Anda di halaman 1dari 64

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN SELF CARE DAN DUKUNGAN KELUARGA


DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN GAGAL
JANTUNG KONGESTIF DI RSD DR. H.
SOEMARNO SOSROATMODJO

Nancy Silviana Sampelan


NIM. P07220221200

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
KEPERAWATAN
TAHUN 2022
ii

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN SELF CARE DAN DUKUNGAN KELUARGA


DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN GAGAL
JANTUNG KONGESTIF DI RSD DR. H.
SOEMARNO SOSROATMODJO

Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar


Sarjana Terapan Keperawatan (S.Tr. Kep.)

Disusun Oleh :
Nancy Silviana Sampelan
NIM. P07220221200

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
KEPERAWATAN
iii

TAHUN 2022
PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Nancy Silviana Sampelan

NIM : P07220221200

Program Studi : Pendidikan Profesi Ners Sarjana Terapan Keperawatan

Poltekkes Kemenkes Kaltim

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa proposal penelitian yang saya tulis ini

benar merupakan hasil karya saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam

naskah proposal penelitian ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak

terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,

kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber

kutipan dan daftar pustaka. Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah

proposal penelitian ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiat, saya bersedia

menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Samarinda , Agustus 2022

Yang membuat pernyataan,

Materai 10000

Nancy Silviana Sampelan


P07220221200
iv

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN SELF CARE DAN DUKUNGAN KELUARGA


DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN GAGAL
JANTUNG KONGESTIF DI RSD DR. H.
SOEMARNO SOSROATMODJO

Disusun dan diajukan oleh:

Nancy Silviana Sampelan


NIM. P07220221200

Telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan

Samarinda , Agustus 2022

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Ns. Wiyadi, S. Kep., M. Sc. Ns. Hesti Prawita Widiastuti, SST., M. Kes.
NIDN. 4015036802 NIDN. 4011088501

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Ners


Poltekkes Kemenkes Kaltim

Ns. Parellangi, S. Kep., M. Kep., MH.


NIP. 197512152002121004
v

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN SELF CARE DAN DUKUNGAN KELUARGA


DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN GAGAL
JANTUNG KONGESTIF DI RSD DR. H.
SOEMARNO SOSROATMODJO

Disusun dan diajukan oleh:

Nancy Silviana Sampelan


NIM. P07220221200

Telah dipertahankan dalam sidang ujian proposal penelitian


pada tanggal 15 Agustus 2022
dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Menyetujui,

Dewan Penguji

Ketua Penguji Anggota Penguji I Anggota Penguji II

Dr.M. H.Supriadi B, S. Kp., M.Kep. Ns. Wiyadi, S. Kep., M. Sc. Ns. Hesti Prawita W, SST., M. Kes.
NIDN. 4005016903 NIDN.4015036802 NIDN. 4011088501

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Ners


Poltekkes Kemenkes Kaltim

Ns. Parellangi, S. Kep., M. Kep., MH.


NIP. 197512152002121004
vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,

atas segala rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul

“Hubungan Antara Self Care dan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup pada

Pasien Gagal Jantung Kongestif di RSD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo ”.

Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini dapat diselesaikan karena

adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan

ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih serta penghargaan yang sebesar-

besarnya kepada yang terhormat:

1. Dr.M. H. Supriadi B., S. Kp., M. Kep. selaku Direktur Poltekkes Kemenkes

Kaltim dan sebagai Ketua Penguji pada seminar Proposal ini.

2. dr. H. Suryatan, M. Sc., Sp. S. selaku Direktur RSD Dr. H. Soemarno

Sostroatmodjo Tanjung Selor,

3. Hj. Umi Kalsum, M. Kes. selaku Ketua Jurusan Keperawatan,

4. Ns. Parellangi, S. Kep., M. Kep., MH. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Profesi Ners,

5. Ns. Wiyadi, S. Kep., M. Sc. selaku Pembimbing Utama,

6. Ns. Hesti Prawita Widiastuti, SST., M. Kes. selaku Pembimbing Pendamping,

7. Keluarga tercinta yang tidak Lelah mendoakan dan memberikan dukungan

8. Teman-teman Lanjut Jenjang Sarjana Terapan Keperawatan Kelas Bulungan

Poltekkes Kemenkes Kaltim yang saling mendukung dan membantu

9. Semua pihak yang mendukung dan namanya tidak bisa disebutkan satu-satu.
vii

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga proposal penelitian ini

membawa manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Samarinda , 2022

Penulis
viii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN......................................................................................iii
KATA PENGANTAR..................................................................................................vi
DAFTAR ISI...............................................................................................................viii
DAFTAR TABEL..........................................................................................................x
DAFTAR BAGAN........................................................................................................xi
LAMPIRAN.................................................................................................................xii
BAB I
PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................5
C. Tujuan..................................................................................................................5
D. Manfaat Penelitian...............................................................................................6
E. Keaslian Penelitian..............................................................................................7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................11
A. Tinjauan Umum tentang Gagal Jantung Kongestif...........................................11
B. Tinjauan Umum tentang Dukungan Keluarga...................................................11
C. Tinjauan Umum tentang Self Care....................................................................14
D. Tinjauan Umum tentang Kualitas Hidup...........................................................20
E. Kerangka Teori..................................................................................................23
F. Kerangka Konsep..............................................................................................24
G. Hipotesis............................................................................................................25
BAB III
METODE PENELITIAN...........................................................................................26
A. Jenis dan Desain Penelitian...............................................................................26
B. Populasi dan Sampel.........................................................................................26
C. Waktu dan Tempat Penelitian...........................................................................28
D. Definisi Operasional..........................................................................................28
E. Instrument Penelitian.........................................................................................29
F. Teknik Pengumpulan Data................................................................................33
G. Analisa Data......................................................................................................35
H. Etika Penelitian..................................................................................................37
I. Alur Penelitian...................................................................................................39
ix

J. Jadwal Penelitian...............................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................41
LAMPIRAN.................................................................................................................43
x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1 : Keaslian Penelitian………………………………………… 7


Tabel 3.1 : Definisi Operasional……………………………………….. 34

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman
xi

Bagan 2.1 : Kerangka Teori…………………………………………….. 29


Bagan 2.2 : Kerangka Konsep…………………………………………... 30
Bagan 3.1 : Alur Penelitian……………………………………………... 45

LAMPIRAN
xii

Lampiran

Lampiran 1 : Surat Permintaan Menjadi Responden


Lampiran 2 : Surat Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 4 : Surat Studi Pendahuluan
Lampiran 5 : Kartu Bimbingan
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Epidemiologi gagal jantung (Hearth Failure) telah menjadi topik yang

menarik sejak ditetapkan sebagai epidemi baru pada tahun 1997. Penetapan ini

didasarkan pada pengamatan peningkatan eksponensial dalam rawat inap gagal

jantung dan menghasilkan hipotesis provokatif yang diperiksa dalam beberapa

penyelidikan epidemiologi (American Heart Association (AHA, 2021)). Masalah

gagal jantung di seluruh dunia menurut data WFH (World Heart Federation) pada

tahun 2019, diperkirakan ada sekitar 26 juta kasus gagal jantung di seluruh dunia.

Ini tidak menjelaskan kasus gagal jantung yang tidak terdiagnosis atau salah

didiagnosis dan, oleh karena itu, perkiraan yang benar dari gagal jantung beban

global masih belum jelas. Kematian tingkat untuk pasien gagal jantung tetap tinggi

dengan 17% hingga 45% kematian terjadi dalam 1 tahun diagnosis dengan

sebagian besar kematian terjadi dalam 5 tahun setelah masuk. (World Heart

Federation (WHF, 2019)).

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018 melaporkan bahwa,

prevelensi jumlah penyakit gagal jantung di Indonesia berdasarkan diagnosis

dokter diperkirakan sebesar 1,5% atau diperkirakan sekitar 29.550 orang. Paling

banyak terdapat di provinsi kalimantan Utara yaitu 29.340 orang atau sekitar 2,2%

sedangkan yang paling sedikit penderitanya adalah pada provinsi Maluku Utara

yaitu sebanyak 144 orang atau sekitar 0,3%. Estimasi jumlah penderita penyakit

gagal jantung berdasarkan diagnosis atau gejala, terbanyak terdapat di provinsi

Jawa Barat sebanyak 96.487 orang atau sekitar (0,3%) sedangkan yang paling

1
2

sedikit adalah 945 orang atau (0,15) yaitu di provinsi kepulauan Bangka Belitung.

Sedangkan untuk provinsi di Kalimantan Timur. Berdasarkan diagnosis dokter

prevalensi penyakit gagal jantung adalah sekitar 1,9% atau 29.550 orang

(RISKESDAS, 2018).

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RSD dr. H. Soemarno

Sosroatmodjo didapatkan, jumlah rawat jalan pasien dengan gagal jantung pada

tahun 2020 sebanyak 2075 pasien dengan urutan 1 dari 20 besar penyakit, dan pada

rawat inap sebanyak 116 pasien dengan urutan 11 dari 20 besar penyakit. Pada

tahun 2021 pasien rawat jalan mengalami peningkatan menjadi 2440 pasien dan

rawat inap mengalami penurunan menjadi 86 pasien, sementara pada bulan April

tahun 2022 terdapat 185 pasien pada rawat jalan dan 16 pasien pada rawat inap.

Gagal jantung diklasifikasikan menjadi gagal jantung kronik dan akut,

gagal jantung kiri dan kanan, dan gagal jantung berdasarkan derajatnya. Tanda dan

gejala yang sering terjadi adalah sesak nafas, batuk, mudah lelah, kegelisahan yang

diakibatkan gangguan oksigenasi dan disfungsi ventrikel. Pada pasien gagal

jantung kongestif sering kesulitan mempertahankan oksigenasi sehingga mereka

cenderung sesak nafas. Seperti yang kita ketahui bahwa jantung dan paru-paru

merupakan organ tubuh penting manusia yang sangat berperan dalam pertukaran

oksigen dan karbondioksida dalam darah, sehingga apabila paruparu dan jantung

tersebut mengalami gangguan maka hal tersebut akan berpengaruh dalam proses

pernapasan. Gagal jantung kongestif menyebabkan suplai darah ke paru-paru

menurun dan darah tidak masuk ke jantung. Keadaan ini menyebabkan

penimbunan cairan di paru-paru, sehingga menurunkan pertukaran oksigen dan

karbondioksida (Suratinoyo, I, Rottie, J.V., Massi, 2016).


3

Meskipun terapi dan pencegahan telah mengalami kemajuan yang pesat,

tetapi mortalitas dan mobiditas tetap tinggi dan kualitas hidup penderita masih

rendah (Ayu, 2020). Gejala gagal jantung berupa sesak nafas, bengkak, dan

kelelahan yang berlangsung lama mempengaruhi status fungsional dan kehidupan

yang dijalani pasien setiap hari. Status fungsional yang rendah akan menyebabkan

menurunnya kemampuan self care pasien (Mahanani, 2017).

Rinawati (2013) di dalam penelitiannya mengatakan jika perawatan

mandiri sangat dibutuhkan untuk pasien gagal jantung. Manajemen perawatan diri

itu seperti: manajemen obat, diet, aktifitas fisik, pembatasan cairan dan aktifitas

psikososial, jika manajemen perawatan diri kurang baik maka dapat mempengaruhi

angka kekambuhan gagal jantung (Rasjidi, 2009).

Dukungan keluarga merupakan suatu proses hubungan antar anggota

keluarga. Dukungan keluarga menjadikan keluarga mampu berperan pada berbagai

aspek pengetahuan sehingga akan meningkatkan kesehatan dan adaptasi mereka

dalam kehidupan sehari-hari. Dukungan keluarga dalam pengobatan gagal jantung

dilakukan agar penderita merasa aman, nyaman dalam melakukan aktivitas fisik,

serta meningkatkan harapan hidupnya. Dukungan ini bisa berupa kehadiran yang

mempengaruhi perilaku pasien gagal jantung dan memberikan respon emosional

yang positif. Keluarga memiliki peran bersifat mendukung selama masa

penyembuhan dan pemulihan pasien. Apabila dukungan tersebut tidak ada,

keberhasilan penyembuhan dan pemulihan akan berkurang (Roby Aji Permana,

Yuni Sufuanti, 2021).

Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Dionne Kessing et al. (2017) yang

berjudul Self-care and health related quality of life in chronic heart failure: A
4

longitudinal analysis menunjukan bahwa efek perawatan diri ditemukan untuk

Kualitas hidup terkait kesehatan yang lebih baik dari waktu ke waktu (Kessing et

al., 2017). Hubungan antara perawatan diri dan kualitas hidup terkait kesehatan

adalah sepenuhnya dikaitkan dengan kualitas hidup terkait kesehatan yang buruk,

tetapi hanya sebagian yang menjelaskan hubungan antara perawatan diri dan

HRQOL emosional. Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Gertrudis Tutpai et

al. (2021) menunjukan bahwa ada hubungan antara pengendalian dukungan

keluarga tekanan darah di fasilitas kesehatan. Analisis data menggunakan Chi

Square uji pada = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar

responden memiliki penilaian yang baik dukungan keluarga (56%). Untuk

kepatuhan kontrol ke fasilitas kesehatan, sebagian besar responden dipilih ‘Tidak

Sesuai’ (40%). Analisis Chi Square menunjukkan nilai p = 0,024 dengan

signifikansi 0,05 < 0,05 ada hubungan antara pengendalian tekanan darah dengan

dukungan keluarga di fasilitas kesehatan (Tutpai et al., 2021).

Hasil kunjungan awal yang dilakukan peneliti di RSD dr. H. Soemarno

Sosroatmodjo Tanjung Selor, telah melaksanakan wawancara singkat yang

dilakukan oleh peneliti terhadap 5 orang dengan penderita gagal jantung kongestif

di rumah sakit tersebut. Tiga dari lima responden mengatakan bahwa kualitas

hidup terasa biasa-biasa saja dan empat responden merasa biasa saja terhadap

kesehatan, satu responden lainnya menyatakan tidak puas terhadap kesehatan

dirinya. Hampir semua responden masih tidak mengenali gejala gagal jantung dan

tidak mengatur pola makan yang sehat sesuai diit yang telah dianjurkan, responden

merasa terganggu saat beraktivitas bahkan sampai sulit untuk berkonsentrasi,

terkadang merasa dirinya kesepian, putus asa dan cemas hingga depresi. Hal
5

tersebut menunjukan bahwa rendahnya self care, kondisi fisik dan psikis dari

responden tersebut kurang baik sehingga dapat mempengaruhi kualitas hidupnya.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian

dengan judul, “Hubungan Antara Self Care dan Dukungan Keluarga dengan

Kualitas Hidup pada Pasien Gagal Jantung Kongestif di RSD dr. H. Soemarno

Sosroatmodjo .”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah apakah ada hubungan self care dan dukungan keluarga dengan

kualitas hidup pada pasien gagal jantung di RSD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo .

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan self care dan dukungan keluarga dengan kualitas hidup

pada pasien gagal jantung di RSD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo .

1. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi gambaran karakteristik responden yang meliputi jenis

kelamin, usia, suku, pendidikan dan pekerjaan pasien gagal jantung

kongestif di RSD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo .

b. Mengidentifikasi gambaran karakteristik self care pada orang dengan

gagal jantung kongestif di RSD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo .


6

c. Mengidentifikasi gambaran karakteristik dukungan keluarga pada

pasien dengan gagal jantung kongestif di RSD dr. H. Soemarno

Sosroatmodjo .

d. Mengidentifikasi gambaran karakteristik kualitas hidup pasien dengan

gagal jantung kongestif di RSD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo .

e. Menganalisis hubungan self care dan dukungan keluarga dengan

kualitas hidup pada pasien gagal jantung di RSD dr. H. Soemarno

Sosroatmodjo

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan dan

sebagai bahan perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dibidang ilmu

keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pasien dengan gagal

jantung kongestif.

1. Praktis

a. Bagi Rumah Sakit

Memberikan sumbang saran atau acuan bagi Rumah Sakit dalam

pengambilan kebijakan pengembangan program.

b. Bagi Peneliti

Memberikan pengetahuan bagi peneliti dalam mengetahui hubungan

self care dan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pada pasien

dengan gagal jantung kongestif.

c. Bagi Profesi Perawat


7

Penelitian ini dapat menjadi evaluasi bagi perawat dalam memberikan

asuhan keperawatan terhadap keluarga yang memiliki anggota orang

dengan gagal jantung.

E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Judul Metode Hasil Perbedaan


1 Ida Ayu Agung Hubungan Self Desain penelitian adalah Dapat Rancangan
Laksmi, Made Ani Care Dengan deskriptif korelasional disimpulkan penelitian, tempat,
Suprapta, Ni Kualitas Hidup dengan menggunakan bahwa self care dan tahun
Wayan Surinten Pasien Gagal pendekatan cross memiliki korelasi penelitian
Jantung di RSD sectional. Penelitian ini signifikan
Jurnal Ilmiah Ilmu Mangusada dilakukan pada Januari- terhadap kualitas
Kesehatan Februari 2019. Total hidup pasien
responden yang gagal jantung di
Volume .8, No.1, berpartisipasi adalah 61 Rumah Sakit
Tahun 2020 responden dan diambil Daerah
menggunakan teknik Mangusada.
purposive sampling.
Instrumen yang
digunakan adalah
kuisioner perawatan diri
indeks jantung (SCHFI)
dan kuisioner hidup
minnesota (MLHFQ).
2 Andreas Leonardo Hubungan Self Penelitian ini bersifat Analisa bivariat Rancangan
Timoteus Care Dengan analitik dengan desain dengan chi penelitian, tempat,
Simanjuntak, Ali Kualitas Hidup penelitian studi potong square dan tahun
Nafiah Nasution Pasien Gagal lintang. Populasi menunjukkan penelitian
Jantung di pada penelitian ini adalah bahwa
Jurnal Medika RSUP Haji pasien jantung di poli terdapat self care,
Udayana Adam Malik rawat jalan Pusat Jantung umur, tingkat
Terpadu pendidikan, dan
Volume 10, No. 9 RSUP Haji Adam Malik. penghasilan
Tahun 2021 Sampel penelitian ini keluarga
diambil dengan memiliki
menggunakan metode hubungan yang
consecutive sampling. bermakna dengan
kualitas hidup
pasien gagal
jantung (p<0,05),
sedangkan jenis
kelamin tidak
terdapat
hubungan dengan
8

No. Peneliti Judul Metode Hasil Perbedaan


kualitas hidup
pasien gagal
jantung (p>0,05).
3 Dionne Kessing, Self-care and Secara total, 459 pasien Efek perawatan Rancangan
Johan Denollet, Jos health related (usia rata-rata = diri ditemukan penelitian, tempat,
Widders- hoven quality of life in 66,1±10,5 tahun, 73% untuk Kualitas dan tahun
and Nina Kupper chronic heart laki-laki) dengan gagal hidup terkait
penelitian
failure: A jantung kronis kesehatan yang
European Journal longitudinal menyelesaikan kuesioner lebih baik dari
of Cardiovascular analysis di waktu ke waktu.
Nursing baseline dan pada 6, 12 Asosiasi antara
dan 18 bulan masa tindak perawatan diri
Volume 16(7) 605- lanjut. Perawatan diri dan dan Kualitas
613, Tahun 2017 HRQOL spesifik HF hidup terkait
diukur dengan European kesehatan adalah
Skala Perilaku Perawatan sepenuhnya
Diri Gagal Jantung dan dikaitkan dengan
Kuesioner Minnesota Kualitas hidup
Living with Heart terkait kesehatan
Failure. yang buruk,
tetapi hanya
sebagian yang
menjelaskan
hubungan antara
perawatan diri
dan HRQOL
emosional.
4 Gertrudis Tutpai, Family Support Penelitian ini merupakan Ada hubungan Variabel
Ermeisi Er Unja, for Controlling penelitian kuantitatif antara independen dan
and Florentina Blood Pressure dengan desain cross pengendalian dependen,
Nura of Elderly sectional yang dukungan
rancangan
Patients in menggunakan lembar keluarga
IVCN The 4th Health dokumentasi dan angket tekanan darah di penelitian, tempat,
International Facilities tentang dukungan fasilitas dan tahun
Virtual Conference During keluarga. Terpilih melalui kesehatan. penelitian
on Nursing the Covid-19 purposive sampling, 50
Pandemic in orang dari keluarga
Tahun 2021 Banjarmasin dengan hipertensi
dimasukkan dalam
pelajaran ini. Periode
penelitian Mei sampai
Juli 2020. Analisis data
menggunakan Chi
Square.

5 M. Isra. K. Hi. Hubungan Metode penelitian yang Penelitian ini Variabel


Bisnu, Billy J. Dukungan digunakan yaitu menunjukkan ada independen,
Kepel Mulyadi Keluarga deskriptif analitik dengan hubungan rancangan
Dengan Derajat rancangan cross sectional. dukungan
penelitian, tempat,
e-Journal Hipertensi Pada keluarga
Keperawatan (e- Pasien dengan derajat dan tahun
9

No. Peneliti Judul Metode Hasil Perbedaan


KP) Hipertensi Pada hipertensi. penelitian
Pasien
Volume 5, Nomor Hipertensi di
1, Tahun 2017 Puskesmas
Ranomuut Kota
Manado
6 Eni Nuraeni, Alpan Dukungan Desain penelitian Sebagian Variabel
Habibi, Muhamad Keluarga deskriptif korelatif besar responden independen,
Lutpi Baejuri dengan Kualitas dengan berusia 60-74 rancangan
Hidup Lansia menggunakan pendekatan tahun, berjenis penelitian, tempat,
Prosiding Hipertensi di cross sectional study. kelamin
Simposium Puskesmas Variabel yang digunakan perempuan dan dan tahun
Nasional Balaraja dalam penelitian ini berpendidikan penelitian
Multidisiplin adalah variebel bebas SD/Sederajat,
(independent), yaitu Sebagian besar
Volume 2, 2020 dukungan keluarga dan responden
terikat (dependent), yaitu memiliki
kualitas hidup lansia dukungan
dengan hipertensi. keluarga yang
Metode pengambilan baik, Sebagian
sampel yang digunakan besar responden
dalam penelitian ini memiliki kualitas
adalah purposive hidup yang baik,
sampling. Jumlah sampel Adanya
88 responden. hubungan
dukungan
keluarga dengan
kualitas hidup
lansia dengan
hipertensi
10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Gagal Jantung Kongestif

1. Pengertian

Gagal jantung merupakan suatu keadaan patofisiologis adanya kelainan

fungsi jantung yang berakibat jantung gagal mempertahankan darah untuk

memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan. Gagal jantung kongestif adalah

keadaan ketika jantung tidak mampu lagi memompakan darah secukupnya

dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi tubuh untuk keperluan metabolisme

jaringan tubuh pada kondisi tertentu, sedangkan tekanan pengisian ke dalam

kung talam jantung (Aspiani, 2014).

Gagal jantung adalah kumpulan gejala yang kompleks dimana seorang

pasien harus memiliki tampilan berupa: Gejala gagal jantung (nafas pendek

yang tipikal saat istrahat atau saat melakukan aktifitas disertai/tidak kelelahan);

tanda retensi cairan (kongesti paru atau edema pergelangan kaki); adanya bukti

objektif dari gangguan struktur atau fungsi jantung saat istrahat (Roestiyah,

2012).

B. Tinjauan Umum tentang Dukungan Keluarga

1. Definisi Keluarga

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang berasal dari kelompok

keluarga yang sama atau yang berbeda dan saling mengikutsertakandalam

kehidupan yang terus menerus, biasanya bertempat tinggal dalam satu rumah,

mempunyai ikatan emosional dan adanya pembagian tugas antara satu dengan

yang lainnya (Susanto, 2012).


11

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami,

istri, atau istri dan anaknya atau ayah dan anaknya (Riskesdas, 2018).

2. Definisi Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga adalah suatu keadaan yang bermanfaat bagi

individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat, dipercaya, sehingga

seseorang akan tahu bahwa ada orang lain yang memperhatikan, menghargai

dan mencintainya. Dukungan keluarga adalah sebagai suatu proses hubungan

antara keluarga dengan lingkungan sosial. Dukungan keluarga adalah sikap,

tindakan, dan penerimaan keluarga terhadap penderita sakit. Anggota keluarga

memandang bahwa orang bersifat mendukung selalu siap dalam memberi

pertolongan dan bantuan jika di perlukan (Riskesdas, 2018).

3. Jenis Dukukangan Keluarga

Jenis dukungan keluarga, antara lain:

a. Dukungan informasional, keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan

disseminator (penyebar) informasi tentang dunia. Dukungan informasi

terjadi dan diberikan oleh keluarga dalam bentuk nasehat, saran dan diskusi

tentang bagaimana cara mengatasi atau memecahkan masalah yang ada

(Sarafino, E. P., & Timothy, 2011).

b. Dukungan penghargaan/penilaian, keluarga bertindak (keluarga bertindak

sebagai sistem pembimbing umpan balik, membimbing dan memerantai

pemecahan masalah dan merupakan sumber validator identitas anggota

(Friedman, 2010). Dukungan penghargaan terjadi melalui ekspresi

penghargaan yang positif melibatkan pernyataan setuju dan panilaian

positif terhadap ide-ide, perasaan dan performa orang lain yang berbanding
12

positif antara individu dengan orang lain (Sarafino, E. P., & Timothy,

2011).

c. Dukungan instrumental, keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan

praktis dan konkrit. Dukungan instrumental merupakan dukungan yang

diberikan oleh keluarga secara langsung yang meliputi bantuan material

seperti memberikan tempat tinggal, memimnjamkan atau memberikan uang

dan bantuan dalam mengerjakan tugas rumah sehari-hari (Sarafino, E. P., &

Timothy, 2011).

d. Dukungan emosional, berfungsi sebagai pemulihan serta membantu

penguasaan emosional serta meningkatkan moral keluarga (Friedman,

2010). Dukungan emosianal melibatkan ekspresi empati, perhatian,

pemberian semangat, kehangatan pribadi, cinta, atau bantuan emosional.

Dengan semua tingkah laku yang mendorong perasaan nyaman dan

mengarahkan individu untuk percaya bahwa ia dipuji, dihormati, dan

dicintai, dan bahwa orang lain bersedia untuk memberikan perhatian

(Sarafino, E. P., & Timothy, 2011).

4. Ciri Dukungan Keluarga

a. Informatif, yaitu bantuan informasi yang disediakan agar dapat digunakan

oleh seseorang dalam menanggulangi persoalan yang dihadapi, meliputi

pemberian nasehat, pengarahan, ide-ide atau informasi lainnya yang

dibutuhkan dan informasi ini dapat disampaikan kepada orang lain yang

mungkin mengahdapi persoalan yang sama hampir sama.


13

b. Perhatian emosional, setiap orang pasti membutuhkan bantuan afeksi dari

orang lain, dukungan ini berupa dukungan simpatik dan empati, cinta, dan

penghargaan. Dengan demikian, seseorang mengahadapi persoalan merasa

dirinya tidak menanggung beban sendiri tetapi masih ada orang lain yang

memperhatikan, mau mendengar segala keluhannya, bersimpati dan

berempati terhadap persoalan yang dihadapinya, bahkan mau membantu

memecahkan masalah yang dihadapinya.

c. Bantuan instrumental, bantuan bentuk ini bertujuan untuk mempermudah

seseorang dalam melakukan aktivitasnya berkaitan dengan

persoalanpersoalan yang dihadapinya, atau menolong secara langsung

kesulitan yang dihadapi, misalnya dengan menyediakan peralatan lengkap

dan memadai bagi penderita, menyediakan obat-obat yang dibutuhkan dan

lain-lain.

d. Bantuan penilaian, yaitu suatu bentuk penghargaan yang diberikan

seseorang kepada pihak lain berdasarkan kondisi sebenarnya dari penderita.

Penilaian ini bisa positif dan negative yang mana pengaruhnya sangat

berarti bagi seseorang. Berkaitan dengan dukungan social keluarga maka

penilaian yang sangat membantu adalah penilaian yang positif (Riskesdas,

2018)

C. Tinjauan Umum tentang Self Care

1. Definisi Self Care

Menurut Riegel, Lee, Dickson, & Carlson self care pada pasien gagal

jantung didefinisikan sebagai suatu proses pengambilan keputusan secara aktif


14

yang memengaruhi tindakan dalam menjaga stabilitas fisiologis (maintenance),

mengarahkan pengelolaan gejala (management), dan keyakinan terhadap self

care yang dilakukan (confidence). Self care maintenance dilakukan untuk

melihat ketaatan pasien dalam pengobatan dan berperilaku hidup sehat (minum

obat, berolahraga, dan mengikuti diet rendah garam). Self care management

dilakukan untuk melihat tindakan pasien dalam merespon gejala klinis yang

terkait. Self care confidence dilakukan untuk melihat keyakinan pasien dalam

melakukan self care yang dianjurkan.

Sedangkan self care menurut Dorothea Orem merupakan sebuah

praktik kegiatan yang dimulai dan dilakukan oleh orang dewasa, dalam jangka

waktu tertentu, yang dilakukan diri sendiri untuk kepentingan bertahan hidup.

2. Kebutuhan Self Care

Orem mengidentifikasi kebutuhan self care dalam Ernawati (2013)

sebagai berikut:

a. Universal self care requisites, merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan

proses hidup manusia, proses memelihara integritas dari struktur dan fungsi

tubuh manusia selama siklus kehidupan manusia dan dipandang sebagai

faktor faktor yang saling berkaitan satu sama lain. Kebutuhan tersebut

meliputi: mempertahankan pemasukan dan pengeluaran oksigen, air, dan

makanan, keseimbangan istirahat dan aktivitas, pengeluaran melalui proses

eliminasi, menyendiri dan interaksi sosial, pencegahan bahaya terhadap

kehidupan dan kesehatan dan peningkatan fungsi normal sebagai manusia.

Pada pasien diabetes melitus kebutuhan tersebut mengalami perubahan


15

yang dapat diminimalkan dengan melakukan self care antara lain

melakukan olaraga, diet yang sesuai, dan pematauan kadar glukosa darah.

b. Developmental self care requisites, merupakan kebutuhan self care sesuai

dengan tingkat perkembangan dan kematangan seseorang menuju fungsi

yang optimal untuk mencegah terjadinya kondisi yang dapat menghambat

perkembangan dan kematangan serta penyesuaian diri dengan

perkembangangan tersebut.

c. Health deviation self care requisites akibat dari sakit injuri, atau penyakit

atau penanganannya. Hal ini meliputi kegiatan – kegiatan seperti pencarian

bantuan asuhan kesehatan, menyadari dampak dari patologi penyakit,

memilih prosedur diagnostik, terapi, rehabilitatif yang tepat dan efektif,

memahami dan menyadari dampak tidak nyaman dari program pengobatan,

memodifikasi konsep diri untuk dapat menerima status kesehatannya,

belajar hidup dengan keterbatasan sebagai dampak kondisi patologi.

3. Teori Defisit Perawatan Diri

Teori defisit perawatan diri (Deficit Self Care) Orem dibentuk menjadi

3 teori yang saling berhubungan :

a. Teori perawatan diri (self care theory) : menggambarkan dan menjelaskan

tujuan dan cara individu melakukan perawatan dirinya.

b. Teori defisit perawatan diri (deficit self care theory) : menggambarkan dan

menjelaskan keadaan individu yang membutuhkan bantuan dalam melakukan

perawatan diri, salah satunya adalah dari tenaga keperawatan.


16

c. Teori sistem keperawatan (nursing system theory) : menggambarkan dan

menjelaskan hubungan interpersonal yang harus dilakukan dan dipertahankan

oleh seorang perawat agar dapat melakukan sesuatu secara produktif.

Adapun penjelasan mengenai ketiga teori keperawatan di atas adalah

sebagai berikut :

Perawatan diri adalah tindakan yang diprakarsai oleh individu dan

diselenggarakan berdasarkan adanya kepentingan untuk mempertahankan hidup,

fungsi tubuh yang sehat, perkembangan dan kesejahteraan.

Agen perawatan diri (self care agency) adalah kemampuan yang kompleks

dari individu atau orang-orang dewasa (matur) untuk mengetahui dan memenuhi

kebutuhannya yang ditujukan untuk melakukan fungsi dan perkembangan tubuh.

Self Care Agency ini dipengaruhi oleh tingkat perkembangan usia, pengalaman

hidup, orientasi sosial kultural tentang kesehatan dan sumber-sumber lain yang ada

pada dirinya.

Kebutuhan perawatan diri terapeutik (therapeutic self care demands)

adalah tindakan perawatan diri secara total yang dilakukan dalam jangka waktu

tertentu untuk memenuhi seluruh kebutuhan perawatan diri individu melalui cara-

cara tertentu seperti, pengaturan nilai-nilai terkait dengan keadekuatan pemenuhan

udara, cairan serta pemenuhan elemen-elemen aktivitas yang dilakukan untuk

memenuhi kebutuhan tersebut (upaya promodi, pencegahan, pemeliharaan dan

penyediaan kebutuhan).

Model Orem’s menyebutkan ada beberapa kebutuhan self care atau yang

disebut sebagai self care requisite, yaitu :

a. Kebutuhan perawatan diri universal (Universal self care requisite) Hal

yang umum bagi seluruh manusia meliputi pemenuhan kebutuhan, yaitu :


17

1) Pemenuhan kebutuhan udara, pemenuhan kebutuhan udara menurut

Orem yaitu bernapas tanpa menggunakan peralatan oksigen.

2) Pemenuhan kebutuhan air atau minum tanpa adanya gangguan, menurut

Orem kebutuhan air sesuai kebutuhan individu masing-masing atau 6-8

gelas air/hari.

3) Pemenuhan kebutuhan makanan tanpa gangguan, seperti dapat

mengambil makanan atau peralatan makanan tanpa bantuan.

4) Pemenuhan kebutuhan eliminasi dan kebersihan permukaan tubuh atau

bagian bagian tubuh. Penyediaan perawatan yang terkait dengan proses

eliminasi, seperti kemampuan individu dalam eliminasi membutuhkan

bantuan atau melakukan secara mandiri seperti BAK dan BAB.

Menyediakan peralatan kebersihan diri dan dapat melakukan tanpa

gangguan.

5) Pemenuhan kebutuhan aktifitas dan istirahat. Kebutuhan aktifitas untuk

menjaga keseimbangan gerakan fisik seperti berolahraga dan menjada

pola tidur atau istirahat memahami gejala-gejala yang mengganggu

intensitas tidur. Menggunakan kemampuan diri sendiri dan nilai serta

norma saat istirahat maupun beraktifitas.

6) Pemenuhan kebutuhan menyendiri dan interaksi sosial. Menjalani

hubungan atau berinteraksi dengan teman sebaya atau saudara serta

mampu beradaptasi dengan lingkungan.

7) Pemenuhan pencegahan dari bahaya pada kehidupan manusia. Bahaya

yang dimaksud berdasarkan Orem adalah mengerti jenis bahaya yang


18

mebahayakan diri sendiri, mengambil tindakan untuk mencegah bahaya

dan melindungi diri sendiri dari situasi yang berbahaya.

8) Peningkatan perkembangan dalam kelompok sosial sesuai dengan

potensi, keterbatasan dan keinginan manusia pada umumnya. Hal-hal

ini dapat mempengaruhi kondisi tubuh yang dapat mempertahankan

fungsi dan struktur tubuh manusia dan mendukung untuk pertumbuhan

serta perkembangan manusia.

b. Kebutuhan Perkembangan Perawatan Diri (Development self carerequisite)

Kebutuhan yang dihubungkan pada proses perkembangan dapat

dipengaruhi oleh kondisi dan kejadian tertentu sehingga dapat berupa

tahapan-tahapan yang berbeda pada setiap individu, seperti perubahan

kondisi tubuh dan status sosial. Tahap perkembangan diri sesuai tahap

perkembangan yang dapat terjadi pada manusia adalah:

1) Penyediaan kondisi-kondisi yang mendukung proses perkembangan.

Memfasilitasi individu dalam tahap perkembangan seperti sekolah.

2) Keterlibatan dalam pengembangan diri.Mengikuti kegiatan-kegiatan

yang mendukung perkembangannya.

3) Pencegahan terhadap gangguan yang mengancam.

Beberapa hal yang dapat mengganggu kebutuhan perkembangan

perawatan diri pada anak menurut Orem yaitu :

1) Kurangnya pendidikan anak usia sekolah

2) Masalah adaptasi sosial

3) Kegagalan individu untuk sehat

4) Kehilangan orang-orang terdekat seperti orang tua, saudara dan teman.


19

5) Perubahan mendadak dari tempat tinggal ke lingkungan yang asing.

6) Kesehatan yang buruk atau cacat.

Self-care ini menggambarkan dan menjelaskan manfaat perawatan

diri guna mempertahankan hidup, kesehatan dan kesejahteraannya. Jika

dilakukan secara efektif, upaya perawatan diri dapa memberi kontribusi

bagi integritas struktural fungsi dan perkembangan manusia (Asmadi,

2013).

D. Tinjauan Umum tentang Kualitas Hidup

1. Definisi Kualitas Hidup

Kualitas hidup adalah persepsi individu sebagai laki-laki ataupun

perempuan dalam hidup ditinjau dari konteks budaya dan sistem nilai dimana

mereka hidup, hubungan dengan standar hidup, harapan, kesenangan serta

perhatian mereka. Kualitas hidup adalah konsep luas yang dipengaruhi dalam

cara kompleks yaitu dengan kesehatan fisik seseorang, keadaan psikologis,

level kemandirian, hubungan sosial, keyakinan pribadi dan hubungan mereka

dengan fitur yang menonjol dari lingkungan hidup mereka. Berdasarkan

definisi diatas¸ disimpulkan bahwa kualitas hidup adalah persepsi individu atas

peran dan posisi mereka dalam kehidupan masyarakat mereka tinggal, tujuan,

harapan, nilai normal, kepuasan dan kekhawatiran untuk menilai kemampuan

mereka untuk berfungsi peran yang diinginkan dalam masyarakat mereka

tinggal (WHO, 2015).

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup


20

Faktor penyebab kualitas hidup secara personal adalah faktor yang

berasal dari diri sendiri, diantaranya adalah:

a. Kesehatan Fisik

Kesehatan fisik juga dapat mempengaruhi bagaimana seseorang merespon

stres psikososial atau penyakit. Seseorang yang sehat, dia akan lebih baik

dan dia akan bisa mengatasi stres. Status gizi yang buruk, kurang tidur, atau

penyakit fisik kronis dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk

mengatasi sebuah stres. Untuk alasan ini, perawat harus menilai kesehatan

fisik klien bahkan ketika klien mencari bantuan untuk masalah kesehatan

mental (Videbeck, 2011).

b. Psikologi

Psikologis adalah ilmu tentang perilaku atau aktivitas-aktivitas individu.

Perilaku atau aktivitas-aktivitas tersebut dalam pengertian luas yaitu

perilaku yang tampak atau perilaku yang tidak tampak, demikian juga

dengan aktivitas-aktivitas tersebut di samping aktivitas motorik juga

termasuk aktivitas emosional (Walgito, 2010).

c. Hubungan Sosial

Hubungan sosial adalah hubungan yang penting yang harus terjadi antara

individu satu dengan individu yang lain yang saling mempengaruhi dan

terdapat hubungan saling timbal balik (Walgito, 2010).

d. Lingkungan
21

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar kita, yang ada

hubungannya dan berpengaruh terhadap diri kita. Dalam arti yang lebih

spesifik, linkungan adalah hal-hal atau sesuatu yang berpengaruh terhadap

perkembangan manusia. Lingkungan menurut pengertian inilah yang sering

disebut dengan “lingkungan”. Berpengaruh artinya bermakna, berfungsi,

dan berperanan terhadap pertumbuhan dan perkembangan individu.

Lingkungan meliputi lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat desa,

lingkungan kota, dan lembagalembaga atau badan-badan sosial lainnya

(Heryani, 2012).

e. Kesehatan Umum

Sehat adalah suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial

yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. Maka secara analogi

kesehatan jiwa pun bukan hanya sekedar bebas dari gangguan tetapi lebih

kepada perasan sehat, sejahtera dan bahagia (well being), ada keserasian

antara pikiran, perasaan, perilaku, dapat merasakan kebahagiaan dalam

sebagian besar kehidupannya serta mampu mengatasi tantangan hidup

sehari-hari. Penanganan pada klien dengan masalah kesehatan jiwa

merupakan tantangan yang unik karena masalah kesehatan jiwa mungkin

tidak dapat dilihat secara langsung, seperti pada masalah kesehatan fisik

yang memperlihatkan berbagai macam gejala dan disebabkan berbagai hal

(Videbeck, 2011).
22

E. Kerangka Teori

Bagan 2.1 Kerangka Teori.


(Sumber: Presiden Republik Indonesia, 2014); World Health Organization,
2015; Friedman, 2010)
23

F. Kerangka Konsep

Kerangka konsep meggambarkan variabel independen yaitu self care dan

dukungan keluarga, sementara variabel dependen yaitu kualitas hidup. Melalui

kerangka konsep ini diharapkan pembaca denga mudah memahami apa yang

menjadi fokus utama penelitian dan variabel-variabel yang diteliti.

Variabel Independen

Karakteristik responden :
Umur,
Jenis kelamin,
Pekerjaan,
Pendidikan.

Variabel Dependen
Dukungan Keluarga :
Dukungan informasional,
Dukungan penilaian, Kualitas Hidup
Baik,
Dukungan instrumental, Kurang Baik.
Dukungan emosional.

Self Care :
Perawatan diri
Agen perawatan diri
Kebutuhan perawatan diri
terapeutik

Bagan 2.2 Kerangka Konsep


24

G. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan awal peneliti mengenai hubungan antar

variabel yang merupakan jawaban peneliti tentang kemungkinan hasil penelitian

(Dharma, 2011). Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. H0 : Tidak ada hubungan antara self care dan dukungan keluarga dengan

kualitas hidup pada pasien gagal jantung kongestif di RSD dr. H. Soemarno

Sosroatmodjo Tanjung Selor.

2. Ha : Ada hubungan antara self care dan dukungan keluarga dengan kualitas

hidup pada pasien gagal jantung kongestif di RSD dr. H. Soemarno

Sosroatmodjo Tanjung Selor.


25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan studi

observasional dengan desain cross sectional (potong lintang) yang bertujuan untuk

mengetahui hubungan antar variabel dimana variabel independen dan dependen

diidentifikasi pada satu waktu. Metode penelitian ini disebut metode kuantitatif

karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik

(Dharma, 2011). Dalam hal ini, untuk mengetahui Hubungan Self Care dan

Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup pada Pasien Gagal Jantung Kongestif

di RSD. dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Tanjung Selor.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Khasanah (2013), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien dengan gagal jantung kongestif di

RSD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo pada bulan September 2021 sampai bulan

April tahun 2022 sebanyak 201 pasien.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah responden yang diambil berdasarkan

kriteria inklusi dari populasi dan telah menandatangani informed consent.

Adapun kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebagai berikut :


26

a. Kriteria Inklusi

1) Pasien dengan diagnosa medis dokter gagal jantung kongestif derajat

1,2 dan 3.

2) Pernah Dirawat inap lebih dari 2 kali dengan diagnosa medis gagal

jantung kongestif.

3) Pasien rawat jalan ( Poliklinik ) dengan riwayat pernah dirawat inap

atau berobat jalan lebih dari 2 kali dengan diagnosa medis gagal jantung

kongestif.

4) Responden dengan diagnosa medis gagal jantung kongestif yang berada

di diluar wilayah Tanjung Selor akan di wawancara via telepon oleh

peneliti

5) mampu berkomunikasi dengan baik menggunakan Bahasa Indonesia.

6) Mampu membaca dan menulis.

b. Kriteria Eksklusi

1) Responden yang tidak bisa diajak bekerjasama dengan baik,

2) Responden dengan penurunan kesadaran

3) Pasien gagal jantung kongestif derajat 4 ( empat ).

4) Pasien yang baru pertama kali di diagnosa medis dengan gagal jantung

kongestif.

c. Metode Sampling

Besar sampel ditentukan dengan cara non probability sampling

dengan metode purposive sampling, yakni teknik sampling yang dilakukan

berdasarkan populasi yang sesuai dengan kriteria inklusi (Dharma, 2011).


27

d. Besar Sampling

Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel

adalah menggunakan rumus Lameshow, sebagai berikut:


2
N . Z 1−a /2 . P (1−P)
n=
( N −1 ) d . d + Z21−a /2 . P (1−P)

Keterangan:

n : Besar sampel

N : Jumlah populasi
2
Z1−a / 2 : Nilai distribusi normal 1,96

P : Perkiraan proporsi, jika tidak diketahui dianggap 50% (0,5)

d : Deviasi, batas tolerir/keakuratan 0,05

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di RSD dr. H. Soemarno

Sosroatmodjo didapatkan jumlah pasien gagal jantung kongestif pada bulan

September 2021 sampai bulan April tahun 2022 sebanyak 201 orang.

Sehingga bisa dihitung menggunakan rumus besar sampel Lemeshow

dengan estimasi besar sampel, sebagai berikut:

201 x 1,96 x 0,5 x 0,5


n=
( 201−1 ) x 0,05 x 0,05+1,96 x 0,5 x 0,5

98,49
n=
0,5+ 0,49

98,49
n=
0,99

n=99,48 = 99

Sehingga didapatkan sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 99

pasien.
28

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan November

tahun 2022 di RSD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Tanjung Selor.

D. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional


No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Independen
1. Self Care Penilaian kemampuan Kuesioner 1. < nilai cut Nominal
perawatan diri meliputi SCHFI (Self- off point =
aktivitas dalam Care of Heart Kurang
mengenal gejala gagal Failure Baik
jantung, menentukan Index) 2. ≥ nilai cut
rencana tindakan off point =
mengatasinya, Baik
melaksanakan dan
mengevaluasi
keberhasilan tindakan
serta keyakinannya
dalam melakukan hal
tersebut.

2. Dukungan Dukungan keluarga Kuesioner 1. < nilai cut Nominal


Keluarga adalah berupa sikap, off point =
tindakan penerimaan Kurang
keluarga terhadap Baik
anggota keluarganya 2. ≥ nilai cut
yang sedang sakit. off point =
Baik
Dependen
3. Kualitas Hidup Perubahan terhadap Kuesioner 1. < nilai cut Nominal
gagal jantung kondisi fisik dan MLHFQ off point =
emosional terhadap dengan Kurang
kesehatannya diseb- rentang skor Baik
abkan oleh penyakit 20-80 2. ≥ nilai cut
gagal jantung. off point =
Baik
29

E. Instrument Penelitian

1. Kuesioner

Instrumen atau alat penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk

pengumpulan data (Notoatmodjo, 2015). Alat ukur penelitian ini menggunakan

kuesioner dengan menggunakan penilaian skala likert. Menurut Sugiyono

(2016), menyatakan bahwa skala likert digunakan untuk mengukur suatu sikap,

pendapat dan persepsi seseorang. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

jenis kuesioner atau angket pada variabel self care, dukungan keluarga dan

kualitas hidup pasien dimana nilainya ditentukan dengan menggunakan rumus

statistik.

Kuesioner self care yang digunakan dari Self-Care of Heart Failure

Index (SCHFI). Kuesioner ini terdiri dari 3 dimensi, yaitu :

a. Self care maintenance adalah kemampuan pasien/ individu

mempertahankan stabilitas fisiologis, meliputi melakukan

pengobatan/terapi, diet rendah garam, aktifitas fisik yang teratur,

memonitoring berat badan setiap hari, berhenti merokok, dan menghindari

alkohol.

b. Self care management adalah bagaimana respon pasien/individu terhadap

gejala yang dialami dan dapat mengenal perubahan yang terjadi misalnya

edema, dapat mengambil keputusan yang tepat untuk penanganan,

melaksanakan pengobatan, dan mengevaluasi terhadap tindakan yang telah

dilakukan.

c. Self care confidence yaitu bagaimana kepercayaan diri klien dalam

mengikuti semua petunjuk tentang kepercayaan perasaan bebas dari gejala


30

penyakit sehingga mampu mematuhi petunjuk pengobatan, mengenal

secara dini perubahan yang terjadi, melakukan sesuatu untuk mengatasi

gejala penyakit, mampu mengevaluasi keberhasilan dalam menjalani

tindakan yang telah dilakukan.

Dari 20 pertanyaan mengenai self care pada kuesioner ini terdapat 8

item pertanyaan untuk dimensi self care maintenance dengan penilaian

menggunakan skala Likert yaitu 1 = tidak pernah, 2 = kadang-kadang, 3 =

sering dan 4 = selalu atau setiap hari. Untuk self care management, 6 item

pertanyaan yang terbagi atas 1 item pertanyaan symptom recognize diukur

dengan skala Likert 1 = tidak cepat mengenali, 2 = agak cepat mengenali, 3 =

cepat mengenali dan 4 = sangat cepat mengenali, 4 item pertanyaan untuk

treatment implementation dengan rentang skala Likert 1 = tidak pernah, 2 =

kadang-kadang, 3 = sering dan 4 = selalu, 1 item pertanyaan yang lain adalah

item pertanyaan untuk treatmen

Kuesioner dukungan keluarga yang digunakan dari Nursalam (2015),

pada kuesioner dukungan keluarga terdapat 4 indikator yaitu dukungan

emosional, dukungan instrumental,dukungan informasi/pengetahuan dan

dukungan penghargaan / penilaian. Kuesioner ini menggunakan 15 pernyataan

yang diajukan dengan jawaban “Tidak Pernah = 1, Jarang = 2, Sering = 3,

Selalu = 4”.

Kuesioner kualitas hidup yang digunakan adalah skor yang diperoleh

dari kuesioner Minnesota Living with Heart Failure Questionnaire (MLHFQ)

yang dijawab oleh responden. Di mana responden menjawab pertanyaan

sebanyak 20 dengan penilaian menggunakan skala Likert yaitu 1 = tidak


31

pernah, 2 = jarang, 3 = sering dan 4 = selalu. Hasil skor penilaian dinyatakan

dalam rentang 20-80. Semakin rendah skor total maka semakin tinggi kualitas

hidup dan semakin tinggi skor total maka semakin rendah kualitas hidup

penderita gagal jantung.

2. Uji Validitas dan Realibilitas

a. Uji Validitas

Uji validitas adalah syarat mutlak bagi suatu alat ukur agar dapat

digunakan dalam suatu pengukuran (Dharma, 2011). Suatu kuesioner dan

lembar observasi dikatakan valid jika komponen yang digunakan mampu

untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur.

Untuk mengetahui valid atau tidaknya setiap butir soal yang ada

pada instrument penelitian, maka dilakukan uji pada masing-masing item

pertanyaan menggunakan Uji Product Moment, berdasarkan uji statistik ini

maka dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian dikatakan valid jika

diperoleh nilai r hitung lebih besar dari r tabel pada taraf signifikansi 0,05

dengan rumus sebagai berikut (Khasanah, 2013):

r x =n ∑ xy−¿ ¿ ¿

Keterangan :

r : koefesien korelasi dari setiap item dengan skor total

x : skor pertanyaan

y : skor total

n : jumlah subjek
32

xy : skor pertanyaan dikalikan skor total

Hasil uji validitas kuesioner dukungan keluarga didapatkan

bahwa semua item pertanyaan mempunyai r hitung (0,97) > r tabel

sehingga semua item pertanyaan dinyatakan valid (Ngantung, 2020).

Dari hasil uji validitas dan reliabilitas yang dilakukan oleh Kaawoan

(2012), semua item pertanyaan kuesioner self care tidak ditemukan

item pertanyaan yang memiliki nilai r < 0,3, jadi dengan demikian

semua item pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Dari hasil uji validitas

yang dilakukan oleh Listiana (2015) pada kuesioner kualitas hidup

Minnesota Living with Heart Failure Questionnaire (MLHFQ), semua

item pertanyaan dinyatakan valid.

b. Realibilitas

Reliabilitas adalah tingkat konsistensi dari suatu pengu -kuran.

Tujuan dari dilakukannya uji reliabilitas adalah untuk mengetahui, apakah

pengukuran menghasilkan data yang konsisten jika instrumen digunakan

kembali secara berulang (Dharma, 2011).

Cara untuk mengukur reliabilitas instrumen yang digunakan

dilakukan dengan cara menganalisis hasil uji coba instrumen yang

digunakan dilakukan dengan cara menganalisis hasil uji coba instrumen

menggunakan rumus Alpha Cronbach:

[ ][ ∑s
]
2
k
r 11= 1− 2 i
k −1 st
33

Keterangan :

k : Jumlah item

∑ s 2i : Jumlah variasi semua item


2
st : Variasi skor total

r 11 : Reabilitas instrumen

Nilai reliabilitas suatu instrumen dikatakan reliabel berkisar 0,0

sampai 1,0. Semakin kecil nilai reliabilitas makin semakin besar error.

Nilai koefesien reliabilitas tinggi jika nilai Alpa Cronbach >0,60

(Khasanah, 2013).

Berdasarkan hasil uji reliabilitas dapat diketahui bahwa semua item

pertanyaan mempunyai nilai Alpha Croboch (0,85) > 0,63 sehingga semua

item pertanyaan dinyatakan realibel (Ngantung, 2020). Hasil uji reliabilitas

yang dilakukan pada kuesioner self care didapatkan nilai Cronbach

alpha=0,952. Hal ini menunjukkan bahwa kuesioner ini reliabel (Kaawoan,

2012). Dari hasil uji reliabilitas yang dilakukan oleh Listiana (2015) pada

kuesioner kualitas hidup Minnesota Living with Heart Failure

Questionnaire (MLHFQ), didapatkan nilai Cronbach alpha=0,907. Hal ini

menunjukkan bahwa kuesioner ini reliabel.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Tahap Persiapan

a. Peneliti mengurus surat izin penelitian ke bagian akademik Program Studi

Sarjana Terapan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kaltim


34

dengan judul Hubungan Antara Self Care dan Dukungan Keluarga dengan

Kualitas Hidup pada Pasien Gagal Jantung Kongestif di RSD dr. H.

Soemarno Sosroatmodjo .

b. Peneliti mengajukan uji ethichal clearance kepada pihak Komite Etik

Penelitian Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kaltim,

c. Setelah mendapat surat izin dan melakukan uji ethichal clearance, peneliti

kemudian mengajukan surat tersebut kepada pihak RSD dr. H. Soemarno

Sosroatmodjo untuk mendapatkan izin penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Peneliti mengawali pengambilan data terhadap calon responden di RSD.

Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Tanjung Selor.

b. Peneliti mengawali pengambilan data terhadap calon responden dengan

menjelaskan maksud dan tujuan penelitian di setiap kelas.

c. Selanjutnya peneliti memberikan informed consent penelitian, kemudian

jika calon responden bersedia menjadi responden, maka calon responden

diminta menandatangani lembar persetujuan menjadi responden.

d. Kemudian responden diminta untuk mengisi kuesioner self care, dukungan

keluarga dan kualitas hidup,

e. Apabila responden tidak mengisi kuesioner dengan lengkap maka peneliti

akan meminta responden untuk melengkapi lembar kuesioner,

f. Setelah selesai, peneliti selanjutnya mengambil kembali kuesioner tersebut.

3. Tahap Akhir

Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis

menggunakan software statistik melalui beberapa tahap. Pengolahan data


35

merupakan salah satu rangkaian kegiatan penelitian setelah pengambilan data

selesai. Adapun tahapan dalam pengolahan data, yaitu (Notoatmodjo, 2015):

a. Editting

Editing merupakan pengecekan dan perbaikan isian formulir atau

kuesioner. Apakah semua pertanyaan terisi, isinya jelas dan jawaban

konsisten antara pertanyaan satu dengan yang lain.

b. Coding

Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data

berbentuk angka.

c. Processing

Processing adalah pemrosesan data dengan memasukkan ke paket program

komputer.

d. Cleaning

Pembersihan data (cleaning) merupakan kegiatan pengecekan kembali

apakah data yang dimasukkan ada kesalahan atau tidak.

G. Analisa Data

Dalam penelitian ini semua data hasil penelitian dianalisis dengan

menggunakan program software statistik pada komputer. Analisis data dilakukan

secara sistematik antara lain:

1. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk mendeskripsikan setiap variabel

penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi


36

dan presentase dari setiap variabel (Notoatmodjo, 2015). Dalam penelitian ini

analisis univariat ditampilkan dalam bentuk proporsi dari karakteristik.

Langkah-langkah analisis univariat adalah, sebagai berikut:

f
P= ×100 %
n

Keterangan:

P = Proporsi

f = Frekuensi kategori

n = Jumlah sampel

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkolerasi. Uji Chi Square adalah teknik statistik yang

digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif bila dalam populasi terdiri atas

dua kelas atau lebih dari dua kelas, data berbentuk ordinal dan sampelnya besar

(Notoatmodjo, 2015).

Uji yang dilakukan pada penelitian ini adalah chi-square dengan batas

kemaknaan α = 0,05 dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

x2 = Chi kuadrat

f0 = Frekuensi yang diobservasi

fn = Frekuensi yang diharapkan.


37

Adapun syarat dalam pemilihan uji chi-square, yaitu:

a) Tidak ada sel yang nilai observed yang bernilai nol

b) Sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5, maksimal 20% dari

jumlah sel.

Jika syarat uji chi-square tidak terpenuhi, maka dilakukan uji

alternatifnya, yaitu:

a) Alternatif uji chi-square untuk tabel 2 x 2 adalah uji fisher

b) Alternatif uji chi-square untuk tabel 2 x k adalah Kolmogorov-smirnov.

H. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengajukan ethical clearance ke

Komite Etik Penelitian Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan

Timur. Setelah dinyatakan lulus uji etik, selanjutnya peniliti mengajukan

permohonan izin kepada instansi tempat penelitian, dalam hal ini Direktur RSD dr.

H. Soemarno Sosroatmodjo .

Setelah mendapat persetujuan, peneliti melakukan penelitian dengan

menerapkan empat prinsip etik umum (Dharma, 2011):

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)

Peneliti harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Peneliti

menyadari bahwa responden memiliki hak asasi dan kebebasan untuk

menentukan pilihan ikut atau menolak penelitian (autonomy), tanpa adanya

unsur paksaan atau penekanan, serta berhak mendapatkan informasi yang

terbuka dan lengkap tentang pelaksanaan penelitian. Peneliti tetap

menghormati responden yang tidak bersedia ikut serta dalam penelitian ini.
38

2. Menghormati privasi dan kerahasian subjek (respect for privacy and

confidentiality)

Pada prinsip ini, peneliti menjaga kerahasiaan identitas dan menggunakan

jawaban responden hanya untuk kepentingan ilmu serta metodologi

keperawatan. Dengan demikian segala informasi yang menyangkut identitas

subjek tidak tersebar luas.

3. Menghormati keadilan dan inklusivitas (respect for justice inclusiveness)

Pada prinsip keadilan yakni peneliti memberikan perlakuan yang sama, benar,

dan pantas pada semua responden dan memberikan distribusi seimbang antara

keuntungan dan beban secara merata sesuai kebutuhan dan kemampuan subjek.

Sementara pada prinsip keterbukaan mengandung makna bahwa penelitian

dilakukan secara jujur, tepat, cermat, hati-hati dan dilakukan secara

professional.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing

harm and benefits)

Berdasarkan prinsip ini, peneliti memberikan manfaat semaksimal mungkin

dan risiko seminimal mungkin. Pada prinsip ini juga mencakup tidak

melakukan hal yang berbahaya bagi responden.


39

I. Alur Penelitian

Populasi

Memilih sampel dengan


mempertimbangkan Sampel
kriteria inklusi dan
eksklusi

Informed Consent

Setuju Tidak Setuju

Stop
Kuisioner Kuisioner Kuisioner
Dukukungan Self Care Kualitas
Keluarga Hidup

Analisa data

Pelaporan

Bagan 3.1 Alur Penelitian


40

J. Jadwal Penelitian

No Nama Kegiatan April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengumpulan literatur                  
2. Pengumpulan data awal/studi                  
pendahuluan
3. Penyusunan proposal                  
4. Seminar proposal        
5. Revisi proposal  
6. Perizinan penelitian          
7. Pengajuan ethical clearance            
8. Pengumpulan data penelitian                
9. Penyusunan laporan hasil penelitian          
10 Seminar hasil penelitian        
.
11 Revisi hasil penelitian
.
12 Penyusunan manuskrip
.
13 Penyerahan naskah skripsi
.
14 Yudisium
.
41

DAFTAR PUSTAKA

AHA. (2021). Epidemiology of Heart Failure: A Contemporary Perspective.


Circulation Research,128(10),1421–1434.
https://doi.org/10.1161/CIRCRESAHA.121.318172

Asmadi. (2013). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta. EGC.


http://eprints.ums.ac.id/64206/

Ayu, I. (2020). HUBUNGAN SELF CARE DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN


GAGAL JANTUNG DI RSD MANGUSADA Ida. 8487(1), 39–47.

Brunner, S. and. (2010). Brunner & Suddarth’s textbook of medical-surgical nursing;


Vol. 1.: Vol. (14).

Dharma, K. K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. Trans Info Media (TIM).


https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.541

Friedman. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori dan Praktek (5th
ed.). Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1(3), 388–395.

Heryani, R. (2012). 2012. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas dan Menyusui. TIM. Jakarta.

Kessing, D., Denollet, J., Widdershoven, J., & Kupper, N. (2017). Self-care and
health-related quality of life in chronic heart failure: A longitudinal analysis.
European Journal of Cardiovascular Nursing, 16(7), 605–613.
https://doi.org/10.1177/1474515117702021

Khasanah, N. (2013). ASI atau Susu Formula Ya?. Flash Books. Yogjakarta.
https://doi.org/10.17509/jpki.v4i2.13443

Mahanani, A. R. (2017). Gambaran Kualitas Hidup pada Pasien Gagal Jantung


Kongestif di Kota Surakarta.

Notoatmodjo, S. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.

Nursalam. (2015). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.


Salemba Medika.

Rasjidi, I. (2009). Manual Seksio Sesarea & Laparotomi Kelainan Adneksa.Jakarta :


CV Sagung Seto. https://doi.org/10.1093/intqhc/mzx040

Riskesdas. (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan kesehatan KKR. Hasil


Utama Riskesdas 2018. 4.

RISKESDAS. (2018). Main Results of Riskesdas 2018. Jakarta, Indonesia:


Kementerian Kesehatan RI; 2018. (p. 198).

Roby Aji Permana, Yuni Sufuanti, A. B. (2021). Dukungan Keluarga Berhubungan


42

dengan Perilaku Perawatan Diri Pasien. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara


Forikes, 12(1), 26–30.

Roestiyah. (2012). Roestiyah. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
https://repository.stikeselisabethmedan.ac.id/wp-content/uploads/2021/11/Tiara-
Victoria-Tarigan.pdf

Sarafino, E. P., & Timothy, W. S. (2011). Health Psychology: Biopsychosocial


Interactions, (7th ed.). John Wiley. & Sons, Inc.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Penerbit


Alfabeta.

Suratinoyo, I, Rottie, J.V., Massi, G. N. (2016). Hubungan Tingkat Kecemasan


Dengan Mekanisme Koping Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif Di Ruang
CVBC Lantai III Di RSUP Dr R.D Kandou Manado.
http://repository.urecol.org/index.php/procedding/articel/view/681

Tutpai, G., Unja, E. E., & Nura, F. (2021). Family Support for Controlling Blood
Pressure of Elderly Patients in Health Facilities During the Covid-19 Pandemic in
Banjarmasin. KnE Life Sciences, 2021, 268–277.
https://doi.org/10.18502/kls.v6i1.8614

Videbeck, S. L. (2011). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Penerbit Buku Kedokteran


EGC. 1.

Walgito, B. (2010). Pengantar Psikologi Umum. CV. Andi. 4(2).

WHF. (2019). World Heart Federation Roadmap for Heart Failure. Global Heart,
14(3), 197–214. https://doi.org/10.1016/j.gheart.2019.07.004

WHO. (2015). WHOQOL User Manual. Programme on Mental Health,. 1, 1–88.


43

LAMPIRAN

SURAT PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth.

Bapak/Ibu/Saudara/i

Salam Hormat,

Saya Nancy Silviana Sampelan adalah mahasiswa Program Studi Sarjana

Terapan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kaltim. Dalam rangka

menyelesaikan tugas akhir, saya akan mengadakan penelitian tentang “Hubungan Self

Care dan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup pada Pasien Gagal Jantung

Kongestif di RSD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo ”. Berkaitan dengan hal ini saya

mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i menjadi responden dalam penelitian ini.

Kerahasiaan identitas akan dijaga dan tidak disebarluaskan. Saya sangat menghargai

kesediaan, perhatian dan partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i, semoga dapat mendukung

pengembangan ilmu keperawatan.

Demikian permohonan ini dibuat, atas perhatian dan partisipasi saya ucapkan

terima kasih.

Samarinda , 2022

Peneliti
(Nancy Silviana Sampelan)
44

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya telah mendapatkan penjelasan dengan baik mengenai tujuan dan manfaat

penelitian yang berjudul “Hubungan Self Care dan Dukungan Keluarga dengan

Kualitas Hidup pada Pasien Gagal Jantung Kongestif di RSD dr. H. Soemarno

Sosroatmodjo ”.

Saya mengerti bahwa saya berhak menolak untuk berperan serta dalam

penelitian ini atau mengundurkan diri dari penelitian setiap saat tanpa adanya sanksi

atau kehilangan hak-hak saya.

Saya telah diberi kesempatan untuk bertanya mengenai penelitian ini atau

mengenai peran serta saya dalam penelitian ini dan telah dijawab serta dijelaskan

secara memuaskan. Saya secara sukarela dan sadar bersedia berperan serta dalam

penelitian ini dengan menandatangi Surat Persetujuan Menjadi Responden.

Samarinda , 2022

Responden Peneliti

(……………………......) (……………………...)
45

HUBUNGAN SELF CARE DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN


KUALITAS HIDUP PADA PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESITIF
DI RSD DR. H. SOEMARNO SOSROATMODJO

Identitas Responden
Nama (Inisial) : ………………………………………………………….
Hari/Tanggal : ………………………………………………………….
Tempat, Tgl Lahir/Umur : ………………………………………………………….
Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 
2. Perempuan 
Pekerjaan : ………………………………………………………….
Agama : ………………………………………………………….
Status : ………………………………………………………….
Suku : ………………………………………………………….
Pendidikan Terakhir : ………………………………………………………….
Kapan terakhir dirawat di RS dengan penyakit gagal jantung :
a. Jika belum lama, pada bulan apa :…………………………………………..
b. Jika sudah lama, pada tahun berapa : ………………………………………….
46

KUESIONER DUKUNGAN KELUARGA


Petunjuk Pengisian
Isilah setiap pernyataan dengan memberikan tanda ceklist () pada salah satu kolom
sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:
1. TP = Tidak Pernah
2. KK = Kadang-kadang
3. S = Sering
4. SL = Selalu
No. Pertanyaan TP KK S SL
Dukungan Emosional
1. Keluarga mendapingi pasien dalam perawatan
2. Keluarga tetap memperhatikan keadaan pasien selama
pasien sakit
3. Keluarga berusaha mendengarkan setiap kali pasien
mengeluh
4. Keluarga dengan ramah membantu Anda untuk
memenuhi kebutuhan Anda
Dukungan Instrumental
5. Keluarga menyediakan waktu dan fasilitas jika pasien
memerlukan untuk keperluan pengobatan
6. Keluarga berperan aktif dalam setiap perawatan dan
pengobatan pasien
7. Keluarga bersedia membiayai perawatan dan
pengobatan pasien
8. Keluarga mencarikan kebutuhan sarana dan peralatan
yang pasien perlukan
Dukungan Informasi/Pengetahuan
9. Keluarga tidak memberitahu mengenai hasil
pemeriksaan dokter
10. Keluarga mengingatkan pasien untuk minum obat,
latihan fisik dan makan
11. Keluarga memberikan informasi pada pasien tentang
hal-hal yang bisa memperburuk penyakit pasien
12. Keluarga menjelaskan kepada pasien setiap pasien
bertanya hal-hal yang tidak jelas tentang penyakitnya

Dukungan Penghargaan/Penilaian
13. Keluarga memberi pujian ketika pasien melakukan
47

No. Pertanyaan TP KK S SL
sesuai yang dikatakan dokter
14. Keluarga berusaha mensupport pasien dalam
pengobatan
15. Keluarga berusaha menghibur pasien setiap kali pasien
sedih
48

KUESIONER SELF CARE PASIEN GAGAL JANTUNG

Silahkan Anda mengingat kembali apa yang Anda rasakan dalam satu bulan terakhir
ini yang berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan berikut ini.

Bagian A :
Berikut ini adalah petunjuk umum yang diberikan kepada pasien gagal jantung.
Seberapa sering Anda melakukan hal-hal berikut ini? Lingkari salah satu jawab yang
tersedia, dengan keterangan sebagai berikut:

Tidak Pernah : Apabila Anda tidak melakukan sama sekali sesuai pernyataan

Kadang-kadang : Apabila Anda melakukan 1-3 x/minggu sesuai pernyataan

Sering : Apabila Anda melakukan 4-6 x/minggu sesuai pernyataan

Selalu : Apabila Anda melakukan setiap hari sesuai pernyataan.

Tidak Kadang-
No. Pernyataan Sering Selalu
Pernah kadang
1. Menimbang Berat Badan 1 2 3 4
2. Memeriksa pergelangan
kaki apakah ada 1 2 3 4
pembengkakan
3. Apakah ada usaha supaya
tidak tertular penyakit
(misalnya menghindari 1 2 3 4
orang yang sedang
menderita sakit menular
seperti flu)
4. Melakukan latihan fisik
(olahraga) selama 30 1 2 3 4
menit
5. Menghindari makan
makanan bergaram dan
mengandung MSG 1 2 3 4
(penguat rasa) setiap kali
makan di rumah
6. Lupa minum salah satu 1 2 3 4
obat (misalnya obat
penurun tekanan darah
atau obat yang
menyebabkan sering
49

kencing)
7. Meminta makanan
rendah garam dan tidak
mengandung MSG 1 2 3 4
(penyedap rasa) saat
makan di luar atau saat
mengunjungi teman
8. Menggunakan alat bantu
yang mengingatkan Anda
jam minum obat, 1 2 3 4
misalnya kotak obat atau
alat pengingat

Bagian B :

9. Jika Anda mengalami kesulitan bernafas atau bengkak pada pergelangan kaki
dalam satu bulan terakhir….
(Lingkari salah satu dari pilihan jawaban)
Tidak Tidak dapat Tidak cepat Cepat
Pertanyaan
Mengalaminya mengenali mengenali mengenali
Seberapa cepat Anda
merasakannya sebagai 1 2 3 4
gejala gagal jantung?

Berikut ini adalah tindakan yang digunakan pasien gagal jantung. Jika Anda
mengalami kesulitan bernafas atau bengkak di pergelangan kaki, seberapa
sering Anda melakukan cara-cara penyembuhan berikut ini?
Tidak Kadang-
No. Pernyataan Sering Selalu
Pernah Kadang
10. Mengurangi garam dalam
1 2 3 4
makanan
11. Mengurangi minum air 1 2 3 4
12. Minum obat yang
menyebabkan sering
1 2 3 4
kencing

13. Menghubungi dokter atau


perawat untuk meminta 1 2 3 4
petunjuk

14. Pikirkan kembali cara yang telah Anda coba terakhir kali lakukan saat
mengalami kesulitan bernafas atau bengkak pada pergelangan kaki.
50

(Lingkari salah satu dari pilihan jawaban)


Sangat
Pernyataan Tidak yakin Agak yakin Yakin
yakin
Bagaimana keyakinan
Anda dalam melakukan
1 2 3 4
hal tersebut dapat
menolong atau tidak?

Bagian C :
Secara keseluruhan, bagaimana keyakinan Anda bahwa Anda dapat melakukan hal
berikut ini:
(Lingkari salah satu jawaban yang tersedia)
Tidak Agak Sangat
No. Pernyataan Yakin
Yakin Yakin Yakin
15. Menjaga diri Anda untuk
terhindar dari gejala 1 2 3 4
gagal jantung
16. Mengikuti petunjuk
pengobatan yang telah 1 2 3 4
diberikan
17. Menilai gejala gagal
jantung yang Anda 1 2 3 4
rasakan
18. Mengenali perubahan
1 2 3 4
kesehatan Anda
19. Melakukan sesuatu untuk
mengatasi gejala yang 1 2 3 4
Anda rasakan
20. Menilai seberapa baik
kerja obat mengatasi 1 2 3 4
gejala Anda
51

KUESIONER KUALITAS HIDUP PASIEN


GAGAL JANTUNG

Pertanyaan berikut ini mengenai seberapa besar kondisi gagal jantung yang Anda
derita mempengaruhi kehidupan Anda dalam satu bulan terakhir ini. Lingkarilah
angka 1, 2, 3, dan 4 setelah pertanyaan, untuk menunjukkan seberapa besar
pengaruhnya dalam kehidupan Anda.

Apakah penyakit gagal jantung yang Anda derita mempengaruhi kehidupan yang ingin
Anda jalani selama satu bulan terakhir ini melalui hal-hal berikut ini?

Tidak
No. Pertanyaan Jarang Sering Selalu
Pernah
1. Menyebabkan bengkak
pada pergelangan kaki 1 2 3 4
atau tungkai?
2. Menyebabkan Anda
duduk atau tiduran 1 2 3 4
sepanjang hari?
3. Menyebabkan Anda
mengalami kesulitan saat
1 2 3 4
berjalan atau naik
tangga?
4. Menyebabkan Anda sulit
melakukan pekerjaan di
1 2 3 4
sekitar rumah atau di
halaman?
5. Menyebabkan Anda sulit
mengunjungi tempat lain 1 2 3 4
di luar rumah?
6. Menyebabkan Anda sulit
1 2 3 4
tidur pada malam hari?
7. Menyebabkan Anda
kesulitan untuk
melakukan sesuatu 1 2 3 4
bersama dengan teman-
teman atau keluarga?
8. Menyebabkan Anda
kesulitan melakukan
pekerjaan yang Anda 1 2 3 4
tekuni sebagai sumber
pendapatan
9. Menyebabkan Anda 1 2 3 4
52

kesulitan melakukan
rekreasi, olahraga atau
hobi?
10. Membuat Anda
membatasi makan dan 1 2 3 4
minum yang Anda sukai?
11. Membuat Anda
1 2 3 4
mengalami sesak nafas?
12. Membuat Anda merasa
cepat lelah dan kurang 1 2 3 4
bertenaga?
13. Membuat Anda harus
1 2 3 4
dirawat di rumah sakit?
14. Membuat Anda harus
mengeluarkan banyak
uang untuk biaya 1 2 3 4
perawatan dan
pengobatan?
15. Menyebabkan Anda
mengalami efek samping 1 2 3 4
dari pengobatan?
16. Membuat Anda merasa
menjadi beban bagi 1 2 3 4
keluarga ataupun teman?
17. Menyebabkan Anda
merasa tidak mampu
mengendalikan diri 1 2 3 4
dalam kehidupan sehari-
hari?
18. Menimbulkan rasa
1 2 3 4
khawatir?
19. Menyebabkan Anda sulit
berkonsentrasi atau 1 2 3 4
mengingat sesuatu?
20. Menyebabkan Anda
merasa tertekan atau 1 2 3 4
depresi?

Anda mungkin juga menyukai