Anda di halaman 1dari 118

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Penerimaan Diri Pasien

yang Menjalani Terapi Hemodialisis di RSUP H. Adam Malik

Medan

SKRIPSI

Disusun Oleh:
Yengsi Mei Karmita Pasaribu
161101019

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020

i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

SKRIPSI

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Penerimaan Diri Pasien yang Menjalani


Terapi Hemodialisis di RSUP H. Adam Malik Medan.

Disusun Oleh:
Yengsi Mei Karmita Pasaribu
161101019

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukkan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan
sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
di sebutkan dalam daftar pustaka.

Medan,
Penulis

Yengsi Mei Karmita Pasaribu

ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Judul : Hubungan Dukungan Keluarga dengan Penerimaan Diri Pasien yang
Menjalani Terapi Hemodialisis di RSUP H.Adam Malik Medan
Peneliti : Yengsi Mei Karmita Pasaribu
NIM : 161101019
Fakultas : Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Tahun : 2020

ABSTRAK

Dukungan keluarga merupakan peran anggota keluarga lainnya yang dapat


meningkatkan semangat dan komitmen pasien hemodialisa dalam menjalani
pengobatan serta pasien dapat menerima kondisinya saat ini tanpa rasa memiliki
malu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan dukungan keluarga
dengan penerimaan diri pasien yang menjalani terapi hemodialisa di RSUP
H.Adam Malik Medan. Populasi adalah pasien yang menjalani terapi hemodialysis
di RSUP H.Adam Malik Medan. Sampel penelitian ini berjumlah 71 orang.
Teknik pengambilan sampel menggunakan non probability sampling yaitu
purposive sampling. Kriteria inklusi untuk sampel penelitian yaitu pasien dengan
kesadaran composmentis, usia >17 tahun, menjalani hemodialysis >1 minggu
sampai >3 tahun. Pengumpulan data dilakukan pada bulan maret sampai juni
2020. Data dianalisis dengan analisis korelasi pearson. Hasil studi memperoleh
data bahwa 62 orang (87,3%) memiliki dukungan keluarga dalam kategori baik
dan 9 orang (12,7%) dalam kategori cukup, selanjutnya 66 orang (93,0%)
memiliki penerimaan diri dalam kaetgori baik dan 5 orang (7,0%) memiliki
penerimaan diri buruk. Ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga
dengan penerimaan diri pasien r= 0,722 dan nilai P<0,00. Semakin baik dukungan
keluarga maka semakin baik penerimaan diri pasien, karena keluarga merupakan
orang terdekat yang mengetahui kondisi dan kebutuhan pasien sehingga dukungan
dapat membantu pasien meningkatkan motivasi untuk menjaga kesehatan. Kata
kunci : Dukungan keluarga, Penerimaan diri, Pasien hemodialysis

iv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


v

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PRAKATA

Puji dan syukur kehadirat kepada Tuhan YME atas segala berkat,

perlindungan, dan pertolongan dari-Nya yang tiada henti kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan Dukungan

Keluarga dengan Penerimaan Diri Pasien yang Menjalani Terapi Hemodialisis di

RSUP H.Adam Malik Medan” tepat pada waktunya.

Penulisan Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

Program Strata I pada Jurusan Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan, bimbingan,

dan dukungan dari berbagai pihak dengan memberikan butiran-butiran pemikiran

yang sangat berharga bagi penulis baik secara langsung maupun tidak langsung.

Oleh karena itu penulis mengucapakan banyak terimakasih kepada :

1.Bapak Setiawan, S.Kp. MNS., Ph.D selaku Dekan Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Pembantu Dekan I

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Cholina Trisa Siregar, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.KMB selaku

Pembantu Dekan II Fakultas Keperawatan USU dan selaku Dosen

Pembimbing skripsi yang penuh keikhlasan dan kesabaran telah

memberikan arahan, bimbingan, dan ilmu yang bermanfaat selama

masa perkuliahan dan selama proses penyusunan skripsi ini.

vi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4. Bapak Ikhsanuddin A.Harahap S.Kp., MNS selaku Dosen Penguji I

saya yang telah meluangkan waktu dan memberikan kritik dan

masukan yang yang berharga dalam penyempurnaan penulisan skripsi.

5. Bapak Dr. Dudut Tanjung S.Kp., M.Kep., Sp.KMB selaku Dosen

Penguji II saya yang turut meluangkan waktu dan memberikan saran-

saran yang berharga dalam penyempurnaan penulisan skripsi.

6. Seluruh Dosen Pengajar S1 Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara yang telah mendidik penulis selama proses

perkuliahan staf non akademik membantu memfasilitasi secara

administrative.

7. Direktur RSUP H.Adam Malik Medan yang telah memberikan izin

penelitian.

8. Para responden yang telah bersedia berpartisipasi selama proses

penelitian berlangsung dan tiap anggota keluarga responden yang turut

mendukung penelitian ini.

9. Teristimewa kepada kedua orangtuaku tercinta, Ayahanda B. Pasaribu

dan Ibunda V. Sianipar yang selalu memberi dukungan baik moril

maupun materil, serta senantiasa mendoakan penulis dalam proses

pengerjaan skripsi ini.

10. Terima kasih kepada nenek tercinta A. Marbun dan adik-adikku Esra

Miranda Pasaribu dan Sahat Pasaribu yang selalu mendoakan dan

memberi semangat kepada penulis dalam pengerjaan skripsi ini.

vii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


11. Terima kasih juga kepada sahabat penulis, Lista, Yulita, Ribka, yang

selalu memberikan dukungan dan semangat serta berbagi suka dan

duka dalam proses pengerjaan skripsi ini.

12. Terima kasih kepada Richard Steven Sinaga yang selalu memberikan

dukungan dan semangat kepada penulis selama pengerjaan skripsi ini.

13. Teman – teman satu bimbingan dan teman seperjuangan S1 stambuk

2016 Fakultas Keperawatan USU, yang tidak dapat disebutkan satu

persatu yang telah banyak memberikan masukan, berbagi pengetahuan

dan mendukung penulis.

Semoga Tuhan YME mencurahkan kasih dan karunia-Nya kepada semua

pihak yang telah banyak membantu penulis. Penulis menerima saran dan kritik

yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis

mengucapakan terima kasih.

Medan, Agustus 2020

Penulis

viii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul...................................................................................................................i

Halaman Persetujuan Hasil Sidang...........................................................................ii

Halaman Pernyataan Orisinalitas..............................................................................iii

Prakata..................................................................................................................................iv

Daftar Isi...............................................................................................................................vii

Daftar Tabel........................................................................................................................x

Daftar Skema......................................................................................................................xi

Abstrak..................................................................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1

1.1 Latar belakang...................................................................................................1

1.2 Rumusan masalah............................................................................................5

1.3 Tujuan penelitian..............................................................................................5

1.4 Manfaat penelitian...........................................................................................6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................7

1.Konsep Gagal Ginjal Kronis.................................................................................7

1.1 Pengertian Gagal Ginjal Kronis...................................................................7

1.2 Klasifikasi Gagal Ginjal Kronis..................................................................8

1.3 Tanda Kerusakan Ginjaal..............................................................................9

1.4 Etiologi................................................................................................................11

1.5 Dampak perunabahan pasien GGK............................................................12

1.6 Penatalaksanaan Gagal ginjal.......................................................................12

2. Konsep Dukungan Keluarga................................................................................13

2.1 Pengertian Dukungan Keluarga...................................................................13

2.2 Fungsi Keluarga...............................................................................................14

ix

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.3 Tugas Keluarga.................................................................................................15

2.4 Jenis Dukungan Keluarga..............................................................................16

2.5 Sumber Dukungan Keluarga........................................................................17

2.6 Manfaat Dukungan Keluarga.......................................................................17

2.7 Alat Pengukuran Dukungan Keluarga......................................................18

3. Konsep penerimaan Diri........................................................................................18


3.1 Pengertian Penerimaan Diri.........................................................................18
3.2 Manfaat Penerimaan Diri..............................................................................19
3.3 Tahap Penerimaan Diri..................................................................................20
3.4 Faktor yang mempengaruhi penerimaan diri..........................................22
3.5 Ciri Penerimaan Diri......................................................................................24
3.6 Alat Pengukuran Penerimaan Diri.............................................................25
4. Konsep Hemodialisis............................................................................................27
4.1 Pengertian Hemodialisis...............................................................................27
4.2 Tujuan Hemodialisis......................................................................................28
4.3 Indikasi Hemodialisis....................................................................................28
4.4 Komplikasi........................................................................................................28
4.5 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Penerimaan Diri..................29
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN.........................................................................32
1.Kerangka Penelitian.............................................................................................32
2.DefinisiOperasional..............................................................................................33
3.Hipotesis Penelitian..............................................................................................34
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN...................................................................35
1.Desain Penelitian...................................................................................................35
2. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling.......................................................35
3. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................................37
4. Pertimbangan Etik...............................................................................................37
5.Instrumen Penelitian............................................................................................38

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6. Uji Validitas dan Reliabilitas...........................................................................41
7. Metode Pengumpulan Data...............................................................................42
8. Analisa Data..........................................................................................................43
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................45
1. Hasil Penelitian....................................................................................................45
2. Pembahasan..........................................................................................................49
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................57
1. Kesimpulan...........................................................................................................57
2. Saran.......................................................................................................................58
Daftar Pustaka......................................................................................................................59
Lampiran 1 Inform Concent
Lampiran 2 Jadwal Penelitian
Lampiran 3 Anggaran Penelitian
Lampiran 4 Instrumen Penelitian
Lampiran 5 Lembar Persetujuan Validitas
Lampiran 6 Master Data Penelitian
Lampiran 7 Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 8 Hasil Pengolahan Data
Lampiran 9 Hasil Pengolahan Data
Lampiran 10 Surat Etik Penelitian
Lampiran 11 Surat Izin Penelitian
Lampiran 12 Daftar Riwayat Hidup

xi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Daftar Tabel

Tabel 3.1 Definisi Operasional.........................................................................................33


Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Presentasi Karakteristik
Responden di RSUP H.Adam Malik Medan............................................46
Table 5.2 Distribusi Frekuensi dan Presentase Dukungan Keluarga
Responden di RSUP H.Adam Malik Medan............................................47
Table 5.3 Distribusi Frekuensi dan Presentase Penerimaan Diri
Responden di RSUP H.Adam Malik Medan............................................48
Tabel 5.4 Hasil Analisa Hubungan Dukungan Keluarga dengan
Penerimaan Diri Pasien yang Menjalani Terapi Hemodialysis
di RSUP H.Adam Malik Medan..................................................................49

xii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Daftar Skema

Skema 3.1 Kerangka Penelitian.......................................................................................32

xiii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Judul : Hubungan Dukungan Keluarga dengan Penerimaan Diri Pasien
yang Menjalani Terapi Hemodialisis di RSUP H.Adam Malik
Medan
Peneliti : Yengsi Mei Karmita Pasaribu
NIM : 161101019
Fakultas : Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Tahun : 2020

ABSTRAK

Dukungan keluarga merupakan peran anggota keluarga lainnya yang dapat


meningkatkan semangat dan komitmen pasien hemodialisa dalam menjalani
pengobatan serta pasien dapat menerima kondisinya saat ini tanpa rasa memiliki
malu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan dukungan keluarga
dengan penerimaan diri pasien yang menjalani terapi hemodialisa di RSUP
H.Adam Malik Medan. Populasi adalah pasien yang menjalani terapi hemodialysis
di RSUP H.Adam Malik Medan. Sampel penelitian ini berjumlah 71 orang.
Teknik pengambilan sampel menggunakan non probability sampling yaitu
purposive sampling. Kriteria inklusi untuk sampel penelitian yaitu pasien dengan
kesadaran composmentis, usia >17 tahun, menjalani hemodialysis >1 minggu
sampai >3 tahun. Pengumpulan data dilakukan pada bulan maret sampai juni
2020. Data dianalisis dengan analisis korelasi pearson. Hasil studi memperoleh
data bahwa 62 orang (87,3%) memiliki dukungan keluarga dalam kategori baik
dan 9 orang (12,7%) dalam kategori cukup, selanjutnya 66 orang (93,0%)
memiliki penerimaan diri dalam kaetgori baik dan 5 orang (7,0%) memiliki
penerimaan diri buruk. Ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga
dengan penerimaan diri pasien r= 0,722 dan nilai P<0,00. Semakin baik dukungan
keluarga maka semakin baik penerimaan diri pasien, karena keluarga merupakan
orang terdekat yang mengetahui kondisi dan kebutuhan pasien sehingga dukungan
dapat membantu pasien meningkatkan motivasi untuk menjaga kesehatan. Kata
kunci : Dukungan keluarga, Penerimaan diri, Pasien hemodialysis

xiv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Tubuh seorang individu terdapat berbagai sistem yang berkaitan dengan

yang lainnya serta memiliki fungsi masing-masing dalam tubuh manusia,

diantaranya yaitu sistem perkemihan. Ginjal merupakan bagian sistem

perkemihan yang berfungsi menyaring sisa darah dan cairan berlebih sehingga

tubuh manusia akan mengalami keadaan yang homeostasis. Ginjal yang tidak

mampu melakukan fungsinya secara optimal dalam waktu lebih tiga bulan

merupakan suatu penyakit yang disebut gagal ginjal kronis (Siregar &

Rhamayani, 2019).

Gagal Ginjal Kronis (GGK) merupakan kerusakan yang terjadi pada ginjal

ditandai dengan ginjal tidak mampu mengeluarkan zat beracun dan hasil sisa

produk darah yang dikeluarkan melalui urin, sehingga terdapat kandungan

protein pada urin (proteinuria), laju filtrasi glomerulus menurun dalam waktu

lebih dari tiga bulan. Fungsi ginjal menurun bertahap dan tidak dapat kembali

seperti semula mengakibatkan organ ginjal tidak dapat melakukan fungsi

ginjal secara optimal, metabolisme tubuh tidak dapat dipertahankan serta

cairan dan elektrolit tubuh tidak seimbang. Tanda dan gejala tersebut dapat

mengakibatkan uremia (meningkatnya urea serta produk sisa nitrogen lainnya

yang bercampur dengan darah). Penyakit gagal ginjal kronis adalah satu

contoh penyakit yang sulit disembuhkan di dunia dan disertai dengan

peningkatan angka penderita gagal ginjal kronis setiap tahunnya di dunia

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2

(Tonapa, Kundre, & Masi, 2016; Suwanti, Yetty, & Aini, 2017; Kamasita et

al., 2018).

Pasien baru hemodialisis sebanyak 21.050 pasien dan jumlah pasien aktif

yaitu 30.554 orang di Indonesia (PERNEFRI, 2015). Pasien baru hemodialisis

tahun 2014 di Sumatera Utara sebanyak 680 orang dan jumlah pasien aktif

menjalani hemodialisis sebanyak 329 orang (IRR, 2014). Pasien hemodialisis

tahun 2014 sebanyak 461 orang dan tahun 2015 sebanyak 318 orang di RSUP

H. Adam Malik (Siregar & Rhamayani, 2019).

Pasien gagal ginjal kronis memerlukan terapi ginjal buatan yaitu

hemodialisis dan transplantasi yang bertujuan mempertahankan keseimbangan

tubuh manusia. The Indonesian Renal Registry (IRR) (2011) menyatakan

bahwa terapi dialisis merupakan terapi yang paling banyak digunakan dengan

presentase 78%.

Tindakan hemodialisis adalah terapi dialisis yang akan diberikan kepada

penderita gagal ginjal kronik sebagai ginjal buatan yang berfungsi untuk

mengeluarkan racun, produk limbah dan cairan dalam tubuh manusia, terapi

hemodialisis dilakukan 1-3 kali/minggu dengan durasi waktu sekitar 4 jam.

Tindakan terapi hemodialisis harus dilakukan secara rutin untuk menjaga

keseimbangan metabolisme dalam tubuh (Frazao et al, 2016).

Pasien dalam proses terapi hemodialisis dapat ketergantungan pada mesin

dialysis sehingga menyebabkan perubahan pada kehidupan pasien, yakni

perubahan fisiologis dan perubahan psikologis. Perubahan fisiologis dialami

pasien hemodialisis seperti, perubahan fisik, aktivitas hidup terbatas, kram

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3

otot, hipertensi, nyeri tulang, gatal, menggigil, mual muntah, sakit punggung,

nyeri pada bagian dada, dan suhu tubuh meningkat (Yanti & Miswadi, 2018 ;

Cumayunaro,2018).

Perubahan psikologis juga akan dialami oleh pasien hemodialisis dalam

jangka waktu panjang seperti, masalah finansial, gaya hidup berubah,

penampilan fisik berubah, kehilangan pekerjaan, dorongan berhubungan intim

menurun, semangat hidup menurun, sulit menerima dirinya, ketakutan akan

kematian, merasa dijauhi oleh orang-orang disekitarnya, menghina dirinya,

percaya diri berkurang serta depresi. Beberapa pasien membandingkan dirinya

sendiri dengan orang lain dan stress karena cibiran orang dan beberapa pasien

lainnya tidak memperdulikan perkataan orang lain kepadanya, tidak

membandingkan dirinya dengan orang lain, menyadari kekurangan, serta tetap

menerima dirinya walaupun sakit gagal ginjal kronis (Purnama, 2016;

Yulistiana & Prakoso, 2018; Siregar & Rhamayani, 2019).

Penerimaan diri merupakan seseorang yang menerima dirinya sendiri tanpa

syarat, mampu membina hubungan yang realistis antara dirinya dengan

keinginan yang dimilikinya tanpa ada rasa terbebani dengan persepsi orang

lain tentang dirinya serta dapat menerima kekurangan serta kelebihan yang

dimiliki individu tersebut. Penerimaan diri penting dimiliki oleh individu

untuk menyatukan pikiran,tubuh dan jiwa yang akan berpengaruh dalam

kehidupan individu tersebut (Yulistiana & Prakoso, 2018).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

Hasil penelitian Siregar & Rhamayani (2019) menyimpulkan bahwa

pasien hemodialisis di RSUD Dr. Pirngadi Medan berada dalam kategori

penerimaan diri sedang.

Pasien yang tidak dapat menerima dirinya akan cenderung memiliki

kualitas hidup yang rendah, merasa sedih, kecewa, mencemooh diri sendiri

dan mereka akan merasa menjadi beban bagi keluarga. Individu akan merasa

sulit dalam berinteraksi dengan masyarakat jika tidak adanya penerimaan diri

dan akan berpengaruh buruk pada kepribadiannya, sedangkan pasien yang

dapat menerima dirinya akan realistis terhadap masa depan, memiliki harapan

yang tinggi, semangat datang terapi sesuai jadwal hemodialisis yang sudah

ditentukan, akrab dengan petugas kesehatan dan pasien lainnya di ruangan,

serta merasa senang karena selalu di dampingi pasangan atau keluarga saat

terapi hemodialisis sehingga pasien merasa disayangi walaupun sedang sakit

gagal ginjal kronis. Individu yang mampu menerima semua yang dimilikinya,

maka individu tersebut mempunyai penyesuaian yang semakin baik pula pada

dirinya dan social (Hurlock, 1999; Yulistiana & Prakoso, 2018; Siregar &

Rhamayani, 2019).

Untuk mempertahankan penerimaan diri yang baik, pasien yang menjalani

terapi hemodialisis, diperlukan adanya dukungan sosial baik dukungan orang

terdekat, dukungan yang berasal dari pasangan dan anak, dukungan

informasional, instrumental, penilaian, serta dukungan emosional

(Rachmawati, Wahyuni, & Indriansari, 2019).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5

Berdasarkan data tersebut diatas, peneliti tertarik dan berinisiatif meneliti

bagaimana hubungan dukungan yang diterima dari keluarga dengan

penerimaan diri pasien dalam proses terapi hemodialisis di RSUP H.Adam

Malik Medan.

2. Rumusan masalah

Sesuai data yang telah ditemukan, maka bagaimana hubungan dukungan

keluarga dengan penerimaan diri pasien yang menjalani Terapi Hemodialisis

di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan?

3. Tujuan penelitian

3.1 Tujuan Umum

Secara umum tujuan penelitian untuk menganalisa hubungan dukungan

keluarga dengan penerimaan diri pasien yang menjalani terapi hemodialisis

di RSUP H. Adam Malik Medan.

3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini agar mahasiswa mampu:

3.2.1 Mengetahui bagaimana dukungan dari keluarga pasien yang

menjalani terapi hemodialisis di RSUP H. Adam Malik

Medan.

3.2.2 Mengetahui penerimaan diri pada pasien yang sedang

menjalani terapi hemodialisis di RSUP H. Adam Malik

Medan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6

3.2.3 Mengetahui bagaimana hubungan antara dukungan keluarga

dengan penerimaan diri pada pasien menjalani terapi

hemodialisis di RSUP H. Adam Malik Medan.

4. Manfaat penelitian

4.1 Pasien Hemodialisis

Pasien dapat mengetahui sumber dukungan dan manfaat dukungan

keluarga yang berpengaruh terhadap penerimaan dirinya.

4.2 Keluarga

Hasil penelitian diharapkan dapat sebagai acuan pengetahuan baru

untuk keluarga serta mengetahui perannya dalam memberikan dukungan

kepada pasien yang akan berdampak positif pada pasien.

4.3 Pelayanan Kesehatan

Penelitian ini digunakan sebagai sumber acuan dan bahan

pertimbangan awal sebelum dilakukan tindakan medis kepada pasien

hemodialisis.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Gagal Ginjal Kronis

1.1 Pengertian Gagal Ginjal kronis

Definisi penyakit ginjal kronis didasarkan pada adanya kerusakan

ginjal, seperti albuminuria atau atau fungsi organ ginjal menurun dengan

nilai GFR (laju filtrasi glomerulus) <60 mL / mnt per 1,73 m² dan terjadi

dalam 3 bulan atau lebih, terlepas dari diagnosis klinis (Levey & Coresh.

2012). Gagal Ginjal Kronis (GGK) satu contoh penyakit yang menyerang

bagian organ ginjal manusia dalam periode tiga bulan atau setahun, ginjal

tidak mampu melakukan fungsinya secara optimal sehingga tubuh tidak

dalam keadaan homeostatis dan akan menyebabkan uremia (Darsini,

2016).

Gagal ginjal kronik disebabkan oleh berbagai factor dan merupakan

proses patofisiologi hingga terjadinya penurunan fungsi ginjal bertahap

dan tidak kembali seperti keadaan semula, sehingga pasien dengan

diagnosa tersebut sangat membutuhkan terapi untuk mengganti fungsi

ginjal secara menetap dengan hemodialisa atau pencangkokan ginjal

(Brenner & Lazarus, 2012).

Penyaki ginjal terbagi dua yaitu akut atau kronik. Penyakit ginjal

kronis (Chronic Kidney Diasase) merupakan suatu kondisi dimana adanya

kelainan struktur dan fungsi diginjal berpengaruh terhadap kondisi

kesehatan, terjadi >3 bulan sertai dengan Laju Filtrasi Glomelurus (LFG)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8

2
<60mL/menit/1,73m , disertai ada atau tidak bagian ginjal yang rusak

(KDIGO, 2012).

GFR (Glomerular Filtration Rate) merupakan suatu komponen fungsi

ekskretori yang digunakan sebagai daftar acuan menilai fungsi ginjal

secara keseluruhan. Kerusakan struktur yang luas pada ginjal akan

membuat GFR menurun dan nilai GFR dapat diketahui melalui

pemeriksaan laboratorium rutin. Kerusakan ginjal terjadi pada bagian

parenkim ginjal, system pengumpul (kolektivus) ginjal dan pembuluh

darah. Kerusakan ginjal kebanyakan diperiksa menggunakan marker

(penanda) ginjal karena dapat mengetahui lokasi ginjal yang mengalami

kerusakan (NKF-KDIGO, 2012).

1.2 Klasifikasi Gagal Ginjal Kronis

KDIGO (2012) terdapat beberapa klasifikasi gagal ginjal kronis

diantaranya adalah:

1.2.1 Derajat 1

Derajat 1 adalah tahap yang menunjukkan bahwa ginjal sudah

mengalami kerusakan sudah diketahui dengan LFG yang meningkat

2
(>90 mL/min/1.73 m atau LFG normal).

1.2.2 Derajat 2

Reduksi LFG mulai menurun ringan yaitu 60-89

2
mL/min/1.73 m .

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9

1.2.3 Derajat 3

Terjadi penurunan sedang pada reduksi LFG menurun sedang


2
(tingkat moderate), 45-59 mL/min/1.73m .

1.2.4 Derajat 4

Reduksi LFG menurun dengan fatal yaitu 15-29


2
mL/min/1.73m .

1.2.5 Derajat 5

Derajat 5 ini menunjukkan terjadi kerusakan ginjal dengan nilai


2
LFG yaitu <15 mL/min/1.73m .

1.3 Tanda Kerusakan organ ginjal berdasarkan kelainan struktural atau

kelainan fungsional selain penurunan GFR menurut Levey & Coresh

(2012).

1.3.1 Kelainan patologis

1.3.1.1 Diagnosis klinis didasarkan pada patologi dan

penyebab: kerusakan ginjal mungkin menunjukkan

patologi.

1.3.1.2 Penyakit yang menyerang glomerulus (gula darah

meningkat/diabetes, penyakit yang menyerang system

kekebalan tubuh, infeksi sistemik, konsumsi obat-

obatan sembarangan, neoplasia).

1.3.1.3 Penyakit pembuluh darah (aterosklerosis, hipertensi,

iskemia, vaskulitis, mikroangiopati trombotik).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


10

1.3.1.4 Penyakit tubulointerstisial seperti infeksi saluran

kemih, efek toksik dari obat-obatan, batu dan

obstruksi).

1.3.1.5 Penyakit kistik (penyakit ginjal polikistik).

1.3.2 Albuminuria sebagai penanda kerusakan ginjal

1.3.2.1 Peningkatan permeabilitas glomerulus, ACR kemih

normal pada dewasa muda adalah <10 mg/24 jam dan

apabila ACR urin >2000 mg/24 jam adalah tanda-tanda

serta gejala sindrom nefrotik seperti kolesterol serum

tinggi, edema, dan albumin serum rendah. Tingkat 30-

300 mg per hari adalah peningkatan sedang dan >300

mg/hari adalah peningkatan berat. Urin normal

mengandung sedikit jumlah albumin, protein serum

dengan berat molekul rendah, dan protein yang berasal

dari tubulus ginjal dan saluran kemih bagian bawah.

Sebagian besar penyakit ginjal, albumin adalah yang

utama protein urin, terdiri sekitar 60-90% dari total

protein urin ketika total protein sangat tinggi.

1.3.2.2 Nilai ambang batas secara kasar sesuai dengan nilai-

nilai dipstick urin dari jejak atau 1+, tergantung pada

konsentrasi urin.

1.3.2.3 ACR kemih dan albumin urin tinggi diekskresi dalam

koleksi urin waktunya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


11

1.3.3 Kelainan pada sedimen urin sebagai penanda kerusakan ginjal.

Kelainan pada sedimen urin dapat ditandai dengan sel darah

merah berperan dalam glomerulonefritis proliferatif yang akan

menyebabkan proteinuria.

1.3.4 Abnormalitas pencitraan sebagai penanda kerusakan ginjal

(USG,CT, dan MRI dengan atau tanpa kontras, pemindaian

isotop, angiografi).

Abnormalitas pencitraan dapat ditandai dengan adanya ginjal

polikistik, stenosis arteri renalis, refluks vesikoureteral atau

pielonefritis, hidronefrosis karena obstruksi, parut kortikal

akibat infark, pielonefritis, massa ginjal atau ginjal yang

membesar karena penyakit infiltrative, ginjal kecil dan

echogenik (umum terjadi pada stadium akhir CKD karena

banyak penyakit parenkim).

1.3.5 Sindrom tubular ginjal sebagai penanda kerusakan ginjal,

seperti:

Asidosis tubulus ginjal, diabetes nefrogenik insipidus, sindrom

barrter dan gittelman, sindrom fanconi, cystinuria,

hipomagnesemia familial dengan hiperkalsiuria dan

nefrokalsinosis.

1.4 Etiologi

Perhimpunan Nefrogi Indonesia (PERNEFRI) (2012) menyatakan

terdapat dua penyebab utama yang sangat sering yaitu ginjal akibat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


12

hipertensi (35%) dan nefropati diabetika (26%). Penyakit ginjal hipertensif

merupakan penyebab paling sering gagal ginjal kronis, penyebab lain yang

sering ditemukan yaitu nefropati lupus (1%), ginjal poliskistik (1%),

nefropati asam urat (2%), obstruksi aliran urin atau nefropati obstruktif

(8%), glomerulopati primer (12%), pielonefritis kronis (7%), penyebab

tidak diketahui (2%) dan lain- lain (6%).

1.5 Dampak Perubahan Pada Pasien GGK

Pasien gagal ginjal kronik akan merasakan keadaan fisik yang berubah,

psikologi. Masalah fisik diantaranya seperti tekanan darah rendah

(hipotensi), sakit kepala, nyeri dada, mual dan serta pruritis. Gangguan

psikologi yang sering dialami pasien gagal ginjal seperti penurunan

kesadaran, cemas, depresi, dan sindrom disekuilibirium banyak ditemui

pada pasien gagal ginjal kronik (Reza, 2016).

1.6 Penatalaksanaan Gagal Ginjal Kronik

Penatalaksanaan diberikan untuk pasien dengan gagal ginjal kronik ada

dua cara yaitu penanganan konservatif dan terapi penggantian organ ginjal.

Terapi konservatif bertujuan mencegah fungsi ginjal semakin memburuk

secara perlahan, membantu mengurangi keluhan-keluhan yang muncul

karena akumulasi racun azotemia, metabolisme membaik, serta mengawasi

cairan elektrolit agar tetap seimbang (Haryanti & Nisa, 2015).

Penanganan gagal ginjal secara konservatif dilakukan dengan

membatasi intake makanan dan minuman yang dikonsumsi pasien gagal

ginjal kronis. Pertama, membatasi protein yang bertujuan mencegah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

maupun mengurangi toksin azetomia, namun pada jangka panjang bisa

menyebabkan ketidakseimbangan nitrogen. Kedua, membatasi asupan

protein yang terdapat pada makanan yang dikonsumsi pasien gagal ginjal

kronik yang dapat menambah selera makan, mengurangi rasa mual

muntah. Upaya untuk menormalkan kembali dan memperlambat terjadinya

gagal ginjal dapat dilakukan dengan membatasi asupan protein (Haryanti

& Nisa, 2015).

2. Konsep Dukungan Keluarga

2.1 Pengertian Dukungan Keluarga

Keluarga merupakan kumpulan orang-orang yang telah disatukan

dalam perkawinan yang sah, kelahiran dan adopsi betujuan melahirkan

suatu budaya yang kemudian dipertahankan, terjadinya peningkatan

perkembangan fisik, mental, emosional serta social setiap anggota

keluarga (Friedman, 2013).

Keluarga terbentuk dengan adanya dua orang (lebih) yang memutuskan

untuk hidup bersama disertai hubungan emosional yang saling terikat dan

masing-masing memiliki fungsi sebagai anggota keluarga yang mampu

membuat peningkatan perkembangan fisik, emosional, mental, serta

hubungan sosial seluruh anggota keluarga (Friedman, 2013).

Dukungan keluarga ialah keikutsertaan anggota keluarga lainnya

dalam memberikan bantuan seperti pemecahan masalah, perhatian,

memberikan informasi, memberikan saran, memberikan dorongan dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14

bersikap empati pada pasien yang menjalani hemodialisis sehingga dapat

menerima keadaannya walaupun dalam menjalani hemodialisis, semangat

hidup meningkat dan berkomitmen dalam menjalani pengobatan

(Suryaningsih et al, 2013; Armiyanti et al, 2016). Dukungan keluarga

memiliki peran penting saat seseorang beradaptasi dengan penyakit kronis

yang dialaminya serta seseorang tersebut akan merasa di perhatikan,

disayangi dan dicintai sehingga akan berdampak positif pada tingkat

kesehatannya pada waktu yang akan datang (Fitrianasari et al, 2017).

Dukungan keluarga adalah suatu faktor penting apabila individu

mengalami suatu penyakit, karena keluarga merupakan orang terdekat

yang mengetahui bagaimana kondisi dan kebutuhan pasien saat ini sesuai

kondisinya sehingga dukungan keluarga akan berpengaruh pada tingkat

kesehatan individu, memperluas pandangan hidup individu, meningkatkan

motivasi pada pasien, menurunkan kecemasan, mengurangi stress dan

depresi yang muncul.

2.2 Fungsi Keluarga

Friedman (2013) menjelaskan bahwa fungsi keluarga terbagi 4 yaitu:

2.2.1 Fungsi afektif

Fungsi afektif dapat dikatakan sebagai cermin diri dalam

keluarga, perasaan saling mengasihi dalam keluarga, saling

mendukung dan saling menghargai dalam keluarga. Setiap anggota

memiliki peran untuk mengembangkan hal-hal positif, saling

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15

mencintai, kasih sayang, sebagai motivator bagi anggota keluarga

yang lainnya, sehingga kebutuhan psikososial keluarga terpenuhi.

2.2.2 Fungsi Sosialisasi

Fungsi sosialisasi merupakan hubungan dan interaksi pada

keluarga, keluarga akan mengajarkan norma, adat, budaya, disiplin,

dan sopan santun ketika berinteraksi atau berkomunikasi dengan

orang disekitarnya.

2.2.3 Fungsi ekonomi

Fungsi ekonomi yaitu fungsi penting pada keluarga dalam

pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, papan seluruh anggota

keluarga.

2.2.4 Fungsi Kesehatan

Fungsi kesehatan merupakan kesiapan maupun tanggung jawab

keluarga dalam merawat anggota keluarga lainnya dengan penuh

cinta, perhatian dan kasih sayang dalam keadaan sehat ataupun

sakit.

2.3 Tugas Keluarga

Andarmoyo (2012) menjelaskan tugas kesehatan keluarga sebagai

berikut:

2.3.1 Mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota keluarga

2.3.2 Membuat dan menetapkan keputusan perawatan kesehatan yang

tepat

2.3.3 Merawat anggota keluarga yang sakit dengan tulus

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16

2.3.4 Menciptakan dan menjaga agar lingkungan rumah tetap sehat

2.3.5 Menjaga hubungan social agar terjalin dengan baik

menggunakan fasilitas kesehatan yang ada pada masyarakat

2.4 Jenis Dukungan Keluarga

Friedman (2013) mengatakan 4 jenis dukungan keluarga yaitu:

2.4.1 Dukungan Informasional

Merupakan dukungan yang berasal dari keluarga, keluarga

berperan memberikan informasi, saran, sugesti terhadap pasien

hemodialisis sehingga masalah yang dirasakan pasien hemodialisa

dapat menurun. Aspek-aspek yang terdapat pada dukungan

informasional yaitu, memberi informasi, usulan, saran, nasehat, dan

petunjuk.

2.4.2 Dukungan penilaian atau penghargaan

Dukungan untuk memberikan bimbingan dan membantu

memecahkan masalah, seperti memberikan semangat, perhatian dan

penghargaan. Dukungan penilaian yang tinggi akan membantu pasien

dalam melakukan suatu tindakan dan memberi keyakinan kepada

pasien bahwa masalah yang dihadapi dapat diatasi.

2.4.3 Dukungan Instrumental

Dukungan instrumental yakni dukungan keluarga bersifat

konkrit dan berperan sebagai sumber pertolongan utama bagi pasien

hemodialysis diantaranya adalah makan, minum, kebutuhan keuangan,

menyediakan timbangan untuk memantau massa tubuh pasien,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17

menyiapkan makanan yang tidak merangsang rasa haus dan istirahat.

Dukungan instrumental berkaitan dengan social ekonomi keluarga,

semakin tinggi social ekonomi yang dimiliki keluarga maka keluarga

akan lebih kritis terhadap suatu penyakit yang dialaminya dan anggota

keluarga lainnya.

2.4.4 Dukungan Emosional

Keluarga mampu memberikan rasa nyaman untuk pasien ketika

bertukar pikiran, pemulihan pasien dan membantu mengurangi emosi

pasien. Dukungan emosional ini melibatkan kepercayaan dan kekuatan

pada orang lain sehingga pasien hemodialisis akan percaya bahwa

orang lain memberikan kasih sayang, perhatian serta cinta kepadanya.

Aspek dukungan emosional yaitu, memiliki rasa percaya, perhatian,

mendengarkan maupun didengarkan.

2.5 Sumber Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga diperoleh dari dalam dan luar. Dukungan keluarga

yang diperoleh dari dalam seperti dukungan suami, istri, anak dan saudara

kandung lainnya, sedangkan dukungan dari luar berasal dari paman dan

bibi (Friedman, 2013).

2.6 Manfaat Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga diberikan secara terus-menerus kepada anggota

keluarga lainnya sepanjang siklus kehidupan. Individu yang mendapatkan

dukungan keluarga yang baik akan merasa dirinya disayangi, diperhatikan

dan sebagai motivasi terutama pada seseorang yang mengalami penyakit

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18

kronik, dukungan keluarga sangat dibutuhkan karena dapat bermanfaat

terhadap kesehatan maupun terhadap pengobatan yang akan dijalani

individu tersebut (Friedman,2010).

2.7 Alat Pengukuran Dukungan Keluarga

Kuesioner dukungan keluarga dibuat oleh peneliti sesuai dengan

tinjauan pustaka. Kuesioner ini terdiri atas 23 item pernyataan, 6 item

dukungan emosional, 6 item dukungan informasional, 5 item dukungan

instrumental, dan 6 item dukungan penilaian/penghargaan. Kuesioner ini

menggunakan Skala Likert (1-4), 4= Selalu, 3=Sering, 2=Jarang dan 1=

Tidak Pernah. Total skor 23-46 termasuk kategori dukungan keluarga

kurang, total skor 47-69 termasuk kategori dukungan keluarga cukup dan

total skor 70-92 termasuk kategori dukungan keluarga baik serta memiliki

nilai validitas 0,94.

3. Konsep Penerimaan Diri

3.1 Pengertian Penerimaan Diri

Arthur (2010) penerimaan diri artikan sebagai sikap yang mampu

menerima dirinya terhadap ujian yang muncul secara objektif pada talenta,

kemampuan, bakat dan nilai-nilai unik. Penerimaan diri dapat dikatakan

juga sikap individu paling dasar yang merasa puas terhadap diri sendiri,

kemampuan, bakat dan kualitas serta menyadari keterbatasannya (Chaplin,

2012).

Penerimaan diri ialah seseorang yang mempunyai penilaian positif

pada dirinya, menerima dan menyadari semua keterbatasan serta

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19

kekurangan yang dimilikinya tanpa adanya rasa malu dan rasa bersalah.

Penerimaan diri sangat penting bagi kesehatan mental karena mencakup

kepuasan diri dan kebahagiaan seseorang (Christanty & Wardhana, 2013).

Penerimaan diri merupakan kemampuan individu menerima dirinya secara

fisik dan psikologis, social serta pencapaian dirinya terhadap kelebihan

maupun kekurangan yang dimiliki (Faradina, 2016).

Jadi, bisa disimpulkan bahwa penerimaan diri yaitu proses yang dilalui

seseorang hingga mampu menerima kekurangan dan kelebihan pada

dirinya.

3.2 Manfaat penerimaan diri

Self-acceptance mempunyai peran penting dalam interaksi sosial

sehingga individu merasa terbantu untuk berinteraksi dengan orang lain,

percaya diri meningkat dan menciptakan hubungan lebih akrab. Hal diatas

dapat terjadi karena individu menyadari semua orang terlahir dengan

kelebihan dan kekurangan. Tanpa self acceptance, seseorang cenderung

sulit berinteraksi dengan orang disekitarnya sehingga dapat berdampak

buruk terhadap kepribadiannya. Seseorang yang menerima dirinya dengan

baik, maka penyesuaian diri dan sosialnya juga akan baik (Hurlock, 1999).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20

3.3 Tahap Penerimaan Diri

Tahap-tahap penerimaan ini menurut Kubler-Ross (2009) yaitu:

3.3.1 Tahap Denial (penolakan)

Tahap Denial merupakan reaksi pertama yang terjadi pada

seseorang yang sedang merasakan kehilangan, ditandai dengan syok,

tidak percaya bahkan adanya penolakan terhadap tindakan medis yang

akan dilakukan. Tahap Denial (penolakan) menurut Linton (2015)

merupakan proses penolakan yang sifatnya pada waktu tertentu saja

atau tidak permanen dan umumnya digunakan oleh bertambahnya

kesadaran saat individu itu mengalami permasalahan yang belum

selesai, masalah keuangan, dan rasa khawatir pada keluarga.

3.3.2 Tahap Anger (marah)

Tahap Anger (marah) merupakan tahap ketika individu

menyadari bahwa faktanya terjadi kehilangan. Pasien hemodialysis

yang akan dilakukan tindakan merasa tidak adil. Ketidakadilan

yang dirasakan seseorang dapat memberikan respon marah, takut,

benci, dan menyimpan dendam.

3.3.3 Tahap Bargaining (tawar menawar)

Respon ini dapat muncul apabila individu telah mampu

mengungkapkan kemarahannya. Seseorang akan berandai-andai

bahwa perbuatan pada masa lalu dapat diulang kembali sehingga

dapat memperbaiki pola makan, hidup, dll. Tahap ini biasanya

muncul kata “seandainya”.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21

3.3.4 Tahap Depression (depresi)

Fase depresi biasanya ditandai dengan individu yang lebih

sering menyendiri dan diam, mengatakan putusasa, serta merasa

tidak berharga. Tahap depresi merupakan gejala emosional yang

sering muncul, seperti sedih, merasa tidak berguna, tidak

mempunyai harapan, merasa bersalah, kesepian, penyesalan yang

dalam, serta sering menangis dalam waktu panjang.

3.3.5 Tahap Acceptance (penerimaan)

Tahap ini adalah tahap dimana seseorang sudah mampu

menerima keadaanya saat ini, baik sembuh ataupun tidak sembuh.

Pasien akan merasa lebih tenang dan pasrah dalam menghadapi

penyakitnya apabila tahap ini dapat dilalui pasien. Menurut

Yemima (2013) (Dalam Ike, 2019) pasien hemodialisa dalam

jangka panjang akan mempengaruhi kondisi pasien baik fisik

maupun psikologis dan yang paling sering yaitu perasaan takut.

Rasa takut yang dirasakan pasien karena pasien takut terhadap

masa depannya, adanya rasa marah mengapa hal tersebut terjadi

pada dirinya, perubahan yang terjadi pada pasien tersebut dari

sehat menuju sakit menyebabkan pasien membutuhkan waktu

untuk dapat menerima dan ikhlas menjalaninya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22

3.4 Faktor yang mempengaruhi penerimaan diri

Wibowo (2013) menjelaskan 10 faktor yang mempengaruhi

penerimaan diri yaitu:

3.4.1 Pemahaman Tentang Diri Sendiri.

Merupakan kondisi bagaimana seseorang mampu memahami

dan mengetahui kemampuan pada dirinya. Seseorang akan memiliki

penerimaan yang besar pada dirinya apabila individu tersebut dapat

memahami dirinya

3.4.2 Harapan Realistik.

Harapan realistis dapat muncul pada individu ketika mampu

menentukan harapannya sesuai dengan kemampuan yang dikenali dan

ada dalam diri individu tersebut.

3.4.3 Tidak Ada Hambatan pada Lingkungan.

Lingkungan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi

harapan individu. Harapan individu akan mudah tercapai apabila

lingkungan disekitarnya memberi kesempatan dan tidak memiliki

hambatan.

3.4.4 Sikap Anggota Masyarakat yang Menyenangkan.

Sikap yang menyenangkan dapat diperoleh dari anggota

masyarakat apabila seseorang mampu mengikuti kebiasaan yang ada

pada lingkungan tersebut dan mampu bersosialisasi kepada orang lain.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


23

3.4.5 Tidak Adanya Gangguan Emosional Berat

Individu akan merasa nyaman saat bekerja dan bahagia ketika

melakukan suatu pekerjaan tanpa ada gangguan emosional yang berat.

3.4.6 Pengaruh Keberhasilan yang Dialami.

Seseorang yang merasakan keberhasilan akan menciptakan

penerimaan diri yang positif, sedangkan ketika individu mengalami

kegagalan akan mengakibatkan penolakan diri.

3.4.7 Identifikasi Orang disekitar yang Memiliki Penyesuaian diri

yang Baik.

Individu yang mampu mengenali orang lain yang well adjusted,

membangun sikap positif dan mampu berprilaku baik akan

menimbulkan penerimaan diri yang baik.

3.4.8 Adanya Perspektif Diri yang Luas

Perspektif diri yang luas pada individu dapat diperoleh ketika

memiliki kemauan mendengarkan penilaian orang lain terhadap dirinya

serta didapatkan dari pengalaman dan belajar.

3.4.9 Pola Asuh yang Baik pada Masa Kecil

Anak yang dapat menghargai dirinya sendiri yaitu aanak yang

diasuh secara demokratis.

3.4.10 Konsep Diri yang Stabil

Seseorang akan sulit mengatakan kepada orang lain siapa

dirinya apabila ia tidak dapat menuyukai dirinya secara pasti karena

dia sendiri ambivalen terhadap dirinya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


24

3.5 Ciri-Ciri Penerimaan Diri

3.5.1 Menurut Machdan (2012) terdapat beberapa ciri-ciri

penerimaan diri pada sebagai berikut:

3.5.1.1 Individu yakin pada kemampuannya dalam mengatasi

persoalan

3.5.1.2 Individu tidak hanya memperhatikan dirinya dan tidak malu

dengan keadaannya.

3.5.1.3 Individu menganggap dirinya normal.

3.5.1.4 Individu mampu dan berani memikul tanggung jawab

akibat perilakunya.

3.5.1.5 Individu bisa menerima pujian dan kritikan objektif dari

orang lain.

3.5.1.6 Individu dapat menerima keterbatasan dan kelebihan yang

dimilikinya.

3.5.2 Ciri- Ciri Penerimaan diri menurut Berger (Dalam Christanty,

203) yaitu:

3.5.2.1 Lingkungan luar tidak mempengaruhi nilai-nilai dan standar


diri

3.5.2.2 Keyakinan menjalani hidup

3.5.2.3 Berani bertanggungjawab dengan apa yang dilakukan

3.5.2.4 Mampu menerima kritik dan saran seobjektif mungkin

3.5.2.5 Tidak menyalahkan diri atas perasaannya terhadap orang

lain

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


25

3.5.2.6 Menganggap dirinya sama dengan orang lain

3.5.2.7 Tidak ingin orang lain menolaknya dalam kondisi apapun

3.5.2.8 Tidak menganggap dirinya berbeda dari orang lain

3.5.2.9 Tidak merasa rendah diri

3.6 Alat Pengukuran Penerimaan Diri

3.6.1 Unconditional Self-Acceptance Questionnaire (USAQ)

Unconditional Self-Acceptance Questionnaire (USAQ),

merupakan alat pengumpulan data penerimaan diri untuk

mengukur penerimaan diri tanpa syarat (Chamberlain & Haaga,

2001). kuesioner yang terdiri dari 20 pernyataan dimana peserta

merespons pada skala dari 1 ( hampir selalu tidak benar ) sampai 7

(hampir selalu benar) .

Kuesioner ini memiliki sembilan item yang diucapkan

sedemikian rupa sehingga skor yang lebih tinggi mewakili

penerimaan diri yang lebih kondisional (misalnya, saya

menghindari membandingkan diri sendiri dengan orang lain untuk

memutuskan apakah saya orang yang berharga), sementara 11 item

diberi nilai ayat sehingga skor yang lebih tinggi menunjukkan

penerimaan diri secara kondisional yang lebih besar (misalnya,

saya menetapkan tujuan untuk diri saya sendiri yang saya harap

akan membuktikan nilai saya). Chamberlain dan Haaga melaporkan

alpha Cronbach 0,72 yang merupakan tingkat konsistensi internal

yang dapat diterima. Satu set pernyataan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


26

penerimaan diri bersyarat 20 dibuat dengan menggunakan sembilan

item yang diberi skor normal ditambah dengan pengulangan 11

item yang diberi skor terbalik. Satu set 20 syarat penerimaan diri

disiapkan dengan menggunakan 11 item yang diberi skor terbalik

ditambah kata-kata dari sembilan item yang diberi skor normal

(Davies, 2007 ; Ciuhan & Dumitru, 2017).

3.6.2 Kuesioner Penerimaan Diri

Peneliti menggunakan kuesioner penerimaan diri yang

bertujuan untuk mengetahui penerimaan diri individu. Peneliti

menggunakan kuesioner Berger’s Self-Acceptance Scale yang

dikembangkan sesuai variable penelitian oleh Sukmawati.

Kuesioner ini memiliki 36 item, 12 item favorable

(21,1,26,14,25,29,7,27,15,28,19,32) dan 24 item

unfavorable(9,30,33,12,36,16,11,3,23,31,13,17,20,5,2,6,10,4,34,35 ,22,24,8,18)

yang diukur dalam 9 karakter yaitu 1) sikap dan perilaku yang didasarkan nilai-

nilai standar diri tidak dipengaruhi lingkungan luar, 2) keyakinan dalam

menjalani hidup, 3) berani bertanggung jawab terhadap perilakunya, 4) mampu

menerima pujian dan kritik secara subjektif, 5) tidak menyalahkan diri atas

perasaannya terhadap orang lain, 6) menganggap dirinya memiliki kemampuan

sama dengan orang lain, 7) tidak mengharapkan penolakan dari orang lain, 8)

tidak menganggap dirinya berbeda dengan orang lain, 9) tidak malu atau rendah

diri.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


27

Kuesioner ini menggunakan skala likert terdiri atas empat

alternatif jawaban, yaitu (1)Sangat Tidak Sesuai = STS, (2)Tidak

sesuai = TS, (3)Sesuai =S, (4)Sangat Sesuai = SS. Hasil uji

validitas untuk kuesioner Berger’s Self Acceptance Scale

didapatkan 36 soal valid dengan nilai r tabel berturut turut adalah

0,456; 0,515;0,489; 0,712; 0,779; 0,558; 0,514; 0,641; 0,464;

0,679; 0,606; 0,464; 0,591; 0,464; 0,714; 0,689; 0,700; 0,877;

0,471; 0,495; 0,643; 0,444; 0,642; 0,584; 0,715; 0,685; 0, 553;

0,485; 0,598; 0,622; 0,715; 0,518; 0,732; 0,565; 0,813 dan 0,599

dan dilakukan uji reliabilitas dengan cronbach alpha dengan nilai

reliabilitasnya adalah 0,750. Total skor 36-90 penerimaan diri

“Buruk” dan total skor 91-144 penerimaan diri “Baik”

(Sukmawati,2018).

4. Konsep Hemodialisis

4.1 Pengertian Hemodialisis

Hemodialisis salah satu cara dilakukan pada pasien gagal ginjal kronis

melalui membran semipermeabel atau dialyzer untuk mengeluarkan produk

sisa metabolisme. Sisa metabolisme atau racun tersebut berasal dari

peredaran darah manusia yaitu air, hydrogen, natrium, urea, kalium,

kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain. Hemodialisis telah menjadi rutinitas

perawatan medis untuk End Stage Renal Disease (ESRD) (Haryanti & Nisa,

2015).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


28

4.2 Tujuan Hemodialisis

Terapi hemodialisis bertujuan mengembalikan zat- zat nitrogen bersifat

racun di dalam darah dan mengeluarkan air yang berlebihan. Limbah

nitrogen dan zat toksik yang berasal dari aliran darah tersebut akan dialihkan

dari tubuh pasien ke mesin dialiser untuk dibersihkan, kemudian akan

dimasukkan kembali ke dalam tubuh pasien (Smeltzer & Bare, 2001, hal.

1398).

4.3 Indikasi Hemodialisis

Tindakan hemodialysis dapat dilakukan pada pasien dalam keadaan akut

yang memerlukan terapi dialisis jangka pendek dalam hitungan hari maupun

minggu dan dapat dilakukan pada pasien gagal ginjal tahap akhir yang

memerlukan terapi jangka panjang atau permanen. Indikasi dilakukan

hemodialisa pada penderita gagal ginjal dengan nilai Laju filtrasi glometulus

kurang dari 15 ml/menit, hiperkalemia, kegagalan terapi konservatif kreatinin

>65 mEq/L, kadar ureum lebih dari 200 mg/dl, anuria lebih dari 5 kali,

kelebihan cairan (Mardyaningsih, 2014).

4.4 Komplikasi

Menurut (Smeltzer & Bare, 2001, hal. 1401) komplikasi akibat terapi

hemodialysis yakni sebagai berikut:

4.4.1 Tekanan darah rendah yang terjadi ketika cairan dikeluarkan

selama dialysis.

4.4.2 Emboli udara adalah komplikasi yang terjadi ketika udara

memasuki sistem vaskuler pasien.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


29

4.4.3 pCO2 menurun bersamaan dengan terjadinya sirkulasi darah

diluar tubuh akan menyebabkan nyeri dada.

4.4.4 Pruritus akan terjadi selama terapi dialisis selama produk akhir

metabolisme meninggalkan kulit.

4.4.5 Komplikasi yang sering terjadi akibat adanya gangguan

keseimbangan dialisis karena perpindahan cairan serebral dan

muncul sebagai serangan kejang yaitu gejala uremia.

4.4.6 Kram otot disertai nyeri akibat cairan dan elektrolit

meninggalkan ruang ekstrasel dengan cepat.

4.4.7 Masalah yang sering dialami pasien saat terapi hemodialisa yaitu

mual dan muntah.

4.5 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Penerimaan Diri Pasien

Hemodialisis.

Seseorang yang mengalami Gagal Ginjal Kronis (GGK) akan

dihadapkan dengan terapi hemodialisis yang berfungsi sebagai ginjal

buatan guna mengeluarkan racun serta sisa metabolisme dalam tubuh.

Tindakan hemodialisis merupakan terapi dialisis untuk pasien gagal ginjal

kronik, bertujuan untuk mengeluarkan racun, produk limbah dan cairan

dalam tubuh manusia, terapi hemodialisis dilakukan 1-3 kali/minggu

dimana setiap kalinya memerlukan waktu sekitar 4 jam. Terapi

hemodialisa harus dilakukan secara rutin untuk menjaga keseimbangan

metabolisme dalam tubuh manusia.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


30

Tindakan hemodialisis memiliki dampak positif dan dampak negatif

bagi manusia yang mengakibatkan terjadinya perubahan kehidupan pasien,

seperti perubahan fisiologis yaitu perubahan fisik, aktivitas hidup terbatas,

kram otot, hipertensi, nyeri tulang, gatal, menggigil, mual dan muntah,

sakit punggung, sakit dada, dan demam (Yanti & Miswadi, 2018;

Cumayunaro,2018). Pasien hemodialiasa juga akan mengalami perubahan

psikologis seperti finansial, gaya hidup berubah, penampilan fisik berubah,

kehilangan pekerjaan, dorongan seksual menurun, semangat hidup

menurun, sulit menerima dirinya, ketakutan akan kematian, merasa dijauhi

oleh orang disekitarnya, menghina dirinya, tidak percaya pada diri dan

sikapnya sendiri serta depresi (Yulistiana & Prakoso, 2018; Siregar &

Rhamayani, 2019).

Perubahan yang dialami pasien hemodialisa akan membuat pasien

tersebut bermasalah dalam penerimaan dirinya sendiri, dibuktikan oleh

hasil penelitian Siregar & Rhamayani (2019) menyatakan bahwa pasien

hemodialisis di RSUD Dr. Pringadi Medan memiliki penerimaan diri

dalam kategori sedang.

Penerimaan diri yang baik perlu dimiliki setiap orang agar mampu

menilai kelebihan maupun kekurangan serta dapat menerima

kekurangannya. Pasien hemodialisis diharapkan mempunyai penerimaan

diri yang baik agar dapat menerima keadaannya walaupun tergantung pada

mesin dialysis dan mempunyai sikap positif untuk mampu bertahan serta

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


31

tetap memiliki harapan-harapan yang baik terutama harapan terhadap

penyakit yang dihadapi.

Menurut Hasan (2012) penerimaan diri yaitu sikap seseorang menilai

dan menerima kekurangan serta kelebihan yang pada dirinya dan berusaha

melakukan yang terbaik untuk dirinya dan mampu mengaktualisasikan

kehidupannya di masyarakat.

Menurut Ratna (2010) menjelaskan bahwa dukungan keluarga

merupakan suatu factor yang dapat mempengaruhi seseorang ketika

sedang menghadapi masalah kesehatan dan merupakan upaya preventif

dalam memperluas pandangan hidup, mengendalikan kecemasan,

mengurangi stress, dan depresi yang muncul (Winata, Putranto, Fanani,

2017).

Berdasarkan penjelasan dukungan keluarga sebelumnya, dapat

dikatakan dukungan keluarga sangat dibutuhkan oleh pasien hemodialis

karena keluarga membantu mengurangi stress pada anggota keluarga yang

sedang sakit, memberi motivasi dan dukungan secara informasional,

penilaian, instrumental dan emosional sehingga anggota keluarga yang

sakit tersebut merasa dihargai, dicintai, disayangi dan diperhatikan dalam

keluarga serta mampu menerima dirinya dengan baik. Berdasarkan uraian

diatas dapat dijelaskan jika pasien hemodialisa mendapat dukungan

keluarga yang baik akan mampu menerima dirinya dengan baik sehingga

dapat menghadapi kesulitan yang muncul akibat penyakit yang

dideritanya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian ini bertujuan menganalisa bagaimana penerimaan

diri pasien yang menjalani terapi hemodialisis yang dipengaruhi oleh

dukungan keluarga.

Variabel Independen Variabel


Dependen
Dukungan Penerimaan Diri

Keluarga

Variable Perancu:

Kondisi fisik: Dampak Psikologis:


Hipotensi Tidak ada gangguan emosional berat
Mual muntah Tidak ada hambatan pada lingkungan
Sakit kepala Adanya perspektif diri yang luas
Demam
Nyeri dada dan gatal-gatal

Skema 3.1 Kerangka Penelitian

Keterangan:

: Diteliti

: Tidak diteliti

32

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


33

2. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi operasional

No Variable Definisi operasional Alat ukur Hasil ukur Skala

Variable Dukungan keluarga Kuesioner 70-92 Interval


bebas merupakan sikap,tindakan Dukungan 47-69

Dukungan dan penerimaan terhadap Keluarga


Keluarga anggota keluarga lainnya, yang berisi 23 23-46

yang bersifat mendukung pertanyaan

serta bersedia membantu

pasien hemodialisa di RSUP

H. Adam Malik Medan.

Variabe Penerimaan Diri merupakan Kuesioner 91-144 Interval


Terikat penilaian positif pasien Penerimaan 36-90.

hemodialisa di RSUP. H Diri


Penerimaan
Diri Adam Malik baik secara (Sukmawati,

fisik, psikologis dan social 2018)


serta mampu menerima

kekurangan pada diri sendiri.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


34

3. Hipotesis Penelitian

Hipotesa merupakan pernyataan asumsi terkait hubungan dua atau lebih

variabel yang diharapkan mampu menjawab suatu pertanyaan pada penelitian.

Setiap hipotesis terdiri atas suatu unit atau bagian dari permasalahan

(nursalam,2016).

H0 : Tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan penerimaan

diri pasien yang menjalani terapi hemodialisis di RSUP H. Adam

Malik Medan

H1 : Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan penerimaan diri

pasien yang menjalani terapi hemodialisis di RSUP H. Adam Malik

Medan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini yakni korelasi dengan menggunakan desain penelitian

cross-sectional. Penelitian ini menekankan pada satu kali pengukuran atau

observasi data dalam satu waktu yang dilakukan pada variabel terikat atau

variabel bebas (Notoatmodjo, 2002).

2. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

2.1 Populasi

Populasi merupakan subyek atau klien yang menjadi sasaran penelitian

dengan memenuhi kriteria yang ditetapkan (Nursalam, 2013). Setelah

dilakukan survey awal di RSUP H.Adam Malik Medan, diperoleh data

bahwa rata-rata jumlah pasien yang menjalani terapi hemodialysis

sebanyak 240 orang. Berdasarkan data tersebut, maka populasi dalam

penelitian adalah seluruh pasien yang menjalani terapi hemodialysis yaitu

sebanyak 240 orang.

2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi terjangkau yang digunakan sebagai

subjek penelitian melalui sampling. Sampling adalah proses untuk

menyeleksi porsi populasi yang dapat mewakili populasi sebagai subyek

penelitian (Nursalam, 2016). Sampel yang digunakan peneliti dihitung

berdasarkan rumus slovin;

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


36

Rumus pengambilan sampel


2
n = N/ 1+ (N. d )

Keterangan:

n : besar sampel

N : besar populasi

d : nilai presisi 0,1

Besar sampel dalam penelitian ini berdasarkan rumus diatas yaitu:


2
n = 240/ 1+ (240. 0,1 )

n = 240/ 1+ 2,4

n = 240/ 3,4

n = 70,58 orang

n ≈ 71 orang

Berdasarkan rumus tersebut diperoleh hasil jumlah responden dalam

penelitian yaitu 71 orang yang menjalani terapi hemodialysis.

2.3 Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik non

probability sampling dengan cara Purposive Sampling. Purposive

sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan memilih sampel

diantara populasi berdasarkan kehendak peneliti yang dapat mewakili

karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2016).

Peneliti menetapkan kriteria Inklusi dan Ekslusi yang harus dipenuhi

oleh responden pada penelitian ini. Kriteria inklusi yang dibuat oleh

peneliti yaitu pasien rutin yang menjalani hemodialisa, kesadaran

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


37

composmentis, usia >17 tahun, dan sudah menjalani hemodialysis >1

minggu sampai >3 tahun. Kriteria ekslusi yang dibuat peneliti yaitu

responden yang mengalami penurunan kondisi sehingga sulit mengisi

instrument penelitian.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Unit Hemodialisa Rumah Sakit Umum

Pusat H. Adam Malik yang berada di Jalan Bunga Lau No.17 Kemenangan

Tani, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan, Sumatera Utara 20136.

Peneliti memilih lokasi ini sebagai lokasi penelitian karea memiliki unit

hemodialisa dan berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti jumlah

pasien yang menjalani terapi hemodialysis cukup banyak.

3.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret – Juni 2020 di Rumah

Sakit Adam Malik Medan setelah mendapatkan izin lengkap dan

menjalankan proses penelitian sesuai prosedur rumah sakit.

4 Pertimbangan Etik

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan etika penelitian sebagai

berikut:

4.1 Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human

dignity).

Peneliti memperhatikan hak pasien dalam pengambilan informasi

terkait penelitian serta memberi kebebasan pada pasien untuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


38

berpartisipasi atau tidak dalam penelitian (autonomy), peneliti

mempersiapkan formulir persetujuan subyek (informed consent) sebagai

bukti menghormati harkat dan martabat manusia).

4.2 Menghormati privasi dan kerahasiaan (respect for privacy and


confidentiality).

Peneliti menjaga informasi responden dan menjamin kerahasiaan

informasi tersebut.

4.3 Keadilan dan inklusivitas (respect for justice and inclusiveness).

Peneliti memberikan perlakuan yang sama terhadap masing-masing

pasien baik sebelum, selama dan sesudah berpartisipasi dalam penelitian

ini.

4.4 Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing

harms and benefits).

Penelitian ini dilaksankan sesuai prosedur penelitian untuk

menperoleh hasil semaksimal mungkin bagi responden dan dapat

dilanjutkan ditingkat populasi (beneficence) dan meminimalisasi hal-hal

yang dapat merugikan subyek (nonmaleficence).

5 Insrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat untuk mengumpulkan data suatu

penelitian (Natoatmojo, 2010). Instrument dalam penelitian ini menggunakan

kuesioner meliputi data demografis, kuesioner dukungan keluarga, dan kuesioner

penerimaan diri.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


39

5.1 Kuesioner Data Demografi

Instrumen penelitian berisi data demografi responden yang terdiri atas

usia, jenis kelamin, agama, status perkawinan, pendidikan terakhir,

pekerjaan, lamanya menjalani hemodialysis.

5.2 Kuesioner Dukungan Keluarga

Kuesioner dukungan keluarga dibuat oleh peneliti sesuai dengan

tinjauan pustaka sebanyak 23 item pertanyaan, 6 item dukungan

emosional, 6 item dukungan informasional, 5 item dukungan instrumental,

dan 6 item dukungan penilaian/penghargaan. Kuesioner ini menggunakan

Skala Likert (1-4), 4=Selalu, 3=Sering, 2=Jarang dan 1=Tidak Pernah.

Total skor 23-46 termasuk kategori dukungan keluarga kurang, total skor

47-69 termasuk kategori dukungan keluarga cukup dan total skor 70-92

termasuk kategori dukungan keluarga baik.

Tingkat dukungan keluarga dikategorikan berdasarkan rumus statistic

Sudjana (2002).

P = Skor Tertinggi – Skor Terendah

Banyak Kelas

Nilai P merupakan panjang kelas yang diperoleh dari skor tertinggi

dikurang skor terendah dan dibagi banyak kelas. Skor tertinggi pada

instrumen dukungan keluarga yaitu 92, skor terendah yaitu 23, dan

banyak kelas dibagi atas 3, sehingga diperoleh nilai P adalah 23.

Berdasarkan rumus statistic diatas, dukungan keluarga pasien

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


40

hemodialisis di RSUP H. Adam Malik Medan dapat dikelompokkan

sebagai berikut:

23-46 = Dukungan keluarga kurang

47-69 = Dukungan keluarga cukup

70-92 = Dukungan keluarga baik.

5.3 Kuesioner Penerimaan Diri

Kuesioner inni digunakan untuk mengukur penerimaan diri pada

pasien hemodialisis. Peneliti menggunakan kuesioner Berger’s Self-

Acceptance Scale yang dikembangkan oleh Sukmawati sesuai variable

penelitian. Kuesioner ini memiliki 36 item, 12 item favorable

(21,1,26,14,25,29,7,27,15,28,19,32) dan 24 item unfavorable

(9,30,33,12,36,16,11,3,23,31,13,17,20,5,2,6,10,4,34,35,22,24,8,18) yang

diukur dalam 9 karakter yaitu 1)sikap dan perilaku yang didasarkan nilai-

nilai standar diri tidak dipengaruhi lingkungan luar, 2)keyakinan dalam

menjalani hidup, 3)berani bertanggung jawab terhadap perilakunya,

4)mampu menerima pujian dan kritik secara subjektif, 5)tidak

menyalahkan diri atas perasaannya terhadap orang lain, 6)menganggap

dirinya memiliki kemampuan sama dengan orang lain, 7)tidak

mengharapkan penolakan dari orang lain, 8)tidak menganggap dirinya

berbeda dengan orang lain, 9)tidak malu atau rendah diri. Kuesioner ini

menggunakan skala likert yang terdiri dari empat alternatif jawaban, yaitu

Sangat Tidak Sesuai (1)=STS, Tidak sesuai (2)=TS,Sesuai (3)=S,Sangat

Sesuai (4)=SS. Total skor 36-90 adalah kategori penerimaan diri buruk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


41

dan total skor 91-144 adalah kategori penerimaan diri baik (Sukmawati,

2018).

6 Uji Validitas dan Realibitas

6.1 Uji Validitas

Validitas merupakan acuan yang membuktikan bahwa suatu alat ukur

dapat mengukur apa yang diukur, artinya alat ukur yang digunakan peneliti

harus valid agar dapat digunakan dalam penelitian (Notoatmodjo, 2010).

Uji validitas instrumen dukungan keluarga dilakukan oleh dosen yang

ahli tentang keperawatan keluarga di Fakultas Keperawatan USU,

kemudian dilakukan perhitungan nilai validitas yang diberikan oleh expert

dengan rumus Aiken’s v dan diperoleh nilai validitas 0,94.

Instrumen penerimaan diri yang digunakan peneliti memiliki 36 item

pertanyaan dengan nilai r tabel berturut turut adalah 0,456; 0,515;0,489;

0,712; 0,779; 0,558; 0,514; 0,641; 0,464; 0,679; 0,606; 0,464; 0,591;

0,464; 0,714; 0,689; 0,700; 0,877; 0,471; 0,495; 0,643; 0,444; 0,642;

0,584; 0,715; 0,685; 0, 553; 0,485; 0,598; 0,622; 0,715; 0,518; 0,732;

0,565; 0,813 dan 0,599.

6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan suatu kesamaan hasil jika pengukuran

dilakukan oleh orang yang berbeda ataupun dilaksanakan pada waktu

berbeda (Setiadi,2013). Uji reliabilitas bertujuan mengetahui nilai

konsistensi alat ukur untuk mengukur objek yang akan diukur. Uji

reliabilitas dilakukan pada pasien hemodialisis sebanyak 10 sampel di

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


42

RSUP H. Adam Malik Medan dengan menggunakan Cronbach’s Alpha,

peneliti menggunakan bantuan computer untuk mengukur reliabilitas

instrument, sehingga diperoleh nilai koefisien reliabilitas kuesioner

dukungan keluarga adalah 0,843 dan nilai koefisien reliabilitas kuesioner

penerimaan diri sebesar 0,777 artinya skala ini realibel untuk digunakan

dalam penelitian.

7 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data terlebih dahulu dilakukan melalui proses administrasi

dengan mendapatkan izin Dekan Fakultas Keperawatan USU dan izin Direktur

RSUP H.Adam Malik Medan, melalui bidang Diklat diteruskan ke bidang Litbang

yang selanjutnya diberikan kepada Kepala Ruang Hemodialisa sebagai izin

melakukan penelitian. Peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian setelah

mendapatkan izin dari Kepala Ruang Hemodialisa, peneliti langsung menemui

calon responden dan memperkenalkan diri, kemudian melakukan penelitian

dengan cara menjelaskan,tujuan penelitian, manfaat, dan proses pengambilan data

serta meminta kesediaan responden untuk berpasrtisipasi dalam penelitian dengan

menandatangani lembar persetujuan (informed consent), selanjutnya peneliti

membagi kuesioner penelitian dan mendampingi responden mengisi pernyataan

yang ada pada kuesioner sampai responden selesai mengisi lembar kuesioner,

kemudian kuesioner selesai diisi, peneliti memeriksa kembali kelengkapan

jawaban responden.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


43

8 Analisa data

Peneliti melakukan pengolahan data untuk mengetahui hubungan dukungan

keluarga dengan penerimaan diri pasien yang menjalani teraapi hemodialysis.

Peneliti melakukan analisa data melalui beberapa tahap yaitu peneliti melakukan

pemeriksaan kelengkapan data, seperti identitas responden dan relevansi jawaban

(teknik editing), setelah itu data yang ada diberi kode dengan memberi tanda

dalam bentuk angka pada masing-masing jawaban (teknik coding), selanjutnya

peneliti memasukkan data kedalam computer, dan melakukan pengolahan

menggunakan program komputerisasi statistic (teknik entry), kemudian peneliti

melakukan pemeriksaan dan pengecekan kembali data yang telah dientry ke

program computer untuk melihat dan mengetahui kesalahan saat memasukkan

data (teknik cleaning).

Peneliti menggunakan analisa data univariat dan bivariate. Metode statistic

univariat untuk menganalisa data demografi, variable independen yakni dukungan

keluarga dan varibel dependen yakni penerimaan diri. Analisa univariat berupa

distribusi frekuensi dan persentase.

Analisa bivariate dilakukan untuk menganalisis hubungan antar dua variabel

yang diduga ada keterkaitan (Notoatmojo, 2010). Uji normalitas dilakukan peneliti

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan diperoleh hasil uji normalitas sebesar

0,20. Kriteria yang digunakan yaitu apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) >0,05

maka data dinyatakan berdistribusi normal, jika Asymp. Sig. (2-tailed <0,05 maka

data tidak terdistribusi normal, sehingga data dinyatakan terdistribusi normal

karena 0,20 > 0,05. Analisa bivariate digunakan peneliti untuk mengetahui

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


44

kekuatan hubungan kedua variable menggunakan uji korelasi Product Moment

(Pearson) untuk menguji kedua varibel dengan skala interval. Intepretasi kekuatan

hubungan dapat dilihat dari nilai r. Jika nilai r berada pada level 0.80-1.00

menunjukkan hubungan sangat kuat, level 0.60-0.79 menunjukkan hubungan kuat,

level 0.40-0.59 menunjukkan hubungan cukup, level 0.20-0.39 menunjukkan

hubunga rendah dan level 0.00-0.19 menunjukkan hubungan sangat rendah

(Fauziah, Rama & Fitrianna, 2018).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan

dukungan keluarga dengan penerimaan diri pasien yang menjalani terapi

hemodialysis di RSUP H.Adam Malik Medan. Penelitian ini dilakukan pada bulan

Maret - Juni 2020 di RSUP H.Adam Malik Medan.

1. Hasil Penelitian

Hasil penelitian dibagi empat kategori yaitu data demografi pasien,

dukungan keluarga, penerimaan diri dan ada atau tidaknya hubunga dukungan

keluarga dengan penerimaan diri pasien yang menjalani terapi hemodialysis di

RSUP H.Adam Malik Medan.

1.1. Distribusi Karakteristik Responden

Karakteristik responden tertinggi berdasarkan usia yaitu usia 51-60 tahun

sebanyak 18 orang (25.4%), jenis kelamin laki-laki sebanyak 38 orang

(53.5%), agama islam sebanyak 36 orang (50.7%), status menikah sebanyak

55 orang (77.5%), pendidikan SMA sebanyak 34 orang (47.9%), tidak bekerja

sebanyak 40 orang (56.3%), dan yang menjalani terapi hemodialysis lebih dari

3 tahun sebanyak 27 orang (38.0%).

45

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


46

Table 5.1 Distribusi frekuensi dan presentasi karakteristik responden (n=71)


di RSUP H.Adam Malik Medan pada bulan Maret-Juni 2020

No Karakteristik Frekuensi Presentasi (%)


1. Umur

20-30 tahun 8 11.3


31-40 tahun 16 22.5
41-50 tahun 12 16.9
51-60 tahun 18 25.4
61-70 tahun 13 18.3
71-80 tahun 4 5.6
2. Jenis Kelamin
Perempuan 33 46.5
Laki-laki 38 53.5
3. Agama
Katholik 7 9.9
Islam 36 50.7
Protestan 28 39.4
4. Status Perkawinan
Menikah 55 77.5
Belum Menikah 8 11.3
Duda/Janda 8 11.3
5. Pendidikan
SD 4 5.6
SMP 11 15.5
SMA 34 47.9
Perguruan Tinggi 22 31.0
6. Pekerjaan
Tidak bekerja/IRT 39 54.9
Wiraswasta 14 19.7
PNS 8 11.3
Pegawai Swasta 1 1.4
Petani 3 4.2
Mahasiswa 1 1.4
7. Lama Menjalani HD
>1 minggu 18 25.4
1-3 tahun 26 36.6
>3 tahun 27 38.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


47

1.2 Dukungan Keluarga Pasien yang Menjalani Terapi Hemodialisis di

RSUP H.Adam Malik Medan.

Dukungan keluarga pada pasien hemodialysis terdiri atas 3 kategori yaitu

dukungan keluarga baik, dukungan keluarga cukup,dan dukungan keluarga

kurang. Hasil analisa data dari 71 responden yang menjalani terapi

hemodialysis di RSUP H.Adam Malik Medan, hasil distribusi frekuensi dan

presentasi dukungan keluarganya sebagai berikut:

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan presentase dukungan keluarga


responden (n=71) di RSUP H.Adam Malik medan pada bulan
Maret-Juni 2020
Dukungan Keluarga Frekuensi Presentase(%)
Baik 62 87.3
Cukup 9 12.7

Hasil distribusi frekuensi dan presentasi dukungan keluarga yang

dilakukan pada 71 responden, diperoleh hasil yaitu sebanyak 62 orang

(87.3%) dalam kategori dukungan keluarga baik, dan 9 orang (12.7%) dalam

kategori dukungan keluarga cukup.

1.3 Penerimaan Diri Pasien yang Menjalani Terapi Hemodialisis di

RSUP H.Adam Malik Medan.

Penerimaan diri pada pasien hemodialysis dibagi atas 2 kategori yaitu

penerimaan diri baik dan penerimaan diri buruk. Hasil analisa data yang

didapatkan dari 71 responden yang menjalani terapi hemodialysis di RSUP

H.Adam Malik Medan, sehingga distribusi frekuensi dan presentasi

penerimaan diri sebagai berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


48

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan presentase penerimaan diri responden


(n=71) di RSUP H.Adam Malik Medan pada bulan Maret-Juni
2020)

Penerimaan Diri Frekuensi Presentasi (%)


Baik 66 93.0
Buruk 5 7.0

Hasil distribusi frekuensi dan presentasi penerimaan diri yang dilakukan pada

71 responden, diperoleh hasil yaitu sebanyak 66 orang (93.0%) dalam kategori

penerimaan diri baik dan 5 orang (7.0%) dalam kategori penerimaan diri

buruk.

1.4 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Penerimaan Diri Pasien yang

Menjalani Terapi Hemodialisis di RSUP H.Adam Malik Medan.

Analisa hubungan dukungan keluarga dengan penerimaan diri pasien yang

menjalani terapi hemodialysis di RSUP H.Adam Malik Medan diukur

menggunakan uji korelasi Pearson, dan diperoleh hasil koefisien korelasi (r)

antara dukungan keluarga dengan penerimaan diri pasien yang menjalani

terapi hemodialysis yaitu (r) 0,722 dan diperoleh nilai interpretasi dengan

hubungan kuat. Hasil analisa kedua variable memiliki nilai signifikansi P=

0,000. Artinya ada hubungan yang bermakna antara hubungan dukungan

keluarga dengan penerimaan diri dengan kekuatan hubungan dalam kategori

kuat yang positif dalam arti semakin baik dukungan keluarga yang diterima

maka semakin baik pula penerimaan diri pasien yang menjalani terapi

hemodialysis di RSUP H.Adam Malik Medan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


49

Tabel 5.4 Hasil analisa hubungan dukungan keluarga dengan penerimaan


diri pasien yang menjalani terapi hemodialysis (n=71) di RSUP
H.Adam Malik Medan pada Bulan Maret-Juni 2020

Variabel r P

Dukungan Keluarga 0,722 0,000


Penerimaan Diri
2. Pembahasan

2.1 Dukungan Keluarga Pasien yang Menjalani Terapi Hemodialisis

di RSUP H.Adam Malik Medan

Keluarga memiliki fungsi penting pada proses penyembuhan anggota

keluarganya yang sedang sakit. Salah satu fungsi keluarga yaitu fungsi

afektif yang berguna dalam memenuhi kebutuhan psikososial seperti

anggota keluarga mengembangkan konsep diri positif, rasa dimiliki, saling

mendukung, rasa berarti dan sumber kasih sayang (Cumayunaro, 2018).

Dukungan keluarga merupakan tindakan, sikap, penerimaan terhadap

anggota keluarganya serta bersedia membantu sesuai kebutuhan anggota

keluarga (Cumayunaro, 2018).

Hasil analisa data dukungan keluarga pada pasien yang menjalani

terapi hemodialysis di RSUP H.Adam Malik Medan dilakukan kepada 71

responden diperoleh data yaitu 62 orang (87.3%) mendapatkan dukungan

baik dari keluarganya, dan 9 orang (12.7%) mendapatkan dukungan dalam

kategori cukup dari keluarganya.

Hasil analisa data diatas sejalan dengan penelitian marbun (2016) yang

menyimpulkan bahwa sebagian besar dukungan keluarga pada pasien

gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa dalam kategori baik yaitu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


50

75 responden (68.8%) dan sejalan dengan penelitian Surmeli (2015)

menyatakan separuh dukungan yang diberikan keluarga kepada pasien

hemodialisa adalah cukup positif yaitu 53 orang (50.5%). Individu yang

memperoleh dukungan yang tinggi akan lebih berhasil menghadapi serta

mengatasi masalah yang dihadapinya dibanding dengan individu yang

tidak memiliki dukungan (Taylor, 2009).

Penelitian yang dilakukan Sumigar (2015) mengatakan dalam menjaga

kesehatannya, biasanya perempuan lebih baik daripada laki-laki dan

sebagian besar laki-laki memiliki kebiasaan mengkonsumsi minuman

beralkohol, suka merokok, pola makan dan pola hidup tidak baik yang

dapat berdampak buruk bagi kesehatannya (Nurchayati, 2012). Penelitian

Zukfitri (2006) mengatakan bahwa perempuan dan laki-laki memiliki

respon berbeda dalam menghadapi masalah, laki-laki cenderung tidak

peduli terhadap kesehatannya sedangkan perempuan lebih banyak ditemui

dalam memeriksakan kesehatan tubuhnya, sehingga laki-laki

membutuhkan saran, masukan dan dukungan untuk meningkatkan

kesehatannya.

Menurut Ratna (2010) menyatakan dukungan keluarga merupakan

factor utama bagi seseorang. Hal ini sejalan dengan hasil yang peroleh

peneliti memperoleh jenis kelamin responden yang dominan adalah laki-

laki yaitu 38 orang (53,5%) dan rata-rata responden laki-laki mendapatkan

dukungan keluarga dalam kategori baik dalam mengatasi masalah terutama

masalah kesehatan, dapat sebagai strategi preventif dalam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


51

mengatasi stress dan pandangan hidup. Penelitian Suliswati (2009)

mengemukakan bahwa ketika usia seseorang semakin tinggi, maka akan

semakin mampu pula menunjukkan kematangan jiwa, semakin bijaksana

menerima masukan yang membangun dirinya, mampu berfikir rasional

dan tidak emosional serta lebih toleransi terhadap orang lain. Hal ini

didukung oleh Notoadmodjo (2007) bahwa usia merupakan salah satu

factor yang mempengaruhi dukungan keluarga, usia yang dianggap dapat

menerima nasihat adalah usia optimal yaitu diatas 20 tahun karena pada

usia tersebut seseorang akan mampu menerima dukungan yang diberikan

oleh keluarganya. Hal tersebut sesuai dengan hasil yang diperoleh peneliti,

sebagian besar responden berusia lebih dari 20 tahun dan memiliki

dukungan keluarga dalam kategori baik. Berdasarkan observasi yang

dilakukan peneliti, pasien didampingi oleh suami atau istrinya saat

menjalani terapi hemodialysis dan diperoleh hasil bahwa pasien yang

menikah sebanyak 55 orang (77.5%).

Salah satu dampak yang dialami oleh pasien hemodialysis yaitu tidak

dapat bekerja atau beraktivitas seperti sebelum menjalani hemodialysis

bahkan seringkali kehilangan pekerjaan (Hasrani, 2009). Hal ini sesuai

dengan hasil yang diperoleh peneliti sebanyak 39 orang (54.9%) pasien

yang menjalani hemodialysis tidak bekerja serta mendapatkan dukungan

keluarga yang baik. Hal ini juga sejalan dengan penelitian Widyastuti

(2011) menyatakan status pekerjaan pasien akan berdampak langsung pada

dukungan keluarga, ketika penghasilan yang diperoleh pasien kurang atau

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


52

tidak ada, maka keluarga harus meningkatkan dukungan instrumental

kepada pasien untuk meningkatkan kesembuhan atau kesehatan pasien.

Penelitian Sunaryo (2004) menjelaskan bahwa pendidikan juga

berpengaruh terhadap perilaku individu atau kelompok, seseorang yang

berpendidikan sarjana akan memiliki perilaku yang berbeda dengan

seseorang yang berpendidikan SMP. Semakin tinggi pendidikan seseorang,

maka akan semakin memiliki pikiran positif karena pendidikan yang

dimiliki mampu meletakkan dasar-dasar pengertian dalam dirinya (Azwar,

1995). Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan peneliti

memperoleh 34 orang (47,9%) adalah berpendidikan SMA dan

mendapatkan dukungan keluarga baik. Hal ini didukung oleh penelitian

Puspitasari (2009) pendidikan pasien berpengaruh dengan dukungan

keluarga yang diberikan, pendidikan pasien yang rendah akan

meningkatkan dukungan, masukan, saran, masukan dan bimbingan yang

berasal dari keluarga.

Hasil analisa data diperoleh bahwa pasien yang menjalani terapi

hemodialysis di RSUP HAM Medan mendapatkan dukungan keluarga

dalam kategori baik karena pasien tersebut adalah anggota keluarga

mereka dan keluarga merupakan orang terdekat yang mengetahui

bagaimana kondisi dan apa saja yang dibutuhkan individu saat ini sesuai

kondisinya sehingga dukungan yang diberikan oleh keluarga akan

berpengaruh pada tingkat kesehatan individu, memperluas pandangan

hidup individu, meningkatkan motivasi pada pasien, menurunkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


53

kecemasan, mengurangi stress dan depresi yang muncul. Dukungan

keluarga secara objektif yakni ketika keluarga selalu mendampingi pasien

saat menjalani terapi hemodialysis. Hal ini didukung oleh penelitian

Chandra (2009) mengemukakan bahwa pasien yang didampingi keluarga

saat terapi hemodialysis akan merasa tenang, nyaman, dan lebih kuat

menerima keadaan fisiknya sehingga berdampak positif terhadap proses

penyembuhan pasien (Siregar & Rhamayani, 2019).

2.2 Penerimaan Diri Pasien yang Menjalani Terapi Hemodialisis di RSUP

H.Adam Malik Medan

Penerimaan diri merupakan kesiapan individu dalam menerima dirinya

secara fisik, psikologis, social dan pencapaian dirinya terhadap kelebihan maupun

kekurangan yang ada pada dirinya (Faradina, 2016).

Hasil analisa data penerimaan diri pasien yang menjalani terapi

hemodialysis di RSUP H.Adam Malik Medan terhadap 71 responden diperoleh

hasil yaitu sebanyak 66 orang (93.0%) memiliki penerimaan diri daalam kategori

baik dan 5 orang (7.0%) memiliki penerimaan diri dalam kategori buruk.

Penerimaan merupakan salah satu factor yang menentukan kesejahteraan

individu (Ryff, 1989). Semakin baik seseorang menerima dirinya, maka akan

semakin baik pula penyesuaian diri dan sosialnya (Hurlock, 1999).

Berdasarkan wawancara peneliti terkait beberapa pernyataan pada

kuesioner, pasien sudah mampu menerima diri dengan baik dan mampu menjalani

hari-hari mereka karena menganggap penyakit tersebut terjadi sebagai akibat dari

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


54

kesalahan mereka pada masa lalu dan sebagian mengganggap sebagai cobaan dari

Tuhan agar lebih mendekatkan diri kepada sang pencipta.

Dossey (2005) mengatakan elemen pertama dari spiritualitas yaitu

hubungan manusia dengan Tuhan. Koping yang dominan digunakan pasien untuk

mengatasi stress akibat penyakitnya yaitu lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.

Hal ini sejalan dengan penelitian Novalia (2011) mengatakan 85.4% pasien

hemodialisa lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan berdoa sebagai koping

pasien yang mengalami penyakit kronis. Walton (2007) menyatakan tidak terlepas

dari keterhubungan dan dukungan keluarga, seperti dukungan dari suami,istri,

anak, dan saudara-saudaranya.

Individu yang mendapatkan dukungan social akan merasa lebih diterima

oleh lingkungan sehingga individu tersebut mampu menerima dirinya dengan

baik, mampu menghadapi berbagai peristiwa dalam hidupnya dan mampu

mengendalikan emosinya, sedangkan individu yang memiliki penerimaan diri

dalam kategori rendah akan memandang diri mereka rendah, merasa cemas,

marah dan depresi (Siregar & Rhamayani, 2019).

Penelitian Riskiana dan Setyawati (2014) mengatakan bahwa penerimaan

diri dapat menentukan proses penyelesaian masalah yang dihadapi oleh pasien.

Apabila pasien memiliki penerimaan kehidupan dan dukungan social dari keluarga

maka pasien akan memiliki strategi dan pengelolaan masalah yang lebih positif.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


55

2.3 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Penerimaan Diri Pasien yang

Menjalani Terapi Hemodialisis di RSUP H.Adam Malik Medan

Hasil penelitian hubungan dukungan keluarga dengan penerimaan diri

pasien yang menjalani terapi hemodialisa di RSUP H.Adam Malik Medan (r =

0,722) dan diperoleh nilai interpretasi dengan hubungan kuat. Hasil analisa kedua

variable memiliki nilai signifikansi P= 0,000 artinya pernyataan hipotesa ada

hubungan antara dukungan keluarga dengan penerimaan diri pasien yang

menjalani terapi hemodialisis di RSUP H. Adam Malik Medan dapat diterima.

Menurut Marilyn (1998) menyatakan terdapat hubungan yang kuat antara

keluarga dan status kesehatan anggota keluarganya karena keluarga mempunyai

peran penting dalam setiap aspek perawatan hingga fase rehabilitas. Moran, dkk

(1997) mengatakan bahwa dukungan keluarga sangat mempengaruhi pengobatan

terhadap berbagai jenis penyakit kronis dan dukungan keluarga dapat

mempengaruhi kesehatan mental anggota keluarganya (Bosworth, 2009).

Dukungan yang diberikan keluarga kepada pasien hemodialysis di RSUP

H.Adam Malik Medan dalam kategori baik karena keluarga ikut merasakan apa

yang dirasakan pasien dan karena keluarga merupakan orang terdekat yang

mengetahui bagaimana kondisi dan apa saja yang dibutuhkan individu saat ini

sesuai kondisinya sehingga dukungan yang diberikan oleh keluarga akan

berpengaruh pada tingkat kesehatan individu, memperluas pandangan hidup

individu, meningkatkan motivasi pada pasien, menurunkan kecemasan,

mengurangi stress dan depresi yang muncul sehingga terdapat hubungan

dukungan keluarga dengan penerimaan diri pasien hemodialysis karena dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


56

adanya dukungan keluarga yang baik maka pasien akan merasa disayangi,

nyaman, dihargai dan merasa lebih kuat.

Hal ini didukung oleh penelitian Chandra (2009) bahwa pasien yang

didampingi keluarga saat terapi hemodialysis akan merasa tenang, nyaman, dan

lebih kuat menerima keadaan fisiknya sehingga berdampak positif terhadap proses

penyembuhan pasien.

Hal ini sejalan dengan penelitian Siregar dan Rhamayani (2019) yang

menyatakan semakin tinggi dukungan keluarga yang diterima maka semakin baik

pula penerimaan diri pada pasien yang menjalani hemodialysis. Pasien dengan

penerimaan diri yang baik, tidak akan peduli dengan perkataan orang lain tentang

dirinya, tidak membandingkan dirinya dengan orang lain, merasa nyaman,

antusiasme tinggi dan merasa berharga.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Penerimaan diri sangat mempengaruhi kondisi psikologis pasien selama

menjalani terapi hemodialysis. Perawat hemodialysis memiliki peran penting

dalam meningkatkan penerimaan diri pasien. Pasien yang tidak dapat menerima

dirinya akan cenderung memiliki kulaitas hidup yang rendah, merasa sedih,

kecewa, mencemooh diri sendiri dan merasa menjadi beban bagi keluarga.

Individu akan merasa sulit dalam berinteraksi dengan masyarakat jika tidak ada

penerimaan diri dan akan berpengaruh buruk pada kepribadiannya, sedangkan

pasien yang dapat menerima dirinya akan realistis terhadap masa depan, memiliki

harapan yang tinggi, semangat datang terapi sesuai jadwal hemodialysis yang

sudah ditentukan, akrab dengan petugas kesehatan dan pasien lainnya di ruangan,

serta merasa senang karena selalu di damping pasangan atau keluarga saat terapi

hemodialysis sehingga pasien merasa disayangi walaupun sedang sakit kronis.

Untuk mempertahankan penerimaan diri yang baik, pasien hemodialysis

memerlukan dukungan keluarga, baik dukungan dari pasangan dan anak maupun

dukungan informasional, instrumental, penilaian, serta dukungan emosional.

2. Saran

2.1 Untuk Praktek Keperawatan

Berdasarkan hasil penelitian bahwa dukungan keluarga sangat berdampak

positif bagi pasien hemodialysis dan dapat mempengaruhi penerimaan diri

57

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


58

pada pasien. Salah satu bentuk nyata yang dapat dilihat pasien mendapatkan

dukungan atau tidak yaitu dengan adanya anggota keluarga yang menemani

pasien saat menjalani terapi hemodialysis, jadi diharapkan kepada tenaga

kesehatan khususnya perawat di ruangan hemodialisa lebih memperhatikan

pasien-pasien baik yang ditemani oleh keluarganya maupun yang datang

sendiri saat terapi hemodialysis sehingga pasien merasa diperhatikan dan

mendapat dukungan.

2.2 Untuk Peneliti Selanjutnya

Pada penelitian ini masih banyak keterbatasan, peneliti tidak secara detail

menanyakan factor-faktor dominan yang mempengaruhi penerimaan diri pada

pasien hemodialysis, jadi diharapkan untuk peneliti selanjutnya agar mengkaji

secara detail factor-faktor dominan yang mempengaruhi penerimaan diri

pasien hemodialysis dengan metode penelitian kualitatif.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, S. (2012). Keperawatan Keluarga Konsep Teori, Proses dan Praktik


Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Armiyanti, Y., Wuryanto, E., & Sukraeny, N. (2016). Manajemen Masalah


Psikososiospritual Pasien Chronic Kidney Disease (CKD) dengan
Hemodialisa di Kota Semarang. Rakernas Aipkema.

Arthur, S.R., & Emily, S.R. (2010). Kamus Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Bosworth, H. (2009). Friends & Family Support Improve Heart Health.

Brenner, B. M., & Lazarus, J. M. (2012). Gagal Ginjal Kronik dalam Prinsip-
Prinsip Ilmu Penyakit Dalam Harrison (Edisi ke-13) Jakarta: EGC.hlm:1435-
1443.

Chaplin, J.P. (2012). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : Rajawali Press.

Christanty, D.A., & Wardhana, I.S.P. (2013). Hubungan Persepsi Dukungan Sosial
dengan Penerimaan Diri Pasien Diabetes Mellitus Pasca Amputasi. Jurnal
Psikologi Klinis & Kesehatan Mental, 2(2).

Cucu-Ciuhan, G., & Dumitru, L.E. (2017). Unconditional self-Acceptance,


Functional & Dysfungtional Negative Emotions and Self-Esteem as Predators
For Depression In Adolescents : a Brief Pilot Study Conducted in Romania.
Journal of Experience Psychoterapy, 20(80).

Cumayunaro, A. (2018). Dukungan Keluarga dan Mekanisme Koping Pasien Gagal


Ginjal Kronis Yang Menjalani hemodialisa. Menara Ilmu, 12(79).

Darsini. (2016). Dukungan Keluarga dengan Tingkat Depresi Pasien Gagal Ginjal
Kronis yang Menjalani Hemodialisa (Studi Korelasi di RS Gatoel Mojokerto).
Jurnal Ilmu Kesehatan, 4(2).

Davies, M. F. (2007). Irrational Beliefs and Unconditional Self-Acceptance. II


Experimental Evidence For A Causal Link Between Two Key Features of
REBT. Journal of Rational Emotive.

59

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


60

Dossey, B.,M., Keegan, Lynn., & Guzzetta,C. (2005). Holistic Nursing a


Handbook for Practice. United States of America: Jones Barlett Publishers.

Faradina, N. (2016). Penerimaan Diri Pada Orang Tua yang Memiliki Anak
Berkebutuhan Khusus. Jurnal Psikologi, 4(4).

Fitrianasari, D. L., Tyaswati, J., & Astuti, I. S.W. (2017). The Influence of Family
Support on Depression Level of Chronic Kidney Disease Stage 5D Patient’s
During Hemodialysis at dr. Soebandy Hospital Jember. e-journal Pustaka
Kesehatan, 5(1).

Frazeo et al. (2016). Body Changes Experience By Patients With Chronic Kidney
Disease Undergoing Hemodialysis. Entermeria Global, 43.

Friedman. (2013). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Friedman, M. (2010). Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan Praktek.
Edisi ke-5. Jakarta: EGC.

Haryanti, I. A. P., & Nisa, K. (2015). Terapi Konservatif dan Terapi Pengganti
Ginjal Sebagai Penatalaksanaan Gagal Ginjal Kronis. Majority, 4(7).

Hasrani. (2009). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Depresi Pada


Pasien Gagal Ginjal Kronik.

Hurlock, E.B. (1999). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang


Rentang Kehidupan. Alih bahasa: Istiwidayati & Soedjarwo. (Edisi ke-5).
Jakarta: Erlangga.

Ike, M., Asmawati., & Sawiji. (2019). Respon Psikologis dalam Siklus Penerimaan
Menjalani Terapi Hemodialisa Pasien Gagal Ginjal Kronik. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Keperawatan, 15(1).

th
Indonesian Renal Registry, (2011). Report Of Indonesian Renal Registry. (Ed-4 ).
IRR: 18-20.

th
Indonesian Renal Registry (IRR). (2014). Reportof Indonesian Renal Registry (7 )
hal: 1-36.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


61

Kamasita et al. (2018). The Effect of Hemodialysis on Kinetic Segment og Left


Ventricular in Stage V Chronic Kidney Disease Patients. Nursesline Journal,
3(1).

Kubler-Ross, E. (2009). On Death and Dying: what the dying have to teach
doktors, nurses, clergy and their own families.New York : Routledge.

Levey, A. S. & Coresh, J. (2012). Chronic Kidney Disease. Seminar. Vol.379.

Machdan, M. D., & Hartini, N. (2012). Hubungan Antara Penerimaan Diri dengan
Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja Pada Tunadaksa di UPT Rehabilitasi
Sosial Cacat Tubuh Pasuruan. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental,
1(2).

Madyaningsih., Putri., & Dewi. (2014). Kualitas Hidup pada Penderita Gagal
Ginjal Kronik yang Menjalani Terapi Hemodialisis di RSUD DR. Soediran
Mangun Sumarso. Diakses Tanggal 20 April 2016.

Moran, P.J., Alan. J.C., dan William, J.L. (1997). Social Support and
Conscientiousness in Hemodialisys Adherence. Diunduh dari
http://resources.metapress.com/pdfpreview.axd?code=7558r018614032t5 &
size=largest pada tanggal 11 Oktober 2009.

NKF-KDIGO. (2012). Clinical Practice Guideline for the Evaluation and


Management of Chronic Kidney Disease. ISN. 2013; 3(1).

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoadmodjo.Soekidjo (2007). Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:


PT.Rineka Cipta.

Notoatmodjo,S. (2002). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta; Rineka Cipta.

Novalia, E. (2011). Koping Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani


Hemodialisa di RSUP HAM Medan. Diakses dari http://repository
usu.ac.id/handle/123456789/24973.

Nurchayati, S. (2012). Analisis Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan


Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal kronik Yang Menjalani Hemodialisa Di
Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas. Diakses pada tanggal 27 Januari 2016.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


62

Nursalam. (2016). Buku Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan (Edisi 4).


Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta: Salemba


Medika.

PERNEFRI. (2015). Konsensus Dialisis Perhimpunan Nefrologi Indonesia. Jakarta.

Purnama, M. Z. W., (2016). Dukungan Sosial dengan Penerimaan Diri pada


Penderita Gagal Ginjal. Seminar Asean 2 nd Psycology & Humanity, hal 267.

Puspitasari, E.P. (2009). Peran dan Dukungan Keluarga Dalam Penanganan


Skizofrenia. Diakses pada tanggal 20 Juli 2016.

Rachmawati, N., Wahyuni, D., & Idriansari, A. (2019). Hubungan Dukungan


Keluarga Terhadap Kepatuhan Diet Asupan Cairan pada Pasien Gagal Ginjal
Kronis yang Menjalani Hemodialisis. Jurnal Keperawatan Sriwijaya, 6(1).

Reza, I. F. (2016). Implementsi Coping Religious dalam Mengatasi Gangguan


Fisik-Psikis-Sosial-Spiritual pada Pasien Gagal Ginjal Kronis. Intizar, 22(2).

Siregar, C. T., & Rhamayani, M. (2019). Self acceptance of Chronic Caused


Failure Patient That Have a Hemodialysis in Medan. Indonesian Journal of
Nursing Science, 1(1), 18-24.

Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah


(Brunner & Suddarth) (Edisi 8). Jakarta: EGC.

Sudjana. (2002). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sukmawati, A. K. (2018) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Penerimaan


Diri Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Terapi Hemodialisa di
Rumah Sakit Umum Haji Surabaya.

Suliswati, dkk. (2009). Konsep dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta:EGC.

Sumigar, G. (2014). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diet Pada


Pasien Gagal Ginjal Kronik Di.RSUP.Kandau Manado.Diakses pada tanggal
24 Juli 2016.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


63

Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta:EGC.

Surmeli. (2015). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Motivasi.

Suryaningsih, M., Esrom, K.,& Ferdinan. (2013). Hubungan Dukungan Keluarga


dengan Depresi pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik di Ruangan Hemodialisa
BLU RSUP Prof. Dr. Kandaou Manado. Ejournal Keperawatan, 1(1).

Suwanty., Yetty.,& Aini, F. (2017). Hubungan Antara Efikasi Diri dan Dukungan
Sosial Keluarga Dengan Mekanisme Koping Klien Gagal Ginjal Kronik yang
Menjalani Hemodialisa. Jurnal Keperawatan, 5(1).

Taylor, E.S. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta: Kencana.

Tonapa, S. I., Kundre, R., & Masi, G. (2016). Hubungan Dukungan Keluarga
dengan Keputusan Inisiasi Hemodialisa pada Penderita Penyakit Gagal Ginjal
Kronik di Ruangan Dahlia RSUP Prof.DR. R. D. Kandou Manado. Ejournal
Keperawatan (e-Kp), 4(1).

Walton, J. (2007). Prayer Warriors: A Grounded Theory Study of American Indians


Receiving Hemodialysis. Nephrology Nursing Journal, 34(4), 377-389.

Wibowo, M. A. (2013). Penerimaan Diri pada Individu yang Mengalami


Prekognisi.Universitas Gunadarma.

Widyaastuti, R. (2011). Pengaruh Dukungan Orang Tua Dan Intensitas Belajar


Anak. Diakses pada tanggal 20 Juli 2016.

Winata, L. C., Putranto, W., & Fanani, M. (2017). Association Between


Hemodialysis Adequacy, Family Support, and Quality of Life in Chronic Renal
Failure Patients. Indonesian Journal of Medicine, 2(1).

Yanti, E. K., & Miswadi. (2018). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan


Kecemasan pada Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Akan Terapi Menjalani
Hemodialisa Diruangan Hemodialisa RSUD Bengkalis Tahun 2016. Jurnal
Ners, 2(1).

Yulistiana, P., & Prakoso, H. (2018). Relation of Self Acceptance and Happiness
on Chronic Kidney Disease Patient in RSHS. Prosiding Psikologi, 4(1).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


64

Zulfitri, R. (2006). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perilaku Lanjut Usia


Hipertensi dalam Mengontrol Kesehatannya.Diakses pada tanggal 20 Juli
2016.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


65

Lampiran 1. Lembar persetujuan menjadi responden

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Judul Penelitian : Hubungan Dukungan Keluarga dengan Penerimaan Diri

Pasien yang Menjalani Terapi Hemodialisis di Rumah Sakit

Adam Malik Medan.

Nama Peneliti : Yengsi Mei Karmita Pasaribu (161101019)

Saya mahasiswa Program Studi Reguler Keperawatan Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara akan melakukan penelitian dengan

tujuan untuk mengidentifikasi hubungan dukungan keluarga dengan penerimaan

diri pasien yang menjalani terapi hemodialisis di Rumah Sakit Umum Pusat H.

Adam Malik. Penelitian ini merupakan syarat dalam menyelesaikan tugas akhir di

Program Studi Reguler Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara.

Untuk keperluan tersebut, saya mengharapkan kesediaan Saudari untuk

menjadi responden dalam penelitian ini, melalui pengisian kuesioner yang ada.

Saya berharap jawaban yang Saudari berikan adalah pendapat pribadi tanpa

dipengaruhi orang lain. Partisipasi saudara bersifat sukarela tanpa ada unsur

paksaan, saudari dapat mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sangsi apapun.

Informasi yang saudari berikan akan dipergunakan hanya untuk keperluan

penelitian ini saja tanpa ada maksud lain.

Apabila Saudari bersedia, silahkan menandatangani formulir ini. Terima

kasih atas partisipasi Saudari dalam penelitian ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


66

Peneliti, Medan, Maret 2020

Responden,

(Yengsi Mei Karmita Pasaribu) (……………………….)

161101019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


67

Lampiran 2. Jadwal penelitian

Jadwal Penelitian

Tabel 2.1 Jadwal Penelitian

No. Kegiatan 2019 2020

10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. Pembuatan
proposal dan
seminar proposal

2. Perbaikan
proposal

3. Pengajuan surat
etik

4. Penelitian

5. Pengolahan data

6. Pembuatan
laporan
penelitian

7. Seminar skripsi

8. Perbaikan
laporan dan
penggandaan
laporan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


68

Lampiran 3. Anggaran penelitian

Anggaran Penelitian

Tabel 3.1 Anggaran Penelitian

No. Jenis Pengeluaran Jumlah Harga Biaya

1. Alat dan bahan penelitian


a. Cetak dan foto copy 7 lembar rangkap Rp. 1.800 x 71 Rp. 127.500

kuesioner 71 responden 1 rangkap

b. Pulpen 12 buah Rp. 2.000 Rp. 24.000

c. Souvenir 71 buah Rp. 4.500 Rp. 319.000

2. Biaya pengumpulan data


a. Izin penelitian 1 lembar Rp. 300.000 Rp. 300.000

b. Transport Rp. 400.000

3. Biaya proposal dan skripsi


a. Pembuatan proposal Rp. 250.000

4. Biaya tidak terduga Rp. 400.000

Total Rp. 1.820.500

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


69

Lampiran 4. Instrumen Penelitian

1. Data Demografi

Petunjuk pengisian: semua pertanyaan harus diberi jawaban, pilihlah

jawaban dengan memberi tanda checklist (√) pada tempat yang tersedia.

Usia : Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan Laki-laki


Agama : Katolik Protestan

Islam Hindu

Budha

Status Perkawinan : Menikah Duda/ Janda


Belum Menikah

Pendidikan Terakhir: SD SMP SMA Lainnya…

Pekerjaan : Tidak bekerja/ IRT PNS

Swasta lain-lain…..
Lama Menjalani HD: > 1 minggu

1-3 tahun

> 3 tahun

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


70

2. Kuesioner dukungan keluarga

Petunjuk pengisian : berikan tanda ceklis (√) pada setiap kolom jawaban

yang tersedia dibawah ini sesuai dengan kondisi dan situasi yang anda alami.

NO PERTANYAAN TP JR SR SL
(1) (2) (3) (4)

DUKUNGAN EMOSIONAL

1. Keluarga mendengarkan keluhan-keluhan


saya serta membantu mencari solusi untuk
mengatasi keluhan tersebut
2. Keluarga dengan ramah membantu saya
untuk memenuhi kebutuhan saya

3. Keluarga menemani saya saat saya sedang


sedih
4. Keluarga memperhatikan keluh kesah saya

5. Keluarga membantu mengatasi kecemasan


yang saya rasakan
6. Keluarga bergantian menjaga saya saat
terapi hemodialysis
DUKUNGAN INFORMASIONAL

7. Keluarga berusaha mencari tahu informasi


terkait kondisi saya pada tim kesehatan
yang ada di unit hemodialysis
8. Keluarga mengingatkan saya untuk
menghindari hal-hal yang dapat
memperburuk keadaan saya
9. Keluarga berusaha mencari informasi
terkait penyakit saya melalui media sosial,
internet (seperti google, dll)
10. Keluarga memberitahukan saya tentang
proses hemodialysis
11. Keluarga menyarankan saya melakukan
aktivitas semampunya untuk saya lakukan
12. Keluarga sabar menasehati saya apabila
saya melanggar aturan diet cairan yang
telah ditentukan
DUKUNGAN INSTRUMENTAL

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


71

13. Keluarga memfasilitasi sarana dan


prasarana yang saya butuhkan
14. Keluarga membiayai kebutuhan demi
kesembuhan dan peningkatan kualitas
hidup saya

15. Keluarga mendukung setiap terapi


yang dianjurkan oleh dokter
16. Keluarga membantu saya melakukan
personal hygiene/ kebersihan diri
17. Keluarga menyediakan makanan sesuai
diet saya
DUKUNGAN PENILAIAN/PENGHARGAAN

18. Keluarga memberikan kebebasan kepada


saya untuk mengikuti organisasi di
masyarakat, seperti arisan, organisasi
keagamaan, dan organisasi lainnya
19. Keluarga mensupport saya dalam
menjalani terapi hemodialysis
20. Keluarga menenangkan saya setiap
terjadi masalah saat terapi hemodialysis
21. Keluarga mendorong saya untuk
mengikuti terapi hemodialysis secara rutin
22. Keluarga mengikutsertakan saya
dalam pengambilan keputusan saat
terapi hemodialysis
23. Keluarga memberikan pujian kepada saya
apabila saya mengikuti terapi
hemodialysis secara rutin

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


72

3. Kuesioner penerimaan diri

Petunjuk pengisian : berikan tanda ceklis (√) pada setiap kolom jawaban

yang tersedia dibawah ini sesuai dengan kondisi dan situasi yang anda alami.

Keterangan :

a. SS(4) : Sangat Sesuai

b. S(3) : Sesuai

c. TS( 2) : Tidak Sesuai

d. STS(1) : Sangat Tidak Sesuai

No Pertanyaan STS TS S SS

1. Orang lain mungkin berfikir saya tidak berarti di


dunia ini, tapi saya tidak pernah memiliki
pikiran seperti itu

2. Ketika orang lain mengatakan hal yang baik


tentang saya, saya tidak benar-benar
mempercayainya. Menurut saya mereka hanya
bercanda atau tidak tulus

3. Jika saya mendapatkan kritikan saya tidak bisa


menerimanya

4. Saya tidak banyak berpendapat di depan umum


karena saya takut mereka akan mengkritik atau
menertawakan saya

5. Saya sadar jika saya kurang memiliki tujuan


dalam menjalani hidup, tetapi saya juga tidak
yakin mampu menggunakan kemampuan saya
dengan cara yang lebih baik

6. Saya takut orang lain kecewa terhadap diri saya


jika mereka tahu bagaimana diri saya yang
sebenarnya

7. Saya berusaha mengekspresikan perasaan saya


secara wajar sehingga dapat diterima oleh orang
lain terhadap saya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


73

8. Saya merasa malu dan tidak percaya diri jika


berada di depan umum

9. Agar dapat diterima dan disukai oleh orang lain,


saya cenderung menjadi apa yang diharapkan
orang lain terhadap saya

10. Ketika saya berada dalam suatu kelompok, saya


biasanya tidak banyak bicara karena saya takut
mengatakan hal yang salah

11. Saya merasa canggung apabila saya bersama


orang yang tidak mengidap penyakit yang sama
dengan saya

12. Saya berfikir terlalu tegang atau khawatir


berlebihan dengan penyakit yang saya hadapi

13. Seringkali saya tidak berusaha ramah terhadap


orang lain karena saya merasa mereka tidak akan
menyukai saya

14. Saya akan menerima segala kemungkinan


terburuk yang akan terjadi pada saya

15. Sepertinya saya memiliki kekuatan dalam diri


saya untuk mengatasi sesuatu. Saya merasa
cukup kuat dan hal tersebut membuat saya yakin
dengan diri saya

16. Saya merasa penyakit ini sebagai hukuman atas


kesalahan yang saya lakukan dimasa lalu

17. Saya tidak sepenuhnya percaya dengan diri saya


sendiri

18. Saya merasa malu dengan kondisi saya yang


sekarang, setelah mengetahui bahwa saya harus
menjalani terapi hemodialysis

19. Saya merasa bahwa saya setara dengan orang


lain

20. Saya merasa memiliki kemampuan yang khusus


dan orang lain juga mengatakan demikian,
namun saya takut tidak memberikan sesuai
dengan apa yang harus mereka dapat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


74

21. Saya tidak takut bertemu orang baru karena saya


merasa diri saya berharga dan tidak ada alas an
bagi mereka untuk tidak menyukai saya

22. Saya cenderung mengesampingkan masalah


yang saya hadapi

23. Saya merasa diperlakukan berbeda dengan orang


lain

24. Ketika harus berada dalam kelompok, saya


mengalami kesulitan dan ragu menyampaikan
sesuatu

25. Saya merasa percaya diri bahwa saya dapat


melakukan sesuatu tentang masalah yang dapat
muncul dimasa depan

26. Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk


melakukan yang terbaik demi kesembuhan dan
meningkatkan kualitas hidup saya

27. Saya tidak khawatir pada diri saya jika orang


lain memiliki penilaian yang tidak sesuai dengan
saya ( penilaian buruk)

28. Saya merasa sangat tidak normal, tetapi saya


ingin merasa normal

29. Jika nasib saya lebih baik dari saat ini saya dapat
mencapai hal-hal yang lebih

30. Saya terlalu mengikuti standar orang lain dalam


hidup saya

31. Saya cenderung menganggap apa yang


disampaikan orang lain adalah kritikan dan
hinaan untuk saya

32. Saya merasa berada di level yang sama dengan


orang lain dan itu membantu saya untuk
berhubungan baik dengan mereka

33. Karena orang lain, saya tidak mampu mencapai


sebanayak apa yang seharusnya saya dapat

34. Walaupun orang lain berfikir yang baik tentang


saya, saya merasa bersalah karena saya tahu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


75

kalau saya sedang membohongi mereka

35. Sepertinya saya berpura-pura agar orang


terkesan dengan saya. Saya tahu, saya bukan
orang yang demikian

36. Saya tidak bisa mengendalikan rasa bersalah


tentang apa yang saya rasakan terhadap beberapa
orang dalam hidup saya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


76

Lampiran 5. Lembar Persetujuan Validitas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


77

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


78

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


79

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


80

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


81

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


82

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


83

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


84

Lampiran 6. Master Data Penelitian

Master data dukungan keluarga

No P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3
R1 3 4 4 4 4 1 3 3 1 2 1 3 4 4 4 4 2 1 3 3 3 4 4 69
R2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 83
R3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 1 4 4 4 4 4 85
R4 3 4 4 2 2 1 4 2 2 2 3 4 4 4 2 1 4 4 3 3 3 4 2 67
R5 4 4 4 4 4 1 3 3 1 2 4 4 4 4 4 1 4 2 4 4 4 4 4 77
R6 4 4 4 4 4 1 4 4 2 3 4 3 4 4 4 1 4 1 4 4 4 4 4 79
R7 4 4 3 4 3 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 80
R8 4 4 4 4 4 4 2 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 81
R9 4 3 3 4 4 1 4 4 1 3 4 4 3 4 4 1 3 1 4 4 4 4 4 75
R10 4 4 4 4 4 1 2 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 82
R11 4 4 4 4 4 1 2 3 2 3 3 3 4 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 77
R12 4 4 4 4 4 1 4 4 1 1 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 80
R13 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 1 4 4 4 4 4 74
R14 3 1 3 3 3 1 1 4 1 3 1 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 66
R15 4 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 2 4 4 4 4 4 81
R16 4 4 4 4 4 1 4 4 1 3 3 3 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 77
R17 4 4 4 4 4 3 3 4 1 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 83
R18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 4 1 4 4 1 4 4 82
R19 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 80
R20 4 4 4 4 4 1 4 4 3 1 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 82
R21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 1 4 4 4 4 4 86
R22 4 4 4 4 4 1 3 4 3 2 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 78
R23 1 4 3 1 3 1 1 4 1 3 1 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 65
R24 4 4 4 4 1 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 82
R25 2 1 1 2 1 1 2 2 2 3 2 2 3 1 4 1 1 3 4 1 3 4 1 47
R26 4 4 4 4 4 1 4 4 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 84
R27 3 4 4 4 4 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 81
R28 3 3 3 3 3 2 2 3 1 3 2 2 2 3 4 3 3 3 3 2 4 3 4 65
R29 4 4 4 4 4 1 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 84
R30 4 4 4 4 4 1 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 87
R31 3 4 4 4 4 1 1 4 3 3 1 4 4 4 4 1 2 4 4 4 4 4 4 76
R32 3 4 4 4 4 4 3 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 82
R33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 93
R34 4 4 3 3 3 1 3 3 1 4 1 4 4 4 4 1 4 1 4 4 4 4 4 75

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


85

R35 1 4 4 4 4 1 3 3 3 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 79
R36 4 4 3 4 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 84
R37 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 1 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 83
R38 4 4 4 4 4 1 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 84
R39 4 4 3 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 84
R40 4 4 4 4 4 1 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 83
R41 4 4 4 4 4 3 3 3 2 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 80
R42 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 83
R43 4 4 4 4 4 1 4 4 1 3 3 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 78
R44 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 82
R45 4 4 4 4 4 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 2 4 4 4 4 4 83
R46 3 4 3 3 3 2 3 4 2 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 3 4 4 78
R47 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 1 3 4 4 4 3 3 1 4 4 4 4 4 81
R48 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 80
R49 2 1 1 2 1 1 2 2 2 3 4 2 3 1 4 1 1 3 4 1 3 4 2 50
R50 4 4 4 4 4 1 4 4 2 2 1 3 4 4 4 1 4 1 4 4 4 4 4 75
R51 4 4 4 4 4 4 4 4 1 2 3 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 83
R52 4 4 3 4 4 1 3 4 1 3 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 81
R53 4 4 4 4 4 1 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 84
R54 1 4 3 1 3 1 1 4 1 3 1 3 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 2 62
R55 3 4 4 4 4 1 1 4 3 3 1 4 4 4 4 1 2 4 4 4 4 4 4 76
R56 3 4 4 4 4 4 3 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 82
R57 4 4 4 4 4 3 2 4 2 1 3 4 4 4 4 2 1 4 4 4 4 4 4 78
R58 4 4 3 4 3 1 3 3 1 4 1 4 4 4 4 1 4 1 4 4 4 4 4 76
R59 3 4 4 3 4 1 3 3 4 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 81
R60 2 4 3 4 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 83
R61 3 4 4 3 4 1 4 4 2 4 1 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 79
R62 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 86
R63 3 4 3 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 82
R64 3 4 4 4 4 2 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 83
R65 4 4 3 3 3 1 1 4 1 3 1 3 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 2 67
R66 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 86
R67 4 4 4 4 2 1 4 4 1 3 4 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 77
R68 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 1 4 4 4 4 4 4 1 3 4 3 4 4 80
R69 4 4 4 4 4 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 2 4 4 4 4 4 83
R70 4 4 3 4 3 3 3 4 2 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 82
R71 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 1 3 4 4 4 3 3 1 4 4 4 4 4 81

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


86

Master data kuesioner penerimaan diri

No P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6
R1 3 2 3 3 3 2 2 3 2 4 2 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 101
R2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 106
R3 4 3 2 3 4 2 3 4 4 3 3 2 3 3 4 1 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 1 3 3 4 4 4 4 4 119
R4 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 1 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 1 2 2 90
R5 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 104
R6 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 103
R7 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 103
R8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 102
R9 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 95
R10 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 101
R11 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 97
R12 4 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 111
R13 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 2 1 3 3 3 4 4 4 3 4 2 111
R14 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3 104
R15 4 2 2 2 2 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 106
R16 1 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 102
R17 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 107
R18 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 99
R19 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 108
R20 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 111
R21 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 102
R22 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 101
R23 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 105
R24 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 110
R25 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 90
R26 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 103
R27 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 102
R28 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 2 3 101
R29 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 101
R30 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 104
R31 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 123
R32 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 121
R33 3 4 2 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 121
R34 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 110
R35 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 105
R36 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 111

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


87

R37 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 107
R38 3 3 3 3 2 1 3 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 111
R39 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 104
R40 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 106
R41 2 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 2 4 4 4 3 3 4 3 112
R42 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 105
R43 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 111
R44 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 96
R45 1 2 2 2 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 108
R46 3 4 3 4 3 4 3 4 2 4 4 3 3 3 2 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 119
R47 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 106
R48 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 101
R49 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 88
R50 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 97
R51 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 106
R52 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 108
R53 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 104
R54 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 89
R55 2 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 2 4 4 4 3 3 4 3 112
R56 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 105
R57 3 4 2 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 121
R58 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 110
R59 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 97
R60 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 106
R61 3 3 3 3 2 1 3 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 111
R62 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 104
R63 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 106
R64 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 106
R65 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 90
R66 1 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 102
R67 3 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 1 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 96
R68 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 99
R69 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 107
R70 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 104
R71 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 96

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


88

Lampiran 7. Hasil Uji Reliabilitas

1. Hasil Uji Reliabilitas Dukungan Keluarga

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 10 100.0


a 0 .0
Excluded

Total 10 100.0

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.843 23

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted

X1 75.20 127.289 .253 .842


X2 74.50 133.611 .000 .845

X3 75.00 112.889 .852 .818

X4 75.00 126.889 .391 .838


X5 75.10 111.878 .752 .820

X6 76.00 112.222 .636 .825

X7 75.40 116.489 .607 .828

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


89

X8 74.80 115.511 .843 .821


X9 76.10 123.433 .256 .845

X10 75.20 115.511 .615 .827

X11 75.30 116.678 .581 .829

X12 74.50 133.611 .000 .845

X13 74.70 131.122 .144 .844

X14 74.50 133.611 .000 .845

X15 74.80 138.178 -.245 .858


X16 76.00 118.444 .368 .841

X17 75.40 134.044 -.075 .862

X18 75.50 130.278 .041 .856

X19 74.50 133.611 .000 .845


X20 74.80 115.511 .843 .821

X21 74.80 115.511 .843 .821

X22 75.10 119.878 .438 .835

X23 74.80 115.511 .843 .821

2. Hasil Uji Reliabilitas Penerimaan Diri

Case Processing Summary

N %

CasesValid 10 100.0
a 0 .0
Excluded

Total 10 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


90

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.777 36

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted

X1 97.90 39.878 .177 .780


X2 97.50 38.278 .439 .763

X3 97.30 44.900 -.371 .799

X4 97.40 40.711 .281 .772


X5 97.40 39.822 .273 .772

X6 97.30 38.456 .372 .767

X7 97.50 42.056 .018 .782

X8 97.30 40.900 .346 .771

X9 97.50 39.833 .383 .768

X10 97.40 40.933 .239 .773

X11 97.40 37.822 .537 .758

X12 97.70 39.789 .237 .774


X13 97.60 39.378 .425 .766

X14 97.50 42.056 .018 .782

X15 96.80 36.178 .682 .749

X16 97.70 37.789 .473 .761

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


91

X17 97.50 40.722 .234 .774


X18 97.60 39.378 .425 .766

X19 97.30 39.122 .416 .765

X20 97.50 41.167 .161 .776

X21 97.50 39.611 .275 .772

X22 97.90 40.544 .264 .772

X23 97.30 37.789 .615 .756

X24 97.30 42.233 .016 .779


X25 97.00 38.222 .767 .755

X26 96.90 38.544 .604 .759

X27 97.40 40.933 .132 .779

X28 97.60 46.044 -.558 .804


X29 97.50 41.611 .089 .779

X30 97.40 42.933 -.129 .785

X31 97.50 38.278 .651 .757

X32 97.30 41.567 .180 .775


X33 97.30 41.122 .290 .773

X34 97.30 41.567 .180 .775

X35 97.20 39.511 .450 .765

X36 97.50 42.278 -.018 .783

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


92

Lampiran 8. Hasil Uji Validitas


Koefisien Validitas Isi Aikens V= ∑S/n(C-1)
Keterangan:

S= R-L0 R= Angka yang diberikan oleh validator

L0= Angka penilaian validitas terendah n= Jumlah penilai ahli

C= Angka penilaian validitas tertinggi

1. Instrument Dukungan Keluarga

Item Skor (R) S= R-L0 Validitas Index


V= ∑S/n(C-1)
Ahli 1 Ahli 2

P1 4 4 6 V= 6/2(4-1) = 1

P2 4 4 6 V= 6/2(4-1) = 1

P3 4 4 6 V= 6/2(4-1) = 1

P4 4 4 6 V= 6/2(4-1) = 1

P5 4 3 5 V= 5/2(4-1) = 0.83

P6 4 3 5 V= 5/2(4-1) = 0.83

P7 4 4 6 V= 6/2(4-1) = 1

P8 4 4 6 V= 6/2(4-1) = 1

P9 4 4 6 V= 6/2(4-1) = 1

P10 4 4 6 V= 6/2(4-1) = 1

P11 4 3 5 V= 5/2(4-1) = 0.83

P12 4 4 6 V= 6/2(4-1) = 1

P13 4 4 6 V= 6/2(4-1) = 1

P14 4 3 5 V= 5/2(4-1) = 0.83

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


93

P15 4 3 5 V= 5/2(4-1) = 0.83

P16 4 4 6 V= 6/2(4-1) = 1

P17 4 3 5 V= 5/2(4-1) = 0.83

P18 4 4 6 V= 6/2(4-1) = 1

P19 4 4 6 V= 6/2(4-1) = 1

P20 4 3 5 V= 5/2(4-1) = 0.83

P21 4 4 6 V= 6/2(4-1) = 1

P22 4 4 6 V= 6/2(4-1) = 1

P23 4 4 6 V= 6/2(4-1) = 1

Total V= 21.83/23 = 0.94

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


94

Lampiran 9. Hasil Pengolahan Data

1. Data Demografi

Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Sum Mean

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic

UMUR 71 5 1 6 239 3.37


JENIS_KELAMIN 71 1 1 2 109 1.54

AGAMA 71 3 1 4 191 2.69

STATUS_PERKAWI
71 2 1 3 95 1.34
NAN
PENDIDIKAN 71 3 1 4 216 3.04

PEKERJAAN 71 5 1 6 128 1.80

Lama_menjalani_HD 71 2 1 3 151 2.13

Valid N (listwise) 71

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


95

Mean Std. Deviation Variance

Std. Error Statistic Statistic

UMUR .174 1.466 2.150


JENIS_KELAMIN .060 .502 .252

AGAMA .131 1.103 1.217

STATUS_PERKAWINAN .080 .675 .456

PENDIDIKAN .099 .836 .698

PEKERJAAN .138 1.166 1.361


Lama_menjalani_HD .094 .792 .627

Valid N (listwise)

UMUR
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 20-30 8 11.3 11.3 11.3


31-40 16 22.5 22.5 33.8

41-50 12 16.9 16.9 50.7

51-60 18 25.4 25.4 76.1

61-70 13 18.3 18.3 94.4

71-80 4 5.6 5.6 100.0

Total 71 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


96

JENIS_KELAMIN
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent

Valid Perempuan 33 46.5 46.5 46.5


laki – laki 38 53.5 53.5 100.0

Total 71 100.0 100.0

AGAMA

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid KATHOLIK 7 9.9 9.9 9.9


ISLAM 36 50.7 50.7 60.6

PROTESTAN 28 39.4 39.4 100.0

Total 71 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


97

STATUS_PERKAWINAN
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid MENIKAH 55 77.5 77.5 77.5


BELUM 8 11.3 11.3 88.7

MENIKAH
DUDA/JANDA 8 11.3 11.3 100.0

Total 71 100.0 100.0

PENDIDIKAN
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid SD 4 5.6 5.6 5.6


SMP 11 15.5 15.5 21.1

SMA 34 47.9 47.9 69.0

PERGURUAN 22 31.0 31.0 100.0

TINGGI
Total 71 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


98

PEKERJAAN

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid TIDAK BEKERJA/ 40 56.3 56.3 56.3


IRT
WIRASWASTA 15 21.1 21.1 77.5

PNS 11 15.5 15.5 93.0

PEGAWAI 1 1.4 1.4 94.4

SWASTA
PETANI 3 4.2 4.2 98.6

MAHASISWA 1 1.4 1.4 100.0

Total 71 100.0 100.0

Lama_menjalani_HD
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid > 1minggu 18 25.4 25.4 25.4


1 - 3 tahun 26 36.6 36.6 62.0

> 3 tahun 27 38.0 38.0 100.0

Total 71 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


99

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Sum Mean

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error

Dukungan_Keluarga 71 1 1 2 80 1.13 .040


Penerimaan_Diri 71 1 1 2 76 1.07 .031

Valid N (listwise) 71

Descriptive Statistics

Std. Deviation Variance

Statistic Statistic

Dukungan_Keluarga .335 .112


Penerimaan_Diri .258 .066

Valid N (listwise)

Dukungan_Keluarga
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid BAIK " 70 - 92 " 62 87.3 87.3 87.3


CUKUP " 47 - 69" 9 12.7 12.7 100.0

Total 71 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


100

Penerimaan_Diri
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

ValidBaik 91-144 66 93.0 93.0 93.0


Buruk 36-90 5 7.0 7.0 100.0

Total 71 100.0 100.0

2. Korelasi Dukungan Keluarga dengan Penerimaan Diri

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Dukungan_Keluarga 1.13 .335 71


Penerimaan_Diri 1.07 .258 71

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


101
Correlations

Dukungan_Keluarga Penerimaan_Diri

Dukungan_Keluarga Pearson Correlation 1 **


.722
Sig. (2-tailed) .000

N 71 71

Penerimaan_Diri Pearson Correlation ** 1


.722
Sig. (2-tailed) .000

N 71 71

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


102

Lampiran 10. Surat Etik Penelitian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


103

Lampiran 11. Surat Izin Penelitian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


104

Lampiran 12. Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Yengsi Mei Karmita Pasaribu

NIM : 161101019

Tempat/ tgl. Lahir : Desa Sugiharjo, 23 Mei 1998

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Mahasiswa

Anak ke : 1 dari 3 Bersaudara

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Kristen Protestan

Nama Ayah : B. Pasaribu

Nama Ibu : V. Sianipar

Riwayat Pendidikan

Tahun 2004-2010 SDN 107416

Tahun 2010-2013 SMP N 3 PANTAI LABU

Tahun 2013- 2016 SMA N 11 MEDAN

Tahun 2016-Sekarang Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai