Anda di halaman 1dari 108

EFEKTIFITAS EDUKASI DENGAN AUDIO VISUAL TERHADAP

PENGETAHUAN MAHASISWA PROFESI NERS


TENTANG STUNTING PADA ANAK
DI STIKES PAYUNG NEGERI
PEKANBARU

SKRIPSI

FUTRI ADE CILIA


163010067

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2020
HALAMAN PERSETUJUAN

EFEKTIFITAS EDUKASI DENGAN AUDIO VISUAL TERHADAP


PENGETAHUAN MAHASISWA PROFESI NERS
TENTANG STUNTING PADA ANAK
DI STIKES PAYUNG NEGERI
PEKANBARU

SKRIPSI

Skripsi Ini Telah Disetujui


Tanggal Juli 2020

i
HALAMAN PENGESAHAN

EFEKTIFITAS EDUKASI DENGAN AUDIO VISUAL TERHADAP


PENGETAHUAN MAHASISWA PROFESI NERS
TENTANG STUNTING PADA ANAK
DI STIKES PAYUNG NEGERI
PEKANBARU

Skripsi Ini Telah disetujui, diperiksa, dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Program Studi S1 Keperawatan STIKes Payung Negeri Pekanbaru

FUTRI ADE CILIA


163010067

Pekanbaru, Juli 2020

Pembimbing Penguji I Penguji II

Ns. Sri Yanti, M. Kep, Sp. Kep, MB Ns. Emulyani, M. Kep Ns. M. Zul’Irfan, M. Kep
NIDN. 1001058102 NIDN. 1003087601 NIDN. 1014109004

Mengesahkan,
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Payung Negeri Pekanbaru

Dr. Hj. Deswinda, S. Kep., Ns. M. Kes


NIDN. 1024027001

ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Futri Ade Cilia
NIM : 163010067
Program Studi : S1 Keperawatan STIKes Payung Negeri Pekanbaru
Judul Proposal : Efektifitas Edukasi Dengan Audio Visual TerhadapPengetahuan
Mahasiswa Profesi Ners Tentang Stunting Pada Anak di STIKes
Payung Negeri Pekanbaru

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan alihan tulisan pikiran orang lain
yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila kemudian hari dapat
dibuktikan bahwa skripsi penelitian ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia
menerima sanksi atas perbuatan saya tersebut.

Pekanbaru, April 2020


Yang membuat pernyataan,

Futri Ade Cilia


163010067

iii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat yang
telah dilimpahkannya peneliti dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini, yang
diajukan guna melengkapi dan memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan
sarjana keperawatan STIKes Payung Negeri dengan judul “Efektifitas Edukasi
Dengan Metode Audio Visual Terhadap Pengetahuan Mahasiswa Profesi Ners
tentang Stunting Pada Anak di STIKes Payung Negeri Pekanbaru”.
Dalam penyelesaian menyelesaikan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan
bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini perkenankanlah
peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ns. Deswinda, S.Kep, M.Kes selaku ketua STIKes Payung Negeri Pekanbaru.
2. Ns. Sri Yanti, M. Kep, Sp. Kep. MB, selaku ketua Prodi Ilmu Keperawatan
STIKes Payung Negeri Pekanbaru dan dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu dan pikirannya untuk membimbing peneliti.
3. Bapak dan ibu dosen serta staf tata usaha STIKes Payung Negeri Pekanbaru.
4. Teristimewa kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Hardinata dan Ibunda
Nurmasithah karena selalu memberikan dukungan, motivasi dan doa yang tiada
henti dan juga kepada Noni Octa Herficha selaku kakak dan Boby Ikhsan selaku
Abang ipar yang selalu memberikan semangat kepada peneliti.
5. Teman-teman seperjuangan yang telah menjadi rekan selama di STIKes Payung
Negeri, khususnya teman-teman kelas IV A dan IVB.
6. Sahabat-sahabat saya Desrawati Sulistia Ningsih, Nurul Afifah Nensih, Asti
Windawati, Nora Setia Ningsih, Ihwayuni, Suci Desrianti, Andi Irawan, Suriadi,
Dwi Nur Candra, dan Resky Hidayat yang selalu menjadi tempat curhat sekaligus
memberikan peneliti masukan-masukan serta tak lupa peneliti mengucapkan

iv
terimakasih kepada Ahmad Yadi yang selalu memberikan semangat dan
dukungan tiada henti.
Semoga Allah SWT selalu memberikan berkah dan karunianya kepada semua
pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan kepada peneliti, Amin ya
rabbal ‘alamin. Harapan peneliti semoga pembaca dapat memberikan kritikan yang
sifatnya membangun guna lebih sempurnanya skripsi ini.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya dalam bidang ilmu keperawatan.

Pekanbaru, April 2020


Peneliti

Futri Ade Cilia


163010067

v
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES PAYUNG NEGERI PEKANBARU

Skripsi, Juli 2020

Futri Ade Cilia

Efektifitas Edukasi dengan Audio Visual Terhadap Pengetahuan Mahasiswa Profesi


Ners Tentang Stunting Pada anak di STIKes Payung Negeri Pekanbaru

xii + 66 halaman + 13 tabel + 4 skema + 9 Lampiran

ABSTRAK
Prevalensi balita pendek di Indonesia masih tinggi yaitu sebesar 29% dari capaian
standar WHO 20% (WHO,2015). Berdasarkan data yang di dapatkan dari Dinas
Kesehatan Kota Pekanbaru (2017) persentase balita sangat pendek usia 0-23 bulan
2,04%, dan persentase balita pendek 7,56% sedangkan persentase balita sangat
pendek usia 24-59 bulan 1,79% dan persentase balita pendek 7,83%. Tujuan
penelitian yaitu untuk mengetahui efektifitas edukasi dengan audio visual terhadap
pengetahuan mahasiswa profesi ners tentang stunting pada anak di STIKes Payung
Negeri Pekanbaru. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain quasy
exsperiment dan rangcangan penelitian yang digunakan adalah pre test and post test
with control design untuk kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Responden
berjumlah 34 orang yang merupakan mahasiswa Profesi Ners di STIKes Payung
Negeri Pekanbaru. Teknik pengambilan sampel yaitu Simple Random Sampling.
Penelitian dilakukan pada tanggal 16-17 Juni 2020, dengan menggunakan instrumen
kuesioner stunting pada anak. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan
bivariat menggunakan uji Paired T Test dan Independen T Test. Hasil penelitian
menunjukkan pada kelompok intervensi yaitu P Value 0,000<0,005 yang artinya ada
perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan edukasi dan pada kelompok
kontrol didapatkan P Value 0,608>0,005 yang artinya tidak ada perbedaan
pengetahuan sebelum dan sesudah. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan
institusi keperawatan agar dapat dijadikan acuan dalam mengembangkan
pembelajaran dan meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang stunting pada anak.
Peneliti selanjutnya disarankan dapat menambah variabel yang belum tercantum di
dalam penelitian ini.

Kata Kunci : Audio Visual, Edukasi, Pengetahuan, Stunting


Daftar Pustaka : 26 Referensi (2010 – 2020)

vi
NURSING PROGRAM
STIKES PAYUNG NEGERI PEKANBARU

Research, July 2020

Futri Ade Cilia

The Effectiveness of Audio Visual Education on Professional Nurse Students’


Awareness of Stunting Towards Children at STIKes Payung Negeri Pekanbaru

xii + 66 pages + 13 tables + 4 schemes + 9 Appendixes

ABSTRACK

The prevalence of stunting under five in Indonesia is still high, namely 29% of the
20% WHO standard achievement (WHO, 2015). Based on data obtained from the
Pekanbaru City Health Office (2017) the percentage of very short toddlers aged
between 0-23 months was 2.04%, and the percentage of short toddlers 7.56% while
the percentage of very short toddlers aged between 24-59 months was 1.79% and the
percentage of short toddlers 7.83%. The objective of this research was to determine
the effect of audio-visual education on nurses' professional awareness in stunting
towards children at College of Health of Payung Negeri Pekanbaru. This research was
quantitative research with quasy experiment design and the study design used is pre-
test and post-test with control design for the intervention group and the control group.
There were 34 respondents who were Nursing Profession students at College of
Health of Payung Negeri Pekanbaru. The sampling technique was Simple Random
Sampling. The study was conducted on June 16-17, 2020, using a stunting
questionnaire in children. The analysis used was univariate and bivariate analysis
using the Paired T Test and Independent T Test. The results showed in the
intervention group that is P Value 0,000 <0.005 which means there was a difference
awareness before and after education and in the control group it is obtained P Value
0.608> 0.005 which meant there was no difference in students' awareness before and
after. Based on the results of this study, it is expected that educational institutions can
be used as a reference in developing learning and increasing student's awareness
about stunting towards children. Further researchers are advised to be able to add
variables that are not yet listed in this study.

Keywords : Audio Visual, Education, Awareness, Stunting


References : 26 References (2010 - 2020)

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................. i


HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................. iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ iv
ABSTRAK.............................................................................................................. vi
ABSTRACK .......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR SKEMA .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 8
A. Tinjauan Teoritis.............................................................................................. 8
1. Status Gizi ................................................................................................... 8
2. Konsep Stunting ........................................................................................ 11
3. Edukasi Kesehatan ..................................................................................... 16
4. Konsep Pengetahuan .................................................................................. 23
5. Profesi Ners ............................................................................................... 26
B. Penelitian Terkait ........................................................................................... 29
C. Kerangka Konsep .......................................................................................... 31
D. Hipotesis ........................................................................................................ 33

viii
BAB III METODOLOGI PENILITIAN.............................................................. 34
A. Jenis dan Desain Penelitian ............................................................................ 34
B. Lokasi dan waktu penelitian ........................................................................... 35
C. Populasi dan Sampel ...................................................................................... 35
D. Instrumen Penelitian ...................................................................................... 38
E. Definisi Operasional ...................................................................................... 39
F. Prosedur Pengumpulan Data .......................................................................... 41
G. Proses Pengolahan Data ................................................................................. 43
H. Etika Penelitian .............................................................................................. 44
I. Analisis Data ................................................................................................. 45
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................ 47
A. Analisa Univariat ........................................................................................... 47
B. Uji Normalitas ............................................................................................... 51
C. Analisa Bivariat ............................................................................................. 52
BAB V PEMBAHASAN ....................................................................................... 54
A. Analisa Univariat ........................................................................................... 54
B. Analisa Bivariat ............................................................................................. 60
C. Keterbatasan Penelitian .................................................................................. 61
BAB VI PENUTUP ............................................................................................... 62
A. Kesimpulan.................................................................................................... 62
B. Saran ............................................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 65

ix
DAFTAR SKEMA

2.1 Kerangka Konsep pada kelompok intervensi .................................................... 32


2.2 Kerangka konsep pada kelompok kontrol ........................................................ 32
3.1 Rancangan Penelitian ....................................................................................... 34
3.2 Prosedur Pengumpulan Data ............................................................................ 41

x
DAFTAR TABEL

3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................................................... 35


3.2 Kisi-kisi Kuesioner .......................................................................................... 39
3.3 Definisi Operasional......................................................................................... 40
3.4 Rata-Rata Nilai Pengetahuan Mahasiswa Profesi Ners tentang Stunting pada
Anak di STIKes Payung Negeri Pekanbaru ...................................................... 46
4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Pada Mahasiswa Profesi Ners di
STIKes Payung Negeri Pekanbaru................................................................... 47
4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis KelaminPada Mahasiswa Profesi
Ners di STIKes Payung Negeri Pekanbaru ...................................................... 48
4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Status PernikahanPada Mahasiswa
Profesi Ners di STIKes Payung Negeri Pekanbaru .......................................... 48
4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Status PekerjaanPada Mahasiswa Profesi
Ners di STIKes Payung Negeri Pekanbaru ...................................................... 49
4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Media InformasiPada Mahasiswa Profesi
Ners di STIKes Payung Negeri Pekanbaru ...................................................... 49
4.6 Distribusi rata-rata nilai pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan
intervensi tentang stunting pada anak dengan media audio visual pada
kelompok intervensi ........................................................................................ 50
4.7 Distribusi rata-rata nilai pengetahuan sebelum dan sesudah tanpa diberikan
intervensi tentang stunting pada anak dengan media audio visual pada
kelompok kontrol ........................................................................................... 50
4.8 Distribusi rata-rata nilai pengetahuan sebelum dan sesudah pada kelompok
Intervensi dan kelompok kontrol ..................................................................... 52
4.9 Distribusi perbandingan rata-rata pengetahuan antara kelompok intervensi
Dan kelompok kontrol tentang stunting pada anak dengan media audio
Visual ............................................................................................................. 53

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Permohonan Menjadi Responden


Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3 : Lembar Kuesioner
Lampiran 4 : Lembar Konsul
Lampiran 5 : Lembar Audience
Lampiran 6 : Lembar Oponen
Lampiran 7 : Surat Izin Pengambilan data dan Penelitian
Lampiran 8 : Surat Uji Etik
Lampiran 9 : Surat Selesai Melakukan Penelitian

xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Stunting adalah kondisi gagal tumbuhpada anak balita (bayi dibawah lima
tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk
usianya sejak 1.000 hari pertama kehidupannya. Kekurangan gizi terjadi sejak
bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi
stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun. Menurut Kemenkes RI (2016),
stunting atau pendek merupakan salah satu indikator status gizi kronis yang
menggambarkan terhambatnya pertumbuhan karena malnutrisi jangka panjang.
Stunting menggambarkan status gizi kurang yang bersifat kronik pada masa
pertumbuhan dan perkembangan sejak awal kehidupan. Keadaan ini
dipresetasikan dengan menggunakan nilai z-score tinggi badan menurut umur
(TB/U) kurang dari-2 standar deviasi (SD) berdasarkan standar pertumbuhan
menurut WHO (2010).
Penyebab masalah gizi yang terjadi pada anak sangat beragam, diantaranya
yaitu kurangnya asupan karena konsumsi yang tidak adekuat dipandang sebagai
suatu permasalahan ekologis yang disebabkan oleh ketidakcukupan ketersediaan
pangan dan zat-zat tertentu, penyakit yang di derita, pola asuh orang tua, sanitasi
lingkungan yang kurang baik, kemiskinan, dan ketidaktahuan tentang gizi.
Apabila terjadi ketidaksesuaian antara jumlah zat gizi yang masuk dengan
kebutuhan tubuh maka akan mendorong balita mengalami masalah gizi. Hal ini
sangat berpengaruh terhadap kejadian stunting pada anak (Marimbi dalam
Muliah, 2017).
Menurut World Health Organization (WHO) prevalensi balita pendek di
Indonesia masih tinggi yaitu sebesar 29% dan merupakan masalah kesehatan yang
harus ditanggulangi. Dibandingkan dengan beberapa negara tetangga, prevalensi

1
2

balita pendek di Indonesia juga tinggi dibandingkan Vietnam (23%), Malaysia


(17%), Thailand (16%) dan Singapura (4%).Global Nutrilion Report tahun 2014
menunjukkan Indonesia termasuk dalam 17 negara, diantara 117 negara yang
mempunyai tiga masalah gizi yaitu stunting, wasting dan overweight pada balita
(Depkes, 2017).
Menurut Global Nutrition Report pada tahun 2018 di Indonesia terdapat
22,2% balita di dunia (150,8 juta) menderita stunting, 7,5% (50,5 juta) balita
menderita wasting (kekurangan gizi) dan 5,6% (38,3 juta) balita menderita
overweight (kegemukan). Menurut kementrian PPN/Bappenas tahun 2018,
Indonesia merupakan negara ke 5 dengan jumlah balita tertinggi mengalami
stunting dengan prevalensi 37% dengan 7.688 balita. Prevalensi masalah status
gizi berdasarkan indeks TB/U sebanyak 9,8% balita mempunyai status gizi sangat
pendek dan 19,8% balita mempunyai status gizi pendek (Kemenkes RI, 2018).
Gizi kurang dan gizi buruk dapat menyebabkan terjadinya gangguan jasmani dan
kesehatan pada balita. Kejadian gizi buruk akan menyebabkan daya tahan tubuh
anak akan menurun dan anak juga akan lebih mudah terkena penyakit. Gizi buruk
yang terjadi pada anak, apabila tidak ditangani dengan baik dan cepat dapat
mempengaruhi kualitas generasi selanjutnya (Yanti dalam Muliah, 2017).
Berdasarkan Riskesdas (2018), jumlah balita stunting adalah 30,8%, dimana
terdiri dari 11,5% sangat pendek dan 19,3% pendek, yang berarti telah terjadi
penurunan sebanyak 6,4% dibanding hasil Riskesdas 2013. Meskipun persentase
ini telah mengalami penurunan dari sebelumnya namun angka balita yang
mengalami stunting masih jauh dari pencapaian target RPJMN (Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional) tahun 2019 sebesar 28%.Berdasarkan
data yang di dapatkan dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru (2017) persentase
balita sangat pendek usia 0 sampai 23 bulan adalah 2,04%, dan persentase balita
pendek 7,56% sedangkan persentase balita sangat pendek usia 24 sampai 59 bulan
adalah 1,79% dan persentase balita pendek 7,83%.
3

Pemerintah Indonesia pun melakukan beberapa intervensi untuk mencapai


target turunnya prevalensi stunting pada anak di bawah umur dua tahun dari 37%
ditahun 2013 menjadi 28% di tahun 2019 (MCA-Indonesia, 2017). Kebijakan
pemerintah dalam mengatasi stunting dengan mengupayakan jaminan mutu ANC
(Ante Natal Care) terpadu, deteksi dini penyakit (menular dan tidak menular),
pemantauan pertumbuhan balita, menyelenggarakan kegiatan pemberian makanan
tambahan (PMT) untuk balita, menyelenggarakan stimulasi dini perkembangan
anak, dan memberikan pelayanan kesehatan yang optimal (Bappenas, 2013).
Pemerintah menetapkan stunting sebagai suatu program prioritas berdasarkan
peraturan menteri kesehatan No. 39 Tahun 2016 tentang pedoman
penyelenggaraan program Indonesia Sehat (PPI) dengan pendekatan keluarga
(Kemenkes RI, 2016).
Penanganan stunting perlu koordinasi antar sektor dan melibatkan berbagai
pemangku kepentingan seperti Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Dunia
Usaha, Masyarakat Umum, dan lainnya. Presiden dan Wakil Presiden
berkomitmen untuk memimpin langsung upaya penanganan stunting agar
penurunan prevalensi stunting dapat dipercepat dan dapat terjadi secara merata di
seluruh wilayah Indonesia (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan, 2017).
Pengetahuan seseorang dapat ditingkatkan dengan diberikan pendidikan
kesehatan ataupun edukasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ni’Mah
dan Muniroh (2015) salah satu faktor penyebab terjadinya stunting adalah tingkat
pengetahuan yang rendah. Pengetahuan yang baik akan menciptakan sikap yang
baik, yang selanjutnya apabila sikap tersebut dinilai sesuai, maka akan muncul
perilaku yang baik pula. Pengetahuan sendiri di dapatkan dari informasi baik yang
didapatkan dari pendidikan formal maupun dari media (non formal), seperti radio,
TV, video, internet, Koran, majalah, dan lain lain.
4

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Maghdalena (2017) bahwa pemberian


edukasi kesehatan efektif dilakukan dengan menggunakan media audio visual
seperti video. Media audio visual adalah seperangkat alat yang dapat
memproyeksikan gambar bergerak dan bersuara.Audio visual juga dapat diartikan
sebagai bahan atau alat yang digunakan dalam situasi belajar untuk membantu
tulisan dan kata yang diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap, dan ide.
Media audio visual menggunakan dua indra yaitu indra pendengaran dan
penglihatan sehingga media audio visual lebih efektif dibandingkan dengan media
lainnya.
Program studi profesi Ners ini merupakan program lanjutan dari mahasiswa
untuk dipersiapkan menjadi seorang perawat profesional, yang wajib ditempuh
setelah lulus program akademik yang bergelar Sarjana Keperawatan. Mahasiswa
profesi Ners sudah melewati stase keperawatan anak dan maternitas serta sudah
turun langsung kelapangan untuk melakukan aplikasi pemberian intervensi terkait
stunting sehingga mereka sedikit banyak sudah terpapar tentang stunting di
masyarakat namun materi tentang stunting tidak di bahas secara spesifik di dalam
pembelajaran sehingga masih ada yang belum mengetahui tentang stunting selain
itu tidak semua mahasiswa menemukan kasus kelolaan terkait stunting di
lapangan. Jumlah sebaran mahasiswa profesi Ners di pekanbaru STIKes Payung
Negeri menempati urutan terbanyak yaitu 116 mahasiswa, dilanjutkan dengan
Universitas Riau 115 Mahasiswa, STIKes Hang Tuah 36 mahasiswa, dan STIKes
Tengku Maharatu 15 mahasiswa.
Salah satu bentuk peran serta mahasiswa keperawatan dalam
mengembangkan pengetahuan masyarakat adalah dengan memberikan edukasi
terkait masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Tentunya sebelum melakukan
edukasi kepada masyarakat mahasiswa terlebih dahulu harus mengetahui atau
mendapatkan pelatihan terkait edukasi yang akan diberikan. Berdasarkan data
diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di STIKes Payung Negeri
tentang “Efektifitas edukasi dengan metode audio visual terhadap pengetahuan
5

mahasiswa profesi Ners tentang stunting pada anak di STIKes Payung Negeri
Pekanbaru”.

B. Rumusan Masalah
Menurut World Health Organization (WHO) prevalensi balita pendek di
Indonesia masih tinggi yaitu sebesar 29% dan merupakan masalah kesehatan yang
harus ditanggulangi. Berdasarkan data yang di dapatkan dari Dinas Kesehatan
Kota Pekanbaru (2017) persentase balita sangat pendek usia 0 sampai 23 bulan
adalah 2,04%, dan persentase balita pendek 7,56% sedangkan persentase balita
sangat pendek usia 24 sampai 59 bulan adalah 1,79% dan persentase balita
pendek 7,83%. Salah satu cara untuk mencegah angka peningkatan stunting yaitu
dengan melakukan edukasi kesehatan sehingga masyarakat dapat mengetahui
bagaimana cara pencegahan stunting pada anak. Salah satu bentuk peran serta
mahasiswa keperawatan dalam mengembangakan pengetahuan masyarakat adalah
dengan memberikan edukasi terkait masalah kesehatan yang ada di masyarakat.
Sebaran mahasiswa profesi Ners terbanyak yaitu di STIKes Payung Negeri
Pekanbaru dengan jumlah 116 Mahasiswa. Tentunya sebelum melakukan edukasi
kepada masyarakat mahasiswa terlebih dahulu harus mengetahui terkait edukasi
yang akan diberikan. Edukasi yang diberikan akan lebih efektif apabila
menggunakan media audio visual seperti video karena media audio visual
menggunakan dua indra yaitu indra pendengaran dan penglihatan.
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di
STIKes Payung Negeri tentang “Efektifitas edukasi dengan metode audio visual
terhadap pengetahuan mahasiswa profesi Nerstentang stunting pada anak di
STIKes Payung Negeri Pekanbaru”.
6

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk Mengetahui efektifitas edukasi dengan metode audio visual terhadap
pengetahuan mahasiswa profesi Ners tentang stunting pada anak di STIKes
Payung Negeri Pekanbaru.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui efektifitas sebelum diberikan edukasi dengan media
audio visual terhadap pengetahuan mahasiswa profesi ners tentang
stunting pada anak terhadap kelompok intervensi
b. Untuk mengetahui efektifitas sesudah diberikan edukasi dengan media
audio visual terhadap pengetahuan mahasiswa profesi ners tentang
stunting pada anak terhadap kelompok intervensi
c. Untuk mengetahui efektifitas sebelum diberikan intervensi dengan media
audio visual terhadap pengetahuan mahasiswa profesi ners tentang
stunting pada anak terhadap kelompok kontrol
d. Untuk mengetahui efektifitas sesudah diberikan intervensi dengan media
audio visual terhadap pengetahuan mahasiswa profesi ners tentang
stunting pada anak terhadap kelompok kontrol
e. Untuk membandingkan efektifitas sebelum dan sesudah diberikan edukasi
dengan media audio visual terhadap pengetahuan mahasiswa profesi ners
tentang stunting pada anak terhadap kelompok intervensi
f. Untuk membandingkan efektifitas sebelum dan sesudah diberikan
intervensi dengan media audio visual terhadap pengetahuan mahasiswa
profesi ners tentang stunting pada anak terhadap kelompok kontrol
g. Untuk membandingkan efektifitas sesudah diberikan edukasi dengan
media audio visual terhadap pengetahuan mahasiswa profesi ners tentang
stunting pada anak terhadap kelompok intervensi dan kelompok kontrol
7

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi institusi Keperawatan
Diharapkan penilitian ini dapat digunakan sebagai tambahan literatur
perpustakaan tentang efektifitas edukasi dengan metode audio visual terhadap
pengetahuan mahasiswa profesi Ners tentang stunting pada anak.
2. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi bagi mahasiswa tentang
efektifitas edukasi dengan metode audio visual terhadap pengetahuan
mahasiswa profesi Ners tentang stunting pada anak.
3. Bagi Penelitian selanjutnya
Diharapkan hasil penelitian ini dapat untuk mengembangkan penelitian lebih
lanjut dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan teknik yang lebih baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis
1. Status Gizi
a. Definisi Status Gizi
Gizi merupakan faktor utama yang mendukung terjadinya proses
metabolisme di dalam tubuh. Setiap reaksi kimia yang terjadi di dalam
tubuh membutuhkan zat gizi tertentu untuk pelaksanaannya, baik
kekurangan atau kelebihan. Kekurangan gizi dapat berdampak pada
pertumbuhan dan pematangan organ yang terlambat, secara ukuran tubuh
jauh lebih pendek (Apriluana, 2018).
b. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil
Gizi pada masa kehamilan merupakan salah satu faktor penting yang
mempengaruhi perkembangan embrio dan janin serta status kesehatan ibu
hamil. Kehamilan merupakan tahapan yang berkesinambungan, sehingga
defisiensi pada suatu periode akan memberikan dampak secara berbeda
pada outcome kehamilan. Periode perikonsepsional terdiri dari
prekonsepsi, konsepsi, imlantasi, plasentasi, serta masa embryogenesis.
Kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu
sebelum dan selama kehamilan (Catin, el al., Azizah & Adriani, 2017).
c. Kecukupan Nutrisi Pada Ibu Hamil
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran bayi pada
waktu lahir, salah satunya yaitu asupan gizi ibu selama
kehamilan.Semakin buruk gizi ibu semakin kurang berat lahir dan
panjang bayinya Asupan gizi yang cukup sangat dibutuhkan oleh ibu
hamil, kebutuhan gizi ini diperlukan ibu hamil agar dapat memberika
nutrisi yang baik kepada janin untuk pertumbuhan dan perkembangan
janin dalam kandungan.

8
9

Kecukupan kebutuhan nutrisi untuk perkembangan dan kesehatan ibu


selama hamil memerlukan asupan makanan yang seimbang, hal tersebut
terdiri dari berbagai asupan makanan dalam jumlah proporsi yang sesuai
untuk memenuhi kebutuhan gizi seseorang(Syari, Serudji, & Mariati,
2015). Berikut merupakan kecukupan nutrisi yang harus dipenuhi oleh ibu
hamil :
1. Energi
Pada umumnya ibu hamil perlu tambahan energi sebesar 285 kkal
per hari dari rata-rata kebutuhan wanita dewasa tidak hamil sebesar
1.900 – 2.400 kkal per hari. Kebutuhan akan energi diperoleh dari
makanan yang mengandung sumber karbohidrat (padi-padian, umbi-
umbian, dan gula murni) dan lemak (merupakan energi berkonsentrat
tinggi, bisa diperoleh dari minyak, kacang-kacangan, dan biji-bijian).
Ibu hamil yang mengalami KEP (Kekurangan Energi dan Protein) dan
KEK (Kekurangan Energi Kronis) yangakan melahirkan bayi dengan
berat lahir rendah (BBLR), ukuran otak yang kecil dan jumlah sel otak
yang kurang. Namun, ibu hamil tidak boleh kelebihan kalori karena
menyebabkan kegemukan sehingga dapat menderita pre
eklamsia(hipertensi dalam kehamilan), sedangkan bayi bisa lahir
premature atau pertumbuhannya terhambat karena suplay makanan ke
janin berkurang akibat terjadinya penyempitan pembuluh darah sang
ibu (Pujiastuti, 2014).
2. Protein
Ibu hamil memerlukan tambahan protein rata-rata 12 gram yang
dapat diperoleh dari protein hewani (telur, ikan, daging, susu sapi,
unggas dan kerang) dan protein nabati (kacang kedelai : tahu, tempe
dan susu kedelai). Pertumbuhan janin akan terhambat apabila ibu
hamil kekurangan protein. Protein berfungsi sebagai pembentukan
kecerdasan otak, pertumbuhan plasenta, plasma protein, cairan
10

amnion, jaringan uterus, hemoglobin, serta cadangan material saat


melahirkan dan pemberian ASI (Pujiastuti, 2014).
3. Kalsium
Kalsium dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang dan gigi yang
kuat, kesehatan saraf, jantung dan otot.Kalsium juga dibutuhkan untuk
mengembangkan irama jantung dan pembekuan darah.Kalsium
diperlukan terutama pada trimester III kehamilan, yaitu pada saat
pertumbuhan dan pembentukan gigi.Kebutuhan kalsium diperlukan
sebanyak 1.000 mg per hari. Kekurangan kalsium akan mengakibatkan
gangguan pertumbuhan tulang dan gigi pada janin. Sementara bagi ibu
akan mengalami kerapuhan tulang, karena janin yang kekurangan
kalsium akan mengambil persendian kalsium dari tulang ibu
(Pujiastuti, 2014).
4. Vitamin dan Zinc
Vitamin merupakan zat-zat organik komplek yang dibutuhkan
dalam jumlah yang sangat kecil dan pada umumnya tidak bisa
dibentuk oleh tubuh. Vitamin termasuk kelompok zat pengatur
pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan (Masturah, 2014). Vitamin
A penting untuk pembentukan mata, kulit, dan selaput lendir.Vitamin
ini juga penting untuk resistensi infeksi, pertumbuhan tulang, dan
metabolisme lemak. Vitamin A terdapat pada kuning telur dan susu.
Vitamin B6 membantu metabolism lemak, protein, dan
karbohidrat.Selain itu vitamin ini juga meregenerasi sel darah merah
dan mengembangkan sistem otak dan saraf. Vitamin ini dibutuhkan
sebanyak 1,7 sampai 1,9 mg/hari. Vitamin B6 terdapat dalam hatai,
daging, ikan, susu sapi, biji-bijian dan kacang tanah (Pujiastuti, 2014).
11

Vitamin C penting untuk perbaikan jaringan dan produksi kolagen


yang merupakan komponen tulang rawan, tendon, dan kulit sebanyak
85 miligram.Kekurangan vitamin C pada ibu hamil dapat
menyebabkan keguguran.Vitamin C terdapat dalam buah-buahan
seperti jeruk, anggur dan tomat.Untuk vitamin D dibutuhkan sebanyak
5 mcg atau 200 IU yang berguna dalam membantu membentuk tulang
dan gigi. Dapat diperoleh secara alamiah dari sinar matahari di pagi
hari serta terdapat dalam minyak hati ikan cod, jamur, kedelai, dan
susu. Sedangkan Zinc dibutuhkan sebanyak 10,5 miligram untuk
pertumbuhan sel dan pembentukan DNA. Terdapat dalam kuning
telur, hati, dan terbentuk di bawah jaringan kulit yang langsung
terkena sinar matahari di pagi hari(Pujiastuti, 2014).

2. Konsep Stunting
a. Pengertian Stunting
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi dibawah
lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu
pendek untuk usianya sejak 1.000 hari pertama kehidupannya.
Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal
setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi
berusia 2 tahun (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan,
2017)
Menurut Kemenkes RI (2016), stunting atau pendek merupakan salah
satu indikator status gizi kronis yang menggambarkan terhambatnya
pertumbuhan karena malnutrisi jangka panjang. Stunting menggambarkan
status gizi kurang yang bersifat kronik pada masa pertumbuhan dan
perkembangan sejak awal kehidupan.Keadaan ini dipresetasikan dengan
menggunakan nilai z-score tinggi badan menurut umur (TB/U) kurang
12

dari-2 standar deviasi (SD) berdasarkan standar pertumbuhan menurut


WHO (2010).
b. Indikator stunting
Menurut World Health Organization (WHO) prevalensi balita pendek
di Indonesia masih tinggi yaitu sebesar 29% dan merupakan masalah
kesehatan yang harus ditanggulangi.Dibandingkan dengan beberapa
negara tetangga, prevalensi balita pendek di Indonesia juga tinggi
dibandingkan Vietnam (23%), Malaysia (17%), Thailand (16%) dan
Singapura (4%).Global Nutrilion Report tahun 2014 menunjukkan
Indonesia termasuk dalam 17 negara, diantara 117 negara yang
mempunyao tiga masalah gizi yaitu stunting, wasting dan overweight pada
balita (Depkes, 2017).
Pemerintah Indonesia pun melakukan beberapa intervensi untuk
mencapai target turunnya prevalensi stunting pada anak di bawah umur
dua tahun dari 37% ditahun 2013 menjadi 28% di tahun 2019 (MCA-
Indonesia, 2017). Oleh karena itu ibu berperan penting dalam pemenuhan
gizi anak, mulai dari penyiapan makanan, pemilihan bahan makanan
sampai menu makanan untuk anak, terutama ibu yang sedang hamil oleh
karena itu pemerintah sangat memperhatikan kesehatan bagi ibu yang
sedang mengandung karena di dalam kandungannya ada generasi emas
yang akan membangun negeri (Kemenkes RI, 2017).
c. Faktor resiko stunting
Menurut Kemenkes RI (2013) Stunting pada balita merupakan
konsekuensi dari beberapa faktor yang sering dikaitkan dengan asupan
nutrisi, pengetahuan dan pendidikan ibu serta sanitasi dan lingkungan.
Faktor utama penyebab stuntingyaitu :
1) Asupan Nutrisi
Asupan nutrisi yang optimal sangat penting dalam pemenuhan
dan perkembangan terhadap bayi.Selama masa bayi dan kanak-kanak,
13

kebutuhan terhadap kalori relative besar, seperti yang dibuktikan


dengan meningkatknya tinggi dan berat badan pada anak. Menurut
Wong, dkk (2011) pemberian ASI kepada bayi merupakan pemenuhan
nutrisi pada bayi yang banyak mengandung suatu emulasi lemak
dalam larutan protein, lactose dan garam organik yang disekresi oleh
kedua kelenjar payudara ibu sebagai makanan utama bagi bayi. ASI
mengandung andtibodi yang dapat menambah zat kekebalan tubuh
bagi bayi.
2) Pemberian ASI Eksklusif
Menurut Astuti (2014) ASI merupakan makanan utama yang
penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan balita ASI. ASI
mengandung komponen makro dan mikro nutrient dengan komposisi
kandungan air, protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, zat
antibody, dan enzim yang dapat mengurangi risiko bayi terkena
penyakit tertentu.Jenis ASI berdasarkan waktunya memiliki stadium
laktasi seperti kolostrum. Kolostrum adalah cairan piscous kental
dengan warna kekuning-kuningan dan lebih kuning dibandingkan susu
yang matur. Kolostrum dikenal juga dengan cairan emas yang encer
berwarna kuning (dapat pula jernih) dan lebih menyerupai darah dari
pada susu karena mengandung sel hidup menyerupai sel darah putih
yang dapat membunuh kuman penyakit. Oleh karena itu, kolostrum
harus diberikan kepada bayi.
Menurut Sandra, dkk (2017) dengan pemenuhan pemberian ASI
eksklusif balita akan tumbuh dan berkembang secara baik sehingga
dapat menurunkan angka kejadian stunting. ASI eksklusif
didefinisikan sebagai pemberian ASI tanpa suplementasi makanan
maupun minuman lain, baik berupa air putih, jus, ataupun susu selain
ASI. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan
pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama untuk mencapai
14

tumbuh kembang optimal. Setelah 6 bulan, bayi mendapat makanan


pendamping yang adekuat sedangkan ASI dilanjutkan sampai usia 24
bulan. Menyusui yang berkelanjutan selama 2 tahun memberikan
kontribusi signifikan terhadap asupan nutrisi penting pada bayi.
3) Pengetahuan ibu
Pengetahuan ibu adalah hal yang sangat penting untuk
perkembangan bayi.Pengetahuan ibu tentang gizi sangatlah penting
agar dapat mengatasi masalah yang timbul.Ibu bertanggung jawab
terhadap konsumsi makanan bagi keluarga, ibu harus memiliki
pengetahuan ysng cukup tentang gizi yang baik melalui pendidikan
formal maupun pendidikan nonformal (Notoatmodjo, 2010).
4) Pendidikan ibu
Pendidikan merupakan upaya persuasi atau pembelajaran kepada
masyarakat agar melakukan tindakan atau praktek untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan. Pendidikan ibu merupakan faktor yang
sangat penting, makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka
semakin mudah dalam menerima informasi, dengan pendidikan tinggi
maka seseorang cendrung untuk mendapatkan informasi dengan baik,
dengan pemahaman yang baik ibu akan lebih mudah dalam
menentukan asupan yang terbaik untuk keluarga terutama pemenuhan
gizi.
5) Pekerjaan ibu
Wanita sebagai pekerja mempunyai potensi dan hal ini sudah
dibuktikan dalam dunia kerja yang tidak kalah dengan pria.Ibu yang
mempunyai pekerjaan tidak dapat memberikan perhatian pernuh
terhadap anak balitanya terutama dalam pemenuhan pemberian ASI.
Umumnya ibu merasa alasannya sangat masuk akal ketika tidak
menyusui bayi dan menyambung ASI dengan susu formula karena
alasan bekerja. Memang, ada ibu yang beruntung karena lokasi kerja
15

berdekatan dengan lokasi rumah sehingga bisa izin pulang untuk


menyusui. Namun, keadaannya akan berbeda jika ternyata lokasi kerja
berjauhan dengan lokasi rumah. Keputusan akhirnya adalah
memberikan susu formula kepada bayi (Riksani, 2012).
6) Penyakit infeksi
Rendahnya sanitasi dan kebersihan lingkungan adalah pemicu
gangguan saluran pencernaan, yang membuat energy untuk
pertumbuhan teralihkan pada perlawanan tubuh menghadapi infeksi
status gizi anak berkaitan erat dengan infeksi yang di derita anak
(Firmanu, 2016).
7) Pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan
Keadaan sanitasi lingkungan yang kurang baik memungkinkan
terjadinya berbagai jenis penyakit anatara lain diare, kecacingan, dan
infeksi saluran pencernaan. Apabila anak menderita infeksi saluran
pencernaan, penyerapan zat gizi akan terganggu yang menyebabkan
terjadinya kekurangan zat gizi (Firmanu, 2016).
d. Dampak Stunting
MenurutDewey dalam Sandra, dkk (2017) stunting pada masa anak-
anak berdampak pada tinggi badan yang pendek, malnutrisi kronis,
mengakibatkan rendahnya intelejensi dan turunnya kapasitas fisik yang
pada akhirnya menyebabkan penurunan produktifitas, perlabatan
pertumbuhan ekonomi, dan perpanjangan kemiskinan. Selain itu, stunting
juga bisa berdampak pada sistem kekebalan tubuh yang lemah dan
kerentanan terhadap penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung dan
kanker serta gangguan reproduksi maternal di masa dewasa.Menurut
Kardalam Sandra, dkk (2017) proses stunting disebabkan oleh asupan gizi
yang kurang dan infeksi yang berulang akibat pada terlambatnya
perkembangan fungsi kognitif dan kerusakan kognitif permanen.
16

3. Edukasi Kesehatan
a. Pengertian edukasi kesehatan
Edukasi atau disebut juga dengan pendidikan merupakan segala
upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu,
kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang
diharapkan oleh pelaku pendidikan. Edukasi kesehatan adalah sebuah
pengalaman yang berpengaruh secara menguntungkan terhadap kebiasaan,
sikap dan pengetahuan yang ada hubungannya dengan kesehatan
perseorangan, masyarakat, dan bangsa. Kesemuanya ini dipersiapkan
dalam rangka mempermudah diterimanya secara sukarela perilaku yang
akan meningkatkan atau memelihara kesehatan (Susilo, 2011).
Edukasi kesehatan adalah proses membantu seseorang, dengan
bertindak secara sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat
keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang
mempengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara kesehatannya dan tidak hanya
mengaitkan diri pada peningkatan pengetahuan. Bukan hanya sikap dan
praktik saja, tetapi juga meningkatkan atau memperbaiki lingkungan
dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan dengan penuh
kesadaran (Sari, 2013).
Edukasi kesehatan adalah kegiatan-kegiatan yang ditujukan untuk
meningkatkan kemampuan orang dan membuat keputusan yang tepat
sehubungan dengan pemeliharaan kesehatan.Dapat dikatakan edukasi
kesehatan adalah suatu bentuk rekayasa perilaku (Behavior engineering)
untuk hidup sehat.Dari batasan ini tersirat unsur-unsur pendidikan, yaitu :
1) Input : sasaran pendidikan (individu, kelompok, masyarakat) dan
pendidik (perilaku pendidikan).
2) Proses : upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain.
17

3) Output : melakukan apa yang di harapkan atau perilaku. Luaran


(output) yang di harapkan dari suatu pendidikan kesehatan disini
adalah perilaku kesehatan atau perilaku untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan atau dapat dikatakan perilaku yang kondusif
(Fitriani, 2011).
b. Tujuan edukasi kesehatan
Tujuan edukasi kesehatan dibagi menjadi 2, yaitu sebagai berikut :
1) Merubah perilaku orang atau masyarakat dari perilaku yang tidak sehat
atau belum sehat menjadi perilaku sehat.
2) Mengubah perilaku yang berkaitan dengan budaya. Sikap dan perilaku
merupakan bagian dari budaya. Kebudayaan adalah kebiasaan, adat
istiadat, tata nilai atau norma (Fitriani, 2011).
c. Ruang lingkup edukasi kesehatan
Menurut Notoatmodjo (2011) Ruang lingkup edukasi kesehatan dapat
dilihat dari berbagai dimensi sasaran edukasi kesehatan, dimensi tempat
pelaksanaan atau aplikasinya, dan dimensi tingkat pelayanan kesehatan.
Dari dimensi sasaran, edukasi kesehatan dapat dikelompokkan menjadi
tiga yaitu :
1) Edukasi kesehatan individual, dengan sasaran individual.
2) Edukasi kesehatan kelompok, dengan sasaran kelompok.
3) Edukasi kesehatan masyarakat, dengan sasaran masyarakat luas.
Berdasarkan dimensi tempat pelaksanaannya, edukasi kesehatan
dapat berlangsung diberbagai tempat, dengan sasaran yang berbeda,
misalnya :
1) Edukasi kesehatan didalam keluarga (rumah).
2) Edukasi di sekolah, dilakukan di sekolah dengan sasarannya adalah
murid.
18

3) Edukasi kesehatan diinstitusi pelayanan kesehatansepeti rumah sakit


dan puskesmas dengan sasaran pasien atau keluarga pasien dan
sebagainya.
4) Edukasi kesehatan di tempat-tempat kerja dengan sasaran buruh atau
karyawan yang bersangkutan.
5) Edukasi kesehatan di tempat-tempat umum.
d. Media edukasi kesehatan
Media edukasi kesehatan merupakan alat bantuedukasi yang
disampaikan dengan tujuan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan
kesehatan (Notoatmodjo, 2007 dalam Windasari, 2014). Media kesehatan
tersebut antara lain :
1) Media cetak
a) Booklet, adalah media untuk menyampaikan pesan kesehatan
dalam bentuk buku, baik berupa tulisan maupun gambar.
b) Leaflet, adalah bentukpenyampaian informasi atau pesan kesehatan
melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi dalam bentuk kalimat
maupun gambar atau kombinasi.
c) Flyer (selebaran), bentuknya seperti leaflet tetapi tidak berlipat.
d) Flip chart (lembar balik), media penyampaian pesan atau
informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik.
e) Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah yang
membahas suatu masalah kesehatan, atau hal-hal yang berkaitan
dengan kesehatan.
f) Poster, bentuk media cetak yang berisi pesan atau informasi
kesehatan, yang biasanya ditempel ditembok-tembok, ditempat-
tempat umum, atau di kendaraan umum.
19

2) Media Elektronik
Media elektronik sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan
atau informasi kesehatan dan memiliki jenis yang berbeda-beda, antara
lain :
a) Televisi : Penyampaian pesan atau informasi-informasi kesehatan
melalui televisi dapat dalam bentuk sandiwara, sinetron, forum
diskusi maupun tanya jawab sekitar masalah kesehatan, pidato
(ceramah), TV, sport, quiz atau cerdas cermat, dan sebagainya.
b) Radio : Penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan
melalui radio juga dapat berbentuk macam-macam antara lain
obrolan, sandirwara, radio, ceramah dan sebagainya.
c) Slide : Digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi-
informasi kesehatan.
d) Film : Merupakan strip yang digunakan untuk menyampaikan
pesan-pesan kesehatan.
3) Media Demonstrasi
a) Pengertian
Media demonstrasi adalah cara penyajian pembelajaran
dengan memperagakan dan mempertunjukkan suatu proses, situasi
atau benda tertentu yang sedang di pelajari baik dalam bentuk
sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh
pendidik atau sumber belajar lain di depan seluruh siswa (Huda,
2013).
b) Langkah-langkah penggunaan media demonstrasi
Adapun langkah-langkah dalam penggunaan media demonstrasi
yaitu sebagai berikut :
(1) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang
merangsang peserta didik untuk berfikir, misalnya melalui
pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka teki sehingga
20

mendorong peserta didik untuk tertarik memperhatikan


demonstrasi.
(2) Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari
suasana yang menegangkan.
(3) Yakin bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi
dengan memperhatikan seluruh reaksi siswa.
(4) Berikan kesempatan pada siswa untuk secara aktif memikirkan
lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses
demonstrasi itu (Syaiful Bahri Djamarah, 2010).
c) Kelebihan dan Kekurangan Media Demonstrasi
Media demonstrasi mempunyai kelebihan dan kekurangan antara
lain :
(1) Kelebihan media demonstrasi
(a) Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan
konkret, sehingga menghindari verbalisme (pemahaman
secara kata-kata atau kalimat).
(b) Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.
(c) Proses pengajaran menjadi lebih menarik.
(d) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati dan
menyesuaikan antara teori dengan kenyataan serta mencoba
melakukannya sendiri (Syaiful Bahri Djamarah, 2010).
(2) Kekurangan media demonstrasi
(a) Media ini memerlukan keterampilan guru secara khusus,
karena tanpa hal itu pelaksanaan demonstrasi tidak akan
efektif.
(b) Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai
tidak selalu tersedia dengan baik.
21

(c) Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang


matang di samping memerlukan waktu yang cukup panjang
dan mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran
lain. Sehingga dalam melakukan media demonstrasi kita
perlu mengkombinasikan dengan media lain sehingga dapat
saling melengkapi (Syaiful Bahri Djamarah, 2010).
4) Media Audio Visual
a) Pengertian Media Audio Visual
Media audio visual adalah jenis media yang di gunakan
dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran
dan penglihatan sekaligus dalam suatu proses atau kegiatan.
Pesan dan informasi yang dapat di salurkan melalui media ini
dapat berupa pesan verbal dan nonverbal yang mengandalkan
baik penglihatan maupun pendengaran seperti video, film,
program TV dan lain lain (Asyhar, 2011).
b) Kelebihan dan Kelemahan Media Audio Visual
(1) Kelebihan media audio visual :
(a) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga
dapat lebih dipahami oleh penerima informasi, dan
memungkinkan mereka menguasai tujuan pengajaran
lebih baik.
(b) Saat memberikan informasi akan lebih bervariasi,
tidak semata-mata komunikasi verbal melalui
penuturan kata-kata oleh pemateri sehingga
pembelajaran menjadi tidak membosankan.
(c) Pemaparan akan lebih menarik perhatian sehingga
dapat menumbuhkan motivasi belajar.
22

(2) Kelemahan media audio visual :


(a) Tidak seluruh orang bisa mengikuti informasi yang
ingin di sampaikan melalui video tersebut.
c) Langkah-langkah menggunakan media audio visual
Media pembelajaran audio visual memiliki langkah-langkah
dalam penggunaannya seperti halnya media pembelajaran
lainnya yaitu sebagai berikut :
(1) Persiapan
(a) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
(b) Mempelajari buku petunjuk penggunaan media
(c) Menyiapkan dan mengatur peralatan media yang akan
digunakan.
(2) Pelaksanaan/penyajian
(a) Pastikan terlebih dahulu media dan semua peralatan
telah lengkap dan siap digunakan misalnya
menggunakan video. Video akan dibuat oleh informan
sesuai dengan informasi yang akan diberikan kepada
audience.
(b) Menjelaskan tujuan yang akan dicapai.
(c) Menjelaskan materi pelajaran kepada audience selama
proses pembelajaran berlangsung.
(d) Menghindari kejadian yang dapat mengganggu
konsentrasi audience.
(3) Tindak lanjut
Aktivitas ini bertujuan untuk mengukur efektivitas dan
pemahaman audience tentang pembelajaran yang telah
dilaksanaan dengan cara diskusi, observasi, eksperimen
dan latihan.
23

4. Konsep Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari mengingat suatu hal, termasuk
mengingat kembali kejadian yang dulu pernah terjadi baik disengaja
ataupun tidak disengaja yang terjadi setelah orang itu melakukan kontrak
atau pengamatan terhadap suatu objek (Mubarak, 2011).
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah seseorang
mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.Penginderaan
tersebut melalui panca indera manusia yaitu penglihatan, pendengaran,
penciuman, perasa dan peraba.Pada saat penginderaan sampai
menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas
perhatian persepsi terhadap objek.Sebagian besar pengetahuan manusia
didapatkan melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2011).
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2011) pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.
Pengetahuan yang diperlukan ada 6 tingkatan, yaitu :
(1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai pemikat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya.Termasuk dalam tingkat ini adalah mengingat kembali
(recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang diterima.Oleh sebab itu “tahu”
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk
mengukurnya antara lain menyebutkan, mengurangi, mendefinisikan,
menyatakan dan sebagainya. Seseorang dikatakan tahu apabila dapat
memahami dan mengigat yang telah dipelajari sebelumnya dan
mampu menguraikannya, menyebutkan, dan menyatakan akibatnya.
24

(2) Memahami (comprehensive)


Memahami merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang telah paham
terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan
contoh, menyimpulkan, meramalkan objek yang telah dipelajari.
Seseorang dikatakan dapat memahami apabila dapat menjelaskan
secara benar tentang objek yang di ketahui.
(3) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya
(real). Aplikasi ini dapat diartikan sebagai aplikasi atau pengguna
hukum-hukum, rumus, metode, prinsip atau sebagainya dalam konteks
atau situasi yang lainnya.Seseorang dikatakan mampu dalam
mengaplikasikan untuk menggunakan materi yang telah diberikan
pada situasi dan kondisi yang sebenarnya.
(4) Analisis (analisys)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam
struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,
seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan,
memisahkan dan mengelompokkan. Seseorang dikatakan analisis
apabila dapat menjabarkan materi yang telah diberikan.
(5) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi
25

yang ada. Siswa dikatakan sintesis apabila mampu untuk meletakkan


dan menghubungkan kedalam kehidupan sebagai bentuk keseluruhan
kehidupan yang baru.
(6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materu atau objek. Penilaian-
penilaian ini didasarkan pada suatu criteria yang ditentukan sendiri
atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Seseorang
dikatakan evaluasi apabila dapat melakukan penilaian terhadap suatu
materi yang telah diberikan atau disampaikan.
Jadi dapat disimpulkan secara menyeluruh pengetahuan ada 6 poin
ketik dikatakan siswa tahu dapat melakukan 6 poin tersebut yaitu tahu
(know), memahami (comprehention), aplikasi (application), sintesis
(synthesis) dan evaluasi (evaluation), ketika seseorang dapat dikatakan
dapat memahami dan mengetahui 6 poin tersebut tidak akan terjadinya
penyakit stroke, serangan jantung dan lain sebagainya.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Mubarak (2011), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu :
1) Pendidikan
Pendidikan yaitu bimbingan yang diberikan seseorang kepada
orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Dapat
diartikan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin
mudah pula mereka menerima informasi dan pada akhirnya makin
banyak pula pengetahuan yang dimiliki.
2) Lingkungan
Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar
individu, baik lingkungan fisik, biologis maupun sosial. Lingkungan
26

berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan kedalam diri


seseorang yang berada pada lingkungan tersebut.
3) Umur
Pertambahan umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek
fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan pada fisik secara garis
besar ada empat kategori perubahan yaitu perubahan ukuran,
perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri
baru.
4) Minat
Sebagai suatu kecendrungan atau keinginan yang tinggi terhadap
sesuatu.Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni
suatu hal sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam.
5) Pengalaman
Pengalaman merupakan suatu kejadian yang pernah dialami
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya.Pengalaman yang
telah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang.
6) Informasi
Kemudahan yang didapat memperoleh suatu informasi dapat
membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan
yang baru.Sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan
pengetahuan.

5. Profesi Ners
a. Definisi Profesi Ners
Pendidikan Nersmerupakan pendidikan akademik profesional dengan
proses pembelajaran yang menekankan pada tumbuh kembang
kemampuan mahasiswa untuk menjadi seorang akademisi dan
professional. Kerangka konsep pendidikan Nerssaat ni mengembangkan
27

kerangka konsep yang dipergunakan pada kurikulum inti pendidikan


Nerstahun 2010 dengan melakukan penyesuaian terhadap kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia dan Standar Nasional Pendidikan Tinggi
Tahun 2014 (Nursalam, 2018).
b. Kurikulum Inti Profesi Ners
Berdasarkan atas kajian kemenkes dan kemendikbud, program studi
Nersdiselenggarakan pada jenjang S1 secara terpisah, namun wajib sampai
profesi Ners(Permendikbud no.154 tahun 2014 tentang Rumpun Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi Serta Gelar Lulusan Perguruan Tinggi).
Kurikulum ini menyatu dan hanya ditujukan untuk menghasilkan
Nerssebagai luaran akhir dari sebuah proses pendidikan tinggi
keperawatan. Oleh karena itu, kurikulum ini dikembangkan berdasarkan
pada profil, capaian pembelajaran, bahan kajian, mata kuliah, metoda
pembelajaran, serta metoda penilaian (Nursalam, 2018).
c. Profil Lulusan Program Studi Profesi Ners
Profil merupakan peran yang diharapkan dapat dilakukan oleh lulusan
program studi di masyarakat atau dunia kerja. Adapun profil kelulusan
program studi profesi Ners adalah sebagai care provider (pemberi asuhan
keperawatan), communicator (interaksi dan transaksi dengan klien,
keluarga, dan tim kesehatan), educator and health promoter (pendidikan
dan promosi kesehatan bagi klien, keluarga, dan masyarakat), manager
and leader (manajemen praktik/ruangan pada tatanan rumah sakit maupun
masyarakat), serta sebagai researcher atau peneliti (Nursalam, 2018).
d. Profesi Nerssebagai Perawat Profesional
Pendidikan keperawatan merupakan satu proses penting yang harus
dilalui oleh setiap perawat. Untuk itu langkah yang paling awal dan
penting dilakukan dalam prosses profesionalisme keperawatan adalah
menekankan pemahaman tentang keprofesian (Nurhidayah dalam Lestari,
2014).
28

Pada hakikatnya pendidikan keperawatan merupakan institusi yang


memiliki peranan besar dalam mengembangkan dan menciptakan proses
profesionalisasi para tenaga keperawatan. Pendidikan keperawatan mampu
memberikan corak tenaga yang pada gilirannya memiliki tingkat
kemampuan dan mampu memfasilitasi pembentukan komunitas
keperawatan dalam memberikan suara dan sumbangsih bagi profesi dan
masyarakat (Ma’rifin dalam Lestari 2014).
Pendidikan keperawatan professional minimal harus melalui dua
tahapan, yaitu tahap pendidikan akademik yang lulusannya mendapat
gelar Sarjana Keperawatan (S. Kep), dan dilanjutkan dengan tahap
pendidikan profesi yang lulusannya mendapat gelar Ners (Ns). Kedua
tahapan tersebut wajib diikuti karena merupakan tahap pendidikan yang
terintegrasu, sehingga tidak dapat dipisahkan antara satu dengna lainnya.
Program pendidikan ners merupakan program pendidikan akademik
profesi yang bertujuan menghasilkan Nersyang memiliki kemampuan
sebagai perawat professional jenjang pertama ataufirst professional degree
(Lestari, 2014).
Seorang perawat harus memiliki kemampuan professional dalam
aspek intelektual, interpersonal, dan teknikal. Bahkan peka terhadap
perbedaan sosial budaya, serta mempunyai kemampuan pengetahuan yang
luas dan mampu memanfaatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek).
Tenaga perawat yang berkualitas identik dengan perawat professional.
Keperawatan professional mempersyaratkan pelayanan keperawatan yang
diberikan dengan kompetensi yang memenuhi standard dan
memperhatikan kaidah etik dan moral, sehingga masyarakat terlindungi
karena menerima pelayanan dan asuhan keperawatan yang bermutu.
Keperawatan sebagai profesi juga memiliki body of knowledge yang jelas
berbeda dengan profesi lain, altruistis, memiliki wadah profesi, memiliki
29

standard dan etika profesi, akuntabilitas, otonomi, serta kesejawatan


(Lestari, 2014).

B. Penelitian Terkait
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ni’mah, Cholifatun dan Lailatul Muniroh
(2015), dengan judul “Hubungan tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan dan
pola asuh ibu dengan wasting dan stunting pada balita keluarga miskin”.
Tujuan penelitianadalah untuk menganalisis hubungan tingkat pendidikan,
pengetahuan, dan pola asuh dengan wasting dan stunting pada balita keluarga
miskin. Besar sampel adalah 47 balita dari keluarga miskin di Kecamatan
Balen Kabupaten Bojonegoroyang dipilih menggunakan teknik simple
random sampling. Data dianalisis menggunakan uji chi-square denganα=
0,05. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pada keluarga miskin
persentase stunting lebih besar daripada wasting, dan tidak ada hubungan
antara tingkat pendidikan (p=0,581 dan 0,605), tingkat pengetahuan (p=0,632
dan0,963), dan pola asuh ibu (p=0,719 dan 0,928) dengan wasting dan
stunting(Ni’mah & Muniroh, 2015).
2. Berdasarkan penelitian Magdalena (2017), dengan judul“Pengaruh
penyuluhan dengan metode ceramah dan audio visual terhadap tingkat
pengetahuan ibu hamil tentang seribu hari pertama kehidupan di puskesmas
sidomulyorawat inap kota pekanbaru tahun 2017” hasil perhitungan hasil uji
statistic paired t-test didapatkan nilai rata-rata sebelum dilakukan
penyuluhanmenggunakan metode ceramah yaitu 50,18denganSD 23,319dan
nilai rata–rata setelah dilakukan penyuluhan menggunakan metode ceramah
yaitu 53,18 dengan SD 22,476, metode ceramah menunjukkan hasil nilai p
value > nilai alpha 0,05 maka disimpulkan tidak ada perbedaan yang
signifikan antara pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan
dengan metode ceramah. Sedangkan nilai rata–rata sebelum dilakukan
penyuluhan menggunakan metode video visual yaitu 53,09 dengan SD 16,257
30

dan nilai rata–rata setelah dilakukan penyuluhan menggunakan metode video


visual yaitu 80,27dengan SD 11,967, metode audio visual menunjukkan hasil
nilai p value<nilai alpha0,05 maka disimpulkan ada perbedaan yang
signifikan antara pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan
dengan metode audio visual. Hal ini menunjukan bahwa metode audio visual
(video) lebih berpengaruh dibandingkan dengan metode ceramah (Magdalena,
2017).
3. Penelitian yang dilakukan oleh Anindita, Putri (2012), dengan judul
“Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu, Pendapatan Keluarga, Kecukupan
Protein dan Zinc Dengan Stunting (Pendek) Pada Balita Usia 6-35 Bulan Di
Kecamatan Tembalang Kota Semarang”. Jenis penelitian yang digunakan
pada penelitian ini adalah explanatory research dengan metode survey dan
pendekatan yang digunakan adalah design cross sectional karena variabel-
variabel yang akan diteliti diambil dalam waktu yang bersamaan. Jumlah
sample pada penelitian ini adalah 33 responden dengan usia ibu diatas 18
tahun. Kelompok usia balita terdiri dari 6-35 bulan, sebanyak 15 responden
(45,5%) berjenis kelamin laki-laki dan 18 responden (54,5%) berjenis kelamin
perempuan. Data yang diperoleh yaitu Sebagian besar ibu (69,7%) memiliki
tingkat pendidikan lanjut dan sebagian besar keluarga (60,6%) berpendapatan
diatas UMR Kota semarang yaitu Rp. 991.000,00, Empat puluh delapan koma
lima persen (48,5%) tingkat kecukupan protein balita termasuk kategori
kurang, Sebagian besar tingkat kecukupan zinc balita (63,6%) dalam kategori
kurang, Balita dengan status gizi pendek sebesar 78,8% dan sangat pendek
sebesar 21,2%, Tidak ada hubungan tingkat pendidikan ibu dengan stunting
(pendek) pada balita usia 6-35 bulan (p value = 0,646), Tidak ada hubungan
tingkat pendapatan keluarga dengan stunting (pendek) pada balita usia 6-35
bulan (pvalue = 1,000), Ada hubungan yang positif tingkat kecukupan protein
dengan stunting (pendek) pada balita usia 6-35 bulan (p value = 0,003)
(Anindita, 2012).
31

4. Penelitian yang dilakukan oleh Marta, Farah Maulida (2019), dengan judul
“Faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu hamil tentang
stunting di wilayah kerja puskesmas ingin jaya kabupaten aceh besar”.
Penelitin ini menggunakan jenis penelitian analitik observasional dengan
rancangan cross-sectional melalui wawancara terpimpin kepada 82 responden
untuk menilai pengetahuan, tingkat pendidikan, pekerjaan, sumber informasi
dan lingkungan. Metode sampel probability sampling dengan teknik simple
random sampling. penelitian ini mayoritas responden berpengetahuan baik,
berpendidikan tinggi (48,8%), tidak bekerja (63,4%), sumber informasi dari
posyandu/puskesmas (51,2%) dan lingkungan yang mendukung (64,6%). data
dianalisis dengan uji spearman dan chi-square. hasil penelitian menunjukkan
bahwa adanya hubungan antara tingkat pendidikan (p=0,000; rs=0,526),
pekerjaan (p=0,000), sumber informasi (p=0,043) dan lingkungan (p=0,000;
rs=0,413) dengan pengetahuan ibu hamil tentang stunting. analisis multivariat
menggunakan uji logistic regression menunjukkan bahwa faktor yang
berhubungan secara signifikan terhadap pengetahuan ibu hamil tentang
stunting adalah pekerjaan (p=0,006) dan lingkungan (p=0,008).

C. Kerangka Konsep
Konsep adalah abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan suatu
perngertian.Oleh sebab itu konsep tidak dapat diukur dan diamati secara
langsung, agar dapat diukur dan diamati, maka konsep tersebut harus dijabarkan
kedalam variabel-variabel.Dari variabel itulah konsep dapat diamati
(Notoatmodjo, 2012).
Kerangka konsep adalah penjelasan tentang konsep-konsep yang terkandung
didalam asumsi teoritis yang digunakan untuk mengabstraksiakan unsur-unsur
yang terkandung dalam fenomena yang akan diteliti dan menggambarkan
bagaimana hubungan antar konsep-konsep tersebut. Secara operasional kerangka
32

konsep dalam penelitian didefenisikan sebagai penjelasan tentang variabel-


variabel apa saja yang akan diteliti yang diturunkan dari konsep-konsep terpilih,
bagaimana hubungan antara variabel-variabel tersebut dan hal yang merupakan
indiktor untuk mengukur variabel-variabel tersebut (Kelana,2015).

Skema 2.1
Kerangka Konsep Kelompok Intervensi
Input Proses Output

Pengetahuan Edukasi Pengetahuan


mahasiswa menggunakan mahasiswa
sebelum audio visual sesudah
diberikan edukasi tentang stunting diberikan
tentang stunting pada anak edukasi tentang
pada anak terhadap stunting pada
terhadap kelompok anak terhadap
kelompok intervensi kelompok
intervensi intervensi

Skema 2.2
Kerangka Konsep Kelompok Kontrol
Input Proses Output

Pengetahuan
Pengetahuan
mahasiswa
mahasiswa
Tidak diberikan sesudah
sebelum
edukasi tentang diberikan
diberikan edukasi
stunting pada edukasi tentang
tentang stunting
anak terhadap stunting pada
pada anak
kelompok kontrol anak terhadap
terhadap
kelompok
kelompok kontrol
kontrol
33

Variabel independen yaitu edukasi dengan metode audio visual yang


nantinya akan dijadikan variabel yang menjadi perlakuan pada penelitian.
Variabel independen tersebut adalah suatu tindakan terapi komplementer.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengetahuan mahasiswa profesi
Nerstentang stunting pada anak.Variabel dependen tersebut dapat diukur
dengan Kuesioner.

D. Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan awal peneliti mengenai hubungan antar variabel
yang merupakan jawaban peneliti tentang kemungkinan hasil penelitian. Didalam
pernyataan hipotesis terkandung variable yang akan diteliti dan hubungan antara
variabel-variabel tersebut. Pernyataan hipotesis mengarahkan peneliti untuk
menetukan desain penelitian, teknik pemilihan sampel, pengumpulan dan metode
analisa data (Kelana, 2015).
Ha : Ada Efektifitas edukasi dengan metode audio visual terhadap
pengetahuan mahasiswa profesi Nerstentang stunting pada anak
terhadap kelompok intervensi.
Ho : Tidak ada Efektifitas edukasi dengan metode audio visual terhadap
pengetahuan mahasiswa profesi Nerstentang stunting pada anak
terhadap kelompok intervensi.
BAB III
METODOLOGI PENILITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Desain penelitian adalah model
atau metode yang digunakan peneliti untuk melakukan suatu penelitian yang
memberikan arah terhadap jalannya penelitian. Desain penelitian yang sesuai
dengan penelitian ini yaitu dengan menggunakan desain quasy experiment yang
merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat
menuntut peneliti untuk memperoleh jawaban terhadap penelitian.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah pre test and post test with control
design (Kelana, 2015).
Skema 3.1
Rancangan Penelitian

R1 01 X1 02
R
R2 01 X0 02

Keterangan:
R = Responden penelitian kelompok intervensi yaitu mahasiswa profesi ners
R1 = responden kelompok perlakuan
R2 = responden kelompok khusus
O1 = Pengukuran pengetahuan sebelum dilakukan edukasi dengan metode audio
visual tentang stunting pada anak
O2 = Pengukuran pengetahuan setelah dilakukan pendidikan kesehatan dengan
metode audio visual tentang stunting pada anak
X1 = Pendidikan kesehatan dengan metode audio visual tentang stunting pada
anak
X0 = Kelompok kontrol tanpa intervensi.

34
35

B. Lokasi dan waktu penelitian


1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan diSTIKes Payung Negeri Pekanbaru karena Mahasiswa
Profesi Ners terbanyak di Pekanbaru yaitu di kampus STIKes Payung Negeri
Pekanbaru.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2020 sampai bulan Juli 2020,
seperti yang dijabarkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian

2020
No Uraian Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
1 Persiapan (Pengajuan Judul Skripsi
2 Pembuatan Proposal
3 Seminar Proposal
Pelaksanaan, Pengumpulan dan
4
Pengolahan Data
5 Penyusunan Laporan Skripsi
6 Presentasi/ Seminar Hasil Skripsi

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi penelitian
Populasiadalah keseluruhan jumlah yang terdiri dari objek atau subjek
yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk diteliti dan kemudian di tarik kesimpulannya (Nursalam,2011).
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa profesi Ners di STIKes
Payung Negeri Pekanbaru yang berjumlah 116 mahasiswa.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi yang digunakan untuk penelitian (Sugiyono, 2017).Sampel penelitian
merupakan sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap
36

mewakili seluruh jumlah populasi (Setiadi, 2013).Pengambilan sampel ini


dilakukan atas dasar pertimbangan waktu, keterbatasan biaya, tenaga dan
lokasi. Menurut Notoatmodjo (2012), pengambilan sampel dapat mengunakan
rumus:
𝑵.𝒛𝟐. 𝒑.𝒒
n=
𝒅(𝑵−𝟏)+𝒛𝟐 .𝒑.𝒒

Keterangan :
n : Perkiraan jumlah sampel
N : Perkiraan jumlah populasi
z : Nilai standar normal untuk a=0,005 (1,96)
p : Perkiraan proporsi, jika tidak diketahui dianggap 50%
q : 1-p (100%- p)
d : Tingkat kesalahan yang dipilih (d=0,05)

𝑁.𝑧 2. 𝑝.𝑞
n = 𝑑(𝑁−1)+𝑧 2 .𝑝.𝑞

116. (1,96)2 . 0,5 . 0,5


𝑛=
0,05 (116 − 1) + 1,962 . 0,5 . 0,5
116 . 3,84 . 0,5 . 0,5
𝑛=
0,05 . 115 + 3,84 . 0,5 . 0,5
111,36
𝑛=
5,75 + 0,96
111,36
𝑛=
6,71
n = 16,59
Jadi, jumlah sampel pada penelitian berjumlah 17 orang.
Berdasarkan estimasi awal besar sampel adalah 17 orang.Penulis
memprediksi 10% sampel terpilih tidak dapat mengikuti penelitian sampai
selesai. Sehingga jumlah sampel harus dikoreksi untuk megantisipasi jumlah
37

sampel yang tidak mengikuti penelitian sampai selesai. Besar sampel setelah
dikoreksi dapat dihitung menggunakan rumus Kelana (2011), yaitu:
n’ = n
1-f
Keterangan:
n’ : Besar sampel setelah dikoreksi
n : Jumlah sampel berdasarkan estimasi sebelumnya
f : Prediksi persentase sampel drop out (10%)

n’ = 17
1-0,1
n’ = 17
0,9
n’ = 18,88
n’ = 19 orang
Berdasarkan rumus diatas, maka jumlah sampel akhir yang dibutuhkan
dalam penelitian adalah sebanyak 19 orang.Karena peneliti akan melakukan
penelitian kepada dua kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok
kontrol maka jumlah sample 19 X 2= 38 orang responden yang sudah
termasuk dengan drop out.
3. Teknik pengambilan sampel (Sampling)
Teknikpengambilansampel di STIKes Payung Negeri
Pekanbarudilakukan dengan teknik Probability sampling (sampel acak atau
random), yaitu pengambilan sampel yang memberikan kesempatan atau
peluang yang sama kepada setiap individu dalam populasi tersebut untuk
menjadi sampel penelitiansecara simple random sampling yaitupengambilan
sample secara acak sederhana dengan asumsi bahwa karakteristik tertentu
yang dimiliki oleh populasi tidak dipertimbangkan dalam penelitian. Setiap
38

individu dapat dijadikan sampel tanpa mempertimbangkan karakteristik atau


stratifikasi yang dimiliki oleh individu tersebut (Kelana, 2015).

D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan oleh peneliti untuk
mengobservasi, mengukur atau menilai suatu fenomena (Kelana, 2015).
Instrumen dalam penelitian ini berupa kuisioner yang berisi lembar pengkajian
yang diberikan data responden dan soal untuk mengetahui skor penilaian
pengetahuan ibu hamil tentang stunting pada anak. Instrumen lainnya adalah
laptop dan smartphone.
Kuesioner adalah suatu bentuk atau dokumen yang berisi beberapa item
pertanyaan atau pernyataan yang dibuat berdasarkan indikator-indikator suatu
variabel. Kuesioner pada dasarnya diberikan untuk mengetahui respon subjek
terhadap setiap item pernyataan dengan cara meminta subjek menuliskan
responnya terhadap setiap pernyataan tersebut. Kuesioner selalu dibuat secara
terstruktur berdasarkan indikator-indikator dan dimensi dari variabel penelitian
(Kelana, 2015).
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jawaban yang
bersifat jelas (tegas) dan konsisten (ya atau tidak). Sejumlah pertanyaan tertulis
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Variabel stunting menggunakan identitas
responden. Untuk karakterstik responden yang dikaji adalah initial, usia, jenis
kelamin, status pekerjaan, tempat bekerja dan status perkawinan.
Variabel pengaruh edukasi pada penelitian ini adalah pengetahuan mahasiswa
profesi Ners tentang stunting dengan alternatif jawaban (Ya atau Tidak), untuk
mengetahui pengetahuan mahasiswa profesi Ners tentang stunting terdiri dari 18
soal yang telah dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan penelitian sebelumnya
yang telah dilakukan oleh Agumelar (2014). Pertanyaan variabel dikaji
menggunakan pengisian angket yaitu daftar pertanyaan yang menggali isi dari
39

variabel.Pertanyaan bersifat favorable (Positif) dan bersifat Unfavorable


(Negatif).Dalam penelitian ini terdapat 2 kategori jawaban dari skala gutman,
yaitu “ya” atau “tidak”. Apabila pertanyaan positif maka jawaban “ya” akan
diberi nilai 1, dan jawaban “tidak” akan diberi nilai 0, sedangkan apabila
pertanyaan negative maka jawaban “ya” akan diberi nilai 0 dan jawaban “tidak”
akan diberi nilai 1.
Instrument penelitian tentang Pengetahuan mahasiswa profesi ners tentang
stunting pada anak sebelum digunakan untuk penelitian telah diakukan uji
validitas terlebih dahulu oleh peneliti. Uji validitas dilakukan di STIKes Payung
Negeri Pekanbaru dengan jumlah responden sebanyak 20 orang. Hasil uji
kuesioner untuk mengetahui vasilitas dan reliabilitas, dari 20 pertanyaan semua
pertanyaan valid dengan hasil r hasil > r tabel, r tabel dari uji validitas ini yaitu df
= n-2 (20-2=18) maka r tabelnya adalah 0,443. Dari hasil uji tersebut, didapatkan
nilai uji valid yaitu pada rentang 0,496 – 0,840 sehingga 20 pertanyaan tersebut
valid. Pada uji reliable nilai r Alpha >r tabel, yaitu 0,933>0,443dinyatakan
reliable.
Tabel 3.2
Kisi – kisi Kuesioner

No Variabel Favorabel Unfavorabel Jumlah soal


1 Pengetahuan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 13, 16, 19, 20 20
mahasiswa profesi 10, 11, 12, 14, 15, 17,
nerstentang stunting 18

E. Definisi Operasional
Defenisi operasional menurut Notoatmodjo (2012) dibuat untuk
memudahkan pengumpulan data dan menghindarkan perbedaan interpretasi serta
membatasi ruang lingkup variabel.Variabel yang dimasukkan dalam definisi
operasional adalah variabel kunci atau penting yang dapat diukur serta
operasional dan dapat dipertanggung jawabkan. Dengan definisi operasional,
maka dapat ditentukan cara yang dipakai untuk mengukur variabel, tidak terdapat
40

arti dan istilah-istilah ganda apabila tidak dibatasi akan menimbulkan tafsiran
yang berbeda. Definisi operasional hendaknya memuat batasan tentang Variabel
bebas dan variable terikat. Istilah yang dipakai untuk menghubungkan variabel-
variabel.

Tabel 3.3
Definisi Operasional

NO Definisi Alat Skala


Variabel Hasil Ukur
Operasional Ukur Ukur
Variabel Independen
1. Edukasi Suatu kegiatan Video Nominal 1. Diberikan
dengan memberikan edukasi dengan
metode penjelasan tentang media audio
audio visual stunting dengan visual pada
menggunakan kelompok
media yang intervensi
melibatkan 2. Tidak diberikan
pendengaran dan edukasi dengan
penglihatan seperti media audio
video. visual pada
kelompok
kontrol
Variabel Dependen
2. Pengetahuan Pengetahuan adalah Kuisioner Rasio Nilai pengetahuan
mahasiswa segala sesuatu yang mahasiswa profesi
profesi ners diketahui oleh ners pre dan post
tentang mahasiswa profesi pada masing masing
stunting ners tentang gizi kelompok
buruk pada anak. 1. Kelompok
intervensi
sebelum : 14,82
sesudah : 19,41
2. Kelompok
kontrol
sebelum : 15,82
sesudah : 15,94
41

F. Prosedur Pengumpulan Data


Prosedur atau pun langkah-langkah dalam penelitian perlu disusun
sedemikian rupa agar penelitian dapat berjalan dengan mudah dan mencapai
tujuan yang diinginkan.Adapun prosedur yang dijalani peneliti dalam melakukan
penelitian ini antara lain :
Skema 3.2

Perosedur
Pengumpulan
Data

Tahap
Tahap Persiapan Tahap Akhir
Pelaksanaan

1. Tahap Persiapan
a. Peneliti meminta surat izin penelitian dari Program Studi S1
Keperawatan STIKes Payung Negeri setelah proposal penelitian di
setujui pembimbing dan koordinator skripsi.
b. Surat izin penelitian pertama, dari STIKes Payung Negeri diberikan
kepada kepala Program Studi Ners STIKes Payung Negeri.
1) Setelah mendapatkan surat izin peneliti melakukan pendekatan dan
memberikan penjelasan tentang tujuan dari penelitian kepada calon
responden.
2) Setelah penelitian disetujui oleh responden, peneliti akan
mempersiapkan materi untuk ditampilkan melalui video yang
dibuat oleh peneliti sendiri sesuai dengan edukasi yang akan
diberikan.
42

3) Peneliti membuat WAG (Whats App Grup), informed consent dan


kuesioner.
2. Tahap pelaksanaan
a. Tahap pelaksanaan ini dimulai setelah peneliti menyelesaikan urusan
administrasi dan melakukan ujian proposal. Berhubung penelitian ini
menggunakan media sosial maka peneliti mencari nomor kontak
responden yang bisa dihubungi oleh peneliti.
b. Dalam pengumpulan data, peneliti akanmembuat 2 WAG yaitu untuk
kelompok intervensi dan kelompok kontrolsebagai wadah penelitian
serta mengundang responden penelitian kedalam grup tersebut setelah
mendapat persetujuan dari responden.
c. Peneliti kemudian menjelaskan tujuan penelitian serta manfaat yang
diperoleh responden. Peneliti akan mengarahkan responden yang telah
bersedia untuk mengisi informed consent di google form yang sudah
disiapkan oleh peneliti sebagai bentuk kesediaan berpartisipasi dalam
kegiatan penelitian ini.
d. peneliti menjelaskan prosedur pengisian oleh responden di google
form.
e. Kemudian peneliti melakukan pengumpulan data yang diawali dengan
pembagian kuesioner (pre-test)terhadap kelompok intervensi dan
kelompok kontrol untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa sebelum
diberikan pendidikan kesehatan.
f. Selanjutnya melakukan edukasi kesehatan kepada kelompok intervensi
dengan mengirim video yang telah disiapkan peneliti tentang stunting
pada anak.
g. Setelah diberikanedukasi kesehatan kemudian dilakukan penilaian
menggunakan kuesiner (post-test) yang telah dibagikan melalui WAG
terhadap kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
43

h. Kuisioner yang telah diisi dibandingkan antara pre test dan post test
kepada kelompok intervensi dan kelompok kontrol, selanjutnya
dilakukan pengolahan data dan pengumpulan data.
3. Tahap Akhir
Setelah proses pengumpulan data telah selesai, peneliti akan
melakukan analisis dengan menggunakan uji statistik yang sesuai dengan
data. Selanjutnya pada tahap akhir dengan penyusunan laporan hasil
penelitian dan penyajian hasil penelitian.

G. Proses Pengolahan Data


Pengolahan data merupakan suatu proses untuk mengubah data yang
diperoleh secara langsung (data mentah), yang belum memberikan informasi dan
belum siap untuk disajikan menjadi sebuah ringkasan sehingga menghasilkan
informasi yang diperlukan (Setiadi,2013).
1. Memeriksan (Editing)
Setelah peneliti mendapatkan data dari lapangan dengan hasil kuesioner
yang diperoleh atau dikumpulkan melalui lembar kuesioner perlu disunting
(edit) terlebih dahulu karena kemungkinan data yang masuk tidak logis atau
meragukan. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan pada
data yang dikumpulkan untuk menghindari pengumpulan data berulang.
Setelah kuesioner telah terisi lengkap atau tidak ada yang gugur sehingga
dapat dilanjutkan pada tahap selanjutnya.
2. Memberi Tanda Kode (Coding)
Tahap selanjutnya peneliti mengklasifikasikan jawaban dari responden
berupa kode dalam bentuk angka. Pemberian kode bertujuan untuk
memudahkan melihat lokasi dan arti suatu variabel.
3. Entry atau Proccesing
Setelah semua kuesioner terisi penuh dan benar, Peneliti memasukkan
data atau jawaban-jawaban dari responden dalam bentuk kode dan
44

dimasukkan secara komputerisasi software komputer untuk selanjutnya diolah


kedalam analisa data yang di proses dengan mengelompokkan kedalam
variabel yang sesuai.
4. Pembersihan Data (Cleaning)
Peneliti melakukan pengecekan kembali untuk melihat kemungkinan
adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya,
kemudian dilakukan perbaikan dan koreksi.

H. Etika Penelitian
Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat
penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan
langsung dengan manusia, maka etika penelitian harus di perhatikan. Masalah
etika penelitian yang harus diperhatikan menurut Hidayat (2010) adalah sebagai
berikut :
1. Lembar Persetujuan menjadi lembar responden (Informed Consent)
Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden penelitian dan memberikan lembar persetujuan. Informed Consent
diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar
persetujuan untuk menjadi responden, agar subjek mengerti maksud dan
tujuan penelitian serta mengetahui dampaknya.
2. Tanpa Nama (Anomity)
Masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian
dengan tidak memberikan atau mencantum nama responden pada lembar alat
ukur atau hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
penelitian yang disajikan.
3. Tidak membahayakan (Non Maleficence)
Non Maleficence adalah prinsip dimana peneliti tidak akan melakukan
tindakan yang menyebabkan bahaya pada responden baik yang bersifat resiko
maupun aktual.
45

4. Kerahasiaan (Confidentiality)
Masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian
baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah
dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data
tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

I. Analisis Data
1. AnalisisUnivariat
Analisa univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap tiap variabel
dari hasil penelitian (Notoatmodjo, 2012). Analisis univariat bertujuan untuk
menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian.
Analisis univariat pada penelitian ini dilakukan untuk menjabarkan
karakteristik responden initial, usia, jenis kelamin, status pekerjaan, tempat
bekerja, status perkawinan dan apakah responden pernah mendapat informasi
terkait stuting serta media yang digunakan.
2. Analisis Bivariat
Analisa bivariat yaitu analisa yang dilakukan terhadap dua variabel yang
saling berpengaruh atau berkorelasi. Penelitian ini dilakukan edukasi dengan
metode audio visual terhadap pengetahuan mahasiswa profesi Ners tentang
stunting pada anak di STIKes Payung Negeri Pekanbaru dilakukan dengan uji
statistik menggunakan dependent t-test. Taraf signifikan 5% (0,05) dengan
interprestasi jika p<0,05 maka H0 ditolak sehingga terdapat pengaruh yang
bermakna antara variable x dan y, dan jika p>0,05 H0 diterima sehingga tidak
terdapat perbedaan yang bermakna antara variable x dan y (Kelana, 2015).
Setelah dilakukan uji normalitas data ditemukan data berdistribusi secara
normal sehingga dilakukan uji analisis bivariat dengan T Dependen dan T
Independent. Uji T Independent dilakukan oleh peneliti untuk
membandingkan kelompok intervensi dan kelompok kontrol agar mengetahui
kelompok mana yang lebih efektif dan lebih baik pengaruhnya.
46

Tabel 3.4
Rata-Rata Nilai Pengetahuan Mahasiswa Profesi Ners pada kelompok
kontrol dan kelompok intervensi tentang Stunting Pada Anak
Variabel n mean SD SE P value

Skor Sebelum … … … … …
Pengetahuan
Sesudah … …

Keterangan :
n : Jumlah responden
Mean : Nilai rata-rata dari semua data Skor Pengetahuan
SE : Standar Error
SD : Standar deviasi
P value : Nilai terhadap signifikan
BAB IV
HASIL PENELITIAN

Bab ini menguraikan hasil penelitian “Efektifitas edukasi dengan metode audio
visual terhadap pengetahuan mahasiswa profesi ners tentang stunting pada anak di
stikes payung negeri pekanbaru” yang telah dilakukan pada tanggal 16 Juni sampai
17 Juni 2020 menggunakan Grup Whats App yang berisikan mahasiswa profesi ners
Stikes Payung Negeri Pekanbaru.
Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh data dari uji dependen T Test yang
merupakan hasil dari pre test dan post test yang dilakukan pada kelompok intervensi
dan kelompok kontrol. Pada kelompok intervensi Pre test dilakukan untuk
mengetahui pengetahuan mahasiswa profesi ners tentang stunting sebelum diberikan
edukasi, sedangkan post test dilakukan untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa
profesi ners tentang stunting setelah diberikan edukasi. Kedua test ini berfungsi untuk
mengetahui batas pengetahuan mahasiswa profesi ners tentang stunting pada anak.
Pada penelitian ini juga mendapatkan hasil dari uji independent T Test yang
digunakan untuk melihat perbandingan pengetahuan post test antara kelompok
intervensi yang diberikan edukasi tentang stunting pada anak dan kelompok kontrol
tanpa diberikan edukasi tentang stunting pada anak. Hasil yang didapatkan yaitu “
A. Analisa Univariat
1. Data Umum
a. Usia
Tabel 4.1
Distribusi Responden Berdasarkan Usia Pada Mahasiswa
Profesi Ners di STIKes Payung Negeri Pekanbaru
No Usia Jumlah
1 22 12
2 23 16
3 24 4
4 25 2
Total 34
(Sumber : Analisis Data Primer 2020)

47
48

Berdasarkan table 4.1 dapat dilihat bahwa mayoritas usia responden


yaitu 23 tahun sebanyak 16 orang (47,1%) dan minoritas usia responden
yaitu 25 tahun sebanyak 2 orang (5,9%).

b. Jenis Kelamin

Tabel 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis KelaminPada Mahasiswa
Profesi Ners di STIKes Payung Negeri Pekanbaru
No Jenis Kelamin Jumlah
1 Perempuan 19
2 Laki-laki 15
Total 34
(Sumber : Analisis Data Primer 2020)
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa mayoritas responden
adalah berjenis kelamin perempuan yaitu 19 orang (55,9%), sedangkan
minoritas responden adalah berjenis kelamin laki-laki yaitu 15 orang
(44,1%).

c. Status Pekerjaan

Tabel 4.3
Distribusi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan Pada Mahasiswa
Profesi Ners di STIKes Payung Negeri Pekanbaru
No Status Pekerjaan Jumlah
1 Bekerja 1
2 Tidak Bekerja 33
Total 34
(Sumber : Analisis Data Primer 2020)
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa mayoritas responden tidak
bekerja sebanyak 33 orang (97,1%) dan minoritas responden adalah tidak
bekerja sebanyak 1 orang (29%).
49

d. Status Pernikahan

Tabel 4.4
Distribusi Responden Berdasarkan Status Pernikahan Pada Mahasiswa
Profesi Ners di STIKes Payung Negeri Pekanbaru
No Status Pernikahan Jumlah
1 Sudah Menikah 2
2 Belum Menikah 32
Total 34
(Sumber : Analisis Data Primer 2020)
Berdasarkan table 4.4 dapat dilihat bahwa mayoritas responden
adalah belum menikah sebanyak 32 orang (94,1%) dan minoritas
responden adalah sudah menikah sebanyak 2 orang (5,9%).

e. Media Informasi

Tabel 4.5
Distribusi Responden Berdasarkan Media Informasi Pada Mahasiswa
Profesi Ners di STIKes Payung Negeri Pekanbaru
No Media Informasi Jumlah
1 Belum pernah mendapat informasi stunting 4
2 TV 5
3 Media Sosial 22
4 Lainnya 3
Total 34
(Sumber : Analisis Data Primer 2020)
Berdasarkan table 4.5 dapat dilihat bahwa mayoritas media informasi
yang digunakan responden adalah media sosial yaitu 22 orang (64,7%),
dan minoritas responden adalah lainnya yaitu 3 orang (8,8%).
50

2. Data Khusus
a. Kelompok Intervensi

Table 4.6
Distribusi rata-rata nilai pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan
intervensi tentang stunting pada anak dengan media audio visual
pada kelompok intervensi
N Mean SD SE Min Max
Pre test 17 14,82 1.510 0,366 12 17
Post test 17 19,41 0,795 0,193 18 20
(Sumber : Analisis Data Primer 2020)
Berdasarkan tabel 4.6 edukasi dengan menggunakan video terhadap
pengetahuan mahasiswa profesi ners tentang stunting pada anak dengan
17 orang responden didapatkan nilai mean pre test atau sebelum diberikan
intervensi yaitu 14,82 dan mean post testatau sesudah diberikan intervensi
19,41.

b. Kelompok Kontrol

Table 4.7
Distribusi rata-rata pengetahuan sebelum dan sesudah tanpa
diberikan intervensi tentang stunting pada anak dengan
media audio visual pada kelompok kontrol
N Mean SD SE Min Max
Pre test 17 15,82 1.131 0,274 14 18
Post test 17 15,94 1.249 0,303 14 18
(Sumber : Analisis Data Primer 2020)
Berdasarkan tabel 4.7 merupakan responden kelompok kontrol tanpa
menggunakan video terhadap pengetahuan mahasiswa profesi ners tentang
stunting pada anak dengan 17 orang responden didapatkan nilai mean pre
test 15,82 dan mean post test 15,94.
51

B. Uji Normalitas
Untuk mengetahui apakah distribusi data mempunyai distribusi normal atau
tidak secara analisis dapat digunakan uji skewness dan kurtosis.Syarat uji
skewness dan kurtosis dikatakan normal apabila hasil nilai statistic dibagi
standart error dalam rentang -2 sampai 2. Selain itu juga dapat dilihat dari
histogram yang dilihat dari kurva pada histogram. Apabila kurva sejajar maka
dikatakan data berdistribusi normal (Notoadmodjo, 2012). Jika hasil uji
normalitas berdistribusi normal, maka penelitian ini dilakukan dengan uji statistik
menggunakan Uji-T (paired sampel T-Test dan independent sampel T-Test).
Dalam penelitian ini peneliti melakukan uji normalitas pada pengetahuan sebelum
dan sesudah diberikan intervensi, penelitian ini dilakukan secara deskritif dan
analitik. Hasil uji normalitas pada penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:
1. Melihat kurva histogram
Dengan melihat histogram, tampak bahwa distribusi berbentuk lonceng
atau bel shape yang simetris berarti data berdistribusi normal
2. Menghitung Rasio Skewnes pretest
Berdasarkan perhitungan rasio skewness yaitu dengan nilai skewness
pretest dibagi dengan standar eror (-0,280 ÷ 0,550 = -0,50) dan skewness
postest dibagi dengan standar eror (-0,942 ÷ 0,550 = -1,68)
3. Menghitung Rasio Kurtosis
Berdasarkan perhitungan rasio kurtosis yaitu dengan nilai kurtosis
prettest dibagi dengan standar eror ( -0,983 ÷ 1.063 = 0,92) dan kurtosis
posttest dibagi standar eror (-0.644 ÷ 1.063 = -0,60)
52

C. Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk melihat pengaruh edukasi dengan
menggunakan audio visual terhadap mahasiswa profesi ners tentang stunting
pada anak pada pre test dan post test antara kelompok intervensi dan
kelompok kontrol. Hasil penelitian dikatakan efektif jika P Value<0.005.
Analisa yang digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran sebelum
dan sesudah diberikan intervensi atau perlakuan yaitu menggunakan uji
paired T Test jika hasil uji normalitas data berdistribusi normal. Hasil analisa
dapat dilihat sebagai berikut :
1. Uji Paired T-Test
Uji paired t test adalah uji beda parametric pada dua data yang
berpasangan. Uji paired t test dapat diguankan jika data berdistribusi
normal (Kelana, 2015). Jika hasil statistik paired t test menunjukkan nilai
p value <0,05 maka H0 ditolak artinya terdapat efektifitas edukasi
terhadap pengetahuan mahasiswa Profesi Ners tentang Stunting Pada
Anak. Sedangkan jika hasil statistik paired t test menunjukkan p value
>0,05 maka H0 diterima artinya tidak terdapat efektifitas edukasi terhadap
pengetahuan mahasiswa Profesi Ners tentang Stunting Pada Anak.

Tabel 4.8
Distribusi Rata-rata Nilai Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Pada
Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol
Variabel Perlakuan N Mean SD P Value
Pre test 14.82 1.510
Kelompok Intervensi 17 0.000
Post test 19.41 0.795
Pre test 15.82 1.131
Kelompok Kontrol 17 0.608
Post test 15.94 1.249
(Sumber : Analisis Data Primer 2020)
Berdasarkan hasil peneltian pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa rata-
rata nilai pada kelompok intervensi yaitu pretest 14.82 dan posttest 19.41.
Dan juga rata-rata nilai pada kelompok kontrol yaitu pre test 15.82 dan
53

posttest 15.94. Hasil statistik pada kelompok intervensi didapatkan nilai P


Value 0.000 maka dapat disimpulkan adanya pengaruh edukasi dengan
menggunakan video terhadap pengetahuan mahasiswa profesi ners tentang
stunting pada anak.Sedangkan hasil statistik pada kelompok kontrol
didapatkan nilai P Value 0.608 maka dapat disimpulkan tidak ada
pengaruh pengetahuan mahasiswa profesi ners tentang stunting pada anak.

2. Uji Independent T-Test


Table 4.9
Distribusi perbandingan rata-rata pengetahuan antara kelompok
intervensi dan kelompok kontrol tentang stunting pada anak
dengan media audio visual
Variabel N Mean SD SE P Value
Intervensi 17 19,41 0,795 0,193
0.000
Kontrol 17 15,94 1.249 0,303
(Sumber : Analisa Data Primer 2020)
Berdasarkan analisa bivariat hasil penelitian pada tabel 4.9 dari 17
orang resonden dari masing-masing kelompok intervensi dan kelompok
kontrol setelah diberikan edukasi dengan menggunakan media audio
visual tentang stunting pada anak diperoleh nilai Mean pada kelompok
intervensi yaitu 19,41, sedangkan mean pada kelompok kontrol yaitu
15,94 yang berarti terdapat perbedaan sebesar 3, 47. Dari kedua kelompok
tersebut didapatan hasil p value 0,000 < 0,005 yang berarti terdapat
perbedaan antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi dan terbukti
lebih efektif pada kelompok intervensi.
BAB V
PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan pembahasan dari bab IV yaitu hasil penelitian
Efektifitas Edukasi dengan Menggunakan Audio Visual Terhadap Pengetahuan
Mahasiswa Profesi Ners Tentang Stunting Pada Anak di Stikes Payung Negeri
Pekanbaru. Data tersebut dapat dijadikan acuan, tolak ukur dalam melakukan
pembahasan dan sebagai hasil akhir, dapat dilihat sebagai berikut :
A. Analisa Univariat
1. Data Umum
a. Usia
Berdasarkan table 4.1 dapat dilihat bahwa mayoritas usia responden
yaitu 23 tahun sebanyak 16 orang (47,1%) dan minoritas usia responden
yaitu 25 tahun sebanyak 2 orang (5,9%). Usia adalah faktor yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang. Dengan bertambahnya usia
semakin banyak pengetahuan yang dimiliki seseorang dan semakin
banyak informasi yang diterima maka akan semakin memahami dampak
stunting dan yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya stunting.
Berdasarkan penelitian Rini (2019) Usia merupakan individu yang
terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat beberapa tahun. Semakin
cukup usia, tingkat kematangan seseorang akan lebih matang dalam
berfikir dan bekerja. Semakin bertambahnya usia, maka akan semakin
banyak pengalaman yang dimiliki oleh seseorang tersebut.
Menurut asumsi peneliti, semakin bertambahnya usia seseorang maka
akan bertambah juga pengetahuan dan pengalamannya karena semakin
matang mental, emosional, seksual dan fisik pada orang tersebut.
Sehingga apabila seseorang mengetahui dampak dari stunting maka orang
tersebut akan melakukan pencegahan dini untuk menghindari hal tersebut.

54
55

b. Jenis Kelamin
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa mayoritas responden
adalah berjenis kelamin perempuan yaitu 19 orang (55,9%), sedangkan
minoritas responden adalah berjenis kelamin laki-laki yaitu 15 orang
(44,1%). Menurut Galuhpritta (2011) jenis kelamin adalah suatu konsep
analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan
perempuan dilihat dari sudut biologis yaitu aspek sosial, budaya, maupun
psikologis.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Putra (2017) menjelaskan
bahwa ia telah mengkaji beberapa literatur dan belum ada penelitian yang
menjelaskan laki-laki atau perempuan memiliki tingkat pengetahuan atau
secara kognitif yang berbeda. Pada kenyataannya perempuan memang
lebih rajin ketika diberi tugas atau mengerjakan sesuatu, tetapi hal ini
tidak menjelaskan dan menunjukkan bahwa dengan sikap seperti itu maka
perempuan memiliki tingkat pengetahuan atau kognitif yang lebih baik.
Menurut asumsi peneliti bahwa tidak terdapat perbedaan antara
pengetahuan laki-laki dan perempuan. Perempuan memang biasanya lebih
rajin dari pada laki laki namun hal tersebut tidak bisa dijadikan acuan
dalam menilai perbedaan tingkat pengetahuan laki-laki dan perempuan.
Semua itu tergantung pada kemauan dan kemampuan seseorang untuk
mendapatkan informasi atau pengetahuan.

c. Status Pekerjaan
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa mayoritas responden tidak
bekerja sebanyak 33 orang (97,1%) dan minoritas responden adalah tidak
bekerja sebanyak 1 orang (29%). Menurut Galuhpritta (2011) Berdasarkan
konsep dan definisi dari Badan Pusat Statistik (2011), status pekerjaan
adalah kedudukan seseorang dalam melakukan pekerjaan di suatu unit
usaha/kegiatan. Sedangkan bagi mahasiswa perguruan tinggistatus
56

pekerjaan terbagi menjadi dua yaitu antara yang sudah memiliki pekerjaan
dan yang belum memiliki perkerjaan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fauziatin (2019)
Pekerjaan merupakan kegiatan yang dilakukan sehari-hari untuk
memperoleh pendapatan, seseorang yang bekerja akan meluangkan
banyak waktu dan tenaga untuk berinteraksi dengan sesama rekan kerja
dan bertukar pendapat atau pengalaman untuk mendapatkan pengetahuan.
Menurut asumsi peneliti orang yang tidak bekerja lebih mudah untuk
menerima informasi karena memiliki waktu luang untuk mencari tahu
tentang informasi tersebut. Sedangkan orang yang bekerja akan
menghabiskan banyak waktunya untuk fokus bekerja dan sulit untuk
menerima informasi.

d. Status Pernikahan
Berdasarkan table 4.4 dapat dilihat bahwa mayoritas responden
adalah belum menikah sebanyak 32 orang (94,1%) dan minoritas
responden adalah sudah menikah sebanyak 2 orang (5,9%). Menurut Pasal
1 UU No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, pengertian perkawinan
adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita
sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)
yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan yang maha esa.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Galuhpritta (2011)
Kehidupan sosial dewasa awal/muda sangat kompleks dibandingkan
degan masa remaja karena selain bekerja, mereka akan memasuki
kehidupan pernikahan, membentuk keluarga baru dan memelihara anak
anak. Papalia dan Olds mengemukakan bahwa usia terbaik untuk menikah
bagi perempuan adalah 19-25 tahun, sedangkan laki-laki usia 20-25 tahun.
Sementara rentang usia 18 tahun sampai 23 tahun merupakan usia
seseorang yang memasuki atau berada pada jenjang pendidikan di
57

perguruan tinggi. Angka statistik menunjukkan bahwa 34,6% perempuan


pada usia 20-24 tahun dan 21,4% laki-laki dengan usia yang sama
melakukan pernikahan, sementara mereka masih menempuh studi di
perguruan tinggi.
Menurut asumsi peneliti pada umumnya mahasiswa lebih memilih
untuk fokus untuk pendidikan dan akan menikah setelah pendidikannya
berakhir atau sampai mereka merasa sudah mapan. Saat mereka menikah
dan memiliki keturunan, maka akan selalu mencari dan membutuhkan
informasi terkait kehidupan serta kesehatan. Maka mereka akan merasa
informasi tentang stunting ini penting.

e. Media Informasi
Berdasarkan table 4.5 dapat dilihat bahwa mayoritas media informasi
yang digunakan responden adalah media sosial yaitu 22 orang (64,7%),
dan minoritas responden adalah lainnya yaitu 3 orang (8,8%). Media
informasi kesehatan merupakan alat bantupendidikan yang disampaikan
dengan tujuan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan
kepada penerima pesan (Notoatmodjo, 2007 dalam Windasari, 2014).
Menurut Triyaningsih (2020) menjelaskan bahwa efek kuat media
massa mampu mempengaruhi dimensi efekif komunikasi massa yaitu dari
sisi kognitif. Sisi kognitif tersebut meliputi peningkatan kesadaran dan
tambahan pengetahuan. Hal ini relevan dengan teori Mc. Luhan bahwa
media massa adalah perpanjangan alat indera manusia (sense extention
theory/teori perpanjangan alat indera).
Menurut asumsi peneliti saat ini banyak media informasi dan
masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan sebuah informasi.
Penggunaan media informasi memiliki dampak yang besar untuk
penyebaran informasi, karena saat ini mudah mencari segala informasi di
58

media sosial/media massa. Sehingga penggunaan informasi yang tepat


sangat perlu diperhatikan oleh masyarakat.

2. Data Khusus
a. Gambaran Distribusi Pengetahuan Responden Pada Kelompok
Intervensi dengan Edukasi dengan Menggunaka Video
Berdasarkan tabel 4.6 dengan 17 orang responden rata-rata mayoritas
pengetahuan pre test yaitu 14,82 dengan minimal pertanyaan yang benar
sebanyak 12 dan maksimal pertanyaan yang benar sebanyak 17.
Sedangkan post test terdapat peningkatan nilai rata rata pengetahuan yaitu
19,41 dengan minimal pertanyaan yang benar sebanyak 14 dan maksimal
pertanyaan yang benar sebanyak 18. Nilai median pada kelompok
intervensi pre test yaitu 15.00 dan pada kelompok intervensi post test
yaitu 20.00. Standar deviation pada kelompok intervensi pre test 1.510
dan pada post test 0,943. Nilai range pada kelompok intervensi pre test 5
dan kelompok intervensi post test 3.
Media promosi kesehatan merupakan salah satu sarana atau upaya
yang dapat digunakan untuk menampilkan pesan atau informasi kesehatan
yang ingin disampaikan kepada remaja sehingga meningkatkan
pengetahuan yang akhirnya diharapkan dapat merubah perilakunya kearah
positif atau mendukung terhadap kesehatan. Media merupakan integrasi
dalam sistem pembelajaran. Namun, efektifitas media tidak dilihat dari
seberapa canggihnya media tersebut dalam penggunaanya.Untuk
menghindari persepsi yang salah itulah maka terbentuklah media audio
visual sebagai media pembelajaran, yang dalam perkembanganya media
tersebut memanfaatkan pengalaman yang kongkrit sebagai model
pembelajaran (Sandra & Warsiti, 2013).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Maghdalena (2017) bahwa
pemberian edukasi kesehatan efektif dilakukan dengan menggunakan
59

media audio visual seperti video. Media audio visual adalah seperangkat
alat yang dapat memproyeksikan gambar bergerak dan bersuara. Audio
visual juga dapat diartikan sebagai bahan atau alat yang digunakan dalam
situasi belajar untuk membantu tulisan dan kata yang diucapkan dalam
menularkan pengetahuan, sikap, dan ide. Media audio visual
menggunakan dua indra yaitu indra pendengaran dan penglihatan sehingga
media audio visual lebih efektif dibandingkan dengan media lainnya.
Menurut asumsi peneliti pemberian edukasi dengan menggunakan
media audio visual yaitu video lebih efektif karena menggunakan dua
indera yaitu pendengaran dan penglihatan, sehingga masyarakat dapat
mendengarkan dan melihat informasi secara bersamaan. Video yang di
buat tentunya harus menarik dan mengandung informasi yang bermanfaat
sehingga masyarakat tertarik untuk melihat video pembelajaran tersebut.
Hal tersebut dapat membuat informasi lebih mudah diterima dan
dimengerti oleh orang banyak.

b. Gambaran Distribusi Pengetahuan Responden Pada Kelompok


Kontrol Tanpa Edukasi dengan Menggunaka Video
Berdasarkan tabel 4.7 dengan 17 orang responden rata-rata mayoritas
pengetahuan pre test yaitu 15,82 dengan minimal pertanyaan yang benar
sebanyak adalah 14 dan maksimal pertanyaan yang benar sebanyak 18.
Sedangkan post test tidak terdapat peningkatan nilai rata rata pengetahuan
yaitu 15,94 dengan minimal pertanyaan yang benar sebanyak 14 dan
maksimal pertanyaan yang benar sebanyak 18. Nilai median pada
kelompok kontrol pre test yaitu 16.00 dan pada kelompok kontrol post
test yaitu 16.00. Standar deviation pada kelompok intervensi pre test
1.131 dan pada post test 1.088. Nilai range pada kelompok kontrol pre
test 4 dan kelompok kontrol post test 4.
60

B. Analisa Bivariat
Berdasarkan tabel 4.8 diatas diketaui nilai rata-rata kelompok intervensi pre
test 14,82 dan post test 19,41. Pada kelompok kontrol diperoleh nilai rata-rata pre
test 15,82 dan post test 15,94. Nilai standar deviasi kelompok intervensi pre
test1.510 dan post test 0,795 dan kelompok kontrol pre test 1.131 dan post test
1.249. Hasil uji statistik pada kelompok intervensi menunjukkan P Value = 0.000
< 0.05, maka Ho ditolah yang berarti terdapat efektifitas edukasi dengan media
audio visual terhadap pengetahuan mahasiswa profesi ners tentang stunting pada
anak di stikes payung negeri pekanbaru. Sedangkan hasil uji statistik pada
kelompok kontrol menunjukkan P Value = 0.608> 0.05, maka Ho gagal ditolak
yang berarti tidak terdapat efektifitas pengetahuan mahasiswa prefesi ners tentang
stunting pada anak di stikes payung negeri pekanbaru.
Media pembelajaran audio visual / Video adalah media yang digunakan
dalam membantu menstimulasi indramata (penglihatan) dan indra pendengaran
pada waktu proses penyampaian informasi atau pendidikan. Media edukasi
kesehatan merupakan salah satu sarana atau upaya yang dapat digunakan untuk
menampilkan pesan atau informasi kesehatan yang ingin disampaikan kepada
remaja sehingga meningkatkan pengetahuan yang akhirnya diharapkan dapat
merubah perilakunya kearah positif atau mendukung terhadap kesehatan.Media
merupakan integrasi dalam sistem pembelajaran. Namun, efektifitas media tidak
dilihat dari seberapa canggihnya media tersebut dalam penggunaanya. Untuk
menghindari persepsi yang salah itulah maka terbentuklah media audio visual
sebagai media pembelajaran, yang dalam perkembanganya media tersebut
memanfaatkan pengalaman yang kongkrit sebagai model pembelajaran (Sandra &
Warsiti, 2013).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sri (2017) metode audio visual
sangat efektif sebagai media pembelajaran pada mahasiswa karena media audio
visual mengandalkan pendengaran dan penglihatan dari khalayak sasaran
61

sehingga seseorang yang ingin daya ingat dan otaknya tajam dapat dilakukan
dengan cara menggunakan media pendengaran (telinga) dan penglihatan (mata).
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Maghdalena (2017) tentang pengaruh penyuluhan dengan metode ceramah dan
audio vsual terhadap tingkat pengetahuan ibu hamil tentang 1000 hari pertama
kehidupan di puskesmas sidomulyo rawat inap kota pekanbaru tahun 2017”
didapatkan hasil bahwa metode audio visual / video lebih berpengaruh
dibandingkan dengan metode ceramah.
Menurut asumsi peneliti pemberian edukasi dengan menggunakan audio
visual atau video sangat efektif karena menggunakan dua pancaindera yaitu
pendengaran dan penglihatan sehingga responden dapat melihat dan mendengar
karena semakin banyak pancaindera yang digunakan maka akan semakin mudah
pula seseorang untuk menerima informasi atau pengetahuan dan juga dengan
memperlihatkan video akan membuat seseorang lebih tertarik sehingga responden
secara langsung dapat memperoleh informasi.

C. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian adalah kelemahan atau hambatan yang berlangsung
selama proses penelitian. Adapun hambatan yang dialami peneliti adalah sebagai
berikut :
1. Peneliti sulit menyamakan waktu dengan responden
2. Sering terjadi gangguan jaringan yang membuat link kuesioner tidak bisa
dibuka
3. Peneliti tidak dapat bertatap muka secara langsung dengan responden karena
adanya pandemi covid-19
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai “Efektifitas Edukasi dengan
Menggunakan Audio Visual Terhadap Pengetahuan Mahasiswa Profesi Ners
Tentang Stunting Pada Anak di Stikes Payung Negeri Pekanbaru” dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Nilai rata-rata pengetahuan pada kelompok intervensi pre test yaitu 14,82
2. Nilai rata-rata pengetahuan pada kelompok intervensi post test19,41
3. Nilai rata-rata pengetahuan pada kelompok kontrol pre test 15,82.
4. Nilai rata-rata pengetahuan pada kelompok kontrol post test 15,94.
5. Dari hasil pemberian edukasi terhadap 17 orang kelompok intervensi
terhadap pengaruh edukasi dengan media audio visual/video terhadap
pengetahuan mahasiswa profesi ners tentang stunting yaitu didapatkan
nilai rata-rata pretest dan post test dengan P Value 0.000 < 0.005 sehingga
Ho ditolak maka dapat diartikan ada efektifitas edukasi dengan
menggunakan audio visual terhadap pengetahuan mahasiswa profesi ners
tentang stunting pada anak di STIKes Payung Negeri Pekanbaru.
6. Sedangkan pada 17 orang pada kelompok kontrol yang tidak diberikan
edukasi dengan menggunakan audio visual didapatkan nilai rata-rata pre
test dan post test dengan P Value 0.608> 0.005 sehingga Ho diterima
dapat diartikan tidak terdaoat efektifitas sebelum dan sesudah.
7. Perbandingan nilai rata-rata pengetahuan pada kelompok intervensi yang
diberikan edukasi 19,41 dan kelompok kontrol 15,94. Berdasarkan hasil
bivariat diperoleh P Value 0,000 yang berarti terdapat perbedaan antara
kelompok kontrol dan kelompok intervensi dan terbukti lebih efektif pada
kelompok intervensi.

62
63

B. Saran
1. Bagi Institusi Keperawatan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi
institusi pendidikan khususnya Program Studi Keperawatan STIKes
Payung Negeri Pekanbaru dalam mengembangkan Proses Belajar
Mengajar pada mata kuliah keperawatan Anak dan Keperawatan
Maternitas.
2. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Mahasiswa Keperawatan diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan tentang stunting sehingga dapat memberikan edukasi kepada
masyarakat tentang pencegahan stunting pada anak serta diharapkan
menambah media dalam pembelajaran yang lebih efektif seperti video
yang menarik agar proses pembelajaran dan penyampaian pesan serta isi
pembelajaran menjadi lebih efektif.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan penelitian ini dapat dijadikan
bahan literature dalam melakukan penelitian serupa tentang pengetahuan
tentang stunting pada anak dan peneliti selanjutnya dapat menambah
variabel yang belum tercantum di dalam penelitian ini.
65

DAFTAR PUSTAKA

Ana pujiastuti, S. (2014). Konsep Kehamilan Sehat : Upaya Mecetak Generasi


Cerdas.

Anindita, Putri. (2012). Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu, Pendapatan Keluarga,


Kecukupan Protein dan Zinc Dengan Stunting (Pendek) Pada Balita Usia 6-35
Bulan Di Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Semanarang :Fakultas
Kesehatan Masyarakat UNDIP.

Anisaningtyas, Galuhpritta dan Yulianti Dwi Astuti. (2011) Pernikahan di kalangan


mahasiswa S1. Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial
Budaya Universitas Islam Indonesia.

Astutik, R, Y. (2014). Payudara dan Laktasi. Jakarta : Salemba Medika.

Apriluana, Gladys & Sandra Pikawati. (2018). Analisis Faktor-Faktor Risiko


terhadap Kejadian Stunting pada Balita ( 0-59 Bulan ) di Negara Berkembang
dan Asia Tenggara. Depok, Jawa Barat : Departemen Gizi Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia.

Azizah, Anisatun & Merryana Adriani (2017). Tingkat Kecukupan Energi dan
Protein Ibu Hamil Trimester Pertama Dan Kejadian Kekurangan Energi
Kronis.Surabaya : Universitas Airlangga.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Laporan Riset Kesehatan Dasar


Tahun 2017. Jakarta : Bilitbangkes.

Dharma, Kelana. (2015). Metologi Penelitian Keperawatan. Jakarta : CV. Trans Info
Media.

Fauziatin, Naila, dkk. (2019). Pengaruh pendidikan kesehatan dengan media lembar
balik tentang pencegahan stunting pada calon pengantin. Universitas
Diponegoro : Fakultas Kesehatan Masyarakat.

Suwaryo, Putra Agina Widyaswara dan Podo Yuwono. (2017) Faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat pengetahuan masyarakat dalam migitasi bencana alam
tanah longsor. Universitas Muhammadiyah Magelang.

Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. (2017). 100 Kabupaten/kota


prioritas untuk intervensi anak kerdil (stunting). Jakarta.
66

Triyaningsih, Heni. (2020). Efek pemberitaan media massa terhadap persepsi


masyarakat pamekasan tentang virus corona. Institute agama islam negeri
madura.

Lestari, T. R. P. (2014). Upaya menghasilkan tenaga perawat berkualitas : Nursing


Education : Effort to Produce Quality Nurses Personnel.

Magdalena. (2017). Pengaruh penyuluhan dengan metode ceramah dan audio visual
terhadap tingkat pengetahuan ibu hamil tentang seribu hari pertama kehidupan
di puskesmas sidomulyo rawat inap kota pekanbaru.

Masturah. (2014). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Ibu Hamil Pada
Masa Kehamilan Yang Berkunjung Ke Puskesmas Meutulang Kecamatan
Panton Reu Kabupaten Aceh Barat.

Ni’mah, Cholifatun&Lailatul Muniroh. (2015). Hubungan tingkat pendidikan, tingkat


pengetahuan dan pola asuh ibu dengan wasting dan stunting pada balita
keluarga miskin.

Nor, Rini Raudhatul. (2019) Perbedaan penkes sadari menggunakan pantom dan
video terdapat pengetahuan siswi di SMPN 18 Kota Pekanbaru. Pekanbaru :
STIKes Payung Negeri.

Notoadmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka


Cipta.

Notoadmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. (2018). Panduan Pendidikan Program Stufi Pendidikan Ners. Surabaya


Universitas Airlangga (Excellence with morality).

Kemenkes RI. (2018). Hasil Pemantauan Status Gizi ( PSG ) Tahun 2017.

Syari, M., Serudji, J., & Mariati, U. (2015). Peran Asupan Zat Gizi Makronutrien Ibu
Hamil terhadap Berat Badan Lahir Bayi di Kota Padang.

Wong, Donna. L. (2010). Keperawatan Pediatrik Volume 1. Jakarta : EGC.

WHO. (2010). Nutrition Landscape Information System (NLIS) Country Profile


Indicators : Interpretation Guide. Geneva : World Health Organization.
67

WHO. (2018). Exclusive Breastfeeding For Optimal Growth, Development, and


Health of Infant.

Yanti dalam Muliah, dkk (2017). (2017). Hubungan Frekuensi Penimbangan ,


Penggunaan Garam Underweight Pada Balita Di Provinsi Jawa Timur.
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES
PAYUNG NEGERIPEKANBARU
TAHUN 2020

Kepada Yth,
Calon Responden Penelitian
Di-
Tempat
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Program Studi S1
Keperawatan STIKes Payung Negeri Pekanbaru.
Nama : Futri Ade Cilia
NIM : 163010067
Alamat : Jalan Perwira, Gang Warakauri, Pekanbaru
Dengan ini saya menyampaikan bahwa saya akan mengadakan penelitian dengan
judul “Efektifitas Edukasi dengan metode audio visual terhadap pengetahuan
mahasiswa profesi Ners tentang stunting pada anak di STIKes Payung Negeri
Pekanbaru”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas edukasi
dengan metode audio visual terhadap pengetahuan mahasiswa profesi Nerst entang
stunting pada anak di STIKes Payung Negeri Pekanbaru. Penelitian ini tidak akan
menimbulkan akibat yang merugikan. Peneliti akan menjaga kerahasiaan semua
informasi yang diberikan responden dan hanya akan dipergunakan untuk kepentingan
penelitian, jika mahasiswa bersedia menjadi responden, maka dengan ini saya
menandatangani lembar persetujuan dalam surat permohonan ini.
Atas perhatian dan kesediaan untuk menjadi responden dalam penelitian ini, saya
mengucapkan terima kasih.
Hormat saya
Peneliti

Futri Ade Cilia


LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES
PAYUNG NEGERI PEKANBARU
TAHUN 2020

Dengan ini saya menyatakan dan memberikan persetujuan menjadi responden


dalam pelaksanaan penelitian yang berjudul “efektifitas edukasi dengan metode audio
visual terhadap pengetahuan mahasiswa profesi Ners tentang stunting pada anak di
STIKes Payung Negeri Pekanbaru”.
Penelitian ini akan dilakukan oleh mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan
STIKes Payung Negeri Pekanbaru.
Nama : Futri Ade Cilia
NIM : 163010067
Setelah mendapat penjelasan tentang maksud dan tujuan serta manfaat dari penelitian
ini, saya memahami sepenuhnya bahwa penelitian ini akan sangat bermanfaat dalam
meningkatkan pengetahuan mahasiswa profesi Ners tentang stunting pada anak.
Demikian surat persetujuan ini saya buat sebagai bentuk ketersediaan saya
menjadi responden penelitian ini tanpa mendapat paksaan dan tekanan dari pihak
manapun.

Pekanbaru, 2020
Responden

(……………………………)
EFEKTIFITAS EDUKASI DENGAN AUDIO VISUAL TERHADAP
PENGETAHUAN MAHASISWA PROFESI NERS
TENTANG STUNTING PADA ANAK
DI STIKES PAYUNG NEGERI
PEKANBARU

Petunjuk :
Berikut ini disajikan pertanyaan-pertanyaan, mohon kepada responden untuk bersedia
memberikan bantuan dengan mengisi kuesioner dan memberikan tanda ceklis (√)
pada kolom yang tersedia.
1. Initial Responden :
2. Usia Responden :
3. Jenis Kelamin :
4. Status Pekerjaan :
5. Tempat Bekerja :
6. Status Perkawinan :
7. Apakah sudah pernah mendapatkan informasi tentang stunting :
8. Jika sudah, melalui media apa informasi tersebut di dapatkan :
TV
Media Sosial
Lainnya
Pengetahuan Mahasiswa Profesi Ners tentang Stunting pada anak

No Pertanyaan Ya Tidak
1 Stunting (pendek) adalah kondisi tinggi anak kurang dari
batas normal tinggi badan berasarkan usia.
2 Stunting merupakan indikator masalah gizi yang bersifat
kronis
3 Masa emas pertumbuhan anak adalah pada usia 0-
2tahun/1000 hari pertama kehidupan
4 Pentingnya peningkatan nutrisi ibu dan anak selama 1000
hari pertama kelahiran
5 Salah satu upaya pemerintah untuk pencegahan stunting
yaitu gerakan 1000 hari pertamakehidupan
6 Genetik(keturunan), asupan zat gizimakro dan asupan zat
gizimikro merupakan faktor yang mempengaruhi stunting.
7 Penyakitinfeksi, asupanprotein dan riwayatimunisasi
merupakan faktor penyebab stunting
8 Stunting dapat menyebabkan anak rentan terhadap penyakit
karena penurunan imunitas tubuh
9 Stunting dapat menyebabkan terjadinya gangguan
metabolisme tubuh pada anak
10 Anak stunting memiliki resiko kesehatan di masa datang
yaitu mudah terserang penyakitdegenerative
11 Penting memberikasi IMD (inisiasi menyusui dini) ASI
eksklusif selama 6 bulan dilanjutkan pemberian mpasi
(makanan pendamping air susu ibu) sampai usia 2 tahun
12 Konsumsi makanan yang tidak bergizi selama kehamilan
merupakan salah satu penyebab stunting
13 Status gizi anak tidak ditentukan oleh makanan yang
dimakan
14 Perlu mengenalkan makanan bergizi pada anak sesuai usia
15 Pertumbuhan tulang didukung dengan konsumsi makanan
dan minuman dari sumber kalsium
16 Tidak perlu memberikan stimulasi dan rangsangan sesuai
tumbuh kembang anak.
17 Proses stunting disebabkan oleh asupan gizi yang kurang
dan infeksi yang berulang akibat pada terlambatnya
perkembangan fungsi kognitif dan kerusakan kognitif
permanen.
18 Efek stunting dapat berdampak seumur hidup dan berlanjut
dari generasi ke generasi selanjutnya
19 Tinggi badan ibu tidak dapat mempengaruhi terjadinya
stunting pada anak
20 Kekurangan iodium pada anak tidak ada hubungannya
dengan terhambatnya pertumbuhan pada anak
MASTER TABEL UJI VALIDITAS

Apakah sudah Pertanyaan Uji Validitas


Jika sudah,
Usia Jenis Status Tempat Status mendapatkan
No Initial melalui media
(Tahun) Kelamin Pekerjaan Bekerja Perkawinan informasi tentang P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20
apa?
stunting ?
1 Nz 23 Pr Tidak bekerja - Belum menikah Sudah Media Sosial 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1
2 D 23 Pr Tidak bekerja - Belum menikah Belum - 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
3 Ar 23 Pr Tidak bekerja - Belum menikah Sudah Media Sosial 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 A 23 Pr Tidak bekerja - Belum menikah Sudah Media Sosial 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 S 22 Pr Tidak bekerja - Belum menikah Sudah Media Sosial 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 U 23 Pr Tidak bekerja - Belum menikah Belum - 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 P 24 Pr Tidak bekerja - Belum menikah Sudah Perkuliahan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 E 24 Pr Tidak bekerja - Belum menikah Sudah Media Sosial 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 R 23 Pr Tidak bekerja - Belum menikah Sudah Media Sosial 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1
10 Da 23 Pr Tidak bekerja - Belum menikah Belum - 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0
11 EWP 23 Pr Tidak bekerja - Belum menikah Sudah Media Sosial 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1
12 EM 25 Lk Tidak bekerja - Belum menikah Sudah Media Sosial 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
13 N 23 Pr Tidak bekerja - Belum menikah Sudah Media Sosial 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
14 H 24 Lk Tidak bekerja - Belum menikah Sudah Media Sosial 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15 EWP 24 Pr Tidak bekerja - Belum menikah Sudah Media Sosial 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
16 YP 24 Pr Tidak bekerja - Belum menikah Belum - 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 RS 23 Pr Tidak bekerja - Belum menikah Belum - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
18 DW 24 Lk Tidak bekerja - Belum menikah Sudah Media Sosial 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
19 PN 24 Lk Tidak bekerja - Belum menikah Sudah Media Sosial 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1
20 RF 23 Pr Tidak bekerja - Belum menikah Sudah Media Sosial 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0
VALIDITAS DAN RELIABILITY

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %
Valid 20 100.0
Cases Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


.933 20

Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's


Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item
Correlation Deleted
P1 14.05 30.155 .637 .930
P2 13.85 30.134 .804 .927
P3 13.95 29.418 .840 .926
P4 13.95 31.103 .496 .933
P5 14.15 30.450 .567 .932
P6 13.95 31.103 .496 .933
P7 14.00 30.947 .503 .933
P8 13.75 31.776 .592 .931
P9 13.85 31.082 .584 .931
P10 13.95 31.103 .496 .933
P11 13.95 31.103 .496 .933
P12 14.05 29.734 .718 .928
P13 13.75 31.776 .592 .931
P14 13.85 31.292 .536 .932
P15 14.05 29.734 .718 .928
P16 13.85 30.134 .804 .927
P17 14.05 29.734 .718 .928
P18 13.75 31.776 .592 .931
P19 13.75 31.776 .592 .931
P20 13.85 30.134 .804 .927

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


14.65 33.924 5.824 20
MASTER TABEL HASIL PENELITIAN PADA KELOMPOK INTERVENSI SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN EDUKASI
TERHADAP PENGETAHUAN MAHASISWA PROFESI NERS TENTANG STUNTING PADA ANAK

KETERANGAN KODE
Usia Jenis Kelamin Status Pekerjaan Status Perkawinan Informasi tentang stunting Media Informasi
Kode 1 : 22 tahun Kode 1 : Perempuan Kode 1 : Bekerja Kode 1 : Sudah Menikah Kode 1 : Sudah Kode 1 : Tidak ada
Kode 2 : 23 tahun Kode 2 : Laki-laki Kode 2 : Tidak Bekerja Kode 2 : Belum Menikah Kode 2 : Belum Kode 2 : TV
Kode 3 : 24 tahun Kode 3 : Media Sosial
Kode 4 : 25 tahun Kode 4 : Lainnya

Apakah sudah Jika sudah, Pre Test


Usia Jenis Tempat mendapatkan
No Initial Kode Kode Status Pekerjaan Kode Kode Status Perkawinan Kode Kode melalui media Kode Total
(Tahun) Kelamin Bekerja informasi tentang apa? P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20
stunting ?
1 AY 23 2 Lk 2 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 Perkuliahan 4 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 12
2 B 23 2 Pr 1 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Belum 2 - 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 15
3 I 23 2 Pr 1 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 Media Sosial 3 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 16
4 EMP 23 2 Pr 1 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 Media Sosial 3 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 14
5 A 23 2 Lk 2 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Belum 2 - 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 16
6 EMU 22 1 Pr 1 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 Media Sosial 3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 17
7 I 22 1 Pr 1 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 Media Sosial 3 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 16
8 N 23 1 Pr 1 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 Media Sosial 3 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 15
9 I 25 4 Pr 1 Tidak Bekerja 2 - 1 Sudah Menikah 2 Belum 2 - 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 13
10 II 23 2 Pr 1 Tidak Bekerja 2 - 1 Sudah Menikah 2 Belum 2 - 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 15
11 K 22 1 Pr 1 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 TV 2 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 16
12 A 23 2 Lk 2 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 Media Sosial 3 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 16
13 A 24 3 Lk 2 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 TV 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 17
14 W 23 2 Lk 2 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 Media Sosial 3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 14
15 I 25 4 Lk 2 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 Google 4 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 13
16 FA 22 1 Lk 2 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 Media Sosial 3 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 14
17 E 23 2 Pr 1 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 TV 2 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 13

Apakah sudah Jika sudah, Post Test


Usia Jenis Tempat mendapatkan
No Initial Kode Kode Status Pekerjaan Kode Kode Status Perkawinan Kode Kode melalui media Kode Total
(Tahun) Kelamin Bekerja informasi tentang apa? P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20
stunting ?
1 AY 23 2 Lk 2 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 Perkuliahan 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 19
2 B 23 2 Pr 1 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 Media Sosial 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 19
3 I 23 2 Pr 1 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 Media Sosial 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
4 EMP 23 2 Pr 1 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 Media Sosial 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
5 A 23 2 Lk 2 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 Media Sosial 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
6 EMU 22 1 Pr 1 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 Media Sosial 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
7 I 22 1 Pr 1 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 Media Sosial 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
8 N 23 1 Pr 1 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 Media Sosial 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
9 I 25 4 Pr 1 Tidak Bekerja 2 - 1 Sudah Menikah 2 Sudah 1 Media Sosial 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 19
10 II 23 2 Pr 1 Tidak Bekerja 2 - 1 Sudah Menikah 2 Sudah 1 Media Sosial 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
11 K 22 1 Pr 1 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 TV 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
12 A 23 2 Lk 2 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 Media Sosial 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 18
13 A 24 3 Lk 2 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 TV 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 19
14 W 23 2 Lk 2 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 Media Sosial 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
15 I 25 4 Lk 2 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 Google 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 18
16 FA 22 1 Lk 2 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 Media Sosial 3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
17 E 23 2 Pr 1 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 TV 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
MASTER TABEL HASIL PENELITIAN PADA KELOMPOK INTERVENSI SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN EDUKASI
TERHADAP PENGETAHUAN MAHASISWA PROFESI NERS TENTANG STUNTING PADA ANAK

KETERANGAN KODE
Usia Jenis Kelamin MASTER TABEL HASIL PENELITIAN PADAStatus
Status Pekerjaan KELOMPOK
Perkawinan KONTROL SEBELUMInformasi DAN SESUDAH
tentang stunting Media Informasi
Kode 1 : 22 tahun Kode 1 : PerempuanTERHADAP PENGETAHUAN
Kode 1 : Bekerja MAHASISWA Kode PROFESI NERS
1 : Sudah TENTANG STUNTING
Menikah KodePADA ANAK
1 : Sudah Kode 1 : Tidak ada
Kode 2 : 23 tahun Kode 2 : Laki-laki Kode 2 : Tidak Bekerja Kode 2 : Belum Menikah Kode 2 : Belum Kode 2 : TV
Kode 3 : 24 tahun Apakah sudah Kode 3 :Pre
Media
Test Sosial
Usia Kode 4 : 25 tahun
Jenis mendapatkan Jika sudah, melalui Kode 4 : Lainnya
No Initial Kode Kode Status Pekerjaan Kode Tempat Bekerja Kode Status Perkawinan Kode Kode Kode Total
(Tahun) Kelamin informasi tentang media apa? P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20
stunting ? Pre Test
Apakah sudah Jika sudah,
1 A 22 1 Pr 1 UsiaTidak BekerjaJenis 2 - 1 Tempat Menikah
Belum 2 Sudah 1
mendapatkan Media Sosial 3 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 14
No Initial Kode Kode Status Pekerjaan Kode Kode Status Perkawinan Kode Kode melalui media Kode Total
2 SM 23 2 Lk 2 (Tahun) Kelamin2
Tidak Bekerja - 1 Bekerja Menikah
Belum 2 Sudah informasi1 tentang Media Sosialapa? 3 1 P11 P20 P31 P4 1 P5 1 P6 1P7 1P8 1P9 P10
1 P111 P120 P13 0 P141 P150P161P17 1P18 1 1 0 15
P19 P20
3 A 23 2 Lk 2 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 ?
stunting Media Sosial 3 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 15
4 P 24 3 1Pr AY 1 23Tidak Bekerja
2 Lk 2 2 Tidak
- Bekerja 1 2 - Menikah
Belum 1 Belum
2 Menikah Sudah 2 Sudah
1 1 Sosial
Media Perkuliahan 3 40 11 11 1 1 1 1 1 1 1 1 0 11 10 00 01 11 01 1 0 1 1 0 1 1 1 0 00 11 112 16
5 R 22 1 2Pr B 1 23Tidak Bekerja
2 Pr 2 1 Tidak
- Bekerja 1 2 - 1
Belum Menikah Belum
2 Menikah 2
Sudah Belum
1 2 TV - 2 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 15 17
6 A 22 1 3Pr I 1 23Tidak Bekerja
2 Pr 2 1 Tidak
- Bekerja 1 2 - Menikah
Belum 1 Belum
2 Menikah Sudah 2 Sudah
1 1 Sosial
Media Media Sosial3 30 11 11 0 1 1 0 0 1 1 1 1 11 11 11 11 11 11 1 1 0 1 1 1 1 1 1 10 11 016 17
7 MYM 24 3 4Pr EMP 1 23Tidak Bekerja
2 Pr 2 1 Tidak
- Bekerja 1 2 - 1
Belum Menikah Belum
2 Menikah 2
Sudah Sudah
1 1 Media
Media Sosial Sosial
3 3 0 1 1 0 1 1 1 0 0
1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 14 16
5 A 23 2 Lk 2 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Belum 2 - 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 16
8 I 23 2 Pr 1 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 Media Sosial 3 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 15
6 EMU 22 1 Pr 1 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 Media Sosial 3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 17
9 P 24 3 Lk 2 Tidak Bekerja 2 - 1 Sudah Menikah 1 Sudah 1 Media Sosial 3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 16
7 I 22 1 Pr 1 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 Media Sosial 3 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 16
10 ZR 22 1 Lk
8 N
2 23Tidak Bekerja
1 Pr
2 1 -
Tidak Bekerja
12 Sudah
-
Menikah
1
1
Belum Menikah
Sudah
2
1
Sudah
Media
1
Sosial
Media Sosial
3 31 11 11 1 0 1 1 1 1 1 1 0 10 00 10 10 11 11 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11 11 115 17
11 S 23 2 9Pr I 1 25Tidak Bekerja
4 Pr 2 1 - Bekerja 1 2
Tidak - Menikah
Belum 1 2 Menikah Sudah
Sudah 2 1
Belum 2 Sosial -
Media 3 11 11 00 0 1 1 0 1 1 1 1 1 11 11 10 01 00 11 0 1 1 1 0 0 1 1 1 11 11 113 16
12 GF 23 2 10Pr II 1 23Tidak Bekerja
2 Pr 2 1 - Bekerja 1 2
Tidak - Menikah
Belum 1 2 Menikah Sudah
Sudah 2 1
Belum 2 TV - 2 11 11 11 1 1 0 1 1 1 1 1 1 00 11 11 11 11 01 1 1 1 0 1 1 1 0 0 11 10 015 16
13 Y 23 2 Lk
11 K 2 22Tidak Bekerja
1 Pr 2 1 - Bekerja 1 2
Tidak - Menikah
Belum 1 2 Menikah Sudah
Belum 2 1
Sudah 1 Sosial TV
Media 3 20 01 11 0 1 1 0 1 1 1 1 1 10 11 11 10 11 11 1 0 1 1 1 1 1 1 0 01 11 016 14
14 B 22 1 Lk
12 A 2 23Tidak Bekerja
2 Lk 2 2 - Bekerja 1 2
Tidak - Menikah
Belum 1 2 Menikah Sudah
Belum 2 1
Sudah Media Sosial4
1 kampus
Ilmu luar 31 11 11 0 1 1 1 1 0 1 1 0 01 11 11 11 11 01 1 1 1 1 1 1 1 1 0 11 11 016 17
15 N 22 1 13Pr A 1 24Tidak Bekerja
3 Lk 2 2 Tidak
- Bekerja 1 2 - Menikah
Belum 1 Belum
2 Menikah Sudah 2 Sudah
1 1 Sosial TV
Media 3 21 11 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 11 11 11 11 11 0 0 1 1 1 1 0 1 1 11 11 117 18
16 R 22 1 14
Lk W 2 23Tidak Bekerja 2 Lk 2 2 Tidak
- Bekerja 1 2 - Menikah
Belum 1 Belum
2 Menikah Sudah 2 Sudah
1 1 Sosial
Media Media Sosial3 31 11 11 0 1 1 1 1 1 1 0 1 11 01 10 01 01 11 0 0 1 1 1 0 1 1 1 00 11 114 15
15 I 25 4 Lk 2Praktek
Tidak Bekerja
mandiri 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 Google 4 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 13
17 A 23 2 16
Lk FA 2 22 1
Bekerja Lk 1 2 Tidak Bekerja
kesehatan 2 2 - 1
Belum Menikah Belum
2 Menikah 2
Sudah Sudah
1 1 Media
Media Sosial 3 31 00 01 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 01 01 00 11 11 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 11 114 15
Sosial
17 E 23 2 Pr 1 keluarga
Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 TV 2 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 13

Apakah sudahApakah sudah Jika sudah, Post Test


Pre Test
Usia Jenis Usia Jenis Tempat Jika sudah,
No Initial Kode No Initial
Kode Status Kode
Pekerjaan KodeKode StatusBekerja
Tempat PekerjaanKode
Kode Status Perkawinan
Kode Status mendapatkan
Perkawinan
Kode Kode mendapatkan
Kode Kode melalui
melalui media
KodeKode TotalTotal
(Tahun) Kelamin (Tahun) Kelamin Bekerja informasi tentang
informasi tentang media apa? apa? P1 P2 P2
P1 P9 P10
P8 P9
P3 P3P4 P4P5P5P6P6 P7P7 P8 P10 P11 P12P13
P11 P12 P15
P14P15
P13P14 P16 P18P18
P17P17
P16 P20 P20
P19P19
stunting ? stunting ?
1 A 22 1 1Pr AY 1 23Tidak Bekerja
2 Lk 2 2 Tidak
- Bekerja 1 2 - Menikah
Belum 1 Belum
2 Menikah Sudah2 Sudah
1 1 Sosial
Media Perkuliahan 3 41 10 11 11 1 1 1 1 1 01 01 11 11 11 11 11 10 1 1 0 11 11 01 11 119 15
2 SM 23 2 2
Lk B 2 23Tidak Bekerja
2 Pr 2 1 Tidak
- Bekerja 1 2 - Menikah
Belum 1 Belum
2 Menikah Sudah2 Sudah
1 1 Sosial
Media Media Sosial3 31 11 10 11 1 1 1 1 1 11 11 11 11 11 10 10 11 1 0 1 11 10 11 11 019 15
3 A 23 2 3
Lk I 2 23Tidak Bekerja
2 Pr 2 1 Tidak
- Bekerja 1 2 - Menikah
Belum 1 Belum
2 Menikah Sudah2 Sudah
1 1 Sosial
Media Media Sosial3 31 11 11 11 1 0 1 1 1 11 01 11 11 11 11 11 10 1 1 1 11 11 11 11 120 17
4 P 24 3 4Pr EMP 1 23Tidak Bekerja
2 Pr 2 1 Tidak
- Bekerja 1 2 - Menikah
Belum 1 Belum
2 Menikah Sudah2 Sudah
1 1 Sosial
Media Media Sosial3 30 11 11 11 1 1 1 1 1
11 11 11 01 11 11 11 10 1 1 1 11 11 01 11 120 16
5 A 23 2 Lk 2 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 Media Sosial 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
5 R 22 1 Pr 1 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 TV 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
6 EMU 22 1 Pr 1 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 Media Sosial 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
6 A 22 1 Pr 1 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 Media Sosial 3 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 16
7 I 22 1 Pr 1 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 Media Sosial 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
7 MYM 24 3 8
Pr N
1 23Tidak Bekerja
1 Pr
2 1 -
Tidak Bekerja
12 Belum
-
Menikah
1
2
Belum Menikah
Sudah
2
1
Sudah
Media
1
Sosial
Media Sosial
3 31 1
1 1
1 1
1 1
0 1
1 1
11 01 01 11 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1
1 01 11 11 11 1
20 16
8 I 23 2 9Pr I 1 25Tidak Bekerja
4 Pr 2 1 - Bekerja 1 2
Tidak - Menikah
Belum 1 2 Menikah Sudah
Sudah 2 1
Sudah Media Media Sosial3
1 Sosial 31 10 11 11 1 1 1 0 1 01 11 11 11 11 11 11 10 1 1 1 01 11 11 10 019 14
9 P 24 3 Lk
10 II 2 23Tidak Bekerja
2 Pr 2 1 - Bekerja 1 2
Tidak - Menikah
Sudah 1 1 Menikah Sudah
Sudah 2 1
Sudah Media Media Sosial3
1 Sosial 31 11 10 11 1 1 1 1 1 11 11 11 01 11 11 11 10 1 1 1 11 11 01 11 120 16
10 ZR 22 1 Lk
11 K 2 22Tidak Bekerja
1 Pr 2 1 - Bekerja 1 2
Tidak - Menikah
Sudah 1 1 Menikah Sudah
Belum 2 1
Sudah 1 Sosial TV
Media 3 21 11 11 10 1 1 1 1 1 11 11 01 11 10 11 11 11 1 1 1 11 01 01 11 120 15
11 S 23 2 12Pr A 1 23Tidak Bekerja
2 Lk 2 2 - Bekerja 1 2
Tidak - Menikah
Belum 1 2 Menikah Sudah
Belum 2 1
Sudah Media Media Sosial3
1 Sosial 31 11 10 11 1 0 1 1 1 11 11 11 11 11 10 11 01 1 1 1 01 10 11 11 118 16
12 GF 23 2 13Pr A 1 24Tidak Bekerja
3 Lk 2 2 Tidak
- Bekerja 1 2 - Menikah
Belum 1 Belum
2 Menikah Sudah2 Sudah
1 1 TV TV 2 21 11 11 11 1 1 1 1 1 11 01 11 11 11 11 11 11 1 0 0 11 01 11 11 019 16
13 Y 23 2 14
Lk W 2 23 2
Tidak Bekerja Lk 2 2 Tidak
- Bekerja 1 2 - 1
Belum Menikah Belum
2 Menikah 2
Sudah Sudah
1 1 Media
Media Sosial Sosial3 30 11 11 11 1 0 1 1 1 11 11 11 11 10 11 11 10 1 1 1 11 11 01 11 020 14
14 B 22 1 15
Lk I 2 25Tidak Bekerja
4 Lk 2 2 Tidak
- Bekerja 1 2 - Menikah
Belum 1 Belum
2 Menikah Sudah2 Sudah
1 1 kampus
Ilmu luar Google 4 41 11 11 11 1 1 1 0 1 11 01 11 11 11 11 11 01 1 1 1 11 10 11 11 118 18
15 N 22 1 16Pr FA 1 22Tidak Bekerja
1 Lk 2 2 Tidak
- Bekerja 1 2 - Menikah
Belum 1 Belum
2 Menikah Sudah2 Sudah
1 1 Sosial
Media Media Sosial3 31 11 10 11 1 1 0 1 1 11 11 11 10 11 11 11 10 1 1 1 11 11 11 11 118 18
17 E 23 2 Pr 1 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 TV 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
16 R 22 1 Lk 2 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 Media Sosial 3 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 15
Praktek mandiri
17 A 23 2 Lk 2 Bekerja 1 kesehatan 2 Belum Menikah 2 Sudah 1 Media Sosial 3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 16
keluarga
HASIL ANALISA UNIVARIAT

Karakteristik Responden
Frequencies

Statistics

Usia Jenis Status Status Media


Kelamin Pekerjaan Perkawinan Informasi
Valid 34 34 34 34 34
N
Missing 0 0 0 0 0

Frequency Table
Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
22 12 35.3 35.3 35.3
23 16 47.1 47.1 82.4
Valid 24 4 11.8 11.8 94.1
25 2 5.9 5.9 100.0
Total 34 100.0 100.0

JenisKelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
Perempuan 19 55.9 55.9 55.9
Valid Laki-laki 15 44.1 44.1 100.0
Total 34 100.0 100.0
StatusPekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
Bekerja 1 2.9 2.9 2.9
Valid Tidak Bekerja 33 97.1 97.1 100.0
Total 34 100.0 100.0

StatusPerkawinan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
Sudah Menikah 2 5.9 5.9 5.9
Valid Belum Menikah 32 94.1 94.1 100.0
Total 34 100.0 100.0

MediaInformasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
Tidak ada 4 11.8 11.8 11.8
TV 5 14.7 14.7 26.5
Valid Media Sosial 22 64.7 64.7 91.2
Lainnya 3 8.8 8.8 100.0
Total 34 100.0 100.0
HASIL UJI NORMALITAS TERHADAP PENGETAHUAN MAHASISWA
PROFESI NERS TENTANG STUNTING PADA ANAK

EXPLORE

Descriptives

Statistic Std. Error


Mean 14.82 .366
95% Confidence Interval for Lower Bound 14.05
Mean Upper Bound 15.60
5% Trimmed Mean 14.86
Median 15.00
Variance 2.279
Intervensi.Pre Std. Deviation 1.510
Minimum 12
Maximum 17
Range 5
Interquartile Range 3
Skewness -.280 .550
Kurtosis -.983 1.063
Mean 19.41 .193
95% Confidence Interval for Lower Bound 19.00
Mean Upper Bound 19.82
5% Trimmed Mean 19.46
Median 20.00
Variance .632
Intervensi.Post Std. Deviation .795
Minimum 18
Maximum 20
Range 2
Interquartile Range 1
Skewness -.942 .550
Kurtosis -.644 1.063
Mean 15.82 .274
Kontrol.Pre 95% Confidence Interval for Lower Bound 15.24
Mean Upper Bound 16.41
5% Trimmed Mean 15.80
Median 16.00
Variance 1.279
Std. Deviation 1.131
Minimum 14
Maximum 18
Range 4
Interquartile Range 2
Skewness .095 .550
Kurtosis -.624 1.063
Mean 15.94 .303
95% Confidence Interval for Lower Bound 15.30
Mean Upper Bound 16.58
5% Trimmed Mean 15.93
Median 16.00
Variance 1.559
Kontrol.Post Std. Deviation 1.249
Minimum 14
Maximum 18
Range 4
Interquartile Range 2
Skewness .342 .550
Kurtosis -.408 1.063

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Intervensi.Pre .194 17 .089 .930 17 .216
Intervensi.Post .359 17 .000 .715 17 .000
Kontrol.Pre .178 17 .153 .930 17 .217
Kontrol.Post .246 17 .007 .893 17 .052
a. Lilliefors Significance Correction
INTERVENSI PRE
INTERVENSI POST
KONTROL PRE
KONTROL POST
HASIL ANALISA BIVARIAT

T-Test Kelompok Intervensi

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean


Intervensi.Pre 14.82 17 1.510 .366
Pair 1
Intervensi.Post 19.41 17 .795 .193

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.
Intervensi.Pre &
Pair 1 17 .273 .290
Intervensi.Post

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig.


Mean Std. Std. 95% Confidence Interval (2-
Deviation Error of the Difference tailed)
Mean Lower Upper
Intervensi.Pre -
Pair 1 -4.588 1.502 .364 -5.361 -3.816 -12.591 16 .000
Intervensi.Post
T-Test Kelompok Kontrol

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean


Kontrol.Pre 15.82 17 1.131 .274
Pair 1
Kontrol.Post 15.94 17 1.249 .303

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.
Pair 1 Kontrol.Pre & Kontrol.Post 17 .700 .002

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-


Mean Std. Std. 95% Confidence Interval tailed)
Deviation Error of the Difference
Mean Lower Upper
Kontrol.Pre -
Pair 1 -.118 .928 .225 -.595 .359 -.523 16 .608
Kontrol.Post
MASTER TABEL INDEPENDEN T TEST

Usia Jenis Status Tempat Status Apakah sudah mendapatkan Jika sudah, melalui
No Kelompok Pre Test Post Test
(Tahun) Kelamin Pekerjaan Bekerja Perkawinan informasi tentang stunting ? media apa?

1 23 Lk Intervensi Tidak Bekerja - Belum Menikah Sudah Perkuliahan 12 19


2 23 Pr Intervensi Tidak Bekerja - Belum Menikah Belum - 15 19
3 23 Pr Intervensi Tidak Bekerja - Belum Menikah Sudah Media Sosial 16 20
4 23 Pr Intervensi Tidak Bekerja - Belum Menikah Sudah Media Sosial 14 20
5 23 Lk Intervensi Tidak Bekerja - Belum Menikah Belum - 16 20
6 22 Pr Intervensi Tidak Bekerja - Belum Menikah Sudah Media Sosial 17 20
7 22 Pr Intervensi Tidak Bekerja - Belum Menikah Sudah Media Sosial 16 20
8 23 Pr Intervensi Tidak Bekerja - Belum Menikah Sudah Media Sosial 15 20
9 25 Pr Intervensi Tidak Bekerja - Sudah Menikah Belum - 13 19
10 23 Pr Intervensi Tidak Bekerja - Sudah Menikah Belum - 15 20
11 22 Pr Intervensi Tidak Bekerja - Belum Menikah Sudah TV 16 20
12 23 Lk Intervensi Tidak Bekerja - Belum Menikah Sudah Media Sosial 16 18
13 24 Lk Intervensi Tidak Bekerja - Belum Menikah Sudah TV 17 19
14 23 Lk Intervensi Tidak Bekerja - Belum Menikah Sudah Media Sosial 14 20
15 25 Lk Intervensi Tidak Bekerja - Belum Menikah Sudah Google 13 18
16 22 Lk Intervensi Tidak Bekerja - Belum Menikah Sudah Media Sosial 14 18
17 23 Pr Intervensi Tidak Bekerja - Belum Menikah Sudah TV 13 20
18 22 Pr Kontrol Tidak Bekerja - Belum Menikah Sudah Media Sosial 14 15
19 23 Lk Kontrol Tidak Bekerja - Belum Menikah Sudah Media Sosial 15 15
20 23 Lk Kontrol Tidak Bekerja - Belum Menikah Sudah Media Sosial 15 17
21 24 Pr Kontrol Tidak Bekerja - Belum Menikah Sudah Media Sosial 16 16
22 22 Pr Kontrol Tidak Bekerja - Belum Menikah Sudah TV 17 18
23 22 Pr Kontrol Tidak Bekerja - Belum Menikah Sudah Media Sosial 17 16
24 24 Pr Kontrol Tidak Bekerja - Belum Menikah Sudah Media Sosial 16 16
25 23 Pr Kontrol Tidak Bekerja - Belum Menikah Sudah Media Sosial 15 14
26 24 Lk Kontrol Tidak Bekerja - Sudah Menikah Sudah Media Sosial 16 16
27 22 Lk Kontrol Tidak Bekerja - Sudah Menikah Sudah Media Sosial 17 15
28 23 Pr Kontrol Tidak Bekerja - Belum Menikah Sudah Media Sosial 16 16
29 23 Pr Kontrol Tidak Bekerja - Belum Menikah Sudah TV 16 16
30 23 Lk Kontrol Tidak Bekerja - Belum Menikah Sudah Media Sosial 14 14
31 22 Lk Kontrol Tidak Bekerja - Belum Menikah Sudah Ilmu luar kampus 17 18
32 22 Pr Kontrol Tidak Bekerja - Belum Menikah Sudah Media Sosial 18 18
33 22 Lk Kontrol Tidak Bekerja - Belum Menikah Sudah Media Sosial 15 15
Praktek
mandiri
34 23 Lk Kontrol Bekerja Belum Menikah Sudah Media Sosial 15 16
kesehatan
keluarga
HASIL ANALISA BIVARIAT

INDEPENDEN T TEST

T-Test

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

post intervensi Kelompok Intervensi 17 19.41 .795 .193


dan kontrol Kelompok Kontrol 17 15.94 1.249 .303

Independent Samples Test


Levene's Test t-test for Equality of Means
for Equality of
Variances
F Sig. t df Sig. Mean Std. Error 95% Confidence Interval
(2- Difference Difference of the Difference
tailed) Lower Upper
Equal
post variances .891 .352 9.667 32 .000 3.471 .359 2.739 4.202
intervensi assumed
dan Equal
kontrol variances not 9.667 27.147 .000 3.471 .359 2.734 4.207
assumed
No Hari / Tanggal Penyaji Tanda Tangan
1. Senin/ 7 April
2020

2. Se1asa/ 21 Andi Irawan Hubungan tingkat pendidikan


April 2020 keluarga terhadap kunjungan
posyandu lansia di puskesmas
payung sekaki pekanbaru

3. Se1asa/ 21 Suriadi Pengaruh posisi head uy 30 derajat


April 2020 terhadap tekanan darah pada pasien
stroke di RSUD Arifin Ahmad
Pekanbaru.
BUKTI KEHADIRAN SEBAGAI AUDIENCE
PADA SEMINAR HASIL PENELITIAN

Nama : FUTRI ADE CILIA


Nim : 163010067
Prodi : S l KEPERAWATAN

No Hari / Penyaji Judul Tandä Tangan


Tanggal
Moderator

l. Rabu/ Andi Irawan Faktor-faktor yang mempengaruhi


22 Juli 2020 kunjugan posyandu lansia di kota
pekanbaru

2. Rabu/ Tri Agustina Factor-faktor yang mempengaruhi U


22 Juli 2020 kesiapsiagaan tanggap darurat pada
karyawan terhadap kejadian kebakaran di
kampus STIKes Payung Negeri Pekanbaru

3. Kamis Suriadi Pengaruh edukasi terhadap pengetahuan


23 Juli 2020 mahitsiswa profesi ners tentang posisi
heart xy 30 derajat pada pasien stroke di
STIKes Payung Negeri Pekanbaru

4. Kamis / Heni Pengaruh edukasi pemeriksaan kadar gula


23 Juli 2020 Guswinda darah terhadap pengetahuan mahasiswa
yang mengikuti kuliah KMB 2 di STIKes
Payung Negeri Pekanbaru

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)

PAYUNG NEGERI PEKANBARU


BUKTI KEHADIRAN SEBAGAI OPONEN
PADA SEMINAR HASIL PENELITIAN

Nama : FUTRI ADE CILIA


Nim : 163010067
Prodi : S1 KEPERAWATAN

Tanda Tangan
No Hari / Tanggal Penyaji Judul
Moderator

1. Senin/ Suci Pengaruh bermain media plastisin


Desrianti
15 Juni 2020 tepung berwarna terhadap
perkembangan motorik halus anak
pra sekolah : Literature review

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)

PAYUNG NEGERI PEKANBARU

Anda mungkin juga menyukai