: Pendidikan Dokter
2. Status Akreditasi
:A
Alamat
Telepon Kantor
: 0411-586010
Telepon Selular
: 08152541665
Fax
: 0411-586297
: budu062011@yahoo.com
Alamat website
: med.unhas.ac.id
Mengetahui
Dekan Fakultas
DAFTAR ISI
RINGKASAN EKSEKUTIF
Seiring dengan globalisasi dan meningkatnya pola pikir masyarakat tentang
kesehatan, maka tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih
berkualitas merupakan hal yang tidak bisa lagi dihindari. Hal ini mendorong Fakultas
Kedokteran untuk terus menerus melakukan inovasi dalam dunia pendidikan kedokteran
agar menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang memadai. Perubahan kurikulum
yang dilakukan selanjutnya diimplementasikan dengan megubah sistem pengajaran dari
Teacher centered menjadi student centered . Perubahan dalam kurikulum tentunya
akan membutuhkan perubahan dalam sistem assessmentnya. Sistem assessment memiliki
peran yang sangat penting dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Assessment juga
dipandang penting oleh AIPKI dan KB UKDI. Sistem ujian nasional yang dikembangkan saat
ini mencakup ujian CBT dan OSCE yang merupakan prasyarat yang harus dilalui oleh lulusan
dokter sebelum mengikuti fase internship. Berdasarkan uraian di atas, maka pengembangan
kapasitas yang dipandang penting untuk dilakukan merupakan upaya untuk mengembangan
sistem assessment program studi pendidikan dokter FKUH. Sistem assessment yang
dikembangkan akan mencakup empat area yaitu kognitif, psikomotor, critical thinking, dan
afektif (behavior).
Program pengembangan kapasitas ini dilaksanakan dalam tiga sub aktivitas, yaitu:
1. Lokakarya Need Assessment Pengembangan Sistem Evaluasi Program Studi Pendidikan Dokter
2. Out House Training bagi pengembangan MCQ-CBT, OSCE, SOOCA, dan Profesionalisme, dan
3. Lokakarya Penyusunan Panduan Assessment MCQ-CBT, OSCE, SOOCA, dan Profesionalisme.
Ketiga sub aktivitas tersebut di atas dirancang secara berkesinambungan untuk mencapai
tujuan dihasilkannya Panduan Implementasi Assessment untuk empat area secara
komprehensif untuk menunjang terlaksananya sistem assessment yang valid dan reliable
yang akan mendorong pencapaian tujuan pembelajaran program studi.
Adapun Sub Aktivitas yang telah terlaksana sampai akhir bulan oktober sebanyak dua
kegiatan yaitu :
1. Sub Aktivitas 1 : Lokakarya"Need Assessment" Pengembangan Sistem Evaluasi Program
Studi Pendidikan Dokter yang dilaksanakan 2 hari (21 - 22 September 2013) bertempat di
Hotel Swiss Belinn Makassar, dengan realisasi anggaran sebesar Rp 40.200.000,00
2. Sub Aktivitas 2 : Out House Training bagi pengembangan MCQ-CBT, OSCE, SOOCA,
dan Profesionalisme. Kegiatan ini dilaksanakan dalam Bentuk Benchmarking ke Fakultas
Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 7 -8
Oktober 2013, dengan realisasi anggaran sebesar Rp 100.875.900,00
Hasil dari kegiatan Lokakarya Need Assessment dan Out House Training FK UNPAD ini yang
akan menjadi dasar dalam pelaksanaan sub aktivitas 3 yaitu proses penyusunan panduan
assessment program studi.
3
BAB I
PENDAHULUAN
Seiring dengan globalisasi dan meningkatnya pola pikir masyarakat tentang
kesehatan, maka tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih
berkualitas merupakan hal yang tidak bisa lagi dihindari. Hal ini mendorong Fakultas
Kedokteran untuk terus menerus melakukan inovasi dalam dunia pendidikan kedokteran
agar menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang memadai. Seiring dengan hal
tersebut, Departemen Pendidikan Nasional mencanangkan Paradigma Baru Pendidikan
Tinggi dengan meningkatkan relevansi, akuntabilitas, manajemen internal serta secara terus
menerus melakukan assessment dan monitoring terhadap pelaksanaan pendidikan. Atas
dasar inilah maka Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin diawal tahun 2002
melakukan perubahan terhadap kurikulumnya. Inovasi kurikulum tersebut dilakukan dengan
mengacu pada SKDI yang merupakan acuan untuk pendidikan kedokteran saat ini. Dengan
demikian mutu lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin memiliki kompetensi
sesuai yang ditetapkan.
Perubahan kurikulum yang dilakukan selanjutnya diimplementasikan dengan
megubah sistem pengajaran dari Teacher centered menjadi student centered . Sistem
perkuliahan dirubah dengan menyajikan perkuliahan dari berbasis departemen menjadi
berbasis sistem sehingga penyajian materi perkuliahan menjadi lebih efektif dan efisien.
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan sistem blok, di mana satu semester
dilaksanakan tiga blok. Dengan demikian waktu pendidikan dokter dapat dipersingkat
menjadi lima tahun (3 tahun fase akademik dan 2 tahun fase klinik). Sistem ini tidak hanya
mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu ke dalam sistem organ, tetapi juga sejak awal
mengintegrasikan pengalaman belajar lapangan untuk kedokteran komunitas.
Perubahan dalam kurikulum tentunya akan membutuhkan perubahan dalam sistem
assessmentnya. Sistem assessment memiliki peran yang sangat penting dalam pencapaian
tujuan pembelajaran. Assessment yang diterapkan akan mendorong apa dan bagaimana
mahasiswa belajar. Memilih metode dan sistem assessment akan memberikan pengaruh
yang besar karena mahasiswa akan belajar apa yang mereka percayai dinilai oleh fakultas.
Menurut Epstein (2007), ada tiga tujuan penting assessment: mengoptimalkan kemampuan
peserta didik dengan memberikan motivasi dan arahan untuk belajar, melindungi publik
dengan mengidentifikasi dokter yang tidak kompeten, dan pelaksanaan seleksi untuk tingkat
selanjutnya. Van der Vleuten menggambarkan 5 kriteria dalam menentukan kebergunaan
metode assessment: reliabilitas, validitas, dampak pembelajaran, akseptabilitas, dan biaya.
Assessment juga dipandang penting oleh AIPKI dan KB UKDI. Sistem ujian nasional
yang dikembangkan saat ini mencakup ujian CBT dan OSCE yang merupakan prasyarat yang
harus dilalui oleh lulusan dokter sebelum mengikuti fase internship.
lain pihak jumlah proporsi mahasiswa yang sangat banyak membutuhkan fasilitas SDM dan
waktu dalam jumlah yang banyak. Belum adanya panduan pelaksanaan OSCE juga menjadi
kendala dalam penerapan sistem assessment ini.
Aspek etika dan profesionalisme dalam SKDI 2012 menjadi kompetensi dasar yang
harus dimiliki oleh lulusan dokter. Komponen-komponen kompetensi tersebut terdiri atas:
berke-Tuhanan Yang Maha Esa/Yang Maha Kuasa, berperilaku profesional, bermoral,
beretika dan disiplin, sadar dan taat hukum, serta berwawasan sosial budaya. Mengingat
pentingnya kompetensi ini, maka diperlukan sistem assessment yang dapat valid dan
reliabel, yang dapat diterapkan dalam lingkup program studi pendidikan dokter FKUH.
BAB II
PENGELOLAAN PROGRAM
Tantangan yang paling besar yang menjadi tugas berat bagi dokter masa depan
adalah permasalahan kesehatan yang semakin mengglobal dan semakin kompleks serta
tuntutan akan tanggung jawab profesi seorang dokter yang semakin besar.
Di masa yang akan datang, kebutuhan masyarakat akan tenaga kesehatan akan
semakin besar. Hal ini akan berimplikasi pada peran dokter dalam kehidupan sosial akan
menjadi semakin vital.
Tantangan tersebut membawa kesimpulan akan butuhnya kita akan peserta didik
yang mau belajar/mengerti wacana-wacana dunia kesehatan, lintas disiplin ilmu, serta
berkarakter pembelajar, peka dan kritis terhadap peramasalahan-permasalahan sosial
kemasyaraktan.
Di lain sisi, dinamika kemahasiswaan kita, yang harusnya menjadi tempat kita
membina dan mempersiapkan dokter-dokter yang mampu menghadapi tantangan masa
depan juga menghadapi tantangan yang tak kalah peliknya yang tentu saja membutuhkan
kreativitas agar mahasiswa kita bisa beradaptasi dengan pola dunia kemahasiswaan hari ini.
Untuk menjawab permasalahan tersebut, maka butuh sebuah metode pengawalan
yang sistematis serta terencana dan berkesinambungan agar proses pendidikan mampu
berjalan secara maksimal. Salah satu upaya yang dilakukan untuk memenuhi hal tersebut
adalah dengan dilaksanakannya Uji Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI).
Uji Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) adalah suatu ujian yang dilaksanakan untuk
mengevaluasi kompetensi dokter Indonesia untuk mendapatkan sertifikat kompetensi
sebagai pelaksanaan UU praktik kedokteran untuk mendapatkan Surat Tanda Registrasi
(STR). Tujuan dari Uji Kompetensi Dokter Indonesia adalah untuk memberikan informasi
berkenaan kompetensi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap dari para lulusan dokter umum
secara komprehensif kepada pemegang kewenangan dalam pemberian sertifikat
kompetensi sebagai bagian dari persyaratan registrasi, untuk kemudian seorang dokter
dapat mengurus pengajuan surat ijin praktek dokter atau medical license.
UKDI saat ini telah dilaksanakan dalam dua bentuk, CBT untuk menilai kognitif, dan
OSCE untuk menilai psikomotor. Dan sejak tahun ini, akan diterapkan kedua bentuk ujian
tersebut menjadi prasyarat kelulusan mahasiswa sebagai dokter. Pengelolaan ujian ini juga
secara bertahap akan diserahkan kepada Program Studi. Hal ini menjadi tentunya
mensyaratkan program studi untuk meningkatkan kapasitas diri dalam implementasi
assessment.
Assesment Drives Learning (Epstein, 2007). Assessment merupak salah satu elemen
penting dalam pendidikan dan memiliki peran penting dalam mencapai tujuan
7
pembelajaran. Menurut Epstein (2007), salah satu tujuan terpenting dari assessment adalah
untuk mengoptimalisasikan kemampuan peserta didik dengan memberikan motivasi dan
arahan untuk pembelajaran selanjutnya. Peserta didik akan blajar sesuai apa yang mereka
percayai dinilai dan hal tersebut menjadikan assessment sebagai alat yang kuat dalam
memotivasi mereka. Jika sebuah sistem assessment tidak memiliki validitas, maka ia akan
gagal mengevaluasi keseluruhan kemampuan peserta didik terkait tujuan pembelajaran,
tidak akan dapat membedakan peserta didik dengan kemampuan yang berbeda, tidak akan
mengukur apa yang seharusnya diukur, dan tidak akan mampu memprediksi penampilan
peserta didik di masa depan. Kegagalan dalam memenuhi validitas sebuah sistem
assessment akan memberikan dampak terhadap kurikulum dan lebih penting lagi terhadap
pembelajaran peserta didik dan bagaimana mereka akan melakukan praktik di masa depan.
Data presentasi kelulusan dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin dalam
Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) untuk periode Februari 2008 hingga Februari
2010 masih fluktuatif dengan rerata 57,05 % dengan proporsi kelulusan terendah terjadi
pada periode November 2008 dan November 2009 yaitu masing-masing sebesar 42,31% dan
39,77%. Ketimpangan ini menyebabkan kita harus menilik kembali pada kualitas
penyelenggaraan pendidikan baik pada substansi kurikulum, metode dan proses, SDM staff
dosen pengajar yang dimiliki,maupun objek mahasiswa yang diajar. Untuk itu Fakultas
Kedokteran UNHAS melakukan beberapa langkah inovasi dalam rangka peningkatan mutu
lulusan berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia. Langkah pertama adalah
Evaluasi dan penyesuaian hasil pemetaan kurikulum terhadap SKDI dimana hasilnya akan
disusun dalam bentuk buku kurikulum yang akan menjadi pedoman pelaksanaan belajar
mengajar. Untuk peningkatan SDM pengajar diberikan pelatihan peningkatan kualitas
pendidikan, mulai dari pengembangan metode penyusunan kurikulum, pengembangan
keterampilan klinik, pengembangan bahan ajar sampai dengan aplikasi metode assement
yang berstandar.
Dalam menjalankan peran profesi sebagai dokter, maka keterampilan ini sangat
penting dimiliki oleh calon lulusan FKUH. Untuk mengassessment keterampilan ini, maka
akan dikembangkan ujian SOOCA. Jenis ujian ini telah dilaksanakan pada blok Indera Khusus
namun implementasinya pada blok lain masih belum dilaksanakan. Pengembangan lebih
lanjut sistem assessment ini akan mendorong tercapainya kompetensi lulusan yang
diharapkan.
Untuk mengevaluasi kemampuan psikomotor mahasiswa, sistem assessment yang
digunakan adalah Objective Structured Clinical Examination (OSCE). Mengikuti kurikulum
berbasis kompetensi ini sebenarnya OSCE sudah lama diterapkan, namun dalam
pelaksanaannya belum maksimal. Pelaksanaan OSCE yang tidak maksimal ini dilatar
belakangi oleh berbagai kondisi, diantaranya belum seimbangnya staff dosen baik dari segi
kuantitas maupun kualitas pengetahuan mengenai OSCE yang dirasakan masih kurang. Di
lain pihak jumlah proporsi mahasiswa yang sangat banyak membutuhkan fasilitas SDM dan
8
waktu dalam jumlah yang banyak. Belum adanya panduan pelaksanaan OSCE juga menjadi
kendala dalam penerapan sistem assessment ini.
Aspek etika dan profesionalisme dalam SKDI 2012 menjadi kompetensi dasar yang
harus dimiliki oleh lulusan dokter. Komponen-komponen kompetensi tersebut terdiri atas:
berke-Tuhanan Yang Maha Esa/Yang Maha Kuasa, berperilaku profesional, bermoral,
beretika dan disiplin, sadar dan taat hukum, serta berwawasan sosial budaya. Mengingat
pentingnya kompetensi ini, maka diperlukan sistem assessment yang dapat valid dan
reliabel, yang dapat diterapkan dalam lingkup program studi pendidikan dokter FKUH.
Semua aktivitas dalam usaha pengembangan sistem assessment di atas diharapkan
akan mampu mecapai indikator kinerja pada akhir implementasi program pengembangan
kapasitas program studi.
Sistem Pengelolaan Fungsional dan Operasional Program Studi
Sistem Pengelolaan Fungsional dan Operasional Program Studi mencakup planning,
organizing, staffing, leading, controlling, serta operasi internal dan eksternal. Pengelolaan
program studi dilaksanakan secara terstruktur mulai dari perencanaan sampai ke proses
evaluasi yang dilaksanakan oleh masing-masing unit pelaksana dalam bidang pendidikan,
penelitian, pengabdian masyarakat dan manajemen dibawah koordinasi jajaran pimpinan
fakultas.
Planning
- Secara keseluruhan proses perencanaan diawali dengan pertemuan perumusan
renstra yang melibatkan semua civitas academika
- Perencanaan pengembangan berdasarkan visi, misi dan rencana strategis
pengembangan. Setiap tahun dilakukan perencanaan kegiatan dan anggaran untuk
satu tahun berjalan yang disusun dalam bentuk rencana kegiatan anggaran tahunan
(RKAT)
- Khusus pada proses perencanaan bidang pendidikan diawali suatu pertemuan setiap
awal semester yang dihadiri oleh koordinator blok matakuliah yang membahas
proses pendidikan yang akan dilaksanakan. Perencanaan pelaksanaan kegiatan
pendidikan juga rutin disusun oleh tim MEU, CEU, dan SAU. Perencanaan di tingkat
matakuliah secara rutin dilaksanaan pada setiap blok matakuliah akan berjalan yang
dirangkaikan dengan evaluasi blok yang telah berjalan.
- Pada bidang penelitian diawali dengan penyusunan road map penelitian yang
melibatkan seluruh dosen dan akan menjadi acuan dalam pengembangan penelitian
- Untuk bidang pengabdian pada masyarakat perencanaanya diintegrasikan pada
perencanaan yang dilakukan oleh unit/bagian berkaitan pendidikani dan penelitian
- Perencanaan dalam bidang manejemen dilakukan pada penyusunan renstra secara
umum dan untuk yang sifatnya teknis dilakukan pada setiap awal pelaksanaan
kegiatan
9
Organizing
- Setiap unsur yang ada dalam susunan organisasi melaksanakan tugas dan fungsinya
sesuai yang telah ditetapkan
- Pada bidang pendidikan pengelolaannya dilakukan oleh MEU (Medical Education
Unit) dan CEU (Clinical Education Unit) bersama-sama dengan staf bagian akademik
serta para dosen penanggung jawab dan departemen-departemen. Untuk
penyelenggaraan proses penilaian dan assessment baik klinik maupun klinik
dilakukan oleh SAU (Student Assessment Unit)
Staffing
- Pengangkatan dan pemberhentian staf ditetapkan sesuai ketentuan pengangkatan
dan pemberhentian PNS yang ditetapkan oleh rektor atas usulan fakultas.
- Pengembangan kemampuan sumber daya manusia dilakukan mengacu pada
rencana strategik yang telah di rumuskan.
Leading
- Fakultas dipimpin oleh Dekan dan dibantu oleh wakil Dekan I, II dan III yang
mengkoordinasikan semua proses untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat termasuk administrasi
serta membina tenaga kependidikan, mahasiswa, dan tenaga administrasi dalam
suasana atmosfer budaya akademik yang kondusif.
Controlling
- Proses monitoring dan evaluasi dilakukan secara internal maupun eksternal.
Pelaksanaan semua kegiatan yang telah direncanakan selalu dimonitor dan
dievaluasi misalnya melalui rapat-rapat rutin baik di tingkat pimpinan, unit-unit
pelaksana maupun pada tingkat pengelola mata kuliah ( blok sistem).
10
OPPORTUNITY
-
WEAKNESS
STRATEGI W-O
pembelajaran.
KBUKDI sebagai lembaga otoritas nasional
yang menangani ujian akhir (UKDI)
mempercayai PRODI FK UNHAS sebagai
pelaksana tryout dan ujian kompetensi
(UKDI) secara reguler
Adanya staf dosen PRODI FK UNHAS yang
menjadi pembuat soal dan reviewer soal
nasional berdasarkan penunjukan KBUKDI
THREAT
-
dokter (UKDI)
Mengembangkan kapasistas Student
Assessment Unit yang bertanggungjawab
langsung kepada PD I dalam menangani
berbagai bentuk penilaian/ assessment
pembelajaran di lingkungan PRODI
STRATEGI S-T
-
12
Program pengembangan kapasitas ini dilaksanakan dalam tiga sub aktivitas, yaitu
Lokakarya Need Assessment Pengembangan Sistem Evaluasi Program Studi Pendidikan
Dokter, Out House Training bagi pengembangan MCQ-CBT, OSCE, SOOCA, dan
Profesionalisme, dan Lokakarya Penyusunan Panduan Assessment MCQ-CBT, OSCE,
SOOCA, dan Profesionalisme.
Sampai akhir bulan oktober 2013 ini, terdapat dua sub aktivitas yang telah terlaksana
yaitu Lokakarya Need Assessment Pengembangan Sistem Evaluasi Pendidikan Dokter,
yang dilaksanakan pada tanggal 21 22 September 2013, dan Out House Training di
Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung yang dilaksanakan pada tanggal 7 8
Oktober 2013.
Hambatan-hambatan yang terjadi selama perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
secara umum yaitu :
1. Proses review dan persetujuan proposal program pengembangan kapasitas program
studi (PPKPS) dari pihak rektorat yang memakan waktu yang lama sehingga
mengakibatkan keterlambatan penandatanganan kontrak dan pencairan dana.
2. Keterlambatan pencairan dana sehingga mengakibatkan mundurnya waktu
pelaksanaan kegiatan dari yang telah direncanakan sebelumnya dalam proposal dan
keterlambatan dalam pencarian narasumber untuk kegiatan.
3. Sulitnya menyesuaikan waktu peserta kegiatan dengan jadwal pelaksanaan program.
Rencana selanjutnya selanjutnya adalah hasil dari kegiatan Lokakarya Need
Assessment dan Out House Training FK UNPAD ini yang akan menjadi dasar dalam sub
ativitas yang ketiga atau yang terakhir dari program pengembangan kapasitas program studi
ini yaitu Lokakarya Penyusunan Panduan Assessment Program Studi. Untuk selanjutnya,
panduan yang dihasilkan dari kegiatan ini akan menjadi standar dalam pelaksanaan sistem
assessment Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Unhas yang dalam
implementasinya akan dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkelanjutan. Hasil dari
evaluasi tersebut akan menjadi masukan bagi perbaikan pelaksanaan assessment yang valid
dan reliable.
13
BAB III
HASIL YANG DICAPAI
Hasil Pelaksanaan Program
Terdapat dua sub aktivitas yang telah terlaksana sampai akhir bulan oktober, yaitu
Lokakarya Need Assessment Pengembangan Sistem Evaluasi Pendidikan Dokter, dan Out
House Training di Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung.
1. Need Assessment, Pengembangan Sistem Evaluasi Program Studi Kegiatan Dokter
Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari (Sabtu Minggu, 21 22 September 2013)
dalam bentuk lokakarya dengan melibatkan para ahli di bidang MCQ-CBT, OSCE, dan
SOOCA dengan rincian sebagai berikut:
a. MCQ-CBT
b. OSCE
c. SOOCA
Kegiatan ini dihadiri oleh peserta yang terdiri dari Para Koordinator Pendidikan
Mahasiswa (KPM) dari Bagian Klinik Fakultas Kedokteran Unhas serta staf pengajar tetap
dan tidak tetap Fakultas Kedokteran Unhas yang berperan aktif dalam proses
pengembangan pendidikan (baik pengetahuan maupun keterampilan) bagi mahasiswa
tahap akademik khususnya assessment.
Di dalam Kegiatan ini peserta dilatih untuk membuat Blueprint, MCQ, SOCA &
Profesionalisme, yang menghasilkan 11 Blueprint, 83 Soal MCQ , dan 11 Soal OSCE. Pada
kegiatan ini juga dihasilkan daftar kebutuhan sesuai analisis bersama dalam
Pengembangan Sistem Assessment FKUH.
2. Out House Training
Kegiatan ini dilakukan untuk melihat best practices yang dilaksanakan di FK Unggulan
dengan nilai UKDI yang baik serta berpengalaman dalam penerapan sistem assessment
secara keseluruhan. Kegiatan Out House ini dilaksanakan pada tanggal 7 8 Oktober
2013 di Fakultas Kedokteran Univerisitas Padjajaran Bandung. Pada kegiatan ini peserta
mendapatkan gambaran dan penjelasan mengenai bagaimana pelaksanaan Program
Studi Pendidikan Dokter Bagian Klinik FK UNPAD. Kegiatan kepaniteraan klinik di bagian
FK UNPAD dikoordinasi oleh Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) yang merupakan
Program tersendiri dibawahi langsung oleh Pimpinan Fakultas. Proses sampai evaluasi
pendidikan dilakukan sangat terarah dan terukur dalam pencapaian target kompetensi
dokter sesuai SKDI . Peserta dibagi ke tiap-tiap departemen untuk melihat dan
mempelajari bagaimana pelaksanaan kegiatan serta mempelajari sistem assessment
Kepaniteraan Klinik di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Dan Peserta yang merupakan
14
staf administrasi mengunjungi unit evaluasi hasil belajar mahasiswa dan Laboratorium
CSL yang berada pada Program Studi Sarjana Kedokteran FK UNPAD Jatinangor.
Hasil dari kegiatan Lokakarya Need Assessment dan Out House Training FK UNPAD ini yang
akan menjadi dasar dalam proses penyusunan panduan assessment program studi.
Status Indikator Kinerja
Indikator Keberhasilan Kegiatan
Baseline 2012
NA
Akhir Tahun
2013
100%
Capaian
Per oktober 2013
100%
NA
100%
(kegiatan belum
terlaksana)
15
BAB IV
URAIAN PELAKSANAAN KEGIATAN
4.1. "Need Assessment" Pengembangan Sistem Evaluasi Program Studi Pendidikan Dokter
a. Tujuan
Pengembangan sistem assessment yang valid dan reliable merupakan program yang
sangat esensial bagi pencapaian tujuan program studi FKUH. Sistem assessment yang valid
dan reliable akan mampu menunjang tercapainya tujuan pembelajaran program studi dan
akan menjamin dihasilkannya lulusan yang memiliki kompetensi dalam pelaksanaan praktik
kedokteran. Salah satu upaya untuk terciptanya sistem assessment yang valid dan reliable
adalah dengan menganalisa kelemahan dan kekuatan yang telah dimiliki dibandingkan
dengan standar yang harus dicapai. Tujuan dari Kegiatan ini adalah :
Meningkatkan kemampuan para staf akademik dalam melakukan need assessment
Meningkatkan kemampuan staf akademik dalam mengembangkan sistem assessment
yang menyeluruh
b. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk lokakarya selama dua hari (Sabtu Minggu,
21 22 September 2013) bertempat di Hotel SwissBelInn Panakukkang, Makassar dengan
melibatkan narasumber di bidang MCQ-CBT, OSCE, dan SOOCA yaitu dr. Nadjwa Zamalek D,
Sp.PK(K). Kegiatan ini dihadiri oleh peserta yang terdiri dari Para Koordinator Pendidikan
Mahasiswa (KPM) dari Bagian Klinik Fakultas Kedokteran Unhas serta staf pengajar tetap
dan tidak tetap Fakultas Kedokteran Unhas yang berperan aktif dalam proses
pengembangan pendidikan (baik pengetahuan maupun keterampilan) bagi mahasiswa
tahap akademik khususnya assessment.
Susunan Acara Lokakarya Need AssessmentPengembangan Sistem Evaluasi Program
Studi Pendidikan Dokter FK UNHAS
Sabtu,
21 September
2013
08.00 - 08.30
08.30 - 09.00
09.00 - 10.00
10.00 - 11.00
11.00 - 12.00
12.00 - 13.00
13.00 - 14.00
14.00 - 15.00
Susunan Acara
Narasumber/Pembicara
Pembukaan
Gambaran Umum dan Latar Belakang Kegiatan
Pengembangan sistem evaluasi
Praktik pengembangan blue print
Dekan FKUH
WD 1
dr. Nadjwa Zamalek D, Sp.PK(K)
dr. Nadjwa Zamalek D, Sp.PK(K)
ISHOMA
Pengembangan assessment berbasis knowledge
Pengembangan assessment critical thinking
15.00 - 17.00
Minggu,
22 September
2013
09.00 - 11.00
11.00 - 12.00
13.00 - 16.00
16.00 - 16.30
Susunan Acara
Narasumber/Pembicara
Kegiatan
PIC
Sekretariat
10.30 12.00
12.00 13.00
ISHOMA
13.00 15.00
c.
Kunjungan ke Departemen
12.00 13.00
ISHOMA
13.00 14.00
Keluaran
Jumlah Peserta yang mengikuti kegiatan benchmarking ini berjumlah 22 orang, yang
berasal dari bagian & Unit Radiologi, Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Kesehatan Anak, Obstetri &
Ginekologi, Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Ilmu Kesehatan Mata, Anastesiologi, IKM-IKK,
Ilmu Kedokteran Jiwa, Ilmu Penyakit Saraf, Ortopedi, Kardiologi, Forensik, MEU, SAU & CEU
dan beberapa staf administrasi dari unit MEU, SAU,CEU, OSCE, dan CSL (daftar peserta
terlampir).
Pada kegiatan ini peserta mendapatkan gambaran dan penjelasan mengenai
bagaimana pelaksanaan Program Studi Pendidikan Dokter Bagian Klinik FK UNPAD. Kegiatan
kepaniteraan klinik di bagian FK UNPAD dikoordinasi oleh Program Studi Pendidikan Dokter
(PSPD) yang merupakan Program tersendiri dibawahi langsung oleh Pimpinan Fakultas.
Proses sampai evaluasi pendidikan sepertinya dilakukan sangat terarah dan terukur dalam
pencapaian target kompetensi dokter sesuai SKDI . Penjadualan yang baik dan telah
memiliki patron siklus yang baik dimana siklus pendidikan kepaniteraan menggunakan siklus
Grup/Kelompok Koas pada setiap bagian. Selanjutnya peserta dibagi ke tiap-tiap
departemen untuk melihat dan mempelajari bagaimana pelaksanaan kegiatan Kepaniteraan
Klinik di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Dan Peserta yang merupakan staf administrasi
mengunjungi unit evaluasi hasil belajar mahasiswa dan Laboratorium CSL yang berada pada
Program Studi Sarjana Kedokteran FK UNPAD Jatinangor.
Adapun hasil dari kegiatan kunjungan tiap departemen dapat diliat di tabel berikut :
Bagian
Anestesi
Laporan
Bagian Anestesi FK UNPAD memiliki proses jauh lebih terarah dan mempunyai
beban kerja yang lebih sedikit bagi staf dibanding sistem siklus mingguan yang
diterapkan di FK UNHAS.
Proses pendidikan kepaniteraan di Bagian dimulai dengan pelaporan peserta
hari Jumat sebelum minggu berjalan. Pada hari pertama kepaniteraan para
mahasiswa telah mendapatkan schedule proses pendidikan termasuk jadual
jaga, nama pembimbing atau preseptor, nama evaluator dan mendapatkan
logbook yang berisi seluruh aktivitas pendidikan yang akan ditempuh selama 3
minggu di bagian anestesi.
Kegiatan selama pendidikan 2 minggu pertama diisi dengan Bedside Teaching,
19
Forensik
Psikiatri
Ilmu
Kesehatan
Anak
Student
Assessme
nt Sistem
Lab CSL
FK UNPAD
kedua, ruang csl tahun ketiga, dan ruang csl tahun ke empat. Dengan
PJ/laboran, 1 org untuk tiap rg CSL(total 4 pegawai yg bertanggung jawag
terhadap masing-masing ruangan).
Tiap ruangan lagi dipisahkan menjadi ruang2 kecil/kamar-kamar sebanyak 1020 ruangan, demikian juga dengan gudang manekin dan peralatan peraga,
berserta kamar mandi, dan wastafel untuk cuci tangan ada di tiap ruangan.
Dengan data inventaris alat dan barang yang lengkap pada tiap ruangan.
Rencana Perbaikan
Hasil dari Out House Training Fakultas Kedokteran UNPAD ini dan hasil dari Lokarya
Need Assessment yang telah terlaksana sebelumnya akan menjadi dasar dalam
pelaksanaan kegiatan selanjutnya yaitu proses penyusunan panduan assessment
program studi.
22