Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA

INISIASI MENYUSUI DINI (IMD)

Dosen Pengampu
Siti Fatimah, S.ST

Oleh
Elva Yusanti (161540111008)
Erpina (161540111009)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN
BANJARMASIN
20117/2018

KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

Segala Puji Bagi Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, shalawat dan salam kita
haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad Saw beserta keluarga dan para sahabat beliau,
serta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Alhamdulillah, atas karunia dan rahmat yang diberikan kepada kami, sehingga makalah ini
dapat disusun dan diselesaikan berdasarkan waktu yang telah diberikan. Makalah ini berjudul
“INISIASI MENYUSUI DINI (IMD)”.
Dalam kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Siti Fatimah,
S.ST Selaku dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan. serta teman-teman yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini baik itu bantuan tenaga, pikiran,dan
waktunya, serta pihak-pihak lain Kami menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam
makalah ini. Oleh karena itu, kami berharap pembaca bisa memberikan kritik dan saran-saran
yang membangun dan memotivasi kami untuk lebih baik lagi dalam membuat makalah.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca maupun yang menulis. Amin yarabbal
a’lamiin.

Banjarmasin, Maret 2018


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................

DAFTAR ISI ............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................

A. Latar Belakang ...............................................................................................................


B. Rumusan Masalah ..........................................................................................................
C. Tujuan ............................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................
A. Inisiasi Menyusu Dini.....................................................................................................
1. Pengertian IMD ...........................................................................................................
2. Prinsip Inisiasi Menyusu Dini .....................................................................................
3. Manfaat inisiasi menyusu dini ....................................................................................
4. Kriteria keadaan yang dapat dilakukan inisiasin menyu dini .....................................
5. Pentingnya kontak kulit dan menyusu sendiri ............................................................
6. Persiapan melakukan Inisiasi Menyusu Dini ..............................................................
7. Tahapan inisiasi menyusu dini ....................................................................................
8. Inisiasi Menyusu Dini yang kurang tepat ...................................................................
9. Inisiasi Menyusu Dini yang dianjurkan ......................................................................
10. Penghambat Inisiasi Menyusu Dini ............................................................................
11. Langkah – langkah inisiasi menyusu dini pada persalinan normal............................
12. Langkah –langkah inisiasi menyusu dini pada ibu bersalin secara seksio ceesaria ....
13. Langkah –langkah inisiasi menyusu dini pada bayi gemeli........................................
14. Langkah –langkah inisiasi menyusu dini pada bayi permatur ....................................
15. Peran bidan dalam Inisiasi Menyusu Dini ..................................................................

BAB III PENUTUP ..................................................................................................................


A. Kesimpulan ................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Inisiasi menyusu dinin atau disingkat sebagai IMD merupakan program yang sedang
gencar dianjurkan pemerintah. Program ni memang popular di indonesiabeberapa
tahun belakanganini.menyusu dan bukan menyusui merupaka program gambaran
bahwa IMD bukan program ibu menyusui bayi, tapi bayi yang harus aktif menemukan
sendiri putting susu ibu. Program ini dilakukan dengan cara langsung meletakkan bayi
yang baru lahir ke dada ibunya dan membiarkan bayi ini merayap untuk menemukan
putting susu ibu untuk menyusu

IMD harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh di tunda dengan kegiatan
menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak bboleh dibersihkan, hanya
dikeringkan kecuali tanganya proses ini tidak boleh dibersihkan , hanya dikeringkan
kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin anatar bayi dan ibu. Dari
banyak penelitian,IMD ternyata memiliki banyak manfaat salah satunya
menyelamatkan hidup 1 juta bayi.

Meskipun IMD telah diketahui banyak manfaatnya, namun pelaksanaan ‘ inisiasi


menyusu dini ( IMD) ‘ ternbyata tidak mudah dilakukan. Dari data yang ada, hanya
sekitar 14 persen saja ibu melahirkan yang berhasil memberikan asi unutk buah
hatinya. Padahal asi sejak dini sangan bermanfaatuntuk tumbuh kembang anak. Meski
memliki kandungan yang baik dan ibu sangan menjaga kandungannya sebelumnya
melahirkan, banyak ibu yang mengeluh tidak keluar asinya setelah melahirkan.
Apalagi bila kondisi ibu masih stress dan tidak segera didukung oleh lingkungannya

Minimnya jumlah ibu yang berhasil menyusui bayinya dengan asi juga disebabkan
minimnya pengetahuan. Banyak ibu yang tidak mendapatkan informasi atau tidak
tahu yang harus dilakukan saat pertama bayi lahir. Apalagi bila pihak rumah sakit
tidak mendukung dengan mengkondisikan ibu dalam melakukan inisiasi menyusu
dini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian IMD
2. Apa prinsip Inisiasi Menyusu Dini
3. Apa manfaat inisiasi menyusu dini
4. Apa kriteria keadaan yang dapat dilakukan inisiasin menyu dini
5. Apa pentingnya kontak kulit dan menyusu sendiri
6. Apa persiapan melakukan Inisiasi Menyusu Dini
7. Bagaimana tahapan inisiasi menyusu dini
8. Bagaimana inisiasi Menyusu Dini yang kurang tepat
9. Bagaimana inisiasi Menyusu Dini yang dianjurkan
10. Apa penghambat Inisiasi Menyusu Dini
11. Bagaimana langkah – langkah inisiasi menyusu dini pada persalinan normal
12. Bagaimana langkah –langkah inisiasi menyusu dini pada ibu bersalin secara
seksio ceesaria
13. Bagaimana langkah –langkah inisiasi menyusu dini pada bayi gemeli
14. Bagaimana langkah –langkah inisiasi menyusu dini pada bayi permatur
15. Apa peran bidan dalam Inisiasi Menyusu Dini.
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian IMD
2. Mengetahui prinsip Inisiasi Menyusu Dini
3. Mengetahui manfaat inisiasi menyusu dini
4. Mengetahui kriteria keadaan yang dapat dilakukan inisiasin menyu dini
5. Mengetahui pentingnya kontak kulit dan menyusu sendiri
6. Mengetahui persiapan melakukan Inisiasi Menyusu Dini
7. Mengetahui tahapan inisiasi menyusu dini
8. Mengetahui inisiasi Menyusu Dini yang kurang tepat
9. Mengetahui inisiasi Menyusu Dini yang dianjurkan
10. Mengetahui penghambat Inisiasi Menyusu Dini
11. Mengetahui langkah – langkah inisiasi menyusu dini pada persalinan normal
12. Mengetahui langkah –langkah inisiasi menyusu dini pada ibu bersalin secara
seksio ceesaria
13. Mengetahui langkah –langkah inisiasi menyusu dini pada bayi gemeli
14. Mengetahui langkah –langkah inisiasi menyusu dini pada bayi permatur
15. Mengetahui peran bidan dalam Inisiasi Menyusu Dini.
BAB II
PEMBAHASAN
INISIASI MENYUSUI DINI (IMD)

A. Inisiasi Menyusu Dini


1. Pengertian IMD
Inisiasi menyusu dini yaitu bayi yang baru lahir, setelah tali pusat dipotong, di
bersihkan agar tidak terlalu basah dengan cairan dan segera diletakkan diatas perut
atau dada ibu, biarkan minimal 30 menit sampai 1 jam, bayi akan merangkak sendiri
mencari puting ibu untuk menyusu.
Inisiasi menyusu dini adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, dimana
bayi dibiarkan mencari putting susu ibunya sendiri ( tidak disodorkan ke putting
susu). Inisiasi menyusu dini sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian asi
ekslusif dan lama menyusui. Dengan demikian , abyi akan terpenuhi kebutuhannya
hingga usia 2 tahun, dan mencegah anak kurang gizi.

2. Prinsip Inisiasi Menyusu Dini


Segera setelah bayi lahir, setelah tali pusat dipotong, letakkan bayi tengkurap di dada
ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Biarkan kontak kulit ke kulit ini menetap
selama setidaknya 1 jam bahkan lebih sampai bayi dapat menyusu sendiri. Apabila
ruangan bersalin dingin, bayi di beri topi dan di selimuti. Ayah atau keluarga dapat
memberi dukungan dan membantu ibu selama proses bayi menyusu ini. Ibu diberi
dukungan untuk mengenali saat bayi siap untuk menyusu, menolong bayi bila
diperlukan.

3. Manfaat inisiasi menyusu dini


a. Manfaat menyusu dini untuk ibu
1) Meningkatkan jalinan kasih sayang pada ibu dan bayi
2) Merangsang kontraksi otot rahim sehingga mengurangi risijko pendarahan
setelah melahir melahirkan
3) Memperbesar peluang ibu untuk memantapkan dan melajutkan kegiatan
menyusu selama masa bayi
4) Mengurangi strees ibu setalh melahirkan
5) Mencegah kehamilan
6) Menjaga kesehatan ibu
b. Manfaat inisiasi menyusu dini untuk bayi
1) Mempertahankan suhu bayi tetap hangat
2) Menengkan ibu dan bayi serta meregulasi ppernapasan dan detak jantung
3) Kolonisasi bakiterial di kulit dan usus bayyi dengan bakteri badan ibu ynag
normal ( bakteri yang berbahaya dan menjadikan tempat yang baik bagi
bakteri yang menguntungkan dan mempercepat pengeluaran kolostrum
sebagai antibody bayi )
4) Mengurangi bayi menangis sehingga mengurangi strees dan tenaga yang
dipakai bayi
5) Memungkinkan bayi untuk menemukan sendiri payudara ibu untuk mulai
menyusu
6) Mengatur tingkat kadar gula dalam darah, dan biokimia lain dalam tubuh bayi
7) Mempercepat keluarnya mekonium
8) Bayi akan terlatih motoriknya saat menyusu, sehingga mengurangi kesulitan
menyusu
9) Membantu perkembangan persarafan bayi (nervous system)
10) Memperoleh kolostrum yang sangan bermanfaat bagi system kekebalan bayi
11) Mencegah terlewatnya puncak “ refleks menghisap” pada bayi yang terjadi 20-
30 menit setelah lahir . jika bayi tidak disusui, reflek akan berkurang cepat,
dan hanya akan muncul kembali dalam kadar secukupnya 40 jam kemudian
c. Manfaat inisiasi menyusu dini secara psikologis
1) Adanya ikatan emosi (Emational Bonding)
a) Hubungan ibu dan bayi lebih erat dan penuh kasih sayang
b) Ibu merasa lebih bahagia
c) Bayi lebih jarang menangis
d) Ibu berprilaku lebih peka ( affectionately )
e) Lebih jarang menyiksa bayi ( child abused )
2) Perkemabangan anak menunjukkan uji kepintaran yang lebih baik dikemudian
hari

4. Kriteria keadaan yang dapat dilakukan inisiasin menyu dini


a. Bayi baru;ahir yang cukup bulan
b. Bayi sehat
c. Bayi premature dengan resiko rendah yang tanpa masalah pernapasan
d. Ibu dalam keadaan stabil
e. Ibu yang tanpa komplikasi saat kehamilan atau persalinan

5. Pentingnya kontak kulit dan menyusu sendiri


a. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat selama bayi merangkak mencari
payudara. Ini akan menurunkan kematian karena kedinginan
b. Ibu dan bayi merasa lebih tenang. Pernapasan dan detak jantung bayi lebih stabil.
Bayi akan lebih jarang menangis sehingga mengurangi pemakaian energi.
c. Saat merangkak mencari payudara, bayi memindahkan bakteri dari kulit ibunya
dan ia akan menjilat-jilat kulit ibu, menelan bakteri baik di kulit ibu. Bakteri baik
ini akan berkembang biak membentuk koloni di kulit dan usus bayi, menyaingi
bakteri jahat dari lingkungan.
d. “Bonding” (ikatan kasih sayang) antara ibu-bayi akan lebih baik karena pada 1-2
jam pertama, bayi dalam keadaan siaga. Setelah itu, biasanya bayi tidur dalam
waktu yang lama.
e. Makanan awal non-ASI mengandung zat putih telur yang bukan berasal dari susu
manusia, misalnya dari susu hewan. Hal ini dapat mengganggu pertumbuhan
fungsi usus dan mencetuskan alergi lebih awal.
f. Bayi yang diberi kesempatan menyusu lebih dini lebih berhasil menyusui ekslusif
dan akan lebih lama disusui.
g. Hentakan kepala bayi ke dada ibu, sentuhan tangan bayi di puting susu dan
sekitarnya, emutan, jilatan bayi pada puting ibu merangsang pengeluaran hormon
oksitosin.
h. Bayi mendapatkan ASI kolostrum yaitu ASI yang pertama kali keluar. Bayi yang
diberi kesempatan inisiasi menyusu dini lebih dulu mendapatkan kolostrum
daripada yang tidak diberi kesempatan. Kolostrum, ASI istimewa yang kaya akan
daya tahan tubuh, penting untuk ketahanan terhadap infeksi, penting untuk
pertumbuhan usus, bahkan kelangsungan hidup bayi. Kolostrum akan membuat
lapisan yang melindungi dinding usus bayi yang masih belum matang sekaligus
mematangkan dinding usus ini.
i. Ibu dan ayah akan merasa sangat bahagia bertemu dengan bayinya untuk pertama
kali dalam kondisi seperti ini. Bahkan, ayah mendapat kesempatan mengazankan
anaknya di dada ibunya. Suatu pengalaman batin bagi ketiganya yang amat indah.
6. Persiapan melakukan Inisiasi Menyusu Dini
a. Melatih tenaga kesehatan terkait yang dapat menolong, mendukung ibu menyusui,
termasuk membantu inisiasi menyusu dini yang benar.
b. Minimal antenatal (ibu hamil), dua kali pertemuan tenaga kesehatan bersama
orang tua, membahas keuntungan ASI dan menyusui, tatalaksana menyusu dini
termasuk inisiasi dini pada kelahiran dengan obat-obatan atau tindakan.
1) Pertemuan bersama-sama beberapa keluarga membicarakan secara umum.
2) Pertemuan dengan satu keluarga membicarakan secara khusus.
c. Di Rumah Sakit Ibu Sayang Bayi, inisiasi menyusu dini termasuk langkah ke-4
dari 10 langkah keberhasilan menyusui.

7. Tahapan inisiasi menyusu dini


Merangkak mencari payudara, dengan tahapan perilaku sebelum menyusu, sebagai
berikut:
a. Dalam 30 menit [ertama istirahat siaga. Sekali-kali lihat ibunya menyesuaikan
dengan lingkungannya
b. 30-40 menit mengeluarkan suara, gerakan menghisap, memasukkan tangan
kemulut.
c. Mengeluarkan air liur
d. Kaki menekan-nekan perut ibu ibu untuk bergerak kearah payudara. Tekanan
tepat diatas rahim membantu mengurangi perdarahan dan mengelurkan plasenta
lebih cepat
e. Menjilat-jilat kulit ibu, setiap jilitan bayi menjilatl bakteri baik yang ada di kulit
ibu, menelannya dan berbiak di usus menjadi bakteri yang menjaga usu bayi.
f. Menyentuh putting susu dengan tangannta untuk merangsang pengeluran oksitosin
g. Menghentakan kepala ke dada ibu menoleh ke kanan dan kiri. Dengan cara ini
bayi memassage payudara.
h. Menemukan puting menjilat, mengulum putting susu, membuka mulut lebar dan
melekat dengan baik.
i. Pentingnya kontak kulit dengan kulit:
1) Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat
2) Menurunkan kematian karena hipotermi
3) Ibu dan bayi merasa tenag
4) Memindahkan bakteri kulit ibu ke kulitnya
5) Menjilat kulit ibu menelan bakteri, berkolon di usus bayi menyaingi bakteri
ganas dari lingkunagnya.
6) Jalinan kasih sayang ibu – bayi –ayah lebih baik sebab bayi siaga 1-2 jam
pertama
7) Mendapatkan kolostrum kaya antibody, penting untuk pertumbuhan usus,
ketahan infeksi kehidupan bayi.
8. Inisiasi Menyusu Dini yang kurang tepat
Menurut Roesli Utami (2008) tatalaksana IMD yang kurang tepat adalah :
a. Begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi kain kering.
b. Bayi segera dikeringkan dengan kain kering. Tali pusat dipotong lalu diikat.
c. Karena takut kedinginan, bayi dibungkus (dibedong) dengan selimut bayi.
d. Dalam keadaan dibedong, bayi diletakkan di dada ibu (tidak terjadi kontak kulit
dengan kulit ibu). Bayi dibiarkan di dada ibu untuk beberapa lama (10-15 menit)
atau sampai tenaga kesehatan selesai menjahit perineum.
e. Selanjutnya, diangkat dan disusukan pada ibu dengan cara memasukkan puting
susu ibu ke mulut bayi.
f. Setelah itu, bayi di bawa ke kamar transisi atau kamar pemulihan untuk di
timbang, diukur, dicap, diazankan oleh ayah, diberi suntikan vitamin K dan
kadang di beri tetes mata. Hal ini berarti memisahkan bayi dari ibunya untuk
ditimbang, diukur, prosedur medic rutin( dites mata dan suntik vik K)
g. Bayi yang sama padda usia 30-40 menit menunjukkan ke siapan menyusu tapi
ibunya tidak ada di dekatnya.

9. Inisiasi Menyusu Dini yang dianjurkan


Menurut Roesli Utami 2008 Inisiasi Menyusu Dini yang dianjurkan antara lain :
a. Begitu lahir bayi diletakkan di atas perut ibu yang sudah di alasi kain kering.
b. Keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya, kecuali kedua
tangannya
c. Tali pusat dipotong lalu diikat.
d. Vernik (zat lemak putih) yang melekat di tubuh bayi sebaiknya tidak dibersihkan
karena zat ini membuat nyaman kulit bayi.
e. Tanpa dibedong, bayi langsung ditengkurapkan di dada atau diperut ibu dengan
kontak kulit bayi dan kulit ibu. Ibu dan bayi diselimuti bersama-sama. Jika perlu
bayi diberi topi untuk mengurangi pengeluaran panas dari kepalanya.

10. Penghambat Inisiasi Menyusu Dini


Berikut ini beberapa pendapat yang menghambat terjadinya kontak dini kulit ibu
dengan kulit bayi, yaitu :
a. Bayi kedinginan.

Bayi berada dalam suhu yang aman jika melakukan kontak kulit dengan sang ibu.
Suhu payudara ibu meningkat 0,5 derajat dalam dua menit jika bayi diletakkan di
dada ibu.
Berdasarkan hasil penelitian Dr. Niels Bergman (2005), ditemukan bahwa suhu
dada ibu yang melahirkan menjadi 1º lebih panas daripada suhu dada ibu yang
tidak melahirkan. Jika bayi yang diletakkan di dada ibu ini kepanasan, suhu dada
ibu akan turun 1ºC. Jika bayi kedinginan, suhu dada ibu akan meningkat 2ºC
untuk menghangatkan bayi. Jadi, dada ibu yang melahirkan merupakan tempat
terbaik bagi bayi yang baru lahir dibandingkan tempat tidur yang canggih dan
mahal
b. Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya.
Terbentuknya oksitosin akibat sentuhan bayi dan menyusui justru membantu
menenangkan ibu setelah melahirkan
c. Tenaga kesehatan kurang tersedia.
Saat bayi di dada ibu, penolong persalinan dapat melanjutkan tugasnya. Bayi
dapat menemukan sendiri payudara ibu. Libatkan ayah atau keluarga untuk
menjaga bayi sambil memberi dukungan pada ibu
d. Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk.
Dengan bayi di dada ibu, ibu dapat dipindahkan ke ruang pulih atau kamar
perawatan. Beri kesempatan pada bayi untuk meneruskan usahanya mencapai
payudara dan menyusu dini
e. Ibu harus dijahit.
Kegiatan merangkak mencari payudara terjadi di area payudara. Yang dijahit
adalah bagian bawah tubuh ibu
f. Suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonore (gonorrhea)
harus segera diberikan setelah lahir.
Menurut American College of Obstetrics and Gyneology dan Academy
Breastfeeding Medicine (2007), tindakan pencegahan ini dapat ditunda setidaknya
selama satu jam sampai bayi menyusu sendiri tanpa membahayakan bayi
g. Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang dan diukur.
Menunda memandikan bayi berarti menghindarkan hilangnya panas badan bayi.
Selain itu, kesempatan vernix meresap, melunakkan, dan melindungi kulit bayi
lebih besar. Bayi dapat dikeringkan segera setelah lahir. Penimbangan dan
pengukuran dapat ditunda sampai menyusu awal selesai (
h. Bayi kurang siaga.
Justru pada 1-2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga (alert). Setelah itu,
bayi tidur dalam waktu yang lama. Jika bayi mengantuk akibat obat yang diasup
ibu, kontak kulit akan lebih penting lagi karena bayi memerlukan bantuan lebih
untuk menjalin kasih sayah antara ibu dan anak
i. Kolostrum dan ASI saja tidak cukup bagi bayi
Sebagai makanan pertama, kolostrum justru sangan mencukupi. Normal terjadi
berat badan bayi sedikit turun setelah dilahirkan
j. Kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi.
Kolostrum sangat diperlukan untuk tumbuh kembang bayi. Kolostrum merupakan
imunisasi pertama yang diterima bayi
k. Bayi memerlukan cairan lain sebelum menyusui.
Justru cairan ini akan meningkatkan risiko bayi terhadap infeksi, serta dapat
mempengaruhi pemberian ASI secara ekslusif
11. Langkah – langkah inisiasi menyusu dini pada persalinan normal
a. Anjurkan suami atau kelurga mendampingi ibu dikamar bersalin. Dalam
menolong ibu melahirkan disarnkan untuk mengurangi /tidak menggunakan obat
kimiawi
b. Bayi lahir, segara dikeringkan secepatnya tertama kepala, kecuali tangannya
,tanpa menghilangkan verniks, mulut dan hidung bayi dibersihkan , tali pusat di
ikat.
c. Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi di tengkurapkna di dada perut ibu
dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu dan mata bayi setinggi putting susu ibu.
Keduanya diselimuti bayi dapat diberikan topi.
d. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi. Biarkan bayi mencari
putting sediri.
e. Ibu didukung dan dibantu mengenali perilaku bayi sebalum menyusu. Biarkan
kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu selama paling tidak satu jam, bila
menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, tetap biarkan kulit ibu dan bayi bersentuhan
sampai setidaknya 1 jam
f. Bila dalam waktu 1 jam menyusu awal belum terjadi , bantu ibu dengan
mendekatkan bayi keputing tapi jangan memasukkan putting ke mulut bayi. Beri
waktu kulit melekat pada kulit 30 menit atau 1 jam lagi
g. Setelah melekat kulit ibu dan bayi setidaknya 1 jam atau selesai menyusu awal ,
bayi baru dipisahkan untuk di timbang, di ukur, di cap, diberi vit K
h. Rawat gabung bayi, ibu dan bayi di rawat dalam satu kamar dalam jangkauan ibu
selama 24 jam.
12. Langkah –langkah inisiasi menyusu dini pada ibu bersalin secara seksio ceesaria
a. Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu dikamar operasi atau di kamar
pemulihan
b. Begitu lahir diletakan dimejaresusitasi untuk dinilai, dikeringkan secepatnya
terutama kepala tanpa menghilangkan verniks kecuali tangannya. Dibersihkan
mulut dan hidung bayi, tali pusat diikat
c. Kalau bayi tidak perlu resusitasi , bayi dibedong dibawa ke ibu. Dilihatkan
kelaminnya pada ibu kemudian mencium ibu
d. Tengkurapkan bayi didada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Kaki
bayi agak sedikit serong/melintang menghindari sayatan operasi. Bayi dan ibu
diselimuti dan bayi diberi topi
e. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi mendekati putting. Biarkan
bayi mencari putting sediri.
f. Biarkan kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu paling tidak selama satu jam ,
bila menyusu awal selesai sebelum 1 jam tetap kontak kulit ibu dan bayi selama
setidaknya 1 jam
g. Bila bayi menunjukan kesiapan untuk minum , bantu ibu dengan medekatkan
dengan mendekatkan bayi ke putting tapi tidak memasukan putting ke mulut
bayi. Bila dalam 1 jam belum bisa menemukan putting ibu, tambahan waktu
melekat pada dada ibu, 30 menit atau 1 jam lagi
h. Bila operasi telah selesai, ibu dapat dibersihkan dengan bayi tetap melekat
didadanya dan di peluk erat oleh ibu. Kemudian ibu dipindahkan dari meja
operasi ke ruang pulih (RR) dengan bayi tetap didadanya
i. Bila ayah tidak dapat menyertai ibu di kamar operasi , di usulkan untuk
mendampingi ibu dan mendoakan anaknya saat di kamar pulih
j. Rawat gabung bud an bayi di rawat dalam satu kamar, bayi dalam jangkauan ibu
selama 24 jam
13. Langkah –langkah inisiasi menyusu dini pada bayi gemeli
a. Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu di kamar besalin
b. Bayi pertama lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali
tanganya tanpa menghilangkan verniks. Mulut dan hidung bayi dibersihkan , tali
pusat diikat
c. Bila bayi tidak memerlukan resusitasi bayi ditengkurapkan didada dan perut ibu
dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu dan mata bayi setinggi putting susu ibu.
Keduanya diselimuti dan bayi diberi topi
d. Anjurkan ibu mnyentuh bayi untukmerangsang bayi. Biarkan bayi mencari
putting sendiri
e. Bila ibu merasa kan melahirkan bayi dua, berikan bayi pertama pada ayah. Ayah
memeluk bayi dengan kulit bayi melekat pada kulit ayah seperti pada perawatan
metode kanguru. Keduanya di tutupi baju baju ayah
f. Bayi kedua lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala kecuali tangan
tanpa menghilangkan verniks , mulut dan hidung bayi dibersihkan dan tali pusat
diikat
g. Bila bayi kedua tidak memerlukan resusitasi, bayi kedua ditengkurapkan didada
dan di perut ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu
h. Letakkan kembali bayi pertama didada ibu berdampingan dengan saudaranya, ibu
dan keduanya bayinya diselimuti serta bayinya diberi topi
i. Biarkan kulit kedua bayi bersentuhan dengan kulit ibu selama 1 jam, tetap
biarkan kulit ibu dan bayi bersentuhan sampai setidaknya 1 jam
j. Bila dalam 1 jam menyusu awal belum terjadi, bantu ibu dengan mendekatkan
bayi ke putting tapi jangan memasukan putting ke mulut bayi. Beri waktu 30 atau
1 jam lagi kulit melekat pada kulit
k. Rawat gabung ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar dan dalam jangkauan ibu
selama 24 jam
l. Berikan asi saja tanpa minuman atau makanan kecil atas indikasi medis dan tidak
diberi dot atau empeng
14. Langkah –langkah inisiasi menyusu dini pada bayi permatur
a. Segera berikan asi secepatnya setelah periode postpartum.
b. Tetapkan jadwal pemberian asi 8- 10 kali dalam 24 jam dengan interval tidak
lebih dari 6 jam
c. Gunakan sumber non kimiawi untuk mengoptimalkan produksi asi, misalnya
massage payudara, hand expression, kontak kulit ke kulit
d. Cadangan asi yang kurang harus dipertahankan setidaknnya sampai hari ke 10

15. Peran bidan dalam Inisiasi Menyusu Dini.


Menurut Inayati (2009) peran bidan dalam IMD meliputi :
a. Sebelum persalinan (Tahap persiapan dan informasi).
1) Memberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang penatalaksanaan
inisiasi menyusu dini.
2) Mengkaji kebersihan diri klien. Bila perlu anjurkan klien untuk
membersihkan diri atau mandi terlebih dahulu.
3) Mempersiapkan alat tambahan untuk pelaksanaan inisiasi menyusu dini yaitu
3 buah kain pernel yang lembut dan kering serta sebuah topi bayi.
Menganjurkan agar klien mendapat dukungan dan pendamping selama proses
persalinan dari suami atau keluarga.
4) Membantu meningkatkan rasa percaya diri klien.
5) Memberikan suasana yang layak dan nyaman untuk persalinan.
6) Memfasilitasi klien mengurangi rasa nyeri persalinan dengan mobilisasi dan
relaksasi.
7) Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman untuk melahirkan.
b. Proses persalinan (Tahap pelaksanaan)
1) Membuka baju klien di bagian perut dan dada.
2) Menyimpan kain pernel yang lembut dan kering diatas perut ibu.
3) Setelah bayi lahir, simpan bayi di atas perut ibu.
4) Bayi dikeringkan dari kepala hinga kaki dengan kain lembut dan kering
(kecuali kedua lengannya, karena bau ketuban yang menempel pada lengan
bayi akan memandu bayi untuk menemukan payudara ibu) sambil melakukan
penilaian awal Bayi Baru Lahir (BBL).
5) Melakukan penjepitan, pemotongan dan pengikatan tali pusat.
6) Melakukan kontak kulit dengan menengkurapkan bayi di dada ibu tanpa
dibatasi alas.
7) Selimuti ibu dan bayi, kalau perlu pakaikan topi di kepala bayi.
8) Menganjurkan ibu untuk memberikan sentuhan lembut pada punggung bayi.
9) Menganjurkan pada suami atau keluarga untuk mendampingi ibu dan bayi.
10) Memberikan dukungan secara sabar dan tidak tergesa-gesa.
11) Membantu menunjukkan pada ibu perilaku pre-feeding (Pre-feeding
behavior) yang positif : istirahat dalam keadaan siaga, memasukan tangan ke
mulut, menghisap dan mengeluarkan air liur, bergerak kearah payudara
dengan kaki menekan perut ibu, menjilat-jilat kulit ibu, menghentakkan
kepala, menoleh ke kanan dan ke kiri, menyentuh puting susu dengan
tangannya, menemukan puting susu, menghisap dan mulai minum ASI.
12) Membiarkan bayi menyusu awal sampai si bayi selesai menyusu pada ibunya
dan selama ibu menginginkannya.
13) Bidan melanjutkan asuhan persalinan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Inisiasi menyusu dini yaitu bayi yang baru lahir, setelah tali pusat dipotong, di
bersihkan agar tidak terlalu basah dengan cairan dan segera diletakkan diatas perut
atau dada ibu, biarkan minimal 30 menit sampai 1 jam, bayi akan merangkak sendiri
mencari puting ibu untuk menyusu.
Inisiasi menyusu dini adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, dimana
bayi dibiarkan mencari putting susu ibunya sendiri ( tidak disodorkan ke putting
susu). Inisiasi menyusu dini sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian asi
ekslusif dan lama menyusui. Dengan demikian , abyi akan terpenuhi kebutuhannya
hingga usia 2 tahun, dan mencegah anak kurang gizi.
Prinsip Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Segera setelah bayi lahir, setelah tali pusat
dipotong, letakkan bayi tengkurap di dada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit
ibu. Pentingnya kontak kulit dan menyusu sendiri diantaranya, Dada ibu
menghangatkan bayi dengan tepat selama bayi merangkak mencari payudara. Ini akan
menurunkan kematian karena kedinginan, Ibu dan bayi merasa lebih tenang.
Pernapasan dan detak jantung bayi lebih stabil. Bayi akan lebih jarang menangis
sehingga mengurangi pemakaian energi. Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini secara
umum yaitu dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat persalinan,
Seluruh badan dan kepala bayi dikeringkan secepatnya, kecuali kedua tangannya,
Bayi ditengkurapkan di dada atau perut ibu. Biarkan kulit bayi melekat dengan kulit
ibu.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2007. Pelatihan APN Bahan Tambahan IMD. Jakarta : JNPKKR-
JHPIEGO.

Rukiyah Yeyeh, Lia Yulianti 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta.Trans
Info Media

Maryuni Anik. 2012 . Inisiasi Menyusu Dini, Asi Ekslusif dan Menejeman Laktasi. Jakarta:
CV Trans Info Media

Anda mungkin juga menyukai