Anda di halaman 1dari 75

i

MINAT KARIER MAHASISWA KEDOKTERAN


UIN SYARIF HIDAYATULLAH DAN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KEDOKTERAN

Oleh :
Ubaidillah Romadlon Alfairuzi
NIM : 11151030000104

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2018 M

i
ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 10 Oktober 2018

Materai
Rp 6000

Ubaidillah Romadlon Alfairuzi

ii
iii

MINAT KARIER MAHASISWA KEDOKTERAN


UIN SYARIF HIDAYATULLAH DAN FAKTOR-FAKTOR
YANG BERHUBUNGAN

Laporan penelitian
Diajukan kepada Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran untuk
Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked.)

Oleh
Ubaidillah Romadlon Alfairuzi
NIM: 11151030000104

Pembimbing I Pembimbing II

dr. Marita Fadhilah, Dr. Med.Sc dr. Riva Auda, Sp.A, M.Kes.
NIP. 197803142006042001 NIP. 197612172008012015

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H / 2018 M

iii
iv

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan penelitian berjudul MINAT KARIER MAHASISWA KEDOKTERAN


UIN SYARIF HIDAYATULLAH DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN yang diajukan oleh Ubaidillah Romadlon Alfairuzi (NIM:
11151030000104), telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran pada 11
Oktober 2018. Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada Program Studi Kedokteran.

Ciputat,11 Oktober 2018

DEWAN PENGUJI

Ketua Sidang

dr. Marita Fadhilah, Dr. Med.Sc


NIP. 197803142006042001

Pembimbing I Pembimbing II

dr. Marita Fadhilah, Dr. Med.Sc dr. Riva Auda, M.Kes, Sp.A
NIP. 197803142006042001 NIP. 197612172008012015

Penguji I Penguji II

Dr. dr. Francisca A. Tjakradjaja, MS., Sp.GK dr. Risahmawati, Dr. Med.Sc
NIP. 197307252008012009 NIP. 197709132006042001

PIMPINAN FAKULTAS

Dekan FK UIN Kaprodi Kedokteran FK UIN

dr. Hari Hendarto, Ph.D, Sp.PD-KEMD dr. Achmad Zaki, M.Epid, Sp.OT
NIP. 196511232003121003 NIP. 19780507200501100

iv
v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT berkat rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini yang berjudul
“MINAT KARIER MAHASISWA KEDOKTERAN UIN SYARIF
HIDAYATULLAH DAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN”, sebagai salah
satu syarat yang diajukan untuk menyelesaikan studi di Program Studi Kedokteran
di Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat serta salam tak
lupa penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, suri tauladan dengan
sebaik-baiknya akhlak.

Penulis menyadari bahwa selesainya penelitian ini berkat bantuan dari


berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan penghargaan, rasa
hormat dan terimakasih kepada :

1. Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama


RI yang telah memberikan beasiswa sehingga saya bisa menjalani
pendidikan di PSKed FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. dr. Hari Hendarto, Ph.D., Sp.PD-KEMD selaku dekan FK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. dr. Sardjana, Sp.OG (K), SH, dr. Fika
Ekayanti, D.KK, M.Med.Ed, dan dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku
pembantu dekan FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. dr. Achmad Zaki, M.Epid, Sp.OT, selaku Ketua Program Studi Kedokteran
FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. dr. Marita Fadhilah, Dr. Med.Sc, selaku dosen pembimbing 1 dan dr. Riva
Auda, Sp.A, M.Kes., selaku dosen pembimbing 2 yang telah banyak
menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan dan
membimbing selama melakukan penelitian ini.
5. Dr. dr. Francisca A. Tjakradjaja, MS., Sp. GK, selaku dosen penguji 1 dan
dr. Risahmawati, Dr. Med.Sc, selaku dosen penguji 2 yang memberikan
bimbingan, saran dan kritik untuk penelitian ini.

v
vi

6. drg. Laifa Annisa Hendarmin, selaku penanggung jawab modul riset


angkatan 2015.
7. dr. Ahmad Azwar Habibi, M.Biomed, selaku pembimbing akademik dan
dosen-dosen pengajar Program Studi Kedokteran yang telah memberikan
ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis.
8. Kedua orang tua penulis, Nafik S. dan Munshifah, yang senantiasa mendidik
dan mendoakan penulis. Tak lupa juga terimakasih kepada seluruh keluarga
penulis yang telah memberikan dukungan baik moral dan material selama
ini.
9. Isna Khumairotin Akrimah, Annisa Delia Khusnaini, dan Widda Mayyala
Shofie sebagai teman seperjuangan dalam penelitian ini yang merasakan
senang dan susah bersama mencari tempat penelitian serta menghabiskan
waktu, tenaga dan pikiran bersama dalam menyelesaikan penelitian ini.
10. Seluruh teman-teman Amigdala dan CSSMoRA UIN Jakarta yang selalu
memberikan semangat serta memberi motivasi penulis.
11. Moch. Thoriq Al Ayyubi Assegaf yang bersedia berdiskusi mengenai SPSS
dan metodologi penelitian.
12. Seluruh pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari sempurna,
maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi
penelitian ini. Semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya.

Ciputat, 10 Oktober 2018

Penulis

vi
vii

ABSTRAK

Ubaidillah Romadlon Alfairuzi. Program Studi Kedokteran. Minat Karier


Mahasiswa Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah dan Faktor-faktor Yang
Berhubungan.

Latar Belakang: Maldistribusi tenaga kesehatan merupakan masalah kesehatan di


Indonesia. Pemetaan terhadap jalur karier mahasiswa kedokteran dinilai memiliki
kontribusi untuk mengatasi maldistribusi. Tujuan: Untuk mengetahui gambaran
minat karier mahasiswa kedokteran UIN Syarif Hidayatullah dan faktor-faktor yang
berhubungan. Metode: Desain cross sectional dengan kuesioner, populasi seluruh
mahasiswa kedokteran UIN syarif Hidayatullah angkatan 2013 – 2017 (total
sampling). Uji Chi Square dan uji alternatif Chi Square digunakan untuk melihat
hubungan dengan minat karier. Hasil: Dari 323 sampel, 95,4% memilih sebagai
klinisi dengan 91,3% sebagai dokter spesialis. Tidak terdapat hubungan bermakna
antara jenis kelamin (p = 1,00), status akademik (p = 0,072), pendidikan orang tua
(p = 0,734), pekerjaan orang tua (p = 0,060), dan sosio-ekonomi orang tua (p =
0,855) dengan minat karier mahasiswa kedokteran namun motivasi dalam memilih
merupakan faktor yang berhubungan. Kesimpulan: Klinisi paling diminati. Tidak
terdapat hubungan antara jenis kelamin, status akademik, dan latar belakang orang
tua dengan minat karier mahasiswa kedokteran namun motivasi dalam memilih
merupakan faktor yang berhubungan.

Keywords : Minat karier, mahasiswa kedokteran, profesi dokter, jenis kelamin,


status akademik, latar belakang orang tua.

Ubaidillah Romadlon Alfairuzi. Medical Study Program. Career Preference of


Medical Students of Syarif Hidayatullah Islamic State University and The
Affecting Factors.

Backgrounds: Maldistribution of health workers is the health problems in


Indonesia. Mapping of the medical student’s career paths is considered to have
contributed to overcoming maldistribution. Aim: To describe the career preference
of medical students in UIN Syarif Hidayatullah and the relating factors. Method:
Cross sectional design with questionnaries, the populations were all of medical
students in UIN Syarif Hidayatullah class 2013 – 2017 (total sampling). Chi Square
and Chi Square alternative test are used to see the relationship with career
preferences. Result: Among 323 samples, 95.4% choose as clinican with 91.3% as
specialist. There’s no significant relationship between gender (p = 1.00), academic
status (p = 0.072), parent’s education (p = 0.734), parent’s work (p = 0.060), and
parent’s sosioeconomic (p = 0.855) with career preferences of medical students but
motivation in choosing is factor that related to career pereferences. Conclusion:
Clinican is the most choiced. There’s no relationship between gender, academic
status, and parent’s background with career preference of medical students but
motivation in choosing is factor that related to career preferences.

Keywords : Career preference, medical student, doctor profession, gender,


academic status, parent’s background.

vii
viii

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL .................................................................................................. i


LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. x
DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 3
1.3.1. Tujuan Umum ........................................................................................ 3
1.3.1. Tujuan Khusus ....................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 5
2.1 Minat ............................................................................................................. 5
2.2 Karier ............................................................................................................. 6
2.3 Karier dalam Bidang Kedokteran .................................................................. 6
2.4 Faktor yang Berhubungan Dengan Minat Karier .......................................... 7
2.5 Penelitian Tentang Faktor yang Berhubungan Dengan Minat Karier
2.5 Mahasiswa Kedokteran ................................................................................ 9
2.6 Karier Yang Baik Menurut Islam ................................................................ 10
2.7 Kerangka Teori ............................................................................................ 12
2.8 Kerangka Konsep ........................................................................................ 13
2.9 Definisi Operasional .................................................................................... 14
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 17
3.1 Desain Penelitian ......................................................................................... 17
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................................... 17
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................. 17
3.3.1 Populasi Subjek Penelitian.................................................................... 17
3.3.2 Besar Sampel ........................................................................................ 17
3.3.3 Cara Pengambilan Sampel .................................................................... 19
3.3.4 Kriteria Sampel ..................................................................................... 19
3.4 Cara Kerja Penelitian ................................................................................... 20
3.4.1 Persiapan Penelitian .............................................................................. 21
3.4.2 Pembuatan dan Validasi KuesionerTahap Pertama .............................. 21
3.4.3 Identifikasi Subjek Penelitian ............................................................... 21
3.4.4 Pemilihan Sampel ................................................................................. 22
3.4.5 Informed Consent Terhadap Responden ............................................... 22
3.4.6 Pengisian Data Kuesioner Dengan Lengkap ........................................ 22
3.4.7 Sortir Data ............................................................................................. 22

viii
ix

3.4.8 Validasi Kuesioner Tahap Akhir .......................................................... 22


3.4.9 Analisis dan Pengolahan Data Dengan SPSS ....................................... 22
3.5 Manajemen Data .......................................................................................... 22
3.5.1 Pengumpulan Data ................................................................................ 22
3.5.2 Pengolahan dan Analisis Data .............................................................. 23
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 24
4.1 Uji Validitas ................................................................................................ 24
4.2 Analisis Univariat ........................................................................................ 25
4.2.1 Jumlah Responden ................................................................................ 25
4.2.2 Karakteristik Responden ....................................................................... 26
4.2.3 Latar Belakang Orang Tua .................................................................... 28
4.2.4 Karier Yang Diminati ........................................................................... 29
4.2.5 Instansi Kerja Yang Diminati ............................................................... 32
4.2.6 Motivasi Dalam Memilih Karier........................................................... 32
4.3 Analisis Bivariat .......................................................................................... 34
4.3.1 Hubungan Karakteristik Responden Dengan Karier Yang Diminati.... 35
4.3.2 Hubungan Latar Belakang Orang Tua Dengan karier Yang Diminati . 38
4.3.2 Hubungan Motivasi Dalam Memilih Dengan Karier Yang Diminati... 42
4.4 Kelebihan Penelitian .................................................................................... 46
4.4 Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 46
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 47
5.1 Simpulan ...................................................................................................... 47
5.2 Saran ............................................................................................................ 48
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 49
LAMPIRAN ......................................................................................................... 55

ix
x

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Validasi Tahap Pertama Pada Item Kuesioner...........................24


Tabel 4.2 Hasil Validasi Tahap Akhir Pada Item Kuesioner...............................25
Tabel 4.3 Distribusi Response rate Kuesioner Pada Mahasiswa Kedokteran UIN
Syarif Hidayatullah..............................................................................26
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Responden Pada
Mahasiswa Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah……………………27
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Latar Belakang Orang Tua Pada
Mahasiswa Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah……………………28
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Karier Yang Diminati Pada
Mahasiswa Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah……………………29
Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Profesi Yang Diminati Pada
Mahasiswa Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah……………………29
Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Profesi Spesialis Yang Diminati
Pada Mahasiswa Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah………..……31
Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Instansi Kerja Yang Diminati Pada
Mahasiswa Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah……………………32
Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Motivasi Dalam Memilih
Karier Pada Mahasiswa Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah……...33
Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Karakteristik Responden
Dengan Karier Yang Diminati Pada Mahasiswa Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah..…………………………………………………35
Tabel 4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Karakteristik Responden
Dengan Spesialis Yang Diminati Pada Mahasiswa Kedokteran UIN
Syarif Hidayatullah…………………………………………………..36
Tabel 4.13 Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Latar Belakang Orang
Tua Dengan Karier Yang Diminati Pada Mahasiswa Kedokteran UIN
Syarif Hidayatullah…………………………………………………..38
Tabel 4.14 Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Latar Belakang Orang
Tua Dengan Spesialis Yang Diminati Pada Mahasiswa Kedokteran UIN
Syarif Hidayatullah……………………………………………..40
Tabel 4.15 Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Motivasi dalam Memilih
Dengan Karier Yang Diminati Pada Mahasiswa Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah…………………………………………………..42
Tabel 4.16 Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Motivasi Dalam Memilih
Dengan Spesialis Yang Diminati Pada Mahasiswa Kedokteran UIN
Syarif Hidayatullah…………………………………………………..44

x
xi

DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Health Organization


JKN : Jaminan Kesehatan Nasional
PHC : Primary Health Care
KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia
SKN : Sistem Kesehatan Nasional
SPSS : Statistic Package for Social Sciences
RS : Rumah Sakit
OR : Odds Ratio
IK : Interval Kepercayaan
Sp. B : Spesialis Bedah
Sp. PD : Spesialis Penyakit Dalam
Sp. OG : Spesialis Obstetri-ginekologi
Sp. A : Spesialis Anak

xi
xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Informed Consent……......................................................55


Lampiran 2 Lembar Kuesioner Penelitian…………………………………….56
Lampiran 3 Lembar Uji Validitas Kuesioner………………………………….61
Lampiran 4 Lembar Riwayat Penulis………………………………………….63

xii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia masih menghadapi kendala berupa
jumlah tenaga kesehatan yang masih kurang merata dan akses masyarakat terhadap
fasilitas kesehatan yang masih kurang terjangkau di beberapa wilayah.1 Selain itu,
masih terjadi penumpukan dokter pada daerah tertentu dan kekurangan dokter pada
daerah yang lainnya.2
Pada tahun 2016 rasio dokter di Indonesia secara nasional masih jauh dari
target rasio dokter pada tahun 2019 yaitu 16,02 per 100.000 penduduk dari target
45 per 100.000 penduduk. Selain itu berdasarkan jumlah tenaga kesehatan di
puskesmas, masih terdapat 26,4% puskesmas kekurangan dokter.3
Distribusi tenaga kesehatan menjadi isu sistem kesehatan di berbagai negara
di dunia. Maldistribusi dapat terjadi baik dalam hal rasio dokter salah satunya rasio
dokter layanan primer dibanding dokter spesialis, maupun dalam hal distribusi
dokter yang tidak merata. Maldistribusi tidak hanya terjadi di negara miskin dan
berkembang, tetapi terjadi juga di negara maju sekalipun.4 Di Amerika Serikat
misalnya, pada tahun 2013 tercatat 62,6% merupakan dokter spesialis.5 Di
Indonesia sendiri pada tahun 2018, sekitar 51,8% bekerja sebagai dokter spesialis
dan 48,2% bekerja sebagai dokter layanan primer. Selain itu, distribusi dokter di
Indonesia juga tidak merata yaitu sebanyak 57,1% dokter berada di pulau Jawa dan
Bali. 6
Dari data tersebut diketahui bahwa minat sebagai dokter layanan primer
masih rendah. Di masa sekarang, peranan dokter layanan primer banyak dibutuhkan
karena sudah mulai diterapkannya sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
sehingga sistem pelayanan kesehatan bertumpu pada konsep primary health care
(PHC). Hal tersebut membuat jumlah dokter layanan primer harusnya lebih banyak
dibandingkan dokter spesialis.7
Pemetaan terhadap pemilihan karier menjadi penting untuk diketahui dan
dicermati, terutama terkait pilihan sebagai dokter spesialis yang tinggi, demi
menjamin pemerataan jumlah beserta jenis profesi dokter.8 Pada tahun 2017, jumlah

1
2

dokter pada tiap bidang spesialis masih belum merata yaitu beberapa bidang
memiliki jumlah yang banyak sedangkan yang lain sedikit. Misalnya, spesialis anak
terdapat 6160 dokter dengan jumlah kebutuhan 4179 dokter sedangkan spesialis
patologi anatomi hanya memiliki 690 dokter dengan jumlah kebutuhan sebesar 857
dokter.9
Pemetaan terhadap pilihan karier calon dokter dapat membantu pemerintah
Indonesia sehingga lebih mudah dalam mengatur dan memprediksi kebutuhan
fungsi tenaga dokter sedini mungkin.10 Selain itu, dengan mengetahui pemetaan
minat karier, dapat dilakukan intervensi secara dini untuk meningkatkan minat
terhadap profesi yang dibutuhkan salah satunya melalui sistem pendidikan
kedokteran atau dengan cara meningkatkan hal-hal yang dapat memotivasi dalam
memilih profesi.4
Penelitian tentang pemilihan karier mahasiswa ini telah banyak dilakukan di
negara-negara maju. Sebuah penelitian di China pada tahun 2016 menunjukkan
bahwa mahasiswa kedokteran masih sedikit yang berminat untuk bekerja sebagai
dokter layanan primer.11 Di Indonesia belum banyak penelitian yang dilakukan,
bahkan penelitian semacam ini belum pernah dilakukan di UIN Syarif Hidayatullah.
Salah satu penelitian yang pernah dilakukan di Indonesia menunjukkan bahwa
89,2% memilih dokter spesialis dan 10,8% sisanya memilih dokter layanan primer.
Namun penelitian tersebut hanya dilakukan pada mahasiswa tahun pertama.10
Dari beberapa hal yang telah dikemukakan tersebut, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai minat karier mahasiswa kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut :
a. Bagaimana gambaran minat karier mahasiswa kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah?
b. Apa saja faktor-faktor yang berhubungan dengan pilihan karier mahasiswa
kedokteran UIN Syarif Hidayatullah?
3

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran minat karier mahasiswa
kedokteran UIN Syarif Hidayatullah dan faktor-faktor yang
berhubungan.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui minat karier mahasiswa kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah berdasarkan jenis kelamin, status akademik, latar
belakang orang tua, dan motivasi memilih karier.
b. Mengetahui minat karier mahasiswa kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah terhadap karier klinisi dan non-klinisi.
c. Memperoleh data jumlah mahasiswa kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah dengan minat karier pada profesi dokter umum,
dokter spesialis, dosen, peneliti, manajerial/ struktural rumah
sakit, dan lainnya.
d. Memperoleh data jumlah mahasiswa kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah dengan minat karier pada tiap bidang spesialis
kedokteran.
e. Mengetahui instansi kerja yang diminati oleh mahasiswa
kedokteran UIN Syarif Hidayatullah.
f. Mengetahui motivasi memilih karier yang berhubungan dengan
minat karier mahasiswa kedokteran UIN Syarif Hidayatullah.
g. Mengetahui hubungan antara jenis kelamin, status akademik,
latar belakang orang tua, dan motivasi memilih karier dengan
minat karier mahasiswa kedokteran UIN Syarif Hidayatullah
pada bidang klinisi dan non-klinis serta bidang spesialis.

1.4 Manfaat Penelitian


a. Bagi peneliti :
‑ Mengetahui dan mengaplikasikan ilmu dalam merancang dan
melaksanakan penelitian.
4

‑ Mengetahui gambaran minat karier mahasiswa kedokteran UIN Syarif


Hidayatullah dan faktor-faktor yang berhubungan sebagai acuan dalam
menentukan karier pribadi.
‑ Memenuhi tugas skripsi sebagai syarat memperoleh gelar sarjana
kedokteran.
b. Bagi institusi :
‑ Menjadi data dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
minat karier mahasiswa kedokteran.
‑ Menjadi data dasar untuk menentukan kebijakan dalam sistem
pendidikan kedokteran.
c. Bagi masyarakat :
‑ Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pilihan karier
mahasiswa kedokteran dan faktor-faktor yang berhubungan.
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan
suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau
dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.12 Minat merupakan kecenderungan
yang menetap dalam diri subjek untuk merasa tertarik pada bidang tertentu dan
merasa senang berkecimpung dalam itu.13 Menurut Cipta Ginting, minat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.14
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor dari dalam diri seseorang itu sendiri. Salah
satunya adalah motivasi.
b. Faktor eksternal.
Faktor eksternal adalah faktor yang timbul dari luar diri seseorang. Terdiri dari
keluarga dan lingkungan sekolah.15
Adapun faktor yang mempengaruhi timbulnya minat menurut Crow terdiri
atas tiga faktor yaitu:
a. Faktor dorongan dari dalam (internal)
Yaitu rasa ingin tahu atau dorongan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan
berbeda. Dorongan ini dapat membuat seseorang berminat untuk mempelajari
ilmu mekanik, melakukan penelitian ilmiah, atau aktivitas lain yang
menantang. Faktor dorongan dari dalam yaitu persepsi seseorang mengenai diri
sendiri, harga diri, harapan pribadi, kebutuhan, keinginan, kepuasan, dan
prestasi yang diharapkan.
b. Faktor motif sosial
Yaitu minat dalam upaya mengembangkan diri dari dan dalam ilmu
pengetahuan, yang mungkin diilhami oleh hasrat untuk mendapatkan
kemampuan dalam bekerja, atau adanya hasrat untuk memperoleh penghargaan
dari keluarga atau teman.

5
6

c. Faktor emosional
Yaitu minat yang berkaitan dengan perasaan dan emosi. Misalnya,
keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan meningkatkan minat,
sedangkan kegagalan dapat menghilangkan minat seseorang.16

2.2 Karier
Karier menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
perkembangan dan kemajuan dalam kehidupan, pekerjaan, jabatan dan sebagainya
atau dapat juga berarti sebagai pekerjaan yang memberikan harapan untuk maju.17
Karier adalah suatu posisi selama hidup, beberapa diantara mereka berjalan secara
bebarengan.18 Karier adalah rangkaian posisi yang ditempati seseorang sepanjang
hidupnya. Orang-orang mengejar karier untuk memenuhi kebutuhan individualnya
secara mendalam. Secara subjektif, karier adalah pandangan seseorang untuk
memusatkan diri mereka dengan beracuan pada tatanan sosial, urutan khusus, dan
urutan di tempat kerja.19

2.3 Karier Dalam Bidang Kedokteran


Karier yang umum dipilih seorang dokter dapat dibagi menjadi dua, yaitu
klinisi seperti dokter spesialis atau dokter keluarga, dan non-klinisi seperti
administrasi dan manajemen rumah sakit, kedokteran komunitas, serta bidang
pendidikan dokter itu sendiri.20
Secara garis besar ada tiga macam kegiatan pokok seorang dokter :
a. Dokter fungsional : dokter/dokter spesialis yang melakukan pelayanan
kesehatan pada masyarakat.
b. Dokter yang bekerja di bidang pendidikan kesehatan.
c. Dokter yang bekerja di bidang manajemen kesehatan, dokter di
kemiliteran/kepolisian, dokter di bidang hukum kesehatan, dokter
perusahaan asuransi dan lain-lain.21
Karier dalam bidang kedokteran memiliki jangkauan yang luas dalam bidang
kesehatan, terdapat banyak jenis klasifikasi, salah satunya adalah klasifikasi
berdasarkan klinisi dan non-klinisi, yaitu :
7

a. Klinisi
‑ Praktik umum
‑ Praktik spesialistik
▪ Ilmu Penyakit Dalam
▪ Bedah spesialistik
▪ Jantung dan pembuluh darah
▪ Anastesi
▪ Bedah umum
▪ Kebidanan dan kandungan
▪ Ilmu penyakit mata
▪ Ilmu penyakit kulit dan kelamin
▪ Radiologi
▪ Ilmu kesehatan anak
▪ Psikiatri
▪ Ilmu penyakit saraf
▪ Telinga, hidung, dan tenggorokan
▪ Patologi anatomi
b. Non-klinisi
‑ Kedokteran dasar
‑ Kedokteran komunitas
‑ Administrasi kesehatan
‑ Penelitian industri farmasi
‑ Peneliti
‑ Lainnya.22

2.4 Faktor Yang Berhubungan Dengan Minat Karier23


Berdasarkan teori pengambilan karier behavioral yang disusun oleh
Krumboltz terdapat empat kategori faktor yang berhubungan dengan pengambilan
keputusan karier seseorang, yaitu :
8

a. Faktor genetik
Faktor ini dibawa dari lahir berupa wujud dan keadaan fisik serta
kemampuan. Keadaan diri bisa membatasi preferensi atau ketrampilan
seseorang untuk menyusun rencana pendidikan dan akhirnya untuk bekerja.
Teori ini mengatakan bahwa orang-orang tertentu terlahir memiliki
kemampuan besar atau kecil, untuk memperoleh manfaat dari pengalaman-
pengalamannya dengan lingkungan, sesuai dengan keadaan dirinya.
Kemampuan-kemampuan khusus seperti kecerdasan dan bakat merupakan
hasil interaksi pradisposisi bawaan dengan lingkungan yang dihadapi
seseorang.
b. Kondisi lingkungan
Faktor lingkungan yang berpengaruh pada pengambilan keputusan karier
ini, berupa kesempatan karier, kesempatan pendidikan dan pelatihan,
kebijakan dan prosedur seleksi, imbalan, undang-undang dan peraturan
perburuhan, peristiwa alam, sumber alam, kemajuan teknologi, perubahan
dalam organisasi sosial, sumber keluarga, sistem pendidikan, lingkungan
tetangga dan masyarakat sekitar, pengalaman belajar. Faktor-faktor ini
umumnya ada di luar kendali individu, tetapi pengaruhnya bisa
direncanakan atau tidak bisa direncanakan.
c. Faktor belajar
Kegiatan yang paling banyak dilakukan manusia adalah belajar. Ini
dilakukan hampir setiap waktu sejak masa bayi, bahkan ada ahli yang
mengatakan sejak di dalam kandungan. Ada dua jenis belajar, yaitu belajar
instrumental dan asosiatif.
‑ Belajar instrumental adalah belajar yang terjadi melalui pengalaman
orang waktu berada di suatu lingkungan dan ia mengerjakan langsung
atau mereaksi terhadap lingkungan itu, dan ia mendapatkan sesuatu
sebagai hasil dari tindak perbuatannya itu, yaitu hasil yang dapat
diamatinya.
‑ Belajar asosiatif adalah pengalaman seseorang dengan cara mengamati
hubungan antara kejadian-kejadian dan mampu memprediksi apa
konsekuensinya.
9

d. Ketrampilan menghadapi tugas atau masalah


Ketrampilan ini dicapai sebagai buah interaksi atau pengalaman belajar, ciri
genetik, kemampuan khusus, dan lingkungan. Termasuk di dalam
ketrampilan ini adalah standar kinerja, nilai kinerja, kebiasaan kerja, proses
persepsi dan kognitif, set, mental, respons emosional. Dalam
pengalamannya, individu menerapkan ketrampilan ini untuk menghadapi
dan menangani tugas-tugasnya.

2.5 Penelitian Mengenai Faktor Yang Berhubungan Dengan Minat Karier


Mahasiswa Kedokteran
Penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan minat karier
mahasiswa kedokteran telah beberapa kali dilakukan. Penelitian terkait minat
karier telah dilakukan di beberapa fakultas kedokteran di Indonesia. Salah satunya
adalah penelitian yang dilakukan oleh Syakurah RA dkk, partisipan dalam
penelitian tersebut adalah mahasiswa yang berasal dari tiga belas universitas negeri
di seluruh Indonesia dengan akreditasi A. Dari hasil penelitian didapatkan data
bahwa karier yang paling diminati adalah karier medis yaitu spesialis-subspesialis.
Faktor yang paling berhubungan dengan pilihan tersebut adalah berdasarkan faktor
sosio-ekonomi orang tua.8
Penelitian di Universitas Airlangga di Surabaya dengan partisipan pada
penelitian tersebut adalah mahasiswa kedokteran tingkat akhir di Universitas
Airlangga di Surabaya. Berdasarkan penelitian tersebut faktor yang berhubungan
dengan pilihan karier yang diteliti adalah jenis kelamin, daerah asal, sumber dana
kuliah, profesi orangtua, pendidikan orangtua, nilai IPK, pengalaman organisasi,
dan pengalaman magang kerja.10
Penelitian kualitatif dengan topik pemilihan karier juga pernah dilakukan di
Universitas Lampung. Partisipan pada penelitian tersebut adalah mahasiswa tahun
pertama dan ketiga. Hasil yang didapatkan adalah pilihan dokter fungsional yaitu
sebagai dokter umum adalah pilihan karier yang paling banyak dipilih oleh
partisipan sebagai pilihan pertama. Sedangkan karier non-medis adalah pilihan
karier yang memiliki presentase pemilih terendah. Faktor yang berpengaruh
terdistribusi secara luas, adapun faktor-faktor tersebut dapat dikategorikan menjadi
10

delapan kategori utama. Kategori tersebut antara lain yaitu karakteristik pribadi,
karakteristik profesi, kondisi lapangan kerja, peran keluarga, kehidupan pribadi,
tuntutan pendidikan lanjutan, pengalaman fase pre-klinik, dan pengalaman fase
rotasi klinik.22
Penelitian terkait minat karier juga telah dilakukan di beberapa negara.
Salah satunya penelitian di Jepang oleh Kawamoto et al menyebutkan bahwa
pengalaman saat pendidikan, role model, pendapatan yang diterima, saran dari
dosen, target populasi, dan motivasi merupakan faktor yang berhubungan dengan
pilihan karier kedokteran.24
Penelitian di Malaysia juga menyebutkan bahwa pendapatan yang diterima
dan kesempatan untuk melakukan penelitian merupakan faktor-faktor yang
berhubungan dengan minat karier terutama pada mahasiswa perempuan.25

2.6 Karier Yang Baik Menurut Islam


Menurut Islam, yang menjadi pertimbangan dalam pekerjaan (karier) adalah
halal atau tidaknya pekerjaan tersebut. Pekerjaan yang baik adalah pekerjaan yang
secara hukum bernilai halal. Sedangkan pekerjaan tidak baik adalah pekerjaan yang
haram.26
Allah SWT. berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara
rezeki yang baik-baik yang kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada
Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.” (Al-Baqarah/2:172).27
Dari Jabir bin Abdullah, Rasulullah SAW. bersabda, “Wahai sekalian
manusia bertakwalah kalian kepada Allah dan carilah rezeki dengan baik.
Sesungguhnya tidak ada jiwa yang mati kecuali sesudah menghabiskan jatah
rezekinya. Meskipun rezeki tersebut tidak kunjung datang, hendaklah kalian tetap
bertakwa kepada Allah dan mencari rezeki dengan baik. Ambillah yang halal dan
tinggalkanlah yang haram.” (HR. Ibnu Majah).26
Karier dalam Islam tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Namun,
karier juga mencakup semua amal atau pekerjaan yang mempunyai unsur kebaikan
dan keberkahan bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat atau pihak lain. Selain
itu, karier juga perlu mempunyai manfaat untuk memelihara harga diri dan martabat
kemanusiaan yang harus dijunjung tinggi.26
11

Rasulullah SAW. bersabda,


“Bersemangatlah melakukan hal yang bermanfaat untukmu dan meminta
tolonglah pada Allah, serta janganlah engkau malas.” (HR. Muslim no. 2664).26
“Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi
manusia.”(HR. Thabrani dan Daruquthni).26
Para ulama berbeda pendapat tentang pekerjaan yang paling utama.
Sebagian mereka mengatakan yang utama adalah bercocok tanam (bertani) karena
di dalamnya terdapat tawakkal yang tinggi, sebagian yang lain mengatakan
perdagangan, dan sebagian yang lain mengatakan bahwa yang utama adalah
pekerjaan seseorang dengan tangan sendiri berupa produksi maupun keahlian yang
lain.28
Dalam sebuah hadis Rasulullah bersabda, “Seseorang tidak memakan suatu
makanan yang lebih baik daripada dia memakan hasil usaha tangannya sendiri, dan
sesungguhnya Nabiyullah Daud AS. selalu memakan hasil usaha tangannya
sendiri.” (HR Bukhari).28 dan “Sebaik-baiknya pekerjaan adalah usaha seorang
pekerja yang dilakukannya secara tulus.” (HR. Hambali).27
12

2.7 Kerangka Teori


Dokter umum

Klinisi
Dokter spesialis

Minat karier Pendidikan kedokteran


mahasiswa
kedokteran
Penelitian

Administrasi/
Non-klinisi manajemen kesehatan

Kedokteran komunitas

Lainnya

Karakteristik Jenis kelamin


pribadi
Faktor internal Kepribadian

Motivasi
Pendidikan
orang tua

Faktor yang
mempengaruhi Keluarga Pekerjaan
orang tua

Sosio-ekonomi
orang tua
Faktor eksternal
Pengalaman
pre-klinik
Sistem
pendidikan
Pengalaman
rotasi klinik

Karakteristik
profesi
13

2.8 Kerangka Konsep


Variabel Independen Variabel dependen

Jenis kelamin Minat karier mahasiswa


kedokteran UIN Syarif
Status akademik Hidayatullah

Pendidikan orang tua

Pekerjaan orang tua

Sosio-ekonomi orangtua

Motivasi memilih karier


14

2.9 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Skala pengukuran


pengukuran
1. Jenis kelamin Perbedaan antara perempuan dengan laki-laki secara biologis sejak Kuesioner Pengisian Nominal
seseorang lahir.29 Kuesioner Skor :
1 : Laki-laki
2 : Perempuan
2. Pendidikan orang tua Tingkat Pendidikan formal berdasarkan ijazah yang diperoleh orang Kuesioner Pengisian Ordinal
tua, dalam penelitian ini adalah pendidikan ayah dan ibu kandung Kuesioner Skor :
mahasiswa.30 Digolongkan menjadi 3, yaitu: 1 : SD
a. Jenjang pendidikan dasar meliputi Sekolah Dasar (SD), Sekolah 2 : SMP
Luar Biasa (SLB) tingkat dasar, Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan 3 : SMA
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah 4 : Diploma
(MTs), 5 : S1
b. Jenjang pendidikan menengah meliputi Sekolah Menengah Atas 6 : S2
(SMA), Madrasah Aliyah (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan, 7 : S3
dan
c. Jenjang pendidikan tinggi meliputi pendidikan sarjana muda,
pendidikan sarjana/strata I (S1), pendidikan pasca sarjana/strata
II (S2), pendidikan doktor/strata III (S3), pendidikan diploma
(D.I, D.II, D.III, D.IV) dan pendidikan spesialis (Sp.1, Sp.2). 31

Pada penelitian ini digolongkan menjadi pendidikan tinggi (Diploma,


S1, S2, dan S3) dan pendidikan rendah (SD, SMP, dan SMA).
3. Pekerjaan orang tua Pekerjaan yang dilakukan orang tua (ayah dan ibu) dalam bekerja Kuesioner Pengisian Nominal
menafkahi keluarga. Kuesioner Skor :
1 : Dokter umum
Pada peneilitian ini digolongkan menjadi dokter (dokter umum dan 2 : Dokter spesialis
dokter spesialis) dan non-dokter (lainnya). 3 : Lainnya

14
15

4. Sosio-ekonomi orang Kondisi yang berdasarkan total pendapatan ayah dan ibu dalam satu Kuesioner Pengisian Ordinal
tua bulan. Digolongkan menjadi 3, yaitu menengah bawah (<Rp. Kuesioner Skor :
2.600.000), menengah (Rp. 2.600.000 – Rp. 6.000.000), dan menengah 1 : <Rp. 2.600.000
atas (>Rp. 6.000.000).32 2 : Rp. 2.600.000– Rp.
6.000.000
Pada penelitian ini digolongkan menjadi rendah (<Rp 6.000.000) dan 3 : >Rp. 6.000.000
tinggi (>Rp 6.000.000)
5. Status akademik Status mahasiswa berdasarkan tingkat pendidikan kedokteran. Kuesioner Pengisian Ordinal
Kuesioner Skor :
Pada penelitian ini digolongkan menjadi pre-klinik (mahasiswa tingkat 1 : Mahasiswa
1 – 3) dan klinik (mahasiswa tingkat 4 – 5). tingkat 1
2 : Mahasiswa
tingkat 2
3 : Mahasiswa
tingkat 3
4 : Mahasiswa
tingkat 4
5 : Mahasiswa
tingkat 5
6. Profesi yang diminati Profesi ialah suatu jenis pekerjaan yang karena sifatnya menuntut Kuesioner Pengisian Nominal
pengetahuan yang tinggi, khusus dan latihan yang istimewa.33 Kuesioner Skor :
1 : Dokter umum
2 : Dokter spesialis
3 : Dosen
4 : Peneliti
5 : Manajerial/
struktural RS
6 : Lainnya
7. Instansi yang diminati Tempat kerja yang diminati setelah lulus perkuliahan kedokteran Kuesioner Pengisian Nominal
Kuesioner Skor :
1 : Puskesmas
2 : Klinik swasta
3 : Klinik BUMN
4 : RS pemerintah

15
16

5 : Institusi
pendidikan
6 : Poskestren
7 : Militer
8 : Kementerian
9 : RS swasta
10 : Institusi riset/
penelitian
11 : Lainnya
8. Motivasi memilih karier Alasan mahasiswa kedokteran dalam memilih profesi yang diminati Kuesioner Pengisian Ordinal
maupun instansi tempat bekerja yang diminati Kuesioner Skor :
1 : Sangat tidak
setuju
2 : Tidak setuju
3 : Setuju
4 : Sangat tidak
setuju

16
17

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dan analitik
observasional dengan metode potong lintang (cross-sectional).

3.2 Waktu Dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2017 sampai
September 2018. Pengambilan data dilakukan pada bulan Juli 2018 sampai
Agustus 2018 di Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah di Tangerang
Selatan.

3.3 Populasi Dan Sampel Penelitian


3.3.1 Populasi subjek penelitian
Populasi target dari penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas
Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah di Kabupaten Tangerang Selatan.
Populasi terjangkau dari penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran
UIN Syarif Hidayatullah angkatan 2013 – 2017. Sampel penelitian ini adalah
semua populasi terjangkau (total sampling).
3.3.2 Besar sampel
Berdasarkan jenis penelitian yang merupakan penelitian kategorikal
dan menggunakan total sampling, tetapi perlu untuk mengetahui sampel
minimal yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka rumus yang digunakan
untuk penelitian ini adalah:34
Analitik kategorik tidak berpasangan :
(𝑍𝛼 √2𝑃𝑄 + 𝑍𝛽 √𝑃1𝑄1+𝑃2𝑄2 2
n =[ ]
𝑃1−𝑃2

keterangan :
n = besar sampel
Z𝛼 = derivat baku normal untuk 𝛼
Z𝛽 = derivat baku normal untuk 𝛽
𝛼 = tingkat kemaknaan

17
18

𝛽 = power penelitian
P = proporsi total = (P1 + P2)/2
P1 = Proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan judgement peneliti
P2 = Proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya
Q =1-P
Q1 = 1 – P1
Q2 = 1 – P2

Diketahui :
Zα = 1,96
Zβ = 0,84
P1 = 0,9
P2 = 0,735
P = 0,6
Q = 0,4
Q1 = 0,1
Q2 = 0,3

dengan menggunakan kesalahan tipe 1 5%, hipotesis dua arah, kesalahan tipe
II 10% dan P2 sebesar 0,7, maka besar sampel yang diperlukan :
(1,96 √2 𝑥 0,6 𝑥 0,4 + 0,84 √0,9 𝑥 0,1 +0,7 𝑥 0,3 2
n=[ ]
0,9 – 0,7

n = 83 sampel

untuk mengantisipasi terjadinya drop out pada penelitian ini, maka sampel
ditambahkan dengan menggunakan rumus :
𝑛 83
n’ = (1−𝑓) = (1−0,1) = 92,2 = 92 sampel

n’ = besar sampel setelah antisipasi drop out


n = besar sampel yang dibutuhkan
f = prediksi drop out = 10%
jadi, jumlah sampel minimal yang diperlukan adalah 92 orang.
19

3.3.3 Cara Pengambilan Sampel


Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling.
Teknik ini mengambil semua data dari populasi terjangkau yang telah
memenuhi kriteria inklusi maupun eksklusi.
3.3.4 Kriteria sampel
a. Kriteria inklusi :
‑ Mahasiswa yang bersedia menjadi responden, dan
‑ Mahasiswa aktif Fakultas Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah angkatan 2013 – 2017.
b. Kriteria eksklusi :
‑ Mahasiswa yang sudah mengisi kuesioner namun kuesioner
tidak lengkap yaitu pada item karakteristik responden (jenis
kelamin dan status akademik), latar belakang orang tua
(pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan orang tua), profesi
dan instansi kerja yang diminati, serta motivasi dalam
memilih karier.
20

3.4 Cara Kerja Penelitian

1. Persiapan penelitian

2. Pembuatan dan validasi kuesioner tahap pertama

3. Identifikasi subjek penelitian

4. Pemilihan sampel

5. Informed consent terhadap responden

Bersedia Tidak Bersedia

6. Pengisian data kuesioner dengan lengkap

7. Sortir data Tidak Memenuhi Syarat

Memenuhi Syarat Dikeluarkan

8. Validasi kuesioner tahap akhir

9. Analisis dan pengolahan data dengan SPSS


21

3.4.1 Persiapan penelitian


Persiapan penelitian berupa pengajuan untuk mendapatkan
ethical clearance kepada komite etik penelitian Fakultas kedokteran
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.4.2 Pembuatan dan validasi kuesioner tahap pertama
Pada penelitian ini menggunakan kuesioner dari penelitian
Takeda Y et al36 dan Kawamoto R et al24 sebagai referensi mengenai
item pernyataan motivasi dalam memilih karier dan menggunakan
beberapa item pernyataan sebagai dasar pembuatan kuesioner.
Beberapa pernyataan yang digunakan sebagai dasar kuesioner
yaitu interaksi dengan pasien, status sosial yang tinggi, menguasai teori
dan ketrampilan, pengalaman penyakit pribadi, pengalaman rotasi
klinik, saran dari orang sekitar, kebutuhan terhadap kerja profesi,
pendapatan yang tinggi, jam kerja fleksibel, kontribusi mengatur
kebijakan, kemudian dilakukan modifikasi pengembangan dengan
memberikan penambahan pada kuesioner.
Penambahan yang dilakukan yaitu item pernyataan mengenai
tempat kerja dekat keluarga, kesempatan untuk mengembangkan karier,
kesempatan mengabdi untuk masyarakat, sesuai dengan kepribadian,
biaya dan lama pendidikan, peminat yang rendah sehingga memberikan
peluang berkembang, ingin meningkatkan kesehatan pesantren, dan
kontribusi kepada pemberi beasiswa.
Validasi kuesioner dilakukan kepada 30 responden yaitu
mahasiswa kedokteran non-UIN Syarif Hidayatullah. Diperoleh hasil
yaitu 12 dari 20 item valid. Sehingga dilakukan perbaikan pada item
kuesioner yang tidak valid dan pada tahap akhir penelitian dilakukan
kembali validasi kuesioner kepada seluruh responden pada akhir
pengambilan data.
3.4.3 Identifikasi subjek penelitian
Subjek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN
Syarif Hidayatullah angkatan 2013 – 2017 yang merupakan populasi
terjangkau dari penelitian ini.
22

3.4.4 Pemilihan sampel


Sampel dalam penelitian ini adalah semua populasi terjangkau
(total sampling). Hal ini untuk mengetahui pola persebaran dari tiap
populasi.
3.4.5 Informed consent terhadap responden
Memberikan penjelasan terkait penelitian dan memberikan
lembaran informed consent. Apabila responden bersedia untuk
mengikuti penelitian ini maka akan diarahkan untuk pengisian
kuesioner. Sedangkan bagi yang tidak bersedia, maka tidak
diikutsertakan pada penelitian ini.
3.4.6 Pengisian data kuesioner dengan lengkap
Pengisian kuesioner berupa identitas, profesi dan instansi kerja
yang diminati, serta motivasi dalam memilih profesi.
3.4.7 Sortir data
Pemilihan data dengan memperhatikan kriteria inklusi dan
kriteria eksklusi, jika memenuhi syarat maka data akan dianalisis dan
diolah dengan SPSS, tetapi jika tidak memenuhi syarat maka data akan
dikeluarkan.
3.4.8 Validasi kuesioner tahap akhir
Validasi kuesioner tahap akhir dilakukan kepada seluruh
responden yaitu mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah angkatan 2013 – 2018 yang termasuk ke dalam kriteria
inklusi pada akhir pengambilan data.
3.4.9 Analisis dan pengolahan data dengan SPSS
Pengolahan dan analisis data pada penelitian ini menggunakan
program SPSS (Statistic Package for Social Sciences) versi 22.0.

3.5 Manajemen Data


3.5.1 Pengumpulan data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data
primer karena kuesioner diisi langsung secara mandiri oleh responden.
Pengumpulan dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada
23

mahasiswa angkatan 2015 – 2017 dan google form bagi mahasiswa


angkatan 2013 dan 2014. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian
ini adalah total sampling. Teknik ini mengambil semua data dari
populasi.
3.5.2 Pengolahan dan analisis data
Pengolahan dan analisis data pada penelitian ini menggunakan
program SPSS versi 22.0. Berikut ini beberapa tahap yang dilakukan
dalam pengolahan data, yaitu:
a. Editing
Pemeriksaan kembali kebenaran dan kelengkapan data kuesioner.
b. Coding
Pemberian kode numerik kepada data yang terdiri atas beberapa
kategori.
c. Data Entry
Melakukan pemasukan data yang telah dikumpulkan ke dalam
program SPSS.
d. Analisis data
Melakukan analisis univariat untuk melihat frekuensi atau
distribusi data dan analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi
Square dan uji alternatif Chi Square (uji Fischer dan uji
Kolmogorov-Smirnov).
24

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Uji Validitas


Uji instrumen dilakukan 2 tahap yaitu tahap pertama kepada 30
mahasiswa kedokteran non-UIN Syarif Hidayatullah dan tahap akhir kepada
seluruh reponden pada akhir pengambilan data.
Kuesioner pada penelitian ini menggunakan kuesioner penelitian Takeda
Y et al36 dan Kawamoto R et al24 sebagai dasar pembuatan yang dikembangkan
dengan menambahkan beberapa item yang sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Validitas untuk pengukuran merupakan derajat kesesuaian hasil
pengukuran sebuah alat ukur (instrumen) dengan apa yang sesungguhnya ingin
diukur oleh peneliti sehingga alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang
diukur.37 Pada penelitian ini didapatkan nilai untuk korelasi r product-moment
(r table). Nilai ini didapatkan berdasarkan rumus n-2 (n = jumlah responden)
yang kemudian di sesuaikan dengan r table.38

Tabel 4.1 Hasil Validasi tahap pertama pada Item Kuesioner.


No. Variabel r hitung
1. Profesi yang diminati 0,124
2. Spesialis yang diminati 0,806
3. Instansi kerja yang diminati 0,483
4. Motivasi dalam memilih profesi 0,061 – 0,564

Item kuesioner berupa spesialis yang diminati didapatkan validitasnya


baik, namun item profesi yang diminati didapatkan hasil validitasnya tidak baik.
Jadi, item tersebut akan dilakukan perbaikan dan uji validitas ulang.
Item kuesioner instansi kerja yang diminati didapatkan validitasnya baik.
Jadi, item tersebut dapat digunakan dalam kuesioner.
Item pernyataan motivasi dalam memilih profesi, didapatkan 9
pernyataan validitasnya baik dan 11 pernyataan validitasnya tidak baik. Karena
diperoleh beberapa pernyataan memiliki validitas yang tidak baik, maka
dilakukan perbaikan pada pernyataan tersebut dan dilakukan validasi ulang
pada akhir pengambilan data.

24
25

Tabel 4.2 Hasil Validasi tahap akhir pada Item Kuesioner.


No. Variabel r hitung
1. Profesi yang diminati 0,701
2. Instansi kerja yang diminati 0,369
3. Motivasi dalam memilih profesi 0,112 – 0,351

Dari 20 pernyataan untuk motivasi dalam memilih profesi, didapatkan 17


pernyataan validitasnya baik dan 3 pernyataan validitasnya tidak baik. 3
pernyataan dengan validitas tidak baik akan tetap digunakan dalam kuesioner
karena kebutuhan penelitian yang merupakan penelitian bersama. Jadi, semua
pernyataan digunakan dalam kuesioner.
Pada penelitian ini hanya menggunakan 17 dari 20 item pernyataan untuk
motivasi dalam memilih profesi karena kuesioner yang digunakan adalah
kuesioner bersama sehingga beberapa item kuesioner merupakan item khusus
untuk penelitian yang lain.
3 item pernyataan yang tidak digunakan adalah “saya ingin
mengembangkan kesehatan pesantren dengan profesi tersebut”, “saya merasa
berkewajiban untuk memberikan kontribusi kepada pemberi beasiswa, oleh
karena itu saya memilih profesi tersebut” dan “saya ingin meneladani role
model saya dan ingin seperti beliau dalam menjalani profesinya”.

4.2 Analisis Univariat


Analisis Univariat adalah analisis yang dilakukan untuk menganalisis
variabel-variabel karakteristik individu yang ada secara deskriptif dengan
menggunakan distribusi frekuensi dan persentase.39
Analisis univariat pada penelitian ini dilakukan pada variabel penelitian
yang meliputi: karakteristik responden (jenis kelamin dan status akademik),
latar belakang orang tua (pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, dan sosio-
ekonomi orang tua), profesi yang diminati, instansi kerja yang diminati, dan
motivasi dalam memilih karier.

4.2.1 Jumlah responden


Penyebaran kuesioner dilakukan kepada seluruh populasi terjangkau.
Jumlah total populasi terjangkau adalah 473.
26

Tabel 4.3 Distribusi response rate kuesioner pada mahasiswa kedokteran UIN
Syarif Hidayatullah.

Status akademik Jumlah Response rate


n %
Pre-klinik
Mahasiswa tingkat 1 100 98 98
Mahasiswa tingkat 2 83 73 88
Mahasiswa tingkat 3 105 105 100
Total 288 276 95,8
Klinik
Mahasiswa tingkat 4 96 34 35,4
Mahasiswa tingkat 5 89 23 26
Total 185 57 30,8
Total populasi 473 333 70,2

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa response rate dari penelitian ini sebesar
333 responden (70,2%). Response rate paling banyak diperoleh dari mahasiswa
pre-klinik sebesar 95,8% sedangkan mahasiswa klinik sebesar 30,8%.
Response rate mahasiswa klinik yang rendah disebabkan karena
aktivitas mahasiwa klinik yang lebih sibuk dibandingkan mahasiswa pre-klinik
dan jangkauan kuesioner yang lebih terbatas yaitu hanya melalui media sosial
serta waktu pengambilan data yang singkat yaitu 1 bulan.
Mahasiswa yang tidak mengisi lengkap kuesioner adalah 10 mahasiswa
sehingga dimasukkan ke dalam kriteria eksklusi.
Penelitian ini melibatkan 323 responden sebagai subjek penelitian
sehingga jumlah tersebut memenuhi jumlah sampel minimal yang dibutuhkan
dalam penelitian ini.

4.2.2 Karakteristik responden


Karakteristik responden yang diamati oleh peneliti adalah jenis kelamin
dan status akademik. Sebagaimana tabel berikut ini.
27

Tabel 4.4 Distribusi responden berdasarkan karakteristik responden pada


mahasiswa kedokteran UIN Syarif Hidayatullah.

Jumlah
Variabel Kategori
n Persentase (%)
Jenis kelamin Laki-laki 93 28,8
Perempuan 230 71,2
Total 323 100
Pre-klinik 266 82,4
Status akademik
Klinik 57 17,6
Total 323 100

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa jenis kelamin responden tidak terbagi


rata, tabel ini menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin perempuan
lebih banyak dari pada responden berjenis kelamin laki-laki.
Tabel ini memperlihatkan bahwa mahasiswa kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah paling banyak adalah berjenis kelamin perempuan. Hasil ini
sama dengan penelitian dari Andarwati P dkk,10 penelitian dari Milan et al,40
dan penelitian dan Alawad et al yang juga melaporkan hal yang sama.41
Hasil ini juga menunjukkan bahwa perempuan sebagai dokter sudah
diterima oleh masyarakat luas, karena kehadiran perempuan dalam dunia
kedokteran baru diterima mulai abad ke-19.40
Selain itu, penelitian tentang minat siswa terhadap jurusan perkuliahan
menyebutkan bahwa perempuan lebih tertarik terhadap jurusan kesehatan dan
laki-laki lebih tertarik terhadap jurusan teknik dan arsitektur.42 Beberapa
alasan tidak memilih kedokteran antara lain karena sulit dan lamanya
pendidikan serta beban kerja yang berat.43
Tabel ini juga menunjukkan bahwa status akademik juga tidak terbagi
rata, yaitu berdasarkan status akademik lebih banyak responden berasal dari
mahasiswa pre-klinik. Penelitian oleh Alawad et al juga menyebutkan hal
yang sama yaitu distribusi responden dalam penelitisn lebih banyak
mahasiswa pre-klinik (73,7%) dari pada mahasiswa klinik (26,3%).41
Hasil ini disebabkan oleh lebih mudahnya jangkauan kepada
mahasiswa pre-klinik oleh peneliti yaitu karena mahasiswa pre-klinik berada
di lingkungan yang sama dan frekuensi bertemu yang lebih sering dengan
peneliti dibandingkan dengan mahasiswa klinik
28

4.2.3 Latar belakang orang tua


Latar belakang orang tua dalam penelitian ini adalah pendidikan,
pekerjaan, dan sosio-ekonomi orang tua. Sebagaimana tabel berikut ini.

Tabel 4.5 Distribusi responden berdasarkan latar belakang orang tua pada
mahasiswa kedokteran UIN Syarif Hidayatullah.

Jumlah
Variabel Kategori
n Persentase (%)
Pendidikan orang tua Tinggi 266 82,4
Rendah 57 17,6
Total 323 100

Pekerjaan orang tua Dokter 35 10,5


Non-dokter 289 89,5
Total 323 100

Sosio-ekonomi orang tua Tinggi 201 62,2


Rendah 122 37,8
Total 323 100

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa pendidikan orang tua paling banyak


adalah tingkat pendidikan tinggi. Hasil ini juga dilaporkan dalam penelitian
Andarwati P dkk7 dan penelitian dari Soethout MBM et al bahwa responden
paling banyak memiliki orang tua dengan tingkat pendidikan tinggi.44
Tabel ini juga menunjukkan bahwa pekerjaan orang tua responden
paling banyak yaitu non-dokter. Hasil ini sesuai dengan penelitian Andarwati
P dkk7 dan penelitian dari Soethout MBM et al yaitu hanya 13% responden
memiliki orang tua dengan pekerjaan sebagai dokter.44
Tabel ini juga menunjukkan bahwa sosio-ekonomi orang tua responden
paling banyak adalah sosio-ekonomi tinggi yaitu sebesar 62,2%. Hasil ini dapat
dihubungkan dengan faktor biaya dan lama pendidikan untuk menjadi dokter.8
Selain itu, dalam penelitian Andarwati P dkk menyebutkan bahwa 95%
responden mendapatkan biaya pendidikan dari orang tua, hal ini menunjukkan
bahwa sosio-ekonomi orang tua dalam penelitian tersebut paling banyak adalah
sosio-ekonomi tinggi.10
Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa responden dengan orang
tua tingkat pendidikan tinggi, bekerja sebagai non-dokter, dan sosio-ekonomi
tinggi lebih banyak masuk ke kedokteran UIN Syarif Hidayatullah.
29

4.2.4 Karier yang diminati


Tabel 4.6 Distribusi responden berdasarkan karier yang diminati pada
mahasiswa kedokteran UIN Syarif Hidayatullah.

Karier yang diminati Jumlah %


Klinisi 308 95,4
Non-klinisi 15 4,6
Total 323 100

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa klinisi merupakan karier yang paling


banyak diminati oleh responden yaitu sebesar 308 mahasiswa (95,4%). Hasil
ini sesuai dengan penelitian dari Andarwati P dkk yang menunjukkan bahwa
mahasiswa paling banyak memilih karier sebagai klinisi yaitu sebesar 96,6%
dibandingkan non-klinisi sebesar 3,4%7 serta penelitian dari Mardhiyah I dkk
yang menunjukkan hal yang sama.22
Angka peminatan responden terhadap klinisi yang tinggi ini dapat
disebabkan oleh pandangan bahwa non-klinisi tidak bisa disebut sebagai dokter
karena tidak mengobati pasien8 serta pandangan masyarakat bahwa dokter
adalah seseorang yang bekerja di bidang klinik, selain itu gengsi pekerjaan
yang diperoleh ketika bekerja sebagai non-klinisi tidak sebanding dengan
gengsi yang diperoleh jika bekerja sebagai klinisi.45
Hasil ini juga sesuai dengan jumlah kebutuhan dokter di Indonesia yang
masih tinggi, salah satunya kebutuhan dokter di rumah sakit (RS) pemerintah
yaitu sebesar 3.000 dokter yang terbagi menjadi dokter umum sebanyak 902
dokter dan dokter spesialis sebanyak 2.098 dokter.46

Tabel 4.7 Distribusi responden berdasarkan profesi yang diminati pada


mahasiswa kedokteran UIN Syarif Hidayatullah.

Profesi yang diminati Jumlah %


Dokter umum 13 4,0
Dokter spesialis 295 91,3
Dosen 2 0,6
Peneliti 2 0,6
Manajerial/struktural rumah sakit 7 2,2
Lainnya 4 1,2
Total 323 100
30

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa profesi yang diminati responden paling


banyak adalah dokter spesialis yaitu sebesar 295 mahasiswa (91,3%).
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Eka N
dkk di Universitas Islam Bandung pada tahun 2015, penelitian tersebut
memperlihatkan bahwa profesi yang diminati oleh responden paling banyak
adalah dokter spesialis (85%).46
Penelitian lain oleh Syakurah RA dkk pada tahun 2014 menunjukkan
bahwa 83,8% mahasiswa fakultas kedokteran di Indonesia memilih untuk
berkarier sebagai dokter spesialis,8 beberapa penelitian lain juga menunjukkan
hal yang sama yaitu responden lebih banyak memilih sebagai dokter
spesialis.10,22,40
Kesenjangan kesejahteraan dan gengsi antara dokter umum dan dokter
spesialis disebutkan oleh Syakurah RA dkk menjadi penyebab dokter spesialis
masih menjadi pilihan utama bagi mahasiswa kedokteran.8 Sebuah penelitian
di Iraq juga menyebutkan bahwa peminatan terhadap dokter spesialis yang
tinggi dapat dipengaruhi oleh minat pribadi dan harapan untuk memperoleh
pendapatan yang lebih tinggi.47
Selain itu, minat terhadap karier non-spesialis yang rendah karena
terdapat pandangan bahwa karier non-spesialis adalah pilihan bagi mahasiswa
yang gagal.48
Minat terhadap dokter umum yang rendah bisa disebabkan karena
terdapat pandangan bahwa tugas sebagai dokter umum sangat rumit dan tidak
pasti karena dokter umum juga berurusan dengan kasus non-medis dalam
keadaan yang tidak dapat diprediksi.49, 50
31

Tabel 4.8 Distribusi responden berdasarkan profesi spesialis yang diminati


pada mahasiswa kedokteran UIN Syarif Hidayatullah.

Profesi spesialis yang diminati Jumlah %


Anak 42 14,2
Kulit dan kelamin 23 7,8
Jantung dan pembuluh darah 22 7,5
Telinga, hidung, tenggorokan, kepala, dan leher 6 2,0
Obstetri-ginekologi 43 14,6
Orthopedi-traumatologi 9 3,1
Urologi 4 1,4
Anaestesiologi 7 2,4
Patologi anatomi 1 0,3
Farmakologi klinik 0 0
Okupasi 7 2,4
Penyakit dalam 46 15,6
Saraf 6 2,0
Kedokteran jiwa 13 4,4
Mata 7 2,4
Bedah 36 12,2
Rehabilitasi medik 1 0,3
Paru 4 1,4
Emergensi 5 1,7
Radiologi 2 0,7
Forensik 7 2,4
Kedokteran nuklir 1 0,3
Mikrobiologi klinik 0 0
Parasitologi klinik 1 0,3
Andrologi 1 0,3
Kedokteran olahraga 1 0,3
Total 295 100

Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa profesi spesialis yang


paling banyak dipilih oleh responden adalah spesialis dasar (anak, penyakit
dalam, obstetri-ginekologi, dan bedah) yaitu sebanyak 167 mahasiswa (56,6%)
dengan angka paling tinggi berasal dari spesialis penyakit dalam sebanyak 46
orang (15,6%) dan profesi yang tidak diminati oleh responden adalah spesialis
farmakologi klinik dan spesialis mikrobiologi klinik.
Hasil ini sesuai dengan beberapa penelitian yang menyatakan bahwa
spesialis dasar merupakan empat spesialis yang paling banyak dipilih.51,52
Penelitian dari Andarwati P menyebutkan bahwa spesialis penyakit dalam
merupakan spesialis yang paling diminati.8 Selain itu, tingginya minat terhadap
spesialis penyakit dalam bisa disebabkan karena faktor pendapatan yang
diperoleh, kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan,
serta gengsi yang diperoleh. 53
32

4.2.5 Instansi kerja yang diminati


Tabel 4.9 Distribusi responden berdasarkan instansi kerja yang diminati pada
mahasiswa kedokteran UIN Syarif Hidayatullah.

Instansi kerja yang diminati Jumlah %


Puskesmas 6 1,9
Klinik swasta 24 7,4
Klinik BUMN 6 1,9
RS pemerintah 98 30,3
Institusi Pendidikan 5 1,5
Poskestren 2 0,6
Militer 22 6,8
Kementerian 11 3,4
RS swasta 131 40,6
Institusi riset/penelitian 6 1,9
Lainnya 12 3,7
Total 323 100

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa instansi kerja yang paling banyak


diminati oleh responden adalah RS swasta sebanyak 131 orang (40,6%) pada
urutan pertama dan RS pemerintah sebanyak 98 orang (30,3%) pada urutan
kedua.
Hasil ini sesuai dengan penelitian Eka N dkk yang memperlihatkan
bahwa 74% responden memilih untuk bekerja di rumah sakit,46 penelitian oleh
Price and Werner juga menyebutkan bahwa sektor swasta merupakan pilihan
terbanyak oleh responden karena bekerja di sektor swasta lebih mudah untuk
memperoleh penghasilan yang lebih tinggi.54
Hasil ini sejalan dengan hasil dari tabel 4.7 yaitu minat bekerja di rumah
sakit yang tinggi sejalan dengan minat profesi sebagai klinisi yang tinggi. Hal
ini karena tempat kerja klinisi paling banyak adalah bekerja di rumah sakit.
Selain itu, minat bekerja di puskesmas yang rendah merupakan suatu
hal yang perlu diperhatikan karena puskesmas memiliki peran penting dalam
Sistem Kesehatan Nasional (SKN).55 Hal tersebut bisa disebabkan karena
pendapatan rendah yang diperoleh oleh dokter yang bekerja di layanan primer
serta adanya persaingan antara institusi pelayanan kesehatan primer dengan
rumah sakit.56

4.2.6 Motivasi dalam memilih karier


Dalam penelitian ini terdapat 17 pernyataan motivasi yang dipaparkan.
33

Tabel 4.10 Distribusi jawaban responden berdasarkan motivasi dalam memilih


profesi pada mahasiswa kedokteran UIN Syarif Hidayatullah.

No. Item pernyataan Sangat Tidak Setuju Sangat


tidak setuju setuju
setuju
1 Saya ingin memiliki jam kerja yang fleksibel 6 5,6 44,3 49,5

2 Saya ingin mendapatkan penghasilan yang tinggi 0,3 3,1 44,3 52,3

3 Saya merasa profesi tersebut masih banyak 0 2,8 45,5 51,7


diperlukan dalam masyarakat

4 Saya merasa dengan profesi tersebut, saya 0,6 8,4 60,0 31,0
mendapat status sosial yang lebih baik

5 Saya merasa nyaman berinteraksi dengan pasien 0,3 1,5 55,4 42,7

6 Saya ingin memiliki tempat kerja yang dekat 0,9 6,2 31,3 61,3
dengan keluarga saya

7 Saya merasa menguasai teori dan ketrampilan 0,6 17,4 62,2 19,8
pada bidang tersebut

8 Saya merasa profesi tersebut dapat memberikan 0 2,5 54,2 43,3


kesempatan untuk mengembangkan karier saya

9 Saya memiliki sosok yang memotivasi saya 3,1 13,9 37,2 45,8
untuk memilih profesi tersebut (keluarga, dosen,
dokter, dll)

10 Saya mendapat saran dari orang sekitar saya 10,2 30,0 35,0 24,8
untuk memilih profesi tersebut

11 Saya memiliki pengalaman pribadi terkait 14,2 38,1 28,5 19,2


penyakit yang berhubungan dengan profesi
tersebut

12 Saya merasa profesi tersebut memberikan 0,3 3,7 48,9 47,1


kesempatan untuk mengabdi kepada masyarakat

13 Saya merasa profesi tersebut sesuai dengan 0,3 5,0 58,2 36,5
kepribadian saya

14 Saya merasa biaya dan lama pendidikan profesi 3,7 22,6 58,2 15,5
tersebut sesuai dengan kemampuan saya

15 Saya ingin berkontribusi dalam mengatur 2,8 15,5 51,4 30,3


kebijakan kesehatan

16 Saya merasa profesi yang saya pilih masih jarang 8,4 46,7 33,7 11,1
diminati sehingga memungkinkan saya
mendapat peluang berkembang yang lebih besar

17 Saya mendapatkan pengalaman saat rotasi klinik 3,5 10,5 47,4 38,6
yang memotivasi saya dalam memilih profesi
tersebut
34

Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa motivasi dalam memilih


profesi yang paling banyak disetujui oleh responden adalah merasa nyaman
berinteraksi dengan pasien (98,1%) sedangkan motivasi dalam memilih profesi
yang paling banyak tidak disetujui oleh responden adalah merasa profesi masih
jarang diminati sehingga memungkinkan mendapat peluang berkembang yang
lebih besar (55,1%).
Hasil ini sejalan dengan hasil dari tabel 4.8 yang menunjukkan bahwa
profesi yang paling banyak diminati oleh responden adalah profesi sebagai
spesialis yaitu spesialis penyakit dalam yang merupakan bidang spesialis dasar
yang banyak berinteraksi dengan pasien.57
Penelitian oleh Kawamoto R et al juga menyebutkan bahwa ketertarikan
terhadap populasi sasaran merupakan alasan responden dalam memilih karier
kedokteran.24

4.3 Analisis Bivariat


Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk menganalisis korelasi
variabel independen dan dependen. Analisis bivariat pada penelitian ini
menggunakan uji Chi Square karena menganalisis variabel kategorik yang tidak
berpasangan.39
Penelitian ini menggunakan uji Chi Square dan apabila tidak memenuhi
syarat uji Chi Square yaitu terdapat nilai expected count less than 5 atau terdapat
nilai 0 pada >20% tabel maka akan digunakan uji alternatif Chi Square yaitu uji
Fischer untuk tabel 2x2 dan Uji Kolmogorov-Smirnov untuk tabel >2x2. Hasil
dinyatakan bermakna jika nilai p value <0,05.34
35

4.3.1 Hubungan karakteristik responden terhadap minat karier


Tabel 4.11 Distribusi responden berdasarkan hubungan karakteristik reponden
dengan karier yang diminati pada mahasiswa kedokteran UIN
Syarif Hidayatullah.

Karier yang diminati IK (95%)


P
Variabel Non- Total OR
Klinisi value Min Max
klinisi
n % N % n %
Jenis kelamin
Laki-laki 89 95,7 4 4,3 93 100 1,000 1,118 0,347 3,603
Perempuan 219 95,2 11 4,8 230 100

Status
akademik
Pre-klinik 255 95,9 11 4,1 266 100 0,313 1,750 0,537 5,705
Klinik 53 93,0 4 7,0 57 100

Berdasarkan tabel 4.11 diperoleh hasil yaitu karier yang diminati oleh
responden laki-laki paling banyak sebagai klinisi yaitu sebanyak 89 (95,7%)
sedangkan responden perempuan juga paling banyak sebagai klinisi yaitu
sebanyak 219 (95,2%).
Dari hasil uji Fischer diperoleh nilai p = 1,00 (OR : 1,118 IK (95%)
0,347-3,603), yang artinya p >0,05 sehingga dapat diambil kesimpulan tidak
terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan minat karier
mahasiswa kedokteran UIN Syarif Hidayatullah, akan tetapi responden
perempuan lebih mungkin memilih karier sebagai klinisi bila dibandingkan
dengan responden laki-laki.
Tabel ini juga menunjukkan bahwa karier yang diminati oleh responden
pre-klinik paling banyak sebagai klinisi (95,9%) sedangkan responden klinik
juga paling banyak memilih sebagai klinisi (93,0%).
Dari hasil uji Fischer diperoleh nilai p = 0,313 (OR : 1,750 IK(95%)
0,537-5,705) yang artinya p >0,05 sehingga dapat diambil kesimpulan tidak
terdapat hubungan yang bermakna antara status akademik dengan minat karier
mahasiswa kedokteran UIN Syarif Hidayatullah, akan tetapi responden pre-
klinik lebih mungkin memilih karier sebagai klinisi bila dibandingkan dengan
responden klinik.
36

Tabel 4.12 Distribusi responden berdasarkan hubungan karakteristik


responden dengan spesialis yang diminati pada mahasiswa
kedokteran UIN Syarif Hidayatullah.

Spesialis yang diminati


P
Variabel Sp.
Sp. A Sp. OG Sp. PD Sp. B Total value
lainnya
n % n % n % n % n % n %
Jenis
kelamin
Laki-laki 4 4,8 8 9,5 13 15,5 15 17,8 44 52,4 84 100 0,005
Perempuan 38 18,0 35 16,6 33 15,6 21 10,0 84 39,8 211 100

Status
akademik
Pre-
39 15,9 39 15,9 38 15,4 28 11,4 102 41,4 246 100
klinik 0,072
Klinik 3 6,1 4 8,2 8 16,3 8 16,3 26 53,1 49 100

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa responden laki-laki dengan minat


spesialis paling banyak memilih spesialis bedah (SP. B) yaitu sebanyak 15
(17,8%), dan Spesialis Penyakit Dalam (Sp. PD) sebanyak 13 (15,5%)
sedangkan responden perempuan dengan minat spesialis paling banyak
memilih Spesialis Anak (Sp. A) yaitu sebanyak 38 (18,0%) dan Spesialis
Obstetri-ginekologi (Sp. OG) sebanyak 35 (16,6%).
Dari hasil uji Chi Square diperoleh nilai p = 0,005 yang artinya p <0,05
sehingga dapat diambil kesimpulan terdapat hubungan yang bermakna antara
jenis kelamin dengan minat spesialis mahasiswa kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah.
Hasil penelitian mengenai minat terhadap karier klinisi dan non-klinisi
ini sesuai dengan hasil penelitian Andarwati P dkk yang menunjukkan bahwa
tidak terdapat hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan karier yang
diminati (p = 0,115).10
Sedangkan hasil mengenai minat terhadap spesialis sesuai dengan
penelitian dari Alawad et al yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan
antara jenis kelamin dengan spesialis yang diminati (p = 0,0).39 Kumar et al
dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa jenis kelamin memiliki hubungan
yang bermakna dengan minat karier spesialis (p = <0,001).35
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian Zulkifli A dkk
yang menunjukkan bahwa responden laki-laki lebih banyak memilih Sp. B
37

sebagai spesialis yang diminati dan diikuti oleh Sp. PD sedangkan responden
perempuan lebih banyak memilih Sp. OG sebagai spesialis yang diminati dan
diikuti oleh Sp. A.25
Pada penelitian lain juga menyebutkan bahwa Sp. A dan Sp. OG lebih
banyak dipilih oleh responden perempuan, Sp. B lebih banyak dipilih oleh
responden laki-laki, dan Sp. PD merupakan spesialis yang paling banyak
dipilih oleh keduanya. 58,59
Hasil ini juga menunjukkan bahwa laki-laki lebih tertarik kepada
bidang spesialis yang mengandalkan ketrampilan dalam alat, sedangkan
perempuan lebih tertarik kepada bidang spesialis yang berhubungan dengan
perempuan. Hasil penelitian ini juga diduga berhubungan dengan adanya role
model pada tiap bidang spesialis yang didominasi oleh jenis kelamin tertentu.24
Selain itu angka peminatan mahasiswa perempuan yang tinggi
terhadap Sp. OG merupakan suatu hal yang menarik, meskipun spesialis ini
merupakan bidang spesialis yang mengandalkan ketrampilan dalam alat. Hal
ini bisa disebabkan karena terdapat pemikiran bahwa pasien perempuan harus
ditangani oleh dokter perempuan.25
Tabel 4.12 juga menunjukkan bahwa spesialis yang diminati oleh
responden pre-klinik paling banyak adalah Sp. A dan Sp. PD masing-masing
sebesar 15,9%, sedangkan responden klinik paling banyak adalah Sp. PD dan
Sp. B masing-masing sebesar 16,3%.
Hubungan antara status akademik dengan spesialis yang diminati diuji
dengan uji Chi Square, hasil yang diperoleh adalah nilai p = 0,072 yang artinya
p >0,05 sehingga dapat diambil kesimpulan tidak terdapat hubungan yang
bermakna antara status akademik dengan minat spesialis mahasiswa
kedokteran UIN Syarif Hidayatullah.
Hasil ini sesuai dengan penelitian dari Alawad et al yang juga
menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara status akademik dengan
spesialis yang diminati (p = 0,633).41
Pada penelitian ini terdapat perbedaan dengan penelitian dari Alawad
et al dalam urutan spesialis yang paling banyak diminati yaitu dalam penelitian
38

Alawad et al menunjukkan bahwa mahasiswa pre-klinik paling banyak


memilih Sp. B dan Sp. PD.41
Perbedaan pilihan ini bisa disebabkan oleh pengalaman yang lebih
banyak diperoleh oleh mahasiswa klinik terutama pengalaman dari rotasi
klinik, sedangkan mahasiswa pre-klinik belum memiliki gambaran yang jelas
mengenai profesi kedokteran.
Selain itu, penelitian oleh Fatty M dkk menjelaskan bahwa faktor yang
berhubungan dengan perbedaan pilihan pada mahasiswa klinik dan pre-klinik
bisa disebabkan oleh faktor role model, karena ada beberapa role model pada
angkatan yang lebih tua merupakan role model positif namun pada angkatan
yang lebih muda merupakan role model negatif dan begitu juga sebaliknya.60
Kesimpulan penelitian ini yaitu tidak terdapat hubungan yang
bermakna antara karakteristik responden dengan minat karier mahasiswa
kedokteran UIN Syarif Hidayatullah, namun terdapat hubungan yang
bermakna antara jenis kelamin dengan minat spesialis mahasiswa kedokteran
UIN Syarif Hidayatullah.

4.3.2 Hubungan latar belakang orang tua terhadap minat karier


Tabel 4.13 Distribusi responden berdasarkan hubungan latar belakang orang
tua dengan karier yang diminati pada mahasiswa kedokteran UIN
Syarif Hidayatullah.

Karier yang diminati IK (95%)


P
Variabel Non- Total OR
Klinisi value Min Max
klinisi
n % n % n %
Pendidikan
orang tua
Tinggi 254 95,5 12 4,5 266 100 0,734 0,850 0,232 3,117
Rendah 54 94,7 3 5,3 57 100

Pekerjaan
orang tua
Dokter 30 88,2 4 11,8 34 100 0,060 0,297 0,089 0,990
Non-dokter 278 96,2 11 3,8 289 100

Sosio-ekonomi
orang tua
Rendah 116 95,0 6 5,0 122 100 0,855 0,906 0,314 2,612
Tinggi 192 95,5 9 4,5 201 100
39

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa karier yang diminati oleh responden


dengan orang tua yang memiliki pendidikan rendah paling banyak sebagai
klinisi yaitu sebanyak 54 (94,7%) sedangkan responden dengan orang tua yang
memiliki pendidikan tinggi juga paling banyak sebagai klinisi yaitu sebanyak
254 (95,4%).
Dari hasil uji Fischer diperoleh nilai p = 0,734 (OR : 0,850 IK (95%)
0,232-3,117) yang artinya p >0,05 sehingga dapat diambil kesimpulan tidak
terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan orang tua dengan minat
karier mahasiswa kedokteran UIN Syarif Hidayatullah.
Tabel ini juga menunjukkan bahwa karier yang diminati oleh responden
dengan orang tua yang memiliki pekerjaan dokter paling banyak sebagai klinisi
yaitu sebanyak 30 (88,2%) sedangkan responden dengan orang tua yang
memiliki pekerjaan non-dokter juga paling banyak sebagai klinisi yaitu
sebanyak 278 (96,2%).
Dari hasil uji Chi Square diperoleh nilai p = 0,060 (OR : 0,297 IK (95%)
0,089-0,990) yang artinya p >0,05 sehingga dapat diambil kesimpulan tidak
terdapat hubungan yang bermakna antara pekerjaan orang tua dengan minat
karier mahasiswa kedokteran di UIN Syarif Hidayatullah, akan tetapi
responden dengan orang tua dokter lebih mungkin memilih karier sebagai
klinisi bila dibandingkan dengan responden dengan orang tua non-dokter.
Tabel ini juga menunjukkan bahwa karier yang diminati oleh responden
berdasarkan sosio-ekonomi orang tua paling banyak sebagai klinisi.
Dari hasil uji Chi Square diperoleh nilai p = 0,855 (OR : 0,906 IK (95%)
0,314-2,612) yang artinya p >0,05 sehingga dapat diambil kesimpulan tidak
terdapat hubungan yang bermakna antara sosio-ekonomi orang tua dengan
minat karier mahasiswa kedokteran UIN Syarif Hidayatullah.
40

Tabel 4.14 Distribusi responden berdasarkan hubungan latar belakang orang


tua dengan spesialis yang diminati pada mahasiswa kedokteran
UIN Syarif Hidayatullah.

Spesialis yang diminati


P
Variabel Sp.
Sp. A Sp. OG Sp. PD Sp. B Total value
lainnya
n % n % n % n % n % n %
Pendidikan
orang tua
Rendah 5 9,6 6 11,6 10 19,2 10 19,2 21 40,4 52 100 0,334
10
Tinggi 37 15,2 37 15,2 36 14,8 26 10,7 44,1 243 100
7

Pekerjaan
orang tua
Dokter 3 10,3 5 17,3 3 10,3 4 13,8 14 48,3 29 100
Non- 0,999
39 14,7 38 14,3 43 16,2 32 12,0 114 42,8 266 100
dokter

Sosio-
ekonomi
orang tua
Rendah 13 11,8 18 16,4 19 17,3 16 14,5 44 40 110 100 0,613
Tinggi 29 15,7 25 13,5 27 14,6 20 10,8 84 45,4 185 100

Tabel 4.14 menunjukkan bahwa spesialis yang diminati oleh responden


yang memiliki orang tua pendidikan tinggi paling banyak adalah Sp. A dan Sp.
OG masing-masing sebesar 15,2%, sedangkan responden yang memiliki orang
tua pendidikan rendah paling banyak adalah Sp. PD dan Sp. B masing-masing
sebesar 19,2%.
Dari hasil uji Chi Square diperoleh nilai p = 0,334 yang artinya p >0,05
sehingga dapat diambil kesimpulan tidak terdapat hubungan yang bermakna
antara pendidikan orang tua dengan minat spesialis mahasiswa kedokteran UIN
Syarif Hidayatullah.
Tabel 4.14 juga menunjukkan bahwa spesialis yang diminati oleh
responden yang memiliki orang tua dokter paling banyak adalah Sp. OG
sebesar 17,3%, sedangkan responden yang memiliki orang tua non-dokter
paling banyak adalah Sp. PD sebesar 16,2%.
Dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai p = 0,999 yang
artinya p >0,05 sehingga dapat diambil kesimpulan tidak terdapat hubungan
yang bermakna antara pekerjaan orang tua dengan minat spesialis mahasiswa
kedokteran UIN Syarif Hidayatullah.
41

Tabel 4.14 menunjukkan bahwa spesialis yang diminati oleh responden


yang memiliki orang tua sosio-ekonomi tinggi paling banyak adalah Sp. A
sebesar 15,7%, sedangkan responden yang memiliki orang tua sosio-ekonomi
rendah paling banyak adalah Sp. PD sebesar 17,3%.
Dari hasil uji Chi Square diperoleh nilai p = 0,613 yang artinya p >0,05
sehingga dapat diambil kesimpulan tidak terdapat hubungan yang bermakna
antara sosio-ekonomi orang tua dengan minat spesialis mahasiswa kedokteran
UIN Syarif Hidayatullah.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Andarwati P dkk yang
menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara pendidikan
orang tua dengan profesi yang diminati (p = 0,114), dan pekerjaan orang tua
dengan profesi yang diminati (p = 0,618).10
Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian
Syakurah RA dkk yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna
antara profesi yang diminati dengan sosio-ekonomi orang tua (p = 0,036) dan
pekerjaan orang tua (p = 0,04).8
Hal ini dapat disebabkan karena perbedaan nilai cut-off point yang
digunakan untuk mengukur tingkat sosio-ekonomi orang tua dan perbedaan
kategori pekerjaan orang tua yaitu tidak membedakan pekerjaan orang tua
sebagai dokter hanya dimiliki oleh salah satu atau dimiliki oleh kedua orang
tua.
Selain itu, hubungan antara sosio-ekonomi orang tua dengan profesi
yang diminati yang tidak bermakna dapat disebabkan oleh nilai cut-off point
yang digunakan untuk mengukur sosio-ekonomi orang tua (6 juta) kurang
sesuai jika digunakan untuk mengukur mahasiswa kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah. Hal ini karena biaya yang diperlukan untuk menjadi mahasiswa
kedokteran UIN Syarif Hidayatullah cukup tinggi.
Kesimpulan penelitian ini yaitu tidak terdapat hubungan yang bermakna
antara latar belakang orang tua dengan minat karier mahasiswa kedokteran
UIN Syarif Hidayatullah.
42

4.3.3 Hubungan motivasi dalam memilih terhadap karier yang diminati


Tabel 4.15 Distribusi responden berdasarkan hubungan motivasi dalam
memilih dengan karier yang diminati pada mahasiswa kedokteran
UIN Syarif Hidayatullah.

Pilihan karier IK (95%)


P
Motivasi Non- Total OR
Klinisi value min max
klinisi
Jam kerja fleksibel Tidak setuju 19 1 20
1,000 0,920 0,115 7,376
Setuju 289 14 303
Penghasilan tinggi Tidak setuju 11 0 11
1,000 1,051 1,025 1,077
Setuju 297 15 312
Profesi masih banyak Tidak setuju 7 2 9
diperlukan di Setuju 301 13 323 0,058 0,151 0,029 0,800
masyarakat
Mendapatkan status Tidak setuju 27 2 29
0,633 0,625 0,134 2,914
sosial yang tinggi Setuju 281 13 294
Nyaman berinteraksi Tidak setuju 6 0 20
1,000 1,050 1,024 1,076
dengan pasien Setuju 302 15 317
Tempat kerja dekat Tidak setuju 21 2 23
0,290 0,476 0,101 2,248
dengan keluarga Setuju 287 13 300
Menguasai teori dan Tidak setuju 55 3 58
0,738 0,870 0,237 3,185
ketrampilan bidang Setuju 253 12 265
Kesempatan untuk Tidak setuju 6 2 8
mengembangkan Setuju 302 13 315 0,048 0,129 0,024 0,703
karier
Memiliki role model Tidak setuju 50 5 55
0,605 0,721 0,250 2,074
Setuju 258 10 268
Saran dari orang Tidak setuju 123 7 130
0,604 0,760 0,269 2,149
sekitar Setuju 185 8 193
Pengalaman penyakit Tidak setuju 160 9 169
0,542 0,721 0,250 7,376
pribadi Setuju 148 6 154
Kesempatan mengabdi Tidak setuju 12 1 13
0,468 0,568 0,069 4,678
kepada masyarkat Setuju 296 14 310
Sesuai dengan Tidak setuju 15 2 17
0,183 0,333 0,069 1,610
kepribadian Setuju 293 3 306
Biaya dan lama Tidak setuju 82 3 85
pendidikan sesuai Setuju 226 12 238 0,767 1,451 0,399 5,273
kemampuan
Ingin berkontribusi Tidak setuju 56 3 59
0,742 0,888 0,243 3,255
mengatur kebijakan Setuju 252 12 264
Jarang diminati Tidak setuju 170 8 178
sehingga peluang Setuju 138 7 145 0,887 1,078 0,381 3,046
berkembang besar
Pengalaman rotasi Tidak setuju 7 1 8
0,545 0,457 0,041 5,026
klinik
43

Berdasarkan tabel 4.15 menunjukkan bahwa dari 17 motivasi yang


dipaparkan, hanya pernyataan motivasi mengenai kesempatan untuk
mengembangkan karier yang memiliki nilai yang bermakna secara statistika
dengan nilai p = 0,048 yang artinya p <0,05 sehingga dapat diambil kesimpulan
bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara motivasi memilih karier
berupa kesempatan untuk mengembangkan karier terhadap pilihan karier
klinisi dan non-klinisi.
Semua pernyataan diuji dengan uji Fischer kecuali pernyataan
pengalaman penyakit pribadi, saran dari orang sekitar, dan jarang diminati
sehingga peluang berkembang besar yang menggunakan uji Chi Square, maka
pernyataan dengan nilai p >0,05 memiliki arti tidak terdapat hubungan yang
bermakna antara pernyataan motivasi dalam memilih dengan minat karier
mahasiswa kedokteran UIN Syarif Hidayatullah.
Terdapat beberapa penyataan yang memiliki nilai OR cukup tinggi
yaitu penghasilan yang tinggi (OR : 1,051), nyaman berinteraksi dengan pasien
(OR : 1,050), biaya dan lama pendidikan sesuai kemampuan (OR : 1,451), dan
peluang berkembang (OR : 1,078), yang menunjukkan bahwa responden yang
memiliki motivasi tersebut lebih mungkin memilih karier klinisi dibandingkan
non-klinisi.
44

Tabel 4.16 Distribusi responden berdasarkan hubungan motivasi dalam


memilih dengan spesialis yang diminati pada mahasiswa
kedokteran UIN Syarif Hidayatullah.

Spesialis yang diminati


P
Motivasi Sp. Sp. Sp. Total
Sp. A Sp. B value
OG PD lainnya
Jam kerja fleksibel Tidak setuju 4 1 1 4 9 19
0,892
Setuju 38 42 45 32 119 276
Penghasilan tinggi Tidak setuju 1 2 1 0 5 9
0,999
Setuju 41 41 45 36 123 286
Profesi masih banyak Tidak setuju 1 1 1 0 3 6
diperlukan di Setuju 41 43 45 36 125 289 1,000
masyarakat
Mendapatkan status Tidak setuju 1 2 4 2 16 25
0,196
sosial yang tinggi Setuju 41 41 42 34 112 270
Nyaman berinteraksi Tidak setuju 1 0 0 1 4 6
0,734
dengan pasien Setuju 41 43 46 35 124 289
Tempat kerja dekat Tidak setuju 1 3 0 2 14 20
0,096
dengan keluarga Setuju 41 40 46 34 114 275
Menguasai teori dan Tidak setuju 8 7 8 5 25 53
0,946
ketrampilan bidang Setuju 34 36 38 31 103 242
Kesempatan untuk Tidak setuju 0 2 0 0 4 6
0,894
mengembangkan karir Setuju 42 41 46 36 124 289
Memiliki role model Tidak setuju 5 5 3 5 28 46
0,102
Setuju 37 38 43 31 100 249
Saran dari orang Tidak setuju 6 7 17 21 66 117
0,000
sekitar Setuju 36 36 29 15 62 178
Pengalaman penyakit Tidak setuju 15 28 17 23 69 152
0,008
pribadi Setuju 27 15 29 13 59 143
Kesempatan mengabdi Tidak setuju 2 0 0 3 7 12
0,291
kepada masyarakat Setuju 40 43 46 33 121 283
Sesuai dengan Tidak setuju 1 0 3 2 9 15
0,420
kepribadian Setuju 41 43 43 34 119 280
Biaya dan lama Tidak setuju 4 14 12 12 36 78
pendidikan sesuai Setuju 38 29 34 24 92 217 0,089
kemampuan
Ingin berkontribusi Tidak setuju 2 0 7 8 37 54
0,000
mengatur kebijakan Setuju 40 43 39 28 91 241
Jarang diminati Tidak setuju 29 29 33 20 51 162
sehingga peluang Setuju 13 14 13 16 77 133 0,000
berkembang besar
Pengalaman rotasi Tidak setuju 1 0 0 1 5 7 0,946
klinik Setuju 2 4 8 8 26 49
45

Pada tabel 4.16 dilakukan pengujian dengan uji Kolmogorov-Smirnov


pada 10 pernyataan dan uji Chi Square pada 7 pernyataan, Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa dari 17 pernyataan motivasi yang dipaparkan,
terdapat beberapa pernyataan yang memiliki nilai yang bermakna secara
statistika yaitu saran dari orang sekitar, pengalaman penyakit pribadi, ingin
berkontribusi mengatur kebijakan, dan jarang diminati sehingga peluang
berkembang besar, berdasarkan hasil tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara motivasi memilih karier
terhadap minat spesialis mahasiswa kedokteran UIN Syarif Hidayatullah.
Andarwati P dkk menyebutkan bahwa pendapatan yang tinggi dan
kepuasaan terhadap ilmu merupakan faktor yang berhubungan, namun hasil ini
diperoleh melalui metode diskusi kelompok sehingga berbeda dengan
penelitian ini.10
Rehman A et al dalam penelitiannya menyebutkan bahwa penghasilan
yang tinggi, kesesuaian dengan kepribadian, gengsi profesi, kesempatan
mengembangkan karier internasional, ketrampilan bedah, kebutuhan
pekerjaan, finansial, nilai akademik, dan role model merupakan faktor yang
berhubungan dengan pemilihan karier.61 Diderichsen et al juga menyebutkan
bahwa interaksi yang sering dengan pasien merupakan faktor yang
berhubungan (p = 0,013).62
Beberapa penelitian lain menyebutkan bahwa tertarik terhadap bidang,
gengsi, interaksi dengan pasien, pengalaman terkait bidang spesialis,
kebutuhan tenaga kerja, saran dari keluarga, dan saran dari orang sekitar
merupakan motivasi dalam memilih karier.63,64
Perbedaan faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan karier,
menurut Soethout MBM et al disebabkan karena hal tersebut tergantung
dengan perbedaan negara dan perubahan dari tenaga dokter yang dibutuhkan.44
46

4.4 Kelebihan Penelitian


a. Penelitian ini mencakup pemilihan karier klinisi dan non-klinisi, serta
spesialis terhadap mahasiswa kedokteran sehingga mencakup banyak aspek
yang luas, yang dapat dikembangkan lagi pada penelitian selanjutnya.
b. Penelitian ini dilakukan di UIN Syarif Hidayatullah sehingga bebrapa
responden memiliki karakteristik pesantren.
c. Penelitian ini merupakan penelitian tentang minat karier mahasiswa
kedokteran yang pertama kali dilakukan di UIN Syarif Hidayatullah.
d. Penelitian ini merupakan penelitian pertama di Indonesia tentang minat
karier mahasiswa kedokteran yang menggunakan populasi yang berasal dari
5 angkatan mahasiswa.

4.5 Keterbatasan Penelitian


a. Penelitian ini menggunakan studi cross sectional dan total sampling namun
response rate yang diperoleh tidak 100% dan mayoritas merupakan
mahasiswa pre-klinik sehingga kemungkinan terjadinya random error
meningkat, hal ini terlihat pada rentang IK (95%) yang lebar yang berarti
pada beberapa hasil yang didapatkan kurang akurat.
b. Pilihan motivasi dalam kuesioner belum mencakup semua motivasi yang
ada dari responden, sehingga motivasi dalam pemilihan karier ini kurang
menggambarkan faktor yang berhubungan dengan pemilihan karier secara
keseluruhan.
c. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini tidak dilakukan uji
realiabilitas sehingga untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan uji
realibilitas terlebih dahulu sebelum dapat digunakan kepada responden.
47

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Gambaran minat karier mahasiswa kedokteran UIN Syarif Hidayatullah
terdiri dari dokter umum, dokter spesialis, dosen, peneliti, dan
manajerial/struktural rumah sakit dengan minat paling banyak sebagai dokter
spesialis.
Minat karier mahasiswa kedokteran UIN Syarif Hidayatullah
berdasarkan jenis kelamin, status akademik, latar belakang orang tua, dan
motivasi dalam memilih paling banyak sebagai klinisi.
Minat karier sebagai dokter spesialis merupakan karier yang paling
banyak dipilih oleh mahasiswa kedokteran UIN Syarif Hidayatullah.
Minat terhadap dokter spesialis pada mahasiswa paling banyak adalah
spesialis dasar dengan minat tertinggi sebagai spesialis penyakit dalam.
Rumah sakit merupakan instansi kerja yang paling banyak dipilih oleh
mahasiswa kedokteran UIN Syarif Hidayatullah dengan pilihan terbanyak
adalah rumah sakit swasta.
Dari hasil penelitian, tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
jenis kelamin, status akademik, dan latar belakang orang tua dengan minat
karier mahasiswa kedokteran UIN Syarif Hidayatullah, namun terdapat
hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan minat spesialis
mahasiswa kedokteran UIN Syarif Hidayatullah.
Motivasi merupakan faktor yang berhubungan dengan minat karier
mahasiswa kedokteran UIN Syarif Hidayatullah. Motivasi yang berhubungan
yaitu kesempatan untuk mengembangkan karier, saran dari orang sekitar,
pengalaman penyakit pribadi, ingin berkontribusi mengatur kebijakan, dan
peluang berkembang.

47
48

5.2 Saran
a. Bagi peneliti lain :
‑ Memperbaiki dan mengembangkan kuesioner untuk menambah
konten yang kurang dan untuk melakukan validitas kembali terhadap
kuesioner agar kuesioner dapat menjadi kuesioner baku untuk
mengetahui faktor yang mempengaruhi minat karier mahasiswa
kedokteran.
‑ Melakukan pengambilan data melalui kuesioner dan menambah
waktu yang dibutuhkan untuk pengambilan data kepada mahasiswa
klinik untuk memperoleh response rate yang baik.
‑ Dapat dilakukan penelitiaan untuk mengetahui faktor yang paling
berpengaruh terhadap minat karier mahasiswa kedokteran.
b. Bagi institusi :
‑ Hasil penelitian dapat digunakan sebagai data dasar untuk
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai minat karier mahasiswa
kedokteran.
‑ Hasil penelitian dapat digunakan sebagai data dasar untuk
menentukan kebijakan dalam sistem pendidikan.
c. Bagi masyarakat :
‑ Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan
mengenai pilihan karier mahasiswa kedokteran dan faktor yang
mempengaruhi.
49

DAFTAR PUSTAKA

1. Asia Pacific Observatory on Health Systems and Policies. The Republic of


Indonesia Health System Review. Geneva: World Health Organization;
2017: 228-43.
2. World Health Organization. World Health Statistics 2017: Monitoring
Health for the SDGs, Sustainable Development Goals. Geneva: World
Health Organization; 2017: 72.
3. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia
2016. Jakarta: Kementrian Kesehatan Indonesia; 2017: 50-9.
4. Andreasta M. Policy Brief: Mengatasi Maldistribusi Tenaga Dokter di
Indonesia. Yogyakarta: Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada; 2009.
5. U.S. Departement of Health and Human Services, Centers for Disease
Control and Prevention, and National Center fo Health Statistics. Health,
United States, 2016; With Chartbook on Long-term Trends in Health and
Human Services. Washington: U.S. Departement of Health and Human
Services, Centers for Disease Control and Prevention, National Center for
Health Statistics; 2016: 31.
6. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan. Data Tenaga
Medis Yang Didayagunakan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
(Fasyankes). Diakses dari: www.bppsdmk.kemkes.go.id/info_sdmk/info/
[sitasi pada tanggal 5 Oktober 2018].
7. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, Metode Membayar Dokter
Layanan Primer Dalam Era JKN. Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia; 2013:
17-18
8. Syakurah RA, Dwi AS, Dendy R, dan Priska Y. Determinan Pilihan Karier
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Sebagai Spesialis di Indonesia, Jurnal
Pendidikan Kedokteran Indonesia. 2014; 4(2): 132-6.
9. Sumantri U. Program Pemenuhan T enaga Kesehatan. Rakerkesnas 2017.

49
50

10. Andarwati P, Syarifah N, dan Arief PN. Motivasi dan Pilihan Karir
Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga,
Surabaya, Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. 2016; 19(2), 2016: 165-71.
11. Hou J, Maoyi X, Joseph CK, Zhe D, Weimin W, Amy H, et al, Career
Preferences of Graduating Medical Students in China: A Nationwide Cross-
sectional Study, BMC Medical Education. 2016; 16 (136).
12. Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta; 2010: 180.
13. Winkel WS. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta:
Gramedia; 1999: 30.
14. Febriyani AD. Pengaruh Persepsi Tentang Pendidikan, Lingkungan Teman
Sebaya, Jenis Sekolah, dan Status Sekolah Terhadap Minat Melanjutkan ke
Perguruan Tinggi Pada Siswa Jenjang Pendidikan Menengah yang
Bertempat Tinggal di Desa Adiwerna Kecamatan Adiwerna Kabupaten
Tegal. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta; 2015: 12.
15. Suhirno. Minat Masuk Perguruan Tinggi Bagi Siswa Kelas XII Program
Keahlian Teknik Ototronik di SMK Negeri 1 Seyegan. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta; 2011: 15-8.
16. Crow LD dan Alice C. Psikologi Pendidikan terjemahan Kasijan. Jakarta:
Rineka Cipta; 1988: 351.
17. Kementerian Pendidikan dan Budaya, Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Karier. Diakses dari: https://kbbi.web.id/karier [sitasi pada tanggal 25
November 2017].
18. Super DE. The Physiology of Careers. New York: Harper; 1957.
19. Hughes EC. Men and Their Work. Glencoe: Free Press; 1962.
20. Richards P and Stockill, Learning Medicine: An Informal Guide to A Career
in Medicine, London: BMJ Publishing Group; 2003
21. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. Pedoman Pelaksanaan Program
Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjuan. edisi ke-2. Jakarta:
Ikatan Dokter Indonesia; 2013:18.
51

22. Mardhiyah I, Oktadoni S, TA Larasati, dan Rifka. Studi kualitatif faktor-


faktor yang mempengaruhi pemilihan karier pada mahasiswa kedokteran
dan dokter internsip di Bandarlampung, JK Unila. 2016; 1(2): 272-82.
23. Munandir. Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta:
Depdibud; 1996.
24. Kawamoto R, A Uemoto, D Ninomiya, Y Hasegawa, N Ohtsuka, T
Kusunoki, et al. Characteristics of Japanese medical students associated
with their intention for rural practice. Rural and Remote Health. 2015;
15(3112).
25. Zulkifli A and J Rogayah. Career Preferences of Male and Female Medical
Students in Malaysia. Med J Malaysia. 1997; 52(1).
26. Purkon A. Kerja Berbuah Surga. Jakarta: Penerbit Kalil. 2014; 34-5.
27. Hidayat R dan Candra W. Ayat-ayat Alquran Tentang Manajemen
Pendidikan Islam. Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan
Islam. 2017; 172.
28. Sohari. Aplikasi Etos Kerja Dalam Berbagai Profesi. Jurnal Islamiconomic.
2015; 6(1): 69-102.
29. Hungu. Demografi Kesehatan Indonesia. Jakarta: Grasiondo; 2007.
30. Noor KP. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Perhatian Orang tua, dan Minat
Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa SMK
Kesehatan di Kota Tangerang, Jurnal Pujangga. 2015; 1(2).
31. Badan Pusat Statistik. Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional), Juli 2007:
31-2.
32. Heru W. Penghasilan Kelas Menengah Naik = Potensi Pajak?. Diakses
dari: http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/ [sitasi pada
tanggal 9 Mei 2018].
33. Supriadi. Etika & Tanggung Jawab Profesi Hukum di Indonesia. Jakarta:
Sinar Grafika; 2006: 16.
34. Sopiyudin DM. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam
Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 3. Jakarta: Penerbit Salemba
Medika; 2010: 60.
52

35. Kumar A, Mitra K, Nagarajan S, and Poudel B. Factors Influencing Medical


Student’s Choice of Future Specialization in Medical Sciences: A Cross-
Sectional Questionnaire Survey from Medical Schools in China, Malaysia
and Region of South Asian Association for Regional Cooperation. North
Americal Journal of Medical Sciences. 2014; 6(3): 119-25.
36. Takeda Y, Kunimasa M, Linda S, Junji O, Miyako T, and Ichiro K.
Characteristic Profile Among Students and Junior Doctors With Specific
Career Preferences. BMC Medical Education. 2013; 13(125).
37. Syahdrajat T. Panduan Penelitian Untuk Skripsi Kedokteran dan
Kesehatan. Jakarta : Diandra; 2017: 20-23.
38. Matondang Z. Validitas dan Reliabilitas Suatu Instrumen Penelitian. Jurnal
Tabularasa PPS UNIMER. 2009; 6(1): 87-97.
39. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi
4. Jakarta: CV Sagung seto; 2011: 333-41.
40. Milan LR, Azevedo RS, Rossi E, Neves de Marco LN, Milan MPB, and Vaz
de Arruda PC. What is Behind a Student’s Choice for Becoming a Doctor.
Clinics. 2005; 60(2): 143-50.
41. Alawad AAMA, Waleed SK, Yousif MA, Yamin IE, Hassan OK, Omer
BEA et al. Factors Considered by Undergraduate Medical Students When
Selecting Speciality of Their Future careers. Psn African Medical Journal;
20(102): 1-6.
42. Micalle C and Suzanne G. Gender Preferences and Science Career Choice.
3rd International Conference on Hands-on Science 2006.
43. Kopetsch T. The Medical Profession in Germany: Past trends, Current State,
and Future Prospects. Cah Sociol Demog Med. 2004; 44 (1): 43-70.
44. Soethout MBM, Martin WH, and Olle TJTC. Career Preference and
Medical Student’s Biographical Characteristics and Academic
Achievement. Medical Teacher; 30(1): 15-22.
45. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Rencana Pembangunan
Tenaga Kesehatan Tahun 2011 – 2025. Jakarta: Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia; 2011: 6.
53

46. Eka N, Titik R, dan Budiman. Pilihan Karier Lulusan Program Profesi
Dokter Universitas Islam Bandung Tahun 2015. Global Medical and Health
Communication. 2016; 4(2).
47. Al-Mendalawi M. Specialty preferences of Iraqi medical students. Clin
Teach. 2010; 7(35): 175-9. DOI: 10.1111/j.1743-498X.2010.00358.x
48. Campos D, Senf J, and Kutob R. Comments Heard By US Medical Students
About Family Practice. Fam Med. 2003; 35(8): 573-8.
49. Lambert EM, and Eric SH. The Relationship Between Speciality Choice
and Gender of US Medical Students 1990-2003. Acad. Med. 2005; 80(9):
787-802.
50. Newton DA and Martha SG. Trends in Career Choice by US Medical
School Graduates. JAMA. 2003; 290(9): 1179-82.
51. Aslam M, T Taj, N Badar, W Mirza, A Ammar, S Muzaffar et al. Specialty
Choices of Medical Students and House Officers in Karachi, Pakistan.
EMHJ. 2011; 17(1): 74-9.
52. Huda N and Sabira Y. Career Preference of Final Year Medical Students of
Ziauddin Medical University. Education for Health. 2006; 19(3): 345-53.
53. Alshahrani M, Bander D, Mohammed A, Noor B, Faisal A, and Doaa A.
Factors Influencing Saudi Medical Students and Intern’s Choice of Future
Specialty: A Self Administered Questionnaire. Advances in Medical
Education and Practice. 2015; 5: 397-402.
54. Price M, Weiner R. Where Have All The Doctors Gone ? Career Choices of
Wits Medical Graduates. SAMJ. 2005; 95(6): 414-9.
55. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2014
Tentang Puskesmas.
56. Setiawati EP, Nita A, Insi FDA, Lukman H, dan Sekar AP. Asimetri Supply
dan Demand dalam Pemenuhan serta Pemerataan Dokter di Puskesmas di
Jawa Barat. Global Medical and Health Communication. 2017; 5(1): 39-46.
57. Freeman BS. The Ultimate Guide to Choosing A Medical Speciality. 3rd ed.
USA: McGraw-Hill Companies; 2013: 243
58. Wright B, Scott I, Woloschuk W, and Brenneis F. Career Choice of New
Medical Students at Three Canadian Universitiesn: Family Medicine Versus
54

Specialty Medicine. Canadian Medical Association Journal 2004; 22:


1920-24.
59. Matsumoto M, Inoue K, and Kaiji E. Medical Education Program with
Obligatory Rural Service: Analysis of Factors Associated with Obligation
Compliance. Health Policy 2009; 90: 125-32.
60. Fatty M, Rizma AS, Mariatul F, dan Hendarmin A. Pengaruh Role Model
Terhadap Pilihan Karier Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran. Jurnal
Pendidikan Kedokteran Indonesia. 2015; 4(2): 75-82.
61. Rehman A, Tariq R, Muhammad AS, Haleema Y, Ammara A, and Hina K.
Pakistani Medical Student’s Specialty Preference and The Influenceing
Factors. J Pak Med Assoc. 2011; 6(7): 713-718.
62. Diderichsen S, Eva EJ, Petrs V, Toine LJ, and Katarina H. Few Gender
Differences in Specialty Preferences and Motivational Factors: A Cross-
Sectional Swedish Study on Last-Year Medical Students. BMC Medical
Education. 2013; 13(39): 1-8.
63. Feroze K, Tarek TA, Habib Q, and Faha AW. Specialty Preferences of 1st
Year Medical Students in A Saudi Medical School – Factors Affecting
These Choices and The Influence of Gender. Avicena Journal of Medicine.
2015.
64. Ko HH, Tim KL, Yvette L, Bruce F, Elena V, and Erik MY. Factors
Influencing Career choices Made by Medical Students, Residents, and
Practicing Physicians. BC Medical Journal. 2007; 49(9):482-9.
55

LAMPIRAN
Lampiran 1
Lembar Informed Consent

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

No.
Yth. Responden
di tempat

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuhu


Kami mahasiwa S1 Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran
(FK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Nama: 1. Ubaidillah Romadlon Alfairuzi – NIM 11151030000104
2. Isna Khumairotin Akrimah – NIM 11151030000106
Bermaksud akan melaksanakan penelitian tentang “Minat Karier
Mahasiswa FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui gambaran minat karier mahasiswa FK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Adapun
segala informasi yang Anda berikan akan dijamin kerahasiaannya.
Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti meminta kesediaan Anda untuk
mengisi kuisioner ini dengan menandatangani kolom di bawah ini.
Atas kesediaan dan kerjasama Anda kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuhu

Ciputat,
………….. 2018

Responden Peneliti

__________________ _________________

55
56

Lampiran 2
Lembar Kuesioner Penelitian

KUISIONER
1. Pengantar
a. Terima kasih atas waktu yang telah Anda luangkan untuk mengisi
kuisioner ini.
b. Kuisioner ini diberikan dalam rangka mendapatkan data gambaran
minat karier mahasiswa FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
c. Kami sangat berterimakasih apabila jawaban yang diberikan sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya.
2. Petunjuk Pengisian Kuisioner
a. Kuisioner ini terdiri dari 3 bagian yaitu Bagian I, II, dan III
b. Jawab dan isilah pertanyaan dan pernyataan berikut sesuai dengan
keadaan Anda dan secara jujur.
c. Berilah tanda centang () pada setiap jawaban yang menurut Anda
paling sesuai dan isilah titik-titik yang tersedia.
d. Instruksi yang lebih jelas akan diberikan di setiap awal bagian.
57

BAGIAN I
Pada Bagian ini terdapat 12 pertanyaan. Isilah sesuai dengan identitas dan
keadaan Anda saat ini.
1. Nama :_____________________________________________________
2. Usia : <20 tahun ≥20 tahun
3. Jenis Kelamin : L P
4. Alamat (sesuai KTP/KK)
Desa/Kelurahan :
Kecamatan :
Kota/Kabupaten(coret salah satu) :
Provinsi :
5. Asal Sekolah : SMA/MAN/MAS di dalam pesantren
SMAN/SMAS/MAN/MAS di luar pesantren
6. Tahun masuk FK UIN : _______
7. Jalur masuk : SNMPTN SBMPTN Mandiri
Beasiswa Pemerintah Daerah Kemenag RI
8. Status Akademik : Mahasiswa, Tingkat 1 2 3 4 5
9. Jumlah saudara dalam keluarga: ≤2 >2
10. Pendidikan orang tua
Ayah SD SMP SMA Diploma S1 S2 S3
Ibu SD SMP SMA Diploma S1 S2 S3
11. Pekerjaan orang tua
Ayah Dokter Umum Dokter Spesialis Lainnya, sebutkan: ______
Ibu Dokter Umum Dokter Spesialis Lainnya, sebutkan: ______
12. Penghasilan total orang tua/ bulan. (Ayah + Ibu)
<Rp2.600.000 Rp2.600.000 – Rp6.000.000 >Rp6.000.000
58

BAGIAN II
Bagian ini terbagi menjadi A dan B. Pada bagian A, Anda harus memilih
satu dari sekian pilihan profesi yang tertera dengan cara melingkari pilihan anda.
Anda tidak diperkenankan memilih pada lebih dari satu nomor. Pada bagian B,
lingkarilah salah satu nomor sesuai dengan instansi yang Anda inginkan nanti saat
Anda bekerja.
A. Lingkarilah nomor pada satu profesi yang paling Anda minati
1 Dokter Umum 16 Spesialis Psikiatri
2 Spesialis Anak 17 Spesialis Mata
3 Spesialis Kulit dan Kelamin 18 Spesialis Bedah
4 Spesialis Jantung dan Pembuluh 19 Spesialis Rehabilitasi Medik
Darah 20 Spesialis Paru
5 Spesialis THT-KL 21 Spesialis Emergensi
6 Spesialis Obstetri-Ginekologi 22 Spesialis Radiologi
7 Spesialis Orthopedi-Traumatologi 23 Spesialis Forensik
8 Spesialis Urologi 24 Spesialis Kedokteran Nuklir
9 Spesialis Anestesiologi 25 Spesialis Mikrobiologi
10 Spesialis Patologi Klinik 26 Spesialis Parasitologi
11 Spesialis Farmakologi Klinik 27 Dosen
12 Spesialis Patologi Anatomi 28 Peneliti
13 Spesialis Kedokteran Okupasi 29 Manajerial/Struktural RS
14 Spesialis Penyakit Dalam 30 Lainnya
15 Spesialis Saraf sebutkan ,
_______________
B. Lingkarilah nomor pada satu instansi yang paling Anda minati
untuk bekerja
1 Puskesmas 7 Militer
2 Klinik swasta 8 Kementerian
3 Klinik BUMN 9 RS Swasta
4 RS Pemerintah 10 Institusi riset/ penelitian
5 Insitusi Pendidikan 11 Lainnya,
6 Poskestren Sebutkan
________________
59

BAGIAN III
Bagian ini terdiri dari 20 pernyataan dengan skala pengukuran 1,2,3 dan 4
dengan ketentuan sebagai berikut.
1 = sangat tidak setuju 3 = setuju
2 = tidak setuju 4 = sangat setuju
Berilah tanda centang () pada setiap skala yang menurut Anda paling sesuai
dengan alasan Anda dalam memilih profesi pada Bagian II sebelumnya.
No. Pernyataan 1 2 3 4
1. Saya ingin memiliki jam kerja yang fleksibel
2. Saya ingin mendapatkan penghasilan yang tinggi
3. Saya merasa profesi tersebut masih banyak diperlukan
dalam masyarakat
4. Saya merasa dengan profesi tersebut, saya mendapat status
sosial yang lebih baik
5. Saya merasa nyaman berinteraksi dengan pasien
6. Saya ingin memiliki tempat kerja yang dekat dengan
keluarga saya
7. Saya merasa menguasai teori dan ketrampilan pada bidang
tersebut
8. Saya merasa profesi tersebut dapat memberikan
kesempatan untuk mengembangkan karier saya
9. Saya memiliki sosok yang memotivasi saya untuk memilih
profesi tersebut (keluarga, dosen, dokter, dll)
10. Saya mendapat saran dari orang sekitar saya untuk memilih
profesi tersebut
11. Saya memiliki pengalaman pribadi terkait penyakit yang
berhubungan dengan profesi tersebut
12. Saya merasa profesi tersebut memberikan kesempatan
untuk mengabdi kepada masyarakat
13. Saya merasa profesi tersebut sesuai dengan kepribadian
saya
60

14. Saya merasa biaya dan lama pendidikan profesi tersebut


sesuai dengan kemampuan saya
15. Saya ingin berkontribusi dalam mengatur kebijakan
kesehatan
16. Saya merasa profesi yang saya pilih masih jarang diminati
sehingga memungkinkan saya mendapat peluang
berkembang yang lebih besar
Isilah pernyataan nomor 17 jika Anda adalah mahasiswa Klinik
17. Saya mendapatkan pengalaman saat rotasi klinik yang
memotivasi saya dalam memilih profesi tersebut
Isilah pernyataan nomor 18 jika Anda dari SMA/MAN/MAS dalam pesantren
18. Saya ingin mengembangkan kesehatan pesantren dengan
profesi tersebut
Isilah pernyataan nomor 19 jika Anda adalah penerima beasiswa
19. Saya merasa berkewajiban untuk memberikan kontribusi
kepada pemberi beasiswa, oleh karena itu saya memilih
profesi tersebut
Isilah pernyataan nomor 20 jika Anda mendapat role model dari senior Anda atau
dosen/tokoh baik di tempat pendidikan Anda yang Anda kagumi
20. Saya ingin meneladani role model saya dan ingin seperti
beliau dalam menjalani profesinya
61

Lampiran 3
Lembar Uji Validitas Kuesioner

Uji Validitas Kuesioner Tahap Pertama


Variabel R Hitung R Tabel Keterangan
A1 0,34937 0,124 Tidak valid
A2 0,36101 0,806 Valid
A3 0,34937 0,483 Valid
C1 0,34937 0,248 Tidak valid
C2 0,34937 0,107 Tidak valid
C3 0,34937 0,081 Tidak valid
C4 0,34937 0,081 Tidak valid
C5 0,34937 0,135 Tidak valid
C6 0,34937 0,199 Tidak valid
C7 0,34937 0,203 Tidak valid
C8 0,34937 0,363 Valid
C9 0,34937 0,062 Tidak valid
C10 0,34937 0,061 Tidak valid
C11 0,34937 0,399 Valid
C12 0,34937 0,468 Valid
C13 0,34937 0,524 Valid
C14 0,34937 0,463 Valid
C15 0,34937 0,508 Valid
C16 0,34937 0,369 Valid
C17 0,70673 a Tidak valid
C18 0,53241 0,563 Valid
C19 0,87834 0,500 Tidak valid
C20 0,53241 0,564 Valid
a. tidak dapat dihitung karena setidaknya satu variable konstan
62

Uji Validitas Kuesioner Tahap Akhir


Variabel R Hitung R Tabel Keterangan
A1 0,1898 0,701 Valid
A2 0,1898 0,369 Valid
C1 0,1898 0,132 Valid
C2 0,1898 0,232 Valid
C3 0,1898 0,289 Valid
C4 0,1898 0,295 Valid
C5 0,1898 0,282 Valid
C6 0,1898 0,174 Valid
C7 0,1898 0,247 Valid
C8 0,1898 0,351 Valid
C9 0,1898 0,309 Valid
C10 0,1898 0,116 Valid
C11 0,1898 0,257 Valid
C12 0,1898 0,334 Valid
C13 0,1898 0,319 Valid
C14 0,1898 0,245 Valid
C15 0,1898 0,177 Valid
C16 0,1898 0,288 Valid
C17 0,25859 0,130 Tidak valid
C18 0,17295 0,263 Valid
C19 0,21329 0,123 Tidak valid
C20 0,14355 0,112 Tidak valid
63

Lampiran 4
Lembar Riwayat Penulis

Nama : Ubaidillah Romadlon Alfairuzi


Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Ngeblek 05/02 Talun Sumberrejo Bojonegoro Jawa Timur
Tempat, tanggal lahir : Bojonegoro, 27 Januari 1998
Agama : Islam
No. Handphone : 085646067980
Email : ramaravie@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
- TK : RA Islamiyah Attanwir Talun Bojonegoro (2002 – 2003)
- SD : MI Islamiyah Attanwir Talun Bojonegoro (2003 – 2009)
- SMP : MTs Islamiyah Attanwir Talun Bojonegoro (2009 – 2012)
- SMA : MA Islamiyah Attanwir Talun Bojonegoro (2012 – 2015)
- S1 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2015 – sekarang)

Anda mungkin juga menyukai