Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KONSEP NURSEPRENEUR

(Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan


Keperawatan)

Disusun Oleh :

Ressa Muhammad Firdaus

1708260

TK 3A

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SUMEDANG

2019

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta karunia-Nya penulis masih diberikan kekuatan,
kesehatan, dan kemudahan. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabatnya, dan kita semua
selaku umatnya.

Penulis bersyukur dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Konsep


Nersepreneur” dengan tepat waktu sebagai salah satu tugas mata kuliah
kewirausahaan keperawatan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sangat penulis
butuhkan untuk memperbaiki makalah di waktu mendatang. Semoga makalah ini
bermanfaat khususnya bagi pembaca.

Sumedang, 5 September 2019

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................
1.3 Tujuan ..........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................
2.1 Konsep Nursepreneur ...................................................................
2.2 Jenis-Jenis Nursepreneur..............................................................
a. Home Care ................................................................................
b. Nursing Care ............................................................................
c. Konseling Keperawatan ...........................................................
d. Terapi Keperawatan .................................................................
e. Fisioterapi .................................................................................
f. Konsultan Penelitian .................................................................
g. Lembaga Pelatihan di Bidang Kesehatan .................................
BAB III PENUTUP ......................................................................................
3.1 Kesimpulan ..................................................................................
3.2 Saran .............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Isu kesejahteraan perawat saat ini masih gencar dihembuskan selain
isu profesionalisme. Kesejahteraan perawat yang berbanding lurus dengan gaji
perawat konon berbanding terbalik dengan beban kerja perawat.
Mengharapkan pemerintah untuk melihat hal itu, rasanya tidak mungkin
(tampak pada ketidakjelasan RUU Keperawatan) karena saat ini perawat di
Indonesia masih belum memiliki bargaining position di mata pemerintah.
Salah satu solusi yang bisa diambil untuk membackup kesejahteraan
perawat tanpa perlu menggantungkan pada gaji dari pemerintah, adalah
dengan menjadi Nursepreneur (Perawat Pengusaha). Konsep Nursepreneur
sudah lama muncul dalam dunia keperawatan. Namun, di Indonesia konsep ini
belum begitu familiar.
Perawat menuntut peluang mempraktikkan keterampilan dan
menerapkan pengetahuan yang akan meningkatkan kepakarannya dalam
asuhan keperawatan dan memberikan kepuasan kerja. Masyarakat menuntut
pelayanan kesehatan yang aman dan lebih cost-effective, serta organisasi
profesi melobi untuk kepentingan praktisi di dalam lingkungan yang akan
memfasilitasi pemberian asuhan yang berkualitas, mengakui dan menghargai
perawat atas kontribusi penting bagi kesejahteraan masyarakat. Perawat/ners
professional dalam entrepreneurship memberikan bantuan bagi mereka yang
mengalami kelemahan karena ketidakmampuan, ketidaktahuan dan
ketidakmauan untuk hidup secara mandiri dan melakukan kegiatan hidup
sehari hari. Bantuan diarahkan pada pemberian pelayanan kesehatan utama
dalam upaya menghasilkan suatu perubahan dalam sistem pelayanan
kesehatan untuk memampukan semua orang mencapai kehidupan yang
produktif.
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana Konsep Nursepreneur?


1.2.2 Bagaimana Jenis-Jenis Nursepreneur?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Untuk Mengetahui Konsep dari Nursepreneur.


1.3.2 Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Nursepreneur.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Konsep Nursepreuneur

2.1.1 Pengertian Entrepreneur

Entrepreneur sebuah kata yang berasal dari bahasa Perancis


yang bermakna seseorang yang melakukan dan mengoperasikan
kegiatan enterprise (perdagangan) atau venture (bisnis) yang
dihubungkan dengan pengambilan resiko kegiatan. Secara umum
Entrepreneur selalu dikaitkan dengan bisnis, namun sebenarnya tidak
selalu demikian.
Entrepreneur adalah seseorang yang menerima tanggung jawab
dan resiko untuk menemukan dan menciptakan peluang unik dengan
menggunakan talenta, keterampilan dan energi serta menerapkan proses
perencanaan strategik untuk mentransfer peluang tersebut menjadi
pelayanan atau produk yang layak dipasarkan. Lebih lanjut diuraikan
bahwa entrepreneurship sangat berkaitan dengan semangat imaginatif
dan kreatif serta keberanian mengembangkan ide ide baru yang
inovatif. Jadi seorang perawat entrepreneur memberikan pelayanan
keperawatan yang berupa usaha bisnis yang menawarkan pelayanan dan
asuhan keperawatan langsung, pendidikan, penelitian, administratif atau
memberikan konsultasi.

2.1.2 Pengertian Nurse Entrepreneur

Perawat yang memperkerjakan dirinya sendiri (self-employed),


bertanggunggugat/akuntabel langsung kepada klien penerima pelayanan
jasa. Pelayanan klinis yang diberikan bisa bersifat langsung, maupun
melalui subkontrak yang dijalankan secara resmi atau oleh organisasi
sektor swasta. Sedangkan nurse intrapreneur adalah perawat yang
digaji karena mengembangkan, mempromosikan dan memberikan
program kesehatan/keperawatan yang inovatif atau kegiatan
pengembangan di berbagai tatanan pelayanan kesehatan tertentu.
Entrepreneurship keperawatan lazimnya melibatkan empat
pemangku kepentingan utama, yaitu perawat, konsumer, organisasi
profesi dan masyarakat. Tiap pemangku kepentingan ini mempengaruhi
evolusi entrepreneurship dalam keperawatan pada kisaran hak,
tanggung jawab dan harapan.
Nurse artinya seorang perawat, sedangkan entrepreneur sendiri
memiliki berbagai pengertian dan sifat, salah satunya yang disampaikan
oleh John G. Burch, Entreprenuer memiliki sifat :
1. Berhasrat mencapai prestasi
2. Seorang Pekerja keras
3. Ingin bekerja untuk dirinya
4. Mencapai kualitas
5. Berorientasi kepada Reward dan Kesempurnaan
6. Optimis
7. Berorganisasi
8. Berorientasi kepada keuntungan

Ners entrepreneur juga harus secara aktif terlibat dalam


penyusunan kebijakan dan standar. Ketiga, legalitas terkait dengan
lingkup praktik, badan apa yang menetapkan hak untuk praktik.

Sebagai Ners entrepreneur, kemandirian dalam praktik menjadi


sangat mutlak, karena akuntabilitas keputusan dan tindakan yang
dilakukan menjadi tanggung jawab perawat itu sendiri. Nursepreneur
adalah rangkaian dari dua kata kata yaitu “nurse’ dan “Entrepreneur”.

Secara konseptual Nursepreneur memiliki ciri sebagai berikut :

1. Pengerahan Diri, Pendisiplinan diri dan secara menyeluruh merasa


nyaman bekerja untuk diri sendiri.
2. Pengasuhan Diri, Antusiasme tak terbatas untuk ide-ide Anda saat
tak seorang pun memilikinya.
3. Orientasi pada Tindakan, Hasrat menyala untuk memujudkan,
mengaktualisasi kan dan mengubah ide – ide Anda menjadi
kenyataan.
4. Energi Tingkat Tinggi, Mampu bekerja dalam waktu lama secara
emosional, mental dan fisik.
5. Toleransi atas Ketidakmenentuan, Secara psikologis mampu
menghadapi resiko
2.1.3 Model Entrepreneurship

Model Entrepreneurship secara sederhana dimulai dengan


diketahui adanya peluang, mampu menggunakannya, kemudian jika
terdapat hambatan, mampu mengatasi hambatan yang ada. Diperlukan
juga kemampuan cara melakukan entrepreneurship itu sendiri sehingga
tercipta usaha baru (peluang menjadi usaha baru). Peluang perawat
menjadi entrepreneur dibagi menjadi:

1. Trend demografi
Jumlah lansia yang semakin banyak tentunya memerlukan
perawatan dalam menjalani hidupnya. Dalam menjalani pengobatan
mungkin beberapa klien memerlukan penjagaan atas privacynya
sehingga memerlukan pelayanan secara khusus.
2. Kesempatan di falitas kesehatan
Terlibat dalam produksi atau pendistribusian suplemen yang
baik untuk pasien di rumah sakit. Mungkin kedepannya tidak
menutup kemungkinan rumah sakit akan melakukan outsourcing
tenaga perawat untuk memotong besarnya biaya rumah sakit, hal ini
tentunya rumah sakit tidak akan memaksakan tenaga perawat yang
sedikit untuk merawat pasien yang sangat banyak dan sebaliknya
jika pasien sedikit rumah sakit bisa menyesuaikan kebutuhan tenaga
perawat.
3. Trend social
Gaya hidup yang sibuk berdampak buruk terhadap kesehatan
seseorang sehingga untuk tetap sehat membutuhkan perawatan
untuk mempertahankan kesehatanny, dalam hal ini focus kepada
kelompok – kelompok tertentu seperti klub jantung sehat.
4. Aspek legal
Perawat dalam menjalankan entrepreneurship-nya sering
dihantui oleh sangsi hukum, oleh karena itu banyak perawat
berharap untuk disahkannya RUU praktik keperawatan. Tetapi
tentunya aspek hukum yang harus dikuasai bukan hanya tentang
perawat tentunya undang – undang atau peraturan hukum lainnya
juga harus dikuasai oleh perawat.
5. Etik dan konflik personal
Banyak perawat beranggapan bahwa berbisnis bertentangan
dengan kode etik dan nilai perawat dimana berbisnis maka akan
menurunkan penilaian masyarakat terhadap perawat. Dan untuk
menghindari terjadinya konflik personal perawat lebih suka bekerja
di klinik tempat praktek dokter, hal ini menyebabkan fungsi mandiri
dari perawat dinilai tidak ada oleh masyarakat atau dengan kata lain
tidak kompeten dan menjadi perawat tidak survive untuk
menunjukan eksistensi tindakan keperawatan mandiri.
6. Hambatan dari pengetahuan
Kemampuan perawat dalam memulai bisnis belum terlihat
hal ini disebabkan karena ketidakmampuan mengembangkan
perencanaan bisnis (akutansi, pemasaran, manajeriar, asuransi,
hukum, perencanaan, insurance, anggaran, pendanaan, negosiasi,
penagihan, keterampilan klinik dan keperawatan).

2.1.4 Langkah Perawat Menjadi Nursepreneur (Perawat Pengusaha)

Ada satu hal yang sangat menarik dari konsep ini, yaitu untuk
menjadi perawat pengusaha atau perawat pebisnis kita hanya perlu 5
langkah. Uniknya 5 langkah ini sangat sering dilakukan oleh perawat. 5
langkah itu adalah yang terdiri dari pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi. Jika dikaitkan dengan NURSEPRENEUR,
proses keperawatan itu akan menjadi 5 langkah awal untuk menjadi
perawat pengusaha atau perawat pebisnis, yaitu :

1. PENGKAJIAN
Langkah pertama untuk memulai berbisnis adalah kita
melakukan pengkajian. Masalah adalah hal pertama yang kita ingin
dapatkan dari proses pengkajian. Maka untuk memulai bisnis, kita
harus mengetahui masalah apa yang terjadi. Saat ini yang paling
berkuasa dalam dunia bisnis adalah pasar (market). Maka
pengkajian yang kita lakukan untuk memulai berbisnis adalah
mengkaji kebutuhan pasar. Pasar memerlukan apa? Ada masalah
apa?.
2. DIAGNOSA
Langkah kedua setelah melakukan pengkajian adalah
menetapkan diagnosa. Dalam dunia bisnis, setelah kita mengetahui
kebutuhan pasar maka yang selanjutnya dilakukan adalah
memetakan potensi yang bisa kita masuki untuk menjawab
kebutuhan pasar. Pemetaan potensi itu dalam langkah ini adalah
tahap diagnosa.
3. PERENCANAAN
Setelah kita mengetahui potensi pasar yang bisa kita masuki,
maka langkah selanjutya adalah menyusun rencana untuk bisa
masuk kedalam pasar yang sesungguhnya. Tahap perencaan ini
merupakan tahap ketika kita harus memiliki konsep usaha yang
jelas dan detail. Apa yang kita jual? Apa yang kita berikan kepada
konsumen? Apa solusi yang bisa dilakukan untuk menjawab
kebutuhan pasar?
4. IMPLEMENTASI
Langkah ini adalah tahap bagi kita untuk take action. Konsep
usaha yang jelas harus diwujudkan dalam bentuk nyata. Tahap ini
merupakan tahap yang paling inti dalam proses berbisnis dan tentu
saja merupakan tahap yang paling sulit. Semua orang bisa punya
ide, namun tidak semua orang berani take action
5. EVALUASI
Dalam sistem apapun, evaluasi merupakan bagian penting
dan tidak boleh terlupakan. Dari evaluasi ini, kita bisa mengetahui
apakah implementasi yang kita lakukan berhasil atau tidak. Sama
dalam dunia bisnis, evaluasi akan memberikan gambaran kepada
kita apakah konsep yang sudah kita jalankan berhasil atau tidak.
Jika berhasil, maka kita bisa lakukan peningkatan, namun jika tidak,
perubahan rencana dan strategi bisa dilakukan.
2.2 Jenis jenis Nursepreuneur
2.2.1 Home Care
A. Pengertian
Home Care (HC) menurut Habbs dan Perrin, 1985 adalah
merupakan layanan kesehatan yang dilakukan di rumah pasien (Lerman D.
& Eric B.L, 1993), Sehingga home care dalam keperawatan merupakan
layanan keperawatan di rumah pasien yang telah melalui sejarah yang
panjang.
Home Care merupakan perwujudan keperawatan komunitas yang
unik yang bisa dilaksanakan dimanapun. Home Care bukan hanya
pelayanan di rumah tapi dapat luas diterapkan di sekolah, tempat kerja dan
seting komunitas lainnya. Bentuk unik dari pelayanan keperawatan ini
juga berfokus terhadap perawatan akut dan kronis yang dapat diterapkan
pada segala usia.
Homecare dapat berkembang secara luas cakupan layanannya,
dimulai dari pemenuhan kebutuhan dasar sampai ketingkat layanan
perawatan penyakit yang lebih kompleks dengan pemberian layanan
tenaga ahli seperti spesialis. Home Care juga menganut pemahaman
integrasi layanan kesehatan komunitas dalam upaya promosi kesehatan
dengan memperhatikan faktor- faktor lingkungan, psikososial, ekonomi,
budaya dan kemampuan personal yang berdampak pada status kesehatan
individu dan keluarga.
B. Tujuan Pelayanan Home Care
Menyediakan pelayanan berbasis di rumah terhadap klien yang
memenuhi persyaratan sehingga klien dapat dirawat di rumah dengan
aman, tenang dan mengurangi beban hospitalisasi.
C. Jenis Layanan Home Care
Mengingat HC dalam keperawatan merupakan spesialisasi dari
keperawatan komunitas (Blackie, 1998), maka jenis layanan yang
diberikan meliputi layanan keperawatan (diagnosa dan perlakuan terhadap
respon manusia yang menghadapi masalah kesehatan baik potensial
maupun actual dalam memenuhi kebutuhan dasarnya) dan layanan
kesehatan masyarakat (prevensi primer, sekunder dan tersier). Di Amerika
jenis kasus yang dirawat di rumah menurut Allender & Spradley 2001
adalah :
a. Penyakit jantung
b. Penyakit/gangguan system muskuloskeletal dan jaringan pengikat
c. Penyakit Diabetes Mellitus
d. Penyakit system pernafasan
e. Luka
f. Keracunan
D. Pemberi layanan

Pemberi layanan keperawatan di rumah terdiri dari dua jenis tenaga, yaitu :

a. Tenaga informal

Tenaga informal adalah anggota keluarga atau teman yang


memberikan layanan kepada klien tanpa dibayar. Diperkirakan 75%
lanjut usia di Amerika dirawat oleh jenis tenaga ini (Allender &
Spradley, 2001)

b. Tenaga formal

Tenaga formal adalah perawat yang harus bekerja bersama


keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan, sehingga harus
memperhatikan semua aspek kehidupan keluarga. Oleh karena itu
perawat di masyarakat dituntut untuk mampu berfikir kritis dan
menguasai ketrampilan klinik dan harus seorang RN. Dengan demikian
diharapkan perawat dapat memberikan layanan sesuai dengan standard
yang telah ditetapkan.

E. Akses Layanan Home Care


Pelayanan dapat berjalan selama 24 jam dengan penunjukan
petugas pelayanan yang telah ditentukan. Daftar penyedia layanan akan
disesuaikan dengan tenaga layanan keperawatan yang tersedia, diatur
sesuai dengan pembagian jadwal tugas dan disesuaikan dengan
keterampilan serta kemampuan petugas yang akan ditunjuk.
Klien akan diterima dalam unit pelayanan Home Care setelah
mendapatkan rekomendasi ataupun berdasarkan keputusan klinis medis
dan keperawatan. Secara klinis ners atau dokter yang bertanggung jawab
akan memberikan status medis dan keperawatan yang jelas sehingga bisa
diproses untuk menerima layanan Home Care. Klien yang telah diterima di
unit pelyanan Home Care kemudian mendapatkan rencana perawatan yang
akan disusun oleh Ners yang bertanggung jawab. Klien yang telah masuk
ke dalam layanan Home Care akan tetap terus dipantau oleh ners dan
dokter yang bertanggungjawab terhadap klien.
Perencanaan perawatan dan pengobatan disusun oleh ners yang
terlibat. Perencanaan perawatan dan pengobatan disesuaikan dengan
kondisi klien saat itu, dilihat dari diagnosa medis dan diagnosa
keperawatan klien. Perencanaan perawatan akan berisi hal-hal terkait jenis
layanan yang diberikan baik medis maupun keperawatan, jenis peralatan
medis yang dibutuhkan dalam rangka proses perawatan Home Care,
jumlah kunjungan, keterbatasan fungsi, aktivitas yang diizinkan, obat-
obatan yang dikonsumsi, keamanan dan kenyamanan serta prosedur
spesifik lainnya yang dibutuhkan oleh klien selam proses perawatan dan
pengobatan di rumah.
2.2.2 Nursing Care
A. Pengertian Nursing Care
Nursing Care merupakan pengelolaan terpadu dalam pelayanan,
pendidikan dan penelitian keperawatan melalui pemberdayaan seluruh
potensi yang ada secara optimal. Dalam Nursing Center selalu diupayakan
untuk memandang keperawatan sebagai suatu kesatuan yang utuh
sehingga Nursing Center memiliki karakteristik tertentu.(Suharyati, 2002).
B. Karakteristik Nursing Center
Sesuai dengan batasan Nursing Center, maka yang menjadi ciri utama
Nursing Center adalah:
1. Keterpaduan dalam perencanaan dan pelaksanaan serta evaluasi
program pendidikan, pelayanan dan penelitian/pengembangan
keperawatan. Keterpaduan pengelolaan dalam pendidikan, pelayanan
dan penelitian keperawatan diperlukan untuk mencapai sinergisitas
dalam setiap langkah pengelolaan
2. Dengan keterpaduan pengelolaan maka akan terjadi pemberdayaan
seluruh potensi yang ada secara optimal. Untuk itu diperlukan adanya
kesadaran,keterbukaan dan kebersamaan dalam menghadapi
pelaksanaan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian yang
dipandang sebagai tanggung jawab bersama.
3. Untuk dapat mengoptimalisasikan seluruh potensi yang ada
tersebut,diperlukan persamaan persepsi seluruh personal yang terlibat
terhadap keperawatan komunitas baik eksternal maupun internal
keperawatankomunitas.
4. Secara internal keperawatan, persamaan persepsi dapat diperoleh
melalui membangun masyarakat ilmiah keperawatan komunitas
dimana seluruh anggota profesi bersatu padu dalam mengembangkan
keperawatan baik dalam teori maupun praktik.
5. Secara eksternal, persamaan persepsi juga mutlak diperlukan dari
seluruh stake holder yang terkait dengan semua upaya kesehatan
masyarakatmelalui kolaborasi berbagai sektor
C. Tujuan Nursing Center
Tujuan merupakan pernyataan suatu kondisi atau situasi yang
diharapkan sebagai hasil akhir. Adapun tujuan umum Nursing Care adalah
tercapainya masyarakat sehat dengan indikator kemandirian keluarga
melalui pelayanan, pendidikan dan penelitian keperawatan yang berkualitas secara
efektif dan efisien
Untuk dapat mencapai tujuan umum tersebut, maka Nursing
Care memiliki tujuan khusus sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat dengan pendekatan
evidence based.
2. Meningkatkan pemberdayaan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat dalam upaya kesehatan.
3. Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan dalam menurunkan morbiditas dan
mortalitas serta peningkatan Indeks Pembangunan Masyarakat.
4. Terselenggaranya praktik keperawatan komunitas bagi peserta didik.
5. Terselenggaranya penelitian keperawatan komunitas untuk
peningkatan kualitas layanan, pendidikan dan pengembangan ilmu
keperawatan.
6. Terselenggaranya layanan informasi kesehatan masyarakat.
D. Peran Perawat dalam Nursing care
Peran perawat merupakan deskripsi tentang apa yang dilakukan
oleh perawat di Nursing Care baik kepada klien maupun kepada mahasiswa
keperawatan. Perawatyang terlibat dalam Nursing Care baik yang berasal dari
puskesmas maupun institusi pendidikan mempunyai empat peran utama ialah sebagai:
1) Pemberi pelayanan kepada klien,
2) Pendidik keperawatan untuk mahasiswa/peserta pelatihan
3) Peneliti untuk pengembangan ilmu,
4) Praktik serta pengelola keperawatan.
Untuk dapat melakukan keempat peran dengan baik, diperlukan perubahan
pola pikir agar memandang pendidikan, pelayanan dan penelitian
keperawatan sebagai suatukesatuan yang utuh
2.2.3 Konseling Keperawatan
A. Pengertian Konseling Keperawatan
Konseling keperawatan adalah bantuan yg diberikan perawat
melalui interaksi yg mendalam, dalam bentuk kesiapan perawat untuk
menampung ungkapan perasaan & permasalahan klien (aspek kognitif,
afektif, behavioral, sosial, emosional, religius) kemudian perawat sbg
konselor berusaha keras untuk menjaga kestabilan emosi & motivasi klien
dalam menghadapi masalah kesehatan.
B. Tujuan Konseling Keperawatan
1. Self-actualization
a. Mengeksplorasi & mengembangkan potensi klien tercapai
aktualisasi diri.
2. Personal growth and personal development
a. Pertumbuhan & perkembangan individu dlm bersikap, berinteraksi
& kecakapan dlm pengambilan keputusan menjalani hidup
b. Klien atau keluarga menjadi kooperatif, dewasa, tenang & mantap
dlm menghadapi masalah kesehatan yg sedang dialami
3. Okayness (harmonis)
a. Sikap menghargai, menjaga hak & privasi serta peduli thd masalah
& kebutuhan orang lain (perawat/klien)
4. Effektiveness
a. Individu diharapkan mampu menjalani hidup lebih efektif, efisien
& sistematis dlm memilih alternatif pemecahan masalah
5. Competent
a. Bertambahnya kemampuan  aspek kognitif, afektif, behavior
C. Kriteria Konselor / Konsultan
1. Dapat mendefinisikan perannya secara jelas
2. Menawarkan layanan yang unik
3. Memiliki pengetahuan dan ketrampilan khusus
4. Memiliki kode etik yang jelas
5. Memiliki hak untuk menawarkan layanan kepada masyarakat sesuai
dengan deskripsi profesinya.
6. Memiliki kemampuan untuk memonitor praktik profesinya
D. Sikap yang harus dimiliki seorang konsultan / Konselor
Menurut Jones ada 7 sikap yang harus dimiliki oleh seorang
konselor, adalah sebagai berikut :
1. Tingkah laku yang etis
2. Kemampuan intelektual
3. Keluwesan (fleksibelity)
4. Sikap penerimaan (acceptance)
5. Pemahaman (understanding).
6. Sikap jujur
7. Komunikasi
E. Manfaat Konseling Bagi Klien
1. Mengenal masalah
2. Merumuskan alternatif-alternatif pemecahan masalah
3. Memilih alternatif pemecahan masalah dg tepat dan akurat
4. Membangkitkan & mengembangkan potensi yg dimiliki klien, klien
mandiri dalam menghadapi masalahnya.
2.2.4 Terapi Keperawatan
A. Pengertian Terapi Keperawatan
Terapi komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang
dilakukan sebagai pendukung pengobatan medis konvensional atau sebagai
pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis yang konvensional.
Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan
komplementer adalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal
dari negara yang bersangkutan. Jadi untuk Indonesia, jamu misalnya, bukan
termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan
tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang
sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun – temurun
pada suatu negara. Tapi di Philipina misalnya, jamu Indonesia bisa
dikategorikan sebagai pengobatan komplementer.
B. Tujuan Terapi
Terapi komplementer pada dasarnya bertujuan untuk memperbaiki
fungsi dari sistem-sistem tubuh, terutama “Sistem Kekebalan dan
Pertahanan Tubuh”, agar tubuh dapat menyembuhkan dirinya sendiri yang
sedang sakit, karena tubuh sebenarnya mempunyai kemampuan untuk
menyembuhkan dirinya sendir dengan asupan nutrisi yang baik dan
lengkap serta perawatan yang tepat.
C. Jenis Terapi
Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang
telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan untuk dapat diintegrasikan
ke dalam pelayanan konvensional, yaitu sebagai berikut:
1. Akupunktur medik
2. Terapi hiperbarik
3. Terapi herbal medik,
Terapi komplementer dapat digunakan bersama perawatan medis
ortodoks atau dengan diri mereka sendiri. Banyak perawat merasa bahwa
latar belakang klinis mereka, bila dikombinasikan dengan pelatihan dan
pendidikan yang sesuai dengan terapi komplementer, memungkinkan
mereka untuk menawarkan pelayanan berdasarkan prinsip-prinsip dan
pengalaman.
Posisi The Nursing and Midwifery Council di terapi komplementer
diuraikan dalam Code of professional conduct (Pedoman perilaku
profesional) dan Guidelines for the administration of medicines (Pedoman
untuk pemberian obat-obatan). Pernyataan dalam pedoman ini berarti
menyatakan bahwa perawat, bidan dan petugas kesehatan dapat
memberikan terapi secara aman, hal ini berlaku sama ketika bekerja secara
independen.
2.2.5 Fisioterapi
A. Pengertian Fisioterapi
Fisioterapi merupakan ilmu yang menitikberatkan untuk
menstabilkan atau memperbaiki gangguan fungsi alat gerak/fungsi tubuh
yang terganggu yang kemudian diikuti dengan proses/metode terapi gerak.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.778 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelayanan Fisioterapi di Sarana
Kesehatan, fisioterapi adalah suatu pelayanan kesehatan yang ditujukan
untuk individu dan atau kelompok dalam upaya mengembangkan,
memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi sepanjang daur kehidupan
dengan menggunakan modalitas fisik, agen fisik, mekanis, gerak, dan
komunikasi. Fisioterapi dapat melatih pasien dengan olahraga khusus,
penguluran dan bermacam-macam teknik dan menggunakan beberapa alat
khusus untuk mengatasi masalah yang dihadapi pasien yang tidak dapat
diatasi dengan latihan–latihan fisioterapi.
B. Ruang Lingkup Fisioterapi
Berdasarkan ruang lingkup pelayanan fisioterapi dan tuntutan
kebutuhan masyarakat, dibagi menjadi:
1. Fisioterapi Kesehatan Wanita
2. Fisioterapi Tumbuh Kembang Anak
3. Fisioterapi Kesehatan dan Keselamatan Kerja
4. Fisioterapi Usia Lanjut
5. Fisioterapi Olahraga
6. Fisioterapi Kesehatan Masyarakat
7. Fisioterapi Pelayanan Medik
2.2.6 Konsultasi Penelitian
Konsultan adalah tenaga profesional yang menyediakan jasa
nasihat, konseling adalah proses membantu pasien untuk menyadari dan
mengatasi tekanan psikologis atau masalah sosial, untuk membangun
hubungan interpersonal yang baik, dan untuk meningkatkan
perkembangan seseorang dimana di dalamnya diberi dukungan
emosional dan intelektual. (Mubarok dan Nur Chtatin, 2009).
Banyaknya permasalahan dalam bidang kesehatan terutama yang
dihadapi oleh lembaga penyelenggara pelayanan kesehatan juga
membuka peluang usaha tersendiri bagi perawat. Dengan membentuk tim
riset profesional seperti :
a. Teknik perawatan luka
b. Terapi modalitas
2.2.7 Lembaga Pelatihan dan Bidang Kesehatan
Semakin meningkatnya permintaan masyarakat tentang layanan
kesehatan dirumah dapat membuka peluang perawat untuk mendirikan
lembaga pelatihan ataupun konsultan yang bergerak dibidang pendidikan
seperti :
a. Lembaga pelatihan baby sister
b. Pelatihan perawatan lansia atau anak
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perawat yang memperkerjakan dirinya sendiri (self-employed),
bertanggunggugat/akuntabel langsung kepada klien penerima pelayanan jasa.
Pelayanan klinis yang diberikan bisa bersifat langsung, maupun melalui
subkontrak yang dijalankan secara resmi atau oleh organisasi sektor swasta.

Ners entrepreneur juga harus secara aktif terlibat dalam penyusunan


kebijakan dan standar. Ketiga, legalitas terkait dengan lingkup praktik, badan
apa yang menetapkan hak untuk praktik.

Sebagai Ners entrepreneur, kemandirian dalam praktik menjadi sangat


mutlak, karena akuntabilitas keputusan dan tindakan yang dilakukan menjadi
tanggung jawab perawat itu sendiri. Nursepreneur adalah rangkaian dari dua
kata kata yaitu “nurse’ dan “Entrepreneur”.

3.2 Saran

Diharapkan perawat dan mahasiswa keperawatan dapat menjadi


seorang pembisnis yang bertanggung jawab, amanah, dan percaya diri, serta
harus mampu dalam mengambil keputusan yang tepat dan harus berani
mengambil di bidang kewirausahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Samba, Suharyati. 2007. Nursing Center Konsep dan Aplikasi. Bandung:


Yayasan Nursentra

Triton PB., 2007, Entrepreneurship : Kiat Sukses Menjadi Pengusaha,


Yogyakart: Tugu Publisher

ICN. 2004. Guidelines on the Nurse Entre/Intrapreneur Providing Nursing


Service. International Council of Nurses: Geneva.

Anda mungkin juga menyukai