OLEH:
OLEH:
i
KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI
DENGUE HEMORRAGIC FEVER GRADE 2DENGAN HIPERTERMI
DI RUANG MELATI
RSUD BANGIL
PASURUAN
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program
Studi Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Insan Cendekia Medika Jombang
Oleh :
NOVIA PUTRI MAYASARI
NIM : 141210027
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
“Yakinlah tidak ada hasil yang sia-sia selama kita mau berusaha, mengasah
PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmia (Laporan Kasus) ini saya ucapkan terimakasih dan saya
persembahkan kepada:
ini.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis mampu menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan pada Klien yang Mengalami Dengue Hemorragic Fever Grade 2
dengan Hipertermi” sesuai dengan waktu yang ditentukan. Karya Tulis Ilmiah ini
diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis telah banyak mendapat
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terimakasih
kepada yang terhormat Bapak H. Bambang Tutuko, SH.,S.Kep.,Ns.,MH.selaku
ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Media Jombang. Maharani
Tri P., S.Kep., Ns., MM. selaku Kepala Program Studi Diploma III Keperawatan
STIKes ICMe Jombang dan dosen pembimbing Afif Hidayatul Arham, S. Kep.,
Ns. selaku dosen pembimbing Studi KasusKarya Tulis Ilmiah yang telah penulis
teliti. Kepala Diklat RSUD Bangil yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk mengambil data dan menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.Kedua
orang tua yang telah memberikan dukungan, motivasi, kekuatan, dan nasehat
selama menempuh pendidikan di STIKes ICMe Jombang hingga terselesainya
Karya Tulis Ilmiah ini.Dan tidak lupa kepada semua pihak yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dorongan dan bantuannya dalam
menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari
pembaca untuk penulis sangat diharapkan demi kesempurnaan penulis di masa
yang akan datang.
Jombang, Juni 2017
Penulis
viii
ABSTRAK
Oleh :
Novia Putri Mayasari
ix
ABSTRACT
By :
Novia Putri Mayasari
x
DAFTAR ISI
1.4Tujuan......................................................................................... 4
1.5Manfaat ....................................................................................... 5
xi
2.1.5 Patofisiologi ........................................................................... 9
2.1.6 Pathway .................................................................................. 12
2.1.7 Komplikasi ............................................................................. 13
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang.......................................................... 13
2.1.9 Penatalaksanaan ..................................................................... 14
2.2 KonsepHipertermi
2.2.1 Definisi ................................................................................... 15
2.2.2 Batasan Karakteristik ............................................................. 15
2.2.3 Faktor Yang Berhubungan ..................................................... 16
2.2.4 Manifestasi Klinis .................................................................. 17
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan .......................................................... 17
2.3.1 Pengkajian .............................................................................. 17
2.3.2 Diagnosa Keperawatan ........................................................... 20
2.3.3 Intervensi Keperawatan .......................................................... 21
2.3.4 Implementasi .......................................................................... 24
2.3.5 Evaluasi .................................................................................. 24
xii
4.1.2 Pengkajian .............................................................................. 40
4.1.3 Terapi Obat ............................................................................. 46
4.1.4 Analisa Data ........................................................................... 46
4.1.5 Diagnosa Keperawatan ........................................................... 46
4.1.6 Perencanaan ............................................................................ 47
4.1.7 Pelaksanaan ............................................................................ 48
4.1.8 Evaluasi .................................................................................. 51
4.2 Pembahasan ...................................................................................... 52
4.2.1 Pengkajian .............................................................................. 52
4.2.2 Diagnosa Keperawatan ........................................................... 55
4.2.3 Intervensi Keperawatan .......................................................... 56
4.2.4 Implementasi Keperawatan ................................................... 56
4.2.5 Evaluasi .................................................................................. 58
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 60
5.2 Saran ................................................................................................. 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
No Daftar Tabel Hal
2.1 Intervensi Keperawatan ........................................................................ 21
4.1 Identitas Klien ...................................................................................... 40
4.2 Riwayat Klien....................................................................................... 41
4.3 Perubahan Pola Kesehatan ................................................................... 41
4.4 Pemeriksaan Fisik ................................................................................ 42
4.5 Hasil Pemeriksaan dan Diagnostik....................................................... 45
4.6 Terapi Obat........................................................................................... 45
4.7 Analisa Data ......................................................................................... 46
4.8 Diagnosa Keperawatan.......................................................................... 46
4.9 Perencanaan........................................................................................... 47
4.10 Pelaksanaan ......................................................................................... 48
4.11 Evaluasi ............................................................................................... 51
xiv
DAFTAR GAMBAR
No Daftar Gambar Hal
2.1 Pathway DHF ....................................................................................... 12
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 JadwalPelaksanaanLaporanKasus
Lampiran 2 Permohonan menjadi responden
Lampiran 3 Persetujuan menjadi responden
Lampiran 4 Format pengkajian Asuhan Keperawatan
Lampiran 5 Lembar Surat Pre survey data, Studi Pendahuluan dan Penelitian
Lampiran 6 Lembar Surat Persetujuan Pengambilan Data
Lampiran 7 Rekomendasi Penelitian
Lampiran 8 Surat Pernyataan ke Badan Kesehatan Bangsa dan Politik
Lampiran 9 Data jumlah Kasus DBD di RSUD Bangil
Lampiran 10 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 11 Lembar surat Keterangan selesai Penelitian
Lampiran 12 Pernyataan Bebas Plagiasi
xvi
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN
LAMBANG
1. % : Persentase
2. ≤ : Lebih kecil dari atau sama dengan
3. < : Lebih kecil dari
4. > : Lebih besar dari
o
5. C : Derajat Celsius
o
6. F : Derajat Fahrenheit
7. m : Meter
8. cm : Sentimeter
9. N : Normal
10. ul :Mikroliter
11. gr : Desiliter
12. Meq : Miliequivalen
13. dl : delusion
SINGKATAN
xvii
15. RS : RumahSakit
16. SGPT : Serum Glutamic Piruvic Transaminase
17. SGOT : Serum Glutamic Oksaloasetat Transaminase
18. IgM : Imunoglobulin M
19. IgG :Imunoglobulin G
20. NIC : Nursing Interventions Classification
21. NOC : Nursing Outcomes Classification
22. NANDA : Nort American Nursing Diagnosis Association
23. WBC : White Blood Cell
24. Dll : Dan lain-lain
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
oleh nyamuk Aedes Aegypti betina, nyamuk ini merupakan spesies nyamuk
tropis dan subtropis, dan bisa hidup pada daerah yang ketinggiannya mencapai
2200 m diatas permukaan laut (Price & Wilson, 2007). Demam Berdarah
sebagai negara dengan kasus DHF tertinggi di Asia Tenggara. Dalam hal itu
masalah yang sering muncul pada infeksi pertama oleh virus dengue yaitu
mendadak antara 39-40 C, sesudah 5-7 hari demam akan berakhir tetapi
kemudian kambuh lagi,biasanya terlihat lesu, disertai sakit kepala pada bagian
depan kepala, nyeri bagian belakang mata, dan persendian, terlebih lagi disertai
xix
1
2
dengan kasus sebanyak 100.347 serta IR 39,80 terjadi peningkatan kasus pada
tahun 2015. Selama periode tahun 2009 sampai tahun 2015 jumlah
Timur jumlah kasus sebanyak 9.273 kasus dengan jumlah kematian sebanyak
107 orang (IR/Angka kesakitan= 24,07 per 100.000 penduduk dan CFR/angka
terjadi di Jawa Timur sebanyak 283 kematian, diikuti oleh Jawa Tengah (255
2015).Pada tahun 2015 ditemukan 227 kasus DHF diantara 194.815 penduduk
Kota Pasuruan atau IR sebesar 116,5 per 100.000 penduduk. Insiden Rate/IR
2011 sampai dengan 2015 adalah 41; 49,46; 103,25; 65,12 dan 116,52 per
2016-januari 2017 data jumlah kasus DBD di Rawat inap RSUD Bangil
Demam dengue terjadi sesudah gigitan oleh nyamuk Aedes aegypti yang
terinfeksi virus. Nyamuk yang mudah dikenali karena badan dan kakinya
mempunyai bercak-bercak putih ini berkembang biak pada genangan air bersih
dan mempunyai jarak terbang sekitar 100-200 meter. Nyamuk terinfeksi virus
diri di dalam kelenjar limfe badan. Sesudah jumlah virus cukup untuk
yang terjadi di sekitar 4-6 hari sesudah masuknya virus (Soedarto, 2012).
tidak bisa terkontrol yang akhirnya menjadi panas tinggi dan demam. Demam
yang tidak segera diatasi akan menyababkan kejang demam, dehidrasi, dan
Dengan masalah-masalah yang ada pada kasus DHF, yang salah satunya
saat terjadi suatu renjatan suhu tubuh yaitu dengan menganjurkan pasien untuk
mengonsumsi air putih yang banyak, berikan pasien selimut atau pakaian
menurunkan suhu tubuh (Gloria et al, 2016). Tetapi sebagian besar penderita
demam dengue dapat dirawat di rumah. Keluarga perlu di beri penjelasan bagi
garam oralit (yang biasa diberikan pada penderita diare). Pemberian cairan
(Soedarto, 2012).Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut
tentang penyakit DHF (Dengue haemorragic Fever) dalam sebuah Karya Tulis
1.4 Tujuan
Pasuruan.
1.5 Manfaat
a. Bagi klien
dengan Hipertermi.
c. Bagi perawat
hipertermi.
hipertermi.
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
mendadak tanpa sebab yang jelas dan berlangsung terus menerus selama 2-7
2013).
tenggara, Amerika tengah, Amerika dan Karibia. Host alami DBD adalah
Flaviridae dan genus Flavivirus, terdiri dari 4 serotipe yaitu Den-1, Den-2,
Den3 dan Den -41, ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang
menyebabkan kematian dan disebabkan oleh empat serotipe virus dari genus
7
8
serotipe virus dengue lainnya. Pada waktu terjadi epidemik di dalam darah
seorang penderita dapat beredar lebih dari satu serotipe virus dengue.
penyakit demam akut akibat infeksi virus dengue, dengan manifestasi yang
sangat bervariasi, mulai dari demam akut hingga sindrom renjatan yang dapat
menyebabkan modalitas.
2.1.2 Klasifikasi
c) Derajat III : ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi
lemah dan cepat (>120 x/mnt) tekanan nadi sempit (<120 mmHg).
2.1.3 Etiologi
1) Kulit kemerah-merahan
4) Takikardi
6) Dehidrasi
7) Rasa sakit dan nyeri yang spesifik atau menyeluruh (mis. Sakit
kepala)
2.1.5 Patofisiologi
Aedes albopictus. Vektor tersebut tersebar meluas di daerah tropis dan sub
manusia melalui gigitan nyamuk. Virus akan berada di dalam darah sejak fase
diakibatan oleh virus yang masuk melalui kulit yang terigigit nyamuk
Secara klinis, perjalanan penyakit dengue dibagi menjadi tiga, yaitu fase
pada demam hari ke-1 hingga ke 3, fase kritis terjadi pada dmam hari ke-3
hingga 7, dan fase penyembuhan terjadi setelah demam hari ke-6 sampai
gejala klinis pada pasien dengan infeksi demam berdarah dengue (DBD).
lesu, tidak mau makan dan muntah. Pada DHF, terjadi peningkatan
sedangkan pada demam dengue tidak terjadi ini. Kondisi tersebut dapat
akanterjadi pada fase kritis dan berlangsung maksimal 48 jam. Hal tersebut
dari 20%, hal ini didukung penemuan post mortem meliputi efusi pleura,
dari sistem imun : monosit dan sel T, sistem kompelemen, serta produksi
trombosit.
Pada kasus DHF, tanda hepatomegali dan kelainan fungsi hati lebih sering
perdarahan spontan maka dapat di lakukan uji turniket (Cris Tanto, 2014,
mengangkat dirinya sendiri dari ancaman syok, tetapi apabila kelenjar ini
12
penangkal syok tubuh akan berkurang. Kondisi itu yang menjadikan pasien
lebih rentan masuk kedalam syok, oleh karena mekanisme pertahanan syok
2.1.6 Pathway
Dehidrasi Perdarahan
Anti hisamin dilepaskan
trombositopenia
Permeabilitas membran meningkat
Kebocoran plasma
hipovolemia
Asidosis metabolik
Vektor aedes aegepti Komplek antibodi virus
2.1.7 Komplikasi
b. Uji serologi : uji hemaglutinasi inhibisi dilakukan saat fase akut dan
fase konvalesens.
1). Infeksi primer. Titer serum akut <1:20 dan serum konvalesens naik
2). Infeksi sekunder. Titer serum akut <1:20 dan serum konvalesens
1:2560 atau serum akut 1:20 dan konvalesens naik 4x atau lebih.
Titer serum akut 1:1280, serum konvalesens dapat lebih besar atau
sama.
15
2.1.9 Penatalaksanaan
a.aMedikamentosa
a.bSupportif Cairan
pada bayi usia < 6 bulan yang disarankan menggunakan Nacl 0,45%.
16
jam pada kasus syok. Pada kasus tanpa syok, durasi terapi tidak lebih
2.2.1 Definisi
(101oF) per rektal yang sifatnya menetap karena factor eksternal (Lynda Juall
Carpenito, 2012).
17
temperatur), yaitu suhu yang terdapat pada jaringan dalam, seperti kranial,
toraks, rongga abdomen, dan rongga pelvis. Suhu ini biasanya dipertahankan
relatif konstan (sekitar 37°C). selain itu, ada suhu permukaan (surface
temperatur), yaitu suhu yang terdapat pada kulit, jaringan sub kutan, dan
lemak. Suhu ini biasanya dapat berfluktuasi sebesar 20°C sampai 40°C.
a. Apnea
berkurang
c. Gelisah
d. Hipotensi
e. Kejang
f. Koma
g. Kulit kemerahan
i. Latergi
j. Postur abnormal
18
k. Stupor
l. Takikardi
m. Takipnea
n. Vasodilatasi
(Nanda, 2015-2017)
a. Aktivitas berlebihan
b. Dehidrasi
c. Iskemia
f. Penurunan perspirasi
g. Penyakit
h. Sepsis
j. Trauma
(Nanda, 2015-2017)
b) Kulit kemerahan
e) Menggigil
2.3.1 Pengkajian
a. Identitas klien : terdiri dari nama, alamat, umur, status, diagnosa medis,
RM.
1) Keluhan utama
sakit kepala.
lemah.
f) Batuk ringan.
foto fobia.
d. Pemeriksaan fisik
1) Pengkajian umum
koma.
c) Keadaan gizi : tinggi badan dan berat badan dengan gizi baik,
sedang, buruk.
menurun, nadi pada DSS dapat cepat dan lemah serta ada
a.bPemeriksaan kuku
kapiler).
b) Pemeriksaan kepala
rambut.
c) Pemeriksaan wajah
pucat/ikterik, simetris.
d) Pemeriksaan mata
e) Pemeriksaan telinga
infeksi.
deviasi)
tanda infeksi.
24
h) Pemeriksaan leher
trakea, dan benjolan pada dasar leher serta vena jugular dan
arteri karotid.
pembengkakan/penonjolan/edema.
25
tractile fremitus.
punggung pasien.)
bandingkan satu sisi dengan satu sisi lain pada tinggi yang
tracheal.
j) Sistem kardiovaskuler
karotis
26
Palpasi: denyutan
bunyi redup)
jantung.
II/S2 (dub), tidak ada bunyi jantung tambahan (S3 atau S4).
penyebaran vena
terlebih dahulu
otot
Wanita:
/bau)
29
pengeluaran
Pria:
Candra,2013).
e. Pemeriksaan penunjang
1) Darah
46%)
N: pH 7,38-7,44
2) Urin
3) Uji serologis
e) IgG ELISA
perdarahan.
Rasional: digunakan
untuk mengurangi
demam dengan aksi
sentralnya pada
hipotalamus.
i. Berikan pengobatan
untuk mengatasi
penyebab demam
Rasional: membantu
mengurangi demam.
j. Selimuti pasien
Rasional: digunakan
untuk mengurangi
demam umumnya lebih
besar dari , - 0 C
pada waktu terjadi
kerusakan/gangguan
pada otak.
k. Kolaborasi pemberian
cairan intravena
Rasional: menghindari
kehilangan air natrium
klorida dan kalium
yang berlebihan.
l. Kompres pasien pada
lipat paha dan aksila
Rasional: dapat
membantu mengurangi
demam.
m. Tingkatkan sirkulasi
udara
Rasional: suhu
ruangan/jumlah
selimut harus diubah
untuk mempertahankan
suhu mendekati
normal.
n. Berikan pengobatan
untuk terjadinya
menggigil
Rasional: menggigil
seringkali mendahului
memuncaknya suhu
adanya infeksi umum.
Temperature
regulatation
a. Monitor suhu minimal
setiap 2 jam
b. Rencanakan
monitoring suhu secara
kontinyu
c. Monitor TD, nadi, dan
RR
Rasional: peningkatan
denyut nadi
34
penurunan tekanan
vena, dan penurunan
tekanan darah dapat
mengindikasi
Hipovolemia, yang
mengarah pada
penurunan perfusi
jaringan.
2.3.4 Implementasi
mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan yang
dilakukan dan disesuaikan (Potter & Perry, 2005, dikutip dalam Kurniawati
tahun 2016).
2.3.5 Evaluasi
dan kriteria hasil, klien bisa keluar dari siklus proses keperawatan. Jika
sebaliknya, klien akan masuk kembali ke dalam siklus tersebut mulai dari
METODE PENELITIAN
Desain yang digunakan dalam studi kasus ini adalah studi untuk
demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas dan berlangsung terus
kulit lainnya.
b. Hipertermi
3.3 Partisipan
Unit analisis atau partisipan dalam studi kasus ini adalah klien.Subjek
3.4.1 Lokasi
Pasuruan.
3.4.2 Waktu
sumber data utama yaitu klien, perawat dan keluarga klien yang
a. Pengumpulan Data
dokumen).
b. Mereduksi Data
c. Penyajian Data
d. Kesimpulan
induksi.
Menurut kvale tahun 2011 (dikutip dalam Yati Afiyanti & Imami Nur
c. Anonimity(tanpa nama)
d. Confidentiality (kerahasiaan)
banyak peranan dalam menantisipasi berbagai isu etik yang aka muncul
.
BAB 4
4.1 Hasil
ruang Melati terdapat 16 ruang dengan kapasitas ruangan terdiri dari 103
tempat tidur yang dilengkapi dengan tempat tidur matras, bed side cabinet,
kipas angin, kamar mandi dalam, serta ruang khusus untuk laki-laki di sediakan
4.1.2 Pengkajian
1. Identitas klien
Tabel 4.1 Identitas klien
42
43
2. Riwayat Penyakit
Tabel 4.2 Riwayat Penyakit
RIWAYAT Klien 1 Klien 2
PENYAKIT
Klien 1
Pola aktivitas Kuliah Selama di RS pasien hanya di
atas tempat tidurnya
Pola nutrisi Makan 3x sehari (nasi, lauk, Makan 3x sehari ½ porsi.
sayur)
Minum 9 gelas/hari Minum 4 gelas/hari.
Pola eliminasi BAB 1x/hari Selama di RS pasien BAB
BAK 7x/hari 1x/hari, BAK 3x/hari.
Pola istirahat Selama di rumah pasien isirahat Selama di RS pasien istirahat
tidur siang 2 jam , malam 10 jam siang 3 jam, malam 12 jam
4. Pemeriksaan fisik
Tabel 4.4 Pemeriksaan fisik
Observasi Klien 1 Klien 2
S , C 0 C
N 100x/menit 80x/menit
TD 120/80 mmHg 80/90 mmHg
RR 21x/menit 20x/menit
GCS 4-5-6 4-5-6
Kesadaran composmentis Composmentis
Pemeriksaan Kulit Kulit
fisik Inspeksi : kebersihan kulit baik, Inspeksi : kebersihan kulit baik,
Kulit dan kulit tidak ada kulit tidak ada
kuku ikterik/pucat ataupun ikterik/pucat ataupun
sianosis, teraba panas sianosis, teraba panas
Palpasi : kering, turgor baik/elastis, Palpasi : kering, turgor
tidak ada edema baik/elastis, tidak ada
Kuku edema
Inspeksi :bersih, bentuk Kuku
normaltidak ada tanda- Inspeksi :bersih, bentuk
tanda jari tabuh normaltidak ada tanda-
(clubbing finger), tidak tanda jari tabuh
ikterik/sianosis. (clubbing finger), tidak
Palpasi : aliran darah kuku kembali ikterik/sianosis.
< 3 detik. Palpasi : aliran darah kuku
kembali < 3 detik.
Kepala Inspeksi : simetris, bersih, tidak Inspeksi : simetris, bersih, tidak
ada lesi, tidak ada lesi, tidak
menunjukkan tanda- menunjukkan tanda-
tanda kekurangan tanda kekurangan
gizi(rambut jagung dan gizi(rambut jagung dan
kering) kering)
Palpasi :tidak ada penonjolan Palpasi :tidak ada penonjolan
/pembengkakan, rambut /pembengkakan,
lebat dan kuat/tidak rambut lebat dan
rapuh. kuat/tidak rapuh.
Wajah Inspeksi :warna sama dengan Inspeksi :warna sama dengan
bagian tubuh lain, tidak bagian tubuh lain,
pucat/ikterik, simetris. tidak pucat/ikterik,
Palpasi :tidak ada nyeri tekan dan simetris.
edema. Palpasi :tidak ada nyeri tekan dan
edema.
Mata Inspeksi : simetris mata kiri kanan, Inspeksi : simetris mata kiri
simetris bola mata kiri kanan, simetris bola
kanan, warna mata kiri kanan, warna
konjungtiva pucat, dan konjungtiva pucat, dan
sclera berwarna putih. sclera berwarna putih.
Telinga Inspeksi : bentuk dan posisi Inspeksi : bentuk dan posisi
45
Klien 2
Hematologi
Hemoglobin 15,10 g/dL 11,4-17,7 g/dL
Leukosit 4,94 3,70-10,1
Hematokrit 45,60 % 40-45%
Eritrosit 5,960 106µL 4,6-6,2 106µL
Trombosit 42.000 150.000-350.000 cmm
Klien 1 Infus asering 20 tpm Infus asering 18 tpm Infus asering 18 tpm
Tn. K Injeksi antrain 3x1 g Obat oral : trolit 1x1 Injeksi dexametaxon
(IV), ondansentron 2x4 sachet, sanmol 2x1 mg
mg (IV) dan 3x500g Obat oral : omeprazole
memberikan infus 2x20 mg
asering 28 Tpm (IV)
Obat oral : trolit 1x1
sachet, sanmol 3x500 g
Klien 2 Infus asering 28 tpm Infus asering 21 tpm Infus asering 20 tpm
Tn. M (IV) (IV) Injeksi dexametaxon
injeksi santagesik Injeksi ondansentron 2x1mg
3x1g, ondansentron 2x4 mg, Omeprazole
2x4 mg, Omeprazole 1x40 mg, obat oral
1x40 mg, obat oral sukralfat 3x1 cth,
sukralfat 3x1 cth trolit 1x1 sachet,
pamol 3x500 g,
omeprazole 2x20 mg
48
4.1.6 Perencanaan
Tabel 4.9 Perencanaan
Diagnosis keperawatan INTERVENSI (NIC) RASIONAL
(Tujuan dan Kriteria
Hasil)
Klien 1 1. Monitor suhu 1. Suhu 38,9-41,1 C
Hipertermi berhubungan sesering mungkin menunjukkan proses
dengan proses penyakit. 2. Monitor warna dan penyakit infeksi akut
Setelah dilakukan suhu kulit 2. Menjaga suhu dan
tindakan keperawatan 3. Monitor tekanan menghindari panas yang
selama 3x24 jam, klien darah, nadi, dan RR berkaitan dengan penyakit
menunjukkan NOC : 4. Berikan antipiretik 3. Peningkatan denyut nadi,
1. Suhu tubuh 5. Berikan pengobatan penurunan tekanan vena,
dalam rentang untuk mengatasi dan penurunan tekanan
normal penyebab demam darah dapat
2. Nadi dan RR 6. Selimuti pasien mengindikasikan
dalam normal 7. Kolaborasi hipovolemia, yang
3. Tidak ada pemberian cairan mengarah pada menurun
perubahan warna intravena perfusi jaringan
kulit dan tidak 8. Tingkatkan sirkulasi 4. Antipiretik digunakan
ada pusing udara untuk mengurangi demam
9. Berikan pengobatan dengan aksi sentralnya
untuk mencegah pada hipotalamus
terjadinya menggigil 5. Dapat membantu
mengurangi demam
6. Digunakan untuk
mengurangi demam
umumnya lebih besar dari
, - 0 C pada waktu
terjadi kerusakan
/gangguan pada otak
7. Menghindari kehilangan
air natrium klorida dan
kalium yang berlebihan
8. Suhu ruangan/jumlah
selimut harus diubah
untuk mempertahankan
suhu mendekati normal
9. Menggigil seringkali
mendahului
50
memuncaknya suhu
adanya infeksi umum
4.1.7 Pelaksanaan
Tabel 4.10 Pelaksanaan
Diagnosa Hari/tanggal Waktu Implementasi
keperawatan
Klien 1 Senin/13 Februari 08.00 Mengobservasi tanda-tanda
Hipertermi 2017 WIB vital (TD, Nadi, RR, Suhu)
berhubungan : , C
dengan proses N : 100x/menit
penyakit TD : 120/80 mmHg
RR :21x/menit
GCS :4-5-6
Kesadaran : composmentis
Mengompres klien pada tengkuk
dan aksila dengan kompres
hangat
51
kompres hangat
09.10 Memberi penjelasan tentang
WIB penyebab demam
09.30 Menganjurkan klien minum
WIB yang cukup
Menganjurkan supaya tidak
09.40 memakai pakian atau selimut
WIB yang tebal
Melakukan injeksi intravena
dexamethaxone 1 mg (IV)
4.1.8 Evaluasi
Tabel 4.11 Evaluasi
Evaluasi 13 Februari 2017 14 Februari 2017 15 Februari 2017
17.00 WIB 14.00 WIB 11.00 WIB
4.2 Pembahasan
Pada bab ini berisi perbandingan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan
kasus yang disajikan untuk menjawab tujuan khusus. Setiap temuan perbedaan
4.2.1 Pengkajian
Pada tinjauan kasus pengkajian yang dilakukan peneliti pada Sdr.K dan
C, N: 80x/menit, TD: 80/90 mmHg, RR: 20 x/menit, suhu naik turun, mukosa
tinjauan kasus dan tinjauan pustaka, akan tetapi tanda dan gejala yang ada pada
tinjauan pustaka tidak semua muncul pada tinjauan kasus pada Sdr. K dan Sdr.
M yaitu tanda gejala dari masing-masing klien berbeda klien Sdr. K dengan
dengan gejalanya adalah mimisan 1x. Gejala petekie pada klien diakibatkan
oleh virus yang telah masuk kedalam tubuh klien Sdr. K dan Sdr. M yang
bintik pada kulit (petekie).Petekie muncul karena adanya suatu kelainan dari
mengatakan badannya panas dan suhu tubuh naik turun.Demam yang dirasakan
kedua klien dikarenakan sudah terinfeksi virus dengue untuk kedua kalinya.
– , C (Nanda, 20 2). Ketika klien mulai merasa tidak nyaman, aliran darah
kulit penderita DBD atau DD kita sebut sebagai petekie. Petekie tersebut
trombosit dalam darah begitu pula dengan mimisan tersebut juga akibat dari
2017).
Fever.
56
penunjang yang ada pada tinjauan pustaka tidak semua dilakukan pada kasus
Sdr. K dan Sdr. M dikarenakan hal yang paling penting untuk membedakannya
antara DHF dan penyakit lainnya adalah adanya pemeriksaan darah yang
dilakukan pada penderita demam berdarah dengue antara lain menurut Cris
hemaglutinasi inhibisi dilakukan saat fase akut dan fase konvalens. Trombosit
lesi-lesi kecil yang seringkali tidak terlihat, tetapi segera ditutup oleh trombosit
pada petekie saja melainkan dapat berupa ekimosis (perdarahan yang lebih luas
lambung (yang dapat menyebabkan muntah darah dan buang air besar warna
Pada kasus Sdr. K dan Sdr. M ini penelitian menegakkan diagnosis utama
tinggi didukung oleh data-data subjektif pada Sdr. K yaitu demam mulai
80/90 mmHg, RR: 20 x/menit, suhu naik turun, mukosa mulut kering, kulit
kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi, hal ini dapat menyebabkan
dehidrasi berat dan dapat merusak bagian-bagian tubuh lainnya bahkan bisa
jadi syok, serta dapat beresiko kejang demam. Demikian pada hasil penelitian
sesuai dengan teori atau tidak ada kesenjangan antara lain laporan kasus
dengan teori. Hipertermi adalah suhu inti tubuh diatas kisaran normal di oral
Vasodilatasi(Nanda, 2015-2017).
58
Pada kasus Sdr. K dan Sdr. M ini penelitian menegakkan diagnosis utama
tinggi didukung oleh data-data subjektif pada Sdr. K yaitu demam mulai
80/90 mmHg, RR: 20 x/menit, suhu naik turun, mukosa mulut kering, kulit
hipertermi sudah sesuai dengan teori dan hasil penelitian, sehingga tidak
ditemukan kesenjangan antara hasil laporan kasus dengan teori. Dengan kasus
yang sama hipertermi antara klien Sdr. K dan Sdr. M pada fase ini suhu pasien
sama-sama naik turun dengan demikian intervensi yang dilakukan pada klien
Sdr. K dan Sdr. M sama yaitu dengan mengobservasi TTV, menurunkan suhu
Intervensi keperawatan yang diberikan NIC: vital sign status dan NIC:
monitor suhu sesering mungkin, monitor warna kulit, monitor tekanan darah,
nadi dan RR. Monitor penurunan tingkat kesadaran, berikan antipiretik, berikan
120/80 mmHg, N: 100x/menit, RR: 21x/menit, suhu naik turun, mukosa mulut
kering, kulit terasa panas, lemah dan mendapat terapi farmakologi injeksi
59
sanmol 3x500 g(oral), memasang infus asering 1500 cc, sedangkan pada Sdr.
suhu naik turun, mukosa mulut kering, kulit terasa panas, lemah dan mendapat
pemberian obat oral yaitu trolit 1x1 sachet (Oral), pamol 3x500 g (Oral),
intervensi yang dibuat, karena peneliti harus menyesuaikan dengan kondisi dari
klien itu sendiri, jika keadaan klien sudah membaik dari apa yang di perkirakan
tentunya implementasinya juga akan berbeda dengan klien Sdr. K dan Sdr. M.
mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan yang
keluarga untuk membatasi aktifitas klien, berkolaborasi dengan tim medis lain
Candra,2013).
60
C, N: 80x/menit, TD: 80/90 mmHg, RR: 20 x/menit, suhu naik, mukosa mulut
Pada hari selasa 14 Februari 2017 pada Sdr.K mengatakan badannya masih
Pada hari rabu 15 Februari 2017 pada Sdr. K mengatakan badannya masih
Menurut peneliti pada evaluasi pertama masalah belum teratasi pada klien
masih agak demam dan masih lemah.Pada evaluasi ketiga masalah telah
disebabkan virus dengue dan disebarkan oleh nyamuk Aedes Aegypti yang
disertai dengan gejala awal yaitu hipertermi dengan manifestasi klinisnya yaitu
(Misnadiarly, 2009).
yang tujuan telah ditetapkan, dilakukan dengan cara melibatkan pasien dan
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pengkajian
sakit. Dengan keluhan pada Sdr.M dengan keluhan badan panas dengan suhu
kesehatan klien.
2. Intervensi
RR: TD: 120/80 mmHg, N: 100x/mnit, RR: 21x/menit, monitor kulit: kulit
terasa panas. Sedangkan pada Tn.M didukung oleh data-data sebagai berikut
62
63
darah, nadi, RR: TD: 80/90 mmHg, N: 80x/mnit, RR: 20x/menit, monitor
3. Implementasi
100x/mnit, RR: 21x/menit, suhu naik turun, mukosa mulut kering, kulit terasa
monitor tekanan darah, nadi, RR: TD: 80/90 mmHg, N: 80x/mnit, RR:
20x/menit, monitor kulit: kulit terasa panas, suhu naik turun,mukosa mulut
obat oral sukralfat 3x1 cth (Oral) dan infus asering 21 tpm (IV).
4. Evaluasi
pada Sdr.K yaitu: klien mengatakan badannya masih panas serta lemah.
5.2 Saran
1) Bagi responden
Terutama pada klien 1 dan klien 2 dalam pemberian terapi dan farmaologi
penyakit demam berdarah dengue dan demi dapat menciptakan klien yang
dengue.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/53138/4/Chapter%20II.p
df
NIM : 141210027
Sebelumnya saya akan memberikan penjelasan tentang tujuan laporan kasus ini
dan saya akan merahasiakan adentitas, data informasi yang klien berikan. Apabila ada
Demikian permohonan ini saya buat dan apabila klien mempunyai pertanyaan,
Peneliti
A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS KLIEN
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Status perkawinan :
Agama :
Suku :
Alamat :
Tanggal MRS :
Tanggal pengakajian :
No RM :
Sumber informasi :
2. Pola nutrisi
Program diit di RS ( intake makanan dan intake cairan)
3. Pola eliminasi
a. BAK
b. BAB
Makan / minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
Ambulasi / ROM
Keadaan umum :
0
T/D : / mmHg. S: C, N : x/menit, RR : x/menit
1. PERNAPASAN
Friction rub
c. Retraksi otot bantu nafas : Tidak ada Ada ICS.......
Supraclavikula Suprasternal
Cuping hidung
2. KARDIOVASKULER
a. Nyeri dada : Tidak Ya Menjalar
ke.........
b. Irama jantung: Reguler Ireguler, HR : ........x/mt
c. Bunyi jantung : S1,S2 tunggal Murmur Gallop Thrill
Masalah keperawatan :
3. PERSYARAFAN
a. Kesadaran : CM Apatis Somnolen Sopor Koma
b. Reflek – reflek :
Mengisap Menoleh Babinsky Moro Patella
Menggenggam
4. GENETOURINARIA
Retensio
Masalah keperawatan :
5. PENCERNAAN
a. Mulut :
peristaltik........X/mnt
BAB:……x/hari, Konsistensi……….,Warna………………….,
Masalah keperawatan ;
7. PENGINDRAAN
a. Mata :
Pupil : Isokor. Anisokor. Midriasis Miosis
Masalah keperawatan :
8. ENDOKRIN
a. Pembesaran kelenjar tiroid : Ya Tidak
b. Pembesaran kelenjar parotis : Ya Tidak
c. Lain-lain :…………………………………
Masalah keperawatan :
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
VI. TERAPI
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. ……………………………………………………………
2. ………………………………………………………………
C. INTERVENSI
LEMBAR RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NAMA PASIEN : DIAGNOSA :
E. CATATAN PERKEMBANGAN
CATATAN PERKEMBANGAN