Anda di halaman 1dari 18

Sejarah dan Konsep Dasar Keperawatan Komunitas

Kelompok 1 :

Afifah Fadila

Afzal Reza

Aina Hamidah

Agniya Nisa Maharani

Alifa Putri Adriner

Amatul Firdausa

Anggun

D-III Keperawatan

Unniversitas Mohammad Natsir Yarsi Bukittinggi

2021/2022
Kata Pengantar

Rasa syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,


karena berkat karunianya penulis dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan selesai tepat pada waktunya. Makalah ini kami beri judul “Sejarah dan
Konsep Dasar Keperawatan Komunitas”

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas


Keperawatan Komunitas dari pengampu mata pelajaran. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi kami sebagai
penulis dan bagi para pembaca. Khususnya tentang Keperawatan
Komunitas.

Terakhir, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan. Maka dari itu kami membutuhkan kritik dan saran yang bisa
membangun kemampuan kami, agar kedepannya bisa menulis makalah
dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca,
dan bagi kami khususnya sebagai penulis.

Bukittinggi, 8 Maret 2022

Penulis
Daftar Isi
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Konsep kesehatan yang dikembangkan oleh Halbert dikatakan bahwa


sehat adalah suatu keadaaan ketika seseorang dapat berfungsi dengan baik
karena potensi orang tersebut sedang dipuncaknya. Menurut parson (1972),
sehat adalah kemampuan untuk melaksanakan peran dan fungsinya secara
efektif, sedangkan Dubos (1978) mengatakan bahwa kesehatan adalah
suatu proses yang kreatif, individu secara aktif dan terus menerus
mengadaptasi lingkungan. Pendapat beberapa ahli keperawatan tentang
kesehatan antara lain adalah pendapat Peplau H., yang mengatakan bahwa
kesehatan adalah suatu proses yang berlangsung dan mengarah kepada
kreativitas, konstruktif serta produktif. Sedangkan Orem E. D., berpendapat
bahwa kesehatan adalah integritas individu dan pemeliharaan diri sendiri
secara umum merupakan dasar untuk dapat berfungsi secara optimal. Pendapat
lain diutarakan oleh King M.E., bahwa kesehatan adalah keadaan yang
dinamis dalam siklus kehidupan manusia untuk memperoleh adaptasi secara
terus menerus terhadap stress.Bagi persepsi kesehatan individu yang antara lain
adalah sebagai berikut:

a.Suatu keadaan bebas dari gejala penyakit dan rasa nyeri apabila
memungkinkan.

b. Dapat aktif dan melakukan suatu kegiatan yang diinginkan sebanyak


-banyaknya.
c.Mempunyai semangat yang tinggi setiap saat

Komunitas merupakan kumpulan orang yang berbagi beberapa


karakteristik dalam kehidupan mereka. Dapat berarti bahwa mereka hidup
pada lokasi yang sama, datang ke gereja tertentu, atau bahkan berbagi
minat yang sama,seperti melukis. Kelompok yang membentuk komunitas
atas dasar kesamaan minat anggotannya sering kali disebut sebagai
komunitas minat (mis. Kelompok agama atau budaya).
1.2 Rumusan masalah

A. Apa pengertian konsep dasar keperawatan komunitas?


B. Apa tujuan dari konsep dasar keperawatan komunitas?
C. Apa falsafah keperawatan komunitas?
D. Apa paradigma keperawatan komunitas?
E. Apa Sejarah Perkembangan Keperawatan Komunitas?

1.3 Tujuan

1.Dapat memahami konsep dasar keperawatan komunitas.

2.Dapat menegtahuI tujuan konsep dasar keperawatan komunitas.

3.Dapat menerapkan konsep dasar keperawatan komunitas dalam


penanganan pasien baik rumah sakit maupun penduduk di desa.
BAB II

KONSEP DASAR KEPERAWATAN KOMUNITAS

2.1 PENGERTIAN SEHAT

Sehat adalah suatu keadaan ketika seseorang dpt berfungsi dgn


baik karena potensi orang tersebut sedang dipuncaknya (Halbert, 1994).
Sehat adalah kemampuan untuk melaksanakan peran dan fungsinya
secara efektif (Parson, 1972) Sehat dapat diartikan bahwa suatu keadaan
yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas
dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947)

2.2 PENGERTIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Keperawatan Komunitas adalah Pelayanan keperawatan


professional yang ditujukan pada masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan
yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan tanpa mengabaikan pengobatan dan rehabilitasi dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan
melibatkan masyarakat sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi pelayanan keperawatan ( spradley,1985 dan logan and
dawkin, 1987 ) .

Menurut WHO (1959) Keperawatan Komunitas adalah gabungan


ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan
sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara
keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi
sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan
bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang
mempunyai masalah yang dapat mempengaruhi masyarakat secara
keseluruhan.Menurut Spradley (1985), logan and
dawkin( 1987)keperawatan kesehatan Komunitas adalah pelayanan
keperawatan profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan
pendekatan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian
derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan.

2.3 TUJUAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

a. Tujuan Umum

Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat


secara meyeluruh dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimal secara mandiri

b. Tujuan khusus

a.Dipahaminya pengertian sehatdan sakit oleh masyarakat.

b.Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan


masyarakat untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam
rangka mengatasi masalah keperawatan.

c.Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlukan


pembinaan dan asuhan keperawatan. Adapun sasaran dalam praktik
keperawatan komunitas sebagai berikut :

1.Individu

Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya


memenuhi kebutuhan dasarnya yang mengcakup kebutuhan
biologi, social, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan
fisik dan mental,keterbatasan pengetahuannya, kurangnya kemauan
menuju kemandirian klien.
2.Keluarga

Keluarga merupakan sekelompok individu yang


berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu
sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama
di dalam lingkungan sendiri atau masyarakat secara keseluruhan

3.Masyarakat

Kesehatan dalam keperawatan komunitas didefinisikan


sebagai kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif
Tableperbandingan antara focus kesehatan tradisional
denganpromosi kesehatan dan harapan. (sumber:kozier,1997)

2.4 5 FUNGSI UTAMA KOMUNITAS

1. Produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa kesemuanya


merupakan cara komunitas untuk memenuhi kebutuhan ekonomi
anggotanya. Fungsi ini meliputi tidak hanya berupa penyediaan makanan
dan pakaian, tetapi penyediaan air, listrik, dan perlindungan polisi dan
pemadaman kebakaran, dan pembuangan sampah.

2. Sosialisasi. Sosialisasi merujuk pada proses transmisi nilai, pengetahuan,


budaya dan keterampilan kepada orang lain.Komunitas biasanya
memilikisejumlahinstitusi yang didirikan untuk sosisalisasi, keluarga, gereja,
sekolah, media, organisasi sosial dan sukarela dan lain sebagainya.

3. Kontrak sosial. Kontrak sosial merujuk pada cara pemeliharaan tata tertib
di dalam komunitas. Hukum ditegakkan oleh polisi,, regulasi, kesehatan
masyarakat dijlankan untuk melindungi masyarakat dari penyakit tertentu.
Kontrak sosial juga dilakukan dalam keluarga, gereja, dan sekolah.

4. Interpartisipasi sosial. Interpartisipasi sosial merujuk pada aktivitas


komunitas yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap
persahabatan, kelurga, dan gereja sejak lama telah memenuhi kebutuhan ini
meskipun demikian berbagai organisasi negeri dan swasta juga menyediakan
fungsi ini.
5. Dukungan bersama. Dukungan bersama merujuk pada kemampuan
komunitas untuk menyediakan sumber daya saat terjadi penyakit atau
bencana. Meskipun keluarga diandalkan untuk memenuhi fungsi ini, layanan
kesehatan dan sosial mungkin diperlukan untuk menambah bantuan,
keluarga, jika bantuan diperlukan untuk waktu yang lama.

2.5 ASPEK UTAMA PENGKAJIAN KOMUNITAS

1. Lingkungan fisik. Tentukan batas alam, ukuran, dan densitas populasi :


jenis tempat tinggal, dan insiden kejahatan, vandalisme,dan penyalahgunaan
obat.

2. Pendidikan Pertimbangan fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan sekolah


yang ada, jenis dan jumlah layanan kesehatan yang ditanggani oleh pihak
sekolah, program makan siang disekolah, olahraga ekstrakulikuler,
perpustakaan, dan layanan konseling, program pendidikan kontinu atau
program pendidikan jangka panjang dan tingkat keterlibatan orang tua
disekolah.

3. Keamanan dan transportasi Pertimbangan layanan pemadam kebakaran,


polisi, dan sanitasi, sumber air dan perawatannya, kualitas udara, layanan
pembuangan sampah, ketersediaan dan keamanan transportasi umum, dan
ketersediaan layanan ambulans.

4. Politik dan pemerintah.Pertimbangan jenis pemerintahan, organisasi yang


aktif dikomunitas, orang-orang berpengaruh dikomunitas isu-isu terbaru
yang muncul pada pemilihan suara lokal, dan rata-rata jumlah peserta
pemilihan.

5. Layanan kesehatan dan sosial Pertimbangan fasilitas rumah sakit, fasilitas


layanan kesehatan, dan layanan kesehatan yang tersedia, jumlah , jenis, dan
beban kasusu rutin profesional kesehatan komunitas, kemudahan akses ke
layanan kesehatan secara geografi, ekonomi, dan budaya. Sumber informasi
kesehatan tingkat imunisasi diantara anak-anak dan orang dewasa, harapan
hidup dikomunitas, ketersediaan layanan kesehatan dirumah dan perawatan
jangka panjang, ketersediaan layanan transportasi disemua fasilitas
kesehatan utama.

6. Komunikasi.Pertimbangan koran lokal, stasiun radio, dan televisi, jasa


pas, akses internet, dan layanan telepon, frekuensi forum, publik, dan adanya
papan buletin informal.

7. Ekonomi Pertimbangan industri dan pekerjaan utama, presentase populasi


yang bekerja atau sekolah, tingkat pendapatan serta kualitas dan jenis
perumahan, program kesehatan kerja, perusahaan besar dikomunitas.

8. Rekreasi Pertimbangan fasilitas rekreasi baik didalam komunitas maupun


diluar komunitas, teater dan bioskop, jumlah dan jenis gereja dan layanan
agama, jumlah dan pemanfaatan taman bermain, kolam renang, taman dan
fasilitas olahraga, tingkat partisispasi dalam berbagai program gereja, jumlah
dan jenis komite sosial, organisasi, dan klub yang ada. Sumber data
pengkajian komunitas :

a.Peta untuk melihat batas komunitas, jalan, tempat ibadah, sekolah,


taman, rumah sakit dan sebagainya.

b.Data sensus negara bagian untuk komposisi dan karakteristik


populasi.

c.Kamar dagang untuk statistik ketenagakerjaan, industriu utama, dan


pekerjaan primer.

d.Departemen kesehatan negara bagian atau daerah untuk lokasi


fasilitas kesehatan, program kesehatan kerja, jumlah profesional
kesehatan, jumlah penerima santunan, dan sebagainya.

e.Dewan rencana kesehatan kota atau regional untuk kebutuhan dan


praktik kesehtan.

f.Buku telepon untuk lokasi organisasi, komite dan


fasilitassosia ,rekreasi, dan kesehatan.

g.Perpustakaan umum dan poerpustakaan untuk pelaporan penelitian


sosial, dan budaya daerah.
h.Administrasi fasilitas kesehatan untuk informasi tentang beban
kasusu pegawai, jenis masalah yang sering muncul dan kebutuhan
yang dominan.

i.Direktur taman hiburan untuk program yang disediakan dan tingkat


kedatangan.

j.Departemen kepolisisan untuk insiden kejahatan, vadalisme, dan


kecanduan obat-obatan.

k.Guru dan perawat sekolah untuk insiden masalah kesehatan anak


dan informasi mengenai fasilitas dan pelayanan untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan.

l.Koran lokal untuk aktivitas komunitas yang berkaitan dengan


kesehatan dan kesejahteraan, seperti penyuluhan kesehatan atau
pameran kesehatan.

m.Layanan komputer online yang dapat memberikan akses terhadap


dokumen publik yang berhubungan dengan kesehtaan komunitas.

2.6 PARADIGMA DAN FALSAFAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

Paradigma merupakan pola atau skema yang mencoba


mengorganisasikan atau menerangkan suatu proses. Paradigma memiliki arti
pengetahuan umum dimana didalamnya terdapat proses ilmiah umum yang
secara historis mencerminkan berbagai keberhasilan dalam suatu disiplin.
Paradigma keperawatan merupakan suatu pedoman yang menjadi acuan dan
mendasari pelaksanaan praktek keperawatan diberbagai tatanan kesehatan.
Seperti halnya definisi paradigma secara umum, maka paradigma
keperawatan merupakan serangkaian konsep yang bisa sama dan terdapat
dalam berbagai disiplin keilmuan lain, tetapi tidak memiliki definisi umum
yang dapat berlaku secara universal. Paradigma ini terdiri dari empat
komponen yaitu manusia, sehat dan kesehatan, masyarakat dan lingkungan,
serta komponen keperawatan.
a)Manusia

Keperawatan meyakini dan menekankan dalam setiap kegiatan


pelayanan keperawatannya bahwa manusia merupakan individu yang layak
diperlakukan secara terhormat, dihargai keunikannya berdasarkan
individualitas, dalam berbagai situasi, kondisi, dan sistem yang dapat
mengancam kehormatan dan sifat kemanusiaannya. Perspektif keperawatan
menjelaskan bahwa manusia merupakan pribadi-pribadi dan bukan obyek.
Konseptualitas keperawatan tentang manusia dapat dibuktikan melalui
model-model keperawatan tentang kemanusiaan, penghargaan terhadap
manusia, dan perasaan sebagai manusia, yang telah berlaku sejak lama.
Meskipun demikian, mengkonseptualisasikan manusia sebagai suatu sumber
energi atau beberapa set sistem perilaku, atau memperlakukan pikiran dan
perasaan manusia sebagai lingkungan internal dapat menimbulkan keraguan
keperawatan untuk menerangkan tentang manusia secara jelas.

b) Sehat dan Kesehatan

Definisi sehat & kesehatan telah berubah dari kondisi seseorang yang
bebas penyakit menjadi kondisi yang mampu mempertahankan individu
untuk berfungsi secara konsisten, stabil danseimbang dalam menjalani
kehidupan sehari-hari melalui interaksi positif dengan lingkungan.
Kesehatan dipandang juga sebagai sebuah kisaran antara sehat dan sakit
dimana individu memiliki suatu nilai yang berharga tentang kesehatan dan
bukan semata-mata suatu fenomena empiris tentang kondisi seseorang.

Para teologis berpendapat bahwa kesehatan bukan suatu elemen utama


yang menjadi gambaran alami seorang individu, tetapi merupakan elemen
tambahan bagi gambaran alami individu. Mereka menyatakan bahwa tingkat
kesehatan individu dapat berbeda dan dapat dipersepsikan sebagai pelengkap
yang bervariasi. Selain itu, makna kesehatan dikaitkan dengan dua elemen
dasar proses kehidupan yaitu identitas diri dan perubahan diri. Komponen
paradigma tentang sehat & kesehatan dapat berkembang menjadi suatu
pemahaman tentang “terciptanya suatu kondisi fisik dan psikologis
seseorang yang bebas dari tanda dan keluhan akibat terjadinya masalah
kesehatan, dimana orang tersebut dapat tetap memperlihatkan kinerja aktif,
dinamis, dan efektif serta kemampuan untuk menyesuaikan diri. terhadap
setiap tantangan dan ancaman yang datang baik dari dalam dirinya sendiri
maupun lingkungannya, dan berkemampuan untuk mempertahankan tingkat
kesejahteraan fisik, psikologis, sosial dan spmtualnya secara seimbang
melalui upaya aktualisasi diri yang positif” .

c) Masyarakat dan Lingkungan

Masyarakat dan lingkungan merupakan komponen dalam paradigma


keperawatan dimana setiap individu berinteraksi. Masyarakat dan
lingkungan juga dianggap sebagai sumber terjadinya keadaan sakit (tidak
sehat) dan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan atau
kondisi sakit seseorang. Orem (MarrinerTomey, 1994) mengidentifikasi
bahwa hubungan antara individu dan Iingkungannya serta kemampuan
individu untuk mempertahankan kesehatan dirinya dapat dipenagruhi oleh
lingkungan dimana individu itu berada. Individu selalu berada pada
lingkungan fisik, psikologis, dan sosial.

d) Keperawatan MenurutHenderson.

Keperawatan merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada


individu baik sehat maupun sakit, yang dibutuhkan sampai pulih kembali
atau menjelang ajal, dimana individu tidak mampu melaksanakan
kegiatankehidupannya akibat ketidak mampuan, ketidak mauan,dan ketidak-
tahuan(Marriner-Tomey, 1994). Asuhan keperawatan adalah pelayanan yang
diberikan kepada klien (individu atau kelompok) yang sedang mengalami
stress kesehatan – stress penyakit dimana situasi kehidupan yang seimbang
menjadi terganggu dan menghasilkan tekanan (biologis, psikologis, dan
sosial) serta ketidak-nyamanan.

Keperawatan dapat dipandang sebagi suatu proses kegiatan dan juga


sebagai suatu keluaran kegiatan, tergantung dari cara memandang dan
perspektif pandangan.Sebagai proses serangkaian kegiatan, maka
keperawatan perlu mengorganisasikan, mengatur, mengkoordinasikan serta
mengarahkan berbagai sumber (termasuk klien didalamnya) untuk
digunakan seefektif dan efisien mungkin dalam rangka memenuhi kebutuhan
klien. Selain itu, untuk mengatasi masalah-masalah aktual dan potensial
klien melalui suatu bentuk pelayanan keperawatan yang menekankan pada
pengadaan fasilitasi interaksi klien dan lingkungannya. Konseptualisasi
keperawatan yang memfokuskan kepada proses interpersonal atau hubungan
antar manusia telah mengarahkan keperawatan sebagai suatu pelayanan
kesehatan yang menekankan pada hubungan saling menolong antar manusia

2.7 SEJARAH PERKEMBANGAN KESEHATAN MASYARAKAT

1. Periode Sebelum Ilmu Pengetahuan (Pre Scientific Period).

Sejarah kebudayaan peradaban masyarakat kuno yang berpusat di


Babylonia, Mesir, Yunani dan Roma (The Pre-Cristion Period). Pada saat itu
pemerintahkota telahmelakukanupaya-upayapemberantasanpenyakit.Sebagai
buktiditemukan dokumen-dokumen tentang peraturan-peraturan tertulis yang
mengatur tentang pembuangan air limbah (drainase), pengaturan air minum,
pembuangan sampah, dsb. (Hanlon, 1964). Dari hasil penemuan arkeologi
pada saat itu telah dibangun WC Umum (Public Latrine) dan sumber air
minum sendiri namun untuk alasan ’estetika’, bukan untuk alasan kesehatan.
Pada kerajaan Romawi Kuno, peraturan-peraturan yang dibuat bedasarakan
alasan kesehatan. Dalam hal itu pegawai-pegawai kerajaan ditugaskan untuk
melakukan supervisi ke lapangan ke tempat-tempat air minum (Public Bar),
warung makan, tempat-tempat prostitusi, dsb. (Notoadmodjo, 2005).

a. Abad Pertama sampai Abad Ketujuh.

Pada masa ini berbagai penyakit menyerang penduduk. Di


berbagai tempat terjadi endemik atau wabah penyakit. Bahkan begitu
banyaknya penyakit menular dan, oleh karena itu kesehatan
masyarakat makin dirasakan pentingnya (Halon, 1964). Penyakit
kolera menjalar dari Inggriske Afrika, kemudian ke Asia (khususnya
Asia Barat dan Asia Timur) dan akhirnya sampai ke Asia Selatan.
Pada Abad ke 7 India menjadi pusat endemik kolera. Selain kolera
penyakit lepra menyebar dari Mesir ke Asia Kecil dan Eropa melalui
emigran. Upaya-upaya yang dilakukan adalah perbaikan lingkungan
yaitu higiene dan sanitasi, pengusahaan air minum yang bersih,
pembuangan sampah, ventilasi rumah telah menjadi bagian kehidupan
masyarakat waktu itu (Notoadmodjo, 2005).

b. Abad ke-13 sampai abad ke-17.

Pada masa ini kejadian endemik Pes yang paling dasyat terjadi
di China dan India, diperkirkan 13 juta orang meninggal. Catatan lain
di India, Mesir dan Gaza 13.000 orang meninggal setiap harinya, atau
selamah wabah tersebut jumlah kematian mencapai 60 juta orang.
Pertistiwa tersebut dikenal dengan ’The Black Death’. Pada abad
tersebut Kolera juga menjadi masalah di beberapa tempat. Tahun 1603
terjadi kematian 1 diantara 6 orang karena penyakit menular.
Tahun1965 meningkat menjadi 1 diantara 5 orang. Tahun 1759
tercatat penyakit-penyakit lain yang mewabah diantaranya Dipteri,
Tifus, dan Disentri.

2. Periode Ilmu Pengetahuan (Scientific Period).

Abad ke-18 sampai permulaan abad ke-19 (kebangkitan Ilmu


Pengetahuan. Penyakit-penyakit yang muncul bukan saja dilihat sebagai
fenomena biologis yang sempit, tetapi merupakan suatu masalah yang
komplek. Pada masa ini juga ditemukan berbagai macam vaksin dan bahan
disinvektans. Vaksin Cacar oleh Luis Pasteur, Asam Carbolic untuk
sterilisasai ruangan operasi ditemukan oleh Joseph Lister, Ether untuk
Anestesi oleh Williem Marton, dsb. Tahun 1832 di Inggris terjadi epidemic
Kolera. Parlemen Inggris menugaskan Edmin Chadwich, seorang pakar
sosial untuk memimpin penyelidikan penyakit tersebut. Atas laporanya
tersebut Parlemen Inggris mengeluarkan UU tentang upayaupaya
peningkatan kesehatan penduduk, termasuk sanitasi lingkungan dan tempat
kerja, pabrik, dsb.

John Simon diangkat oleh pemerintah Inggris untuk menangani


masalah kesehatan. Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 mulai
dikembangkan pendidikan tenaga kesehatan. Tahun 1883 Sekolah Tinggi
Kedolteran didirikan oleh John Hopkins di Baltimore AS, dengan salah satu
departemennya adalah Departemen Kesehatan Masyarakat. Tahun 1908
sekolah kedokteran mulai menyebar di Eropa, Kanada, dsb. Dari segi
pelayanan masyarakat, pada tahun 1855 untuk pertamakalinya pemerintah
AS membentuk Departemen Kesehatan yang merupakan peningkatan dari
Departemen Kesehatahn Kota yang sudah terbentuk sebelumnya. Tahun
1972 dibentuk Asosiasi Kesehatan Masyarakat Amerika (American Public
Health Association) (Notoamodjo, 2005).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pelayanan keperawatan professional yang ditujukan pada masyarakat
dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi dalam upaya pencapaian
derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan tanpa mengabaikan pengobatan dan rehabilitasi
dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan
melibatkan masyarakat sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi pelayanan keperawatan

3.2 Saran
Perlunya pemahaman mendalam bagi perawat dalam mengetahui
tentang konsep dasar keperawatan komunitas. Maka dari itu, kelompok
berharap kepada pembaca agar memberikan saran dari penulisan makalah
ini.
DAFTAR PUSTAKA

Http//www.Google.com/ Konsep dasar keperawatan komunitas+PDF

https://pdfcoffee.com/makalah-konsep-dasar-kep-komunitas-pdf-free.html

Anda mungkin juga menyukai