ii
DAFTAR ISI
1. Kata Pengantar.............................................................................i
2. Daftar Isi......................................................................................ii
3. Kebijakan Direktur RSU Negara.................................................iii
4. Bab I Pendahuluan......................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................1
B. Universal Precaution Ruang Isolasi......................................2
5. Bab II Ruang Lingkup..................................................................5
A. Prinsip Ruang Isolasi.............................................................5
B. Kewajiban dan Tanggung Jawab..........................................5
C. Tujuan Panduan Ruang Isolasi.............................................6
D. Syarat Ruang Isolasi
E. Kategori Ruang Isolasi
6. Bab III Tatalaksana.....................................................................7
A. Prosedur Perawatan Ruang Isolasi ....................................10
B. Lama Perawatan Isolasi......................................................11
C. Kriteria Pindah Rawat dari Ruang Isolasi ke Ruang
Perawatan Biasa.................................................................12
7. Dokumentasi.............................................................................13
iii
iv
RSU NEGARA
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR RSU NEGARA
NOMOR : 466/RSUN2022
TANGGAL: 20 JUNI 2022
TENTANG
PANDUAN PERAWATAN PASIEN RUANG
ISOLASI DI RSU NEGARA
PANDUAN
PERAWATAN PASIEN RUANG ISOLASI
BAB I
DEFINISI
2
berada pada jarak ≤ 1 (satu) meter dari pasien. Kewaspadaan airborne.
Menempatkan pasien di ruang isolasi khusus penyakit airborne.
Menggunakan masker partikulat/masker N95 bila memasuki ruangan
khusus ini.
3
j. Cuci tangan dengan sabun biasa dan air mengalir bila kontak
dengan kecurigaan spora, karena alkohol, klorhexidin, iodofor
aktivitasnya lemah terhadap spora
2. Penggunaan masker bedah/medis atau masker partikulat
a. Masker dipilih sesuai kondisi atau diagnosis pasien
b. Masker bedah dapat dipakai secara umum untuk petugas RS
untuk mencegah transmisi melalui partikel besar dari droplet
saat kontak erat (<3 m) dari pasien saat batuk /bersin.
c. Masker partikulat untuk pelayanan kesehatan N95 (healthcare
particular respirator), merupakan masker khusus dengan
efisiensi tinggi untuk melindungi seseorang dari partikel
berukuran < 5 mikron yang dibawa melalui udara.
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kewaspadaan umum:
a. Tutup luka dan lecet dengan plester tahan air
b. Tangani jarum/benda tajam dengan aman
c. Buang jarum/benda tajam dalam kotak tahan tusukan/tahan
air
d. Proses instrumen dengan benar
e. Lakukan pengelolaan limbah dengan benar
f. Bersihkan tumpahan darah dan cairan tubuh lain segera dan
dengan seksama
g. Buang sampah terkontaminasi dengan aman
h. Lakukan pengelolaan alat kesehatan untuk mencegah infeksi
dalam kondisi sterildan siap pakai dengan cara
dekontaminasi, pencucian alat, dan desinfeksi dansterilisasi
BAB II
4
RUANG LINGKUP
5
b. Memastikan pasien yang membutuhkan perawatan di ruang isolasi
mendapat perawatan secara benar
4. Kepala Instalasi/ Kepala Ruangan
a. Memastikan peraturan di Ruang Isolasi terlaksana dengan baik
b. Mengidentifikasi setiap kelalaian yang timbul dalam Ruang Isolasi
dan memastikan terlaksananya suatu tindakan untuk mencegah
terulangnya kembali insiden tersebut.
5. Direktur
a. Memantau dan memastikan peraturan di Ruang Isolasi terlaksana
dengan baik.
b. Menetapkan kebijakan untuk mengembangkan atau mengatasi
setiap masalah yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan perawatan
pasien di ruang Isolasi
6
BAB III
TATA LAKSANA
7
k. Selalu cuci tangan sebelum meninggalkan kamar isolasi
3. Syarat Peralatan Ruang Isolasi
a. Alat-alat yang dibutuhkan tersedia dalam jumlah cukup
b. Alat selalu dalam keadaan steril
c. Alat dari bahan yang mudah dibersihkan
d. Alat suntik bekas dibuang pada tempat tertutup dan
dimusnahkan
e. Alat yang tidak habis pakai dicuci dan disterilkan kembali
f. Linen bekas dimasukkan ke dalam tempat tertutup
8
Tujuan isolasi droplet adalah untuk mencegah penyebaran patogen dari
saluran pernapasan dengan cara kontak langsung dan peredaran
udara. Transmisi melalui droplet lebih tidak menular dibandingkan
aerosol karena partikel kuman biasanya lebih besar, >5 mikrometer,
tidak dapat bertahan di dalam udara dan bila dihirup tidak dapat
mencapai alveoli. Isolasi ini mengharuskan pasien dirawat dalam kamar
terpisah, memakai masker dan dilakukan tindakan pencegahan khusus
terhadap pengeluaran sekret nafas/sputum. Contoh infeksi dengan
isolasi ini adalah infeksi tuberkulosis, pertusis.
3. Isolasi kontak
Tujuan isolasi kontak untuk mencegah penularan penyakit infeksi yang
mudah ditularkan melalui kontak langsung. Pasien perlu kamar
tersendiri, masker perlu dipakai bila mendekati pasien, gaun dipakai
bila ada kemungkinan lingkungan pasien kotor, sarung tangan dipakai
setiap menyentuh badan infeksius, cuci tangan sesudah melepas
sarung tangan dan sebelum merawat pasien lain. Alat-alat yang
terkontaminasi bahan infeksius diperlakukan seperti pada isolasi
airborne/aerosol. Contoh infeksi dengan isolasi ini adalah konjungtivitis
gonorhoea, pneumonia atau infeksi kulit oleh streptococcus grup A,
herpes simpleks diseminata, rabies, rubella.
4. Isolasi stimuli
Ditujukan bagi penderita tetanus dengan ditandai kejang otot
paroksismal diikuti kekakuan otot seluruh badan. Spesifikasi kamar
yang diperlukan adalah kamar khusus untuk menghindari rangsangan
luar seperti suara dan cahaya yang berlebihan. Pemakaian masker
dianjurkan bagi mereka yang kontak dengan penderita, gaun medis dan
sarung tangan tidak diperlukan.
9
Tujuannya untuk mencegah infeksi oleh patogen yang menular karena
kontak langsung atau tidak langsung dengan feses yang mengandung
kuman penyakit menular. Pasien ini dapat bersama dengan pasien lain
dalam satu kamar, tetapi dilakukan pencegahan kontaminasi silang
melalui feko-oral. Tindakan pencegahan enterik dilakukan pada pasien
dengan diare infeksius atau gastroenteritis yang disebabkan oleh
kolera, salmonella, shigella, amuba, campylobacter, crytosporidium,
E.coli patogen.
6. Tindakan pencegahan sekresi
Tujuannya untuk mencegah penularan infeksi karena kontak langsung
atau tidak langsung dengan bahan purulen, sekresi atau drainase dari
bagian badan yang terinfeksi. Pasien tidak perlu ditempatkan di kamar
tersendiri. Petugas yang berhubungan langsung harus memakai gaun,
masker, dan sarung tangan. Tangan harus segera dicuci sebelum
merawat pasien lain. Tindakan pencegahan khusus harus dilakukan
pada saat penggantian balutan.
7. Isolasi protektif
Tujuannya untuk mencegah kontak antara patogen yang berbahaya
dengan orang yang daya rentannya semakin besar, atau melindungi
seseorang tertentu terhadap semua jenis patogen, yang biasanya dapat
dilawannya. Pasien harus ditempatkan dalam lingkungan yang
mempermudah terlaksananya tindakan pencegahan yang perlu.
misalnya pada pasien yang sedang menjalani pengobatan sitostatika
atau imunosupresi.
10
a. Mencuci tangan
b. Menggunakan peralatan pelindung diri (nursing barrier seperti
gaun medis, masker medis, nurse cap, goggle, face shield)
3. Saat keluar ruang isolasi:
a. Melepaskan peralatan pelindung diri (nursing barrier seperti gaun
medis, masker medis, nurse cap, goggle, face shield)
b. Mencuci tangan
c. Membuang sampah yang terkontaminasi sesuai panduan
tentang sampah medis/infeksius
4. Setelah keluar dari ruang isolasi:
a. Membuang atau membersihkan peralatan khusus untuk pasien
sesuai panduan yang telah ditetapkan
b. Mengganti atau mencuci linen sesuai panduan yang telah
ditetapkan
c. Membersihkan ruangan sesuai panduan yang telah ditetapkan
5. Sebelum membawa pasien ke ruangan lain (misal: Bagian Radiologi)
a. Batasi akses keluar masuk dan perhatikan aturan kendali infeksi.
b. Sediakan perlengkapan khusus pasien.
c. Pastikan jarak <1 meter antara pasien dan area pengunjung.
6. Sebelum memasuki area khusus (misal: Bagian Radiologi)
a. Mencuci tangan.
b. Menggunakan alat pelindung diri (sarung tangan, gaun, masker,
dan pelindung mata).
7. Sebelum meninggalkan area khusus (misal: Bagian Radiologi)
a. Melepaskan alat pelindung diri (sarung tangan, gaun, masker,
dan pelindung mata).
b. Mencuci tangan.
c. Mencuci dan mensterilkan peralatan untuk pasien dan
perlengkapan pribadi pasien yang dikenakan pasien.
d. Membuang sampah yang terkontaminasi (infeksius) sesuai
panduan tentang sampah medis.
8. Setelah pasien pulang
11
a. Membersihkan kamar dan peralatan khusus untuk pasien isolasi
sesuai panduan yang telah ditetapkan.
b. Memasukkan linen kotor ke tempat linen infeksius dan
mengganti dengan linen bersih.
c. Membersihkan ruangan sesuai panduan yang telah ditetapkan
d. Membuang sampah yang terkontaminasi (infeksius) sesuai
panduan tentang sampah medis.
9. Perawatan lingkungan
Peralatan di sekitar tempat tidur pasien dan permukaan lain yang
sering tersentuh dibersihkan setiap hari.
10. Perawatan peralatan pasien
Peralatan seperti stetoskop, tensimeter, termometer harus selalu
dibersihkan dan didesinfeksi sebelum dipakai untuk setiap pasien.
12
2. Pasien telah dinyatakan tidak menular atau telah diperbolehkan
untuk dirawat di ruang rawat inap biasa oleh dokter penanggung
jawab
3. Atas pertimbangan lain dari dokter penanggung jawab
13
BAB IV
DOKUMENTASI
Ditetapkan di : Negara
Pada Tanggal : 20 Juni 2022
Direktur RSU Negara
14