Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KESEHATAN MATRA LAUT

“TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK (TOHB) DAN RUANG UDARA BERTEKANAN


TINGGI (RUBT)”

KELOMPOK 5 :

RAWENDI LUBIS (NIM :

SARIYANTI (NIM :

JULY HERYANTI (NIM : 152112006)

NURASIAH (NIM : 152112012)

JURUSAN KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH

TANJUNGPINANG

2021
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MASALAH
BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK


Terapi oksigen hiperbarik adalah salah satu metode pengobatan yang dilakukan
dengan cara memberikan oksigen murni di dalam ruangan khusus bertekanan udara tinggi,
untuk dihirup pasien. Terapi oksigen hiperbarik dilakukan di ruangan khusus yang dapat
meningkatkan tekanan udara hingga tiga kali tekanan atmosfer normal. Peningkatan tekanan
udara di dalam ruangan hiperbarik ini menyebabkan paru-paru pasien menyerap oksigen
lebih banyak dari biasanya, sehingga dapat membantu penyembuhan berbagai penyakit.

2. FISIOLOGI TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK


Efek HBOT didasarkan pada regulasi gas, dan efek fisiologis dan biokimia dari
hiperoksia. Hukum Boyle menyatakan bahwa pada suhu konstan, tekanan dan volume gas
berbanding terbalik. Ini adalah dasar untuk semua terapi hiperbarik. Hukum Boyle
menjelaskan tentang hubungan tekanan gas dan volume gas. Tekanan gas berbanding
terbalik dengan volume gas. Bila tekanan semakin besar maka volume akan semakin kecil.
Prinsip ini digunakan pada kasus-kasus penyakit dekompresi dan emboli gas. Pada penyakit
dekompresi, terjadi gelembung-gelembung nitrogen (nitrogen bubbles) sehingga terjadi
penyumbatan pembuluh darah akibat gelembung ini. Pada jaringan-jaringan juga terbentuk
gelembung nitrogen sehingga timbul nyeri pada jaringan, secara klinis tampak pada
persendian. Emboli gas adalah gelembung gas yang berjalan di pembuluh darah, dan bila
mencapai pembuluh darah kecil akan menyumbat pembuluh darah. Penyumbatan pembuluh
darah pada otak berakibat stroke, pada jantung berakibat penyakit jantung koroner, pada
ginjal menjadi gagal ginjal akut, pada paru menjadi gagal napas. Volume gelembung gas
baik nitrogen ataupun gas lainnya dapat mengecil bila dalam lingkungan dengan tekanan
atmosfer yang lebih tinggi. Terapi oksigen hiperbarik dapat memperkecil ukuran atau
volume gelembung gas sehingga terhindar dari masalah penyumbatan pembuluh darah.
Gelembung gas tersebut secara perlahan akan dimetabolisme atau dibuang dari tubuh
melalui pernapasan (wash out) (Gill & Bell, 2004; Stephen R. Thom, 2011).
3. MANFAAT TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK
Beragam Manfaat Terapi Hiperbarik. Terapi hiperbarik umumnya digunakan untuk
mengobati penyakit dekompresi yang biasanya dialami oleh para penyelam bawah laut.
Namun belakangan ini, terapi hiperbarik juga kerap dipakai sebagai pengobatan tambahan
untuk mengatasi berbagai penyakit. Berikut adalah beberapa penyakit atau kondisi medis
yang bisa diobati dengan terapi hiperbarik:
 Anemia.
 Luka bakar.
 Keracunan karbon monoksida.
 Cedera akibat terapi radiasi.
 Infeksi pada otot dan tulang (osteomielitis).
 Abses otak.
 Infeksi jaringan otot atau gas gangren.
 Proses pemulihan setelah cangkok kulit.
 Luka yang tidak kunjung sembuh, seperti ulkus kaki diabetik.
 Kehilangan pendengaran tiba-tiba.
 Kehilangan penglihatan secara tiba-tiba dan tanpa rasa sakit.

4. MEKANISME KERJA/PRINSIP TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK


Prinsip dari terapi oksigen hiperbarik adalah membantu tubuh untuk memperbaiki
jaringan yang rusak dengan meningkatkan aliran oksigen ke jaringan tubuh. Terapi oksigen
hiperbarik akan menyebabkan darah menyerap oksigen lebih banyak akibat peningkatan
tekanan oksigen di dalam paru-paru yang dimanipulasi oleh ruangan hiperbarik. Dengan
konsentrasi oksigen yang lebih tinggi dari normal, tubuh akan terpicu untuk memperbaiki
jaringan yang rusak lebih cepat dari biasanya. Terapi oksigen hiperbarik (HBOT)
memberikan oksigen di bawah tekanan untuk meningkatkan kadar oksigen jaringan.
Oksigen diberikan 2-3 kali lebih tinggi dari tekanan atmosfer, dan didistribusikan di sekitar
area yang terinfeksi; sehingga memungkinkan terjadinya proses penyembuhan alami tubuh
dan memperbaiki fungsi jaringan.
5. INDIKASI TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK

Terapi oksigen hiperbarik dapat direkomendasikan pada pasien yang mengalami kondisi
atau penyakit seperti:

 Penyakit dekompresi. Penyakit dekompresi merupakan kondisi yang terjadi pada saat
aliran darah di dalam tubuh terhambat, dikarenakan perubahan tekanan udara.
Perubahan tekanan ini dapat terjadi akibat penerbangan, menyelam, atau hal lain yang
mengakibatkan terjadinya perubahan tekanan udara secara drastis. Perubahan tekanan
udara di luar tubuh yang tiba-tiba dapat menyebabkan timbulnya gelembung udara di
dalam pembuluh darah atau emboli Terapi oksigen hiperbarik dapat mengecilkan
gelembung di dalam pembuluh darah akibat perubahan tekanan.
 Keracunan karbon monoksida. Keracunan karbon monoksida dapat terjadi ketika
seseorang mengirup gas karbon monoksida yang menyebabkan penyerapan oksigen
oleh darah terganggu. Terapi oksigen hiperbarik dapat mengatasi kondisi ini dengan
cara menghilangkan karbon monoksida dari dalam darah dengan pemberian oksigen
murni bertekanan tinggi.
 Penyembuhan luka yang sulit pulih. Pada kondisi normal, luka dapat sembuh dengan
sendirinya. Akan tetapi pada kondisi tertentu, luka sulit untuk sembuh dan menutup
kembali, misalnya luka kronis pada penderita diabetes atau ulkus dekubitus. Kondisi-
kondisi tersebut mengurangi suplai oksigen ke jaringan di sekitar luka, sementara
jaringan yang berperan menutup luka seringkali membutuhkan banyak oksigen. Terapi
oksigen hiperbarik dapat membantu menyembuhkan luka-luka tersebut dengan cara
menyediakan oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi, sehingga kebutuhan
oksigen di jaringan luka dapat terpenuhi.
 Pemulihan cangkok kulit. Cangkok kulit pada pasien yang tidak memiliki gangguan
peredaran darah dapat menyatu dengan baik. Akan tetapi, jika pasien yang menerima
cangkok kulit menderita gangguan peredaran darah seperti pada diabetes, penyatuan
cangkok kulit dengan kulit pasien dapat mengalami masalah. Terapi oksigen hiperbarik
dapat membantu penyatuan cangkok kulit pada pasien penderita gangguan peredaran
darah, dengan menjaga suplai oksigen ke daerah yang mendapatkan cangkok kulit,
sehingga pemulihan dapat berlangsung dengan baik.
 Infeksi jaringan lunak yang mengalami nekrosis (kematian jaringan). Infeksi jaringan
lunak umumnya disebabkan oleh bakteri. Terapi oksigen hiperbarik dapat membantu
penyembuhan infeksi jaringan lunak dengan mempercepat kematian bakteri, terutama
bakteri anaerobik yang hidup pada kondisi rendah oksigen, melalui pemberian suplai
oksigen berlebih ke jaringan yang mengalami infeksi. Oksigen berlebih di dalam darah
juga dapat membantu jaringan untuk beregenerasi dan mempercepat penyembuhan luka.

Selain kondisi di atas, terapi oksigen hiperbarik juga digunakan pada keadaan cedera
remuk serta sindrom kompartemen, emboli udara, cedera organ akibat radiasi,
osteomielitis berulang, luka bakar, anemia, penyumbatan pembuluh darah mata, dan tuli
mendadak. Diskusikan dengan doker mengenai manfaat menggunakan terapi oksigen
hiperbarik untuk kondisi yang dialami, serta risiko yang dapat timbul.

6. KONTRAINDIKASI TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK

Kontraindikasi mutlak untuk perawatan hiperbarik adalah pneumotoraks yang tidak


diobati. Kontraindikasi relatif lainnya adalah jika pasien menggunakan agen kemoterapi
tertentu seperti Adriamycin dan Cisplatinum atau Antabuse. Masalah lain yang menjadi
perhatian adalah pasien berventilasi, pasien dengan hipertensi yang tidak terkontrol, dan
penderita diabetes. Masalah dengan pasien berventilasi adalah varian dalam volume udara
dan tekanan dan masalah barotrauma. Gula darah serum sering jatuh saat menyelam. Oleh
karena itu, disarankan untuk memastikan glukosa serum pada pasien dengan diabetes berada
pada sisi yang tinggi sebelum menyelam (Cho et al., 2018).

7. KOMPLIKASI TERAPI OKSIGEN


Ketika digunakan dengan protokol standar, terapi oksigen hiperbarik aman. Efek samping
paling sering adalah nyeri pada telinga (aural barotrauma) yang disebabkan karena
ketidakmampuan untuk menyeimbangkan tekanan antara dua sisi dari membran timpani
karena tersumbatnya tube eustacius. Pneumothorax dan emboli udara merupakan komplikasi
yang lebih berat, karena robeknya pembuluh darah pulmoner yang diakibatkan oleh tekanan,
namun hal ini jarang terjadi.
8. RISIKO TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK

Terapi oksigen hiperbarik adalah metode yang cukup aman dan sangat jarang menimbulkan efek
samping atau komplikasi. Namun bukan berarti terapi oksigen hiperbarik tidak dapat
memunculkan efek samping tertentu. Beberapa efek samping yang dapat muncul akibat terapi
oksigen hiperbarik, meskipun sangat jarang terjadi, adalah:

 Merasa tidak nyaman atau nyeri selama prosedur terapi oksigen hiperbarik.
 Rabun jauh sementara setelah menjalani terapi oksigen hiperbarik.
 Kejang akibat penumpukan oksigen di otak.
 Cedera pada telinga.
 Cedera pada paru-paru.
 Kebakaran atau ledakan di ruang hiperbarik, terutama jika pasien menggunakan atau
membawa bahan-bahan atau produk mudah terbakar.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Terapi oksigen hiperbarik adalah salah satu metode pengobatan yang dilakukan
dengan cara memberikan oksigen murni di dalam ruangan khusus bertekanan udara
tinggi, untuk dihirup pasien. Terapi oksigen hiperbarik dilakukan di ruangan khusus yang
dapat meningkatkan tekanan udara hingga tiga kali tekanan atmosfer normal.
Peningkatan tekanan udara di dalam ruangan hiperbarik ini menyebabkan paru-paru
pasien menyerap oksigen lebih banyak dari biasanya, sehingga dapat membantu
penyembuhan berbagai penyakit.
Prinsip dari terapi oksigen hiperbarik adalah membantu tubuh untuk memperbaiki
jaringan yang rusak dengan meningkatkan aliran oksigen ke jaringan tubuh. Terapi
oksigen hiperbarik akan menyebabkan darah menyerap oksigen lebih banyak akibat
peningkatan tekanan oksigen di dalam paru-paru yang dimanipulasi oleh ruangan
hiperbarik. Dengan konsentrasi oksigen yang lebih tinggi dari normal, tubuh akan terpicu
untuk memperbaiki jaringan yang rusak lebih cepat dari biasanya.
Perawatan dan pengobatan HBOT yang tepat sesuai indikasi, ketepatan waktu
sangat penting dalam membantu meningkatkan kesembuhan dan menjadi salah satu
pilihan terapi yang dapat digunakan sesuai indikasi penyakit yang dialami.
DAFTAR PUSTAKA

Willy, T. (2018) Ketahui Apa Itu Terapi Oksigen Hiperbarik,


https://www.alodokter.com/ketahui-apa-itu-terapi-oksigen-hiperbarik, diakses pada 2 November

Rosyanti, L dkk. (2019). Mekanisme yang Terlibat Dalam Terapi Oksigen Hiperbarik
(Theoritical Review Hyperbaric Oxygen Therapy/HBOT), Volume 11 Nomor 2 (hlm 184-201)

Wisudarti, C, Pratomo, B & Synthana, M. (2017). Terapi Oksigen Hiperbarik, Volume 4 Nomor
2 (hlm 76)

Anda mungkin juga menyukai