Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KOMPLEMENTER

TERAPI GUIDED IMAGERY

OLEH : KELOMPOK 3

EKA DEWA AIRLANGGA 010217A012

EMILIANA TAWURU MAY 010217A013

HARI SANTOSO 010217A018

JUNITA FRANSISKA SAE 010217A021

SITI AISAH 010217A030

WINDA DIAH PERTIWI 010217A035

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

TAHUN 2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pada dasarnya, kecemasan merupakan hal wajar yang pernah dialami oleh

setiap manusia. Kecemasan sudah dianggap sebagai bagian dari kehidupan

sehari-hari. Kecemasan adalah suatu perasaan yang sifatnya umum, dimana

seseorang merasa ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas

asal maupun wujudnya (Sutardjo Wiramihardja, 2005:66).

Kecemasan adalah sesuatu yang menimpa hampir setiap orang pada

waktu tertentu dalam kehidupannya. Kecemasan merupakan reaksi normal

terhadap situasi yang sangat menekan kehidupan seseorang. Kecemasan bisa

muncul sendiri atau bergabung dengan gejala-gejala lain dari berbagai

gangguan emosi (Savitri Ramaiah, 2003:10).

Untuk mengurangi rasa cemas dapat dilakukan dengan terapi salah

satunya Guide Imegery. guided imagery sebagai sebuah teknik yang

memanfaatkan cerita atau narasi untuk mempengaruhi pikiran, sering

dikombinasi dengan latar belakang musik. Guided imagery adalah teknik

untuk mengarahkan individu untuk fokus dan berkhayal atau berimajinasi.

B. Tujuan

Tujuan umumnya adalah menambah wawasan dan pengetahuan tentang

Guided Imagery. Tujuan khusus adalah :

1. Untuk mengetahui Pengertian dari Guided Imagery.

2. Untuk mengetahui Tujuan dari Guided Imagery.


3. Untuk mengetahui Manfaat dari Guided Imagery.

4. Untuk mengetahui indikasi dari Guided Imagery.

5. Untuk mengetahui Teknik dari Guided Imagery.

6. Untuk mengetahui langkah – langkah dari Guided Imagery.

7. Untuk mengetahui mekanisme kerja Guided Imagery.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Guided Imagery

Guided imagery adalah suatu teknik yang menggunakan imajinasi

individu dengan imajinasi terarah untuk mengurangi stres (Patricia dalam

Kalsum, 2012). Snyder & Lindquist (2002) mendefinisikan bimbingan

imajinasi sebagai intervensi pikiran dan tubuh manusia menggunakan

kekuatan imajinasi untuk mendapatkan affect fisik, emosional maupun

spiritual. Guided imagery dikategorikan dalam terapi mind-body medicine

oleh Bedford (2012) dengan mengombinasikan bimbingan imajinasi dengan

meditasi pikiran sebagai cross-modal adaptation. Imajinasi merupakan

representasi mental individu dalam tahap relaksasi. Imajinasi dapat dilakukan

dengan berbagai indra antara lain visual, auditor, olfaktori maupun taktil.

Bimbingan imajinasi merupakan teknik yang kuat untuk dapat fokus dan

berimajinasi yang juga merupakan proses terapeutik (Bonadies, 2009).

Watanabe et al (2006) membuktikan hasil penelitiannya yang menyebutkan

bahwa bimbingan imajinasi meningkatkan mood positif dan menurunkan

mood negatif individu secara signifikan dan level kortisol yang diukur

menggunakan saliva test juga menunjukkan penurunan yang signifikan.

Teknik guided imagery digunakan untuk mengelola koping dengan cara

berkhayal atau membayangkan sesuatu yang dimulai dengan proses relaksasi

pada umumnya yaitu meminta kepada klien untuk perlahan-lahan menutup

matanya dan fokus pada nafas mereka, klien didorong untuk relaksasi
mengosongkan pikiran dan memenuhi pikiran dengan bayangan untuk

membuat damai dan tenang (Smeltzer & Bare, 2008).

B. Tujuan Guided Imagery

Tujuan dari menerapkan guided imagery ialah (Mehme, 2010):

1. Memelihara kesehatan atau mencapai keadaan rileks melalui komunikasi

dalam tubuh melibatkan semua indra (visual, sentuhan, penciuman,

penglihatan, dan pendengaran) sehingga terbentuklah keseimbangan

antara pikiran, tubuh, dan jiwa.

2. Mempercepat penyembuhan yang efektif dan membantu tubuh

mengurangi berbagai macam penyakit seperti depresi, alergi dan asma.

3. Mengurangi tingkat stres, penyebab, dan gejala-gejala yang menyertai

stres. 4. Menggali pengalaman pasien depresi.

C. Manfaat Guided Imagery

Guided imagery mempunyai elemen yang secara umum sama dengan

relaksasi, yaitu sama-sama membawa klien ke arah relaksasi. Tujuan dari

teknik guided imagery ini adalah menimbulkan respon psikofisiologis yang

sangat kuat seperti perubahan dalam fungsi imun (Potter & Perry, 2009 dalam

Novarenta, 2013).

Manfaat dari guided imagery yaitu sebagai intervensi perilaku untuk

mengatasi kecemasan, stres, dan nyeri (Smeltzer & Bare, 2002 dalam

Novarenta, 2013). Penggunaan guided imagery tidak dapat memusatkan

perhatian pada banyak hal dalam satu waktu oleh karena itu klien harus
membayangkan satu imajinasi yang sangat kuat dan sangat menyenangkan

(Brannon & Freist, 2000 dalam Novarenta, 2013).

Banyak sekali manfaat yang didapat dari menerapkan prosedur guided

imagery, berikut ini manfaat dari guided imagery menurut Townsend (1977):

1. Mengurangi stress dan kecemasan

2. Mengurangi nyeri

3. Mengurangi efek samping

4. Mengurangi tekanan darah tinggi

5. Mengurangi level gula darah (diabetes)

6. Mengurangi alergi dan gejala gangguan pernapasan

7. Mengurangi sakit kepala

8. Mengurangi biaya rumah sakit

9. Meningkatkan penyembuhan luka dan tulang

Guided imagery dapat membangkitkan perubahan neurohormonal

dalam tubuh yang menyerupai perubahan yang terjadi ketika sebuah

peristiwa yang sebenarnya terjadi (Hart, 2008). Hal ini bertujuan untuk

membangkitkan keadaan relaksasi psikologis dan fisiologis untuk

meningkatkan perubahan yang menyembuhkan ke seluruh tubuh

(Jacobson, 2006).

D. Indikasi Guided Imagery

Dossey, et al (dalam Potter & Perry, 2009) menjelaskan aplikasi klinis

guided imagery yaitu sebagai penghancur sel kanker, untuk mengontrol dan

mengurangi rasa nyeri, serta untuk mencapai ketenangan dan ketentraman.


Guided imagery juga membantu dalam pengobatan: seperti asma, hipertensi,

gangguan fungsi kandung kemih, sindrom pre menstruasi, dan menstruasi.

selain itu guided imagery juga digunakan untuk mereduksi nyeri luka bakar,

sakit kepala migrain dan nyeri pasca operasi (Brannon & Feist, 2000).

Indikasi dari guided imagery adalah semua pasien yang memiliki pikiran

negatif atau pikiran menyimpang dan mengganggu perilaku (maladaptif).

Misalnya: over generalization, stress, cemas, depresi, nyeri, hipokondria, dan

lainlain.

E. Teknik Guided Imagery

Teknik guided imagery Macam-macam teknik guided imagery

berdasarkan pada penggunaannya terdapat beberapa macam teknik, yaitu

(Grocke & Moe, 2015):

1. Guided walking imagery

Teknik ini ditemukan oleh psikoleuner. Pada teknik ini pasien

dianjurkan untuk mengimajinasikan pemandangan standar seperti

padang rumput, pegunungan, pantai.

2. Autogenic abstraction

Teknik ini pasien diminta untuk memilih sebuah perilaku negatif

yang ada dalam pikirannya kemudian pasien mengungkapkan secara

verbal tanpa batasan. Bila berhasil akan tampak perubahan dalam hal

emosional dan raut muka pasien


3. Covert sensitization

Teknik ini berdasar pada paradigma reinforcement yang

menyimpulkan bahwa proses imajinasi dapat dimodifikasi berdasarkan

pada prinsip yang sama dalam modifikasi perilaku.

4. Covert behaviour rehearsal

Teknik ini mengajak seseorang untuk mengimajinasikan perilaku

koping yang dia inginkan. Teknik ini lebih banyak digunakan.

F. Langkah – lamgkah Guided Imagery

Teknik guided imagery dimulai dengan proses relaksasi pada umumnya,

yaitu pasien diminta secara perlahan-lahan menutup matanya dan fokus pada

nafas mereka, lalu klien didorong untuk relaksasi mengosongkan pikiran dan

memberi bayangan yang dapat membuat damai dan tenang dalam pikiran klien

(Rahmayati, 2010 dalam Patasik et al, 2013). Kozier & Erb (2009) dalam

Novarenta (2013) menyatakan bahwa langkah-langkah dalam melakukan

guided imagery adalah :

1. Persiapan

Mencari lingkungan yang nyaman dan tenang, dimana lingkungan

ini harus bebas dari distraksi. Lingkungan yang bebas dari distraksi

diperlukan oleh subyek untuk memokuskan imajinasi yang dipilih.

Subyek harus tahu rasional dan keuntungan teknik imajinasi

terbimbing. Subyek merupakan partisipan aktif dalam latihan imajinasi

dan harus memahami apa yang harus dilakukan dan hasil akhir yang
diharapkan. Lalu memberikan kebebasan pada subyek untuk

memposisikan diri klien dengan nyaman.

2. Menimbulkan relaksasi

Panggilah klien dengan panggilan nama yang disukai. Berbicara

dengan jelas. Atur nada suara yang tenang dan netral. Mintalah subyek

untuk menarik nafas dalam dan perlahan untuk relaksasi. Dorong klien

untuk membayangkan hal-hal yang menyenangkan. Bantulah klien

merinci gambaran dari bayangannya. Doronglah klien untuk

menggunakan semua ideranya dalam menjelaskan bayangan dan

lingkungan bayangan tersebut.

3. Menjelaskan perasaan fisik dan emosional yang ditimbulkan oleh

bayangannya

Arahkan klien mengeksplorasi respon terhadap bayangan karena

akan memungkinkan klien memodifikasi imajinasinya. Respon negatif

dapat diarahkan kembali untuk memberikan hasil akhir yang lebih

positif. Berikan umpan balik kepada klien secara berkelanjutan dengan

memberi komentar pada tanda-tanda relaksasi dan ketentraman.

Setelah itu, membawa klien keluar dari bayangan. Diskusikanlah

perasaan klien mengenai pengalamannya tersebut, identifikasilah hal-

hal yang dapat meningkatkan pengalaman imajinasi. Selanjutnya

motivasi klien untuk mempraktikkan teknik ini secara mandiri.


G. Mekanisme kerja Guided Imagery

Mekanisme atau cara kerja guided imagery belum diketahui secara pasti

tetapi teori menyatakan bahwa relaksasi dan imajinasi positif melemahkan

psikoneuroimmunologi yang mempengaruhi respon stres. Respon stress dipicu

ketika situasi atau peristiwa (nyata atau tidak) mengancam fisik atau

kesejahteraan emosional atau tuntunan dari sebuah situasi melebihi

kemampuan seseorang, sehingga dengan imajinasi diharapkan dapat merubah

situasi stres dari respon negatif yaitu ketakutan dan kecemasan menjadi

gambaran positif yaitu penyembuhan dan kesejahteraan (Dossey, 1995 dalam

Snyder, 2006).

Respon emosional terhadap situasi, memicu sistem limbik dan perubahan

sinyal fisiologis pada sistem saraf perifer dan otonom yang mengakibatkan

melawan stres (Snyder, 2006). Mekanisme imajinasi positif dapat

melemahkan psikoneuroimmunologi yang mempengaruhi respon stress (Hart,

2008).
BAB III

PEMBAHASAN

A. Konsep Masalah

Dewasa ini kemajuan yang pesat dalam berbagai bidang kehidupan

manusia yang meliputi bidang ekonomi, teknologi, politik dan budaya serta

bidang-bidang lain membawa pengaruh tersendiri bagi perkembangan

manusia itu sendiri. Kehidupan yang semakin sulit dan komplek serta semakin

bertambah stresor psikososial akibat budaya masyarakat yang semakin

modern, menyebabkan manusia tidak dapat menghindari tekanan-tekanan

kehidupan yang mereka alami (Saseno, 2001).

Pikiran-pikiran negatif akan adanya kemungkinan-kemungkinan buruk

yang mungkin terjadi karena tingginya stresor dari dalam diri seseorang akan

memicu timbulnya kecemasan dan depresi pada seseorang. Menurut Ellis

(dalam Correy, 1995) karena manusia sendiri yang menciptakan pikiran serta

perasaan yang terganggu maka manusia juga memiliki kekuatan untuk

mengontrol masa depan emosinya. Dengan demikian, penggantian khayalan

negatif memungkinkan pikiran dalam keadaan positif, tubuh rileks, dan

keadaan emosi yang tenang. Keadaan tersebut akan membantu untuk

menurunkan kejadian depresi pada seseorang.

Salah satu teknik yang bisa digunakan untuk mengubah bayang-bayang

negatif pada pikiran ialah dengan teknik guided imagery. Imagery sendiri

merupakan kemampuan manusia untuk mengolah dunia internal dan eksternal

tanpa menggunakan bahasa, imagery sering pula dipertukarkan dengan istilah


visualisasi. Greenberg (2002) menggunakan istilah imagery dan visualisasi

secara bergantian. Gawain (2000) menggunakan istilah visualisasi kreatif

untuk menyebut teknik imagery yang digabungkan dengan afirmasi dan

meditasi. Setiap orang tanpa mereka sadari banyak yang telah mempraktekkan

imagery.

Jika imajinasi yang dilakukan individu sepertinya bekerja secara tidak

disadari, maka guided imagery berusaha mengarahkan imajinasi secara

sengaja untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Carter (2006) menerapkan

guided imagery untuk mengurangi tingkat stres, penyebab, dan gejala-gejala

yang menyertai stres. Van tilburg, dkk (2009) menerapkan guided imagery

music untuk menggali pengalaman pasien depresi. Kombinasi metode Alterd

State of Consciousness, afirmasi dan visualisasi digunakan untuk mengatasi

obesitas (Midasari dan Prabowo, 2007). Dengan demikian, bisa dipahami

bahwa guided imagery melibatkan imajinasi dengan panduan yang

ditampilkan dabentuk audio, audio- visual, dan bisa pula panduan audio

dipadukan dengan musik relaksasi.

B. Analisis

Beberapa hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa guided imagery dapat

memberikan efek relaksasi untuk mengkhayalkan tempat dan kejadian

berhubungan dengan rasa relaksasi yang menyenangkan. Khayalan tersebut

memungkinkan klien memasuki keadaan atau pengalaman relaksasi (Kaplan

& Sadock, 2010). Guided imagery menggunakan imajinasi seseorang dalam

suatu yang dirancang secara khusus untuk mencapai efek positif tertentu
(Smeltzer & Bare, 2002). Imajinasi bersifat individu dimana individu

menciptakan gambaran mental dirinya sendiri, atau bersifat terbimbing.

Banyak teknik imajinasi melibatkan imajinasi visual tapi teknik ini juga

menggunakan indera pendengaran, pengecap dan penciuman (Potter & Perry,

2009). Guided imagery mempunyai elemen yang secara umum sama dengan

relaksasi, yaitu sama-sama membawa klien kearah relaksasi. Guided imagery

menekankan bahwa klien membayangkan hal-hal yang nyaman dan

menenangkan. Penggunaan guided imagery tidak dapat memusatkan perhatian

pada banyak hal dalam satu waktu oleh karena itu klien harus membayangkan

satu imajinasi yang sangat kuat dan menyenangkan (Brannon & Feist, 2000).

Menurut Nopi Nur Khasanah1 , Indra Tri Astuti ( 2017) dengan penelitian

yang berjudul Teknik Distraksi Guided Imagery sebagai Alternatif

Manajemen Nyeri pada Anak saat Pemasangan Infus, menunjukkan hasil

tingkat perbandingan tidak ada perbedaan yang bermakna antara ethyl chloride

dan guided imagery, sehingga guided imagery dapat dijadikan sala satu

metode untuk mengurangi nyeri karena lebih mudah dan dari segi biaya lebih

murah. Bagi rumah sakit hal tersebut dapat dijadikan kebijakan untuk

mengurangi trauma pada anak saat diinfus dan meminimalkan dampak negatif

lainnya.

Hasil penelitian desi ari sugiyanti (2013) dengan judul pengaruh guided

imagery dalam menurunkan stress siswa menghadapi proses boarding school,

mengatakan bahwa guided imagery sangat berpengaruh terhadap penurunan

stress bagi siswa. Siswa mengemukakan bahwa setelah dilakukan tindakan


tersebut merasa nyaman dengan langkah-langkah yang terpadu yang

disampaikan peneliti. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Novarenta (2013) yang mengemukakan bahwa untuk mengatasi nyeri atau

stres, dorong subjek untuk membayangkan hal-hal yang menyenangkan.

Setelah itu membantu subjek merinci gambaran dari bayangannya.

Mendorong subjek untuk menggunakan semua indranya dalam menjelaskan

bayangan dan lingkungan bayangan tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh farah Yuni Kurniawati dan Lasiyati Yuswo

Yani (2015) pengaruh teknik guided imagery terhadap tingkat kecemasan

pasien pra operasi sectio caesarea di ruang sriwijaya rsud. prof. dr. soekandar

kabupaten mojokerto, berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa

responden yang tidak mengalami kecemasan sebanyak 4 responden (26,7%),

kecemasan ringan sebanyak 9 responden (60%) dan yang mengalami

kecemasan sedang sebanyak 2 responden (13,3%). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat penurunan tingkat kecemasan setelah dilakukan

teknik guided imagery. Teknik guided imagery dipilih karena merupakan

teknik relaksasi yang cocok digunakan untuk ibu yang akan menjalani operasi

sectio caesarea dibandingkan dengan teknik relaksasi lainnya. Karena dalam

prosedur teknik ini tidak memerlukan tenaga lebih dan gerakan-gerakan yang

memungkinkan ibu kesulitan untuk melakukan gerakan dikarenakan kondisi

yang sedang hamil.

Penelitian yang dilakukan oleh Affan Novarenta (2013) dengan judul

guided imagery untuk mengurangi rasa nyeri saat menstruasi, dengan hasil
penelitian menunjukkan bahwa setiap subjek mengalami penurunan intensitas

nyeri menstruasi. Subjek pertama yaitu DDJ sebelum diberikan pelatihan

guided imagery skor intensitas nyeri pada saat Pre Test adalah 9 yang

menunjukkan nyeri sangat berat. Setelah diberikan pelatihan guided imagery

dan menerapkannya skor intensitas nyeri pada saat Post Test menjadi 2 yang

menunjukkan nyeri ringan. Subjek RN dan KN sebelum diberikan pelatihan

guided imagery skor intensitas nyeri pada saat Pre Test adalah 10 yang

merupakan nyeri tidak tertahankan setelah diberikan pelatihan dan

menerapkan guided imagery intensitas nyeri subjek RN dan KN menjadi 0

yang menunjukkan tidak ada nyeri sama sekali. Hal tersebut terjadi karena

guided imagery merupakan metode relaksasi yaitu klien diinstruksikan untuk

mengkhayalkan di dalam tempat yang berhubungan dengan rasa relaksasi

yang menyenangkan. Khayalan memungkinkan klien memasuki keadaan atau

pengalaman relaksasi sehingga dengan menerapkan guided imagery secara

terus menerus akan mengurangi intensitas nyeri (Kaplan & Sadock, 2010).
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Guided Imagery merupakan pembentukan representasi mental dari suatu

objek,tempat, peristiwa, atau situasi yang dirasakan melalui indra

(Snyder,2006). Saat berimajinasi individu dapat membayangkan melihat

sesuatu, mendengar, merasakan, mencium, dan atau menyentuh

sesuatu (Snyder,2006). Istilah guide imagery merujuk pada berbagai teknik

termasuk visualisasi sederhana, saran yang menggunakan imaginasi

langsung, metafora dan bercerita, eksplorasi fantasi dan bermain “game”,

penafsiran mimpi, gambar, dan imajinasi yang aktif dimana unsur-

unsur ketidaksadaran dihadirkan untuk ditampilkan sebagai gambaran

yangdapat berkomunikasi dengan pikiran sadar (Academic for Guide

Imagery, 2010).

B. Saran

1. Tidak ada salahnya kita mencoba terapi komplementer seperti Guided

Imagery untuk menjaga kesehatan tubuh kita baik fisik maupun mental.

2. Jika kita sedang depresi, apa salahnya kita mencoba melakukan Guided

Imagery untuk menenangkan pikiran kita.


DAFTAR PUSTAKA

“Konsep terapi Guided Imagery”


http://repository.unair.ac.id/50614/13/50614.pdf diakses pada tanggal 15 Mei
2018

“ Pengaruh guided imagery dalam menurunkan stress siswa menghadapi proses


boarding school”
file:///C:/Users/user/Downloads/Terapi%20Guided%20imagery%20fix%203
%20(1).pdf diakses pada tanggal 15 Mei 2018

“Teknik Distraksi Guided Imagery sebagai Alternatif Manajemen Nyeri pada


Anak saat Pemasangan Infus”

file:///C:/Users/user/Downloads/Terapi%20Guided%20Imagery%20fix%202
%20(1).pdf diakses pada tanggal 15 Mei 2018

“Pengaruh teknik guided imagery terhadap tingkat kecemasan pasien pra operasi
sectio caesarea”

file:///C:/Users/user/Downloads/Terapi%20Guided%20Imagery%20fix%201.
pdf diakses pada tanggal 15 Mei 2018

“guided imagery untuk mengurangi rasa nyeri saat menstruasi”

file:///C:/Users/user/Downloads/1575-3639-2-PB%20(3).pdf diakses pada


tanggal 15 Mei 2018

Anda mungkin juga menyukai