Anda di halaman 1dari 128

STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA

SKRIPSI

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPATUHAN

DIET PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG

HEMODIALISA RUMAH SAKIT BETHESDA

TAHUN 2022

BERNADETUS DWI YULIYANTO

2106021

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SARJANA SEKOLAH TINGGI

ILMU KESEHATAN BETHESDA YAKKUM

YOGYAKARTA 2023
HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPATUHAN

DIET PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG

HEMODIALISA RUMAH SAKIT BETHESDA

TAHUN 2022

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program

Sarjana Keperawatan

BERNADETUS DWI YULIYANTO

2106021

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SARJANA SEKOLAH TINGGI

ILMU KESEHATAN BETHESDA YAKKUM

YOGYAKARTA 2023

i
PERNYATAAN KEASLIAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul “Hubungan

Perilaku Caring Perawat dengan Kepatuhan Diet pada Pasien Gagal Ginjal Kronik

di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Bethesda Tahun 2022” yang saya kerjakan

untuk melengkapi persyaratan menjadi Sarjana Keperawatan Program Studi

Sarjana Keperawatan STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta, bukan merupakan

tiruan atau duplikasi dari skripsi kesarjanaan di lingkungan Institusi manapun di

Perguruan Tinggi atau Institusi maupun, kecuali bagian sumber informasinya

yang dicantumkan sebagaimana mestinya.

Jika kemudian hari didapati skripsi ini adalah hasil tiruan dari skripsi lain, saya

bersedia dikenai sanksi yaitu pencabutan kelar sarjana saya.

Yogyakarta, November 2022

Bernadetus Dwi Yuliyanto


2106021

ii
MOTTO

“JATUH - BANGKIT LAGI, GAGAL - COBA LAGI, JIKA MENYERAH


SELESAILAH SUDAH”

(Bernadetus Dwi Yuliyanto)

iii
PERSEMBAHAN

Puji dan Syukur saya haturkan kepada Tuhan Yesus yang telah memberikan

berkat yang luar biasa, sehingga saya mampu menyelesaikan skripsi ini.

Sebagai ucapan terimaksih atas doa dan dukungannya, skripsi ini saya

persembahkan kepada Bapak yang sudah bersama Tuhan di Surga, Ibu dan Kakak

yang selalu memberikan dorongan untuk berani maju melanjutkan kuliah,

Saudara-saudara serta Teman-teman yang selalu setia dan tidak pernah lelah untuk

memberikan motivasi untuk saya.

iv
ABSTRAK

Bernadetus Dwi Yuliyanto. “Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan


Kepatuhan Diet Gagal Ginjal Kronik di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit
Bethesda Tahun 2022”

Latar Belakang: Peran perawat sangatlah penting meminimalkan komplikasi aki


bat dari ketidakpatuhan pasien menjalankan pengobatan. Salah satu peran perawat
dalam meminimalkan dampak ketidakpatuhan pasien dengan perilaku caring.
Fenomena di lokasi penelitian, masih banyak pasien yang mengkonsumsi ikan
asin, sayur bayam, buah pisang dan makanan kalengan sarden, masih banyak
perawat yang kurang merespons panggilan dari pasien, langsung melakukan
tindakan dan kurang mendengarkan keluhan pasien.
Tujuan: Mengetahui hubungan perilaku caring perawat dengan kepatuhan diet
gagal ginjal kronik di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Bethesda Tahun 2022.
Metode: Desain penelitian menggunakan korelasi pendekatan cross sectional.
Teknik sampling menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel
sebanyak 47 pasien. Alat ukur yang digunakan yaitu kuesioner. Analisis data
menggunakan uji fisher exact test secara komputerisasi.
Hasil: Sebagian besar responden berusia ≥56 tahun (63.8%), berpendidikan
menengah (SMA/SMK) (53.2%), memiliki lama hemodialisa ≤12 bulan (63.8%),
perilaku caring perawat dalam kategori baik (78.7%) dan kepatuhan diet dalam
kategori patuh (78.7%) dengan nilai p value sebesar 0.000 (<0.05) dan Contigency
Coefficient 1,000
Kesimpulan: Ada Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Kepatuhan Diet
Gagal Ginjal Kronik di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Bethesda Tahun 2022.
Saran: Bagi Peneliti Selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian
mengenai faktor lain yang berhubungan dengan kepatuhan diet pasien gagal ginjal
kronik yang menjalani hemodialisa.

Kata kunci: Perilaku Caring – Kepatuhan Diet – Gagal Ginjal Kronik


xvii + 80 hal + 13 tabel + 2 skema + 15 lampiran
Kepustakaan: 65, 2013 – 2021

v
ABSTRACT

Bernadetus Dwi Yuliyanto. Behavior Caring and Chronic Kidney Failure Diet
Compliance in the Hemodialysis Room of Bethesda Hospital in 2022”
 
Background: The role of the nurse is very important in minimizing complications
resulting from patient non-compliance with treatment. One of the roles of nurses
in minimizing the impact of patient non-compliance with caring behavior. The
phenomenon at the study site, there are still many patients who consume salted
fish, spinach, bananas and canned sardines, there are still many nurses who do
not respond to calls from patients, take immediate action and do not listen to
patient complaints.
Objective: To determine the relationship between Behavior Caring and Chronic
Kidney Failure Diet Compliance in the Hemodialysis Room of Bethesda Hospital
in 2022.
Methods: This study design used a correlation cross sectional approach. The
sampling technique used purposive sampling with a total sample of 47 patients.
Measuring tool used is a questionnaire. Data analysis used a fisher exact test
Results: Most of the respondents were aged ≥56 years (63.8%), had secondary
education (SMA/SMK) (53.2%), had hemodialysis duration ≤12 months (63.8%),
nurse caring behavior was in the good category (78.7%) and dietary compliance
in the adherent category (78.7%) with a p value of 0.000 (<0.05) and
Contingency Coefficient 1.000
Conclusion: There is a Relationship between Caring and Chronic Kidney Failure
Diet Compliance in the Hemodialysis Room of Bethesda Hospital in 2022.
Suggestion: For future researchers it is advisable to conduct research on other
factors related to dietary adherence in chronic kidney failure patients undergoing
hemodialysis.
 
Keywords: Caring Behavior – Diet Compliance – Chronic Renal Failure
xvii + 80 pages + 13 tables + 2 schemes + 15 appendices
Bibliography: 65, 2013 – 2021

vi
LEMBAR PERSETUJUAN

SKRIPSI

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPATUHAN

DIET PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG

HEMODIALISA RUMAH SAKIT BETHESDA

TAHUN 2022

Skripsi ini telah diperiksa oleh pembimbing dan disetujui untuk

melaksanakan ujian skripsi

Yogyakarta, 26 November 2022

Pembimbing: Nimsi Melati, S.Kep., Ns., MAN ……………

vii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan tim penguji sidang pada Tanggal

… November 2022

Ketua Penguji : Indah Prawesti, S.Kep., Ns., M.Kep. ……….

Penguji I : Tri Wahyuni Ismoyowati, S.Kep., Ns., M.Kep. ……….

Penguji II : Nimsi Melati, S.Kep., Ns., MAN. ……….

Mengesahkan, Mengetahui,
Ketua STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta Ketua Prodi Sarjana Keperawatan STIKES
Bethesda Yakkum Yogyakarta

Nurlia Ikaningtyas, S.Kep., Ns., M.Kep., Indah Prawesti, S.Kep., Ns., M.Kep
Sp.Kep.MB., Ph.D.NS.

viii
PRAKATA

Puji dan Syukur peneliti kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala pertolongan,

dan penguatan-NYA selama proses penyelesaian skripsi ini, sehingga peneliti

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan Caring Perawat dengan

Kepatuhan Diet pada Pasien Gagal Ginjal Kronik di Ruang Hemodialisa Rumah

Sakit Bethesda Tahun 2022”. Skripsi ini di susun untuk memenuhi salah satu

syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan di STIKES Bethesda

Yakkum Yogyakarta. Selama proses penyusunan skripsi ini peneliti telah banyak

mendapatkan bantuan dan dukungan oleh berbagai pihak, untuk itu peneliti

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak dr. Purwoadi Sujatno, FINASIM., Sp.PD., MPH., selaku direktur

Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.

2. Ibu Nurlia Ikaningtiyas, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.MB, selaku Ketua

Sekolah Tinggi STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta.

3. Ibu Ethic Palupi, S.Kep., Ns.,MNS, selaku Wakil Ketua I Bidang Akademik

Sekolah Tinggi STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta.

4. Ibu Indah Prawesti, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Ketua Program Studi Sarjana

Keperawatan Sekolah Tinggi STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta

sekaligus ketua penguji skripsi

5. Ibu Ignatia Yunitasari, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku koordinator skripsi.

6. Ibu Tri Wahyuni Ismoyowati, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku penguji I skripsi

penelitian.

ix
7. Ibu Nimsi Melati, S.Kep., Ns., MAN, selaku pembimbing yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberi masukan dalam

proses penyusunan skripsi ini.

8. Seluruh staf administrasi, rumah tangga dan perpustakaan Sekolah Tinggi

STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta, yang telah banyak membantu

penyusunan skripsi ini.

9. Keluarga dan teman-teman seperjuangan yang telah memberi dukungan dan

motivasi dalam proses penyusunan skripsi ini

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan, untuk itu peneliti mengharapkan adanya kritikan dan saran yang

membangun demi perbaikan dalam penyusunan skripsi berikutnya. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat untuk semua pihak.

Yogyakarta, November 2022

Peneliti

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

PERNYATAAN KEASLIAN.......................................................................... ii

MOTTO ........................................................................................................... iii

PERSEMBAHAN ............................................................................................ iv

ABSTRAK ....................................................................................................... v

ABSTRACT .................................................................................................... vi

HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... vii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... viii

PRAKATA....................................................................................................... ix

DAFTAR ISI.................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL............................................................................................ xv

DAFTAR SKEMA........................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................7

C. Tujuan Penelitian..................................................................................7

D. Manfaat Penelitian................................................................................8

E. Keaslian Penelitian ..............................................................................10

BAB II KAJIAN TEORI..................................................................................13

A. Landasan Teori.....................................................................................13

xi
1. Perilaku Caring Perawat.................................................................13

a. Definisi Caring.........................................................................13

b. Manfaat Caring.........................................................................13

c. Tujuan Caring...........................................................................14

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi Caring...............................14

e. Cara Mengukur Perilaku Caring .............................................15

f. Faktor Pembentuk Perilaku Caring..........................................20

g. Perilaku Caring Dalam Keperawatan.......................................21

2. Kepatuhan.......................................................................................21

a. Defisini Kepatuhan...................................................................21

b. Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan..................................21

c. Faktor Yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan..........................24

d. Pengukuran Kepatuhan ............................................................24

3. Gagal Ginjal Kronik.......................................................................25

a. Definisi Gagal Ginjal Kronik....................................................25

b. Anatomi Fisiologi Ginjal..........................................................25

c. Klasifikasi.................................................................................26

d. Etiologi.....................................................................................27

e. Manisfestasi Klinis...................................................................27

f. Komplikasi................................................................................28

g. Penatalaksanaan........................................................................31

h. Diet Pasien Gagal Ginjal..........................................................32

i. Pengukuran Kepatuhan Diet ....................................................34

xii
j. Hemodialisa..............................................................................35

k. Kepatuhan Diet Gagal Ginjal Kronik.......................................37

4. Perawat...........................................................................................37

a. Definisi Perawat........................................................................37

b. Peran Perawat...........................................................................38

c. Fungsi Perawat..........................................................................39

B. Kerangka Teori.....................................................................................40

C. Kerangka Konsep..................................................................................42

D. Hipotesis Penelitian..............................................................................43

E. Asumsi Penelitian.................................................................................43

F. Variabel Penelitian................................................................................43

1. Definisi Konseptual........................................................................43

2. Definisi Operasional.......................................................................44

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN........................................................47

A. Desain Penelitian..................................................................................47

B. Waktu dan Tempat Penelitian...............................................................47

C. Populasi dan Sampel.............................................................................47

D. Alat Ukur Penelitian.............................................................................49

E. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas..........................................................52

F. Etika Penelitian.....................................................................................54

G. Prosedur Pengumpulan Data.................................................................56

H. Analisa Data..........................................................................................58

xiii
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 61

A. Hasil ..................................................................................................... 61

B. Pembahasan ......................................................................................... 65

C. Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 74

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 75

A. Kesimpulan .......................................................................................... 75

B. Saran .................................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 77

LAMPIRAN

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Keaslian Penelitian.............................................................................10

Tabel 2. Klasifikasi GGK.................................................................................26

Tabel 3. Rekomendasi Nutrisi Harian..............................................................32

Tabel 4. Definisi Operasional...........................................................................45

Tabel 5. Kisi-kisi Umum..................................................................................51

Tabel 6. Kisi-kisi Variabel Independen............................................................51

Tabel 7. Kisi-kisi Variabel Dependen..............................................................52

Table 8. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia di Ruang


Hemodialisis Rumah Sakit Bethesda Tahun 2022 ............................61

Table 9. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan pendidikan


di Ruang Hemodialisis Rumah Sakit Bethesda Tahun 2022 .............62

Table 10 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan lama


hemodialisa di Ruang Hemodialisis Rumah Sakit Bethesda
Tahun 2022 ........................................................................................62

Table 11. Distribusi Frekuensi Perilaku Caring Pasien Hemodialisa di Ruang


Hemodialisis Rumah Sakit Bethesda tahun 2022. .............................63

Table 12. Distribusi Frekuensi Kepatuhan Diet pada Pasien Gagal Ginjal Kronik
di Ruang Hemodialisis Rumah Sakit Bethesda tahun 2022 ..............63

Table 13. Hubungan Caring Perawat dengan Kepatuhan Diet pada Pasien
Gagal Ginjal Kronik di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit
Bethesda Tahun 2022 ........................................................................64

xv
DAFTAR SKEMA

Skema 1. Kerangka Teori.................................................................................41

Skema 2. Kerangka Konsep..............................................................................42

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Studi Awal

Lampiran 2. Surat Balasan Studi Awal

Lampiran 3. Surat Ethical Clereance

Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian

Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Penelitian

Lampiran 6. Surat Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 7. Surat Permohan Menjadi Responden

Lampiran 8. Kuesioner Perilaku Caring Perawat

Lampiran 9. Kuesioner Kepatuhan Diet

Lampiran 10. Tabel Olahan Data Perilaku Caring Perawat dan Kepatuhan Diet di

Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Tahun 2022

Lampiran 11. Tabel Umum Karakteristik Responden di Ruang Hemodialisa

Rumah Bethesda YogyakartaTahun 2022

Lampiran 12. Tabel Khusus Analisa Univariat dan Analisa Bivariat

Lampiran 13. Lembar Konsultasi

Lampiran 14. Bukti Izin Penggunaan Kuesioner

Lampiran 15. Hasil Cek Similarity

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit Gagal Ginjal Kronik merupakan suatu kondisi dimana ginjal

kehilangan fungsinya untuk menyaring zat sisa dari darah dengan baik

sehingga menyebabkan penumpukan limbah maupun zat kimia di dalam

darah. Gangguan fungsi ginjal ini terjadi ketika tubuh gagal untuk

mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit

sehingga mengakibatkan terjadinya penumpukan urea dan sampah

nitrogen di dalam darah (Cahyaningsih, 2016).

Gagal ginjal dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu gagal ginjal akut dan gagal

ginjal kronis. Gagal ginjal akut terjadi sangat cepat dan dalam hitungan

hari. Gagal ginjal kronik terjadi dalam kurun waktu yang lama dan bersifat

irreversible sehingga menyebabkan memburuknya fungsi ginjal. Oleh

karena itu diperlukan terapi pengganti ginjal untuk mencegah semakin

memburuknya fungsi ginjal. Terdapat beberapa terapi pengganti ginjal

ginjal, yang pertama adalah transplantasi ginjal atau dikenal dengan

cangkok ginjal, kedua dengan peritonial dialisis atau menggunakan lapisan

didalam rongga perut utuk menyaring limbah, dan metode yang ketiga

adalah dengan hemodialisis (Nurani & Mariyanti, 2013).

1
2

Menurut United States Renal Data System (USRDS) 2017 menjelaskan

bahwa Negara Taiwan menempati urutan pertama di Asia tenggara dengan

jumlah penderita gagal ginjal kronik sebanyak 3.317 dari setiap satu juta

populasi penduduk. Prevalensi gagal ginjal kronik berdasarkan Diagnosa

Dokter pada penduduk umur ≥15 Tahun, Provinsi yang memiliki Gagal Gi

njal Kronis yang tertinggi yaitu Kalimantan Utara 0,64%, Maluku Utara 0,

56%, Sulawesi Utara 0,53%, Nusa Tenggara Barat, Gorontalo, dan Sulawe

si Tengah 0,52%, Aceh 0,29%, Jawa Barat 0,48%, Maluku 0,47%, DKI Ja

karta 0,45%, Bali 0,44%, Bengkulu dan Yogyakarta 0,43% yang menempa

ti urutan ke-10 di Indonesia (Kemenkes RI, 2018).

Hemodialisa merupakan terapi yang digunakan untuk menggantikan fungsi

ginjal dalam membuang kelebihan cairan, menyaring zat sisa metabolisme,

serta zat-zat lain yang tidak diperlukan oleh tubuh. Terapi ini

menggunakan mesin yang dilengkapi dengan penyaring berupa membran

semi permeabel untuk menyaring limbah yang terakumulasi dari darah ke

dalam mesin dyalisis (Cahyaningsih, 2019).

Hemodialisis adalah cara yang paling sering dilakukan sebagai terapi

pengganti ginjal dan jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun.

Selain memberikan manfaat, hemodialisis juga menimbulkan efek samping

dan komplikasi bagi pasien pada saat menjalani proses hemodialisis seperti

hipotensi dan hipertensi intradialisis (Pebriantari & Dewi, 2020).


3

Komplikasi hemodialisa dapat dibedakan menjadi komplikasi akut dan

komplikasi kronik. Komplikasi akut adalah komplikasi yang terjadi selama

hemodialisis berlangsung. Komplikasi yang sering terjadi adalah hipotensi,

kram otot, mual muntah, sakit kepala, sakit dada, sakit punggung, gatal,

demam, dan menggigil. Komplikasi kronik adalah komplikasi yang terjadi

pada pasien dengan hemodialisis kronik (Purwanti, 2017).

Komplikasi akibat hemodialisa sering terjadi pada pasien saat proses hemo

dialisa berlangsung. Salah satu masalah besar yang berkontribusi pada

kegagalan hemodialisis adalah masalah kepatuhan diet pasien. Kepatuhan

(adherence) didefinisikan sebagai tingkatan perilaku seseorang yang

mendapatkan pengobatan, mengikuti diet dan melaksanakan perubahan

gaya hidup sesuai dengan rekomendasi pelayanan Kesehatan (Smeltzer &

Bare, 2017).

Penatalaksanaan nutrisi atau manajemen diet perlu diberikan pada pasien

gagal ginjal kronik untuk mengurangi akumulasi produk-produk sisa

nitrogen, mengurangi gangguan metabolit terkait uremia, memperlambat

laju progresivitas penyakit ginjal, mengendalikan kondisi terkait PGK

seperti anemia, penyakit tulang dan penyakit kardiovaskuler dan mengatur

keseimbangan air dan elektrolit (Almatsier, 2019). Diet yang bersifat

membatasi akan merubah gaya hidup yang dirasakan pasien. Adanya

pembatasan cairan akan mengakibatkan cairan menumpuk dan akan


4

menimbulkan edema diseluruh tubuh, kondisi ini akan membuat tekanan

darah meningkat dan memperberat kerja jantung. (Almatsier, 2019).

Pasien yang menjalani hemodialisa rutin akan memiliki banyak masalah

seperti asupan protein yang tidak adekuat, rendahnya kadar albumin dalam

darah, gangguan gastrointestinal seperti rasa mual, muntah, dan

menurunnya nafsu makan, retensi garam dan cairan, retensi pospat,

hiperparatiroidisme sekunder, hipertensi, anemia kronik, hiperlipidemia,

dan penyakit jantung. Oleh karena itu, kepatuhan diet sangat diperlukan

untuk mengatasi masalah malnutrisi pada pasien hemodialisis tersebut

(Prabowo dan Pranata, 2014).

Peran perawat untuk meminimalkan komplikasi akibat dari ketidakpatuhan

pasien menjalankan pengobatan sangatlah penting yaitu dengan perawat m

emberikan perilaku mengatasi berbagai permasalahan yang timbul akibat

hemodialisa. Salah satu peran perawat dalam meminimalkan dampak dari

ketidakpatuhan pasien menjalankan pengobatan adalah perilaku caring

(Mutaqqin & Kumala, 2014). Menurut Kusnanto (2019), Caring diartikan

sebagai suatu perilaku maupun tindakan yang memiliki tujuan untuk

memberikan asuhan secara fisik dan memperhatikan emosi sambil

meningkatkan rasa aman dan keselamatan pasien secara tulus.


5

Perilaku caring yang diberikan oleh perawat terhadap pasien akan

berdampak terhadap respon emosional dan spiritual pasien, pasien akan

merasa aman, merasa dihargai dan diterima, terciptanya kontrol diri,

mengurangi respon akibat kehilangan, terciptanya hubungan saling

percaya antara perawat dengan pasien, sehingga pasien dapat menemukan

jalan keluar dari masalah kesehatan yang dihadapi dan pasien mampu

beradaptasi dengan keadaan sakitnya (Mutaqqin & Kumala, 2014).

Penelitian yang dilakukan Ulfah (2020) menyatakan bahwa perilaku

caring perawat sangat diperlukan dalam membina hubungan saling

percaya antara perawat – pasien. Hubungan perawat – pasien yang

terbentuk diharapkan dapat memotivasi pasien untuk bertanggung jawab

terhadap kondisi kesehatannya.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, data yang diperoleh

di Ruang Hemodialisa Rumah sakit Bethesda Yogyakarta pada bulan

September sampai dengan Oktober 2021 terdapat sejumlah 108 pasien

yang menjalani hemodialisa dan terdapat 90 pasien yang rutin menjalani

hemodialisa, serta didapatkan sebanyak 27 pasien atau 25% dari jumlah

keseluruhan pasien yang tidak patuh terhadap diet Gagal Ginjal Kronik.

Hasil wawancara dengan kepala ruang hemodialisa tanggal 30 September

2021 mengatakan bahwa masih banyak perawat yang lamban dalam

merespons panggilan dari pasien, memantau dan menindaklanjuti prosedur

keperawatan dan masih ada perawat yang belum mengetahui kapan harus
6

memanggil dokter dan mengatur persiapan alat serta bahan dalam

melakukan tindakan keperawatan.

Hasil wawancara dengan 10 orang pasien GGK yang menjalani

hemodialisa didapatkan bahwa 7 dari 10 pasien mengatakan masih ada

perawat yang tidak menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan

dan kurang mendengarkan keluhan yang dirasakan pasien. Lima dari

sepuluh pasien mengatakan masih mengkonsumsi ikan asin, sayur bayam,

buah pisang dan makanan kalengan sarden. Berdasarkan latar belakang

masalah yang ditemukan, maka peneliti ingin mengetahui bagaimana

hubungan perilaku caring perawat dengan kepatuhan diet gagal ginjal

kronik di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Bethesda Tahun 2022.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Dari latar belakang masalah tersebut, maka perumusan masalah penelitian

ini adalah “Apakah ada hubungan perilaku caring perawat dengan

kepatuhan diet gagal ginjal kronik di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit

Bethesda Tahun 2022?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku caring

perawat dengan kepatuhan diet gagal ginjal kronik di Ruang

Hemodialisa Rumah Sakit Bethesda Tahun 2022.


7

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui karakteristik responden antara lain usia, pendidikan,

dan lama hemodialisa di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit

Bethesda Tahun 2022.

b. Mengidentifikasi perilaku caring perawat di ruang Hemodialisa

Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Tahun 2022.

c. Mengidentifikasi tingkat kepatuhan diet gagal ginjal kronik di

ruang Hemodialisa Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Tahun 202

2.

d. Mengetahui tingkat keeratan hubungan perilaku caring perawat

dengan kepatuhan diet gagal ginjal kronik di ruang Hemodialisa

Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Tahun 2022.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Rumah Sakit

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi evaluasi bagi rumah sakit

dalam hal perilaku caring perawat.

2. Bagi Perawat

Hasil penelitian ini bagi Perawat diharapkan dapat menjadi acuan bagi

perawat untuk lebih mengembangkan perilaku caring dalam

memberikan asuhan keperawatan kepada pasien.


8

3. Bagi Institusi Pendidikan

Manfaat dari penelitian ini bagi institusi pendidikan adalah

memberikan informasi bagi Intitusi pendidikan agar mampu

mengembangan perilaku caring bagi mahasiswa keperawatan.


E. Keaslian Penelitian
Tabel. 1
Keaslian Penelitian

No Nama/Tahun Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan


1. Alia Ulfah/ Hubungan Perilaku 1. Desain penelitian Hasil penelitian 1. Persamaan 1. Perbedaan pada
2020 Caring Perawat menggunakan korelasi menunjukkan bahwa penelitian ini penelitian ini
Dengan Kepatuhan dengan pendekatan cross sebagian besar perilaku terdapat pada terdapat pada
Minum Obat Pasien sectional. caring perawat dalam variable bebas responden. Penelitian
Hipertensi di Ruang 2. Populasi dalam kategori positif yaitu yaitu perilaku ini respondennya
Penyakit Dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang (75%) caring perawat pada pasien
Wanita di RSUD semua penderita dan responden yang 2. Persamaan yang hipertensi di ruang
Sultan Imanuddin penyakit hipertensi yang memiliki kepatuhan minum kedua yaitu desain penyakit dalam
Pangkalan Bun menjalani pengobatan di obat tinggi sebanyak 32 penelitian wanita, sedangkan
Tahun 2020 ruang penyakit dalam orang (80%), dan terdapat menggunakan penelitian yang
wanita RSUD Sultan hubungan signifikan antara korelasi dengan dilakukan
Imanuddin Pangkalan perilaku caring perawat pendekatan cross respondennya adalah
Bun. dengan kepatuhan minum sectional pasien gagal ginjal
3. Teknik pengumpulan obat pasien hipertensi (r = 3. Persamaan yang kronik.
data dengan purposive 0,871; p- value = 0,000 < ketiga yaitu pada 2. Perbedaan yang
samplingdengan jumlah 0,05) kekuatan hubungan tehnik pengambilan kedua terletak pada
sampel 40 orang. sangat kuat. sampling analisis yang
4. Analisis yang digunakan menggunakan digunakan yaitu uji
uji korelasi Spearman. purposive korelasi Spearman,
sampling. sedangkan penelitian
yang dilakukan
menggunakan uji chi
square.
2. Fitri Mailani, Hubungan Perilaku 1. Desain penelitian adalah Hasil penelitian didapatkan 1. Persamaan Perbedaan pada
Nela Fitri/ Caring Perawat deskriptif analitik sebagian besar 39 (46,4%) penelitian ini penelitian ini terdapat
2017 Dengan Tingkat dengan pendekatan cross perilaku caring perawat terdapat pada pada variabel terikat

9
No Nama/Tahun Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Kepuasan Pasien sectional study. buruk, lebih dari separuh 50 variabel bebas yaitu tingkat kepuasan
BPJS di RSUD DR. Penelitian ini telah (59,5%) responden tidak yaitu perilaku pasien BPJS, sedangkan
Rasidin Padang. dilakukan pada bulan puas dengan perilaku caring caring perawat variable terikat yang
Agustus 2015 sampai perawat, terdapat hubungan 2. Persamaan yang peneliti lakukan yaitu
Juli 2016. bermakna antara perilaku kedua yaitu tehnik kepatuhan diet
2. Populasi dalam caring perawat dengan pengambilan
penelitian ini sebanyak tingkat kepuasan pada sampling
507 orang, sampel pasien BPJS (p value = menggunakan
diambil secara purposive 0,002). purposive
sampling dengan batasan sampling.
waktu 2 minggu sampel 3. Persamaan ketiga
sebanyak 84 orang. yaitu analisis data
3. analisis data menggunakan uji
menggunakan uji chi- chi square
square dengan tingkat
kemaknaan 95%.
3. Hidayanti, Hubungan Perilaku 1. Penelitian ini merupakan Hasil pengujian hubungan 1. Persamaan 1. Perbedaan pada
Nurlaili/ 2013 Caring Perawat penelitian non antara perilaku caring penelitian ini penelitian ini
Dengan Tingkat eksperimen dengan perawat terhadap kecemasan terdapat pada terdapat pada
kecemasan Pasien pendekatan cross pasien diperoleh nilai variable bebas variabel terikat yaitu
Rawat Inap di sectional. rhitung sebesar -0,468 yaitu perilaku tingkat kecemasan
Rumah sakit PKU 2. Populasi penelitian dengan p- value = 0,000, caring perawat pasien, sedangkan
Muhammadiyah adalah semua pasien dengan demikian pada 2. Persamaan yang variable terikat yang
Surakarta yang menjalani rawat tingkat signifikansi 5% nilai kedua yaitu desain peneliti lakukan
inap di RS PKU p-value lebih kecil dari penelitian yaitu kepatuhan diet
Muhammadiyah tingkat signifikansi atau menggunakan 2. Perbedaan pada
Surakarta 0,000 < 0,05 maka pendekatan cross penelitian ini adalah
3. Teknik sampling adalah diputuskan H0 sectional responden yang digu
purposive sampling. ditolak dan menerima Ha. 3. Persamaan yang nakan yaitu Pasien
4. Instrument penelitian Berdasarkan kriteria uji ketiga yaitu tehnik Rawat Inap di
berupa kuesioner tersebut maka disimpulkan pengambilan Rumah Sakit PKU
perilaku caring dan terdapat hubungan yang sampling Muhammadiyah
kuesioner kecemasan signifikan antara perilaku menggunakan Surakarta. Sedangka

10
No Nama/Tahun Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
HRS-A. caring perawat terhadap purposive n peneliti mengguna
5. Teknik analisis data kecemasan pasien di Rumah sampling. kan responden atau p
menggunakan uji Rank Sakit PKU Muhammadiyah asien di Ruang Hemo
Spearman. Surakarta. dialisa Rumah Sakit
Bethesda Yogyakart
a.
3. Perbedaan ketiga
terletak apada
analisis data yaitu
menggunakan uji
spearman,
sedangkan peneliti
menggunakan uji chi
square

11
BAB II

KAJIAN TEORI

a. Landasan Teori

b. Perilaku Caring Perawat

a. Definisi Caring

Caring adalah inti dari praktik keperawatan yang baik, karena

caring bersifat khusus dan bergantung pada hubungan perawat dan

klien sehigga dapat memaksimalkan proses penyembuhan pasien

(Kusnanto, 2019). Caring merupakan fenomena universal yang

mempengaruhi cara manusia berfikir, berperasaan dan bersikap

ketika berinteraksi dengan orang lain. Menghargai orang lain dan

mempunyai perasaan memiliki serta bertanggung jawab (Potter &

Perry, 2015). Perilaku caring meliputi mendengar penuh perhatian,

penghiburan, kejujuran, kesabaran, tanggung jawab, menyediakan

informasi, sehingga pasien dapat membuat keputuhan (Nugraha &

Wianti, 2017)

b. Manfaat caring

Beberapa manfaat caring menurut Kusnanto (2019) sebagai berikut:

1) Meningkatkan kepuasan klien dan mutu pelayanan terutama di

rumah sakit

2) Meningkatkan kesehatan individu dan memfasilitasi pemberian

pelayanan kesehatan padapasien.

12
13

3) Mempengaruhi kepuasan pasien yang akan memberikan

manfaat secara finansial bagi industri pelayanan kesehatan

c. Tujuan caring

Tujuan caring perawat menurut Kusnanto (2019) yaitu

1) Memungkinkan klien untuk mencapai sesuatu kesehatan dan

kebahagian

2) Memberikan asuhan fisik dengan memperhatikan emosi klien

3) Meningkatkan rasa nyaman dan aman terhadap klien

d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Caring

Caring merupakan aplikasi dari proses keperawatan sebagai bentuk

kinerja yang ditampilkan oleh seorang perawat. Tiga faktor

menurut Kusnanto (2019) yang berpengaruh terhadap kinerja

individu meliputi:

1) Faktor individu

Individu dikelompokan pada subvariabel kemampuan,

keterampilan, latar belakang dan demografis. Kemampuaan

dan keterampilan merupakan faktor penting yang berpengaruh

terhadap perilaku dan kinerja individu. Kemampuan intelektual

merupakan kapasitas individu mengerjakan berbagai tugas

dalam sesuatu kegiatan mental.

2) Faktor psikologis

Faktor psikologis terdiri atas sikap, komitmen dan motivasi.

Faktor ini dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial,


14

pengalaman dan karakteristik demografis. Setiap orang

cenderung mengembangkan pola motivasi tertentu. Motivasi

merupakan kekuatan yang dimiliki seseorang dalam

melahirkan intensitas dan ketekunan yang dilakukan secara

sukarela.

3) Faktor organisasi

Faktor organisasi yang berpengaruh dalam perilaku caring

adalah sumbar daya manusia, kepemimpinan, imbalan, struktur

dan pekerjaan. Imbalan akan berpengaruhi motivasi yang

akhirnya secara tidak langsung dapat mempengaruhi kinerja

individu.

e. Cara Mengukur Perilaku Caring

Pengukuran caring merupakan proses menurunkan subyektifitas,

fenomena manusia yang bersifat invisible (tidak terlihat) yang

terkadang bersifat pribadi, ke bentuk yang lebih obyektif. Oleh

sebab itu, penggunaan alat ukur formal mampu mengurangi

subyektifitas pengukuran perilaku caring (Kusnanto, 2019).

Pengukuran perilaku caring perawat bisa dilakukan melalui

pengukuran persepsi pasien terhadap perilaku caring perawat.

dengan menggunakan persepsi pasien dalam pengukuran perilaku

caring perawat bisa memberikan hasil yang lebih sensitif karena

pasien adalah individu yang menerima langsung perilaku dan

tindakan perawat termasuk perilaku caring (Kusnanto, 2019).


15

Menurut Kusnanto (2019) beberapa alat ukur formal yang

digunakan untuk mengukur perilaku caring perawat didasarkan

pada persepsi pasien antara lain:

1) Caring Behaviors Assesment Tool (CBA)

Sebagai salah satu alat ukur pertama yang dikembangkan untuk

mengkaji caring. CBA disempurnakan didasari dari teori

Watson dan memakai 10 faktor karatif. CBA terdiri dari 63

perilaku caring perawat yang dikelompokkan menjadi 7

subskala yang disesuaikan 10 faktor karatif Watson. Tiga faktor

karatif pertama dikelompokkan menjadi satu subskala. Enam

faktor karatif lainnya mewakili semua aspek dari caring. Alat

ukur ini memakai skala Likert (5 poin) yang merefleksikan

derajat perilaku caring menurut persepsi pasien

2) Caring Behavior Checklist (CBC) and Client Percepstion Of

Caring (CPC)

Kuesioner yang digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui

respon pasien terhadap perilaku caring perawat. Dua alat ukur

ini digunakan bersama-sama untuk melihat proses caring. CBC

terdiri dari 12 item perilaku caring. Alat ukur ini membutuhkan

seorang observer yang menilai interaksi perawat-pasien selama

30 menit. Rentang nilai 0 (nol) sampai 12 (dua belas), nilai

paling tinggi menunjukkan ada perilaku caring yang

ditampilkan. CPC ditunjukkan kepada pasien setelah


16

diobservasi. Alat ukur ini terdiri dari 10 item dengan 6 rentang

skala. Rentang skor 10 sampai 60, dimana skor tertinggi

menunjukkan derajat perilaku caring yang ditunjukkan yang

dipersepsikan pasien bernilai tinggi, begitu juga sebaliknya

3) Caring Professional Scale (CPS)

Caring Professional Scale (CPS) terdiri dari dua subskala

analitik yaitu Compassoionate Healer dan Competent

Practitioner, yang berasal dari 5 komponen caring Swanson

yaitu mengetahui, keberadaan, melakukan tindakan,

memampukan, dan mempertahankan kepercayaan. CPS terdiri

dari 14 item dengan 5 skala Likert. Validitas dan reliabilitas

CPS dikembangkan dengan menghubungkan alat ukur CPS

dengan subskala empati The Barret-Lenart Relationship

Inventory

4) Caring Assesment Tools (CAT)

Caring Assesment Tools (CAT) memakai konsep teori Watson

dan mengukur 10 faktor kuratif. Alat ukur ini terdiri dari 100

item dengan menggunakan skala Likert dari 1 (caring rendah)

sampai 5 (caring tinggi), sehingga kemungkinan skor total

berkisar antara 100 samapai 500.


17

5) Caring Behaviour Inventori (CBI)

Kuesioner Wolf (1986) telah diujicobakan dalam penelitian

Gurusinaga (2015) di Rumah Sakit Adam Malik Medan.

Pernyataan untuk variabel Respectful deference yang terdapat

dalam instrumen penelitian ini terdapat pada nomor 1, 2, 3, 5, 7,

8, 4; Assurance of human presence pada nomor 9, 10, 11, 15,

28, 6; Professional knowledge and skill pada nomor 29, 16, 18,

27, 30, 31, 32, 12; Positive connectedness pada nomor 33, 26,

24, 17, 14, 19, 13 dan Attentive to other’s experience yang

terdapat dalam instrument penelitian ini pada nomor 20, 21, 22,

23, 25.

Pengembangan kuesioner juga dilakukan dengan memasukkan

poin yang ada dalam kode etik keperawatan yang telah

dikeluarkan oleh PPNI khususnya pada poin perawat dan klien

yang merupakan pedoman bagi perawat untuk memberikan

pelayanan keperawatan terhadap klien. Untuk kode etik

keperawatan ini menyesuaikan dengan dimensi caring Wolf

yang terdapat dimensi Respectful deference pada nomor 8 dan

4, Assurance of human presence pada nomor 6 dan

Professional knowledge and skill pada nomor 12.

Alat ukur yang digunakan oleh peneliti yaitu menggunakan ins

trumen berupa kuesioner Caring Behavior Inventory (CBI)

yang diadopsi dari penelitian Kalsum (2016) dengan jumlah 33


18

item pernyataan. Kuesioner ini menggunakan skala likert

dengan empat pilihan jawaban “Selalu, “Sering”, “Kadang-

Kadang”, “Tidak Pernah” untuk pernyataan jawaban “Selalu”

diberi skor “4”, jawaban pernyataan “Sering” diberi skor “3”,

jawaban pernyataan “kadang-kadang” diberi skor “2” dan

jawaban pernyataan jawaban “Tidak Pernah” diberi skor “1”.

Rumus yang digunakan untuk mengetahui rentang nilai yaitu

(Sugiyono, 2018):

( 33 x 4 ) −( 33 x 1 )
p= =49,5=49
2

Kriteria Objektifnya adalah sebagai berikut:

1) Baik jika total nilai 83-132

2) Buruk jika total nilai 33-82

6) Caring Factor Survey (CFS)

Merupakan alat ukur terbaru yang menguji hubungan caring

dan cinta universal (caritas). CFS mengkaji penggunaan caring

fisik, mental, dan spiritual yang dilaporkan oleh pasien yang

mereka lewat. Alat ukur ini pada awalnya terdiri 20 item lalu

diperkecil menjadi 10 item pertanyaan, tiap pernyataan

mewakili satu proses caritas. CFS menggunakan skala Likert

dari 1 sampai 7. Skala terendah (1-3) mengindikasi tidak setuju,


19

7 sangat setuju, dan 4 netral. Semua item pertanyaan bersifat

positif, ditujukan kepada pasien atau keluarga pasien

f. Faktor Pembentuk Perilaku Caring

Faktor pembentuk perilaku caring menurut Kusnanto (2019),

sebagai berikut:

1) Membentuk sistem nilai humanistik- altruistik

Asuhan keperawatan yang diberikan berdasarkan nilai-nilai

kemanusiaan (humanistik) dan perilaku yang mementingkan

kepentingan orang lain (altruistik)

2) Menanamkan keyakinan dan harapan (faith-hope)

Membina hubungan perawat dan klien yang efektif, perawat

mempunyai perasaan optimis, harapan dan rasa percaya diri.

Perawat juga perlu menyampaikan informasi alternatif

pengobatan lain untuk memberikan harapan kesembuhan pada

klien

3) Mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain

Perawat dituntut dapat mengerti pikiran dan emosi orang lain.

4) Membina hubungan saling percaya dan saling membantu

(helping-trust)

Ciri hubungan helping-trust yaitu empati dan hangat.

Hubungan yang di lakukan secara jujur dan terbuka.

5) Meningkatkan dan menerima ungkapan perasaan positif dan

negatif
20

Perawat dapat mendengarkaan semua keluhan dan perasaan

klien

6) Menggunakan proses pemecahan masalah secara kreatif

Pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah perawat

menggunakan metode proses keperawatan sebagai pendekatan

asuhan kepada pasien.

7) Meningkatkan belajar mengajar transpersonal

Memberi asuhan mandiri, menetapkan kebutuhan personal, dan

memberikan kesempatan untuk pertumbuhan secara personal

8) Memfasilitasi lingkungan suportif, protektif, atau memberikan

mental fisik sosiokultural dan spiritual.

Mengetahui pengaruh lingkungan internal dan eksternal

terhadap kondisi kesehatan pasien

9) Membantu memuaskan kebutuhan manusia

Mengetahui kebutuhan komprehensif diri sendiri dan pasien.

10) Terbuka terhadap hal-hal yang tidak terduga

g. Perilaku Caring Dalam Keperawatan

Menurut Kusnanto (2019), tiga aspek penting yang menjadi

landasan perawat untuk care terhadap orang lain atau klien sebagai

berikut:

1) Aspek kontrak
21

Perawat memiliki tugas profesional untuk care,” untuk itu

perawat haruslah mempunyai sikap care tersebut sebagai

kontrak kerja.

2) Aspek etika

Etika adalah pertanyaan tentang apa yang benar dan yang

salah, bagaimana mengambil keputusan yang tepat, bagaimana

melakukan tindakan dalam situasi tertentu, hal ini akan

mempengaruhi perawat dalam memberikan asuhan.

3) Aspek spiritual

Ide untuk caring satu sama lain dalah ide utama di semua

agama besar di dunia. Oleh sebab itu perawat religious adalah

seorang yang care.

c. Kepatuhan

a. Definisi Kepatuhan

Patuh adalah sikap positif seseorang yang ditunjukkan dengan

adanya perubahan secara berarti sesuai dengan tujuan telah yang

ditetapkan (Notoatmodjo, 2014). Kepatuhan adalah ketaatan untuk

memenuhi anjuran petugas tanpa dipaksa untuk melakukan

tindakan (Katz, 2014).

b. Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan

Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan Menurut

Katz (2014), sebagai berikut:


22

1) Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari penginderaan manusia atau

hasil tahu seseorang terhadap suatu objek dari indera yang

dimilikinya yang dapat mempengaruhi seseorang dalam

mengambil suatu keputusan dan tindakan

2) Motivasi

Motivasi adalah keinginan seseorang yang mendorong untuk

berprilaku.

3) Pendidikan

Pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan seseorang

atau kelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai

tingkat kehidupan yang lebih tinggi

4) Sikap

Sikap yaitu memberikan dasar pada seseorang untuk membuat

respon atau perilaku tertentu yang dipilihnya.

5) Keterampilan

Keterampilan merupakan suatu pemahaman subjek terhadap

suatu objek dan pemahaman tersebut dipraktekkan secara

berulang-ulang sehingga menjadi suatu tindakan.

6) Fasilitas

Melakukan suatu tindakan atau organisasi diperlukan fasilitas

yang lengkap harus dipersiapkan sebelumnya.

7) Prosedur tindakan
23

Langkah –langkah yang harus dilaakukan sesuai dengan SOP

yang berlaku.

c. Faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan

Menurut Siregar (2016) faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan

antara lain:

1) Pemahaman tentang instruksi

Tidak seorang pun dapat mematuhi instruksi, jika salah paham

tentang instruksi yang diterima.

2) Kualitas interaksi

Kualitas interaksi antar komunikator atau komunikan

merupakan bagian yang penting dalam menentukan derajat

kepatuhan seseorang dalam melakukan tindakan.

3) Isolasi sosial dan keluarga

Keluarga dapat menjadi faktor yang sangat mempengaruhi

dalam menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu serta

dapat menentukan tentang program yang terima.

4) Keyakinan, sikap dan kepribadian

Keyakinan seseorang tentang suatu hal berguna untuk

memperkirakan adanya ketidakpatuhan.

d. Cara Pengukuran Kepatuhan

Pengukuran kepatuhan diet yang diadaptasi dari penelitian

Dwiyanti (2021) dengan jumlah 13 item pernyataan. Kuesioner ini


24

dibuat menggunakan skala Guttman dengan alternatif jawaban

“Ya” diberi skor 1 dan “Tidak” diberi skor 0. Rumus yang

digunakan untuk mengetahui rentang nilai yaitu (Sugiyono, 2018):

( 13 x 1 )− (13 x 0 )
p= =7,5=7
2

Kriteria Objektifnya adalah sebagai berikut:

1) Patuh jika total nilai 8-13

2) Tidak patuh jika total nilai 0-7

d. Gagal ginjal kronik

a. Definisi Gagal Ginjal Kronik

Gagal ginjal kronik merupakan suatu kondisi yang terjadi pada

ginjal yang lama kelamaan ginjal mulai tidak dapat melakukan

fungsinya dalam kurun waktu lebih dari tiga bulan (Muttaqin &

Kumalasari, 2016). Gagal ginjal kronik adalah kondisi ginjal yang

mengalami penurunan fungsi secara lambat, progresif dan

irreversible dimana kemampuan tubuh gagal dalam

mempertahankan metabolisme, cairan dan keseimbangan elektrolit

(Smeltzer & Bare, 2017).

b. Anatomi Fisiologi Ginjal

Manusia mempunyai dua ginjal dengan memiliki panjang yang

bervariasi yaitu berkisar antara 125 g sampai 170 g pada pria

dewasa dan 115 g - 155 g pada wanita dewasa. Panjang ginjal kira-
25

kira 11 cm sampai 12 cm, lebar 5,0 cm sampai 7,5 cm, dan

ketebalan 2,5 cm sampai 3,0 cm (Smeltzer & Bare, 2017).

Ginjal memiliki kurang lebih satu juta nefron yang merupakan unit

fungsional ginjal. Nefron terdiri dari glomerulus, tubulus kontortus

proksimal, lengkung Henle, tubulus kontortus distalis dan tubulus

kolektivus. Glomerulus merupakan unit kapiler yang disusun dari

tubulus membentuk kapsula Bowman. Setiap glomerulus

mempunyai pembuluh darah arteriola afferen yang membawa

darah masuk glomerulus dan pembuluh darah arteriola efferen

yang membawa darah keluar glomerulus (Smeltzer & Bare, 2017).

Pembuluh darah arteriola efferen bercabang menjadi kapiler

peritubulus yang memperdarahi tubulus. Di sekeliling tubulus

ginjal tersebut terdapat pembuluh kapiler, yaitu arteriola yang

membawa darah dari dan menuju glomerulus, serta kapiler

peritubulus yang memperdarahi jaringan ginjal (Smeltzer & Bare,

2017).

c. Klasifikasi

Klasifikasi menurut Kidney Disease Improving Global Outcome

(KDIGO), 2013 sebagai berikut:

Tabel. 2
Klasifikasi GGK
Stadium Penjelasan Kategori GFR
(mL/min/1,73 m2)
G1 Normal atau kerusakan ginjal dengan ≥ 90
peningkatan GFR
G2 Kerusakan ginjal dengan penurunan GFR 60-89
ringan
G3a Kerusakan dengan penurunan GFR ringan 45-59
26

Stadium Penjelasan Kategori GFR


(mL/min/1,73 m2)
sampai sedang
G3b Kerusakan dengan penurunan GFR sedang 30-44
sampai berat
G4 Kerusakan dengan penurunan GFR berat 15-29
G5 Gagal ginjal ≤15

d. Etiologi

Menurut Purnomo (2016), etiologi gagal ginjal kronik sebagai berikut:

1) Infeksi: Infeksi Saluran Kemih (ISK), Glomerunefritis

2) Penyakit vaskuler hipertensi nefrosklerosis benigna, nefrosklerosi

s maligna, stenosis arteria renalis.

3) Gangguan jaringan penyambung, contohnya lupus eritematosus si

skemik, poliarteritis nodusa, sclerosis sistemik progresif

4) Gangguan kongenital dan herediter: polikistik asidosuis, tubulus g

injal

5) Penyakit metabolik: diabetes mellitus, gout arthritis, hiperparatiro

itisme, amyloidosis

6) Nefropasik toksik: penyalahgunaan analgesik, nefropati timbal

7) Nefropati obstruktif: kalkuli neoplasma, saluran kemih atas, salur

an kemih bawah, hipertrofi prostat

e. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis gagal ginjal kronik menurut Purnomo (2016) yaitu:

1) Gangguan biokimia

a) Asidosis metabolik

b) Ketidakseimbangan kalium dan natrium


27

c) Asotemia

2) Gangguan sistem kardiovaskuler.

a) Hipertensi

b) Sesak nafas

c) Gangguan irama jantung.

d) Edema.

3) Gangguan sistem gastrointestinal.

a) Anoreksia, mual.

b) Mulut berbau amonia.

c) Stomatitis.

4) Gangguan sistem integumen

a) Kulit pucat, kering, mudah lecet, rapuh

b) Warna kulit abu-abu mengkilat bersemi kuning.

5) Gangguan sistem hematologi

a) Anemia.

b) Trombositopeni.

c) Mudah terjadi infeksi akibat terganggunya fungsi leukosit dan

limfosit.

6) Gangguan sistem saraf otot

a) Tungkai sulit digerakkan (retless leg syndrome).

b) Gangguan tidur.

c) Kelemahan.

d) Kejang.
28

7) Jumlah urine (kemih) berkurang atau tidak ada urine

f. Komplikasi

LeMone et al (2016), menyatakan efek multisitem dari uremia,

sebagai berikut:

1) Kardiovaskular

a) Pericarditis

b) Efek pericardial

c) Penyakit cerebrovaskular

d) Gagal jantung

2) Respiratorik

a) Edemaparu

b) Pleuritis

c) Pernapasan Kussmaul

3) Hematologi

a) Anemia

b) Gangguan pembekuan

4) Sistem imun

a) Penurunan hitung leukosit

b) Peningkatan kerentanan terhadap infeksi

5) Gastrointestinal

a) Ulkus peptikum

b) Perdarahan gastrointestinal

6) Efek neurologis
29

a) Kejang

b) Penurunan LOC (Loss of consciousness)

c) Koma

7) Mukuloskeletal

a) Osteodistrofi

b) Nyeri tulang

c) Fraktur spontan

8) Endokrin

a) Hiperparatiroidisme

b) Intoleransi glukosa

9) Metabolik

a) Azotemia (↑ BUN dan kreatini serum)

b) Hyperkalemia

c) Hiperfosfatemia

d) Hipokalsemia

e) Hipermagnesia

f) Asidosis

g) Hyperlipidemia

h) Hiperurisemia

i) Malnutrisi

10) Dermatologi

a) Pucat
30

b) Warna kulit uremik (kuning-hijau)

c) Kulit kering, turgor buruk

d) Pruritis

e) Ekimosis

f) “Bekuan” uremik

11) Urinarius

a) Proteinuria

b) Hematuria

c) Berat jenis tetap

d) Nokturia

e) Olugiria, anuria

g. Penatalaksanaan

Menurut Black & Hawks (2014), rencana tatalaksana pada pasien

gagal ginjak kronik yaitu sabagai berikut

1) Mengontrol tekanan darah dibawah 130/80 mmHg

2) Mengatur kadar glukosa darah untuk menjaga HBA1C di bawah

7%

3) Mengatur hyperlipidemia dengan diet dan obat yang

menurunkan kolesterol (biasanya statin)

4) Mengatur dan mengobati manifestasi yang muncul dari gagal

ginjal termasuk anemia, hiperfosfatemia dan hiperkalemia,

hiperparatiroidisme, dan asidosis metabolik

5) Mempersiapkan pasien untuk terapi penempatan ginjal ketika


31

diperlukan.

h. Diet Pasien Gagal Ginjal Kronik

Intervensi diet pada pasien gagal ginjal kronis meliputi pengaturan

asupan energi, fosfat, natrium, kalium, pengaturan intake cairan,

vitamin dan mineral. Asupan nutrisi tergantung dari stadium gagal

ginjal kronis dan pada pasien yang menjalani dialisis tergantung dari

jenis dialisis yang dijalani. Sebelum memberi terapi nutrisi harus

dilakukan penilaian status nutrisi terlebih dahulu (Goldstein-Fuch &

LaPierre, 2014).

1) Rekomendasi nutrisi harian

Menurut Goldstein-Fuch & LaPierre (2014) sebagai berikut:

Tabel. 3
Rekomendasi Nutrisi Harian
Nutrien Hemodialisa
Protein ≥1.2 g/kg/hari dengan paling sedikit
50% HBV
Energi (jika pasien 115% ≥60 tahun: 30-35 kkal/kg
dari rata-rata BB standar, <60 tahun :35 kkal/kg
gunakan aBWef)
Fosfat 900 mg/hari atau<17 mg/kg/hai
Natrium 2.000-3.000 mg/hari (88-130
mmol/hari)
Kalium 40 mg/kg atau kira-kira 2.000-3.000
mg/jaro (50-80 mmol/hari)
Cairan 500-1.000 mL/hari ditambah jumlah
urin perhari
Kalsium 800 mg/hari atau bila perlu untuk
menjaga target level serum
Vitamin dan mineral Vitamin C, 60-100 mg; vitamin B6,
5-10 mg; asam volat, 0.8-1 mg
32

2) Bahan makanan yang dianjurkan

a) Karbohidrat: nasi, bihun, mie, makaroni, jagung, roti,

kwethiau, kentang, tepung-tepungan, madu, sirup, permen,

dan gula.

b) Protein hewani: telur, susu, daging, ikan, ayam. Bahan

makanan pengganti protein hewani: tempe, tahu, susu kacang

kedelai.

c) Lemak: minyak kelapa, mintak jagung, minyak kedelai,

margarine rendah garam, mentega.

d) Vitamin dan mineral: sayur dan buah kecuali jika pasien

mengalami hiperglikemi perlu menghidari sayuran dan buah

yang mengandung kalium tinggi

3) Bahan makanan yang di hindari

Hindari bahan makanan yang tinggi kalium jika pasien

mengalami hiperglikemi, jenis bahan makanan tinggi kalium yaitu

bayam, gambas, daun singkong, leci, daun pepaya, nangka, kelapa

muda, pisang, durian

Hindari makanan yang tinggi natrium jika pasien hipertensi,

edema, asites. Makanan tinggi natrium yaitu garam, vetsin,

penyedap rasa atau kaldu kering, makanan yang diawatkan,

kalengan dan diasinkan.


33

4) Diet natrium dan cairan

Jumlah natrium yang diperbolehkan adalah 40-90 mEq/hari (1-2 g

ram natrium), namu asupan natrium yang optimal harus ditentuka

n secara individu untuk setiap pasien agar tercapai keseimbangan

hidrasi yang baik. Aturan umum asupan cairan adalah keluaran ur

in selama 24 jam + 500 ml mengambarkan kehilangan cairan yan

g tidak disadari. Kebutuhan cairan yang diperbolehkan pada pasie

n aneftrik 800 ml/hari dan pasien dialysis diberikan cairan yang m

encukupi untuk memungkinkan kenaikan berat badan 2-3 pon (se

kitar 0,9 kg -1,3 kg) selama pengobatan (Price & Wilson, 2013)

i. Pengukuran Kepatuhan Diet

Pengukuran kepatuhan diet pada pasien gagal ginjal kronis

menggunakan kuesioner kepatuhan diet yang diadopsi dari penelitian

Dwiyanti (2021) dengan jumlah 13 item pernyataan. Kuesioner ini dib

uat menggunakan skala Guttman dengan alternatif jawaban “Ya”

diberi skor 1 dan “Tidak” diberi skor 0.

Pengukuran kepatuhan diet dikategorikan menjadi 2 kategori, yaitu

(Dwiyanti, 2021):

1) Patuh, apabila skor 7-13

2) Tidak patuh, apabila skor 0-6


34

j. Hemodialisa

1) Definisi

Hemodialisa merupakan tindakan pengobatan yang dilakukan

pada pasien gagal ginjal kronik supaya mampun untuk bertahan

hidup (Kemenkes RI, 2018).

Hemodialisa adalah suatu terapi penganti fungsi ginjal yang

dilakukan dengan mengalirkan dara ke dalam suatu tabung ginjal

buatan (dialiser) dengan tujuan untuk mengeliminasi sisa-sisa

metabolism protein dan kereksi gangguan keseimbangan elektrolit

antara kompertemen darah dengan kompartemen dialisat melalui

membrane semi-permiabel (Price & Wilson, 2013)

2) Tujuan hemodialisa

Tujuan dari hemodialisa menurut Nuari & Widayanti (2017)

antara lain:

a) Menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi ekskresi, yaitu

menbuang sisa-sisa metabolisme dalam tubuh, seperti ureum,

kreatinin dan sisa metabolisme lain

b) Menggantikan fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan

tubuh

c) Meningkatkan kualitas hidup pasien yang menderita

penurunan fungsi ginjal


35

d) Menggantikan fungsi ginjal sambil menunggu program

pengobatan lain

3) Indikasi

Menurut Zarsa et al (2018) inisiasi dilakukan hemodialysis

apabila dalam keadaan berikut:

a) Kelebihan cairan ekstraseluler yang sulit dikendalikan

dan/atau hipertensi

b) Hyperglikemia yang refrakter terhadap restriksi diet dan

terapi farmakologis

c) Asidosis metabolic yang refrakter terhadap pemberian terapi

bikarbonat

d) Hiperfosfatemia yang refrakter terhadap retriksi diet terapi

pengikat fosfat

e) Anemia yang refrakter terhadap pemberian eritopoitin dan

besi

f) Adana penurunan kapasitas fungsional atau kualita hidup

tanpa penyebab yang jelas

g) Penurunan betar badan atau malnutrisi, terutama apabila

disertai gejala mual, muntah, atau adanya bukti lain

gastroduodenitis

h) Gangguan neurologis (neuropati, ensefalopati, gangguan

psikiatri, pleuritis atau pericarditis) yang tidak disebabkan


36

oleh penyebab lain, serta diathesis hemoragik dengan

pemanjangan waktu perdarahan.

4) Kontraindikasi

Kontraindikasi pasien yang hemodialisa menurut Wijaya & Putri,

(2013), yaitu:

a) Hipertensi (TD >200/100 mmHg)

b) Hipotensi (TD<100 mmHg)

c) Perdarahan hebat

d) Demam tinggi

k. Kepatuhan Diet Gagal Ginjal Kronik

Kepatuhan pasien gagal ginjal kronik dalam melakukan diet adalah

dimana pasien mengonsumsi dan tidak mengonsumsi makanan yang

dianjurkan maupun yang tidak dianjurkan (Savitri & Parmitasari,

2015).

e. Perawat

a. Definisi Perawat

Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi

keperawatan, baik di dalam maupun di luar Negeri yang diakui

oleh pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan

(PERMENKES RI, 2019). Perawat adalah seseorang yang telah

menyelesaikan program pendidikan keperawatan, yang berwenang

di Negara bersangkutan untuk memberikan asuhan keperawatan


37

dan bertanggung jawab dalam peningkatan kesehatan, pencegahan

terhadap penyakit (Kemenkes. RI, 2017)

b. Peran Perawat

Menurut Potter & Perry (2015), Mengidentifikasikan beberapa

elemen peran perawat sebagai berikut:

1) Pemberi perawatan (Care giver)

Pemberi asuhan keperawatan perawat dapat memberikan

pelayanan keperawatan yaitu memenuhi kebutuhan asah, asih d

an asuh

2) Sebagai pelindung klien (advocat)

Dalam hal ini perawat berperan sebagai pembela klien dalam b

eberapa hal seberti penentuan hak sebagai klien, dalam peran i

ni perawat dapat mewakili kebutuhan dan harapan klien kepad

a tenaga kesehatan lain.

3) Pendidik klien (Educator)

Peran perawat sebagai pendidik, dalam memberikan asuhan ke

perawatan harus mampu berperan sebagai pendidik, dengan pe

ndidikan pasien dapat merubah perilaku sehingga tidak mengal

ami gangguan yang sama dan dapat merubah perilaku yang tid

ak sehat.
38

4) Bekerja sama tim (Collabolator)

Kolaborasi merupakan tindakan kerja sama dengan tim kesehat

an lain untuk menentukan tindakan yang akan yang akan di ber

ikan kepada pasien

5) Pengambil keputusan

Pengambilan keputusan, perawat mempunyai peran yang

sangat penting, seperti akan mengambil keputusan yang tepat

dalam memberikan pelayanaan kesehatan pada pasien

6) Cordinator (perawat memanfaatkan semua sumber dan

potensi yang ada baik materi maupun kamampuan klien secara

terkoordinasi sehingga tidak ada intervensi yang terlewatkan

maupun tumpang tindih

7) Peneliti (sebagai pembaharu)

Peran perawat sebagai peneliti, dapat dilakukan untuk

meningkatkan mutu pelayanan keperawatan kepada pasien,

dengan melakukan kajian-kajian keperawatan pasien yang

dapat dikembangkan untuk perkembangan teknologi

keperawatan.

8) Konsultan

Konsultan merupakan upaya perawat dalam melaksanakan per

an untuk berkonsultasi terhadap masalah yang dihadapi oleh kl

ien
39

c. Fungsi perawat

Menurut Potter & Perry (2015), fungsi perawat adalah membantu

klien baik dalam kondisi sakit maupun sehat, untuk meningkatkan

derajat kesehatan pasien. Dalam menjalankan tugas perawat akan

melaksanakan berbagai fungsi sebagai berikut:

1) Fungsi independen

Fungsi independen merupakan fungsi mandiri dan tidak tergant

ung pada orang lain, diaman perawat dalam menjalankan tugas

nya secara mandiri untuk memenuhi memenuhi kebutuhan psik

ologis manusia.

2) Fungsi dependen

Fungsi dependen merupakan fungsi perawat dalam melaksanak

an tugasnya atas dasar intruksi dari perawat lain.

3) Fungsi interdependen

Fungsi interdependen merupakan fungsi yang dilakukan dalam

kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan antar tim sat

u sama lain.

f. Kerangka Teori

Kerangka teori dalam skripsi ini dapat dijelaskan pada halaman 40.
Perilaku caring
Perawat 1. Definisi caring
1. Definisi perawat 2. Manfaat caring
Kepatuhan 2. Peran perawat 3. Tujuan caring
3. Fungsi perawat 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
5. Faktor pembentuk perilaku caring
Gagal ginjal kronik
Kepatuhan 1. Pengertian
2. Anatomi fisioligi Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku caring
Kepatuhan adalah ketaatan tergad
3. Klasifikasi 1. Faktor individu
ap anjuran, prosedur atau peratura
4. Etioligi 2. Faktor psikologis
n yang harus dilakukan
5. Manifestasi klinis 3. Faktor organisasi
6. Komplikasi Faktor pembentuk perilaku caring
Faktor-faktor yang mempengar
1. Humanistik – altruistik
uhi kepatuhan 7. Penatalaksanaan
2. Menanamkan harapan dan keyakinan.
1. Pengatahuaan 3. Mengembangkan sensivitas untuk diri sendiri dan orang lain.
2. Motivasi 4. Membina hubungan saling percaya dan saling membantu.
Penatalaksanaan diet pad
3. Pendidikan 5. Meningkatkan serta menerima ekspresi perasaan positif dan neg
a pasien gagal ginjal kron atif
4. Sikap
ik 6. Menggunakan proses pemecahan masalah secara kreatif
5. Keterampilan 7. Menfasilitasi lingkungan suportif, protektif, atau memberikan m
6. Fasilitas ental fisik sosiokultural dan spiritual
7. Prosedur tindakan Kepatuhan diet bagi 8. Meningkatkan belajar mengajar transpersonal
pasien HD 9. Membantu memuaskan kebutuhan manusia
10. Mengijinkan adanya kekuatan fenomena yang bersifat
spiritual
Skema 1. Kerangka Teori
Permenkes RI, 2019 Widyana, 2016, Kemenkes. RI, 2017, Risaldy, 2018, Firmansyah, 2019, Nugraha & Wianti, 2017, Arifianto,
2017, Menurut Katz, 2014, Fandinata, 2020, Smeltzer, 2017, Sarastika et al.,2019, Verdiansah, 2016, KDIGO, 2013, LeMone et al.
2019, Black & Hawks, 2014, Goldstein-Fuch & LaPierre, 2014), Rosiana, 2014, Kusanto, 2019, Wijaya & Putri, (2013), (Price,
2013), (Kemenkes, 2018)¸ Zarsa et.al, 2018, Nuari & Widayanti, 2017

40
41

g. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian sebagai berikut:

Variabel Bebas Variabel Terikat


Perilaku Caring Perawat di Ruang Kepatuhan Diet Gagal Ginjal Kronik
Hemodialisa Rumah Sakit Bethesda Tahun di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit
2022 Bethesda Tahun 2022
Hasil ukur: Hasil ukur:
a. Baik jika total nilai 83-132 a. Patuh jika skor nilai 8-13
b. Buruk jika total nilai 33-82 b. Tidak patuh jika skor nilai 0-7

Variable Pengganggu
Faktor-faktor yang mempengaruhi kep
atuhan
1. Pengatahuaan
2. Motivasi
3. Pendidikan
4. Sikap
5. Keterampilan
6. Fasilitas
7. Prosedur tindakan

Skema 2. Kerangka Konsep

Keterangan:

: Diteliti

: Tidak diteliti
42

h. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Ho: tidak ada hubungan antara perilaku caring perawat dengan

kepatuhan diet gagal ginjal kronik di ruang hemodialisa Rumah Sakit

Bethesda 2022.

2. Ha: ada hubungan antara perilaku caring perawat dengan kepatuhan diet

gagal ginjal kronik di ruang hemodialisa Rumah Sakit Bethesda 2022.

i. Asumsi Penelitian

Semakin baik perilaku caring perawat maka akan semakin patuh pasien

menjalankan diet gagal ginjak kronik di ruang hemodialisa rumah sakit

Bethesda Yogyakarta tahun 2022, sebaliknya semakin kurang perilaku

caring perawat makan akan semakin tidak patuh pasien menjalankan diet

gagal ginjal kronik di ruang hemodialisa rumah sakit Bethesda Yogyakarta

tahun 2022.

j. Variabel Penelitian

1. Definisi konseptual

a. Variable bebas: Perilaku caring perawat

Caring merupakan fenomena universal yang mempengaruhi cara

manusia berfikir, berperasaan dan bersikap ketika berinteraksi

dengan orang lain. Menghargai orang lain dan mempunyai

perasaan memiliki serta bertanggung jawab (Potter & Perry, 2016).


43

b. Variable terikat: Kepatuhan diet pasien gagal ginjal

Kepatuhan pasien gagal ginjal kronik dalam melakukan diet adalah

dimana pasien mengonsumsi dan tidak mengonsumsi makanan

yang dianjurkan maupun yang tidak dianjurkan (Safitri &

Parmitasari, 2015).

2. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini dijelaskan pada halaman 44


Tabel. 4
Definisi Operasional
Variabel Definisi operasional Alat ukur dan cara ukur Hasil ukur Skala
Perilaku caring Perilaku caring perawat dapat a. Alat ukur: peneliti menggunakan Pengukuran intervasl dengan rumus
perawat diartikan bentuk kepedulian, alat ukur kuesioner Caring Behavior interval= nilai tertinggi–nilai Nominal
ungkapan, cinta, otoritas, Inventory (CBI) yang diadopsi dari terendah: kategori
keberadaan dan empati perawat penelitian Kalsum (2016) yang
serta menghormati harga diri dan terdiri dari 33 item pernyataan. C
kemanusiaan sehingga mampu Kuesioner ini sudah dilakukan uji ( 33 x 4 )−( 33 x 1 )
melakukan tindakan sesuai validitas dan reliabilitas. ¿ =49,5=49
dengan kebutuhan klien yang b. Cara ukur: kuesioner ini
2
sedang menjalani diet gagal ginjal menggunakan skala likert dengan
kronik di ruang hemodialisa empat pilihan jawaban “Selalu, Jadi intervalnya adalah 49
rumah sakit Bethesda Yogyakarta “Sering”, “Kadang-Kadang”, “Tidak Hasil ukur
tahun 2022 Pernah” untuk pernyataan jawaban a. Baik jika total nilai 83-132
“Selalu” diberi skor “4”, jawaban b. Buruk jika total nilai 33-82
pernyataan “Sering” diberi skor “3”,
jawaban pernyataan “kadang-
kadang” diberi skor “2” dan jawaban
pernyataan jawaban “Tidak Pernah”
diberi skor “1”
Kepatuhan Diet Sikap positif klien gagal ginjal Kuesioner yang diadopsi dari penelitian Pengukuran intervasl dengan rumus
kronik yang ditunjukan adanya Dwiyanti (2021) yang berjudul interval= nilai tertinggi –nilai Skala
perubahan yang berarti sesuai Gambaran Kepatuhan Diet Pada Pasien terendah: kategori Nominal
dengan prosedur dan aturan yang Gagal Ginjal Kronis Di BRSUD Tabanan
telah ditetapkan selama klien Tahun 2021 dengan jumlah 13 item pern ( 13 x 1 )−( 13 x 0 )
menjalani terapi pengobatan di yataan. Kuesioner ini dibuat menggunaka C =7
ruang hemodialisa Rumah sakit n skala Guttman dengan alternatif
2
Bethesda Yogyakarta Tahun 2022 jawaban “Ya” diberi skor 1 dan “Tidak”
diberi skor 0 Jadi intervalnya adalah 7
Hasil ukur
a. Patuh jika skor nilai 7-13
b. Tidak patuh jika skor nilai 0-6

44
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan kuantitatif korelasional dengan menggunak

an pendekatan cross-sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

hubungan sebab akibat antara perilaku caring perawat dengan kepatuhan diet

gagal ginjal kronik di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Bethesda Tahun 2022

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 24 Oktober sampai 4 November 2022 p

ada pasien yang melakukan Hemodialisa di Rumah Sakit Bethesda Yogyakart

a tahun 2022.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang rutin melakukan hemodi

alisa di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta tahun 2022 yang berjumlah 90

responden.

45
46

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan purposive sampling. Sampel

dicari dengan menggunakan rumus menurut Sugiyono (2018) yaitu:


a
2
2
Z . P(1− p) . N
n= a
2
2 2
d (N−1)+ Z . P(1−p)

Keterangan:

n : besar sampel

N : besar populasi

d : Tingkat kepercayaan yang didiinginkan (0,1)

2 a a
Z : nilai Z pada DK 1− (1.96)
2 2

P : 0.5

Besar sampel dihitung menggunakan rumus:

1.962 .0.5 (1−0,5).90


n=
0.12 (90−1)+1,962 .0,5(1−0,5)

0,9604∗90
n=
0,89+0,9604

86,436
n=
1,8504

n = 46,71 = 47

Jadi sampel di penelitian ini berjumlah 47 orang pasien.

Kriteria dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu:

a. Kriteria Inklusi

1) Bersedia jadi responden

2) Responden yang berusia >18 tahun


47

3) Responden yang menjalankan hemodialisa > 2 bln

4) Responden yang bisa membaca dan menulis

b. Kriteria Ekslusi

1) Kondisi pasien yang tidak memungkinkan untuk menjadi

responden seperti penurunan kesadaran.

D. Alat Ukur Penelitian

1. Instrument Penelitian

a. Perilaku Caring

Alat ukur yang digunakan oleh peneliti yaitu menggunakan instrumen

berupa kuesioner Caring Behavior Inventory (CBI) yang diadopsi dari

penelitian Kalsum (2016) dengan jumlah 33 item pernyataan.

Kuesioner ini menggunakan skala likert dengan empat pilihan

jawaban “Selalu, “Sering”, “Kadang-Kadang”, “Tidak Pernah” untuk

pernyataan jawaban “Selalu” diberi skor “4”, jawaban pernyataan

“Sering” diberi skor “3”, jawaban pernyataan “kadang-kadang” diberi

skor “2” dan jawaban pernyataan jawaban “Tidak Pernah” diberi skor

“1”.

( 33 x 4 ) −( 33 x 1 )
p= =49,5=49
2

Kriteria Objektifnya adalah sebagai berikut:

1) Baik jika total nilai 83-132


48

2) Buruk jika total nilai 33-82

b. Kepatuhan Diet

Alat ukur yang digunakan oleh peneliti yaitu menggunakan instrumen

berupa kuesioner yang diadopsi dari penelitian Dwiyanti (2021) yang

berjudul Gambaran Kepatuhan Diet Pada Pasien Gagal Ginjal Kronis

Di BRSUD Tabanan Tahun 2021 dengan jumlah 13 item pernyataan.

Kuesioner ini dibuat menggunakan skala Guttman dengan alternatif

jawaban “Ya” diberi skor 1 dan “Tidak” diberi skor 0.

( 13 x 1 )− (13 x 0 )
p= =7,5=7
2

Kriteria Objektifnya adalah sebagai berikut:

1) Patuh jika total nilai 8-13

2) Tidak patuh jika total nilai 0-7

2. Kisi-kisi instrumen

Kisi-kisi dibagi menjadi dua yaitu:

a. Kisi-kisi umum

Tabel. 5
Kisi-kisi umum
Variable penelit Sumber data Metode Instrumen
ian
Perilaku Caring Pasien yang rutin melaku Angket Kuesioner
Perawat kan hemodialisa di Ruan
g Hemodialisa Rumah S
akit Bethesda Yogyakart
a Tahun 2022
Kepatuhan Diet Pasien yang rutin melaku Angket Kuesioner
kan hemodialisa di Ruan
g Hemodialisa Rumah S
akit Bethesda Yogyakart
49

a Tahun 2022

b. Kisi-kisi khusus

1) Variabel independen

Tabel. 6
Kisi-kisi Variabel Independen
Variabel Indikator Nomor soal Jumlah
Perilaku ca Assurance of human presence 1, 2, 3, 4, 5, 7
ring peraw 7, 8
at Respectfull deference 6, 9, 10, 11, 6
15, 28
Professional knowledge and skill 12, 16, 18, 8
27, 29, 30,
31, 32
Positive connectedness 13, 14, 17, 7
19, 24, 26,
33
Attentive to other’s experience 20, 21, 22, 5
23, 25
Jumlah 33

2) Variabel dependen

Tabel.7
Kisi-kisi Variabel Dependen
Variabel Indikator Favorable Unfavorable Jumlah
Kepatuhan Nutrisi 1, 2, 3, 4, 12 11
diet 5, 6, 7, 8,
9, 10
Natrium dan cairan 11, 13 2
Jumlah 10 3 13

E. Uji Validitas dan Reliabilitas

Instrument dalam penelitian ini diadopsi dari penelitian Kalsum (2016) dan

Dwiyanti (2021) sehingga tidak perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas

karena pada penelitian sebelumnya sudah dilakukan uji validitas dan

reliabilitas.
50

1. Uji Validitas

Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-be

nar mengukur apa yang diukur sehingga mengetahui apakah kuesioner ya

ng disusun mampu mengukur apa yang akan diukur maka dari itu diuji de

ngan korelasi antara skor (nilai) setiap itemnya (pernyataan) dengan skor t

otal kuesioner tersebut (Notoatmodjo, 2018).

a. Perilaku caring

Kuesioner dalam penelitian ini diadopsi dari penelitian yang dilakukan

oleh Kalsum (2016) yang terdiri dari 33 item pernyataan dan sudah

dilakukan uji validitas pada 30 responden dengan nilai r table sebesar

0,361 didapatkan hasil terendah 0,383 dan tertinggi 0,923 sehingga

semua item kuesioner tersebut dinyatakan valid.

b. Kepatuhan diet

Kuesioner dalam penelitian ini diadopsi dari penelitian yang dilakukan

oleh Dwiyanti (2021) yang terdiri dari 13 item pernyataan dan sudah

dilakukan uji validitas pada 29 responden dengan nilai r table sebesar

0,361 didapatkan hasil terendah 0,368 dan tertinggi 0,646 sehingga

semua item kuesioner tersebut dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan suatu indeks yang menunjukan sejauh mana suatu

alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2014). Pad
51

a saat melakukan uji reliabilitas seluruh item dan jika dikatakan reliabel a

pabila ralpha> 0.60.

a. Perilaku caring

Kuesioner dalam penelitian ini diadopsi dari penelitian yang dilakukan

oleh Kalsum (2016) yang terdiri dari 33 item pernyataan dan sudah

dilakukan uji reliabilitas didapatkan hasil 0,838 sehingga kuesioner

tersebut reliabel dan layak digunakan sebagai instrument penelitian.

b. Kepatuhan diet

Kuesioner dalam penelitian ini diadopsi dari penelitian yang dilakukan

oleh Dwiyanti (2021) yang terdiri dari 13 item pernyataan dan sudah

dilakukan uji reliabilitas didapatkan hasil 0,734 sehingga kuesioner

tersebut reliabel dan layak digunakan sebagai instrument penelitian

F. Etika Penelitian

Penelitian ini menggunakan prinsip-prinsip penelitian yaitu:

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity).

a. Melakukan inform consent kepada responden, peneliti menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian kepada responden dan meminta

persetujuan untuk dilakukan penelitian

b. Pasien yang bersedia menjadi responden tidak karena terpaksa dan

dipaksa dibuktikan dengan bersedia mengisi surat persetujuan menjadi

responden
52

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for priva

cy and confidentiality)

Peneliti menghormati privasi dan kerahasiaan responden dengan cara

menggunakan inisial untuk menjaga kerahasiaan identitas responden.

3. Keadilan dan inklusivitas (respect for justice and inclusiveness)

Peneliti menjamin semua responden dalam penelitian ini mendapat

perlakuan yang sama tanpa membeda-bedakan satu sama lain dengan

membagikan kuesioner.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing ha

rms and benefits)

Peneliti memberikan masker dan handsanitizer senilai Rp 20.000,-kepada

responden sebagai bentuk penghargaan dan apresiasi peneliti terhadap

partisipan yang telah mengorbankan waktu, pikiran dan tenaga dalam

informasi yang diperlukan peneliti.

5. Ethichal Clearence

Peneliti melakukan uji Ethical clearance sebelum penelitian dilakukan di

Rumah Sakit Bethesda yang beralamat di Jl. Jendral Sudirman no 70

Yogyakarta Indonesia 55224 Telphone 0274 586688 dengan nomor surat

No. 121/KEPK-RSB/X/22 tanggal 14 Oktober 2022.


53

G. Prosedur Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Tahap persiapan

a. Peneliti mengajukan permohonan surat pengantar studi awal kepada

dosen pembimbing Ibu Nimsi Melati, S. Kep., Ns., MAN pada tanggal

1 November 2021 dan mendapat balasan di hari yang sama

b. Peneliti mengajukan permohonan ijin studi awal di STIKES Bethesda

Yakkum Yogyakarta dan Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta pada

tanggal 2 November 2021 dan mendapat balasan pada tanggal 4

Desember 2021

c. Peneliti mempersiapkan surat ijin penelitian awal dari STIKES

Bethesda Yakkum Yogyakarta dan Rumah Sakit Bethesda

Yogyakarta, lembar persetujuan responden, lembar kuesioner pada

tanggal 2 November 2021 dan mendapat balasan dari Rumah Sakit

Bethesda Yogyakarta pada tanggal 4 Desember 2021

d. Peneliti menyerahkan tembusan surat ijin penelitian awal dan mohon

ijin penelitian awal kepada Kepala Bidang Keperawatan Rumah Sakit

Bethesda Yogyakarta, kepada Kepala Instalasi Rawat Jalan Rumah

Sakit Bethesda, kepada Kepala Ruang Hemodialisa Rumah Sakit

Bethesda Yogyakarta dan kepada pembimbing penelitian terkait Ibu

Nimsi Melati, S. Kep., Ns., MAN


54

e. Tanggal 6 September 2022 peneliti mengajukan permohonan

penelitian di STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta

f. Tanggal 8 September 2022 peneliti mendapatkan surat ijin penelitian

dari STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta dengan nomor surat

3850/SB/PP.05.05.01/IX/2022

g. Tanggal 22 September 2022 peneliti mengajukan permohonan

penelitian dan Ethical Clearance di Rumah Sakit Bethesda

Yogyakarta

h. Tanggal 24 Oktober 2022 peneliti mendapatkan surat ethical

clearence dengan nomor surat No. 121/KEPK-RSB/X/22 dari Komite

Etik Penelitian Kesehatan Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta

i. Tanggal 15 Oktober 2022 peneliti mendapatkan surat ijin penelitian

dari Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta dengan nomor surat 7425/KJ.

162/2022

j. Tanggal 24 Oktober 2022 peneliti menentukan responden dari

popolasi 90 diambil dengan rumus menjadi 47 pasien hemodialisa

yang sedang hemodialisis mengisi kuesioner dengan kriteria inklusi

dan ekslusi.

2. Tahap pelaksanaan

a. Peneliti menyerahkan tembusan surat ijin penelitian dan mohon ijin

penelitian Ketua STIKES Bethesda YAKKUM, kepada Kepala

Bagian DIKLITBANG, kepada Ketua Komite Etik Peneliti Rumah

Sakit Bethesda Yogyakarta, kepada Kepala Instalasi Rawat Jalan


55

Rumah Sakit Bethesda, kepada Kepala Ruang Hemodialisa Rumah

Sakit Bethesda Yogyakarta untuk melakukan penelitian di Ruang

Hemodialisa.

b. Tanggal 24 Oktober – 4 November 2022 peneliti mendatangi

responden di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta

c. Peneliti memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan penelitian dan

menunjukan surat ijin dari STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta

dan Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta

d. Peneliti meminta persetujuan dari responden yang akan diteliti dengan

memberikan surat persetujuan untuk diisi dan ditanda tangani

e. Pembagian kuesioner selama hemodialisis berlangsung baik pada saat

dinas pagi maupun siang dan di bagikan ke semua responden yang

ditemui. Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner yang telah

disediakan kepada responden. Pengisian kuesioner dilakukan di

tempat tidur pasien.

f. Memberikan waktu 60 menit kepada responden untuk mengisi

kuesioner tentang perilaku caring perawat dan kepatuahan diet di

Ruang Hemodialisis Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Apabila

dalam pengisisan kuesioner ada pertanyaan yang kurang dimengerti

oleh responden maka peneliti membantu untuk menjelaskan maksud

dari penyataan yang ada didalam kuesioner.

g. Hari pertama tanggal 24 Oktober 2022 data yang terkumpul sebanyak

10 responden
56

h. Hari kedua tanggal 25 Oktober 2022 data yang terkumpul sebanyak 5

responden

i. Hari ketiga tanggal 26 Oktober 2022 data yang terkumpul sebanyak 2

responden

j. Hari keempat tanggal 27 Oktober 2022 data yang terkumpul sebanyak

5 responden

k. Hari kelima tanggal 28 Oktober 2022 data yang terkumpul sebanyak 2

responden

l. Hari keenam tanggal 29 Oktober 2022 data yang terkumpul sebanyak

5 responden

m. Hari ketujuh tanggal 31 Oktober 2022 data yang terkumpul sebanyak

3 responden

n. Hari kedelapan tanggal 1 November 2022 data yang terkumpul

sebanyak 5 responden

o. Hari kesembilan tanggal 2 November 2022 data yang terkumpul

sebanyak 5 responden

p. Hari kesepuluh tanggal 3 November 2022 data yang terkumpul

sebanyak 2 responden

q. Hari kesebelas tanggal 4 November 2022 data yang terkumpul

sebanyak 3 responden

3. Tahap akhir

a. Peneliti memeriksa kembali agar tidak terjadi kesalahan atau kecacata

n dalam pengisian.
57

b. Peneliti melakukan pengolahan data dengan bantuan komputerisasi

H. Analisa Data

1. Pengolahan data

Tahap pengolahan data meliputi:

a. Editing

Memeriksa hasil pengumpulan data seperti nama, usia, jenis kelamin,

pendidikan dan lama menjalani hemodialisa serta hasil jawaban

kuesioner.

b. Coding

Kode yang diberikan adalah:

1) Usia

a) Usia 17-25 tahun : kode 1

b) Usia 26-35 tahun : kode 2

c) Usia 36-45 tahun : kode 3

d) Usia 46-55 tahun : kode 4

e) Usia > 56 tahun : kode 5

2) Pendidikan

a) Tidak sekolah : kode 1

b) Tamat SD : kode 2

c) Tamat SMP : kode 3

d) Tamat SMA : kode 4

e) Tamat pergurungan tinggi : kode 5


58

3) Lama hemodialisa

a) < 12 bulan : kode 1

b) > 12 bulan : kode 2

4) Perilaku caring perawat

a) Buruk : kode 1

b) Baik : kode 2

5) Tingkat kepatuhan diet

a) Tidak Patuh : kode 1

b) Patuh : kode 2

c. Entry data

Peneliti memasukan data ke dalam komputer sesuai dengan hasil

kuisioner dan memasukkan sesuai kode yang telah ditentukan untuk

diolah data

d. Cleaning

Peneliti melakukan pemeriksaan ulang untuk melihat bahwa tidak ada

missing data, setelah dilakukan pengecekan tidak ada data yang

missing.

2. Analisis Data

Analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis univariat

dan bivariat menggunakan komputerisasi.

a. Analisis Univariat

Analisis univariat meliputi karakteristik responden (usia, pendidikan d

an lama hemodialisa), perilaku caring dan tingkat kepatuhan diet


59

gagal ginjal kronik. Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara perilaku caring

perawat dengan kepatuhan diet gagal ginjal kronik di ruang

hemodialisa Rumah Sakit Bethesda 2022 menggunakan uji fisher

exact test, karena pada table 2x2 terdapat 1 cell yang nilainya <5

sebanyak 25%.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian

kemudian dianalisis univariat dan bivariat. Hasil analisis univariat meliputi

karakteristik responden (usia, pendidikan dan lama hemodialisa), variable perilaku

caring dan tingkat kepatuhan diet gagal ginjal kronik. Hasil analisis bivariat

mengenai hubungan antara perilaku caring perawat dengan kepatuhan diet gagal

ginjal kronik di ruang hemodialisa Rumah Sakit Bethesda 2022. Penelitian ini

dilakukan pada tanggal 24 Oktober 2022 – 4 November 2022.

A. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Analisis data dalam penelitian ini meliputi analisis karakteristik responden

dan analisis deskriptif dengan hasil sebagai berikut:

a. Usia Responden

Tabel 8
Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia di
Ruang Hemodialisis Rumah Sakit Bethesda Tahun 2022
Usia Jumlah Persentase
(%)
17-25 tahun 0 0.0
26-35 tahun 0 0.0
36-45 tahun 0 0.0
46-55 tahun 17 36.2
≥56 tahun 30 63.8
Total 47 100.0
Sumber: Data Primer Terolah 2022

60
61

Analisis:

Table 8 menunjukkan bahwa karakteristik responden menurut usia

menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia ≥56 tahun

sebanyak 30 responden (63.8%) dan sebagian kecil berusia 46-55

tahun sebanyak 17 responden (36.2%)

b. Pendidikan Responden

Tabel 9
Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan pendidikan di
Ruang Hemodialisis Rumah Sakit Bethesda Tahun 2022
Pendidikan Jumlah Persentase (%)
Tidak Sekolah 0 0.0
SD 0 0.0
SMP 2 4.2
SMA 25 53.2
Perguruan Tinggi 20 42.6
Total 47 100.0
Sumber: Data primer terolah 2022

Analisis:

Table 9 menunjukkan bahwa karakteristik responden menurut

pendidikan sebagian besar berpendidikan SMA sebanyak 25

responden (53.2%) dan sebagian kecil berpendidikan SMP sebanyak 2

responden (4.2%).

c. Lama Hemodialisa Responden

Tabel 10
Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan lama
hemodialisa di Ruang Hemodialisis Rumah Sakit Bethesda
Tahun 2022
Pendidikan Jumlah Persentase (%)
≤ 12 bulan 17 36.2
>12 bulan 30 63.8
Total 47 100.0
Sumber: Data primer terolah 2022
62

Analisis:

Table 10 menunjukkan bahwa karakteristik responden menurut lama

hemodialisa sebagian besar memiliki lama hemodialisa 12 bulan

sebanyak 30 responden (63.2%) dan sebagian kecil memiliki lama

hemodialisa ≤12 bulan sebanyak 17 responden (36.2%).

2. Perilaku Caring Perawat di Ruang Hemodialisis Rumah Sakit

Bethesda

Tabel 11
Distribusi Frekuensi Perilaku Caring Perawat di Ruang Hemodialisis Rumah Sakit
Bethesda tahun 2022
Perilaku Caring Jumlah Persentase (%)
Buruk 10 21.3
Baik 37 78.7
Total 47 100.0
Sumber: Data primer terolah 2022

Analisis:

Table 11 menunjukkan bahwa distribusi frekuensi perilaku caring perawat

sebanyak 10 responden (21.3%) dalam kategori buruk dan sebanyak 37

responden (78.7%) dalam kategori baik.

3. Kepatuhan Diet pada Pasien Gagal Ginjal Kronik di Ruang

Hemodialisis Rumah Sakit Bethesda

Tabel 12
Distribusi Frekuensi Kepatuhan Diet pada Pasien Gagal Ginjal Kronik di Ruang
Hemodialisis Rumah Sakit Bethesda tahun 2022
Kepatuhan Diet Jumlah Persentase
(%)
Tidak Patuh 10 21.3
Patuh 37 78.7
Total 47 100.0
Sumber: Data primer terolah 2022
63

Analisis:

Table 12 menunjukkan bahwa distribusi frekuensi kepatuhan diet pada

pasien gagal ginjal kronik sebanyak 10 responden (21.3%) dalam kategori

tidak patuh dan sebanyak 37 responden (78.7%) dalam kategori patuh.

4. Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Kepatuhan Diet pada

Pasien Gagal Ginjal Kronik di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit

Bethesda Tahun 2022

Tabel 13
Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Kepatuhan Diet pada Pasien
Gagal Ginjal Kronik di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Bethesda
Tahun 2022
Perilak Kepatuhan Diet Total P Correlation
u Tidak Patuh Patuh value Coefficient
Caring Jumlah Persentas Jumlah Persentas Jumlah Persentas 0.000 1.000
Perawat e (%) e (%) e (%)
Buruk 10 21.3 0 0.0 10 21.3
Baik 0 0.0 37 78.7 37 78.7
Total 10 21.3 37 78.7 47 100.0
Sumber: Data Primer Terolah 2022

Analisis:

Table 13 menunjukkan bahwa dari 10 responden yang menjawab perilaku

caring perawat buruk, terdapat 10 responden memiliki kepatuhan diet yang

tidak patuh. Dari 37 responden yang menjawab perilaku caring perawat

baik, terdapat 37 responden memiliki kepatuhan diet yang patuh. Hasil uji

chi square tidak memenuhi syarat karena terdapat 1 cell memiliki nilai <5

sebanyak 25%, maka uji yang digunakan yaitu fisher exact test. Hasil uji

fisher exact test didapatkan nilai p value sebesar 0.000 (<0.05) yang berarti

bahwa ada hubungan antara perilaku caring perawat dengan kepatuhan

diet gagal ginjal kronik di ruang hemodialisa Rumah Sakit Bethesda 2022
64

dengan nilai Contigency Coefficient yaitu sebesar 1,000 yang mana di

interpretasikan bahwa hubungan antara hubungan perilaku caring perawat

dengan kepatuhan diet pada pasien gagal ginjal kronik adalah sangat kuat.

B. Pembahasan

1. Karakteristik Responden

a. Karakteristik Usia Pasien Gagal Ginjal Kronik di Ruang

Hemodialisis Rumah Sakit Bethesda Tahun 2022

Hasil penelitian menunjukkan karakteristik responden menurut usia

menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam rentang usia

≥56 tahun sebanyak 63.8%. Sesuai dengan hasil penelitian Puspitasari

et al. (2019) menyatakan bahwa rata-rata usia pasien yang menjalani

hemodialisa berusia ≥56 tahun. Sejalan dengan penelitian Vera (2022)

menunjukkan bahwa penderita PGK yang menjalani hemodialisa

paling banyak berusia ≥56 tahun sebanyak 56%. Usia ≥56 tahun dapat

diklasifikasikan sebagai masa lansia (Kemenkes RI, 2017).

Usia lansia mempunyai risiko penyakit ginjal yang lebih banyak dari

pada usia yang lebih muda. Ginjal tidak dapat memperbaiki nefron

baru, terjadi kerusakan pada ginjal, maupun proses penuaan membuat

jumlah nefron turun (Pranandari & Supadmi, 2015). Sesuai dengan

teori Brunner & Suddarth (2014) menerangkan jika penurunan fungsi

ginjal pada usia 40 tahun sampai usia 70 tahun, maka terjadi


65

penurunan reabsorbsi, urin yang pekat membuat laju filtrasi

glomerulus berkurang.

Peneliti berpendapat bahwa mayoritas responden tergolong ke dalam

kategori lansia, dimana usia tersebut kondisi fisik dan fungsi organnya

semakin menurun salah satunya yaitu ginjal sehingga fungsi ginjal

dalam memfiltrasi semakin melemah. Sesuai dengan hasil penelitian

Firmansyah et al. (2017) menyatakan bahwa pada usia lansia laju

filtrasi glomerulus akan menurun secara progresif hingga 50% dari

normal sehingga kemampuan tubulus ginjal untuk mereabsorpsi akan

menurun. Sesuai dengan pendapat Puspitasari et al. (2019)

menyatakan bahwa bertambahnya usia berdampak signifikan terhadap

fungsi organ, fungsi fisik dan peran fisik.

b. Pendidikan Pasien Hemodialisa di Ruang Hemodialisis Rumah

Sakit Bethesda Tahun 2022

Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik responden menurut

pendidikan menunjukkan bahwa sebagian besar berpendidikan SMA

sebanyak 53.2%. Sesuai dengan penelitian Damayanti et al. (2021)

menyatakan bahwa sebagian besar pasien gagal ginjal yang menjalani

hemodialisa berpendidikan SMA. Sejalan dengan penelitian

Simanjuntak & Lombu (2018) yang menyatakan bahwa mayoritas

pasien yang menjalani hemodialisis memiliki pendidikan terakhir

SMA.
66

Tingkat pendidikan yang tinggi memengaruhi tingkat pengetahuan

pasien, semakin tinggi tingkat pendidikan pasien semakin mudah

pemahaman pasien terkait dengan penyakitnya, prosedur yang harus

dilakukan, dan keputusan yang harus diambil (Price & Wilson, 2015).

Sesuai dengan penelitian Afrida et al. (2018) mengatakan bahwa sikap

dan tingkah laku seseorang dalam proses terapi pengobatan dan

perawatan penyakit yang dialami dipengaruhi oleh tingkat pendidikan.

Peneliti berpendapat bahwa banyaknya responden yang menjalani

hemodialisa berpendidikan menengah (SMA/SMK) karena tingkat

pendidikan merupakan faktor penentu bagi kepatuhan dalam

pengobatan penyakit kronis seperti PGK salah satunya menjalani

hemodialisa. Sesuai dengan penelitian Afrida et al. (2018)

mengatakan bahwa sikap dan perilaku seseorang dalam terapi

pengobatan dan perawatan penyakit yang dialami dipengaruhi oleh

tingkat pendidikan.

c. Lama Hemodialisa Pasien Hemodialisa di Ruang Hemodialisis

Rumah Sakit Bethesda Tahun 2022

Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden

menjalani hemodialisa dalam rentang waktu >12 bulan sebanyak

63.8%. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian

Kusniawati (2018) menunjukkan bahwa sebagian besar pasien yang

menjalani hemodialisa dengan jangka waktu rata-rata 26,6 bulan.

Berbeda juga dengan hasil penelitian Yusluvita (2019) menunjukkan


67

bahwa sebagian besar pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisa

dengan jangka waktu >1 tahun.

Hemodialisa merupakan terapi pengganti ginjal yang digunakan pada

pasien dalam keadaan sakit akut dan pasien dengan penyakit ginjal

kronis. Seseorang yang telah divonis menderita gagal ginjal harus

menjalani terapi pengganti ginjal seumur hidup, dan salah satu

pilihannya adalah Hemodialisa (Cahyaningsih, 2019). Hemodialisa

sebagai mesin pengganti ginjal, untuk memfiltrasi racun di dalam

darah, diharapakan dapat memperpanjang hidup pasien. Tidak dapat

dipastikan berapa lama waktu yang dibutuhkan pasien gagal ginjal

untuk melakukan dialysis (Perwiraningtyas & Sutriningsih, 2021).

Peneliti berasumsi bahwa banyaknya responden yang menjalani

hemodialisa dengan durasi ≤12 bulan disebabkan karena pada saat

dilakukan penelitian banyak pasien baru yang menjalani hemodialisa.

2. Perilaku Caring Perawat di Ruang Hemodialisis Rumah Sakit

Bethesda Tahun 2022

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar perilaku caring

perawat dalam kategori baik sebanyak 78.7%. Hasil penelitian ini tidak

sejalan dengan penelitian Wulandari (2019) menunjukkan sebagian besar

responden mempersepsikan perilaku caring perawat di ruang hemodialisa

dalam kategori rendah (52.9%). Caring merupakan sikap dan perilaku

perawat terhadap pasien dalam melakukan asuhan keperawatan. Caring

adalah cara memelihara suatu hubungan yang terkait dengan nilai,


68

komitmen dan tanggung jawab diri sendiri dan orang lain (Alligood &

Tomey, 2015). Perawat yang berperilaku caring terhadap pasien berarti

perawat tersebut sudah mampu memberikan pelayanan yang baik terhadap

pasien. Adanya sikap caring, maka dapat memberikan pengalaman yang

baik bagi pasien maupun keluarga (Aditya, 2015).

Sikap caring perawat yang ditunjukkan kepada pasien dapat menjadikan

pasien merasa nyaman dan aman karena pasien merasa dibimbing dan

diberikan solusi atas masalah yang dihadapinya. Sesuai teori Potter &

Perry (2015) menyatakan bahwa kehadiran, kontak mata, bahasa tubuh,

nada suara, sikap mau mendengarkan, dan memiliki sikap positif akan

membentuk suasana keterbukaan dan saling mengerti, serta perlakuan

yang ramah dan cekatan akan memberikan rasa aman.

Peneliti berpendapat bahwa dalam memberikan asuhan keperawatan yang

komprehensif perawat dituntut untuk mampu mengembangkan hubungan

saling percaya dan berperilaku caring. Perawat yang bersifat caring dalam

membina hubungan dengan orang lain menunjukkkan sikap empati, mau

mendengarkan orang lain, mudah bergaul, sopan dan mampu

berkomunikasi dengan baik terhadap pasien maupun keluarga pasien

3. Kepatuhan Diet pada Pasien Gagal Ginjal Kronik di Ruang

Hemodialisis Rumah Sakit Bethesda Tahun 2022

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar kepatuhan diet

responden dalam kategori patuh sebanyak 78.7%. Hasil penelitian ini tidak

sejalan dengan hasil penelitian Mailani dan Andriani (2017) menunjukkan


69

bahwa sebagian besar penderita gagal ginjal kronis yang menjalani

hemodialisa memiliki kepatuhan diet yang tidak patuh sebanyak 62.9%.

Tidak sejalan juga dengan hasil penelitian Pratiwi (2019) menunjukkan

bahwa sebagian besar responden yang menjalani hemodialisa memiliki

kepatuhan diet yang tidak patuh sebanyak 93.1%

Tingkat kepatuhan adalah sikap yang ditunjukkan oleh penderita Gagal

Ginjal Kronik untuk mematuhi diet yang harus dijalani. Kepatuhan pasien

adalah sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang

diberikan oleh professional kesehatan (Niven, 2016). Kepatuhan sebagai

ketaatan pasien dalam melaksanakan tindakan terapi. Kepatuhan pasien

berarti bahwa pasien beserta keluarga harus meluangkan waktu dalam

menjalankan pengobatan yang dibutuhkan termasuk dalam menjalani diet

(Almatsier, 2019). Kepatuhan berarti pasien harus meluangkan waktu

dalam menjalani pengobatan yang dibutuhkan seperti dalam pengaturan

diet maupun cairan (Wahyuni & Darmawan, 2020).

Kepatuhan diet dapat didefinisikan sebagai tingkatan dari perilaku

seseorang yang melakukan pengaturan pembatasan makanan berdasarkan

rekomendasi dari pemberi pelayanan kesehatan (Ernawati, 2016).

Kepatuhan dalam menjalankan diet sangat penting untuk dilakukan bagi

penderita gagal ginjal kronik supaya keseimbangan cairan dan elektrolit

dalam tubuh selalu terjaga, membantu mengurangi kerja ginjal,

memperlambat proses penurunan fungsi ginjal serta terhindar dari gejala-


70

gejala yang dapat mengganggu penderita gagal ginjal seperti, sesak nafas,

pembengkakan, mual muntah (Savitri, 2015).

Peneliti berasumsi bahwa hasil penelitian yang menunjukkan bahwa

kepatuhan diet sebagian besar responden dalam kategori patuh dipengaruhi

oleh factor pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian Sebagian besar

responden berpendidikan SMA. Hasil penelitian Fitri dan Wahyudi (2014)

menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kepatuhan diet CKD

bahwa tingkat pendidikan merupakan faktor penting dalam menunjang

kepatuhan diet, dengan pendidikan yang memadai pasien lebih memahami

resiko yang akan terjadi bila tidak patuh karena hemodialisis tidak akan

optimal bila tidak ditunjang kepatuhan diet pasien.

Pendidikan dan pengetahuan merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya suatu tindakan, perilaku yang didasarkan pengetahuan

akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasarkan oleh

pengetahuan (Sumigar et al, 2016). Pasien menggunakan informasi dan

keterampilan untuk membuat keputusan tentang kapan waktu yang tepat

untuk dapat melaksanakan intervensi tertentu di luar tindakan

hemodialisis, pasien diharapkan dapat mengikuti secara keseluruhan sesuai

dengan yang telah diresepkan, baik obat, diet khusus, keterbatasan cairan,

dan perawatan vaskular (Richard, 2016).


71

4. Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Kepatuhan Diet pada

Pasien Gagal Ginjal Kronik di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit

Bethesda Tahun 2022

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan uji fisher exact test

didapatkan nilai p value 0,000 < 0,05 yang berarti bahwa hubungan antara

perilaku caring perawat dengan kepatuhan diet gagal ginjal kronik di

ruang hemodialisa Rumah Sakit Bethesda 2022. Caring secara umum

dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang

lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain dan

perasaan cinta atau menyayangi. Caring adalah komponen penting dalam

keperawatan dan merupakan inti dari praktek keperawatan karena

mengandung nilai-nilai humanistik, menghormati kebebasan manusia

terhadap suatu pilihan, menekankan pada peningkatan kemampuan dan

kemandirian, peningkatan pengetahuan dan menghargai setiap manusia

(Kusnanto, 2019).

Perawat yang mempunyai nilai dan jiwa caring akan mempunyai perilaku

kerja yang sesuai dengan prinsip etik dikarenakan kepedulian perawat

yang memandang klien sebagai makhluk humanistik sehingga termotivasi

untuk memberikan pelayanan keperawatan yang bermutu tinggi

(Nursalam, 2016). Sesuai dengan hasil penelitian Wahyudi (2016)

menyatakan bahwa perawat yang mempunyai perilaku caring yang baik

akan mampu melakukan suatu tindakan berdasarkan kepada kepedulian,


72

kasih sayang, empati, tanggung jawab, dan keterampilan kepada pasien

sebagai individu secara utuh.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 78.7% pasien yang

menjawab perilaku caring perawat baik, semuanya memiliki kepatuhan

diet yang patuh. Peneliti berasumsi bahwa adanya perilaku caring perawat

yang baik membuat pasien akan merasa diperhatikan, dicintai, dan

dihargai sehingga dapat menjadi dukungan yang besar bagi pasien untuk

patuh dalam menjalankan diet. Sesuai dengan pendapat Pravytasari dan

Adelina (2022) menyatakan bahwa adanya dukungan yang diberikan

dalam bentuk perhatian, kepercayaan, mendengarkan serta didengarkan

dapat mencegah munculnya stress pada pasien yang menjalani pengobatan

dan meningkatkan kepatuhan pasien dalam bentuk apapun.

Hasil penelitian didapatkan bahwa nilai Contigency Coefficient yaitu

sebesar 1,000 yang mana di interpretasikan bahwa hubungan antara

hubungan perilaku caring perawat dengan kepatuhan diet pasien gagal

ginjal kronik adalah sangat kuat. Peneliti berasumsi bahwa terdapar

korelasi yng positif antara perilaku caring perawat dengan kepatuhan diet

pada pasien gagal ginjal kronik yang berarati semakin baik perilaku caring

perawat maka akan semakin patuh pasien menjalankan diet gagal ginjak

kronik, sebaliknya semakin kurang perilaku caring perawat makan akan

semakin tidak patuh pasien menjalankan diet gagal ginjal kronik. Sejalan

dengan penelitian Ulfah (2020) menyatakan bahwa semakin baik perilaku


73

caring perawat maka pasien gagal ginjal kronik akan semakin patuh dalam

menjalani pengobatan

C. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah saat pengambilan data responden

lanjut usia butuh pendampingan yaitu responden meminta membacakan dan

membantu mengisikan sesuai dengan jawaban dari responden pada saat

pengisian kuesioner.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden

berusia ≥56 tahun. Sebagian besar responden berpendidikan

menengah (SMA/SMK) dan sebagian besar memiliki lama

hemodialisa ≤12 bulan.

2. Perilaku caring perawat di ruang hemodialisis rumah sakit

Bethesda sebagian besar dalam kategori baik.

3. Kepatuhan diet pada pasien gagal ginjal kronik di ruang

hemodialisis rumah sakit Bethesda sebagian besar dalam kategori

patuh.

4. Ada hubungan antara perilaku caring perawat dengan kepatuhan

diet gagal ginjal kronik di ruang hemodialisa Rumah Sakit

Bethesda 2022 dengan nilai p value 0.000.

5. Keeratan hubungan antara perilaku caring perawat dengan

kepatuhan diet gagal ginjal kronik di ruang hemodialisa Rumah

Sakit Bethesda 2022 adalah sangat kuat dengan nilai Contigency

Coefficient yaitu sebesar 1,000.

74
75

B. Saran

1. Bagi STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta

Disarankan skripsi ini dapat digunakan sebagai bahan referensi

bagi mahasiswa STIKES Bethesda untuk menerapkan sikap caring

terhadap pasien gagal ginjal maupun keluarga pasien.

2. Bagi Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta

Disarankan untuk mempertahankan perilaku dan meningkatkan

perilaku caring perawat dengan cara mendengarkan keluhan

keluarga pasien, hadir ditengah-tengah keluarga, membantu dalam

pemecahan masalah yang dihadapi keluarga memberikan

pemahaman tentang kondisi pasien, berkomunikasi dengan baik

sehingga dapat meningkatkan kepatuhan diet di ruang Hemodialisa

Rumah Sakit Bethesda.

3. Peneliti Selanjutnya

Disarankan untuk melakukan penelitian mengenai faktor lain

seperti dukungan keluarga, faktor ekonomi, motivasi, sikap dan

fasilitas yang berhubungan dengan kepatuhan diet pasien gagal

ginjal kronik yang menjalani hemodialisa


DAFTAR PUSTAKA

Adi, R.P & Usman, A.M. (2017). Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: CV.
Trans Info Media

Adiputra et al. (2021). Metodologi Penelitian Kesehatan. Medan: Yayasan Kita M


enulis

Aditya, G.M. (2015). Hubungan Perilaku Caring dengan Tingkat Kecemasan


Pasien Jantung Koroner di RSUD Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta. Skripsi. STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta
Afrida, M., Huriah, T., & Fahmi, F. Y. (2018). Gambaran Tingkat Pengetahuan
Tentang Perawatan Diri (Self-Care) Pada Pasien Hemodialisa RS. PKU
Muhammadiyah Yogyakarta. Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan, 6(1),
46. https://doi.org/10.33366/cr.v6i1.774

Alligood dan Tomey. (2015). Nursing Theorist and Their Work. St Louis: The CV
Mosby Company

Almatsier, S. (2019). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Arifianto. (2017). Kepatuhan Perawat Dalam Menerapkan Sasaran Keselamatan


Pasien Pada Pengurangan Resiko Infeksi Dengan Penggunaan Alat
Pelindung Diri Di Rs. Roemani Muhammadiyah Semarang. Universitas
Diponegoro Semarang

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Black, J & Hawks, J. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis


untuk Hasil yang Diharapkan. Dialih bahasakan oleh Nampira R. Jakarta:
Salemba Emban Patria.

Brunner & Suddarth (2014). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
Volume 2. Jakarta: EGC

Cahyaningsih, N. D. (2019). Hemodialisa (Cuci Darah): Panduan Praktis


Perawatan Gagal Ginjal. Jogjakarta: Mitra Cendikia

76
77

Damayanti, R., Fitriana, R. N., Rakhmawati, N. (2021). Hubungan Self


Compassion dengan Kepatuhan Manajemen Kesehatan pada Penderita
Gagal Ginjal Kronik di Ruang Hemodialisa RSUD DR. Moewardi
Surakarta. Naskah Publikasi. Fakultas Ilmu Kesehatan. Surakarta:
Universitas Kusuma Husada

Dwiyanti, N.D.M.A. (2021). Gambaran Kepatuhan Diet pada Pasien Gagal


Ginjal Kronis di BRSUD Tabanan Tahun 2021. Karya Tulis Ilmiah.
Denpasar: Politeknik Kesehatan Kemenkes

Firmansyah F., Fadraersada, J., dan Rusli, R. (2017). Kajian Kualitas Hidup
Pasien yang Menjalani Hemodialisa di RSUD. A.W. Sjahranie.
Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences 201; 7, 51–56.
https://doi.org/10.25026/mpc.v7i1.292

Goldstein-Fuchs, D, LaPierre AM. (2014). Nutrition and Kidney Disease. In:


Gilbert GJ, Weiner ME. Editors. National Kidney Foundation’s Primer on
Kidney Diseases. Philadelphia; Elseiver Saunderz.

Hamzah, A. (2019). Metodologi penelitian & Pengembangan (Research &


Development). Malang: Literasi Nusantara.

Kalsum, Umi. (2016). Hubungan perilaku Caring perawat dengan kepuasan pasien
diruang perawatan Teratai Rumah Sakit Umum fatmawati

Katz. (2014). Management of Organozational Behavior: Untizing Human


Recources 4 th Edition. Terjemahan. Jakarta: Erlangga

KDIGO. (2013). Clinical Practice Guideline for the Evaluation and Management
of Chronic Kidney Disease. Journal of the International Society of Nephr
ology, Vol. 3

Kementerian Kesehatan RI. (2017). Pusat data dan Informasi: Situasi Tenaga Ke
perawatan Indonesia. Jakarta

Kementerian Kesehatan RI. (2018). Cegah dan kendalikan Penyakit Ginjal


dengan Cerdik. Jakarta.

Kemenkes, RI. (2018). Hasil Utama Riset Kesehata Dasar (RISKESDAS). Badan
Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, 1–220.
https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/
Hasil-riskesdas-2018_1274.pdf

Kurniawan, W & Agustini, A. (2021). Metodologi Penelitian Kesehatan dan


Keperawatan. Cirebon: CV Rumah Pustaka
78

Kusnanto. (2019). Perilaku Caring Perawat Internasional. Jakarta: Erlangga

LeMone, Burke & Bauldoff. (2016). Keperawatan Medikal Bedah, Alih Bahasa.
Jakarta: EGC.

Mailani, F., & Andriani, R. F. (2017). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan


Kepatuhan Diet Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani
Hemodialisis. Jurnal Endurance, 2(3), 416.
https://doi.org/10.22216/jen.v2i3.2379

Mutaqqin, A & Kumala, S. (2014). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem


Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika

Niven, N. (2016). Psikologi Kesehatan. Jakarta: EGC

Notoatmodjo, S. (2014). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2014). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta Rineka


Cipta.

Nugraha & Wianti. (2017). Konsep Dasar Keperawatan. LovRinz Publising.


Cirebon. Jawa barat

Nurani, V. M., & Mariyanti, S. (2013). Gambaran Makna Hidup Pasien Gagal
Ginjal Kronik Yang menjalani Hemodialisa. Jurnal Psikologi, 11(1), 1-
13. http://kesehatan.kompas.com

Nuari & Widayanti. (2017). Gangguan Pada System Perkemihan Dan


Penatalaksanaan Keperawatan Dengan Pendekatan SDKI 2016 NIC-
NOC Dan Spider Web Design. Yogyakarta: CV Budi Utama.

Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Pebriantari, N. K. G., & Dewi, I. P. A. (2020). Hubungan Komplikasi Intra


Hemodialisis dengan Kualitas Hidup Pada Pasien Chronic Kidney
Disease (CKD) Stage V Yang Menjalani Hemodialisis Di Ruang
Hemodialisa RSU Tabanan Tahun 2017. Jurnal Keperawatan Bali.
Permenkes RI. (2019). Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 38
Tahun 2014 Tentang Keperawatan. Menteri Kesehatan RI.

Perwiraningtyas, P & Sutriningsih, A. (2021). Hubungan Lama terapi


Hemodialisa dengan Pruritus Pasien Gagal Ginjal Kronis di Rumah Sakit
Panti Waluya Malang. Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan, Vol. 9, No. 2

Potter & Perry. (2015). Fundamental of Nursing. Jakarta: Salemba Medika


79

Prabowo dan Pranata. (2014). Asuhan Keperawatan Sistem Perkemihan.


Yogyakarta: Nuha Medika

Pranandari, R., Supadmi, W. (2015). Faktor Resiko Gagal Ginjal Kronik di Unit
Hemodialisis RSUD Wates Kulon Progo. Majalah farmaseutik 11(2). Pp :
316-320

Pratiwi, R.A. (2019). Hubungan Pengetahuan Gizi, Dukungan Keluarga dan


Sikap Dengan Kepatuhan Diet Pasien Hemodialisa di RSUD Pandan
Arang Boyolali. Skripsi. Institut Teknologi Sain dan Kesehatan PKU
Muhammadiyah Surakarta

Price Sylvia A & Wilson Lorraine M. (2015). Patofisiologi: Konsep Klinis


Proses Proses Penyakit. Jakarta: EGC

Purnomo, B. B. (2016). Dasar - Dasar Urologi. Yogyakarta: Sagung Seto

Purwanti, R. (2017). Standar Asuhan Keperawatan Di Ruang hemodialisa.


Asuhan Kep, 1-24.

Puspitasari, C. E., Andayani, T. M., & Irijanto, F. (2019). Penilaian Kualitas


Hidup Pasien Hemodialisis Rutin dengan Anemia di Yogyakarta. Jurnal
Manajemen Dan Pelayanan Farmasi (Journal of Management and
Pharmacy Practice), 9(3), 182. https://doi.org/10.22146/jmpf.43187

Pravytasari, A.I dan Adelina, R. (2022). Hubungan Dukungan Keluarga terhadap


Kepatuhan Diet Pasien Gagal Ginjal Kronik dengan Hemodialisa di
Indonesia. GIZIDO, Vol. 14, No. 1

Richard, C.J. (2016). Self-Care Management in Adults Undergoing


Hemodialysis. Nephrology Nursing Journal 33(4). Available from: URL:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17001996

Savitri, Y.A & Parmitasari, D.L.N. (2015). Kepatuhan Pasien Gagal Ginjal
Kronis dalam Melakukan Diet Ditinjau dari Dukungan Sosial Keluarga.
Psikodimensia, Vol. 1, No. 1

Simanjuntak, E. Y. B., & Lombu, T. K. (2018). Self Management Berhubungan


Dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronis Yang Menjalani
Hemodialisis. Jurnal Kesehatan Masyarakat Dan Lingkungan Hidup,
3(1), 1–8.

Siregar. (2016). Sikap Kepatuhan Dalam Tindakan. Jakarta: Mitra Media

Siyoto & Sodik. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Medi
a Publishing
80

Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2017). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta: EGC

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D. Bandung:


CV Alfabeta.

Sumantri, H.A. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan. Ed. Tiga. Jakarta: Kan
cana Prenada Media Group.

Sumigar, G., Rompas, S., & Pondaag, L. (2016). Hubungan Dukungan Keluarga
dengan Kepatuhan Diet pada Pasien Gagal Ginjal Kronik di Irina C2 Dan
C4 RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal Keperawatan Unsrat,
3(1), 111489.

Ulfah, A. (2020). Hubungan perilaku Caring Perawat Dengan Kepatuhan


Minum Obat Pasien Hipertensi Di Ruang Penyakit Dalam Wanita Di
RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun Tahun 2020.

Vera, L. S. (2022). Hubungan Self Care Dengan Kualitas Hidup Penderita


Penyakit Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis di RSUD Dr.
Moewardi. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta

Wahyudi. (2016). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Caring


Perawat di Ruang Perawatan Interna RSUD Sinjai. Journal of Islamic
Nursing, 2 Nomer 2, 82–92.

Wahyuni, S., & Darmawan, S. (2020). Pengaruh Media Booklet Terhadap Self
Care Penderita Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Terapi Hemodialisa
Di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea Jaya Kota Makassar. Jurnal
Keperawatan Sriwijaya, 7(1), 8–13.
https://doi.org/10.32539/jks.v7i1.12219

Widiany, F. L. (2017). Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan diet pasien


hemodialisis. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 14(2), 72.
https://doi.org/10.22146/ijcn.22015

Widyana. (2016). Hubungan Kualitas Pelayanan Perawat Dengan Tingkat


Kepuasan Pasien Rawat Inap Kelas 3 di Rsud Dr. R. Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga Tahun 2016. Universitas Muhammadiyah
Purwokerto

Wijaya & Putri. (2013). Keperawatan Medikal Bedah 2, Keperawatan


Dewasa Teori dan Contoh Askep. Nuha Medika.
81

Wulandari, E. (2019). Hubungan Lama Hemodialisa dengan Kejadian Pruritus


Uremi pada pasien Gagal Ginjal Kronis Rsud Dr. Rahdjono Ponorogo.
Jurnal Kesehatan Manarang. Vol. 5, No. 1.

Yusluvita (2019). Hubungan Tingkat Depresi dengan Kualitas Hidup Pasien


Penyakit Ginjal Kronis Comorbid Diabetes Melitus di Ruang
Hemodialisis RSUD Wates. Skripsi. Fakultas Kesehatan. Yogyakarta:
Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Zasra, R., Harun, H., & Azmi, S. (2018). Indikasi dan Persiapan Hemodialis
Pada Penyakit Ginjal Kronis. Jurnal Kesehatan Andalas,
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat permohonan ijin studi awal
Lampiran 2. Surat balasan studi awal
Lampiran 3. Surat Ethical Clereance
Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian
Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Penelitian
Lampiran 6. Surat Persetujuan Menjadi Responden

LEMBAR KONFIRMASI PERSETUJUAN


UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN DALAM
PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)

1. Saya..........................................................(mohon menuliskan nama)

Menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian dengan

judul: “Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Kepatuhan Diet Gagal

Ginjal Kronik Di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta

Tahun 2022”

2. Saya menyatakan bahwa saya telah membaca dan memahami “Lembar

Informasi” yang berisi informasi yang terkait dengan penelitian ini dan

ketentuan-ketentuan dalam berpartisipasi sebagai responden.

3. Saya menyatakan bahwa peneliti memberikan penjelasan secara lisan untuk

memperjelas hal-hal terkait dengan informasi tersebut diatas. Saya telah

memahaminya dan telah diberi waktu untuk menanyakan hal-hal yang

kurang jelas.

4. Saya menyadari bahwa mungkin saya tidak akan secara langsung menerima

atau merasakan manfaat dari penelitian ini, namun telah disampaikan

kepada saya bahwa hasil penelitian ini akan berguna bagi keluarga dan

petugas kesehatan dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit terkhusus

Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.

5. Saya telah diberi hak untuk menolak memberikan informasi jika saya

berkeberatan untuk menyampaikannya.


6. Saya juga diberi hak untuk dapat mengundurkan diri sebagai responden

pada penelitian ini sewaktu-waktu tanpa ada konsekuensi apapun.

7. Saya mengerti dan saya telah diberitahu bahwa semua informasi yang akan

saya berikan akan sepenuhnya digunakan untuk kepentingan penelitian.

8. Saya juga telah diberi informasi bahwa identitas pribadi saya akan dijamin

kerahasiannya, baik dalam laporan maupun publikasi hasil penelitian

SAKSI

Saya telah menjelaskan kepada Bpk/Ibu.........................( nama responden)

Hal-hal mendasar tentang penelitian ini. Menurut saya, Bpk/Ibu tersebut telah

memahami penjelasan tersebut.

Nama : Bernadetus Dwi Yuliyanto

Status dalam penelitian ini : Peneliti Utama

Yogyakarta, Maret 2022

Saksi Responden :

(Bernadetus Dwi Yuliyanto) (.............................) (.............................)


Lampiran 7. Permohonan Menjadi Responden

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Bernadetus Dwi Yuliyanto

NIM : 2106021

Program Studi : Program Studi Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Bethesda YakumYogyakarta

Dengan surat ini saya bermaksud akan mengadakan penelitian dengan judul

“Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Kepatuhan Diet Gagal Ginjal

Kronik di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Bethesda Tahun 2022”. Penelitian ini

merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi

Sarjana Keperawatan yang semata-mata untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan

tidak menimbulkan akibat merugikan. Izinkan saya memohon kesediaan

Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk menjadi responden dalam penelitian yang akan

saya lakukan. Kerahasiaan semua informasi akan dijaga dan digunakan untuk

keperluan penelitian ini.

Atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk menjadi

responden, saya ucapkan terimakasih.


Yogyakarta, ..../……………..2022

Bernadetus Dwi Yuliyanto


Lampiran 8. Kueisoner Perilaku Caring Perawat

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPATUHAN

DIET GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG HEMODIALISA RUMAH

SAKIT BETHESDA TAHUN 2022

A. Petunjuk Pengisian

1. Saudara/i diharapkan mengisi identitas terlebih dahulu

2. Saudara/i diharapkan baca pernyataan terlebih dahulu sebelum menjawab

pernyataan dan memilih yang sesuai dengan jawaban saudara/i.

3. Saudara/i diharapkan mengisi pernyataan yang terdapat pada kuesioner ini

4. Saudara/i dapat menjawab dengan cara mencentang (√) pilihan Ya atau

Tidak pada kolom yang disediakan

5. Apabila saudara/i ingin mengganti jawaban, maka cukup mencoret dengan

garis dua (=) pada jawaban yang salah tersebut dan bisa menganti dengan

yang lain.

6. Apabila saudara/i mengalami kesulitan dalam menjawab atau kurang

memahami kuesioner ini, maka bisa bertanya langsung kepada peneliti

B. Identitas Responden

1. Nama (Inisial) :………………………………..

2. Usia :………………………………..

3. Pendidikan :………………………………..

4. Lama Hemodialisa :………………………………..


C. Kuesioner Perilaku Caring Perawat

Beri tanda check (√) di kolom yang sesuai dengan kondisi Anda
SL : Selalu
S : Sering
KD : Kadang-kadang
TP : Tidak pernah

No Pernyataan SL S KD TP
1. Perawat mendatangi dan berinterkasi dengan pasien
tanpa harus diminta
2. Perawat berbicara dengan pasien dengan tutur kata yang
sopan dan baik
3. Perawat mendorong dan mempersilakan pasien untuk
memanggil jika ada masalah
4. Perawat tidak membeda-bedakan pasien dan berlaku adil
5. Perawat mampu membantu mengurangi rasa sakit pada
pasien
6. Perawat memelihara suasana lingkungan yang
menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan
kelangsungan beragama pasien
7. Perawat menanggapi panggilan pasien dengan cepat atau
kurang dari 5 menit
8. Perawat bersikap manusiawi dan tidak kasar
9. Perawat mendengarkan keluhan pasien dengan sungguh-
sungguh
10. Perawat menghormati pasien dan keluarga pasien
11. Perawat memberikan dukungan dan motivasi untuk
sembuh
12. Perawat bertanggung jawab atas pasien yang
membutuhkan asuhan keperawatan
13. Perawat menjaga kerahasiaan pasien
14. Pasien merasa nyaman untuk berbicara kepada perawat
15. Perawat mempersilahkan pasien untuk mengungkapkan
keluhan-keluhannya
16. Perawat bersikap percaya diri dalam merawat pasien
17. Perawat mengajak bercanda pasien
18. Perawat menjelaskan Tindakan medis yang akan
dilakukan
19. Perawat memberikan harapan pasien untuk sembuh
20. Perawat menjadikan pasien sebagai prioritas utama
21. Perawat mendengarkan pengalaman-pengalaman pasien
22 Perawat memiliki sikap ramah
23 Perawat mempersilahkan pasien mengekspresikan
perasaannya
24 Perawat bersikap sabar atau tidak kenal Lelah kepada
pasien
25 Perawat menanyakan perkembangan kesembuhan pasien
26 Pasien percaya kepada perawat
27 Perawat mengelola peralatannya secara terampil
28 Perawat menyapa pasien
29 Perawat mengetahui bagaimana memberikan suntikan,
No Pernyataan SL S KD TP
infus dan lain-lain
30 Perawat menjaga kerahasiaan informasi pasien
31 Perawat memberitahukan rencana perawatannya kepada
pasien dan keluarganya
32 Perawat menggunakan Bahasa yang sederhana dan
mudah dimengerti
33 Perawat meluangkan waktu dengan pasien untuk
berbincang
Lampiran 9. Kuesioner Kepatuhan Diet

D. Kuesioner Kepatuhan Diet


Beri tanda check (√) di kolom yang sesuai dengan kondisi Anda

No Pernyataan Jawaban
Ya Tidak
1 Setiap kali saya makan, saya mengatur jumlah atau
porsimakanan sesuai dengan anjuran tenaga medis di
rumah sakit
2 Saat saya bersama keluarga dan tidak sedang dirawat
inap, saya tetap membagi secara sederhana jumlah
makanan saya sesuai anjuran tenaga medis
yaitusetengah piringuntuk sayuran, seperempat piring
untuk sumber protein (ayam tanpa kulit, ikan, tempe,
atau tahu) dan seperempat lagi untuk sumber
karbohidrat sepertinasi, kentang, singkong
3 Saya sudah makan sumber karbohidrat seperti nas, roti,
ubi atau bubur tiga kali sehari untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi saya
4 Saya makan setiap 6 jam sekali.
Contoh: jika saya makan pagi pukul 07.00, maka saya
akan Makan siang jam 13.00 (jam 1 siang) dan makan
malam jam 19.00 (jam 7 malam)
5 Saya makan makanan selingan seperti buah atau snack
dua kali sehari
6 Saya makan makanan selingan seperti buah atau snack
setiap 3 jam
Contoh jika saya makan besar (makanan dengan
kandungan karbohidrat, protein) pada jam 07.00 maka
saya akan makan selingan pada jam 10.00
7 Saya mengkonsumsi makanan yang mengandung
karbohidrat kompleks seperti nasi, roti, jagung, mie,
gandum, ubi-ubian (kentang, singkong, ubi jalar) sesuai
anjuran tenaga medis
8 Saya mengkonsumsi makanan rendah protein dan
rendah lemak yang berasal dari hewani seperti ayam
tanpa kulit, Ikan makarel, daging tanpa lemak, putih
telur sesuai kebutuhan nutrisi saya
9 Saya mengkonsumsi makanan rendah protein rendah
lemak yang berasal dari nabati (tumbuhan) seperti tahu,
tempe, kedelai, kacang-kacangan sesuai anjuran tenaga
medis
10 Untuk memenuhi kebutuhan serat, saya mengkonsumsi
buah dengan kandungan rendah kalium seperti apel,
jambu air, nanas, anggursesuai anjuran tenaga medis
11 Saya minum air lebih dari 8 gelas per hari dan
mengkonsumsi makanan yang asin-asin
12 Saya suka mengkonsumsi makanan yang manis-manis
13 Saya mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung penyedap rasa (lebih dari 2 sendok
makan)
Lampiran 10. Tabel Olahan

Tabel Olahan
Tabel Olahan Data Perilaku Caring Perawat di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Tahun 2022
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 Tota Kategor
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 l i
1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 3 3 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1 3 3 1 2 1 2 1 1 3 2 1 55 Buruk
2 3 1 2 4 3 1 4 2 1 5 3 1 3 3 1 2 4 3 1 4 2 1 5 3 1 3 1 4 2 1 5 3 1 83 Baik
3 3 1 3 4 3 1 4 3 1 4 3 1 4 3 1 3 4 3 1 4 3 1 4 3 1 4 1 4 3 1 4 4 1 88 Buruk
4 4 1 4 4 4 1 4 4 1 4 3 1 4 4 1 4 4 4 1 4 4 1 4 3 1 4 1 4 4 1 4 4 1 97 Baik
5 4 1 4 4 4 1 4 4 1 4 4 1 4 4 1 4 4 4 1 4 4 1 4 4 1 4 2 4 4 1 4 4 2 101 Baik
6 4 1 4 4 4 2 4 4 1 4 4 1 4 4 1 4 4 4 2 4 4 1 4 4 1 4 2 4 4 1 4 4 2 103 Baik
7 4 2 4 4 4 3 4 4 2 4 4 1 4 4 2 4 4 4 3 4 4 2 4 4 1 4 3 4 4 2 4 4 3 112 Baik
8 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 4 3 4 4 3 4 4 3 121 Baik
9 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 127 Baik
10 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 127 Baik
11 2 1 1 4 2 1 2 2 1 3 3 1 2 2 1 1 4 2 1 2 2 1 3 3 1 2 1 2 2 1 3 2 1 62 Buruk
12 2 1 2 4 3 1 4 3 1 4 3 1 3 2 1 2 4 3 1 4 3 1 4 3 1 3 1 4 3 1 4 3 1 81 Buruk
13 3 1 3 4 4 1 4 4 1 4 3 1 4 3 1 3 4 4 1 4 4 1 4 3 1 4 1 4 4 1 4 4 1 93 Baik
14 4 1 4 4 4 1 4 4 1 4 3 1 4 4 1 4 4 4 1 4 4 1 4 3 1 4 1 4 4 1 4 4 1 97 Baik
15 4 1 4 4 4 1 4 4 1 4 4 1 4 4 1 4 4 4 1 4 4 1 4 4 1 4 2 4 4 1 4 4 2 101 Baik
16 4 1 4 4 4 2 4 4 1 4 4 1 4 4 1 4 4 4 2 4 4 1 4 4 1 4 2 4 4 1 4 4 2 103 Baik
17 4 2 4 4 4 3 4 4 2 4 4 1 4 4 2 4 4 4 3 4 4 2 4 4 1 4 3 4 4 2 4 4 3 112 Baik
18 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 4 3 4 4 3 4 4 3 121 Baik
19 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 127 Baik
20 1 1 2 2 2 1 1 1 1 3 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 3 2 1 2 1 1 1 1 3 2 1 50 Buruk
21 2 1 2 4 3 1 3 2 1 4 2 1 3 2 1 2 4 3 1 3 2 1 4 2 1 3 1 3 2 1 4 3 1 73 Buruk
22 3 1 3 4 4 1 3 3 1 4 2 1 4 3 1 3 4 4 1 3 3 1 4 2 1 4 1 3 3 1 4 4 1 85 Baik
23 4 1 4 4 4 1 3 4 1 4 2 1 4 4 1 4 4 4 1 3 4 1 4 2 1 4 1 3 4 1 4 4 1 92 Baik
24 4 1 4 4 4 1 4 4 1 4 4 1 4 4 1 4 4 4 1 4 4 1 4 4 1 4 2 4 4 1 4 4 2 101 Baik
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 Tota Kategor
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 l i
25 4 1 4 4 4 2 4 4 1 4 4 1 4 4 1 4 4 4 2 4 4 1 4 4 1 4 2 4 4 1 4 4 2 103 Baik
26 4 2 4 4 4 3 4 4 2 4 4 1 4 4 2 4 4 4 3 4 4 2 4 4 1 4 3 4 4 2 4 4 3 112 Baik
27 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 4 3 4 4 3 4 4 3 121 Baik
28 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 127 Baik
29 1 1 1 2 2 1 2 2 1 3 3 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 3 3 1 2 1 2 2 1 3 2 1 56 Buruk
30 2 1 2 4 3 1 4 3 1 4 3 1 3 2 1 2 4 3 1 4 3 1 4 3 1 3 1 4 3 1 4 3 1 81 Buruk
31 3 1 3 4 4 1 4 4 1 4 3 1 4 3 1 3 4 4 1 4 4 1 4 3 1 4 1 4 4 1 4 4 1 93 Baik
32 4 1 4 4 4 1 4 4 1 4 3 1 4 4 1 4 4 4 1 4 4 1 4 3 1 4 1 4 4 1 4 4 1 97 Baik
33 4 1 4 4 4 1 4 4 1 4 4 1 4 4 1 4 4 4 1 4 4 1 4 4 1 4 2 4 4 1 4 4 2 101 Baik
34 4 1 4 4 4 2 4 4 1 4 4 1 4 4 1 4 4 4 2 4 4 1 4 4 1 4 2 4 4 1 4 4 2 103 Baik
35 4 2 4 4 4 3 4 4 2 4 4 1 4 4 2 4 4 4 3 4 4 2 4 4 1 4 3 4 4 2 4 4 3 112 Baik
36 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 1 4 3 4 4 3 4 4 3 119 Baik
37 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 125 Baik
38 1 1 2 2 2 1 2 1 1 3 2 1 3 1 1 2 2 2 1 2 1 1 3 2 1 3 1 2 1 1 3 3 1 56 Buruk
39 2 1 3 4 3 1 4 2 1 4 2 1 4 2 1 3 4 3 1 4 2 1 4 2 1 4 1 4 2 1 4 4 1 81 Buruk
40 3 1 4 4 3 1 4 3 1 4 2 1 4 3 1 4 4 3 1 4 3 1 4 2 1 4 1 4 3 1 4 4 1 88 Baik
41 4 1 4 4 4 1 4 4 1 4 2 1 4 4 1 4 4 4 1 4 4 1 4 2 1 4 1 4 4 1 4 4 1 95 Baik
42 4 1 4 4 4 1 4 4 1 4 4 1 4 4 1 4 4 4 1 4 4 1 4 4 1 4 2 4 4 1 4 4 2 101 Baik
43 4 1 4 4 4 2 4 4 1 4 4 1 4 4 1 4 4 4 2 4 4 1 4 4 1 4 2 4 4 1 4 4 2 103 Baik
44 4 2 4 4 4 3 4 4 2 4 4 1 4 4 2 4 4 4 3 4 4 2 4 4 1 4 3 4 4 2 4 4 3 112 Baik
45 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 4 3 4 4 3 4 4 3 121 Baik
46 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 127 Baik
47 4 2 4 4 4 3 4 4 2 4 4 1 4 4 2 4 4 4 3 4 4 2 4 4 1 4 3 4 4 2 4 4 3 112 Baik
Sumber data : Dada primer 2022
Tabel Olahan
Tabel Olahan Data kepatuhan pasien menjalani diet di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Tahun 2022
N
o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Total Kategori
1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 6 Tidak Patuh
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 11 Patuh
3 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 7 Tidak Patuh
4 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 10 Patuh
5 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 8 Patuh
6 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10 Patuh
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 11 Patuh
8 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 10 Patuh
9 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 8 Patuh
10 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 8 Patuh
11 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 7 Tidak Patuh
12 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 6 Tidak Patuh
13 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 11 Patuh
14 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 Patuh
15 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 9 Patuh
16 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 9 Patuh
17 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 11 Patuh
18 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 10 Patuh
19 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 10 Patuh
20 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 6 Tidak Patuh
21 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 7 Tidak Patuh
22 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 11 Patuh
23 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 10 Patuh
24 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 8 Patuh
25 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 8 Patuh
26 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 11 Patuh
N
o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Total Kategori
27 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 Patuh
28 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 9 Patuh
29 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 6 Tidak Patuh
30 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 7 Tidak Patuh
31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 Patuh
32 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 11 Patuh
33 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 Patuh
34 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 10 Patuh
35 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 11 Patuh
36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 12 Patuh
37 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 Patuh
38 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 6 Tidak Patuh
39 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 7 Tidak Patuh
40 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 11 Patuh
41 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 10 Patuh
42 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 11 Patuh
43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 12 Patuh
44 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 Patuh
45 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 11 Patuh
46 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12 Patuh
47 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 11 Patuh
Sumber data : Dada primer 2022
Lampiran 11. Tabel Umum
Tabel Umum
Karakteristik Responden di Ruang Hemodialisa Rumah Bethesda Yogyakarta Tahun 2022
No Nama Pasien Usia Pendidikan Lama HD Perilaku Caring Kepatuhan Diet
1 Y 67 D3 1.8 th Buruk Tidak Patuh
2 G 52 PT 2.8 th Baik Patuh
3 SM 67 SLTA 2 Th Buruk Tidak Patuh
4 S 49 PT 5 Th Baik Patuh
5 E 57 PT 2.3 Th Baik Patuh
6 M 53 SLTA 1.3 Th Baik Patuh
7 SG 74 SLTA 3.8 Th Baik Patuh
8 EP 50 PT 6 Bln Baik Patuh
9 H 58 PT 1 Th Baik Patuh
10 SI 67 SLTA 2.3 Th Baik Patuh
11 HI 54 SLTA 6 Bln Buruk Tidak Patuh
12 SO 64 SLTA 1 Th Buruk Tidak Patuh
13 YD 63 SLTA 1.2 Th Baik Patuh
14 RM 80 SLTA 1.3 Th Baik Patuh
15 MS 60 PT 1 Th Baik Patuh
16 SW 66 SLTA 1.2 Th Baik Patuh
17 ST 60 SLTA 2.5 Th Baik Patuh
18 ES 49 SLTA 3 Th Baik Patuh
19 H 47 PT 3 Th Baik Patuh
20 PI 67 SLTA 9 Bln Buruk Tidak Patuh
21 SY 72 PT 11 Bln Buruk Tidak Patuh
22 UM 47 PT 1.5 Th Baik Patuh
23 WO 52 PT 3.5 Th Baik Patuh
24 SN 74 PT 2.5 Th Baik Patuh
25 ER 52 SLTA 1 Th Baik Patuh
No Nama Pasien Usia Pendidikan Lama HD Perilaku Caring Kepatuhan Diet
26 ID 49 PT 11 Bln Baik Patuh
27 JG 58 SLTA 2 Th Baik Patuh
28 WU 56 SLTA 1 Th Baik Patuh
29 DS 54 SLTA 5 Bln Buruk Tidak Patuh
30 IN 49 PT 7 Th Buruk Tidak Patuh
31 TU 55 SLTA 3.5 Th Baik Patuh
32 WH 54 SLTA 8 Bln Baik Patuh
33 SJ 69 SLTA 8 Th Baik Patuh
34 EG 63 PT 3 Th Baik Patuh
35 II 63 SLTA 5.8 Th Baik Patuh
36 BS 63 SLTA 6.5 Th Baik Patuh
37 GN 75 SMP 7 Bln Baik Patuh
38 KI 56 SLTA 4 Th Buruk Tidak Patuh
39 TA 68 PT 8 Bln Buruk Tidak Patuh
40 WA 47 PT 1.6 Th Baik Patuh
41 TK 70 SLTA 8 Bln Baik Patuh
42 DD 46 SLTA 3 Th Baik Patuh
43 SB 59 SMP 1 Th Baik Patuh
44 ESK 58 PT 1.5 Th Baik Patuh
45 MI 49 SLTA 1 Th Baik Patuh
46 RH 48 PT 1.9 Th Baik Patuh
47 BO 57 PT 1 Th Baik Patuh
Sumber : Data primer 2022
Lampiran 12. Tabel khusus

A. Analisis univariat
usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 46-55 tahun 17 36.2 36.2 36.2

>56 tahun 30 63.8 63.8 100.0

Total 47 100.0 100.0

pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SMP 2 4.3 4.3 4.3

SMA 25 53.2 53.2 57.4

Perguruan Tinggi 20 42.6 42.6 100.0

Total 47 100.0 100.0

lama hemodialisa

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid <12 bulan 17 36.2 36.2 36.2

>12 bulan 30 63.8 63.8 100.0

Total 47 100.0 100.0

Caring

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Buruk 10 21.3 21.3 21.3

Baik 37 78.7 78.7 100.0

Total 47 100.0 100.0


Kepatuhan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Patuh 10 21.3 21.3 21.3

Patuh 37 78.7 78.7 100.0

Total 47 100.0 100.0

2. Analisis Bivariat
Caring * Kepatuhan Crosstabulation
Kepatuhan
Tidak Patuh Patuh Total
Caring Buruk Count 10 0 10
% within Caring 100.0% 0.0% 100.0%
% within Kepatuhan 100.0% 0.0% 21.3%
% of Total 21.3% 0.0% 21.3%
Baik Count 0 37 37
% within Caring 0.0% 100.0% 100.0%
% within Kepatuhan 0.0% 100.0% 78.7%
% of Total 0.0% 78.7% 78.7%
Total Count 10 37 47
% within Caring 21.3% 78.7% 100.0%
% within Kepatuhan 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 21.3% 78.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 47.000a 1 .000


Continuity Correctionb 41.219 1 .000
Likelihood Ratio 48.654 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 46.000 1 .000
N of Valid Cases 47

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.13.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures

Asymp. Std.
Value Errora

Interval by Interval Pearson's R 1.000 .000b


Ordinal by Ordinal Spearman Correlation 1.000 .000b
N of Valid Cases 47

a. Not assuming the null hypothesis.


b. Based on normal approximation.
Lampiran 13. Lembar Konsultasi
LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI

Nama : Bernadetus Dwi Yuliyanto

NIM : 2106021

No Hari/ Materi Masukan Pembimbing Paraf


Pembimbing
Tanggal Konsultasi

1. Jumat/ Konsultasi 1. Lengkapi dari Bab 1


Bab IV sampai dengan lampiran
18
dan V 2. Kenapa pada hasil hanya
November
ada 47 responden apakah
2022
sudah sesuai jumlah
responden pada saat
proposal.

2. Minggu/ Konsultasi 1. Cermati komponen dalam


Bab 1-V pembahasan itu ada apa
20
saja
November
2. Lengkapi lampiran dan
2022
lembar konsultasi
3. Minggu/ Konsultasi Acc Ujian Skripsi

27
November
2022

LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI


Nama : Bernadetus Dwi Yuliyanto
NIM : 2106021
Dosen : Tri Wahyuni Ismoyowati, S.Kep., Ns., M.Kep

No Hari/ Materi Masukan Pembimbing Paraf


Tanggal Konsultasi Pembimbing
1. 13 3. Halaman 1. Ungkapan siapa? Dituliskan
Desember Persembahan
2022 4. Abstrak 1. Apakah sudah menggabarkan
tentang fenomena masalah ??
2. Alat ukur yang digunakan apa?
3. Apakah sudah menjawab tujuan
khusus?
5. BAB I Kepatuhan diet seperti apa
fenomenannya?
6. BAB III 1. Penjelasan runtut pada prosedur
pengumpulan data
2. Bagaimana runtutannya?
Dilakukan sendiri atau dengan
asisten? Kapan dilakukan? Saat
dinas pagi/sore?
7. BAB IV Bisa dicek jumlah pada presentase
8. Lampiran 1. Apakah sudah sesuai indicator
Kuesioner yg dicantumkan pada teori?
2. Apakah cairan dan natrium?
2. 20 1. Abstrak jumlah seluruh kata pada abstrak
Desember berapa?
2022
2. BAB III 1. Apakah sudah disesuaikan?
Termasuk yg mengkonsumsi
2. Penjelasan setting tempat
dimana? Kapan dilakukan dll
dimana?

LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI


Nama : Bernadetus Dwi Yuliyanto
NIM : 2106021
Dosen : Indah Prawesti, S.Kep., Ns., M.Kep

No Hari/ Materi Masukan Pembimbing Paraf


Tanggal Konsultasi Pembimbing
1. 13 9. Abstrak 1. Apakah sudah menggabarkan
Desember tentang fenomena masalah ??
2022 2. Alat ukur yang digunakan apa?
3. Apakah sudah menjawab tujuan
khusus?
10. BAB III Caranya seperti apa? Accidental
kah?
11. BAB IV 1. Pembahasan sudah baik, hanya
mungkin bisa diparafrase ya.
Biar tidak nampak menempel2
kan hasil penelitian atau teori
dari ahli dan sumber
2. Ini hambatan ya
12. BAB V Terlalu kekanan ya

Lampiran 14. Bukti izin penggunaan kuesioner


Lampiran 15. Hasil Cek Similarity

Anda mungkin juga menyukai