DISUSUN OLEH :
Kelompok 11
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah adalah salah
satu sarana untuk mengembangkan kreativitas mahasiswa juga pengetahuan yang
dimiliki mahasiswa. Makalah ini merupakan suatu sumbangan pikiran dari penulis
untuk dapat digunakan oleh pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................01
1.1 Latar Belakang.......................................................................................01
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................02
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................02
1.4 Manfaat Penulisan..................................................................................02
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Meningitis................................................................................03
2.2 Etiologi Meningitis................................................................................03
2.3 Menifestasi Klinis Meningitis................................................................04
2.4 Klasifikasi Meningitis............................................................................04
2.5 Patofisiologi Meningitis.........................................................................05
2.6 Pathways Meningitis..............................................................................06
2.7 Komplikasi Meningitis...........................................................................08
2.8 Pemeriksaan Diagnostic Meningitis......................................................08
2.9 Penatalaksanaan Klinis Meningitis........................................................10
2.10Pengkajian Meningitis...........................................................................11
2.11Analisa Data Penyakit Meningitis.........................................................13
2.12Diagnosa Keperawatan..........................................................................20
2.13Rencana Asuhan Keperawatan Meningitis............................................25
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian..............................................................................................50
3.2 Analisa Data...........................................................................................51
3.3 Diagnosa Keperawatan..........................................................................55
3.4 Perencanaan Keperawatan.....................................................................57
3.5 Implementasi Keperawatan....................................................................72
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan............................................................................................82
4.2 Saran......................................................................................................82
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................83
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan meningitis?
2. Apa penyebab dari meningitis?
3. Bagaimana konsep penyakit menginitis?
4. Bagaimana konsep asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien
dengan meningitis?
2.1 Definisi
Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak
dan medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ
jamur (Smeltzer & Bare, 2001).
Definisi lain menyebutkan bahwa meningitis adalah peradangan pada
selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal column yang
menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat (Muttaqin, 2008).
2.2 Etiologi
Meningitis disebabkan oleh berbagai macam organisme, antara lain :
1. Kuman sejenis
Pneumococcus sp, Hemofilus influenza, Staphylococcus, Streptococcus,
E. coli, Meningococcus, dan Salmonella yang merupakan penyebab
infeksi pada tempat lain pada tubuh dan masuk melalui aliran darah
(hematogen).
2. Komplikasi penyebaran tuberculosis primer biasanya dari paru dan
perluasan langsung dari infeksi (perkontinuitatum).
3. Implantasi langsung seperti akibat trauma kepala terbuka, tindakan
bedah otak, pungsi lumbal.
4. Aspirasi dari cairan amnion dan infeksi kuman secara transplasental
pada neonatus.
5. Faktor predisposisi
Jenis kelamin laki-laki lebih sering dibandingkan wanita.
6. Faktor imunologi
Defisiensi mekanisme imun, defisiensi immunoglobulin.
2.3 Manifestasi Klinis
1. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering)
2. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif,
dan koma.
3. Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sebagai berikut :
- Rigiditas nukal ( kaku leher )
Upaya untuk fleksi kepala mengalami kesukaran karena adanya
spasme otot-otot leher.
- Tanda kernik positif
Ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam keadan fleksi kearah
abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna.
- Tanda brudzinki
Bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi lutut dan pinggul.
Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah satu sisi
maka gerakan yang sama terlihat peda sisi ektremitas yang
berlawanan.
4. Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya.
5. Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat
eksudat purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda perubahan
karakteristik tanda-tanda vital (melebarnya tekanan pulsa dan
bradikardi), pernafasan tidak teratur, sakit kepala, muntah dan
penurunan tingkat kesadaran.
6. Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis meningokokal.
7. Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia :
Demam tinggi tiba-tiba muncul, lesi purpura yang menyebar, syok dan
tanda koagulopati intravaskuler diseminata (Muttaqin, 2008).
2.4 Klasifikasi
Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi
pada cairan otak, yaitu :
1. Meningitis serosa
Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan
otak yang jernih. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium
tuberculosa. Penyebab lainnya Virus, Toxoplasma gondhii dan
Ricketsia.
2. Meningitis purulenta
Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan
medula spinalis. Penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumoniae
(pneumococcus), Neisseria meningitis (meningococcuss), Streptococcus
haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae,
Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa
(Smeltzer & Bare, 2008).
2.5 Patofisiologi
Secara umum patofisiologi meningitis yaitu :
Infeksi mikroorganisme terutama bakteri dari golongan kukus seperti
streptococcus, staphylococcus, meningococcus, pneuemococcus, dan dari
golongan lain seperti tersebut diatas menginfeksi tonsil, bronkus, dan
saluran cerna. Mikroorganisme tersebut mencapai otak mengikuti aliran
darah. Di otak mikro organisme berkembang biak membentuk koloni.
Koloni mikroorganisme itulah yang mampu menginfeksi lapisan otak atau
meningen. Kumpulan toksik mikroorganisme, jaringan meningen yang
rusak, cairan sel berkumpul menjadi satu membentuk cairan yang kental
yang disebut pustula. Karena sifat cairannya tersebut penyakit ini populer
disebut meningitis purulenta. Toxic yang dihasilkan oleh mikroorganisme
melalui hematogen sampai ke hipotalamus.
Respon saraf perifer juga tidak bisa berlangsung secara kondusif, ini yang
secara klinis dapat memunculkan respon yang patologis pada jaringan
tersebut seperti munculnya tanda kernig dan brudinsky. Kejang yang terjadi
dapat mengakibatkan spasme pada otot bronkus, kemudian spasme dapat
mengakibatkan penyempitan jalan nafas.
2.6 Pathways
Di halaman berikutnya
↓ aliran darah ke otot
↓
↑ TD sistemik
↓ Suhu tubuh ↑
Kesadaran ↓ ↓
↓ Hipertermia
Respon berkurang
↓
Gg sensori persepsi
7
2.7 Komplikasi Meningitis
1. Hidrosefalus obstruktif
2. Meningococcal Septicemia (mengingocemia)
3. Sindrome water-friderichen
Septik syok, DIC, dan perdarahan adrenal bilateral
4. SIADH (Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone)
5. Efusi subdural
6. Kejang
7. Edema dan herniasi serebral
8. Cerebral palsy
9. Gangguan mental
10. Gangguan belajar
11. Attention deficit disorder
8
Pasien berbaring terlentang dan pemeriksaan meleteakkan tangan
kirinya dibawah kepala dan tangan kanan diatas dada pasien
kemudian dilakukan fleksi kepada dengan cepat kearah dada sejauh
mungkin. Tanda brudzinski I positif atau negatif bila pada
pemeriksaan terjadi fleksi involunter pada leher. (Harsono. 2007).
- Pemeriksaan tanda Brudzinski II (Brudzinski kontra lateral tungkai)
Pasien terbaring terlentang dan dilakukan fleksi pasif paha pada
sendi panggul (seperti pada pemeriksaan kernig). Tanda brudzinski
II positif atau negatif bila pada pemeriksaa terjadi fleksi involunter
pada sendi panggul dan lutut kontralateral. (Harsono. 2007)
2. Analisis CSS dari fungsi lumbal
Pada meningitis bakterial terdapat tekanan yang meningkat, cairan
keruh/berkabut, jumlah sel darah putih dan protein meningkat glukosa
meningkat, kultur positif terhadap beberapa jenis bakteri. Sedangkan
pada meningitis virus terdapat tekanan yang bervariasi, cairan CSS
biasanya jernih, sel darah putih meningkat, glukosa dan protein biasanya
normal, kultur biasanya negatif, kultur virus biasanya dengan prosedur
khusus.
3. Glukosa serum : meningkat ( meningitis )
4. LDH serum : meningkat ( meningitis bakteri )
5. Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil (
infeksi bakteri )
6. Elektrolit darah : Abnormal .
7. ESR/LED : meningkat pada meningitis
8. Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine : dapat mengindikasikan
daerah pusat infeksi atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi
9. MRI/ CT Scan : dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat
ukuran/letak ventrikel; hematom daerah serebral, hemoragik atau tumor
10. Ronsen dada/kepala/ sinus ; mungkin ada indikasi sumber infeksi intra
kranial.
2.9 Penatalaksanaan Klinis
a. Medis (Farmakologi)
Penatalaksanaan medis lebih bersifat mengatasi etiologi dan perawat
perlu menyesuaikan dengan standar pengobatan sesuai dengan tempat
bekerja yang berguna sebagai bahan kolaborasi dengan tim medis.
Penatalaksaan pengobatan meningitis meliputi pemberian antibiotic
yang mampu melewati barrier darah ke ruang sub arachnoid dalam
konsentrasi ynag cukup untuk menghentikan pembengkakan bakteri.
Biasanya menggunakan sefaloposforin generasi keempat atau sesuai
dengan hasil uji resistensi antibiotic agar pemberian antimikroba lebih
efektif digunakan.
Obat anti infeksi (meningitis tuberkulosa) :
- Isoniazid 10-20 mg/kgBB/24jam. Oral 2x sehari maksimal 500 mg
selama 1 setengah tahun.
- Rifampisin 10-15 mg/kgBB/24jam. Oral 1x sehari selama 1 tahun.
- Streptomisin sulfat 20-40 mg/kgBB/24jam. IM 1-2X sehari selama 3
bulan.
Pengobatan simtomatis :
- Antikonvulsi, Diazepam IV 0,2-0,5 mg/kgBB/dosis atau rectal 0,4-
0,6 mg/kgBB atau Fenitoin 5 mg/kgBB/24jam 3x sehari atau
Fenobarbital 5-7 mg/kgBB/24jam 3x sehari.
- Antipiretik : paracetamol / asam salosolat 10 mg/kgBB/dosis
- Antiedema serebri : Diuretikosmotik seperti mannitol dapat
digunakan untuk mengobati edema serebri.
b. Keperawatan
- Pemenuhan oksigenasi dengan O2
- Pemenuhan hidrasi atau pencegahan syok hipovolemik dengan
pemberian tambahan volume cairan intravena.
25
- Mengi, wheezing/ dan Chinlift jika curiga pasien jika dicurigai adanya
ronkhi berkurang trauma cervical trauma servikal
- Meconium di - Posisikan semifowler atau - Agar pasien merasa
jalan nafas fowler nyaman dan dapat bernapas
- Gelisah berkurang - Berikan Minum hangat dengan lebih lega
- Sianosis berkurang - Lakukan fisioterapi dada - Untuk menambah
- Bunyi nafas ↓ jika perlu kepatenan jalan nafas
berkurang - Lakukan penghisapan lendir - Untuk menghindari
- Frekuensi nafas stabil kurang dari lima belas detik penumpukan lendir pada
- Pola nafas - Lakukan hiperoksigenasi saluran napas
tidak berubah sebelum penghisapan - Agar pasien dapat bernapas
endotrakeal tanpa hambatan dengan
- Keluarkan sumbatan benda adanya sumbatan
padat dengan mcgill
Edukasi
- Berikan oksigen jika perlu.
- Agar saluran napas dalam
Edukasi keadaan lembab dan
- Anjurkan asupan cairan memandirikan pasien
2000 mili per hari Jika tidak
kontraindikasi dan ajarkan dengan mengajarkan pasien
teknik batuk efektif teknik batuk efektif
Kolaborasi Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian - Agar pemberian terapi
bronkodilator, medis dapat diberikan
ekspektoran, mukolitik kepada pasien secara tepat
Jika perlu diagnosis dan tepat obat
2 Pola nafas tidak efektif b.d Tupan : Pemantauan respirasi Pemantauan respirasi
disfungsi neuromuscular. Setelah dilakukan Observasi Observasi
tindakan keperawatan, - Monitor frekuensi Irama - Untuk mengetahui frekuensi
masalah Pola nafas tidak kedalaman dan upaya Irama kedalaman dan upaya
efektif dapat teratasi. nafas nafas pasien
- Monitor pola nafas seperti - Untuk memantau Bagaimana
Tupen : bradypnea, takipnea, pola nafas pasien
Setelah dilakukan hiperventilasi, kussmaul, - Untuk memantau
tindakan keperawatan, Cheyne stokes, biot, ataksik. kemampuan batuk efektif
- Monitor kemampuan batuk pasien
efektif
obstruksi jalan nafas - Monitor adanya - Untuk memantau Apakah
teratasi dengan kriteria : produksi sputum ada produksi sputum pada
- Penggunaan otot - Monitor adanya sumbatan pasien
bantu nafas berkurang jalan nafas - Untuk memotong Apakah
- Fase ekspirasi - Palpasi kesimetrisan ekspansi ada atau tidaknya sumbatan
memanjang berkurang paru Jalan napas yang dialami
- Pola nafas membaik - Auskultasi bunyi nafas pasien
- Pernapasan - Monitor saturasi oksigen - Untuk mengetahui
pursed lips - Monitor nilai AGD kesimetrisan ekspansi paru
berkurang - Monitor hasil x-ray thorax pasien
- Pernapasan - Untuk mengetahui suara
Terapeutik
cuping hidung bunyi nafas pasien Apakah
- Atur interval
berkurang normal atau tidak
pemantauan respirasi
- Kenaikan diameter - Memantau saturasi oksigen
sesuai kondisi pasien
thorak anterior pada pasien
- Dokumentasikan
posterior berkurang - Memantau nilai AGD pasien
hasil pemantauan
- Kenaikan ventilasi - Memantau dan mendiagnosa
semenit Edukasi hasil x-ray thorax pasien
- Kenaikan
kapasitas vital
- Kenaikan - Jelaskan tujuan dan Terapeutik
tekanan ekspirasi prosedur pemantauan serta - Untuk mengatur interval
- Kenaikan informasikan hasil pemantauan respirasi yang
tekanan inspirasi pemantauan Jika perlu sesuai dengan kondisi pasien
- Ekskursi dada
berubah Edukasi
mulai - Agar pasien dan keluarga
berkurang mengetahui maksud dan
tujuan prosedur Pemantauan
dan mengetahui hasil dari
pemantauan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian - Untuk menghindari efek
cairan dan elektrolit samping atau komplikasi
intravena yang tidak diinginkan
- Untuk memperlancar saturasi
oksigen pasien
Edukasi
- Untuk memberi rasa nyaman
pasien dan berbaring dengan
teknik yang benar
Kolaborasi
- Agar pemberian cairan dan
elektrolit melalui intravena
sesuai dengan dosis
Kolaborasi :
- Sebagai terapi pasien dalam
meredakan nyeri Jika perlu
- Agar memberikan asupan
nutrisi kepada pasien sesuai
dengan kebutuhan
8 Deficit pengetahuan b.d Tupan : Edukasi Kesehatan Edukasi Kesehatan
proses penyakit, prosedur Setelah dilakukan Observasi Observasi
perawatan pengobatan. tindakan keperawatan, - Identifikasi kesiapan - Untuk mengetahui seberapa
diharapkan deficit dan kemampuan jauh pasien dan keluarga siap
pengetahuan dapat menerima informasi dan mampu menerima
teratasi. - Identifikasi faktor-faktor informasi
yang dapat meningkatkan - Untuk mengetahui faktor
Tupen : dan menurunkan motivasi yang dapat meningkatkan
Setelah dilakukan perilaku hidup bersih dan serta menurunkan partisipasi
tindakan keperawatan, sehat. perilaku hidup bersih dan
diharapkan kurangnya sehat antara pasien dan
Terapeutik
informasi dapat keluarga
- Sediakan materi dan media
berkurang dengan
pendidikan kesehatan Terapeutik
kriteria hasil :
- Jadwalkan pendidikan - Agar pasien dan keluarga
- Menunjukkan
kesehatan sesuai muda dalam memahami
perilaku tidak
kesepakatan materi yang disampaikan
sesuai anjuran
- Berikan kesempatan - Agar terciptanya penyuluhan
berkurang
untuk bertanya yang saling disepakati
- Menunjukkan
persepsi keliru
terhadap masalah Edukasi - Untuk mengetahui seberapa
berkurang jauh materi yang belum
- Jelaskan faktor risiko yang
- Menjalani pasien pahami
dapat mempengaruhi
pemeriksaan dengan
kesehatan Edukasi
tepat
- Ajarkan perilaku hidup - Agar pasien dan keluarga
- Menunjukkan
bersih dan sehat dapat menjauhi dan
perilaku ↓
- Ajarkan strategi yang mengendalikan faktor risiko
dapat digunakan untuk yang dapat mempengaruhi
meningkatkan perilaku kesehatan nya
hidup bersih dan sehat - Agar pasien terbiasa
berperilaku hidup bersih dan
sehat
- Agar pasien dan keluarga
mengerti akan strategi yang
digunakan untuk
meningkatkan kualitas hidup
yang sehat
9 Gangguan integritas kulit Tupan : Perawatan Integritas Kulit Perawatan Integritas Kulit
b.d penurunan mobilitas, Setelah dilakukan Observasi Observasi
status nutrisi. tindakan keperawatan, - Identifikasi penyebab - Untuk mengetahui
diharapkan Gangguan gangguan integritas kulit perubahan sirkulasi
integritas kulit dapat Perubahan status nutrisi,
teratasi. Terapeutik penurunan kelembaban,
- Ubah posisi tiap 2 jam Jika akibat suhu lingkungan
Tupen : tirah baring ekstrim, dan penurunan
Setelah dilakukan - Lakukan pemijatan pada mobilitas pada pasien.
tindakan keperawatan, area penonjolan tulang jika
diharapkan kekurangan perlu Terapeutik
cairan dapat berkurang - Bersihkan perineal dengan - Untuk mencegah adanya
dengan kriteria hasil : air hangat terutama selama luka baru yaitu dekubitus
- Kerusakan jaringan periode diare - Untuk mencegah keadaan
dan/ atau lapisan kulit - Gunakan produk berbahan yang ada pada pasien
↓ petrolium atau minyak - Untuk tetap menjaga
- Nyeri berkurang pada kulit kering personal hygiene pada pasien
- Perdarahan berkurang - Gunakan produk berbahan - Untuk menghindari adanya
- Kemerahan berkurang ringan atau alami dan kulit kering
- Hematoma berkurang hypoallergenic pada kulit - Untuk mencegah adanya
sensitif iritasi pada kulit karena kulit
- Hindari produk yang begitu sensitif
berbahan dasar alkohol - Sebagai pencegahan untuk
pada kulit kering menghindari kulit dari iritasi
dan bertambah keringat kulit
Edukasi
- Anjurkan menggunakan Edukasi
pelembab misalnya lotion - Untuk menjaga kulit kering
dan serum dan iritasi kulit
- Anjuran minum air - Sebagai cara alami untuk
yang cukup menjaga integritas kulit
- Anjurkan - Untuk memenuhi kebutuhan
meningkatkan asupan dalam penyembuhan adanya
nutrisi kerusakan pada integritas
- Anjurkan kulit
meningkatkan asupan - Untuk mempercepat
buah dan sayur penyembuhan pada pasien
- Anjurkan menghindari
terpapar suhu ekstrim
- Anjurkan menggunakan yang menderita gangguan
tabir surya spf minimal 30 integritas kulit
saat berada di luar rumah - Untuk menghindari
- Anjurkan mandi kerusakan integritas kulit
dan menggunakan lebih lanjut
sabun secukupnya - Untuk menjaga kulit dari
jahatnya sinar matahari dan
untuk menjaga kulit dari
kanker kulit
- Tetap menjaga personal
hygiene pasien dan menjaga
keseimbangan integritas kulit
akibat pemakaian sabun
Seorang Laki – laki berusia 35 tahun dirawat di ruang saraf dengan penurunan
kesadaran sejak 3 hari yang lalu. Penurunan kesadaran terjadi tiba – tiba 2 hari
yang lalu pada pagi hari sebelum bangun tidur, klien tampak lemas dan tidur terus
menerus, jika dipanggil keluarganya tidak ada respon, makan atau minum dibantu
oleh istrinya, masih bisa mengenali anak dan keluarganya. Sehari sebelum masuk
RS klien tiba – tiba menggigil dan kesadarannya menurun, demam sejak 3 hari
yang lalu dan hanya terjadi pada malam hari, riwayat kejang tidak ada. Klien
memiliki riwayat sakit kepala sejak sebulan yang lalu, sakit yang dirasakan seperti
ditusuk tusuk dan hilang timbul, sakit kepala terasa pada bagian tengkuk. Klien
juga mengalami batuk sejak 3 minggu dengan dahak berwarna putih.
3.1 Pengkajian
a. Biodata
Laki-laki dengan usia 35 tahun.
b. Keluhan utama
Adanya penurunan kesadaran disertai demam.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengalami penurunan kesadaran, tidak ada respon saat dipanggil,
menggigil, adanya demam, sakit kepala bagian tengkuk seperti ditusuk
hilang timbul, dan adanya batuk dengan dahak berwarna putih.
d. Riwayat kesehatan sebelumnya
Tidak terdapat riwayat kejang atau penyakit terdahulu pada klien.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada riwayat kesehatan keluarga klien.
f. Riwayat psikososialspiritual
Memungkinkan klien mengalami gangguan aktivitas serta istirahat tidur
dikarenakan adanya nyeri pada bagian tengkuk.
50
g. Pemfis persistem
- Tanda-tanda vital
Kesadaran menurun, serta temperature tubuh meningkat.
- System Respirasi
Jalan nafas terganggu dengan adanya sumbatan berupa dahak.
- System Kardiovaskuler
Nadi lemah ditandai dengan keadaannya yang lemas.
- Sistem Sensori
Tidak ada respon saat dipanggil keluarganya, tetapi masih bisa
mengenali anak serta keluarganya.
- System Saraf
Kesadaran menurun, nyeri pada bagian tengkuk dan tidak ada riwayat
kejang.
57
- Membasahi dan kipasi - Untuk menyeimbangkan suhu
permukaan tubuh lingkungan dengan suhu
- Berikan cairan oral tubuhnya
- Ganti liner setiap hari atau lebih - Agar tidak menambah atau
sering jika mengalami meningkatkan suhu pasien akibat
hiperhidrosis pakaian yang ketat
- Melakukan pendinginan eksternal - Agar pasien merasa nyaman
- Hindari pemberian antipiretik - Agar pasien tidak dehidrasi
atau aspirin. - Untuk mencegah terjadinya
perkembangan bakteri akibat
Edukasi :
keringat pasien
Anjurkan tirah baring
- Agar suhu pasien sesuai dengan
lingkungan
Kolaborasi :
- Untuk menghindari efek samping
Kolaborasi pemberian cairan dan
atau komplikasi yang tidak
elektrolit intravena
diinginkan
- Untuk memperlancar saturasi
oksigen pasien
Edukasi :
Untuk memberi rasa nyaman pasien
dan berbaring dengan teknik yang
benar.
Kolaborasi :
Agar pemberian cairan dan elektrolit
melalui intravena sesuai dengan dosis
2 Bersihan jalan nafas Tupan : Manajemen jalan nafas. Manajemen jalan nafas.
b.d sekresi tertahan Setelah dilakukan Observasi Observasi
(adanya secret putih) tindakan keperawatan - Monitor pola nafas berupa - Untuk memantau frekuensi dan
d,d selama 3x24 jam, frekuensi, kedalaman, dan usaha kedalaman serta usaha nafas
Ds : diharapkan Bersihan nafas pasien
Mengeluh adanya jalan nafas tidak efektif - Monitor bunyi nafas tambahan - Untuk memantau bunyi nafas
batuk disertai dahak. dapat teratasi misalnya gurgling, mengi, tambahan pada pasien
wheezing, dan ronkhi kering - Untuk memantau karakteristik
Do : Tupen : sputum mengenai jumlah warna
- Batuk tidak efektif
- Sputum putih Setelah dilakukan - Monitor sputum meliputi jumlah, dan aroma agar segera
tindakan keperawatan warna dan aroma. ditindaklanjuti
selama 1x24 jam,
Terapeutik Terapeutik
diharapkan adanya
- Pertahankan kepatenan jalan - Untuk mempertahankan
secret putih dapat
nafas dengan head-tilt dan kepatenan jalan nafas pasien jika
berkurang dengan
Chinlift jika curiga trauma dicurigai adanya trauma servikal
kriteria hasil :
cervical - Agar pasien merasa nyaman dan
- Batuk tidak
- Posisikan semifowler atau fowler dapat bernapas dengan lebih lega
efektif berkurang
- Berikan Minum hangat - Untuk menambah kepatenan jalan
- Sputum putih
- Lakukan fisioterapi dada jika perlu nafas
berkurang
- Lakukan penghisapan lendir - Untuk menghindari penumpukan
kurang dari lima belas detik lendir pada saluran napas
- Lakukan hiperoksigenasi sebelum - Agar pasien dapat bernapas tanpa
penghisapan endotrakeal hambatan dengan adanya
- Keluarkan sumbatan benda sumbatan
padat dengan mcgill
Edukasi
- Berikan oksigen jika perlu.
- Agar saluran napas dalam
Edukasi keadaan lembab dan
- Anjurkan asupan cairan 2000 mili memandirikan pasien dengan
per hari Jika tidak kontraindikasi mengajarkan pasien teknik batuk
dan ajarkan teknik batuk efektif efektif
Kolaborasi : Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian bronkodilator, Agar pemberian terapi medis dapat
ekspektoran, mukolitik Jika perlu diberikan kepada pasien secara tepat
diagnosis dan tepat obat
Edukasi
- Jelaskan penyebab,periode - Untuk memberikan strategi agar
dan pemicu nyeri nyeri yg dialami pasien dapat
- Anjurkan memonitor nyeri berkurang
secara mandiri
- Ajarkan teknik non farmakologis Edukasi
untuk mengurangi rasa nyeri - Untuk memberikan pengetahuan
kepada klien tentang
Kolaborasi : penyebab,periode dan pemicu
Kolaborasi pemberian analgetik, jika nyeri
perlu - Sebagai tindakan dalam
memandirikan klien
- Untuk mengurangi rasa nyeri yg
dirasakan klien
Kolaborasi :
Untuk pemberian analgetik dengan
tepat
4 Intoleransi aktivitas Tupan : Manajemen Energi Manajemen Energi
b.d kelemahan d.d Setelah dilakukan Observasi Observasi
Ds : tindakan keperawatan - Identifikasi gangguan fungsi tubuh - Untuk memonitor kelelahan pada
Merasa lemas selama 3x24 jam, yang mengakibatkan kelelahan fisik dan emosional pada klien
diharapkan Intoleransi - Monitor kelelahan fisik dan - Untuk mengetahui pola dan jam
Do : aktivitas dapat teratasi. emosional tidur klien
Tidur terus menerus. - Monitor pola dan jam tidur - Untuk mengetahui lokasi
Tupen : - Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
Setelah dilakukan ketidaknyamanan melakukan aktivitas pada klien
tindakan keperawatan selama melakukan
selama 1x24 jam, aktivitas Terapeutik
diharapkan kelemahan - Untuk melatih klien dalam
dapat berkurang dengan Terapeutik melakukan gerakan pasif atau
kriteria hasil : - Sediakan lingkungan nyaman dan aktif
- Tidur terus menerus rendah stimulus (misalnya - Untuk merelaksasikan atau
berkurang. cahaya, suara, kunjungan) menenangkan klien
- Lakukan latihan rentang - Untuk memfasilitasi agar cklien
gerak pasif dan atau aktif dapat melakukan gerakan dengan
- Berikan aktivitas distraksi yang menyediakan tempat duduk di sisi
menenangkan
- Fasilitasi duduk di sisi tempat tempat tidur, jika klien tidak
tidur, jika tidak dapat berpindah dapat berpindah atau berjalan
atau berjalan
Edukasi
Edukasi - Agar klien dapat melakukan
- Anjurkan tirah baring aktivitas secara bertahap
- Anjurkan melakukan - Agar klien dapat berkomunikasi
aktivitas secara bertahap dengan perawat jika tanda dan
- Anjurkan menghubungi gejala kelelahan yang tidak
perawat jika tanda dan gejala berkurang
kelelahan tidak berkurang - Untuk memberikan pendidikan
- Ajarkan strategi koping untuk kepada klien tentang strategi
mengurangi kelelahan koping yang baik untuk
mengurangi kelelahan pada klien
Kolaborasi : tersebut
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan Kolaborasi :
Agar nutrisi pasien terpenuhi
5 Gangguan persepsi Tupan : Minimalisi Rangsangan Minimalisi Rangsangan
sensori b.d tidak ada Setelah dilakukan Observasi : Observasi :
respon saat dipangil tindakan keperawatan Periksa status mental, status Untuk mengetahui tingkat nyeri dan
d.d selama 3x24 jam, sensori, dan tingkat kenyamanan kelelahan pada status mental, status
Ds : - diharapkan Gangguan sensori, dan tingkat kenyamanan
Do : persepsi sensori dapat Terapeutik
Respons tidak sesuai teratasi. - Diskusikan tingkat Terapeutik
toleransi trhadap beban - Unutk mengetahui tingkat
Tupen : sensori toleransi terhadap bising dan
Setelah dilakukan - Batasi stimulus lingkungan pencahayaan
tindakan keperawatan - Jadwalkan aktivitas harian - Untuk menyesuaikan toleransi
selama 1x24 jam, dan waktu istirahat pasien pada cahaya, suara, dan
diharapkan tidak ada - Kombinasikan prosedur / tindakan aktivitas
respon saat dipangil dalam satu waktu sesuai - Untuk mengurangi jumlah
dapat berkurang dengan kebutuhan rangasangan dari eksternal
kriteria hasil : - Agar waktu istirahat pasien dapat
- Respon dapat sesuai Edukasi : terpenuhi
Ajarkan cara meminimalisi stimulus
Edukasi :
Kolaborasi
- Kolaborasi dalam meminimalkan Agar pasien dan keluarga mengetahui
prosedur / tindakan dan mampu untuk mengatur
- Kolaborasi pemberian obat yang pencahayaan ruangan, mengurangi
mempengaruhi persepsi stimulus kebisingan, dan Batasan pengunjungan
Kolaborasi
- Agar dapat meminimalisir jumlah
rangsangan dari eksternal
- Agar pemberian obat persepsi
stimulus dalam berjalan lancer
dan tepat
Terapeutik
- Menyediakan lingkungan dingin
- Melonggarkan / lepaskan pakaian
- Membasahi dan kipasi permukaan tubuh
- Memberikan cairan oral
- Mengganti liner setiap hari atau lebih sering jika mengalami hiperhidrosis
- Melakukan pendinginan eksternal
- Menghindari pemberian antipiretik atau
Kolaborasi :
Melakukan kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena
Terapeutik
- Mempertahankan kepatenan jalan nafas dengan head-tilt dan Chinlift jika
curiga trauma cervical
- Memposisikan semifowler atau fowler
- Memberikan Minum hangat
- Melakukan fisioterapi dada jika perlu
- Melakukan penghisapan lendir kurang dari lima belas detik
- Melakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
- Mengeluarkan sumbatan benda padat dengan mcgill
- Memberikan oksigen jika perlu.
Edukasi :
Menganjurkan asupan cairan 2000 mili per hari Jika tidak kontraindikasi dan
ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi :
Melakukan kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik Jika
perlu
3 3 Manajemen Nyeri
Observasi
- Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri.
- Mengidentifikasi skala nyeri
- Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Mengidentifikasi pengetahuan dan keyakinan terhadap nyeri
- Memonitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
- Memonitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
- Mengontrol lingkungan yg memperberat rasa nyeri (mis.suhu ruangan,
kebisingan, pencahayaan)
- Memfasilitasi istirahat dan tidur
- Mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
- Menjelaskan penyebab,periode dan pemicu nyeri
- Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Mengajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
Melakukan kolaborasi pemberian analgetik,jika perlu
4 4 Manajemen Energi
Observasi
- Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
- Memonitor kelelahan fisik dan emosional
- Memonitor pola dan jam tidur
- Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
Terapeutik
- Menyediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (misalnya
cahaya, suara, kunjungan)
- Melakukan latihan rentang gerak pasif dan atau aktif
- Memberikan aktivitas distraksi yang menenangkan
- Memfasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah
atau berjalan
Edukasi
- Menganjurkan tirah baring
- Menganjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
- Menganjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
- Mengajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi :
Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan
makanan
5 5 Minimalisi Rangsangan
Observasi :
Memeriksa status mental, status sensori, dan tingkat kenyamanan
Terapeutik
- Mendiskusikan tingkat toleransi trhadap beban sensori
- Membatasi stimulus lingkungan
- Menjadwalkan aktivitas harian dan waktu istirahat
- Mengkombinasikan prosedur / tindakan dalam satu waktu sesuai kebutuhan
Kolaborasi
- Melakukan kolaborasi dalam meminimalkan prosedur / tindakan
- Melakukan kolaborasi pemberian obat yang mempengaruhi
persepsi stimulus
6 6 Perawatan Sirkulasi
Observasi
- Memeriksa sirkulasi perifer.
- Mengidentifikasi faktor risiko gangguan sirkulasi.
- Memonitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada ekstremitas.
Terapeutik
- Memghindari pemasangan infus atau pengambilan darah di area
keterbatasan perfusi.
- Menghindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas dengan
keterbatasan perfusi.
Edukasi
- Mengajarkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi.
- Menginformasikan tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan.
Terapeutik
- Menyediakan materi dan media pengaturan aktivitas dan istirahat
- Menjadwalkan pemberian pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya
Edukasi
- Menganjurkan menyusun jadwal aktivitas dan istirahat
- Mengajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat (mis.kelelahan,sesak
napas dan aktivitas)
- Mengajarkan cara mengidentifikasi target dan jenis aktivitas
sesuai kemampuan
8 8 Pencegahan Cedera
Observasi
- Mengidentifikasi area lingkungan yang berpotensi menyebabkan cedera
- Mengidentifikasi obat yang berpotensi menyebabkan cedera
- Mengidentifikasi kesesuaian alas kaki atau stocking elastis pada ekstremitas
bawah
Terapeutik
- Menyediakan pencahayaan yang memadai
- Menggunakan lampu tidur selama jam tidur
- Melakukan sosialisasi pasien dan keluarga dengan lingkungan rawat,
penggunaan telepon tempat tidur, penerangan ruangan dan lokasi kamar
mandi
- Menyediakan alas kaki anti slip
- Menyediakan pispot atau urinal untuk eliminasi di tempat tidur Jika perlu
- Mempertahankan posisi tempat tidur di posisi terendah saat digunakan
- Menggunakan pengaman tempat tidur sesuai dengan kebijakan fasilitas
pelayanan kesehatan
- Mendiskusikan bersama anggota keluarga yang dapat mendampingi pasien
Edukasi
- Menjelaskan alasan intervensi pencegahan jatuh ke pasien dan keluarga
- Menganjurkan berganti posisi secara perlahan dan duduk selama beberapa
menit sebelum berdiri
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal
dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf
pusat (Muttaqin, 2008). Penyebab dari penyakit ini yaitu Pneumococcus
sp, Hemofilus influenza, Staphylococcus, Streptococcus, E. coli,
Meningococcus, dan Salmonella yang merupakan penyebab infeksi pada
tempat lain pada tubuh dan masuk melalui aliran darah (hematogen).
Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi
pada cairan otak, yaitu : Meningitis serosa dan meningitis purulenta.
Kemudian pada tinjauan kasus, terdapat beberapa diagnose keperawatan
antara lain :
- Hipertermia b.d proses penyakit (adanya infeksi)
- Bersihan jalan nafas b.d sekresi tertahan (adanya secret putih)
- Nyeri akut b.d adanya nyeri kepala pada bagian tengkuk
- Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
- Gangguan persepsi sensori b.d tidak ada respon saat dipangil
- Resiko perfusi perifer tidak efektif b.d kurangnya aktivitas fisik
- Gangguan pola tidur b.d kurang control tidur
- Risiko cedera b.d kegagalan mekanisme pertahanan tubuh
(kemungkinan adanya kejang)
4.2 Saran
82
DAFTAR PUSTAKA