Anda di halaman 1dari 30

“SISTEM SYARAF PUSAT”

Oleh :

NAMA : FIKRI DEFRIZAL


NIM :917312906100.07

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AVICENNA
KENDARI
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat sertahidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Sistem Saraf Pusat” dengan baik. Makalah ini kami susun guna melengkapi tugas
mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan II.

Dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit kesulitan yang kami temui.
Namun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik. Dalam kesempatan ini kami ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada dosen pembina mata kuliah ini.

Kritik dan saran konstruktif sangat kami harapkan demi perbaikan penyusunan
selanjutnya. Akhirnya penulis tetap berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua.

Kendari, Juli 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................
B. Rumusan masalah..................................................................................
C. Tujuan Penulisan...................................................................................
1. tujuan umum.................................................................................
2. tujuan khusus ...............................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Sistem Saraf Pusat ..................................................................................
B. Bagian –Bagian SSP................................................................................
C. Enchephalon ...........................................................................................
1. Cerebrum (Otak Kecil)........................................................................
2  Cerebelum (Otak Besar)......................................................................
3   Brainstem (Batang Otak)....................................................................
D. Medula spenalis ......................................................................................
1.  Bagian- bagian medula spinalis .........................................................
a) Fungsi Sistem Saraf.........................................................................
b) Macam-Macam Saraf SSP...............................................................
c) Perbedaan Saraf Kranial Dengan Medula Spinalis..........................
BAB III PENUTUP
A.   Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran .....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hampir semua fungsi pengendalian tubuh manusia dilakukan oleh sistem saraf.
Secara umum sistem saraf mengendalikan aktifitas tubuh yang cepat seperti kontraksi
otot. Daya kepaan dan daya hantaran merupakan sifat utama dari mahkluk hidup
dalam bereaksi terhadap perubahan sekitarnya. Rangsngan ini dinamakan stimulus.
reaksi yang dihasilkan dinamakan respons. Mahluk hidup yang bersel satu
(uniseluler) maupun bersel banyak (multiseluler) ditentukan kemampuan fungsinya
oleh protoplasma sel. Hubungan respektor dengan fektor terjadi melalui sistem
sirkulasi. Dengan perantaraan zat kimia yang aktif atau melalui hormon melewati
tonjolan protoplasma dari satu sel berupa benang (serabut). Sel ini dinamakan neuron.
Serangkaian neuron terdiri dari neuron reseptor dan neuron efektor yang akan
membentuk arkus refleks. Arkus refleks terdiri dari dua neuron yaitu neuron reseptor
dan neuron sensorik. Antara neuron sensorik dan neuron motorik satu sama lain
saling berhubungan. Terdapat dua tonjolan neuron sensorik yaitu ke saraf prifer dan
saraf pusat, yang ke perifer berhubungan dengan organ ujubng (otot dan kulit) dan
dikenal sebagai dendrit dan tonjolan ke pusat disebut akson (neurit). Susunan saraf
terdiri dri susunan saraf sentral dan saraf perifer. Susunan saraf sentral terdiri dari
otak (otak besar, otak kecil, dan batang otak) dan medulla spinalis. Susunan saraf
perifer terdiri dari saraf somatik dan saraf otonom (saraf simpatis dan parasimpatis)
(syaifuddin 2006).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah ini membahas tentang sistem saraf pusat beserta bagian-
bagian dan fungsinya :
a.    Apa yang di maksud Sistem Saraf Pusat ?
b.    Apa saja Bagian-bagian dari Sistem Saraf Pusat ?
c.    Bagimana cara kerja dari Sistem Saraf Pusat ?
d.   Apa saja saraf yang mensarafi dari Sistem Saraf Pusat ?
e.    Apa perbedaan dari saraf kranial dan saraf medulla spinalis ?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan dalam makalh ini untuk mengetahui Anatomi fisiologi dari Sistem
Saraf Pusat.

2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dalam makalah ini untuk mengetahui mengetahui perbedaan
saraf kranial dan saraf medulla spialis, mengetahui fungsi dari bagian sistem
saraf pusat dan Saraf yang berada di sistem saraf pusat.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Saraf Pusat


Sistem saraf pusat terdiri menjadi 2 bagian yaitu Otak (Encephalon) dan
Sumsum Tulang Belakang (Medulla Spinalis) :
1. Otak (Encephalon)
Otak adalah suatu alat tubuh yang sangat penting karena merupakan pusat
komputer dari semua alat tubuh. Jaringan otak dibungkus oleh selaput otak dan tulang
tengkorak yang kuat dan terletak dalam kavum karnii. Berat otak orang dewasa kira-
kira 1400 gram, setengah padat dan berwarna kelabu kemerahan. Otak dibungkus
oleh tiga selaput otak (meningen)dn dilindungi oleh tulang tengkorak. Otak
mengapung dalam suatu cairan untuk menunjang otak yang lembek dan halus. Cairan
ini bekerja sebagai penyerap goncangan akibat pukulan dari luar terhadap kepala
(Syarifuddin. 2006).
Selaput otak( meningen) adalah selaput yang membungkus otak dan sumsum
tulang belakanguntuk melindungi struktur syaraf yang halus membawa pembuluh
darah dan cairan sekresi serebrospinalis memperkecil benturan atau getaran pada
otak dan sum-sum tulang belakang (Syarifuddin. 2006). Selaput otak (meningen)
terdiri dari tiga lapisan:
a. Duramenter : selaput keras pembungkus otak yng berasal dari jaringan ikat tebal
dan kuat. Pada bagian tengkorak terdiri dari periost (selaput) tulang tengkorak dan
durameter propia bagian dalam. Dura mater di tempat tertentu mengandung rongga
yang mengalirkan darah dari vena otak. Rongga ini dinamakan sinus vena.
Diagfragma sellae adalah lipatan berupa cincin dalam dura meter yang menutupi
sela tursika sebuah lengkungan pada tulang spenoid yang berisi kelenjar hipofisis.
b. Araknoidea : selaput tipis yang membentuk sebuah balon yang berisikan cairan
otak yang meliputi seluruh susunan saraf sentral. Otak dan medula spinalis berada
dalam cairan itu.
c. Piameter , merupakan selaput tipis yang terdapat pada jaringan otak, piameter
berhubungan dengan araknoid melalui struktur jaringan ikat yang disebut
trabekhel. (Syarifuddin. 2006).

Cairan serebrospinal disalurkan oleh fleksus koroid kedalam vertikel yang ada
dalam otak kemudian masuk dalam kanalis sumsum tulang belakang, ke ruang
subaraknoid melalui ventrikularis. Setelah melintasi seluruh ruangan otak dan sum-
sum tulang belakang kembali ke sirkulasi melalui granulasi arakhnoid pada sinus
sagitalis superior. Setelah meninggalkan ventrikel lateralis I dan II, cairan otak dan
sum-sum tulang belakang menuju ventrikel III melalui voramen monroi masuk ke
ventrikel IV melalui quadukus silvii (Syarifuddin. 2006).
Cairan dialirkan ke bagian medial foramen magendi, selanjutnya ke sisterna
magma. cairan akan membasahi bagian-bagian dari otak dan cairan ini akan
diabsorpsi oleh vili-vili yang terdapat pada arakhnoid. Jumlah cairan ini tidak tetap,
berkisar antara 80-200 cc. Komposisi cairan sebrospinal terdiri dari air, protein,
glukosa, garam, sedikit limfosit, dan CO 2.Fungsi cairan serebrospinal meliputi
memberi kelmbapan otak dan meula spinalis, melindungi alat- alat dalam medula
spinalis dan otak dari tekanan, serta melicinkan alat-alat medula spinals dan otak
(Syarifuddin.2006).
2. Medulla Spinalis
Medulla spinalis adalah saraf yang tipis yang merupakan perpanjangan dari
sistem saraf pusat dari otak dan melengkungi serta dilindungi oleh tulang belakang.
Fungsi utama medulla spinalis adalah transmisi pemasukan rangsangan antara perifer
dan otak. Medulla Spinalis merupakan bagian dari Susunan Saraf Pusat. Terbentang
dari foramen magnum sampai dengan L1, di L1 melonjong dan agak melebar yang
disebut conus terminalis atau conus medullaris. Terbentang dibawah cornu terminalis
serabut-serabut bukan saraf yang disebut filum terminale yang merupakan jaringan
ikat. Terdapat 31 pasang saraf spinal; 8 pasang saraf servikal; 12 pasang saraf
thorakal; 5 pasang saraf lumbal; 5 pasang saraf sacral dan 1 pasang saraf coxigeal.
Akar saraf lumbal dan sacral terkumpul yang disebut dengan Cauda Equina. Setiap
pasangan saraf keluar melalui intervertebral foramina. Saraf spinal dilindungi oleh
tulang vertebra dan ligamen dan juga oleh meningen spinal dan CSF.
Struktur internal terdapat substansi abu-abu dan substansi putih. Substansi abu-
abu membentuk seperti kupu-kupu dikelilingi bagian luarnya oleh substansi putih.
Terbagi menjadi bagian kiri dan kanan oleh anterior median fissure dan median
septum yang disebut dengan posterior median septum. Keluar dari medulla spinalis
merupakan akral ventral dan dorsal dari saraf spinal. Substansi abu-abu mengandung
badan sel dan dendrit dan neuron efferent, akson tak bermyelin, saraf sensoris dan
motorik dan akson terminal dari neuron. Substansi abu-abu membentuk seperti huruf
H dan terdiri dari 3 bagian yaitu: anterior, posterior dan commisura abu-abu.
Bagian posterior sebagai input atau afferent, anterior sebagai output atau efferent,
commisura abu-abu untuk refles silang dan substansi putih merupakan kumpulan
serat saraf bermyelin. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Spinal nerve Dorsal root ganglion, Dorsal
root (sensori) Ventral root (motor) Central canal Grey matter White matter Peran
medulla spinalis : 1. 2. 3. Pusat prosesing data. jalur sensoris Sistem piramidal dan
ekstra-piramidal. Anatomi servikal bagian atas (oksiput C1-C2) berbeda dengan
daerah servikal bawah (C3-T1). Selain itu, servikal atas lebih mobil dibandingkan
dengan servikal bawah. Servikal 1 atau atlas tidak memiliki corpus dan processus
spinosus.Servikal 1 hanya berupa cincin tulang yang terdiri atas arcus anterior yang
tebal dan arcus posterior yang tipis, dan massa lateralis pada masing-masing sisinya.
Tiap massa lateralis memiliki permukaan sendi pada aspek atas dan bawahnya.
Tulang ini berartikulasi di atas dengan condylus occipitalis, membentuk articulatio
atlanto-occipitalis, tempat berlangsungnya gerakan mengangguk. Di bawah, tulang ini
berartikulasi dengan C2, membentuk artikulatio atlanto-axialis, tempat
berlangsungnya gerakan memutar kepala. Servikal 2 atau axis mengandung processus
odontoid yang menggambarkan penggabungan sisa dari badan atlas. Processus
odontoid ini melekat erat pada aspek posterior dari arcus anterior C1 oleh ligamentum
transversum, yang mengstabilkan sendi atlantoaxial. Stabilitas dari spinal ditentukan
oleh ligamentum antara struktur tulang. Pada bagian frontal, penonjolan condilus
occiput disokong oleh massa lateralis C2. Pada bagian frontal ini, massa lateralis
terlihat berbentuk baji, runcing di tengah dan pinggirnya lebar.
Jika struktur tulang terganggu dan terutama jika terjadi pergeseran baji ke lateral
menyebabkan instabilitas spinal. Penonjolan condilus occiput distabilisasi oleh kapsul
occipitoatlantal dan membrana atlantooccipital anterior dan posterior. Ligamentum
nuchae merupakan struktur yang stabil yang berhubungan dengan kompleks
atlantooccipital axial. Membrana tectorium, ligamentum alar dan apical
menghubungkan occiput ke C2. Ligamentum dentate terdiri dari ligamentum alar dan
apical mengikat permukaan dorsal lateral dari dens dan berjalan oblik ke permukaan
medial dari condilus occipitalis. Ligamentum transversum berjalan dari permukaan
medial dari salah satu sisi C1 menuju ke sisi lain. Ligamentum ini pada dasarnya
membatasi C2 untuk berotasi disekitar odontoid dalam cincin tertutup tulang. Jika
ligamentum ini ruptur atau jika ada fraktur yang berhubungan dengan odontoid, C1
dapat bergeser dan menyulitkan batang otak dan medulla spinalis.
Bagian-Bagian Medulla Spinalis
a. Struktur Umum Medulla Spinalis:
1. Berbentuk silinder berongga dan agak pipih.
2. Tiga puluh satu pasang saraf spinal keluar dari area urutan korda melalui
foramina intervertebral.
3. Korda berakhir dibagian bawah vertebra lumbal pertama atau kedua.
b.  Struktur Internal Medulla Spinalis:
1. Terdiri dari sebuah inti substansi abu-abu yang diselubungi substansi putih.
2. Kanal Sentral berukuran kecil dikelilingi oleh substansi abu-abu berebentuk
huruf H.
3. Batang atas dan bawah huruf H disebut tanduk. Diantaranya : tanduk abu-abu
posterior (dorsal)batang vertical atas substansi abu-abu, tanduk ventral
(bantang vertical bawah), tanduk lateral (diantara tanduk posterior dan
anterior) , komisura abu-abu (menghubungkan substansi abu-abu di sisi kiri
dan kanan medulla spinalis (syaifuddin,2009)
B. Bagian-Bagian Sistem Syaraf Pusat
1. Bagian-bagian Otak (Encephalon)
a.  Cerebrum
Serebrum atau otak besar mempunyai dua belahan yaitu hemisfer kiri dan
hemisfer kanan yang di hubungkan oleh massa subtansia alba yang disebut korpus
kollosum. Tiap-tiap hemifer meluas dari os frontalis sampai ke os oksipitalis. Diatas
fossa kranii anterior media dan fossa kranii posterior, hemisfer dipisahkan oleh celah
yang disebut fisura longitudinalis serebri. Srebrum (telensefalon) terdiri dari korteks
serebri, basal ganglia (korpora stiate), dan rheniensefalon (Sloane et all. 2004).
1) Korteks Serebri
Korteks serebri adalah adalah lapisan permukaan hemifer yang disusun oleh
subtansia griasea. Korteks serebri berlipat-lipat disebut girus, dan celah dan celah
diantara dua lekuk disebut sulkus (fisura). Beberapa daerah tertentu telah diketahui
telah memiliki daerah spesifik.
Hermes otak dibagi menjadi dalam beberapa lobus atau derah sesuai dengan
tulang kranium. Lapisan korteks terdiri:
a)      Lamina molekularis ; mengandung sedikit sel berjalan secra horizontal
dengan permukaan korteks terdapat percabangan akhir dendrit dari
permukaan yang lebih dalam.
b)      Lamina grandulanis eksterna: lapisan ini mengandung sel neuron yang
berbentuk segitiga yangan memadati sel ini.
c)      Lamina piramidalis: lapisan ini membentuk sel yang berbentuk piramid
diantara sl-sel piramid terdapat sel-sel granular dengan akson yang
berjalan naik ke arah lapisan superfisial.
d)     Lamina granula interna: terdiri dali sel neuron berbentuk bintang
berukuran kecil dengan akson yang berukuran pendek mencapai lapisan
super fisial.
e)      Lamina ganglionaris: sel neuron granular. Sel neuron yang naik mencapai
lamina molekularis akson dari sel ini memasuki subtansia alba.
f)       Lamina multiformis: sel-selnya berbentuk kumparan dengan sumbu
panjang tegak lurus terhadap permukaan korteks. Akson mencapai
substansia alba sebagai serat proyeksi aferen dan asosiasi
(Syarifuddin.2006).
2      Bagian – bagian korteks menurut Brodmann:
(a)    Lobus frontalis :
(1)   Area 4 (area motorik primer), sebagian besar girus presentralis dan bagian
anterior lbus parasentralis.
(2)   Area 6 adalah bagian sirkuit traktus piramidalis (area premotorik)
menngatur gerakan motorik dan pre motorik.
(3)   Area 8 mengatur gerakan mata dan perubahan pupil.
(4)   Area 9, 10, 11, 12 (area asosiasi frontalis)
(b)   Lobus parientalis :
(1) Area 3, 1, 2 adalah area sensorik primer (area postsentral), meliputi girus
sentralis dan meluas kearah anterior sampai mencapai dasar sulkus sentralis.
(2) Area 5,7 (area asosiasi somatosensrik), meliputi sebagian permukaan medial
hemisfer serebri.
(c) Lobus oksipitalis :
(1)  Area 17 (korteks visual primer): permukaan medial lobus oksipitalis
sepanjang bibir superior dan inferior sulkus kalkanius.
(2)  Area 18, 19 (area asosiasi visual) : sejajar dengan area 17 meluas sampai
meliputi permukaan lateral lubus oksipitalis. Bagian lateral terdiri dari girus
oksipitalislateralis, bagian girus lingualis, bagian basal diantara kuneus dan
girus lingalis terdapat fisura kalkarina.
(d)   Lobus temporalis:
(1)   Area 41 (korteks auditori primer) : meliputi girus temporalis superior
meluas sampai ke permukaan lateral girus temporalis.
(2)   Area broka (area bicara motoris) terletak diantara sulkus lateralis, mengatur
gerkan bicara.
(3)   Area visualis : terdapat pada polus posterior dan aspek medial hemisfer
daerah sulkus kalkanelus, merupakan daerah menerima visual. Gangguan
dalam ingatan untuk peristiwa yang belum lama.
(4)   Insula reili: Bagian serebrum yang membentuk dasar fisura silvii yang
terdapat diantara lobus parientalis, lobus parientali dan lobus oksiptalis.
Bagian otak ini ditutupi oleh girus temporalis dan girus frontalis inferior.
(5)   Girus singuli: bagian medial hemisfer terletak diantara korpus kolosum.
(Syarifuddin. 2006). (Marieb,2001)
Berdasarkan tebal tipisnya bagian lamina, komposisi sel yang menyusunnya dan
variari lapisan- lapisan korteks, Brodmann 1909 telah berhasil membuat suatu peta
daerah-daerah arsitektual sel- sel pada korteks serebri manusia.ia menggunakan
angka untuk menyatakan daerah pada korteks yang mempunyai arsitektual sel-sel
yang berbeda dan mempunyai arti fungsional jelas dan spesifik (Sloane et all. 2004).
3. Fungsi korteks serebri:
(a)    Korteks motorik primer (area 4,6,8)
(1)  Mengontrol gerakan volunter otot dan tulang pada sisi tubuh kontra lateral.
(2) Lesi 4 akan mengakibatkan paralisis kontralateral dri kumpulan otot yang
disarafi.
(3) Area 6 dan 8 pada perangsang akan timbul gerakan mata dan kepala.

(b) Korteks sensoeri primer (area 3, 4, 5 )


(1)   Penerima sensi umum (area somestia).
(2)   Menerima serabut saraf: radialis talamikus yang membawa iplus sensori
dari kulit, otot sendi, dan tendo di sisi kontralateral.
(3)  Terdapat homunkulus sensorik: menggambarkan luas daerah proyeksi
sensorik dari bagian-bagian tubuh di sisi tubuh kontralateral.

(c)    Kortek visual (pengelihatan) area 17 :


(1)   Terletak di lobus oksipetalis pada fisura kalkarina.
(2)   Lesi iritatif menimbulkan halusinasi
(3)   Lesi destruktif menimbulkan gangguan lapang pandang
(4)   Menerima implus dari radio-optika

(d)     Korteks auitorik (pendengaran) primer area 41 :


(1)   Terletak pada transvers temporal girus di dasar visura lateralis serebri.
(2)   Menerima implus dari radioauditorik yang berasal dari korpus genikulatum
medialis.
(3)   Lesi area ini hanya menimbulkan ketulian ringan kecuali bila lesinya
bilateral
(e)    Area penghidu (area respiratif olfaktori)
(1)  Terletak di daerah yang berdekatan dengan girus palahi potalamus lobus
temporalis.
(2)   Kerusakan jalur olfaktori menimbulkan anosmia (tidak mampu menghidu).
(3)   Lesi iritasi menimbulkan halusinasi olfaktorius. Pada keadaan ini penderita
dapat menghidu bau yang aneh atau mengecap rasa yang aneh
(f)    Area asosiasi
(1)   Kortek yang mempunyai hubungan dengan saraf sensori maupun motorik,
dihubungkan oleh serabut asosiasi
(2)   Pada manusia penting untuk melakukan aktivitas mental yang tinggi, seperti
berbicara, menuliskan kata-kata dsb
(3)   Pada manusia terdapat tiga daerah asosiasi yang penting yaitu daerah frontal
(di depan koreks motorik), daerah temporal (antara girus temporalis superior
dan korteks limbik), dan daerah perio-oksipital( antara kortek somestik dan
korteks visual)
(4)   Kerusakan daerah asosiasi akan menimbulkan gangguan degan gejala yang
sesuai dengan tempat kerusakan. Misalnya, pada area 5, 7 akan menimbulkan
astereognosis (tidak mengenali benda yang di letakkan di tangan dengan mata
tertutup) karena are ini merupakan pusat asosiasi sensasi (indra ) kullit
(Evelin C. Pearce. 2000)
4.    Bangsal ganglia.
Terdiri beberapa kumpulan substansia grisea yang padat yang terbentuk pada
hubungan yang erat dengan dasar ventrikulus lateralis. Ganglia basalis merupakan
nuklei subkortikalis yang berasal dari telensefalon. Terdiri dari eleman saraf sbb.
( Pearce,2000)
a)      Nukleus kaudatus dan putamen.
b)      Korpus stratum: suatu kumpulan substansia grisea disebelah anterior kaput
nuklei kaudatus yang berhubungan dengan nukleus lentiformi. Fungsi
mengendalikan gerakan tertentu.
c)      Nukleus lantiformis: lapisan substansi yang tipis antara korteks dan
permukaan lateral putamen.
d)     Globus palidus, terdiri dari dua globus, globus lateralis dan lobus palidus
medialis terletak di kapsula interna, dikenal dengan paleostriatum.
e)      Korpus amigdaloideum, dikenal dengan arkhistriatum terletak di sebelah
dalam lobus temporalis.mempunyai hubungan dengan ofaktori dan
hipoalamus dengan fungsi-funsi viseral.
1)      Hubunganaferan: langsung melalui serat traktus olfaktorius lateralis untuk
mencapai bagian anterior, mencapai kelompok nuklei pars kortikomedialis
dan tidak langsung mencapai kelompok nuklei pars basolateralis.
2)      Hubunganeferen: seteria terminalis berjalan melengkung sepanjang tepi
medial ukleus kaudatus dan berakhir dalam nukleus hipotalamus
ventromedialis dan fibre amigdala( Sloane,2004)
Secara fungsional basal ganglia merupakan suatu satuan fungsi dari:
(a)    Nukleus kaudatus
(b)   Nukleus sutalmikus
(c)    Substansia nigra
(d)   Nukleus nigra

Kerusakan ganglia basalis pada manusia menimbulakan gangguan fungsi


motorik:
a.       Hiperkinetik: terjadinya gerakan-gerakan abnormal yang berlebihan.
b.      Hipokineti: berkurangnya gerakan (mis., kekakuan)
5.   Reinesefalon
Sistem limbik ( lobus limbik atau rinesefalon) merupakan bagian otak yang terdiri
atas bagian atas jaringan alo-korteks yang melingkar sekeliling hilus hemifer serebri
serta berbagai sturktur lain yang lebih dalam yaitu amigdala, hipokampus, dan
nukleus septal. Renesefalon berfungsi dalam penghidu, perilaku makan, dan bersama
dngan hipotalamus berfungsi dalam prilaku seksual, emosi takut, dan marah, serta
motivasi(Syaifuddin,2006)
Sistem limbik diterapkan dalam bagian otak yang terdiri dari jaringan
korteks(alokorteks), sekeliling himus serebri bersama struktur yang letaknya lebih
dalam yaitu amigdala, hipokampus, dan nuklei septal. Disebut renesefalon karena
berhubungan dengan penghidu. Fungsi sistem limbik:
1.      Perilaku makan
2.      Bersama talamus mempengaruhi perilaku seksual, emosi (marah dan takut )
serta motivasi
3.      Perubahan tekanan darah dan pernapasan merupakan bagian dari fenomena
kompleks, terutma respons emosi dan perilaku
4.      Hiperfagia dn komnifagia
Pemotongan total korpus kollosum pada manusia menimbulkan :
a.      Tak dapat memasangkan objek pada satu tangan dengan pasangan tangan
yang lain
b.      Tidak dapat mencocokkan objek yang terlihat oleh lapang pandang salah
satu mata.objek yang sama tetap terlihat oleh lapang pandang mata lainnya
c.      Tidak mampu melakukan kegiatan dengan ekstremitas kiri ( misalnya,bila
diperintah secara verbal tidak dapat mengenali benda yang diletakkan pada
tangan kiri )
d.       Apraksia,yaitu ketidakmampuan mejalankan perintah untuk melakukan
gerakan terampil bukan disebabkan oleh paralisis ( Marieb,2001)
b.      Cerebelum ( Otak Kecil )
Terletak dalam fosa kranial posterior, dibawah tentorium serebelum bagian
posterior dan pons varoli dan medulla oblongata. Serebelum mempuyai dua hemisfer
yang dihubungkan oleh fermis serebelum,dihubungkan dengan otak tengah oleh
pedunkulus selebri superior,dengann pons parol oleh pendunkulus serebri media,dan
dengan medulla oblongata oleh pedunkulus selebri inferior.
Serebelum berfungsi dalam mengadakan tonus otot dan mengoordinasikan
gerakan otot pada sisi tubuh yang sama. Berat serebelum lebih kurang 150g (8-9) dari
berat otak seluruhnya. Sesuai dengan lobuli serebelum, fermis dibagi dalam beberapa
bagian dari depan ke belakang sebagai berikut :
1        Lobus quadrangularis anterior lingua
2        Lobus sentralis kulmen
3        Quadrangularis posterior deklive
4        Lobus semilunaris inferior tuber (Pearce,2000)
Potongan melintang serebelum dibagi atas tiga bagian :
a.      Arkhi serebelum. Lobus otak kecil merupakan bagian kolumna aferen
somatik.
b.      Paleo sereblum bagian terbesar dari fermis superior hemisfer otak kecil
didepan fisura prima,merupakan input dari susuan saraf vestibular dan
berperan pada pengaturan tonus otot.
c.      Neoserebelum bagian utama dari otak kecil.bagiann fermis erupaka suatu
bangunan neokorteks serebelum,nukleuspons,dan nukleus oliveri infrior
pada medulla oblongata.
Struktur internal serebelum terdiri dari korteks (subtansia grisea dan subtansia alba).
didalamnya terdapat kumpulan nuklei pada tiap-tiap hemisfer nuklei :
1)    Nukleus dentatus,menerima serabut dari bagian neoserebelum lobus
posterior dan lobus anterior,mengirim serabut ke nukleus rubra dan nukleus
netrolateral talamus.
2)    Nukleus interpolaris, terdiri dari nukleus globuolus dan nukleus
emboliformis. Kedua nukleus ini menerima serabut dari paleo serebelum
dan mengirim serabut ke nukleus rubra.
3)    Nukleus fastigi ( fastiogial nucleus ) menerima serabut dari lobus frokulo
nodulus,mengirim serabut nukleus vestibularis dan nukleus retikularis
melalui fasikulus unsinatus (Sloane,2004)
Subtansia alba serebelum mengandung tiga kelompok serabut proyeksi yang
berpasangan :
(a)    Pendunkulus serebelaris superior (brachium konjungtivum), terdiri dari :
(1)  Serabut dentatorubral dan dentatotalamikus, membawa impus dari nukleus
dentatus ke nukleus rubra kontralateral dan ke talamus.
(2)   Traktus spinoserebelaris ventralis, masuk ke serebelum dari medulla spinalis
dan berakhir pada korteks paleo serebelum.
(3)   Fasikulus unsinatus ( hook bundle of russell ), melalui fasikulus ini serabut
dari nukleus fastagi berakhir pada nukleus vestibularis.
(b)   Pedunkulud sereblalis medialis (brachium pontis), merupakan bagia
terbesar, tempat berjalannya serabut dari nuklei di pons yang menuju ke
neoserebelum kontralateral.
(c)    Pendunkulus serebelaris medialis (restiform body)
(1)   Traktus olivo sereberalis, berasal dari nukleus oiverius inferior kontralateral
menuju ke korteks hemisfer dan fermis serebelum
(2)    Trakus spinoserebelaris dorsalis, mengandung serabut dari medulla spinalis
yang menuju ke korteks lobus anterior dan ke bagian piramidalis
paleoserebelum
(3)    Serabut arkuatus eksterna dorsalis, berasal dari nuklei fenikulus grasilis dan
kuneatus( Sloane,2004)

Serebrum merupakan suatu mekanisme umpan balik yang bertujuan untuk


mengendalikan pergerakan-pergerakan selagi pergerakan sedang berlangsung. Fungsi
utama mengembalikan tonus otot di luar kesadaran, merupakan suatu mekaanisme
saraf yang berpengaruh dalam pengaturan dan pengendalian terhaddap perubahan
ketegangan dalam otot, untuk mempertahankan keseimbangan dan sikap tubuh,
terjadinya kontraksi dengan lancar dan teratur pada pergerakan dibawah pengendalian
kemauan dan mempunyai aspek keterampilan. Setiap pergerakan memerlukan suatu
koordinasi dalam kegiatan sejumlah otot (syaifuddin, 2006)
Lesi yang mengenai neoserebelum ditandai oleh terganggunya gerakan-
gerakan halus yang ditimbulkan oleh piramidal. Gangguan tersebut meliputi :
1        Otot dalam kedaan hipotemin lemah dan mudah lelah
2        Gangguan dalam bentuk asinergi, misalnya dalam bentuk:
a.       Dismetri, ketidakmampuan menghentikan gerakan
b.       Fenomena pantulan, mengadakan fleksi diderah siku dengan melawan
di daerah siku dengan melawan suatu tahanan
c.        Ketidak mampuan melakukangerakan cepat yang bersifat alternatif
d.       Bicara terpotong- potong
e.        Gerakkan asosiatif yang tidak teratur
f.         Ataksia, kecenderungan jatuh kesatu sisi.
3       Nistagmus serebral : mekanisme sereblum mengendalikan sinergi dan tunus
intrinsik bola mata terganggu, klien menjadi goyah dan tidak stabil,
kecenderungan jatuh kebelakang. Apabila otot bicara terlibat, kata-kata tidak
terkendali dan tidak jelas. (Marieb, 2001)
c.       Batang Otak (Brainstem)
Pada permukaan batang otak (trunkus serbri) terlihat medulla oblongata, pons
varoli, mesensefalon, dan diensefalon. Talamus dan epitalamus terlihat dipermukaan
posterior batang otak, terletak antara serabut kapsula interna. Disepanjang tepi dorso
medial talamusterdapat sekelompok serabut saraf berjalan ke posterior basis epifise
(Syaifuddin,2006)
1.      Diensefalon
Merupakan bagian dari batang otak yang paling atas, diantara sereblum dan
senesefalon. Dibagian diensefalon terdapat ventrikel III. Dibagian belakang sebelah
depan lateral talamus terdapat nuklei kaudatus, merupakan salah satu ganglia basalis
yang mempunyai ekor berjalan diantara talamus. Diensefalon merupakan suatu
struktur dari ventrikel III terdiri dari talamus, nukleus talamus, epitalamus, dan
hipotalamus (Marieb,2001)
2.      Talamus
Merupakan masa substansia substansia grisea yang terdapat pada tiap hemisfer,
terletak di kedua sisi ventrikel III. Radiasiotalamus suatu istilah yang di gunakan
untuk traktus yang yang keluar dari permukaan lateral talamus, masuk ke kapsula
interna dan berakhir pada korteks serebri. Nuklei terdiri dari lima kelompok:
a)      Anterior nuklei grup, menerima serabut korpus mamilareis dari traktus
mamilarikus dan berakhir dari korteks ginjal.
b)      Nuclei of medline, menghubungkan talamus dan hipotalamus.
c)      Medial nuclei, nuklei bagian ini memberikan masukan ke korteks frontalis.
d)     Laternal nukleal mass, terdiri dari:
1)      Nukleus retikuler.
2)      Nukleus ventralis anterior yang berhubungan dengan korpus striatum.
3)      Nukleus ventroposterolateral, memproyeksi ke girus postsentral area 1,2,
3; menerima serabut dari lemniskus medialis, traktus spinotalamikus, dan
traktus trigeminus.
4)      Nukleus dorsolateral dan nukleus posterolateral berproyeksi ke korteks
lobus parietalis (Syaifuddin, 2009)
e)      Posterior nuklei, terdiri dari:
1)      Nukleus pulvinar, berhubungan dengan korteks lobus pariental dan
temporal.
2)      Korpus genikulatum medialis, menerima serabut dari akustik lemnikus
lateralis dan kolikus superior kemudian memproyeksi ke korteks lobus
temporalis melalui radiasioakustika.
3)      Korpus genikulatum lateralis. Nukleus ini menerima implus dari traktus
optikus dan memproyeksi ke korteks visual ( region kalkarina ) area 17,
melalui radiasiogenekulokalkarina ( radiasio-optika ) ( Syaifuddin, 2009)
f)       Nucleus Sub Talamus
Nucleus subtalamus adalah suatu daerah terbatas disebelah ventrikel, thalamus
disebelah medial kapsul interna, bagian ventral thalamus, bagian medial kapsula
interna, sebelah lateral hipotalamus, dan diantara talamus dan tegmentum
mesensefalon. fungsi nucleus subtalamus adalah :
1)   Nuclei penghubung, mengirim dan menerima serat-serat dari daerah
korteks serebri tertentu yang mempunyai fungsi pesifik.
2)   Nuclei asosiasi, mengirim serat-seratnya kedaerah-daerah korteks asosiasi
3)   Nuclei proyeksi subkortikal, mengirim serat-seratnya ke nuclei
subkortikal.

3.      Epitalamus
Disebelah posterior ventrikuls III terdiri dari korpuspniel, strie medullaristalami,
trigonum habenulare, dan komisura posterior (syaifuddin, 2009)

4.      Hipotalamus
Bagian terbesar dari otak terletak dibagian ventral dari thalamus, di atas kelenjar
hipofisis, dan membentuk dasar dari dinding lateral ventrikel III hipotalamus
mempunyai beberapa nuclei, setiap nucleus mempunyai tugas sendiri-sendiri dalam
mengatur fungsi internal tubuh. Salah satu fungsi penting adalah mengatur
keseimbangan tubuh. Pada permukaan basal otak hipotalamus ditandai oleh struktur
khiasma optikum, tubersinerium, dan korpora mamilaria.
Efek stimulasi hipotalamus terhadap sistem saraf simpatis mengintergrasikan
respon otonom dengan berbagai area aktifitas otak. Pengaruh jalur saraf ini disalurkan
melalui susunan vibra periventrikularis, vibra hipotalamus dan vasikulus.

Hipotalamus dianggap sebagai salah satu pusat utama yang berkaitan dengan
ekspresi emosi, menerjemahkan emosi yang timbul didaerah korteks melalui proses
asosiasi intrakortikal, menjadi reaksi emosional yang sesuai dengan keadaan.
Hipotalamus merupakan daerah sinaps yang penting dalam jalur-jalur yang
bersangkutan dengan kegiatan makan dan minum ( rasa haus dan lapar ) (syaifuddin,
2009)
5.      Mesensefalon
Mesensefalon adalah bagian otak yang terletak diantara pons varoli dan hemisfer
serebri. Bagian dirsal mempunyai tonjolan yang disebut korpora quadrigemina dan
terdiri dari dua kolikulus superior yang berhubungan dengan sistem penglihatan dan
dua kolikulus inferior yang berhubungan dengan pendengaran.
Bagian lain dari mesensefalon antara lain :
1.      Subtansia nigra
2.      Tegmentum dengan nucleus, bersama dengan subtansia nigra termasuk
dalam basal ganglia fungsional
3.      Nuclei saraf kranial yaitu nucleus nervus III, nucleus nervus IV, nucleus
nervus V
4.      Formasi oretikularis (Pearce, 2000)
Sebelah kiri dan kanan terdapat kumpulan nucleus nervus IV (troklearis), bagian
ventral nucleus nervus III ( N. okulomotorius ) terdapat nucleus rubra berwarna
kemerahan menerima serat saraf dari serebelum. Bagian ventral nucleus rubra
terdapat subtansia nigra. Bagian ventral subtansia nigra terdapa tberkas saraf motoris
yang berasal dari korteks serebri yang tersusun kearah dorsal berturut-turut traktus
frontopontis, traktus piramidalis, dan traktus temporopontis membentuk bagian
bawah dan samping nesensefalon saraf III ( N. okulomotorius ) berjalan kearah dorsal
menyilang garis tengah kesisi lain dan membuat persilangan dibagian tengah
kolumna inferior. (Marieb,2001)
Fungsi mesensefalon :
a). Perangsang daerah quadrigeminus yang menyebabkan dilatasi pupil dan gerakan
kunjugasi mata kearah yang berlawanan dengan tempat perangsangan.
b). Lesides truktif menimbulkan gejala yang jenisnya bergantung pada kerusakan
korpora quadrigemina, menyebabkan paralisis gerakan mata keatas.
c). Kerusakan nucleus ruubra, subtansia nigra, dan subtansia reticular menimbulkan
gerakan involunter dan rigiditas.
6.      Pons varoli
Dalam pons varolia quadukussilvi semakin kebawah semakin lebar membentuk
vertikel IV. Dinding lateral atas pons dibentuk oleh brakium konjungtivum dan
brakiumpontis yang berhubungan dengan mensesefalon dan pons varoli dengan
serebelum. Dasar dari pons varoli di bentuk oleh traktus piramidalis, nuclei pons
varoli dan serat saraf pons.Bagian tengah pons terdapat pusat nervus trigeminus (saraf
V), nuclei nervus VI, VII dan VIII. (syaifuddin,2009)
7.      Nervus kranial
Susunan saraf yang terdapat pada bagian kepala keluar dari otak, melewati lubang
yang terdapat pada tulang tengkorak, berhubungan erat dengan otot, indra
penglihatan, indra pendengaran, indra penciuman, indra pengecap, dan indra perasa.
Di dalam kranial ada dua saraf kranial yang merupakan serabut campuran atau
gabungan yaitu saraf motoric dan saraf sensorik. Nervus kranial merupakan stasiun
penghubung untuk implus-implus dari pusat-pusat saraf yang lebih tinggi ke alat
efektor dan implus saraf perifer kepusat-pusat saraf dalam susunan saraf pusat.
(syaifuddin,2009)

a.       Bagian-Bagian Medulla Spinalis Struktur Umum Medulla Spinalis:


1.      Berbentuk silinder berongga dan agak pipih.
2.      Tiga puluh satu pasang saraf spinal keluar dari area urutan korda melalui
foramina intervertebal
3.      Korda berakhir dibagian bawah vertebra lumbal pertama atau kedua
Struktur Internal Medulla Spinalis:
Terdiri dari sebuah inti substansi abu-abu yang diselubungi substansi putih.
a.       Kanal Sentral berukuran kecil dikelilingi oleh substansi abu-abu
berebentuk huruf H.

b. Batang atas dan bawah huruf H disebut tanduk. Diantaranya : tanduk


abu-abu posterior (dorsal)batang vertical atas substansi abu-abu, tanduk
ventral (bantang vertical bawah), tanduk lateral (diantara tanduk
posterior dan anterior) , komisura abu-abu (menghubungkan substansi
abu-abu di sisi kiri dan kanan medulla spinalis (syaifuddin,2009)

B. FUNGSI SISTEM SARAF PUSAT


1. Pusat prosesing data
Merupakan tempat proses mengolah rangsangan berupa impuls yang di peroleh dari
reseptor.
2Jalur sensoris
Adalah jalur yang di lewati rangsangan impuls untuk di bawa menuju SSP untuk di
prosesing data.
Sistem piramidal dan ekstrapiramidal
1.      Sistem pyramidal adalah berperan dalam volunteer yaitu gerakan sadar yang
harus dilakukan.
2.      Sistem ekstrapiramidal adalah menentukan landasan untuk gerakan valunter
yang terampir dan mahir.
Reflek Spinal
Refleks merupakan respon bawah sadar terhadap adanya suatu stimulus
internal ataupun eksternal untuk mempertahankan keadaan seimbang dari
tubuh. Refleks yang melibatkan otot rangka disebut dengan refleks somatis
dan Refleks yang melibatkan otot polos, otot jantung atau kelenjar disebut
refleks otonom atau visceral. (syaifuddin,2006)

C. MACAM-MACAM SARAF PADA SISTEM SYARAF PUSAT


1.      Saraf kranial
a. Pasang Saraf Kranial
Urutan Nama saraf Sifat saraf Memberikan saraf
saraf untuk dan fungsi saraf
I N. olfaktorius Sensoris Hidung sebagai alat
penciuman
II N. optikus Sensoris Bola mata untuk
penglihatan
III N. okulomotorius Motoric Penggerakan bola
mata dan mengangkat
kelopak mata
IV N. troklearis Motoric Mata memutar dan
penggerak bola mata
V N. trigeminus Motoric dan sensoris Kulit kepala dan
N. oftalmikus Motoric dan sensorik kelopak
N. maksilaris Sensorok Mata atas
Rahang atas, palatum
N. mandibularis Motoric dan sensorik dan hidung
Rahang bawah dan
lidah
VI N. abdusen Motoric Mata, penggoyang
sisi mata
VII N. fasialis Motoric dan sensorik Otot lidah,
penggerakan sisi lidah
dan selaput lendir
rongga mulut
VIII N. auditorius Sensorik Telinga, rangsangan
pendengar
IX N. glosofaringeus Sensorik dan motoric Faring, tonsil, dan
lidah rangsangan cita
rasa
X N. vagus Sensorik dan motoric Faring, laring, paru
dan esophagus
XI N. aksesorius Motoric Leher dan otot leher
XII N. hipoglosus Motoric Lidah, cita rasa, dan
otot lidah

2.      Saraf Medulla Spinalis


Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai dengan regia kolumna vertebra tempat
munculnya saraf tersebut.
a). Saraf serviks ; 8 pasang . C1 sampai C8. 
Saraf serviks melibatkan bahu, lengan, leher dan tangan. Nyeri di daerah ini
biasanya dapat ditelusuri ke saraf tersebut, dan gejala seperti nyeri lengan, kesemutan
dan leher kaku adalah karena nyeri saraf. Saraf ini juga mengontrol fungsi
tenggorokan, sinus, hidung, kelenjar tiroid, kelenjar getah bening dan diafragma.
b). Saraf toraks ; 12 pasang , T1 sampai T12. 
Saraf torakalis berjalan di sepanjang tengah punggung. Tulang belakang dada
juga berisi tulang rusuk dada. Saraf ini berjalan ke otot, jaringan dan organ internal.
Jaringan permukaan siku, tangan, dan jari-jari dipengaruhi oleh saraf tersebut. Saraf
ini juga mempengaruhi dada, lambung, jantung, paru-paru, hati, perut, pankreas,
limpa, kelenjar adrenal, ginjal dan usus kecil. Masalah yang terkait dengan daerah-
daerah ini termasuk asma, alergi, borok, dan masalah ginjal.
c). Saraf lumbal ; 5 pasang , L1 sampai L5. 
Saraf lumbal dan tulang belakang memiliki beberapa otot terbesar
yang melekat padanya. Ini juga mengontrol otot-otot ini. Saraf lumbal bertanggung
jawab untuk mengkoordinasikan otot punggung bawah, paha, kaki, betis dan kaki.
Saraf yang keluar dari saraf lumbal juga mengontrol usus besar, usus buntu, kandung
kemih, kelenjar prostat laki-laki dan organ reproduksi wanita.
d). Saraf sakral ; 5 pasang , S1 sampai S5. 
Saraf sakral terletak pada sakrum dan tulang ekor, lebih dikenal
sebagai tulang ekor. Saraf keluar melalui tulang-tulang ini mempengaruhi bokong,
pinggul, paha dan kaki. Rektum dan beberapa jaringan panggul juga dipengaruhi oleh
saraf tersebut. Masalah yang terkait dengan saraf sakral mungkin termasuk wasir,
skoliosis dan nyeri umum ketika mencoba untuk duduk.
e). Saraf koksiks ; 1 pasang.
Setelah saraf spinal meninggalkan korda melalui foramen
intervertebral, saraf kemudian bercabang menjadi empat divisi.
1.         Cabang Meningeal kecil masuk kembali ke medulla spinalis melalui
foramen sama yang digunakan saraf untuk keluar dan mempersarafi
meninges, pembuluh darah medulla spinalis dan ligamen intvertebral.
2.         Ramus Dorsal (Posterior) terdiri dari serabut yang menyebar ke arah
posterior untuk mempersarafi otot dan kulit pada bagian belakang kepala,
leher,dan pada trunkus di regia saraf kranial.
3.         Cabang Ventral (Anterior) terdiri dari serabut yang mensuplai bagian
anterior dan lateral pada trunkus dan anggota gerak.
4.         Cabang Viseral adalah bagian dari SSO . Cabang ini memiliki ramus
komunikans putih dan ramus komunikans abu-abu yang membentuk
medulla spinalis dan ganglia pada trunkus simpatis SSO.

Medula spinalis yang terpotong melintang terdiri atas bagian putih disebelah
luar yang disebut substansia alba dan bagian yang bewarna abu-abu (lebih gelap)
berbentuk huruf H atau kupu-kupu disebut substansia grisea. Di bagian tengah
terdapat saluran kecil yang disebut kanalis sentralis. (syaifuddin,2006)

D. PERBEDAAN SARAF KRANIAL DAN SARAF MEDULLA SPINALIS


1. Saraf yang terhubung ke otak disebut saraf kranial, sedangkan saraf yang
berhubungan dengan saraf tulang belakang disebut saraf spinal.
2. Fungsi saraf kranial terutama terkait dengan kegiatan yang berhubungan dengan
kepala dan leher (kecuali saraf vagus), sedangkan fungsi saraf spinal yang
berhubungan dengan semua bagian tubuh, di bawah leher.
3. Pada mamalia, ada 12 pasang saraf kranial sedangkan saraf spinal ada 31
pasang.
31 Pasang saraf spinalis
4. Kabel Spinal diberi nama sesuai dengan lokasi mereka di sumsum tulang
belakang, sedangkan saraf kranial yang ditunjuk oleh nomor seri dan nama.
5. Sebagian besar saraf kranial adalah saraf dicampur dengan pengecualian saraf
penciuman, optik, dan vestibulocochlear, sedangkan semua saraf tulang
belakang adalah saraf campuran.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Susunan saraf terdiri dari susunan saraf pusat dan saraf perifer. Susunan saraf
sentral terdiri dari otak (otak besar, otak kecil, dan batang otak) dan medula spinalis.
Otak merupakan bagian terpenting karena pusat dari semua aktivitas tubuh,
dengan berat 1400 gram, setengah padat dan berwarna kelabu kemerahan. Otak
dibagi menjadi tiga bagian yaitu serebum, serebelum, braintem. Sereta pada otak
dilindunngi oleh cairan yang bernama cairan serebrospinal yang akan melindungi
otak dari benturan yang terjadi.
Medula spinalis adalah saraf yang tipis yang merupakan perpanjangan dari
sistem saraf pusat dari otak dan melengkungi serta dilindungi oleh tulang belakang.
Fungsi utama medulla spinalis adalah transmisi pemasukan rangsangan antara perifer
dan otak.
B. Saran
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari banyaknya kekurangan-kekurangan
pembahasannya dikarenakan oleh berbagai macam faktor keterbatasan waktu,
pemikiran dan pengetahuan penulis yang terbatas, oleh karena itu untuk
kesempernuan makalah ini penulis sangat membutuhkan saran-saran dan masukan
yang bersifat membangun kepada semua pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Elaine N.marieb.2001 Human Anatomy & Physiology. Fifth Edition. Penerbit


Benjami Cummining, San Francisco USA
         Ethel Sloane. 2004 Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Alih Bahasa James
Veldman. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
       Evelin C. Pearce 2000 Anatomi dan Fisiologi Untuk Perawat. Alih Bahasa Sri
Yuliani Handoyo. Penerbit PT Gramedia, Jakarta
     Syaifuddin 2006 Anatomi dan Fisiologi Untuk Mahasiswa Akademi Keperawatan.
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
       Syaifuddin 2009 Anatomi untuk mahasiswa keperawatan. Penerbit salemba medika,
jakarta

Anda mungkin juga menyukai