Anda di halaman 1dari 82

HUBUNGAN STRES TERHADAP BURNOUT PADA

MAHASISWA PREKLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN


UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN
AJARAN 2018/2019

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar


SARJANA KEDOKTERAN

Disusun oleh :
Risa Azzahra Khatami
11151030000025

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2018 M
ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT


karena berkat limpahan rahmat, anugerah, serta nikmat-Nya penulis dapat belajar dan
menyelesaikan penelitian di FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sholawat serta salam
tak lupa penulis curahkan kepada Rasulullah SAW yang telah membawa umat Muslim
dari zaman kegelapan ke zaman yang penuh dengan perkembangan ilmu dan teknologi
sehingga penulis dapat belajar kala ini.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada
Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa
penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:

1. dr. H. Hari Hendarto, Ph.D., Sp.PD-KEMD selaku dekan FK UIN Syarif


Hidayatullah Jakarta.
2. dr. Fika Ekayanti, DKK, M.Med.Ed. dan dr. Isa Multazam Noor, MSc, SpKJ(K)
selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu untuk
membimbing, member masukan serta arahan dan motivasi penulis selama
pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi.
3. drg. Laifa Hendarmin, DDS, Ph.D. dan dr. Flori Ratna Sari, Ph.D. selaku dosen
penanggung jawab riset mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta angkatan 2015 yang telah memotivasi kami untuk dapat menyelesaikan
riset tepat waktu dan memberi arahan serta masukan dalam penelitian yang kami
lakukan.
4. dr. Lucky Brilliantina, M.Biomed selaku dosen pembimbing akademik penulis
yang selalu membimbing dan memberikan motivasi kepada penulis.
5. Kedua orang tua penulis yang tercinta, ayahanda Drs. Nana Priyatna dan ibunda
Dra. Yayat Nurhayati, serta kakak tersayang Rezha Baihaqi yang sangat penulis
cintai. Mereka selalu mencurahkan cinta dan kasih sayangnya dan selalu memberi

v
dukungan baik moral, materil dan spiritual yang tak kunjung hentinya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi ini.
6. Teman seperjuangan penelitian, yaitu Lahzatin Atiqah dan Aminah Oktavia yang
merupakan sahabat seperjuangan dalam penelitian dan pembuatan skripsi ini, yang
telah bekerja sama dengan baik dan saling bahu membahu memberikan dukungan,
semangat, dan motivasi selama penelitian dan penyusuan skripsi ini.
7. Sahabat-sahabat penulis, yaitu Khadijah Alhaura, Annisa Delia K., Hanifa Syafly
Nailufar Hamro dan sahabat penulis lainnya saat duduk dibangku sekolah yaitu
Nazilatul Fakhirah, Lu’lu Falaesifah, Indriani Dwi Rahayu yang sudah mendoakan
dan memberi semangat untuk menyelesaikan skripsi.
8. Seluruh teman-teman program studi kedokteran angkatan 2015 yang selalu
memberi dukungan dan semangat.
9. Teman-teman dari Universitas Telkom Bandung dimana penulis sempat berkuliah
disana sebelumnya, yaitu Rafida Ajib, Sherly Widi, Yudha, Hasna, Ilham Mogu,
Raihan Amin, dan yang lainnya selalu saling menyemangati.
10. Teman-teman dunia maya penulis yaitu Fabian Esa Nugraha, Budi Juliantara,
Putra Maula dan Indra Mahayana yang selalu menghibur penulis melalui discord
disaat mengerjakan skripsi.
11. Semua pihak yang telah membantu pelaksanaan penelitian dan skripsi yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan dan
ketidaksempurnaan mengingat keterbatasan kemampuan penulis, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir
kata, penulis berharap semoga skripsi ini berguna bagi para pembaca dalam mempelajari
dan mengembangkan ilmu kedokteran.

Ciputat, 12 November 2018

Penulis

vi
ABSTRAK

Risa Azzahra Khatami. Program Studi Kedokteran. Hubungan Stres Terhadap


Burnout pada Mahasiswa Preklinik Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Tahun Ajaran 2018/2019.

Latar Belakang: Mahasiswa yang merupakan peralihan menuju remaja dewasa


mempunyai resiko yang sangat tinggi tepapar oleh stres yang berkibat dampak panjang,
sehingga muncul kecenderungan burnout. Tujuan: Mengetahui hubungan stres terhadap
burnout pada mahasiswa tingkat awal dan akhir Fakultas Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2018/2019. Metode: Rancangan penelitian yang digunakan
adalah cross sectional. Sampel dipilih dengan metode total sampling sebanyak 369
sampel. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Burnout Freudenberger and
Richelson dan DASS-42. Analisis data bivariabel menggunakan uji Korelasi Kontingensi
Koefisien . Hasil: Didapatkan hubungan positif bermakna antara stres dan burnout
(p=0,001), yakni nilai uji korelasi (r=0,376). Kesimpulan: Stres berhubungan secara
bermakna tehadap kejadian burnout pada mahasiswa tingkat awal dan akhir Fakultas
Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun ajaran 2018/2019.

Kata kunci: stres, burnout, mahasiswa, kedokteran.

vii
ABSTRACT

Risa Azzahra Khatami. Medical Study Program. Stress Relation to Burnout on Pre-
Clinical Student Faculty of Medicine UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Year 2018/2019.

Background: Students who transition to adult teens have a very high risk of being exposed
to stress-related stress, resulting in a burnout tendency. Objective: To know the relation
between stress level to burnout in early and final year students of Faculty of Medicine
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta in 2018/2019. Method: Research design used is cross
sectional. Samples were selected by total sampling method as much as 369 samples. Data
collection using Burnout Freudenberger and Richelson and DASS-42 questionnaires.
Bivariable data analysis uses Contingency Coefficient tests. Results: Obtained a
significant positive relationship between stress and burnout (p = 0.001), namely the
correlation test value (r = 0.376). Conclusion: Stress was significantly related to burnout
incidence in early and late students of Faculty of Medicine UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta in 2018/2019 .

Keywords: stress, burnout, student, medicine.

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................................... ii


LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................................... ivii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................. iv
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... v
ABSTRAK ..................................................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................... viix
DAFTAR TABEL .......................................................................................................................... xi
DAFTAR SINGKATAN .............................................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................................................ 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................ 2
1.3 HIPOTESIS ............................................................................................................................. 2
1.4 TUJUAN ................................................................................................................................. 2
1.4.1 Tujuan Umum ................................................................................................................... 2
1.4.2 Tujuan Khusus .................................................................................................................. 3
1.5 MANFAAT PENILITIAN...................................................................................................... 3
1.5.1 Untuk Peneliti ................................................................................................................... 3
1.5.2 Untuk Penelitian ............................................................................................................... 3
1.5.3 Untuk Perguruan Tinggi ................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................... 4
2.1 BURNOUT............................................................................................................................... 4
2.1.1 Definisi Burnout ............................................................................................................... 4
2.1.2 Dimensi Burnout ............................................................................................................... 4
2.1.3 Karakteristik Burnout ....................................................................................................... 6
2.1.4 Gejala yang Terlihat pada Penderita Burnout .................................................................. 6
2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Burnout .................................................................... 7
2.2 STRES ..................................................................................................................................... 8
2.2.1 Definisi Stres ..................................................................................................................... 8
2.2.2 Jenis-jenis Stres................................................................................................................. 9
2.2.3 Tingkatan Stres ............................................................................................................... 10
2.2.4 Sumber-sumber Stres ...................................................................................................... 11
2.2.5 Klasifikasi Stres .............................................................................................................. 12
2.2.6 Fisiologi Stres ................................................................................................................. 12
2.3 Kerangka Teori ...................................................................................................................... 14
2.4 Kerangka Konsep .................................................................................................................. 15
2.5 Definisi Operasional.............................................................................................................. 16

ix
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................................................. 19
3.1 Desain Penelitian ................................................................................................................... 19
3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan ........................................................................................... 19
3.3 Populasi Penelitian ................................................................................................................ 19
3.4 Teknik Sampling ................................................................................................................... 19
3.5 Besar Sampel ......................................................................................................................... 20
3.6 Kriteria Sampel ..................................................................................................................... 21
3.6.1 Kriteria Inklusi ................................................................................................................ 21
3.6.2 Kriteria Eksklusi ............................................................................................................. 21
3.7 Identifikasi Variabel Penelitian............................................................................................. 22
3.7.1 Variabel Bebas (independent) ....................................................................................... 22
3.7.2 Variabel Terikat (dependent) ......................................................................................... 22
3.8 Alur Penelitian....................................................................................................................... 23
3.9 Manajemen data .................................................................................................................... 24
3.9.1 Pengumpulan data ........................................................................................................... 24
3.9.2 Instrumen penelitian ....................................................................................................... 24
3.9.2.1 Kuesioner MBI (Masclah Burnout Inventory) ................................................ 24
3.9.2.2 Kuesioner Burnout Freudenberger ................................................................... 25
3.9.2.3 Kuesioner DASS-42 ............................................................................................... 26
3.10 Metode Pengolahan dan Analisis Data ............................................................................ 28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................................... 29
4.1 Analisis Univariat .................................................................................................................. 29
4.1.1 Karakteristik Sampel ...................................................................................................... 30
4.1.2 Frekuensi Stres ................................................................................................................ 31
4.1.2.1 Distribusi Tingkat Stres Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Urutan kelahiran dan
Jumlah saudara .................................................................................................................... 33
4.1.3 Frekuensi Burnout........................................................................................................... 35
4.1.3.1 Distribusi tingkat Burnout Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Urutan kelahiran dan
Jumlah saudara .................................................................................................................... 36
4.1.3.2 Distribusi Burnout Berdasarkan Dimensi .............................................................. 38
4.2 Analisis Bivariat ................................................................................................................. 39
4.2.1 Uji Korelasi Hubungan Tingkat Stres dengan Burnout ................................................. 39
4.3 Keterbatasan Penelitian ..................................................................................................... 42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 44
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................................... 44
5.2 Saran .................................................................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 45
LAMPIRAN.................................................................................................................................. 49

x
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skala penilaian kuesioner Burnout Freudenberger and Richelson............................... 26


Tabel 3.2 Indikator kuesioner Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS-42) ............................ 26
Tabel 3.3 Alternatif jawaban kuesioner Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS-42) ............ 27
Tabel 3.4 Skala penilaian kuesioner Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS-42) .................. 28
Tabel 4.1 Respon rate kuesioner pada mahasiswa Program Studi Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun ajaran 2018/2019 tingkat 2015, 2016, 2017 dan 2018 ...................... 30
Tabel 4.2 Distribusi sampel berdasarkan angkatan, jenis kelamin, dan usia mahasiswa
Program Studi Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun ajaran 2018/2019. ............... 30
Tabel 4.3 Distribusi sampel berdasarkan kategori tingkat Stres pada mahasiswa Kedokteran UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta tahun ajaran 2018/2019. .................................................................... 31
Tabel 4.4 Distribusi sampel kategori tingkat Stres berdasarkan jenis kelamin, usia, urutan
kelahiran dan jumlah saudara pada mahasiswa Program Studi Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun ajaran 2018/2019. ............................................................................... 33
Tabel 4.5 Distribusi sampel berdasarkan kategori tingkat Burnout pada mahasiswa Kedokteran
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun ajaran 2018/2019............................................................. 35
Tabel 4.6 Distribusi sampel kategori tingkat Burnout berdasarkan jenis kelamin, usia, urutan
kelahiran dan jumlah saudara pada mahasiswa Program Studi Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun ajaran 2018/2019. 7 ............................................................................ 36
Tabel 4.7 Distribusi sampel kategori dimensi Burnout berdasarkan dimensi Burnout pada
mahasiswa Program Studi Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun ajaran 2018/2019.
......................................................................................................................................................... 38
Tabel 4.8Distribusi sampel berdasarkan hasil analisis uji korelasi hubungan tingkat Stres dan
Burnout pada mahasiswa Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun ajaran 2018/2019.
......................................................................................................................................................... 39

xi
DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Health Organization


Riskesdas : Riset kesehatan dasar
DASS-42 : Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS-42)
MBI : Maslach Burnout Inventory
KE : Kelelahan Emosi
D : Depersonalisasi
PPD : Pennurunan Prestasi Diri
CRF : Corticotropin-Releasing Factor
ACTH : Adrenocorticotropic Hormone

xii
xiii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Stres merupakan suatu fenomena yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang
tidak dapat dihindari dan akan dialami oleh setiap orang. Stres normal dialami setiap
individu dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan. Stres membuat
seseorang yang mengalaminya berpikir dan berusaha keras dalam menyelesaikan suatu
permasalahan atau tantangan dalam hidup sebagai bentuk respon adaptasi untuk tetap
bertahan.1

Pada tahun 2013 Riskesdas melakukan penilaian gangguan mental


emosional pada penduduk Indonesia seperti pada Riskesdas 2007. Gangguan mental
emosional adalah istilah yang sama dengan distres psikologik. Kondisi ini adalah keadaan
yang mengindikasikan seseorang sedang mengalami perubahan psikologis. Berbeda
dengan gangguan jiwa berat psikosis dan skizofrenia, gangguan mental emosional adalah
gangguan yang dapat dialami semua orang pada keadaan tertentu, tetapi dapat pulih
seperti semula. Gangguan ini dapat berlanjut menjadi gangguan yang lebih serius apabila
tidak berhasil ditanggulangi. 2

Stres yang dihadapi mahasiwa dapat berdampak pada aspek psikologis. Dampak
tersebut dapat berupa dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif dari stres
tersebut berupa peningkatan kreativitas dan memicu pengembangan diri, selama stres
yang dialami masih dalam batas kapasitas individu tersebut. Dampak negatif dari stres
dapat berupa penurunan konsentrasi dan pemusatan perhatian selama kuliah, penurunan

1
2

minat, demotivasi diri bahkan dapat menimbulkan perilaku kurang baik seperti sengaja
terlambat datang ketika kuliah, minum alkohol, merokok dan sebagainya.2,3,4

Gaya hidup yang penuh stressor dan tekanan dapat menempatkan seseorang pada
kondisi tertekan secara terus-menerus sampai ke titik jenuh, dimana mereka mengalami
burnout (kejenuhan). Burnout merupakan suatu perasaan tak berdaya yang diakibatkan
oleh stres dalam jangka panjang yang mengakibatkan suatu kondisi fisik, emosi dan
mental yang sangat drop.5 Seseorang yang mengalami burnout akan mengalami gangguan
yang mengenai sistem biologis salah satunya yaitu kelelahan, dan juga mengenai sistem
psikologis, seperti emosional, apatis, depresi, mudah tersinggung, merasa bosan,
merendahkan harga diri dan berkurangnya rasa percaya diri. Dampak yang terjadi dalam
lingkup sistem sosial salah satunya adalah orang tersebut akan menjauhkan diri dari
sesamanya.

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti hubungan dan bagaimana gambaran
stres dengan burnout pada mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan perbandingannya pada tingkat awal sampai tingkat akhir.

1.2 Rumusan Masalah


Adakah hubungan antara tingkat stres dengan burnout pada Mahasiswa Fakultas
Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun ajaran 2018/2019?

1.3 Hipotesis
Pada penelitian ini, peneliti mengambil hipotesis yaitu adanya hubungan
bermakna antara tingkat stres dengan burnout pada mahasiswa preklinik Fakultas
Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun ajaran 2018/2019.

1.4 Tujuan Penelitian


1.4.1 Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dan gambaran antara kejadian
stres dan burnout pada mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun ajaran 2018/2019 pada tiap periode angkatan.
3

1.4.2 Tujuan Khusus


a. Menganalisis banyaknya angka kejadian stres dan burnout pada mahasiswa
preklinik Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tiap periode
angkatan.
b. Menganalisis hubungan tingkat stres dan burnout pada mahasiswa preklinik
Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1 Untuk Peneliti
1. Melatih kemampuan diri dalam melakukan penyusunan penelitian
2. Sebagai penambah wawasan tentang besarnya angka kejadian stres dan burnout
pada mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Menjadi motivasi untuk mengembangkan penelitian lanjutan yang berhubungan
dengan hasil penelitian yang didapatkan.

1.5.2 Untuk Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi untuk penelitian lebih lanjut
mengenai hubungan tingkat stres dan burnout yang dialami mahasiswa, khususnya pada
mahasiswa kedokteran.

1.5.3 Untuk Perguruan Tinggi


1. Melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi berkaitan dengan fungsi dan tugas
perguruan tinggi sebagai lembaga yang menyelenggarakan pendidikan, penelitian,
dan pengabdian masyarakat.
2. Sebagai data untuk dilakukan penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 BURNOUT
2.1.1 Definisi Burnout
Burnout adalah sebagai sindrom kelelahan emosional, depersonalisasi dan reduced
personal accomplishment yang terjadi diantara individu-individu yang melakukan
pekerjaan yang memberikan pelayanan kepada orang lain dan sejenisnya. Menurut Pines
dan Aranson “burnout akan membuat penderitanya merasa sangat kelelahan secara fisik
dan emosional”. 7 Sedangkan menurut Namora menjelaskan bahwa “burnout adalah
keadaan seseorang yang ditandai dengan menurunnya produktivitas karena stres yang
terus menerus”.8 Taufik, T., & Ifdil, I. juga menerangkan bahwa “aktivitas belajar yang
berlebihan berdampak pada kondisi ini yang akan menjadi pemicu stres pada pelajar, dari
waktu yang lama pengaruhnya terhadap pembelajaran”. Dengan kata lain Burnout
merupakan kondisi emosional dimana seseorang merasa tidak berdaya, tidak memiliki
harapan dan bahkan jenuh secara mental ataupun fisik sebagai akibat tuntutan pekerjaan
yang meningkat ataupun stres berlebih yang berkepanjangan.9

Pada awalnya Burnout hanya diamati dalam lingkungan pelayanan masyarakat seperti
rumah sakit, namun saat ini burnout juga dapat dialami oleh mahasiswa. Burnout pada
mahasiswa merujuk pada rasa lelah secara emosional yang disebabkan oleh tuntutan
belajar, memiliki perilaku sinis, dan merasa sebagai pelajar yang tidak berkompeten.10

2.1.1 Dimensi Burnout


1. Exhaustion (Kelelahan Emosional)
Maslach dan Laiter menjelaskan bahwa exhaustion menyebabkan
seseorang merasakan hal-hal lain secara berlebihan, baik secara emosional dan
fisik. Perasaan yang timbul itu seperti : merasa kering, dimanfaatkan, tidak dapat
bersantai, ketika bangun pagi tidak bersemangat dan lain-lain. Kelelahan akan
membuat individu merasa kekurangan energi untuk menghadapi pekerjaan atau
orang lain. Exhaustion adalah reaksi pertama terhadap stres dari tuntutan pekerjaan
atau perubahan besar. Kelelahan emosional yang dijelaskan oleh Namora

4
5

“merupakan perasaaan seluruh energi habis digunakan”. Seseorang yang sedang


mengalami exhaustion akan mencoba mengurangi stres emosional terhadap orang
lain dengan cara memisahkan diri dari sekitarnya.10,11

2. Sinisme atau Depersonalisasi


Maslach dan Laiter menjelaskan perasaan sinis akan membuat seseorang
mengambil sikap dingin dan mengambil jarak terhadap pekerjaan dan orang-orang
disekitarnya. Perasaan tersebut meminimalisir keterlibatan mereka di lingkungan
tempat mereka beraktivitas dan bahkan melupakan cita-cita mereka. Disatu sisi,
sinisme merupakan upaya untuk melindungi diri dari kelelahan kekecawaan.
Merasa lebih aman untuk menjadi acuh tak acuh, terutama ketika berkaitan dengan
masa depan yang tidak pasti atau menganggap hal-hal tidak akan berhasil.
Berpandangan negatif dapat menghancurkan kesejahteraan dan kapasitas
seseorang untuk bekerja secara efektif. Sedangkan menurut Namora menjelaskan
bahwa “seseorang dengan burnout mereka memperlakukan orang lain dengan
kasar dan kritis”.10,11

3. Ketidakefektifan atau Penurunan Prestasi Diri


Maslach dan Laiter menjelaskan ketidakefektifan merupakan perasaan
tidak efektif sama halnya dengan merasa semakin tidak mampu. Setiap pekerjaan
baru tampaknya terasa terlalu besar. Dunia terasa bersekongkol melawan setiap
upaya yang dilakukan untuk membuat kemajuan, menyepelekan apa yang ingin
dicapai. Kehilangan kepercayaan dalam kemampuan untuk membuat perbedaan.
Dan karena kehilangan kepercayaan pada diri sendiri hal ini berdampak pada
orang lain yang kehilangan kepercayaan padanya. Namora juga menjelaskan
bahwa seseorang dengan burnout mencoba mengurangi beban kerjanya dengan
menghindari kerja, absen, mengerjakan sesedikit mungkin, tidak mengerjakan
tugas tertentu yang dianggap lebih berat dan memakan waktu lebih lama. Hasilnya
adalah menurunnya kualitas serta kuantitas pekerjaannya. 10,11
6

2.1.2 Karakteristik Burnout


Karakteristik burnout menurut Baron dan Greenberg, yaitu: Kelelahan fisik yang
ditandai dengan serangan sakit kepala, mual, susah tidur, dan kurangnya nafsu makan.
Kelelahan emosional ditandai dengan depresi, perasaan tidak berdaya, merasa
terperangkap dalam pekerjaannya, mudah marah serta cepat tersinggung. Kelelahan
mental, ditandai dengan bersikap sinis terhadap orang lain, bersikap negatif terhadap
orang lain, cenderung merugikan diri sendiri, pekerjaan, organisasi dan kehidupan pada
umumnya. Rendahnya pengharhagaan terhadap diri sendiri, ditandai dengan tidak pernah
puas terhadap hasil kerja sendiri, merasa tidak pernah melakukan sesuatu yang
memuaskan. Menurut Ayala Pines dan Elliot Aronso, penderita merasa tidak tertarik lagi
akan kegiatan yang dikerjakannya, yaitu: Kelelahan fisik dicirikan seperti sakit kepala,
demam, sakit punggung, tegang pada otot leher dan bahu, sering flu, susah tidur, rasa letih
yang kronis. Kelehan emosi dicirikan seperti rasa bosan, mudah tersinggung, sinisme,
suka marah, gelisah, putus asa, sedih, tertekan, tidak berdaya. Kelelahan mental dicirikan
seperti acuh tak acuh pada lingkungan, sikap negatif terhadap orang lain, konsep diri yang
rendah, putus asa dengan jalan hidup, merasa tidak berharga.12

2.1.3 Gejala yang Terlihat pada Penderita Burnout


Terdapat suatu kenyataan yang mengejutkan bahwa semua penderita burnout
awalnya orang-orang yang bersemangat. Penderita burnout adalah orang-orang yang
bersemangat, energik, ambisius, dan memiliki prinsip yang kuat untuk tidak menjadi gagal
dan merupakan figur pekerja keras.13

Gejala yang terlihat pada penderita burnout , yaitu :


1. Kelelahan yang merupakan proses kehilangan energi disertai keletihan.
2. Lari dari kenyataan, merupakan alat untuk menyangkal penderitaan yang
dialami.
3. Kebosanan dan sinisme
Penderita merasa tidak tertarik lagi akan kegiatan yang dikerjakannya, bahkan
timbul rasa bosan dan pesimis akan bidang pekerjaan tersebut.
4. Emosional
7

Hal ini dikarenakan karena selama ini individu mampu mengerjakan


pekerjaannya dengan cepat, dengan menurunnya kemampuan mengerjakan
pekerjaan secara cepat, akan menimbulkan gelombang emosional pada diri
individu.
5. Merasa yakin akan kemampuan dirinya, selalu menganggap dirinya sebagai
yang terbaik.
6. Merasa tidak dihargai.
7. Disorientasi.
8. Masalah psikosomatis.
9. Curiga tanpa alasan yang jelas.
10. Depresi.
11. Penyangkalan kenyataan akan keadaan dirinya sendiri. 13

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Burnout


Menurut Baron dan Greenberg mengungkapkan ada dua faktor yang dipandang
mempengaruhi munculnya burnout, yaitu: 14,15
a. Faktor Eksternal Meliputi lingkungan kerja psikologis yang kurang baik,
kurangnya kesempatan untuk promosi, imbalan yang diberikan tidak
mencukupi, kurangnya dukungan sosial dari atasan, tuntutan pekerjaan,
pekerjaan yang monoton. Misalnya, dukungan sosial diartikan sebagai
kesenangan, bantuan, yang diterima seseorang melalui hubungan formal
dan informal dengan yang lain atau kelompok. Menurut Pines dan Aronson
adanya faktor yang saling berinteraksi dalam menimbulkan burnout, yaitu
faktor lingkungan kerja dan individu.

b. Faktor Internal Meliputi usia, jenis kelamin, harga diri, dan karakteristik
kepribadian. Seperti, pengetahuan bahwa “saya seorang pria” atau “saya
seorang wanita” merupakan salah satu bagian inti dari identitas pribadi,
dan di dalam benak kita sudah tertanam siapa itu pria dan siapa itu wanita.
Demikian pula tentang pemikiran apa kekhasan perilaku seorang pria dan
seorang wanita. Pria dan wanita tidak hanya berbeda secara fisik saja,
tetapi berbeda pula dari segi psikologis dan sosiologisnya.
8

Burnout tidak selalu terjadi pada setiap orang, karena ada perbedaan individual
yang turut berpengaruh. Satu hal yang memiliki kontribusi besar terhadap timbulnya
burnout, yaitu jika mereka merasa tidak bernilai, tidak dihargai, dan pekerjaan mereka
merasa tidak berarti. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa burnout
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor eksternal yang meliputi lingkungan kerja
psikologis dan faktor internal seperti usia, jenis kelamin, harga diri, dan karakteristik
kepribadian.14,15

2.2 Stres
Stres merupakan istilah yang membingungkan karena adanya pendapat-pendapat
yang sangat beranekaragam. Dalam arti umum stres merupakan pola reaksi serta adaptasi
umum, dalam arti pola reaksi menghadapi stressor, yang dapat berasal dari dalam maupun
luar individu yang bersangkutan, dapat nyata maupun tidak nyata sifatnya. Stres pada
individu dapat diartikan sebagai adanya tuntutan-tuntutan dalam diri individu tersebut.
Stres juga bisa diartikan sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak
menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang.16

Stres sendiri dapat berbentuk bermacam-macam tergantung dan ciri-ciri individu


yang bersangkutan, kemampuan untuk menghadapi (coping skills) dan sifat stressor yang
dihadapinya (Cameron dan Meichenbaum). Kaplan dan Sadock menekankan pula adanya
sumber-sumber pribadi serta mekanisme pertahanan sebagai ciri yang khusus pada
individu tersebut. Apabila stressor yang dihadapi dapat diatasi secara memadai tidak akan
timbul stres. Bila terjadi ketidakmampuan, baru akan timbul stres. Tidak selamanya
seseorang yang punya kemampuan mengatasi berhasil dengan pengatasan stressor.
Sesudah stressor dapat diatasi individu akan cenderung kembali kepada keseimbangan
semula. Bila gangguan keseimbangan ini terjadi cukup lama akan timbul ansietas kronik.17
Perubahan psikososial dapat berupa tekanan mental (stressor psikososial) sehingga bagi
sebagian individu dapat menimbulkan perubahan dalam kehidupan dan berusaha
beradaptasi untuk menanggulanginya. Stressor psikososial, seperti masalah orang tua,
banyaknya kenakalan remaja, hubungan interpersonal yang tidak baik dengan teman dan
sebagainya. Namun, tidak semua orang dapat beradaptasi dan mengatasi stressor akibat
9

perubahan tersebut sehingga ada yang mengalami stres, gangguan penyesuaian diri,
maupun sakit.18 Perlu ditekankan disini, stres tidak selamanya membuat orang menjadi
tidak waras sehingga terpaksa harus berada di rumah sakit jiwa, karena stres mempunyai
beberapa tingkatan. Jadi selama individu tersebut masih mengalami stres yang ringan,
maka individu tersebut hanya akan sering memikirkannya dan berusaha untuk
memecahkan masalah yang menjadi penyebab stres. Tapi tidak juga menutup
kemungkinan bahwa semua orang mungkin saja dalam keadaan stres. 19

Menghadapi stressor berarti memberi individu bersangkutan pelajaran agar lebih


trampil di kemudian hari dengan kemungkinan memperkembangkan berbagai
kemampuan dan strategi pengatasan stressor yang serupa. Ia dapat pula justru
memberikan ide-ide yang menakutkan yang bertalian dengan berbagai emosi tertentu dan
berkenaan dengan keharusan menghadapi stressor serupa.20

Seiring adanya harapan peningkatan pencapaian diri untuk memenuhi tuntutan


tersebut, ketidaksanggupan dalam memenuhinya akan menimbulkan stres dalam diri
seseorang. Stres pada mahasiswa secara umum berkaitan dengan beban tugas yang
diberikan, konflik dan persaingan akademis. Sumber stres pada mahasiswa adalah
keterbatasan waktu untuk menyelesaikan tugas kuliah, kesulitan tugas perkuliahan, ujian,
kurangnya rasa percaya diri, kurangnya waktu luang untuk istirahat, takut menghadapi
kegagalan, kurangnya suasana rumah dan lain-lain. Tingkat stres yang dan berlangsung
dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan terjadinya burnout.21

2.2.1 Jenis-Jenis Stres


Stres merupakan pengalaman pribadi, subyektif dan perorangan. Jenis stres
diantaranya eustress dan distress. Eustress merupakan jenis stres yang berperan baik dan
berdampak positif bagi individu sehingga menghasilkan kinerja yang optimal. Sedangkan
distress merupakan stres yang bersifat buruk dan merusak yang mengakibatkan kerugian
bagi individu tersebut. Mahasiswa yang merasa terbebani dan mengalami kesulitan-
kesulitan akan mencetuskan timbulnya perasaan negatif yang dapat menimbulkan stres,
ketegangan, kekhawatiran, hilang motivasi yang tentunya akan berdampak pada
perkuliahan yang sedang dijalaninya. Timbulnya stres dalam tingkat keparahan yang
10

tinggi dapat menekan tingkat ketahanan tubuh. Pada mahasiswa yang memiliki kerentanan
psikologis sampai dapat terjadi tindakan anarkis. 22

2.2.2 Tingkatan Stres


Stres dapat dibagi menjadi beberapa tingkatan diantaranya adalah stres normal, stres
ringan, stres sedang dan stres berat. Selain itu terdapat stres normal biasanya dapat dialami
oleh setiap individu. Ster ringan dapat diartikan sebagai stressor yang dihadapi selama
kurun waktu beberapa menit. Stres berat adalah keadaan dimana terjadi dalam beberapa
minggu sampai dengan beberapa tahun.23

Tingkatan stres tiap individu berbeda-beda, stres pada mahasiswa disebabkan oleh
berbagai macam stressor. Tingkatan stres secara umum diantaranya adalah:

a. Stres normal
Stres normal merupakan bagian alamiah pada kehidupan setiap manusia dan
setiap manusia pasti akan mengalami stres normal, bahkan saat dalam
kandunganpun seorang bayi mengalami stres normal ini. Gejala stres normal
bisanya muncul saat dalam situasi kelelahan mengerjakan tugas, takut tidak lulus
ujian, setelah aktivitas detak jantung berdebar lebih cepat.

b. Stres ringan
Adalah kejadian stres yang dipicu stressor yang dialami selama beberapa menit
sampai beberapa jam. Stres ringan biasanya terjadi saat dimarahi dosen,
mengalami kemacetan dan terlalu banyak tidur. Gejala dari stres ringan adalah
bibir kering, bernafas terengah-engah, kesulitan menelan merasa lemas, goyah,
berkeringat belebihan saat temperatur suhu normal, takut tanpa alasan yang jelas
dan merasa sangat lega saat situasi berakhir, dengan demikian adanya stressor
ringan dalam jumlah banyak dalam waktu singkat akan menyebabkan
peningkatan risiko penyakit bagi mahasiswa.
11

c. Stres sedang
Stres ini berlangsung lebih lama berkisar beberapa jam sampai beberapa hari.
Stres sedang dapat terjadi saat terdapat masalah perselisihan yang tak bisa
terselesaikan. Gejala yang timbul diantaranya mudah marah, bereaksi berlebihan,
sulit beristirahat, merasa cemas hingga mengalami kelelahan.

d. Stres berat
Adalah stres yang dialami mulai dari beberapa minggu hingga beberapa tahun,
contohnya adalah adanya perselisihan dengan dosen dan teman-teman secara
terus menerus, kebutuhan finansial yang kurang memadai dan penyakit kronis
pada pasien. Stres ini dapat menimbulkan gejala tidak dapat merasakan perasaan
positif, tidak kuat melakukan kegiatan, merasa pesimis secara berlebihan, sedih,
tertekan dan sangat mudah untuk putus asa. Pada prinsipnya adalah semakin lama
dan sering stressor menyebabkan stres maka semakin tinggi risiko stres yang
ditimbulkan dan ketika terdapat risiko stres yang tinggi maka akan menyebabkan
penurunan energi dan respon adaptif pada mahasiswa. 23

2.2.3 Sumber-sumber stres


Terdapat berbagai macam pencetus stres diantaranya dapat berupa peristiwa atau
keadaan yang menantang secara fisik atau psikologis yang sering disebut sebagai
stressor.24 Stressor diklasifikasikan kedalam lima kategori, yaitu frustrasi, konflik,
tekanan, identifikasi perubahan, dan keyakinan pribadi.

Pada tipe frustrasi (frustration) terjadi ketika kebutuhan pribadi terhalangi dan
seseorang gagal dalam mencapai tujuan yang diinginkannya. Frustrasi dapat terjadi
sebagai akibat dari keterlambatan, kegagalan, kehilangan, kurangnya sumberdaya, atau
diskriminasi. Tipe konflik (conflicts), terjadi ketika pengalaman seseorang dihadapi oleh
dua atau lebih motif secara bersamaan. Tekanan (pressure), didefinisikan sebagai stimulus
yang menempatkan individu dalam posisi untuk mempercepat, meningkatkan kinerjanya,
atau mengubah perilakunya. Tipe perubahan (changes), tipe sumber stres ini seperti hal
nya yang ada di seluruh tahap kehidupan, tetapi tidak dianggap penuh tekanan sampai
mengganggu kehidupan seseorang baik secara positif maupun negatif. Self-imposed
12

merupakan sumber stres yang berasal dalam sistem keyakinan pribadi pada seseorang,
bukan dari lingkungan.25

2.2.4 Klasifikasi Stressor


Selain itu terdapat dua klasifikasi stressor yaitu stressor internal dan eksternal.
Stressor internal adalah penyebab stres dari dalam diri individu dan stressor eksternal
adalah yang berasal dari dunia luar. Penyebab stres yang terjadi pada mahasiswa
diantaranya ialah adanya tuntutan akademik, penilaian sosial, manajemen waktu serta
biaya perkuliahan yang dapat memicu keadaan stres akademik. Pada tingkatan stres
akademik akan berhubungan dengan segala sesuatu yang mempengaruhi kehidupan
akademik bagi mahasiswa. Stres akademik diartikan sebagai adanya kondisi atau keadaan
individu yang mengalami tekanan sebagai hasil dari presepsi dan penilaian mahasiswa
tentang stressor akademik, yang dapat dikaitkan dengan adanya hubungan dengan ilmu
pengetahuan dan pendidikan di perguruan tinggi. Stres akademik dalam keadaan ringan
dan sedang dapat berhubungan dengan motivasi proses pembelajaran. Sedangkan tingkat
stres yang berat dapat menghambat pembelajaran, jika terjadi keadaan stres berat
berkepanjangan maka akan menimbulkan ketidakmampuan memperhatikan atau
mengerjakan sesuatu, seperti tugas kuliah bahkan skripsi.26

2.2.5 Fisiologi Stres


Stres fisik atau emosional mengaktivasi amigdala yang merupakan bagian dari
sistem limbik yang berhubungan dengan komponen emosional dari otak. Respon
emosional yang timbul ditahan oleh input dari pusat yang lebih tinggi di forebrain. Respon
neurologis dari amigdala ditransmisikan dan menstimulasi respon hormonal dari
hipotalamus. Hipotalamus akan melepaskan hormon CRF (Corticotropin-Releasing
Factor) yang menstimulasi hipofisis untuk melepaskan hormon lain yaitu ACTH
(Adrenocorticotropic Hormone) ke dalam darah. ACTH sebagai gantinya menstimulasi
kelenjar adrenal untuk menghasilkan kortisol, suatu kelenjar kecil yang berada di atas
ginjal. Semakin berat stres, kelenjar adrenal akan menghasilkan kortisol semakin banyak
dan menekan sistem imun.27
13

Secara simultan, hipotalamus bekerja secara langsung pada sistem otonom untuk
merangsang respon yang segera terhadap stres. Sistem otonom sendiri diperlukan dalam
menjaga keseimbangan tubuh. Sistem otonom terbagi dua yaitu sistem simpatis dan
parasimpatis. Sistem simpatis bertanggung jawab terhadap adanya stimulasi atau stres.
Reaksi yang timbul berupa peningkatan denyut jantung, napas yang cepat, penurunan
aktivitas gastrointestinal. Sementara sistem parasimpatis membuat tubuh kembali ke
keadaan istirahat melalu penurunan denyut jantung, perlambatan pernapasan,
meningkatkan aktivitas gastrointestinal. Perangsangan yang berkelanjutan terhadap
sistem simpatis menimbulkan respon stres yang berulang-ulang dan menempatkan sistem
otonom pada ketidakseimbangan. Keseimbangan antara kedua sistem ini sangat penting
bagi kesehatan tubuh. Dengan demikian tubuh dipersiapkan untuk melawan atau reaksi
menghindar melalui satu mekanisme rangkap : satu respon saraf, jangka pendek dan satu
respon hormonal yang bersifat lebih lama. 27

\
14

2.3 Kerangka Teori

Faktor internal Faktor eksternal

Usia Lingkungan

Karakteristik
Dukungan
kepribadian
sosial

Jenis kelamin
Stressor Faktor
Jumlah saudara organisasi

Urutan Kelahiran
Eustress Distress

Stress normal Tingkat Stres

Stres menjadi
pengalaman dan Tidak Stres Stres
pembelajaran bagi
individu

Coping Skills
Stres berkepanjangan
dan tak mampu diatasi

Faktor lain Stres yang diterima


penyebab melebihi ambang
Burnout batas individu

Burnout syndrome

Ketidakefektifan Sinisme/ Exhaustion


/penurunan Depersonalisasi (kelelahan
prestasi diri emosional)

Gambar 2.1 Kerangka Teori


15

2.4 Kerangka Konsep

Faktor lain penyebab


Variabel independen Burnout :
(variabel bebas) : Faktor kepribadian
Tingkat stres Faktor organisasi
Faktor interpersonal

Tidak Stres
Variabel dependen
(variabel terikat) :
Burnout

Stres

Keterangan :

= Variabel yang diteliti

= Variabel yang tidak diteliti

Gambar 2.2 Kerangka Konsep


16

2.5 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Skala

Variabel dependen
1 Burnout Burnout merupakan Kuesioner 1. Tidak burnout Nominal
sindrom kelelahan, baik Skala Burnout (Skor total Skala
secara fisik maupun Freudenberger Burnout
mental yang termasuk di and Richelson Freudenberger
dalamnya berkembang and Richelson
konsep diri yang sebesar 0-35,
negatif, kurangnya tidak termasuk
konsentrasi serta dalam kategori
perilaku yang negatif burnout
(Pines & Maslach, 2. Burnout (Skor
1993)11 total Skala
Burnout
Freudenberger
and Richelson
sebesar (36->65)

Variabel independen
2 Stres Perasaan yang tidak Kuesioner 1. Tidak stres Nominal
menyenangkan dan DASS-42 (Skor total
diinterpretasikan secara DASS-42 sebesar
berbeda antara individu 0-14, tidak
yang satu dengan termasuk dalam
individu yang lainnya kategori stres)
yang merupakan respon 2. Stres (skor total
tubuh yang bersifat DASS-42 sebesar
tidak spesifik terhadap 15-42)
setiap tuntutan atau
14
bebas atasnya.
3 Kelelahan Kelelahan emosi Kuesioner 1. Rendah/Menenga Ordinal
emosional ditunjukkan dengan MBI (Masclah h (skor total
sering merasa lelah, Burnout <27)
frustasi, mudah Inventory) 2. Tinggi (Skor >
tersinggung, sedih, 27)
putus asa, tidak berdaya,
17

merasa tertekan, mudah


marah, dan perasaan
tidak nyaman dalam
melakukan tugas-tugas
sekolah. Maslach dan
Leiter (2002, dalam
Muna, 2013)
4 Depersonal Depersonalisasi Kuesioner 1. Rendah/menenga Ordinal
isasi ditunjukkan dengan MBI (Masclah h (skor total <13)
menjauhnya individu Burnout 2. Tinggi (Skor total
dari lingkungan sekitar, Inventory) > 13)
merasa tidak mampu
bersosialisasi terhadap
orang lain, mudah
menegeluh setiap hari,
merasa tidak perduli
dengan orang lain,
emosi tidak terkontrol,
kehilangan harapan
dalam belajar, merasa
terjebak, dan merasa
gagal. Maslach dan
Leiter (2002, dalam
Muna, 2013)
5 Penurunan Penurunan ditandai Kuesioner 1. Menengah/tinggi Ordinal
prestasi dengan perasaan rendah MBI (Masclah (total skor > 39)
diri diri terhadap dirinya Burnout 2. Rendah (total
sendiri, kehilangan Inventory) skor <39)
semangat belajar,
merasa tidak kompeten,
individu mengalami
ketidak puasan terhadap
prestasi yang didapat
dan merasa tidak pernah
melakukan sesuatu yang
bermanfaat bagi dirinya
dan orang lain. Maslach
18

dan Leiter (2002, dalam


Muna, 2013)
6 Periode Perbedaan tahun Pengisian 1. 2015 Ordinal
angkatan angkatan ketika kuesioner 2. 2016
mahasiswa memulai 3. 2017
perkuliahan pertama 4. 2018
kali
7 Jenis Perbedaan jenis kelamin Pengisian 1. Perempuan Nominal
kelamin berdasarkan identitas 2. Laki-laki
organ reproduksi
(Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2004)
8 Usia Usia responden Pengisian 1. < 19 tahun Ordinal
merupakan usia identitas 2. >19 tahun
responden dari awal
kelahiran sampai pada
saat penelitian ini
dilakukan. Menurut
Menteri Kesehatan RI
tahun 2010, batas usia
remaja adalah antara 10
sampai 19 tahun dan
belum kawin.
9 Urutan Posisi dalam keluarga Pengisian 1. Tunggal Ordinal
kelahiran yang memiliki identitas 2. Sulung
karakteristik dan gaya 3. Tengah
hidup yang berbeda 4. Bungsu
sehingga perkembangan
kondisi psikologisnya
pun berbeda.
9 Jumlah Banyaknya saudara Pengisian 1. Tidak ada Rasio
saudara kandung yang identitas 2. 1 saudara
dimiliki responden 3. 2 saudara
4. > 3 Saudara
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik yang dilakukan
dengan metode cross sectional. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan pada
satu waktu, baik data tingkat stres maupun data burnout. Studi ini dilakukan untuk
mengetahui apakah terdapat hubungan antara tingkat stres (variabel independen) dan
burnout (variabel dependen) dengan pengambilan data yang dilakukan pada seluruh
mahasiswa preklnik Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun ajaran
2018/2019.

3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan


3.2.1 Lokasi penelitian ini dilakukan di Kampus Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.

3.2.2 Waktu yang digunakan untuk penelitian ini yakni dari bulan Oktober 2017 hingga
bulan Oktober 2018. Kegiatannya meliputi penyusunan proposal, pemilihan
instrument, pengambilan data, analisis data hingga penyelesaian laporan

3.3 Populasi Penelitian


Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa preklinik Fakultas
Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun ajaran 2018/2019 meliputi mahasiswa
tahun pertama, kedua, ketiga dan keempat.

3.4 Teknik Sampling


Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling sehingga seluruh
individu dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel
penelitian.

19
20

3.5 Besar Sampel


Rumus yang digunakan untuk mendapatkan besar sampel minimal pada penelitian
ini adalah rumus estimasi besar sampel untuk penelitian analitik kategorik tidak
berpasangan.28

Rumus Minimal Sampling :

2
(𝑍𝛼 √2𝑃𝑄 ) + 𝑍𝛽√𝑃1𝑄1 + 𝑃2𝑄2)
𝑛=
(𝑃1 − 𝑃2)2

Keterangan :
𝑛1 = 𝑛2 = besar sampel
𝑍𝛼 = derivat baku normal untuk 𝛼 5% adalah 1,96
𝑍𝛽 = derivat baku normal untuk 𝛽 20% adalah 0,84
𝛼 = kesalahan tipe satu yang nilannya ditetapkan oleh peneliti, yaitu 5%
𝛽 = kesalahan tipe dua yang nilannya ditetapkan oleh peneliti, yaitu 20%
(𝑃1 +𝑃2 )
P = proporsi total =
2

𝑃1 = proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan judgement peneliti


𝑃2 = proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya, yaitu 0,5
Q = 1- P
𝑄1 = 1 – 𝑃1
(𝑄1 −𝑄2 )
𝑄2 = 1 - 𝑃2 atau
2

Maka besar sampel yang diperlukan:

[(𝑍𝛼 √2𝑃𝑄 ) + 𝑍𝛽√𝑃1𝑄1 + 𝑃2𝑄2)]2


𝑛=
(𝑃1 − 𝑃2)2
2
[(1,96 √2(0,6)(0,4)) + 0,84√(0,7)(0,3) + (0,7)(0,5)]
𝑛=
(0,7 − 0,5)2
𝑛 = 97,18 = 97
𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 194
21

Untuk mengantisipasi terjadinya drop out pada penelitian ini, maka sampel
ditambahkan dengan menggunakan rumus :

𝑛 97
𝑛′ = = = 215,5 = 215 sampel
(1−𝑓) (1−0,10)

𝑛′ = besar sampel setelah antispasi drop out


𝑛 = besar sampel yang dibutuhkan
𝑓 = prediksi drop out = 10%

Berdasarkan rumus besar sampel diatas, didapatkan jumlah minimum yang


dibutuhkan sebesar 194 responden. Untuk mengantisipasi adanya drop out karena
tereklusi dari penelitian, maka jumlah sampel ditambah 10 % dari jumlah sampel sehingga
total sampel menjadi minimal 215 responden. Namun, untuk meminimalkan terjadinya
bias, maka peneliti mengambil jumlah sampel dengan metode total sampling. Total
jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 369 responden.

3.6 Kriteria Sampel


Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yang memenuhi kriteria
sampel, berupa :

3.6.1 Kriteria inklusi pada penelitian ini diantaranya yaitu:


a. Mahasiswa preklinik Program Studi Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun
pertama sampai tahun keempat
b. Telah menandatangani lembar persetujuan penelitian

3.6.2 Kriteria eksklusi pada penelitian ini diantaranya yaitu :


a. Mahasiswa yang tidak mengumpulkan kuesioner penelitian.
b. Mahasiswa yang memiliki kelainan jiwa atau penyakit psikiatri tertentu, dilihat dari
riwayat penyakit yg diderita.
c. Mahasiswa yang melakukan penelitian ini (peneliti).
22

3.7 Identifikasi Variabel Penelitian


Variabel penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu variabel bebas (independent) dan
variabel terikat (dependent). Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi dan
variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi. Adapun penelitian ini mengambil
variabel tersebut sebagai berikut :

3.7.1 Variabel bebas (independent)


Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat stres pada mahasiwa
preklinik Program Studi Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
angkatan 2015, 2016, 2017 dan 2018.

3.7.2 Variabel terikat (dependent)


Variabel terikat dalam penelitian ini adalah burnout pada mahasiwa preklinik
Program Studi Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2015,
2016, 2017 dan 2018.
23

3.8 Alur Penelitian

Menentukan tema dan judul penelitian

Menentukan design dan metode penelitian

Memilih kuesioner DASS-42, kuesioner Maslach dan


kuesioner Burnout Freudenberger and Richelson

Pengumpulan data

Kriteria Inklusi Kriteria eksklusi

Pengolahan dan
analisis data

Analisis univariat dan bivariat

Pembuatan hasil penelitian

Kesimpulan dan saran

Gambar 3.1 Alur penelitian


24

3.10 Manajemen data


3.10.1 Pengumpulan data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data primer karena
kuesioner diisi langsung oleh responden. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini
adalah Total Sampling.

3.10.2 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian adalah alat untuk mengumpulkan data yang diinginkan dari
sebuah penelitian dengan menggunakan skala sebagai jawaban dari responden berupa
pertanyaan tertulis untuk selanjutnya diteliti dan ditarik kesimpulan sebagai hasil
penelitian. Skala yang digunakan pada kuesioner Depression Anxiety Stress Scale 42
(DASS-42) berisi pernyataan mengenai identitas atau informasi tentang tingkatan stres
responden. Selanjutnya skala yang digunakan pada kuesioner Burnout Freudenberger and
Richelson berisi pernyataan mengenai identitas atau informasi tentang tingkatan burnout
responden.

3.10.2.1 Kuesioner MBI (Masclah Burnout Inventory)

Kuesioner Maslach Burnout Inventory merupakan instrument yang dipakai untuk


mengukur tingkat burnout. Terdapat 22 butir pertanyaan terlampir dalam lampiran 2.
Penilaian burnout pada kuesioner ini dibagi bedasarkan tiga dimensi burnout yaitu
kelelahan emosional, depersonalisasi/sinisme, maupun penurunan prestasi diri
(ketidakefektifan) yang dilami oleh individu.

Kelelahan Emosional (KE) yaitu perasaan lebih luas dari aliran emosional dan
sumber-sumber fisik dalam pekerjaan sehingga seseorang merasa tidak mampu
memberikan pelayanan secara psikologis. Skor didapat dengan menjumlahkan nilai dari
pertanyaan nomor 1, 2, 3, 6, 8, 13, 14, 16, 20. Kelelahan emosional dinilai tinggi jika
jumlah rata-rata skor jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut >27 dan dinilai
rendah/menengah jika jumlah total skor jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut <27.
Interpretasi penilaiannya adalah 1 untuk tinggi dan 0 untuk rendah/menengah.
25

Depersonalisasi (D) adalah perasaan negatif, tidak memihak atau pandangan sinis
berkaitan dengan pekerjaan. Skor didapat dengan menjumlahkan nilai dari pertanyaan
nomor 5, 10, 11, 15, dan 22. depersonalisasi dinilai tinggi jika jumlah rata-rata skor
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut >13 dan dinilai rendah/menengah jika
jumlah total skor jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut <13. Interpretasi
penilaiannya adalah 1 untuk tinggi dan 0 untuk rendah/menengah.

Penurunan Prestasi Diri (PPD) yaitu rendahnya perasaan terhadap prestasi,


perasaan ketidakmampuan, dan rendahnya kekuatan diri. Skor didapat dengan
menjumlahkan nilai dari pertanyaan nomor 4, 7, 9, 12, 17, 18, 19, dan 21. Penurunan
prestasi diri dinilai rendah jika jumlah rata-rata skor jawaban dari pertanyaan-pertanyaan
tersebut >39 dan dinilai menengah/tinggi jika jumlah total skor jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan tersebut <39. Interpretasi penilaiannya adalah 0 untuk tinggi dan 1 untuk
rendah/menengah.

Tingkatan penilaian Burnout

Tinggi : skor tinggi dari subskala kelelahan emosional dan depersonalisasi skor rendah
dari subskala penurunan prestasi diri

• Menengah : skor rata-rata dari tiga subskala


• Rendah : skor rendah dari subskala kelelahan emosional dan depersonalisasi, skor
tinggi dari subskala penurunan prestasi diri

3.10.2.2 Kuesioner Burnout Freudenberger


Kuesioner Burnout Freudenberger and Richelson merupakan instrument yang
dipakai untuk mengukur tingkat burnout. Terdapat 14 butir pertanyaan terlampir dalam
lampiran 3. Kuesioner terdiri dari pertanyaan tentang gejala burnout. Penilaian skala
burnout ditetapkan untuk menggambarkan kondisi yang mendekati tingkat perubahan
yang mengarah kepada kondisi burnout (kelelahan jiwa). Penilaian skala burnout adalah
sebagai berikut :29
26

Tabel 3.1 Skala penilaian kuesioner Burnout Freudenberger and Richelson


0 - 25 tidak perlu khawatir
26 - 35 ada hal-hal yang harus diwaspadai
36 -50 risiko burnout tinggi
51 - 65 burnout telah ada
burnout termanifestasikan dalam masalah fisik dan kesejahteraan jiwa (well-being) dari
>65
orang tersebut

Dimana alternatif jawabannnya adalah skor 1 sampai 5. Skor 1 apabila tidak ada atau
terdapat sedikit perubahan. Urutan angka selanjutnya sesuai dengan peningkatan derajat
keparahan sampai ke skor 5 apabila terdapat banyak sekali terjadi perubahan sesuai
dengan tingkat penilaian anda secara subyektif.

3.10.2.3 Kuesioner DASS-42


DASS-42 istrument yang dipakai untuk mengukur tingkat depresi, kecemasan dan
stres yang berisi 42 butir pertanyaan yang terlampir dalam lampiran 4. Kuesioner terdiri
dari pertanyaan tentang gejala depresi, gejala kecemasan dan gejala stres.

Terdapat 14 pertanyaan mengenai depresi, kecemasan dan stres dari kuesioner


DASS-42 dengan 4 pilihan jawaban sehingga skor minimal masing-masing pertanyaan
adalah 0 dan skor maksimal masing-masing pertanyaan adalah 3. Indikator – indikator
tersebut dijabarkan sebagai pada tabel berikut :

Tabel 3.2 Indikator kuesioner Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS-42)23


Variabel Dimensi Indikator No.Soal
Gangguan Depresi - Tidak ada perasaan positif 3
Mental (Crawford & - Tidak bisa berkembang 5
Emosional Henry, 2003; Imam - Tidak ada harapan 10,37
Syed, 2005) - Sedih, Murung & tertekan 13,26
- Tidak ada minat 16
- Orang yang tidak berharga 17
- Hidup tak berguna dan berarti 21,34,38
- Tak mendapat kesenangan 24
- Tidak Antusias 31
- Sulit berinisiatif 42
27

- Mulut kering 2
Anxiety (Crawford - Sesak nafas 4
& Henry, 2003; - Sering gemetar 7,41
Imam Syed, 2005) - Berada di situasi yang cemas 9
- Pusing 15
- Berkeringat tanpa sebab 19
- Ketakutan 20,36
- Sulit menelan 23
- Sadar akan aksi gerak jantung 25
- Dekat dengan kepanikan 28,40
- Tidak berdaya 30

- Jengkel pada hal yang kecil 1,11,18


Stres (Crawford & - Reaksi berlebihan 6
Henry, 2003; Imam - Sulit rileks 8,22,29
Syed, 2005) - Energi yang terbuang percuma 12
- Tidak sabaran 14
- Menjengkelkan bagi orang lain 27
- Sulit mentolelir gangguan 32,35
- Tegang 33
- Gelisah 39

DASS 42 merupakan tes standar yang telah diterima secara international, sehingga
tidak perlu dilakukan uji validitas maupun uji reliabilitas. Dalam penelitian ini peniliti
hanya mengambil variabel stres pada kuesioner sehingga nomor yang diambil adalah 1, 6,
8, 11, 12, 14, 18, 22, 27, 29, 32, 33, 35, 39.

Adapun alternatif jawaban yang digunakan dan skala penilaian adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3 Alternatif jawaban kuesioner Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS-42)
No Alternatif Jawaban Skor
1 Tidak pernah merasakan 0
2 Pernah merasakan 1
3 Merasakan 2
4 Sering merasakan 3

Tingkatan stres pada instrumen ini berupa normal, ringan, sedang, berat, dan sangat
berat. Jumlah skor dari pertanyaan item tersebut, memiliki makna, yaitu:23
28

Tabel 3.4 Skala penilaian kuesioner Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS-42)
No Alternatif Jawaban Skor
1 Normal 0-14
2 Stres ringan 15-18
3 Stres sedang 19-25
4 Stres berat 26-33
5 Stres sangat berat ≥ 34

Jenis kuesioner yang digunakan pada penilaian ini adalah kuesioner tertutup.

3.11 Metode Pengolahan dan Analisis Data


Pengolahan dan analisis data pada penelitian ini menggunakan program SPSS
(Statistic Package for Social Sciences) versi 22.0. Tahapan yang dilakukan untuk
pengolahan data adalah sebagai berikut :
1. Editing
Pemeriksaan kembali kebenaran dan kelengkapan data kuesioner
2. Coding
Pemberian kode numerik pada data yang terdiri atas beberapa kategori
3. Input data ke dalam program SPSS
4. Analisis data
Pada penelitian ini, analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat dan
bivariat. Analisis univariat dilakukan untuk melihat frekuensi atau distribusi data
yang tersebar. Analisis bivariat digunakan untuk melihat korelasi antara kedua
variabel, yaitu tingkatan stres sebagai variabel dependent dan tingkatan burnout
sebagai variabel independent.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Univariat


Analisis univariat pada penelitian ini dilakukan pada variabel penelitian yang
meliputi karakteristik sampel yang terdiri dari : angkatan, jenis kelamin, usia, frekuensi
tingkat stres dan tingkat burnout. Jumlah seluruh sampel pada penelitian ini adalah
sebanyak 413 mahasiswa pre-klinik aktif Program Studi Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Namun sebanyak 44 mahasiswa tidak mengisi kuesioner sehingga
didapatkan sampel sebanyak 369 mahasiswa. Dengan rincian tiap angkatan adalah sebagai
berikut : Angkatan 2015 berjumlah 93 mahasiswa yang mengisi dari total 105 mahasiswa,
yakni 3 diantaranya adalah peneliti, 8 mahasiswa termasuk ke dalam kriteria eksklusi, dan
1 orang dropout. Angkatan 2016 berjumlah 69 mahasiswa yang mengisi dari total 83
mahasiswa, yakni 14 mahasiswa termasuk ke dalam kriteria eksklusi. Angkatan 2017
berjumlah 94 mahasiswa yang mengisi dari total 98 mahasiswa, yakni 3 mahasiswa
termasuk ke dalam kriteria eksklusi, dan 1 orang dropout. Angkatan 2018 berjumlah 113
mahasiswa yang mengisi dari total 127 mahasiswa, yakni 13 mahasiswa termasuk ke
dalam kriteria eksklusi, dan 1 orang dropout.

Dalam penelitian ini, jumlah kuesioner yang disebarkan sebanyak 413 eksemplar.
Kuesioner yang kembali sejumlah 372 (respon rate 90%) yaitu 94 mahasiswa angkatan
2015 (respon rate 89%), 69 mahasiswa angkatan 2016 (respon rate 83%), 95 mahasiswa
angkatan 2017 (respon rate 96%), dan 114 mahasiswa angkatan 2018 (respon rate 89%).
Kuesioner yang lengkap dan layak dianalisis dalam penelitian ini sebanyak 369
eksemplar. Kuesioner sejumlah 3 eksemplar tidak dapat diolah disebabkan pengisian yang
tidak lengkap. Rincian perolehan kuesioner dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel
berikut :

29
30

Tabel 4.1 Respon rate kuesioner pada mahasiswa Program Studi Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun ajaran 2018/2019 tingkat 2015, 2016, 2017 dan 2018.

Respon rate
No Angkatan
N %
1 2015 94 89
2 2016 69 83
3 2017 95 96
4 2018 114 89
Total 372 90

4.1.1 Karakteristik Sampel


Karakteristik sampel yang diamati oleh peneliti adalah angkatan, jenis kelamin, dan
usia. Sebagaimana tabel berikut :
Tabel 4.2 Distribusi sampel berdasarkan mahasiswa tiap angkatan, jenis kelamin, dan usia mahasiswa
Program Studi Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun ajaran 2018/2019.
Angkatan
Total
No Variabel 2015 2016 2017 2018
N % N % N % N % N %

1 Jumlah mahasiswa 93 25.2 69 18.7 94 25.5 113 30.6 369 100

Jenis Kelamin
2 Laki-laki 26 25.7 26 25.7 19 18.8 30 29.7 101 100
Perempuan 67 25.0 43 16.0 75 28.0 83 31.0 268 100
Usia
3 <19 2 0.9 21 9.8 81 37.7 111 51.6 215 100
>19 91 59.1 48 31.2 13 8.4 2 1.3 154 100
Urutan Kelahiran
Tunggal 2 10.0 8 40.0 2 10.0 8 40.0 20 100
4 Sulung 46 27.5 33 19.8 43 25.7 45 26.9 167 100
Tengah 25 27.8 17 18.9 23 25.6 25 27.8 90 100
Bungsu 20 21.7 11 12.0 26 28.3 35 38.0 92 100
Jumlah saudara
Tidak ada 2 10.0 8 40.0 2 10.0 8 40.0 20 100
5 1 saudara 19 20.4 19 20.4 21 22.6 34 36.6 93 100
2 saudara 38 25.2 26 17.2 38 25.2 49 32.5 151 100
>2 saudara 34 32.4 16 15.2 33 31.4 22 21.0 105 100
31

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa distribusi jumlah sampel yang
mengisi kuesioner berdasarkan angkatan sebanyak 369 orang. Jumlah sampel mahasiswa
perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki. Berdasarkan kategori usia, lebih banyak
usia remaja akhir yaitu usia yang 19 tahun kebawah dimana menurut Menteri Kesehatan
RI tahun 2010, batas usia remaja adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum kawin.
Distribusi sampel berdasarkan urutan kelahiran dan jumlah saudara adalah anak sulung
dengan jumlah 2 saudara.

4.1.2 Frekuensi Stres


Pada penelitian ini, frekuensi stres didapat berdasarkan nilai skor stres.
Pengkategorian skor dibagi menjadi dua yaitu tidak stres dan stres. Sampel dengan nilai
skor 0-14 dikategorikan mempunyai tidak stres dan responden dengan nilai skor 15-42
dikategorikan mempunyai stres.

Tabel 4.3 Distribusi sampel berdasarkan kategori tingkat Stres pada mahasiswa Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun ajaran 2018/2019.

Angkatan
Total
Tingkat Stres
2015 2016 2017 2018
N % N % N % N % N %
Tidak Stres 63 67.8 54 78.2 68 72.3 80 70.8 265 71.8
Stres 30 32.2 15 21.8 26 27.7 33 29.2 104 28.2
Total 93 100 69 100 94 100 113 100 369 100

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui sampel dengan kategori tidak stres sebesar 265
orang (28.2%) dan sampel dengan stres sebesar 104 orang (71.8%) dari total sampel 369
mahasiswa yang mengisi. Sampel stres tertinggi terdapat pada angkatan 2015 yakni
sebesar 30 orang (32.2%). Selain itu, stres pada angkatan 2018 memiliki angka yang
hampir setara dengan angkatan 2015 yaitu sebesar 33 orang (29.2%).
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa kedokteran memiliki prevalensi
kejadian stres yang cukup tinggi. Bagi mahasiswa tahun pertama, permasalahan adaptasi
terhadap sistem pembelajaran di perkuliahan menjadi penyebab stres.3 Hal ini dibuktikan
oleh Abdulghani di Arab Saudi, diketahui bahwa prevalensi stres pada mahasiswa tingkat
32

pertama sebanyak 78,7%, merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan tahun tahun-
tahun di atasnya.4

Pada mahasiswa tingkat akhir stressor yang didapat tentunya lebih banyak dan lebih
berat dari tahun pertama. Disamping mengerjakan tugas-tugas kuliah, beban pelajaran,
mengerjakan skripsi, tuntutan orang tua untuk berhasil atau untuk lulus di kuliahnya dan
penyesuaian sosial di lingkungan kampusnya. Tuntutan ini juga termasuk kompetensi
perkuliahan dan meningkatnya kompleksitas materi perkuliahan yang semakin lama
semakin sulit.
33

4.1.2.1 Distribusi Tingkat Stres Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Urutan


kelahiran dan Jumlah saudara
Tabel 4.4 Distribusi sampel kategori tingkat Stres berdasarkan jenis kelamin, usia, urutan kelahiran dan
jumlah saudara pada mahasiswa Program Studi Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tahun ajaran 2018/2019.

Stres
Total
No Variabel Tidak Stres Stres
N % N % N %
Jenis Kelamin
1 Laki-laki 75 74.26 26 25.74 101 100
Perempuan 190 70.9 78 29.1 268 100
Usia
2 <19 tahun 155 72.1 60 27.9 215 100
>19 tahun 110 71.4 44 28.6 154 100
Urutan kelahiran
Tunggal 12 60.0 8 40.0 20 100
3. Sulung 114 68.7 53 31.3 167 100
Tengah 69 76.7 21 23.3 90 100
Bungsu 69 75.0 23 25.0 92 100
Jumlah saudara
Tidak ada 12 60.0 8 40.0 20 100
4. 1 saudara 60 64.5 33 35.5 93 100
2 saudara 109 72.2 42 27.8 151 100
>2 saudara 84 80.0 21 20.0 105 100

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui kategori stres berdasarkan jenis kelamin terbanyak
adalah perempuan yakni sebesar 78 orang (29.1%). Jenis kelamin adalah karakteristik
biologis dan fisiologis yang membedakan seseorang laki-laki maupun perempuan.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nurazizah disebutkan bahwa dalam kaitannya
dengan stres, perempuan mempunyai kecenderungan mengalami stres lebih besar dimana
didalam tubuh seorang perempuan terjadi perubahan hormonal. Perempuan lebih mudah
merasakan perasaan bersalah, cemas, peningkatan bahkan penurunan nafsu makan,
gangguan tidur dan gangguan makan. Penurunan estrogen pada perempuan akan
34

berpengaruh pada emosi. Saat stres perempuan lebih mudah untuk sedih, sensitif, marah
serta mudah menangis. Begitu juga dengan karakteristik perempuan yang lebih emosional
dibandingkan pria. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi pada
perawat di RSUD Cilacap tahun 2015 bahwa jenis kelamin perempuan memiliki resiko
stres sebesar 88.2% dibandingkan pria.30,31
Kategori stres berdasarkan usia diatas 19 tahun yaitu dewasa muda sebanyak 44
orang (28.6%) tidak jauh berbeda dengan kategori stres dengan usia dibawah 19 tahun
yaitu sebanyak 60 orang (27.9%). Faktor usia berkaitan erat dengan tingkat kedewasaan
atau kematangan seseorang dalam menghadapi permasalahan. Namun pada penelitian ini,
usia tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap seseorang mengalami kejadian stres.
Pada dasarnya stres dapat dialami siapapun dan dari usia berapapun tergantung berat
ringannya stressor dan bagaimana kemampuan mengatasi (coping skill) dari tiap
individu.32
Kategori stres berdasarkan urutan kelahiran dan jumlah saudara tertinggi adalah
pada anak tunggal atau anak yang tidak memiliki saudara yaitu masing-masing 8 orang
(40%). Selain itu, kategori stres pada anak sulung memiliki nilai yang cukup tinggi yaitu
53 orang (31.3%). Urutan kelahiran dan jumlah saudara mempunyai peranan penting
dalam perkembangan anak. Menurut Gunarsa di dalam keluarga dan hubungan antar
anggota keluarga terbentuk pola penyesuaian sebagai dasar bagi hubungan sosial dan
interaksi yang lebih luas lagi. Anak sulung seringkali harus menjadi contoh dan panutan
untuk adik-adiknya. Oleh karena itu biasanya anak sulung dibebani dengan tanggung
jawab yang lebih dibandingkan adik-adiknya dan secara tidak langsung dituntut untuk
berperilaku secara lebih matang untuk menghadapi tanggung jawab
yang dipikulnya. Anak tengah mencari persahabatan dengan teman sebaya di luar rumah
yang mengakibatkan penyesuaian sosial yang baik. Anak kedua atau anak tengah lebih
mudah bergaul, karena tidak hidup dengan kecemasan orang tua yang berlebihan. Dalam
menghadapi lingkungan yang masih asing baginya, biasanya anak kedua juga lebih berani
menghadapinya. Anak bungsu biasanya lebih populer, tetapi karena kurangnya keinginan
untuk memikul tanggung jawab lebih, maka stressor yang dihadapi jauh lebih sedikit
dibandingkan anak sulung. Sementara anak tunggal, walaupun tidak perlu bersaing
dengan saudara-saudara kandungnya untuk mendapat perhatian, bantuan dan sumber daya
orang tua namun anak tunggal tidak pernah merasakan persaingan, dominasi atau
35

diremehkan saudara sehingga anak tunggal menjadi seorang yg cenderung kesepian. Hal
ini berpengaruh pada coping skill pada anak tunggal atau yang tidak memiliki saudara,
yaitu bagaimana cara seseorang mengurangi stressor yang dihadapinya. Anak tunggal
cenderung kesulitan mengungari stressor dikarenakan kurangnya tempat untuk dapat
berbagi fikiran, menceritakan keluh kesah, dan sebagainya jika dibandingkan dengan yang
memiliki saudara. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Andry Putra
Pratama pada Fakultas Universitas di Semarang pada tahun 2014 bahwa anak tunggal
cenderung pemurung, mencari perhatian, kurang percaya diri, kurang fleksibel,
egosentris, merasa kesepian ingin memiliki saudara.34,35

4.1.3 Frekuensi Burnout


Pada penelitian ini, tingkat burnout pada mahasiswa juga diteliti sebagai variabel
independent dari tingkat stres. Frekuensi burnout didapat berdasarkan nilai skor burnout.
Pengkategorian skor dibagi menjadi dua yaitu tidak burnout dan burnout. Sampel dengan
nilai skor 0-35 dikategorikan mempunyai tidak burnout dan sampel dengan nilai skor 36-
>65 dikategorikan mempunyai burnout.

Tabel 4.5 Distribusi sampel berdasarkan kategori tingkat Burnout pada mahasiswa Kedokteran UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta tahun ajaran 2018/2019.

Angkatan
Total
Tingkat Burnout
2015 2016 2017 2018
N % N % N % N % N %
Tidak Burnout 40 43.0 30 43.5 38 40.4 53 46.9 161 43.6
Burnout 53 57.0 39 56.5 56 59.6 60 53.1 208 56.4
Total 93 100 69 100 94 100 113 100 369 100

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui sampel dengan kategori tidak burnout sebesar 161
orang (43.6%) dan sampel dengan burnout sebesar 208 orang (56.4%) dari total 369
mahasiswa yang mengisi. Kategori burnout tertinggi yaitu pada angkatan 2017 yaitu
sebanyak 56 orang (59.6%). Sistem pembelajaran tahun kedua Fakultas Kedokteran UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan peralihan dari materi fisiologis menuju patologis,
sehingga masalah kesulitan beradaptasi pada masa peralihan tersebut memungkinkan
36

terjadinya Burnout pada angkatan 2017. Menurut Potter & Perry perubahan tersebut
terkadang tidak sesuai dengan pribadi yang dimiliki oleh individu sehingga perlu
melakukan adapatasi. Selain itu, konflik dalam diri mahasiswa dapat terjadi karena
stressor dari lingkungan perkuliahan, teman sebaya, dan berbagai kegiatan kampus
lainnya. Oleh karena itu, adaptasi dibutuhkan oleh mahasiswa untuk mengembangkan
mekanisme koping yang adaptif dan gaya perilaku yang akan digunakan atau diadaptasi
sepanjang kehidupan. Tantangan dalam mengembangkan mekanisme koping yang adaptif
dapat menyebabkan mahasiswa menjadi murung dan stres, dan apabila terjadi
berkepanjangan maka akan menyebabkan burnout.

4.1.3.1 Distribusi tingkat Burnout Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Urutan


kelahiran dan Jumlah saudara
Tabel 4.6 Distribusi sampel kategori tingkat Burnout berdasarkan jenis kelamin, usia, urutan kelahiran
dan jumlah saudara pada mahasiswa Program Studi Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun ajaran 2018/2019.
Burnout
Total
No Variabel Tidak Burnout Burnout
N % N % N %
Jenis Kelamin
1 Laki-laki 45 44.6 56 55.4 101 100
Perempuan 116 43.3 152 56.7 268 100
Usia
2 <19 tahun 96 44.7 119 55.3 215 100
>19 tahun 65 42.2 89 57.8 154 100
Urutan kelahiran
Tunggal 7 40.0 13 60.0 20 100
3. Sulung 70 42.2 97 57.8 167 100
Tengah 43 47.8 47 52.2 90 100
Bungsu 40 43.5 52 56.5 92 100
Jumlah saudara
Tidak ada 7 40.0 13 65.0 20 100
4.
1 saudara 41 44.1 52 55.9 93 100
2 saudara 64 42.4 87 57.6 151 100
37

>2 saudara 49 46.7 56 53.3 105 100

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui kategori burnout berdasarkan jenis kelamin


perempuan yaitu sebanyak 152 orang (56.7%), hasil tersebut tidak jauh berbeda dengan
burnout pada laki-laki yaitu sebanyak 56 orang (55.4%). Hal ini menunjukkan bahwa jenis
kelamin tidak memiliki pengaruh yang besar untuk terjadinya burnout. Pada dasarnya
semua jenis kelamin dapat mengalami burnout yang dikarenakan berbagai situasi
menekan yang dialami. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Prawasti & Windayanti
pada tahun 2007 menunjukkan pria dan wanita berbeda dalam hal dimensi emosi dan
depersonalisasi yang berpengaruh terhadap kelelahan mereka.36
Diketahui kategori burnout berdasarkan usia adalah diatas 19 tahun yaitu sebanyak
89 orang (57.8%), hasil tersebut tidak jauh berbeda dengan burnout pada usia dibawah 19
tahun yaitu sebanyak 119 orang (55.3%). Hal ini menunjukkan bahwa usia tidak memiliki
pengaruh yang besar untuk terjadinya burnout. Seperti pada kategori jenis kelamin, pada
dasarnya semua usia dapat mengalami burnout yang dikarenakan berbagai situasi
menekan yang dialami. Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Iwan M.
Ramdan menyatakan orang yang berusia muda memiliki kemungkinan mengalami
burnout lebih besar dibandingkan orang yang berusia lebih tua. Namun hal ini tidak
menutup kemungkinan terjadinya burnout pada usia yang lebih tua. Semakin tingginya
umur dan tingkatan, menjadi semakin tingginya juga permasalahan yang dihadapi,
sehingga berpengaruh terhadap terjadinya burnout.37
Diketahui kategori burnout berdasarkan urutan kelahiran dan jumlah saudara
terbanyak pada anak tunggal atau anak yang tidak memiliki saudara. Menurut pendapat
Rosyid dalam penelitian Eka Yunita megatakan bahwa ketiadaan atau kurangnya
dukungan sosial akan mengakibatkan timbulnya burnout. Sumber dukungan sosial dapat
berasal dari keluarga, saudara dan lain-lain. Apabila dukungan sosial baik maka kinerja
juga akan lebih baik. Bilamana seorang mahasiswa tidak mendapat dukungan sosial, maka
ia akan mengalami kebingungan, merasa tidak punya sandaran untuk mengadukan
permasalahannya.38
38

4.1.3.2 Distribusi Burnout Berdasarkan Dimensi


Tabel 4.7 Distribusi sampel kategori dimensi Burnout berdasarkan dimensi Burnout pada mahasiswa
Program Studi Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun ajaran 2018/2019.
Burnout
Dimensi Burnout
N %
Kelelahan Emosional
Rendah/menengah 168 80.8
1.
Tinggi 40 19.2
Total 208 100
Depersonalisasi/sisnisme
Rendah/menengah 152 73.0
2.
Tinggi 56 27.0
Total 208 100

Penurunan prestasi diri

Rendah 19 9.1
3
Menengah/tinggi 189 90.9
Total 208 100

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui total sampel burnout dengan kategori kelelahan
emosional yang rendah/menengah sebesar 168 orang (80.8%), dan sampel burnout dengan
kategori kelelahan emosional yang tinggi sebesar 40 orang (19.2%). Hal ini menandakan
bahwa mahasiswa lebih sedikit yang mengalami kelelahan emosional. Sampel Burnout
dengan kategori depersonalisasi/sisnisme yang rendah/menengah sebesar 152 orang
(73.0%), dan sampel burnout dengan kategori Depersonalisasi/sisnisme yang tinggi
sebesar 56 orang (27.0%). Hal ini menandakan bahwa mahasiswa lebih sedikit yang
mengalami depersonalisasi/sisnisme. Sampel burnout dengan kategori penurunan prestasi
diri yang rendah sebesar 19 orang (9.1%), sampel Burnout dengan kategori penurunan
prestasi diri yang menengah/tinggi sebesar 189 orang (90.9%). Hal ini menandakan bahwa
mahasiswa memiliki penurunan prestasi diri yang tinggi. Menurut Chernis permasalahan
akan muncul apabila stres yang dialami oleh individu dalam jangka waktu yang lama
dengan intesitas yang cukup tinggi akan mengalami burnout syndrome. Burnout syndrome
39

ini diindikasikan dengan adanya kelelahan fisik mental maupun emosional,


depersonalisasi dan penurunan prestasi diri. Mahasiswa dalam kegiatannya juga tidak
terlepas dari stres. Stresor atau penyebab stres pada mahasiswa dapat bersumber dari
kehidupan akademiknya, terutama dari tuntutan eksternal dan tuntutan dari harapannya
sendiri. Dalam penelitian ini, dimensi Penurunan Prestasi diri memiliki nilai tertinggi
dibandingkan dimensi lainnya. Penurunan Prestasi diri pada individu biasanya ditandai
dengan perasaan tidak puas terhadap diri sendiri, perkerjaan bahkan terhadap kehidupan.
Apabila seorang mahasiswa telah melakukan upaya yang cukup tinggi dalam hal belajar
untuk ujian misalnya, dan hasil akhirnya tidak sesuai yang diharapkan, maka perasaan
tidak puas seringkali akan muncul pada mahasiswa.

4.2 Analisis Bivariat


Analisis bivariat adalah yang dilakukan untuk menganalisis korelasi variabel
independen dan dependen. Analisis bivariat pada penelitian ini menganalisis variabel
bebas kategorik dengan variabel terikat kategorik tidak berpasangan.

4.2.1 Uji Korelasi Hubungan Tingkat Stres dengan Burnout


Tabel 4.8 Distribusi sampel berdasarkan hasil analisis uji korelasi hubungan tingkat Stres dan Burnout
pada mahasiswa Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun ajaran 2018/2019.

Burnout
Tingkat Koefisien
Tidak Burnout Burnout Total % Nilai P
Stres korelasi (r)

N % N %

Tidak Stres 149 40.4 116 31.4 265 71.8

0.376 0.001
Stres 12 3.2 92 25.0 104 28.2

Total 161 43.6 208 56.4 369 100

Berdasarkan tabel 4.8 didapat bahwa sampel pada kategori tidak stres dan
mengalami burnout yaitu sebanyak 116 orang (31.4%) dan sampel pada kategori stres dan
mengalami burnout yaitu sebanyak 92 orang (25.0%). Hal ini menunjukkan adanya faktor
lain selain stres yang dapat menyebabkan burnout pada mahasiswa antara lain faktor
40

organisasi, faktor interpersonal, dan faktor kepribadian.41 Hal ini dapat menjadi saran bagi
penelitian selanjutnya untuk mengidentifikasi faktor lain terjadinya burnout selain stres.

Berdasarkan hasil perhitungan uji Korelasi Koefisien Kontingensi diperoleh


hubungan positif yang signifikan antara tingkat stres dengan burnout pada mahasiswa
Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Nilai koefisien korelasi (r) antara stres
dengan burnout sebesar 0,376, nilai parameter koefisien korelasi tersebut menunjukkan
pada tingkatan yang lemah dan karena nilai koefisien korelasi (r) tersebut lebih dari 0 yang
berarti menujukkan hubungan yang positif. Nilai kesignifikanan dari penelitian ini adalah
0,001 (p<0,05) sehingga dapat diambil kesimpulan yaitu terdapat hubungan yang
bermakna antara tingkat stres dengan burnout pada mahasiswa Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun ajaran 2018/2019. Artinya, semakin seorang mahasiswa
Kedokteran UIN mengalami stres maka akan menyebabkan semakin meningkatnya
kejadian burnout.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lina dalam
jurnalnya pada tahun 2017. Hasil penelitian yang dilakukan Lina menyebutkan bahwa
penelitian tersebut signifikan (nilai p=0,006), dengan nilai korelasi antara stres dan
burnout sebesar 0,199. Angka tersebut bahkan menunjukkan hasil korelasi yang sangat
lemah. Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Moch.
Satriyo tetapi dengan subjek yang berbeda yaitu hubungan stres terhadap burnout terhadap
Dosen di Universitas Widyagama Malang pada tahun 2014. Hasil penelitian yang
dilakukan Moch. Satriyo menyebutkan bahwa penelitian tersebut signifikan, dengan nilai
korelasi antara stres dan burnout sebesar 0,697. Angka tersebut menunjukkan hasil
korelasi yang kuat. Hal ini disebabkan dari variabel pembentuk stres diantaranya yaitu
konflik peran, overload, tugas yang menantang dan berbagai stressor yang dialami pekerja
lebih tinggi dibandingkan mahasiswa.42,43

Variabel stres memberi peran terhadap variabel burnout. Burnout dapat timbul
ketika stressor yang diterima dan dirasakan terlalu berlebihan baik secara kualitas maupun
kuantitas ditambah dengan kondisi tidak tersedianya waktu dan sumber daya yang
memadai. Semakin tinggi stres yang dialami pada mahasiswa, maka semakin tinggi juga
41

angka terjadinya burnout. Pernyataan ini didukung oleh Lee & Asforth pada tahun 1996
yang dikutip dari penelitian Femmy Lekahena pada tahun 2015 yang meniliti hubungan
stres dengan burnout pada pekerja, bahwa stres dapat terjadi apabila tekanan yang dialami
oleh seseorang yang bersifat menetap dalam jangka waktu yang lama, maka akan
menyebabkan terjadinya burnout karena kondisi tubuhnya tidak mampu membangun
kembali kemampuannya untuk menghadapi stressor.44
42

4.3 Keterbatasan Penelitian


1. Keterbatasan dalam teknik penyebaran kuesioner sebagian dilakukan dengan
menitipkan kepada perwakilan mahasiswa sehingga peniliti tidak dapat melihat
langsung responden.
2. Pengambilan data dengan pengisian kuesioner yang memungkinkan terjadinya recall
bias
3. Metode yang digunakan hanya sekali dengan menggunakan metode cross sectional,
dimana penelititan ini tidak mengikuti perkembangan psikologis responden.
4. Penelitian hanya dilakukan di satu kampus mahasiswa jurusan Kedokteran di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta sehinggan hasil penelitian kurang bermakna secara
menyeluruh atau hasil penelitian tidak dapat mewakili seluruh populasi mahasiswa
jurusan kedokteran di Indonesia.
5. Penelitian ini hanya dilakukan untuk menilai hubungan stres terhadap burnout saja.
Namun, penelitian mengenai faktor-faktor apa saja yang memungkinkan mahasiswa
mengalami burnout khususnya pada mahasiswa jurusan kedokteran.
43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
1. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini yaitu adanya hubungan positif dan
bermakna antara tingkat stres dengan burnout pada mahasiswa jurusan Kedokteran
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun ajaran 2018/2019.
2. Mahasiswa yang mengalami Stres tertinggi berdasarkan kuesioner DASS-42
adalah pada angkatan 2015 yaitu sebanyak 30 orang (32.2%) dan tidak jauh
berbeda pada angkatan 2018 yaitu sebanyak 33 orang (29.2%).
3. Mahasiswa yang mengalami Burnout tertinggi berdasakan kuesioner MBI terdapat
pada angkatan 2017 yaitu sebanyak 56 orang (59.6%)
4. Gambaran mahasiswa yang mengalami burnout tertinggi berdasarkan kuesioner
Fredenberger terdapat pada dimensi Penurunan Prestasi Diri yaitu sebanyak 189
orang (90.9%)

5.2 SARAN
1. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk meniliti semua faktor-faktor yang
dapat menyebabkan burnout selain stres pada mahasiswa Kedokteran.
2. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk meniliti dengan metode Cohort pada
mahasiswa baru. Sehingga dapat diketahui perkembangan stres dan burnout dari
mahasiswa pada tingkat awal sampai tingkat akhir.
3. Penambahan jumlah responden agar hasil penelitian lebih representatif untuk
populasi dan metode pengumpulan data lebih menunjang untuk meminimalisir
dropout.
4. Diharapkan dari institusi membantu mahasiswa yang mengalami burnout
dengan mengaktifkan kembali bimbingan akademik.

44
45

DAFTAR PUSTAKA

1. Purwati S. Tingkat stres akademik pada mahasiswa reguler angkatan 2010


Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia [Skripsi]. Depok: Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia; 2012 dapat diakses pada :
https://www.researchgate.net/publication/323107663_Gambaran_Tingkat_Stre
s_pada_Mahasiswa_Fakultas_Kedokteran_Universitas_Riau_Tahun_Pertama
2. Badan Penelititan dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
Peran Keluarga Dukung Kesehatan Jiwa Masyarakat. Kementerian Kesehatan
RI; Dipublikasikan pada : Kamis, 06 Oktober 2016. Tersedia pada :
http://www.depkes.go.id/article/print/16100700005/peran-keluarga-dukung-
kesehatan-jiwa-masyarakat.html
3. Moffat KJ, McConnachiel A, Ross S, Morrison JM. First year medical student
stress and coping in a problem-based learning medical curriculum. Medical
Education. 2004; (38): 482-91.
4. Abdulghani HM. Stress and depression among medical students: a cross
sectional study at Medical College in Saudi Arabia. Pakistan Journal Medical
Science. 2008; (24): 12-7
5. Muslihudin. Fenomena kejenuhan (Burnout) di kalangan pegawai dancara
efektif mengatasinya. www.lpmpjabar.go.id-Fenomena Kejenuhan (Burnout
Dikalangan Pegawai dan Cara Efektif Mengatasinya.html. 2009. Up Date 13
Maret 2013.
6. Khairani, Yunita. Konsep Burnout pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling;
Dipublikasikan pada : 13 Oktober 2015 . Tersedia pada :
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor
7. Taufik, T., & Ifdil, I. Kondisi Stres Akademik Siswa SMA Negeri di Kota
Padang. Jurnalkonseling dan Pendidikan. 2013. 1(2), 143-150.
46

8. Khairani, Yunita & Ifdil. Konsep Burnout pada Mahasiswa Bimbingan dan
Konseling. [Diakses pada tanggal 30 juli 2018]. 2015. Tersedia dari :
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor
9. Santrock, J. W. Adolescence : Psikologi Remaja. Jakarta: Erlangga. 2003
10. Namora Lumongga Lubis. Depresi Tinjauan Psikologis. Jakarta: Kencana.
2009
11. Maslach, C., & Jackson, S. E. The measurement of experienced burnout.
Journal of organizational behavior, 2(2), 99-113. 1981
12. Rahman, U. Mengenal Burnout Pada Guru. Jurnal psikologi pendidikan, vol 10
no 2, 216-227. 2007
13. Gold, Y dan Roth, R. A. Teachers Managing Stress and Preventing Burnout:
the ProfessionalHealthSolution. London: The Flamer Press. 1993
14. Maslach, C., and Leiter, M.P.The Truth About Burnout. San Francisco: Jossey-
Bass Publishers. 1997
15. Katarini, N.R. Burnout Pada Karyawan Ditinjau dari Persepsi Budaya
Organisasi dan Motivasi Intrinsik di PT. Krakatau Steel.Skripsi: Program Studi
Psikologi fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. 2011
16. American Psychiatric Association. Diagnostic And Statistical Manual of
Mental Disorder Edition “DSM-5”. Washinton DC: American Psychiatric
Publishing. Washinton DC. 2013
17. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Kaplan and Sadock's Synopsis of Psychia try,
Behavioral Sciences, Clinical Psychiatry. seventhed. Baltimore: Williams &
Wilkins, 2004. Hal. 1
18. Maramis, W.F, Ilmu Kedokteran Jiwa, Surabaya: Airlangga University Press,
Hal. 24. 2009
19. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Kaplan and Sadock's, Sinopsis Psikiatri Jilid
1. Edisi 7. Terjemahan Widjaja Kusuma. Jakarta : Bina Rupa Aksara; 1997.
20. Horowitz M, Stress response syndromes and their treatment in Handbook of
Stress,Theoretical and Clinical Aspects, GoIdbct Breznltz S (eds). New York:
The Free Press, 2002, Hal. 711
21. Ara, dkk., 2015; Polychronopoulou dan Divaris, 2005; Sedky, 2012; Rajpurohit
dkk., 2015
47

22. Chun TL Jiannong C & Tim LHM. Eustress or distress: an empirical study of
perceived stress in everyday college life. China: Hong Kong Polytechnic
University. 2016. [Online Journal] [Diakses pada tanggal 25 Agustus 2018].
Tersedia dari: http://dl.acm.org/citation.cfm?id=2968
23. Lovibond. S,H. Psychology Foundation of Australia. Depression Anxiety Stress
Scales. [series online] 2014. Diakses 18 September 2018. Tersedia pada :
http://www2.psy.unsw.edu.au/dass/
24. Sarafino WP. Health psychology: biopsychosocial interactions. Canada: John
Willey & Son. 2008. [Online Journal]. [diunduh pada 25 Agustus 2018].
Tersedia
dari:http://as.wiley.com/WileyCDA/WileyTitle/productCdEHEP003010.html
25. Smet, Bart. Psikologi Kesehatan. Jakarta : Gramedia. 1994. Hal. 77-85.
26. Kausar R. Perceived stress, academic workloads and use of coping strategies by
university students. JBS 1(20); 32-8. 2010.
27. Buku Ajar Psikiatri Klinis. Ed 2. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Jakarta 2015. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
28. M. Sopiyudin Dahlan, Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam
Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, Jakarta : Salemba Medika, 2009. Ed.2,
h.126Jurnal international Crawford & Henry berjudul “DASS: Normative data
& latent structure in large non-clinical sample
29. Freudenberger, H. & Richelson, G. Burnout: The high cost of
highachievement. Garden City, NY: Anchor Press. 1980.
30. WHO. Gender, Women and Health.
http://apps.who.int/gender/whatisgender/en/. 2016.
31. Dewi, Gilang Permata., Maywati, Sri., & Setiyono, Andik. Kajian Faktor Risiko
Stres Kerja pada Perawat IGD dan ICU RSUD Cilacap tahun 2015. 2015.
Journal.unsil.ac.id/download.php?id=7651.
32. Potter & Perry. Fundamental of nursing : concept, process & practice. (Asih,
T. et all, Penerjemah). Jakarta : EGC. 2005
33. Suwartika, Ira. Nurdin, Agus & Ruhmadi, Edi. Analisis faktor yang
berhubungan dengan tingkat stress akademik mahasiswa regular program studi
keperawatan Cirebon. 2014
48

34. Farah, Anamiah. Hubungan Kelompok Teman Sebaya, Strategi Koping dan
Urutan Kelahiran dengan Kecerdasan Sosial Pada Mahasiswi IPB. 2013.
35. Pratama, Andry Putra. Kesepian Anak Tunggal Pada Dewasa Muda.
Psikodimensia vol.13 No.1. 2014.
36. Sihotang, I. N. Employees Burnout in Relation to Perception toward
Psychological Work Environment and Sex. Jurnal PSYCHE Vol. 1 No. 1. Hal
10-16. 2004.
37. Ramdan, Iwan. Analisis Faktor yang berhubungan dengan burnout pada
Perawat Kesehatan jiwa. Universitas Mulawarman. 2016.
38. Yunita, Eka. Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Burnout pada Perawat.
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2015.
39. Alifandi, Yanuar. Kelelahan Emosi (Emotional Exhaustion) Pada Mahasiswa
yang Bekerja Paruh Waktu. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang. 2016.
40. Indilusiantari, Vera. Faktor-faktor yang berhubungan dengan burnout syndrome
pada pegawai di Direktorat Bina Kesehatan kerja dan Olahraga Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia Jakarta Selatan. 2015.
41. Haryantti N. Hubungan stres belajar dengan pretasi belajar mahasiswa fakultas
keperawatan Universitas Syah Kuala. Banda Aceh : Electronic Theses and
Dissertation Universitas Syah Kuala; 2014. P. 37.
42. Lekahena, Femmy. Hubungan antara stres kerja dengan burnout pada perawat
di RSUD DR. M. Haulussy Ambon. 2015
43. Lina. Pengaruh Role Stressor Terhadap Burnout dan Perbedaan Burnout
Berdasarkan Gender : Studi Empiris pada Mahasiswa. 2017
44. Satriyo, M. Stres kerja terhadap burnout serta implikasinya pada kinerja (studi
terhadap dosen pada Universitas Widyagama Malang). 2014
49

Lampiran 1

Lembar Informed Consent dan Data Karakteristik Responden

Assalamua’laikum Wr Wb

Perkenalkan, kami Risa Azzahra Khatami, Lahzatin Atiqoh dan Aminah


Oktavia mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta
angkatan 2015. Saat ini kami sedang melakukan penelitian dalam rangka
penyusunan tugas akhir (skripsi) bertema Burnout. Pada penelitian ini, anda akan
diminta untuk menuliskan profil pribadi (identitas) terlebih dahulu kemudian
memilih skala pada pernyataan yang tersedia serta menuliskan alasan pemilihan
skala tersebut. Seluruh data yang anda berikan akan dijamin kerahasiaannya
oleh peneliti. Publikasi yang dilakukan terkait penelitian ini tidak akan
mengidentifikasi identitas subyek penelitian. Kami mengharapkan anda untuk
dapat memberikan jawaban yang sejujurnya. Tidak ada jawaban yang benar atau
salah dalam penelitian ini. Anda hanya perlu memberikan jawaban yang
sejujurnya berdasarkan keadaan anda saat ini dan bukan berdasarkan apa yang
seharusnya atau wajar menurut anda. Tidak ada unsur paksaan untuk menjadi
partisipan dalam penelitian ini.

Terima kasih banyak atas perhatiannya.

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,


Nama :
NIM :
Angkatan :
Menyatakan bahwa saya BERSEDIA / TIDAK BERSEDIA* menjadi partisipan
dalam penelitian ini.
________, ___________2018
50

Lampiran 2

Kuesioner Maslach Burnout Inventory

MASLACH BURNOUT INVENTORY

Untuk setiap pertanyaan Anda diminta menyebutkan seringnya (frekuensi) kondisi


yang dimaksud itu menjadi sumber burnout. Tuliskan di kolom dengan angka yang
sesuai (antara 0-6) yang Anda anggap paling tepat, dengan pedoman sebagai berikut:

Tulis angka skoring:


0 = tidak pernah
1 = beberapa kali atau kurang dalam setahun
2 = satu kali sebulan atau kurang
3 = kadang-kadang
4 – sekali seminggu
5 = beberapa kali dalam seminggu
6 = setiap hari

Mohon seluruhnya diisi

No. Pertanyaan Nilai 0-6

1. Saya merasa aliran emosional dari pekerjaan saya

2. Saya merasa tidak berarti setiap selesai bekerja

3. Saya merasa lelah ketika bangun di pagi hari dan harus


menghadapi pekerjaan yang sama di hari lain
51

4. Saya dapat dengan mudah memahami bagaimana orang yang


bekerjasama dengan saya, dengan memahami perasaan
mereka

5. Saya merasa memperlakukan sebagian orang dengan cara


yang tidak obyektif

6. Bekerja dengan orang-orang sepanjang hari merupakan


ketegangan bagi saya

7. Saya dapat menyelesaikan dengan efektif masalah yang


timbul dalam pekerjaan saya

8. Saya merasa sangat emosi karena pekerjaan saya

9. Saya merasa saya membuat suatu perbedaan dalam


kehidupan orang lain melalui pekerjaan saya

10. Saya menjadi lebih tega terhadap orang lain sejak mengambil
pekerjaan ini

11. Saya khawatir bahwa pekerjaan ini membuat saya menjadi


kasar

12. Saya merasa sangat energik

13. Saya merasa frustrasi dengan pekerjaan saya

14. Saya merasa saya bekerja terlalu keras dengan pekerjaan saya

15. Saya benar-benar tidak memperdulikan apa yang terjadi


dengan sebagian orang yang saya hadapi di tempat kerja

16. Bekerja dengan orang-orang secara langsung, membuat saya


stres

17. Saya dengan mudah dapat menciptakan sebuah suasana


rileks dengan orang-orang di tempat kerja
52

18. Saya merasa gembira setelah bekerja dengan orang yang


dekat dengan saya

19. Saya memperoleh banyak hal-hal yang berharga dalam


epkerjaan ini

20. Saya merasa seperti saya berada di akhir penantian saya

21. Dalam menghadapi pekerjaan, saya mernghadapi


permasalahan emosional dengan tenang

22. Saya merasa orang lain di tempat kerja menyalahkan saya


atas sebagian dari permasalahan mereka

Skor KE Skor D Skor PPD


53

Lampiran 2

Kuesioner Skala Burn-out Freudenberger and Richelson Berbahasa Indonesia

Apabila di ibaratkan dengan sebuah penggaris dari angka 1 sampai 5, tentukan


tingkat perubahan dari pertanyaan tersebut di bawah ini dengan cara melingkari angka
yang paling menggambarkan kondisi yang sedang anda alami akhir-akhir ini.

Dimana skor (1) apabila tidak ada atau terdapat sedikit perubahan. Urutan angka
selanjutnya sesuai dengan peningkatan derajat keparahan sampai ke skor (5) apabila
terdapat banyak sekali terjadi perubahan sesuai dengan tingkat penilaian anda secara
subyektif

No Pertanyaan Skor

1. Apakah anda menjadi mudah lelah? Lebih 1 2 3 4 5


banyak merasakan kelelahan daripada
bersemangat?

2. Apakah anda terganggu di saat orang 1 2 3 4 5


menceritakan tentang tuntutan dan aktivitas
mereka sehari-hari?

3. Apakah anda menjadi semakin kritis, sinis, 1 2 3 4 5


dan kecewa?

4. Apakah anda sering mengalami kesedihan 1 2 3 4 5


yang anda sendiri tidak dapat
menjelaskannya? Atau anda menangis lebih
dari biasanya?
54

5. Apakah anda lupa akan janji, tenggat waktu, 1 2 3 4 5


atau barang pribadi milik anda? Atau anda
menjadi pelupa?

6. Apakah anda menjadi semakin mudah 1 2 3 4 5


marah? Atau lebih cepat marah atau kecewa
terhadap orang di sekitar anda?

7. Apakah anda menjadi jarang bertemu 1 2 3 4 5


dengan sahabat atau teman dekat dan
anggota keluarga anda? Atau anda sendiri
menjadi ingin menyendiri dan menghindar
bahkan dari sahabat atau teman dekat anda
sekalipun?

8. Apakah anda terlalu sibuk bahkan untuk 1 2 3 4 5


melakukan hal-hal yang rutin?

9. Apakah anda mengalami keluhan fisik 1 2 3 4 5


seperti: sakit perut, nyeri lambung, sakit
kepala, pilek yang lama, dan lain-lain?

10. Apakah anda merasa dis-orientasi atau 1 2 3 4 5


bingung saat aktivitas harian anda berhenti?

11. Apakah anda kehilangan minat terhadap hal- 1 2 3 4 5


hal, situasi, atau orang yang sebelumnya
anda tertarik atau bahkan nikmati?

12. Apakah anda menjadi tidak dapat tertawa 1 2 3 4 5


untuk suatu lelucon?

13. Apakah anda tampaknya seperti banyak 1 2 3 4 5


melakukan kesalahan daripada yang
semestinya?
55

14. Apakah anda memiliki sangat sedikit waktu 1 2 3 4 5


untuk berbicara dengan orang?

Total Skor

Penilaian Skala Burnout:


Skala diatas ditetapkan untuk menggambarkan kondisi yang mendekati tingkat
perubahan yang mengarah kepada kondisi burnout (kelelahan jiwa). Besarnya
penilaian angka skor dari anda tidak perlu dikhawatirkan; karena hal ini hanya berupa
sinyal kebutuhan untuk menilai sejauh mana beban pekerjaan dan kegiatan pribadi dari
anda saat ini.

Skala Burnout
0-25 tidak perlu khawatir
26 - 35 ada hal-hal yang harus diwaspadai
36-50 risiko burnout tinggi
51-65 burnout telah ada
Lebih dari 65 burnout termanifestasikan dalam masalah fisik dan kesejahteraan jiwa
(well-being) dari orang tersebut.

Ignacio L, Victim and Survivor, Filipina


56

Lampiran 4

Kuesioner DASS-42 Berbahasa Indonesia

TES DASS

Petunjuk Pengisian

Kuesioner ini terdiri dari berbagai pernyataan yang mungkin sesuai dengan
pengalaman Bapak/Ibu/Saudara dalam menghadapi situasi hidup sehari-hari. Terdapat
empat pilihan jawaban yang disediakan untuk setiap pernyataan yaitu:

0 : Tidak sesuai dengan saya sama sekali, atau tidak pernah.

1 : Sesuai dengan saya sampai tingkat tertentu, atau kadang kadang.

2 : Sesuai dengan saya sampai batas yang dapat dipertimbangkan, atau lumayan
sering.

3 : Sangat sesuai dengan saya, atau sering sekali.

Selanjutnya, Bapak/Ibu/Saudara diminta untuk menjawab dengan cara memberi


tanda silang (X) pada salah satu kolom yang paling sesuai dengan pengalaman
Bapak/Ibu/Saudara selama satu minggu belakangan ini. Tidak ada jawaban yang
benar ataupun salah, karena itu isilah sesuai dengan keadaan diri Bapak/Ibu/Saudara
yang sesungguhnya, yaitu berdasarkan jawaban pertama yang terlintas dalam pikiran
Bapak/Ibu/ Saudara.
57

No PERNYATAAN 0 1 2 3

Saya merasa bahwa diri saya menjadi marah karena


1
hal-hal sepele.

2 Saya merasa bibir saya sering kering.

Saya sama sekali tidak dapat merasakan perasaan


3
positif.

Saya mengalami kesulitan bernafas (misalnya:


4 seringkali terengah-engah atau tidak dapat bernafas
padahal tidak melakukan aktivitas fisik sebelumnya).

Saya sepertinya tidak kuat lagi untuk melakukan


5
suatu kegiatan.

Saya cenderung bereaksi berlebihan terhadap suatu


6
situasi.

Saya merasa goyah (misalnya, kaki terasa mau


7
’copot’).

8 Saya merasa sulit untuk bersantai.

Saya menemukan diri saya berada dalam situasi yang


9 membuat saya merasa sangat cemas dan saya akan
merasa sangat lega jika semua ini berakhir.

Saya merasa tidak ada hal yang dapat diharapkan di


10
masa depan.

11 Saya menemukan diri saya mudah merasa kesal.

Saya merasa telah menghabiskan banyak energi


12
untuk merasa cemas.

13 Saya merasa sedih dan tertekan.

Saya menemukan diri saya menjadi tidak sabar ketika


14 mengalami penundaan (misalnya: kemacetan lalu
lintas, menunggu sesuatu).
58

15 Saya merasa lemas seperti mau pingsan.

No PERNYATAAN 0 1 2 3

16 Saya merasa saya kehilangan minat akan segala hal.

Saya merasa bahwa saya tidak berharga sebagai


17
seorang manusia.

18 Saya merasa bahwa saya mudah tersinggung.

Saya berkeringat secara berlebihan (misalnya: tangan


19 berkeringat), padahal temperatur tidak panas atau
tidak melakukan aktivitas fisik sebelumnya.

20 Saya merasa takut tanpa alasan yang jelas.

21 Saya merasa bahwa hidup tidak bermanfaat.

22 Saya merasa sulit untuk beristirahat.

23 Saya mengalami kesulitan dalam menelan.

Saya tidak dapat merasakan kenikmatan dari


24
berbagai hal yang saya lakukan.

Saya menyadari kegiatan jantung, walaupun saya


25 tidak sehabis melakukan aktivitas fisik (misalnya:
merasa detak jantung meningkat atau melemah).

26 Saya merasa putus asa dan sedih.

27 Saya merasa bahwa saya sangat mudah marah.

28 Saya merasa saya hampir panik.

Saya merasa sulit untuk tenang setelah sesuatu


29
membuat saya kesal.

Saya takut bahwa saya akan ‘terhambat’ oleh tugas-


30
tugas sepele yang tidak biasa saya lakukan.

31 Saya tidak merasa antusias dalam hal apapun.


59

Saya sulit untuk sabar dalam menghadapi gangguan


32
terhadap hal yang sedang saya lakukan.

33 Saya sedang merasa gelisah.

34 Saya merasa bahwa saya tidak berharga.

Saya tidak dapat memaklumi hal apapun yang


35 menghalangi saya untuk menyelesaikan hal yang
sedang saya lakukan.

36 Saya merasa sangat ketakutan.

37 Saya melihat tidak ada harapan untuk masa depan.

38 Saya merasa bahwa hidup tidak berarti.

39 Saya menemukan diri saya mudah gelisah.

Saya merasa khawatir dengan situasi dimana saya


40 mungkin menjadi panik dan mempermalukan diri
sendiri.

41 Saya merasa gemetar (misalnya: pada tangan).

Saya merasa sulit untuk meningkatkan inisiatif dalam


42
melakukan sesuatu.

Harap diperiksa kembali, jangan sampai ada yang terlewatkan. Terima kasih.
60

Lampiran 4

Output SPSS

1. Uji Analisis Univariat


a. Jumlah mahasiswa
Angkatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2015 93 25.2 25.2 25.2
2016 69 18.7 18.7 43.9
2017 94 25.5 25.5 69.4
2018 113 30.6 30.6 100.0
Total 369 100.0 100.0

b. Distribusi berdasarkan jenis kelamin


Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid LK 101 27.4 27.4 27.4
P 268 72.6 72.6 100.0
Total 369 100.0 100.0

Jenis kelamin perangkatan

Angkatan

2015 2016 2017 2018 Total


JK LK Count 26 26 19 30 101
% within JK 25.7% 25.7% 18.8% 29.7% 100.0%

P Count 67 43 75 83 268

% within JK 25.0% 16.0% 28.0% 31.0% 100.0%

Total Count 93 69 94 113 369


% within JK 25.2% 18.7% 25.5% 30.6% 100.0%
61

c. Distribusi berdasarkan usia

Usia perangkatan
Angkatan

2015 2016 2017 2018 Total


Range <=19 Count 2 21 81 111 215
_usia2 % within Range_usia2 0.9% 9.8% 37.7% 51.6% 100.0%

>19 Count 91 48 13 2 154

% within Range_usia2 59.1% 31.2% 8.4% 1.3% 100.0%


Total Count 93 69 94 113 369

% within Range_usia2 25.2% 18.7% 25.5% 30.6% 100.0%

d. Distribusi berdasarkan Urutan Kelahiran


Urutan kelahiran perangkatan

Angkatan

2015 2016 2017 2018 Total


Anakke bungsu Count 20 11 26 35 92

% within Anakke 21.7% 12.0% 28.3% 38.0% 100.0%

sulung Count 46 33 43 45 167

% within Anakke 27.5% 19.8% 25.7% 26.9% 100.0%

tengah Count 25 17 23 25 90

% within Anakke 27.8% 18.9% 25.6% 27.8% 100.0%

tunggal Count 2 8 2 8 20

% within Anakke 10.0% 40.0% 10.0% 40.0% 100.0%

Total Count 93 69 94 113 369

% within Anakke 25.2% 18.7% 25.5% 30.6% 100.0%


62

e. Distribusi berdasarkan Jumlah saudara

Jumlah saudara perangkatan


Angkatan Total

2015 2016 2017 2018


jmlsdr >=3 Count 34 16 33 22 105

% within
32.4% 15.2% 31.4% 21.0% 100.0%
jmlsdr2
1 sdr Count 19 19 21 34 93

% within
20.4% 20.4% 22.6% 36.6% 100.0%
jmlsdr2
2 sdr Count 38 26 38 49 151

% within
25.2% 17.2% 25.2% 32.5% 100.0%
jmlsdr2
tdk ada Count 2 8 2 8 20

% within
10.0% 40.0% 10.0% 40.0% 100.0%
jmlsdr2
Total Count 93 69 94 113 369

% within
25.2% 18.7% 25.5% 30.6% 100.0%
jmlsdr2

f. Skoring Stres
Stres
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Stres 104 28.2 28.2 28.2
TdkStres 265 71.8 71.8 100.0
Total 369 100.0 100.0
63

Stres perangkatan

Angkatan

2015 2016 2017 2018 Total


Stres Stres Count 30 15 26 33 104

% within Stres 28.8% 14.4% 25.0% 31.7% 100.0%

TdkStres Count 63 54 68 80 265

% within Stres 23.8% 20.4% 25.7% 30.2% 100.0%

Total Count 93 69 94 113 369

% within Stres 25.2% 18.7% 25.5% 30.6% 100.0%

Jenis kelamin dan stres


Stres
Stres TdkStres Total
JK LK Count 26 75 101
% within JK 25.7% 74.3% 100.0%
P Count 78 190 268
% within JK 29.1% 70.9% 100.0%
Total Count 104 265 369
% within JK 28.2% 71.8% 100.0%

Usia dan Stres


Stres
Stres TdkStres Total
Range_usia <19 Count 60 155 215
% within Range_usia 27.9% 72.1% 100.0%
>20 Count 24 54 78
% within Range_usia 30.8% 69.2% 100.0%
19-20 Count 20 56 76
% within Range_usia 26.3% 73.7% 100.0%
Total Count 104 265 369
% within Range_usia 28.2% 71.8% 100.0%
64

Usia dan stres

Stres
Stres TdkStres Total

Range_usia2 <=19 Count 60 155 215


% within Range_usia2 27.9% 72.1% 100.0%

>19 Count 44 110 154


% within Range_usia2 28.6% 71.4% 100.0%
Total Count 104 265 369

% within Range_usia2 28.2% 71.8% 100.0%

Urutan Jumlah Saudara dan Stres

Stres
Stres TdkStres Total

jmlsdr2 >=3 Count 21 84 105


% within jmlsdr2 20.0% 80.0% 100.0%

1 sdr Count 33 60 93
% within jmlsdr2 35.5% 64.5% 100.0%

2 sdr Count 42 109 151


% within jmlsdr2 27.8% 72.2% 100.0%

tdk ada Count 8 12 20


% within jmlsdr2 40.0% 60.0% 100.0%
Total Count 104 265 369
% within jmlsdr2 28.2% 71.8% 100.0%

Urutan kelahiran dan stres


Stres
Stres TdkStres Total
Anakke bungsu Count 23 69 92
% within Anakke 25.0% 75.0% 100.0%
sulung Count 53 114 167
% within Anakke 31.7% 68.3% 100.0%
tengah Count 21 69 90
% within Anakke 23.3% 76.7% 100.0%
tunggal Count 7 13 20
% within Anakke 35.0% 65.0% 100.0%
Total Count 104 265 369
% within Anakke 28.2% 71.8% 100.0%
65

g. Skoring burnout
Burnout
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid BO 208 56.4 56.4 56.4
TdkBO 161 43.6 43.6 100.0
Total 369 100.0 100.0

Burnout perangkatan
Angkatan
2015 2016 2017 2018 Total
BO BO Count 53 39 56 60 208
% within BO 25.5% 18.8% 26.9% 28.8% 100.0%
TdkBO Count 40 30 38 53 161
% within BO 24.8% 18.6% 23.6% 32.9% 100.0%
Total Count 93 69 94 113 369
% within BO 25.2% 18.7% 25.5% 30.6% 100.0%

Jenis Kelamin dan Burnout


BO
BO TdkBO Total
JK LK Count 56 45 101
% within JK 55.4% 44.6% 100.0%
P Count 152 116 268
% within JK 56.7% 43.3% 100.0%
Total Count 208 161 369
% within JK 56.4% 43.6% 100.0%
66

Jumlah saudara dan Burnout

BO
BO TdkBO Total

jmlsdr >=3 Count 56 49 105


2 % within jmlsdr2 53.3% 46.7% 100.0%

1 sdr Count 52 41 93
% within jmlsdr2 55.9% 44.1% 100.0%

2 sdr Count 87 64 151


% within jmlsdr2 57.6% 42.4% 100.0%

tdk ada Count 13 7 20


% within jmlsdr2 65.0% 35.0% 100.0%
Total Count 208 161 369
% within jmlsdr2 56.4% 43.6% 100.0%

Jumlah saudara dan Burnout


BO
BO TdkBO Total
Sodara >3 sdr Count 24 13 37
% within Sodara 64.9% 35.1% 100.0%
1 sdr Count 52 41 93
% within Sodara 55.9% 44.1% 100.0%
2 sdr Count 87 64 151
% within Sodara 57.6% 42.4% 100.0%
3 sdr Count 32 36 68
% within Sodara 47.1% 52.9% 100.0%
tdk ada Count 13 7 20
% within Sodara 65.0% 35.0% 100.0%
Total Count 208 161 369
% within Sodara 56.4% 43.6% 100.0%
67

Urutan kelahiran dan Burnout


BO
BO TdkBO Total
Anakke bungsu Count 52 40 92
% within Anakke 56.5% 43.5% 100.0%
sulung Count 97 70 167
% within Anakke 58.1% 41.9% 100.0%
tengah Count 47 43 90
% within Anakke 52.2% 47.8% 100.0%
tunggal Count 12 8 20
% within Anakke 60.0% 40.0% 100.0%
Total Count 208 161 369
% within Anakke 56.4% 43.6% 100.0%

Kelelahan Emosional dan Burnout


BO
BO TdkBO Total
KE R/M Count 168 157 325
% within KE 51.7% 48.3% 100.0%
Tinggi Count 40 4 44
% within KE 90.9% 9.1% 100.0%
Total Count 208 161 369
% within KE 56.4% 43.6% 100.0%

Depersonalisasi dan Burnout


BO
BO TdkBO Total
D R/M Count 152 148 300
% within D 50.7% 49.3% 100.0%
Tinggi Count 56 13 69
% within D 81.2% 18.8% 100.0%
Total Count 208 161 369
% within D 56.4% 43.6% 100.0%
68

PPD dan Burnout


BO
BO TdkBO Total
PPD M/T Count 189 130 319
% within PPD 59.2% 40.8% 100.0%
Rendah Count 19 31 50
% within PPD 38.0% 60.2% 100.0%
Total Count 208 161 369
% within PPD 56.4% 43.6% 100.0%

2. Uji Analisis Bivariat


a. Crosstab hubungan tingkat Stres dengan tingkat Burnout

Crosstab
BO
BO TdkBO Total
Stres Stres Count 92 12 104
% within Stres 88.5% 11.5% 100.0%
TdkStres Count 116 149 265
% within Stres 43.8% 56.2% 100.0%
Total Count 208 161 369
% within Stres 56.4% 43.6% 100.0%

b. Uji Korelasi Hubungan tingkat Stres dengan tingkat Burnout

Korelatif

Value Approx. Sig.


Nominal by Nominal Contingency Coefficient .376 .000
N of Valid Cases 369

c. Correlation statistics are available for numeric data only.


69

Lampiran 5

Riwayat Penulis

Nama : Risa Azzahra Khatami

Tempat/tanggal lahir : Cirebon, 19 Juni 1996

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Sultan Ageng Tirtayasa. Taman Pulomas B5 No.1


Kedawung Cirebon.

Email : risa.azzahra.khatami@gmail.com

Line : khatamirisaa

Riwayat Pendidikan

• 2001 – 2002 : TK Majasri Bojong Kulon


• 2002 – 2007 : SD Negeri 1 Arjawinangun
• 2007 – 2010 : SMP Negeri 1 Arjawinangun
• 2010 – 2013 : SMA Negeri 1 Cirebon
• 2014 – 2015 : Fakultas Industri Kreatif Telkom University Bandung
• 2015 – sekarang : Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Anda mungkin juga menyukai