Anda di halaman 1dari 33

THYPOID

Oleh :
Afifah Fadila (1920144010018)
D3 Keperawatan TK II
Stikes Yarsi Sumbar Bukittinggi
Insert the Subtitle of Your Presentation
Definisi
Penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang di
sebabkan oleh Salmonella typhi.

Etiologi
• Bakteri dari genus Salmonella
• Salmonella Typhi dan Salmonella Parathyphi
Morfologi
Gram negatif
Enterobacteriaceae
Batang pendek
Kebanyakan berflagella
Tidak berspora
Berkapsul
Struktur antigen

• Antigen somatik (O) atau dinding sel


- tahan panas dan alkohol
- identifikasi serological
• Antigen Vi ( envelope)
- melindungi kuman dari fagositosis
• Antigen Flagellar (H)
- tidak tahan panas dan alkohol
Patofisiologi
Masa penularan

• Oral – fekal
• Higien dan sanitasi kurang baik
• Makanan-minuman yang tercemar
• Kontak langsung dengan jari px yang terkontaminasi
• Transplasental dari ibu hamil ke janin
Anamnesis

• Prolonged fever (38,8-40,5)


• Sakit kepala
• Menggigil
• Batuk
• Berkeringat
• Mialgia
• Malaise
• Atralgia
• Gejala gastrointestinal : anoreksia, nyeri abdomen,
mual, muntah, diare, konstipasi
Pemeriksaan fisik

• Suhu badan meningkat


• Minggu kedua :
• Demam

• Bradikardi relatif

• Lidah berselaput

• hepatomegali
• Splenomegali

• Meteorismus

• Ggn mental : somnolen, stupor, koma, delirium, atau


psikosi

• Roseola jarang ditemukan pada org Indonesia


Diagnosis kerja
1. pemeriksaan darah tepi
- leukopeni
- limfositosis relatif
- aneosinofilia
- anemia
- trombositopenia ringan
2. Pemeriksaan bakteriologis dengan isolasi dan biakan
kuman

- basil S. typhosa dapat ditemukan dalam darah pada


minggu I sakit
- positif dalam urin & feses dlm wkt yang lama
- negatif 2x berturut2 dalam urin & feses
menentukan benar-benar sembuh dan tidak menjadi
karier
3. Uji serologis

a. pemeriksaan widal

-dasar : reaksi aglutinasi bila serum penderita dicampur dengan suspensi


antigen S. typhosa

- + : terjadi reaksi aglutinasi


b. Uji Enzym Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
Prinsip dasar uji ELISA adalah reaksi antigen-antibodi

c. Pemeriksaan dipstick
d. uji Tubex

uji semikuantitatif kolometrik yang cepat


Sensitivitas uji Tubex 100%
Spesifitas 90 %
e. Uji Typhidot®

 mendeteksi antibodi igM dan igG yang terdapat pada


protein membran luar S.thypi

Hasil positif didapatkan 2-3 hari setelah infeksi


4. Identifikasi kuman secara molekuler
Metode lain untuk identifikasi bakteri Salmonella Typhi yang
akurat adalah mendeteksi DNA (asam nukleat) gen flagellin
bakteri Salmonella Typhi dalam darah dengan teknik hibridisasi
asam nukleat atau amplifikasi DNA.
Pengobatan
1. Antibiotik
• kloramfenikol 50-100 mg/kg/hari, oral atau iv, dibagi dalam 4
dosis selama 10-14 haro
• Amoksisilin 100 mg/kg/hari oral atau iv selama 10 hari
• Ceftriaxone 80mg/kg/hari IV atau IM sekali 1 hari selama 5
hari
• Cefixime 10mg/kg/hari, oral dibagi dlm 2dosis,selama 10
hari.
• SUPORTIF
• Demam tifoid ringan dapat di rawat di rumah
• Tirah baring
• Isolasi memadai
• Kebutuhan cairan dan kalori cukup
• INDIKASI RAWAT
Semua demam tifoid berat harus di rawat di rumah sakit
untuk:
• Memenuhi kebutuhan cairan dan kalori
• Pemberian antipiretik bila demam >39˚C
• Pemberian diit yang tepat
• Tranfusi darah bila diperlukan pada komplikasi
perdarahan saluran cerna.
Cara Pencegahan

• Higiene perorangan dan lingkungan


• Imunisasi
• Imunisasi aktif terutama
- Kontak dengan pd demam tifoid
- KLB
- sedang bepergian ke daerah endemik
Vaksinasi

1. Vaksin tifoid oral

 tidak untuk anak < 6 tahun

 interval selang sehari (1.3. dan 5)

 booster dibutuhkan 5 tahun sekali


2. a parenteral heat-phenol-inactivated vaccine;

 Tidak untuk anak < 2 tahun

 diberikan sebanyak 2 x, terakhir 2 minggu sblm


bepergian

 booster dibutuhkan 2 tahun sekali


3. Vaksin polisakarida
• usia 2 th

• Diberikan setiap 3 th

• IM
Komplikasi

1. Komplikasi intestinal

- Perdarahan usus

- Perforasi usus

- ilcus paralitik
2. Komplikasi Ekstaintestinal:

- Hepatitis

- Miokarditis

- Endokarditis

- Bronchopneumonia

- Pleuritis

- Nefritis, dll
3. Komplikasi proses infeksi

- Renjatan septic

- Koagulasi intra vaskuler

4. Relaps

5. Karrier
prognosis

• Umumnya prognosis baik , jika penderita cepat berobat


• Prognosis kurang baik/ buruk jika gejala klinis berat,
seperti :
• Hiperpireksia

• Kesadaran menurun

• Komplikasi berat

• Gizi buruk

Anda mungkin juga menyukai