KELOMPOK VII
IMROATUR ROSIDAH (201801108)
INDAH SUWANDEWI (201801109)
ANDRIAN BIMA WICAKSONO (201801096)
NILUH GABRIELA (201801119)
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Meningitis”
dengan sebaik-baiknya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah mengalami berbagai hal baik
suka maupun duka. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan
selesai dengan lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, serta
bimbingan dari berbagai pihak. Sebagai rasa syukur atas terselesainya makalah ini,
maka dengan tulus penulis sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut
membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan dapat diterapkan dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang berhubungan
dengan judul makalah ini.
Penyusun
Kompok VII
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan.............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
A. Anatomi Fisiologi...........................................................................................
B. Konsep Medis.................................................................................................
C. Terapi Komplementer.....................................................................................
D. Pencegahan Primer,Sekunder, Tersier...........................................................
E. Proses Keperawatan........................................................................................
BAB III PENUTUP....................................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meningitis merupakan peradangan yang terjadi pada selaput otak (araknodia
dan piamater) yang di sebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur .
Di negara – negara yang sedang berkembang, termasuk indonesia, penyakit
infeksi ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama. Salah
satunya adalah infeksi akut selaput otak yang disebabkan oleh bakteri dan
menimbulkan purulen pada cairan otak, sehingga dinamakan meningitis purulenta.
Di samping angka kematiannya yang masih tinggi, banyak penderita yang
menjadi cacat akibat keterlambatan dalam diagnosis dan pengobatan. Meningitis
purulenta merupakan keadaan gawat darurat. Terapi yang diberikan bertujuan
memberantas penyakit infeksi disertai perawatan intensif suportif, untuk
membantu pasien melalui masa kriyis. Pemberian antibiotik yang cepat dan tepat,
serta dengan dosis yang sesuai, penting untuk menyelamatkan nyawa dan
mencegah terjadinya cacat. Oleh karena itu, petugas kesehatan khususnya perawat,
wajib mengetahui gejala – gejala dan tanda – tanda meningitis purulenta serta
penatalaksanaannya.
Dewasa ini penyakit meningitis merupakan penyakit yang serius karena
letaknya dekat dengan otak dan tulang belakang sehingga dapat menyebabkan
kerusakan kendali gerak, pikiran, bahkan kematian. Kebanyakan kasus meningitis
disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur atau parasit yang
menyebar dalam darah dan cairan otak.
Daerah “Sabuk Meningitis” di Afrika terbentang dari Senegal di barat
Ethiopia di timur. Daerah ini ditinggali kurang lebih 300 juta jiwa manusia. Pada
1996 terjadi wabah meningitis dimana 250.000 orang menderita penyakit ini
dengan 25.000 korban jiwa. Meningitis bacterial terjadi pada kira-kira 3 per
100.000 orang setiap tahunnya di Negara-negara barat. Studi populasi secara luas
memperlihatkan bahwa meningitis virus lebih sering terjadi sekitar 10,9 per
100.000 orang, dan lebih sering terjadi pada musim panas. Di Brasil, angka
meningitis bacterial lebih tinggi, yaitu 45,8 per 100.000 orang setiap tahun.
Oleh karena itu mengingat jumlah penyebaran penyakit infeksi meningitis
semakin hari semakin meningkat, kami bermaksud untuk mengulas lebih lanjut
mengenai penyakit Meningitis melalui makalah yang berisi laporan pendahuluan
serta asuhan keperawatan teori.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Anatomi Fisiologi Meningitis?
2. Apa saja Konsep Medis Meningitis?
3. Apa saja Terapi Komplementer Miningitis?
4. Bagaimana Pencegahan Primer, Sekunder, dan Tersier Miningitis?
5. Bagaimana Proses Keperawatan secara Teori?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah Meningitis ini yakni sebagai syarat untuk
memenuhi tugas dari dosen mata kuliah dan mahasiswa dapat mengetahui tentang
antara lain:
1. Untuk mengetahui apa saja Anatomi Fisiologi Meningitis
2. Untuk mengetahui apa saja Konsep Medis Meningitis
3. Untuk mengetahui apa saja Terapi Komplementer Meningitis
4. Untuk mengetahui bagaimana Pencegahan Primer, Sekunder, dan Tersier
Meningitis
5. Untuk mengetahui bagaimana Proses Keperawatan secara Teori
BAB II
PEMBAHASAN
A. ANATOMI FISIOLOGI
1. Otak
Otak merupakan suatu alat tubuh yang sangat penting karena merupakan
pusat komputer dari semua alat tubuh, bagian dari saraf sentral yang terletak
di dalam rongga tengkorak (kranium) yang dibungkus oleh selaput otak yang
kuat
2. Perkembangan Otak
Otak terletak dalam rongga kranium (tengkorak) berkembang dari sebuah
tabung yang mulanya memperlihatkan tiga gejala pembesaran otak awal
a. Otak depan menjadi hemister serebri, korpus striatum, talamus serta
hipotalamus
b. Otak tengah, tegmentum, krus serebrium, korpus kuadrigeminus
Peningkatan TIK
Gangguan fungsi
sistem regulasi
Hipertemia
Perubahan Gangguan
keseimbangan dan mobilitas fisik
sel netron
Gangguan
Difusi ion kalium
perfusi jaringan
dan natrium
Lepas muatan
listrik
kejang
Berkurangnya
koordinasi otot
Resiko trauma
fisik
6. Manifestasi Klinis
Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK :
a. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering
b. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif,
dan koma.
c. Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sebagai berikut:
1) Rigiditas nukal ( kaku leher ). Upaya untuk fleksi kepala mengalami
kesukaran karena adanya spasme otot-otot leher.
2) Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam
keadan fleksi kearah abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan
sempurna.
3) Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi
lutut dan pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah
pada salah satu sisi maka gerakan yang sama terlihat peda sisi
ektremita yang berlawanan.
d. Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya.
e. Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat
eksudat purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda perubahan
karakteristik tanda-tanda vital(melebarnya tekanan pulsa dan bradikardi),
pernafasan tidak teratur, sakit kepala, muntah dan penurunan tingkat
kesadaran.
f. Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis meningokokal.
g. Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia : demam tinggi tiba-
tiba muncul, lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati
intravaskuler diseminata.
7. Klasifikasi
Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang
terjadi pada cairan otak, yaitu :
a. Meningitis serosa
Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan
otak yang jernih. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium
tuberculosa. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan
Ricketsia.
b. Meningitis purulenta
Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak
dan medula spinalis. Penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumoniae
(pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus
haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae,
Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.
8. Pencegahan
a. Istirahat yang cukup
b. Menghindari asap rokok
c. Jaga jarak dengan orang yang terinfeksi
d. Cuci tangan tiap kali beraktifitas
e. Rutin berolahraga
f. Jangan berbagi makanan atau barang pribadi
g. Gunakan masker
h. Pilih makanan yang telah dipasteurisasi
Selain beberapa upaya di atas, pencegahan meningitis juga dapat
dilakukan dengan menerima vaksin atau imunisasi. Beberapa vaksin yang
digunakan untuk mencegah meningitis meliputi :
1) Vaksin pneumococcal. Vaksin ini memberikan perlindungan terhadap
bakteri pneumococcal.
2) Vaksin Hib. Vaksin ini melindungi pasien dari bakteri haemophilus
influenzae tipe B penyebab meningitis.
3) Vaksin Men C. Vaksin ini melindungi pasien dari bakteri
meningococcal grub C.
4) Vaksin MMR. Vaksin ini berfungsi untuk melindungi pasien dari
kondisi yang memicu meningitis, seperti gondongan,campak, dan
rubella.
5) Vaksin ACWY. Vaksin ini memberi perlindungan pada pasien
terhadap bakteri meningococcal grub A,C,W, dan Y.
6) Vaksin meningitis B. vaksin meningitis B berfungsi untuk melindungi
pasien dari bakteri meningococcal tipe B.
9. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis lebih bersifat mengatasi etiologi dan perawat
perlu menyesuaikan dengan standar pengobatan sesuai tempat bekerja yang
berguna sebagai bahan kolaborasi dengan tim medis. Secara ringkas
penatalaksanaan pengobatan meningitis meliputi pemberian antibiotic yang
mampu melewati barier darah otak ke ruang subarachnoid dalam konsentrasi
yang cukup untuk menghentikan perkembangbiakan bakteri. Baisanya
menggunakan sefaloposforin generasi keempat atau sesuai dengan hasil uji
resistensi antibiotic agar pemberian antimikroba lebih efektif digunakan.
a. Obat anti-infeksi (meningitis tuberkulosa):
1) Isoniazid 10-20 mg/kgBB/24 jam, oral, 2x sehari maksimal 500 mg
selama 1 setengah tahun.
2) Rifampisin 10-15 mg/kgBB/24 jam, oral, 1 x sehari selama 1 tahun.
3) Streptomisin sulfat 20-40 mg/kgBB/24 jam, IM, 1-2 x sehari selama 3
bulan.
b. Obat anti-infeksi (meningitis bakterial):
1) Sefalosporin generasi ketiga
2) Amfisilin 150-200 mg/kgBB/24 jam IV, 4-6 x sehari
3) Klorafenikol 50 mg/kgBB/24 jam IV 4 x sehari.
c. Pengobatan simtomatis:
1) Antikonvulsi, Diazepam IV; 0,2-0,5 mgkgBB/dosis, atau rectal: 0,4-0,6
mg/kgBB, atau fenitoin 5 mg/kgBB/24 jam, 3 x sehari atau Fenobarbital
5-7 mg/kgBB/24 jam, 3 x sehari.
2) Antipiretik: parasetamol/asam salisilat 10 mg/kgBB/dosis.
3) Antiedema serebri: Diuretikosmotik (seperti manitol) dapat digunakan
untuk mengobati edema serebri.
4) Pemenuhan oksigenasi dengan O2.
5) Pemenuhan hidrasi atau pencegahan syok hipovolemik: pemberian
tambahan volume cairan intravena.
10. Komplikasi
a. Hidrosefalus obstruktif
b. MeningococcL Septicemia ( mengingocemia )
c. Sindrome water-friderichen (septik syok, DIC,perdarahan adrenal
bilateral)
d. SIADH ( Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone )
e. Efusi subdural
f. Kejang
g. Edema dan herniasi serebral
h. Cerebral palsy
i. Gangguan mental
j. Gangguan belajar
k. Attention deficit disorder
C. TERAPI KOMPLEMENTER
1. Homoeopati
Meskipun beberapa studi telah meneliti efektivitas terapi homeopati yang
spesifik, homeopaths profesional dapat mempertimbangkan solusi berikut ini
untuk membantu meringankan gejala meningitis, di samping perawatan medis
standar. Sebelum meresepkan obat, homeopaths memperhitungkan tipe
konstitusional seseorang - fisik, emosional, dan psikologis anda. Seorang ahli
homeopathy berpengalaman menilai semua faktor ini ketika menentukan
pengobatan yang paling tepat untuk setiap individu.
a. Apis mellifica - untuk meningitis pada anak-anak dengan sakit kepala
intens seperti mereka yang mengenakan kepala mereka ke dalam bantal.
b. Arnica montana - untuk meningitis setelah operasi atau cedera kepala.
Obat ini paling tepat bagi individu yang sering tidak tegas dan merasa
tidak ada yang salah dengan mereka.
c. Belladonna - untuk tiba-tiba mengalami demam tinggi yang menyertai
meningitis. Obat ini paling tepat bagi individu yang panas dan memerah
dengan pupil lebar, dan mungkin memiliki mimpi buruk dan delusi.
2. Bryonia - untuk meningitis dengan gangguan kesadaran dan gerakan
karakteristik mulut di mana rahang bergerak dari sisi ke sisi cukup pesat
dalam cara yang agak berkerut.
3. Helleborus - untuk meningitis dengan gangguan kesadaran dan pingsan.
Individu juga mungkin sedih dan memohon bantuan. Gemetar atau bergulir
kepala juga dapat terjadi.
4. Hyocyamus - untuk meningitis dengan kejang kekerasan yang terjadi dengan
jeritan dan grinding gigi.
Perawatan ini tidak boleh digunakan untuk meningitis tanpa arah dan
pengawasan oleh dokter homeopati yang terlatih dan bersertifikat.
5. Terapi Ozone
Selain Imunisasi, pencegahan penularan penyebab meningitis dapat
dilakukan dengan Ozone Therapy baik dengan metode Saline atau Apheresis.
Ozone Therapy Selain membunuh Bakteri, Virus, dan Jamur, Ozone dapat
merangsang dan meningkatkan imunitas tubuh, memperbaiki sirkulasi
jaringan, mempercepat epitelisasi jaringan dan merangsang regenerasi sel.
D. PENCEGAHAN PRIMER,SEKUNDER, TERSIER
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer dilakukan untuk mencegah timbulnya faktor resiko
meningitis bagi individu yang belum mempunyai faktor resiko dengan
melaksanakan pola hidup sehat. Pencegahan penyakit infeksi meningitis dapat
dilakukan dengan pemberian vaksin pada bayi agar mendapatkan kekebalan
tubuh terhadap bibit penyakit tersebut.
Untuk meningitis dengan bakteri Haemophilus influenza dapat dicegah
dengan pemberian imunisasi vaksin gabungan H. influenza tipe b yang dapat
diberikan mulai pada sekitar usia 2 bulan atau sesegera mungkin sesudahnya.
Untuk mencegah terinfeksi meningitis bakteri N. meningitidis pada anak
resiko tinggi umur di atas 2 tahun dianjurkan untuk mendapatkan vaksin
quadrivalen meningokokus terhadap serogrup A, C, Y, dan W135. Vaksin ini
dapat diberikan untuk kontak terpajan dan selama epidemik penyakit
meningokokus.
Untuk penderita resiko tinggi meningitis bakteri S. pneumonia harus
mendapat vaksin pneumokokus. Sedangkan pada meningitis virus, dapat
dicegah dengan pemberian vaksin virus yang efektif untuk polio, campak,
parotitis, dan rubella. Pencegahan juga dapat dilakukan dengan mengurangi
kontak langsung dengan penderita, mengurangi tingkat kepadatan di
lingkungan perumahan dan lingkungan seperti barak, sekolah, tenda, dan
kapal.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan diagnosis dini dan
pengobatan segera.
3. Pencegahan Tersier
Pada tingkat pencegahan ini bertujuan untuk menurunkan kelemahan
dan kecacatan akibat meningitis dan membantu penderita untuk melakukan
penyesuaian terhadap kondisi-kondisi yang tidak diobati lagi, dan mengurangi
kemungkinan untuk mengalami dampak neurologis jangka panjang misalnya
tuli atau ketidakmampuan untuk belajar.32 Fisioterapi dan rehabilitasi juga
dapat dilakukan untuk mencegah dan mengurangi cacat
E. PROSES KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identifikasi pasien
Pada pengkajian identitas yang perlu ditekankan adalah umur, karena
Meningitis paling sering menyerang anak-anak dengan usia < 15 tahu n
b. Keluhan utama
Alasan paling menonjol pada pasien Meningitis ketika dating ke RS
adalah penurunan kesadaran, kejang dan anak lemah
c. Riwayat penyakit sekarang
Didapatkan ada-ada keluhan panas mendadak yang disertai menggil dan
saat demam kesadaran komposmentis . turunnya panas terjadi antara hari
ke-3 s/d ke-7 dan anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai keluhan
batuk, pilek, nyeri telan, mual muntah, anoreksia, diare/konstipasi, sakit
kepala, nyeri oto dan persendian, nyeri ulu hati dan pendarahan pada
kulit, gusi dll
d. Riwayat penyakit dahulu/yang pernah dialami
Penyakit apapun yang pernah diderita, pada Meningitis anak baru
mengalami serangan ulangan Meningitis dengan tipe virus dan bakteri
yang berbeda
e. Riwayat imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan
timbulnya komplikasi dapat dihindarkan
f. Riwayat gizi
Status gizi anak yang terkena Meningitis dapat bvervariasi karena semua
anak dengan status gizi baik maupun buruk dapat beresiko bila terdapat
factor predisposisinya. Anak yang menderita Meningitis sering
mengalami keluhan mual muntah, dan nafsu makan .Bila kondisi ini
berlanjut dan tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi yang cukup maka
akn mengalami
g. Kondisi lingkungan
Menigitis sering diderita oleh orang-orang yang tinggal didaerah padat
penduduk & lingkungan yang kurang bersih hingga menyebabkan
munculnya virus dan bakteri
h. Pola kebiasaan
1) Nutrisi & Metabolisme : Nafsu makan menurun
2) Eliminasi : Pada Meningitis grade III- IV dapat terjadi
hematuna
3) Istirahat Tidur : Anak dapat mengalami kurang tidur akibat
nyeri oto/
Persendian
4) Kebersihan : b/d upaya keluarga untuk menjadi kebersihan
lingkungan, terutama sarang nyamuk
5) Perilaku : b/d tanggapan/ respon keluarga bila ada
anggota keluarga
yang sakit atau bagaimana untuk menjadi
kesehatan.
i. Pemeriksaan Fisik
Berdasarkan Grade Meningitis keadaan fisik anak adalah sebagai berikut :
1) Grade I : Kesadaran komposmentis, kead umum lemah,
adanya
perdarahan spontan TD & N lemah
2) Grade II : Kesadaran komposmentis, keadaan umum lemah,
nadi lemah,
kecil & tidak teratur serta TD menurun
3) Grade III : Kesadaran apatis, somnolen, lemah, N lemah,
kecil dan
tidak bisa teratur serta TD menurun
4) Grade IV : Kesadaran koma, N tidak teraba, TD tidak dapat
diukur, rr
tidak teratur, aknal dingin, berkeringat & kulit
tampak biru.
j. Kepala & Leher
Muka tampak kemerahan karena demam, konjungtiva anemis & epitaksis
pada ge II, III & IV Mukosa mulut kering, eksmosis & nyeri telan.
k. Dada
Bentuk simetris, kadang terdapat sesak napas. Pada px poto thorax
terdapat cairan yang tertimbun pada panu kanan (efusi pleura). Ronkhi
biasanya terdapat pada gr III & IV.
l. Abdomen
Biasanya mengalami nyeri tekan, hepatomegali & asitas.
m. Sistem Integumen
Adanya ptekia pada kulit, turgor mnurun , muncul keringat dingin &
lembab, kuku sianomis, CRT >3 dtik.
n. Ekstermitas
Akral dingin, nyeri otot & persendian.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Intoleransi Aktivitas b/d Kelemahan otot umum
sekunder
b. Ketidakefektifan jalan nafas b/d kejang
c. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak b/d
penyumbatan
3. Rencana Perawatan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Smeltzer (2001), Meningitis merupakan radang pada meningen
(membran yang mengelilingi otak dan medula spinalis) dan disebabkan oleh
virus, bakteri atau organ-organ jamur.
Penyebab dari penyakit meningitis antara lain Bakteri; Mycobacterium
tuberculosa, Diplococcus pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitis
(meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus,
Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas
aeruginosa. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia
Faktor predisposisi yang berperan antara lain jenis kelamin laki laki lebih
sering dibandingkan dengan wanita. Faktor maternal anatar lain ruptur membran
fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir kehamilan. Sedangkan faktor
imunologinya adalah defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin.
Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan dengan
sistem persarafan. Meningitis dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu
Meningitis serosa dan Meningitis purulenta.
Intervensi yang dapat diberikan kepada pasien dengan meningitis antara lain:
a. beri tindakan isolasi sebagai pencegahan Tirah baring dengan posisi kepala
datar.
b. Pantau adanya kejang
c. Letakkan kantung es pada kepala, pakaian dingin di atas mata, berikan posisi
yang nyaman kepala agak tinggi sedikit, latihan rentang gerak aktif atau pasif
dan masage otot leher.
d. Kaji derajat imobilisasi pasien.
e. Pantau perubahan orientasi, kemamapuan berbicara,alam perasaaan, sensorik
dan proses pikir.
f. Kaji status mental dan tingkat ansietasnya
B. SARAN
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya mahasiswa
keperawatan dapat memperoleh ilmu yang lebih tentang penyakit meningitis dan
bagaimana penerapan asuhan keperawatan pada pasien dengan meningitis.
Semoga makalah ini dapat dijadikan sumber literature yang layak digunakan
untuk mahasiswa
DAFTAR PUSTAKA
Amin Huda Nurarif , 2013. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
Nanda . Edisi 2 Jakarta: Media action