Anda di halaman 1dari 14

PEDOMAN

PENGORGANISASIAN FARMASI

RSUD KAUR
KABUPATEN KAUR
TAHUN 2019

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terwujudnya pelayanan di Rumah Sakit yang responsif, merata, adil,
terjangkau dan bermutu merupakan tuntutan bagi semua pihak dan untuk
mendukung terselenggaranya suatu manajemen pemerintah dan
pembangunan yang berdaya guna, berhasil guna, dan bebas KKN (Korupsi,
Kolusi,dan Nepotisme).
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka itu perlu adanya
penyusunan Profil ini yang merupakan gambaran situasi Kesehatan di RSUD
Kaur Kabupaten Kaur yang diterbitkan setahun sekali, dan melakukan
perbandingan dua tahun sebelumnya. Dalam setiap terbitan Profil RSUD Kaur
memuat berbagai data tentang jumlah pegawai, jumlah fasilitas sarana dan
prasarana, jumlah pasien, jumlah tempat tidur dan data pendukung lain yang
berhubungan dengan kesehatan seperti data kunjungan pasien umum dan
pasien BPJS.
Dalam setiap penerbitan Profil RSUD Kaur, selalu dilakukan berbagai
upaya perbaikan, baik dari aspek substansi, redaksi maupun bentuk tampilan
fisiknya, hal ini dalam rangka mengakomodir masukan dari para pengguna
profil ini pada umumnya.
Landasan pembuatan Profil RSUD Kaur ini terkait erat dengan
kebijakan umum Sistem Kesehatan Nasional. Dimana Sistem Kesehatan
Nasional sebagai upaya dukungan terhadap visi tersebut secara spesifik RSUD
Kaur mengusung visi : ” Meningkatkan Pelayanan Sesuai Dengan Standar
Operasional Prosedur Di Semua Bagian ”.
Tujuan diterbitkannya Profil RSUD Kaur ini adalah untuk
menggambarkan/ menyajikan data dan fakta kinerja pelayanan di RSUD Kaur
yang digunakan sebagai bahan untuk mengevaluasi pencapaian kinerja
Pembangunan Kesehatan baik secara local maupun nasional dan disamping
itu juga sebagai bahan untuk membuat perencanaan kegiatan tahun 2018.
Dalam pasal 10 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan dinyatakan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan dengan
pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan
penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan.
Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan didukung oleh
banyak hal, diantaranya kinerja petugas, sistem pelaporan hasil pelayanan,
komitmen petugas terhadap tugasnya masing-masing dan sistem informasi
kesehatan. Rumah sakit adalah suatu bagian menyeluruh dari organisasi dan
medis, berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap kepada
masyarakat, baik kuratif maupun rehabilitatif (WHO, 1957). Rumah Sakit
menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 938/MenKes/SK/XI/1992
tentang Pedoman Organisai Rumah Sakit Umum adalah : Rumah Sakit yang
memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar dan spesialistik, sedang
klasifikasinya didasarkan pada perbedaan tingkat menurut kemampuan
pelayanan kesehatan yang dapat disediakan yaitu: A, B, (Pendidikan dan Non
Pendidikan) kelas C dan D.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1485/MenKes/SK/ X/2010 tanggal 11 Oktober 2010 tentang Penetapan Kelas
Rumah Sakit Umum Daerah Kaur milik Pemerintah Kabupaten Kaur dengan
klasifikasi kelas D. Walaupun dengan klasifikasi kelas D Rumah Sakit Umum
Daerah Kaur sejak tahun 2013 telah memberikan pelayanan kesehatan yang
bersifat dasar didukung oleh fasilitas dan kemampuan pelayanan medis
spesialistik, sekarang ini Rumah Sakit Umum Kaur telah memberikan
pelayanan medis spesialistik sebanyak 6 (enam) yaitu spesialis bedah,
spesialis penyakit dalam, spesialis penyakit anak, spesialis kebidanan dan
kandungan, spesialis anastesi dan spesialis syaraf.
Selanjutnya pada tanggal 02 Maret 2015 sesuai dengan Keputusan
Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor : HK.02.03/I/0508/2015, Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Kaur ditetapkan sebagai Rumah Sakit Umum
kelas C. Dengan meningkat kelas Rumah Sakit Umum Daerah Kaur sudah
barang tentu meningkat juga pelayanan kepada pengunjung.
Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang padat
ahli dan padat tekhnologi serta padat modal. Kompleksitas ini dikarenakan di
rumah sakit menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan dan pelatihan,
serta mencakup berbagai tindakan dan jenis disiplin ilmu. Agar rumah sakit
mampu melaksanakan fungsi yang demikian komplek, rumah sakit harus
mempunyai suatu ukuran yang menjamin peningkatan mutu disemua tingkatan.
Mutu pelayanan rumah sakit diawali dengan penelitian akreditasi
yang mengukur dan memecahkan masalah pada tingkat input dan proses.
Pada kegiatan ini rumah sakit harus melakukan berbagai standar dan prosedur
yang ditetapkan. Rumah Sakit dipacu untuk menilai diri sendiri (Self
Assesment) dan memberikan pelayanan sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan. Sebagai lanjutan untuk mengukur hasil kerjanya perlu ada alat ukur
yang lain yaitu instrumen mutu pelayanan rumah sakit yang menilai dan
memecahkan masalah pada hasil (out put). Tanpa mengukur hasil kinerja
rumah sakit tidak akan diketahui apakah input dan proses yang baik dapat
menghasilkan out put yang baik pula (Depkes RI, 2002).
Rumah sakit umum sebagai institusi pelayan kesehatan masyarakat
memiliki fungsi sosial yang lebih luas, dimana rumah sakit bukan hanya
berfungsi sebagai institusi yang berfungsi secara sosial yakni sebagai pelayan
publik yang multi komplek juga berfungsi secara ekonomi sebagai dampak dari
otonomi daerah. Hal ini diikuti dengan perubahan dalam manajemen rumah
sakit yang seharusnya mengarah pada kemandirian sistem pengelolaan
anggaran.
Kebijakan Anggaran Rumah Sakit Umum Daerah Kaur yang
merupakan satu satunya rumah sakit yang ada di Kabupaten Kaur telah
diberikan wewenang mengelola beberapa kegiatan baik yang dibiayai oleh
APBN Maupun APBD dengan sistem SKPD Murni.
BAB II
GAMBARAN UMUM RSUD KAUR

RSUD Kaur adalah rumah sakit milik Pemerintah Daerah Kabupaten Kaur,
dan merupakan pusat rujukan bagi masyarakat Kaur. RSUD Kaur
menyelenggarakan dan melaksanakan fungsi perumahsakitan melalui upaya-
upaya pelayanan kesehatan kuratif dan rehabilitatif yang terpadu dengan
pelaksanaan kegiatan kesehatan promotif dan preventif.
Sebagai Instansi Pemerintahan Rumah Sakit Umum Daerah Kaur yang
merupakan rumah sakit Kelas C selalu menjunjung tinggi mutu layanan,
Manajemen RSUD Kaur selalu berbenah diri untuk melengkapi sarana dan
prasarana pendukung pelayanan kesehatan agar pelayanan menjadi optimal dan
masyarakat sebagai pengguna jasa makin merasakan mutu layanan yang ada.
Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan di RSUD Kaur saat ini meliputi :
1. Jenis pelayanan yang ada di RSUD Kaur
a. Pelayanan Rawat Jalan terdiri 10 (sepuluh) Poliklinik yakni :
o Poliklinik Umum
o Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam
o Poliklinik Spesialis Anak
o Poliklinik Spesialis Bedah
o Poliklinik Spesialis Kebidanan dan Kandungan
o Poliklinik Gigi dan Mulut
b. Pelayanan Penunjang Medis, terdiri dari :
o Pelayanan Radiologi
o Pelayanan Radiognostik : USG dan EKG
o Pelayanan Laboraturium
o Pelayanan Farmasi
o Pelayanan Gizi
o Pelayanan Unit Tranfusi Darah (UTD)
o Pemeliharan Sarana Rumah Sakit
c. Pelayanan Unit Gawat Darurat 24 jam
d. Pelayanan Ambulance 24 jam
e. Pelayanan Rawat Inap, terdiri dari
o Rawat Inap Dewasa
o Rawat Inap Penyakit Bedah
o Rawat Inap Penyakit Anak
o Rawat Inap Perinatologi
o Rawat Inap Kebidanan dan Kandungan
o Rawat Inap VIP
o Ruang Perawatan Intensif Care Unit (ICU)
f. Pelayanan Kamar Operasi

2. Jumlah Tempat Tidur di RSUD Kaur :


gambaran jumlah tempat tidur pada RSUD Kaur dapat dilihat pada
tabel 2.4 berikut ini
Tabel 2.4
Jumlah Tempat Tidur pada RSUD-Kaur
Tahun 2016, 2017 & 2018
Jumlah Tempat Tidur
No Ruangan
2016 2017 2018
1. VIP 7 9 9
2. Kelas I 1 12 12
3. Kelas II 12 14 14
4. Kelas III 14 45 45
5. ICU 45 5 5
6. IGD 4 8 8
7. Kamar Bersalin 8 6 6
8. Ruang Operasi 6 6 6
9. Ruang Isolasi 6 2 2
10. Perinatal 2 8 8
Jumlah 105 115 115
Sumber Data : MR RSUD Kaur
BAB III
VISI DAN MISI RSUD KAUR

A. VISI
”Rumah Sakit Umum Daerah Kaur Meningkatkan Pelayanan Sesuai
Dengan Standar Operasional Prosedur Di Semua Bagian ”.

B. MISI
1. Meningkatkan mutu dan kualitas serta kuantitas sumber daya manusia
(SDM)
2. Meningkatkan nilai Akreditasi Rumah Sakit Umum Daerah Kaur
3. Menjadikan Rumah Sakit Umum Daerah Kaur sebagai Badan Layanan
Umum Daerah
4. Merencanakan, mempersiapkan dan menata sarana dan prasarana
medic penunjang dan perlatan medic yang memadai
5. Melakukan monitor dan evaluasi rutin berkesinambungan dengan tujuan
meningkatkan disiplin serta kualitas karyawan
6. Menjalin kerja sama dan menumbuhkan kepercyaan masyarakat akan
keberadaan Rumah Sakit Umum Daerah Kaur

C. MOTTO
”Senyum, Sapa, Salam, Sehat, Serius (5S)”
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI

Direktur RSUD Kaur

Panitia Farmasi & Terapi Kepala Instalasi Farmasi

Administrasi

Pelayananan Farmasi Klinik Mutu Farmasi


Farmasi

Pemilihan & Pengadaan Penyimpanan &


Perencanaan Distribusi
BAB V
URAIAN JABATAN

A. KEPALA INSTALASI FARMASI


1. Tanggung Jawab
a. Perencanaan, pengadaan, penerimaan penyimpanan pendistribusian
pelayanan/ peracikan obat dan material kesehatan
b. Pengawasan dan pengendalian dalam penerimaan, penyimpanan dan
penyaluran.
c. Pencatatan dan pelaporan obat dan atau material kesehatan, di setiap
penerimaan, penyimpanan serta penggunaan
d. Pemberian informasi kepada para dokter perihal obat-obatan yang
tersedia

2. Tugas pokok
a. Membuat rencana kerja tahunan Instalasi Farmasi
b. Menyususn perencanaan barang tahunan Instalasi Farmasi
c. Menyusun sistem operasional Instalasi Farmasi
d. Menyusun organisasi pelaksanaan tugas Instalasi Farmasi
e. Membuat tata laksana dan petunjuk teknis pelayanan di Instalasi
Farmasi
f. Melakukan penilaian penyelenggaraan pelayanan Instalasi Farmasi
Rumah Sakit
g. Membuat laporan berkala dan laporan khusus Instalasi Farmasi
h. Membuat daftar insentif bagi anggota Instalasi Farmasi
i. Membuat DP-3 staf Instalasi Farmasi
j. Menyusun informasi tentang obat dan hasil monitoring hasil obat

B. PELAYANANAN FARMASI
1. Perencanaan
a. Tanggung Jawab
1) Membuat rencana kebutuhan bekkes rumah sakit
2) Ketertiban administrasi penerimaan dan pengeluaran barang.
3) Pembuatan laporan.
b. Tugas Pokok
1) Merencanakan kebutuhan obat/alat setiap bulan dengan dasar
permintaan dari masing-masing bagian.
2) Melaksanakan administrasi ketersediaan obat / alat medis di
rumah sakit
3) Membuat laporan permintaan obat / alat medis habis pakai sesuai
ketentuan (termasuk laporan obat - obatan narkotika).
4) Selalu aktif memonitor agar obat / alat medis habis pakai di depo
farmasi tidak sampai kosong, apabila digudang matkes masih
tersedia.
5) Dalam melaksanakan tugas pokoknya, bertanggung jawab
kepada Kepala Instalasi Farmasi.
2. Pengadaan
a. Menyusun daftar pesanan sesuai perencanaan rumah sakit
b. Melakukan pemesanan bekkes
c. Mengadakan bekkes sesuai perencanaan.
3. Penerimaan
a. Menerima bekkes sesuai pesanan
b. Mengecek jumlah item pesananan bekkes sesuai fisik dan faktur
c. Mengecek tanggal kadaluwarsa bekkes sesuai fisik
4. Penyimpanan
a. Tanggung jawab
1) Penyimpanan dan keamanan obat / alat medis habis pakai.
2) Penerimaan obat / alat medis habis pakai dari unit pengadaan.
3) Pengeluaran obat / alat medis habis pakai sesuai dengan sistem
FIFO (First In First Out) atau yang waktu kadaluwarsanya dekat.
4) Pemantauan obat / alat medis habis pakai yang mempunyai waktu
kadaluwarsa.
5) Pelaporan obat / alat medis habis pakai yang menipis
persediaannya, ke unit pengadaan sesegera mungkin.
6) Pembuatan informasi obat - obatan yang tersedia setiap bulan.
7) Pelaporan persediaan obat / alat medis habis pakai per triwulan
dan per tahun
b. Tugas Pokok
1) Menerima, menyimpan, dan mengeluarkan obat /alat medis habis
pakai sesuai ketentuan yang berlaku.
2) Membuat informasi persediaan obat - obatan yang ada setiap
bulan.
3) Melaporkan ke unit pengadaan sesegera mungkin, apabila ada
obat / alat medis habis pakai yang sudah menipis persediaannya.
4) Melakukan koordinasi dengan sub unit distribusi dan unit
pengadaan agar tugas pokok dapat dilaksanakan dengan baik.
5) Datang dan pulang sesuai ketentuan yang berlaku di RSUD Kaur
5. Pendistribusian
a. Tanggung Jawab
1) Pengeluaran obat / alat medis habis pakai sesuai dengan sistem
FIFO (First In First Out) atau yang waktu kadaluwarsanya dekat.
2) Pemantauan obat / alat medis habis pakai yang mempunyai waktu
kadaluwarsa.
3) Pelaporan obat / alat medis habis pakai yang menipis
persediaannya, ke unit pengadaan sesegera mungkin.
4) Pembuatan informasi obat - obatan yang tersedia setiap bulan.
5) Pelaporan persediaan obat / alat medis habis pakai per triwulan
dan per tahun
b. Tugas Pokok
1) Mengeluarkan obat /alat medis habis pakai sesuai ketentuan yang
berlaku.
2) Membuat informasi persediaan obat - obatan yang ada setiap
bulan.
3) Melaporkan ke unit pengadaan sesegera mungkin, apabila ada
obat / alat medis habis pakai yang sudah menipis persediaannya.
4) Melakukan koordinasi dengan sub unit distribusi dan unit
pengadaan agar tugas pokok dapat dilaksanakan dengan baik.
5) Datang dan pulang sesuai ketentuan yang berlaku di RSUD Kaur

C. FARMASI KLINIK
1. Konseling obat kepada pasien/keluarga
2. Pelayanan informasi obat kepada dokter, perawat, pasien/keluarga, dll

D. MUTU FARMASI
Tujuan :
1. Mengawasi pelayanan farmasi sudah dilakukan secara rasional
2. Menjamin pelayanan farmasi sudah dilakukan secara rasional
3. Melindungi pasien/penderita dari kesalahan pengobatan
4. Meningkatkan kualitas hidup pasien
BAB VI
TATA HUBUNGAN KERJA

Maksud disusunnya tata hubungan kerja adalah sebagai acuan bagi unit
terkait dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. untuk meningkatkan
pemahaman dalam pengaturan hubungan kerja antara satu unit dengan unit
lainnya dalam bentuk koordinasi serta meningkatkan jejaring dan kinerja yang
didasarkan kejelasan dalam hubungan antar unit kerja di Instalasi Farmasi Rumah
Sakit
Kepala instalasi farmasi merupakan pimpinan tertinggi di instalasi farmasi
yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala Rumah sakit. Kepala instalasi
farmasi yang dibantu oleh administrasi farmasi membawahi langsung Pelayanan
Farmasi, Farmasi Klinik dan Mutu Farmasi.
BAB VII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

JABATAN FUNGSI KUALIFIKASI

Kepala Instalasi Farmasi Mengorganisi& Apoteker, S2


mengarahkan

Perbekalan Farmasi Mengkoordinir pelayanan Apoteker, Kursus


farmasi sesuai ruang
Mengendalikan fungsi lingkup
perencanaan,
penyimpanan, dan
pendistribusian
perbekalan farmasi

Farmasi Klinik Pelayanan informasi obat Apoteker, Tenaga


kepada dokter, perawat, Teknis Kefarmasian
pasien/keluarga

Mutu Farmasi Menjamin, mengawasi Apoteker, Tenaga


dan melindungi Teknis Kefarmasian
pasien/penderita dari
kesalahan pengobatan.

Tenaga Teknis Melaksanakan Tugas Sarjana Farmasi,


Kefarmasian tertentu D3 Farmasi
BAB VIII
PENUTUP

Pedoman Teknis Pengorganisasian instalasi farmasi ini disusun dengan


harapan dapat memberikan kesamaan pemahamam bobot kerja di masing-masing
sub unit.
Penetapan pengorganisasian ini diharapkan dapat menjamin dan
meningkatkan profesionalisme. Tentu saja penetapan persyaratan jabatan
merupakan hal yang dinamis, yang perlu terus disesuaikan dengan kebutuhan dan
perkembangan organisasi. Namun yang terpenting adalah komitmen yang tinggi
dari berbagai pihak berwenang dalam penerapan pelaksanaannya yang
transparan, jujur dan berkeadilan..

Anda mungkin juga menyukai