Kelompok 2
Disusun oleh :
KEPERAWATAN D3
i
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah
ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................1
DAFTAR ISI.......................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................3
1.3 Tujuan......................................................................................................4
1.4 Manfaat....................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................5
2.5.1 Agresif..............................................................................................11
3.1 Kesimpulan............................................................................................15
3.2 Saran.......................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................16
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi komunikasi pada lansia
2. Mengetahui teknik komunikasi pada lansia
3. Mengetahui teknik pendekatan komunikasi pada lansia yang
digunakan
4. Mengetahui teknik perawatan lansia pada reaksi penolakan
5. Mengetahui hambatan berkomunikasi dengan lansia
1.4 Manfaat
Menambah wawasan dan pengetahuan kepada para pembaca mengenai
komunikasi pada lansia.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
dalam tubuh akan menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan
struktural disebut penyakit degeneratif yang menyebabkan lansia akan
mengakhiri hidup dengan episode terminal.
1. Teknik Asertif
2. Responsive
6
klien sekecil apapun hendaknya menanyakan atau klarifikasi tentang
perubahan tersebut misalnya dengan mengajukan pertanyaan seperti
‘apa yang sedang bapak/ibu pikirkan saat ini?’, ‘apa yang bisa saya
bantu…?’
3. Focus
4. Supportif
Perubahan yang terjadi pada lansia, baik pada aspek fisik maupun
psikis secara bertahap dapat menyebabkan emosi klien relative menjadi
labil. Perubahan ini perlu disikapi dengan menjaga kestabilan emosi
klien lansia, misalnya dengan mengiyakan, senyum, dan
menganggukkan kepala ketika lansia mengungkapkan perasaannya
sebagai sikap hormat dan menghargai selama lansia berbicara. Sikap ini
dapat menumbuhkan kepercayaan diri klien lansia, sehingga lansia tidak
menjadi beban bagi keluarganya. Dengan demikian, diharapkan klien
dapat termotivasi untuk menjadi dan berkarya sesuai dengan
kemampuannya.
7
menggurui atau mengajari misalnya dengan kalimat ‘saya yakin
bapak/ibu lebih berpengalaman dari saya, untuk itu bapak/ibu dapat
melaksanakan nya dan bila diperlukan kami dapat membantu’.
5. Klarifikasi
8
relative lebih mudah dilaksanakan dan dicarikan solusinya karena
riil dan mudah di observasi.
2) Pendekatan Psikologis
Pendekatan ini bersifat abstrak dan mengarah pada perubahan
perilaku, maka umumnya membutuhkan waktu yang lebih lama.
Untuk melaksanakan pendekatan ini, perawat berperan sebagai
konselor dan advokat terhadap segala sesuatu yang asing atau
sebagai penampung masalah pribadi dan sebagai sahabat yang
akrab bagi klien.
3) Pendekatan Sosial
Pendekatan ini dilakukan untuk meningkatkan keterampilan
berinteraksi dalam lingkungan. Mengadakan diskusi, tukar pikiran,
bercerita, bermain, atau mengadakan kegiatan-kegiatan kelompok
merupakan implementasi dari pendekatan ini agar klien dapat
berinteraksi dengan sesama klien maupun dengan petugas
kesehatan.
4) Pendekatan Spiritual
Perawat harus bisa memberikan kepuasan batin dalam hubungannya
dengan Tuhan atau agama yang dianut nya terutama ketika klien
dalam keadaan sakit atau mendekati kematian.
2.4 Teknik Perawatan Lansia pada Reaksi Penolakan
Penolakan adalah ungkapan ketidakmampuan seseorang untuk
mengakui secara sadar terhadap pikiran, keinginan, perasaan, atau
kebutuhan pada kejadian-kejadian nyata atau bentuk ancaman.
Penolakan merupakan reaksi ketidaksiapan lansia menerima perubahan
yang terjadi pada dirinya.
Perawat dalam menjamin komunikasi perlu memahami kondisi
ini sehingga dapat menjalin komunikasi yang efektif dan tidak
menyinggung perasaan lansia yang relative sensitive. Beberapa langkah
9
berikut yang dapat dilaksanakan untuk menghadapi klien lansia dengan
reaksi penolakan, diantaranya:
10
Langkah ini bertujuan membantu perawat atau petugas kesehatan
memperoleh sumber informasi atau data klien dan mengekfektifkan
rencana atau tindakan dapat terealisasi dengan baik dan tepat. Upaya
yang dapat dilakukan sebagai berikut:
11
1. Menarik diri bila diajak berbicara
2. Merasa tidak sebaik orang lain (rendah diri)
3. Merasa tidak berdaya
4. Tidak berani mengungkapkan keyakinan
5. Membiarkan orang lain membuat keputusan untuk
dirinya
6. Tampil diam (pasif)
7. Mengikuti kehendak orang lain
8. Mengorbankan kepentingan dirinya untuk menjaga
hubungan baik dengan orang lain
12
bertindaklah sebagai partner yang bertugas
memfasilitasi klien untuk mengungkapkan perasaan dan
pemahaman nya.
g. Berbicara dengan pelan dan jelas saat menatap matanya,
gunakan kalimat pendek dengan bahasa yang sederhana.
h. Bantulah kata-kata dengan isyarat visual.
i. Serasikan bahasa tubuh anda dengan pembicaraan anda.
j. Ringkas lah hal-hal penting dari pembicaraan tersebut.
k. Berilah klien banyak waktu untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan yang diajukan.
l. Biarkan klien membuat kesalahan, jangan menegur
secara langsung, tahan keinginan anda untuk
menyelesaikan kalimat.
m. Jadilah pendengar yang baik.
n. Arahkan suatu topic pada suatu saat.
o. Jika memungkinkan, ikutkan keluarga atau yang
merawat bersama anda. Orang ini biasanya paling akrab
dengan pola komunikasi klien dan dapat membantu
proses komunikasi.
2.6 Prinsip-prinsip Komunikasi Terapeutik Pada Lansia
13
6. Pertahankan penggunaan kalimat yang pendek dan sederhana.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang
memungkinkan seseorang untuk menetapkan, mempertahankan dan
meningkatkan kontrak dengan oran lain karena komunikasi dilakukan oleh
setiap orang setiap hari. Komunikasi merupakan proses yang kompleks
yang melibatkan tingkah laku dan hubungan serta memungkinkan individu
berasosiasi dengan orang lain dan dengan lingkungan sekitarnya. Hal itu
merupakan peristiwa yang terus berlangsung secara dinamis yang
maknanya dipacu dan ditransmisikan.
3.2 Saran
Komunikasi pada lansia sebaiknya dilakukan secara bertahap
supaya mudah dalam pemahamannya. Lansia merupakan kelompok yang
sensitive dalam perasaannya, oleh sebab itu, saat melakukan komunikasi
dengan lansia harus berhati-hati agar tidak menyinggung perasaannya.
15
DAFTAR PUSTAKA
16