PROPOSAL PENELITIAN
ERLINA PERANGIN-ANGIN
NIM. 163120006
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan sebagai persyaratan untuk menyelesaikan
Pendidikan Sarjana Keperawatan
ERLINA PERANGIN-ANGIN
NIM.163120006
ERLINA PERANGIN-ANGIN
NIM.163120006
Mengetahui
Ketua Program Studi S1 Keperawatan
STIKes Payung Negeri Pekanbaru
ERLINA PERANGIN-ANGIN
NIM.163120006
Mengesahkan,
Erlina Perangin-angin
161320006
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berkat dan kasih-Nya sehingga penyusunan proposal dengan judul
hubungan “ Hubungan Peran Bed Management Officer (BMO) dengan Waktu
Tunggu ( Boarding Time ) di Unit Gawat Darurat RS Santa Maria Pekanbaru”
Proposal penelitian ini disusun penulis untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)
Payung Negeri Pekanbaru Program S1 Ilmu Keperawatan Tahun 2018.
Dalam penyusunan proposal ini penulis banyak mendapat bimbingan dan
motivasi dari berbagai pihak, untuk itu perkenankan penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Ibu Ns.Hj.Deswinda,S.Kep,M.Kes., selaku ketua STIKes Payung Negeri
Pekanbaru yang telah memberikan ijin untuk terlaksananya penyusunan
penelitian ini.
2. Ibu Ns. Sri Yanti, S.Kep, M.Kep, Sp.KMB, selaku ketua Program Studi S1
Keperawatan STIKes Payung Negeri Pekanbaru
3. Ibu Nn. Emulyani, M.Kep, selaku dosen pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan dan masukan dalam menyelesaikan penelitian ini.
4. Ibu...... selaku dosen penguji I
5. Ibu .......selaku dosen penguji II
6. Seluruh Staf Dosen beserta karyawan dan karyawati STIKes Payung Negri
Pekanbaru yang telah banyak memberi pengetahuan dan bimbingan kepada
penulis selama mengikuti pendidikan di STIKes Payung Negeri Pekanbaru.
7. Dokter Arifin selaku direktur RS Santa Maria Pekanbaru yang telah
mengijinkan dan memberikan data serta informasi untuk penelitian ini.
8. Teristimewa ucapan trimakasih kepada suami, anak-anak saya,serta kedua
morangtua saya karena selalu memberikan dorongan semangat, motivasi,
kasih sayang serta doa yang tiada henti bagi penulis.
9. Teman-teman seperjuangan program B Santa Maria yang telah menjadi
rekan selama di STIKes Payung Negeri Pekanbaru.
10. Seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, yang telah
memberikan motivasi dan dukungan doanya.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang setimpal atas
segala amal baik yang telah diberikan kepada penulis. Dalam penyusunan
proposal ini penulis menyadari bahwa masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
Tabel 1 :
DAFTAR SKEMA
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang…………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………… 3
C. Tujuan Penelitian………………………………………………. 3
1. Tujuan Umum……………………………………………….. 3
2. Tujuan Khusus………………………………………………. 3
D. Manfaat penelitian……………………………………………… 3
1. Institusi Tempat Penelitian………………………………….. 3
2. Institusi Pendidikan………………………………………… 3
3. Penelitian Selanjutnya………………………………………. 3
A. Tinjauan Teoritis…………………………………………………. 5
1. Konsep Pelayanan Unit Gawat Darurat……………………… 5
2. Waktu Tunggu……………………………………………….. 7
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Waktu Tunggu Pelayanan
Gawat Darurat………………………………………………….7
B. Penelitian Terkait………………………………………………….. 8
C. Kerangka Konseptual…………………………………………….. 8
D. Hipotesis………………………………………………………….. 9
1. Hipotesis Kerja ( ha )………………………………………… 9
2. Hipotesis null ( ho )……………………………………………9
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Unit Gawat Darurat (UGD) adalah area didalam rumah sakit yang
dirancang dan di gunakan untuk memberikan standar perawatan gawat
darurat untuk pasien yang membutuhkan perawatan akut atau mendesak (
Queenslan Health ED, 2012 ). Unit ini memiliki tujuan utama yaitu untuk
menerima, melakukan triase, menstabilisasi dan memberikan pelayanan
kesehatan akut untuk pasien termasuk pasien yang membutuhkan resusitasi
dan pasien dengan tingkat kegawatan tertentu (Australian College for
Emergency Medicine, 2014). Pelayanan gawat darurat merupakan system
yang kompleks dalam pelayanan rumah sakit, diperlukan alat kerja yang
tepat sehingga mampu mengelola dengan baik keterkaitan dan saling
bergantungnya antara tenaga kesehatan, alur kerja, kebutuhan akan
penunjang dan semua komponen tersebut saling berkaitan.
Masalah yang sering terjadi di Unit Gawat Darurat adalah
penumpukan pasien, hal ini merupakan salah satu akibat dari
ketidakmampuan mengelola alur yang komplek. The College Of Emergency
Medicine (2012) menyimpulkan beberapa penyebab terjadinya
overcrowding di ruang Unit Gawat Darurat yaitu prosedur pelayanan,
respon dari tim rawat inap, tata letak, kapasitas jumlah tempat tidur, jumlah
pasien, jumlah dan kemampuan staf Unit Gawat Darurat. Penumpukan
pasien di Unit Gawat Darurat dapat menyebabkan lamanya waktu tunggu
pasien untuk di rawat inap. Lama waktu tunggu di Unit Gawat Darurat dapat
juga menyebabkankan keterlambatan transfer ke ICU dan kesalahan
pengobatan. Salah satu dimensi mutu pelayanan kesehatan adalah akses
terhadap pelayanan yang di tandai dengan waktu tunggu pasien.
Boarding Time adalah lamanya waktu tunggu rawat inap dari UGD
sampai masuk ke ruang rawat inap, diidentifikasi sebagai penyumbang
utama terjadinya penumpukan pasien di UGD ( United States General
Accounting Office 2003, Hoot & Aronsky 2008, Pines et.al, 2011).
Ketidakseimbangan jumlah pasien dan ketersediaan ruang rawat dapat
berakibat pada memanjangnya waktu tunggu atau masa rawat pasien di Unit
Gawat Darurat. Hal tersebut berdampak pada bertambahnya aktivitas dan
beban kerja perawat selama pasien menunggu ketersediaan ruang rawat inap
di ruang UGD ( Erlan Nurmansyah dkk, 2014). Menurut Ilyas (2011),
sampai saat ini belum ada standar yang dapat menjadi rujukan waktu
pelayanan. Penelitian tentang berapa lama waktu tunggu pasien yang
dirawat inap dari UGD sulit ditemukan, khususnya di Indonesia diperlukan
penelitian yang cukup tentang waktu tunggu pelayanan baik yang mencakup
rumah sakit pemerintah, swasta maupun rumah sakit non profit, sehingga
dengan banyak variasi bias memperlihatkan dalam waktu tunggu karena
adanya perbedaan karakteristik, sarana dan prasarana serta kualitas
pemberi pelayanan.
Salman (2016) dalam penelitiannya di Amerika Serikat dengan judul
Improving Emergency Departement Patient Flow: Queuing Theory and
Practical Application of Split Flow, menampilkan data rata-rata waktu
tunggu selama penangan di Unit Gawat Darurat sampai di rawat inap
berkisar antara 2 jam 56 menit (176 menit) sampai 3 jam 36 menit (216
menit). Penelitian lain yang telah di publikasikan pada tahun 2015 yang
dilakukan oleh Pengyi Shi et.al, 2012 tentang Model and Insights for
Hospital Inpatient Operations : Time Dependent ED Boarding Time,
ditampilkan data bahwa lamanya waktu tunggu rawat inap berbeda
tergantung dari jam pelayanan, dimana rata-rata waktu tunggu rawat inap
pasien di National University Hospital (NUH) Singapore adalah 2.82 jam
(169 menit), tetapi bila dilihat pada jam pelayanan pada 07.00-10.00 maka
rata-rata waktu tunggunya menjadi 4 jam (240 menit), dan 30 persen
diantaranya mengalami keterlambatan waktu tunggu sampai 6 jam (360
menit). Sedangkan penelitian tentang berapa lama waktu tunggu pasien yang
dirawat inap dari Unit Gawat Darurat di RSUD Cengkareng Jakarta Barat
tahun 2012 rata-rata waktu pelayanan pasien UGD untuk masuk rawat inap
berdasarkan status triase pasien gawat darurat adalah 119,4 menit dan pasien
gawat tidak darurat adalah 108,5 menit ( UI Library-Tesis (Membership),
2012).
Standar waktu tunggu pasien yang masuk di Unit Gawat Darurat
Rumah Sakit Santa Maria adalah 60 menit. Lama waktu tunggu rawat inap
(Boarding Time) di Unit Gawat Darurat RS Santa Maria Pekanbaru pada
periode bulan Januari sampai bulan Februari 2018 didapatkan data dari 100
orang pasien maka di peroleh waktu tunggu ≥ 60 menit dengan persentase
60%, sedangkan waktu tunggu ≤ 60 menit persentase 40%. Tingginya
angka waktu tunggu rawat inap (boarding time) dari UGD >60 menit
selama evaluasi tahun 2018, tentunya berdampak pada kualitas layanan
terutama dalam hal kecepatan pelayanan dan juga keselamatan pasien.
Dampak dari overcrowding di ungkapkan The College Of
Emergency Medicine (2012) diantaranya meningkatnya beban kerja,
kelelahan staf, kecemasan pasien, medical error, inefficiency, terabaikannya
pasien safety, dan terhambatnya pelayanan. Efek penumpukan pasien di
Unit Gawat Darurat juga mengakibatkan resiko kesalahan medis (
khususnya kesalahan pengobatan) pada pasien sakit kritis bias terjadi di
UGD selama pasien masuk di UGD dapat menyebabkan menurunkan
tekanan darah dan oksigenasi, aritmia jantung dan disfungsi multi-organ
(Richardson & Mountain, 2009). Selain dampak pada kualitas, pelayanan
tepat waktu dan kepuasan pasien. Penumpukan pasien di Unit Gawat
Darurat juga berdampak terhadap psikologis petugas UGD, sebagai
penyebab utama stress dengan beban kerja dan penumpukan pasien di Unit
Gawat Darurat(Healy & Tyrreii, 2011). Lama waktu tunggu di UGD yang
disebabkan oleh kepadatan pasien, juga dapat menyebabkan keterlambatan
transfer ke ICU dan kesalahan pengobatan. Kesalahan pengobatan ini dapat
terjadi karena rasio perawat-pasien yang kurang sehingga ketidakmampuan
perawat untuk mengelola obat yang diberikan dengan benar dan kelelahan
perawat akibat tingginya volume pasien (Marija Djokovic, 2012). Bernstein
et al. (2009) melaporkan angka kematian pada pasien ICU yang ditransfer
dari UGD setelah lebih dari 6 jam adalah 17,4%, dibandingkan saat pasien
dipindahkan dalam waktu kurang dari 6 jam adalah 12,9%.
Upaya penanganan waktu tunggu yang terlalu lama di Unit Gawat
Darurat telah dilakukan untuk mengatasi masalah penumpukan pasien di
Unit Gawat Darurat, antara lain dengan intervensi yang paling umum adalah
metode aliran tertentu ( PSF atau Pasien Spesific Flow ) yaitu metode yang
memisahkan pasien dengan kondisi darurat atau tidak, triase cepat (RT atau
Rapid Triase ) yaitu melakukan proses triase simultan. Petugas di Triase (
PIT atau Provider In Triase yaitu dengan menempatkan dokter atau perawat
di area triase di UGD, koordinator aliran BMO dan penggunaan
pemeriksaan penunjang langsung di Unit Gawat Darurat (POC atau Poin Of
Care), (Susan L. Flaming. (2015). Seamus O. Murphy, 2012 (departemen
Darurat, Universitas Rumah Sakit Kansas, Kansas City, KS) melakukan
penelitian dengan konsep jalur cepat (di mana memisahkan pasien sesuai
kondisi darurat oleh dokter atau perawat
BMO adalah petugas klinis berpengalaman yang bertanggung jawab
untuk memfasilitasi jalannya alur pasien melalui UGD dari mulai masuk
selama diagnostic sampai pengalihan (Susan L.Flaming, 2015). Pelaksanaan
BMO merupakan intervensi dalam mengatur aliran keluar masuk pasien
UGD, meningkatkan kepuasan pasien dan kinerja keuangan ( Bayley et
al,2005). Pentingnya pelaksanaan BMO terletak pada potensi peran ini
berdampak pada potensi efisiensi operasional, perbaikan keuangan dan
kepuasan pasien. Perbaikan dalam hal tersebut secara efektif akan
memposisikan UGD lebih ekonomis dan pelayanan kesehatan yang
berkelanjutan, yang dapat membantu meringankan beban kepadatan pasien
dan menempatkan UGD yang lebih baik untuk bersaing dalam lingkungan
kesehatan. ( Hsai et al.,2011). Peran BMO aktif dalam fase aliran keluar dan
masuk pasien Unit Gawat Darurat (Throughput model ) di mulai dengan
kedatangan pasien, memfasilitasi triase serta pengobatan secara efisien
serta tepat waktu.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan data di atas, dapat digambarkan bahwa boarding time di Unit
Gawat Darurat Rumah Sakit Santa Maria masih lama atau belum
mencapai tandar. Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah
pada penelitian ini adalah Bagaimana hubungan peran Bed Managemen
Officer (BMO) dengan waktu tunggu rawat inap (Boarding Time) di Unit
Gawat Darurat Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru tahun 2018.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum :
Mengetahui hubungan peran Bed Management Officer ( BMO)
dengan waktu tunggu Rawat Inap ( Boarding Time )di Unit Gawat
Darurat Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru Tahun 2018.
2. Tujuan Khusus :
a. Mengetahui gambaran peran BMO di Unit Gawat Darurat RS
Santa Maria Pekanbaru .
b. Mengetahui gambaran waktu tunggu di Unit Gawat Darurat RS
Santa Maria Pekanbaru.
c. Menganalisa hubungan peran BMO dengan waktu tunggu
Rawat Inap (Boarding Time ) di Unit Gawat Darurat RS Santa
Maria Pekanbaru.
D. Manfaat Penelitian
1. Institusi tempat penelitian
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan pertimbangan
bagi Rumah Sakit terhadap peran dan fungsi BMO dalam meningkatkan
pelayanan waktu tunggu Rawat Inap di Unit Gawat Darurat RS
Santa Maria .
2. Institusi Pendidikan Keperawatan
Dengan hasil dari penelitian ini nantinya dapat menambah wawasan
atau menjadi referensi yang bermanfaat sehingga dapat di
pergunakan untuk Penelitian lebih lanjut serta sebagai bahan evaluasi
untuk pendidikan Keperawatan.
3. Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini dapat di gunakan untuk menerapkan ilmu yang di
peroleh selama pendidikan dan menambah wawasan. Dan juga
dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian
selanjutnya, serta perbandingan ilmu bagi peneliti lainnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Konsep Pelayanan UGD
a. Pengertian Pelayanan Gawat Darurat
Gawat Darurat adalah keadaan klinis pasien yang
membutuhkan tindakan medis segera guna penyelamatan nyawa
dan pencegahan kecacatan lebih lanjut (UU N0. 44 tahun 2009
tentang RS). Pelayanan gawat darurat ( emergency care ) adalah
bagian dari pelayanan kedokteran yang dibutuhkan oleh penderita
dalam waktu segera (immediately) untuk menyelamatkan
kehidupannya (life saving). Unit kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan gawat darurat disebut dengan nama Unit Gawat Darurat
( emergency unit ).
Menurut AHA ( American Heart Association ) yang
dikutip dari Herkutanto (2008) pengertian tentang gawat darurat
adalah: An emergency is any condition that in the opinion of the
patient, his family, or whoever assumes the responsibility of
bringing the patient to the hospital requires immediate medical
attention. This condition continues until a determination has been
made by a health care professional that the patient,s life or well
being is not threatened. Pelayanan yang dilakukan di UGD
melibatkan berbagai sub prosedur alur yang dilalui oleh pasien,
mulai dari pendaftaran, bertemu dengan dokter spesialis, perawat,
pelayanan laboratorium, pemeriksaan radiologi, unit rawat inap,
dan lain sebagainya. Meskipun ada upaya mengoptimalkan
performa kerja dari masing-masing unit tersebut, tetapi tanpa
mempertimbangkan tujuan yang lebih luas, maka mungkin saja
tujuan dari performa kerja secara keseluruhan di UGD dapat
tercapai akan menjadi sulit.
Menurut Ilyas ( 2011), sampai saat ini belum ada standar yang
dapat menjadi rujukan waktu pelayanan. Sebaiknya diadakan
penelitian yang cukup luas dan mencakup varian rumah sakit yang
ada. Diperlukan penelitian yang cukup tentang waktu tunggu
pelayanan baik yang mencakup rumah sakit pemerintah , swasta
maupun rumah sakit non profil, sehingga dengan banyak variasi bisa
memperlihatkan variasi dalam waktu tunggu karena adanya perbedaan
karakteristik , status , prasarana , sarana dan kualitas pemberi
pelayanan.
D. Hipotesis
1. Ho: Tidak terdapat hubungan antara Peran Bed Management (BMO)
dengan Waktu Tunggu pasien rawat inap di RS Santa Maria
Pekanbaru.
2. Ha: Terdapat hubungan antara Peran Bed Management Officer
(BMO) dengan Waktu Tunggu Pasien rawat inap RS Santa Maria
Pekanbaru.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
No Uraian Kegiatan Tahun 2018
Mar April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan (Pengajuan Judul
1
Skripsi)
2 Pembuatan Proposal
3 Seminar Proposal Skripsi
Pelaksanaan, pengumpulan
4
dan pengolahan data
5 Penyusunan laporan skripsi
6 Seminar hasil skripsi
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
2. Sampel
a. Prosedur Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel dengan consecutive sampling yaitu
memilih semua individu yang ditemui dan memenuhi kriteria pe
milihan ,sampai jumlah yang diinginkan terpenuhi. Prosedur pe
ngambilan sampel adalah pasien yang masuk ke UGD RS Santa
1) Kriteria Inklusi
Kriteria Inklusi adalah semua pasien UGD yang akan dirawat
Inap.
2) Kriteria Eksklusi
Kriteria Eksklusi adalah pasien UGD yang dilakukan
observasi khusus di UGD karena kondisi status kesehatan
pasien.
b. Jumlah sampel
Rumus yang digunakan untuk mengukur sampel, digunakan
Rumus Slovin yakni ukuran sampel yang merupakan
perbandingan dari ukuran populasi dengan persentasi kelonggaran
1. Populasi
Populasi dari penelitian ini untuk populasi variable dependent yaitu
Waktu tunggu rawat inap ( Boarding Time )adalah pasien yang masuk ke Unit
Gawat Darurat yang diputuskan rawat inap ,sedangkan untuk polpulasi variable
independent yaitu peran Bed Managementg Officer ( BMO) adalah seluruh
perawat Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru 2017
2. Sample
Variabel Dependent :
Populasi (N) pada penelitian untuk variable dependent yaitu pasien yang masuk ke
Uit Gawat Darurat dan diputuskan untuk rawat inap. Agar karakteristik sample
tidak menyimpang dari populasinya ,maka sebelum dilakukan pengambilan sample
perlu ditentukan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi dalam penelitian. Kriteria
Inklusi adalah semua pasien Unit Gawat Darurat yang akan dirawat inap.
Sedangkan kriteria Eksklusi adalah pasien Unit Gawat Darurat yang dilakukan
observasi khusus di Unit Gawat Darurat karena kondisi status kesehatan pasien.
Variabel Independent :
Sedangkan Populasi (N) pada penelitian untuk variable Independent yaitu seluruh
perawat Unit Gawat Darurat. Pada variable Independent ini ditetapkan kriteria
Inklusinya : perawat yang terdaftar sebagai tenaga keperawatan UGD di RS Santa
Maria Pekanbaru dan bersedia menjadi responden. Sedangkan kriteria Eklusi :
perawat yang sedang cuti dan perawat yang tidak bersedia menjadi responden.
D. Instrumen Penelitian
Alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah: lembar
pengumpulan data yang berisi mengenai jam pasien diputuskan rawat inap dan
jam diantar ke rawat inap .Data diperoleh dari buku register pasien Unit Gawat
Darurat RS Santa Maria Pekanbaru dan Rekam Medis pasien. Serta lembar
kuesioner yang terdiri dari pernyataan tentang uraian tugas BMO dan
lembar ceklist yang menggunakan skala Likert. Dimana apabila respon pada
pernyataan menjawab sangat tidak baik akan diberi nilai 1,tidak baik diberi nilai
2,baik diberi nilai 3 dan sangat baik diberi nilai 4.
E. Defenisi Operasional
Defenisi Operasional adalah mendefenisikan variable secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati,sehingga memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
fenomena (Putra,2012).
Defenisi Operasional merupakan penjelasan semua table dan istilah yang akan
digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya
mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian ( Setiadi,2012).
No Variabel Defenisi Cara Alat Skala
Operasional ukur ukur ukur
Variabel Independen
1. Peran Bed Peran yg dinilai Diukur dari Kuesioner Ordinal
Managem sesuai uraian uraian tugas
Officer tugas BMO dengan skor
(BMO) terhadap waktu sbb:
Tunggu rawat inap sangat baik=4
Di UGD RS Santa baik =3
Maria Pekanbaru tidak baik =2
Sangat tidak
baik = 1
Variabel Dependen
2. Waktu Lamanya waktu Observasi Lembar Interval
Tunggu tunggu rawat pengumpulan
Rawat inap rawat inap data penelitian
( Boarding Time ) dari UGD
sampai di
antar ke ruang rawat inap
F. Etika Penelitian
H. Analisa Data
1. Pengolahan data
Sebelum data yang didapat dianalisa, terlebih dahulu diolah
dengan cara sebagai berikut :
a. Editing
Setelah lembar pengumpulan data penelitian lama waktu tunggu rawat
inap diisi
Selanjutnya diperiksa kembali kelengkapan datanya. Begitu juga dengan
lembar kuesioner selesai diisi kemudian dikumpulkan langsung oleh
peneliti dan selanjutnya di periksa kelengkapan data apakah dapat
dibaca atau tidak dan kelengkapan isian. Jika isian belum lengkap
responden diminta untuk melengkapinya .
b. Coding
Untuk mempermudah peneliti dalam menentukan lama waktu tunggu
rawat inap pasien maka peneliti membedakannya sesuai kategori
cepat.Untuk data kuesioner peneliti memberi kode berupa angka pada
lembar kanan atas kuesioner
Coding ini dilakukan untuk pemberian kode pada identitas kuesioner.
c. Entry
Setelah data dikumpulkan data dimasukkan untuk selanjutnya diolah
kedalam analisa data ,menggunakan aplikasi SPSS.
d. Cleaning
Data yang sudah ada tadi dicek lagi kelengkapannya,jika data yang sudah
dimasukkan ternyata tidak lengkap ,maka sample dianggap gugur dan
diambil sample yang baru.
e. Processing
Selanjutnya data diproses dengan mengelompokan data kedalam variable
yang sesuai.
f. Scoring
Setiap jawaban responden diberi nilai ,setelah data terkumpul semua nilai
responden di totalkan.
2. Analisa Data
a. Analisa Univariat
Analisa Univariat dilakukan untuk mengetahui gambaran atau
deskripsi dari setiap variable yang diteliti yaitu peran Bed Management
Officer dan lama waktu tunggu rawat inap ( Boarding Time ) di Unit
Gawat Darurat RS Santa Maria Pekanbaru
b. Analisa Bivariat
Analisa Bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variable
independen ( peran Bed Management Officer ) dengan variable
dependen (lama waktu tunggu pasien rawat inap ) di Unit Gawat
Darurat RS Santa Maria Pekanbaru. Karena variable independen yang
digunakan adalah variable kategorik dan dihubungkan dengan variable
dependen yang merupakan kategorik ,maka uji bivariat yang digunakan
adalah Chi Square dengan menggunakan nilai alpa ( 0,5).Apabila dari
uji statistik didapatkan p value lebih keci (0,05) maka dapat dikatakan
ada hubungan yang signifikan antara variable independen dengan
variable dependen dan bila p value lebih besar dari (0,05) tidak ada
hubungan yang signifikan antara variable independen dengan variable
dependen.
DAFTAR PUSTAKA
17
PROFIL WIRAUSAHA
SANGGAR SENAM “A D E L I A”
Disusun Oleh :
PEKANBARU
2017
DAFTAR ISI
Halaman
WIRAUSAHA …………………………………………………… 5
Daftar Pustaka…………………………………………………………….... 6
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap individu memerlukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan
meningkatkan harga dirinya. Ada dua jenis sector usaha yang dapat dipilih
individu dalam bekerja yaitu sektor formal dan informal, misalnya dengan
mempunyai visi yang jelas, kreatif dan inovatif, jeli melihat peluang, mampu
resiko,berjiwa kompetisi secara sehat dan adil, cepat, tanggap dan gerak cepat dan
mengetahui seluk beluk usaha yang akan dijalani serta mengetahui kelebihan dan
yang ingin sukses dalam kariernya, antara lain modal, usia dan bakat. Tantangan
orang yang memandang sebelah mata pada wirausahawan karena bagi mereka,
usaha yang luas, usia yang lebih muda atau lebih tua, kemauan untuk bekerja
berwirausaha itu adalah bakat yang diturunkan faktor genetik, sehingga terkadang
1. Innovating Entrepreneurship
transformasi atraktif.
2. Imitative Entrepreneurship
3. Fabian Entrepreneurship
Sikap yang teramat berhati-hati dan sikap skeptikal tetapi yang segera
tidak melakukan hal tersebut, mereka akan kehilangan posisi relatif pada
4. Drone Entrepreneurship
lain.
Bentuk-bentuk kewirausahaan
siap dikonsumsi.
Adalah badan usaha yang bergerak dalam pengelolahan dalam usaha tanah.
Adalah badan usaha yang didirikan oleh seseorang dan sendiri yang
2. Persekutuan firma
Adalah badan usaha yang didirikan oleh lebih dari satu orang untuk
pemiliknya.
oleh satu orang atau lebih beberapa anggota lainnya, dengan nama
sero-sero (saham), dimana tiap orang dapat memiliki satu atau lebih
PROFIL WIRAUSAHA
8. Kegiatan :
BAB IV
A. Persamaan
secara maksimal
2. Wirausaha dan wiraswasta sama-sama membawa usaha kearah kemajuan,
perluasan perkembangan.
memiliki mental kuat dan mandiri untuk tidak tergantung pada orang lain.
B. Perbedaan
orang lain.
manager