DISUSUN OLEH:
DOSEN PENGAMPUH :
Ns.Fauziah H.Tambuala.,M.Kep
Puji syukur, terima kasih kami ucapkan atas pimpinan serta berkatnya yang telah
mempermudahkan kami dalam menyusun makalah ini . sehingga akhirnya terselesaikan
tepat waktu. Tampa pimpinan Tuhan, kami bukanlah siapa-siapa, selain itu kami juga
mengucapkan banyak terima kasih untuk orang tua,keluarga serta teman-teman yang sudah
mendukung serta membantu kami,sehingga tugas kami ini boleh terselesaikan dengan baik.
Dalam makalah ini banyak yang akan kami sampaikan kepada teman-teman pembaca
sekalian. Dalam hal ini juga,kami ingin membahas tentang” ASUHAN KEPERAWATAN
KOMUNITAS AGREGAT PRIA DEWASA” . kiranya dengan adanya makalah ini dapat
menambah wawasan kita tentang managemen nyeri pada pasien terminal.
Dalam kami memyusun makalah ini kami menyadari banyak kekurangan bahkan kesalahan
kami dalam penulisan,serta penyampain informasi berbeda sehingga mungkin tidak sama
seperti pengetahuan teman-teman pembaca lainnya.kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya jika dalam kalimat atau kata-kata kami yang kurang baik.tidak ada manusia yang
sempurna kecua Tuhan.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman judul………………………………………………………………………………..
Kata pengantar ………………………………………………………………………………
Daftar Isi ……………………………………………………………………………………
Bab I Pendahuluan………………………………………………………………………….
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………
1.2 Tujuan ………………………………………………………………………………
Bab II Tinjauan Teori……………………………………………………………….......
Bab III Pengkajian ……………………………………………………………………..
Bab IV Penutup ..............................................................................................................
2.1 kesimpulan ………………………………………………………………………
2.2 Saran ……………………………………………………………………………
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………
Bab I
Pendahuluan
1.2 Tujuan
1) Definisi
Menurut WHO, keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang
merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat
dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara
keseluruhan guns meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial,
perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pence-gahan penyakit dan bahaya yang
lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana
hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan pada masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemeliharaan rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagi mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan (menurut CHN). Di
Indonesia dikenal dengan sebutan perawatan kesehatan masyarakat
(PERKESMAS) yang dimulai sejak permulaan konsep Puskesmas diperkenalkan
sebagai institusi pelayanan kesehatan profesional terdepan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara komprehensif.
Ditinjau dari segi umur, bahwa yang disebut dewasa itu dimulai sejak
menginjak usia 20 tahun (meskipun belum menikah) atau sejak seseorang
menikah (meskipun belum berusia 20 tahun). Lebih lanjut Havighust
membagi masa dewasa menjadi tiga fase, yaitu masa dewasa awal 18 – 30
tahun, masa dewasa pertengahan 30 – 55 tahun, dan masa dewasa akhir 55
tahun lebih (Armin, 2002).
Menurut Hurlock (1968) masa dewasa dibagi menjadi 3 periode, yaitu
- Masa dewasa awal / dewasa muda (berusia antara 18 atau 20 tahun sampai 40 tahun)
- Masa dewasa lanjut / masa tua (berusia 60 tahun hingga akhir kehidupannya atau
sampai mati).
community as partner yang dikembangkan oleh Anderson dan Mc Farlan dari teori
Betty Neuman (Anderson & Mc Farlan, 2011). Model ini lebih berfokus pada
pengkajian model ini mempunyai dua komponen utama yaitu core dan subsistem.
Pada model community as partner terdapat dua faktor utama yaitu fokus pada
komunitas sebagai mitra dan proses keperawatan (Anderson & Mc Farlan, 2011). Pada
pengkajian komunitas terdapat core dan 8 (delapan) subsistem dari masyarakat. Core
yang terdiri dari riwayat terbentuknya aggregat, demografi, suku, nilai, dan
kesehatan dan social, ekonomi, transportasi dan keamanan, politik dan pemerintahan,
kerangka kerja bagi model community as partner yang didefinisikan sebagai berikut:
1. Individu
Individu dalam model community as partner adalah sebuah populasi atau sebuah
agregat. Setiap orang dalam sebuah komunitas yang didefinisikan (populasi total)
2. Lingkungan
masyarakat tinggal, pekerjaan, suku bangsa dan ras, cara hidup, serta faktor lain
3. Kesehatan
Kesehatan dalam model ini dilihat sebagai sumber bagi kehidupan sehari-hari,
4. Keperawatan
sebuah stressor memasuki garis pertahanan dan menyebabkan sebuah reaksi serta
tujuannya adalah pada deteksi dini dalam mencegah kerusakan lebih lanjut, dan
kesehatan.
Delapan subsistem dibagi melalui garis putus-putus untuk menggambarkan bahwa
subsistem yang utama suatu masyarakat dan menyediakan perawat komunitas dengan
2011) terdiri dari dua bagian utama yaitu inti dan delapan subsistem yang mengelilingi
keperawatan terdiri dari beberapa tahap mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi. Inti roda pengkajian adalah individu yang membentuk
suatu komunitas. Inti meliputi demografi, nilai, keyakinan, dan sejarah penduduk
subsistem komunitas, dan sebaliknya. Delapan subsistem ini terdiri atas lingkungan,
normal atau tingkat kesehatan komunitas yang telah dicapai selama ini. Garis normal
pertahanan dapat berupa karakteristik seperti nilai imunitas yang tinggi, angka
mortalitas infant yang rendah, atau tingkat penghasilan yang sedang. Garis pertahann
normal juga meliputi pola koping yang digunakan, kemampuan memecahkan masalah
sebagai sebuah garis putus-putus di sekitar komunitas dan garis pertahanan normal,
kesehatan yang dinamis yang dihasilkan dari respon sementara terhadap stressor.
stressor lingkungan atau sebuah stressor sosial. Kedelapan subsistem tersebut dibagi
aplikasih keperawatn komunitas di masyarakat berlangsung mulai dari tanggal 1 Juni 2022
sampai dengan 6 Juni 2022. Dalam hal ini kami mendapat tempat praktek di RT 07
A. Tahap Persiapan
Kegiatan praktek mahasiswa di awali dengan pertama dengan warga dalam rangka
saling mengenal dan membina hubungan saling percaya antara mahasiswa dengan
pada tanggal 01 Juni 2022. Pada saat pertemuan selain acara perkenalan juga
Pada saat ini juga disampaikan suat wadah kerja yang berasal dari masyarakat
Setelah melakukan diskusi yang cukup lama anatra mahasiwa dan warga RT 07
Kelurahan Ranononcu Kecamatan Poso Kota Selatan akhirnya tercapai kata sepakat
yang disusun oleh mahasiswa untuk mendapattkan data yang real tentang masah
kesehatan lansia, oleh karena itu mahasiswa melakukan pendataan melalui angket
atau kusioner yang dibagikan kepada lansia yang ada di RT 07 Kelurahan Ranononcu
Selatan dilakukan, maka dilakukan perhitungan dan analisa oleh mahasiswa. Data
yang telah di olah kemudian dipresentasikan pada pertemua kedua atau MMD II pada
warga (Kepala Lurah, ketua RT 07 beserta ketua RT, Puskesmas, serta Kader) di RT
07 Kelurahan Ranononcu Kecamatan Poso Kota Selatan Kota Poso Sulawesi Tengah.
B. Tahap Pengkajian
pendataan adalah 118 orang yang dijadikan sampel sebanyak 10 orang. Secara umum
SDN 12, SMPN 1 Poso Kota Selatan, SMA N 2 Poso. Pelayanan Kesehatan meliputi
mini market yang mudah diakses masyarakat dan juga pasar tradisional untuk
Kelurahn Ranononcu didapatkan jalan tertata rapih dan bersih, hanya terlihat sedikit
sampah plastik bekas jajan anak-anak . Terdapat tanaman hias di setiap rumah warga
dengan jumlah beragam dan juga tempat sampah. Jalan-jalan menuju rumah warga juga
pengetahuan, sikap, dan perilaku, pada lansia, sudah berkurang sehingga menjadi
perhatian dan butuh penanganan khusus, hasil wawancara dengan warga dan
didapatkan hasil bahwasannya memang belum ada program terkait dengan kesehatan
lansia. Hal ini sejalan pula dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan petugas
puskesmas yaitu sudah ada program terkait dengan penyuluhan kesehatan lansia,
Data dibawah ini adalah data yang didapatkan oleh Mahasiswa S1 keperawatan
Tabel 3.1
Distribusi Frekuensi Lansia berdasarkan Usia di Rt 07 Kelurahan
Ranononcu Kecamatan Poso Kota Selatan
Tabel 3.3
Distribusi Frekuensi Lansia berdasarkan Pendidikan di Rt 07 Ranononcu
Kecamatan Poso Kota Selatan
Pendidikan Frekuensi %
SMP 3 30
SMA 6 60
S1 1 10
Jumlah 10 100
Sumber : Data Primer Juni 2022
Berdasarkan tabel 3.3 Distribusi frekuensi lansia berdasarkan pendidikan
didapatkan data tingkat pendidikan yang terbanyak adalah SMA dengan jumlah 6
orang (60%) dan yang terendah adalah yang S1 dengan jumlah 1 orang (10%).
Tabel 3.4
Distribusi Frekuensi Lansia berdasarkan hubungan dengan keluarga di Rt 07
Ranononcu Kecamatan Poso Kota Selatan
Jumlah 10 100
Sumber : Data Primer Juni 2022
Berdasarkan tabel 3.4 Distribusi frekuensi lansia berdasarkan hubungan dengan
keluarga didapatkan data hubungan dengan keluarga yang terbanyak adalah ibu
dengan jumlah 7 orang (70%) dan yang terendah adalah ayah dengan jumlah 3
orang (30%).
Tabel 3.5
Distribusi Frekuensi lansia berdasarkan Agama di RT 07 ranononcu
kecamatan poso kota selatan
Agama Frekuensi %
Kristen 10 100
Jumlah 10 100
Sumber : Data Primer Desember 2022
Berdasarkan tabel 3.5 Distribusi frekuensi lansia berdasarkan Agama didapatkan
data tingkat agama mayoritas adalah Kristen dengan jumlah 10 orang (100%).
Tabel 3.6
Distribusi Frekuensi Lansia berdasarkan Suku di RT 07 ranononcu
kecamatan poso kota selatan
Suku Frekuensi %
pamona 8 80
Minahasa 2 20
Jumlah 10 100
Sumber : Data Primer Juni 2022
Berdasarkan tabel 3.6 Distribusi frekuensi remaja berdasarkan Suku didapatkan
data Suku yang terbanyak adalah Pamona dengan jumlah 8 orang (80%) dan yang
terendah adalah yang Minahasa dengan jumlah 2 orang (20%).
Tabel 3.7
Distribusi Frekuensi Lansia berdasarkan Pekerjaan Lansia di RT 07
ranononcu Kecamatan poso kota selatan
Pekerjaan Frekuensi %
Wiraswasta 1 10
IRT 5 50
Petani 3 30
Pensiunan 1 10
Jumlah 10 100
Sumber : Data Primer juni 2022
Berdasarkan tabel 3.7 Distribusi frekuensi lansia berdasarkan pekerjaan lansia
didapatkan data pekerjaan yang terbanyak adalah IRT dengan jumlah 5 orang
(50%) dan yang terendah adalah yang terendah wiraswasta dengan jumlah 1 orang
(10%), pensiunan degang jumlah 1 orang (10%).
Tabel 3.8
Distribusi Frekuensi lansia berdasarkan Kebersihan dalam rumah di RT 07
ranononcu kecamatan poso kota selatan
Tabel 3.10
Distribusi Frekuensi lansia berdasarkan vektor disekitar rumah di RT 07
ranononcu kecamatan poso kota selatan
Jumlah 10 100
Sumber : Data Primer Juni 2022
Berdasarkan tabel 3.10 Distribusi frekuensi lansia berdasarkan vektor sekitar
rumah didapatkan data vektor sekitar rumah yang terbanyak adalah Lalat dengan
jumlah 2 (20%). Dan jumlah luas rumah yang terendah adalah kecoa dengan
jumlah 1 (10%).
Tabel 3.11
Distribusi Frekuensi lansia berdasarkan sumber air minum di RT 07
ranononcu kecamatan poso kota selatan
Tabel 3.12
Distribusi Frekuensi lansia berdasarkan sumber air untuk mandi dan
mencuci di RT 07 ranononcu kecamatan poso kota selatan
Jumlah 10 100
Sumber : Data Primer Juni 2022
Berdasarkan tabel 3.12 Distribusi frekuensi lansia berdasarkan sumber air untuk
mandi dan mencuci didapatkan data sumber air untuk mandi dan mencuci yang
terbanyak adalah PAM dengan jumlah 6 orang (60%). Dan jumlah sumber air
untuk mandi dan mencuci yang terendah adalah sungai dengan jumlah 4 orang
(40%).
Tabel 3.13
Distribusi Frekuensi lansia berdasarkan tempat penampungan air di RT 07
ranononcu kecamatan poso kota selatan
Jumlah 10 100
Sumber : Data Primer Juni 2022
Berdasarkan tabel 3.13 Distribusi frekuensi lansia berdasarkan tempat
penampungan air didapatkan data tempat penampungan air yang terbanyak adalah
dengan jumlah 5 orang (50%).
Tabel 3.14
Distribusi Frekuensi lansia berdasarkan keadaan bak mandi di RT 07
ranononcu kecamatan poso kota selatan
Jumlah 10 100
Sumber : Data Primer Juni 2022
Berdasarkan tabel 3.14 Distribusi frekuensi lansia berdasarkan keadaan bak mandi
didapatkan data keadaan bak mandi yang terbanyak adalah berlumut dengan
jumlah 8 orang (80%). Dan jumlah keadaan bak mandi yang terendah adalah ada
jentik nyamuk dengan jumlah 2 orang (20%).
Tabel 3.15
Distribusi Frekuensi lansia berdasarkan cara pembuangan sampah di RT 07
ranononcu kecamatan poso kota selatan
Tabel 3.16
Distribusi Frekuensi lansia berdasarkan keadaan tempat pembuangan
sampah di RT 07 ranononcu kecamatan poso kota selatan
Jumlah 10 100
Sumber : Data Primer Juni 2022
Berdasarkan tabel 3.17 Distribusi frekuensi lansia berdasarkan kepemilikan
jamban didapatkan data kepemilikan jamban yang terbanyak adalah milik sendiri
dengan jumlah 9 orang (90%). Dan jumlah kepemilikan jamban yang terendah
adalah milik bersama dengan jumlah 1 orang (10%).
Tabel 3.18
Distribusi Frekuensi lansia berdasarkan pendapatan di RT 07 ranononcu
kecamatan poso kota selatan
pendapatan Frekuensi %
<Rp200.000 1 10
Rp200.000-Rp300.000 4 40
Rp300.000-Rp500.000 3 30
>Rp500.000 2 20
Jumlah 10 100
Sumber : Data Primer Juni 2022
Berdasarkan tabel 3.18 Distribusi frekuensi lansia berdasarkan pendapatan
didapatkan data pendapatan yang terbanyak adalah Rp200.000-Rp300.000 dengan
jumlah 4 orang (40%). Dan jumlah pendapatan yang terendah adalah <Rp200.000
dengan jumlah 1 orang (10%).
Tabel 3.19
Distribusi Frekuensi lansia berdasarkan alokasi dana kesehatan di RT 07
ranononcu kecamatan poso kota selatan
Jumlah 10 100
Sumber : Data Primer Juni 2022
Berdasarkan tabel 3.19 Distribusi frekuensi lansia berdasarkan alokasi dana
kesehatan didapatkan data alokasi dana kesehatan mayoritas adalah ya dengan
jumlah 10 orang (100%).
Tabel 3.20
Distribusi Frekuensi lansia berdasarkan transportasi ke puskesmas di RT 07
ranononcu kecamatan poso kota selatan
Transportasi ke Frekuensi %
puskesmas
Naik mobil 1 10
Naik sepeda 1 10
Naik motor 8 80
Jumlah 10 100
Sumber : Data Primer Juni 2022
Berdasarkan tabel 3.20 Distribusi frekuensi lansia berdasarkan transportasi ke
puskesmas didapatkan data transportasi ke psukesmas yang terbanyak adalah naik
motor dengan jumlah 8 orang (80%). Dan jumlah pendapatan yang terendah adalah
naik mobil dengan jumlah 1 orang (10%).
Tabel 3.21
Distribusi Frekuensi lansia berdasarkan informasi tentang kesehatan di RT
07 ranononcu kecamatan poso kota selatan
Jumlah 10 100
Sumber : Data Primer Juni 2022
Berdasarkan tabel 3.21 Distribusi frekuensi lansia berdasarkan informasi tentang
kesehatan didapatkan data informasi tentang kesehatan yang terbanyak adalah
penyuluhan puskesmas dengan jumlah 7 orang (70%). Dan jumlah pendapatan
yang terendah adalah radio dengan jumlah 1 orang (10%).
Tabel 3.22
Distribusi Frekuensi lansia berdasarkan tempat pemeriksaan kesehatan di
RT 07 ranononcu kecamatan poso kota selatan
Jumlah 10 100
Sumber : Data Primer Juni 2022
Berdasarkan tabel 3.22 Distribusi frekuensi lansia berdasarkan tempat pemeriksaan
kesehatan didapatkan data tempat pemeriksaan kesehatan mayoritas adalah
puskesmas dengan jumlah 10 orang (100%).
Tabel 3.23
Distribusi Frekuensi lansia berdasarkan kunjungan petugas kesehatan di RT
07 ranononcu kecamatan poso kota selatan
Jumlah 10 100
Sumber : Data Primer Juni 2022
Berdasarkan tabel 3.23 Distribusi frekuensi lansia berdasarkan kunjungan petugas
kesehatan didapatkan data kunjungan petugas kesehatan yang terbanyak adalah ya,
jika dipanggil dengan jumlah 5 orang (50%). Dan tidak pernah dengan jumlah 5
orang (50%).
Tabel 3.24
Distribusi Frekuensi lansia berdasarkan sarana komunikasi yang digunakan
di RT 07 ranononcu kecamatan poso kota selatan
Jumlah 10 100
Sumber : Data Primer Juni 2022
Berdasarkan tabel 3.24 Distribusi frekuensi lansia berdasarkan sarana komunikasi
yang digunakan didapatkan data sarana komunikasi yang digunakan mayoritas
adalah telepon dengan jumlah 10 orang (100%).
Tabel 3.25
Distribusi Frekuensi lansia berdasarkan tempat pengobatan penyakit lansia
di RT 07 ranononcu kecamatan poso kota selatan
Tabel 3.26
Distribusi Frekuensi lansia berdasarkan berapa kali memeriksa kesehatan di
RT 07 ranononcu kecamatan poso kota selatan
Jumlah 10 100
Sumber : Data Primer Juni 2022
Berdasarkan tabel 3.26 Distribusi frekuensi lansia berdasarkan berapa kali
memeriksa kesehatan didapatkan data berapa kali memeriksa kesehatan yang
terbanyak adalah kalau sakit saja dengan jumlah 8 orang (80%). Dan jumlah
pendapatan yang terendah adalah 3x dengan jumlah 2 orang (20%).
Tabel 3.27
Distribusi Frekuensi lansia berdasarkan kegiatan lansia sehari hari di RT 07
ranononcu kecamatan poso kota selatan
Jumlah 10 100
Sumber : Data Primer Juni 2022
Berdasarkan tabel 3.27 Distribusi frekuensi lansia berdasarkan kegiatan lansia
sehari hari didapatkan data kegiatan lansia sehari hari yang terbanyak adalah
menonton tv dengan jumlah 5 orang (50%). Dan jumlah pendapatan yang terendah
adalah memelihara hewan dengan jumlah 2 orang (20%).
Tabel 3.28
Distribusi Frekuensi lansia berdasarkan bentuk bantuan yang dibutuhkan
lansia di RT 07 ranononcu kecamatan poso kota selatan
Jumlah 10 100
Sumber : Data Primer Juni 2022
Berdasarkan tabel 3.28 Distribusi frekuensi lansia berdasarkan bentuk bantuan
yang dibutuhkan lansia didapatkan data bentuk bantuan yang dibutuhkan lansia
yang terbanyak adalah penyuluhan kesehatan dengan jumlah 6 orang (60%). Dan
jumlah pendapatan yang terendah adalah pelayanan kesehatan dengan jumlah 2
orang (20%).
SKORING PRIORITAS
U S G Total Prioritas
Masalah
(Urgency) (Seriousess) (Growth)
Ketidakefektifan pemeliharaan 3 5 3 11 2
kesehatan pada lansia b.d.
perubahan fisik
Perilaku Kesehatan Cenderung 4 5 4 13 1
Beresiko pada lansia b.d.
ketidakbersihan lingkungan
Ket. Pembobotan
Sangat Rendah = 1 Tinggi =4
Rendah =2 Sangat Tinggi =5
Cukup =3
N Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu srategi tempat
o Keperawatan
Kemenkes RI.
Judit Ann Alender. Community Health Nursing. 2010 Wolters Kluwer Health | Lippincott
Tekanan Darah Pada Agregate Dewasa Hipertensi Sesudah Mengikuti Intervensi Modifikasi