Anda di halaman 1dari 81

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR

PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN


UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA ANGKATAN 2018
YANG MENYUSUN SKRIPSI DI MASA PANDEMI COVID-19

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KEDOKTERAN

Disusun Oleh :
Aulia Ersya Rahayu
11181330000117

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1444 H / 2022
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan
hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku
di UIN syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 28 Agustus 2022

Materai

Rp. 6000

Aulia Ersya Rahayu

i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Laporan penelitian berjudul HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DAN KUALITAS


TIDUR MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA ANGKATAN 2018 YANG MENYUSUN SKRIPSI DIMASA PANDEMI
COVID-19 diajukan oleh Aulia Ersya Rahayu (NIM 11181330000117), telah diujikan dalam
siding skripsi di Fakultas Kedokteran pada Agustus 2022. Laporan penelitian ini telah diterima
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada Program Studi
Kedokteran.
Ciputat, 29 Agustus 2022
DEWAN PENGUJI
Ketua Sidang

dr. Nurul Hiedayati, Ph. D.


NIP 197102282008012014
Pembimbing I Pembimbing II

dr. Nurul Hiedayati, Ph. D. dr. Yona Mimanda, Sp. PK.


NIP 197102282008012014 NIP 198301242011012009
Penguji I Penguji II

dr. Risahmawati, Dr. Med. Sc dr. Zulhafdy Muchni, Sp. M


NIP 197709132006042001 NIP 195708081986121001

PIMPINAN FAKULTAS
Dekan Fakultas Kedoktean Kaprodi Kedokteran

dr. Hari Hendarto, Ph.D.,Sp.PD-KEMD Dr. dr. Achmad Zaki, M.Epid., Sp.OT.FICS
NIP 196511232003121003 NIP 197805072005011005

ii
iii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.,


Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian in yang berjudul “Hubungan Tingkat
Kecemasan dan Kualits Tidur Mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta angkatan 2018 yang Menyusun Skripsi di Masa Pandemi COVID-19” sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan studi di Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulis menyadari dalam proses penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan,
dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa
terimakasih kepada:
1. dr. Hari Hendarto, Ph.D.Sp.PD-KEMD selaku dekan Fakultas Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2. Dr. dr. Achmad Zaki, M.Epid., Sp.OT. FICS selaku ketua Program Studi Kedokteran
Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. dr. Nurul Hiedayati, Ph.D, selaku pembimbing I dan dr. Yona Mimanda, Sp.PK selaku
pembimbing II yang telah bersedia memberikan waktunya, tenaga, dan pikiran untuk
membimbing dalam melakukan penelitian ini.
4. dr. Risahmawati, Dr. Med. Sc. selaku penguji I dan dr. Zulhafdy Muchni, Sp.M selaku
penguji I yang telah berkenan menjadi penguji seminar proposal dan sidang skripsi,
serta memberikan masukan terkait penelitian ini.
5. drg. Laifa Annisa Hendarmin, DDS, Ph.D selaku penanggung jawab riset Fakultas
Kedokteran angkatan 2018.
6. dr. Ayat Rahayu, Sp. Rad. selaku pembimbing akademik dan seluruh dosen pengajar
Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah memberikan banyak ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
7. Kedua orang hebat di hidup saya, Ayahanda Dr. Erdiriyo, MM dan Ibunda Aulia
Syarifah. Terima kasih atas kasih sayang, perhatian, nasihat, serta segala pengorbanan
yang telah diberikan. Terimakasih karena selalu menjaga penulis di dalam doa-doa nya
dan selalu mendorong penulis mengejar impian nya apapun itu.

iv
8. Devi Novitasari dan Azzahra Putri selaku sahabat terkasih sejak dibangku SMA, teman
seperjuangan yang senantiasa menghibur, memberikan motivasi dan menyediakan
pundak untuk menangis, serta memastikan penulis tidak melewatkan makan di kala
mengerjakan skripsi.
9. Fadhilah Rahmani, Khair El Nisa, dan Sharah Ayu selaku sahabat penulis di
perkuliahan yang senantiasa memberikan bantuan, menjadi tempat berkeluh kesah,
selalu menghibur dan memberi motivasi serta dukungan kepada penulis.
10. Teman-teman sejawat FK UIN 2018 yang telah mengalami suka dan duka sejak awal
kuliah.
11. Seluruh pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan yang tidak dapat
disebutkan satu per satu, peneliti mengucapkan terimakasih yang tak terhingga.

Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari sempurna, maka
dari itu penulis dengan senang hari menerima kritik dan saran yang membangun bagi
penelitian ini. Semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun
masyarakat.

Ciputat, 28 Agustus 2022

v
ABSTRAK

Aulia Ersya Rahayu. Program Studi Kedokteran. Hubungan Tingkar Kecemasan dan
Kualitas Tidur Mahasiwa Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2018 yang Menyusun Skripsi di Masa Pandemi COVID-19.

Latar Belakang: Karena peningkatan kasus COVID-19 yang sangat pesat, pemerintah
Indonesia melakukan pembatasan kegiatan masyarakat guna mempercepat penanganan
COVID-19. Kebijakan tersebut mengharuskan kegiatan masyarakat seperti bekerja,
bersekolah, atau kegiatan lain yang berpotensi meningkatkan penularan COVID-19 dilakukan
secara daring. Mahasiswa tingkat akhir diwajibkan untuk menyusun skripsi sebagai syarat
kelulusan. Kendala yang dihadapi mahasiswa saat menyusun skripsi di masa pandemi dapat
mempengaruhi psikologis hingga mengalami kecemasan yang berlebihan dan dapat
mempengaruhi kualitas tidurnya. Tujuan: Mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan
kualitas tidur mahasiswa FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2018 saat menyusun
skripsi di mas pandemi COVID-19. Metode: Analitik dengan desain cross-sectional. Total
responden sebanyak 105 orang dengan motode total sampling. Pengumpulan data
menggunakan kuesioner. Hasil: 76 orang (72%) memiliki tingkat kecemasan dalam kategori
normal, 15 orang (14%) mengalami kecemasan ringan, 10 orang (10%) mengalami kecemasan
sedang, dan 4 orang (4%) mengalami kecemasan berat. Sebagian besar responden memiliki
kualitas tidur buruk sebanyak 98 ornag (93%) dan 7 orang (7%) lainnya memiliki kualitas tidur
baik. Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan terdapat hubungan antara tingkat kecemasan
dengan kualitas tidur dengan p=0,035 atau <0,05. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara
tingkat kecemasan dengan kualitas tidur mahasiswa FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
angkatan 2018 saat menyusun skripsi di masa pandemi COVID-19
Kata Kunci: Kecemasan, Kualitas tidur, COVID-19, Mahasiswa, Skripsi

vi
ABSTRACT

Aulia Ersya Rahayu. Medical Study Program. The Relationship between Anxiety Levels
and Sleep Quality for Students of the Faculty of Medicine, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Batch 2018 who Prepared Thesis during the COVID-19 Pandemic.

Background: Due to the rapid increase in COVID-19 cases, the Indonesian government has
imposed restrictions on community activities to accelerate the handling of COVID-19. The
policy requires community activities such as work, school, or other activities that have the
potential to increase the transmission of COVID-19 to be carried out online. Final year
students are required to write a thesis as a graduation requirement. Constraints faced by
students when compiling their thesis during a pandemic can affect their psychology to
experience excessive anxiety and can affect the quality of their sleep. Objective: To find out
the relationship between anxiety levels and sleep quality for students of FK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta batch 2018 when writing a thesis during the COVID-19 pandemic.
Method: Analytical with cross-sectional design. Total respondents were 105 people with total
sampling method. Collecting data using a questionnaire. Result: 76 people (72%) had anxiety
levels in the normal category, 15 people (14%) experienced mild anxiety, 10 people (10%)
experienced moderate anxiety, and 4 people (4%) experienced severe anxiety. Most of the
respondents had poor sleep quality as many as 98 people (93%) and 7 people (7%) had good
sleep quality. The results of the Spearman correlation test showed that there was a relationship
between anxiety levels and sleep quality with p=0.035 or <0.05. Conclusion: There is a
relationship between the level of anxiety and the sleep quality of the students of FK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta class of 2018 when writing a thesis during the COVID-19 pandemic.
Keywords: Anxiety, Sleep quality, COVID-19, Student, Thesis

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................i


LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI.................................................................................. ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iv
ABSTRAK ...............................................................................................................................vi
DAFTAR ISI......................................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................................xi
DAFTAR SKEMA ................................................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................ xiii
DAFTAR SINGKATAN.......................................................................................................xiv
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................. 3
1.3 Hipotesis Penelitian ............................................................................................................ 3
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................................... 3
1.4.1 Tujuan Umum ........................................................................................................................................3
1.4.2 Tujuan Khusus........................................................................................................................................3
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................................................. 4
1.5.1 Peneliti ...................................................................................................................................................4
1.5.2 Insititusi Pendidikan ..............................................................................................................................4
1.5.3 Responden .............................................................................................................................................4

BAB II ....................................................................................................................................... 5
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................... 5
2.1 Landasan Teori ................................................................................................................... 5
2.1.1 Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) ................................................................ 5
2.1.1.1 Kondisi Pandemi Secara Umum..........................................................................................................5
2.1.1.2 Pemberlakuan Perkuliahan Secara Daring .........................................................................................5
2.1.2 Konsep Kecemasan ......................................................................................................... 6
2.1.2.2 Jenis – Jenis Kecemasan .....................................................................................................................7
2.1.2.3 Tingkatan Kecemasan .........................................................................................................................8
2.1.2.4 Tanda dan Gejala Kecemasan .............................................................................................................9
2.1.2.5 Pengukuran Tingkat Kecemasan ........................................................................................................9
2.1.2.6 Faktor -Faktor Penyebab Kecemasan .............................................................................................. 10
2.1.3 Konsep Tidur ................................................................................................................. 11
2.1.3.1 Pengertian Tidur .............................................................................................................................. 11
2.1.3.2 Kebutuhan Tidur Manusia ............................................................................................................... 12
2.1.3.3 Tahapan dan Siklus Tidur ................................................................................................................. 13
2.1.3.4 Kualitas Tidur ................................................................................................................................... 14
2.1.3.5 Pengukuran Kualitas Tidur ............................................................................................................... 16
2.1.3.7 Gangguan Tidur ............................................................................................................................... 18

viii
2.1.4 Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur ..................................................... 18
2.1.5 Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Skripsi ............................................................. 19
2.1.6 Gambaran Tingkat Kecemasan Mahasiswa Yang Menyusun Skripsi Di Masa Pandemi
COVID-19 ............................................................................................................................... 20
2.2 Kerangka Teori ................................................................................................................. 22
2.3 Kerangka Konsep .............................................................................................................. 23
2.4 Definisi Operasional ......................................................................................................... 24
BAB III.................................................................................................................................... 25
METODE PENELITIAN ...................................................................................................... 25
3.1 Desain Penelitian ....................................................................................................... 25
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................................................... 25
3.2.1 Waktu Penelitian ................................................................................................................................ 25
3.2.1 Tempat Penelitian .............................................................................................................................. 25
3.3 Populasi dan Sampel ........................................................................................................ 25
3.3.1 Populasi .............................................................................................................................................. 25
3.3.2 Sampel ................................................................................................................................................ 25
3.4 Kriteria Subjek Penelitian ................................................................................................. 26
3.4.1 Kriteria Inklusi ..................................................................................................................................... 26
3.4.2 Kriteria Ekslusi .................................................................................................................................... 27
3.5 Cara Kerja Penelitian ........................................................................................................ 27
3.6 Alur Penelitian ................................................................................................................. 28
3.7 Manajemen Data.............................................................................................................. 29
3.7.1 Pengumpulan Data ............................................................................................................................. 29
3.7.2 Instrumen Penelitian .......................................................................................................................... 29
3.8 Pengolahan dan Analisis Data ........................................................................................... 32
3.8.1 Pra Analisis .......................................................................................................................................... 32
Setelah responden mengisi kuesioner, peneliti melakukan olah data dengan langkah – langkah sebagai
berikut: ........................................................................................................................................................ 32
3.8.2 Analisis Univariat ................................................................................................................................ 33
3.8.3 Analisis Bivariat ................................................................................................................................... 33

BAB IV .................................................................................................................................... 34
HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................................. 34
4.1 Hasil................................................................................................................................. 34
4.1.1 Karakteristik Responden ..................................................................................................................... 34
4.1.2 Analisis Univariat ................................................................................................................................ 38
4.1.3 Analisis Bivariat ................................................................................................................................... 41
4.2 Pembahasan .................................................................................................................... 42
4.2.1 Karakteristik Umum Responden ......................................................................................................... 42
4.2.2 Tingkat Kecemasan Mahasiswa FK UIN Jakarta Angkatan 2018 yang Menyusun Skripsi di
Masa Pandemi COVID-19 ....................................................................................................... 45
4.2.3 Kualitas Tidur Mahasiswa FK UIN Jakarta Angkatan 2018 yang Menyusun Skripsi di Masa
Pandemi COVID-19................................................................................................................. 46

ix
4.2.4 Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur Mahasiswa FK UIN Jakarta Angkatan
2018 yang Menyusun Skripsi di Masa Pandemi COVID-19........................................................ 47
BAB V ..................................................................................................................................... 49
KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................................. 49
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 49
5.2 Saran ............................................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 50
LAMPIRAN............................................................................................................................ 57
Lampiran 1. Kuesioner Penelitisn ............................................................................................ 57
Lampiran 2: Hasil Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov ............................................................. 65
Lampiran 3: Hasil Uji Korelasi Spearman’s Rho ........................................................................ 65
Biodata Peneliti ...................................................................................................................... 66

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Definisi Operasional………………………………………………...…….……25

Tabel 3. 1 Blue Print Kuesioner SAS/ZRAS………………………………………………31

Tabel 3. 2 Blue Print Kuesioner PSQI……………………………………………………..32

Tabel 3. 3 Kisi – kisi Pertanyaan Terbuka Kuesioner PSQI……………………………….32

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden……………………………………………………….35

Tabel 4.2 Tempat Tinggal saat Menyusun Skripsi………………………………………...36

Tabel 4.3 Jenis Penelitian Skripsi…………………………………………………….……36

Tabel 4.4 Komunikasi Bimbingan dengan Dosen Pembimbing……………………….…..36

Tabel 4.5 Frekuensi Bimbingan Skripsi…………………………………………..………..37

Tabel 4.6 Pola Bimbingan Skripsi…………………………………………………..……...37

Tabel 4.7 Riwayat Positif COVID-19 saat Menyusun Skripsi………………………..……37

Tabel 4.8 Riwayat Gangguan Kecemasan sebelum Menyusun Skripsi……………….…...38

Tabel 4.9 Riwayat Penyakit Kronik saat Menyusun Skripsi…………………………….…38

Tabel 4.10 Data Distribusi Sampel berdasarkan Tingkat Kecemasan………………………39

Tabel 4.11 Data Distribusi Skor PSQI……………………………………………………...40

Tabel 4.12 Data Distribusi Sampel berdasarkan Kualitas Tidur……………………………41

xi
DAFTAR SKEMA

Skema 2. 1 Siklus Tidur Normal……………………………………………………………15

Skema 2. 2 Kerangka Teori…………………………………………………..……………..23

Skema 2. 3 Kerangka Konsep…………………………………………………..…………..24

Skema 3. 1 Alur Penelitian……………………………………………………...…………..29

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian……………………………………………………. 58

Lampiran 2. Hasil Uji Normalitas……………………………………………………. 66

Lampiran 3. Hasil Uji Korelasi………………………………………………………. 66

Lampiran 4. Biodata Peneliti ………………………………………………………… 67

xiii
DAFTAR SINGKATAN

PPKM : Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat


COVID-19 : Coronavirus Disease-19
PDSKJI : Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia
CFR : Case Fatality Rate
WHO : World Health Organization
SAS/ ZRAS : Zung Self Rating Anxiety Scale
HARS : Hamilton Anxiety Rating Scale
BAI : Back Anxiety Inventory
STAI : State-Trait Anxiety Inventory
REM : Rapid Eye Movement
NREM : Non Rapid Eye Movement
PSQI : Pittsburgh Sleep Quality Index
CI : Confidence Interval

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemerintah secara resmi pada tanggal 2 Maret 2020, mengumumkan kasus pertama
COVID-19 di Indonesia. Dua orang warga Indonesia terkonfirmasi positif COVID-19 setelah
melakukan kontak langsung dengan warga Jepang yang sedang berkunjung ke Indonesia1.
Sejak saat itu kasus positif COVID-19 meningkat pesat, hingga proposal ini ditulis, tercatat
kasus positif COVID-19 tertinggi pada 16 Februari 2022 yakni 64.718 kasus dalam satu hari2.
Karena peningkatan kasus COVID-19 yang sangat pesat, pemerintah Indonesia
melakukan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) guna
mempercepat penanganan COVID-19. Dengan kebijakan tersebut kegiatan masyarakat
menjadi terbatas, seperti bekerja, bersekolah, atau kegiatan lain yang berpotensi meningkatkan
penularan COVID-19 dilakukan secara daring. Mahasiswa tingkat akhir diwajibkan untuk
menyusun skripsi sebagai syarat kelulusan. Skripsi merupakan karya tulis ilmiah yang disusun
mahasiswa program S1 yang membahas topik atau bidang tertentu berdasarkan hasil kajian
pustaka yang ditulis oleh para ahli, hasil penelitian lapangan, atau hasil pengembangan
(eksperimen)3. Dalam menyusun skripsi, kendala yang biasanya dihadapi oleh mahasiswa pada
masa pandemi COVID-19 yakni, penyusunan skripsi secara daring, buku-buku atau jurnal
referensi yang masih sedikit, komunikasi bimbingan dengan dosen pembimbing, tidak dapat
mengatur waktu, kondisi lingkungan yang kurang mendukung dan aktif berorganisasi4.
Kondisi tersebut dapat mempengaruhi psikologis pada mahasiswa tingkat akhir sehingga
mengalami kecemasan yang berlebihan sehingga menyebabkan mahasiswa sulit untuk tidur.
Kecemasan merupakan kondisi individu yang menunjukkan keadaan emosi yang
ditimbulkan dari pikiran – pikiran dan perasaan yang tidak menyenangkan5. Perhimpunan
Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) telah melakukan survei secara daring
terkait kondisi mental masyarakat Indonesia. Survei pertama yang dilakukan terhadap 1,552
responden pada tanggal 23 April 2020 sebanyak 63% responden mengalami kecemasan. Survei
kedua dilakukan pada 14 mei 2020 terhadap 2,364 responden didapatkan hasil yang tidak jauh
berbeda dengan survei pertama yakni 68% responden mengalami kecemasan (PDSKJI, 2020)6.
Data berdasarkan survei tersebut menggambarkan bahwa masyarakat Indonesia mengalami
kecemasan akibat pandemi COVID-19.

1
Perubahan yang terjadi pada mahasiswa akibat COVID-19 tentunya berdampak pada
psikologis mahasiswa. Hasil penelitian (Cao et al, 2020) pada 7143 mahasiswa menunjukkan
bahwa 0,9% mahasiswa mengalami ansietas berat, 2,7% mengalami ansietas sedang, 21,3%
mengalami ansietas ringan. Selain itu, tinggal di daerah perkotaan (OR = 0,810, 95% CI =
0,709 – 0,925), stabilitas pendapatan keluarga (OR = 0,726, 95% CI = 0,645 -0,817) dan tinggal
bersama orang tua (OR = 0,752, 95% CI = 0,596) -0,950) adalah faktor pencegahan ansietas.
Selanjutnya, memiliki kerabat atau kenalan yang terinfeksi COVID-19 adalah faktor risiko
terjadinya ansietas pada mahasiswa (OR = 3.007, 95% CI = 2.377 -3.804). Hasil analisis
korelasi menunjukkan bahwa efek ekonomi, dan efek pada kehidupan sehari-hari, serta
keterlambatan dalam kegiatan akademik, secara positif berhubungan dengan gejala ansietas (P
<0,001). Namun, dukungan sosial berkorelasi negatif dengan tingkat ansietas (P <0,001) 7.
Kecemasan akibat pandemi COVID-19 khususnya dialami oleh mahasiswa. Penyebab
kecemasan yang dialami mahasiswa diantaranya karena perubahan kegiatan perkuliahan yang
dilakukan secara daring, respon terhadap stressor yang kurang baik, beban tugas pembelajaran
yang berat, situasi lingkungan sekitar yang kurang mendukung, kemampuan mahasiswa
membagi waktu untuk belajar dan kegiatan lain8.

Gangguan kualitas tidur akibat kecemasan pada masa pandemi COVID – 19


menyebabkan angka kejadian insomnia semakin meningkat dan orang – orang yang sudah
mengalami insomnia gejalanya akan semakin parah selama pandemi COVID – 199. Gangguan
pola tidur mempengaruhi keadaan psikologis dan psikososial, dapat menurunkan tekanan
darah, mudah merasa lelah, kurang tidur, sakit kepala, berpikir menjadi tidak fokus, kemudian
beraktivitas menjadi lebih lambat, tidak dapat berkonsentrasi sehingga banyak membuat
kesalahan, dan mudah lupa, dan risiko mengalami cedera atau kecelakaan karena penurunan
konsentrasi diakibatkan mengantuk10. Berhubung penelitian mengenai tingkat kecemasan dan
pola tidur mahasiswa tingkat akhir yang menyusun skripsi selama pandemi COVID - 19 masih
sedikit, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Hubungan antara Tingkat
Kecemasan dengan Kualitas Tidur pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2018 yang menyusun skripsi di masa pandemi COVID-19”.

2
1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana Hubungan antara Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur pada Mahasiswa
Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2018 yang menyusun skripsi
di masa pandemi COVID-19?

1.3 Hipotesis Penelitian

Tingkat kecemasan mempengaruhi kualitas tidur mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta angkatan 2018 yang menyusun skripsi di masa pandemi COVID – 19.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum


Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara tingkat
kecemasan dengan kualitas tidur pada mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2018 yang menyusun skripsi di masa pandemi COVID-19.
1.4.2 Tujuan Khusus
a. Memperoleh gambaran karakteristik mahasiswa Fakultas Kedokteran Uin Syarif
Hidayatullah Jakarta angkatan 2018 yang menyusun skripsi di masa pandemi COVID-
19
b. Mengetahui tingkat kecemasan mahasisa Fakultas Kedokteran Uin Syarif Hidayatullah
Jakarta Angkatan 2018 yang menyusun skripsi di masa pandemi COVID-19
c. Mengetahui kualitas tidur mahasiswa Fakultas Kedokteran Uin Syarif Hidayatullah
Jakarta Angkatan 2018 yang menyusun skripsi di masa pandemi COVID-19
d. Menganalisis hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur mahasiswa Fakultas
Kedokteran Uin Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2018 yang menyusun skripsi di
masa pandemi COVID-19.

3
1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur pada Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Uin Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2018 yang Menyusun Skripsi di Masa
Pandemi COVID-19 ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1.5.1 Peneliti

1. Manfaat bagi peneliti dalam melakukan penelitian ini ialah sebagai syarat mendapatkan
gelar S.Ked dan melanjutkan pendidikan ke tahap profesi atau co-assisstant

2. Manfaat bagi peneliti ialah meningkatkan kemampuan dalam melakukan penelitian,


pengetahuan dan wawasan mengenai hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur
pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Uin Syarif Hidayatullah Jakarta yang menyusun
skripsi di masa pandemi COVID-19

1.5.2 Insititusi Pendidikan

Manfaat bagi institusi pendidikan ialah sebagai literatur dalam melakukan skrinning
kesehatan tentang pencegahan terjadinya kecemasan pada mahasiswa yang menyusun
skripsi di masa pandemi COVID-19 agar tidak mengganggu kualitas tidurnya.

1.5.3 Responden

Manfaat bagi responden ialah meningkatkan dan menjaga status kesehatan dalam
mengatasi kecemasan saat menyusun skripsi ditengah pandemi COVID-19 sehingga dapat
memenuhi kualitas tidurnya dan mampu menyelesaikan skripsi dengan baik.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)

2.1.1.1 Kondisi Pandemi Secara Umum


Kasus COVID-19 pertama di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020 sejumlah 2
kasus akibat kontak langsung dengan warga jepang yang sedang berkunjung ke
Indonesia1. Diketahui penyebaran virus corona dengan melalui percikan liur atau
droplet, percikan tersebut dapat terjadi Ketika seseorang batuk, bersin, maupun
berbicara. Karena interaksi sosial yang tinggi, terjadi lonjakan kasus COVID-19. Pada
tahun 2021, tercatat kasus terkonfirmasi COVID-19 tertinggi pada 15 Juli 2021 dengan
15.757 kasus dalam satu hari. Kemudian pada tahun 2022, tercatat kasus terkonfirmasi
COVID-19 tertinggi pada 16 Februari 2022 dengan 64.718 kasus dalam satu hari. Total
keseluruhan kasus positif COVID-19 hingga saat ini yaitu 5.197.505 dengan 146.365
kasus kematian (CFR 2,8%)2.
Karena penularan COVID-19 yang sangat cepat, pemerintah Indonesia
memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar pada 31 Maret 2020, hal ini
tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020, yang mengatur
pembatasan sosial berskala besar sebagai respons terhadap COVID-19. Dengan adanya
kebijakan pemerintah tersebut, dampak dirasakan seluruh aspek masyarakat mulai dari
aktivitas ekonomi, pendidikan, dan aktivitas sosial lainnya.

2.1.1.2 Pemberlakuan Perkuliahan Secara Daring


World Health Organization (WHO) menetapkan COVID-19 sebagai keadaan
darurat internasional. Kemudian Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
mengeluarkan surat keputusan nomor 13 A terkait penetapan masa darurat akibat virus
corona. Berdasarkan penetapan tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) mengeluarkan Surat Edaran dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor: 36962/MPK.A/HK/2020 tertanggal 17 Maret 2020 tentang Pembelajaran
secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam rangka Pencegahan Penyebaran Corona
Virus Disease (COVID-19)11.

5
Berdasarkan Peraturan Pemerintah, perguruan tinggi melakukan kegiatan
pembelajaran secara daring, hal ini menyebabkan mahasiswa harus beradaptasi pada
metode pembelajaran ini. Mahasiswa harus melakukan semua proses pembelajaran
melalui online seperti cara mendapatkan materi, mengumpulkan tugas, mengerjakan tes
hingga proses pelaksanaan praktikum, pada metode pembelajaran ini tentu memiliki
banyak kekurangan seperti koneksi internet yang terganggu dan tidak stabil, kemudian
kondisi tempat atau lokasi belajar yang tidak kondusif, serta beban tugas bertambah
dari biasanya kuliah tatap muka, hal ini dapat menjadi faktor yang menyebabkan
mahasiswa mengalami kecemasan17.

2.1.2 Konsep Kecemasan

2.1.2.1 Pengertian Kecemasan


Kecemasan merupakan hal yang lumrah terjadi pada siapapun dan dalam
kondisi apapun bergantung pada kemampuan seseorang menghadapi stressor.
Ketidakmampuan seseorang dalam mengontrol kecemasan, maka akan berdampak
pada fisik dan psikis orang tersebut. Cemas berasal dari Bahasa Latin “anxius” dan
dalam Bahasa Jerman “anst” yang berarti kecemasan yaitu suatu kata yang digunakan
untuk menggambarkan efek negatif dan rangsangan fisiologis.
Kecemasan adalah suatu keadaan tertentu (State anxiety), yaitu mengahadapi
situasi yang tidak pasti dan tidak menentu terhadap kemampuannya dalam menghadapi
tes, berupa emosi yang kurang menyenangkan yang dialami oleh individu dan bukan
kecemasan sebagai sifat yang melekat pada kepribadiannya12.
Menurut American Psychological Association (APA) kecemasan merupakan
keadaan emosi yang muncul saat individu sedang stress, dan ditandai oleh perasaan
tegang, pikiran yang membuat individu merasa khawatir dan disertai respon fisik
(jantung berdetak kencang, naiknya tekanan darah, dan lain sebagainya) 13. Hal senada
diungkapkan oleh Freud, ia menjelaskan bahwa kecemasan merupakan situasi afektif
yang dirasa tidak menyenangkan yang diikuti oleh sensasi fisik yang memperingatkan
seseorang akan bahaya yang mengancam. Perasaan tidak menyenangkan ini biasanya
samar-samar dan sulit dipastikan, tetapi selalu terasa 14.
Menurut Harlock kecemasan merupakan bentuk perasaan khawatir, gelisah dan
perasaan-perasaan lain yang kurang menyenangkan.Kecemasan sering muncul pada
individu manakala berhadapan dengan situasi yang tidak menyenangkan.Pada tingkat

6
kecemasan yang sedang, persepsi individu lebih memfokuskan hal yang penting saat
itu saja dan mengesampingkan hal yang lainnya. Pada tingkat kecemasan yang
berat/tinggi, persepsi individu menjadi turun, hanya memikirkan hal yang kecil saja dan
mengabaikan yang lainnya, sehingga individu tidak dapat berfikir dengan tenang15.
Berdasarkan pengertian kecemasan yang dipaparkan para ahli diatas, dapat
disimpulkan bahwa kecemasan merupakan perasaan takut dan gelisah akan sesuatu
yang belum tentu terjadi dimasa yang akan datang, dengan alasan tertentu sebagai
pemicu kecemasan tersebut. Dalam hal ini pemicu tersebut yakni pandemi COVID-19
pada mahasiswa akhir yang menyusun skripsi.

2.1.2.2 Jenis – Jenis Kecemasan


Menurut Sigmund Freud (dalam Feist & Feist, 2012), membagi kecemasan
menjadi tiga jenis, yaitu :
a. Kecemasan Neurosis (neurotic anxiety), merupakan perasaan cemas akiba
bahaya yang tidak diketahui. Perasaan itu sendiri berada pada ego, tetapi muncul dari
dorongan.
b. Kecemasan Realistis (realistic anxiety), kecemasan ini didefinisikan sebagai
persaaan yang tidak menyenangkan dan idak spesifik yang mencakup kemungkinan
bahaya itu sendiri.
c. Kecemasan Moral (moral anxiety), bermula dari konflik antara ego dan
uperego. Ketika anak membangun superego biasanya di usia lima atau enam tahun
mereka mengalami kecemasan yang tumbuh dari konflik antara kebutuhan realistis dan
perintah superego14.
Menurut Peplau (dalam Muyasaroh, 2020) peneliti membagi kecemasan dengan
beberapa indikatornya yaitu :
a) Kecemasan umum, kecemasan yang ditandai dengan gemetar dan keringat
dingin, ketegangan otot, cepat emosional, pusing, berkemih terus menerus, susah
tertidur, jantung berdebar-debar dengan cepat, mudah kelelahan, nafsu makan menurun
dan kesulitan berkonsentrasi.
b) Kecemasan gangguan panik, yang digambarkan dengan jantung berdebar
– debar, ketakutan, gemetar pada ekstrimitas (tangan atau kaki), mudah untuk keringat,
sesak dada, dan wajah pucat.

7
c) Kecemasan sosial, pemicu ketakutan ini berasal dari keadaan sosial. Merasa
gugup, canggung, tidak nyaman berada di lingkungan sosial. Ditandai dengan jantung
berdetak kencang, gemetar, keringat dingin saat berada disituasi tersebut.
d) Kecemasan obsesif, ditandai dengan indikator paranoid sehingga selalu
merasa gugup, takut dan khawatir. Ciri khas pada kecemasan obsesif yakni melakukan
sesuatu yang berulang dan ada rasa tidak nyaman ketika tidak melakukannya13.
2.1.2.3 Tingkatan Kecemasan
Pandemi COVID-19 menjadi menyebabkan gangguan cemas yang merupapan
bentuk pertahanan diri dari situasi yang mengancam, namun apabila disikapi berlebihan
akan mengakibatkan gangguan kondisi psikologis mulai dari kecemasan ringan higga
serangan panik16.
Menurut (Muyasaroh, 2020) tingkat kecemasan ada 4 yaitu13 :
a. Kecemasan Ringan
Kecemasan yang berkaitan dengan kegiatan sehari-hari. Diri akan semakin waspada
dan fokus semakin meningkat sehingga dapat mengelola masalah dengan baik.
Perubahan fisiologisnya berupa mengalami kesulitan saat hendak tidur karena gelisah
dan sangat sensitif terhadap bunyi atau suara.
b. Kecemasan Sedang
Individu yang mengalami kecemasan ini menjadikan pikirannya terpusat akan sesuatu
hal dan mengabaikan yang lainnya, dan juga bisa melakukan sesuatu menjadi lebih
terarah. Perubahan fisiologisnya, sulit untuk bernafas, tekanan darah dan juga denyut
nadi tinggi mulut menjadi kering dan juga merasa gelisah.
c. Kecemasan Berat
Kecemasan yang berpengaruh terhadap pikiran individu, lebih fokus akan sesuatu hal
secara spesifik, detail dan tidak bisa memikirkan hal lain. Kecemasan berat dirasakan
oleh mahasiswa karena belum dapat menyesuaikan diri pada perubahan budaya dan
kondisi yang baru atau disebut dengan culture shock17. Hal ini dapat ditandai dengan
mahasiswa fokus terhadap hal detail saja, persepsi menjadi berkurang, perhatian juga
menjadi terbatas, tidak bisa berkonsentrasi dalam mengatasi masalah, tidak bisa belajar
dengan baik, kepala menjadi sakit, mual, badan gemetar, susah untuk tidur, takikardi,
mengalami diare, menjadi lebih emosional dan hanya fokus pada dirinya sendiri.
d. Panik
Kecemasan pada tingkatan ini berkaitan akan perasaan takut dan terror yang
menyebabkan individu kehilangan kontrol dan tidak bisa mengerjakan sesuatu

8
meskipun sudah diarahkan. Panik menyebabkan aktivitas motoric meningkat,
penurunan kemampuan interaksi sosial, persepsi menjadi salah, berpikir sudah tidak
rasional lagi dan jika terus berlangsung bisa menyebabkan terjadinya kelelahan dan
berujung pada kematian
2.1.2.4 Tanda dan Gejala Kecemasan
Terdapat beberapa tanda dan gejala kecemasan yakni :
a. Gejala fisik : gejala yang ditimbulkan dapat berupa gemetaran, merasa nyeri pada
perut juga dada, mudah keringat, tangan dan kaki basah oleh keringat, nyeri pada bagian
kepala, mual, mulut menjadi kering, nafas tersengal – sengal, detak jantung menjadi
cepat, tubuh dan juga jari – jari terasa dingin.
b. Gejala perilaku : berperilaku menghindar seolah tidak nyaman dengan keadaan
yang dihadapi saat itu, mengasingkan diri dari lingkungan yang menyebabkan
kecemasan, selalu merasa gelisah, dan perasaan tidak berdaya
c. Gejala kognitif : gelisah dan mengkhawatirkan keadaan yang belum tentu akan
terjadi, berpikir berlebihan terhadap perasaan yang datang dari dalam diri, memikirkan
sesuatu secara berlebihan, takut tidak dapat mengontrol diri, memikirkan hal yang
secara terus – menurus mengganggu dan sulit memfokuskan pikiran atau
berkonsentrasi18.
Dampak dari Pandemi COVID-19 bagi beberapa orang yakni menyebabkan
gangguan mental seperti rasa curiga, rasa ketakutan, kecemasan, dan kegelisahan.
Mahasiswa yang mengalami cemas akibat pandemi COVID-19 bagi Sebagian individu
tidak ditandai dengan reaksi fisiologis, namun Sebagian lain dapat mengalami reaksi
fisiologis seperti jantung berdetak kencang, telapak tangan berkeringat, bagian tubuh
gemetar, nyeri pada kepala dan perut19.
2.1.2.5 Pengukuran Tingkat Kecemasan
Beberapa pengukuran yang dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat
kecemasan seseorang yakni dengan menggunakan kuesioner, diantaranya20:
1. Zung Self Rating Anxiety Scale (SAS/ ZRAS)
Zung Self Rating Anxiety Scale (ZRAS) merupakan kuesioner yang memiliki 2
komponen, yaitu respon fisiologis dan respon psikologis. Kuesioner ini menilai tingkat
kecemasan secara kualitatif, bertujuan untuk menilai kecemasan sebagai kelainan klinis
dan menentukan gejala kecemasan. Dirancang oleh William W. K. Zung digunakan
untuk pasien dewasa yang dikembangkan berdasarkan gejala kecemasan dalam
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM-IV).

9
2. Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS)
Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) merupakan kuesioner yang dirancang oleh
Max Hamilton bertujuan untuk menilai kecemasan sebagai gangguan klinik dan
mengukur gejala kecemasan. Penilaian skor dalam kuesioner ini dilakukan oleh petugas
kesehatan. Kuesioner ini bukan untuk mendeteksi gejala kecemasan, akan tetapi
ditujukan untuk pasien yang telah terdiagnosis gangguan kecemasan.
3. Back Anxiety Inventory (BAI)
Back Anxiety Inventory (BAI) merupakan kuesioner yang ditujukan untuk kalangan
remaja hingga dewasa bertujuan mengukur tingkat keparahan kecemasan yang
dirancang khusus untuk meminimalisir kerancuan dengan gejala depresi. Pengisian
kuesioner ini dapat dilakukan oleh responden akan tetapi penilaian dilakukan oleh
peneliti.
4. State-Trait Anxiety Inventory (STAI)
State-Trait Anxiety Inventory (STAI) merupakan kuesioner yang digunakan untuk
mempelajari kecemasan pada responden normal dengan kelompok usia dewasa.
Kuesioner ini juga digunakan pada kelompok usia dewasa sebagai screening gangguan
kecemasan.

2.1.2.6 Faktor -Faktor Penyebab Kecemasan


Beberapa faktor yang mempengaruhi kecemasan seseorang menurut
(Sitohang,2021), diantaranya21 :
a. Usia
Usia cukup yang dimiliki seseorang diharpkan semakin baik pula tingkat
kematangan seseorang walau sebenarnya tidak bersifat mutlak. Karena usia tidak
mencerminkan kedewasaan seseorang menghadapi stressor.
b. Status kesehatan jiwa dan fisik
Masalah kesehatan mental dan fisik dapat mempengaruhi penurunan mekanisme
pertahanan individu terhadap stressor
c. Nilai- nilai budaya dan spiritual
Budaya dan spiritualitas mempengaruhi cara berpikir seseorang, lingkungan yang
baik dapat membentuk pola pikir kita dalam menghadapi situasi dan semakin baik
regulitas yang dimiliki seseorang maka akan menilai masalah dengan cara yang
positif sehingga masalah akan teratasi.

10
c. Pendidikan
Kemampuan pola pikir seseorang dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan.
Sesesorang dengan tingkat pendidikan yang rendah sangat mudah mengalami untuk
mengalami kecemasan, sedangkan seseorang dengan tingkat pendidikan tinggi
memiliki mekanisme pertahanan terhadap stressor.
d. Respon koping
Mekanisme koping yang baik dapat memberikan perlindungan diri ketika
kecemasan muncul dan mempu mengatasi rasa cemas tersebut. Jika mekanisme
koping yang dimiliki oleh seseorang tersebut tidak baik maka hal ini menyebabkan
perilaku patologis.
e. Pengetahuan
Ketidaktahuan menyebabkan kecemasan dan pengetahuan yang baik yang dimiliki
oleh seseorang dapat digunakan untuk mengatasi kecemasan. Gangguan kecemasan
akibat Pandemi COVID-19 juga bisa disebabkan oleh ketakutan terhadap wabah,
cemas akan kebutuhan hidup dan sedikitnya informasi dan juga fakta mengenai
pandemi COVID – 1922. Selain itu minimnya informasi yang diterima mahasiswa
mengenai keadaan pandemi COVID – 19 juga dapat memicu kecemasan pada
mahasiswa23.
Faktor lain yang dapat menyebabkan mahasiswa mengalami kecemasan pada
masa pandemi COVID-19 yakni kegiatan perkuliahan yang dilakukan secara daring
sehingga mahasiswa mengalami situasi yang tidak biasa mereka hadapi dan perlu
adaptasi dengan kondisi belajar yang baru. Khususnya mahasiswa kedokteran
tingkat akhir yang menyusun skripsi, penelitian tidak disarankan dilakukan di
laboratorium, dan juga praktikum yang dilakukan secara daring meyebabkan
mahasiswa mengalami kecemasan atas kelulusan dan kompetensi yang ia miliki.

2.1.3 Konsep Tidur

2.1.3.1 Pengertian Tidur


Tidur berasal dari bahasa latin Somnum yang memiliki arti alami periode
pemulihan. Tidur ditandai dengan aktifitas fisik yang minimal, perubahan proses
fisiologis tubuh, dan penurunan respon terhadap rangsangan eksternal. Kualitas tidur
adalah karakteristik subjektif yang ditentukan oleh perasaan yang dialami individu
ketika terbagun dari tidur, baik perasaan energik maupun tidak24. Tidur merupakan

11
keadaan alami ditandai dengan perubahan status kesadaran, dan individu dapat
dibangunkan dengan sebuah rangsangan25.
Diketahui seseorang dengan waktu tidur yang terpenuhi dan memiliki kualitas
tidur yang baik maka dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Sedangkan individu
dengan waktu tidur yang tidak tepenuhi dan kualitas tidur yang tidak optimal maka
dapat menurunkan fokus dan berdampak pada kegiatan sehari-hari. Tidur dengan waktu
yang cukup dan kuakitas tidur yang baik juga dapat meningkatkan imunitas, memori
dan sistem metabolisme tubuh26.
Tidur juga berarti tubuh menghemat energi selama tidur. Saat tidur otot-otot
rangka semakin rileks, dan tidak adanya kontraksi otot mempertahankan energi kimia
untuk proses seluler. Tidur akan menurunkan laju metabolism basal yang selanjutnya
dapat menghemat suplai energi tubuh27.

2.1.3.2 Kebutuhan Tidur Manusia


Seseorang membutuhkan waktu tidur yang cukup dengan kualitas tidur yang baik
seperti tidak terbangun saat tidur, tidur dengan lelap, dan merasa segar ketika bangun
tidur. Kebutuhan waktu tidur tersebut dibagi berdasarkan kelompok usia oleh (Alfi &
Yuliwar, 2018) sebagai berikut26 :
a. Bayi usia 1 – 18 bulan : memiliki waktu tidur 12 – 14 jam dalam sehari.
b. Balita : memiliki waktu tidur 10 – 12 jam dalam sehari dengan siklus tidur REM
25%.
c. Remaja memiliki jam tidur 7 – 8 jam dalam sehari.
d. Dewasa muda (18- 40 tahun) : memiliki jam tidur yang tidak jauh berbeda dengan
remaja yaitu 7 – 8 jam/hari dan 20 – 25% siklus REM.
e. Dewasa menengah (40 – 60 tahun) : 7 – 8 jam/hari dan 20% adalah REM.
f. Lansia ( > 60 tahun) : memiliki waktu tidur 6 jam dalam sehari dan 20 – 25% adalah
REM dan individu pada usia ini sering mengalami insomnia.
Sedangkan menurut (Reza et.al, 2019) kebutuhan tidur dikelompokkan berdasarkan
usia yakni27 :
a. Waktu tidur bayi baru lahir yaitu 16 jam/hari.
b. anak usia 3 – 5 tahun kebutuhan jam tidur menurun menjadi 11 jam/hari.
c. Remaja usia 9 – 10 tahun waktu tidurnya 10 jam/hari.
d. Orang dewasa memiliki pola tidur rata – rata 7,5 – 8 jam/malam
e. lansia memiliki pola tidur bifasik.

12
Kebutuhan waktu tidur yang cukup selama pandemi COVID-19 menjadi tidak
terpenuhi karena mahasiswa mengalami kecemasan. Kecemasan tersebut dapat berupa
ketakutan terhadap penyakit, kecemasan akan tugas kuliah maupun menyusun skripsi
menyebabkan mahasiswa tidak dapat mengatur antara waktu tidur dan waktu kerja
selama pandemi COVID-19 sehingga kesulitan untuk tidur dan berpengaruh buruk
pada kualitas tidur8.
2.1.3.3 Tahapan dan Siklus Tidur
Tidur normal memiliki dua fase, yaitu Non Rapid Eye Movement (NREM) dan Rapid
Eye Movement (REM).
a. Non Rapid Eye Movement (NREM)
Tahapan Tidur NREM terjadi ketika tonus pembuluh darah dan fungsi organ
tubuh mengalami penurunan dan aktivitas Reticular Activating System (RAS)
berlokasi di batang otak dihambat. RAS diketahui terdiri dari sel khusus yang
mempertahankan kewaspadaan saat tidur. Sekitar 75% hingga 80% tidur pada
malam hari adalah tidur NREM. Terdapat empat tahap pada Tidur NREM:
1. Tahap I
Tahap ini merupakan tahap tidur dangkal yakni perpindahan dari terjaga menuju
tidur, seseorang akan merasa rileks dan mulai memejamkan matanya hanya
dalam beberapa menit. Pada tahap ini aktivitas otot menurun, tekanan darah
menurun, nafas menjadi dangkal, dan bola mata bergerak perlahan. Seseorang
akan mudah terbangun dan menyangkal dirinya telah tidur
2. Tahap II
Sebagian proses tubuh mengalami penurunan, seperti penurunan tekanan darah,
penurunan aktivitas otak, penurunan suhu tubuh, dan gerakan mata umumnya
menjadi terhenti. Tahap ini berlangsung sekitar 10 hingga 15 menit dan
membutuhkan rangsangan lebih untuk bangun, seperti menyentuh atau
menggetarkan
3. Tahap III dan IV
tahap ini disebut sebagai fase tidur dalam atau deep sleep. Pada tahap ini
gelombang otak menjadi lebih teratur dan terdapat penambahan gelombang
delta yang lambat. Pada tahap IV merupakan fase tidur paling dalam dimana
gelombang otak menjadi sangat lambat dan aliran darah diarahkan jauh dari
otak dan menuju otot guna memulihkan energi. Seseorang akan sulit
dibangunkan sehingga membutuhkan rangsangan yang lebih kuat.

13
b. Rapid Eye Movement (REM)
Sekitar 90 hingga 120 menit setelah fase NREM, dilanjutkan fase REM yang terjadi
selama 5 hingga 30 menit. Secara rerata, tidur REM menempati 20% waktu tidur total
pada masa remaja dan sebagian besar pada masa dewasa. Pada tahap ini sering terjadi
mimpi dikarenakan kadar asetilkolin dan dopamine meningkat, kedua neurotransmitter
ini terkait dengan aktivasi kortikal. Jenis tidur ini juga disebut tidur paradoks karena
aktivitas elektroensefalogram (EEG) menyerupai aktivitas bangun. Terjadi gerakan
mata yang khas, tonus otot volunter menurun drastis, dan refleks tendon dalam tidak
ada. Dalam fase ini, orang yang tidur mungkin sulit untuk bangun atau mungkin
terbangun secara spontan, sekresi lambung meningkat, dan detak jantung dan
pernapasan sering tidak teratur. Diperkirakan bahwa area otak yang berfungsi untuk
belajar, berpikir, dan mengatur informasi dirangsang selama tidur REM 28.
Tidur normal memilki siklus seperti pada skema berikut:

Tahap Pra Tidur

NREM tahap I NREM tahap II NREM tahap III NREM tahap IV

Tidur REM

NREM tahap IV NREM tahap III

Skema 2.1 Siklus Tidur Normal


Siklus ini merupakan salah satu dari irama sirkadian yang merupakan siklus dari 24 jam
kehidupan manusia. Keteraturan irama sirkadian ini juga merupakan keteraturan tidur
seseorang. Jika terganggu, maka fungsi fisiologis dan psikologis dapat terganggu29.

2.1.3.4 Kualitas Tidur


Kualitas tidur adalah perasaan puas individu terhadap tidur yang dialami,
sehingga individu tidak merasakan perasaan lelah, mudah tersinggung, apatis, dan pada
bawah mata mengalami kehitaman, kelopak mata akan bengkak, konjungtiva memerah,
mata terasa perih, tidak bias memusatkan perhatian, sakit kepala, dan mengantuk30.

14
Terdapat beberapa komponen yang dapat mempengaruhi kulitas tidur seseorang
yaitu kualitas tidur yang subjektif, latensi tidur, efisiensi tidur, penggunaan obat,
gangguan tidur, durasi, dan daytime disfuction31.
a. Kualitas tidur subjektif
Kualitas tidur subjektif adalah penilaian kualitas tidur yang ada pada diri sendiri
dan bersifat subjektif. Dapat dinilai dari ada atau tidaknya perasaan terganggu atau
tidak nyaman pada diri sendiri berperan terhadap penilaian kualitas tidur.
b. Latensi tidur
Latensi tidur merupakan indicator menentukan kualitas tidur seseorang, dinilai dari
berapa waktu yang dibutuhkan agar seseorang bisa tertidur. Semakin lama waktu
yang dibutuhkan seseorang untuk tidur maka semakin rendah pula kualitas tidurnya.
c. Efisiensi tidur
Efisiensi tidur didapatkan dengan menilai kapan waktu seseorang dapat tertidur dan
durasi tidur seseorang sehingga dapat disimpulkan apakah sudah tercukupi atau
tidak.
d. Penggunaan obat tidur
Penggunaan obat tidur biasanya digunakan seseorang yang telah teriindikasi
mengalami gangguan pola tidurnya dan obat tidur dianggap perlu membantu tidur.
Dosis obat tidur dapat menandakan seberapa berat gangguan tidur yang dialami
seseorang..
e. Gangguan tidur
Gangguan tidur seperti mendengkur, gangguan pergerakan sering mengganggu
tidur, dan mimpi buruk sering kali membangunkan seseorang dari tidurnya.
f. Durasi tidur
Durasi tidur dapat dinilai dari waktu mulai tidur sampai waktu terbangun. Durasi
tidur yang tidak terpenuhi dapat menyebabkan kualitas tidur memburuk. adanya
gangguan pada kegiatan seharihari yang diakibatkan oleh perasaan dapat disebut
juga Daytime disfunction.
g. Disfungsi tidur
Adanya gangguan pada kegiatan sehari - hari yang diakibatkan oleh perasaan dapat
disebut juga Daytime disfunction.

15
2.1.3.5 Pengukuran Kualitas Tidur
Pengukuran kualitas tidur dapat menggunakan metode penilaian berupa kuesioner
Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Pada kuesioner ini terdapat 18 item pertanyaan
yang dikelompokkan dalam 7 komponen, yaitu kualitas tidur secara subjektif, latensi
tidur, efisiensi tidur, penggunaan obat untuk bantu tidur, gangguan tidur yang sering
dialami pada malam hari, durasi tidur, dan disfungsi tidur yang sering dialami pada
siang hari. Metode penilaian menggunakan PQSI ini digunakan untuk menilai kualitas
tidur dalam satu bulan terkahir secara subjektif. Hasil yang didapatkan berupa sleeping
index, dimana skor ≤ 5 menunjukkan kualitas tidur baik, sedangkan skor >5
menunjukkan kualitas tidur yang buruk32.

2.1.3.6 Faktor Yang Mempengaruhi Tidur


Kebutuhan tidur tiap individu berbeda-beda, kemampuan seseorang untuk dapat
tidur dan terpenuhinya waktu tidur menunjukkan kualitas tidur. kualitas tidur dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:
1. Status kesehatan
Seseorang dengan kondisi kesehatan yang baik memungkinkan ia tidur dengan
nyenyak. Sedangkan seseorang dengan kondisi kesehatan kurang baik maka
tidurnya menjadi tidak nyenyak sehingga kebutuhan tidurnya menjadi tidak
terpenuhi32. Salah satu penyakit yang dapat memperbesar kebutuhan tidur yakni
penyakit yang disebabkan oleh infeksi. Beberapa kondisi penyakit lain
menyebabkan pasien kurang tidur bahkan tidak dapat tidur33.
2. Diet
Kebutuhan gizi yang tercukupi dapat mempengaruhi proses tidur seseorang.
Mengonsumsi makanan yang mengandung L-Triptofan seperti keju, susu, daging,
dan ikan tuna dapat menyebabkan seseorang mudah untuk tertidur. Lain halnya
dengan konsumsi minuman yang mengandung kafein maupun alcohol, seseorang
akan lebih sulit untuk tidur. Hal ini dikarenakan kafein memiliki kandungan yang
dapat meningkatkan saraf simpatik sengga menyebabkan kesulitan untuk memulai
tidur33.
3. Gaya Hidup
Aktivitas fisik yang berat sehingga menyebabkan kelelahan dapat mempengaruhi
kualitas tidur. Kekelahan tingkat menengah diketahui dapat memudahkan
seseorang untuk tidur, hingga dapat tertidur dengan nyenyak. Sedangankan

16
seseorang yang mengalami kelelahan yang berlebihan akan menyebabkan periode
tidur REM memendek31.
4. Stress Psikologis
Stress psikologis dapat terjadi ketika individu mengalami ketegangan maupun
kecemasan, hal ini akan berdampak pada kualitas tidurnya. Seseorang yang
memiliki masalah psikososial akan mengalami kegelisahan sehingga sulit untuk
tidur dengan nyenyak33. Kecemasan, ketegangan, dan depresi dapat mempengaruhi
frekuensi tidur. Keadaan cemas dapat meningkatkan norepinefrin darah melalui
sistem saraf simpatik. Kondisi ini akan mengurangi tahap IV NREM dan REM
5. Movitasi
Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan sesorang untuk tidur, sehingga
dapat mempengaruhi proses tidur seseorang. Individu yang berkeinginan untuk
tidur akan lebih mudah memulai tidur, sedangkan seseorang yang berkeinginan
untuk tidak tidur menyebabkan gangguan pada proses tidur sehingga lebih sulit
untuk memulai tidur33.
6. Lingkungan
Lingkungan dapat mempermudah atau menghalangi seseorang untuk tidur.
Lingkungan yang tenang, aman dan nyaman mempengaruhi proses tidur menjadi
lebih baik dan mendapatkan waktu tidur yang cukup. Sedangkan lingkungan yang
bising, dan gaduh dapat menghalangi seseorang untuk tidur, bahkan menyebabkan
kualitas tidur menjadi buruk dan waktu tidur yang tidak cukup.
7. Obat – obatan
Penggunaan obat – obatan dapat mempengruhi proses tidur, ada obat – obat yang
dapat menghalangi proses tidur dan ada juga obat – obatan yang mempermudah
proses tidur. Sebagai contoh, obat golongan amfetamin akan menurunkan tidur
REM seseorang31. Obat golongan deuretik dapat menyebabkan insomnia pada
seseorang, antidepresan dapat memperpendek periode tidur REM, golongan beta
bloker dapat berefek pada timbulnya insomnia, dan golongan narkotik dapat
memperpendek periode REM sehingga mudah mengantuk33.

17
2.1.3.7 Gangguan Tidur

Individu dengan kualitas tidur yang buruk rentan terkena penyakit dikarenakan
penurunan sistem imun, hal ini menyebabkan tubuh yang mudah lelah, wajah pucat,
dan tekanan darah menurun34. Dampak psikologis yang dirasakan seseorang yang
mengalami gangguan tidur diantaranya, menjadi ceroboh, kurang percaya diri, control
emosi yang kurang baik. Sedangkan dampak dalam kegiatan akademik yaitu daya ingat
berkurang, keterlambatan dalam berfikir dan mengambil keputusan, kurang fokus
dalam menyimak pelajaran35.
Masa pandemi COVID-19 menjadi faktor pendukung kecemasan yang
menyebabkan individu mengalami ganggaun pola tidur. Seorang mahasiswa yang
mengalami gangguan pola tidur maka akan berdampak pada kegiatan akademiknya.
Sehingga sangat penting bagi mahasiswa dalam menjaga durasi tidur yang cukup dan
kualitas tidur yang optimal.

2.1.4 Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur

Kecemasan merupakan respon fisiologis dan repon psikologis terhadap sebuah stressor.
Ketika individu mengalami kecemasan, beberapa respon yang muncul yakni peningkatan
tekanan darah, peningkatan aktivitas motoric, merasa tertekan, kehilangan fokus dalam
mengerjakan sesuatu, dan sulit untuk mengatur pola tidur. Kecemasan yang dialami oleh
seseorang akan berpengaruh kepada kebutuhan waktu tidur sehingga semakin tinggi tingkat
kecemasan seseorang maka kebutuhan waktu untuk tidur meningkat36.
Kecemasan dapat meningkatkan kadar norepinephrine di dalam darah melalui stimulus
sistem saraf simpatis, norepinephrine ini mengakibatkan perubahan pada berkurangnya tidur
pada tahap 4 NREM dan REM serta terbangun. Ketika siklus tidur berkurang dan tidak teratur
dapat menyebabkan kualitas tidur memburuk. Kualitas tidur merupakan karakteristik subjektif
yang ditentukan oleh perasaan yang dialami oleh seseorang saat bangun tidur28.

18
2.1.5 Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Skripsi

Skripsi merupakan tugas akhir yang disusun oleh mahasiswa tiap program studi
berdasarkan hasil penelitian suatu masalah dengan bimbingan dari dosen pembimbing. Dalam
menyusun skripsi, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi penyusunan skripsi,
diantaranya:
a. Faktor Luar
- Lingkungan sosial
Lingkungan sosial, seperti keluarga dan teman sebaya akan memberikan pengaruh
terhadap penyelesaian skripsi. Lingkungan keluarga menjadi salah satu faktor untuk
memotivasi penyusunan skripsi. Penyusunan skripsi dimasa pandemi COVID-19
dilakukan secara daring dan kebanyakan dari mahasiswa tinggal Bersama orang tua
namun ada pula yang tinggal jauh dari orang tua atau ngekost. Teman sebaya adalah
lingkungan dimana terjadinya suatu interaksi yang intensif dan cukup teratur
dengan orang-orang yang mempunyai kesamaan dalam usia dan status, yang
memberikan dampak atau pengaruh positif maupun negatif yang dikarenakan
interaksi yang ada di dalamnya. Lingkungan teman sebaya yang baik akan
memberikan dampak yang positif dalam penyusunan skripsi.
- Instrumental:
1. Ketersediaan sumber bacaan
Sumber bacaan atau bahan referensi yang diperoleh mahasiswa menjadi penting
dalam menunjang skripsi. Judul skripsi dengan sumber bacaan yang banyak
akan memudahkan mahasiswa, begitu pula sebaliknya jika tidak tersedianya
sumber bacaan maka semakin sulit dalam penyusunan skripsi.
2. Bimbingan Skripsi
Dalam penyelesaian skripsi, dibutuhkan adanya arahan dan bimbingan dari
dosen pembimbing. kualitas bimbingan yakni kadar baik atau buruknya proses
komunikasi dalam bimbingan skripsi. Bimbingan yang diberikan oleh dosen
pembimbing memiliki pengaruh yang positif dalam penyelesaian skripsi.
3. Fasilitas
Fasilitas yang digunakan dalam menyusun skripsi yakni perangkat computer
atau laptop yang memadai, dan kualitas internet yang baik diketahui memiliki
pengaruh dalam penyusunan skripsi.

19
b. Faktor Dalam
- Fisiologis, yakni kondisi fisik dan panca indera
Karena dalam menyusun skripsi menggunakan waktu yang relative tidak sebentar,
maka dibutuhkan stamina dan kondisi fisik yang sehat.
- Psikologis
1. Motivasi
Mahasiswa yang memiliki motivasi lulus tepat waktu mendapatkan semangat
dan dorongan untuk segera melaksanakan tugas dan persyaratan kelulusannya,
salah satunya yaitu skrispsi. Semakin tinggi motivasi lulus, maka pelaksanaan
penyusunan skirpsi akan semakin baik.
2. Kecemasan
Belakangan ini kita dihebohkan oleh pandemi COVID-19 menyebabkan
ketakutan akan penyakit dan kecemasan akan tenggat penyelesaian skripsi yang
kemudian berdampak pada mahasiswa yang menyusun skripsi secara daring.

2.1.6 Gambaran Tingkat Kecemasan Mahasiswa Yang Menyusun Skripsi Di Masa


Pandemi COVID-19

Sejak dinyatakan menjadi pandemi pada 11 Maret 2020 oleh WHO (World Health
Organization) , COVID-19 (Coronavirus Disease 2019) menjadi salah satu faktor yang dapat
menimbulkan kecemasan dan rasa takut. Telah dilakukan penelitian oleh (Salari et.al 2010) di
antara populasi umum di Asia dan Eropa menunjukkan bahwa prevalensi stres adalah 29,6%
(95% confidence interval, 24,3-35,4), kecemasan adalah 31,9% (95% CI, 27,5-36,7) dan
depresi adalah 33,7% ( 95% CI, 27,5-40,6)38. Dilaporkan menurut The American Psychiatric
Association (APA), terdapat 62% penduduk Amerika mengalami kecemasan akibat pandemi
COVID-1939. Sedangkan hasil survei yang dilakukan oleh Chinese Academy of Social
Sciences banyak orang mengalami emosi negatif termasuk kecemasan di masa pandemi
COVID-1940.
Angka positif COVID-19 di Indonesia yang cukup tinggi mencapai 56,757 kasus dalam
satu hari menyebabkan pemerintah Indonesia memberlakukan PPKM (Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat) guna menghambat penularan dan mempercepat
penanganan. Kebijakan pemerintah tersebut menyebabkan hampir seluruh sekolah dan
perguruan tinggi di Indonesia melakukan pembelajaran jarak jauh secara virtual. Pembelajaran
jarak jauh yang dilakukan secara virtual dengan beban akademik, lingkungan yang menjadi

20
ancaman penularan COVID-19, dan rasa takut tertular diketahui dapat menimbulkan
kecemasan. Besarnya kecemasan di kalangan mahasiswa selama wabah pandemi COVID-19
dikaitkan dengan sekitar 75% gangguan kesehatan mental yang berkembang sebelum
mencapai usia 24 tahun41.
Pandemi COVID-19 yang mengharuskan perguruan tinggi melakukan pembelajaran
jarak jauh dapat mengubah kehidupan sehari-hari mahasiswa. Lingkungan rumah yang
mungkin kurang mendukung, interaksi sosial dengan teman sebaya berkurang, beban akademik
seperti tugas dan praktikum, dan penyusunan skripsi yang dilakukan secara virtual
kemungkinan mengakibatkan peningkatan tingkat kecemasan. Mahasiswa tingkat akhir yang
melakukan penelitian sebagai syarat kelulusan diketahui mengalami berbagai sumber
kecemasan atau stres yang dirasakan (misalnya, tenggat waktu untuk menyelesaikan berbagai
tugas, pengajuan skripsi, tuntutan presentasi, dan sumber bacaan yang digunakan untuk
menyusun skripsi)42.
Faktor yang mempengaruhi kecemasan mahasiswa terhadap tugas akhir atau skripsi
yakni faktor internal dan faktor eksternal. Adapun faktor internal yaitu kesulitan mahasiswa
menyusun konsep tugas akhir, rasa pesimis, malas dan tidak bersemangat. Sedangkan faktor
eksternal yang mempengaruhi yakni keterbatasan penelitian karena pandemi COVID-19,
persyaratan kelulusan yang rumit, bimbingan dengan dosen pembimbing dan mahasiswa
dengan kesulitan ekonomi43.
Sebagai salah satu aspek kehidupan sosial yang paling kritis, pendidikan menghadapi
banyak tantangan mengingat sifatnya yang interaktif44. Misalnya, pendidikan kedokteran
menghadapi banyak masalah karena kebutuhan mahasiswa untuk berkomunikasi dengan
pasien akan tetapi di sisi lain, tanggung jawab staf fakultas untuk memastikan kesehatan
mahasiswa, yang menjadi perhatian utama45. Penelitian telah menemukan bahwa mahasiswa
kedokteran lebih mungkin menderita penyakit mental dibandingkan populasi lainnya, dengan
risiko depresi dan ide bunuh diri yang lebih besar46.

21
2.2 Kerangka Teori

Pandemi COVID-19

Perguruan tinggi menerapkan


sistem pembelajaran jarak
jauh

Mahasiswa tingkat akhir


menyusun skripsi di masa
pandemi COVID-19

Faktor yang mempengaruhi Kualitas tidur Kualitas tidur


kualitas tidur - Kualitas tidur baik
subjektif
- Status kesehatan - Latensi tidur Kualitas tidur
- Diet - Efisiensi tidur buruk
- Penggunaan obat tidur
- Gaya hidup - Gangguan tidur
- Durasi tidur
- Motivasi - Daytime disfunction

- Status psikologis
berupa Kecemasan
• Respon Keterangan:
fisiologis : diteliti
• Respon : tidak diteliti
psikologis : hubungan

Tingkatan Kecemasan:
1. Kecemasan Ringan
2. Kecemasan Sedang
3. Kecemasan Berat

Skema 2.2 Kerangka Teori

22
2.3 Kerangka Konsep

Kerangka konsep berfungsi untuk mengidentifikasi hubungan antara kedua variabel


yaitu tingkat kecemasan dengan kualitas tidur mahasiswa Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang menyusun skripsi di masa pandemi COVID – 19. Dalam penelitian ini yang
merupakan variabel independen yaitu tingkat kecemasan dan kualitas tidur sebagai variabel
dependennya.

Variabel Independen Variabel Depeden

- Status psikologis Kualitas tidur


berupa Kecemasan - Kualitas tidur
• Respon subjektif
fisiologis - Latensi tidur
• Respon - Efisiensi tidur
psikologis - Penggunaan obat tidur
- Gangguan tidur
- Durasi tidur
- Daytime disfunction

Skema 2.3 Kerangka konsep hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur
mahasiswa Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang menyusun skripsi di masa
pandemi COVID – 19.

Penyusunan skripsi yang dilakukan pada masa pandemi COVID-19 menimbulkan


kecemasan. Kecemasan tersebut dapat menimbulkan respon fisiologis maupun respon
psikologis. Status psikologis berupa kecemasan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
kualitas tidur. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kualitas tidur yakni status kesehatan,
diet, gaya hidup, status psikologis dalam hal ini berupa kecemasan, motivasi, lingkungan dan
obat – obatan. Sedangkan kualitas tidur terdiri dari tujuh komponen, yaitu kualitas tidur
subjektif, latensi tidur, efisiensi tidur, penggunaan obat tidur, gangguan tidur, durasi tidur, dan
daytime disfuction31. Diketahui Seseorang yang memiliki kualitas tidur yang buruk akan
berakibat pada terganggunya keseimbangan fisiologis dan psikologis30.

23
2.4 Definisi Operasional

Tabel 2.1 Definisi Operasional


Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Variabel Kondisi ketakutan dan Kuesioner 1. Tidak cemas: jika Ordinal


total skor 20-39
Independen: kekhawatiran yang Zung Self
2. Kecemasan
Tingkat dirasakan mahasiswa Rating Ringan: jika total
skor 40-47
Kecemasan Kedokteran Uin Syarif Anxiety
3. Kecemasan
Hidayatullah Jakarta Scale sedang: jika total
skor 48-55
yang menyusun skripsi (ZSRAS)
4. Kecemasan berat:
sehingga jika total skor 56-
80 37
menimbulkan rasa
tidak nyaman dan
terancam atas kondisi
pandemi COVID-19
Variabel Kualitas dan kuantitas Kuesioner 1. Kualitas tidur Ordinal
baik: jika nilai ≤5
Dependen: tidur mahasiswa dalam Pittsburgh
2. Kualitas tidur
Kualitas Tidur waktu yang relatif Sleep Quality buruk: jika nilai
>5 32
menetap Index (PSQI)

24
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan desain cross-sectional.


Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel, dimana variabel
independennya yaitu tingkat kecemasan mahasiswa kedokteran yang menyusun skripsi di masa
pandemi COVID-19 dan variabel dependennya yaitu kualitas tidur mahasiswa kedokteran yang
menyusun skripsi di masa pandemi COVID-19. Kemudian diukur secara bersamaan dalam satu
waktu tertentu.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

3.2.1 Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2021 hingga Februari 2022
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara daring dengan menyebarkan kuesioner menggunakan
Google Form.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi
3.3.1.1 Populasi Target
Seluruh Mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan
2018.
3.3.1.2 Populasi Terjangkau
Mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2018 yang
terdaftar sebagai mahasiswa dan mahasiswi aktif
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Kedokteran
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2018 dengan ketentuan yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi

25
3.3.2.1 Besar Sampel
Sampel dalam penelitian ini yaitu mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta angkatan 2018 yang sesuai dengan kriteria inklusi dan kriteria
ekskulsi yang telah ditetapkan peneliti. Perhitungan besar sampel yang digunakan pada
penelitian ini menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:
N 125 125
𝑛 = 𝑁𝑒 2 +1 = 125(5%2 )+1 = 1,3125 = 95,23 ~ 95

Keterangan:
n = besar sampel yang dihitung
N = jumlah populasi
e = error margin yang digunakan adalah 5%

Berdasarkan rumus tersebut diatas, diperoleh besar sampel pada penelitian ini sebesar
95,23 kemudian dibulatkan menjadi 95. Sehingga didapatkan besar sampel minimal pada
penelitian ini sebesar 95 responden.

3.3.2.2 Pemilihan Sampel


Penelitian ini menggunakan non probability sampling. Sugiyono mengatakan bahwa teknik
non probability sampling adalah teknik penarikan sampel yang tidak memberikan peluang
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih untuk menjadi sampel48. Dan peneliti
menggunakan teknik total sampling. Sugiyono mengatakan bahwa total sampling adalah
teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel48.

3.4 Kriteria Subjek Penelitian

3.4.1 Kriteria Inklusi


Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu:
1. Mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang terdaftar sebagai mahasiswa aktif pada angkatan 2018
2. Bimbingan skripsi dengan metode daring
3. Bersedia menjadi responden penelitian

26
3.4.2 Kriteria Ekslusi
Kriteria eksklusi pada penelitian ini yaitu:
1. Mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2018
yang memiliki kendala dalam pengisian kuesioner (seperti koneksi internet yang
buruk).

3.5 Cara Kerja Penelitian

1. Menentukan tema dan judul penelitian


2. Menetukan desain penelitian
3. Menentukan alat ukur penelitian yaitu menggunakan kuesioner y
4. ang telah dilakukan uji validitas dan reabilitasnya.
5. Permohonan izin etik penelitian kepada komisi etik FK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
6. Kuesioner dibagikan kepada responden dalam bentuk tautan Google Form
7. Penjelasan secara singkat diberikan kepada responden tentang maksud dan tujuan dari
penelitian ini pada halaman awal kuisioner.
8. Pengisian borang informed consent oleh respoden sebagai bukti pemberian persetujuan
untuk menjadi bagian dari penelitian ini dan persetujuan responden untuk
menggunakan data dirinya demi keperluan penelitian ini.
9. Responden diminta untuk mengisi semua pertanyaan sesuai petunjuk yang telah
diberikan dalam format pertanyaan kuisioner. Apabila sudah selesai akan langsung
dikumpulkan secara otomatis.
10. Pengambilan data dilakukan dengan memindahkan data yang didapat dari Google Form
dan selanjutnya data diproses.

27
3.6 Alur Penelitian

Membuat proposal penelitian

Proposal penelitian disetujui

Mengajukan izin etik pada


Komisi Etik Fakultas Kedokteran
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kuesioner dibagikan kepada


responden dalam bentuk Google
Form

Menjelaskan tujuan penelitian,


prosedur pengisian, dan meminta
kesediaan menjadi responden
(Informed Consent)

Pengisian kuesioner oleh


responden:
1. Identitas dan karakteristik
responden
2. Kuesioner tingkat
kecemasan
3. Kuesioner kualitas tidur

Rekapitulasi, pengolahan, dan


penganalisisan data

Skema 3.1 Alur Penelitian

28
3.7 Manajemen Data

3.7.1 Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan setelah mendapat izin etik dari Komisi Etik
Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Data yang dikumpulkan berupa
data primer dengan menggunakan kuesioner via online. Pengumpulan data pada
penelitian ini diawali dengan pemilihan responden sesuai dengan kriteria inklusi dan
eksklusi. Pemilihan responden dilakukan secara tidak acak dengan memilih semua
populasi untuk menjadi sampel. Kemudian responden bersedia menjadi responden
penelitian, responden mulai mengisi identitas dan karakteristik responden di bagian
pertama kuesioner. lalu dilanjutkan mengisi bagian kedua yaitu kuesioner tingkat
kecemasan, dan bagian ketiga yaitu kuesioner kualitas tidur. Jika seluruh pertanyaan
sudah terisi keseluruhan, responden mengirimkan jawabannya kepada peneliti. Data
yang didapatkan kemudian dilakukan pencatatan dan rekapitulasi. Setelah dicatat data
akan diolah dan dianalisis oleh peneliti.

3.7.2 Instrumen Penelitian


Instrument yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner online dalam
bentuk Google Form. Kuesioner tersebut berisi berbagai pertanyaan seperti: Nama,
nomor induk mahasiswa, jenis kelamin, tempat tinggal saat menyusun skripsi,
kemudahan komunikasi dengan pembimbing skripsi, jenis penelitian, riwayat diri dan
keluarga positif COVID-19 saat menyusun skripsi. Kuesiner terdiri dari variabel berupa
tingkat kecemasan dan kualitas tidur mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Jakarta yang
menyusun skripsi di masa pandemi COVID-19.

1. Instrument Tingkat Kecemasan


Kuesioner tingkat kecemasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Zung
Self Rating Anxiety Scale (SAS / ZRAS) versi Bahasa Indonesia oleh Anggi Setyowati.
Pada kuesioner ini terdapat 20 pertanyaan, terdiri dari 15 pertanyaan psikologis dan 5
pertanyaan fisiologis. Pada kuesioner ini pemberian skor menggunakan Skala Likert
dengan skor nilai 1-4, dimana skor 1 menunjukkan tidak pernah dan skor 4
menunjukkan hampir setiap waktu.

29
Interpretasi nilai pada kuesioner ini yaitu: jika total skor 20-39 berarti tidak cemas, total
skor 40-47 berarti kecemasan ringan, total skor 48-55 berarti kecemasan sedang, dan
jika total skor 56-80 berarti kecemasan berat39.
Tabel 3.1 Blue Print Kuesioner SAS/ZRAS
Variabel Indikator Nomor Jumlah
Pertanyaan
Tingkat Respon Psikologis 1,2,4,5,20 5
Kecemasan
Respon Fisiologis 3,6,7,8,9,10,11,12, 15
13,14,15,16,17,18,19

Total 20
(Sumber: Mcdowell, 2006)

Kuesioner SAS/ZRAS versi Bahasa Indonesia sudah dilakukan uji validitas dan
realibilitas oleh Anggi Setyowati. Pada kuesioner SAS/ZRAS, hasil uji reliabilitas
mendapatkan nilai Cronbach’s alpha 0,658 untuk 20 item. Jadi kuesioner SAS/ZRAS
versi Indonesia reliable. Sedangkan, untuk uji validitas mendapatkan nilai r = 0.043–
0.530, p < 0.05 yang berarti kuesioner SAS/ ZRAS versi Indonesia valid47.

2. Instrumen Kualitas Tidur


Kuesioner kualitas tidur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pittsburgh
Sleep Quality Index (PSQI) versi bahasa Indonesia oleh Anggi Setyowati47. Pada
kuesioner ini terdapat 18 pertanyaan yang dikelompokkan dalam 7 komponen, yaitu
kualitas tidur secara subjektif, durasi tidur, latensi tidur, efisiensi tidur, gangguan tidur
yang sering dialami pada siang hari dan penggunaan oabt untuk bantu tidur. Pemberian
skor berdasarkan Skala Likert dengan skor 1-3, dimana skala 3 menunjukkan ekstrim
negatif.
Interpretasi nilai pada kuesioner ini yaitu: jika nilai ≤5 artinya kualitas tidur
mahasiswa berada dalam katogori baik dan jika nilai >5 artinya kualitas tidur
mahasiswa berada dalam kategori buruk. Artinya semakin tinggi skor maka akan
semakin buruk kualitas tidur mahasiswa32.

30
Tabel 3.2 Blue Print Kuesioner PSQI
Variabel Indikator Nomor Jumlah
Pertanyaan
Kualitas 1. Kualitas tidur subjektif 9 1
Tidur 2. Latensi tidur 2, 5a 2
3. Durasi tidur 4 1
4. Efisiensi tidur 1,3,4 2
5. Gangguan tidur yang sering 5b-j 9
dialami pada malam hari
6. Penggunaan obat untuk bantu 6 1
tidur
7. Disfungsi tidur yang sering 7,8 2
dialami pada siang hari

Jumlah 18
(Sumber : Smyth, 2012)
Tabel 3.3 Kisi-kisi Pertanyaan Terbuka Kuesioner PSQI
Nomor Jawaban Skor
Pertanyaan
1, 3 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑎𝑚 𝑡𝑖𝑑𝑢𝑟
× 100%
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑎𝑚 𝑑𝑖 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑡𝑖𝑑𝑢𝑟
>85% 0
75 - 84% 1
65% - 74% 2
<65% 3
2 ≤15 menit 0
16-30 menit
1
31-60 menit
2
>60 menit
3
4 >7 jam 0
6-7 jam 1
5-6 jam 2
<5 jam 3
(Sumber: Smyth, 2012)

31
Kuesioner PSQI versi Bahasa Indonesia sudah dilakukan uji validitas dan
realibilitas oleh Anggi Setyowati. Pada kuesioner PSQI, hasil uji reliabilitas
mendaparkan nilai Cronbach’s alpha sebesar 0,72 dan untuk setiap item berkisar antara
0,69-0,72. Jadi kuesioner PSQI versi Indonesia reliable. Sedangkan, untuk uji validitas
mendapatkan nilai r = 0.36–0.56, p< 0.05 berarti kuesioner PSQI versi Indonesia
valid47.

3.8 Pengolahan dan Analisis Data

3.8.1 Pra Analisis


Setelah responden mengisi kuesioner, peneliti melakukan olah data dengan langkah –
langkah sebagai berikut:

1. Editing

Peneliti memeriksa kelengkapan data dalam kuesioner yang telah dikumpulkan oleh
responden. Jika terdapat data yang belum terisi lengkap maka data responden yang
bersangkutan dianggap gugur.

2. Coding

Coding dilakukan dengan menandai masing-masing jawaban dengan kode berupa


angka, kemudian dimasukkan kedalam lembar kerja untuk mempermudah proses
pengolahan data.

3. Scoring

Peneliti memberikan skor terhadap jawaban responden untuk mendapatkan data


kuantitatif yang dibutuhkan.

a. Variabel tingkat kecemasan memiliki 4 kategori, yaitu tidak cemas dengan skor
20-39, kecemasan ringan dengan skor 40-47, kecemasan sedang dengan skor
48-55, dan kecemasan berat dengan skor 56-80.
b. Variabel kualitas tidur memiliki 2 kategori, yaitu kualitas tidur baik dengan skor
≤ 5 dan kualitas tidur buruk dengan skor > 5

32
4. Tabulating

Memasukkan dan menyusun data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel
kemudian dianalisis.
3.8.2 Analisis Univariat
Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi yang bertujuan untuk
menganalisis dan menjelaskan karakteristik setiap variabel penelitian.

3.8.3 Analisis Bivariat


Uji analisis bivariat penelitian ini menggunakan uji Korelasi Spearman’s dikarenakan
data penelitian berupa non parametric. Uji ini mengunakan Statistical Package for the
Social Sciences (SPSS) versi 23 dengan tingkat signifikansi 0,01. Dasar pengambilan
keputusan apabila p < 0,05 maka hipotesis diterima, namun jika p > 0,05 maka hipotesis
ditolak.

33
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Penelitian telah dilakukan terhadap 179 responden pada bulan Maret 2022 pada
mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dipilih dengan metode
total sampling dan telah memenuhi kriteria inklusi.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh langsung.
Data yang diperoleh berupa identitas responden, karakteristik responden, tingkat kecemasan,
dan kualitas tidur pada mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2018 yang diperoleh melalui kuesioner online. Kuesioner penelitian menggunakan
google form dengan penyebaran melalui aplikasi Line dan Whatsapp.

4.1.1 Karakteristik Responden


Populasi dalam penelitian ini yaitu Mahasiswa Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang sedang menyusun skripsi di masa pandemi COVID-19 yang berjumlah 105
mahasiswa. Karakteristik responden pada sampel penelitian ini dapat dibedakan berdasarkan
jenis kelamin, tempat tinggal, jenis penelitian, komunikasi dengan pembimbing, frekuensi
bimbingan skripsi, pola bimbingan, riwayat COVID-19, gangguan kecemasan, dan riwayat
penyakit kronik saat menyusun skripsi. Berikut ini merupakan table karakteristik demografi
sampel penelitian.

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden


Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)
Laki-laki 27 26%
Perempuan 78 74%
Total 105 100%

Subjek terbanyak pada penelitian ini berdasarkan jenis kelamin adalah kelompok
responden perempuan dengan jumlah 78 orang (74%), sedangkan responden laki – laki
berjumlah 27 orang (26%).

34
Tabel 4.2 Tempat Tinggal Saat Menyusun Skripsi
Tempat Tinggal saat Frekuensi Presentase (%)
Menyusun Skripsi
Sendiri (di kost) 36 34%
Bersama Orangtua 69 66%
(di rumah)
Total 105 100%

Berdasarkan tabel diatas, mayoritas responden tinggal bersama orangtua di rumah saat
menyusun skripsi yaitu sebanyak 69 orang (66%), sedangkan responden yang tinggal sendiri
di kost saat menyusun skripsi yakni sebanyak 36 orang (34%).

Tabel 4.3 Jenis Penelitian Skripsi


Jenis Penelitian Frekuensi Presentase (%)
Kuantitatif 70 67%
Kualitatif 35 33%
Total 105 100%

Subjek dari penelitian ini didapatkan frekuensi tertinggi yang menggunakan jenis
penelitian kuantitatif yaitu 70 orang (67%), sedangkan responden yang menggunakan jenis
penelitian kualitatif sebanyak 35 orang (33%).

Tabel 4.4 Komunikasi Bimbingan dengan Dosen Pembimbing


Jenis Komunikasi Frekuensi Presentase (%)
Online 69 66%
Bertemu langsung 1 1%
Online + Bertemu langsung 35 33%
Total 105 100%

Berdasarkan tabel diatas, mayoritas responden berkomunikasi untuk bimbingan skripsi


dengan komunikasi jarak jauh atau online sebanyak 69 orang (66%), sedangkan reponden yang
bertemu langsung dengan dosen pembimbing untuk bimbingan skripsi hanya 1 orang (1%).

35
Tabel 4.5 Frekuensi Bimbingan Skripsi
Frekuensi Bimbingan Frekuensi Presentase (%)
1x seminggu 85 80%
2x seminggu 10 10%
>3x seminggu 10 10%
Total 105 100%

Subjek pada penelitian didapatkan frekuensi tertinggi berdasarkan frekuensi bimbingan


skripsi adalah kelompok responden yang melakukan bimbingan sebanyak 1x seminggu yakni
85 orang (80%), sedangkan kelompok responden yang melakukan bimbingan sebanyak 2x
seminggu dan lebih dari 3x seminggu mendapat presentase yang sama yakni 10% dari total
responden.

Tabel 4.6 Pola Bimbingan Skripsi


Pola Bimbingan Frekuensi Presentase (%)
Terjadwal 21 20%
Insidental 84 80%
Total 105 100%

Berdasarkan tabel diatas, mayoritas responden melakukan bimbingan skripsi secara insidental
yakni sebanyak 84 orang (80%), sedangkan responden yang melakukan bimbingan skripsi
secara terjadwal didapatkan 21 orang (20%)

Tabel 4.7 Riwayat Positif COVID Saat Menyusun Skripsi


Riwayat Positif COVID-19 Frekuensi Presentase (%)
Positif diri sendiri 11 11%
Positif keluarga 13 12%
Positif diri sendiri dan 15 14%
keluarga
Tidak ada riwayat positif 66 63%
Total 105 100%

36
Berdasarkan tabel 4.7, dapat dilihat bahwa mayoritas responden tidak memiliki riwayat positif
COVID-19 saat menyusun skripsi sebanyak 66 orang (63%), diikuti dengan responden dengan
riwayat positif COVID-19 diri sendiri dan keluarga sebanyak 15 orang (14%), lalu positif
COVID-19 pada keluarga yakni 13 orang (12%), dan riwayat positif COVID-19 diri sendiri
terdapat 11 orang (11%).

Tabel 4.8 Riwayat Gangguan Kecemasan Sebelum Menyusun Skripsi


Riwayat Gg. Kecemasan Frekuensi Presentase (%)
Ya 23 22%
Tidak 82 78%
Total 105 100%

Subjek dari penelitian ini yang memiliki gangguan kecemasan sebelum menyusun skripsi yakni
23 orang (22%), sedangkan responden yang tidak memiliki gangguan kecemasan sebelum
menyusun skripsi adalah 82 orang (78%).

Tabel 4.9 Riwayat Penyakit Kronik Saat Menyusun Skripsi


Riwayat Penyakit Kronik Frekuensi Presentase (%)
Ya 4 4%
Tidak 101 96%
Total 105 100%

Berdasarkan tabel 4.9, dapat dilihat bahwa mayoritas responden tidak memiliki riwayat
penyakit kronik saat menyusun skripsi yakni sebanyak 101 orang (96%) sedangkan responden
yang memiliki riwayat penyakit kronik saat menyusun skripsi yakni 4 orang (4%).

37
4.1.2 Analisis Univariat
Tabel 4.10 Data Distribusi Sampel berdasarkan Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa

Tingkat Kecemasan Frekuensi Presentase (%)


Tidak Cemas/Normal 76 72%
(20-39)
Kecemasan Ringan 15 14%
(40-47)
Kecemasan Sedang 10 10%
(48-55)
Kecemasan Berat 4 4%
(56-80)
Total 105 100%

Gambaran tingkat kecemasan pada mahasiswa FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


dinilai menggunakan kuesioner SAS / ZRAS. Berdasarkan tabel 4.10 diketahui gambaran
tingkat kecemasan mahasiswa mayoritas memiliki tingkat kecemasan yang normal atau tidak
cemas yang berada pada skor 20-39 yaitu sebanyak 76 orang (72%), kemudian responden yang
memiliki kecemasan ringan dengan skor 40-47 sebanyak 15 orang (14%), selanjutnya
responden yang memiliki kecemasan sedang dengan skor 48-55 sebanyak 10 orang (10%),
serta responden yang memiliki kecemasan berat dengan skor 56-80 sebanyak 4 orang (4%).
Pada penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebanyak 28%% responden mengalami
gejala kecemasan. Hal tersebut kemungkinan dikarenakan oleh bebrapa faktor kecemasan pada
mahasiswa kedokteran dengan hasil yang bervariasi. Sebagai contoh, Penelitian Gomathi pada
tahun 2012 di Uni Emirat Arab didapatkan sebanyak 21% responden mengalami masalah
kecemasan dikarenakan frekuensi ujian, beban akademik, manajemen waktu dan psikososisal
stressoe seperti kekhawatiran tentang masa depan dan ekspektasi orangtua yang tinggi 49.
Kemudian penelitian lain yang dilakukan di Malaysia oleh Yusoff MSB pada tahun 2013
didapatkan sebanyak 67.5% mahasiswa mengalami kecemasan dan meningkat saat ujian 50.

38
Tabel 4.11 Data Distribusi Skor PSQI pada Sampel Penelitian
Komponen Kategori Frekuensi Presentase (%)
Kualitas Tidur Subjektif Sangat baik 3 3%
Baik 66 63%
Buruk 32 30%
Sangat buruk 4 4%
Latensi Tidur Skor 0 19 18%
Skor 1-2 40 38%
Skor 3-4 29 28%
Skor 5-6 17 16%
Durasi Tidur >7jam 8 8%
6-7jam 38 36%
5-6jam 48 46%
<5jam 11 10%
Efisiensi Tidur >85% 54 51%
75-84% 18 17%
65-74% 2 2%
<65% 31 30%
Gangguan Tidur Skor 0 11 10%
Skor 1-9 77 73%
Skor 10-18 16 15%
Skor 19-27 1 1%
Penggunaan Obat Tidur Tidak pernah 98 93%
<1x seminggu 4 4%
1-2x seminggu 2 2%
≥3x seminggu 1 1%
Disfungsi Aktivitas Siang Sangat baik 5 5%
Hari Baik 30 29%
Buruk 50 48%
Sangat buruk 20 19%
Total 105 100%

39
Pada penelitian ini, penilaian kualitas tidur menggunakan kuesioner PSQI didasari oleh
tujuh komponen kualitas tidur. Hasil penelitian terhadap tujuh komponen tersebut, sebanyak
59 responden atau sekitar 56% dari total responden mengalami durasi tidur yang buruk.
Kemudian pada komponen disfungsi aktivitas sehari-hari didapatkan 70 atau sekitar 67% dari
total responden mengalami disfungsi aktivitas siang hari dengan kategori buruk dan sangat
buruk. Selain itu, pada komponen kualitas tidur subjektif, latensi tidur, efisiensi tidur,
gangguan tidur, dan penggunaan obat tidur rata-rata memiliki nilai yang baik.
Berdasarkan tabel 4.11 terlihat 66 responden (69%) merasa kualitas tidur subjektif
mereka baik. Dalam komponen latensi tidur, sebagian besar sekitar 56% memiliki skor kurang
dari 2 yang artinya responden cukup mudah untuk tertidur. Kemudian sebagian besar
responden sebanyak 68% memiliki efisiensi tidur sehari-hari diatas 74%. Dari 105 responden
didaptkan 11 orang yang mengaju tidak pernah sama sekali mengalami gangguan tidur, dan
hanya 1 orang yang mengalami gangguan tidur berat, sisanya mengalami gangguan tidur ringan
hingga gangguan tidur sedang. Keluhan paling sering ditemui yaitu seringnya terbangun di
malam hari akibat ingin ke kamar mandi. Mayoritas responden tidak menggunakan obat tidur
yakni sebanyak 98 orang (93%), kemudian didapatkan 1 orang (1%) responden yang
mengkonsumsi obat tidur lebih dari tiga kali dalam seminggu, sedangkan sisanya
menggunakan obat tidur satu hingga dua kali dalam seminggu.

Tabel 4.12 Data Distribusi Sampel berdasarkan Kualitas Tidur pada Mahasiswa

Kualitas Tidur Frekuensi Presentase (%)


Kualitas Tidur Baik (≤5) 7 7%
Kualitas Tidur Buruk (>5) 98 93%
Total 105 100%

Ketujuh komponen PSQI kemudian dikalkulasi dan didapatkan skor akhir sehingga
mendapatkan gambaran kualitsa tidur mahasiswa. Berdasarkan Tabel 4.12 diketahui gambaran
kualitas tidur mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2018
yang sedang menyusun skripsi di masa pandemi COVID-19 dengan menggunakan PSQI.
Mayoritas responden cenderung memiliki kualitas tidur yang buruk atau berada pada skor lebih
dari lima yakni sebanyak 98 orang dari 105 orang yang diteliti (93%), sedangkan sisanya hanya
sebagian kecil saja yang memiliki kualitas tidur baik yani sebanyak 7 orang (7%)

40
Prevalensi kualitas tidur yang buruk yang cukup tinggi ini hampir sama dengan bebrapa
hasil penelitian yang dilakukan di negara lain. Penelitian Cameron pada tahun 2010 di
California didapatkan sebanyak 50.9% dari 148 responden mengalami kualitas tidur buruk, hal
ini dikarenakan tekanan stress akademik yang sangat tinggi51. Penelitian Manalu tahun 2014
didapatkan 68 orang dari 81 orang (84%) memiliki kualitas tidur yang buruk. Kualitas tidur
yang buruk dapat disebabkan oleh aktifitas sosial dan faktor elektronik juga sangat
mempengaruhi kualitas tidur seseorang, seperti akses internet, peralatan elektronik yang ada di
kamar tidur seperti televisi, gadget, dan komputer52.
Pada penelitian ini tingginya prevalensi kualitas tidur dikarenakan kurangnya durasi
tidur mahasiswa tingkat akhir yang disebebkan oleh tambahan beban akademik seperti
melakukan penelitian, penyusunan skripsi secara daring dimasa pandemi COVID-19.

4.1.3 Analisis Bivariat


Berdasarkan uji normalitas Kolmogrov-Smirnov pada data numerik-numerik
didapatkan bahwa hasil data skor Tingkat Kecemasan dan Kualitas Tidur Mahasiswa Fakultas
Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki distribusi yang tidak normal (p<0,05).
Oleh karena itu , untuk menganalisis dilakukan uji Korelasi Spearman’s rho hal ini sangat tepat
dikarenakan data yang diambil bersifat data ordinal, baik data pada variable independent
maupun data pada variable dependen.

Kualitas Tidur
Tingkat Kecemasan r = 0,206
P = 0,035
N = 105

Hasil uji Korelasi Spearman dengan menggunakan signifikansi 5% diperoleh p value


0,035 (p<0,05) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan
kualitas tidur. Nilai korelasi r didapatkan 0,206 yang menunjukkan korelasi yang rendah (0,10
– 0,29) antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang menyusun skripsi di masa pandemi COVID-19.

41
4.2 Pembahasan

4.2.1 Karakteristik Umum Responden


4.2.1.1 Jenis Kelamin
Berdasarkan penelitian yang didapatkan kemarin, mayoritas responden berasal dari
jenis kelamin perempuan sebanyak 78 orang dari 105 responden. Berdasarkan data tersebut
didapatkan jenis kelamin perempuan lebih banyak yang mengalami kualitas tidur buruk (96%)
sedangkan laki – laki (85%). Kemudian pada penelitian tingkat kecemasan didapatkan
perempuan lebih banyak mengalami kecemasan (32%) sedangkan laki – laki (15%).
Jenis kelamin sangat mempengaruhi pada kualitas buruk responden karena perempuan
cenderung mengalami penurunan hormon estrogen dan progesterone yang mempunyai reseptor
di bagian hipotalamus. Hal ini mempengaruhi terhadap irama sirkadian dan pola tidur. Kondisi
psikologis seperti meningkatnya kecemasan, gelisah, dan emosi sering tidak terkontrol karena
adanya penurunan estrogen yang menyebabkan gangguan tidur53. Kaplan dan Shadock
mengatakan bahwa wanita mengalami kecemasan lebih tinggi dibandingkan laki-laki
dikarenakan reaksi saraf otonom yang berlebihan yang ditandai dengan meningkatnya sistem
simpatis, norepineprin, terjadi peningkatan pelepasan kotekalamin, serta adanya gangguan
regulasi serotonergik yang abnormal54.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Endang pada tahun 2017 menjelaskan
bahwa jenis kelamin perempuan (73,5%) lebih banyak yang mengalami kualitas tidur buruk
daripada laki-laki (26,5%). Penelitian lainnya yang dilakukan Putu tahun 2013 memaparkan
bahwa jenis kelamin perempuan lebih banyak yang mengalami kualitas tidur yang buruk
(45,5%) sedangkan laki-laki (25%).

4.2.1.2 Tempat Tinggal saat Menyusun Skripsi


Berdasarkan data yang didapatkan kualitas tidur buruk dan tingkat kecemasan tertinggi
berasal dari responden yang tinggal bersama orang tua di rumah saat sedang menyusun skripsi.
Kualitas tidur buruk pada responden yang tinggal sendiri di kost (97%), sedangkan responden
yang tinggal bersama orangtua (91%). Kemudian tingkat kecemasan paling tinggi dialami
responden yang tinggal sendiri di kost (30%) sedangkan responden yang tinggal bersama
orangtua (26%).
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmatika tahun 2014,
menunjukkan bahwa santri tingkat MP Pondok Pesantren Asshiddigiyah Kebun Jeruk Jakarta
mengalami kecemasan perpisahan tinggi sebanyak 32 responden (43,8 %), dan santri yang

42
mengalami kecemasan rendah sebanyak 41 responden (56,2 %). Kondisi yang menyebabkan
remaja mengalami kecemasan yaitu ketika remaja mulai memasuki sekolah yang baru, beban
tugas sekolah yang padat, dan pindah ke lingkungan yang lain seperti pindah rumah atau pindah
sekolah
Menurut Mash dan Wolfe tahun 2012 kecemasan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
berasal dari kelekatan tidak aman antara orangtua dan Individu dapat mengalami kecemasan
dikarenakan beberapa faktor, yaitu kecemasan sosial orangtua, praktik pengasuhan anak, dan
persepsi anak tentang keharmonisan keluarga55 serta adanya kelekatan tidak aman antara
orangtua dan anak56.

4.2.1.3 Jenis Penelitian Skripsi


Terdapat dua jenis penelitian skirpsi yakni kuantitatif dan kualitatif, berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan, didapatkan kecemasan dan kualitas tidur pada kelompok
responden yang milih jenis penelitian kuantitatif maupun kualitatif tidak terdapat berbedaan
yang signifikan. Kecemasan paling tinggi dialami responden yang melakukan penelitian
kualitatif (31%) sedangkan responden yang melakukan penelitian kuantitatif(26%). Kemudian
kualitas tidur buruk pada responden yang melakukan penelitian kuantitatif (94%), sedangkan
responden yang melakukan penelitian kualitatif (91%).

4.2.1.4 Komunikasi Bimbingan dengan Dosen Pembimbing


Berdasarkan data yang telah didapatkan, Mahasiswa yang melakukan bimbingan secara
daring memiliki frekuensi paling banyak yakni 69 orang dari 105 responden. Hal ini
dikarenakan penyusunan skripsi di masa pandemi sehingga bimbingan dilakukan secara daring.
Mahasiswa yang melakukan bimbingan secara daring, 20 orang (20%) diantaranya mengalami
kecemasan, kemudian kualitas tidur buruk dialami 66 orang (63%) dari total responden.

4.2.1.5 Frekuensi Bimbingan Skripsi


Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan mayoritas mahasiswa
melakukan bimbingan skripsi sebanyak satu kali dalam satu minggu yakni sebanyak 85 orang
dari 105 responden dengan mahasiswa yang mengalami kecemasan 23% dan kualitas tidur
yang buruk 76%. Sedangkan mahasiswa yang melakukan bimbingan dua hingga lebih dari tiga
kali dalam seminggu masing masing 10 orang dengan presentase kecemasan dan kualitas tidur
yang buruk rata – rata hampir sama.

43
4.2.1.6 Pola Bimbingan Skripsi
Bimbingan skripsi dapat dilakukan secara terjadwal mupun isidental. Mayoritas
responden melakukan bimbingan secara insidental yakni sebanyak 84 orang (80%).
Mahasiswa yang memilih pola bimbingan terjadwal memiliki kecemasan 7% lebih tinggi dan
kualitas tidur yang buruk 2% lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang memilih pola
bimbingan insidental.
4.2.1.7 Riwayat COVID-19 saat Menyusun Skripsi
Berdasarkan data yang telah didapatkan, mayoritas responden tidak memiliki riwayat
COVID-19 saat menyusun skripsi di masa pandemi yakni 66 orang (63%) dari 105 responden.
Sedangkan sisanya memiliki riwayat COVID-19 diri sendiri, pada keluarga, serta diri sendiri
dan keluarga. Perbedaan kecemasan pada responden yang tidak memiliki riwayat COVID-19
lebih besar dibandingkan pada responden yang memiliki riwayat COVID-19 dengan selisih
yang tidak terlalu jauh. Sedangkan Perbedaan kualitas tidur pada responden yang memiliki
riwayat COVID-19 lebih besar dibandingkan pada responden yang memiliki tidak riwayat
COVID-19 dengan selisih yang tidak terlalu jauh.
Hasil penelitian yang dilakukan Moayed et al tahun 2021 menunjukkan bahwa
sebanyak 54,9% pasien COVID-19 mengalami tingkat kecemasan berat57. Penelitian lain
dilakukan Anindyajati tahun 2021 menemukan sebanyak 20% responden mengalami
kecemasan ringan dan sebanyak 0,6% mengalami kecemasan berat58. Uvais et al pada tahun
2021 juga menemukan sebanyak 5,2% responden mengalami kecemasan ringan dan 0.6%
responden mengalami kecemasan berat59. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Magnusdottir pada tahun 2022 menyatakan bahwa pasien COVID-19 tidak mengalami
kecemasan60. Menurut Cao et al, Xiao et al 2020 Pengaruh pandemi terhadap pendidikan siswa
dan pekerjaan masa depan dianggap terkait dengan ketakutan siswa terhadap Covid-1967.

4.2.1.8 Riwayat Gangguan Kecemasan sebelum Menyusun Skripsi


Berdasarkan data yang didapat, diketahui mayoritas responden tidak memiliki
gangguan kecemasan sebelum menyusun skripsi yakni sebanyak 82 orang (78%) dari 105
responden, Responden dengan riwayat gangguan kecemasan sebelum menyusun skripsi
memiliki angka kecemasan (65%) dan kualitas tidur (100%) yang lebih tinggi dibandingkan
responden yang tidak memiliki riwayat gangguan kecemasan sebelum menyusun skripsi
dengan presentase kecemasan (17%) dan kualitas tidur yang buruk sekitar (91%).

44
4.2.1.9 Riwayat Penyakit Kronik saat Menyusun Skripsi
Dari data responden, diketahui mayoritas responden tidak memiliki riwayat penyakit
kronik saat menyusun skripsi dengan jumlah 101 orang dari 105 orang. Pada penelitian tingkat
kecemasan, didapatkan 100% responden yang memiliki riwayat penyakit kronik saat
menyusun skripsi mengalami kecemasan dan kualitas tidur yang buruk.
Menurut Agustini tahun 2016, ketika seseorang divonis mengidap penyakit kronis
maka, sangat berdampak dengan psikologisnya, seperti sedih, cemas, putus asa dan ketakutan
dalam hidupnya. Jika dibiarkan terus menerus perasaan itu oleh penderita dan tidak diantisipasi
dengan terapi maka bisa menyebabkan stress dan depresi pada penderita penyakit kronis
tersebut61.

4.2.2 Tingkat Kecemasan Mahasiswa FK UIN Jakarta Angkatan 2018 yang Menyusun
Skripsi di Masa Pandemi COVID-19

Kecemasan adalah kebingungan, kekhawatiran pada suatu yang akan terjadi dengan
penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan yang tidak menentu dan tidak
berdaya62. Kecemasan atau anxietas adalah rasa takut, khawatir yang dirasakan individu karena
peningkatan aktivitas nervous system otonom disertai oleh gejala – gejala atau reaksi fisik,
biasanya tidak diketahui dengan jelas penyebabnya63.
Berdasarkan penelitian tingkat kecemasan yang dilakukan, sebagian besar responden
mengalami kecemasan dalam kategori normal dengan skor 20-39 sebanyak 76 orang (72%),
dilanjutkan dengan responden yang mengalami kecemasan ringan dengan skor 40-47 sebanyak
15 orang (14%), lalu responden yang mengalami kecemasan sedang dengan skor 48-55
sebanyak 10 orang (10%), dan responden yang mengalami kecemasan berat dengan skor 56-
80 sebanyak 4 orang (4%). Data tersebut menunjukkan bahwa sekitar 28% mahasiswa FK
UIN Jakarta Angkatan 2018 yang menyusun skripsi di masa pandemi mengalami kecemasan
ringan hingga kecemasan berat. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan
mahasiswa saat menyusun skripsi, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Adapun faktor
internalnya adalah sikap malas mahasiswa yang hanya mengerjakan skripsi jika ada
keinginan dan banyak dari mahasiswa yang tidak percaya dengan kemampuannya. Faktor
eksternal antara lain kesulitan mencari judul, kesulitan mencari literatur dan bahan
bacaan, dana terbatas atau takut menemui dosen pembimbing64.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Retno Yuli Hastuti, dkk yang berjudul
Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Pada Mahasiswa Yang Menyusun

45
Skripsi Di Stikes Muhammadiyah Klaten didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden
mengelami kecemasan ringan dalam penyususnan skripsi yang disebabkan adanya kendala dan
kesulitan yang dialami65. Mahasiswa tingkat akhir yang tidak mampu menghadapi berbagai
tekanan tersebut akan rentan mengalami kecemasan dan stres66. Kendala saat penyusunan
skripsi menimbulkan tekanan yang berat, selain bersumber dari diri sendiri, tuntutan dari
orangtua agar segera menyelesaikan tugas, adanya distraksi saat menyusun skripsi seperti
membatu pekerjaan rumah hingga mengurus adik akan berpengaruh pada kecemasan yang
dialami mahasiswa. Pada penelitian ini didapatkan mahasiswa yang menyusun skripsi di rumah
dengan orangtua mendapat frekuensi kecemasan yang lebih tinggi dibanding mahasiswa yang
menyusun skripsi sendiri di kost.
Penyusunan skripsi secara daring di masa pandemi COVID-19 juga menjadi faktor
eksternal yang dapat mempengaruhi kecemasan. Gejala kecemasan sering dialami oleh
mahasiswa saat menulis skripsi di masa pandemi COVID-19, karena kurangnya sosialisasi,
keterbatasan dalam bimbingan yang sebagian besar dilakukan secara daring, dan riwayat
COVID-19 yang dialami mahasiswa saat menyusun skripsi. Menurut Cao et al, Xiao et al 2020
Pengaruh pandemi terhadap pendidikan siswa dan pekerjaan masa depan dianggap terkait
dengan ketakutan siswa terhadap Covid-1967. Hubungan sosial semakin tegang sejak
pembatasan PSBB berlaku. Ketika kontak interpersonal langka, gejala kecemasan cenderung
meningkat68.

4.2.3 Kualitas Tidur Mahasiswa FK UIN Jakarta Angkatan 2018 yang Menyusun Skripsi
di Masa Pandemi COVID-19

Tidur merupakan proses proses pemulihan. Proses ini bermanfaat mengembalikan


kondisi seseorang pada keadaan semula, dengan begitu tubuh yang tadinya mengalami
kelelahan akan menjadi segar kembali. Tidur sebagai perubahan keadaan kesadaran yang
terjadi secara terus-menerus dan berulang untuk menyimpan energi dan kesehatan69. Sebuah
data epidemiologi menjelaskan bahwa telah terjadi peningkatan angka keluhan pasien terhadap
kualitas tidur. Hal tersebut didukung oleh hasil survei yang mengindikasikan bahwa 15-35%
dari populasi remaja dan orang dewasa mengeluhkan gangguan kualitas tidur yang sering
mereka alami, seperti gangguan memasuki tidur atau gangguan mempertahankan tidur
sehingga durasi tidur menjadi memendek. Menurut data, diperkirakan tiap tahun, 20-40%
orang dewasa mengalami kesukaran tidur dan 17% diantaranya mengalami masalah serius 70.

46
Hasil dari analisis data menunjukkan kualitas tidur responden sebanyak 98 orang (93)
menunjukkan kualitas tidur buruk. Sedangkan 7 responden (7%) menunjukkan kualitas tidur
baik.
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Rafknowledge (2004) mengatakan stres
dipertimbangkan oleh para ahli spesialis tidur sebagai penyebab kesulitan tidur jangka pendek
nomer satu. Pemicu yang umum termasuk masalah sekolah atau tekanan pekerjaan, masalah
keluarga atau perkawinan dan penyakit yang serius atau musibah kematian dalam keluarga.
Biasanya, masalah tidur akan menghilang begitu saja saat situasi stres berlalu71. Pada
mahasiswa yang menyusun skripsi di masa pandemi COVID-19, pemicu yang menyebabkan
kualitas tidur menjadi buruk yakni adanya pola tidur yang berubah sejak mengerjakan skripsi
stress akademik, deadline mengumpulkan revisi, dan juga kecemasan tentang apa yang akan
terjadi di depan, terbangun untuk ke kamar mandi, dan suhu ruangan yang terlalu dingin atau
terlalu panas.
Dampak dari kualitas tidur yang buruk juga dirasakan oleh banyak orang yaitu seperti
penurunan aktivitas sehari-hari, rasa lelah, lemah, tanda vital tidak stabil, kondisi
neuromuscular yang buruk, proses penyembuhan luka lambat, dan penurunan daya imunitas
tubuh72. Selain itu, kualitas tidur yang buruk juga dapat menyebabkan dampak psikologis yang
negatif bagi manusia seperti stres, depresi, cemas, tidak konsentrasi dan koping tidak efektif73.

4.2.4 Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur Mahasiswa FK UIN Jakarta
Angkatan 2018 yang Menyusun Skripsi di Masa Pandemi COVID-19

Berdasarkan pengujian statistik dengan uji Spearman’s rho, dinyatakan ada hubungan
antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2018
yang menyusun skripsi di masa pandemi COVID-19 yang ditunjukkan dengan nilai p Value
0.035 atau kurang dari 0.05. sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara
tingkat kecemasan dan kualitas tidur mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2018 yang
menyusun skripsi di masa pandemi COVID-19 terbukti atau diterima. Keeratan hubungan
antara kecemasan dengan kualitas tidur bisa ditunjukkan dengan nilai koefisien kontigensi
dengan nilai 0.206 yang berarti memiliki hubungan yang rendah.
Secara keseluruhan hasil penelirian ini menunjukkan bahwa mahasiswa Fakultas
Kedokteran angkatan 2018 yang menyusun skripsi di masa pandemi COVID-19 memiliki
kecemasan dalam kategori normal hingga berat dan mayoritas memiliki kualitas tidur yang

47
buruk. Hal ini menujukkan hubungan antara kecemasan dengan kualitas tidur, responden yang
mengalami kecemasan akan berpengaruh pula pada kualitas tidurnya.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosmawati Dwi Wuryani dan
Sri Kusrohmaniah tahun 2010 menunjukkan ada hubungan positif antara variabel kondisi stress
dengan variabel gangguan pola tidur. Koefisien kolerasi sebesar r = 0,402 (p±0,01)
menunjukkan hubungan antara dua variabel tersebut terbukti, artinya semakin tinggi skor
kondisi stress seseorang maka semakin tinggi pula skor skala gangguan pola tidur dari individu
tersebut. Sebaliknya semakin rendah skor kondisi stress seseorang, makin rendah pula skor
gangguan pola tidur74.
Kemudian menurut penelitian Muhammad Iqbal tahun 2018 menunjukan bahwa
frekuensi stres tertinggi yaitu dengan responden dengan kualitas tidur yang buruk, hal ini
disebabkan karena mahasiswa yang sering begadang untuk mengerjakan tugasnya. Selain itu
kelelahan fisik juga dapat menyebabkan kualitas tidur terganggu. Mahasiswa kesehatan
umumnya yang mempunyai jadwal kuliah yang cukup padat dapat beresiko mengalami kualitas
tidur yang buruk75.
Faktor psikis yang dapat memberikan pengaruh terhadap terjadinya kualitas tidur yang
buruk adalah cemas, stres, tegang, marah dan takut. Dari total 44,78% responden dengan
kualitas tidur yang buruk, masalah psikis yang paling banyak ditemukan adalah rasa cemas,
diikuti oleh stres dan depresi. Jika seseorang mengalami kecemasan maka seseorang akan sulit
memulai tidur yang dapat menyebabkan latensi tidur memanjang, durasi tidur memendek,
terbangun saat malam atau dini hari, bahkan penggunaan obat tidur yang menyebabkan
penambahan skor dalam Pittsburgh Sleep Quality Index, sehingga seseorang akan dapat
mengalami kualitas tidur yang buruk76.
Menurut Wicaksono tahun 2012 dalam penelitiannya yang berjudul analisis faktor
dominan yang berhubungan dengan kualitas tidur pada mahasiswa fakultas keperawatan
Universitas Airlangga didapatkan ternyata stress juga dapat mempengaruhi kualitas tidur
seseorang77. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Lemma di Eutopia tahun 2012 dan Ramsawh tahun 2009 di California yang
menyatakan terdapat hubungan yang kuat antara kualitas tidur dengan tingkat kecemasan.
Sampai saat ini belum ada peneliti yang menjelaskan hubungan antara kualitas tidur dengan
tingkat kecemasan. Namun dipercayai dikarnakan kualitas tidur yang buruk akan menginhibisi
korteks prefrontal media fungsi amigdala yang mengatur emosi, salah satunya kecemasan
seseorang78.

48
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis data pada penelitian yang berjudul “ Hubungan Tingkat Kecemasan
dengan Kualitas Tidur Mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
menyusun skripsi di masa pandemi COVID-19” didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan, menyusun skripsi dirumah,
menggunakan jenis kuantitatif, bimbingan dilakukan secara insidental dengan
metode daring. Dan mayoritas responden tidak memiliki riwayat COVID-19,
gangguan kecemasan, dan riwayat penyakit kronik saat menyusun skripsi.
2. Tingkat kecemasan responden paling banyak memiliki kecemasan dengan kategori
normal sebanyak 76 responden (72%).
3. Sebanyak 98 mahasiswa (93%) mengalami kualitas tidur yang buruk dan 7
mahasiswa (7%) memilki kualitas tidur yang baik.
4. Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan
kualitas tidur Mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang menyusun skripsi di masa pandemi COVID-19 dengan nilai koefisien korelasi
0,206 dengan signifikansi (p value) 0, 035 atau kurang dari 0,05.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka disarankan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Bagi peneliti selanjutnya
Dapat dijadikan sebagai data dasar yang dapat dikembangkan menjadi penelitian yang
lebih baik dan diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor - faktor yang dapat
mempengaruhi kecemasan mahasiswa tingkat akhir.
2. Bagi institusi
Diharapkan dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan evaluasi dan
menetapkan kebijakan atau program dalam mengurangi angka kecemasan pada
mahasiswa Fakultas Kedokteran yang sedang menyusun skripsi.

49
3. Bagi responden yang mengalami kecemasan berat
Psikoterapi Supportif
Tujuan: untuk membawa pasien ke keseimbangan emosional secepat mungkin, dengan
memperbaiki gejala dan memperkuat mekanisme koping, serta menghilangkan atau
mengurangi faktor eksternal yang menjadi sumber stress sehingga pasien dapat
berfungsi normal. (Wolberg, 1988). Beberapa teknik psikoterapi suportif yang dapat
dilakukan antara lain: pujian, reassurance, dorongan, normalisasi, advis, reframing
(Winston, Rosenthal andPinsker, 2004)

DAFTAR PUSTAKA

1. Moch. Halim Sukur, Halim Kurniadi. 2020. Penanganan Pelayanan Kesehatan Di Masa
Pandemi Covid-19 Dalam Perspektif Hukum Kesehatan
2. Satgas Covid-19. Peta sebaran kasus positif Covid
3. Miftahul huda, Jurnal Dialogia, Vol.9, No.2 , 2011, h. 111
4. Kinansi. 2012. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya
5. Purnamarini, D. P. A., Setiawan, T. I., & Hidayat, D. R. (2016). PENGARUH TERAPI
EXPRESSIVE WRITING TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN SAAT
UJIAN SEKOLAH (Studi Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas XI di SMA Negeri
59 Jakarta). Insight: Jurnal Bimbingan Konseling, 5(1), 36.
https://doi.org/10.21009/insight.051.06
6. PDSKJI. (2020). PDSKJI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia).
http://pdskji.org/home
7. Cao, W., Fang, Z., Hou, G., Han, M., Xu, X., Dong, J., & Zheng, J. (2020). The
psychological impact of the COVID-19 epidemic on college students in China.
Psychiatry Research, 287(112934). https://doi.org/10.1016/j.psychres.2020.112934
8. Dewi, E. (2020). PENGARUH KECEMASAN SAAT PEMBELAJARAN DARING
MASA PANDEMI COVID-19 TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA
STIKES WILLIAM SURABAYA. Jurnal Keperawatan, 9(1 SE-Articles).
https://doi.org/10.47560/kep.v9i1.210

50
9. Yang, L., Yu, Z., Xu, Y., Liu, W., Liu, L., & Mao, H. (2020). Mental status of patients
with chronic insomnia in China during COVID-19 epidemic. The International Journal
of Social Psychiatry, 66(8), 821–826. https://doi.org/10.1177/0020764020937716.
10. Mauliku, N. (2020). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan Pola Tidur
Pada Perawat Di Instalasi Rawat Inap Bagian D3 Rsud Cibabat Tahun 2014. Jurnal
Ilmu Kesehatan Immanuel, 14, 34. https://doi.org/10.36051/jiki.v14i1.118
11. Argaheni, N. B. (2020). Sistematik Review: Dampak Perkuliahan Daring Saat Pandemi
COVID-19 Terhadap Mahasiswa Indonesia. PLACENTUM: Jurnal Ilmiah Kesehatan
dan Aplikasinya, 8(2), 99. https://doi.org/10.20961/placentum.v8i2.43008
12. Ghufron, M. Nur., dan Rini Risnawita S.2012. Teori-Teori Psikologi. Jogjakarta:
ArRuzz Media
13. Muyasaroh hanifah et al. 2020. Kajian Jenis Kecemasan Masyarakat Cilacap dalam
menghadapi Pandemi Covid 19
14. Feist, J. & Gregory J. Feist.(2010). Teori Kepribadian (Edisi ketujuh). Jakarta: Penerbit
Salemba Humanika.
15. Hurlock, E. B. (2010). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang. Rentang
Kehidupan (Alih Bahasa Istiwidayanti, dkk). Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
16. Andika, R. (2020). Hubungan Tingkat Religiusitas Dengan Tingkat Kecemasan
Mahasiswa Di Masa Pandemi Covid19. Jurnal Kesehatan Al-Irsyad, 13(2), 131–144
17. Nur cita, B., & Susantiningsih, T. (2020). Dampak Pembelajaran Jarak Jauh Dan
Physical Distancing Pada Tingkat Kecemasan Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. Journal of Borneo Holistic
Health, 3(1), 58–68.
18. Rinaldi, M. R. (2020). Kecemasan Pada Masyarakat Saat Masa Pandemi Covid- 19 Di
Indonesia. In D. H. Santoso (Ed.), COVID-19 Dalam Ragam Tinjauan Perspektif (pp.
137–150). MBridge Press. http://lppm.mercubuana-yogya.ac.id/wp-
content/uploads/2020/07/BUKURAPID-RESEARCH-COVID-UPDATE-1.pdf
19. Vibriyanti, D. (2020). Kesehatan Mental Masyarakat: Mengelola Kecemasan Di
Tengah Pandemi Covid-19. Jurnal Kependudukan Indonesia; 2020: Edisi Spesial:
Demografi Dan COVID-19 Di IndonesiaDO - 10.14203/Jki.V0i0.550.
https://ejurnal.kependudukan.lipi.go.id/index.php/jki/article/view/550
20. McDowell, I. (2006) Measuring Health: A guide to rating scales and questionnaires. 3
Edition, OXFORD UNIVERSITY PRESS. 3 Edition. New York: OXFORD
UNIVERSITY PRESS. doi: 10.1093/acprof:oso/9780195165678.001.0001.

51
21. Sitohang, T. R., Rosyad, Y. S., & Rias, Y. A. (2021). Indonesia Bagian Barat Selama
Pandemic. 6(2), 279–289.
22. Febriyanti, E. dan, & Mellu, A. (2020). Tingkat Kecemasan Mahasiswa Keperawatan
Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Di Kota Kupang. NURSING UPDATE : Jurnal
Ilmiah Ilmu Keperawatan P-ISSN : 2085-5931 e-ISSN : 2623-2871, 11(3), 1–6.
https://stikes-nhm.e-journal.id/NU/index
23. Ilahi, A. D. W., Rachma, V., Janastri, W., & Karyani, U. (2021). The Level of Anxiety
of Students during the Covid-19 Pandemic. Proceding of InterIslamic University
Conference on Psychology, 1(1), 1–6
24. Barbara, Kozier, 2008, Fundamental of Nursing, Seventh Edition, Vol.2, Jakarta: EGC.
25. Guyton, A. C. and Hall, J. E. (2006) Textbook of Medical Physiology 11th ed.
Philadelphia: Elsevier Saunders.
26. Alfi, W. N., & Yuliwar, R. (2018). The Relationship between Sleep Quality and Blood
Pressure in Patients with Hypertension. Jurnal Berkala Epidemiologi; Vol 6, No 1
(2018): Jurnal Berkala EpidemiologiDO - 10.20473/Jbe.V6I12018.18-26.
https://ejournal.unair.ac.id/JBE/article/view/9481
27. Reza, R. R., Berawi, K., Karima, N., & Budiarto, A. (2019). Fungsi Tidur dalam
Manajemen Kesehatan. Medical Journal Of Lampung University, 8(2), 247– 253.
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/2479
28. Berman, A. Snyder, S., Kozier, B., & Erb, G (2003). Buku Ajar Praktik Klinis Kozier
& Erb Edisi 5. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
29. Sivertsen, Borge., Glozier, Nick., Harvey, Allison G., Hysing, Mari. (2015). Academic
performance in adolescents with delayed sleep phase
30. Potter, P. A. and Perry, A. G. (2013) Fundamental of Nursing. 8 EDITION. St. Louis:
Elsevier Mosby
31. Asmadi (2008) Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika
32. Smyth, C. (2012) ‘The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI).’, Try this: best
practicesin nursing care to older adults, 6(1)
33. Uliyah, M. and Hidayat, A. A. A. (2008) Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk
Kebidanan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
34. Maryono, N. A., Sutrisno, S., & Riniasih, W. (2020). Pengaruh Pola Tidur Terhadap
Peningkatan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Desa Jambon Kecamatan
Pulokulon-Grobogan. The Shine Cahaya Dunia D-Iii Keperawatan, 5(1).

52
35. Akasian, S. C., Rumiati, F., & William, W. (2020). Pengaruh Musik terhadap Kualitas
Tidur pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana. Jurnal
Kedokteran Meditek, 26(3 SE-Artikel Penelitian), 118–124.
https://doi.org/10.36452/jkdoktmeditek.v26i3.1906
36. Rafknowledge (2004) Insomnia dan Gangguan Tidur Lainnya. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
37. Wang, C. and Zhao, H. (2020) ‘The Impact of COVID-19 on Anxiety in Chinese
University Students’, Frontiers in Psychology, 11(1168), pp. 1–8. doi:
10.3389/fpsyg.2020.01168.
38. Salari N., Hosseinian-Far A., Jalali R., Vaisi-Raygani A., Rasoulpoor S., Mohammadi
M., Rasoulpoor S., Khaledi-Paveh B. Prevalence of stress, anxiety, depression among
the general population during the COVID-19 pandemic: a systematic review and meta-
analysis. Glob. Health. 2020;16(1):57. doi: 10.1186/s12992-020-00589-w.
39. Canady VA. APA poll finds nearly half anxious about getting COVID-19. Mental
Health Weekly2020Mar 30;30(13):5. doi:10.1002/mhw.32295S
40. Liu S, Ying L. Somatic symptoms and concern regarding COVID-19 among
Chinese college and primary school students : A cross-sectional survey. Psychiatry
Res. 2020;289(April):113070. doi:10.1016/j.psychres.2020.113070
41. Fried E, Papanikolaou F, Epskamp S. Mental Health and Social Contact During
the COVID-19 Pandemic: An Ecological Momentary Assessment Study.
2020;116.doi:10.31234/osf.io/36xkp
42. A comparative study of professional student stress.Murphy RJ, Gray SA, Sterling G,
Reeves K, DuCette JJ Dent Educ. 2009 Mar; 73(3):328-37.
43. Khoirunnisa. 2021. Tingkat Kecemasan Mahasiswa Terhadap Tugas Akhir Prodi Pai
Di Iain Palangka Raya
44. COVID-19 and online teaching in higher education: A case study of Peking University.
Bao W Hum Behav Emerg Technol. 2020 Apr; 2(2):113-115.
45. Medical Student Education in the Time of COVID-19.Rose S JAMA. 2020 Jun 2;
323(21):2131-2132.
46. Prevalence of Depression, Depressive Symptoms, and Suicidal Ideation Among
Medical Students: A Systematic Review and Meta-Analysis. Rotenstein LS, Ramos MA,
Torre M, Segal JB, Peluso MJ, Guille C, Sen S, Mata DA JAMA. 2016 Dec 6;
316(21):2214-2236.

53
47. Setyowati, A., Chung, M.-H. and Yusuf, A. (2019) ‘Development of self-report
assessment tool for anxiety among adolescents: Indonesian version of the Zung self-
rating anxiety scale’, Journal of Public Health, 10(s1), pp. 15–18. doi:
https://doi.org/10.4081/jphia.2019.1172.
48. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
49. Gomathi, K.G., Ahmed, S. and Sreedharan, J. (2012) Psychological Health of First-
Year Health Professional Students in a Medical University in the United Arab Emirates.
Sultan Qaboos University Medical Journal, 12, 206-213.
https://doi.org/10.12816/0003114
50. Yusoff, M. S. B. et al., 2011. A study on stress, stressors, and coping strategies among
Malaysian medical students. International Journal od Student’s Research, 1(2), pp.45-
50
51. Gilbert, Steven P., Weaver, Cameron C. (2010). Sleep Qualitiy and Academic
Performance in University Students: A Wake-Up Call for College Psychologist. Journal
of College Student Psychotherapy. [online] Volume 24, p. 295. Available at:
http://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/87568225.2010.509245
52. Syamsoedin, W. K. (2015). Hubungan durasi penggunaan media sosial dengan kejadian
insomnia pada remaja di SMA Negeri 9 Manado. Scholarly article, 6-8.
53. Khasanah K dan Hidayati W. 2012. Kualitas Tidur Lansia Balai Rehabilitasi Sosial
“MANDIRI” Semarang. Jurnal Nursing Studies, 1(1) : 189-196.
54. Kaplan, H.I; Sadock, B.J; Grebb,J.A. (2010). Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan
Perilaku Psikiatri Klinis Jilid 2. Tangerang : Bina Rupa Aksara

55. Hidayat, R., & Indati, S. W. A. (1996). Anteseden perkembangan dari kepencemasan
sosial. Jurnal Psikologi, 23.
56. Mash, E., & Wolfe, D. (2012). Abnormal child psychology. Cengage Learning
57. Moayed, M. S., Vahedian-Azimi, A., Mirmomeni, G., Rahimi-Bashar, F.,
Goharimoghadam, K.
58. Anindyajati, G., Wiguna, T., Murtani, B. J., Christian, H., Wigantara, N. A., Putra, A.
A., ... & Diatri, H. (2021). Anxiety and its associated factors during the initial phase of
the COVID19 pandemic in Indonesia. Frontiers in psychiatry, 12, 253.

54
59. Uvais, N. A., Moideen, S., Babu, F., Rajagopal, S., Maheshwari, V., & Gafoor, T. A.
(2021). Depression and anxiety among patients with active COVID-19 infection: a
cross-sectional study. The Primary Care Companion for CNS Disorders, 23(5), 36820.
60. Magnúsdóttir, I., Lovik, A., Unnarsdóttir, A. B., McCartney, D., Ask, H., Kõiv, K., ...
& Andreassen, O. A. (2022). Acute COVID-19 severity and mental health morbidity
trajectories in patient populations of six nations: an observational study. The Lancet
Public Health.
61. Agustini, M. (2016). Self-Efficacy Dan Makna Hidup Pada Penderita Penyakit Jantung
Koroner. Samarinda: Ejournal Psikologi. Vol.4. No.4: 419- 430.
62. Suliswati, dkk. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC.
63. Suwanto, Musis. 2015. “Implementasi Metode Bayesian Dalam Menentukan
Kecemasan Pada HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale).” 1–17.
64. Rohmah FA. Efektivitas Diskusi Kelompok dan Pelatihan Efikasi Diri untuk
Menurunkan Stres Mahasiswa yang Sedang Skripsi. Humanit J Psikol Indones. 2007.
65. Hastuti, R Y; Sukandar, A; Nurhayati, T. (2016). Hubungan Tingkat Kecemasan
dengan Kualitas Tidur pada Mahasiswa yang Menyusun Skripsi di Stikes
Muhammadiyah Klaten. Motorik. 10-21 Vol. 11 No. 22

66. Rafikasari, M. N. (2015). Hubungan antara efikasi diri dengan strategi coping pada
mahasiswa yang menyusun skripsi (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Surakarta)
67. Cao, W., Fang, Z., Hou, G., Han, M., Xu, X., Dong, J. and Zheng, J. (2020). The
psychological impact of the COVID-19 epidemic on college students in China.
Psychiatry research, p.112934.
68. Xiao, C. (2020). A novel approach of consultation on 2019 novel coronavirus (COVID-
19)-related psychological and mental problems: structured letter therapy. Psychiatry
investigation
69. Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan
Praktik. Jakarta : EGC.
70. Wulandari RP. Hubungan Tingkat Stress Dengan Gangguan Tidur Pada Mahasiswa
Skripsi Di Salah Satu Fakultas Rumpun Science-Tecnology UI. Karya Tulis Ilmiah,
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Jakarta; 2019.
71. Rafknowledge. (2004). Insomnia dan Gangguan Tidur Lainnya. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo

55
72. Indrawati B, Nova. 2012. “Perbandingan Kualitas Tidur Mahasiswa yang Mengikuti
UKM dan Tidak Mengikuti UKM pada Mahasiswa Reguler FUI”. Universitas
Indonesia. Depok
73. Widoyoko, Eko Putro. 2013. “Analisis Pengaruh Kinerja Guru Terhadap Motivasi
Belajar Siswa.
74. Wuryani, Rosmawati Dwi. Kusrohmaniah, Sri. (2006). Hubungan Antara Kondisi Stres
dengan Persepsi Kesulitan Tidur pada Mahasiswa.
75. Iqbal M. (2018). Hubungan Tingkat Stres Dengan Kualitas Tidur Pada Mahasiswa
Yang Sedang Menyusun Skripsi di Program Studi Matematika di STKIP PGRI
Kabupaten Pacitan. 2018;100.
76. Destiana, Agustin. 2012 “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tidur pada
Pekerja Shift di PT Krakatau Tirta Industri Cilegon”. Universitas Indonesia. Depok
77. Wicaksono, D. W. (2012). Analisis faktor dominan yang berhubungan dengan kualitas
tidur pada mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga. Scholarly Article,
4-6.
78. Ramsawh, Holly J et al. “Relationship of anxiety disorders, sleep quality, and functional
impairment in a community sample.” Journal of psychiatric research vol. 43,10
(2009): 926-33. doi:10.1016/j.jpsychires.2009.01.009
79. Wolberg, L. R. (1988). (4th ed.). Grune & Stratton, Inc/Harcourt, Bra.
80. Winston, A., Rosenthal, R. N., & Pinsker, H. (2004). Introduction to supportive
psychotherapy. American Psychiatric Publishing, Inc..

56
LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitisn

Bagian I: Lembar Informed

Sehubungan dengan penyelesain skripsi Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
maka saya:

Nama : Aulia Ersya Rahayu

NIM : 11181330000117

Pekerjaan : Mahasiswi Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Email/No. Hp : auliaersyar@gmail.com / 081313477787

Alamat : Jl. H. Resi, No.18, RT/RW:10/05, Keduanan, Kec. Depok, Kab. Cirebon

Bermaksud mengadakan penelitian yang berjudul “Hubungan Tingkat Kecemasan dengan


Kualitas Tidur Mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan
2018 yang Menyusun Skripsi di Masa Pandemi COVID-19”. Tujuan dari penelitian untuk
mengetahui hubungan antara kecemasan dan kualitas tidur pada mahasiswa fakultas
kedokteran UIN Jakarta yang menyusun skripsi di masa pandemi COVID-19. Responden harus
mengisi lembar kuesioner yang telah diberikan oleh peneliti. Peneliti akan menghormati privasi
dan kerahasiaan subjek/responden yang menuliskan identitas di lembar kuisioner. Data yang
diperoleh hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika Anda bersedia untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini maka saya memohon untuk menandantangani lembar
persetujuan menjadi responden.

Demikian penjelasan penelitian yang dapat saya sampaikan, atas perhatiannya saya ucapkan
terima kasih.

Ciputat, Maret 2022

Peneliti

Aulia Ersya Rahayu

57
Bagian II: Lembar Consent

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama :

NIM :

Email :

Saya diminta dan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian yang berjudul “Hubungan
Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur Mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2018 yang Menyusun Skripsi di Masa Pandemi COVID-19”.
Peneliti meminta kepada saya untuk mengisi lembar kuesioner yang telah disediakan oleh
peneliti. Hasil scoring yang didapatkan akan dirahasiakan dan digunakan untuk keperluan
pengolahan data dan apabila data tidak digunakan maka akan dimusnakan oleh peneliti. Hanya
peneliti yang mengetahui data yang saya berikan. Demikian pernyataan saya buat tanpa adanya
unsur paksaan dari siapapun. Saya bersedia berpartisipasti dalam penelitian ini.

Ciputat, Maret 2022

Peneliti Responden

Aulia Ersya Rahayu (...............................)

58
Bagian III: Karakteristik Responden

KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR MAHASISWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA ANGKATAN
2018 YANG MENYUSUN SKRIPSI DI MASA PANDEMI COVID-19

Petunjuk pengisian:

1. Bacalah secara cermat dan teliti setiap bagian pernyataan dalam kuesioner ini.
2. Isilah titik-titik yang tersedia dengan jawaban yang benar.
3. Pilihlah salah satu jawaban menurut anda yang paling sesuai dengan kondisi yang
dialami saat ini dengan memberikan tanda ceklist () pada pilihan jawaban yang dipilih.

Karakteristik Responden:
1. Jenis kelamin:
Laki-laki
Perempuan
2. Tempat tinggal saat menyusun skripsi:
Tinggal sendiri / Kos
Dengan orangtua
3. Komunikasi dengan dosen pembimbing:
Cara bimbingan (via zoom/wa/offline) : ……
Frekuensi bimbingan skripsi: ……
Bimbingan terjadwal/insidental: ……
4. Jenis penelitian skripsi:
Kuantitatif
Kualitatif
5. Riwayat COVID-19 saat menyusun skripsi:
Positif COVID-19 diri sendiri
Positif COVID-19 keluarga
Tidak ada Riwayat positif COVID-19
6. Apakah Anda memiliki gangguan kecemasan (anxiety disorderd) sebelum menyusun
skripsi di masa pandemi COVID-19

59
Ya,
Gangguan kecemasan berupa ….
Tidak
7. Apakah Anda memiliki penyakit kronis saat menyusun skripsi
Ya
Penyakit ….
Tidak

60
Bagian IV:
Kuesioner Tingkat Kecemasan SAS/ZRAS (Zung Self Rating Anxiety Scale)

Petunjuk pengisian:

Berikut merupakan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan Tingkat Kecemasan pada
mahasiswa kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2018. Pilih jawaban sesuai
dengan gejala atau kondisi yang anda alami selama menyusun skripsi di masa pandemi
COVID-19. Agar data yang diberikan dapat diolah, mohon mengisi semua pernyataan yang
ada dalam kuesioner ini.

TIDAK KADANG-
NO. PERTANYAAN SERING SELALU
PERNAH KADANG
Saya merasa lebih gelisah atau gugup dan cemas
1. 1 2 3 4
dari biasanya
2. Saya merasa takut tanpa alasan yang jelas 1 2 3 4
Saya merasa seakan tubuh saya berantakan atau
3. 1 2 3 4
hancur
4. Saya mudah marah, tersinggung atau panik 1 2 3 4
Saya merasa kesulitan mengerjakan sesuatu atau
5. 1 2 3 4
merasa sesuatu yang jelek akan terjadi

6. Kedua tangan dan kaki saya sering gemetaran 1 2 3 4

Saya sering terganggu oleh sakit kepala, nyeri


7. 1 2 3 4
leher atau nyeri otot

8. Saya merasa badan saya lemah dan mudah lelah 1 2 3 4

Saya merasa tidak dapat istirahat atau duduk


9. 1 2 3 4
dengan tenang
Saya merasa jantung berdebar dengan keras dan
10. 1 2 3 4
kencang
11. Saya sering mengalami pusing 1 2 3 4
12. Saya sering pingsan atau merasa seperti pingsan 1 2 3 4

61
13. Saya mudah sesak napas tersengal-sengal 1 2 3 4
Saya merasa kaku atau mati rasa dan kesemutan
14. 1 2 3 4
pada jari-jari saya
Saya merasa sakit perut atau gangguan
15. 1 2 3 4
pencernaan
16. Saya sering kencing dari pada biasanya 1 2 3 4
Saya merasa tangan saya dingin dan sering
17. 1 2 3 4
basah oleh keringat
18. Wajah saya terasa panas dan kemerahan 1 2 3 4
19. Saya sulit tidur dan tidak dapat istirahat malam 1 2 3 4
20. Saya mengalami mimpi-mimpi buruk 1 2 3 4

Citation:
Setyowati, A., Chung, M.-H. and Yusuf, A. (2019) “Development of self-report assessment
tool for anxiety among adolescents: Indonesian version of the Zung self-rating anxiety
scale”, Journal of Public Health in Africa, 10(s1). doi: 10.4081/jphia.2019.1172

62
Bagian V:

Kuesioner Kualitas Tidur PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Index)

Petunjuk pengisian:

Berikut merupakan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan Kualitas Tidur pada
mahasiswa kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2018. Pilih jawaban sesuai
dengan gejala atau kondisi yang anda alami selama menyusun skripsi di masa pandemi
COVID-19. Agar data yang diberikan dapat diolah, mohon mengisi semua pernyataan yang
ada dalam kuesioner ini.

Selama menyusun skripsi,


1. Jam berapa biasanya Anda tidur?
2. Berapa lama (dalam menit) Anda baru bisa tertidur tiap malam?
≤15 menit
16-30 menit
31-60 menit
>60 menit
3. Jam berapa biasanya Anda bangun pagi?
4. Berapa jam Anda benar-benar tertidur pada malam hari? (Jawaban ini berbeda dengan
waktu yang Anda habiskan di tempat tidur)
>7 jam
6-7 jam
5-6 jam
<5 jam

Seberapa sering Anda mengalami Tidak ≥3x


5. 1x Seminggu 2x Seminggu
masalah dalam tidur, karenakan… Pernah Seminggu
Tidak mampu tertidur selama 30 menit
a. 0 1 2 3
sejak berbaring
Terbangun di tengah malam atau terlalu
b. 0 1 2 3
dini hari

c. Terbangun untuk ke kamar mandi 0 1 2 3

63
d. Tidak mampu bernafas dengan nyaman 0 1 2 3

e. Batuk atau mengorok 0 1 2 3


f. Merasa terlalu dingin 0 1 2 3
g. Merasa terlalu panas 0 1 2 3

h. Mengalami mimpi buruk 0 1 2 3


i. Mengalami nyeri 0 1 2 3
j. Alasan lain ........ 0 1 2 3
Seberapa sering Anda menggunakan
6. 0 1 2 3
obat tidur

Seberapa sering Anda mengantuk


7. 0 1 2 3
melakukan aktivitas di siang hari
Masalah Masalah
Tidak Sangat
tapi tidak dan kadang
masalah masalah
mengganggu mengganggu
Seberapa berat menyelesaikan
8. 0 1 2 3
masalah yang Anda hadapi
Sangat Sangat
Cukup baik Buruk
baik buruk
Bagaimana penilaian Anda terhadap
9. 0 1 2 3
kualitas tidur Anda

Citation:
Setyowati, Anggi & Chung, Min-Huey. (2021). Validity and reliability of the Indonesian
version of the Pittsburgh Sleep Quality Index in adolescents. International Journal of Nursing
Practice. 27. 10.1111/ijn.12856.

64
Lampiran 2: Hasil Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov

Lampiran 3: Hasil Uji Korelasi Spearman’s Rho

65
Biodata Peneliti

A. Data Pribadi

Nama : Aulia Ersya Rahayu

Tempat dan Tanggal Lahir : Banjarmasin, 7 Agustus 2000

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. H. Resi, No.18, Depok, Kab. Cirebon

No. Hp : 081313477787

Email : auliaersyar@gmail.com

B. Riwayat Pendidikan Formal

2004-2006 : TK Harapan Cirebon

2006-2012 : SD Negeri 1 Keduanan

2012-2015 : SMP Negeri 1 Plumbon

2015-2018 : SMA Negeri 1 Cirebon

2018-sekarang : Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

C. Pengalaman Organisasi

Tahun Organisasi Posisi


2019-2021 UIN Syahid Medical Anggota Divisi
Rescue (USMR) Kaderisasi

66

Anda mungkin juga menyukai