan perubahan gaya hidup sesuai dengan
rekomendasi oleh dokter.43 Seseorang dikatakan patuh apabila memenuhi tiga
kriteria, yaitu keteraturan berobat sesuai jadwal dan anjuran dokter, keteraturan
minum obat dan keteraturan dalam pemeriksaan ulang penyakit atau kontrol.44
Kepatuhan terjadi jika didasari oleh adanya kesadaran seseorang. Hak ini berarti
dengan adanya kesadaran untuk patuh dan kontrol yang baik maka motivasi
pasien untuk melakukan upaya pengendalian juga akan baik.
Hasil penelitian terhadap 96 responden, didapatkan bahwa mayoritas
kepatuhan pengobatan hipertensi responden baik. Hal ini menunjukan bahwa
pasien memiliki perilaku dan dorongan yang baik sehingga motivasi nya baik. Hal
ini sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukan kepatuhan konsumsi obat dan
kontrol pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Gatak tinggi.
Menurut asumsi peneliti bahwa kepatuhan seseorang dalam berobat
dipengaruhi oleh faktor keyakinan dan dorongan berupa motivasi dari dalam diri.
Jika seseorang memiliki motivasi yang baik, maka ia akan mengusahakan
kesembuhannya yang berpengaruh terhadap kepatuhannya dalam menjalani
pengobatan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Wahyu (2015) yang
menunjukan bahwa motivasi berpengaruh terhadap kepatuhan seseorang dengan
pengobatannya.45
84

4.4.7 Gaya Hidup Responden


Gaya hidup merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat
yang pada akhirnya akan tercapai atau tidaknya derajat kesehatan masyarakat.
Menurut Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa derajat kesehatan seseorang
dapat diukur dari beberapa aspek salah satunya adalah dari segi health behavior.31
Health behavior merupakan perilaku nyata dari seseorang yang secara langsung
berkaitan dengan kesehatan orang itu sendiri. 31 Artinya, penyakit hipertensi dapat
disebabkan oleh perilaku seseorang itu sendiri, dalam hal ini adalah gaya hidup. 46
Gaya hidup merupakan salah satu penyebab hipertensi yang masih dapat
dikontrol.47 Adapun gaya hidup yang dimaksudkan disini adalah gambaran gaya
hidup responden berdasarkan kebiasaan makan, kebiasaan merokok, frekuensi
kebiasaan makan asin, frekuensi kebiasaan makan makanan yang di goreng
dengan minyak, kebiasaan minuman berkafein, berdasarkan aktivitas fisik,
keadaan stress dan berdasarkan waktu tidur responden.
Hasil penelitian terhadap 96 responden, didapatkan bahwa mayoritas
responden memiliki gaya hidup yang baik, dikarenakan mayoritas karakteristik
responden adalah responden yang berpendidikan dan memiliki pengetahuan yang
baik terhadap hipertensi yang membuat responden faham dan sadar akan bahaya
pola hidup yang tidak sehat sehingga responden lebih termotivasi untuk
menerapkan pola hidup yang baik.
Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Indah (2016) yang menyebutkan
bahwa gambaran gaya hidup responden hipertensi buruk. 48 Hasil penelitian
Ahmad (2016) juga menyebutkan bahwa gambaran gaya hidup responden
hipertensi buruk.46
4.4.8 Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik Responden
Motivasi atau motif adalah kebutuhan atau desakan atau keinginan dan
dorongan adalah kata yang sering digunakan untuk menyebut kata motivasi.49
Hasil penelitian terhadap 96 responden, didapatkan bahwa mayoritas responden
memiliki motivasi yang baik dengan tekanan darah rata rata yaitu 128/80 mmHg.
Hal ini tergambar dari adanya keinginan dalam diri responden itu sendiri untuk
control pengobatan dan bias beraktifitas secara baik. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian Harsoyo (2016) yang menyebutkan bahwa pasien hipertensi memiliki
motivasi instrinsik dan ekstrinsik yang baik.49
85

Gambar 4.61 didapatkan hasil bahwa responden memiliki keluarga yang


mengingatkan untuk kontrol tekanan darah dan minum obat secara teratur. Hal ini
menunjukan bahwa responden memiliki dukungan dari orang terdekat atau
keluarga sehingga mempengaruhi motivasi pasien. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian Qorry (2015) bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan
tingkat motivasi untuk patuh dalam kontrol berobat. 30
Dukungan dari anggota keluarga pada penderita hipertensi sangat
mempengaruhi tingkat kepatuhan untuk berobat rutin, penderita hipertensi yang
mendapat dukungan keluarga akan lebih rutin berobat dan minum obat sehingga
tekanan darahnya dapat terkendali. 51
4.5 Keterbatasan Peneliti
Pada penelitian ini, peneliti merasa memiliki beberapa keterbatasan yaitu :
1. Keterbatasan waktu peneliti.
2. Tempat penelitian hanya dilakukan di satu tempat.
86

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada penelitian ini, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa:
1. Pada karakteristik pasien penelitian didapatkan mayoritas pasien adalah
wanita (64,4%), usia 56-65 tahun (55%), pensiunan (28%), pendidikan
terakhir S1&lebih tinggi (28,1% ).
2. Mayoritas (46%) pasien dalam penelitian ini memiliki pengetahuan
terhadap hipertensi yang cukup.
3. Mayoritas (77%) pasien memiliki kualitas hidup yang baik.
4. Mayoritas (62,5%) pasien dalam penelitian ini memiliki riwayat
keluarga hipertensi.
5. Mayoritas (68%) pasien dalam penelitian ini memiliki kepatuhan
berobat yang baik.
6. Mayoritas (43%) pasien dalam penelitian ini memiliki gaya hidup yang
baik.
7. Mayoritas (98%) pasien dalam penelitian ini memiliki motivasi intrinsik
dan ekstrinsik yang baik.
8. Dapat disimpulkan secara keseluruhan, 53 (55%) pasien penderita
hipertensi yang berobat di Puskesmas Pisangan memiliki motivasi yang
cukup dalam pengendalian hipertensi.
5.2. Saran
1. Diperlukan penyuluhan mengenai pentingnya pengendalian hipertensi
untuk pasien di Puskesmas Pisangan.
2. Puskesmas sebaiknya mengadakan PROLANIS setiap bulan secara
teratur.
3. Puskesmas sebaiknya melatih tenaga kesehatan untuk memberikan
penyuluhan kepada pasien mengenai hipertensi.
4. Tenaga kesehatan di Puskesmas sebaiknya menganjurkan pasien hipertensi
untuk kontrol secara teratur.
BAB VI

KERJASAMA RISET
Riset ini merupakan bagian kerja sama riset mahasiswa dengan kelompok
riset diabetes kronik, regenerasi jantung dan ginjal Program Studi Kedokteran
Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dibawah bimbingan dr.
Flori Ratna Sari, Ph.D dan dr.Hari Hendarto, Sp.PD-KEMD, Ph.D, FINASIM.

87
Daftar Pustaka
1. World Health Organization. A global brief on hypertension. Geneva:
WHO.2013.
2. Paul K. Whelton, et al. 2017 Guideline for The Prevention, Detection,
Evaluation, and Management of High Blood Pressure in Adults. American
College of Cardiology. 2017.
3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI. Riset kesehatan dasar
(RISKESDAS). 2013
4. Permenkes no. 71 tahun 2015 Tentang Penanggulangan Penyakit Tidak
Menular. Tersedia dari :
https://www.persi.or.id/images/regulasi/permenkes/pmk712015.pdf
5. Sunaryo. Psikologi. Jakarta : EGC;2004
6. Hyman DJ, Pavlik VN. Characteristics of patients with incompliant
hypertension in the United States. N Engl J Med. 2001;345:479–86.
7. Motivational Theories. Tersedia dari :
https://www.researchgate.net/publication/306255973_Motivational_Theories_
-_A_Critical_Analysis [Diakses 12 Maret 2018]
8. Handoko, M. Motivasi : daya penggerak tingkah laku ed 1. Yogyakarta :
kanisius;2002
9. Ryan, R.M. Self determination theory and facilitation of intrinsic motivation.
American psychologist; 2002
10. Wawan, A. Teori dan pengukuran pengetahuan, sikap, dan perilaku manusia :
perilaku kesehatan. Yogyakarta : Nuha medika;2010
11. National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion (US):
Centers for Disease Control and Prevention (US), 2014:411-45.
12. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI). Pedoman
Tatalaksana Hipertensi pada Penyakit Kardiovaskular ; 2015.
13. American Heart Association. Tersedia dari: http://www.heart.org
/HEARTORG/Support/Resources/WhatisCardiovascularDisease/What-
isCardiovascular-Disease_UCM_301852_Article.js p.WRABldw3PZ4.
[Diakses 13 Maret 2018]

88
14. Cowley AW Jr. The genetic dissection of essential hypertension. Nat Rev
Genet;2006
15. Price, A. Sylvia, Lorraine Mc. Carty Wilson. Patofisiologi : Konsep Klinis
Proses-proses Penyakit. Edisi 6 (terjemahan). Peter Anugrah. EGC:
Jakarta;2006

16. Matheww Alexander. Hypertension. 14, januari 2018. Diambil dari :


https://emedicine.medscape.com/article/241381-overview#a4
17. American Hearth Association. 2018. Risk factor of hypertension. Dikutip dari
:
http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/HighBloodPressure/GettheFact
sAboutHighBloodPressure/Five-Simple-Steps-to-Control-Your-Blood-
Pressure_UCM_301806_Article.jsp#.WtMPsloxWf0
18. Amal, Andi Sri Suriati; Andini, Putri. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi VI
volume II : Hipertensi. Jakarta : Interna Publishing ; 2016.
19. National Institute of Health National Heart, Lung, and Blood Institute.
Tersedia dari : https://www.nhlbi.nih.gov/files/docs/public/heart/hbp_low.pdf
20. National Institute of Health National Heart, Lung, and Blood Institute.
Tersedia dari : https://www.nhlbi.nih.gov/health-topics/dash-eating-plan

21. K, Peltzer. The Prevalence and Social Determinants of Hypertension among


Adults in Indonesia: A Cross-Sectional Population-Based National Survey.
Dikutip dari : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/30174948

22. M, Aprillya. Hubungan antara umur, aktivitas fisik dan stress dengan
kejadian hipertensi di puskesmas kawangkoan; 2017
23. Fitriana, Yossi. Huhungan karakteristik dan motivasi pasien hipertensi
terhadap kepatuhan dalam menjalani pengobatan di puskesmas talang
kabupaten solok; 2014
24. Brunner&Suddarth. Medikal bedah edisi 8. Jakarta : EGC;2005
25. Depkes RI. Kategori usia;2009
26. Rustiana. Gambaran faktor risiko pada penderita hipertensi di puskesmas
ciputat timur;2014
27. Sugiharto. Faktor-faktor risiko hipertensi pada masyarakat;2007

89
28. Azhar, Isroul. Gambaran karakteristik hipertensi di puskesmas gamping
sleman Yogyakarta; 2017
29. Sefriami. Hubungan tingkat pengetahuan dengan pengelolaan hipertensi pada
penderita hipertensi di rt 01-12 kelurahan pandeyan umbulharjo;2010
30. Putri, Qarry. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pengobatan
pada penderita hipertensi di wilayah kerja puskesmas kedungmungu;2015
31. Notoadmodjo, soekidijo. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta :
Rineka cipta;2007
32. R, Nurfadhillah. Gambaran pengetahuan dan sikap pencegahan kekambuhan
hipertensi pada klien riwayat hipertensi di wilayah kerja puskesmas batu-
batu;2018
33. Widyatuti. Pengetahua lansia dengan motivasi mengunjungi posbindu;2014
34. Notoatmodjo, S. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta : Rineka
cipta;2010
35. Alexander, M., Gordon, N.P., Davis, C.C., & Chen, R.S. Patient Knowledge
and Awerness of Hypertension Is Suboptimal : Result from a Large Health
Maintenance Organization. The Journal of Clinical Hypertension. Dikutip
dari : 254-
60.http://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/j.1524.6175.2003.01963.x .
36. Wulansari, Jayanti. Hubungan pengetahuan tentang hipertensi dengan
pengendalian tekanan darah pada pasien hipertensi di poliklinik penyakit
dalam rsud dr.moewardi Surakarta;2013
37. Anbarasan SS. Gambaran Kualitas Hidup Lansia dengan Hipertensi di
Wilayah Kerja Puskesmas Rendang pada Periode 27 Februari-14 Maret
2015. Jurnal Kedokteran. Vol 4 (1): 113-124.
38. Marco, A. Hubungan antara hipertensi dengan kualiras hidup pada penduduk
di kelurahan kinilow kecamatan tomohon utara kota tomohon;2017
39. Fitria, Kartini. Optimisme dan kualitas hidup orang dengan hipertensi; 2014
40. Fithria. Kualitas hidup responden hipertensi; 2016
41. Suprihatin, Anggun. Hubungan antara kebiasaan merokok, aktivitas fisik,
riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi di wilayah kerja puskesmas
nguter;2016

90
42. Triyanto, Endang. Pelayanan keperawatan bagi penderita hipertensi secara
terpadu. Yogyakarta : Graha ilmu;2014
43. Amartiwi HA. Evaluasi tingkat kepatuhan penggunaan obat pada pasien
hipertensi di instalasi rawat jalan. [tesis]. Surakarta: Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta; 2012
44. Asti TI. Kepatuhan pasien: faktor penting dalam keberhasilan terapi.
InfoPOM. 7(5):1–12.;2006
45. Pratama, Wahyu. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan pengobatan
hipertensi pada lansia binaan puskesmas klungkung; 2015
46. Hanafi, Ahmad. Gambaran gaya hidup penderita hipertensi di kecamatan
sumowono kabupaten semarang; 2016
47. Nuryati S. Gaya hidup dan status gizi serta hubungannya dengan hipertensi
dan diabetes melitus pada pria dan wanita dewasa di DKI Jakarta;2009.
48. Pusparini, Indah. Gambaran gaya hidup pada penderita hipertensi di
puskesmas ciangsana kecamatan gunung putri kabupaten bogor;2016
49. Nursalam. Asuhan keperawatan bayi & anak. Jakarta : Salemba medika;2009
50. Harsoyo. Hubungan tingkat pengetahuan dengan motivasi untuk
memeriksakan diri pasien hipertensi pada lanjut usia di puskesmas kerjo
karanganyar;2016
51. Mubarak dan Chayatin. Ilmu kesehatan masyarakat : teori dan aplikasi.
Salemba medika : Jakarta ; 2009

91
92

LAMPIRAN
Lampiran 1: Surat perizinan penelitian

Gambar 7.1 Surat Perizinan Penelitian Oleh Dinas Kesehatan


93

Gambar 7.2 Surat Perizinan Penelitian Oleh Ketua RW


94

Lampiran 2: Kuesioner Penelitian

KUESIONER “MOTIVASI PENGENDALIAN HIPERTENSI / PENYAKIT


DARAH TINGGI DI PUSKESMAS PISANGAN”

AssalamualaikumWr. Wb.

Yth. Bapak/Ibu,

Untuk memenuhi kelengkapan penyusunan skripsi, kami bermaksud


mengadakan penelitian di Puskesmas Pisangan dengan judul skripsi “Motivasi
Masyarakat Terhadap Upaya Pengendalian Penyakit Hipertensi di Puskesmas
Pisangan”. Maka dengan segala kerendahan hati, perkenankanlah kami meminta
kesediaan Bapak, Ibu, Saudara/i untuk sedikit meluangka nwaktu dalam mengisi
kuesioner yang terlampir.Untuk itu, diharapkan responden dapat memberikan
jawaban yang sebenar-benarnya demi membantu penelitian. Penelitiani ini tidak
akan menimbulkan kerugian untuk responden. Kami menjamin kerahasiaan
identitas dan seluruh jawaban responden. Atas waktu dan kesediaannya, kami
ucapkan terimakasih, semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.

Hormat kami,

Nabilah Ulfah

11151030000038
95

PENGANTAR
Definisi Hipertensi atau Tekanan Darah Tinggi adalah peningkatan
tekanan darah sistolik lebih dari 130 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari
80 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam
keadaan cukup istirahat / tenang. (info dantinbuletin “Hipertensi”, Kemenkes RI)

FORMULIR IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Usia :

Alamat :

Jenis Kelamin :

Tekanan Darah : / /

Berat Badan : Tinggi Badan :


96

FORMULIR PERSETUJUAN RESPONDEN

Dengan ini,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, memberikan persetujuan dan bersedia
untuk mengisi kuesioner yang diberikan peneliti sampai akhir. Saya mengerti
bahwa saya menjadi bagian dari penelitian ini untuk mengetahui “Motivasi
Masyarakat Terhadap Upaya Pengendalian Penyakit Hipertensi di Puskesmas
Pisangan”. Saya telah dijelaskan oleh peneliti, bahwa jawaban kuesioner ini
bersifat sukarela dan hanya dipergunakan untuk penelitian dan dijaga
kerahasiaannya oleh peneliti. Oleh karena itu saya bersedia untuk menjadi
responden.

Ciputat, 2018

……………………….

( )
97

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

 Beri Tanda Centang () pada kolom YA atau TIDAK sesuai jawaban Anda.
 Setiap pertanyaan hanya boleh diisi 1 jawaban.

No. Pertanyaan YA TIDAK

PENGETAHUAN HIPERTENSI (PENYAKIT DARAH TINGGI)

1 Saya mengetahui diri saya menderita hipertensi (penyakit darah tinggi)

2 Saya mengetahui bahwa hipertensi adalah penyakit dengan tekanan darah >
130/90 mmHg (satuan tekanan darah)

3 Saya mengetahui bahwa hipertensi menjadi penyebab munculnya penyakit lain


yang lebih berat

4 Saya menderita hipertensi < (kurang dari ) 5 tahun

5 Saya menderita hipertensi > (lebih dari ) 5 tahun

6 Saya memiliki penyakit kronis selain hipertensi (*beri tanda ceklist bila ada,
boleh lebih dari 1):

Diabetes (sakit gula)

Penyakit ginjal

Gagal ginjal

Penyakit jantung

Kolestrol tinggi

Retinopati

Stroke

KUALITAS HIDUP

7 Saya merasa terganggu dengan penyakit hipertensi

8 Penyakit hipertensi saya belum mengganggu aktivitas fisik saya (masih bekerja
98

seperti seperti biasa)

9 Penyakit hipertensi saya sudah menganggu sebagian aktivitas saya (performa


menurun)

10 Penyakit hipertensi saya sudah menganggu seluruh akrivitas saya (sudah tidak
bekerja/ istirahat total)

11 Penyakit hipertensi saya membuat saya ingin lebih menjaga pola makan

12 Penyakit hipertensi menghalangi saya dari rencana bepergian jarak jauh

13 Saya ikhlas menerima penyakit hipertensi

14 Saya berdoa (sesuai agama saya) agar diberi kesembuhan

15 Keikhlasan saya dalam menerima penyakit mempengaruhi keteraturan dalam


minum obat

RIWAYAT KELUARGA

16 Di keluarga saya, ada yang menderita hipertensi

17 Di keluarga saya, ada yang meninggal karena hipertensi

18 Di lingkungan tempat tinggal saya, ada yang meninggal karena hipertensi

19 Saya mencari tahu lebih dalam tentang hipertensi karena keluarga saya ada yang
hipertensi

KEPATUHAN BEROBAT

20 Saya rutin memeriksa tekanan darah 1 bulan sekali

21 Saya hanya memeriksakan tekanan darah saya apabila saya merasakan keluhan-
keluhan tertentu

22 Saya sangat jarang memeriksa tekanan darah

23 Saya mengkonsumsi obat hipertensi


99

24 Saya rutin dan patuh mengkonsumsi obat sesuai anjuran dokter

25 Saya sudah tidak mengkonsumsi obat hipertensi walaupun masih menderita


hipertensi

GAYA HIDUP

26 Saya mengkonsumsi minimal salah satu buah (apel, jeruk, anggur, mangga,
melon, nanas, pisang, strawberry) 1x sehari

27 Saya mengkonsumsi sayur minimal 1 mangkuk sehari secara rutin

28 Saya makan makanan yang di goreng dengan minyak setiap hari

(bakwan, tahu, tempe, pisang goreng)

29 Total garam yang saya konsumsi dalam semua makanan saya < (kurang dari) 1
sendok teh per hari

30 Saya membatasi asupan garam dengan cara memasak sendiri makanan saya di
rumah

31 Saya mengkonsumsi makanan cepat saji lebih dari 3x seminggu

(mis: ayam goreng tepung, daging sapi panggang, burger,dll)

32 Saya minum kopi

33 Saya minum kopi > (lebih dari) 2 cangkir / hari

34 Saya mengkonsumsi alkohol setidaknya 1 gelas dalam seminggu

35 Saya menjaga berat badan saya agar tetap dalam kisaran normal

36 Saya mengetahui bahwa berat badan berlebih dapat mempengaruhi tekanan darah

37 Saya melakukan aktivitas fisik setiap hari (cth: berkebun, menyapu, mencuci,
mengepel lantai)

38 Saya berjalan kaki setidaknya selama 30 menit dalam satu hari

39 Saya berolahraga 3 – 4 kali dalam seminggu selama 30 menit (lari, jogging, main
bola, berenang, senam, bersepeda, dll)
100

40 Saya merokok setidaknya satu batang per hari dalam satu bulan terakhir

41 Saya tinggal serumah dengan orang yang merokok meskipun saya bukan perokok

42 Saya memiliki keluarga yang merokok dalam rumah saya

43 Saya berada di lingkungan orang yang merokok, meskipun saya bukan perokok

44 Saya mudah stress

45 Saya tidur selama < (kurang dari) 6 jam pada malam hari

46 Saya istirahat ketika saya merasa lelah

MOTIVASI INTRINSIK DAN EKSTRINSIK

47 Saya ingin penyakit hipertensi saya terkontrol karena keluarga saya ada yang
menderita dan / meninggal

48 Saya tidak ingin keturunan saya ada yang menderita hipertensi

49 Saya ingin penyakit hipertensi saya terkontrol dan hidup sehat

50 Saya tahu bahwa penyakit saya bisa terkontrol jika saya mengontrol tekanan
darah saya dan teratur minum obat

51 Saya mempunyai keluarga yang mengingatkan saya untuk kontrol tekanan darah
dan minum obat secara rutin

52 Saya mempunyai keluarga dan teman yang mendukung saya untuk mengontrol
penyakit hipertensi saya
101

Lampiran 3: Gambar Proses Penelitian

Gambar 7.3 Responden Menyetujui Informed Consent Penelitian


102

Lampiran 4 : Data Tekanan Darah Responden

No Jenis Kelamin Usia Tekanan Darah (mmHg)


1 P 64 tahun 130/80 mmHg
2 P 68 tahun 130/80 mmHg
3 P 63 tahun 130/80 mmHg
4 L 70 tahun 120/90 mmHg
5 P 60 tahun 110/70 mmHg
6 P 63 tahun 110/70 mmHg
7 P 70 tahun 125/90 mmHg
8 P 42 tahun 180/90 mmHg
9 P 61 tahun 150/80 mmHg
10 L 56 tahun 130/90 mmHg
11 L 52 tahun 120/70 mmHg
12 P 49 tahun 130/90 mmHg
13 L 53 tahun 120/90 mmHg
14 P 65 tahun 110/70 mmHg
15 P 62 tahun 110/70 mmHg
16 L 58 tahun 140/80 mmHg
17 P 48 tahun 110/70 mmHg
18 P 51 tahun 120/70 mmHg
19 L 65 tahun 110/70 mmHg
20 P 43 tahun 120/100 mmHg
21 P 59 tahun 120/70 mmHg
22 L 58 tahun 130/90 mmHg
23 P 53 tahun 130/70 mmHg
24 L 48 tahun 130/110 mmHg
25 P 62 tahun 120/80 mmHg
26 L 60 tahun 110/70 mmHg
27 L 67 tahun 130/90 mmHg
28 P 54 tahun 200/120 mmHg
29 L 51 tahun 130/100 mmHg
30 L 49 tahun 130/90 mmHg
31 P 35 tahun 130/90 mmHg
32 L 63 tahun 130/90 mmHg
103

33 L 56 tahun 170/110 mmHg


34 P 48 tahun 120/70 mmHg
35 P 65 tahun 110/70 mmHg
36 P 49 tahun 120/100 mmHg
37 P 54 tahun 120/95 mmHg
38 P 64 tahun 110/60 mmHg
39 P 69 tahun 120/70 mmHg
40 P 64 tahun 155/80 mmHg
41 L 68 tahun 150/70 mmHg
42 P 76 tahun 110/80 mmHg
43 P 65 tahun 120/70 mmHg
44 L 62 tahun 130/90 mmHg
45 P 64 tahun 120/70 mmHg
46 P 69 tahun 120/70 mmHg
47 P 50 tahun 110/70 mmHg
48 P 63 tahun 130/80 mmHg
49 P 60 tahun 120/80 mmHg
50 P 63 tahun 110/70 mmHg
51 P 66 tahun 110/80 mmHg
52 P 62 tahun 120/70 mmHg
53 P 60 tahun 120/70 mmHg
54 L 56 tahun 130/100 mmHg
55 L 67 tahun 120/70 mmHg
56 P 65 tahun 110/80 mmHg
57 L 49 tahun 130/80 mmHg
58 L 58 tahun 120/70 mmHg
59 P 55 tahun 120/60 mmHg
60 P 60 tahun 190/100 mmHg
61 P 64 tahun 120/70 mmHg
62 L 69 tahun 140/80 mmHg
63 L 64 tahun 140/90 mmHg
64 L 65 tahun 130/80 mmHg
65 L 57 tahun 130/80 mmHg
66 L 51 tahun 130/80 mmHg
104

67 P 64 tahun 120/80 mmHg


68 L 65 tahun 135/80 mmHg
69 P 59 tahun 130/80 mmHg
70 P 65 tahun 140/80 mmHg
71 P 53 tahun 130/80 mmHg
72 P 57 tahun 130/90 mmHg
73 P 48 tahun 120/70 mmHg
74 L 56 tahun 180/80 mmHg
75 P 53 tahun 130/80 mmHg
76 P 58 tahun 130/90 mmHg
77 L 68 tahun 140/80 mmHg
78 L 65 tahun 120/70 mmHg
79 P 47 tahun 130/90 mmHg
80 P 58 tahun 130/80 mmHg
81 P 54 tahun 130/80 mmHg
82 P 62 tahun 130/80 mmHg
83 P 62 tahun 120/70 mmHg
84 P 57 tahun 120/70 mmHg
85 P 59 tahun 130/80 mmHg
86 L 63 tahun 120/80 mmHg
87 L 63 tahun 135/80 mmHg
88 L 65 tahun 130/90 mmHg
89 P 63 tahun 130/80 mmHg
90 L 87 tahun 140/70 mmHg
91 P 53 tahun 130/80 mmHg
92 L 62 tahun 120/80 mmHg
93 L 70 tahun 130/80 mmHg
94 P 66 tahun 130/80mmHg
95 L 63 tahun 120/90 mmHg
96 P 52 tahun 150/80 mmHg
105

Lampiran 5: Riwayat Penulis

Riwayat Penulis

Identitas
Nama : Nabilah Ulfah
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 4 Agustus 1997
Agama : Islam
Alamat : Jalan h.Nipan no.133 RT 01/08 Pisangan Ciputat
e-Mail : nabilah_ulfah@yahoo.co.id

Riwayat Pendidikan
2000-2001 : TK Muharram Tangerang Selatan
2001-2009 : SD Madrasah Pembangunan UIN Jakarta
2009-2012 : Tsanawiyah Madrasah Pembangunan UIN Jakarta
2012-2015 : MAN 4 Jakarta
2015-Sekarang :Fakultas Kedokteran Program Studi Profesi dan
Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Anda mungkin juga menyukai