TINJAUAN TEORI
2.1.1 Definisi
aktivitas fisik. Kekuatan, keadaan tulang, dan jaringan lunak di sekitar tulang akan
menentukan apakah patah tulang lengkap atau tidak lengkap (Pradana & Maliya,
2021). Fraktur yaitu cederanya kontinuitas tulang, baik seluruhnya atau sebagian
fisiologis tulang akan terganggu, termasuk nyeri (Ramadhan, Inayati, & Ludiana,
2021). Fraktur adalah terputusnya sebagian atau keseluruhan jaringan tulang yang
yang dapat melibatkan tulang panjang dan persendian, jaringan otot, dan
pembuluh darah. Patah tulang dapat disebabkan oleh stress pada tulang, jatuh dari
bahwa patah tulang adalah terputusnya kontinuitas seluruh atau sebagian tulang
yang disebabkan oleh trauma, penggunaan yang berlebihan, dan penyakit yang
menggerogoti tulang.
8
9
hubungan fraktur dengan dunia luar, yaitu fraktur terbuka dan fraktur tertutup.
Fraktur tulang terbuka dibagi menjadi tiga derajat yang ditentukan oleh tingkat
a. Klasifikasi Etiologis
1) Fraktur traumatik
2) Fraktur patologis, yaitu fraktur yang dapat terjadi dimana tulang menjadi
lemah akibat tumor atau proses patologis lainnya (seperti infeksi atau
kelainan kongenital).
beban tubuh.
10
b. Klasifikasi Klinis
1) Patah tulang tertutup adalah patah tulang dimana kulit tidak bersebelahan
luar.
2) Patah tulang terbuka, yaitu patah tulang dengan kulit ekstremitas terbuka,
pada kulit. Patah tulang terbuka adalah patah tulang yang mengalami rasa
sakit yang sangat hebat. Fraktur terbuka terbagi menjadi tiga tingkatan,
kecil pada kulit dengan luka < 1 cm. Grade (II) : fraktur dan cedera yang
lebih luas tanpa kerusakan jaringan yang luas. Grade (III) : fraktur yang
2.1.3 Etiologi
a. Kekerasan langsung
terjadinya kekerasan. Fraktur ini merupakan fraktur terbuka dengan garis fraktur
Patah tulang karena ketegangan pada otot sangat jarang terjadi. Kekuatan
Penyebab patah tulang menurut Ashley & Michael, (2018) adalah sebagai
berikut :
a. Cedera
1) Cedera langsung, yaitu tulang patah pada titik benturan; jaringan lunak
Jika terjadi penghancuran atau cedera energi tinggi, pola fraktur akan
2) Cedera tidak langsung, yaitu fraktur pada jarak jauh dari tempat gaya
dihindari.
Patah tulang ini terjadi pada tulang normal yang berulang kali mengalami
beban berat, biasanya pada atlet, penari, atau personel militer yang memiliki
program latihan yang melelahkan atau saat intensitas latihan meningkat secara
signifikan dari awal. Beban berat menciptakan deformasi kecil yang memulai
baru menurut hukum Wolff. Ketika paparan stres dan deformasi berulang dan
(pembentukan tulang baru) dan meninggalkan area yang dapat patah. Masalah
serupa terjadi pada pasien dengan penyakit radang kronis yang sedang diobati
Fraktur yang dapat terjadi bahkan di bawah tekanan normal jika tulang
telah dilemahkan oleh perubahan struktur internal atau oleh proses penyakit
Paget, terapi bifosfonat) atau melalui lesi litik (misalnya kista tulang atau
metastase).
Manifestasi klinis fraktur menurut (Smeltzer & Bare, 2013) adalah nyeri,
a. Nyeri berulang dan bertambah parah sampai fragmen tulang tidak bergerak,
a. Riwayat trauma
e. Gerakan abnormal
f. Krepitasi
14
2.1.5 Pathway
Tes diagnostik yang dilakukan pada pasien dengan patah tulang antara lain
a. Pemeriksaan Radiologi
gambaran tiga dimensi kondisi dan posisi tulang yang sulit, diperlukan dua
superposisi. Hal-hal yang perlu dibaca pada x-ray: bayangan jaringan lunak,,
korteks tebal tipis akibat reaksi atau rotasi periosteal atau biomekanik, trabekulasi
b. Pemeriksaan Laboratorium
c. Pemeriksaan lain-lain
pemeriksaan ini sama dengan pemeriksaan di atas namun lebih diindikasikan jika
mengakibatkan patah tulang. Artroskopi : ditemukan jaringan ikat yang rusak atau
akibat fraktur.
2.1.7 Penatalaksanaan
a. Reduksi
akibat edema dan perdarahan. Dalam kebanyakan kasus, reduksi fraktur menjadi
lebih sulit setelah cedera mulai sembuh. Sebelum reduksi dan imobilisasi fraktur,
pasien harus dipersiapkan untuk prosedur, dan analgesik diberikan sesuai resep,
posisi yang diinginkan saat gips, belat atau perangkat lain diterapkan. Perangkat
perangkat fiksasi internal dalam bentuk pin, kabel, sekrup, pelat, paku, atau
batang logam dapat digunakan untuk menahan fragmen tulang pada posisinya
hingga terjadi penyembuhan tulang yang solid. Traksi dapat digunakan untuk
mencapai efek reduksi dan imobilisasi. Berat traksi disesuaikan dengan spasme
b. Traksi
Metode pemasangan traksi terdiri dari traksi manual dan traksi mekanis. Ada dua
jenis traksi mekanis, yaitu traksi kulit dan traksi rangka. Traksi kulit diterapkan
pada dasar sistem kerangka ke struktur lain, misalnya otot. Traksi kulit dibatasi
hingga 4 minggu dan berat kurang dari 5 kg. Traksi rangka adalah traksi definitif
menyempurnakan luka operasi dengan kawat logam atau klem melalui jaringan
tulang/logam.
c. Imobilisasi fraktur
dipertahankan pada posisi dan keselarasan yang benar sampai terjadi penyatuan.
Imobilisasi dapat dilakukan dengan fiksasi internal atau eksternal. Metode fiksasi
eksternal termasuk pembalut, gips, bidai, dan traksi terus menerus. Metode fiksasi
internal termasuk pin, kabel, sekrup, pelat, paku, atau batang logam.
d. Pembedahan
pembiayaan. Metode perawatan ini disebut fiksasi internal dan reduksi terbuka.
Secara umum, sayatan dibuat di lokasi cedera dan dilanjutkan sepanjang bidang
anatomi ke lokasi fraktur. Hematoma yang retak dan pecahan tulang mati diairi
dipertahankan dengan alat ortopedi berupa pen, sekrup, plat, dan paku.
2) Reduksi, yaitu upaya dan tindakan memanipulasi fragmen tulang yang patah
untuk menjaga reduksi harus melewati sendi di atas dan sendi di bawah
patahan.
2.2 Konsep Dasar Masalah Nyeri Akut Pada Pasien Dengan Fraktur
Tertutup
(International Association for the Study of Pain) adalah pengalaman sensorik dan
atau aktual (Wardhan & Chelly, 2017). Nyeri akut adalah pengalaman sensorik
atau emosional yang terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional,
dengan onset tiba-tiba atau lambat dan intensitas ringan sampai berat yang
berlangsung kurang dari 3 bulan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2018). Nyeri post
pembedahan akan timbul setelah hilangnya efek dari pembiusan, nyeri hebat akan
dirasakan 24 jam pertama atau hari kedua post pembedahan baik pasien yang baru
c. Agen cedera fisik (abses, amputasi, luka bakar, luka, angkat berat, prosedur
Verbal Descriptor Scale (VDS) adalah garis yang terdiri dari tiga sampai
lima kata deskriptif yang telah disusun secara merata sepanjang garis. Ukuran
skala ini diurutkan dari "tidak sakit" sampai "sakit parah". Perawat menunjukkan
kepada klien tentang skala dan meminta klien untuk memilih skala nyeri terkini
yang dirasakan. Perawat juga menanyakan sejauh mana nyeri yang paling nyeri
dan seberapa nyeri yang tidak nyeri. Alat VDS memungkinkan klien untuk
memilih dan menggambarkan skala nyeri yang dirasakan (Potter & Perry, 2006).
VAS adalah garis lurus yang menggambarkan skala nyeri terus menerus.
Skala ini membuat klien bebas memilih tingkat nyeri yang dirasakan. VAS
sebagai ukuran keparahan nyeri lebih sensitif karena klien dapat menentukan
setiap titik dari rangkaian yang tersedia tanpa harus dipaksa memilih satu kata
Skala nyeri pada skala 0 artinya tidak terjadi nyeri, skala nyeri pada skala
1-3 seperti gatal, tersengat listrik, berdenyut, melilit, dipukul, perih, mules. Skala
nyeri 4-6 digambarkan sebagai kram, kaku, tertekan, sulit bergerak, terbakar,
tertusuk. Skala 7-9 merupakan skala yang sangat nyeri namun masih dapat
dikontrol klien, sedangkan skala 10 merupakan skala nyeri yang sangat berat dan
tidak dapat dikontrol. Ujung kiri VAS menunjukkan "tidak ada rasa sakit",
Skala nyeri pada 0 berarti tidak nyeri, angka 1-3 menunjukkan nyeri
ringan, angka 4-6 termasuk nyeri sedang, sedangkan angka 7-10 dikategorikan
nyeri berat. Oleh karena itu, skala NRS akan digunakan sebagai instrumen
penelitian (Potter & Perry, 2006). Menurut skala nyeri dijelaskan sebagai berikut:
21
Skala ini terdiri dari enam wajah dengan profil kartun yang
menggambarkan wajah tersenyum untuk menandakan tidak ada rasa sakit yang
sangat sedih, hingga wajah sangat ketakutan yang berarti rasa sakit pada skala
Skala nyeri ini banyak digunakan pada pasien anak dengan kesulitan atau
ekspresi wajah sesuai nyeri dan pasien memilih sesuai nyeri yang dirasakannya.
Derajat nyeri pasca operasi dapat diukur dengan berbagai cara, misalnya
Numeric Rating Scale (NRS), dan Visual Analogue Scales (VAS/Visual Analogue
Scales). Skala Analog Visual (VAS) adalah alat ukur untuk mengukur
karakteristik atau perasaan yang memiliki rentang nilai dan tidak dapat diukur
secara langsung dengan menampilkan nyeri pasien, mulai dari tidak nyeri sampai
22
nyeri yang sangat hebat. Perasaan yang timbul terus menerus dan tidak berpindah-
pindah. Klasifikasi nyeri dari tidak ada, ringan, sedang, dan berat. Numeric Rating
Scale (NRS) digunakan untuk intensitas nyeri dengan ukuran intensitas pada orang
semua angka (bilangan bulat 0-10) yang paling mencerminkan intensitas nyeri
yang dirasakan pasien. Skala numerik 0 mewakili tidak ada rasa sakit dan 10
mewakili rasa sakit yang luar biasa. Pasien diminta untuk melaporkan intensitas
nyeri selama 24 jam terakhir atau intensitas nyeri rata-rata dengan meminta pasien
nyeri pasien. Jumlah responden yang ditunjukkan pada skala untuk menilai
intensitas nyeri pasien dicatat dengan skor yang lebih tinggi menunjukkan
Skor yang baik adalah dasar untuk pengendalian nyeri yang efektif. Pada
penderita patah tulang, sensasi nyeri saat bergerak tidak sama dengan saat duduk
Menurut (PPNI & Tim, 2018), tanda mayor dan minor nyeri dijelaskan
sebagai berikut:
Objektif :
1) Terlihat meringis
3) Gelisah
5) Sulit tidur
Objektif :
5) Menarik diri
7) Diaforesis
25
a. Umur
rasa sakit dengan fungsi patologis dan terganggu. Orang lanjut usia cenderung
menyembunyikan rasa sakit yang dialaminya, karena menganggap sakit adalah hal
yang wajar yang harus dijalani dan mereka takut jika mengalami penyakit yang
b. Jenis Kelamin
Pria dan wanita tidak berbeda secara signifikan dalam respon mereka
terhadap rasa sakit, melainkan lebih dipengaruhi oleh faktor budaya dan biokimia.
dibandingkan pria. Hal ini menunjukkan bahwa wanita memiliki lebih banyak
c. Perhatian
respons nyeri.
26
d. Budaya
atau mengekspresikan rasa sakit. Selain itu, latar belakang budaya dan sosial
e. Kecemasan
cemas. Demikian pula, kecemasan meningkatkan persepsi rasa sakit dan rasa sakit
atau teman dekat dapat membuat rasa sakit semakin parah. Kehadiran orang yang
Nyeri adalah suatu kondisi yang lebih dari satu sensasi yang disebabkan
oleh suatu rangsangan tertentu. Nyeri bersifat subjektif dan individual (Perry &
Potter, 2010). Nyeri juga merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang
C & Barre, 2017). Salah satu penyebab nyeri akut adalah agen cedera fisik (PPNI,
2018a). Fraktur disebabkan oleh beberapa hal, antara lain trauma atau cedera pada
tulang, tulang yang telah melemah akibat kondisi sebelumnya yang terjadi pada
fraktur patologis (Helmi ZN, 2012). Fraktur tertutup atau terbuka akan
mempengaruhi serabut saraf yang akan menimbulkan nyeri (De Jong &
akibat patah tulang. Pasien yang mengalami nyeri akut biasanya menunjukkan
yaitu:
a. Identitas Pasien
Identitas pasien yang perlu dikaji adalah nama, umur, jenis kelamin,
medis.
28
b. Keluhan Utama
Keluhan utama pada masalah patah tulang adalah nyeri. Nyeri akut atau
kronis tergantung berapa lama serangan berlangsung. Unit penilaian data studi
3) Pola eliminasi
buang air besar karena imobilisasi, feses berwarna kuning, tidak ada
Ada rasa sakit yang disebabkan oleh kerusakan jaringan, jika tidak ada
seksual dan reproduksi, jika pasien belum menikah maka pasien tidak akan
f. Pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan setempat (lokal). Hal ini diperlukan untuk dapat melakukan
Keluhan utama:
tergantung klien.
31
maupun bentuk.
maupun bentuknya.
a) Kepala
b) Leher
c) Wajah
Palpasi: Tidak ada perubahan fungsi atau bentuk, tidak ada lesi, dan
d) Mata
Inspeksi: Simetris
e) Telinga
f) Hidung
hidung.
g) Mulut
h) Toraks
Perkusi: Pekak
i) Paru
tambahan lainnya.
j) Jantung
k) Abdomen
Tidak ada hernia, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak
3) Kondisi luka
g. Pemeriksaan penunjang
darah tambahan
Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (D. 0077) yang
(waspada untuk menghindari nyeri), gelisah, denyut nadi meningkat, sulit tidur
(PPNI, 2018).
35
dilakukan dan inovasi yang ada. Tindakan ini termasuk komponen observasional,
untuk tahapan asesmen atau evaluasi adalah perbandingan kesehatan klien secara
sistematis dan terencana dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan secara
Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses caring dan hasil dari
1) S (Subjektif) : Data subjektif dari hasil keluhan klien, kecuali pada klien
afasia.
37
termasuk, baik saat ini maupun yang akan datang dengan tujuan untuk
termasuk seleksi telah dilaksanakan. Evaluasi sumatif ini bertujuan untuk menilai
yaitu:
2) Tujuan tercapai sebagian atau masalah teratasi sebagian atau klien masih
pada pasien ORIF pasca operasi dengan masalah nyeri di ruang Sadewa 2 dan
38
dapat menyebabkan beberapa efek fisiologis. Terapi dingin diduga memiliki efek
impuls nyeri yang mencapai otak (Kristanto & Arofiati, 2016). Price and Wilson
(2005, dalam (Aristiawan dan Marsan Dirdjo, 2019) menyatakan bahwa cold pack
Ketahanan beku bisa mencapai 8-12 jam tergantung box yang digunakan dapat
digunakan berulang kali selama kemasan tidak bocor (rusak). Pada prinsipnya
cold pack adalah kemasan yang dapat menyimpan es dan hal ini membuat es
dapat bertahan lebih lama di luar freezer dibandingkan dengan kemasan plastik.
Cold pack ada dua jenis, yaitu yang berbahan gel hipoalergenik dan yang berisi
cairan atau kristal. Secara umum, cold pack dapat digunakan selama 15 sampai 20
menit. Pada kemasan cold pack yang berbentuk plastik, diperlukan handuk untuk
Tujuan kompres dingin adalah untuk meredakan nyeri akibat trauma atau
pembuluh darah dan mengurangi aliran darah lokal. Kompres dingin merangsang
rangsangan nyeri dan juga merangsang saraf A-Beta berdiameter besar sehingga
mengurangi transmisi impuls nyeri melalui serabut A-delta kecil dan serabut saraf
C (Irawan, Sudiwati, & Dewi, 2018). Hegner (2003, dalam (Kristanto & Arofiati,
suhu tubuh.
c. Indikasi
Dirdjo, 2019)) dilakukan pada klien yang telah melakukan tindakan invasif,
dapat digunakan untuk cedera tiba/tiba atau yang baru terjadi/akut, untuk keseleo
(TRPM8) yaitu dari penurunan suhu di bawah suhu kulit menjadi 10°C - 15°C.
Kerja TRPM8 juga dipengaruhi oleh aktivitas pompa ion K+. Penurunan aktivitas
Dengan demikian, saluran ion Na+ (NaV) akan diinaktivasi oleh suhu dingin yang
selama 10-20 menit dapat meningkatkan taman ambang nyeri, mengurangi aliran
darah, mengurangi edema, metabolisme sel, dan transmisi nyeri ke jaringan saraf
setelah 24 jam pertama operasi sebagai analgesik (anti nyeri). Kompres dingin
juga merangsang termoreseptor pada kulit dan jaringan yang lebih dalam yang
Khoiriyah, 2018). Terapi kompres dingin dianjurkan 1-3 hari setelah cedera atau
selama fase cedera akut. Selama itu pembuluh darah di sekitar jaringan yang
terluka membuka nutrisi dan cairan untuk masuk ke dalam luka guna membantu
dirasakan, hal ini dikarenakan dingin memiliki efek analgesik dan anestesi lokal
kompres dingin.
terapi cold pack. Penelitian ini dibagi menjadi 2 kelompok, perlakuan dan kontrol.
sebanyak 4 kali. Intervensi relaksasi nafas dalam juga dilakukan setelah pasien
sadar sekitar 3-4 jam dan intervensi dengan kompres dingin selama 15 menit.
Pasien yang diberikan intervensi dengan kompres cold pack lebih rendah dari skor
rata-rata skala nyeri pasien yang diberikan intervensi dengan relaksasi nafas
Kompres dingin dengan cold pack memberikan efek yang lebih baik dibandingkan
dengan teknik relaksasi pernapasan. Hal ini menunjukkan bahwa kompres dingin
nafas dalam.
mengurangi konduksi saraf dan kejang otot, serta mencegah edema. Karena
kompres dingin mengontrol dan mengaktifkan blok saraf yang mencegah neuron
nosiseptif naik untuk mengirim sinyal rasa sakit ke otak, ini mengurangi rasa
sakit. Kesimpulannya adalah ada pengaruh yang signifikan sebelum dan sesudah
endorfin. Kompres dingin mengurangi transmisi nyeri melalui serat A-delta dan C
berdiameter kecil dan mengaktifkan transmisi serat A-beta yang lebih cepat dan
lebih besar. Kompres dingin dapat memberikan efek fisiologis seperti mengurangi
e. Analisis PICOT
sebagai berikut:
antara 2018 sampai dengan 2023 atau 5 tahun terakhir. Cara penelusuran artikel
diperoleh secara elektronik dengan kata kunci terapi kompres dingin untuk
advanced search didapatkan total sebanyak 5 artikel yang relevan dengan rentang
tahun terbit kurang dari 5 tahun dengan tipe artikel seluruhnya berjenis research
articles.
44
g. Analisis Artikel
4. Nuril Perbandingan 2022 Populasi dalam Pada penelitian ini Pada penelitian ini Berdasarkan uji statistik Penelitian ini
Maulidia, Kompres Hangat Dan penelitian ini adalah peneliti memberikan menggunakan dengan Independent T- telah dilakukan
Musdiani, Kompres Dingin seluruh pasien post intervensi terapi kelompok test diperoleh nilai di Rumah
dan Terhadap Intensitas operasi fraktur. kompres dingin dan pembanding, yaitu signifikan sebesar 0.000 Sakit Umum
Mahruri Nyeri Pada Pasien kompres hangat pada kelompok yang ˂ 0.05, maka dapat Cut Meutia
Saputra Post Operasi Fraktur pasien post operasi diberikan intervensi disimpulkan ada Lhokseumawe
Di Ruang Bedah Rsu fraktur diberikan kompres hangat. perbedaan antara dari tanggal 02
Cut Meutia Aceh dengan menggunakan pemberian kompres Agustus s/d 11
Utara SOP. hangat dengan kompres Agustus 2022.
dingin terhadap
intensitas nyeri pada
pasien post operasi
fraktur di ruang bedah
RSU Cut Meutia Aceh
Utara Tahun 2022.
(Maulidia, Bina,
Getsempena, & Dingin,
2022)
5. Olvin Perbandingan 2019 Populasi dalam Pada penelitian ini Pada penelitian ini hasil uji statistik Penelitian ini
46
Manengke Pemberian Kompres penelitian ini adalah peneliti memberikan menggunakan menggunakan uji mann telah
y, Stefanus Dingin Dan Hangat semua pasien fraktur intervensi terapi kelompok whitney diperoleh bahwa dilaksanakan
Timah, dan Terhadap Nyeri Pada ekstremitas tertutup kompres dingin dan pembanding, yaitu nilai p value pada di ruang
Nathalia Pasien Fraktur yang dirawat di kompres hangat pada kelompok yang kompres hangat 0.000 instalasi gawat
Merry Ekstremitas Tertutup instalasi gawat pasien fraktur diberikan intervensi dan kompres dingin darurat Rs.
Kohdong Di Instalasi Gawat darurat Rs. ekstremitas. kompres hangat. 0.000, maka dapat Bhayangkara
Darurat RS Bhayangkara Tk III disimpulkan bahwa Tk III Manado.
Bhayangkara Tk III Manado, dengan terdapat pengaruh pada Mulai dari
Manado jumlah rata-rata 52 kompres hangat dan bulan Maret
pasien. Sampel pada kompres dingin terhadap sampai dengan
penelitian ini yaitu tingkat nyeri. bulan April
dengan jumlah 22 Berdasarkan hasil 2019.
pasien untuk kompres penelitian disimpulkan
dingin dan 22 pasien bahwa pemberian
untuk kompres kompres dingin (es batu)
hangat. lebih efektif dari
kompres hangat dalam
penanganan nyeri
terhadap pasien fraktur
ekstremitas tertutup di
instalasi gawat darurat
Rs.Bhayangkara Tk III
Manado (Manengkey,
Timah, & Kohdong,
2019).
h. Evaluasi EBNP
menurut skala nyeri Numeric Rating Scale (NRS) yang berarti angka 0 artinya
tidak ada keluhan nyeri, angka 1-3 ada rasa nyeri, mulai terasa dan masih dapat
ditahan, angka 4-6 ada rasa nyeri, terasa mengganggu dengan usaha yang cukup
kuat untuk menahannya dan angka 7-10 ada nyeri, terasa sangat mengganggu/
Pengkajian Implementasi
Pasien post Implementasi
Intervensi diilakukan pada Evaluasi
operasi Diagnosa Kompres pasien post operasi Evaluasi 3
fraktur Keperawatan Dingin fraktur dengan hari setelah
dengan Nyeri Akut Cold Pack kesadaran diberikan
masalah
composmentis tindakan
nyeri
dengan tingkat keperawatan
nyeri ringan – dengan
sedang. kriteria hasil
Implementasi tingkat nyeri
dilakukan 2 menurun.
jamsebelum atau 4
jam setelah pasien
diberikan obat
analgesik dan
dilakukan 3x dalam
sehari selama 5-10
menit.