Oleh:
Purwo Andari 102114453012
Terivenna Wijaya 102114453033
Immanuel Michael H. 102114453039
Lisa Sungkono Putri 102114453040
Rayi Apriananda 102114453042
Rhesta Nurtania 102114453052
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
unggulan Instalasi Pelayanan Kanker Terpadu yang diresmikan pada bulan Januari
2022, namun jumlah pengunjung belum sesuai yang diharapkan. Dalam residensi
ini kami belum menjumpai penetapan target jumlah kunjungan di Program Kerja
IPKT. Upaya dilakukan untuk optimalisasi pelayanan dan juga penetapan target
bantuan berbagai pihak. Ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada yang
terhormat :
1. dr. Atok Irawan, Sp.P sebagai Direktur RSUD Sidoarjo yang telah
2. dr. Lakhsmie Herawati Y., M.Kes. Wadir Perencanaan & Keuangan sekaligus
3. Dr. Thinni Nurul Rochmah, Dra.Ec., M.Kes., Dosen kami yang memberikan
2
5. Rekan-rekan ARS 2021 untuk kerjasamanya yang baik dan dukungannya
selama berkegiatan.
residensi ini masih perlu disempurnakan lagi. Oleh sebab itu, kami sangat
ini.
3
RINGKASAN EKSEKUTIF
Spesialis Lainnya, kedua kurang nya Jumlah TT ruang perawatan intensif, Ketiga
Belum optimalnya pelayanan IPKT, dan Keempat Kurangnya lahan parkir, Hasil
dokter sub spesialis onkologi, pada market, belum adanay kunjungan pasien non
BPJS, pada money, perlu anggaran besar dalam merekrut SDM dan peralatan ,
pada method SPO yang belum lengkap, alur pemeriksaan pasien belum detail,
pada material, alat pemeriksaan penunjang yang kurang lengkap, pada policy,
perijinan radioterapi belum ada dan masih ada koreksi pada hasil visitasi oleh
masalah dengan metode CARL, dan yang menjadi peringkat pertama adalah
4
Develoment yang dilakukan adalah melakukan kegiatan sosialisasi IPKT melalui
media sosial, kegiatan hospital tour dan seminat untuk dokter internal dan FKTP
sekitar RSUD Sidoarjo, Kegiata Gathering dengan tokoh masyarakat & FKTP di
layanan kanker terpadu Rumah Sakit Kelas A di Jawa Timur dengan Dinas
5
DAFTAR ISI
6
DAFTAR TABEL
7
DAFTAR GAMBAR
8
BAB 1
PENDAHULUAN
dengan kegiatan akademik maksimal 60% dan kegiatan profesional 40%. dengan
serta prasarana yang lengkap. RSUD Sidoarjo juga sedang dalam proses
Unggulan IPKT RSUD Sidoarjo, yakni sejak diresmikan hingga bulan Juli
2022 belum ada pasien yang datang berobat, sehingga perlu dicari akar
optimal.
9
Klasifikasi Rumah Sakit umum berdasarkan Permenkes Nomor 3
tahun 2020 terdiri dari Rumah Sakit Umum kelas A, kelas B, kelas C dan
0.1379310 Kelas A
34482759
Kelas B
41% Kelas C
0.4482758620 Kelas D
68966
Tahun 2020 serta Penduduk Hasil Sensus Penduduk 2020 - Untuk Tahun
Rumah Sakit umum kelas A: memiliki jumlah tempat tidur paling sedikit
250 buah 2) Rumah Sakit umum kelas B: memiliki jumlah tempat tidur
10
paling sedikit 200 buah 3) Rumah Sakit umum kelas C: memiliki jumlah
tempat tidur paling sedikit 100 buah, dan 4) Rumah Sakit umum kelas D:
menjadi Rumah Sakit Kelas A sangat menarik untuk dikaji maka penulis
11
merumuskan masalah pokok yang akan dikaji dalam residensi ini adalah
1.2. Masalah
belum optimal.
1.3. Tujuan
(IPKT) dalam rangka persiapan RSUD Sidoarjo menjadi rumah sakit kelas
Discussion)
brainstorming
12
1) Menyusun alternatif solusi dengan brainstorming
1.4. Manfaat
sakit.
13
1.4.3. Manfaat bagi rumah sakit
mendapatkan:
14
BAB 2
RENCANA KEGIATAN
2.1. Topik
Topik yang dipilih untuk residensi di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo
Terpadu) Dalam Rangka Persiapan RSUD Sidoarjo Menjadi Rumah Sakit Kelas
A”
mulai tanggal 11 Juli 2022 sampai 22 Juli 2022. Periode residensi ketiga
2. Lisa Sungkono Putri, dr. RS Adi Husada Undaan Wetan Surabaya Anggota
15
N Nama Asal Instansi Keterangan
o
a. Tahap persiapan
residensi
4. Diskusi tentang topik masalah yang disepakati antara pihak rumah sakit
buku, regulasi dll tentang topik yang disepakati, profil rumah sakit
b. Tahap pelaksanaan
1. Acara serah terima peserta residensi antara pihak akademik dengan pihak
rumah sakit
16
3. Bimbingan dan konsultasi dengan instruktur residensi
4. Diskusi dengan pihak rumah sakit yang terkait dengan topik seperti
17
2.6. Jadwal Kegiatan
Bulan Juli
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
2. Pengumpulan data
a. Profil RS
d. Jumlah TT
3. Analisis Data
4. Observasi
6. Kerja Mandiri/Tim
18
Bulan Juli
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
7. Diskusi/FGD
Bulan Agustus
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 23
3. FGD
4. Mengumpulkan data
19
Bulan Agustus
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 23
8. Menyusun POA
10. Implementasi
20
2.7. Kerangka Operasional
Teknik analisis yang digunakan dalam mencari solusi dari permasalahan yang
berikut:
1) Problem Analysis
Pada tahap ini dilakukan analisis dari permasalahan yang ada yaitu sebagai
berikut:
a. Daftar Masalah
b. Prioritas Masalah
21
d. Daftar Penyebab Masalah
2) Strategy Design
Pada tahap ini akan ditentukan solusi dari permasalahan yang ada dengan
3) Strategy Development
sebagai berikut :
a. Penetapan tujuan
c. Rencana solusi
evaluasinya
22
f. Tentukan penanggung jawab pemrosesan data
menyelesaikan masalah
menyelesaikan masalah
23
BAB 3
PELAKSANAAN
Rumah Sakit)
Kelas A
A.
24
Tabel 3.1. Rincian Aktivitas Residensi Tahap 1 di RSUD Sidoarjo
Tanggal Ruang yang Dikunjungi Aktivitas Residensi Tahap 1
18 Juli 2022 IPKT ( Instalasi Pelayanan Kanker Wawancara dengan Kepala Unit
Terpadu) IPKT
21 Juli 2022 IPKT (Instalasi Pelayanan Kanker Wawancara dengan Kabag SDM
Terpadu) & Penyusunan Laporan
Residensi II
22 Juli 2022 Ruang SDM & Ruang Wadir Wawancara dengan Kabag SDM
& Laporan hasil residensi tahap
1 ke dr.Lakhsmie Herawati
Yuwantina, M.Kes
25
Kebijakan Kesehatan Minat Studi Administrasi
Rumah Sakit)
Kelas A
Sidoarjo.
26
Tanggal Ruang yang Dikunjungi Aktivitas Residensi Tahap 2
27
BAB 4
TINJAUAN PUSTAKA
sakit adalah suatu instansi yang fungsi utamanya adalah memberikan pelayanan
kepada pasien diagnostik dan terapeutik untuk berbagai penyakit dan masalah
kesehatan, baik yang bersifat bedah maupun non bedah. Rumah sakit harus
dibangun, dilengkapi dan dipelihara dengan baik untuk menjamin kesehatan dan
2004).
Menurut UU No. 44 Bab I pasal 1 tahun 2009, Rumah sakit adalah institusi
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat
darurat.
1996), diantaranya:
diselenggarakan.
28
kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta
c. Menurut Wolper dan Pena, rumah sakit adalah tempat dimana orang sakit
Menurut UU No. 44 Bab III pasal 4 dan 5 tahun 2009, Rumah sakit
fungsi:
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis
29
penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan
a. Pelayanan Medis.
2. Berdasarkan pengelolaannya
b. Rumah sakit privat dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit
30
Klasifikasi Rumah Sakit umum terdiri atas:
31
Gambar 4.1.
32
mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya
b. hibah tidak terikat dan/atau hibah terikat yang diperoleh dari masyarakat
c. hasil kerjasama BLU dengan pihak lain dan/atau hasil usaha lainnya
33
4.4.4. Belanja Badan Layanan Umum (BLU)
a. Belanja pegawai
barang BLU.
b. Belanja barang
belanja negara (rupiah murni) dan belanja barang yang didanai dari
c. Belanja modal
pajak BLU sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri dari belanja Gaji
perjalanan, dan belanja penyediaan barang dan jasa BLU lainnya yang
batas sesuai dengan yang ditetapkan dalarn RBA (Rencana Bisnis dan
34
4.5. Layanan Unggulan
tahun 1987 yang mengidentifikasi layanan unggulan dengan tiga elemen penting,
program penelitian klinis dan medis, dan ditunjang fasilitas yang difokuskan
untuk keunggulan layanan pada pasien (teknologi terkini dan perawat yang
berkompetensi tinggi)
konsentrasi yang sangat tinggi untuk keahlian dan sumber daya terkait pada
unggulan adalah jenis unit praktik terpadu dan model pemberian layanan
layanan sejenis yang sudah ada atau yang dikembangkan oleh pesaing?
35
2. Pasar: bagaimana caranya memperluas cakupan target pasar dan masuk ke
sudah ada?
efek halo pada keseluruhan RS? (catatan: efek halo adalah suatu bias
tersebut?
Dari 4 aspek di atas, tidak mudah bagi sebuah rumah sakit untuk
4.6. Pemasaran
Menurut Kotler dan Lane (2007) dalam (Lukmandaru & Istoto, 2016),
36
terdapat individu dan kelompok yang mendapatkan apa yang mereka butuhkan
jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memenuhi tujuan individu dan
barang (produk) adalah jasa secara kasat mata tidak dapat dilihat menimbulkan
demikian jasa merupakan setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan
oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
mengandung arti segala usaha atau aktivitas dalam menyampaikan barang atau
jasa para produsen kepada konsumen, dimana kegiatan tersebut ditujukan untuk
pertukaran.(Pattiasina, 2018)
37
Menurut (Tjahjaningsih & Soliha, 2015), mendefinisikan bahwa:
untuk menentukan arah keseluruhan dari suatu unit bisnis dalam mencapai arah
Menurut Philip Kotler Strategi Pemasaran merupakan pola pikir yang akan
1. Bauran Pemasaran
38
singkatan dari Product, Price, Place, dan Promotion yang dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Produk/Product
Dalam konsep produk, kita mengenal produk premium atau produk yang
harga yang mahal. Dalam (Purba & Wacana, 2017), “Produk adalah
pakaian) bisa juga tak terlihat (berbagai jasa, tak terlihat seperti jasa
b. Harga/Price
c. Tempat/Place
Tempat artinya apakah produk kita akan dijual di lapak kaki lima atau di
39
1) Distribusi Eksklusif
2) Distribusi Selektif
3) Distribusi Insentif
d. Promosi/Promotion
juga membujuk para calon pembeli agar mau mengeluarkan uang untuk
yaitu:
40
2) Promosi melalui Publikasi
pintu satu rumah ke pintu yang lain mencoba untuk menjual suatu
41
dan strategi komunikasi yang meliputi suatu kebiasaan mencampur
relation.
4.7. Rekrutmen
pencarian dan “pemikatan‟ para calon karyawan (pelamar) yang mampu untuk
melamar sebagai karyawan. Proses ini dimulai ketika para pelamar dicari dan
melibatkan para spesialisasi dari unit-unit yang terkait(Handoko & Hani, 2000).
rekrutmen karyawan merupakan titik rawan untuk memilih sumber daya manusia
kesehatan yang tepat sesuai kebutuhan rumah sakit. Oleh karena itu perlunya
memastikan proses berjalan tanpa adanya intervensi dari pihak lain sehingga
42
4.7.2. Tujuan Rekrutmen
pekerja yang berhenti, baik dengan hormat maupun tidak dengan hormat, adanya
pekerja yang berhenti karena memasuki usia pensiun dan adanya pekerja yang
Menurut Siagian, agar para pencari tenaga kerja baru atau bagian
dengan efisien, ekonomis, dan efektif, mereka perlu mengetahui atau mengenali
sesuai dengan perencanaan dapat diperoleh dari dua sumber, yakni dari dalam dan
perusahaan(Notoadmodjo, 2010).
a. Sumber Internal
43
Rekrutmen dapat dilakukan dengan menggunakan sumber internal, atau
internal adalah karyawan yang akan mengisi lowongan kerja yang lowong
diambil dari dalam perusahaan tersebut, yakni dengan cara memutasikan atau
internal yang dapat digunakan, yakni: job posting, referensi pegawai, dan
jadwal kerja, dan tarif gaji. Prosedur job posting dapat membantu
2) Referensi pegawai
mengisi posisi lowong yang ia tinggalkan. Jika metode ini yang dipilih,
objektif.
3) Rencana suksesi
44
Perencanaan suksesi (succession planning) adalah sebuah proses untuk
untuk mengemban posisi manajerial kunci pada saat posisi ini kosong.
1) Lebih murah
2) Lebih cepat
b. Sumber Eksternal
dimiliki, atau memerlukan pekerja dengan latar belakang yang berbeda untuk
2019):
45
2) Membantu meningkatkan jenis tenaga kerja
a. Metode tertutup
sulit.
b. Metode terbuka
memasang iklan pada media massa cetak maupun elektronik, agar tersebar
46
sehingga kesempatan untuk mendapatkan karyawan yang qualified lebih
besar.
4.8.1. Sejarah
perilaku yang sulit diamati seperti afeksi, pemahaman, cara berpikir memandang
paling memungkinkan. Serta melakukan upaya monitor dan evaluasi agar dapat
47
terselesaikan tidak timbul berulang yang bisa menyebabkan kerugian karena
konstruktivisme yang berprinsip bahwa orang orang yang terlibat dalam proses
dan Polya banyak membahas mengenai Problem solving, maka dari itu Polya
disebut sebagai Bapak Problem Solving. George Polya lahir pada tahun 1887 dan
berkarir dalam dunia pendidikan. Tahun 1945, ia menerbitkan buku How To solve
sebelum diterbitkan oleh Princeton. Buku ini ternyata menjadi buku best seller
yang terjual lebih dari 1 juta copy dan kelak dialih bahasakan ke dalam 17 bahasa.
4.8.2. Definisi
1. Hamalik (1994): Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual
yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat.
48
tindakan, kemudian mempertimbangkan alternatif tersebut sehubungan
dengan hasil yang dicapai dan pada akhirnya melaksanakan rencana dengan
tindakan yang tepat untuk mencapai tujuan yang jelas dipahami, tetapi tidak
segera dicapai. Dimana tidak ada kesulitan, maka tidak ada masalah.
Dari beberapa pernyataan diatas maka dapat disimpulkan problem solving adalah
Problem solving merupakan gabungan dari alat, keterampilan dan proses. Disebut
alat karena dapat membantu dalam memecahkan masalah mendesak atau untuk
langkah.
Problem solving cycle (PSC) merupakan proses yang terdiri dari langkah –
49
4.8.3. Tahapan dalam Problem Solving Cycle (PSC)
tahapannya, maka dalam menjalankan Problem Solving Cycle (PSC) ini kita harus
fakta dan data (evidence based). Adapun pendekatan yang dipakai dalam
50
mengurai masalah dapat menggunakan konsep HL. Blum, Model Sistem,
b. Buat tabel prioritas sesuai dengan desain atau metode yang digunakan.
skor.
berbagai cara:
51
b. Focus Group Discussion (FGD). Tahapan dalam pelaksanaan FGD berikut
ini adalah:
sebagai berikut:
sebab-akibat.
sarana, metode), waktu, faktor politik, ekonomi, sosial dan budaya. Dalam
52
dan rambu-rambu bila kegiatan untuk memecahkan masalah dilaksanakan
POA disusun dalam bentuk tabel yang mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Bentuk kegiatan
b. Tujuan
c. Sasaran
e. Target pencapaian
f. Waktu pelaksanaan
g. Penanggung jawab
a. Pelaksanaan kegiatan:
dalam perencanaan.
53
3) Keberhasilan pelaksanaan kegiatan ditentukan oleh: model
ketercapaian hasilnya.
54
Hasil dari tahap ke 7) ini akan digunakan sebagai bahan follow up dan
(PSC).
pertimbangan sumber daya, waktu yang tersedia, mudah dan bisa tidaknya
dapat dibagi menjadi dua yaitu: Scoring Technique (Teknik skoring) misal:
USG, metode CARL, PAHO, metode Hanlon dan metode teknik multi-voting
yang dapat terukur dan dapat dinyatakan dengan angka) yang lengkap dan cukup.
55
Pemilihan Prioritas dilakukan dengan memberikan skor (nilai) untuk berbagai
unmet need)
(social benefit)
7. Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah
(resources availability)
1. Metode Bryant
Cara ini telah dipergunakan di beberapa negara yaitu di Afrika dan Thailand.
tersebut
tersebut
56
d. Manageability (M), yakni sejauh mana kita memiliki kemampuan untuk
mengatasinya.
mendapat prioritas yang tinggi pula. Parameter diletakkan pada baris dan
Kisaran skor yang diberikan adalah satu sampai lima yang ditulis dari arah
kiri ke kanan untuk tiap masalah. Kemudian dengan penjumlahan dari arah
Tetapi metode ini juga memiliki kelemahan yaitu hasil yang didapat dari
masyarakat. MCUA adalah suatu teknik atau metode yang digunakan untuk
57
membantu tim dalam mengambil keputusan atas beberapa alternatif. Alternatif
Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada kesepakatan
mengenai kriteria dan bobot yang akan digunakan. Kriteria adalah batasan
yang
diberikan bobot penilaian dan dikalikan dengan penilaian masalah yang ada.
a. Tulis atau daftarlah masalah yang didapat dari kegiatan analisis situasi.
f. Jumlahkan hasil kali Skor dan Bobot setiap kriteria pada setiap masalah
g. Tentukan prioritas berdasarkan urutan Jumlah hasil kali Skor dan Bobot.
58
Tabel 4.2. Penentuan Bobot dalam MCUA
Orang ke-
Kriteria Jumlah Bobot
1 2 3 4 5 6
Kriteria 1 2 3 3 3 4 3 18 18/124 = 0.14
Kriteria 2 3 4 2 2 3 4 18 0.14
Kriteria 3 2 2 3 3 3 3 16 0.13
Kriteria 4 3 3 4 2 2 4 18 0.14
Kriteria 5 4 4 4 3 2 3 20 0.16
Kriteria 6 1 4 3 2 3 4 17 0.137
Kriteria 7 2 2 3 3 4 3 17 0.137
124 1.00
Keterangan:
1: Sedikit penting
2: Agak penting
3: Penting
4: Sangat penting
M = Magnitude Of the problem yaitu besarnya masalah yang dapat dilihat dari
59
I = Importancy atau kegawatan masalah yaitu tingginya angka morbiditas dan
Rate of Increase (RI): berat ringannya hambatan jika masalah tersebut tidak
sosial jika ditangani (semakin banyak memberi manfaat sosial, nilai semakin
tinggi)
P = M.I.V.C
Parameter diletakkan pada baris atas dan masalah-masalah yang ingin dicari
60
parameter yang lain. Hasilnya didapat dari perkalian parameter tersebut.
Langkah PAHO:
a. Tulis atau daftarlah masalah yang didapat dari kegiatan analisis situasi.
sampai dengan 10
No Masalah M V C Nilai
S RI PCo PCI SB
1 Masalah 1 3 3 5 1 3 5 3 1 45
3
2 Masalah 2 3 3 1 3 1 1 5 1 11
2
4. Metode Hanion
61
a. Memungkinkan para pengambil keputusan untuk mengidentifikasi
prioritas
a. Menginventarisir kriteria
Komponen ini adalah salah satu faktornya memiliki angka yang kecil. Pilihan
biasanya terbatas pada persentase dari populasi yang secara langsung terkena
dampak dari masalah tersebut yakni insiden, prevalensi, atau tingkat kematian
dan angka.
62
Ukuran/besarnya masalah juga dapat dipertimbangkan dari lebih dari satu
dengan faktor risiko pada umumnya yang mengarah pada solusi bersama atau
satu. Jika akan dibuat lebih banyak penyakit yang juga dipertimbangkan,
dari komponen ini adalah 10. Keputusan untuk menentukan berapa ukuran
faktor yang harus dijaga agar tetap pada nilai yang pantas. Kelompok harus
suatu masalah ke dalam diskusi, karena kedua hal tersebut sesuai untuk
dipersamakan ditempat yang lain. Maksimum skor pada komponen ini adalah
hati. Dengan menggunakan nomor ini (20), keseriusan dianggap dua kali lebih
63
terkini pada pelayanan yang diperlukan. Tingkat keparahan: tingkat daya
prematur relatif
masing-masing individu.
menggunakan empat faktor, bobot yang mungkin adalah 0-5 atau kombinasi
manapun yang nilai maksimumnya sama dengan 20. Menentukan apa yang akan
akan menjadi sangat membantu. Hal ini akan membantu untuk menentukan batas-
batas untuk menjaga beberapa perspektif dalam menetapkan sebuah nilai numerik.
Salah satu cara untuk mempertimbangkan hal ini adalah dengan menggunakannya
sebagai skala:
0=tidak ada
1=beberapa
3=paling
Komponen ini harus dianggap sebagai "Seberapa baikkah masalah ini dapat
64
yang diketahui dari literatur dikalikan dengan persen dari target populasi
Berhenti Merokok:
a. P - Propriety
b. E - Economic Feasibility
c. A – Acceptability
65
Apakah masyarakat dan/atau target populasi akan menerima bahwa masalah
tersebut ditangani?
d. R – Resources
tersebut
e. L – Legality
ditangani.
a. Basic Priority Rating Atau Nilai Prioritas Dasar: BPR = (A+B) C/3
Perbedaan dari dua rumus akan semakin jelas saat Komponen D (PEARL)
masing masing faktor PEARL adalah 1 untuk setiap jawaban ‘iya’ dan 0 jika
mendapatkan jawaban final. Karena seluruh faktor ini mewakili suatu produk
dan bukan jumlah maka jika salah satu dari lima faktor tersebut jawabannya
tidak’, maka D sama dengan 0. Karena D adalah pengali final dalam rumus, jika
D=0, maka masalah kesehatan tidak akan teratasi dalam OPR, walaupun masalah
66
Tabel 4.5. Contoh Penggunaan Metode Hanion
Masalah Besar Keseriusan(B) Efektifitas BPR PEARL OPR(BPRxD) Prioritas
(A) ( C) (A+B)xC (D)
Masalah 1 6 6 7 84 1 84 IV
Masalah 2 5 18 4 92 1 92 III
Masalah 3 9 10 8 152 1 152 I
Masalah 4 7 12 5 95 1 95 II
Metode CARL merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menentukan prioritas masalah jika data yang tersedia adalah data
kualitatif. Metode ini dilakukan dengan menentukan skor atas kriteria tertentu, seperti kemampuan(capability), kemudahan
(accessibility), kesiapan (readiness), serta daya ungkit (leverage). Semakin besar skor semakin besar masalahnya, sehingga semakin
tinggi letaknya pada urutan prioritas. Penggunaan metode CARL untuk menetapkan prioritas masalah dilakukan apabila pengelola
program menghadapi hambatan keterbatasan dalam menyelesaikan masalah. Penggunaan metode ini menekankan pada kemampuan
pengelola program.
a. Tulis atau daftarlah masalah yang didapat dari kegiatan analisis situasi.
67
b. Tentukan skor atau nilai yang akan diberikan pada tiap masalah berdasarkan kesepakatan bersama untuk tiap-tiap CA-R-L
68
.
d. Hitung total skor dengan mengalikan setiap skor pada C-A-R-L untuk setiap
masalah
e. Tentukan prioritas berdasarkan urutan Total Skor. Total skor paling besar
merupakan prioritas.
2. Tidak mampu
3. Cukup mampu
4. Mampu
5. Sangat mampu
2. Tidak mudah
3. Cukup mudah
4. Mudah
5. Sangat mudah
69
R (Readiness): Kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran seperti
2. Tidak siap
3. Cukup siap
4. Siap
5. Sangat siap
L (Leverage): Seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain dalam
saja. Hasil dari cara multi-voting adalah cukup menarik karena proses
70
inimemungkinkan masalah kesehatan yang mungkin tidak menjadi prioritas
utama dari setiap individu, tetapi disukai oleh semua, untuk naik ke
mencapai konsensus.
mereka boleh memilih sebanyak yang mereka mau atau tergantung pada
30 jumlah item yang ada dalam daftar, jumlah maksimum suara yang
b. Memperbaharui daftar
dengan jumlah yang sama dengan separuh dari masalah kesehatan yang
ada dalam daftar masalah. (misalnya jika sepuluh masalh tetap pada
d. Pengulangan
71
Tabel 4.7. Contoh Penggunaan Metode Teknik Multi Voting
Metode USG merupakan salah satu cara menetapkan urutan prioritas masalah
72
b. Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah, yakni dengan melihat
apabila pihak perencana telah siap mengatasi masalah yang ada, serta hal yang
sangat dipentingkan adalah aspek yang ada di masyarakat dan aspek dari
metode USG:
proses USG, siapa yang melakukan tugas sebagai notulis, dan orang yang
a. Pimpinan USG
73
b. Persiapan ruang pertemuan
ruangan yang cukup luas dan nyaman. Meja dan tempat duduk diatur
setengah lingkaran atau seperti huruf U yang terbuka ujungnya atau meja
bundar (Round table), dimana pada ujung meja yang terbuka ditempatkan
Sarana atau peralatan yang diperlukan dalam proses kegiatan ini adalah:
a. Daftar hadir
tulisnya.
d. Kalkulator.
d. Peserta
yang perlu dijelaskan oleh pimpinan atau yang akan memimpin pelaksanaan
74
v. Memberikan sambutan yang bersifat hangat dan ramah, selanjutnya
Pelaksanaan USG
75
Gambar 4.2. Contoh Perbandingan Masalah Berdasarkan Kriteria
USG
a) Kelebihan
objektif.
76
iii. Identifikasi dapat dilanjutkan, terutama untuk penyelesaian dalam
b) Kekurangan
dilakukan bila tersedia data yang lengkap. Bila tidak tersedia data, maka
1. Metode Delbeque
77
b. Mula-mula dituliskan pada whiteboard masalah apa yang akan
prioritasnya.
Kelebihan cara ini adalah mudah dan dapat dilakukan dengan cepat,
78
kebebasan kepada masing-masing anggota diskusi tanpa terpengaruh
2. Metode Delphi
seterusnya.
79
c. Kuesioner dikirim kepada para ahli, kemudian menerima kembali
penyelesaian masalah;
keputusan.
80
menyarankan dalam program kesehatan, prioritas diberikan kepada
masing-masing masalah.
tersebut.
81
mengambil keputusan dengan cepat, seperti dengan vote, tapi ingin
dengan cara voting yang lama, dimana hanya kelompok terbesar saja
tidak selalu harus di rangking tapi dapat dievaluasi lebih lanjut. Waktu
82
Tahapan Pelaksanaan NGT (Nominal Group Technique) (Chalidyanto,
2021)
83
b. Petugas mencatat ide di flipchart
peserta berikutnya.
duplikasi ide.
di kartu
d. Daftar atau list masalah hasil tabel tally berdasarkan nomor urut
masing-masing peserta.
84
Tabel 4.9. Tabel Tally
No Ide Tally Jumlah Ranking No Ide
1 IIII 4 II 1
2 0
3 IIII 4 III 3
4 III 3 IV 4
5 0
6 II 2 V 6
7 IIII 5 I 7
Lakukan ranking dari ide yang dipilih pada kegiatan di atas menurut
a. Tahap 1 = Ide yang paling penting diberi nilai tertinggi 5 dan ide
b. Tahap 2 = Sisa ide yang masih ada 3 buah, pilih yang terpenting
dan beri nilai 4, kemudian yang paling tidak penting beri nilai 2.
b. Apabila masih ada yang kurang puas, maka tahap 4 bisa diulang
85
NGT selesai dan hasil kesepakatan tersebut menjadi keputusan
final.
a. Kerugian NGT:
1) Memerlukan persiapan
2) Ditujukan untuk satu tujuan dan satu topik saja dalam satu
pertemuan
lain.
b. Keuntungan NGT:
biasa
86
4) Membuat para anggota menentukan prioritas utamanya secara
demokrasi
a. Pilih kriteria
87
b. Buat kisi-kisi
88
Seringkali penting dalam segi politik, dan sulit untuk
baik
89
Metode analisis ABC merupakan sebuah metode dimana kita
Item tersebut dikelompokkan dalam grup yang terdiri dari tiga kategori
kepentingannya yaitu:
dipakai di beberapa area, baik oleh individu maupun oleh grup. ABC
telah tersedia
daftar tersebut.
90
2) Tahap kedua adalah kita mengelompokkan mereka
91
BAB 5
HASIL RESIDENSI
5.1.1. Sejarah
Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo adalah rumah sakit milik pemerintah
Kabupaten Dati II Sidoarjo. Bangunan Gedung Awal berdiri tgl 17 Agustus 1956
Mojopahit No.667 pada Tahun 1972. Dalam waktu 4 tahun RSUD Sidoarjo
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sidoarjo berubah status menjadi Rumah
Sakit Tipe B Non pendidikan. Pada tahun 2013, berdasarkan Keputusan Menteri
Keuangan Daerah. Sejak tahun 2005 sampai 2010 secara resmi sistem keuangan
92
Sidoarjo ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dengan status
BLUD penuh.
5.1.2. Akreditasi
standar pelayanan.
5.1.3. Status
sebagai berikut:
93
Nilai Dasar Profesional Integritas Etika
Posisi RS Strength > Weakness Opportunities > Threat
Product Market Horizontal
Grand Strategy
Development Development Integration
1. Kebijakan Organisasi
Kebijakan 2. Kebijakan Operasional
Dasar 3. Kebijakan Pelayanan dan Penunjang
4. Kebijakan Anggaran
Meningkatkan kualitas pelayanan Rumah Sakit yang bertaraf
Tujuan
internasional
Meningkatkan pelayanan yang berkualitas dan terakreditasi
Sasaran
dengan mengutamakan keselamatan pasien serta kepuasan
Strategis
pelanggan.
yang akan menjadi fokus RSUD Kabupaten Sidoarjo adalah fasilitas kesehatan
selaku mitra dalam memberikan layanan JKN serta BPJS selaku penyelenggara
pelayanan kesehatan; modifikasi yang cukup besar atas produk lama atau
menciptakan produk baru yang dengan target sasaran yaitu pelanggan lama dan
Barat berupa integrasi horizontal. Pemilihan Strategi ini didasarkan pada hasil
analisis posisi organisasi RSUD Kabupaten Sidoarjo saat ini dengan metode
SDM serta menyediakan SIMRS yang terintegrasi dan akurat, RSUD Kabupaten
Sidoarjo optimis akan mencapai peningkatan kinerja pada semua perspektif yang
sudah ditentukan.
sebagai berikut:
94
Gambar 5.1. Peta Renstra RSUD Sidoarjo
dan layanan kanker terpadu ini dilakukan pada Januari 2022 . Layanan
95
kanker terpadu ini merupakan layanan unggulan yang ditetapkan oleh RSUD
Kelas A.
gedung Graha Delta dan Poli Eksekutif. Di dalam gedung IPKT, terdapat
ruang radioterapi di lantai 1, yang terdiri dari ruang poli radioterapi, ruang
5.3. Kondisi RSUD Sidoarjo saat ini dibandingkan dengan kondisi Rumah
fasilitas kesehatan dan penunjang dan sumber daya manusia RSUD Sidoarjo.
96
No Jenis Pelayanan Kelas A RSUD SDA Keterangan
97
No Jenis Pelayanan Kelas A RSUD SDA Keterangan
98
No Jenis Pelayanan Kelas A RSUD SDA Keterangan
Andrologi
Medik Subspesialis
1. Subspesialis Bedah
3. Subspesialis Anak
99
No Jenis Pelayanan Kelas A RSUD SDA Keterangan
Subspesialis Lain
4. Paru +/- -
100
No Jenis Pelayanan Kelas A RSUD SDA Keterangan
b Asuhan Kebidanan + +
3 Pelayanan Kefarmasian + +
4 Pelayanan Penunjang
b Pelayanan Darah + +
101
No Jenis Pelayanan Kelas A RSUD SDA Keterangan
f Pelayanan Laundry/binatu + +
g Pelayanan Gizi + +
5 Pelayananan Administrasi +
6 Pelayanan Keuangan +
No Diagnosis Jumlah
102
No Diagnosis Jumlah
5 Diabetic Retinopathy 32
7 Residual Schizophrenia 25
8 Glaucoma Suspect 25
Berdasarkan tabel 10 Diagnosis rujukan rawat jalan tahun 2021 di atas diperoleh
data bahwa 59.5% rujukan rawat jalan tahun 2021 adalah kasus Kanker. Dari total
kasus kanker yang dirujuk meliputi 44% dengan diagnosis kanker payudara;
19,83% dengan diagnosis kanker serviks; 14,46% kanker ovarium; 11,98% kanker
No Diagnosis Jumlah
1 Malignant Neoplasm 6
2 Pneumothorax, unspecified 4
6 Congenital Malformation 2
103
Dari 10 diagnosis rujukan rawat inap tahun 2021 diperoleh data bahwa 20,69%
Dari tabel 5.2 Analisis Rujukan RSUD Kabupaten Sidoarjo dapat diperoleh
informasi bahwa pada tahun 2018 - 2021 kasus terbanyak yang dirujuk ke RSUD
Sidoarjo adalah penyakit jantung yang disebabkan karena tekanan darah tinggi.
Sedangkan kasus kedua yang terbanyak di rujuk ke RSUD Sidoarjo adalah kasus
transplantasi ginjal. Dari seluruh kasus yang ditangani di RSUD Sidoarjo pada
tahun 2018 - 2021, kasus kanker payudara merupakan kasus yang terbanyak
dirujuk keluar.
104
265 Juta Tahun 2018
* Perhitungan berdasarkan prevalensi dikalikan jumlah penduduk Jawa Timur
** Merupakan prevalensi Nasional
Pendidikan)
j. Onkologi Paru
105
No Nama Bangunan dan Prasarana Kelas A RSUD SDA Keterangan
Ruang Rawat High Care
5
a. Ruang Rawat High Care Unit
+/- ada Terpenuhi
(HCU)
b. Ruang Rawat Perinatologi + ada Terpenuhi
Ruang Rawat Intensif
a. Intensive Care Unit (ICU) + ada Terpenuhi
6
b. Intensive Coronary Care Unit/
+/- ada Terpenuhi
Intensive Cardiovascular Care Unit
106
No Nama Bangunan dan Prasarana Kelas A RSUD SDA Keterangan
27 Sistem Elektrikal + ada Terpenuhi
28 Sistem Tata Udara + ada Terpenuhi
29 Ambulans + ada Terpenuhi
Ruang dan Sistem Prasarana
30 +/- ada Terpenuhi
Lainnya
107
No Ketersediaan peralatan sesuai ketentuan Tersedia/Tidak KET
6 Peralatan intensif
1. ICU Tersedia
2. ICCU Tersedia
3. RICU Tersedia
4. PICU Tersedia
5. NICU Tersedia
terpenuhi.
Dari aspek sumber daya manusia, akan dijelaskan pada tabel berikut:
Kekurangan
No. Jenis Layanan KET
SDM
108
Kekurangan
No. Jenis Layanan KET
SDM
Pendidikan
mendukung layanan unggulan RSUD Sidoarjo yaitu IPKT masih kurang, terutama
media sosial. Belum ditemukan monitoring dan evaluasi terhadap konten yang
5.4. Penunjang
Lahan parkir RSUD Sidoarjo saat ini dapat dikatakan kurang mampu
pada jam kerja efektif di pagi hari terutama kendaraan roda empat. Hal ini terlihat
dari melubernya kendaraan hingga dibadan jalan sekitar RSUD Sidoarjo dan di
109
Dari data yang ditemukan, jumlah volume kendaraan per hari 1.071 mobil
per hari. Akumulasi parkir sebanyak 215 – 250 mobil dengan durasi turnover 2-3
Tabel 5.10. Penyakit Terbanyak yang Ditangani atau Dirujuk ke Rumah Sakit
Kelas A
No Nama Penyakit Jumlah %
Penyakit Keganasan (Ex. Malignant neoplasm breast; cervix
1 10.185 60,6
uteri; ovary; nasopharynx, dsb)
Penyakit Kronis (Ex. Non-insulin-dependent diabetes mellitus
2 with unspecified complications; Chronic viral hepatitis b 2.608 15,5
without delta-agent)
Gangguan Genetik (Ex. Non-hodgkin's lymphoma, unspecified
3 1.919 11,5
type; Beta thalassaemia)
4 Systemic lupus erythematosus, unspecified 1.090 6,5
5 Tuberculosis of lung, confirmed histologically 985 5,9
Total 16.787 100
Sumber: Data Penyakit RS Milik Provinsi Jawa Timur Tahun 2019
Sesuai sumber data penyakit rumah sakit milik provinsi Jawa Timur Tahun 2019
pada Tabel 5.8 Penyakit Terbanyak yang Ditangani atau Dirujuk ke Rumah Sakit
Dari data-data yang kami dapatkan, kami diskusikan dengan Ketua Tim
1. Kelengkapan Tenaga Medis Sub Spesialis Dasar dan Sub Spesialis Lain
masih Kurang
110
Dari daftar masalah diatas kami melakukan analisis prioritas masalah
Google Form kepada pihak manajemen dan tim percepatan kenaikan kelas.
Dari tabel diatas didapatkan prioritas masalah yang akan diselesaikan adalah
Sakit Kelas A.
111
Gambar 5.3. Fishbone Diagram Penyebab Masalah
3. Money:
4. Method:
6. Policy:
koreksi
112
5.5.3. Prioritas Penyebab Masalah
prioritas dari penyebab masalah tersebut yang akan diselesaikan. adapun analisis
metode CARL. dalam menjalankan metode CARL tersebut anggota yang terlibat
adalah wadir perencanaan dan keuangan, dan tim percepatan kenaikkan kelas A.
Dari analisis prioritas penyebab masalah dengan metode CARL diatas maka dapat
ditentukan penyebab masalah utama yang akan dicari solusinya adalah “Belum
113
5.6. Strategy Design
Strategy Design adalah tahapan dimana dari penyebab masalah yang ada
akan dicarikan alternatif solusinya. Dari hasil diskusi maka ditentukan alternatif
2. Hospital Tour gedung IPKT dengan target sasaran dokter spesialis karyawan
114
4. Pertemuan penguatan jejaring pelayanan kanker terpadu RS kelas A se Jawa
perusahaan lainnya baik yang belum dan sudah bekerjasama dengan RSUD
Sidoarjo
manajemen rumah sakit dan tim percepatan kenaikan kelas A RSUD Sidoarjo,
2) Kegiatan Hospital Tour dan Seminar untuk dokter Internal dan FKTP
Sidoarjo
RSUD Sidoarjo.
115
Semua kegiatan tersebut di atas akan dilaksanakan sesuai dengan time schedule
116
5.7.1. Matrik Rencana Kegiatan Sosialisasi IPKT Melalui Media Sosial
Dengan penyesuaian dengan era digitalisasi maka dibuat rencana kegiatan sosialisasi IPKT melalui Media Sosial.
Tabel 5.14. Time Schedule Kegiatan Sosialisasi IPKT melalui Media Sosial
Kegiatan Indikator Target Kebutuhan PIC Anggaran Time Schedule
Koordinasi dengan Kasubag Tercapai kesepakatan Rencana materi promosi Alat tulis Tim residensi - Minggu ke 2
Pemasaran untuk membuat tentang materi promosi IPKT sudah tersusun RSUD Sidoarjo Agustus 2022
materi promosi melalui
instagram
Pembuatan materi promosi Tayangan video sudah Materi video sudah Kamera Tim residensi - Minggu ke 3
video layanan dan sarpras ada tersusun Laptop RSUD Sidoarjo Agustus 2022
IPKT
Menyerahkan materi promosi Ada diskusi dengan Materi video promosi - Tim residensi Minggu ke 3
video ke kasubag pemasaran pembimbing RS disetujui oleh RSUD Sidoarjo Agustus 2022
tentang materi video pembimbing RS dan
direktur
Video promosi layanan IPKT video promosi tayang video promosi tayang di - Tim pemasaran 300.000 Minggu ke 3
ditayangkan di reels instagram reels instagram 7 hari RSUD Sidoarjo Agustus 2022
7 hari berturut-turut berturut-turut
117
5.7.2. Matriks Rencana Kegiatan Hospital Tour dan Seminar untuk dokter Internal dan FKTP sekitar RSUD Sidoarjo
Untuk memperkenalkan adanya Unit IPKT di RSUD Sidoarjo kepada seluruh dokter yang ada di RSUD Sidoarjo dan juga kepada
dokter-dokter yang ada di FKTP sekitar RSUD maka direncanakan adanya kegiatan Hospital Tour dan Seminar tentang Onkologi.
Pertemuan dengan Kasubag Ada kegiatan informasi bentuk 1.Menawarkan bentuk Tim Residen di Rp. 0 Agustus Minggu I
Humas & Pemasaran, IPM pemasaran & seminar kegiatan kegiatan pemasaran RSUD Sidoarjo & II 2022
(yang pernah pemasaran dan 2.Prosedur kegiatan
dilakukan) pendanaan
(TOR) Term Of Reference Ada TOR Hospital Disetujui - Tim Residen di Rp. 0 Agustus Minggu
kegiatan Hospital Tour tour Pimpinan RSUD RSUD Sidoarjo III 2022
Sidoarjo
Hospital tour bersamaan 1.Kehadiran peserta. 80% 1.Pembicara Seminar Pimpinan Diklit, Rp. November 2022
Seminar “Deteksi Dini dan 2.Penyerapan materi. sesuai kompetensi IPM dan IPKT 34.750.000
Tatalaksana Kanker 3.Komitmen peserta 2.Sertifikat bagi peserta RSUD Sidoarjo
Payudara, Kanker Serviks, seminar untuk tersertifikasi oleh IDI,
Kanker Lidah” merujuk ke RSUD PDGI, dan IBI.
Sidoarjo 3.Sponsor kegiatan
118
5.7.3. Matriks Rencana Kegiatan Gathering dengan tokoh masyarakat & FKTP di sekitar RSUD Sidoarjo
Untuk memperkenalkan adanya Unit IPKT dan mempererat kerjasama dengan Tokoh Masyarakat dan FKTP sekitar RSUD
Sidoarjo maka direncanakan adanya acara Gathering yang dilaksanakan di gedung pertemuan RSUD Sidoarjo dan di gedung IPKT bersama
Menyusun Proposal Gathering dengan Proposal sudah Disetujui - Tim residensi - Januari 2023
tokoh masyarakat & FKTP di sekitar tersusun pembimbing RS RSUD Sidoarjo
RSUD Sidoarjo
Membuat susunan acara untuk gathering Susunan acara Disetujui Panitia Tim residensi - Januari 2023
sudah ada pembimbing RS gathering RSUD Sidoarjo
Membagikan undangan gathering Undangan 100% undangan Kurir untuk Tim residensi - Januari 2023
diterima para sudah sampai pada membagikan RSUD Sidoarjo
tokoh semua daftar orang undangan
masyarakat & yang diundang
FKTP sekitar
RSUD Sidoarjo
Penyelenggaraan Acara Gathering Jumlah 80% kehadiran dari Panitia acara Tim Residensi 8.750.000 Januari 2023
kehadiran seluruh undangan RSUD Sidoarjo
undangan
119
5.7.4. Matriks Rencana Kegiatan Pertemuan Koordinasi Penguatan Jejaring Layanan Kanker Terpadu Rumah Sakit Kelas A di Jawa
Untuk meningkatkan jumlah kunjungan pasien di Unit IPKT maka direncanakan adanya pertemuan dengan para Direktur Rumah
Sakit kelas A di Jawa Timur untuk membahas kerjasama dalam layanan kanker.
Tabel 5.17. Time Schedule Kegiatan Penguatan Jejaring Layanan Kanker Terpadu
Kegiatan Indikator Target Kebutuhan PIC Anggaran Time Schedule
Menyusun proposal kegiatan proposal kegiatan proposal kegiatan alat tulis Tim Residensi - Agustus 2022
pertemuan penguatan jejaring sudah tersusun disetujui oleh RSUD Sidoarjo minggu ke 3
layanan kanker terpadu pembimbing RS
Rapat Menyusun kepanitiaan Kepanitiaan sudah Kepanitiaan dan uraian Manajemen RSUD 200.000 September 2022
tersusun tugas sudah terbentuk Sidoarjo (konsumsi minggu ke 1
)
Rapat Panitia Sie Acara untuk Rapat panitia Hasil rapat terkait Manajemen RSUD 200.000 Januari 2023
membahas progres IPKT terlaksana susunan acara tercapai Sidoarjo (konsumsi minggu ke 2
)
Rapat panitia keseluruhan Rapat Panitia Hasil rapat persiapan Manajemen RSUD 300.000 April 2023 minggu
terlaksana acara pertemuan Sidoarjo (konsumsi ke 2
tercapai )
Acara pertemuan penguatan acara pertemuan Tersusun MOU jejaring Perlengkapan Manajemen RSUD 23.750.00 Desember 2023
jejaring layanan kanker terlaksana, dihadiri layanan kanker terpadu acara Sidoarjo 0
120
Kegiatan Indikator Target Kebutuhan PIC Anggaran Time Schedule
5.7.5. Kegiatan Gathering dengan asuransi jiwa dan perusahaan baik yang belum dan sudah bekerjasama dengan RSUD Sidoarjo.
Untuk memperkenalkan adanya pelayanan kanker di Unit IPKT RSUD Sidoarjo serta membangun kerjasama dengan perusahaan
asuransi kesehatan dan perusahaan baik yang sudah bekerjasama maupun yang belum bekerjasama dengan RSUD Sidoarjo maka
direncanakan adanya acara Gathering yang dilaksanakan di gedung pertemuan RSUD Sidoarjo dan di gedung IPKT.
Menyusun Proposal Proposal sudah Disetujui pembimbing - Tim residensi - Januari 2023
Gathering dengan perusahaan tersusun RS RSUD Sidoarjo
asuransi kesehatan dan
perusahaan
Membuat susunan acara Susunan acara Disetujui pembimbing Panitia Tim residensi - Januari 2023
untuk gathering sudah ada RS gathering RSUD Sidoarjo
Membagikan undangan Undangan diterima 100% undangan sudah Kurir untuk Tim residensi - Januari 2023
perusahaan sampai pada semua membagikan RSUD Sidoarjo
gathering asuransi kesehatan daftar orang yang undangan
121
Kegiatan Indikator Target Kebutuhan PIC Anggaran Time Schedule
Penyelenggaraan Acara Jumlah kehadiran 80% kehadiran dari Panitia acara Tim Residensi 8.750.000 Januari 2023
Gathering undangan seluruh undangan RSUD Sidoarjo
122
5.8. Implementasi dan Monitoring Evaluasi
Implementasi dari solusi diatas ada yang sudah dapat dilaksanakan sebagian, namun masih banyak yang belum dapat dilaksanakan.
Solusi sosialisasi layanan IPKT melalui media social, sudah dapat diimplementasikan sebagian. Sedangkan solusi yang lainnya dapat
diimplementasikan setelah hasil visitasi BPJS untuk kerjasama layanan kemoterapi disetujui, dan ijin BAPETEN untuk layanan radioterapi
sudah selesai. Adapun tahapan implementasi yang akan dilakukan sebagai berikut:
123
Gambar 5.1.Time Schedule Implementasi
124
Tahapan monitoring dan evaluasi sebagai berikut:
sampai dengan tanggal 23 oktober 2022 didapatkan like sejumlah 336 dan viewers
sejumlah 3.414. dan pada tanggal 20 agustus 2022 IPKT melayani pasien umum
pertama.
Untuk acara gathering dengan tokoh masyarakat dan FKTP sekitar RSUD
Tabel 5.20. Acara Gathering dengan Tokoh Masyarakat dan FKTP Sekitar RSUD
Sidoarjo
Persentase
No. Kegiatan Indikator Target
keberhasilan
Menyusun Proposal
Disetujui
Gathering dengan tokoh Proposal sudah
1 pembimbing 100%
masyarakat & FKTP di tersusun
RS
sekitar RSUD Sidoarjo
Disetujui
Membuat susunan acara Susunan acara sudah
2 pembimbing belum
untuk gathering ada
RS
125
Persentase
No. Kegiatan Indikator Target
keberhasilan
126
Persentase
No. Kegiatan Indikator Target
keberhasilan
Hospital tour bersamaan 1.Kehadiran peserta. belum
3 Seminar “Deteksi Dini
2.Penyerapan materi. belum
dan Tatalaksana Kanker
Payudara, Kanker 3.Komitmen peserta 80%
Serviks, Kanker Lidah” seminar untuk
belum
merujuk ke RSUD
Sidoarjo
Tabel 5.23. Acara Gathering dengan asuransi jiwa dan perusahaan baik yang
belum dan sudah bekerjasama dengan RSUD Sidoarjo.
Persentase
No. Kegiatan Indikator Target
keberhasilan
Menyusun Proposal
Gathering dengan tokoh Proposal sudah Disetujui
1 100%
masyarakat & FKTP di tersusun pembimbing RS
sekitar RSUD Sidoarjo
Membuat susunan acara Susunan acara sudah Disetujui
2 belum
untuk gathering ada pembimbing RS
Undangan diterima 100% undangan
Membagikan undangan perusahaan asuransi sudah sampai pada
3 belum
gathering jiwa dan perusahaan- semua daftar orang
perusahaan lainnya yang diundang
Penyelenggaraan Acara Jumlah kehadiran 80% kehadiran dari
4 belum
Gathering undangan seluruh undangan
127
128
BAB 6
PEMBAHASAN
RSUD Sidoarjo saat ini dengan kondisi normatif, yaitu kondisi Rumah Sakit
pelayanan sub spesialis masih kurang, demikian juga pelayanan unggulan yang
menunjang Rumah Sakit Kelas A masih memiliki kendala. Dari aspek sumber
daya manusia; kurangnya jumlah dokter subspesialis. Dari aspek sarana dan
prasarana; jumlah TT ruang perawatan intensif yang masih belum sesuai. Selain
dari data gap tersebut, masalah lain yang ditemukan yang dapat menjadi kendala
dalam persiapan menjadi Rumah Sakit Kelas A adalah kurangnya lahan parkir.
yang menjadi prioritas. Dalam tahap ini, masalah yang ditetapkan adalah kendala
penyebab masalah market, yaitu belum adanya kunjungan pasien non BPJS di
IPKT. Alternatif solusi tersebut terdiri dari beberapa kegiatan sosialisasi atau
129
promosi. Berdasarkan kajian teori mengenai pemasaran, yaitu Menurut Kotler dan
Lane (2007) dalam (Lukmandaru & Istoto, 2016), menyatakan bahwa: Pemasaran
adalah suatu proses sosial yang didalamnya terdapat individu dan kelompok yang
pihak lain. Sehingga dalam hal ini, alternatif solusi yang diusulkan adalah
oleh Jerome Mc. Carthy (Bisri & Setyaningrum, 2018). Promosi dapat dilakukan
melalui iklan, melalui publikasi, melalui sales promotion (Priyanto et al., 2018),
ditulis, video tersebut telah ditayangkan 3.146 kali dan disukai 327
130
2. Kegiatan gathering dengan tokoh masyarakat dan FKTP sekitar RSUD
perusahaan lainnya, hospital tour IPKT dan seminar onkologi belum dapat
131
BAB 7
7.1. Kesimpulan
yaitu:
132
e) Kegiatan Gathering dengan perusahaan asuransi kesehatan
Tour dan seminar untuk dokter internal dan FKTP disekitar RSUD
7.2. Rekomendasi
a. Konten yang bisa dibuat untuk media sosial seperti: edukasi terkait kanker
133
a. Kegiatan survei kepada dokter spesialis di masing-masing KSM untuk
dapat dijalankan
134
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia.
https://doi.org/10.35808/ijeba/34
http://journal.unigres.ac.id/index.php/JNC/article/view/286
Bisri, & Setyaningrum. (2018). Analisis Pengaruh Faktor Bauran Pemasaran Jasa
https://doi.org/10.1080/02701960.2013.815179
135
Notoadmodjo. (2010). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Rineka Cipta.
https://doi.org/10.21744/irjmis.v5n5.275
Porter, M. E., Pabo, E. A., & Lee, T. H. (2013). Analysis & commentary
https://doi.org/10.1377/hlthaff.2012.0961
Priyanto, R., Martina, S., Hamzah, F., Somantri, P. R., & Syarifuddin, D. (2018).
Rahayu, S., Assauri, S., & Heruwasto, I. (2017). The idea of congruence between
https://doi.org/10.14505/jemt.v8.4(20).06
136
Pada Pt. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region Vi Balikpapan.
https://doi.org/https://doi.org/10.31294/khi.v9i1.3636
137
LAMPIRAN
138