SKRIPSI
DAMAYANTI
2213023
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini yang berjudul
“Hubungan Motivasi Kerja Perawat Dengan Status Akreditasi Puskesmas Di
Puskesmas Kabupaten Bantul”.
Penelitian ini telah dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan bantuan
berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebukan satu persatu, dan pada
kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan
setulus-tulusnya kepada :
1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
2. Tetra Saktika Adinugraha, M.Kep., Sp.Kep., MB selaku Ketua Program
Studi Ilmu Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
3. Deby Zulkarnain Rahadian Syah, S.Kep., Ns., MMR selaku dosen
Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan dan
masukan kepada penulis dalam penyusunan skripsi.
4. Rahayu Iskandar S.Kep., Ns., M.Kep sebagai dosen penguji usulan
penelitian yang telah banyak memberikan masukan pada skripsi ini.
5. Seluruh Dosen & Karyawan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal
Achmad Yani Yogyakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan.
6. Kepala Puskesmas Jetis I, Puskesmas Pundong, Puskesmas Pleret,
Puskesmas Pajangan Kabupaten Bantul yang telah memberikan
kesempatan untuk melakukan penelitian ini.
7. Responden yang telah membantu dan berpartisipasi dalam penelitian ini.
8. Bapak, Ibu, Kakak, dan seluruh keluarga yang telah memberikan
limpahan cinta, do’a dan semangat kepada penulis.
9. Semua sahabatku tercinta di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal
Achmad Yani Yogyakarta yang telah memberikan do’a, dorongan, dan
motivasi hingga terselesaikannya skripsi ini.
iv
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya,
atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan penulis
semoga skripsi ini bermanfaat bagi banyak pihak.
(Damayanti)
v
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ……………………..………………………………….. i
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………… ii
HALAMAN PERNYATAAN ……………………………………………… iii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. iv
DAFTAR ISI ………………………………………………………………… vi
DAFTAR TABEL …………………………………………………………… vii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………... viii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………… ix
INTISARI ……………………………………………………………………. x
ABSTRACT ………………………………………………………………….. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………….. 4
C. Tujuan Penelitian ………………………………………………... 4
D. Manfaat Penelitian ………………………………………………. 4
E. Keaslian Penelitian ………………………………………………. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Motivasi Kerja .…………………………………………………… 8
B. Puskesmas …....…………………………………………………... 17
C. Akreditasi Puskesmas ……………………………………………. 21
D. Kerangka Teori …………….…………………………………….. 25
E. Kerangka Konsep ………………………………………………… 26
F. Hipotesis …………………………………………………………. 26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian .………………………………… 27
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ….…………………………………. 27
C. Populasi dan Sampel …………………………………………….. 28
D. Variabel Penelitian ……………………………………………… 29
E. Definisi Operasional …………………………………………….. 30
F. Alat dan Metode Pengumpulan Data …………………………… 30
G. Validitas dan Reliabilitas ………………………………………… 32
H. Metode Pengolahan Data dan Analisa Data ……………………… 34
I. Etika Penelitian ………………………………………………….. 37
J. Pelaksanaan Penelitian …………………………………………… 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Hasil Penelitian ………………………………………………….. 41
B. Pembahasan ……………………………………………………… 52
C. Keterbatasan Penelitian ………………………………………….. 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .…………………………………………………….. 59
B. Saran .…………………………………………………………….. 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Hal
vii
DAFTAR GAMBAR
Hal
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS
AKREDITASI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
(PUSKESMAS) DI PUSKESMAS
KABUPATEN BANTUL
INTISARI
Latar Belakang: Pelayanan kesehatan menjadi hal yang penting dalam suatu
organisasi kesehatan, peningkatan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan
pelayanan kesehatan mendorong setiap organisasi untuk sadar dalam memberikan
pelayanan kepada pengguna jasa pelayanan kesehatan. Menghadapi era globalisasi
saat ini Puskesmas perlu dilakukan mekanisme akreditasi yang wajib secara
berkala paling sedikit tiga tahun sekali untuk peningkatan pelayanan kesehatan.
Suatu pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh motivasi kerja perawat yang
baik akan memberikan kinerja yang baik. Suatu kinerja yang akan berdampak
pada peningkatan pelayanan sehingga dapat mempengaruhi peningkatan akreditasi
Puskesmas.
Tujuan Penelitian: mengetahui hubungan motivasi kerja perawat dengan status
akreditasi Puskesmas.
Metode Penelitian: Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan cross-sectional.
Sampel tempat penelitian dengan teknik purposive sampling yaitu Puskesmas
Jetis I, Puskesmas Pleret, Puskesmas Pondong, dan Puskesmas Pajangan. Sampel
responden dengan teknik total sampling yaitu seluruh perawat di Puskesmas
dengan jumlah 34 perawat.instrumen penelitian ini adalah kuesioner motivasi
kerja perawat. Hasil penelitian dianalisis dengan uji somers’d.
Hasil Penelitian: Motivasi kerja perawat mayoritas pada kategori baik sebanyak
10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik. Hasil uji Somers’d
diperoleh p-value=(0,399)>0,05 yang artinya bahwa tidak ada hubungan motivasi
kerja perawat dengan status akreditasi Puskesmas.
Kesimpulan: tidak terdapat hubungan antara motivasi kerja perawat dengan
status akreditasi Puskesmas di Puskesmas Kabupaten Bantul.
_______________________
1Mahasiswa Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
2Dosen Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
x
THE CORRELATION BETWEEN WORKING MOTIVATION OF
NURSES AND ACCREDITATION STATUS OF COMMUNITY
HEALTH CENTER OF BANTUL
ABSTRACT
Background : Health service becomes essential in a health organization. The
higher awareness of society about health and health service encourages each
organization to be more concerned in providing service to the health service users.
The current globalization era urges community health center to implement
periodic and compulsory accreditation mechanism at least once in every 3 years to
realize health service enhancement. Health service is primarily influenced by
positive working motivation of nurses which leads to proper performance. A
performance will be influential to health service improvement which is an aspect
of accreditation status improvement of a community health center.
Objective : To identify The Correlation between Working Motivation of Nurdes
and Accreditation Status of Community Health Center.
Method : This was a quantitative study with cross sectional design. Samples of
study location were selected through purposive sampling technique such as Jetis I,
Pleret, Pundong, and Pajangan community health center. Samples of respondents
were selected through total sampling technique which were all nurses in
community health center as many as 34 nurses. Instruments in this study were
questionnairres about working motivation of nurses. The result of the study was
analyzed with Somers'd test.
Result : Working motivation of nurses was mostly in positive category as many
as 10 nurses (29,4%) with good accreditation status of community health center.
The result of Somers'd test figured out p value of 0,399 > 0,05 which indicated
that there was no correlation between working motivation of nurses and
accreditation status of community health center.
Conclusion : There was no correlation between working motivation of nurses and
accreditation status of community health center of Bantul.
_______________________
1A student of S1 Nursing Study Program in Jenderal Achmad Yani School of
Health Science of Yogyakarta
2A counseling lecturer of S1 Nursing Study Program in Jenderal Achmad Yani
School of Health Science of Yogyakarta
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
rawat inap RSUD Pasar Rebo”, terdapat hubungan yang bermakna antara motivasi
intrinsik perawat pelaksana dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan
keperawatan diruang rawat inap RSUD Pasar Rebo dengan nilai ρ = 0.043, dan
terdapat hubungan yang bermakna antara motivasi ekstrinsik perawat pelaksana
dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan diruang rawat inap
RSUD Pasar Rebo dengan nilai ρ = 0.007. Sedangkan menurut penelitian
Setiyaningsih, Y, dkk. (2013) dengan judul “Hubungan motivasi dengan kinerja
perawat di ruang rawat inap RSUD Ungaran”, terdapat hubungan antara motivasi
dengan kinerja perawat pelaksana (ρ = 0,000).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Dinas Kesehatan
Kabupaten Bantul pada tanggal 16 Desember 2016, didapatkan data bahwa
terdapat 12 Puskesmas yang sudah terakreditasi dari 27 Puskesmas yang ada di
Kabupaten Bantul. Pada Akreditasi Dasar terdapat 2 Puskesmas yaitu Puskesmas
Jetis I dan Puskesmas Jetis II. Akreditasi Madya terdapat 6 Puskesmas, yaitu
Puskesmas Srandakan, Puskesmas Sanden, Puskesmas Pundong, Puskesmas
Bantul I, Puskesmas Imogiri I, Puskesmas Bambanglipuro. Akreditasi Utama
terdapat 3 Puskesmas, yaitu Puskesmas Piyungan, Puskesmas Pleret, Puskesmas
Banguntapan, sedangkan untuk Akreditasi Paripurna yaitu Puskesmas Pajangan.
Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan disalah satu Puskesmas yang
sudah terakreditasi Madya yaitu Puskesmas Bambanglipuro pada tanggal 19
Januari 2017, terlihat perbedaan dalam pelayanan yang diberikan kepada pasien
dan juga didapatkan hasil wawancara dengan 3 perawat di Puskesmas
Bambanglipuro mengenai motivasi kerja perawat. Dari tiga perawat
mengungkapkan bahwa mereka belum ada peningkatan yang signifikan mengenai
motivasi kerja setelah Akreditasi, mengenai pekerjaan menurut 3 perawat,
pekerjaan menjadi lebih banyak, dan juga mereka mengungkapkan bahwa mereka
merasa kejenuhan dalam pekerjaan, selain itu mereka mengungkapkan pimpinan
yang jarang ditempat untuk memotivasi mereka.
Dari hasil data di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
“Hubungan Motivasi Kerja Perawat Dengan Status Akreditasi Puskesmas Di
Puskesmas Kabupaten Bantul”
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah penelitian ini adalah
“Adakah Hubungan Motivasi Kerja Perawat Dengan Status Akreditasi Puskesmas
Di Puskesmas Kabupaten Bantul?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahui hubungan motivasi kerja perawat dengan Akreditasi
Puskesmas Dasar, Madya, Utama, Paripurna di Puskesmas Jetis I, Puskesmas
Pundong, Puskesmas Pleret, dan Puskesmas Pajangan Kabupaten Bantul.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui gambaran motivasi kerja perawat di Puskesmas Jetis I
b. Diketahui gambaran motivasi kerja perawat di Puskesmas Pundong
c. Diketahui gambaran motivasi kerja perawat di Puskesmas Pleret
d. Diketahui gambaran motivasi kerja perawat di Puskesmas Pajangan
e. Diketahui keeratan hubungan motivasi kerja perawat dengan Status
Akreditasi Puskesmas di Puskesmas Jetis I, Puskesmas Pundong,
Puskesmas Pleret dan Puskesmas Pajangan
D. Manfaat Penelitian
E. Keaslian Penelitian
1. Mira, B, dkk (2014) dengan judul “Hubungan motivasi perawat dengan
pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap
RSUD Pasar Rebo”. Tujuan untuk melihat hubungan motivasi perawat
pelaksana dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan
diruang rawat inap RSUD Pasar Rebo. Penelitian ini menggunakan desain
observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam
penelitian adalah perawat pelaksana yang bertugas diruang rawat inap RSUD
Pasar Rebo yang meliputi 4 ruang rawat inap dengan 80 perawat pelaksana
sebagai responden, dengan tekhnik pengambilan sampel proportional random
sampling. Data dikumpulkan melalui studi dokumentasi yang ditulis oleh
responden dengan cara menilai aspek pengkajian, diagnosa, perencanaan,
tindakan, evaluasi, dan catatan asuhan keperawatan. Hasil uji statistik bivariat
chi-square menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara motivasi
dengan pendokumentasian (ρ =0.004). Terdapat hubungan yang bermakna
antara motivasi intrinsik perawat pelaksana dengan pelaksanaan
pendokumentasian asuhan keperawatan diruang rawat inap RSUD Pasar Rebo
dengan nilai ρ = 0.043, dan terdapat hubungan yang bermakna antara
motivasi ekstrinsik perawat pelaksana dengan pelaksanaan pendokumentasian
asuhan keperawatan diruang rawat inap RSUD Pasar Rebo dengan nilai ρ =
0.007. Persamaan penelitian ini adalah variabel bebas yaitu motivasi kerja
perawat. Perbedaan dengan penelitian ini adalah uji statistiknya yaitu
menggunakan Sommer’s, sampel menggunakan total sampling, tempat, waktu
dan responden.
2. Zenah, S, N (2014) dengan judul “Hubungan pemberian insentif dengan
motivasi kerja perawat ruang rawat inap kelas III RSUD Inche Abdul Moeis
Samarinda”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
insentif dengan motivasi kerja perawat ruang rawat inap kelas III RSUP I.A
Moeis Samarinda. Metode penelitian ini adalah assosiatif atau penelitian untuk
mengetahui hubungan dua variabel atau lebih. Populasi yang diambil dalam
penelitian ini menggunakan metode sensus dengan mengambil data dari
6
keseluruhan perawat ruang rawat inap kelas III ruang Karang Asam yang
berjumlah 31 orang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu
penelitian kepustaka dan penelitian lapangan. Alat pengukur data
menggunakan skala likert. Analisis data yang digunakan adalah korelasi
koefisien Rank Sperman (ϓs). Kesimpulan berdasarkan analisis data dan
pengujian hipotesis diketahui bahwa kedua variabel yaitu insentif (X) dan
motivasi kerja (Y) memperoleh nilai empiris 0,981 sedangkanharga ϓs tabel
untuk jumlah responden 31 adalah sebesar 0,356 dengan tingkat signifikasi
0,05 (test dua sisi). Sehingga terlihat bahwa harga empiris lebih besardari pada
harga ϓs tabel yakni 0,981 > 0,356 maka Ha diterima dan Ho ditolak,artinya
terdapat hubungan positif antara pemberian insentif dengan motivasikerja
perawat ruang rawat inap kelas III RSUD I.A Moeis Samarinda. Persamaan
penelitian ini adalah variabel terikat yaitu motivasi kerja perawat, metode
yaitu pendekatan kuantitatif, pengambilan data menggunakan kuesioner.
Perbedaan dengan penelitian saya adalah uji statistiknya yaitu menggunakan
Sommer’s, tempat, waktu dan responden.
3. Setiyaningsih, Y, dkk. (2013) dengan judul “Hubungan motivasi dengan
kinerja perawat di ruang rawat inap RSUD Ungaran”. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan motivasi kerja perawat terdahap kinerja
perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran dan mengidentifikasi
karakteristik perawat di RSUD Ungaran (umur, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, dan lamanya bekerja). Desain penelitian ini menggunakan cross
sectional, jumlah sampel 66 responden dengan teknik total sampling.
Instrumen penelitian ini berupa kuesioner dan lembar checklist. Prosedur
pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dari prosedur administratif dan
prosedur teknis. Hasil analisa univariat menunjukkan karakteristik perawat
pelaksana di ruang rawat inap RSUD Ungaran paling banyak meliputi usia ≥
32 tahun 40 orang (60,6%), berjenis kelamin perempuan 55 orang (83,3%),
berpendidikan D3 Keperawatan 63 orang (95,5%) dengan lamanya bekerja ≥ 5
tahun 38 orang (57,6%), untuk motivasi perawat yang dipersepsikan oleh
perawat (61%) mempersepsikan baik dan kinerja perawat pelaksana (43,9%)
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada empat Puskesmas terakreditasi di
Kabupaten Bantul. Empat Puskesmas tersebut antara lain yaitu, Puskesmas
Jetis I, Puskesmas Pundong, Puskesmas Pleret, dan Puskesmas Pajangan.
a. Puskesmas Jetis I
Kecamatan Jetis merupakan salah satu dari 17 Kecamatan yang ada
di Kabupaten Bantul. Kecamatan Jetis terdiri dari 4 Desa yaitu Patalan,
Canden, Sumberagung dan Trimulyo. Puskesmas Jetis I terletak di Desa
Trimulyo dengan wilayah kerja 2 desa yaitu Desa Sumberagung dan Desa
Trimulyo. Puskesmas Jetis I Bantul memiliki pelayanan rawat jalan, rawat
inap dan pelayanan rawat darurat 24 jam. Pelayanan rawat inap
Puskesmas Jetis I sejak bulan November 2007 sudah mulai
dioperasionalkan, sedangkan kegiatan Yandu dilaksanakan oleh kader
yandu masing-masing dan pemantauannya diserahkan oleh petugas
masing-masing.Kegiatan di Puskesmas Jetis I Bantul antara lain :
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Upaya Peningkatan Gizi, Promosi
Kesehatan, Imunisasi, Kesehatan Lingkungan, Upaya Pengobatan,
Pemberantasan Penyakit Menular, Laboratorium Penunjang, Kegiatan
Perawatan Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Sekolah (UKS).
Di Puskesmas Jetis I setiap satu tahun sekali melakukan evaluasi
seluruh karyawan termasuk dengan perawatnya. Salah satunya evaluasi
tentang kinerja, pelayanan yang telah diberikan oleh seluruh pasien
maupun tentang motivasi yang dapat mendorong seluruh karyawan di
Puskesmas untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik untuk
pasiennya.Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Jetis I Bantul dengan
jumlah perawat 7 orang yang sudah menjadi pegawai tetap di Puskesmas
Jetis I bantul.
42
43
b. Puskesmas Pundong
Puskesmas Pundong dengan wilayah kerja Kecamatan Pundong
yang memiliki luaswilayah 2.368,2 Ha meliputi 3 desa, yaitu : Desa
Srihardono terdiri dari 17 dusun, Desa Panjangrejo terdiri dari 16 dusun,
dan Desa Seloharjo terdiri dari 16 dusun. Puskesmas Pundong secara
adminitratif tercatat di Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul sebagai
Puskesmas rawat inap dengan 10 tempat tidur. Bangunan rawat inap
sudah selesai dibangun pada bulan April 2006. Akan tetapi baru sejak
Februari 2009 Puskesmas Pundong memulai pelayanan rawat inap dengan
pelayanan 24 jam.
Hasil wawancara dengan Kepala Tata Usaha di Puskesmas
Pundong, setiap satu tahun sekali dilakukan evaluasi terhadap karyawan,
termasuk evaluasi tentang motivasi kerja perawat untuk peningkatan
kinerjanya. Jumlah perawat di Puskesmas Pundong yaitu 9 perawat.
c. Puskesmas Pleret
Puskesmas Pleret terletak di Kecamatan Pleret, kurang lebih 10km
sebelah timur laut Kota Kabupaten Bantul.Wilayahkecamatan
Pleretmerupakan daerah 1/3 dataran tinggi dan 2/3 dataran rendah.
Program kegiatan pembangunan kesehatan Puskesmas Pleret mengacu
pada pedoman pelayanan dasar Puskesmas. Program pokok Puskesmas
antara lain : Upaya KIA, Upaya Pengobatan, Upaya Perbaikan Gzi
Masyarakat, Upaya Kesehatan Lingkungan, Upaya Pencegahan penyakit
menular, Upaya Promosi Kesehatan.
Hasil wawancara dengan Kepala Tata Usaha di Puskesmas Pleret,
pada bulan Mei 2017 Puskesmas Pleret terpilih menjadi salah satu
Puskesmas berprestasi karena memenuhi indikator-indikator yang diatur
dalam Peraturan Menteri Kesehatan dan juga pertimbangan lain seperti
adanya pemberdayaan masyarakat, pro-aktifnya masyarakat, dan juga
semangat kerjanya seluruh karyawan termasuk dengan perawatnya. Di
Puskesmas Pleret terdapat 10 perawat tetap.
44
d. Puskesmas Pajangan
Puskesmas Pajangan terletak di Jl.Pajangan Jetis Sendangsasri
Pajangan Kabupaten Bantul. Puskesmas Pajangan menjadi salah satu
lokasi pada kunjungan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (EKPPD) oleh Kemendagri di Kabupaten pada tanggal 23-24
Januari 2017. Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Pajangan meliputi
Pendaftaran, Pemeriksaan Umum, Gigi, KIA, dan Farmasi. Sebagai acuan
kerja karyawan dan pemeliharaan sistem dengan 5S (Senyum, Salam,
Sapa, Sopan, Santun) dan 5R (Rapih, Resik, Ringkes, Rawat, Rajin).
Jumlah perawat yang ada di Puskesmas Pajangan yaitu 8 perawat.
Usia
22-30 tahun 1 14,3
31-39 tahun 4 57,1
40-48 tahun 1 14,3
49-58 tahun 1 14,3
Total 7 100,0
Jenis Kelamin
Perempuan 7 100,0
Total 7 100,0
Pendidikan Terakhir
DIII Keperawatan 7 100,0
Total 7 100,0
Lama Kerja
45
Total 7 100,0
Usia
22-30 tahun 2 22,2
31-39 tahun 4 44,4
40-48 tahun 2 22,2
49-58 tahun 1 11,1
Total 9 100,0
Jenis Kelamin
Laki-laki 5 55,6
Perempuan 4 44,4
Total 9 100,0
Pendidikan Terakhir
DIII Keperawatan 8 88,9
Nurse 1 11,1
Total 9 100,0
Lama Kerja
< 5 tahun 2 22,2
46
Total 9 100,0
3) Puskesmas Pleret
Dari hasil penelitian, diperoleh karakteristik perawat di
Puskesmas Jetis I Bantul ditampilkan dalam tabel 3.6.
Tabel 3.6Distribusi Frekuensi Karakteristik Perawat di
Puskesmas Pleret(n=10)
Karakteristik Perawat Frekuensi (n) Persentase (%)
Usia
22-30 tahun 4 40,0
31-39 tahun 6 60,0
Total 10 100,0
Jenis Kelamin
Laki-laki 4 40,0
Perempuan 6 60,0
Total 10 100,0
Pendidikan Terakhir
DIII Keperawatan 10 100,0
Total 10 100,0
Lama Kerja
5-10 tahun 10 100,0
Total 10 100,0
47
Usia
22-30 tahun 2 25,0
40-48 tahun 4 50,0
49-58 2 25,0
Total 8 100,0
Jenis Kelamin
Laki-laki 2 25,0
Perempuan 6 75,0
Total 8 100,0
Pendidikan Terakhir
DIII Keperawatan 8 100,0
Total 8 100,0
Lama Kerja
5-10 tahun 2 25,0
6 75,0
>10 tahun
Total 8 100,0
Baik 4 57,1
Cukup 3 42,9
Total 7 100,0
Baik 5 55,6
Cukup 4 44,4
Total 9 100,0
Baik 10 100,0
Total 10 100,0
Baik 5 62,5
Cukup 3 37,5
Total 8 100,0
N % N % N %
Usia
6 17,6 3 8,8 9 26,5
22-30 tahun 11 32,4 3 8,8 14 41,2
6 17,6 1 2,9 7 20,6
31-39 tahun
1 2,9 3 8,8 4 11,8
40-48 tahun
49-58 tahun
Total 24 70,6 10 29,4 34 100,0
Jenis kelamin
9 26,5 2 5,9 11 32,4
Laki-laki 15 44,1 8 23,5 23 67,6
Perempuan
51
Pendidikan terakhir
23 67,6 10 29,4 33 97,1
DIII Kep 1 2,9 0 0 1 2,9
Nurse
Lama kerja
3 8,8 1 2,9 4 11,8
<5 tahun 14 41,2 4 11,8 18 52,9
7 20,6 5 14,7 12 35,3
5-10 tahun
>10 tahun
Usia
1 2,9 2 5,9 4 11,8 2 5,9 9 26,5
22-30 tahun 4 11,8 4 11,8 6 17,6 0 0 14 41,2
1 2,9 2 5,9 0 0 4 11,8 7 20,6
31-39 tahun
1 2,9 1 2,9 0 0 2 5,9 4 11,8
40-48 tahun
49-58 tahun
Total 7 20,6 9 26,5 10 29,4 8 23,5 34 100,0
Jenis kelamin
0 0 5 14,7 4 11,8 2 5,9 11 32,4
Laki-laki 7 20,6 4 11,8 6 17,6 6 17,6 23 67,6
Perempuan
Pendidikan terakhir
7 20,6 8 23,5 10 29,4 8 23,5 33 97,1
DIII Kep 0 0 1 11,1 0 0 0 0 1 2,9
Nurse
Lama kerja
2 5,9 2 5,9 0 0 0 0 4 11,8
<5 tahun 2 5,9 4 11,8 10 29,4 2 5,9 18 52,9
3 8,8 3 8,8 0 0 6 17,6 12 35,3
5-10 tahun
>10 tahun
N % N % N % N % N %
Pajangan 1 25 0 0 0 0 0 0 1 25
Pleret 0 0 1 25 0 0 0 0 1 25
Pundong 0 0 0 0 1 25 0 0 1 25
Jetis I 0 0 0 0 0 0 1 25 1 25
Total 1 25 1 25 1 25 1 25 4 100,0
N % N % N % N % N %
B. Pembahasan
1. Karakteristik responden penelitian
Dalam kategori usia, pada penelitian ini menunjukkan hasil bahwa usia
sebagian besar perawat pada rentang 31-39 tahun yaitu sebanyak 6 perawat
55
(17,6%) dengan kategori motivasi baik. Pada penelitian Susanti (2013) tentang
karakteristik perawat dengan motivasi perawat, mengatakan bahwa semakin
bertambahnya usia seseorang maka akan mempengaruhi motivasi seorang
individu, tetapi usia tidak menjamin motivasi seseorang menjadi baik dan
cukup atau tinggi dan rendah, semua tergantung pada individu masing-masing.
Hal ini sejalan dengan penelitian Wibowo H (2011) dalam Titis (2014) bahwa
usia pada rentang 31-39 tahun mempunyai motivasi yang tinggi karena alasan
pada kematangan dan pengalaman kerja.
Dalam kategori jenis kelamin pada penelitian ini menunjukkan hasil
bahwa sebagian besar perawat adalah perempuan sebanyak 6 perawat (17,6%)
dengan kategori motivasi baik. Jenis kelamin sangat mempengaruhi motivasi
kerja terhadap keberhasilan kerja, pada pekerjaan yang pada umumnya lebih
baik dikerjakan oleh laki-laki akan tetapi pemberian keterampilan yang cukup
memadai pada perempuan pun mendapatkan hasil pekerjaan yang cukup
memuaskan, hal positif dalam motivasi kerja perempuan mempengaruhi
ketaatan dan kepatuhan dalam bekerja (Smet, 2004 dalam Nurniningsih,
2012). Menurut Sukwan (2009) dalam Titis (2014) bahwa pada otak
perempuan lebih besar dari pada otak laki-laki sehingga perempuan mampu
mengingat lebih banyak, semakin banyak tindakan yang diingat pada
pendokumentasian keperawatan, maka semakin baik pula motivasi dalam
pekerjaannya. Hal ini sejalan dengan penelitian Susanti (2013) tentang
karakteristik perawat dengan motivasi kerja perawat menunjukkan hasil
penelitian bahwa responden menurut jenis kelamin lebih banyak pada
perempuan yaitu sebanyak 19 perawat (61,3%) dengan kategori motivasi
tinggi dari 31 perawat perempuan.
Tingkat pendidikan yang cukup akan memberikan kontribusi terhadap
motivasi sehingga berpengaruh terhadap praktik keperawatan. Tingkat
pendidikan seorang perawat akan mempengaruhi dasar pemikiran dibalik
penetapan standar keperawatan (Smet, 2004 dalam Nurniningsih, 2012).
Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa jumlah perawat dengan
pendidikan DIII Keperawatan yaitu 10 perawat (29,5%) dengan kategori
56
motivasi baik. Hal ini disebabkan karena jumlah perawat dengan latar
belakang pendidikan DIII Keperawatan lebih banyak dibandingkan dengan
pendidikan sarjana seperti diperlihatkan pada tabel 3.12. Meskipun tingkat
pendidikan DIII Keperawatan, namun dalam hal motivasi kerja terbukti lebih
baik. Berarti tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan motivasi
kerja perawat. Hal ini sejalan dengan penelitian Aswat (2010) mengenai
faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi kerja perawat, dengan hasil
penelitian responden dengan pendidikan DIII Keperawatan yaitu sejumlah 46
perawat (50,5%) dari 91 perawat dengan kategori motivasi tinggi.
Dalam penelitian ini kategori lama kerja menunjukkan hasil bahwa
sebagian besar perawat lama kerja pada rentang 5-10 tahun yaitu sebanyak 10
perawat (29,5%) dalam kategori motivasi baik. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar responden masih mempunyai kesempatan untuk meningkatkan
motivasi kerjanya yang akan berpengaruh dalam perkembangan kerja
keperawatannya mengingat masih panjangnya masa kerja sebelum mencapai
usia pensiun. Menurut Robbins (2008) dalam Nurimi (2010) orang-orang yang
telah lama bekerja dalam suatu pekerjaan akan lebih meningkat motivasinya
yang akan berpengaruh dalam produktivitasnya dibandingkan mereka yang
belum lama dalam bekerja.
C. Keterbatasan Penelitian
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Motivasi kerja perawat di Puskesmas Jetis 1 sebagian besar dalam kategori
baik yaitu sebanyak 4 perawat (57,1%) dari 7 perawat.
2. Motivasi kerja perawat di Puskesmas Pundong sebagian besar dalam kategori
baik yaitu sebanyak 5 perawat (55,6%) dari 9 perawat.
3. Motivasi kerja perawat di Puskesmas Pleret semua dalam kategori baik yaitu
sebanyak 10 perawat (100%).
4. Motivasi kerja perawat di Puskesmas Pajangan sebagian besar dalam kategori
baik yaitu sebanyak 5 perawat (62,5%) dari 8 perawat.
5. Tidak terdapat hubungan antara motivasi kerja perawat di Puskesmas dengan
status akreditasi Puskesmas di Kabupaten Bantul Yogyakarta.
B. Saran
62
DAFTAR PUSTAKA
Kallo, V., Mulyadi., Kasim, Y. (2017), Hubungan motivasi & supervisi dengan
kepatuhan perawat dalam penggunaan alat pelindung diri (APD) pada
penanganan pasien gangguan muskuloskeletal di IGD RSUP Prof Dr. R. D.
Kandou Manado. e-journal Keperawatan, 5(1). Diakses tanggal 24 Agustus
2017.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014), Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat. Jakarta.
Puskesmas jetis 1 (2017), Gambaran umum Puskesmas Jetis 1 2017. Diakses dari
puskesmas.bantulkab.go.id/jetis1.
Triwibowo, C. (2012), Perizinan dan akreditasi rumah sakit sebuah kajian hukum
kesehatan, Yogyakarta: Nuha Medika.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,899 25
Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
item_1 69,90 63,042 ,153 ,909
item_2 69,50 60,579 ,762 ,890
item_3 70,00 64,526 ,255 ,899
item_4 69,55 60,261 ,433 ,897
item_5 69,40 61,726 ,695 ,892
item_6 68,60 60,463 ,725 ,891