Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn.

DENGAN RESIKO KEPUTUSASAAN

OLEH:

EMILIANA TAWURU MAY

071191002

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSIAS NGUDI WALUYO

UNGARAN 2020

BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi

Menurut NANDA (2015-2017), keputusasaan adalah keadaan subyektif ketika

seorangindividu memandang keterbatasan atau tidak adanya pilihan alternative serta

tidak mampumemobilisasi energy untuk kepentingannya sendiri.

Keputusasaan adalah keadaan emosional ketika individu merasa bahwa

kehidupannya terlalu berat untuk dijalani (dengan kata lain mustahil). Seseorang yang

tidak memiliki harapan tidak melihat adanya kemungkinan untuk memperbaiki

kehidupannya dan tidak menemukan solusi untuk permasalahannya, dan ia percaya

bahwa baik dirinya atau siapapun tidak akan bisa membantunya.

Keputusasaan berkaitan dengan kehilangan harapan, ketidakmampuan,

keraguan .duka cita , apati , kesedihan , depresi , dan bunuh diri. ( keliat, 2011 )

Keputusasaan merupakan status emosional yang berkepanjangan dan bersifat

subyektif yang muncul saat individu tidak melihat adanya alternatif lain atau pilihan

pribadi untuk mengatasi masalah yang muncul atau untuk mencapai apa yang

diinginkan serta tidak dapat mengerahkan energinya untuk mencapai tujuan yang

ditetapkan. (Carpenito).

B. Faktor penyebab

Beberapa faktor penyebab orang mengalami keputusasaan yaitu :

a. Faktor kehilangan

b. Kegagalan yang terus menerus

c. Faktor Lingkungan

d. Orang terdekat ( keluarga )

e. Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)

f. Adanya tekanan hidup


g. Kurangnya iman

C. Tanda dan gejala

a. Mayor ( harus ada)

Mengungkapkan atau mengekspresikan sikap apatis yang mendalam , berlebihan,

dan berkepanjangan dalam merespon situasi yang dirasakan sebagai hal yang

mustahil isyarat verbal tentang kesedihan.

1) Fisiologis :

1. Respon terhadap stimulus melambat

2. Tidak ada energy

3. Tidur bertambah

2) emosional :

1. Individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan

perasaannya tapi dapat merasakan

2. Tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan

pertolongan tuhan

3. Tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup

4. Hampa dan letih

5. Perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa

6. Tidak berdaya,tidak mampu dan terperangkap.

3) Individu memperlihatkan :

1. Sikap pasif dan kurangnya keterlibatan dalam perawatan

2. Penurunan verbalisasi

3. Penurunan afek

4. Kurangnya ambisi,inisiatif,serta minat.

5. Ketidakmampuan mencapai sesuatu


6. Hubungan interpersonal yang terganggu

7. Proses pikir yang lambat

8. Kurangnya tanggung jawab terhadap keputusan dan kehidupannya

sendiri.

4) Kognitif :

1. Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan kemampuan

membuat keputusan

2. Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang bukan

masalah yang dihadapi saat ini

3. Penurunan fleksibilitas dalam proses piker

4. Kaku ( memikirkan semuanya atau tidak sama sekali )

5. Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap

6. Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan yang

ditetapkan

7. Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta membuat

keputusan

8. Tidak dapat mengenali sumber harapan

9. Adanya pikiran untuk membunuh diri.

b. Minor ( mungkin ada )

1) Fisiologis

1. Anoreksia

2. BB menurun

2) Emosional

1. Individu marasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain

2. Tegangk, Muak ( merasa ia tidak bisa)


3. Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia jalani,

Rapuh

3) Individu memperlihatkan

1. Kontak mata yang kurang mengalihkan pandangan dari pembicara

2. Penurunan motivasi

3. Keluh kesah , Kemunduran , Sikap pasrah, Depresi

4) Kongnitif

1. Penurunan kemampuan untuk menyatukan informasi yang diterima

2. Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu , masa sekarang , masa

dating

3. Bingung

4. Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif, Distorsi proses pikir

dan asosiasi, Penilaian yang tidak logis

D. Penatalaksaan medis

a. Psikofarmaka

Terapi dengan obat-obatan sehingga dapat meminimalkan gangguan

keputusasaan.  

b. Psikoterapi

Adalah terapi kejiwaan yang harus diberikan apabila penderita telah diberikan

terapi psikofarmaka dan telah mencapai tahapan di mana kemampuan menilai

realitas sudah kembali pulih dan pemahaman diri sudah baik. Psikoterapi  ini

bermacam-macam bentuknya antara lain psikoterapi suportif dimaksudkan untuk

memberikan dorongan, semangat dan motivasi agar penderita tidak merasa putus

asa dan semangat juangnya.


Psikoterapi Reduktif dimaksudkan untuk memberikan pendidikan ulang yang

maksudnya memperbaiki kesalahan  pendidikan di waktu lalu, psikoterapi

rekonstruktif dimaksudkan untuk memperbaiki kembali kepribadian yang telah

mengalami keretakan menjadi kepribadian utuh seperti semula sebelum sakit,

psikologi kognitif, dimaksudkan untuk memulihkan kembali fungsi kognitif (daya

pikir dan daya ingat) rasional sehingga penderita mampu membedakan nilai- nilai

moral etika. Mana yang baik dan buruk, mana yang boleh dan tidak.

Psikoterapi perilaku dimaksudkan untuk memulihkan gangguan perilaku yang

terganggu menjadi perilaku yang mampu menyesuaikan diri, psikoterapi keluarga

dimaksudkan untuk memulihkan penderita dan keluarganya.

c. Terapi Psikososial

Dengan terapi ini dimaksudkan penderita agar mampu kembali beradaptasi

dengan lingkungan sosialnya dan mampu merawat diri, mampu mandiri tidak

tergantung pada orang lain sehingga tidak menjadi beban keluarga. Penderita

selama menjalani terapi psikososial ini hendaknya masih tetap mengkonsumsi

obat psikofarmaka.

d. Terapi Psikoreligius

Terapi keagamaan ternyata masih bermanfaat bagi penderita gangguan jiwa.

Dari penelitian didapatkan kenyataan secara umum komitmen agama berhubungan

dengan manfaatnya di bidang klinik. Terapi keagamaan ini berupa kegiatan ritual

keagamaan seperti sembahyang, berdoa, mamanjatkan puji-pujian kepada Tuhan,

ceramah keagamaan, kajian kitab suci dsb.

e. Rehabilitasi

Program rehabilitasi penting dilakukan sebagi persiapan penempatan kembali

kekeluarga dan masyarakat. Program ini biasanya dilakukan di lembaga (institusi)


rehabilitasi misalnya di suatu rumah sakit jiwa. Dalam program rehabilitasi

dilakukan berbagai kegiatan antara lain; terapi kelompok, menjalankan  ibadah

keagamaan bersama, kegiatan kesenian, terapi fisik berupa olah raga,

keterampilan, berbagai macam kursus, bercocok tanam, rekreasi, dsbnya. Pada

umumnya program rehabilitasi ini berlangsung antara 3-6 bulan. Secara berkala

dilakukan evaluasi paling sedikit dua kali yaitu evaluasi sebelum penderita

mengikuti program rehabilitasi dan evaluasi pada saat si penderita akan

dikembalikan ke keluarga dan ke masyarakat.


BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

a. Identitas klien

Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, tanggal

masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa medis.

b. Keluhan utama

Pengkajian meliputi upaya mengamati dan mendengarkan isi hati klien: apa yang

dipikirkan, dikatakan, dirasakan, dan diperhatikan melalui perilaku.

Beberapa percakapan yang merupakan bagian pengkajian agar mengetahui apa

yang mereka pikir dan rasakan adalah :

1) Persepsi yang adekuat tentang rasa keputusasaan

2) Dukungan yang adekuat ketika putus asa terhadap suatu masalah

3) Perilaku koping yang adekuat selama proses

c. Faktor predisposisi

1) Faktor predisposisi yang mempengaruhi rentang respon keputusasaan adalah:

1. Faktor Genetic : Individu yang dilahirkan dan dibesarkan di dalam keluarga

yang mempunyai riwayat depresi akan sulit mengembangkan sikap optimis

dalam menghadapi suatu permasalahan

2. Kesehatan Jasmani : Individu dengan keadaan fisik sehat, pola hidup yang

teratur, cenderung mempunyai kemampuan mengatasi stress yang lebih

tinggi dibandingkan dengan individu yang mengalami gangguan fisik

3. Kesehatan Mental : Individu yang mengalami gangguan jiwa terutama yang

mempunyai riwayat depresi yang ditandai dengan perasaan tidak berdaya


pesimis, selalu dibayangi oleh masa depan yang suram, biasanya sangat peka

dalam menghadapi situasi masalah dan mengalami keputusasaan

4. Struktur Kepribadian

5. Individu dengan konsep yang negatif, perasaan rendah diri akan

menyebabkan rasa percaya diri yang rendah yang tidak objektif terhadap

stress yang dihadapi.

d. Faktor presipitasi

Ada beberapa stressor yang dapat menimbulkan perasaan keputusasaan adalah:

1) Faktor kehilangan

2) Kegagalan yang terus menerus

3) Faktor Lingkungan

4) Orang terdekat ( keluarga )

5) Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)

6) Adanya tekanan hidup

7) Kurangnya iman

e. Respon Emosional

Mayor (harus ada):

1) Individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan perasaannya

tapi dapat merasakan

2) Tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan pertolongan tuhan

3) Tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup

4) Hampa dan letih

5) Perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa

6) Tidak berdaya,tidak mampu dan terperangkap.

f. Minor (mungkin ada)


1) Individu marasa  putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain

2) Merasa berada diujung tanduk

3) Tegang

4) Muak ( merasa ia tidak bisa)

5) Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia jalani

6) Rapuh

f)     Respon Kognitif

1) Mayor ( harus ada)

1. Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan kemampuan

membuat keputusan

2. Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang bukan masalah

yang dihadapi saat ini

3. Penurunan fleksibilitas dalam proses piker

4. Kaku ( memikirkan semuanya atau tidak sama sekali )

5. Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap

6. Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan yang

ditetapkan

7. Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta membuat keputusan

8. Tidak dapat mengenali sumber harapan

9. Adanya pikiran untuk membunuh diri.

2) Minor (mungkin ada)

1. Penuruna kemampuan untuk menyatukan informasi yang diterima

2. Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu , masa sekarang , masa dating

3. Bingung

4. Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif


5. Distorsi proses pikir dan asosiasi

6. Penilaian yang tidak logis

B. Intervensi Keperawatan

TujuanUmum TujuanKhusus Intervensi Rasional


1. Bina hubungan saling Hubungan saling percaya
Klien mampu Klien percaya merupakan dasar untuk
mengekspresi mampu :  Ucapkan salam menjalin hubungan trust
 Perkenalkan diri:
kan harapan 1. Membina antara perawat klien
sebutkan nama dan
positif hubungan
panggilan yang disukai
Tentang masa saling
 Tanyakan nama klien
percaya
depan, dan panggilan yang
2. Mengena
mengekspresi disukai
l masalah
kan tujuan  Jelaskan tujuan
keputusas
dan arti pertemuan
aan
 Dengarkan klien dengan
kehidupan 3. Berpartisi
penuh perhatian
pasi
 Bantu klien penuhi
dalam
kebutuhan dasarnya
aktivitas
2. Klien mengenal masalah Klien akan dapat
keputusasaannya mengatasi masalah
 Beri kesempatan bagi keputusasaannya jika inti
klien untuk masalah diketahui
mengungkapkan
perasaan
 Sedih/kesendirian/keput
usasaannya
 Tetapkan adanya
perbedaan antara cara
pandang klien terhadap
 Kondisinya dengan cara
pandang perawat
terhadap kondisi klien
 Bantu klien
mengidentifikasi
tinghkah laku yang
mendukung putus asa:
pembicaraan
abnormal/negative,
menghindari interaksi
dengan kuragnya
partisipasi dalam
aktivitas
 Diskusikan dengan klien
cara yang biasa
dilakukan untuk atasi
masalahnya, Tanyakan
manfaat dari cara yang
digunakan
 Dukung klien untuk
menggunakan koping
efektif yang selama ini
digunakan oleh klien.
 Beri alternative
penyelesaian masalah
atau solusi
 Bantu klien identifikasi
keuntungan dan
kerugian dari tiap
alternative
 Identifikasi
kemungkinan klien
untuk bunuh diri (putus
asa adalah factor risiko
terbesar dalam ide untuk
bunuh diri)
3. Klien berpartisipasi dalam
Klien yang aktif dalam
aktivitas
 Identifikasi aspek positif beraktifitas dapat
dari dunia klien menghindarkan dirinya
 Dorong klien untuk dari pemikiran yang
berfikir yang berlarut mengenai
menyenangkan dan keputusasaannya
melawan rasa putus asa
 Dukung klien untuk
mengungkapkan
pengalaman yang
mendukung pikiran dan
perasaan positif
 Berikan penghargaan
yang sungguh-sungguh
terhadap usaha klien
dalam mencapai tujuan,
memulai perawatan diri,
dan berpartisipasi dalam
aktifitas
4. Klien menggunakan Dukungan keluarga
keluarga sebagai system merupakan dukungan
pendukung terdekat yang dibutuhkan
 Bina hubungan saling
oleh klien yang
percaya dengan
keluarga: mengalami keputusasaan.
 Ucapkan salam
 Perkenalkan diri:
sebutkan nama
dan panggilan
yang disukai
 Tanyakan nama
keluarga,
panggilan yang
diisukai dan
hubungan
dengan klien
 Jelaskan tujuan
pertemuan
 Buat kontrak
pertemuan
 Identifikasi masalah
yang dialami keluarga
terkait kondisi
putusasaklien
 Diskusikan upaya yang
telah dilakukan keluarga
untuk membantu klien
atasi masalah dan
bagaimana hasilnya
 Tanyakan harapan
keluarga untuk
membantu klien atasi
masalahnya
 Diskusikan dengan
keluarga tentang
keputusasaan:
 Arti, penyebab,
tanda-tanda,
akibat lanjut bila
tidak diatasi
 Psikofarmaka
yang diperoleh
klien: manfaat,
dosis, efek
samping,
 Akibat bila tidak
patuh minum
obat
 Cara keluarga
merawat klien
 Askes bantuan
bila keluarga
tidak dapat
mengatasi
kondisi klien
(puskesmas, RS)
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda. (2014). Nursing care plans: Transitional patient and family centered care.
6th Ed. USA : Lippincott Williams and Wilkins.

Cotton, C., Range, M. (1996).Suicidality, hopelessness, and attitudes toward life and death in
clinical and nonclinical adolescents. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10169709
diakses pada 15/10/2014 pukul 19:34 WIB

Keliat, B.A. (2011). Proses keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta: EGC


Keliat, B.A., Akemat, Helena, N., Susanti, H., Panjaitan, R.V., Wardani, I, Y., dkk. (2006).
Modul praktek keperawatan profesional jiwa (MPKP Jiwa). Jakarta: FIK UI dan WHO
BAB III

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS KLIEN

1. Nama : Tn.P

2. Umur : 27 tahun

3. Jenis kelamin : laki-laki

4. Agama : Kristen

5. Pendidikan : SMA

6. Pekerjaan : Mahasiswa

7. Tgl. Pengkajian : 20 April 2020

II. KELUHAN UTAMA

Klien mengatakan tidak mau melanjutkan kuliah karena sama saja tidak bisa

berhasil

III. PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI

Predisposisi:

Presipitasi:

Klien putus asa dengan keadaannya yang selalu megalami kegagalan dalam

melanjutkan kuliahnya.

IV. FISIK

Tekanan Darah : 110/80 MmHg

Respiratory Rate : 18 x/menit

Heart Rate : 80 x/menit

Berat Badan : 55 Kg

Gula Darah Sewaktu : -

Keluhan fisik :
klien mengeluh sering mengalami sakit kepala

Riwayat penyakit :

Klien mengatakan sudah 8 tahun kuliah belum selesai sampai sekarang dan sudah

beberapa kali megajukan judul skripsi tetapi ditolak terus, dan klien juga mengatakan

sudah menyerah dan tidak mau untuk melanjutkan kuliah karena tidak mampu untuk

mngerjakan tugas akhir. Untuk mengerjakan judul skripsi klien mengatakan tidak

memiliki laptop sendiri seperti teman-teman yang lain dan malu untuk pinjam

diteman, klien mengatakan orang tua hanya bekerja sebagai petani dan tidak memiliki

penghasilan yang tetap setiap bulan sehingga klien merasa sedih, malu dan menyerah

untuk melanjutkan kuliah. Pada saat pengkajian klien tampak tidak bersemangat dan

menunduk, klien tampak sering menghela napas dalam, klien tampak tidak

bersemangat dan acuh tak acuh dalam melakukan aktivitas sehari, klien tampak tidak

konsentrasi saat dilakukan wawancara.

V. PSIKOSOSIAL

A. Genogram

Keterangan :

: Perempuan.

: Laki – laki.

: Garis keturunan.

: Tinggal dalam satu rumah.


: Hubungan pernikahan.

: pasien 27 tahun

x : Meninggal

Klien berusia 27 tahun, klien tinggal satu rumah dengan ayah dan ibunya
B. Konsep Diri
1. Gambaran diri atau citra tubuh: klien memandang dirinya adalah seorang laki-
laki yang kurang beruntung
2. Identitas diri : klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang wanita
3. Peran diri : Klien mengatakan dia sebagai anak dan berperan sesuai dengan
usianya dengan membantu orang kedua tuanya
4. Ideal diri : klien mengatakan
5. Harga diri: Pasien mengatakan dirinya tidak berguna lagi,dan putus asa.
C. Hubungan social

1. Orang yang berarti

Klien mengatakan untuk sekarang orang yang berarti dan selalu ada untuk klien

adalah kedua orang tuanya

2. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat

Klien mengatakan tidak selalu aktif dalam kegiatan kelompok dan masyarakat

karena merasa minder dan putus asa dengan keadaannya yang sekarang

3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Klien mengatakan tidak ada hambatan dalam hubungan dengan orang lain.

D. Spiritual

1. Nilai dan keyakinan

Klien menganut agama katolik

2. Kegiatan ibadah

Klien mengatakan dulu rajin beribadah dan berdoa

VI. STATUS MENTAL

A. Penampilan
Penampilan pasien sedikit rapi, klien tampak lemah, putus asa, tamapk tidak

bersemangat.

B. Pembicaraan

Pasien sering tidak focus dan melamun, kontak mata pasien tidak focus

C. Aktifitas motoric

1. Hipomotorik : pasien terlihat diam, tetapi pasien banyak melakukan aktivitas

seperti membantu orang tua kasih makan babi.

2. Hipermotorik : Tidak ada aktivitas hipermotorik yang dilakukan oleh

pasien

3. TIK : Tidak nampak TIK pada diri pasien

4. Agitasi : pasien nampak benci dan marah karena kegagalannya dalam

kuliah

5. Grimaseren : Pasien tidak menunjukkan gerakan-gerakan yang tidak

disadari olehnya.

6. Tremor : pasien tidak menunjukkan adanya tremor

7. Kompulsif : pasien tidak menunjukkan kompulsif yang dilakukan

D. Alam perasaan

Pasien mengatakan sering gelisah memikirkan kegagalan dalam kuliahnya,

bingung dan selalu memikirkan masa lalu yang pernah di alaminya.

E. Afek

Pasien menunjukkan ekspresi yang sesuai

F. Interaksi selama wawancara

Selama dilakukan pengakajian atau wawancara pasien terlihat banyak masih


melamun dan kurang memperhatikan. pasien sering diam apabila ditanya tentang
masalahnya.
G. Persepsi
Pasien mengatakan merasa bahwa kejadian yang menimpa dirinya merupakan

kesalahan dirinya.

H. Proses fikir

Saat dilakukan pengkajian pasien berbicara sesuai dengan perasaannya dan apa
yang dirasakannya.
I. Isi fikir

1. Obsesi : tidak tampak adanya keinginan yang diulang-ulang oleh pasien

2. Phobia : pasien merasa takut akan gagal dalam kuliahnya sehingga pasien

merasa putus asa

J. Waham

Pasien tidak mengalami waham

K. Tingkat kesadaran dan orientasi

1. Kesadaran pasien : kesadaran pasien composmetis

2. Orientasi terhadap waktu, tempat, orang : orientasi pasien baik terhadap

waktu, tempat dan orang

L. Memori

Pasien tidak mengalami gangguan daya ingat jangka panjang, jangka pendek dan

saat ini

M. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Saat dilakukan pengkajian klien kurang konsentrasi, klien tampak menunduk

N. Daya tilik diri

Pasien melihat dirinya adalah orang yang belum beruntung sehingga selalu gagal

dalam menyusun tugas akhir.

VII. KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

A. Makan
Klien mengatakan makan 2 kali sehari dengan lauk pauk sayur, minum kopi 2

gelas perhari

B. BAB/BAK

Klien mengatakan BAB 2 kali sehari dengan warna kuning, bau khas, lembek,

BAK 4 kali sehari dengan warna kuning jernih, bau khas,tidak ada nyeri saat BAK

C. Mandi

Klien mengatakan mandi sehari 2 kali pagi dan malam dan sikat gigi

D. Berpakaian/berhias

Klien mengatakan berpakaian seperti biasa dengan sendiri tidak di bantu orang

lain

E. Istirahat Tidur

Klien mengatakan istrhat malam 6 jam tidak ada gangguan tidur, tidak

menggunakan obat tidur, tidur siang 2 jam tidak ada gangguan

F. Penggunaan obat

Klien mengatakan tidak mengkonsumsi obat

G. Pemeliharaan kesehatan

Klien mengatakan tidak pernah memeriksakan kesehatannya baik ke dokter

maupun rumah sakit atau puskesmas.

H. Kegiatan didalam rumah

Klien mengatakan dirumah hanya membantu orang tua dengan tumbuk makanan

babi dan memberikan makanan babi

I. Kegiatan di luar rumah

Klien mengatakan tidak ada kegiatan diluar rumah


VIII. PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN

Klien mengatakan tidak pernah memeriksakan kesehatannya baik ke dokter maupun

rumah sakit atau puskesmas.

IX. MEKANISME KOPING

Klien mengatakan apabila mempunyai masalah, klien sering memendamnya tidak

mau menceritakan pada orang lain atau pun keluarga dekat.

X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

Selama dirumah klien mengatakan tidak mempunyai masalah dalam hubungan

dengan orang tua dan sekitar tetangga klien.

XI. PENGETAHUAN KURANG TENTANG

Klien mengatakan belum paham tentang kesehatannya, belum perna dapat penyuluhan

atau informasi tentang kesehatannya saat ini.

XII. ANALISA DATA

No Data Masalah
1 DS: Keputusasaan berhubungan dengan fungsi
 klien mengatakan sudah 8 tahun fisiologis (D. 0088)
kuliah sampai sekarang belum
selesai
 klien mengatakan merasa putus
asa dengan keadaannya yang
sekarang yang sudah berulang
kali mengajukan judul skripsi
tetap ditolak terus
 klien mengatakan menyerah dan
tidak mau lagi melanjutkan
kuliah karena sama saja tetap
tidak akan berhasil
DO:
 wajah klien tampak sedikit
pucat
 klien tampak menghela napas
dalam sesekali
 saat ditanyan klien tampak tidak
bersemangat, dengan wajah
menunduk
 klien tampak menghindari
kontak mata dengan perawat

XIII. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Tg Diagnosa Intervensi Keperawatan


l/Wakt Keperawatan
u
1 Senin, Keputusasaan 1. SP 1
20 berhubungan dengan  Mengenali keputusasaan yang dialami
April fungsi fisiologis (D. (penyebab, akibat, ekspresikan
2020 0088) perasaan keputusasaan)
 Mengontrol keputusasaan dengan
mendiskusikan kegiatan positif yang
dulu pernah dilakukan, dan menulis
ulang kegiatan positif yang sudah
didiskusikan
 Melatih cara mendiskusikan kegiatan
positif
 Memberikan reinforcement
2. SP 2
 Evaluasi kemampuan pasien
mengenal keputusasaan
 Evaluasi kemampuan mendiskusikan
kemampuan positif
 Mengajarkan menangani
keputusasaan dengan mendiskusikan
kemampuan pasien dalam kegiatan
sehari-hari (misal kegiatan 1 :
membuat minuman untuk diri sendiri)
 Memberikan reinforcement
3. SP 3
 Evaluasi kemampuan pasien
mengenal keputusasaan
 Evaluasi kemampuan melakukan
kegiatan 1
 Mengajarkan melakukan kegiatan
ke-2
 Memberikan reinforcement

XIV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No Hari, IMPLEMENTASI RESPON TTD


Dx Tgl,
Waktu
1 Selasa, Sp 1 Emil
21 april 1. Mengenali keputusasaan DS : klien mengatakan sudah
2020 yang dialami (penyebab, mengerti penyebab, akibat dari
10.00 akibat, ekspresikan keputusasaan
perasaan keputusasaan) DO : klien tampak mengerti
penyebab, dan akibat dari
keputusasaan
2. Mengontrol keputusasaan DS : klien mengatakan sudah bisa
dengan mendiskusikan menulis ulang dan mengingat
kegiatan positif yang dulu kegiatan yang positif yang perna
pernah dilakukan, dan dilakukan dulu
menulis ulang kegiatan DO : klien tampak bisa
positif yang sudah mengingat dan mampu menulis
didiskusikan ulang atau menceritakan kegiatan
yang positif
3. Melatih cara DS : klien mengatakan mau
mendiskusikan kegiatan melakukan kegiatan yang positif
positif DO: klien tampak kooperatif, dan
mau melakukan kegiatan yang
sudah di acarakan oleh perawat
DS:
4. Memberikan DO : klien tampak senang
reinforcement

1 Rabu, Sp 2 Emil
22 1. Evaluasi kemampuan DS : klien mengatakan sudah
April pasien mengenal mampu mengenal akibat,
2020 keputusasaan penyebab dari keputusasaan
08.00 DO : klien tampak mampu dan
mampu menjawab pertanyaan
dari perawat
2. Evaluasi kemampuan DS: klien mengatakan sudah
mendiskusikan mampu membuat kegiatan yang
kemampuan positif positif
DO : klien tampak mampu
mengenali kegiatan yang positif
yang perna dilakukan dulu

3. Mengajarkan menangani DS: klien mengatakan akan


keputusasaan dengan melakukan kegiatan sehari-hari
mendiskusikan dengan membuat minuman
kemampuan pasien dalam sendiri seperti yang sudah
kegiatan sehari-hari (misal diajarkan oleh perawat
kegiatan 1 : membuat DO : klien tampak mau
minuman untuk diri melakukan kegiatan yang sudah
sendiri) diajarkan, klien tampak
kooperatif
4. Memberikan DS:
reinforcement DO: klien terlihat tampak senang
dan semangat

1 Kamis, Sp 3 Emil
23 1. Evaluasi kemampuan DS : klien mengatakan sudah
April pasien mengenal mampu mengenali keputusasaan
2020 keputusasaan DO: klien tampak mampu
09.00 mengenali keputusasaan dan
mampu menjelaskan kembali
DS: klien mengatakan sudah
mencoba melakukan kegiatan
2. Evaluasi kemampuan yang sudah diajarkan pasien
melakukan kegiatan 1 dengan membuat minuman
sendiri dan mampu sendiri tanpa
di bantu orang lain
DO: klien tampak mampu
melakukan kegiatan pertama
3. Mengajarkan melakukan DS : klien mengatakan mau dan
kegiatan ke-2 akan mecoba untuk melakukan
kegiatan selanjutnya
DO : klien tampak kooperatif dan
mau melakukan kegiatan kedua
dengan sendirinya
4. Memberikan DS:
reinforcement DO: klien tampak senang dan
bersemangat

XV. EVALUASI

No DIAGNOSA EVALUASI SUMATIF TTD

Dx
1 Keputusasaan Sp 1 Emil

berhubungan S :-

dengan fungsi O: Klien tampak mulai bisa mengenali keputuasaan dan

fisiologis (D. mengingat ulang kegiatan positif yang perna dilakukan


0088) dulu, klien tampak mampu melakukan kegiatan yang

positif.

A : Masalah teratasi

P :Hentikan intervensi

Sp 2 Emil

S: klien mengatakan sudah dan mampu mengenali

keputusasan dan mampu mendiskusikan kembali kegiatan

positif yang perna dilakukan, klien mengatakan mau

melakukan kegiatan yang sudah diajarkan oleh perawat

O: klien tampak sudah bisa mengenali keputusasaan,

mampu mendikusikan kembali, klien tampak semangat dan

senang untuk melakukan kegiatan yang pertama yang

sudah diajarkan oleh perawat

A: Masalah teratasi

P: Hentikan intervensi

Sp 3
Emil

S: klien mengatakan sudah bisa mengenali keputusasaan,

klien mengatakan sudah mampu menulis kembali kegiatan

positif yang sudah perna dilakukan dulu, klien mengatakan

sudah bisa melakukan kegiatan yang pertama yang sudah


diajarkan oleh perawat, klien mengatakan akan melakukan

kegiatan yang selanjut

O: klien tampak mampu mengenali keputusasaan, klien

tampak mampu melakukan kegiatan yang pertama yang

diajarkan oleh perawat, klien tampak semangat dan

kooperatif

A:Masalah teratasi

P: Hentikan intervensi

Anda mungkin juga menyukai