“KEPERAWATAN GERONTIK”
20501014
i
Mengesahkan,
PreseptorAkademik
NIDN.1015059102
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN............................................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN....................................................................1
a. Latar Belakang.............................................................................1
b. Rumusan Masalah........................................................................2
c. Tujuan..........................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................3
ii
a. Pengertian Lanjut Usia.................................................................3
b. Batasan Usia Lanjut.....................................................................3
c. Proses Menua...............................................................................5
d. Teori Proses Menua.....................................................................5
e. Tanda dan Gejala Penua..............................................................7
f. Tugas Perkembang Lansia.........................................................12
g. Mitos dan Realita Penuan.........................................................12
h. Konsep Hipertensi......................................................................15
BAB III PEMBAHASAN..................................................................18
a. Pengkajian..................................................................................18
b. Analisa Data dan Diagnosa........................................................40
c. Intervensi...................................................................................46
d. Implementasi dan Evaluasi........................................................48
BAB IV HASIL..................................................................................50
a. Hasil Implementasi....................................................................50
b. Hambatan pelaksanaan..............................................................51
BAB V PENUTUP.............................................................................52
a. Kesimpulan................................................................................52
b. Saran..........................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA........................................................................53
LAMPIRAN
RESUME
iii
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN GERONTIK
KEPERAWATAN GERONTIK
A. Lansia
1. Definisi Lansia
Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang,
yaitu suatu periode di mana seseorang telah “beranjak jauh” dari periode
terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh
dengan manfaat. Secara biologis lansia adalah proses penuaan secara terus
menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu
semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan
kematian (Wulansari, 2011).
2. Batasan Lansia
Batasan usia lansia menurut WHO meliputi (Santi, 2009):
a. Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59
tahun
b. Lanjut usia (elderly) : antara 60 dan 74 tahun.
c. Lanjut usia tua (old) : antara 75 dan 90 tahun
d. Usia sangat tua (very old) : diatas 90 tahun
Batasan Lansia menurut Depkes RI (2009) meliputi :
a. Menjelangusialanjut (45-54 thn) : masavibrilitas
b. Kelompokusialanjut (55 – 64 thn) : masapresenium
c. Kelompokusialanjut (> 64 thn) : masasenium
1
Pemerintah Indonesia dalam hal ini Departemen Sosial membagi
lansia ke dalam 2 kategori yaitu usia lanjut potensial dan usia lanjut non
potensial. Usia lanjut potensial adalah usia lanjut yang memiliki potensi
dan dapat membantu dirinya sendiri bahkan membantu sesamanya.
Sedangkan usia lanjut non potensial adalah usia lanjut yang tidak
memperoleh penghasilan dan tidak dapat mencari nafkah untuk
mencukupi kebutuhannya sendiri (Hayati, 2010).
3. Proses Menua
Proses menua menurut (Santi, 2009), (aging) adalah suatu keadaan
alami selalu berjalan dengan disertai adanya penurunan kondisi fisik,
psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi. Hal tersebut berpotensi
menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa.
Secara individu, pada usia di atas 55 tahun terjadi proses menua secara
alamiah.
Menua didefinisikan sebagai perubahan progresif pada organisme
yang telah mencapai kematangan intrinsik dan bersifat irreversibel serta
menunjukkan adanya kemunduran sejalan dengan waktu. Proses alami
yang disertai dengan adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun
sosial akan saling berinteraksi satu sama lain. Proses menua yang terjadi
pada lansia secara linier dapat digambarkan melalui tiga tahap yaitu,
kelemahan (impairment), keterbatasan fungsional (functionalimitations),
ketidakmampuan (disability) dan keterhambatan (handicap) yang akan
dialami bersamaan dengan proses kemunduran.
Proses menua dapat terjadi secara fisiologis maupun patologis.
Apabila seseorang mengalami proses menua secara fisiologis maka proses
menua terjadi secara alamiah atau sesuai dengan kronologis usianya
(penuaan primer). Proses menua seseorang yang lebih banyak dipengaruhi
2
faktor eksogen, misalnya lingkungan, sosial budaya dan gaya hidup
disebut mengalami proses menua secara patologis (penuaan sekunder).
Teori-teori yang menjelaskan bagaimana dan mengapa penuaan terjadi
biasanya dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu teori
biologis dan psikososial. Secara umum teori biologi dan psikososiologis
dijelaskan sebagai berikut (Stanley, 2008):
a. Teori Biologi
1) Teori Genetika
Teori sebab-akibat menjelaskan bahwa penuaan terutama
dipengaruhi oleh pembentukan gen dan dampak lingkungan pada
pembentukan kode genetik. Menurut teori genetik, penuaan adalah
suatu proses yang secara tidak sadar diwariskan yang berjalan dari
waktu ke waktu untuk mengubah sel atau struktur jaringan. Dengan
kata lain, perubahan rentang hidup dan panjang usia telah
ditentukan sebelumnya.
2) Teori Wear and Tear
Teori Wear and Tear (Dipakai dan Rusak) mengusulkan bahwa
akumulasi sampah metebolik atau zat nutrisi dapat merusak sintesis
DNA, sehingga mendorong malfungsi molecular dan akhirnya
malfungsi organ tubuh. Pendukung teori ini percaya bahwa tubuh
akan mengalami kerusakan berdasarkan suatu jadwal.
3) Riwayat Lingkungan
Menurut teori ini, faktor-faktor di dalam lingkungan (misalnya
karsinogen dari industry, cahaya matahari, trauma dan infeksi)
dapat membawa perubahan dalam proses penuaan. Walaupun
faktor-faktor ini diketahui dapat mempercepat penuaan, dampak
dari lingkungan lebih merupakan dampak sekunder dan bukan
merupakan faktor utama dalam penuaan.
3
4) Teori Imunitas
Teori Imunitas menggambarkan suatu kemunduran dalam
sistem imun yang berhubungan dengan penuaan. Ketika orang
bertambah tua, pertahanan mereka terhadap orgenisme sering
mengalami penurunan, sehingga mereka lebih rentan untuk
menderita berbagai penyakit seperti kanker dan infeksi. Seiring
dengan berkurangnya fungsi sistem imun, terjadilah peningkatan
dalam respons autoimun tubuh.
5) Teori Neuroendokrin
Para ahli menyatakan bahwa penuaan terjadi karena suatu
perlambatan dalam suatu sekresi hormon tertentu yang mempunyai
suatu dampak pada reaksi yang diatur oleh suatu sistem saraf. Hal
ini lebih jelas ditunjukkan dalam kelenjar hipofisis, tiroid, adrenal
dan reproduksi.
b. Teori Psikososiologis
1) Teori Kepribadian
Kepribadian manusia adalah suatu wilayah pertumbuhan yang
subur dalam tahun-tahun akhir kehidupannya. Teori kepribadian
menyebutkan aspek-aspek pertumbuhan psikologis tanpa
menggambarkan harapan atau tugas spesifik lansia.
2) Teori Tugas Perkembangan
Tugas perkembangan adalah aktivitas dan tantangan harus
dipenuhi oleh seseorang pada tahap-tahap spesifik dalam hidupnya
untuk mencapai penuaan yang sukses. Pada kondisi tidak adanya
pencapaian perasaan bahwa ia telah menikmati kehidupan yang
baik, maka lansia tersebut berisiko untuk mengalami penyesalan
4
3) Teori Disengagement
Teori Disengagement (teori pemutusan hubungan)
menggambarkan proses penarikan diri oleh lansia dari peran
bermasyarakat dan tanggung jawabnya. Menurut ahli teori
ini.Proses penarikan diri ini dapat diprediksi, sistematis, tidak
dapat dihindari, dan penting untuk fungsi yang tepat dari
masyarakat yang sedang tumbuh. Manfaat pengurangan kontak
sosial untuk lansia adalah agar ia dapat menyediakan waktu untuk
merefleksikan pencapaian hidupnya dan untuk menghadapi
harapan yang tidak terpenuhi.
4) Teori Aktivitas
Menurut teori ini, jalan menuju penuaan yang sukses adalah
dengan cara tetap aktif. Berbagai penelitian telah memvalidasi
hubungan positif antara mempertahankan interaksi yang penuh arti
dengan orang lain dan kesejahteraan fisik dan mental orang
tersebut. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa pentingnya
aktivitas mental dan fisik yang berkesinambungan untuk mencegah
kehilangan dan pemeliharaan kesehatan sepanjang masa kehidupan
manusia.
5) Teori Kontinuitas
Teori kontinuitas, juga dikenal sebagai suatu teori
perkembangan, merupakan suatu kelanjutan dari kedua teori
sebelumnya dan mencoba untuk menjelaskan dampak kepribadian
pada kebutuhan untuk tetap aktif atau memisahkan diri agar
mencapai kebahagiaan dan terpenuhinya kebutuhan di usia tua.
Teori ini menekankan pada kemampuan koping individu
sebelumnya dan kepribadian sebagai dasar untuk
memprediksibagaimana seseorang akan dapat menyesuaikan diri
terhadap perubahan akibat penuaan. Ciri kepribadian dasar
5
dikatakan tetap tidak berubah walaupun usianya telah lanjut.
Selanjutnya, ciri kepribadian secara khas menjadi lebih jelas pada
saat orang tersebut bertambah tua.
6
a. Perubahan Fisik
1) Perubahan penampilan Saat seseorang memasuki usia lanjut,
penampilan secara fisik akan berubah. Misal sudah mulai terlihat
kulit keriput, bentuk tubuh berubah, rambut mulai menipis.
2) Perubahan fungsi fisiologis
Perubahan pada fungsi organ juga terjadi pada lansia. Perubahan
fungsi organ ini yang menyebabkan lansia tidak tahan, terhadap
temperatur yang terlalu panas atau terlalu dingin, tekanan darah
meningkat, berkurangnya jumlah waktu tidur.
3) Perubahan panca indera
Perubahan pada indera berlangsung secara lambat dan bertahap,
sehingga setiap individu mempunyai kesempatan untuk melakukan
penyesuain dengan perubahan tersebut. Misal, kacamata dan alat
bantu dengar hampir sempurna untuk mengatasi penurunan
kemampuan melihat atau kerusakan pendengaran.
4) Perubahan seksual
Pada lansia, terjadi penurunan kemampuan seksual karena pada
fase ini klimakterik pada lansia laki-laki dan menopause pada
wanita. Tapi, hal itu juga tidak membuat potensi seksual benar-
benar menurun. Ini disebabkan penurunan atau peningkatan
potensi seksual juga dipengaruhi oleh kebudayaan, kesehatan dan
penyesuain seksual yang dilakukan di awal.
5) Perubahan Kemampuan Motorik
a) Kekuatan
Terjadi penurunan kekuatan otot. Hal ini menyebabkan lansia
lebih cepat capai dan memerlukan waktu yang lebih lama
untuk memulihkan diri dari keletihan dibandingkan orang yang
lebih muda.
7
b) Kecepatan
Kecepatan dalam bergerak nampak sangat menurun setelah
usia enam puluhan.
c) Belajar
keterampilan baru Lansia yang belajar keterampilan baru
cenderung lebih lambat dalam belajar dibanding dengan yang
lebih muda dan hasil akhirnya juga cenderung kurang
memuaskan.
d) Kekakuan
Lansia cenderung canggung dan kagok, yang menyebabkan
sesuatu yang dibawa dan dipegangnya tertumpah dan jatuh.
Selain itu, lansia juga melakukan sesuatu dengan tidak hati-
hati dan dikerjakan secara tidak teratur.
8
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN GERONTIK
BINA HUBUNGAN SALING PERCAYA (BHSP)
Kunjungan :I
Pertemuan : ke - 1 (Satu)
Kegiatan : Bina Hubungan Saling Percaya (BHSP)
A. Latar Belakang
Kepercayaan merupakan suatu hal yang sulit untuk didapatkan antara
individu satu dengan individu lainnya. Butuh sebuah perjuangan untuk
menciptakan sebuah kepercayaan orang lain terhadap diri sendiri. Terlebih lagi
jika kepercayaan tersebut ingin kita sapatkan dari orang yang baru kita kenal
namun, kepercayaan bisa kita dapatkan jika antara individu terdapat meyakinkan
menggunkan suat komunikasi yang baik dan benar.Komunikasi adalah elemen
dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang untuk menetapkan,
mempertahankan dan meningkatkan kontak dengan orang lain. Setiap hari
seseorang berkomunikasi dengan orang lain sangatlah mudah, akan tetapi
komunikasi kompleks dikarenakan dalam komunikasi seseorang harus melibatkan
tingkah laku yang selaras dengan apa yang diucapkan dan situasi kondisi lawan
berbicara yang sedang berlangsung.
Perawat merupakan kemampuan komunikasi interpersonal untuk
mengembangkan hubungan dengan keluarga yang dapat meningkatkan
pemahaman mereka sebagai manusia seutuhnya.Hubungan yang membantu ini
adalah terapeutik, yang meningkatkan iklim psikologis yang membawa perubahan
dan pertumbuhan keluarga yang positif. Meskipun perawat akan mendapat
kepuasaan dari hubungan, keluarga harus menjadi penerima utama dan penentu
keuntungan.
9
Berdasarkan uraian tersebut, dapat diketahui pentingnya membina hubungan
saling percaya (BHSP) antara perawat dan keluarga. Apabila hubungan ini terjalin
dengan baik, maka dapat dipastikan perawat akan mendapatkan data – data yang
valid, sehingga perawat dapat menemukan masalah yang ada serta melakukan
intervensi yang tepat bagi keluarga. Hal tersebut dapat meningkatkan dan
memperrtahankan kesehatan keluarga.
C. Masalah keperawatan
Masalah keperawatan belum dirumuskan karena pengkajian belum dilakukan.
D. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan belum dirumuskan karena pengkajian belum
dilakukan.
2. Tujuan Umum
Dalam waktu 1x60 menit terbinanya hubungan saling percaya pada keluarga
gerontik binaan.
3. Tujuan Khusus
Keluarga binaan gerontik menerima kunjungan mahasiswa profesi ners.
E. Rencana Kegiatan
1. Topik
Membina hubungan saling percaya antara keluarga binaan dan
mahasiswa keperawatan (memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan dan
kedatangan mahasiswa).
10
2. Metode
Tatap muka, wawancara dan observasi.
3. Waktu
Hari/Tanggal : Kamis, 31 desember 2020
Pukul : 10.00 WIB
4. Tempat
Rumah keluarga binaan tn. y
F. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a. Mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan berkunjung
d. Mengevaluasi keadaan keluarga binaan
2. Fase Kerja
Melakukan kontrak waktu dan tempat yang disepakati bersama dengan klien.
3. Fase Terminasi
a. Membuat kontrak dengan klien untuk pertemuan selanjutnya
b. Mengakhiri pertemuan bersama keluarga binaan
c. Mengucapkan salam
G. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. Menyiapkan laporan pendahuluan
b. Kontrak dengan keluarga binaan
2. Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Respon keluarga binaan baik dan menerima mahasiswa
11
3. Hasil
Terbinanya hubungan saling saling percaya antara keluarga dan mahasiswa,
keluarga bersedia jadi keluarga binaan.
12
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN GERONTIK
1. PENGKAJIAN
Kunjungan :2
Pertemuan : ke - 2 (Dua)
Kegiatan : Pengkajian
A. Latar Belakang
Masa tua (lansia) dimulai setelah pensiun, biasanya antara 65-75 tahun (Potter
&Perry, 2005).Pengertian lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan
akal danfisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup.
Sebagai mana diketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai
kemampuan reproduksidan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah,
seseorang akan kehilangan tugasdan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia
lanjut, kemudian mati. Bagimanusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap
menerima keadaan baru dalamsetiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri
dengan kondisi lingkunganya(Darmojo, 2004 dalam Psychologymania, 2013).
Keluarga merupakan kumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan, adopsi, tiap-tiap anggota selalu berinteraksi satu sama
lain (Mubarok, 2009). Tujuan keperawatan gerontik adalah memberikan pelayanan
professional yang berdasarkan ilmu dan kiat atau teknik keperawatan hirarki maslow
yang ditujukan pada klien lanjut usia baik sehat maupun sakit. Proses asuhan
keperawatan gerontik adalah suatu proses komplek dengan pendekatan sistematis
berdasarkan konseptualisaisi keperawatan keluarga untuk kerjasama dengan anggota
keluarga dan individu sebagai anggota keluarga.
Dalam memberikan asuhan keperawatan gerontik untuk dapat digunakan
pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian. Diagnos keperawatan,
intervensi, implementasi, dan evaluasi.Pengkajian merupakan tahap pertama dan
kritikan dimana pada tahap ini seorang perawat mengambil informasi secara terus
13
menerus terhadap anggota keluarga yang dibina.Pengkajian yang melibatkan upaya
menerapkan kemampuan keluarga berfungsi secara efektif dalam memenuhi
kebutuhan anggotanya.Data yang telah terkumpul kemudian dianalisa sehingga dapat
dirumuskan masalah kesehatan yang ada pada keluarga binaan.
Jadi berdasarkan hal tersebut sebelum membuat perencanaan untuk mengatasi
masalah yang dihadapi pasien, harus dilakukan pengkajian baik melalui anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
14
D. Diagnosa Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
Belum dirumuskan karena belum dilakukan pengkajian
2. Tujuan Keperawatan
a. Tujuan umum
Dalam waktu 1x60 menit terkumpul data yang dapat menimbulkan
masalah kesehatan gerontik
b. Tujuan khusus
1) Gerontik menerima kunjungan mahasiswa dalam waktu 1x60 menit
2) Terkumpul data umum, lingkungan, fungsi keluarga, pemeriksaan keluarga
(fisik head to toe)
3) Terindifikasi masalah keperawatan
E. Rencana kegiatan
1. Topik
Pengkajian data umum, lingkungan, fungsi keluarga , riwayat dan tahap
perkembanngan keluarga, struktur keluarga, stress dan koping keluarga,
pemeriksaan fisik dan harapan keluarga terhadap kesehatan yang ada.
2. Metode
Wawancara, observasi, palpasi, perkusi, dan auskultasi
3. Media Dan Alat
Format pengkajian, alat tulis, alat pemeriksaan fisik dan kamera
4. Waktu Dan Tempat
Dirumah tn.y
5. Strategi Pelaksanaan
a. Fase orientasi
1) Mengucapkan salam
2) Memperkenalkan diri
15
3) Menjelaskan tujuan kunjungan
4) Mengevaluasi keadaan lansia
b. Fase kerja
1) Melakukan pengkajian
2) Melakukan pemeriksaan fisik
3) Mengidentifikasi masalah keluarga
4) Memberi dukungan positif terhadap hal-hal keluarga
c. Fase terminasi
1) Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
2) Mengucapkan salam
F. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. Menyiapkan laporan pendahuluan
b. Menyiapkan alat media
c. Kontrak dengan keluarga dan sesuai rencana
2. Proses
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam pelaksanaan
3. Hasil
a. Didapatkan data umum, riwayat terhadap perkembangan keluarga, lingkungan
struktur keluarga, fungsi, stress, dan koping keluarga.
b. Terindentifikasi masalah keperawatan
16
Dokumentasi
17
PROGRAM STUDI PROFESI NERS FORMAT PENGKAJIAN
STIKES PAYUNG NEGERI KEPERAWATAN
PEKANBARU GERONTIK
TA. 2020
A. Data umum
1. Nama Klien : Tn.Y
2. Alamat : ds. Tarai Bangun, Kec. Tambang (dusun 3 rt 01/rw 02)
3. Telpon : +62 81365527114
4. Pekerjaan : pensiunan team akreditasi sekolah
5. Pendidikan : SLTA/sederajat
6. Komposisi : 5 orang
Hub. Pekerjaan
Nama JK Umur Pendidikan Ket
Dng KK
PNS Imunisasi
Tn. Y L KK 66 th SLTA
lengkap
PNS Imunisasi
Ny. H P ISTRI 61 th SLTA
lengkap
Imunisasi
Tn. A L ANAK 32 th DIII
lengkap
Imunisasi
Ny. W p ANAK 30 th SLTA
lengkap
Imunisasi
Ny. W P ANAK 26 th SLTP
lengkap
7. Genogram
18
Keterangan :
Laki-laki :
Perempuan :
Meninggal :
Serumah :
Klien :
8. Tipe Keluarga
Tn. Y memiliki tipe keluarga besar yaitu terdiri dari dua keluarga inti atau
lebih, atau anggota keluarga yang belum menikah.
9. Suku Bangsa
Tn. Ysama sama bersuku Melayu dan mengikuti adat dan norma yang
berlaku.
19
10. Agama
Keluarga Tn. Y beragama islam
C. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Rumah yang ditempati oleh keluarga Tn. Y adalah rumah pribadi.Ventilasi
cukup, dan juga rumah masih dalam renovasi.
20
Masyarakat yang tinggal di sekitar rumah Tn.Y merupakan masyarakat
hetrogen yang terdiri dari berbagai suku bangsa seperti, Jawa, Minang, Melayu
dan Batak.
3. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Sehari-hariTn. Y tinggal bersama anak - anaknya.Sering berinteraksi dengan
masyarakat dikarenakan berdekatan dengan tetangga
4. Mobilitas Geografis Keluarga
Tn. Y mengatakan sebelumnya tingggal di daerah Taluk Kuantan,
5. Sistem Pendukung Keluarga
Pendukung dalam keluarga adalah anak-anaknya, Tn. Y tidak pernah merasa
putus asa dalam hidup dan selalu bekerja dengan gigih untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
D. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga
Jika ada masalah dalam keluarga Tn. Y selalu menyelesaikan dengan cara
bermusyawarah. Tetapi yang mengambil keputusan adalah Tn. Y sebagai kepala
keluarga.Keputusan yang diambil oleh Tn. Y melalui diskusi bersama keluarga.
2. Struktur Kekuatan Keluarga
Keluarga Tn. Y menghargai satu sama lain saling membantu dan saling
support. Di dalam keluarga Tn.Y mampu merawat diri sendiri dan anaknya serta
memenuhi kebutuhan sehari- hari. Salah satu kekuatan keluarga adalah adanya
kasih sayang, saling menghargai satu sama lain, saling membantu, dan saling
mendukung.
3. Struktur Peran
Tn. Y berperan sebagai kepala keluarga dan anak nya menjalani perannya
masing-masing sebagai seorang anak.
21
Nilai dan norma yang dianut oleh keluarga Tn. Y sesuai ajaran agama islam.
Keluarga Tn. Y menerapkan aturan-aturan sesuai dengan agama islam dan
mengharapkan anak-anaknya menjadi anak yang taat dalam menjalankan
ibadah.Di keluarga Tn. Y diterapkan saling menghormati dan
menghargai.Keluarga juga menerapkan untuk makan bersama – sama khususnya
malam hari dan norma keluarga yang dianut adalah sesuai dengan norma agama
dan adat istiadat setempat.
E. Fungsi Keluarga
1. Afektif
Keluarga Tn. Y saling memberikan perhatian dan kasih sayang, saling
mendukung anggota keluarga apa yang dilakukan selama dalam batas kewajaran
dan tidak melanggar etika dan sopan santun.
2. Sosialisasi
Dalam keluarga Tn. Y sangat terbiasa berinteraksi dengan lingkungan
sekitar.Interaksi dan sosialisasi dalam keluarga cukup baik dimana setiap anggota
keluarga saling menciptakan hubungan yang harmonis.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
Tn. Y mengatakan jika kepalanya terasa pusing, maka klien segera membeli
obat ke pelayanan kesehatan, klien mengatakan penyakit hipertensi sejak tahun 70
an, tetapi dahulu beliau tidak menggunakan obat dari dokter dan menggunakan
obat tradisional yaitu daun pucuk kecubung, jika kepala terasa pusing orang tua
beliau langsung mengambil daun pucuk kecubung lalu menggunakan daun
tersebut untuk penghilang pusingnya, “ kata beliau caranya itu oleskan daun di abu
setelah masak, lalu usapkan di bagian dahi/kening”. Klien mengatakan tidak
pernah dirawat di rumah sakit sebab penyakit hipertensi nya.Klien juga
mengatakan riwayat penyakit keluarga yaitu istri beliau adalah diabetes mielitus.
4. Fungsi Reproduksi
22
Jumlah anak keluarga Tn. Y 6 orang terdiri dari3 orang perempuan dan 3
orang laki-laki.
5. Fungsi ekonomi
Keluarga mampu memenuhi kebutuhan sandang, pengan, dan papan dari
pendapatan yang diterima dari gaji anaknya dan kontrakan yang mereka miliki
beserta keluarga mampu menyisihkan pendapatannya untuk keperluan yang tidak
terduga dan sebagai tabungan .
23
a. Setiap anggota keluarga mengerti fungsi dan tanggung jawab masing-masing
anggota keluarga, hubungan antara anggota keluarga dan hubungan antara
anggota keluarga dengan masyarakat terjalin baik.
b. Keluarga memberikan perhatian, kasih sayang dan supportagar dapat membantu
proses penyembuhan.
4. Memodifikasi Lingkungan
Kondisi lingkungan rumah Tn. Y tampak bersih, pencahayaan cukup, jendela
pada siang hari dibuka, didepan rumah ada tanaman bunga dan kolam ikan.
H. Harapan Keluarga
24
Keluarga berharap agar anak – anaknya sukses dan mencapai pendidikan
setinggi – tingginya.Dan berharap juga supaya tidak kambuh lagi sakitnya.
25
Dengan
Aktivitas (ADL) Mandiri
Bantuan
Makan 10
Aktifitas ke Toilet 10
Berpindah dari kursi roda atau sebaliknya, 15
termasuk duduk di tempat tidur
Kebersihan diri mencuci muka menyisir 5
rambut dan menggosok gigi
Mandi 5
Berjalan di permukaan datar 15
Naik turun tangga 10
Berpakaian 10
Mengontrol defekasi 10
Mengontrol berkemih 10
Total 100
Penlilaian:
0-20 : Ketergantungan
21-61 : Ketergantungan berat/sangat tergantung
62-90 : ketergantungan berat
91-99 : ketergantungan ringan
100 : Mandiri
Dari hasil barthel index didapatkan bahwa Tn. Y dalam skor 100 yaitu
dalam kategori MANDIRI.
f. Rekreasi
Keluarga Tn. Y mempunyai kebiasaan rutin untuk mengunjungi rumah
yang berada di taluk kuantan.
g. Indeks KATZ :
26
Indek Keterangan
A Mandiri dalam makan, kontinensia (BAB, BAK), menggunakan pakaian,
yang lain.
G Ketergantungan untuk enam fungsi tersebut
Lain – Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat diklasifikasi
2. Psikologis
1) Mental (SPMSQ)
Short Portabel Mental Status Questionaire (SPMSQ)
Skore
N0 Pertanyaan
+ -
√ 1. Tanggal berapa hari ini?
√ 2. Hari apa sekarang ini?
√ 3. Apa nama tempat ini?
√ 4. Berapa nomer telepon anda?
√ 4a. Dimana alamat anda? Tanyakan hanya klien
tidak mempunyai telepon
√ 5 Berapa umur anda?
√ 6 Kapan anda lahir?
27
√ 7 Siapa presiden indonesia sekarang?
√ 8 Siapa presiden sebelumnya?
√ 9 Siapa nama kecil ibu anda?
√ 10 Kurangi 3 dari 20 dam tetap pengurangan 3
dari setiap angka baru, semua secara menurun
Jumlah kesalahan total0
Penilaian SPMSQ :
Kesalahan 8 - 10 fungsi intelektual berat
Kesalahan 5 – 7 fungsi intelektual sedang
Kesalahan 3 - 4 fungsi intelektual ringan
Kesalahan 0 - 2 fungsi intelektual utuh
Penilaian skor klien 8 = fungsi intelektual berat
Untuk penilaian mental (SPMSQ) didapatkan nilai kesalahan hanya 1,
yang artinya Ny. D memiliki FUNGSI INTELEKTUAL YANG UTUH.
5
5
28
3
9
2) skala Inventaris Depresi Beck (IDB)
29
waktu yang baik
0 Saya tidak merasa benar-benar bersalah √
F. Tidak Menyukai Diri Sendiri
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak mempunyai pikiran-pikiran mengenai √
membahayakan diri sendiri
30
0 Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk √
daripada sebelumnya
K. Kesulitan Kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk
melakukan sesuatu
1 Ini memerlukan upaya tambahan untuk memulai
melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya √
L. Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya lelah lebih dari yang biasanya
0 Saya tidak lebih lelah dari biasanya √
M. Anoreksia
3 Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat buruk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya √
Penilaian:
0-4 = Derpresi tidak ada atau minimal
5-7= Depresi ringan
8-15= Depresi sedang
>15 =depresi berat
Untuk penilain Depresi (BEEK / YESAVAGE) didapatkan nilainya yaitu 0,
yang artinya Tn. YTIDAK DEPRESI.
31
4 Apakah anda sering merasa bosan? Ya 0
5 Apakah anda mempunyai semangat yang baik Ya 0
setiap saat?
6 Apakah anda takut bahwa sesuatu yang buruk Tidak 0
akan terjadi pada anda?
7 Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian Ya 0
besar hidup anda?
8 Apakah anda sering merasa tidak berdaya? Ya 0
9 Apakah anda lebih senang tinggal di rumah Ya 0
daripada keluar dan mengerjakan sesuatu
yang baru?
10 Apakah anda merasa mempunyai banyak Tidak 0
masalah dengan daya ingat anda di
bandingkan kebanyakan orang?
11 Apakah anda pikir bahwa hidup anda Ya 0
sekarang menyenangkan?
12 Apakah anda merasa tidak berharga seperti Tidak 0
seperti perasaan anda saat ini?
13 Apakah anda merasa anda penuh semangat? Ya 0
14 Apakah anda merasa bahwa keadaan anda Tidak 0
tidak ada harapan?
15 Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih Tidak 0
baik keadaannya daripada anda?
Interpretasi:
Skor 0-4 : not depressed (tidak depresi/normal)
Skor 5-9 : mild depression (depresi ringan)
Skor 10-15 : severe depression (depresi sedang/berat)
32
4) APGAR Keluarga
APGAR Keluarga
No Fungsi Uraian Skore
1 Adaptasi Saya puas bahwa dapat kembali pada keluarga Selalu
saya untuk membantu pada waktu sesuatu
menyusahkan saya
2 Hubungan Saya puas dengan cara keluarga saya Selalu
membicarakan sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan masalah dengan saya
3 Pertumbuhan Saya puas bahwa keluarga saya menerima dan Selalu
mendukung keinginan saya untuk melakukan
aktivitas atau arah baru.
4 Afeksi Saya puas dengan cara keluarga saya Selalu
mengespresikan afek dan berespon terhadap
emosi-emosi saya, seperti marah, sedih atau
mencintai.
5 Pemecahan Saya puas dengan cara teman-teman saya dan Selalu
saya menyediakan waktu bersama-sama
Keterangan :
Skor 2 jika selalu
Skor 1 jika kadang-kadang
Skor 0 jika hampir tidak pernah
Skor 8-10 : fungsi sosial normal
Skor 5-7 : fungsi sosial cukup
Skor 0-4 : fungsi sosial kurang/suka menyendiri
Dalam penilaian APGAR didapatkan skor 10 yang artinya keluarga Tn. Y
FUNGSI SOSIAL NORMAL.
3. Keadaan Emosi
33
Keadaan emosi Tn. Y bisa mengontrol emosinya dengan baik jika sedang
ada masalah.
4. Konsep Diri
a) Identitas diri :
Tn. Y yang merasa senang akan identitasnya sebagai kepala keluarga dan
kakek dari cucu-cucunya.
b) Gambaran diri :
Tn. Y mengatakan bahwa ia menyadari kalau ia sudah lanjut usia dan
kesehatannya mulai menurun karena proses penuaan
c) Ideal diri :
Tn. Y mampu mengerjakan aktivitas sehari – hari seperti biasa, dan bisa
menikmati masa tua dengan tenang bersama anak – anak dan cucunya.
d) Peran diri :
Tn. Y saat ini dalam melaksanakan perannya kepala keluarga dibantu oleh
anak-anaknya
e) Harga diri :
Tn. Y ingin selalu tetap dihargai dan tetap didukung oleh keluarganya.
5. Sosial
a) Dukungan keluarga
Keluarga Tn. Y selalu mendukung apa yag dilakukan keluarganya satu
sama lain.
b) Hubungan dengan keluarga
Keluarga Tn. Y selalu terbuka, setiap permasalahan akan dibicarakan
bersama anggota keluarga yang lain.
34
Tn. Y bersosialisasi dan berinteraksi baik dengan tetangga sekitar dan sering
berkumpul didepan rumah.
6. Spiritual
a) Pelaksanaan ibadah
Tn. Y selalu ibadah tepat waktu.
b) Keyakinan tentang kesehatan
Apabila ada anggota keluarga yang sakit, keluarga Tn. Yakan
memeriksakan kesehatannya ke pelayanan kesehatan.
7. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umun : Baik
b) GCS :VME
c) Tingkat kesedaran : Compos mentis
d) Suhu : oC
e) Nadi : 84 x/menit
f) Tekanan Darah : 193/122 mmHg
g) Pernafasan : 20 x/menit
h) Tinggi Badan : cm
i) Berat Badan : Kg
Ya Tidak
Umum
Kelelahan ( ) (√ )
Perubahan BB setahun yg lalu ( ) (√ )
Perubahan nafsu makan ( ) (√ )
Demam ( ) (√ )
Keringat malam ( ) (√ )
Kesulitan tidur ( ) (√ )
35
Sering pilek, infeksi () (√)
Penilaian diri terhadap status kesehatan : Tn. Y sudah merasakan hipertensi
Kemampuan untuk melakukan AKS ( Aktivitas Kehidupan Seharihari) : walaupun
terasa pusing Tn. Ymerasa hal ini tidak mempengarui aktivitas.
Integumen Ya Tidak
Lesi/ luka ( ) (√)
Pruritus ( ) (√)
Perubahan pigmentasi ( ) (√)
Perubahan tekstur ( ) (√)
Perubahan nevi ( ) (√)
Sering memar ( ) (√)
Perubahan rambut ( ) (√)
Perubahan kuku ( ) (√)
Pemajanan lama terhadap matahari ( ) (√)
Pola penyembuhan lesi, memarTIDAK ADA
Hemoopoetik Ya Tidak
Perdarahan/memar abnormal ( ) (√)
Pembengkakan kelenjar limfa ( ) (√)
Anemia ( ) (√)
Riwayat tranfusi darah ( ) (√)
Kepala Ya Tidak
Sakit kepala (√) ()
Trauma berarti pada masa lalu () (√)
Pusing (√) ( )
Gatal pada kulit kepala ( ) (√)
Mata Ya Tidak
Air mata berlebihan ( ) (√)
Pruritus ( ) (√)
Diplopia ( ) (√)
36
Kabur ( ) (√)
Fotofobia ( ) (√)
Riwayat infeksi ( ) (√)
Tanggal pemeriksaan paling akhir :4 Januari 2021
Dampak pada penampilan AKS : walaupun Tn. Y meraskan sakit kepala dan
pusing namun hal ini tidak mempengarui aktivitas
Telinga Ya Tidak
Perubahan pendengaran ( ) (√)
Rabas ( ) (√)
Tinitus ( ) (√)
Vertigo ( ) (√)
Sensivitas pendengaran ( ) (√)
Riwayat infeksi ( ) (√)
Tanggal pemeriksaan paling akhir: 4 januari2021
Kebiasaan perawatan telinga :Tn. Y membersihkan dengan sendirinya
Dampak pada penampilan AKSTIDAK ADA
Hidung Dan Sinus Ya Tidak
Rabas ( ) (√)
Epistaksis ( ) (√)
Obstruksi ( ) (√)
Mendengkur ( ) (√)
Nyeri pada sinus ( ) (√)
Alergi ( ) (√)
Riwayat infeksi ( ) (√)
Penilaian diri pada kemampuan olfaktoriBAIK
Mulut Dan Tenggorok Ya Tidak
Sakit tenggorok ( ) (√)
Lesi /ulkus ( ) (√)
Serak ( ) (√)
37
Perubahan suara ( ) (√)
Kesulitan menelan ( ) (√)
Perdarahan gusi ( ) (√)
Karies ( ) (√)
Kesulitan menelan ( ) (√)
Alat-alat prostesa ( ) (√)
Riwayat infeksi ( ) (√)
Tanggal pemeriksaan gigi paling akhir 4 januari 2021
Pola menggosok gigi 2X SEHARI DAN TERATUR
Ny. D Merasa sudah cukup dengan menggosok gigi saja
Leher Ya Tidak
Kekakuan ( ) (√)
Nyeri/ tekan ( ) (√)
Benjolan/massa ( ) (√)
Keterbatasan gerak ( ) (√)
Payudara Ya Tidak
Benjolan/ massa ( ) (√)
Nyeri/ nyeri tekan ( ) (√)
Bengkak ( ) (√)
Keluar cairan dari putting susu ( ) (√)
Perubahan pada putting susu ( ) (√)
Perubahan pada payudara sendiri :TIDAK ADA
Pernafasan Ya Tidak
Batuk ( ) (√)
Sesak nafas ( ) (√)
Hemoptisis ( ) (√)
Sputum ( ) (√)
Mengi ( ) (√)
Asma/ alergi pernafasan ( ) (√)
38
Tanggal dan hasil pemeriksaan sinar X dada terakhirTIDAK ADA
Kardoivaskular Ya Tidak
Nyeri/ketidaknyamanan dada ( ) (√)
Palpitasi ( ) (√)
Sesak nafas ( ) (√)
Dispnea pada aktivitas ( ) (√)
Ortopnea ( ) (√)
Murmur ( ) (√)
Edema ( ) (√)
Varises ( ) (√)
Kaki timpang ( ) (√)
Parestesia ( ) (√)
Perubahan warna kaki ( ) (√)
Gastrointestinal Ya Tidak
Disfagia ( ) (√)
Tak dapat mencerna ( ) (√)
Nyeri ulu hati ( ) (√)
Mual/ muntah ( ) (√)
Hematemesis ( ) (√)
Perubahan nafsu makan ( ) (√)
Intoleran makanan ( ) (√)
Ulkus ( ) (√)
Nyeri ( ) (√)
Ikterik ( ) (√)
Benjolan/ massa ( ) (√)
Perubahan kebiasaan defekasi ( ) (√)
Sistem Saraf Pusat Ya Tidak
Sakit kepala (√ ) ()
Kejang ( ) (√)
39
Sinkope/serangan jatuh ( ) (√)
Paralisis ( ) (√)
Paresis ( ) (√)
Masalah koordinasi ( ) (√)
Tic/tremor/spasme ( ) (√)
Cedera kepala ( ) (√)
Masalah memori ( ) (√)
Sistem Endokrin Ya Tidak
Intoleran panas ( ) (√)
Intoleran dingin ( ) (√)
Goiter ( ) (√)
Pigmentasi kulit ( ) (√)
Perubahan rambut ( ) (√)
Polifagia ( ) (√)
Polidipsi ( ) (√)
Poliuria ( ) (√)
I. Informasi Penunjang
Asam Urat : mg/dl
Glukosa : mg/dl
Kolesterol : mg/dll
40
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN GERONTIK
2. DIAGNOSA
Pertemuan : ke - 3 (Tiga)
A. Latar Belakang
Analisa data merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan dalam proses
pengumpulan data untuk mengelompokkan keluhan-keluhan yang dirasakan oleh
lansia. Dan juga berguna untuk melihat bagaimana keluarga lansia ataupun lansia itu
sendiri dalam menghadapi masalah kesehatan maupun individual sehingga
didapatkan diagnosa keperawatan pada keluarga. Adapun ketidakmampuan keluarga
dalam menghadapi masalah diantaranya:
1. Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan lansia
2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
4. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan sekitar
5. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas/pelayanan kesehatan.
C. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
- Penurunan curah jantung
- Gangguan rasa nyaman
41
- Intoleransi aktivitas
2. Tujuan Umum
Terkumpul data yang perlu untuk menegakkan masalah keperawatan
3. Tujuan Khusus
Terkumpul data yang diperlukan untuk menegakkan masalah keperawatan
D. Rencana Kegiatan
1. Topik
Menjelaskan dan menentukan perencanaan keperawatan yang akan diberikan
dan dilakukan.
2. Metode
Diskusi dan Tanya jawab dengan lansia kelolaan.
3. Waktu
Hari/Tanggal : senin, 4 Januari 2021
Pukul : 16.00 WIB
4. Tempat : Rumah kediaman Lansia kelolaan Tn. Y
E. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a. Mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan berkunjung
2. Fase Kerja
a. Mendiskusikan intervensi yang akan dilakukan
b. Memberikan motivasi pada klien untuk melakukan tindakan secara mandiri
3. Fase Terminasi
a. Membuat kontrak dengan klien untuk pertemuan selanjutnya
b. Mengakhiri pertemuan dengan baik dan mengucapkan salam
42
F. Kriteria Hasil
1. Struktur
a. Menyelesaikan laporan pendahuluan
b. Menyiapkan alat dan media
c. Kontrak waktu dengan klien sesuai rencana
2. Proses
a. Laksanakan sesuai dengan perencanaan
b. klien aktif dalam diskusi hasil
3. Hasil
Melakukan intervensi keperawatan
43
DIAGNOSA KEPERAWATAN
ANALSA DATA
Data Masalah
Data Subjektif :
1. Klien mengatakan sering pusing dan sakit
kepala
2. Klien mengatakan saat mentap langit-langit
terasa pusing
3. Klien mengatakan sering mengkonsumsi Penurunan curah jantung
berhubungan dengan peningkatan
obat hipertensi afterload, vasokonstriksi, iskemia
miokard, hipertropi ventrikular.
Data Objektif :
TD = 193/122 mmHg
N = 84x/menit
RR = 20x/menit
S = 36,7ºC
Data Masalah
44
Data Subjektif :
P : Hipertensi,
Q : Cekot-cekot,
R : Kepala,
S : 4,
T : Hilang timbul.
Keadaan umum : Lemah, Nyeri akut b.d agen cedera
biologis
Tingkat kesadaran : Compos mentis.
Data Objektif :
TD = 193/122 mmHg
N = 84x/menit
RR = 20x/menit
S = 36,7ºC
Data Masalah
Data Subjektif :
45
Klien mengatakan tidak nyaman setelah
beraktivitas
Klien mengatakan mudah lelah saat
beraktivitas
Intoleransi aktivitas
Data Objektif : berhubungan dengan kelemahan
umum, ketidakseimbangan
TD = 193/122 mmHg antara suplai dan kebutuhanO2.
N = 84x/menit
RR = 20x/menit
S = 36,7ºC
Tampak letih
46
47
dx. nyeri Nyeri klien Melaporkan nyeri Manajemen nyeri
akut b.d berkurang terkontrol 1. Kaji nyeri secara komprehensif, meliputi
agen cedera dan teratasi Kemampuan mengenali lokasi,karakteristik dan awitan,
48
biologis penyebab nyeri durasi,frekuensi, kualitas, intensitas/beratnya
Kemampuan nyeri, dan faktor presipitasi
menggunakan teknik non 2. Observasi isyarat non-verbal dari
farmakologis ketidaknyamanan, khususnya dalam
ketidakmampuan untuk komunikasi secara
efektif
3. Gunakan komunikasi terapeutik agar klien
dapat mengekspresikan nyeri
4. Kaji pengalaman individu terhadap nyeri
5. Berikan dukungan terhadap klien dan
keluarga
6. Tingkatkan tidur/istirahat yang cukup
7. Ajarkan penggunaan teknik non-
farmakologis (terapi relaksasinafas dalam,
terapi relaksasi benson, guided imajery,
terapi musik,masase)
8. Kolaborasi terapi obat analgesic dengan
prinsip 5 benar
Skoring
49
Masalah Keperawatan:Penurunan curah jantung
TOTAL 4½
50
NO Kriteria Skor Total Pembenaran
Jumlah 4
51
NO Kriteria Skor Total Pembenaran
Jumlah 4
52
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN GERONTIK
3. INTERVENSI
Pertemuan : ke - 4 (Empat)
Kegiatan : Intervensi Keperawatan
A. Latar Belakang
Berdasarkan masalah keperawatan yang telah didapatkan, maka akan
dirumuskan perencanaan yang dibuat untuk meminimalkan atau mengatasi masalah
yang ada pada lansia binaan. Dari intervensi akan dibuat tujuan umum dan khusus
atas masalah yang ada pada keluarga. Bagian-bagian dari format intervensi yaitu:
1. Diagnosa keperawatan
2. Tujuan umum dan khusus
3. Strategi pelaksanaan
4. Intervensi
5. Evaluasi
Perencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk
dilaporkan dalam memecahkan masalah kesehatan dari keperawatan yang telah
diidentifikasi oleh perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk
mengurangi, mencegah masalah-masalah yang diidentifikasi pada masalah
keperawatan.
C. Rencana Keperawatan
53
1. Diagnosa Keperawatan
a. Penurunan curah jantung
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada lansia kelolaan diharapkan
lansia mampu melakukan tindakan mandiri yang telah didiskusikan dalam
intervensi keperawatan.
3. Tujuan Khusus
Sudah dilakukan tindakan keperawtaan diharapkan lansia dan keluarga mau
dan mampu mengikuti.
C. Rencana Kegiatan
1. Topik
Menjelaskan dan menentukan perencanaan keperawatan yang akan diberikan
dan dilakukan.
2. Metode
Diskusi dan Tanya jawab dengan lansia
3. Waktu
Hari/Tanggal : senin, 4 januari 2021
Pukul : 16.00 Wib
4. Tempat : Rumah kediaman Tn. Y
D. Strategi Pelaksanaan
a. Fase Orientasi
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan berkunjung
b. Fase Kerja
1. Mendiskusikan dan menjelaskan intervensi yang akan dilakukan
54
2. Memberikan motivasi pada lansia untuk bisa melakukan tindakan secara
mandiri
c. Fase Terminasi
1. Membuat kontrak dengan klien untuk pertemuan selanjutnya
2. Mengakhiri pertemuan dengan baik dan mengucapkan salam
E. Kriteria Hasil
a. Struktur
1. Menyelesaikan laporan pendahuluan
2. Menyiapkan alat dan media
3. Kontrak waktu dengan keluarga sesuai rencana
b. Proses
1. Laksanakan sesuai dengan perencanaan
2. Lansia aktif dalam diskusi hasil
c. Hasil
d. Melakukan intervensi keperawatan
55
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN GERONTIK
Materi Hipertensi
A. Latar Belakang
Hipertesni atau darah tinggi merupakan masalah kesehatan yang ditemukan
pada masyarakat baik di negara maju mapun negaraa berkembang termasuk
indonesia. Hipertensi merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan darah
sistole ≥140 mmHg dan diastol ≥ 90 mmHg (sidabutar,2008).
Berdasarkan data WHO 2018, menunjukkan sekitar 972 juta atau 26,14%
penduduk dunia menderita hipertensi dengan perbandingan 50,54% pria dan
49,9% wanita, jumlah ini cenderung meningkat tiap tahunnya (Ardiansyah,2019).
Berdasarkan data pusdatin tahun 2014 5 provinsi dengan prevalensi
hipertensi tertinggi yaitu : bangka belitung, kelimantan selatan, kalimantan timur,
jawa barat dan gorontalo.
B. Definisi
Hipertensi / penyakit darah tinggi, berdasar JNC (joint national commute)
VII, seseorang dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan sistolik 140 mmHg
atau lebih dan diastolik 90 mmHg atau lebih.
C. Etiologi
1. Hipertensi esensial
Hipertensi esensial atau idiopatik adalah hipertensi tanpa kelainan
dasar psikologis yang jelas. Penyebab hipertensi meliputi faktor genetik dan
lingkungan, faktor genetik mempengaruhi kepekaan terhadap natrium,
kepekaan terhadap stres, reaktivitas pembuluh Darah terhadap
vasokontriktor, resistensi insulin, dan lain-lain sedangkan yang masuk faktor
56
lingkungan antara lain diit, kebiasaan merokok, stres emosiaonal, obesitas,
dan lain-lain.
2. Hipertensi
Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang diketahui penyebabnya,
sering berhubungan dengan beberapa penyakit misalnya ginjal, jantung
koroner, diabetes dan kelaiinan sistem saraf pusat.
D. Klasifikassi
Menurut JNC –VII 2003
1. Normal S (≤120) D (≤80)
2. Prehipertensi S (120-139) D (80-89)
3. Ht stadium 1 S (140-159) D (90-99)
4. Ht stadium 2 S (≥160) D (≥100)
E. Patofiologi
Mekanisme yang mengontrol kontraksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor pada medula diotak.Dari pusat vasomotor ini bermula
jaras saraf simpatis yang berlanjut ke korda spinalis dan keluar dari kulumna
spinalis ke ganglia simpatis. Pada titik ini neuron preganglion melepaskan
asetilkolin yang akan merangsang serabut saraf ganglion ke pembuluh darah,
dimana dengan dilepaskannya neuropinefrinmengakibatkan kontriksi pembuluh
darah.
57
4. Gelisah
5. Kepala pusing
6. Dada berdebar-debar
7. Lemas
8. Sesak nafas
9. Berkeringat dan pusing
G. Faktor-faktor resiko
1. Faktor yg tidak dapat diubah
a) Usia
b) Jenis kelamin (pria lebih beresiko dari pada wanita)
c) Genetik
2. Faktor yang dapat diubah
a) Obesitas
b) Psikososial dan stres
c) Merokok
d) Olah raga
e) Konsumsi alkohol dan garam berlebihan
f) Hiperlipidemia/hiperkolestrolenia
H. Penatalaksanaan hipertensi
1. Pengendalian faktor resiko
2. Mengatasi obesitas / menurunkan berat badan
3. Mengurangi asupan garam di dalam tubuh
4. Ciptakan keadaan rileks
5. Melakukan olahraga teratu
6. Berhenti merokok
7. Mengurangi konsumsi alkohol
58
MATERI AKIBAT LANJUT HIPERTENSI
A. Latar belakang
Hipertensi sangat erat hubungannya dengan faktor gaya hidup dan pola
makan. Gaya hidup sangat berpengaruh dengan bentuk atau kebiasaan seseorang
yang mempunyai pengaruh positif maupun negatif pada kesehatan hipertensi
belum banyak diketahui sebagai penyakit yang berbahaya, padahal hipertensi
termasuk pembunuh diam-diam karena penderita merasa sehat dan tanpa keluhan
berarti sehingga menganggap ringan penyakitnya.Dampak gawatnya hipertensi
ketika telah terjadi komplikasi, jadi baru disadari ketika telah menyebabkan
gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung koroner, fungsi ginjal, stroke.
Hipertensi pada dasarnya mengurangi harapan hidup para penderitanya
penyakit ini menjadi muara beragam penyakit degeneratif yang bisa
mengakibatkan kematian.Hipertensi selain mengakibatkan angka kematian yang
tinggi juga berdampak kepada mahalnya pengobatan daan perawatan yang harus
di tanggung penderitanya.
59
2. Peengaruh hipertensi pada otak
Hipertensi dapat menyababkan pengaruh terhadap otak dengan
menimbulkan atero sklerosis pada pembuluh darah otak sehingga terjadi
iskemik otak, bahkan dapat terjadi keadaan serebra vaskuler atau stroke yang
di ikuti dengan kelumpuhan separuh anggota tubuh atau seluruhnya,
hipertensi dapat meenimbulkan kelainan pada atas yang berupa :
a. Infark serebri sebagai akibat trombus / emboli
b. Perdarahan intra kranial segala akibatnya
c. Ensefalopati hipertensi
60
BAB IV
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
A. Hasil Implementasi
Berdasarkan masalah keperawatan yang telah didapatkan, maka akan
dirumuskan perencanaan yang dibuat untuk meminimalkan atau mengatasi
masalah yang ada pada lansia binaan. Dari intervensi akan dibuat tujuan
umum dan khusus atas masalah yang ada pada keluarga
Hasil pengkajian oleh ners muda dengan lansia dimana didapatkan
diagnosa hipertensi dengan masalah keperawatan
1. Penurunan curah jantung : intervensi yang dilakukan oleh ners muda untuk
masalah keperawatan yaitu melakukan aromaterapi esensial rose dan terapi
musik klasik kepada penderita hipertensi karena didalam jurnal yang
didapatkan bahwa pemberian ini sangat efektif.
2. Nyeri akut : intervensi yang dilakukan oleh ners muda untuk masalah
keperawatan yaitu melakukan relaksasi nafas dalam dan senam covid 19.
3. Intoleransi aktivitas : intervensi yang dilakukan oleh ners muda untuk
masalah keperawatan yaitu mengedukasi bahwasanya jika klien merasa
lelah dan lemah anjurkan untuk tirah baring.
B. Hambatan Pelaksanaan
Hambatan dalam melakukan intervensi keperawatan ialah klien
kelolaan saya tidak bisa dalam melakukan supervisi, dan sebagai gantinya
saya supervisi dengan klien resume saya.
61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Hasil data yang telah dilakukan pengkajian ini bisa sebagi acuan untuk
mahasiswa profesi Ners dan untuk prodi lainya.
2. bagi penulis selanjutnya lebih mengembangkan hasil laporan Gerontik
3. bagipenulis bisa mencari informasi mengenai panyakit hipertensi
danpemberianintervensinonfarmakologi lainnya sehingga bisa
mengembangkan pengetahuan penulis dan Ners muda.
62
DAFTAR PUSTAKA
Syahrizal. (2019). pengaruh terapi musik klasik terhadap penurunan tekanan darah
pada pasien hipertensi di panti sosial tresna werdha teratai.Palembang
:Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra.
63
RESUME PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY.
DDENGAN HIPERTENSI DI RT 01 RW 02 DIDESA TARAIBANGUN
KECAMATAN TAMBANGKABUPATEN KAMPAR
“KEPERAWATAN GERONTIK”
NamaLansia : Ny. D
Umur : 55 Tahun
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Pendidikan : SLTP
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : ds. Tarai bangun, RW.02, RT.01, Kecamatan tambang.
Diagnosa Keperawatan :
1. penurunan curah jantung b.d perubahan afterload.
2. perilaku kesehatan cenderung berisiko
Pada stase gerontik ini lansia binaan saya adalah Ny. D yang mana klien bekerja
sebagai ibu rumah tangga. Pada saat ini usia klien yaitu 55 tahun. klien memiliki 7
orang anak. Dan saat ini klien tinggal bersama anak dan menantu, serta cucu cucunya.
Pada saat pengkajian klien Mengatakan sering mengalami pusing klien juga
mengatakan sering sakit dibagian tengkuk, pandangan sesekali gelap namun klien
hanya beristirahat sebentar lalu melanjutkan aktivitasnya. Setiap seminggu sekali
klien control ke RS sansani, pada saat pengkajian didapatkan hasil tekanan darah
170/94 mmHg. Sebelum dilakukan pemeriksaan oleh ners muda, klien sudah
mengetahui dari pihak RS bahwa ia menderita hipertensi. Namun klien tidak tau hal
hal yang harus dihindari untuk mencegah peningkatan tekanan darah pada dirinya.
Sehingga pada TUK 1 saya melakukan pendidikan kesehatan terkait hipertensi seperti
pengertian, nilai normal, cara pencegahan, serta tanda dan gejala hipertensi untuk
peningkatan pengetahuan klien, sehingga klien mengetahui hal-hal yang harus ia
hindari.
Klien mengatakan keluarga klien memiliki riwayat hipertensi, dan klien
mengatakan suami nya merokok.klien mengatakan sudah mengkonsumsi obat dari
dokter, Sehingga pada saat pelaksanaan TUK 3 saya mengajarkan untuk relaksasi
nafas dalam dengan rendam air hangat agar tekanan darah klien bisa kembali normal.
Selanjutnya saya melakukan TUK 4 dan TUK 5 kepada klien dan keluarga.
DOKUMENTASI KEGIATAN