Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KEMAJUAN PELAKSANAAN

PROGRAM PENGEMBANGAN KAPASITAS PROGRAM STUDI


(PPKPS)
TAHUN ANGGARAN 2013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
OKTOBER 2013

IDENTITAS PROGRAM STUDI


1. Nama Program Studi

: Pendidikan Dokter

2. Status Akreditasi

:A

3. Ketua Program Studi


Nama

: Prof. dr. Budu, Ph.D, Sp.M(K), M.Med.Ed

Alamat

: Fakultas Kedokteran UNHAS,


Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Makassar

Telepon Kantor

: 0411-586010

Telepon Selular

: 08152541665

Fax

: 0411-586297

E-mail

: budu062011@yahoo.com

Alamat website

: med.unhas.ac.id

4. Total Usulan Anggaran

: Rp. 250.000.000,(dua ratus lima puluh juta rupiah)

Makassar, Oktober 2013

Mengetahui
Dekan Fakultas

Prof. dr. Irawan Yusuf, Ph.D


NIP: 19570211 198601 1 001

Ketua Program Studi

Prof. dr. Budu, Ph.D, Sp.M(K), M.Med.Ed


NIP: 19661231 199503 1 009

DAFTAR ISI

IDENTITAS PROGRAM STUDI ................................................................................................. 1


DAFTAR ISI ............................................................................................................................. 2
RINGKASAN EKSEKUTIF ......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 4
BAB II PENGELOLAAN PROGRAM .......................................................................................... 7
BAB III HASIL YANG DICAPAI ................................................................................................. 14
BAB IV URAIAN PELAKSANAAN MASING-MASING KEGIATAN .............................................. 16

RINGKASAN EKSEKUTIF
Seiring dengan globalisasi dan meningkatnya pola pikir masyarakat tentang
kesehatan, maka tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih
berkualitas merupakan hal yang tidak bisa lagi dihindari. Hal ini mendorong Fakultas
Kedokteran untuk terus menerus melakukan inovasi dalam dunia pendidikan kedokteran
agar menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang memadai. Perubahan kurikulum
yang dilakukan selanjutnya diimplementasikan dengan megubah sistem pengajaran dari
Teacher centered menjadi student centered . Perubahan dalam kurikulum tentunya
akan membutuhkan perubahan dalam sistem assessmentnya. Sistem assessment memiliki
peran yang sangat penting dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Assessment juga
dipandang penting oleh AIPKI dan KB UKDI. Sistem ujian nasional yang dikembangkan saat
ini mencakup ujian CBT dan OSCE yang merupakan prasyarat yang harus dilalui oleh lulusan
dokter sebelum mengikuti fase internship. Berdasarkan uraian di atas, maka pengembangan
kapasitas yang dipandang penting untuk dilakukan merupakan upaya untuk mengembangan
sistem assessment program studi pendidikan dokter FKUH. Sistem assessment yang
dikembangkan akan mencakup empat area yaitu kognitif, psikomotor, critical thinking, dan
afektif (behavior).
Program pengembangan kapasitas ini dilaksanakan dalam tiga sub aktivitas, yaitu:
1. Lokakarya Need Assessment Pengembangan Sistem Evaluasi Program Studi Pendidikan Dokter
2. Out House Training bagi pengembangan MCQ-CBT, OSCE, SOOCA, dan Profesionalisme, dan
3. Lokakarya Penyusunan Panduan Assessment MCQ-CBT, OSCE, SOOCA, dan Profesionalisme.
Ketiga sub aktivitas tersebut di atas dirancang secara berkesinambungan untuk mencapai
tujuan dihasilkannya Panduan Implementasi Assessment untuk empat area secara
komprehensif untuk menunjang terlaksananya sistem assessment yang valid dan reliable
yang akan mendorong pencapaian tujuan pembelajaran program studi.
Adapun Sub Aktivitas yang telah terlaksana sampai akhir bulan oktober sebanyak dua
kegiatan yaitu :
1. Sub Aktivitas 1 : Lokakarya"Need Assessment" Pengembangan Sistem Evaluasi Program
Studi Pendidikan Dokter yang dilaksanakan 2 hari (21 - 22 September 2013) bertempat di
Hotel Swiss Belinn Makassar, dengan realisasi anggaran sebesar Rp 40.200.000,00
2. Sub Aktivitas 2 : Out House Training bagi pengembangan MCQ-CBT, OSCE, SOOCA,
dan Profesionalisme. Kegiatan ini dilaksanakan dalam Bentuk Benchmarking ke Fakultas
Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 7 -8
Oktober 2013, dengan realisasi anggaran sebesar Rp 100.875.900,00
Hasil dari kegiatan Lokakarya Need Assessment dan Out House Training FK UNPAD ini yang
akan menjadi dasar dalam pelaksanaan sub aktivitas 3 yaitu proses penyusunan panduan
assessment program studi.
3

BAB I
PENDAHULUAN
Seiring dengan globalisasi dan meningkatnya pola pikir masyarakat tentang
kesehatan, maka tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih
berkualitas merupakan hal yang tidak bisa lagi dihindari. Hal ini mendorong Fakultas
Kedokteran untuk terus menerus melakukan inovasi dalam dunia pendidikan kedokteran
agar menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang memadai. Seiring dengan hal
tersebut, Departemen Pendidikan Nasional mencanangkan Paradigma Baru Pendidikan
Tinggi dengan meningkatkan relevansi, akuntabilitas, manajemen internal serta secara terus
menerus melakukan assessment dan monitoring terhadap pelaksanaan pendidikan. Atas
dasar inilah maka Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin diawal tahun 2002
melakukan perubahan terhadap kurikulumnya. Inovasi kurikulum tersebut dilakukan dengan
mengacu pada SKDI yang merupakan acuan untuk pendidikan kedokteran saat ini. Dengan
demikian mutu lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin memiliki kompetensi
sesuai yang ditetapkan.
Perubahan kurikulum yang dilakukan selanjutnya diimplementasikan dengan
megubah sistem pengajaran dari Teacher centered menjadi student centered . Sistem
perkuliahan dirubah dengan menyajikan perkuliahan dari berbasis departemen menjadi
berbasis sistem sehingga penyajian materi perkuliahan menjadi lebih efektif dan efisien.
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan sistem blok, di mana satu semester
dilaksanakan tiga blok. Dengan demikian waktu pendidikan dokter dapat dipersingkat
menjadi lima tahun (3 tahun fase akademik dan 2 tahun fase klinik). Sistem ini tidak hanya
mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu ke dalam sistem organ, tetapi juga sejak awal
mengintegrasikan pengalaman belajar lapangan untuk kedokteran komunitas.
Perubahan dalam kurikulum tentunya akan membutuhkan perubahan dalam sistem
assessmentnya. Sistem assessment memiliki peran yang sangat penting dalam pencapaian
tujuan pembelajaran. Assessment yang diterapkan akan mendorong apa dan bagaimana
mahasiswa belajar. Memilih metode dan sistem assessment akan memberikan pengaruh
yang besar karena mahasiswa akan belajar apa yang mereka percayai dinilai oleh fakultas.
Menurut Epstein (2007), ada tiga tujuan penting assessment: mengoptimalkan kemampuan
peserta didik dengan memberikan motivasi dan arahan untuk belajar, melindungi publik
dengan mengidentifikasi dokter yang tidak kompeten, dan pelaksanaan seleksi untuk tingkat
selanjutnya. Van der Vleuten menggambarkan 5 kriteria dalam menentukan kebergunaan
metode assessment: reliabilitas, validitas, dampak pembelajaran, akseptabilitas, dan biaya.
Assessment juga dipandang penting oleh AIPKI dan KB UKDI. Sistem ujian nasional
yang dikembangkan saat ini mencakup ujian CBT dan OSCE yang merupakan prasyarat yang
harus dilalui oleh lulusan dokter sebelum mengikuti fase internship.

Berdasarkan uraian di atas, maka pengembangan kapasitas yang dipandang penting


untuk dilakukan merupakan upaya untuk mengembangan sistem assessment program studi
pendidikan dokter FKUH. Sistem assessment yang dikembangkan akan mencakup empat
area yaitu kognitif, psikomotor, critical thinking, dan afektif (behavior).
Untuk area kognitif, sistem assessment yang akan dikembangkan adalah ujian tulis
dengan format Multiple Choice Question. Sejak lima tahun terakhir telah dilaksanakan
workshop pembuatan soal MCQ yang sesuai standar UKDI secara berkala yang melibatkan
para dosen pengampu dari setiap sistem. Workshop ini akan dilakukan secara
berkesinambungan untuk semua staf dosen guna memberikan pemahaman secara
mendalam tentang prosedur pembuatan soal MCQ sesuai format UKDI. Soal-soal yang
dihasilkan kemudian direview oleh tim yang dibentuk dan dikumpulkan dalam suatu bank
soal. Soal-soal hasil review sebagian akan disertakan dalam ujian masing-masing sistem yang
bersangkutan dengan tujuan agar mahasiswa terbiasa menghadapi format soal UKDI dan
soal yang telah diujikan tersebut akan diassessment dengan item analysis. Satu hal yang
masih menjadi kendala dalam pelaksanaan ujian MCQ blok selama ini adalah belum adanya
panduan pelaksanaan ujian yang tetap serta tidak disertai blue print assessment untuk
masing-masing blok. Hal ini tentunya akan memberikan dampak terhadap validitas
assessment serta teknis pelaksanaan ujian.
Critical Thinking merupkan proses menggunakan pemahaman untuk membedakan
yang benar dan yang salah, merupakan suatu cara bagaimana menggunakan intelegensi dan
pengetahuan untuk mencapai tujuan dan rasional dari sebuah sudut pandang. Secara lebih
sederhana; Critical Thinking merupakan kemampuan untuk menganalisis dan
mengassessment informasi. Dalam menjalankan peran profesi sebagai dokter, maka
keterampilan ini sangat penting dimiliki oleh calon lulusan FKUH. Untuk mengassessment
keterampilan ini, maka akan dikembangkan ujian SOOCA. Jenis ujian ini telah dilaksanakan
pada blok Indera Khusus namun implementasinya pada blok lain masih belum dilaksanakan.
Pengembangan lebih lanjut sistem assessment ini akan mendorong tercapainya kompetensi
lulusan yang diharapkan.
Untuk mengevaluasi kemampuan psikomotor mahasiswa, sistem assessment yang
digunakan adalah Objective Structured Clinical Examination (OSCE). Dalam pelaksaan UKDI
ke depan, selain ujian teori dokter, komponen UKDI lain adalah OSCE dimana kemampuan
para dokter akan keterampilan klinik akan diuji secara objektif. Dengan menuangkan
kompetensi keterampilan klinik melalui OSCE yang berintegrasi dan komprehensif dapat
menghasilkan lulusan dokter terbaik yang mempunyai kompetensi unggul dalam diagnosis
dan penatalaksanaan baik dari aspek promotif, preventif dan kuratif. Mengikuti kurikulum
berbasis kompetensi ini sebenarnya OSCE sudah lama diterapkan, namun dalam
pelaksanaannya belum maksimal. Pelaksanaan OSCE yang tidak maksimal ini dilatar
belakangi oleh berbagai kondisi, diantaranya belum seimbangnya staff dosen baik dari segi
kuantitas maupun kualitas pengetahuan mengenai OSCE yang dirasakan masih kurang. Di
5

lain pihak jumlah proporsi mahasiswa yang sangat banyak membutuhkan fasilitas SDM dan
waktu dalam jumlah yang banyak. Belum adanya panduan pelaksanaan OSCE juga menjadi
kendala dalam penerapan sistem assessment ini.
Aspek etika dan profesionalisme dalam SKDI 2012 menjadi kompetensi dasar yang
harus dimiliki oleh lulusan dokter. Komponen-komponen kompetensi tersebut terdiri atas:
berke-Tuhanan Yang Maha Esa/Yang Maha Kuasa, berperilaku profesional, bermoral,
beretika dan disiplin, sadar dan taat hukum, serta berwawasan sosial budaya. Mengingat
pentingnya kompetensi ini, maka diperlukan sistem assessment yang dapat valid dan
reliabel, yang dapat diterapkan dalam lingkup program studi pendidikan dokter FKUH.

BAB II
PENGELOLAAN PROGRAM
Tantangan yang paling besar yang menjadi tugas berat bagi dokter masa depan
adalah permasalahan kesehatan yang semakin mengglobal dan semakin kompleks serta
tuntutan akan tanggung jawab profesi seorang dokter yang semakin besar.
Di masa yang akan datang, kebutuhan masyarakat akan tenaga kesehatan akan
semakin besar. Hal ini akan berimplikasi pada peran dokter dalam kehidupan sosial akan
menjadi semakin vital.
Tantangan tersebut membawa kesimpulan akan butuhnya kita akan peserta didik
yang mau belajar/mengerti wacana-wacana dunia kesehatan, lintas disiplin ilmu, serta
berkarakter pembelajar, peka dan kritis terhadap peramasalahan-permasalahan sosial
kemasyaraktan.
Di lain sisi, dinamika kemahasiswaan kita, yang harusnya menjadi tempat kita
membina dan mempersiapkan dokter-dokter yang mampu menghadapi tantangan masa
depan juga menghadapi tantangan yang tak kalah peliknya yang tentu saja membutuhkan
kreativitas agar mahasiswa kita bisa beradaptasi dengan pola dunia kemahasiswaan hari ini.
Untuk menjawab permasalahan tersebut, maka butuh sebuah metode pengawalan
yang sistematis serta terencana dan berkesinambungan agar proses pendidikan mampu
berjalan secara maksimal. Salah satu upaya yang dilakukan untuk memenuhi hal tersebut
adalah dengan dilaksanakannya Uji Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI).
Uji Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) adalah suatu ujian yang dilaksanakan untuk
mengevaluasi kompetensi dokter Indonesia untuk mendapatkan sertifikat kompetensi
sebagai pelaksanaan UU praktik kedokteran untuk mendapatkan Surat Tanda Registrasi
(STR). Tujuan dari Uji Kompetensi Dokter Indonesia adalah untuk memberikan informasi
berkenaan kompetensi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap dari para lulusan dokter umum
secara komprehensif kepada pemegang kewenangan dalam pemberian sertifikat
kompetensi sebagai bagian dari persyaratan registrasi, untuk kemudian seorang dokter
dapat mengurus pengajuan surat ijin praktek dokter atau medical license.
UKDI saat ini telah dilaksanakan dalam dua bentuk, CBT untuk menilai kognitif, dan
OSCE untuk menilai psikomotor. Dan sejak tahun ini, akan diterapkan kedua bentuk ujian
tersebut menjadi prasyarat kelulusan mahasiswa sebagai dokter. Pengelolaan ujian ini juga
secara bertahap akan diserahkan kepada Program Studi. Hal ini menjadi tentunya
mensyaratkan program studi untuk meningkatkan kapasitas diri dalam implementasi
assessment.
Assesment Drives Learning (Epstein, 2007). Assessment merupak salah satu elemen
penting dalam pendidikan dan memiliki peran penting dalam mencapai tujuan
7

pembelajaran. Menurut Epstein (2007), salah satu tujuan terpenting dari assessment adalah
untuk mengoptimalisasikan kemampuan peserta didik dengan memberikan motivasi dan
arahan untuk pembelajaran selanjutnya. Peserta didik akan blajar sesuai apa yang mereka
percayai dinilai dan hal tersebut menjadikan assessment sebagai alat yang kuat dalam
memotivasi mereka. Jika sebuah sistem assessment tidak memiliki validitas, maka ia akan
gagal mengevaluasi keseluruhan kemampuan peserta didik terkait tujuan pembelajaran,
tidak akan dapat membedakan peserta didik dengan kemampuan yang berbeda, tidak akan
mengukur apa yang seharusnya diukur, dan tidak akan mampu memprediksi penampilan
peserta didik di masa depan. Kegagalan dalam memenuhi validitas sebuah sistem
assessment akan memberikan dampak terhadap kurikulum dan lebih penting lagi terhadap
pembelajaran peserta didik dan bagaimana mereka akan melakukan praktik di masa depan.
Data presentasi kelulusan dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin dalam
Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) untuk periode Februari 2008 hingga Februari
2010 masih fluktuatif dengan rerata 57,05 % dengan proporsi kelulusan terendah terjadi
pada periode November 2008 dan November 2009 yaitu masing-masing sebesar 42,31% dan
39,77%. Ketimpangan ini menyebabkan kita harus menilik kembali pada kualitas
penyelenggaraan pendidikan baik pada substansi kurikulum, metode dan proses, SDM staff
dosen pengajar yang dimiliki,maupun objek mahasiswa yang diajar. Untuk itu Fakultas
Kedokteran UNHAS melakukan beberapa langkah inovasi dalam rangka peningkatan mutu
lulusan berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia. Langkah pertama adalah
Evaluasi dan penyesuaian hasil pemetaan kurikulum terhadap SKDI dimana hasilnya akan
disusun dalam bentuk buku kurikulum yang akan menjadi pedoman pelaksanaan belajar
mengajar. Untuk peningkatan SDM pengajar diberikan pelatihan peningkatan kualitas
pendidikan, mulai dari pengembangan metode penyusunan kurikulum, pengembangan
keterampilan klinik, pengembangan bahan ajar sampai dengan aplikasi metode assement
yang berstandar.
Dalam menjalankan peran profesi sebagai dokter, maka keterampilan ini sangat
penting dimiliki oleh calon lulusan FKUH. Untuk mengassessment keterampilan ini, maka
akan dikembangkan ujian SOOCA. Jenis ujian ini telah dilaksanakan pada blok Indera Khusus
namun implementasinya pada blok lain masih belum dilaksanakan. Pengembangan lebih
lanjut sistem assessment ini akan mendorong tercapainya kompetensi lulusan yang
diharapkan.
Untuk mengevaluasi kemampuan psikomotor mahasiswa, sistem assessment yang
digunakan adalah Objective Structured Clinical Examination (OSCE). Mengikuti kurikulum
berbasis kompetensi ini sebenarnya OSCE sudah lama diterapkan, namun dalam
pelaksanaannya belum maksimal. Pelaksanaan OSCE yang tidak maksimal ini dilatar
belakangi oleh berbagai kondisi, diantaranya belum seimbangnya staff dosen baik dari segi
kuantitas maupun kualitas pengetahuan mengenai OSCE yang dirasakan masih kurang. Di
lain pihak jumlah proporsi mahasiswa yang sangat banyak membutuhkan fasilitas SDM dan
8

waktu dalam jumlah yang banyak. Belum adanya panduan pelaksanaan OSCE juga menjadi
kendala dalam penerapan sistem assessment ini.
Aspek etika dan profesionalisme dalam SKDI 2012 menjadi kompetensi dasar yang
harus dimiliki oleh lulusan dokter. Komponen-komponen kompetensi tersebut terdiri atas:
berke-Tuhanan Yang Maha Esa/Yang Maha Kuasa, berperilaku profesional, bermoral,
beretika dan disiplin, sadar dan taat hukum, serta berwawasan sosial budaya. Mengingat
pentingnya kompetensi ini, maka diperlukan sistem assessment yang dapat valid dan
reliabel, yang dapat diterapkan dalam lingkup program studi pendidikan dokter FKUH.
Semua aktivitas dalam usaha pengembangan sistem assessment di atas diharapkan
akan mampu mecapai indikator kinerja pada akhir implementasi program pengembangan
kapasitas program studi.
Sistem Pengelolaan Fungsional dan Operasional Program Studi
Sistem Pengelolaan Fungsional dan Operasional Program Studi mencakup planning,
organizing, staffing, leading, controlling, serta operasi internal dan eksternal. Pengelolaan
program studi dilaksanakan secara terstruktur mulai dari perencanaan sampai ke proses
evaluasi yang dilaksanakan oleh masing-masing unit pelaksana dalam bidang pendidikan,
penelitian, pengabdian masyarakat dan manajemen dibawah koordinasi jajaran pimpinan
fakultas.
Planning
- Secara keseluruhan proses perencanaan diawali dengan pertemuan perumusan
renstra yang melibatkan semua civitas academika
- Perencanaan pengembangan berdasarkan visi, misi dan rencana strategis
pengembangan. Setiap tahun dilakukan perencanaan kegiatan dan anggaran untuk
satu tahun berjalan yang disusun dalam bentuk rencana kegiatan anggaran tahunan
(RKAT)
- Khusus pada proses perencanaan bidang pendidikan diawali suatu pertemuan setiap
awal semester yang dihadiri oleh koordinator blok matakuliah yang membahas
proses pendidikan yang akan dilaksanakan. Perencanaan pelaksanaan kegiatan
pendidikan juga rutin disusun oleh tim MEU, CEU, dan SAU. Perencanaan di tingkat
matakuliah secara rutin dilaksanaan pada setiap blok matakuliah akan berjalan yang
dirangkaikan dengan evaluasi blok yang telah berjalan.
- Pada bidang penelitian diawali dengan penyusunan road map penelitian yang
melibatkan seluruh dosen dan akan menjadi acuan dalam pengembangan penelitian
- Untuk bidang pengabdian pada masyarakat perencanaanya diintegrasikan pada
perencanaan yang dilakukan oleh unit/bagian berkaitan pendidikani dan penelitian
- Perencanaan dalam bidang manejemen dilakukan pada penyusunan renstra secara
umum dan untuk yang sifatnya teknis dilakukan pada setiap awal pelaksanaan
kegiatan
9

Organizing
- Setiap unsur yang ada dalam susunan organisasi melaksanakan tugas dan fungsinya
sesuai yang telah ditetapkan
- Pada bidang pendidikan pengelolaannya dilakukan oleh MEU (Medical Education
Unit) dan CEU (Clinical Education Unit) bersama-sama dengan staf bagian akademik
serta para dosen penanggung jawab dan departemen-departemen. Untuk
penyelenggaraan proses penilaian dan assessment baik klinik maupun klinik
dilakukan oleh SAU (Student Assessment Unit)
Staffing
- Pengangkatan dan pemberhentian staf ditetapkan sesuai ketentuan pengangkatan
dan pemberhentian PNS yang ditetapkan oleh rektor atas usulan fakultas.
- Pengembangan kemampuan sumber daya manusia dilakukan mengacu pada
rencana strategik yang telah di rumuskan.
Leading
- Fakultas dipimpin oleh Dekan dan dibantu oleh wakil Dekan I, II dan III yang
mengkoordinasikan semua proses untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat termasuk administrasi
serta membina tenaga kependidikan, mahasiswa, dan tenaga administrasi dalam
suasana atmosfer budaya akademik yang kondusif.
Controlling
- Proses monitoring dan evaluasi dilakukan secara internal maupun eksternal.
Pelaksanaan semua kegiatan yang telah direncanakan selalu dimonitor dan
dievaluasi misalnya melalui rapat-rapat rutin baik di tingkat pimpinan, unit-unit
pelaksana maupun pada tingkat pengelola mata kuliah ( blok sistem).

10

Analisis SWOT dan strategi pemecahan masalah


STRENGTH
-

OPPORTUNITY
-

Pengembangan FK UNHAS dilakukan melalui kerjasama dengan berbagai lembaga dan


industri baik secara nasional maupun
internasional, termasuk dengan berbagai
Fakultas Kedokteran lain di Indonesia
Terbukanya kesempatan bagi dosen PRODI
FK UNHAS untuk mendapatkan beasiswa
non-gelar dan bergelar di institusi dalam dan luar negeri terutama mengenai
pengembangan sistem penilaian dan evaluasi

WEAKNESS

Kurikulum PRODI Kedokteran Umum sesuai


dengan tujuan, visi, misi Fakultas Kedokteran
dan Universitas Hasanuddin serta memuat
kompetensi utama dan kompetensi lokal
Kurikulum yang dimiliki dapat dilakukan
perubahan sesuai dengan hasil evaluasi yang
dilakukan secara berkala setiap tahunnya
Ketersediaan prasarana ruang kuliah,
laboratorium, ruang tutorial dan CSL yang
mencukupi kebutuhan perkuliahan
Pengelolaan SDM dosen yang jelas,
berdasarkan kualifikasi pendidikan dan
sesuai dengan kebutuhan bagian
Adanya program pendidikan S2, pendidikan
dokter spesialis, combined degree
(pendidikan dokter spesialis + S2), dan
program S3 Kedokteran yang semuanya
tersedia bagi pengembangan staf dosen
PRODI Kedokteran Umum
STRATEGI S-O

Kerjasama FK UNHAS dengan FK luar negeri


dalam rangka alih skill dan informasi turut
meningkatkan kualitas lulusan FK UNHAS
Mengirim dosen dan tenaga kependidikan
untuk mengikuti pelatihan pengembangan
sistem assessment di dalam dan luar negeri
dengan difasilitasi PRODI
Mengirim dosen dan tenaga kependidikan
untuk mengikuti seminar atau simposium
mengenai proses penilaian akhir pendidikan

Belum adanya upaya sistematis untuk


menyiapkan mahasiswa tingkat akhir yang
akan mengikuti ujian akhir nasional (UKDI)
Sistem assessment mahasiswa yang
menyeluruh belum dilaksanakan seragam di
lingkungan PRODI
SDM yang dimiliki masih memerlukan
berbagai pelatihan untuk peningkatan
kualitas.
Tidak semua dosen mampu membangun
jaringan dan mempunyai akses yang luas
utamanya dalam tingkatan regional, nasional
maupun internasional

STRATEGI W-O

Melibatkan seluruh komponen Fakultas


dalam pembenahan administrasi akademik
yang lebih efektif dan efisien
Perancangan sistem penerimaan,
pengembangan karir, dan regenerasi dosen
maupun tenaga kependidikan untuk
mengoptimalkan penyaluran SDM sesuai
kualifikasi dan kebutuhan PRODI
Mengadakan pelatihan dan penyegaran
internal untuk dosen dan tenaga
11

pembelajaran.
KBUKDI sebagai lembaga otoritas nasional
yang menangani ujian akhir (UKDI)
mempercayai PRODI FK UNHAS sebagai
pelaksana tryout dan ujian kompetensi
(UKDI) secara reguler
Adanya staf dosen PRODI FK UNHAS yang
menjadi pembuat soal dan reviewer soal
nasional berdasarkan penunjukan KBUKDI

THREAT
-

Kebijakan pengelolaan keuangan Negara


yang perkembangannya tidak selaras dengan
perkembangan sistem pendidikan Fakultas
Kedokteran.
Kesenjangan kualitas pendidikan mahasiswa
baru dari berbagai latar belakang dan
berbagai jalur masuk UNHAS, baik dari segi
pengetahuan dan keterampilan, seperti
keterampilan bahasa asing dan teknologi
informasi
Semakin meningkatnya jumlah mahasiswa
yang diterima menuntut peningkatan jumlah
sarana akademik dan variasi alat bantu
pendidikan, terutama dalam pelaksanaan
assessment

dokter (UKDI)
Mengembangkan kapasistas Student
Assessment Unit yang bertanggungjawab
langsung kepada PD I dalam menangani
berbagai bentuk penilaian/ assessment
pembelajaran di lingkungan PRODI

STRATEGI S-T
-

Memanfaatkan kebijakan pengelolaan


keuangan PRODI secara mandiri, efisien dan
terencana sesuaikan dengan kebutuhan
PRODI
Menyempurnakan berbagai mata kuliah
pengantar pada semester awal untuk
menyeimbangkan kemampuan dasar
mahasiswa sebelum masuk ke materi
pendidikan kedokteran yang lebih khusus
dan mendalam di semester lanjut
Penyusunan pola penerimaan mahasiswa
untuk jangka panjang, dengan
memperhitungkan kapasitas ruangan,
peralatan, disiplin ilmu dan arah
pengembangan PRODI, terutama sistem
assessment berkelanjutan
Benchmarking, dan berbagi pengalaman
dengan PRODI FK lain dalam pengembangan
dan penyempurnaan sistem assessment

kependidikan dalam rangka persamaan


persepsi dalam pelaksanaan sistem
assessment yang menyeluruh
Optimalisasi fasilitas pendidikan dengan
pengadaan jadwal yang tersinkronisasi
dengan semua mata kuliah
Membuat sistem bank soal ujian dengan
software yang menampung soal-soal buatan
dosen PRODI FK UNHAS yang telah direview
oleh reviewer nasional yang juga adalah staf
dosen PRODI FK UNHAS
STRATEGI W-T
Perbaikan sistem administrasi dan keuangan
sehingga lebih adaptatif dan sesuai dengan
kebutuhan pengembangan Fakultas
Pelibatan semua kalangan, baik dosen
maupun tenaga kependidikan untuk
memperbaiki sistem assessment agar
pelaksanaannya lebih seragam untuk setiap
mata kuliah
Memperluas jaringan dan wawasan SDM di
PRODI agar mampu menangani masalah
peningkatan jumlah mahasiswa yang harus
dilayani, termasuk dari segi pelaksanaan
assessment dengan berbagai metode

12

Program pengembangan kapasitas ini dilaksanakan dalam tiga sub aktivitas, yaitu
Lokakarya Need Assessment Pengembangan Sistem Evaluasi Program Studi Pendidikan
Dokter, Out House Training bagi pengembangan MCQ-CBT, OSCE, SOOCA, dan
Profesionalisme, dan Lokakarya Penyusunan Panduan Assessment MCQ-CBT, OSCE,
SOOCA, dan Profesionalisme.
Sampai akhir bulan oktober 2013 ini, terdapat dua sub aktivitas yang telah terlaksana
yaitu Lokakarya Need Assessment Pengembangan Sistem Evaluasi Pendidikan Dokter,
yang dilaksanakan pada tanggal 21 22 September 2013, dan Out House Training di
Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung yang dilaksanakan pada tanggal 7 8
Oktober 2013.
Hambatan-hambatan yang terjadi selama perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
secara umum yaitu :
1. Proses review dan persetujuan proposal program pengembangan kapasitas program
studi (PPKPS) dari pihak rektorat yang memakan waktu yang lama sehingga
mengakibatkan keterlambatan penandatanganan kontrak dan pencairan dana.
2. Keterlambatan pencairan dana sehingga mengakibatkan mundurnya waktu
pelaksanaan kegiatan dari yang telah direncanakan sebelumnya dalam proposal dan
keterlambatan dalam pencarian narasumber untuk kegiatan.
3. Sulitnya menyesuaikan waktu peserta kegiatan dengan jadwal pelaksanaan program.
Rencana selanjutnya selanjutnya adalah hasil dari kegiatan Lokakarya Need
Assessment dan Out House Training FK UNPAD ini yang akan menjadi dasar dalam sub
ativitas yang ketiga atau yang terakhir dari program pengembangan kapasitas program studi
ini yaitu Lokakarya Penyusunan Panduan Assessment Program Studi. Untuk selanjutnya,
panduan yang dihasilkan dari kegiatan ini akan menjadi standar dalam pelaksanaan sistem
assessment Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Unhas yang dalam
implementasinya akan dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkelanjutan. Hasil dari
evaluasi tersebut akan menjadi masukan bagi perbaikan pelaksanaan assessment yang valid
dan reliable.

13

BAB III
HASIL YANG DICAPAI
Hasil Pelaksanaan Program
Terdapat dua sub aktivitas yang telah terlaksana sampai akhir bulan oktober, yaitu
Lokakarya Need Assessment Pengembangan Sistem Evaluasi Pendidikan Dokter, dan Out
House Training di Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung.
1. Need Assessment, Pengembangan Sistem Evaluasi Program Studi Kegiatan Dokter
Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari (Sabtu Minggu, 21 22 September 2013)
dalam bentuk lokakarya dengan melibatkan para ahli di bidang MCQ-CBT, OSCE, dan
SOOCA dengan rincian sebagai berikut:
a. MCQ-CBT
b. OSCE
c. SOOCA

: KB-UKDI dan FK UNPAD


: KB-UKDI
: FK UNPAD

Kegiatan ini dihadiri oleh peserta yang terdiri dari Para Koordinator Pendidikan
Mahasiswa (KPM) dari Bagian Klinik Fakultas Kedokteran Unhas serta staf pengajar tetap
dan tidak tetap Fakultas Kedokteran Unhas yang berperan aktif dalam proses
pengembangan pendidikan (baik pengetahuan maupun keterampilan) bagi mahasiswa
tahap akademik khususnya assessment.
Di dalam Kegiatan ini peserta dilatih untuk membuat Blueprint, MCQ, SOCA &
Profesionalisme, yang menghasilkan 11 Blueprint, 83 Soal MCQ , dan 11 Soal OSCE. Pada
kegiatan ini juga dihasilkan daftar kebutuhan sesuai analisis bersama dalam
Pengembangan Sistem Assessment FKUH.
2. Out House Training
Kegiatan ini dilakukan untuk melihat best practices yang dilaksanakan di FK Unggulan
dengan nilai UKDI yang baik serta berpengalaman dalam penerapan sistem assessment
secara keseluruhan. Kegiatan Out House ini dilaksanakan pada tanggal 7 8 Oktober
2013 di Fakultas Kedokteran Univerisitas Padjajaran Bandung. Pada kegiatan ini peserta
mendapatkan gambaran dan penjelasan mengenai bagaimana pelaksanaan Program
Studi Pendidikan Dokter Bagian Klinik FK UNPAD. Kegiatan kepaniteraan klinik di bagian
FK UNPAD dikoordinasi oleh Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) yang merupakan
Program tersendiri dibawahi langsung oleh Pimpinan Fakultas. Proses sampai evaluasi
pendidikan dilakukan sangat terarah dan terukur dalam pencapaian target kompetensi
dokter sesuai SKDI . Peserta dibagi ke tiap-tiap departemen untuk melihat dan
mempelajari bagaimana pelaksanaan kegiatan serta mempelajari sistem assessment
Kepaniteraan Klinik di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Dan Peserta yang merupakan
14

staf administrasi mengunjungi unit evaluasi hasil belajar mahasiswa dan Laboratorium
CSL yang berada pada Program Studi Sarjana Kedokteran FK UNPAD Jatinangor.
Hasil dari kegiatan Lokakarya Need Assessment dan Out House Training FK UNPAD ini yang
akan menjadi dasar dalam proses penyusunan panduan assessment program studi.
Status Indikator Kinerja
Indikator Keberhasilan Kegiatan

Baseline 2012
NA

Akhir Tahun
2013
100%

Capaian
Per oktober 2013
100%

Dihasilkannya daftar kebutuhan sesuai


analisis bersama dalam
Pengembangan Sistem Assessment
FKUH
Dihasilkannya panduan implementasi
assessment untuk empat elemen:
MCQ-CBT, OSCE, SOOCA,
Porfesionalisme

NA

100%

(kegiatan belum
terlaksana)

Realisasi Anggaran Dana


"Need Assessment" Pengembangan Sistem Evaluasi Program Studi Pendidikan Dokter
Keterangan
Sub Total
Biaya penyelenggaraan bagi Nara Sumber
Rp
10.800.000
Biaya penyelenggaraan bagi panitia
Rp
6.375.000
Biaya penyelenggaraan bagi peserta
Rp
2.625.000
Biaya Akomodasi peserta kegiatan
Rp
20.400.000
TOTAL Rp
40.200.000
Out House Training" Pengembangan Sistem Evaluasi Program Studi Pendidikan Dokter
Keterangan
Sub Total
Biaya akomodasi peserta benchmarking
Rp
9.000.000
Biaya tiket peserta benchmarking
Rp
41.595.900
Biaya transpor dan uang harian
Rp
30.280.000
Institutional Fee
Rp
20.000.000
TOTAL Rp
100.875.900

Total dana Terpakai : Rp 40.200.000 + Rp 100.875.900 = Rp 141.075.900

15

BAB IV
URAIAN PELAKSANAAN KEGIATAN
4.1. "Need Assessment" Pengembangan Sistem Evaluasi Program Studi Pendidikan Dokter
a. Tujuan
Pengembangan sistem assessment yang valid dan reliable merupakan program yang
sangat esensial bagi pencapaian tujuan program studi FKUH. Sistem assessment yang valid
dan reliable akan mampu menunjang tercapainya tujuan pembelajaran program studi dan
akan menjamin dihasilkannya lulusan yang memiliki kompetensi dalam pelaksanaan praktik
kedokteran. Salah satu upaya untuk terciptanya sistem assessment yang valid dan reliable
adalah dengan menganalisa kelemahan dan kekuatan yang telah dimiliki dibandingkan
dengan standar yang harus dicapai. Tujuan dari Kegiatan ini adalah :
Meningkatkan kemampuan para staf akademik dalam melakukan need assessment
Meningkatkan kemampuan staf akademik dalam mengembangkan sistem assessment
yang menyeluruh
b. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk lokakarya selama dua hari (Sabtu Minggu,
21 22 September 2013) bertempat di Hotel SwissBelInn Panakukkang, Makassar dengan
melibatkan narasumber di bidang MCQ-CBT, OSCE, dan SOOCA yaitu dr. Nadjwa Zamalek D,
Sp.PK(K). Kegiatan ini dihadiri oleh peserta yang terdiri dari Para Koordinator Pendidikan
Mahasiswa (KPM) dari Bagian Klinik Fakultas Kedokteran Unhas serta staf pengajar tetap
dan tidak tetap Fakultas Kedokteran Unhas yang berperan aktif dalam proses
pengembangan pendidikan (baik pengetahuan maupun keterampilan) bagi mahasiswa
tahap akademik khususnya assessment.
Susunan Acara Lokakarya Need AssessmentPengembangan Sistem Evaluasi Program
Studi Pendidikan Dokter FK UNHAS
Sabtu,
21 September
2013
08.00 - 08.30
08.30 - 09.00
09.00 - 10.00
10.00 - 11.00
11.00 - 12.00
12.00 - 13.00
13.00 - 14.00
14.00 - 15.00

Susunan Acara

Narasumber/Pembicara

Pembukaan
Gambaran Umum dan Latar Belakang Kegiatan
Pengembangan sistem evaluasi
Praktik pengembangan blue print

Dekan FKUH
WD 1
dr. Nadjwa Zamalek D, Sp.PK(K)
dr. Nadjwa Zamalek D, Sp.PK(K)

ISHOMA
Pengembangan assessment berbasis knowledge
Pengembangan assessment critical thinking

dr. Nadjwa Zamalek D, Sp.PK(K)


dr. Nadjwa Zamalek D, Sp.PK(K)
16

15.00 - 17.00
Minggu,
22 September
2013
09.00 - 11.00
11.00 - 12.00
13.00 - 16.00

16.00 - 16.30

Praktik pengembangan assessment knowledge


dan critical thinking

dr. Nadjwa Zamalek D, Sp.PK(K)

Susunan Acara

Narasumber/Pembicara

Pengembangan assessment berbasis skill


Pengembangan assessment profesionalisme dan
behavior
Praktik pengembangan assessment berbasis skill
Praktik pengembangan assessment
profesionalisme dan behavior
Penutupan

dr. Nadjwa Zamalek D, Sp.PK(K)


dr. Nadjwa Zamalek D, Sp.PK(K)
dr. Nadjwa Zamalek D, Sp.PK(K)
dr. Nadjwa Zamalek D, Sp.PK(K)
Dekan FKUH

c. Hasil Pelaksanaan (Output)


Jumlah Peserta yang hadir 24 orang, yang terdiri dari bagian & Unit Radiologi, Ilmu
Penyakit Dalam, Ilmu Kesehatan Anak, OBGIN, Ilmu Kesehatan Mata, Ilmu Penyakit THT,
Anastesi, IKM-IKK, Orthopedi, Forensik, Ilmu Bedah, MEU, SAU & CEU (daftar hadir
terlampir).
Di dalam Kegiatan ini peserta dilatih untuk membuat Blueprint, MCQ, SOCA &
Profesionalisme, yang menghasilkan 11 Blueprint, 83 Soal MCQ , dan 11 Soal OSCE.
d. Hambatan Pelaksanaan dan Upaya Mengatasinya
1. Keterlambatan pencairan dana sehingga mengakibatkan mundurnya waktu
pelaksanaan kegiatan dari yang telah direncanakan sebelumnya dalam proposal dan
keterlambatan dalam pencarian narasumber untuk kegiatan.
2. Salah satu Narasumber kegiatan tiba-tiba membatalkan keberangkatannya karena
alasan tertentu 2 hari sebelum pelaksaaan kegiatan. Upaya untuk mengatasinya yaitu
dengan mencoba mencari narasumber dari instansi lain dan meminta serta
menayakan ke narasumber lainnya apakah dapat mengganti dan membawakan topik
dari narasumber yang tidak hadir tersebut, dan akhirnya narasumber lainnya tersebut
menyanggupi.
e. Rencana Perbaikan
1. Diharapkan proses review dan pengesahan proposal dan kontrak program
pengembangan kapasitas program studi (PPKPS) serta proses pencairan dana dari
pihak rektorat dapat berjalan sesuai waktu yang telah ditentukan dan tidak dalam
jangka waktu yang lama agar program dapat terlaksana sesuai dengan jadwal yang
telah direncanakan dalam proposal kegiatan.
2. Diharapkan kepada instansi yang diminta untuk mengirimkan narasumber, apabila
narasumber berhalangan hadir untuk mengikuti kegiatan mohon dapat dikonfirmasi
secepatnya kepada pihak panitia dan diharapkan membantu dalam mencari
narasumber pengganti.
17

4.2. "Benchmarking" Pengembangan Sistem Evaluasi Program Studi Pendidikan Dokter


a. Tujuan
Dalam pelaksaan UKDI ke depan, selain ujian teori dokter, komponen UKDI lain adalah
OSCE dimana kemampuan para dokter akan keterampilan klinik akan diuji secara objektif.
Dengan menuangkan kompetensi keterampilan klinik melalui OSCE yang berintegrasi dan
komprehensif dapat menghasilkan lulusan dokter terbaik yang mempunyai kompetensi
unggul dalam diagnosis dan penatalaksanaan baik dari aspek promotif, preventif dan kuratif.
Pengembangan sistem assessment yang valid dan reliable merupakan program yang sangat
esensial bagi pencapaian tujuan program studi FKUH. Sistem assessment yang valid dan
reliable akan mampu menunjang tercapainya tujuan pembelajaran program studi dan akan
menjamin dihasilkannya lulusan yang memiliki kompetensi dalam pelaksanaan praktik
kedokteran. Salah satu upaya untuk terciptanya sistem assessment yang valid dan reliable
adalah mengidentifikasi best practices dari institusi yang memiliki keunggulan dalam
sistem assessment dan berbagi ilmu dalam implementasi dan berbagai kendala yang
dihadapi dalam praktik assessment untuk berbagai area kompetensi. Tujuan dari Kegiatan
ini adalah
Meningkatkan kemampuan para staf akademik dalam implementasi sistem
assessment
Meningkatkan kemampuan staf akademik dalam mengembangkan sistem assessment
yang menyeluruh
b. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Out House ini dilaksanakan pada tanggal 7 8 Oktober 2013 di Fakultas
Kedokteran Univerisitas Padjajaran Bandung. Peserta kegiatan ini adalah staf pengajar tetap
dan tidak tetap serta staf pendukung Fakultas Kedokteran Unhas yang berperan aktif dalam
proses pengembangan pendidikan (baik pengetahuan maupun keterampilan) bagi
mahasiswa tahap akademik khususnya assessment.
Jadwal Acara "Benchmarking" Pengembangan Sistem Evaluasi Program Studi Pendidikan
Dokter FK UNHAS di FK UNPAD.
Waktu

Kegiatan

PIC

Senin, 7 Oktober 2013


10.00 10.30

Pembukaan oleh Dekan/PD1

Sekretariat

10.30 12.00

Penjelasan PSPD FK UNPAD

Sekretaris PSPD FK UNPAD

12.00 13.00

ISHOMA

13.00 15.00

Penjelasan tentang Clinical Assessment


Penjelasan tentang Administrasi PSPD
18

Selasa, 8 Oktober 2013


08.30 10.00
10.00 12.00

c.

Kunjungan ke Departemen

12.00 13.00

ISHOMA

13.00 14.00

Wrap Up dan Penutupan

PD1 dan Ketua PSPD

Keluaran

Jumlah Peserta yang mengikuti kegiatan benchmarking ini berjumlah 22 orang, yang
berasal dari bagian & Unit Radiologi, Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Kesehatan Anak, Obstetri &
Ginekologi, Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Ilmu Kesehatan Mata, Anastesiologi, IKM-IKK,
Ilmu Kedokteran Jiwa, Ilmu Penyakit Saraf, Ortopedi, Kardiologi, Forensik, MEU, SAU & CEU
dan beberapa staf administrasi dari unit MEU, SAU,CEU, OSCE, dan CSL (daftar peserta
terlampir).
Pada kegiatan ini peserta mendapatkan gambaran dan penjelasan mengenai
bagaimana pelaksanaan Program Studi Pendidikan Dokter Bagian Klinik FK UNPAD. Kegiatan
kepaniteraan klinik di bagian FK UNPAD dikoordinasi oleh Program Studi Pendidikan Dokter
(PSPD) yang merupakan Program tersendiri dibawahi langsung oleh Pimpinan Fakultas.
Proses sampai evaluasi pendidikan sepertinya dilakukan sangat terarah dan terukur dalam
pencapaian target kompetensi dokter sesuai SKDI . Penjadualan yang baik dan telah
memiliki patron siklus yang baik dimana siklus pendidikan kepaniteraan menggunakan siklus
Grup/Kelompok Koas pada setiap bagian. Selanjutnya peserta dibagi ke tiap-tiap
departemen untuk melihat dan mempelajari bagaimana pelaksanaan kegiatan Kepaniteraan
Klinik di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Dan Peserta yang merupakan staf administrasi
mengunjungi unit evaluasi hasil belajar mahasiswa dan Laboratorium CSL yang berada pada
Program Studi Sarjana Kedokteran FK UNPAD Jatinangor.
Adapun hasil dari kegiatan kunjungan tiap departemen dapat diliat di tabel berikut :
Bagian
Anestesi

Laporan
Bagian Anestesi FK UNPAD memiliki proses jauh lebih terarah dan mempunyai
beban kerja yang lebih sedikit bagi staf dibanding sistem siklus mingguan yang
diterapkan di FK UNHAS.
Proses pendidikan kepaniteraan di Bagian dimulai dengan pelaporan peserta
hari Jumat sebelum minggu berjalan. Pada hari pertama kepaniteraan para
mahasiswa telah mendapatkan schedule proses pendidikan termasuk jadual
jaga, nama pembimbing atau preseptor, nama evaluator dan mendapatkan
logbook yang berisi seluruh aktivitas pendidikan yang akan ditempuh selama 3
minggu di bagian anestesi.
Kegiatan selama pendidikan 2 minggu pertama diisi dengan Bedside Teaching,
19

Clinical Case Discussion, Bimbingan Skill yang kesemuanya dilaksanakan oleh


Preseptor yang bertanggungjawab untuk grup tersebut ( 1 dosen preseptor
membimbing 5-10 mahasiswa ). Juga tersedia ruang CSL tersendiri di Kantor
Bagian Anestesi yang digunakan untuk pembimbingan skill tertentu dan OSCE
untuk evaluasi.
Evaluasi (minggu ke-3) dengan metode OSCE dan SOCA oleh Evaluator
(Penguji) yang berbeda dengan Preseptor. Akhir minggu ke-3 ( hari Kamis )
semua mahasiswa telah selesai ujian akhir SOCA, bagi mahasiswa yang tidak
lulus ujian ini memiliki kesempatan remedial pada hari Jumat, sehingga nilai
telah ada hari terakhir minggu ke-3 dan Grup Mahasiswa segera bergerak ke
siklus bagian lainnya.
Obgin

Forensik

Kepaniteraan Klinik Bagian Obgin FK UNPAD berlangsung selama 9 minggu dan


Koas masuk ke bagian tiap 9 minggu sesuai dengan rotasi kelompok yang telah
diatur dibagian PSPD FK UNPAD.
Sama seperti di FK UNHAS, Bagian Obgin FK UNPAD juga menggunakan log
book untuk penilaian terhadap mahasiswa klinik.
Sistem pembelajaran dengan Bedsite Teaching, Clinical Case Discussion, dan
Clinical Case Presentation.
Terdapat Ujian Mid Test yang dilakukan pada saat minggu ke enam.
Keterampilan Asuhan Persalinan Normal (APN) diberikan pada minggu
pertama sama seperti di FK UNHAS. Saat minggu pertama, koas sudah
mendapat preseptor (pembimbing) dimana masing-masing preseptor
membimbing 5 orang koas. Untuk 2 minggu pertama koas mendapatkan kuliah
dan pada saat minggu III sampai minggu VIII koas bertugas di Rumah Sakit.
Minggu IX merupakan minggu pelaksanaan ujian. Terdapat 20 stasion yang
terdiri dari stasion OSCE, SOCA, dan MCQ. Setelah koas mengikuti ujian,
diadakan rapat untuk membicarakan nilai dan kelulusan, bagi mahasiswa yang
tidak lulus ujian memiliki kesempatan remedial.
Waktu pelaksanaan kepaniteraan klinik 3 minggu dengan beban 2 SKS.
Tugas mahasiswa selama periode kepaniteraan: mengikuti bed site teaching,
presentasi tulisan ilmiah, dan presentasi kasus.
Assessment:
Preseptor
- Logbook / buku panduan (nilai harian bed site
teaching, case presentation, presentasi tulisan
40%
ilmiah)
- Professional Behaviour
Ujian Teori (post test)
OSCE
60%
SOCA
20

Psikiatri

Ilmu
Kesehatan
Anak

Student
Assessme
nt Sistem
Lab CSL

Peserta kepaniteraan klinik tidak ada tugas jaga.


Untuk ujian SOCA, menggunakan kasus yang diperoleh selama kepaniteraan,
bila tidak mendapatkan kasus selama kepaniteraan, diberikan mock case.
Bila berhalangan 1 hari tanpa keterangan, mengulang 1 minggu (setelah siklus
kepaniteraan selesai).
Untuk peserta kepaniteraan dari FK universitas swasta, proses kepaniteraan
mengikuti model FK UNPAD, tetapi dinasnya di rumah sakit jejaring fakultas
kedokteran tersebut.
Lama kegiatan kepaniteraan : 3 minggu, denngan beban Studi 2 SKS. Waktu
kegiatan sehari-hari adalah : Senin-Kamis : jam 07.00 15.30 dan Jumat : jam
07.00 16.00
Sanksi keterlambatan :
- Terlambat 10-30 menit : mengerjakan tugas dari preceptor
- Terlambat >30 menit : dianggap tidak hadir
- Tidak hadir lebih satu hari : mengulang penuh rotasi
Bentuk Kegiatan : Lama rotasi 15 hari kerja
Metode belajar :
1. Kegiatan terstruktur-terjadwal : Bed Side Teaching 3x2jam/minggu , Case
report Session 1x2 jam/minggu, Clinical Science Session 1x2 jam/minggu,
Resource Person Session 2x1 jam/minggu
2. Kegiatan lain yg tdk terstruktur : Kegiatan rutin poliklinik dan rawat inap
(diluar jadwal kegiatan terstruktur), Visite besar oleh konsulen, membuat
satu status pasien ruangan serta follow up harian pasien rawat inap dan
satu status pasien poliklinik diperiksa dan diberi nilai dan di ttd oleh residen
yg merawat pasien , dan presentasi kasus
Jenis Evaluasi :
Jenis Evaluasi
Banyaknya Minggu
Bobot
Oleh
Presentasi BST
9 kali
I III
30%
Preceptor
CSS
3 kali
I III
10%
Preceptor
CRS
3 kali
I III
10%
Preceptor
Mini CEX
1 kali
III
25%
Preceptor
Evaluasi lain
III
25%
Penguji
Peserta mendapatkan contoh buku kegiatan peserta Program Studi Profesi Dokter
(PSPD) departemen Ilmu Kesehatan anak FK UNPAD yang berisi jadwal kegiatan
dan rotasi , Metode pembelajaran dan evaluasi (BST, Scientific Session, Case
Report, Tugas Jaga), dan Jenis kemampuan/tindakan yang harus dilakukan oleh
mahasiswa yang berdasar pada Standar Kompetensi Dokter Indonesia.
Tugas pokok dan fungsi SAS FK UNPAD secara garis besar hampir sama dengan
unit SAU yang ada di FK UNHAS yaitu bertugas dan bertanggungjawab dalam
pelaksanaan assessment untuk mahasiswa di program studi sarjana kedokteran.
Di bagi atas 4 ruangan besar csl, yaitu ruang csl tahun pertama, ruang csl thn
21

FK UNPAD

kedua, ruang csl tahun ketiga, dan ruang csl tahun ke empat. Dengan
PJ/laboran, 1 org untuk tiap rg CSL(total 4 pegawai yg bertanggung jawag
terhadap masing-masing ruangan).
Tiap ruangan lagi dipisahkan menjadi ruang2 kecil/kamar-kamar sebanyak 1020 ruangan, demikian juga dengan gudang manekin dan peralatan peraga,
berserta kamar mandi, dan wastafel untuk cuci tangan ada di tiap ruangan.
Dengan data inventaris alat dan barang yang lengkap pada tiap ruangan.

d. Hambatan Pelaksanaan dan Upaya Mengatasinya


Tidak ditemukan hambatan yang berarti dalam pelaksanaan kegiatan ini.
e.

Rencana Perbaikan
Hasil dari Out House Training Fakultas Kedokteran UNPAD ini dan hasil dari Lokarya
Need Assessment yang telah terlaksana sebelumnya akan menjadi dasar dalam
pelaksanaan kegiatan selanjutnya yaitu proses penyusunan panduan assessment
program studi.

22

Anda mungkin juga menyukai