Anda di halaman 1dari 33

Oleh :

Muh. Hatta Dermawan


91731290610001
Definisi

 Penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang


di sebabkan oleh Salmonella typhi.
Etiologi

 Bakteri dari genus Salmonella


 Salmonella Typhi dan Salmonella Parathyphi
Morfologi

Gram negatif
Enterobacteriaceae
Batang pendek
Kebanyakan berflagella
Tidak berspora
Berkapsul
Struktur antigen

 Antigen somatik (O) atau dinding sel


- tahan panas dan alkohol
- identifikasi serological
 Antigen Vi ( envelope)
- melindungi kuman dari fagositosis
 Antigen Flagellar (H)
- tidak tahan panas dan alkohol
Patofisiologi
Masa penularan

 Oral – fekal

 Higien dan sanitasi kurang baik

 Makanan-minuman yang tercemar

 Kontak langsung dengan jari px yang


terkontaminasi
 Transplasental dari ibu hamil ke janin
Anamnesis

 Prolonged fever (38,8-40,5)

 Sakit kepala

 Menggigil

 Batuk

 Berkeringat
 Mialgia

 Malaise

 Atralgia

 Gejala gastrointestinal : anoreksia, nyeri


abdomen, mual, muntah, diare, konstipasi
Pemeriksaan fisik

 Suhu badan meningkat

 Minggu kedua :
 Demam

 Bradikardi relatif

 Lidah berselaput

 hepatomegali
 Splenomegali

 Meteorismus

 Ggn mental : somnolen, stupor, koma, delirium,

atau psikosi

 Roseola jarang ditemukan pada org Indonesia


Diagnosis kerja

1. pemeriksaan darah tepi


- leukopeni
- limfositosis relatif
- aneosinofilia
- anemia
- trombositopenia ringan
2. Pemeriksaan bakteriologis dengan
isolasi dan biakan kuman

- basil S. typhosa dapat ditemukan dalam darah


pada minggu I sakit
- positif dalam urin & feses dlm wkt yang lama
- negatif 2x berturut2 dalam urin & feses
menentukan benar-benar sembuh dan tidak
menjadi karier
3. Uji serologis

a. pemeriksaan widal

-dasar : reaksi aglutinasi bila serum penderita


dicampur dengan suspensi antigen S. typhosa

- + : terjadi reaksi aglutinasi


b. Uji Enzym Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
Prinsip dasar uji ELISA adalah reaksi antigen-
antibodi

c. Pemeriksaan dipstick
d. uji Tubex
 uji semikuantitatif kolometrik yang cepat

 Sensitivitas uji Tubex 100%

 Spesifitas 90 %
e. Uji Typhidot®
 mendeteksi antibodi igM dan igG yang terdapat
pada protein membran luar S.thypi
 Hasil positif didapatkan 2-3 hari setelah infeksi
4. Identifikasi kuman secara
molekuler

Metode lain untuk identifikasi bakteri


Salmonella Typhi yang akurat adalah
mendeteksi DNA (asam nukleat) gen flagellin
bakteri Salmonella Typhi dalam darah dengan
teknik hibridisasi asam nukleat atau amplifikasi
DNA.
Pengobatan

1. Antibiotik
kloramfenikol 50-100 mg/kg/hari, oral atau iv,
dibagi dalam 4 dosis selama 10-14 haro
Amoksisilin 100 mg/kg/hari oral atau iv selama 10
hari
Ceftriaxone 80mg/kg/hari IV atau IM sekali 1 hari
selama 5 hari
 Cefixime 10mg/kg/hari, oral dibagi dlm
2dosis,selama 10 hari.
 SUPORTIF

 Demam tifoid ringan dapat di rawat di rumah

 Tirah baring

 Isolasi memadai

 Kebutuhan cairan dan kalori cukup


 INDIKASI RAWAT
Semua demam tifoid berat harus di rawat di rumah
sakit untuk:
 Memenuhi kebutuhan cairan dan kalori
 Pemberian antipiretik bila demam >39˚C
 Pemberian diit yang tepat
 Tranfusi darah bila diperlukan pada komplikasi
perdarahan saluran cerna.
Cara Pencegahan

 Higiene perorangan dan lingkungan


 Imunisasi
 Imunisasi aktif terutama
- Kontak dengan pd demam tifoid
- KLB
- sedang bepergian ke daerah endemik
Vaksinasi

1. Vaksin tifoid oral


 tidak untuk anak < 6 tahun
 interval selang sehari (1.3. dan 5)
 booster dibutuhkan 5 tahun sekali
2. a parenteral heat-phenol-inactivated
vaccine; 
 Tidak untuk anak < 2 tahun
 diberikan sebanyak 2 x, terakhir 2 minggu
sblm bepergian
 booster dibutuhkan 2 tahun sekali
3. Vaksin polisakarida

 usia 2 th

 Diberikan setiap 3 th

 IM
Komplikasi

1. Komplikasi intestinal

- Perdarahan usus

- Perforasi usus

- ilcus paralitik
2. Komplikasi Ekstaintestinal:

- Hepatitis

- Miokarditis

- Endokarditis

- Bronchopneumonia

- Pleuritis

- Nefritis, dll
3. Komplikasi proses infeksi

- Renjatan septic

- Koagulasi intra vaskuler

4. Relaps

5. Karrier
prognosis

 Umumnya prognosis baik , jika penderita cepat


berobat
 Prognosis kurang baik/ buruk jika gejala klinis
berat, seperti :
 Hiperpireksia

 Kesadaran menurun

 Komplikasi berat

 Gizi buruk
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai