Anda di halaman 1dari 91

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU

PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) SEBAGAI


DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA
PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 6
KOTA CIMAHI TAHUN 2017

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan sebagai salah satu syarat mencapai gelar
Ahli Madya Kebidanan

Oleh :
NATASHA FAJRIA RAHMAH
NPM. 311114034

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2017
PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “GAMBARAN


PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA
SENDIRI SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA PADA REMAJA
PUTRI DI SMAN 6 KOTA CIMAHI TAHUN 2017” ini, sepenuhnya karya saya
sendiri. Tidak ada didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya
tidak melakukan penjuplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan


kepada saya apabila kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika
keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya
saya ini.

Cimahi, Februari 2017


Yang membuat pernyataan

Natasha Fajria Rahmah


PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3)
SEKOLAH ILMU TINGGI KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI 2017

NATASHA FAJRIA RAHMAH

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PEMERIKSAAN


PAYUDARA SENDIRI (SADARI) SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA
PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 6 KOTA CIMAHI
IX + 39 Hal + 6 Tabel + 15 Lampiran
ABSTRAK

Kanker payudara merupakan penyakit penyebab kematian kedua wanita di Indonesia. Salah
satu faktor risiko terjadinya kanker payudara saat ini adalah pola hidup yang tidak
sehat semasa remaja dan kurangnya kewaspadaan terhadap penyakit yang mungkin
terjadi. Salah satu gejala yaitu tumor pada payudara sehingga ini perlu di antisipasi
baik khususnya pada remaja putri. Remaja putri merupakan target besar dalam upaya
preventif jangka panjang untuk menurunkan angka penderita kanker payudara. Wilayah
Melong Asih salah satu Kecamatan di Cimahi dengan angka kanker payudara tertinggi pada
tahun 2013 dan memiliki penderita tumor payudara diusia remaja. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku SADARI sebagai deteksi dini
kanker payudara pada remaja putri di SMAN 6 Kota Cimahi.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan metode penelitian cross sectional.
Teknik pengambilan sampel yaitu dengan simple random sampling dengan jenis penarikan
sampel yaitu cluster random sampling. Sampel penelitian ini yaitu siswi SMAN 6 sebanyak
88 responden. Pengumpulan data menggunakan sumber primer dengan instrument yang
digunakan adalah kuesioner. Menggunakan analisis univariat untuk melihat distribusi
frekuensi dari variabel yang diteliti.
Hasil penelitian terdapat 71,6% remaja putri mempunyai pengetahuan cukup tentang
SADARI, 52,3% remaja putri mempunyai sikap negatif terhadap SADARI dan 64,8%
remaja putri mempunyai perilaku negatif terhadap SADARI.
Disarankan remaja putri dapat meningkatkan pengetahuan khususnya tentang SADARI dari
berbagai media, salah satunya yaitu media sosial yang sekarang sudah menjadi sumber
informasi publik paling cepat dan lengkap, sehingga diharapkan remaja putri mampu
memiliki sikap yang baik dalam menerapkan perilaku SADARI dalam rangka deteksi dini
kanker payudara.

Kata Kunci : SADARI, Pengetahuan, Sikap, Perilaku


Kepustakaan : 22,2010-2016.
STUDY PROGRAMME MIDWIFERY (D-3)
SCHOOL OF HEALTH SCIENCES JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI 2017

NATASHA FAJRIA RAHMAH

KNOWLEDGE, ATTITUDE AND BEHAVIOR VIEW ON SELF-BREAST CHECKING


(BSE) AS EARLY DETECTION FOR BREAST CANCER ON FEMALE TEENAGER IN
SMAN 6 KOTA CIMAHI
IX + 39 Pages + 6 Tables + 15 Attachments

ABSTRACT

Breast Cancer is a second woman death cause in Indonesia. One risk factor for
breast cancer today is an unhealthy lifestyle during adolescence and lack of
awareness of a disease that may occur. One of the symptoms of tumour in the breast
that was necessary in anticipation of good, especially in adolescent girls. Young
women are big targets in the long-term preventive measures to reduce the number of
breast cancer patients. Melong Asih is a district in Cimahi with the most breast
cancer sufferer on 2013. Girls is the main target on long term this research aims for
knowing knowledge, attitude, and behavior view on BSE as early detection for breast
cancer on female teenager in SMAN 6 Cimahi.
This type of research is descriptive with cross sectional research methods. A
sampling technique that by simple random sampling with the type of sampling is
cluster random sampling. The research sample that is SMAN 6 of 88 respondents.
Collecting data using primary sources with the instrument used was a questionnaire.
Using a univariate analysis to look at the frequency distribution of the variables
studied.
The result of this research are 71,6% female teenager has enough knowledge
towards BSE, 52,3% female teenager has negative attitude towards BSE and 64,8%
of female teenager has negative behavior towards BSE.
Recommendation for female teenager is to increase knowledge about BSE from
media, e.g social media that on this present day becomes public information source
which is fast and complete, this female teenager are expected to have good attitude
in applying BSE in order to early detects breast cancer.

Keyword : BSE, Knowledge, Attitude, Behavior.


Library : 22,2010-2016.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat-Nya yang senantiasa tercurah, telah memberikan kesehatan dan kekuatan
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul
“Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri
(SADARI) Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara pada Remaja Putri di SMAN
6 Kota Cimahi Tahun 2017”. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari
berbagai kendala, namun berkat dorongan bantuan, bimbingan dan kerjasama dari
berbagai pihak, baik moral maupun material sehingga sedikit demi sedikit kendala
tersebut dapat diatasi dengan baik.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Gunawan Irianto, (MARS)., M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Jenderal Achmad Yani.
2. Flora Honey Darmawan, SST., M.Keb., selaku Ketua Program Studi Kebidanan
(D-3) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani.
3. Wisdyana SPWP, SST., M.Keb., sebagai Pembimbing I yang telah memberikan
pengarahan dan saran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Devita Zakirman, SST., sebagai Pembimbing II yang telah memberikan
pengarahan dan bimbingannya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. R. Noucie Septriliyana, SST., M.Keb sebagai penguji yang telah memberikan
saran dan masukannya kepada penulis.
6. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal
Achmad Yani Cimahi.
7. Untuk Ibunda tercinta Yun Susilowati dan Ayahanda tercinta Abdul Mahfuri
yang selalu memberikan motivasi dan doa bagi penulis.
8. Untuk Kakak tersayang Okke Muhammad Ichsan dan adik tersayang Gyda
Alana yang selalu memberi dukungan bagi penulis.
9. Rekan-rekan Program Studi Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal Achmad Yani.

i
10. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian Karya Tulis
Ilmiah ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Terima kasih karena telah memberikan do’a, semangat, kasih sayang,


cinta dan nasihatnya yang tak pernah saya lupakan. Semoga amal baik yang
diberikan mendapatkan balasan dunia dan menjadi pahala di akhirat nanti.

Penulis menyadari, bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan


dalam penyusunan proposal ini. Oleh karena itu saran dan kritik sangat penulis
harapkan untuk perbaikan dan kesempurnaan. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini
dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Cimahi, Februari 2017

Natasha Fajria Rahmah

ii
DAFTAR ISI

Halaman

Abstrak.......................................................................................................................

Abstract ......................................................................................................................

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5
1. Tujuan Umum ........................................................................... 5
2. Tujuan Khusus .......................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6
1. Manfaat Teoritis ........................................................................ 6
2. Manfaat Praktis ......................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pengetahuan ......................................................................... 7


1. Pengertian .................................................................................. 7
2. Faktor yang Mempengaruhi ...................................................... 7
3. Kriteria Tingkat Pengetahuan ..................................................... 7
B. Konsep Sikap..................................................................................... 8
1. Pengertian ................................................................................... 8
2. Komponen .................................................................................. 8
3. Faktor yang Mempengaruhi ....................................................... 8
4. Cara Pengukuran Sikap.............................................................. 8

iii
C. Konsep Perilaku ................................................................................ 9
1. Pengertian .................................................................................. 9
3. Faktor yang Mempengaruhi ....................................................... 9
4. Ranah (Domain) Perilaku ........................................................... 9
5. Cara Pengukuran Perilaku .......................................................... 9
D. Konsep SADARI ............................................................................... 10
1. Pengertian SADARI .................................................................. 10
2. Manfaat SADARI ...................................................................... 11
3. Waktu melakukan SADARI ...................................................... 11
4. Teknik SADARI ........................................................................ 11
5. Dampak tidak melakukan SADARI .......................................... 14
6. Tanda-tanda yang harus diwaspadai .......................................... 18
E. Konsep Remaja.................................................................................. 19
1. Pengertian Remaja ..................................................................... 19
2. Perubahan psikososial................................................................ 19
3. Perubahan Fisik ......................................................................... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tahapan Penelitian ............................................................................... 21

B. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................ 21

C. Rancangan Penelitian ........................................................................... 22

D. Responden Penelitian .......................................................................... 22

E. Intrumen Penelitian ............................................................................. 22

F. Teknik Pengambilan Data dan Analisis Data ...................................... 22

G. Uji Validitas dan Reliabilitas penelitian ............................................... 25

BAB IV PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .................................................................................... 27

iv
B. Pembahasan .......................................................................................... 29

BAB V PENUTUP

A. Simpulan .............................................................................................. 38

B. Saran..................................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... viii

LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Data Penderita Kanker Payudara Kota Cimahi Tahun 2015 ................ 3

Tabel 2.1 Pengukuran Sikap Menurut Hidayat (2013)......................................... 8

Tabel 3.1 Definisi Operasional............................................................................. 21

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan SADARI ........................................ 24

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Sikap SADARI ................................................... 25

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Perilaku SADARI ............................................... 25

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Pengetahuan, Sikap dan Perilaku

Lampiran 2. Inform Consent Responden

Lampiran 3. Inform Consent Orangtua Responden

Lampiran 4. Surat Pernyataan Responden

Lampiran 5. Surat Izin Penelitian dari Kesbang

Lampiran 6. Surat Pengambilan Data Awal

Lampiran 7. Surat Studi Pendahuluan

Lampiran 8. Surat Uji Validitas dan Reabilitas

Lampiran 9. Surat Balasan Uji Validitas

Lampiran 10. Surat Balasan Penelitian

Lampiran 11. Surat Lembar Monitoring Bimbingan

Lampiran 12. Surat Rekomendasi Statistik LPPM STIKES A. YANI

Lampiran 13. Hasil Penelitian

Lampiran 14. Dokumentasi

Lampiran 15. Daftar Riwayat Hidup

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
World Health Organization (2012) menyatakan penyakit kanker
merupakan salah satu penyebab kematian utama di dunia salah satunya
disebabkan oleh kanker payudara yaitu sebesar 43,3%. Data International
Agency For Research Cancer tahun 2012 diketahui bahwa kanker
payudara merupakan penyakit dengan persentase kematian sebesar 12,9%.
Terdapat 1,7 juta perempuan terdiagnosis kanker payudara pada tahun 2012, dan
6,3 juta perempuan dengan kanker payudara dapat bertahan sampai 5 tahun. dan
diperkirakan pada tahun 2030 insiden kanker payudara mencapai 26 juta
orang.
Terdapat penderita kanker payudara termuda di dunia yaitu Chrissy
Turner, berusia 8 tahun berasal dari California Amerika Serikat. Ia
didiagnosis kanker payudara oleh Dr. Brian Buxher dari Primary
Children’s Hospital Salt Lake City, Amerika Serikat (Foxnews,2010). Hal
ini menunjukkan usia muda beresiko mengalami kanker payudara.
Kanker payudara merupakan penyebab kematian kedua akibat
kanker pada wanita di Indonesia dan Case Fatality Rate (CFR)
menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun (Kemenkes, 2010).
Sedangkan di Provinsi Jawa Barat sendiri jumlah kasus penderita kanker
payudara menempati urutan ketiga diantara seluruh provinsi di Indonesia
yaitu terdapat 6.701 kasus (Depkes,2015).
Salah satu faktor risiko terjadinya kanker payudara saat ini
menurut Kementrian Kesehatan RI tahun 2015 adalah pola hidup yang
tidak sehat semasa remaja dan kurangnya kewaspadaan terhadap penyakit
yang mungkin terjadi. Sehingga bisa menyebabkan timbulnya zat
karsinogenik yang merubah sel normal menjadi abnormal. Remaja
merupakan usia paling produktif dalam segala bidang, tanpa terkecuali ada
beberapa yang dapat menghambatnya. Masa remaja sangat perlu

1
2

diperlihatkan karena berbagai kerentanan untuk kesehatan dalam


dirinya yang terkait dengan gaya hidup (lifestyle), terutama mengonsumsi
makanan tidak sehat seperti junk food, merokok, alkohol dan lainnya yang
akan merangsang tumbuh kembang tumor payudara yang semakin cepat.
Payudara merupakan estetika kaum perempuan sebagai daya tarik sejak
dahulu kala, payudara memiliki fungsi sebagai produksi ASI yang
memiliki banyak keuntungan atau manfaat bagi ibu dan bayinya. Dengan
seluruh aktivitas didalam payudara sehubungan dengan perkembangan
dalam kehidupan seorang perempuan dan perubahan fisik juga siklus
menstruasi teratur, sebaiknya semua perempuan terutama remaja putri
bermawas diri terhadap masalah yang mungkin timbul pada payudara
mereka.Untuk menjaganya maka perlu upaya peningkatan pengetahuan
mengenai faktor risiko kanker payudara sedini mungkin pada remaja.
Remaja usia 10-24 tahun (BKKBN, 2012) merupakan target
terbesar untuk upaya preventif, sehingga berpengaruh besar terhadap
penurunan angka penderita penyakit kanker payudara dalam jangka
panjang. Hal ini bisa dilakukan dengan pemberian pendidikan kesehatan
teknik pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebagai deteksi dini
kanker payudara. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
Abdullah (2013) bahwa pengetahuan perempuan tentang risiko dan
manfaat dari deteksi dini kanker payudara berpengaruh positif terhadap
keyakinan mereka tentang kesehatan, sikap, dan perilaku, sehingga
perawatan kesehatan profesional dapat mengembangkan program
kesehatan payudara yang efektif. Berdasarkan hal tersebut menunjukkan
bahwa pengetahuan dan sikap yang baik tidak selalu menjamin perilaku
yang baik.
Sementara itu menurut penelitian Handayani (2008) menjelaskan
bahwa pada remaja putri di Klaten tingkat pengetahuan responden tentang
SADARI cukup yaitu 83,8%, sikap responden yang buruk 98,9% dan
perilaku responden terhadap SADARI yaitu 97,8%. Hal ini dikarenakan
remaja putri belum mendapat informasi kesehatan tentang SADARI yang
3

meliputi bagaimana cara melakukannya dan mengetahui gejala dari kanker


payudara yang ditemukan, sedangkan sebagian remaja putri yang pernah
mendapatkan informasi kesehatan masih kurang kesadarannya untuk
melakukan SADARI dirumah.
Penelitian Putri (2011) pada remaja putri menjelaskan bahwa ada
hubungan tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri tentang SADARI
terhadap perilaku SADARI. Dari hasil penelitian yang dilakukannya di
MA KMI Diniyyah Padang menunjukkan dari 115 responden, diperoleh
hasil remaja putri yang memiliki pengetahuan baik (11,3%), pengetahuan
sedang (35,7%), pengetahuan kurang (53%). Sikap dalam kategori baik
sebesar (9,6%), sedang (68,7%), kurang (21,7). Perilaku mereka dalam
kategori kurang (97,4%) sedangkan sisanya termasuk kategori sedang
(2,6%). Dapat dilihat bahwa adanya indikasi hubungan yang kuat antara
pengetahuan dan perilaku.
Di Kota Cimahi kanker payudara menempati urutan pertama
dengan jumlah 90 kasus, setelah kanker serviks dan usus. Berikut data
kasus kanker payudara di Kota Cimahi :

Tabel 1.1 Data Penderita Kanker Payudara Kota Cimahi


No Tahun Jumlah
1. 2011 211 orang
2. 2012 242 orang
3. 2013 296 orang

Sumber: YKI Cabang Kota Cimahi, 2015


Berdasarkan tabel 1.1 kasus kanker payudara terjadi peningkatan
31 orang dari tahun 2011-2012, sedangkan pada tahun 2012-2013 terjadi
peningkatan 54 orang dan terdapat 5 orang remaja putri yang berusia 15-
19 tahun dimana mengalami tumor payudara. Angka kejadian ini dapat
ditekan melalui upaya pencegahan dengan melakukan deteksi dini
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).
4

YKI Cimahi selalu bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Cimahi


dalam setiap program pencegahan dan penanganan kanker payudara. Saat ini
Cimahi sudah memiliki 247 kader penyuluh kanker. Namun hingga sekarang
kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi dini masih rendah. Padahal
sosialisasi dan penyuluhan untuk memberi pemahaman dan menyadarkan
masyarakat khususnya remaja akan pentingnya deteksi dini sudah rutin
menjadi program setiap tahun.

Upaya dalam pencegahan kanker payudara secara dini ini dipengaruhi oleh
pengetahuan remaja putri mengenai cara melakukan SADARI (Lily, 2008). Menurut
Lawrence Green dalam notoatmodjo 2013, pengetahuan adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi perubahan perilaku individu. Oleh karena itu, bagaimana pengetahuan
remaja putri tentang cara melakukan SADARI juga akan terkait dengan kebiasaan
remaja putri dalam melakukan SADARI. Faktor lain yang dapat mempengaruhi
SADARI yaitu faktor pendidikan, kepercayaan, tingkat sosial, gaya hidup, sarana
prasarana dan faktor penguat seperti sikap dan perilaku dari tokoh masyarakat dan
petugas kesehatan. Dari teori diatas dapat diketahui bahwa pengetahuan memiliki
peran penting dalam terbentuknya perilaku SADARI pada remaja. Karena remaja
tersebut baru akan berperilaku setelah dia mendapatkan pemahaman tentang apa yang
akan dilakukannya. Sedangkan menurut Kothandapani dalam Azwar tahun 2016
menjelaskan bahwa setelah adanya pengetahuan yang diketahui manusia, ia akan
membentuk suatu respon baik atau buruk yang nantinya akan mempengaruhi
keputusan untuk berperilaku. Sehingga sikap remaja putri terhadap pentingnya
SADARI akan mempengaruhi untuk melakukan SADARI (Andriani, 2015).
Wilayah Melong Asih merupakan salah satu Kecamatan di Cimahi
dengan angka kanker payudara tinggi pada tahun 2013 dibandingkan dengan
wilayah sekitarnya. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan penulis pada
tanggal 11 November 2016 di SMAN 6 Cimahi siswi usia 16-19 tahun dengan
pertanyaan apakah responden mengetahui SADARI dan manfaat SADARI,
terdapat 3 responden yang tidak tahu mengenai SADARI, 2 responden yang
masih ragu dalam menjawab pertanyaan dan 5 responden yang dapat
menjawab pertanyaan dengan benar. Pada umumnya mereka tahu akan
pentingnya melakukan SADARI tetapi mereka segan dan sangat jarang untuk
5

melakukannya, hal ini disebabkan karena remaja putri memiliki presepsi


bahwa jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa terdapat benjolan pada
payudara dan ternyata benjolan tersebut adalah tumor payudara, maka mereka
akan terguncang, takut, kehilangan percaya diri, dan tidak dapat berpikir positif
lagi. Padahal dengan melakukan SADARI sedini mungkin dan secara rutin
akan lebih memudahkan mereka untuk mengenali perubahan yang terjadi pada
payudaranya dan lebih cepat tertangani bila sampai ditemukan ke arah kanker
payudara.
Berdasarkan hal diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Sebagai Deteksi Dini Kanker
Payudara pada Remaja Putri di SMAN 6 Kota Cimahi”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku
pemeriksaan payudara sendiri sebagai deteksi dini kanker payudara pada
remaja putri di SMAN 6 Kota Cimahi?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku remaja putri
tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara di Kota Cimahi.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang SADARI.
b. Mengetahui gambaran sikap remaja putri tentang SADARI.
c. Mengetahui gambaran perilaku remaja putri tentang SADARI.
6

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Peneliti
Sebagai pengalaman proses belajar khususnya dalam bidang
metode penelitian dan menambah wawasan mengenai SADARI.

b. Bagi Institusi
1) Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dalam
penelitian selanjutnya, mengenai masalah yang berkaitan dengan
SADARI.
2) Hasil penelitian dapat dijadikan referensi dan sumber informasi di
bidang ilmu kebidanan khususnya komunitas.

2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan
remaja tentang SADARI, sehingga remaja semakin sadar akan pentingnya
SADARI dan akan melakukannya secara rutin. Serta sebagai salah satu
sumber untuk mengembangkan penelitian tentang SADARI.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan
merupakan hal penting untuk terbentuknya tindakan seseorang
(Notoatmodjo, 2011). Pengetahuan SADARI merupakan berbagai
informasi mengenai SADARI yang dimiliki seseorang. Dalam menerapkan
SADARI seseorang harus terlebih dahulu memiliki pengetahuan yang baik
tentang SADARI sehingga ini akan menunjang praktik yang optimal bagi
seseorang untuk melakuakan SADARI dengan baik dan benar.

2. Faktor-faktor yang memengaruhi pengetahuan


Menurut Riyanto (2014), faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu
:
a. Pendidikan
b. Informasi/media massa
c. Sosial, budaya dan ekonomi
d. Lingkungan
e. Pengalaman
f. Usia
3. Kriteria Tingkat Pengetahuan
Interpretasi tingkat pengetahuan seseorang menurut :
a. Kategori baik, apabila pertanyaan dijawab dengan benar oleh responden
dengan presentasi >75-100%.

7
8

b. Kategori cukup, apabila pertanyaan dijawab dengan benar oleh


responden dengan presentasi 56-75%.
c. Kategori kurang, apabila pertanyaan dijawab dengan benar oleh
responden dengan presentasi ≤55%.
(Arikunto, 2013)

B. Konsep Sikap

1. Pengertian Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek (Azwar, 2015).

2. Komponen Pokok Sikap


Menurut Breckler (1984) dalam Riyanto (2014), komponen utama
sikap adalah kesadaran, perasaan dan perilaku.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap


a. Pengalaman pribadi dan pengaruh emosional
b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting
c. Budaya dan media massa
d. Lembaga pendidikan dan lembaga agama
(Azwar,2015)

4. Pengukuran Sikap
Tabel 2.1 Pengukuran Sikap Menurut Hidayat (2013):
Pernyataan Positif Nilai Nilai
Sangat Setuju :S 4 Sangat setuju :S 1
Setuju :S 3 Setuju :S 2
Tidak setuju : TS 2 Tidak setuju : TS 3
Sangat tidak setuju : SS 1 Sangat tidak setuju : SS 4
9

Cara interpretasi dapat berdasarkan presentasi sebagaimana berikut :


0 25% 50% 75% 100%
STS TS S S
Hasil penelitian dengan cara perhitungan diatas kemudian nilai akhir
tersebut diasumsikan kedalam kriteria sikap sebagai berikut :
Sikap positif : Jika jawaban responden ≥ nilai mean/median
Sikap negatif : Jika jawaban responden < nilai mean/median

C. Konsep Perilaku

1. Pengertian Perilaku
Menurut Notoatmodjo (2014) perilaku adalah suatu kegiatan atau
aktivitas mahluk hidup. Perilaku manusia terjadi melalui proses Stimulus-
Organisme-Respons.

2. Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku


Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo 2010, perilaku
ditentukan oleh tiga faktor yaitu, faktor predisposisi, faktor pendukung dan
faktor penguat.

3. Ranah (domain) Perilaku


Pengetahuan, sikap dan praktik (Benyamin Bloom dalam Notoatmodjo
2014).

4. Cara Pengukuran Perilaku


Cara pengukuran perilaku menggunakan skala guttman yang bersifat
tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban positif dan negatif. Skala
ini dibuat seperti lembar checklist dengan interpretasi penilaian.
Selanjutnya tahap analisis dilakukan seperti skala likert (Hidayat, 2013).
10

D. Konsep SADARI

1. Pengertian SADARI
Pemeriksaan payudara bermanfaat untuk memastikan bahwa payudara
seseorang dalam keadaan normal. Bila ada kelainan seperti infeksi, tumor,
atau kanker dapat ditemukan lebih awal. Kanker payudara yang diobati
pada stadium dini kemungkinan sembuh mendekati 95% (Depkes, 2009).
Insiden kanker payudara meningkat sesuai dengan bertambahnya usia,
namun banyak juga ditemukan penderita kanker payudara pada usia muda.
Oleh karena itu deteksi dini secara rutin sejak usia remaja perlu dilakukan
yaitu dengan cara pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Kebanyakan
remaja putri tidak melakukan SADARI karena kurangnya pengetahuan
(Fathiani, 2016). SADARI adalah pemeriksaan payudara yang dilakukan
sendiri dengan belajar dan memeriksa perubahan payudara sendiri setiap
bulan (Depkes RI, 2009).
Pemeriksaan payudara sendiri adalah pengembangan kepedulian wanita
terhadap kesehatan payudaranya sendiri. Kegiatan ini sangat mudah atau
sederhana, murah (tidak memerlukan biaya), tidak mengunakan alat yang
harus dipersiapkan cukup dengan jari tangan sendiri dan tidak perlu
mengunjungi petugas atau pelayanan kesehatan karena dapat dilakukan
sendiri secara mandiri tanpa harus di lihat atau diperiksa orang lain dan
tidak perlu merasa malu atau harus dilihat atau diperiksa orang lain, bagi
wanita yang sibuk hanya perlu menyediakan waktunya selama lebih kurang
lima menit, tidak diperlukan waktu khusus, cukup dilakukan saat mandi
atau pada saat sedang berbaring mau tidur (Nisman, 2011).

2. Manfaat Sadari
SADARI merupakan pemeriksaan terhadap payudara untuk
mengecek adanya perubahan pada payudara. Menurut Rasjidi (2010)
SADARI dapat mengajarkan perempuan untuk merasakan dan
11

mengetahui payudara yang normal. Bentuk dan kepadatan payudara


bisa berubah-ubah seiring berjalannya waktu terutama pada waktu haid.
Menurut penelitian Suastina (2013) pemeriksaan payudara sendiri
akan meningkatkan kesadaran betapa pentingnya kewaspadaan adanya
benjolan yang tidak normal pada payudara. Kegiatan ini sangat mudah,
murah (tidak memerlukan biaya), tidak menggunakan alat. Yang harus
dipersiapkan, cukup dengan jari tangan sendiri dan tidak perlu
mengunjungi petugas atau pelayanan kesehatan karena dapat dilakukan
sendiri secara mandiri tanpa harus dilihat atau diperiksa orang lain.

3. Waktu Melakukan Sadari


Pemeriksaan sendiri dilakukan secara berkala, yaitu satu bulan
sekali. SADARI dilakukan pada hari ke 7-10 yang dihitung sejak hari
ke-1 mulai haid atau saat payudara sudah tidak mengeras dan nyeri
(Depkes RI, 2009). Sangat tidak dianjurkan melakukan teknik SADARI
pada pertengahan suklus haid sampai menjelang haid, payudara
biasanya membengkak akibat pengaruh kelenjar susu oleh hormon
estrogen dan progesteron, sehingga pemeriksaan akan lebih sulit
dilakukan secara akurat (Fathiani, 2016).

4. Teknik sadari
Ada beberapa teknik SADARI, menurut Kumalasari (2012) :
a. Melihat perubahan dihadapan cermin.
1) Tahap 1, perhatikan payudara melalui kaca sementara kedua
lengan lurus ke bawah:
a) Apakah bentuk dan ukuran kanan kiri simetris.
b) Apakah bentuknya membesar atau mengeras.
c) Apakah arah putingnya lurus ke depan atau berubah
arah.
d) Apakah ada dimpling (putingnya tertarik ke dalam).
e) Apakah puting atau kulitnya ada yang lecet.
12

f) Apakah kulitnya tampak kemeraha, kebiruan dan


kehitaman.
g) Apakah kulitnya tampak menebal dengan pori-pori
melebar (seperti kulit jeruk).
h) Apakah permukaan kulitnya mulus, tidak tampak
adanya kerutan/cekungan/puckering.
2) Tahap 2, periksa payudara dengan tangan diangkat diatas
kepala. Dengan tujuan untuk melihat retraksi kulit atau perlekatan
tumor terhadap otot atau fasia dibawahnya.
3) Tahap 3, berdiri tegak didepan cermin dengan tangan disamping
kanan dan kiri. Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat
perubahan pada payudara.
4) Tahap 4
a) Menegangkan otot-otot bagian dada dengan tangan
menekan pinggul, untuk menegangkan otot didaerah aksila.
b) Perhatikan secara khusus seperempat bagian payudara
sebelah luar atas, baik yang kiri maupun kanan. Bagian
tersebut paling sering mengandung tumor.
b. Melihat perubahan bentuk payudara dengan berbaring.
1) Tahap 1, persiapan :
a) Dimulai dari payudara kanan, baring menghadap ke
kiri dengan membengkokkan kedua lutut.
b) Letakkan bantal atau handuk mandi yang telah dilipat
di bawah bahu sebelah kanan untuk menaikkan bagian
yang akan diperiksa.
c) Kemudian letakkan tangan kanan dibawah kepala.
Gunakan tangan kiri untuk memeriksa payudara
kanan.
d) Gunakan telapak jari-jari untuk memeriksa sembarang
benjolan atau penebalan. Periksa payudara dengan
menggunakan vertical strip dan circular.
13

2) Tahap 2,pemeriksaan payudara dengan vertikal strip.


a) Gunakan tangan kiri untuk mengawali pijatan pada
ketiak. Kemudian putar dan tekan kuat untuk
merasakan benjolan.
b) Gerakkan tangan perlahan-lahan ke bawah bra line
dengan putaran ringan dan tekan kuat di setiap
tempat. Dibagian bawah bra line, bergerak kurang
lebih 2 cm ke kiri dan terus ke arah atas menuju
tulang selangka dengan memutar dan menekan.
c) Bergeraklah ke atas dan ke bawah mengikuti pijatan
dan meliputi seluruh bagian yang ditunjuk.
3) Tahap 3, pemeriksaan payudara dengan cara memutar
(circular)
a) Berawal dari bagian atas payudara atas payudara buat
putaran yang besar.
b) Bergeraklah sekeliling payudara dengan
memperhatikan benjolan. Buatlah sekurang-kurangnya
tiga putaran kecil sampai ke puting payudara.
c) Lakukan sebanyak dua kali. Sekali dengan tekanan
ringan dan sekali dengan tekanan kuat.
d) Jangan lupa periksa bagian bawah aerola.
4) Tahap 4, pemeriksaan cairan diputing payudara. Gunakan kedua
tangan, kemudian tekan payudara untuk melihat adanya cairan
abnormal dari puting payudara.
5) Tahap 5, memeriksa ketiak, letakkan tangan kanan ke samping
dan ras akan ketiak dengan teliti, apakah teraba benjolan
abnormal atau tidak.
14

5. Dampak tidak melakukan SADARI

a. Kanker Payudara
1) Pengertian Kanker Payudara
Kanker payudara merupakan tumor ganas yang
menyerang jaringan payudara sehingga menyebabkan sel dan
jaringan payudara berubah bentuk menjadi abnormal dan
bertumbuh secara tidak terkendali dengan diawali adanya
benjolan pada payudara atau yang disebut dengan tumor
(Mardiana, 2010). Dimasa sekarang banyak penderita tumor
payudara diusia muda, faktor utama disebabkan karena gaya
hidup yang tidak baik untuk kesehatannya yaitu, mengonsumsi
makanan tidak sehat, yang dapat menimbulkan lebih cepat
risiko kemungkinan adanya tumor payudara.

b. Faktor risiko kanker payudara


Jaringan payudara lebih sensitif pada saat remaja sampai
kelahiran anak pertama terhadap hal-hal yang dapat menyebabkan
sel-sel berubah menjadi sifat kanker. Remaja Indonesia saat ini
sedang mengalami perubahan sosial yang cepat dari masyarakat
tradisional menuju masyarakat modern, yang juga mengubah
norma, nilai dan gaya hidup mereka. Gaya Hidup dan
perkembangan zaman adalah faktor penting yang sangat
memengaruhi remaja dalam terkena resiko kanker payudara.

Faktor-faktor risiko kanker payudara adalah:

a) Usia haid pertama dibawah 12 tahun.


b) Wanita tidak menikah.
c) Wanita menikah tidak mempunyai anak.
d) Menggunakan kontrasepsi hormonal dan atau mendapat terapi
hormonal dalam waktu yang cukup lama.
15

e) Memilikir riwayat kanker dalam keluarga.


f) Konsumsi lemak berlebihan, konsumsi alkohol berlebihan.
g) Perokok aktif dan pasif.
(Kemenkes RI ,2015)

Dari semua risiko kanker payudara, menurut Handayani (2012):

e) Paparan radiasi : Seseorang yang pernah mengalami kanker

dan mendapatkan terapi radiasi kanker di bagian dada

memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara.

Semakin muda usia seseorang saat memperoleh radiasi,

semakin tinggi risiko kanker payudara karena pada saat

muda organ payudara sedang mengalami pertumbuhan.

f) Riwayat kelainan payudara : Wanita yang pernah memiliki

tumor atau kelainan yang bersifat jinak pada payudara

(seperti fibroadenoma kompleks dan pappiloma) akan

memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara.

g) Obesitas : Wanita yang mengalami obesitas memiliki risiko

terkena kanker payudara lebih tinggi dibandingkan dengan

wanita yang memiliki bobot badan ideal, terutama bagi

wanita yang telah memasuki masa menopause. Indikator

obesitas yaitu memiliki Body Mass Index (BMI) lebih lebih

dari 25. Hal ini berkaitan dengan hormon estrogen yang

dihasilkan oleh sel lemak. Semakin banyak sel lemak

seseorang, akan semakin tinggi pula kadar estrogen dalam

tubuhnya. Sementara itu, salah satu pemicu pertumbuhan


16

sel kanker payudara adalah hormon estrogen. Hormon ini

akan memicu pertumbuhan sel kanker payudara sehingga

meningkatkan risiko terkena kanker payudara. Obesitas juga

dapat meningkatkan risiko berulangnya kanker payudara.

h) Riwayat kehamilan : Wanita yang belum pernah hamil

(nulipara) maupun yang melahirkan anak pertama pada usia

lebih dari 30 tahun memiliki risiko kanker payudara yang

lebih tinggi. Pertumbuhan sel payudara pada usia remaja

bersifat imatur (belum matang) dan sangat aktif. Sel

payudara yang imatur tersebut lebih rentan terhadap

kelainan genetik (mutasi) apabila terpapar hormon

estrogen. Ketika wanita hamil, sel payudara menjadi matur

(matang) sehingga menurunkan risiko kanker payudara.

Selain itu, kehamilan akan menurunkan jumlah siklus

menstruasi seseorang. Hormon estrogen-progesteron

berperan penting dalam membentuk siklus menstruasi

seseorang. Dengan turunnya jumlah siklus menstruasi akan

menurunkan pula paparan tubuh terhadap hormon tersebut.

Hal ini dapat mengurangi risiko kanker payudara.

i) Riwayat menyusui : Wanita yang menyusui anaknya,

terutama selama lebih dari satu tahun, berisiko lebih kecil

menderita kanker payudara. Selama menyusui, sel payudara

menjadi lebih matang (matur). Dengan menyusui,


17

menstruasi seseorang akan mengalami penundaan sehingga

mengurangi siklus menstruasi. Hal ini akan mengurangi

paparan hormon estrogen terhadap tubuh sehingga

menurunkan risiko kanker payudara. Menyusui juga

bermanfaat untuk meningkatkan hubungan emosional antara

ibu dan anak. Pada saat menyusui, wanita cenderung untuk

bergaya hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi,

serta menghindari alkohol dan rokok yang pastinya

berpengaruh pula dalam menurunkan risiko kanker.

j) Riwayat menstruasi : Wanita yang mendapatkan menstruasi

pertama kali sebelum umur 12 tahun (menarche) berisiko 2

sampai 4 kali lebih tinggi terkena kanker payudara. Risiko

yang sama juga dimiliki wanita yang mengalami menopause

pada usia di atas 5 tahun. Pertumbuhan payudara dimulai

beberapa waktu sebelum menarche. Makin muda usia saat

payudara mulai tumbuh dan terpapar hormon dari dalam

tubuh maupun bahan kimia dari luar tubuh, maka semakin

meningkat risiko kanker payudara.

c. Tanda dan gejala kanker payudara


1) Rasa nyeri
2) Niple Discharge (cairan yang keluar dari puting susu) yang
jernih, seperti susu, atau berdarah.
3) Retraksi puting susu.
4) Kulit yang terkelupas, kering dan mudah pecah.
5) Perubahan pada kulit, misalnya dimpling (kulit yang cekung),
18

peau d’orange (kulit jeruk).


6) Benjolan pada kelenjar ketiak
(Dr.Saputra, 2014)

6. Tanda-tanda yang harus diwaspadai


Menurut Depkes RI tahun 2009 :
a. Penambahan ukuran/besar payudara yang tidak biasa.
b. Salah satu payudara menggantung lebih rendah.
c. Lekukan seperti lesung pipit pada kulit payudara
d. Cekungan atau lipatan pada puting
e. Perubahan penampilan payudara.
f. Keluar cairan seperti susu atau darah dari salah satu
puting.
g. Adanya benjolan pada payudara.
h. Pembengkakkan kelenjar getah bening pada lipat ketiak
atau leher.
i. Pembengkakan pada lengan bagian atas.

d. Pencegahan kanker payudara


Pencegahan kanker payudara meliputi tiga tingkatan
pencegahan yaitu primer, sekunder, tersier (Kemenkes RI, 2010).

E. Konsep Remaja

1. Pengertian Remaja
Remaja adalah masa terjadi pertumbuhan pesat termasuk fungsi
reproduksi sehingga memengaruhi terjadinya perubahan perkembangan,
baik fisik, mental, maupun peran sosial (Kumalasari, 2012). Badan
Kependudukan Keluarga Berencana menyebutkan rentang usia remaja 10-
24 tahun dan belum menikah (KEMENKES, 2014). Sementara itu menurut
Kusmiran (2012) remaja dibagi menjadi 2 tahap, yakni:
19

a. Remaja muda (12-15) tahun


b. Remaja menengah (16-19) tahun

2. Perubahan Psikososial Remaja


Menurut Kumalasari (2012) ciri-ciri psikososial remaja adanya
perubahan emosi dan perkembangan intelegensi yang matang. Perubahan
psikologi remaja merupakan salah satu faktor penunjang remaja putri
tersebut paham akan kesehatan dirinya terutama kesehatan payudara yang
dimiliki. Ketika remaja putri memiliki pengetahuan yang baik terhadap
SADARI maka remaja putri beranggapan bahwa SADARI adalahsesuatu
yang penting sehingga mereka akan menerapkan SADARI dengan baik
untuk menjaga kesehatan payudaranya.

3. Perubahan Fisik pada Remaja


Pada masa remaja terjadi pertumbuhan fisik dan perubahan yang cepat,
termasuk didalamnya pertumbuhan organ-organ reproduksi untuk mencapai
kematangan yang ditunjukkan mampu melaksanakan fungsi reproduksi. Hal
ini menunjukkan bahwa pada masa remaja diperlukan pengetahuan, sikap
dan perilaku positif untuk menjaga kesehatannya guna meningkatkan
kualitas hidup yang baik.
Perubahan pada payudara adalah bersifat alamiah yang harus dijaga
perempuan dengan baik sedini mungkin. Dengan dilakukannya SADARI
secara dini dapat mendeteksi adanya perubahan yang tidak normal lebih
cepat dan dapat segera ditangani. Maka perlu adanya kesadaran bagi remaja
putri untuk lebih peduli dan waspada.
Berdasarkan penelitian Putri (2011), bahwa sebagian besar responden
(53%) mempunyai pengetahuan yang kurang tentang SADARI yang
menyebabkan hampir seluruh responden (97,4%) mempunyai perilaku yang
kurang atau salah dalam melakukan SADARI. Pengetahuan merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku pada seseorang.
Maka dapat disimpulkan bahwa sikap remaja putri terhadap SADARI dapat
20

dibentuk dengan mengembangkan pengetahuan remaja tentang kanker


payudara, faktor risiko dan pencegahannya. Serta mengenai fungsi dan
manfaat SADARI sebagai salah satu cara untuk mendeteksi adanya kanker
payudara.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tahapan Penelitian
1. Tahap Persiapan
a. Mencari fenomena dan masalah penelitian yang terjadi, yaitu
kurangnya pengetahuan, sikap dan perilaku remaja tentang SADARI.
b. Menentukan lahan penelitian yaitu di SMAN 6 Kota Cimahi dan
melakukan studi pendahuluan.
c. Melakukan studi kepustakaan tentang hal-hal yang berkaitan dengan
masalah penelitian.
d. Menyusun penelitian.
e. Mengikuti bimbingan penelitian.
f. Melaksanakan seminar proposal.
g. Perbaikan hasil seminar.
h. Melakukan Uji validitas dan reabilitas intrumen yang akan digunakan.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Izin penelitian dan informed concent dengan responden penelitian.
b. Melakukan pengumpulan data.
c. Melakukan pengolahan dan analisis data.
d. Menarik kesimpulan.
3. Tahap akhir
a. Penyusunan laporan penelitian.
b. Penyajian atau presentasi hasil penelitian.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian di SMAN 6 Kota Cimahi pada tanggal 3 Februari
tahun 2017.

21
22

C. Rancangan Penelitian
Metode penelitian ini secara deskriptif yaitu suatu penelitian yang dilakukan

untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam

masyarakat (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini peneliti mendeskripsikan

pengetahuan, sikap dan perilaku sadari pada remaja putri sebagai deteksi dini kanker

payudara di SMAN 6 Kota Cimahi pada bulan Januari tahun 2017.

D. Responden Penelitian
Responden dalam penelitian ini yaitu siswi di SMAN 6 Kelas 1,2 dan 3
Kota Cimahi tahun 2017 dengan rentang umur 15-19 tahun. Total populasi
sebanyak 774 orang dan sampel penelitian ini sebanyak 88 orang dengan tingkat
kepercayaan sebesar 90%. Pengambilan sampel menggunakan cluster random
sampling, merupakan teknik pengambilan sampel dengan cara kelompok atau area
tertentu dari suatu area yang sangat luas.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner berupa
pertanyaan pilihan ganda dan lembar checklist yang diuraikan oleh peneliti.
F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
1. Teknik pengumpulan data, jenis data yang diambil adalah data primer.
Sebelum dilakukan pengumpulan data, responden terlebih dahulu diberi
penjelasan tentang pelaksanaan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui
kesediaan responden untuk mengisi kuesioner yang diberikan. Selanjutnya
responden membuat kesepakatan dengan menandatangani lembar
persetujuan (informed consent). Selama pengambilan data peneliti
mendampingi responden agar dapat memberikan penjelasan terhadap
pertanyaan yang tidak dimengerti. Peneliti kemudian memeriksa kembali
jawaban yang telah diisi oleh responden langsung setelah responden
mengisi kuesioner.
23

2. Analisis data adalah mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis


responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,
menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk
menjawab rumusan masalah (Sugiyono, 2014). Hasil pengolahan data
analisis dengan menggunakan analisis univariat.
Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan untuk melihat gambaran
distribusi frekuensi dari semua variabel yang diamati, dan disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui
distribusi frekuensi Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku SADARI
sebagai deteksi dini kanker payudara pada remaja putri di SMAN 6 Kota
Cimahi.
3. Analisis dalam penelitian ini melaluiu berbagai proses yaitu proses edit,
koding, penilaian, tabulasi dan cleaning.
Proses editing Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan
isi kuesioner apakah kuesioner sudah diisi dengan lengkap, jelas jawaban
dari responden, relevan jawaban dengan pertanyaan, konsisten. Hal ini
dilakukan peneliti di lapangan apabila terdapat data yang meragukan
ataupun salah, maka dapat peneliti jelaskan lagi kepada responden.
Proses koding merupakan merubah data berbentuk huruf menjadi
data berbentuk angka atau bilangan. Pengetahun yang salah diberi nilai 0
dan pengetahuan yang benar diberi nilai 1. Untuk mengetahui sikap
responden digunakan kuesoner. Penilaian kuesioner menggunakan skala
Likert. Variabel sikap jika pertanyaan mendukung SS = 4 , S = 3 , TS = 2,
STS = 1 jika pertanyaan tidak mendukung diberi nilai SS = 1 , S = 2 , TS =
3, STS = 4.
Proses penilaian merupakan tahap menilai untuk masing-masing
pertanyaan tugas yang dilakukan dan menjumlahkan hasil yang didapat
dari semua pertanyaan tiap responden. Setelah data di entry maka untuk
masing-masing pertanyaan dijumlahkan dan dilihat hasil scoring dari
semua pertanyaan
24

Pada penelitian ini, scoring pada variabel pengetahuan adalah skor


0 untuk jawaban salah dan dan skor 1 untuk jawaban benar. Setelah skor
didapatkan maka dipresentasikan dengan cara jawaban benar dikali 100
dibagi jumlah semua pertanyaan. Setelah dilakukan skoring maka
dilakukan pengkategorian untuk variabel pengetahuan yaitu kurang, cukup
dan baik. Untuk variabel sikap positif ditandai dengan angka 1 dalam
artian jawaban responden ≥ mean 61,58. Sedangkan negatif ditandai
dengan angka 2 dalam artian jawaban responden < mean 61,58. Untuk
variabel perilaku positif ditandai dengan angka 1 dalam artian jawaban
responden ≥ mean 25,38. Sedangkan negatif ditandai dengan angka 2
dalam artian jawaban responden < mean 25,38.
1) Pengetahuan : 1 = Kurang, 2 = Cukup, 3 = Baik
2) Sikap : 1 = Positif, 2 = Negatif
3) Perilaku : 1 = Positif, 2 = Negatif

Proses tabulasi merupakan pemindahan data dari master tabel ke dalam


distribusi frekuensi. Setelah dilakukan pemberian skor pada variabel pengetahuan
dan sikap maka dilakukan pengkategorian pada variabel sikap dan pengetahuan.
Untuk variabel pengetahuan dikategorikan menjadi kurang, cukup dan baik
sedang kan untuk sikap menjadi positif dan negatif. Lalu dilakukan pengolahan
data dengan distribusi frekuensi.

Proses cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang


sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak. Dalam cleaning dapat
mengetahui missing, mengetahui variasi data, dan mengetahui konsistensi data.

4. Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan, sikap dan perilaku.


5. Definisi operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Definisi Alat Kategori Skala
Konseptual Operasional Ukur
Ukur
1. Pengetahuan Pengetahuan Segala Lembar 1.(1= Ordinal
merupakan sesuatu yang Kuesioner Kurang
hasil dari tahu, diketahui Jika
dan ini terjadi responden ≤55%
setelah orang tentang 2= Cukup
25

melakukan SADARI. Jika 56-


penginderaan 75%
terhadap suatu 3= Baik
objek tertentu Jika>75-
(Notoatmodjo, 100%
2012) (Arikunto
,2013)

2. Sikap Merupakan Reaksi Lembar 1. Positif Ordinal


reaksi tertutup tertutup Kuesioner jika skor≥
terhadap objek atau mean
lingkungan respon 61,58
tertentu sebagai sementara 2. Negatif
suatu remaja jika skor
penghayatan tentang < mean
terhadap objek SADARI. 61,58
(Azwar, 2011)
3. Perilaku Semua kegiatan Perilaku Lembar 1. Positif Ordinal
atau aktivitas responden Kuesioner jika skor
manusia, baik dalam ≥ mean
yang dapat melakukan 25,38
diamati SADARI. 2.Negatif
langsung, jika skor
maupun yang < mean
tidak dapat 25,38
diamati oleh
pihak lain
(Notoatmodjo,
2011)

G. Uji Validitas dan Reliabilitas Penelitian


a. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan di SMA Pasundan 2 Kota Cimahi pada
tanggal 20 januari tahun 2017, dengan pertimbangan karena adanya
karakteristik yang sama dengan tempat penelitian yaitu memiliki
jumlah siswi yang lebih banyak dibandingkan dengan jumlah siswanya.
Uji validitas dilakukan pada 20 responden dengan r tabel 0,444.

b. Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan di SMA 2 Pasundan Kota Cimahi.
Pertanyaan yang dibuat sudah valid dengan membandingkan r tabel
dengan r hasil. Jika nilai r hasil adalah alpha yang terletak diawal
output dengan tingkat kemaknaan 5% (0,05) atau α ≥ 0,6 maka
pertanyaan tersebut reliabel (Riyanto, 2013).
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap siswi SMAN 6 Cimahi kelas 1, 2 dan
3 tahun ajaran 2016-2017. Jumlah sampel atau responden yang diambil
sebanyak 88 orang. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 3 Februari 2017
yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan sikap, dan
perilaku pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebagai deteksi dini kanker
payudara pada remaja putri di SMAN 6 Kota Cimahi tahun 2017. Hasil
penelitian yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
sebagai berikut:
1. Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang SADARI
Berikut peneliti uraikan hasil penelitian gambaran pengetahuan
remaja putri tentang sadari ada tabel 4.1 sebagai berikut :
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri Tentang
SADARI di SMAN 6 Kota Cimahi
Pengetahuan Frekuensi (n) Presentase (%)

Kurang 17 19,3%

Cukup 63 71,6%

Baik 8 9,1%

Total 88 100%

Sumber : Data Primer

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.1 di atas dapat diketahui


bahwa dari 88 responden, sebagian besar responden yaitu sebanyak 63
orang (71,6%) mempunyai pengetahuan cukup tentang pemeriksaan
payudarasendiri(SADARI).

26
27

2. Gambaran Sikap Remaja Putri Tentang SADARI


Berikut ini peneliti uraikan hasil penelitian gambaran sikap remaja
putri tentang sadari pada tabel 4.2 sebagai berikut :

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Putri Tentang SADARI di


SMAN 6 Kota Cimahi
Sikap Frekuensi (n) Presentase (%)

Positif 42 47,7%

Negatif 46 52,3%

Total 88 100%

Sumber : Data Primer

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.2 di atas dapat diketahui


bahwa dari 88 responden, sebagian besar responden yaitu sebanyak 46
orang (52,3%) mempunyai sikap negatif tentang pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI).

3. Gambaran Perilaku Remaja Putri Tentang SADARI


Berikut peneliti uraikan hasil penelitian gambaran perilaku remaja
putri tentang sadari ada tabel 4.3 sebagai berikut :
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Perilaku Remaja Putri Tentang
SADARI di SMAN 6 Kota Cimahi
Perilaku Frekuensi (n) Presentase (%)

Positif 31 35,2%

Negatif 57 64,8%

TOTAL 88 100%

Sumber : Data Primer

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.3 di atas dapat diketahui


bahwa dari 88 responden, sebagian besar responden yaitu sebanyak 57
orang (64,8%) mempunyai perilaku negatif tentang pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI).
28

B. Pembahasan

1. Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang SADARI


Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 88
responden, sebagian besar responden yaitu sebanyak 63 orang (71,6%)
mempunyai pengetahuan cukup tentang SADARI, tetapi masih ada
responden yang mempunyai pengetahuan kurang. Pengetahuan tentang
SADARI yang responden dapatkan dipengaruhi oleh berbagai macam
faktor yaitu, kurangnya sosialisasi tentang SADARI dari berbagai macam
sumber informasi. Selain itu faktor lainnya yaitu kurangnya pengalaman
seperti belum diberikannya pemberian penyuluhan atau praktik SADARI
yang diberikan oleh tenaga kesehatan, sehingga pengetahuan responden
masih kurang. Kurangnya pengetahuan juga dipengaruhi oleh lingkungan,
dimana remaja lebih banyak bergaul dengan teman sebayanya yang juga
tidak mempunyai pengetahuan yang baik tentang SADARI dan kurangnya
ketertarikan remaja untuk mencari tahu informasi mengenai pengetahuan
SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara.
Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan seseorang dapat
dipengaruhi diantaranya oleh tingkat pendidikan dan pengalaman, dimana
semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin tinggi pula
pemahaman seseorang terhadap informasi yang didapat dan
pengetahuannya pun akan semakin baik. Begitu pula dengan pengalaman
yang diperoleh, baik pengalaman sendiri maupun orang lain, dapat
memperluas pengetahuan seseorang.
Tingkat pengetahuan seseorang sangat dipengaruhi oleh beberapa
faktor yang saling berhubungan, antara lain pengalaman, informasi, budaya
dan pekerjaan. Tingkat pengetahuan responden disini dipengaruhi oleh
faktor-faktor seperti , pengalaman, informasi dan budaya. Pengalaman
dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain dimana merupakan
sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan dan
menjadi sumber pengetahuan yang bersifat informal.
29

Hal ini menunjukkan bahwa remaja putri mempunyai tingkat


pengetahuan yang sekedar “tahu” saja, yaitu sekedar mengetahui tentang
SADARI tetapi tidak sampai pada pengetahuan bagaimana menerapkan
cara dan langkah-langkah Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
dengan benar. Sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2010) “tahu”
diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya,
dan merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
Hasil penelitian Saputri (2012) dengan judul Tingkat Pengetahuan
Remaja Putri Tentang Periksa Payudara Sendiri (SADARI) Di Madrasah
Aliyah Negerti (MAN) 1 Surakarta didapatkan hasil dari 120 responden
yang menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan remaja putri tentang
SADARI berada dalam ketegori cukup sebanyak 67 orang (55.8%).
Pengetahuan yang cukup ini menunjukkan bahwa responden kurang
mengetahui tentang SADARI sehingga tidak dapat menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang ada di kuesioner penelitian dengan benar. Hal ini
menunjukan kurang mengetahui atau kesalahan responden dalam
menjawab pertanyaan disebabkan oleh ketidakpahaman responden tentang
SADARI sehingga informasi tentang SADARI yang pernah dibaca atau
didengar responden terlupakan begitu saja.
Sehingga pada keadaan nyata dilapangan sendiri dapat disimpulkan
oleh peneliti bahwa pengetahuan seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh
tingginya pendidikan, tetapi dipengaruhi juga oleh sumber informasi yang
menjadi dasar dari pengetahuan remaja putri. Pengetahuan merupakan
sesuatu yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang untuk
menanggapi suatu hal, sehingga pengetahuan SADARI sangat diperlukan
bagi remaja putri agar tumbuh sikap yang baik dalam menanggapi
SADARI.
Hasil penelitian ini diperkuat dengan hasil penelitian Handayani
(2010), bahwa tingkat pengetahuan responden tentang SADARI yang
terbanyak adalah pengetahuan dengan kategori cukup (83%) dimana
sebagian besar responden yang memiliki pengetahuan cukup juga memiliki
30

faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan pengetahuan mereka. Salah


satunya karena kurang sosialisasi kepada remaja putri dan kurang
tertariknya remaja dalam mencari informasi kesehatan khususnya tentang
SADARI.
Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Deviana
(2011) mengenai pengetahuan SADARI pada remaja putri berdasarkan
tingkat pendidikan di SMA 5 Manado, bahwa remaja yang memiliki
pengetahuan baik justru mereka merupakan remaja yang rata-rata tidak
memiliki banyak prestasi disekolahannya. Remaja putri tersebut lebih
banyak menerima dan mencari informasi tentang SADARI dari kerabat
dekat atau tenaga non kesehatan dimana mereka tidak memiliki
pengetahuan yang lebih terhadap SADARI secara akurat dan lengkap. Hal
ini menunjukan bahwa seseorang yang pintar tidak menjamin memiliki
pengetahuan yang baik terhadap sesuatu khususnya mengenai SADARI.

2. Gambaran Sikap Remaja Putri Tentang SADARI

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa
dari 88 responden, sebagian besar responden yaitu sebanyak 46 orang
(52,3%) mempunyai sikap negatif tentang pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI). Sikap terhadap SADARI yang responden dapatkan dipengaruhi
oleh berbagai macam faktor yaitu, kurangnya pengetahuan tentang
pentingnya SADARI. Sehingga reponden belum terlalu memahami
sepenuhnya mengenai dampak dari kanker payudara dan manfaat SADARI.
Selain itu sikap remaja dipengaruhi oleh pengalaman yang masih kurang
dalam mempraktikan langkah-langkah SADARI, sehingga informasi yang
remaja dapatkan tidak menyeluruh dan maksimal.

Dari hasil penelitian menunjukkan sikap negatif dari responden yang


mengindikasikan bahwa responden memiliki orang yang dianggap penting
yang tidak terlalu membicarakan tentang SADARI, sehingga responden juga
tidak terpresepsi untuk bersikap yang positif terhadap SADARI. Hal ini
31

sesuai dengan teori Azwar (2015) bahwa pembentukan sikap dipengaruhi


oleh beberapa faktor , yaitu pengalaman pribadi, pengaruh orang lain,
pengaruh budaya, media massa dan lembaga sosial.

Pengalaman pribadi merupakan apa yang telah dan sedang dialami akan
ikut membentuk penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan
menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat mempunyai
tanggapan dan penghayatan, seseorang harus mempunyai pengalaman yang
berkaitan dengan objek psikologis yang memiliki rasa emosional. Dalam
situasi yang melibatkan emosi, penghayatan dan pengalaman akan lebih
mendalam dan lebih lama berbekas. Karena itu sikap positif terhadap
SADARI akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman dalam
mempraktikan SADARI telah didapat oleh remaja secara berkala.

Pengaruh orang lain yang dianggap penting merupakan salah satu


diantara komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap. Seseorang yang
kita anggap penting, seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi
setiap gerak tingkah dan pendapat kita. Dalam penyampaian informasi
SADARI tenaga kesehatan merupakan figur dan komponen sosial yang
mampu meningkatkan rasa tanggap atau mampu mempengaruhi remaja
dalam membentuk sikap positif terhadap SADARI.

Kebudayaan merupakan sesuatu yang dilakukan oleh seseorang secara


berulang-ulang. Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan sikap seseorang, tanpa kita sadari
kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita terhadap berbagai
masalah. Dalam menyikapi SADARI remaja harus memiliki pengetahuan
dan pengalaman praktik SADARI secara berulang dan rutin, sehingga
dengan melalui proses itu remaja mampu menyadari bahwa SADARI
sangatlah penting bagi kesehatannya dimasa sekarang dan masa yang akan
datang.
32

Media massa atau media sosial sebagai sarana komunikasi berbagai


bentuk. Media massa mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini
dan kepercayaan orang. Media massa membawa pesan-pesan berisi sugesti
yang dapat mengarahkan opini seseorang. Di era sekarang media sosial
merupakan salah satu penyampaian informasi yang paling efektif, karena
selain mudah tidak memerlukan biaya mahal. Perlu adanya kemauan dari
remaja dalam mencari tahu mengenai SADARI lebih lengkap, maka dari itu
media massa memiliki peran penting dalam pembentukan sikap seseorang
dalam menyebarkan informasi tentang SADARI.

Lembaga sosial, lembaga pendidikan dan kesehatan memiliki peranan


penting dalam penyampaian informai SADARI pada remaja karena
merupakan suatu sistem yang mempunyai pengaruh dalam pembentukan
sikap dikarenakan keduanya meletakan dasar pengertian dan konsep moral
dalam diri remaja. Oleh karena itu perlu adanya kerjasama antara lembaga
pendidikan dan kesehatan dalam melakukan penyampaian informasi
SADARI secara rutin. Hal ini sesuai dengan teori notoatmodjo (2010)
petugas kesehatan mempunyai peran cukup penting untuk menyampaikan
informasi mengenai kesehatan. Cara yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
seharusnya dengan cara pendidikan kesehatan atau penyuluhan. Sedangkan
sumber informasi yang didapat dari non tenaga kesehatan bisa diperoleh
dari orang tua, guru, teman, serta media elektronik atau cetak sehingga
informasi yang didapat tidak begitu banyak dan belum jelas kebenaran nya.

Menurut peneliti berdasarkan survey dilapangan sikap juga dapat


dipengaruhi oleh tahapan perkembangan remaja diantaranya perkembangan
fisik. Karena dimasa remaja terjadi perkembangan fisik secara cepat yang
akan mempengaruhi tanggapan remaja terhadap perubahan yang mereka
rasakan, yang paling berkaitan dengan SADARI ialah perkembangan
payudara yang lebih besar dari sebelumnya sehingga remaja akan lebih
mencari tahu tentang perawatan dari payudara tersebut dan akan lebih
menjaga kesehatannya. Sedangkan dampak sikap negatif terhadap SADARI
33

adalah kurangnya aplikasi pelaksanaan SADARI, hal ini karena sikap yang
negatif berasal dari pengetahuan responden yang cukup bahkan kurang
tentang SADARI. Sehingga responden ragu-ragu untuk melakukan
SADARI. Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan sikap merupakan
komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam diri seseorang. Hal ini saling
berkaitan kuat agar terciptanya aplikasi yang baik khususnya terhadap
SADARI. Sangat diharapkan ketika pengetahuan tentang SADARI pada
remaja putri baik, maka mereka akan memiliki sikap yang baik pula
terhadap SADARI dan bisa mengaplikasikannya sesuai atau sejalan dengan
yang seharusnya agar tercipta kesehatan payudara yang optimal untuk
remaja putri.

3. Gambaran Perilaku Remaja Putri Tentang SADARI


Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa
dari 88 responden, sebagian besar responden yaitu sebanyak 57 orang
(64,8%) mempunyai perilaku negatif tentang pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI). Perilaku negatif terhadap SADARI yang dimiliki oleh
responden dipengaruhi oleh keterkaitan antara pengatahuan dan sikap
mereka. Sikap seseorang adalah perasaan mendukung (favorable) dan
perasaan tidak mendukung (unfavorable) terhadap suatu objek. Jika sikap
tersebut positif maka akan berperilaku positif dan sebaliknya
(Azwar,2011).
Adanya pengetahuan SADARI pada responden dengan sendirinya
mereka akan mengaplikasikan dengan baik pada kondisi yang telah
ditentukan. Banyak hal yang mempengaruhi terlaksananya atau tidak dari
responden dalam melakukan SADARI, antara lain fasilitas yang tidak
memadai sehingga pelaksanaan pendidikan kesehatan atau pembelajaran
tidak maksimal. Selain itu lingkungan sekolah atau rumah yang kurang
paham akan pentingnya SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara
mempunyai pola pikir berbeda-beda dalam menyikapi hal tersebut dan
kurang menariknya sumber informasi kesehatan yang diberikan kepada
34

publik, sehingga ini akan sangat mempengaruhi pola perilaku yang akan
diterapkan oleh remaja putri tersebut.
Hal ini sesuai dengan teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo
(2010), faktor yang mempengaruhi perilaku yakni faktor predisposisi ,
sesuatu yang dapat mempermudah terjadinya suatu perilaku. Faktor-faktor
ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan dan
kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan,
sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial
ekonomi, dan sebagainya.
Pengetahuan yang lengkap tentang SADARI akan berpengaruh pada
pembentukan sikap yang baik atau positif terhadap SADARI. Sehingga
perlu adanya penyebaran informasi yang lebih lengkap dan akurat dari
media informasi untuk membagikannya kepada publik khususnya remaja
putri. Ketika semua komponen itu bersinergi atau berjalan selaras remaja
putri dapat menerapkan perilaku baik dalam melakukan SADARI.
Kepercayaan di masyarakat atau kebudayaan merupakan faktor yang paling
mempengaruhi, kebudayaan merupakan sesuatu yang dilakukan secara
berulang-ulang jika remaja putri hanya diberikan informasi tentang
SADARI jarang bahkan tidak pernah hal ini akan mempengaruhi
perilakunya. Perilaku akan terbentuk dengan baik jika seseorang yang
diberikan pengetahuan lebih banyak dan juga memiliki role model seperti
tenaga kesehatan yang menerapkan cara SADARI secara berulang dan
bertahap. Hal itu akan lebih mudah diterapkan oleh remaja putri jika
informasi yang didapatkannya secara berulang dan remaja putri memiliki
contoh yang mereka percaya dalam menerapkan SADARI.
Selain itu faktor pendukung (enabling factors) meliputi semua karakter
lingkungan dan semua sumber daya atau fasilitas yang mendukung atau
memungkinkan terjadinya suatu perilaku. Faktor ini mencakup
ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat.
Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya
perilaku kesehatan, maka faktor-faktor ini disebut juga faktor pendukung.
35

Misalnya Puskesmas, posyandu, rumah sakit merupakan faktor yang sangat


penting dalam penyampaian informasi mengenai SADARI khususnya pada
remaja.
Menurut peneliti faktor lain yang ditinjau dari jawaban remaja
mengenai kuesioner perilaku yang dapat mempengaruhi kurangnya
perilaku positif terhadap SADARI yaitu, kurang aktifnya remaja dalam
mencari sumber informasi SADARI. Selain itu rasa takut yang dirasakan
remaja merupakan faktor besar yang membuat mereka tidak memiliki
keberanian untuk pergi ke pelayanan kesehatan dalam pemeriksaan
kesehatan payudaranya.
Di era golabalisasi ini faktor penyebaran informasi di media sosial
sangat penting dilakukan. Publik khususnya remaja putri merupakan
pengguna aktif dari berbagai media sosial, mereka berlomba-lomba untuk
mendapatkan informasi yang terkini dan juga lengkap. Ini merupakan
fenomena yang terjadi, tetapi ternyata kebanyakan pengguna sosial media
khususnya remaja putri hanya sebagian kecil yang tertarik untuk mencari
tahu informasi kesehatan khususnya mengenai SADARI.
Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Permatasari
(2013) mengenai efektivitas penyuluhan SADARI terhadap tingkat
pengetahuan siswi SMAN 2 Pontianak di Kecamatan Pontianak Barat
Tahun 2013. Informasi yang diperoleh responden tentang kesehatan berasal
dari berbagai macam sumber. Pada penelitian ini sebagian besar responden
menyatakan memperoleh informasi tentang kesehatan tersebut berasal dari
internet (30,87%) dan media cetak (23,48%), Sedangkan peranan petugas
kesehatan, guru dan keluarga masih sangat kecil. Kemudahan akses
internet ini dimungkinkan dapat mempengaruhi pengetahuan siswi
terhadap informasi kesehatan khususnya kanker payudara.
Dapat disimpulkan bahwa media massa khususnya media sosial
merupakan salah satu wadah atau tempat yang paling efektif untuk
menyebarkan informasi tentang SADARI yang harus dikemas secara
lengkap, menarik dan juga akura. Hal ini akan memudahkan remaja putri
36

dalam meningkatkan pengetahuan atau wawasan mengenai SADARI,


sehingga remaja putri memiliki pemahaman kuat bahwa SADARI adalah
hal yang penting untuk dilakukan demi terciptanya kesehatan payudara
yang optimal.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan


mengenai gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) sebagai deteksi dini kanker payudara pada
remaja putri di SMAN 6 Kota Cimahi Tahun 2017, dapat disimpulkan
bahwa:

1. Presentase pengetahuan remaja putri tentang SADARI pada kategori


cukup yaitu 71,6% atau sebanyak 63 orang.
2. Presentase sikap remaja putri terhadap SADARI pada kategori negatif
yaitu 52,3% atau sebanyak 46 orang.
3. Presentase perilaku remaja putri terhadap SADARI pada kategori
negatif yaitu 64,8% atau sebanyak 57 orang.

B. Saran

Adapun saran yang dapat peneliti berikan dari hasil penelitian ini
diantaranya:

1. Bagi Remaja

Remaja putri khususnya siswi SMAN 6 Kota Cimahi dapat


meningkatkan pengetahuan khususnya tentang SADARI dari berbagai
media, salah satunya yaitu media sosial yang sekarang sudah menjadi
sumber informasi publik paling cepat, lengkap. Tetapi disamping itu
juga remaja putri harus bisa menemukan sumber yang terpercaya dan
akurat. Sehingga diharapkan remaja putri mampu memiliki sikap yang

37
38

baik dalam menerapkan perilaku SADARI dalam rangka deteksi dini


kanker payudara.

2. Bagi SMAN 6 Kota Cimahi

SMAN 6 Kota Cimahi diharapkan dapat bekerjasama dengan


Puskesmas terdekat dan Dinas Kesehatan untuk memberikan
penyuluhan rutin dan mengadakan evaluasi persemester mengenai
SADARI kepada seluruh siswi SMAN 6 Kota Cimahi.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan


penelitian tentang faktor-faktor lain yang berhubungan mengenai
SADARI.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. (2013). Hubungan pengetahuan tentang kanker payudara dengan cara


periksa payudara sendiri (SADARI). Universitas Sam Ratulangi Manado,
1(1),1.
Angriani. (2011). Dasar-dasar anatomi dan fisiologi. Jakarta : Salemba Medika.

Arikunto. (2013). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta : Rineka


Cipta.

Ardiani. (2015). Kanker Payudara Menyerang Remaja. Jakarta : Rineka Cipta.

Azwar. (2015). Sikap Manusia Edisi ke-2. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga, (2013), Genre Terpadu, Depok.

Deviana. (2011). Tingkat pengetahuan SADARI pada remaja putri berdasarkan tingkat
pendidikan di SMAN 5 Manado. Universitas Sam Ratulangi Manado, 1(1),1.

Fathiani. (2016). Gambaran pengetahuan remaja putri tentang SADARI. Universitas


Islam Lamongan, 1(1),1.

Handayani. (2008). Hubungan pengetahuan sadari dengan minat deteksi dini kanker
payudara pada remaja puteri kelas XI di SMAN 1 Klaten. Stikes
Muhammadiyah Klaten, 1(1),1.

Handayani. (2010). Pengetahuan remaja putri tentang cara melakukan SADARI.


Universitas Diponegoro, 1(1),1.
Handayani. (2010). Hubungan penyuluhan kesehatan terhadap pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI) pada remaja putri. Universitas Brawijaya, 1(1),1.

Handayani. (2012) Faktor Resiko Kanker. Jakarta: Kawan Pustaka


Hidayat. (2013). Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data. Jakarta :
Salemba Medika
Kamus. Kesehatan. (2014). Payudara. Tersedia
http://kamuskesehatan.com/arti/payudara/ , 26 September 2016.
Kumalasari & Adhyantoro. (2012). Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Salemba Medika.

39
Kusmiran. (2012). Kesehatan reproduksi remaja dan wanita. Jakarta : Salemba
Medika.

Lily. (2008) . Hati-hati Remaja Rentan Terkena Kanker Payudara. Jakarta : Kawan Pustaka

Mardiana. (2010). Kanker pada wanita. Depok : Penebar Swadaya

Nisman. (2011). Stop Kanker Payudara Sedari Remaja. Yogyakarta : Citra Media
Pustaka
Notoatmodjo. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo. (2013). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka


Cipta.

Notoatmodjo. (2011). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Penderita kanker payudara termuda oleh Foxnews, 2010 , tersedia


http://health.kompas.com, 23 September 2016.
Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, (2015), Situasi Penyakit Kanker, Jakarta.

Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, (2014), Stop kanker, Jakarta.

Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, (2010), Penyakit kanker, Jakarta.

Putri. (2011). Hubungan pengetahuan dan perilaku pada remaja putri tentang
SADARI. Universitas Andalas Padang,1(1),1.
Rekapan data dan informasi Yayasan Kanker Indonesia, (2015), Cimahi.

Riyanto. (2014). Kapita selekta kuesioner,pengetahuan dan sikap dalam penelitian


kesehatan. Jakarta : Salemba Medika
Saputra. (2014). Organ system : visual nursing, reproduksi. Tangerang : Binarupa
Aksara.

Saputri. (2012). Tingkat pengetahuan remaja putri tentang SADARI di MAN 1


Surakarta. Stikes Aisyiyah Surakarta, 1(2),1.

Suastina. (2013). Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan siswi


tentang SADARI. Universitas Sam Ratulangi Manado, 1(1),1.

40
Permatasari. (2013). Efektivitas penyuluhan SADARI terhadap tingkat pengetahuan
siswi SMAN 2 Pontianak. AKBID Aisyiyah Pontianak, 1(1),1.

41
Lampiran

Informed Concent

Dengan hormat,
Saya mahasiswa Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi,
Nama : Natasha Fajria Rahmah
NPM : 311114034
Dalam rangka memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Ahli Madya di
Program Studi Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi, saya bermaksud
mengadakan penelitian untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah (KTI) dengan judul :
“Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara pada Remaja Putri di SMAN 6 Kota Cimahi
Tahun 2017”.

Agar terlaksananya penelitian ini saya meminta kesediaan adik untuk menjadi
responden dalam penelitian ini. Untuk itu, saya mohon kerjasamanya dengan
memberikan informasi dengan cara menjawab setiap butir pertanyaan yang saya ajukan
sesuai dengan pemahaman dan pilihan adik. Dalam penelitian ini tidak dilakukan
tindakan apapun pada adik dan saya akan menjaga kerahasiaan jawaban yanga dik
berikan. Hasil penelitian ini hanya akan digunakan untuk kepentingan pendidikan serta
perkembangan ilmu pengetahuan.

Atas bantuan dan kerjasamanya, saya ucapkan banyak terima kasih.

Cimahi, Februari 2017


Hormat Saya,

Natasha Fajria Rahmah


Lampiran

Informed Concent

Dengan hormat,
Saya mahasiswa Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi,
Nama : Natasha Fajria Rahmah
NPM : 311114034
Dalam rangka memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Ahli Madya di
Program Studi Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi, saya bermaksud
mengadakan penelitian untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah (KTI) dengan judul :
“Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara pada Remaja Putri di SMAN 6 Kota Cimahi
Tahun 2017”.

Agar terlaksananya penelitian ini saya meminta kesediaan orang tua dari siswi
SMAN 6 Kota Cimahi untuk mengizinkan anak dari bapak/ibu menjadi responden
dalam penelitian ini. Untuk itu, saya mohon kerjasamanya dengan memberikan
beberapa pertanyaan penelitian. Dalam penelitian ini tidak dilakukan tindakan apapun
pada anak bapak/ibu dan saya akan menjaga kerahasiaan jawaban yang mereka berikan.
Hasil penelitian ini hanya akan digunakan untuk kepentingan pendidikan serta
perkembangan ilmu pengetahuan.

Atas bantuan dan kerjasama bapak/ibu, saya ucapkan banyak terima kasih.

Cimahi, Februari 2017


Hormat Saya,

Natasha Fajria Rahmah


Lampiran

PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,


Nama :
Kelas :
Setelah mendapatkan pemberitahuan yang cukup jelas, dengan ini menyatakan
BERSEDIA untuk menjadi subjek dan/atau responden penelitian mengenai “Gambaran
pengetahuan, sikap dan perilaku pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebagai
deteksi dini kanker payudara pada remaja putri di SMAN 6 Kota Cimahi Tahun 2017”.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan tanpa ada
unsur paksaan dari pihak manapun.

Cimahi, Februari 2017

Responden

( )
Lampiran

Kisi-kisi Kuesioner Pengetahuan

Dimensi Indikator Jumlah soal No. Pertanyaan


Payudara 1. Pengertian 2 1,2
2. Fungsi 3 3,4,5
Kanker 1. Penyebab 2 6,7
Payudara 2. Gejala 3 8,9,10,24
3. Pencegahan 2 11,12
SADARI 1. Pengertian 2 13,14,
2. Manfaat 3 15,16,17
3. Cara 6 1819,20,21,22,23

Kisi-kisi Kuesioner Sikap

Dimensi Indikator Jumlah soal No. Pertanyaan


Payudara 1. Perawatan 3 1,2,4,5
Kanker 1. Gejala 2 3,8
Payudara 2. Faktor resiko 3 6,7,14
3. Pecegahan 2 9,10
SADARI 1. Pengertian 1 16
2. Manfaat 2 12,20
3. Cara 6 11,13,15,17,18,19

Kisi-kisi Kuesioner perilaku

Dimensi Indikator Jumlah soal No. Pertanyaan

Kanker 1. Gejala 3 1,2,3


Payudara 2. Pencegahan 3 4,5,6

SADARI 1. Cara 4 7,8,9,10


Kunci Jawaban

A. Pengetahuan
1. A 14. C
2. C 15. A
3. A 16. C
4. C 17. C
5. B 18. C
6. B 19. B
7. B 20. A
8. A 21. A
9. A 22. B
10. C 23. A
11. B 24. B
12. A
13. A
B. Sikap
Pernyataan Positif Negatif
Sangat setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

1. + 11. -
2. + 12. +
3. + 13. -
4. - 14. +
5. - 15. +
6. + 16. -
7. - 17. -
8. + 18. -
9. + 19. -
10. - 20. +
C. Perilaku
Pernyataan Positif Negatif
Selalu (S) 4 1
Sering (Sr) 3 2
Jarang (J) 2 3
Tidak pernah (TP) 1 4

1. -
2. -
3. -
4. +
5. +
6. -
7. +
8. +
9. +
10. -
Lampiran
RAHASIA

Kuesioner

No. Responden :

Usia :

Kelas :

Petunjuk:

1. Mohon kesediaan anda untuk menjawab semua pertanyaan yang ada.


Jawaban kuesioner ini hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian.
2. Responden tidak perlu mengisikan data nama dan alamat pada kuesioner ini.
3. Kerahasiaan jawaban responden akan dijaga oleh peneliti.
4. Berikan jawaban yang anda pilih sesuai dengan petunjuk pengisian.

A. Pengetahuan
Isilah pertanyaan di bawah ini dengan menggunakan tanda silang (X) pada
jawaban yang benar. Jika salah dalam mengisi jawaban berilah tanda sama
dengan (=) pada jawaban yang salah.

1. Apa yang dimaksud dengan payudara?


a. Sebuah kelenjar di dinding dada
b. Salah satu bagian dari organ tubuh wanita
c. Kumpulan sel yang menjadi jaringan
2. Apa pengertian payudara?
a. Salah satu bagian organ tubuh wanita
b. Kumpulan sel yang menjadi jaringan
c. Sebuah kelenjar di dinding dada
3. Salah satu fungsi payudara dibawah ini adalah?
a. Untuk memproduksi ASI
b. Sebagai ciri perempuan dewasa
c. Salah satu ciri seks sekunder
4. Bila payudara seorang wanita terkena suatu penyakit, maka fungsinya?
a. Tidak akan terganggu
b. Semakin baik
c. Akan terganggu
5. Fungsi payudara menurut anda adalah..
a. Sebagai seimbol kewanitaan
b. Untuk memberikan ASI pada bayi dan balita
c. Untuk penampilan seorang wanita
6. Apa penyebab terjadinya kanker payudara?
a. Bakteri
b. Radiasi
c. Virus
7. Salah satu penyebab kanker payudara, kecuali :
a. Merokok aktif
b. Bakteri
c. Riwayat keluarga
8. Apa tanda dan gejala kanker payudara pada stadium awal?
a. Terdapat benjolan pada payudara
b. Payudara kencang
c. Puting tidak menonjol
9. Apa tanda dan gejala kanker payudara pada stadium akhir?
a. Rasa sakit pada payudara
b. Payudara kencang
c. Puting kemerahan
10. Berikut tanda dan gejala kanker payudara, kecuali:
a. Adanya benjolan pada payudara
b. Rasa sakit pada payudara
c. Tidak adanya benjolan pada payudara
11. Bagaimana upaya pencegahan terhadap kanker payudara?
a. Meminum obat anti kanker
b. Melakukan deteksi dini
c. Melakukan pijat dan urut secara teratur
12. Alat canggih untuk mendeteksi adanya kanker payudara adalah?
a. Mammografi
b. Rontgen
c. Citiscan
13. Bagaimana cara mengetahui adanya benjolan pada payudara?
a. Meraba payudara
b. Menutup payudara
c. Melihat puting payudara
14. Berikut cara untuk mengetahui adanya benjolan pada payudara, kecuali:
a. Pemeriksaan payudara sendiri
b. SADARI
c. a dan b salah.
15. Apa manfaat dari melakukan SADARI?
a. Dapat mengetahui apakah ada benjolan pada payudara sejak dini
b. Dapat menghilangkan gejala kanker payudara
c. Dapat mengobati kanker payudara
16. Salah satu manfaat dari melakukan SADARI, kecuali:
a. Dapat mengetahui apakah ada benjolan pada payudara sejak dini
b. Dapat mengecek adanya perubahan pada payudara
c. a dan b salah
17. Mengapa kanker payudara harus diketahui sejak dini?
a. Agar tidak menular pada orang lain
b. Agar tidak menimbulkan rasa sakit
c. Agar peluang sembuh lebih besar
18. Kapan saja waktu yang tepat untuk melakukan SADARI?
a. Setiap hari
b. Satu minggu sekali
c. Satu bulan sekali
19. Kapan sebaiknya perempuan di atas 40 tahun melakukan pemeriksaan
payudara oleh tenaga kesehatan?
a. Satu bulan sekali
b. Satu tahun sekali
c. Tiga tahun sekali
20. Posisi yang tidak dianjurkan saat SADARI, ialah?
a. Bersandar
b. Berbaring
c. Berdiri
21. Bagaimana cara melakukan SADARI dalam posisi berdiri?
a. Mengangkat sebalah tangan dan tangan lainnya meraba
b. Mengangkat kedua tangan dan memperhatikan seluruh bagian
payudara
c. Memijat-mijat payudara satu persatu dengan kedua tangan
22. Alat apa yang dapat membantu melakukan SADARI dengan posisi berdiri?
a. Alat pijat
b. Cermin
c. Vacumm Payudara
23. Bagaimana cara melakukan perabaan?
a. Dengan gerakan menekan
b. Dengan gerakan menggelitik
c. Dengan gerakan mengurut
24. Perubahan apa saja yang harus diperhatikan saat melakukan SADARI?
a. Ukuran dan bentuk puting payudara
b. Ukuran, bentuk dan warna kulit payudara
c. Ukuran, bentuk dan warna kulit puting payudara
B. Sikap
Berilah tanda checklist (˅) pada kolom jawaban yang tersedia sesuai dengan
pilihan anda.
SS = Sangat Setuju S = Setuju
TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

No. Pernyataan SS S TS STS


1. Perawatan payudara penting dilakukan
2. Saya selalu merawat payudara
3. Saya yang paling tahu dan dapat
merasakan perubahan yang terjadi
pada payudara sendiri
4. Saya tidak merawat payudara dengan
rutin
5. Saya tidak peduli dengan kesehatan
payudara
6. Saya menjaga tubuh dari paparan
radiasi agar terhindar dari risiko kanker
payudara
7. Kanker payudara hanya dapat terjadi
setelah usia di atas 60 tahun
8. Saya dapat merasakan jika ada
sesuatu yang tidak biasa di payudara
9. Saya biasa ke petugas kesehatan
untuk pemeriksaan payudara
10. Saya tidak menjaga tubuh dari
paparan radiasi agar terhindar dari
risiko kanker payudara
11. Pemeriksaan payudara tidak boleh
dilakukan sendiri, tetapi harus
dilakukan oleh petugas kesehatan saja
12. Deteksi dini kanker payudara sangat
penting untuk mendeteksi adanya
benjolan pada payudara
13. Benjolan hanya dapat dilihat
menggunakan alat-alat canggih
14. Saya menanyakan kepada keluarga,
apakah memiliki riwayat penyakit
kanker secara keturunan
15. Sadari sebagai pemeriksaan payudara
apakah terdapat benjolan pada
payudara atau tidak
16. Sadari merupakan perabaan pada
payudara sendiri
17. Sadari dilakukan dengan bantuan
orang terdekat
18. Sadari dilakukan dengan cara yang
sulit
19. Sadari bisa dilakukan kapan saja
20. Sadari merupakan deteksi dini kanker
payudara yg tidak memerlukan biaya
C. Perilaku
Petunjuk pengisian kuesioner:
a. Bacalah setiap pertanyaan dengan teliti.
b. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda ceklis (v)
pada jawaban yang dianggap paling benar.
c. Keterangan :
S (Selalu), Sr Sering, J (Jarang), TP (Tidak Pernah)

NO Pernyataan S Sr J TP
1. Mengabaikan bila ada rasa nyeri
di bagian payudara
2. Saya mengabaikan benjolan pada
daerah ketiak
3. Mengabaikan bila ada cairan
yang keluar dari puting payudara
4. Bila menemukan benjolan pada
payudara, saya memeriksakan
diri ke dokter
5. Pergi ke pelayanan kesehatan
untuk melakukan deteksi dini bila
ada perubahan pada payudara
(Warna, ukuran, rasa nyeri,
adanya cairan yang keluar)
6. Tidak melakukan sadari untuk
deteksi dini kanker payudara
7. Diajarkan teknik sadari oleh
teman atau tenaga kesehatan
8. Melakukan pemeriksaan
payudara selama satu bulan
sekali
9. Saya melakukan sadari saat
payudara sudah tidak mengeras
dan nyeri
10. Saya hanya mengamati payudara
di depan cermin tidak dengan
posisi lengan lurus keatas
Lampiran

Statistics
kategori pengetahuan

N Valid 88

Missing 0
Mean 1,90
Median 2,00
Std. Deviation ,526
Minimum 1
Maximum 3

kategori pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid kurang 17 19,3 19,3 19,3

cukup 63 71,6 71,6 90,9

baik 8 9,1 9,1 100,0

Total 88 100,0 100,0

Statistics
kategori sikap

N Valid 88

Missing 0
Mean 1,52
Median 2,00
Std. Deviation ,502
Minimum 1
Maximum 2
kategori sikap

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid positif 42 47,7 47,7 47,7

negatif 46 52,3 52,3 100,0

Total 88 100,0 100,0

Statistics
kategori prilaku

N Valid 88

Missing 0
Mean 1,65
Median 2,00
Std. Deviation ,480
Minimum 1
Maximum 2

kategori prilaku

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid positif 31 35,2 35,2 35,2

negatif 57 64,8 64,8 100,0

Total 88 100,0 100,0


Lampiran

Dokumentasi
Lampiran
Daftar Riwayat Hidup

DATA PRIBADI
Nama : Natasha Fajria Rahmah
Nama Panggilan : Caca
Tempat Tanggal Lahir : Cimahi, 10 Januari 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Jumlah Saudara Kandung : 3 Orang
Golongan Darah :B
Alamat : Jln. Permata Nomor 5H RT 05/05 Sangkuriang,
Cimahi.

DATA ORANG TUA


Nama Ayah : Abdul Mahfuri Ir
Nama Ibu : Yun Susilowati Ramdhani

RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun 2009 : Tamat MI Asih Putera Cimahi
Tahun 2012 : MTS Asih Putera Cimahi
Tahun 2014 : SMA Negeri 2 Cimahi
Tahun 2017 : Melanjutkan Kuliah (D-3) Kebidanan di Stikes
Jenderal Achmad Yani Cimahi

Anda mungkin juga menyukai