Disusun Oleh :
Rosinta Oktaviani NIM : 009.01.31.17
Rita Yuniarti NIM : 010.01.31.17
1
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem persarafan
(meningitis, tetanus dan mielopati). Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Ns.
Aprilliani Siburian, S. Kep, MSN selaku dosen mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah III yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan, serta pengetahuan kita mengenai asuhan keperawatan pada klien dengan
penyakit stroke.Kami juga menyadari, sepenuhnya bahwa dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang. Mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Umum................................................................................................................. 1
Bab II Pembahasan
2.1 Definisi............................................................................................................................ 2
2.2 Anatomi Fisiologi........................................................................................................... 2
2.2.1 Sistem Saraf Pusat................................................................................................ 3
2.2.2 Sistem Saraf Tepi.................................................................................................. 7
2.3 Etiologi............................................................................................................................ 9
2.4 Patofisiologi.................................................................................................................... 12
2.5 Manifestasi Klinik........................................................................................................... 15
2.6 Farmakologi.................................................................................................................... 15
2.7 Terapi Diet...................................................................................................................... 16
2.8 Asuhan keperawatan pada klien dengan stroke.............................................................. 16
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 21
3.2 Saran............................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................ 22
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Stroke timbul karena terjadi gangguan peredaran darah di otak yang
menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan
penderita menderita kelumpuhan atau bahkan kematian. Ada dua klafikasi
umum cedera serebrovaskular, yaitu stroke iskemik dan hemoragik. Stroke
iskemik terjadi akibat penyumbatan aliran darah ateri yang lama kebagian
otak dan stroke hemoragik terjadi akibat pecahnya pembuluh darah.
2
2.2.1 Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat terdiri dari otak sampai medula spinalis.
Masing-masing lindungi oleh tulang tengkorak. Sistem saraf pusat
meupakan sistem sentral pengontrol tubuh yang menerima,
menginterprestasi dan mengintegrasi semua stimulus, serta
menyampakan implus saraf otot dan kelenjar.
1. Otak
Otak manusia memiliki berat sekitar 1.400 gram dan tersusun oleh
sekitar 100 miliar neuron. Masing-masing neuron mempunyai 1.000
sampai 1.000 koneksi sinaps dengan sel sel saraf lainnya. Otak
merupakan jaringan yang konsistensinya kenyal dan terletak
didalam ruangan yang tertutup oleh kranium (tulang tengkorak) dan
diselubungi oleh jaringan yang disebut selaput meninges. Selaput
meninges dibedakan menjadi tiga, yaitu lapisan keluar yang melekat
pada tulang (duramater), lapisan tengah antara durameter dan
piameter (arachnoid), dan lapisan selaput otak yang paling dalam
yang langsung berhubungan dengan permukaan jaringan otak serta
mengikuti konvulosinya (piamater)
3
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar
(serebrum), otak depan (diensefalon) otak tengah (mesensefalon),
otak kecil (serebelum), sumsum lanjutan (medulla oblongata), dan
pons.
a Otak Besar (Serebrum)
Merupakan sruktur system saraf yang terbesar dan paling
rumit. Bagian otak ini terdiri dari sepasang hemisfer yang
tersusung oleh 3 hal:
1. Korteks serebri
2. Massa putih/ substansi alba
3. Ganglia basal
b Otak Tengah (Mesensefalon)
Segemen batang otak yang berlokasi antara diensofalon dan pons.
Bagian otak ini merupakan penghubung antara pons dan
serebelum dengan serebrum. Struktur anatomi fungsional otak
tengah terdiridari empat bagian:
1. Tektum
2. Tegmentum
3. Substansia nigra
4. Pendukulus serebri
c Otak Depan (Diensefalon)
4
d Otak Kecil (Serebelum)
Serebelum memiliki 3 fungsi utama, yaitu mempertahankan
postur dan keseimbangan, tonus otot dan koordinator gerakan
volunteer
2. Pembuluh darah otak
Sirkulasi darah ke otak ada sirkulasi anterior dan sirkulasi
posterior. Sirkulasi anterior adalah arteri karotis komunis dengan
cabang distolnya yaitu arteri karotis internal, arteri serebri media
dan arteri serebri anterior. Sirkulasi posterior adalah vertebrobasilar
yang berasal dari arteri vertebralis kanan dan kiri kemudian bersatu
menjadi arteri basilaris dan seluruh percabangannya termasuk
cabang akhirnya yaitu arteri serebri posterior kanan dan kiri.
Ada tiga sirkulasi yang membentuk sirkulasi willisi di otak.
Ketiga sirkulasi tersebut adalah 1) sirkulasi anterior terdiri dari
arteri serebri media, arteri serebri anterior dan arteri komunikans
anterior yang menghubungkan kedua arteri serebri anterior, 2)
sirkulasi posterior yang terdiri dari arteri serebri posterior dan 3)
arteri komunikans posterior yang menghubungkan arteri serebri
media dengan arteri serebri posterior. Kegunaan sirkulasi Willisi ini
adalah untuk proteksi terjaminnya pasokan darah ke otak, apabila
terjadi sumbatan di salah satu cabang. Contohnya bila terjadi
sumbatan parsial pada proksimal dari arteri serebri anterior kanan,
maka arteri serebri kanan ini akan menerima darah dan arteri
karotis komunis lewat arteri serebri anterior kiri dan arteri
komunikans anterior(modul, neurovascular perdossi,2009)
5
Sumber: The Anatomical Basis of Medicine and sugery , 2008
6
detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi,
gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.
g Sumsum Tulang Belakang
7
a. Saraf somatik
Saraf somatik terdiri dari sel-sel saraf yang menerima
dan memproses input sensorik eksternal dari reseptor
sensorik serta menghantarkannya menuju susunan saraf
pusat. Sistem ini meregulasi kontraksi volunter otot rangka,
saraf somatik terbagi menjadi 12 pasang saraf kranial, 12
pasang saraf kranial yaitu:
Kompone
Saraf Kranial n Fungsi
I. Nervus
Olfaktorius Sensorik Penciuman
II. Nervus Optikus Sensorik Penglihatan
III. Nervus
Okulomotorius Motorik Mengangkat bola mata atas konstriksi pupil
IV. Nervus
Troklearis Motorik Gerakan mata kebawah dan kedalam
Otot temporalis dan maseter (menutup
V. Nervus rahang dan mengunyah gerakan rahang
Trigeminus Motorik kelateral
VI. Nervus Abdusen Motorik Deviasi mata kelateral
Otot-otot ekspresi wajah termasuk otot
VII. Nervus Facialis Motorik dahi, sekeliling mata serta mulut
VIII. Nervus
Audiotorius Sensorik Pendengaran
IX. Nervus
Glosofaringeus Motorik Faring: menelan, refleks muntah
X. Nervus Vagus Motorik Faring: menelan
Sensorik Faring, laring: refleks muntah
XI. Nervus
Aksesorius Motorik Menggerakan kepala, leher dan bahu
XII. Nervus Hipoglosus Motorik Pergerakan lidah
8
Sumber: Buku Gangguan Sistem Persarafan, 2012
b. Saraf otonom
Saraf otonom terbagi menjadi 2 yaitu:
Sistem saraf simpatik, yang mempunyai aktifitas stimulus
khususnya pada keadaan darurat. Responnya antara lain adalah
peningkatan denyut jantung dan kekuatan otot jantung,
peningkatan gula darah dan peningkatan tekanan darah.
Sistem saraf parasimpatik, berkaitan dengan aktifitas untuk
konservasi dan restorasi, seperti penurunan denyut jantung dan
kekuatannya aktivitas gastrointestinal (pencernaan dan absorbsi
makanan).
Sumber: Ilmudasar.com,2016
2.3 Etiologi
Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu: stroke iskemik dan stroke hemoragik
a. Stroke iskemik (non hemoragik) yaitu tersumbatnya pembuluh darah
yang menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan
terhenti. 80% stroke adalah stroke iskemik.
Stroke iskemik dibagi menjadi 3 jenis , yatu :
1. Stroke trombotik: proses terbentuknya thrombus yang membuat
penggumpalan
9
2. Stroke embolik: tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah
10
2.4 Patofisiologi
Factor pencetus / etiologi Penimbunan lemak / kolesterol Lemak yang sudah nekrotik Mengandung kolesterol
yang meningkat dalam drah dan berdegenarasi dengan infiltrasi
limfosit (thrombus)
Thrombus / emboli di
cerebral Alirah darah terhambat
Stroke hemoragik Kompresi jaringan otak
Stroke non hemoragik
Eritrosit bergumpal,
Heriasi endotel rusak
Disfungsi N.II
(OPTIKUS) KERUSAKAN N.I Kerusakan Disfungsi N.XI
(Olfaktorius ), N II neurocerebrospinal N. VII (assesories)
( optikus), N. IV (Faciaslis), N.IX
Pe aliran darah (Troklearis ), N. XII (glosofaringeus )
(hipoglasus )
Pe fungsi motoric
Perubahan ketajaman Control facial/oral dan muskuluselektal
sensori, penghidu, menjadi lemah
Penurunan kemampuan
penglihatan dan
retina untuk menangkap
pengecap
obyek/bayangan
Ketidakmampuan bicara
Ketidakmampuan,
kebutaan menghidu, melihat, kelemhan pada
mengecap satu/keempat
Kerusakan articular, anggota gerak
tidak dapat berbicara
(disatria)
Resiko jatuh Mk: Ganguaan Heniparase/piagi
perubahan persepsi kanan/kiri
sensori Mk: Kerusakan
komunikasi verbal
13
Kerusakan komunikasi Tirah baring lama
Penurunan fungsi N.X
fisik
(vagus) dan
glosovaringeus
Kerusakan integritas Luka deku bitus
kulit
Proses menelan tidak
efektif
disfagia
anoreksia
Mk: Ketidakseimbangan
nutrisi dari kebutuhan
tubuh
14
2.5 Manifestasi Klinis
a Kesulitan berbicara dan kebingungan.
b Kelumpuhan atau mati rasa pada wajah, lengan atau kaki. Kesulitan
melihat dalam satu atau kedua mata.
c Sakit kepala
d Kesulitan berjalan
2.6 Farmakologi :
1) Stroke iskemik
Untuk mengobati stroke iskemik, aliran darah ke otak harus cepat
dikembalikan dengan beberapa prosedur berikut:
Terapi dengan obat penghancur gumpalan darah harus dimulai dalam
4,5 jam jika mereka diberikan ke pembuluh darah (semakin cepat,
semakin baik). Perawatan cepat tidak hanya meningkatkan peluang
pasien untuk bertahan hidup tetapi juga dapat mengurangi komplikasi.
Obat yang mungkin diberikan adalah injeksi intra-vena activator
plasminogen jaringan (tPA) injeksi intra-vena activator plasminogen
jaringan rekombinan (tPA), juga disebut alteplase, dianggap sebagai
pengobatan standar untuk stroke iskemik. Injeksi (tPA) biasanya
diberikan di melalui vena di lengan.
2) Stroke hemoragik
Stroke hemoragik berfokus pada pengendalian pendarahan dan
mengurangi tekanan di otak. Pasien yang mengkonsumsi warfarin
(coumadin, jantoven) atau obat anti platelet seperti clopidogrel (Plavix)
untuk mencegah pembekuan darah, sebaiknya diberikan obat-obatan
transfuse produk darah untuk melawan efek pengencer darah. Selain
itu, pasien dapat diberikan obat untuk menurunkan tekanan diotak
15
(tekanan intrakranial), menurunkan tekanan darah, dan mencegah
vasospasme atau kejang. Setelah pendarahan diotak berhenti, perawatan
biasanya melibatkan perawatan medis yang membantu tubuh menyerap
darah. Jika area perdarahan besar, dokter mungkin melakukan oeprasi
untuk
A. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakmampuan untuk mencerna makanan, penurunan fungsi hipoglosus
2. Hambatan komunikasi verbal b.d penurunan fungsi otot facial / oral
3. Kerusakan mobilitas fisik b.d hemiparesis, kehilangan keseimbangan dan
koordinasi, spastisitas dan cedera otak.
16
Yang ditandai dengan : nutrisi makanan
- Kolaborasi dengan ahli
Kram abdomen
Setelah dilakukan tindakan gizi untuk menentukan
Nyeri abdomen
keperawatan 3x24 jam. jumlah kalori dan nutrisi
Menghindari makanan Dengan kriteria hasil : yang dibutuhkan pasien
Berat badan 20% atau lebih dibawah - Adanya peningkatan - Anjurkan pasien untuk
berat badan ideal bearat badan sesuai meningkatkan intake fe
Kerapuhan kapiler dengan tujuan - Anjurkan pasien untuk
Diare - Berat badan ideal sesuai meningktakan protein dan
Kehilangan rambut berlebihan dengan tinggi badan vitamin c
Bising usus hiperaktif - Mampu mengidentifikasi - Berikan substansi gula
Kurang makanan kebutuhan nutrisi - Yakinkan diet yang
Kurang informasi - Tidak ada tanda tanda dimakan mengandung
Kurang minat pada makanan malnutrisi tinggi serat utnuk
Penurunan berat badan dengan asupan - Menunjukkan mencegah konstipasi
makanan adekuat peningkatan fungsi - Berikan makanan yang
pengecapan dari menelan terpilih (sudanh
Kesalahan konsepsi
- Tidak terjadi penurunan dikonsultasikan dengan
Kesalahan informasi
berat badan yang berarti ahli gizi)
Membran mukosa pucat
Ketidakmampuan memakan makanan - Monitor numlah nutrisi
17
nutrient atau orang tua selama
Ketidakmampuan untuk mencerna makan
makanan - Monitor lingkungan
Faktor psikologis selama makan
- Jadwalkan pengobatan
dan tindakan tidak
selama jama makan
- Monitor kulit kering
dan perubahan
pigmentasi
- Monitor turgor kulit
- Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
- Monitor mual dan
muntah
- Monitor kadar
albumin, total
protein,Hb, dan kadar
Ht
- Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
- Monitor pucat,
kemerahan,dan
kekeringan jaringan
kongjungtiva
- Monitor kalori dan
intake nutrisi
18
Yang ditandai dengan : pasien saat latihan
Setelah dilakukan tindakan - Konsultasikan dengan
Penurunan waktu reaksi
keperawatan 3x24 jam. terapi fisik tentang
Kesulitan membolak balik posisi
Dengan kriteria hasil : rencana ambulasi
Melakukan aktifitas lain sebagai - Klien meningkatkan sesuai dengan
pengganti pergerakan (misal :
dalam aktifitas fisik kebutuhan
meningkatkan perhatian pada aktifitas
- Mengerti tujuan - Bantu klien untuk
orang lain, mengendalikan prilaku,
dari peningkatan menggunakan tongkat
focus pada ketunadayaan atau aktifitas
mobilitas saat berjalan dan
sebelum sakit)
- Memverbalisasikan cegah terhadap cidera
Dispnea setelah beraktifitas
perasaan dalam - Kaji kemampuan klien
Perubahan cara berjalan meningkatkan dalam mobilisasi
Gerakan bergetar kekuatan dan - Latih klien dalam
Keterbatasan kemampuan melakukan kemampuan pemenuhan kebutuhan
keterampilan motoric halus berpindah ADLS secara mandiri
Keterbatasan kemampuan melakukan - Memperagakan sesuai kemampuan
keterampilan motoric kasar penggunaan alat - Damping dn bantu
Tremor akibat pergegerakan sendi abntu untuk klien saat mobilisasi
Ketidakstabilan fostur mobilisasi ( wolker ) dan bantu penuhi
kebetuhan ADLS
klien
- Ajarkan klien
bagaimana merubah
posisi dan berikan
bantuan jika
diperlukan
19
Tidak ada kontak mata tulisan, dan non verbal wicara
Tidak dapat bicara meningkat - Dorong pasien untuk
Kesulitan menyusun kalimat Komunikasi ekspresif berkomunikasi secara
20
Kondisi psikologi
Stress
Efek samping obat (misal : agen
farmaseutikal)
BAB III
PENUTUP
3.1
3.1 Kesimpulan
Stroke timbul karena terjadi gangguan peredaran darah di otak yang
menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan
penderita menderita kelumpuhan atau bahkan kematian (Batticaca, 2008).
Ada dua klafikasi umum cedera serebrovaskular, yaitu stroke iskemik dan
hemoragik.
Stroke iskemik yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang
menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti,
sedangkan stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya
pembuluh darah otak.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan pedoman pada banyak banyak sumber yang dapat dipertanggung
21
jawabkan. Maka dari itu penulis mengharapakan kritik dan saran mengenai
pembahasan makalah dalam kesimpulan diatas.
Daftar Pustaka
Nurarif, Huda, Amin & Kusuma, Hadi. 2016 .Asuhan Keperawatan Praktis. Edisi
Revis Jilid 2.Jogjakarata:MediaAction
Muttaqin, Arif. 2012. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika
Rudi haryono, ns., M. Kep. & Maria Putri Sari Utami, M. Kep. 2019. Keperawatan
Medikal Bedah II
22
23