MEDULA SPINALIS
DISUSUN OLEH:
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah Trauma Medula Spinalis
Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga
terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita
selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan Kritis. Kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
Trauma Medula Spinalis dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi
internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan
serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-
baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah Trauma Medula
Spinalis ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti
milik kita sebagai manusia. Semoga makalah Trauma Medula Spinalis ini dapat bermanfaat bagi
kita semuanya.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
A. Medula Spinalis...................................................................................................................................4
1. Anatomi dan Fisiologi Medula Spinalis...........................................................................................4
2. Trauma Medula Spinalis..................................................................................................................6
B. Etiologi dan Faktor Resiko Trauma Medula Spinalis..........................................................................7
C. Klasifikasi Medula Spinalis.................................................................................................................8
D. Pathway Medula Spinalis..................................................................................................................12
E. Manifestasi klinis...............................................................................................................................13
F. Pemeriksaan diagnostik / pemeriksaaan penunjang...........................................................................14
G. Penatalaksanaan Medula Spinalis......................................................................................................14
H. Komplikasi Medula Spinalis..............................................................................................................17
ASUHAN KEPERAWATAN...................................................................................................................19
1. Pengkajian Trauma Medula Spinalis.............................................................................................19
2. Diagnosa keperawatan...................................................................................................................21
3. Intervensi keperawatan..................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................26
A. Medula Spinalis
a. Arteri spinalis anterior dibentuk oleh cabang kanan dan dari segmen
intrakranial kedua arteri vertebralis.
b. Arteri spinalis posterior kanan dan kiri juga berasal dari kedua arteri
vertebralis.
c. Arteria radikularis dibedakan menjadi arteria radikularis posterior dan
anterior.
Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai dengan regia kolumna bertebra tempat
munculnya saraf tersebut, adapun saraf spinal terdiri dari:
1. Cedera stabil
a. Fleksi
Cedera ini jarang ditemukan pada daerah torakolumbal. Cedera ini stabil,
dan defisit neurologik jarang. Terapi untuk kenyamanan pasien (analgetik
dan korset) adalah semua yang dibutuhkan.
c. Kompresi Vertikal
Tenaga aksial mengakibatkan kompresi aksial dari 2 jenis : (1) protrusi
diskus ke dalam lempeng akhir vertebral, (2) fraktura ledakan. Yang
pertama terjadi pada pasien muda dengan protrusi nukleus melalui lempeng
akhir vertebra ke dalam tulang berpori yang lunak. Ini merupakan fraktura
yang stabil, dan defisit neurologik tidak terjadi. Terapi termasuk analgetik,
istirahat di tempat tidur selama beberapa hari, dan korset untuk beberapa
minggu. Meskipun fraktura ”ledakan” agak stabil, keterlibatan neurologik
dapat terjadi karena masuknya fragmen ke dalam kanalis spinalis. CT-Scan
memberikan informasi radiologik yang lebih berharga pada cedera. Jika
tidak ada keterlibatan neurologik, pasien ditangani dengan istirahat di
tempat tidur sampai gejala-gejala akut menghilang. Brace atau jaket gips
untuk menyokong vertebra yang digunakan selama 3 atau 4 bulan
direkomendasikan. Jika ada keterlibatan neurologik, fragmen harus
dipindahkan dari kanalis neuralis. Pendekatan bisa dari anterior, lateral atau
posterior. Stabilisasi dengan batang kawat, plat atau graft tulang penting
untuk mencegah ketidakstabilan setelah dekompresi.
Fraktur memengaruhi kemampuan untuk bergeser lebih jauh. Hal ini disebabkan
oleh adanyan elemen rotasi terhadap cedera fleksi atau ekstensi yang cukup untuk
merobek ligament longitudinal posterior serta merusak keutuhan arkus neural, baik
akibat fraktur pada fedekel dan lamina, maupun oleh dislokasi sendi apofiseal.
b. Fraktura ”Potong”
c. Cedera Fleksi-Rotasi
Change fracture terjadi akibat tenaga distraksi seperti pada cedera sabuk
pengaman. Terjadi pemisahan horizontal, dan fraktura biasanya tidak stabil.
Stabilisasi bedah direkomendasikan.
Hemoragi
Serabut-serabut membengkak/hancur
Spesma otot
paravebralis
Iritasi serabut Kerusakan Kerusakan Kerusakan Kerusakan lumbal Gangguan fugsi
saraf T1-T2 C5 lumbal 1 2-5 rektum dan fesika
urinaria
Perasaan nyeri, Kehilangan HR Ketidakmampuan Paraplegis
inervasi otot ejakuasi
Ketidaknyamanan interostal
kehilangan
Inkontin Inkonti
Penurunnya fungsi
esia nesia
Nyeri Akut Disfusi pergerakan sendi
Penurun Usus urine
Pola nafas seksual
an curah fungsi
tidak
jantung onal
efektif
Penekanan setempat
Gangguan
Sindrom mobilitas fisik
defisit self
Gangguan
care
integritas
kulit
E. Manifestasi klinis
Manifestasi Klinis Trauma Medula Spinalis (Brunner dan Suddarth, 2001)
1. Nyeri akut pada belakang leher, yang menyebar sepanjang saraf yang terkena
2. Paraplegia
3. Tingkat neurologik
4. Paralisis sensorik motorik total
5. Kehilangan kontrol kandung kemih (refensi urine, distensi kandungkemih)
6. Penurunan keringat dan tonus vasomoto
7. Penurunan fungsi pernafasan
8. Gagal nafas
9. Pasien biasanya mengatakan takut leher atau tulang punggungnya patah
10. Kehilangan kontrol kandung kemih dan usus besar
11. Biasanya terjadi retensi urine, dan distensi kandung kemih, penurunankeringat
dan tonus vasomotor, penurunan tekana darah diawalai denganvaskuler perifer.
12. Penurunan fungsi pernafasan sampai pada kegagalan pernafasan
13. Kehilangan kesadaran
14. Kelemahan motorik ekstermitas atas lebih besar dari ekstermitas bawah
15. Penurunan keringat dan tonus vasomotor
Tanda dan Gejala
1. Manifestasi klinis bergantung pada lokasi yang mengalami traumadan apakah
trauma terjadi secara parsial atau total. Berikut ini adalahmanifestasi berdasarkan
lokasi trauma :
2. Antara C1 sampai C5 Respiratori paralisis dan kuadriplegi, biasanya pasien
meninggal.
3. Antara C5 dan C6 Paralisis kaki, tangan, pergelangan; abduksi bahu danfleksi
siku yang lemah; kehilangan refleks brachioradialis.
4. Antara C6 dan C7 Paralisis kaki, pergelangan, dan tangan, tapi pergerakan bahu
dan fleksi sikumasih bisa dilakukan; kehilangan refleks bisep.
5. Antara C7 dan C8 Paralisis kaki dan tangan
6. C8 sampai T1 Horner's syndrome (ptosis, miotic pupils, facialanhidrosis),
paralisis kaki.
7. Antara T11 dan T12 Paralisis otot-otot kaki di atas dan bawah lutut.
8. T12 sampai L1 Paralisis di bawah lutut.
9. Cauda equine Hiporeflex atau paresis extremitas bawah, biasanya nyeridan
biasanya nyeri dan sangat sensitive terhadap sensasi, kehilangankontrol bowel dan
bladder.
10. S3 sampai S5 atau conus medullaris pada L1 Kehilangan kontrol boweldan
bladder secara total. Bila terjadi trauma spinal total atau complete cordinjury,
manifestasi yang mungkin muncul antara lain total paralysis,hilangnya semua
sensasi dan aktivitas refleks (Merck,2010).
Tanda an gejala yang akan muncul:.
1. Nyeri Nyeri dirasakan langsung setelah terjadi trauma. Hal ini dikarenakanadanya
spasme otot, tekanan dari patahan tulang atau kerusakan jaringansekitarnya.
2. Bengkak/edama Edema muncul lebih cepat dikarenakan cairan serosayang
terlokalisir pada daerah fraktur dan extravasi daerah di jaringansekitarnya.
3. Memar/ekimosis Merupakan perubahan warna kulit sebagai akibat dariextravasi
daerah di jaringan sekitarnya
4. Spasme otot Merupakan kontraksi otot involunter yang terjadi disekitarfraktur.
5. Penurunan sensasi Terjadi karena kerusakan syaraf, terkenanya syarafkarena
edema.
6. Gangguan fungsi Terjadi karena ketidakstabilan tulang yang fraktur, nyeriatau
spasme otot. paralysis dapat terjadi karena kerusakan syaraf.
7. Mobilitas abnormal Adalah pergerakan yang terjadi pada bagian-bagianyang pada
kondisi normalnya tidak terjadi pergerakan. Ini terjadi padafraktur tulang panjang.
8. Krepitasi Merupakan rasa gemeretak yang terjadi jika bagian-bagaiantulang
digerakkan. Deformitas Abnormalnya posisi dari tulang sebagaihasil dari
kecelakaan atau trauma dan pergerakan otot yang mendorongfragmen tulang ke
posisi abnormal, akan menyebabkan tulang kehilangan bentuk normalnya.
9. Shock hipovolemik Shock terjadi sebagai kompensasi jika terjadi perdarahan
hebat.
2. Diagnosa keperawatan
a. Pola napas tidak efektif b.d cedera pada medula spinalis(D.0005)
b. Nyeri akut b.d agens cedera fisik (D.0077)
c. Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas (D.0008)
d. Gangguan integritas kulit b.d faktor mekanis (D.0129)
e. Gangguan mobilitas fisik b.d kerusakan neuromuskuler (D.0054)
3. Intervensi keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
Keperawatan Hasil
1 Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan Napas (I.01011)
b.d cedera pada medula keperawatan selama 2x24
Observasi
spinalis (D.0005) jam diharapkan pola napas
membaik dengan kriteria 1. Monitor pola napas
hasil : (frekuensi, kedalaman, usaha
napas)
1. Dispnea menurun
2. Monitor bunyi napas
2. Penggunaan otot
tambahan (mis, gurgling,
bantu napas
mengi, wheezing, ronkhi
menurun
kering)
3. Pemanjangan fase
3. Monitor sputum (jumlah,
ekspirasi menurun
warna, aroma)
4. Frekuensi napas
Terapeutik
membaik
1. Pertahankan kepatenan jalan
5. Kedalaman napas
napas dengan head-tilt dan
membaik
chin-lift (jaw-thrust jika
dicurigai trauma servikal)
2. Lakukan penghisapan lendir
<15 menit
3. Berikan oksigen
Edukasi
Ajarkan batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator
2 Nyeri akut b.d agens Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (I.08238)
cedera fisik (D.0077) keperawatan selama 2x24
Observasi
jam diharapkan tingkat
nyeri menurun dengan 1. Identifikasi lokasi,
kriteria hasil : karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas
1. Keluhan nyeri
nyeri
menurun
2. Identifikasi skla nyeri
2. Meringis menurun
3. Identifikasi faktor yang
3. Gelisah menurun memperberat dan
memperingan nyeri
4. Frekuensi nadi
membaik Terapeutik
5. Pola napas 1. Berikan teknik
membaik nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri (mis.
6. Tekanan darah
kompres hangat)
membaik
2. Fasilitasi istirahat dan tidur
7. Pola tidur membaik
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
3. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik
3 Penurunan curah Setelah dilakukan tindakan Perawatan Jantung (I.02075)
jantung b.d perubahan keperawatan selama 2x24
Observasi
kontraktilitas (D.0008) jam diharapkan curah
jantung meningkat dengan 1. Identifikasi tanda/gejala
kriteria hasil : primer penurunan curah
jantung
1. Kekuatan nadi
perifer meningkat 2. Monitor tekanan darah
2. Cardiac index 3. Moitor saturasi oksigen
meningkat
4. Monitor EKG 12 Sadapan
3. Left ventricular
stroke work index Terapeutik
(LVSWI) Berikan oksigen untuk
meningkat mempertahankan saturasi oksigen
4. Stroke volume >94%
index (SVI) Edukasi
meningkat
Anjurkan beraktivitas fisik secara
5. Suara jantung S3 & bertahap
S4 menurun
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antiaritmia
4 Gangguan integritas Setelah dilakukan tindakan Perawatan Integritas Kulit
kulit b.d faktor mekanis keperawatan selama 2x24 (I.11353)
(D.0129) jam diharapkan integritas
Observasi
kulit dan jaringan
meningkat dengan kriteria Identifikasi penyebab gangguan
hasil : integritas kulit
1. Hidrasi meningkat Terapeutik
2. Perfusi jaringan 1. Ubah posisi tiap 2 jam jika
meningkat tirah baring
3. Keruskan jaringan 2. Gunakan produk berbahan
menurun ringan / alami dan
hipoalergik pada kulit sensitif
4. Kerusakan lapisan
kulit menurun Edukasi
5. Nyeri menurun 1. Anjurkan menggunakan
pelembab
6. Suhu kulit
membaik 2. Anjurkan minum air yang
cukup
3. Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
4. Anjurkan meningkatkan
asupan buah dan sayur
5 Gangguan mobilitas Setelah dilakukan tindakan Dukungan Mobilisasi (I05173)
fisik b.d kerusakan keperawatan selama 2x24
Observasi
neuromuskuler jam diharapkan mobilitas
(D.0054) fisik meningkat dengan 1. Identifikasi adanya nyeri atau
kriteria hasil : keluhan fisik lainnya
1. Pergerakan 2. Identifikasi toleransi fisik
ekstremitas melakukan pergerakan
meningkat
3. Monitor kondisi umum
2. Kekuatan otot selama melakukan mobilisasi
meningkat
Terapeutik
3. Rentang gerang
(ROM) meningkat 1. Fasilitasi aktivitas mobilisasi
dengan alat bantu (mis. pagar
4. Kaku sendi tempat tidur)
menurun
2. Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
2. Anjurkan melakukan
mobilisasi dini
3. Ajarkan mobilisasi sederhana
yang harus dilakukan (mis.
duduk di tempat tidur, duduk
di sisi tempat tidur, pindah
dari tempat tidur ke kursi)
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8, volume 2.
Jakarta : EGC.
Lawrence S Chin, Robert B and Molly G King Endowed. (2014). Spinal Cord Injuries.
Medscape Medical News. Diakses melalui http://emedicine.medscape.com/article/793582
Article about Definition of spinal cord injury. 2012. Diakses melalui
http://www.medicinenet.com/
Mahadewa T, Maliawan S. 2009. Cedera Saraf Tulang Belakang Aspek Klinis dan
Penatalaksanaannya. Denpasar: Udayana University Press
Maja, JP (2013). Diagnosis Dan Penatalaksanaan Cedera Servikal Medula Spinalis. Jurnal Biomedik: JBM ,
5 (3).
Muttaqin, Arif. 2008. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.