FRAKTUR
Pergeseran frag Tlg Laserasi kulit: Spasme otot Tek. Ssm tlg > tinggi dr kapiler
Gangguan
integritas
kulit/jaringan Putus vena/arteri Peningk tek kapiler Reaksi stres
Deformitas
Terbukanya berier
pertahanan
Menyumbat pemb darah
Infeksi kuman Penurunan perfusi jaringan
Kuman masuk
Risiko Ketidakefektifan
infeksi perfusi jaringan
perifer
B. Pengkajian
Pengkajian Asuhan keperawatan pada klien fraktur menurut (Muttaqin,
2020) yaitu :
1. Identitas klien
Meliputi : nama, umur, jenis kelamin,agama, alamat, bangsa, pendidikan,
pekerjaaan tanggal MRS, diagnosa medis, nomor registrasi.
2. Keluhan utama
Keluhan utama pada masalah fraktur yaitu nyeri. Nyeri akut atau kronik
tergantung berapa lamanya serangan. Unit memperoleh data pengkajian yang
yang lengkap mengenai data pasien di gunakan :
a. Proboking insiden : apa ada peristiwa faktor nyeri.
b. Quality of pain : bagaimana rasanya nyeri saat dirasakan pasien. Apakah
panas, berdenyut / menusuk.
c. Region Radiation of pain : apakah sakitbisa reda dalam sekejap, apa
terasa sakit menjalar, dan dimana posisi sakitnya.
d. Severity/scale of pain : seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan pasien
berdasarkan skala nyeri.
e. Time : berapakah waktu nyeri berlangsung, apa bertambah buruk pada
waktu malam hari atau pagi hari.
3. Riwayat penyakit sekarang
Pada pasien patah tulang disebabkan karena trauma / kecelakaan, dapat
secara degenerative/patologis yang disebabkan awalnya pendarahan,
kerusakan jaringan di sekitar tulang yang mengakibatkan nyeri, bengkak,
pucat/perubahan warna kulit dan terasa kesemutan.
4. Riwayat penyakit dahulu
Apakah pasien mengalami patah tulang paha atau pasien pernah punya
penyakit menurun sebelumnya. Memiliki penyakit osteoporosis/arthritis atau
penyakit lain yang sifatnya menurun atau menular.
5. Pola fungsi kesehatan
a. Pola persepsi hidup sehat
Klien fraktur apakah akan mengalami perubahan atau gangguan pada
personal hygiene atau mandi.
b. Pola nutrisi dan metabolisme
Klien fraktur tidak ada perubahan nafsu makan, walaupun menu
makanan disesuakan dari rumah sakit.
c. Pola eliminasi
Perubahan BAK/BAB dalam sehari, apakah mengalami kesulitan waktu
BAB di kaenakan imobilisasi, feses warna kuning, pada pasien fraktur
tidak ada gangguan BAK.
d. Pola istirahat dan tidur
Kebiasaan pada pola tidur apakah ada gangguan yang disebabkan karena
nyeri, misalnya nyeri karena fraktur.
e. Pola aktivitas dan latihan
Aktivitas pada klien yang mengalami gangguan karena fraktur
mengakibatkan kebutuhan pasien perlu dibantu oleh perawat atau
keluarga.
f. Pola persepsi dan konsep diri
Klien mengalami gangguan percaya diri sebab tubuhnya perubahan
pasien takut cacat / tidak dapat bekerja lagi.
g. Pola sensori kognitif
Adanya nyeri yang disebabkan kerusakan jaringan, jika pada pola
kognotif atau pola berfikir tidak ada gangguan.
h. Pola hubungan peran
Terjadi hubungan peran interpersonal yaitu klien merasa tidak berguna
sehingga menarik diri.
i. Pola penggulangan stress
Penting ditanyakan apakah membuat pasien menjadi depresi / kepikiran
mengenai kondisinya.
j. Pola reproduksi seksual
Jika pasien sudah berkeluarga maka mengalami perubahan pola seksual
dan reproduksi, jika pasien belum berkeluarga pasien tidak mengalami
gangguan pola reproduksi seksual.
k. Pola tata nilai dan kepercayaan
Terjadi kecemasan/stress untuk pertahanan klien meminta mendekatakan
diri pada Allah SWT.
6. Pemeriksaan Fisik
Muttaqin (2019) terdapat 2 macam pemeriksaan fisik yaitu pemeriksaan
fisik secara umum (status general)untuk mendapatkan gambaran umum dan
pemeriksaan setempat (local). Hal ini diperlukan untuk dapat melaksanakan
perawatan total (total care).
a. Pemeriksaan fisik secara umum
Keluhan utama
1) Kesadaran klien : apatis, sopor, koma, gelisah, komposmentis yang
bergantung pada klien
2) Kedaaan penyakit : akut, kronis, ringan, sedang, berat. Tanda-tanda
vital tidak normal terdapat gangguan lokal, baik fungsi maupun
bentuk.
3) Tanda-tanda vital tidak normal karena ada gangguan,baik fungsi
maupun bentuk.
b. Pemeriksaan fisik secara Head To Toe
1) Kepala
Inspeksi : Simetris, ada pergerakan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
2) Leher
Inspeksi : Simetris, tidak ada penonjolan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, reflek menelan ada
3) Wajah
Inspeksi :Simetris, terlihat menahan sakit, Palpasi : Tidak ada
perubahan fungsi maupun bentuk, tidak ada lesi, dan tidak ada
oedema.
4) Mata
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Tidak ada gangguan seperti kongjungtiva tidak anemis
(karena tidak terjadi perdarahan)
5) Telinga
Inspeksi :Normal, simetris,
Palpasi : Tidak ada lesi, dan nyeri tekan
6) Hidung
Inspeksi : Normal, simetris
Palpasi : Tidak ada deformitas, tidak ada pernafasan cuping hidung
7) Mulut
Inspeksi : Normal, simetris
Palpasi : Tidak ada pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi perdarahan,
mukosa mulut tidak pucat.
8) Thoraks
Inspeksi : Simetris, tidak ada lesi, tidak bengkak
Palpasi : Iktus cordis tidak teraba
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Tidak ada ronchi, wheezing, dan bunyi jantung I, II
regular
9) Paru.
Inspeksi : Pernafasan meningkat,regular atau tidak tergantung pada
riwayat penyakit klien yang berhubungan dengan paru.
Palpasi : Pergerakan simetris, fermitus teraba sama.
Perkusi : Sonor, tidak ada suara tambahan.
Auskultasi : Suara nafas normal, tidak ada wheezing atau suara
tambahan lainnya.
10) Jantung
Inspeksi :tidak tampak iktus jantung
Palpasi :nadi meningkat, iktus tidak teraba
Auskultasi:suara S1 dan S2 tunggal
11) Abdomen
Inspeksi : simetris,bentuk datar
Palpasi :turgor baik, tidak ada pembesaran hepar.
Perkusi :suara timpani, ada pantulan gelombang cairan
Auskultasi : peristaltic usus normal ± 20 x/menit
12) Inguinal, genetalia, anus
Tidak ada hernia, tidak ada pembesaran limfe, tidak ada kesulitan
BAB.
c. Keadaan luka.
Pemeriksaan pada system musculoskeletal adalah sebagai berikut :
1) Inspeksi (look) : pada inspeksi dapat di perhatikan wajah klien,
kemudian warna kulit, kemudian syaraf, tendon, ligament, dan
jaringan lemak, otot,kelenjar limfe, tulang dan sendi, apakah ada
jaringan parut,warna kemerahan atau kebiruan atau hiperpigmentasi,
apa ada benjolan dan pembengkakan atau adakah bagian yang tidak
normal.
2) Palpasi (feel) pada pemeriksaan palpasi yaitu : suatu pada kulit,
apakah teraba denyut arterinya, raba apakah adanya pembengkakan,
palpasi daerah jaringan lunak supaya mengetahui adanya spasme
otot,artrofi otot, adakah penebalan jaringan senovia,adannya cairan
didalam/di luar sendi, perhatikan bentuk tulang ada/tidak adanya
penonjolan atau abnormalitas.
3) Pergerakan (move) : perhatikan gerakan pada sendi baik secara
aktif/pasif, apa pergerakan sendi diikuti adanya krepitasi, lakukan
pemeriksaan stabilitas sandi, apa pergerakan menimbulkan rasa nyeri,
pemeriksaan (range of motion) danpemeriksaan pada gerakan sendi
aktif ataupun pasif.
C. Diagnosa
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas struktur
tulang.
3. Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan faktor mekanis
4. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan kurang terpapar informasi
tentang faktor pemberat
Sumber : Nurarif, Amin Huda, (2020) dan Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2018)
D. Intervensi
Tabel 2.1 Intervensi Keperawatan
Sumber data : Pasien, keluarga pasien dan status rekam medis pasien
1. PENGKAJIAN
a. Identitas
a. Pasien
4) Agama : Islam
5) Pendidikan : SD
6) Pekerjaan : Swasta
8) Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
1) Nama : Bp. A
2) Umur : 46 tahun
3) Pendidikan : SD
b. Riwayat Kesehatan
a. Kesehatan Pasien
operasi.
1) Genogram ( Gambar 3 )
Keterangan :
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: sudah meninggal
: tinggal dalam satu rumah
: garis keturunan
: garis perkawinan
: pasien
c. Kesehatan Fungsional
a. Aspek Fisik-Biologis
1) Nutrisi
a) Sebelum sakit
b) Selama sakit
2) Pola Eliminasi
a) Sebelum sakit
BAB teratur setiap hari pada pagi hari. Bentuk dan warna
b) Selama sakit
Selama dirumah sakit pasien BAB 2 hari sekali. Untuk
BAK pasien lancar sehari 5-6 kali sehari. Urine berwarna kuning
jernih.
3) Pola Aktivitas
a) Sebelum sakit
b) Selama sakit
Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Berpindah √
Ambulasi/ROM √
aktivitas
Nilai skor
No Fungsi Skor Uraian Hari 1 Hari 2 Hari 3
1 Mengendalikan 0 Tak terkendali / tak teratur (perlu
rangsangan pencahar)
defekasi (BAB) 1 Kadang – kadang tak terkendali
2 Mandiri 2 2 2
2 Mengendalikan 0 Tak terkendali / pakai kateter
rangsangan 1 Kadang – kadang tak terkendali (
berkemih 1 x 24 jam)
2 Mandiri 2 2 2
3 Membersihkan 0 Butuh pertolongan orang lain 0 0
diri (cuci muka, 1 Mandiri 1
sisir rambut, sikat
gigi)
4 Penggunaan 0 Tergantung pertolongan orang
jamban, masuk lain
dan keluar 1 Perlu pertolongan pada beberapa 1 1 1
(melapaskan, kegiatan tetapi dapat mengerjakan
memakai celana, sendiri kegiatan yang lain
membersihkan, 2 Mandiri
menyiram)
Keterangan
20 : Mandiri
12 – 19 : Ketergantungan ringan
9 – 11 : Ketrgantungan sedang
0 -4 : Ketergantungan total
a) Sebelum sakit
b) Selama sakit
b. Aspek Psiko-Sosial-Spiritual
dideritanya
2) Pola hubungan
lancar
yang dideritanya.
5) Konsep diri
a) Gambaran diri
b) Harga diri
terhadap hidupnya
c) Peran diri
keluarga.
d) Ideal diri
e) Identitas diri
6) Seksual
7) Nilai
d. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
1) Kesadaran : Composmentis
2) Status Gizi :
TB = 155cm
BB = 60 kg
1) Kulit
2) Kepala
mengeluarkan cairan
3) Leher
5) Thorax
kulit merata
6) Kardivaskuler
rambut merata
7) Punggung
sawo matang.
8) Abdomen
kuadran abdomen
9) Panggul
Pada anus dan rectum normal, tidak terdapat lesi, tidak tedapat
11) Genetalia
a) Pada Laki-laki
12) Ekstremitas
bersih
e. Pemeriksaan Penunjang
b. Pemeriksaan radiologi
c. Terapi pengobatan
NO DATA PENYEBAB
MASALAH
1. DS :
- Pasien mengatakan nyeri di bagian
luka
3 post4 op pemasangan wire
P : Nyeri bila bagian tangan di
5
gerakkan 5
Q : Seperti di tusuk- tusuk
R : di bagian jari manis tangan kanan
S:6
T : Hilang Timbul Nyeri akut Post
DO : operasi pemasangan Nyeri Akut
- Ku : composmentis wire
- Pasien tampak lemah
- Tampak expresi wajah meringis
- TD = 200/80 mmHg
- Nadi = 80 x/menit
- Suhu = 36,8oC
- RR = 28 x/menit
3. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik post operasi pemasangan wire
b. Hambatan mobilitas Fisik berhubungan dengan Penurunan kekuatan otot (akibat nyeri)
a. Implementasi Diagnosa 1
Nama Pasien /No CM : Tn. P /170393
Diagnosa Keperawatan : Nyeri Akut
3keluarga
4
O: 5 5
- Ku : Cukup Composmentis
- Kebutuhan ADL dibantu
oleh keluarga dan perawat
- TD = 200/80 mmHg,
- Nadi = 90 x/menit,
- Suhu = 36,8oC,
- RR = 28 x/menit
- Kekuatan otot
A :Ansietas teratasi
P : intervensi dihentikan
LAMPIRAN
Link Video :
1. https://www.youtube.com/watch?v=Apm0NsT7nF0 ( LATIHAN RELAKSASI
NAFAS DALAM)
2. https://www.youtube.com/watch?v=NOYkm-O78pQ ( LATIHAN ROM AKTIF
PASIF)
Link Jurnal :
1. https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JKJ/article/download/3903/3635
2. http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/kesmas/article/view/10952
SOP TINDAKAN
A. Pengertian
Merupakan metode aktif untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien yang
mengalami nyeri. Rileks sempurna yang dapat mengurangi ketegangan
otot, rasa jenuh, kecemasan sehingga mencegah menghebatnya stimulasi
nyeri. Ada tiga hal utama dalam teknik relaksasi yaitu:
1) Posisikan pasien dengan tepat
2) Pikiran beristirahat
3) Lingkungan yang tenang
B. Tujuan
Untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri. Indikasi: dilakukan
untuk pasien yang mengalami nyeri akut.
C. Prosedur Pelaksanaan :
1) Tahap Prainteraksi
a. Membaca status pasien
b. Mencuci tangan
c. Menyiapkan alat
2) Tahap Orientasi
a. Memberikan salam terapeutik
b. Validasi kondisi pasien
c. Menjaga privacy pasien
d. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien
dan keluarga
3) Tahap Kerja
a. Ciptakan lingkungan yang tenang
b. Usahakan tetap rileks dan tenang
c. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-
paru dengan udara melalui hitungan 1,2,3
d. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut
sambal merasakan ekstremitas atas dan bawah rileks
e. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
f. Menarik nafas lagi melalui hidung dan
menghembuskan melalui mulut secara perlahan-
lahan
5) Dokumentasi
a. Catat waktu pelaksanaan tindakan
b. Catat respon pasien
c. Paraf dan nama perawat
2. ROM AKTIF DAN PASIF
A. Pengertian
ataupun pasif.
B. Tujuan
C. Jenis ROM
Klien dengan tirah baring yang lama, klien dengan penurunan tingkat
E. Kontra Indikasi
Klien dengan fraktur, kelainan sendi atau tulang, dank lien fase imobilisasi
F. Pengkajian
dalam pergerakan.
G. Gerakan ROM
seperti nyeri atau terjadi spasme pada daerah otot yang bersangkutan.
I. Persiapan Alat.
Alat yang digunakan untuk melakuka ROM yaitu geniometer (alat ukur
J. Prosedur Kerja
1) Gerakan leher :
45 derajat).
derajat).
2) Gerakan bahu :
180 derajat).
derajat).
4) Gerakan lengan :
berdekatan
7) Gerakan pinggul :
(ROM 90 derajat).
derajat).
8) Gerakan lutut :
derajat).
derajat).
derajat).
f) Adduksi : satukan kembali jari-jari kaki hingga jari-jari saling merapat (ROM
15 derajat).
LOGBOOK KEGIATAN HARIAN
2. Senin, 09-10- 08.00- Memberikan Injeksi ke pasien kelolaan a.n Tn. A dengan
2023 09.00 fraktur fibula , memberikan injeksi ketorolac 3x30 mg
untuk mengurangi rasa nyeri, dilanjutkan injeksi ke
pasien lain
6. Senin, 09-10- 13.00 Aplusan dinas pagi ke siang, jumlah pasien masih
2023 berjumlah 15 orang
LOGBOOK KEGIATAN HARIAN
2. Selasa, 10-10- 08.00- Memberikan Injeksi ke pasien kelolaan a.n Tn. A dengan
2023 09.00 fraktur fibula dan melakukan perawatan luka ke pasien
untuk menghindari terjadinya infeksi pada luka post
operasi
6. Selasa, 10-10- 13.00 Aplusan dinas pagi ke siang, jumlah pasien masih
2023 berjumlah 15 orang
LOGBOOK KEGIATAN HARIAN
1. Rabu , 11-10- 13.00- Aplusan dinas pagi ke dinas siang, pasien di ruangan
2023 13.00 bedah Tribrata berjumlah 12 pasien
Rabu , 11-10- 13.30- Menyiapkan terapi obat injeksi untuk Tn.P dengan
2.
2023 14.00 diangnosa fraktur, serta mempersiapkan set perawatan
luka post operasi
Rabu , 11-10- Mengajarkan pasien kelolaan untuk melakukan terapi
2023 14.30-
3. relaksasi nafas dalam untuk mengurangi nyeri
15.00
5. Rabu , 11-10-
2023 15.30-
Mendokumentasikan hasil pemeriksaan TTV ke rekam
16.00
medis pasien
6.
Rabu , 11-10-
2023 20.00
Aplusan dinas pagi ke siang, jumlah pasien masih
berjumlah 15 orang
LOGBOOK KEGIATAN HARIAN
Skor penilaian
Komponen yang dinilai
1 2 3 4
A Laporan pendahuluan (20%)
1. Kesesuaian sistematika penulisan
2. Kesesuaian LP dengan masalah klien
3. Ketepatan rumusan mekanisme terjadinya masalah
4. Kebenaran rumusan pathway
5. Kelengkapan diagnosa keperawatan
6. Ketepatan rumusan tujuan dan kriteria hasil
7. Ketepatan rumusan tindakan keperawatan dan rasionalnya
8. Rujukan daftar pustaka mutakhir
Total skor
Range
N Komponen yang dinilai N K
nilai
o i e
l t
a e
i r
a
n
g
a
n
A Komunikasi
1 Membina hubungan kepercayaan – 4
dengan klien di
gambarkan di dalam rencana intervensi
askep
2 Responsif terhadap klien di gambarkan – 4
di dalam
intervensi askep
3 Melakukan pendokumentasian dan pelaporan – 4
Askep
B Keterampilan dasar
1 Melakukan pengkajian (anamnesa, pemeriksaan – 4
fisik dan studi dokumenter) di gambarkan di dalam
pengkajian askep
2 Memberikan askep pada klien dan – 4
keluarga
dengan baik di gambarkan di dalam intervensi
askep
3 Melakukan tindakan pencegahan infeksi di – 4
gambarkan di dalam intervensi askep
4 Menciptakan keamanan dan – 4
kenyamanan di
gambarkan di dalam intervensi askep
5 Menggunakan alat secara tepat guna di gambarkan – 4
di dalam intervensi askep
6 Bereaksi cepat dan tepat sesuai kondisi – 4
klien di
gambarkan di dalam intervensi askep
C Perilaku profesional
1 Bersikap sopan dan santun yang di – 4
gambarkan di
dalam intervensi askep
2 Melakukan komunikasi pada klien dan – 4
keluarga
secara terapeutik di gambarkan di dalam intervensi
askep
3 Melakukan sikap tanggung jawab dan tanggung – 4
Gugat di gambarkan di dalam intervensi askep
4 Mempertahankan etika keperwatan di – 4
gambarkan
di dalam intervensi askep
5 Menghargai hak asasi dan keunikan – 4
klien di
gambarkan di dalam intervensi askep
6 Mampu bekerjasama dan berpartisipasi dalam 0
kegiatan daring
-
4
Total skor
Total skor
N x 100% =
i 60
l
a
i