SKRIPSI
SKRIPSI
i
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi Ini Telah disetujui, diperiksa, dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Program Studi S1 Keperawatan STIKes Payung Negeri Pekanbaru
Ns. Sri Yanti, M. Kep, Sp. Kep, MB Ns. Emulyani, M. Kep Ns. M. Zul’Irfan, M. Kep
NIDN. 1001058102 NIDN. 1003087601 NIDN. 1014109004
Mengesahkan,
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Payung Negeri Pekanbaru
ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan alihan tulisan pikiran orang lain
yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila kemudian hari dapat
dibuktikan bahwa skripsi penelitian ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia
menerima sanksi atas perbuatan saya tersebut.
iii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat yang
telah dilimpahkannya peneliti dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini, yang
diajukan guna melengkapi dan memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan
sarjana keperawatan STIKes Payung Negeri dengan judul “Efektifitas Edukasi
Dengan Metode Audio Visual Terhadap Pengetahuan Mahasiswa Profesi Ners
tentang Stunting Pada Anak di STIKes Payung Negeri Pekanbaru”.
Dalam penyelesaian menyelesaikan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan
bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini perkenankanlah
peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ns. Deswinda, S.Kep, M.Kes selaku ketua STIKes Payung Negeri Pekanbaru.
2. Ns. Sri Yanti, M. Kep, Sp. Kep. MB, selaku ketua Prodi Ilmu Keperawatan
STIKes Payung Negeri Pekanbaru dan dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu dan pikirannya untuk membimbing peneliti.
3. Bapak dan ibu dosen serta staf tata usaha STIKes Payung Negeri Pekanbaru.
4. Teristimewa kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Hardinata dan Ibunda
Nurmasithah karena selalu memberikan dukungan, motivasi dan doa yang tiada
henti dan juga kepada Noni Octa Herficha selaku kakak dan Boby Ikhsan selaku
Abang ipar yang selalu memberikan semangat kepada peneliti.
5. Teman-teman seperjuangan yang telah menjadi rekan selama di STIKes Payung
Negeri, khususnya teman-teman kelas IV A dan IVB.
6. Sahabat-sahabat saya Desrawati Sulistia Ningsih, Nurul Afifah Nensih, Asti
Windawati, Nora Setia Ningsih, Ihwayuni, Suci Desrianti, Andi Irawan, Suriadi,
Dwi Nur Candra, dan Resky Hidayat yang selalu menjadi tempat curhat sekaligus
memberikan peneliti masukan-masukan serta tak lupa peneliti mengucapkan
iv
terimakasih kepada Ahmad Yadi yang selalu memberikan semangat dan
dukungan tiada henti.
Semoga Allah SWT selalu memberikan berkah dan karunianya kepada semua
pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan kepada peneliti, Amin ya
rabbal ‘alamin. Harapan peneliti semoga pembaca dapat memberikan kritikan yang
sifatnya membangun guna lebih sempurnanya skripsi ini.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya dalam bidang ilmu keperawatan.
v
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES PAYUNG NEGERI PEKANBARU
ABSTRAK
Prevalensi balita pendek di Indonesia masih tinggi yaitu sebesar 29% dari capaian
standar WHO 20% (WHO,2015). Berdasarkan data yang di dapatkan dari Dinas
Kesehatan Kota Pekanbaru (2017) persentase balita sangat pendek usia 0-23 bulan
2,04%, dan persentase balita pendek 7,56% sedangkan persentase balita sangat
pendek usia 24-59 bulan 1,79% dan persentase balita pendek 7,83%. Tujuan
penelitian yaitu untuk mengetahui efektifitas edukasi dengan audio visual terhadap
pengetahuan mahasiswa profesi ners tentang stunting pada anak di STIKes Payung
Negeri Pekanbaru. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain quasy
exsperiment dan rangcangan penelitian yang digunakan adalah pre test and post test
with control design untuk kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Responden
berjumlah 34 orang yang merupakan mahasiswa Profesi Ners di STIKes Payung
Negeri Pekanbaru. Teknik pengambilan sampel yaitu Simple Random Sampling.
Penelitian dilakukan pada tanggal 16-17 Juni 2020, dengan menggunakan instrumen
kuesioner stunting pada anak. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan
bivariat menggunakan uji Paired T Test dan Independen T Test. Hasil penelitian
menunjukkan pada kelompok intervensi yaitu P Value 0,000<0,005 yang artinya ada
perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan edukasi dan pada kelompok
kontrol didapatkan P Value 0,608>0,005 yang artinya tidak ada perbedaan
pengetahuan sebelum dan sesudah. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan
institusi keperawatan agar dapat dijadikan acuan dalam mengembangkan
pembelajaran dan meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang stunting pada anak.
Peneliti selanjutnya disarankan dapat menambah variabel yang belum tercantum di
dalam penelitian ini.
vi
NURSING PROGRAM
STIKES PAYUNG NEGERI PEKANBARU
ABSTRACK
The prevalence of stunting under five in Indonesia is still high, namely 29% of the
20% WHO standard achievement (WHO, 2015). Based on data obtained from the
Pekanbaru City Health Office (2017) the percentage of very short toddlers aged
between 0-23 months was 2.04%, and the percentage of short toddlers 7.56% while
the percentage of very short toddlers aged between 24-59 months was 1.79% and the
percentage of short toddlers 7.83%. The objective of this research was to determine
the effect of audio-visual education on nurses' professional awareness in stunting
towards children at College of Health of Payung Negeri Pekanbaru. This research was
quantitative research with quasy experiment design and the study design used is pre-
test and post-test with control design for the intervention group and the control group.
There were 34 respondents who were Nursing Profession students at College of
Health of Payung Negeri Pekanbaru. The sampling technique was Simple Random
Sampling. The study was conducted on June 16-17, 2020, using a stunting
questionnaire in children. The analysis used was univariate and bivariate analysis
using the Paired T Test and Independent T Test. The results showed in the
intervention group that is P Value 0,000 <0.005 which means there was a difference
awareness before and after education and in the control group it is obtained P Value
0.608> 0.005 which meant there was no difference in students' awareness before and
after. Based on the results of this study, it is expected that educational institutions can
be used as a reference in developing learning and increasing student's awareness
about stunting towards children. Further researchers are advised to be able to add
variables that are not yet listed in this study.
vii
DAFTAR ISI
viii
BAB III METODOLOGI PENILITIAN.............................................................. 34
A. Jenis dan Desain Penelitian ............................................................................ 34
B. Lokasi dan waktu penelitian ........................................................................... 35
C. Populasi dan Sampel ...................................................................................... 35
D. Instrumen Penelitian ...................................................................................... 38
E. Definisi Operasional ...................................................................................... 39
F. Prosedur Pengumpulan Data .......................................................................... 41
G. Proses Pengolahan Data ................................................................................. 43
H. Etika Penelitian .............................................................................................. 44
I. Analisis Data ................................................................................................. 45
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................ 47
A. Analisa Univariat ........................................................................................... 47
B. Uji Normalitas ............................................................................................... 51
C. Analisa Bivariat ............................................................................................. 52
BAB V PEMBAHASAN ....................................................................................... 54
A. Analisa Univariat ........................................................................................... 54
B. Analisa Bivariat ............................................................................................. 60
C. Keterbatasan Penelitian .................................................................................. 61
BAB VI PENUTUP ............................................................................................... 62
A. Kesimpulan.................................................................................................... 62
B. Saran ............................................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 65
ix
DAFTAR SKEMA
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stunting adalah kondisi gagal tumbuhpada anak balita (bayi dibawah lima
tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk
usianya sejak 1.000 hari pertama kehidupannya. Kekurangan gizi terjadi sejak
bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi
stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun. Menurut Kemenkes RI (2016),
stunting atau pendek merupakan salah satu indikator status gizi kronis yang
menggambarkan terhambatnya pertumbuhan karena malnutrisi jangka panjang.
Stunting menggambarkan status gizi kurang yang bersifat kronik pada masa
pertumbuhan dan perkembangan sejak awal kehidupan. Keadaan ini
dipresetasikan dengan menggunakan nilai z-score tinggi badan menurut umur
(TB/U) kurang dari-2 standar deviasi (SD) berdasarkan standar pertumbuhan
menurut WHO (2010).
Penyebab masalah gizi yang terjadi pada anak sangat beragam, diantaranya
yaitu kurangnya asupan karena konsumsi yang tidak adekuat dipandang sebagai
suatu permasalahan ekologis yang disebabkan oleh ketidakcukupan ketersediaan
pangan dan zat-zat tertentu, penyakit yang di derita, pola asuh orang tua, sanitasi
lingkungan yang kurang baik, kemiskinan, dan ketidaktahuan tentang gizi.
Apabila terjadi ketidaksesuaian antara jumlah zat gizi yang masuk dengan
kebutuhan tubuh maka akan mendorong balita mengalami masalah gizi. Hal ini
sangat berpengaruh terhadap kejadian stunting pada anak (Marimbi dalam
Muliah, 2017).
Menurut World Health Organization (WHO) prevalensi balita pendek di
Indonesia masih tinggi yaitu sebesar 29% dan merupakan masalah kesehatan yang
harus ditanggulangi. Dibandingkan dengan beberapa negara tetangga, prevalensi
1
2
mahasiswa profesi Ners tentang stunting pada anak di STIKes Payung Negeri
Pekanbaru”.
B. Rumusan Masalah
Menurut World Health Organization (WHO) prevalensi balita pendek di
Indonesia masih tinggi yaitu sebesar 29% dan merupakan masalah kesehatan yang
harus ditanggulangi. Berdasarkan data yang di dapatkan dari Dinas Kesehatan
Kota Pekanbaru (2017) persentase balita sangat pendek usia 0 sampai 23 bulan
adalah 2,04%, dan persentase balita pendek 7,56% sedangkan persentase balita
sangat pendek usia 24 sampai 59 bulan adalah 1,79% dan persentase balita
pendek 7,83%. Salah satu cara untuk mencegah angka peningkatan stunting yaitu
dengan melakukan edukasi kesehatan sehingga masyarakat dapat mengetahui
bagaimana cara pencegahan stunting pada anak. Salah satu bentuk peran serta
mahasiswa keperawatan dalam mengembangakan pengetahuan masyarakat adalah
dengan memberikan edukasi terkait masalah kesehatan yang ada di masyarakat.
Sebaran mahasiswa profesi Ners terbanyak yaitu di STIKes Payung Negeri
Pekanbaru dengan jumlah 116 Mahasiswa. Tentunya sebelum melakukan edukasi
kepada masyarakat mahasiswa terlebih dahulu harus mengetahui terkait edukasi
yang akan diberikan. Edukasi yang diberikan akan lebih efektif apabila
menggunakan media audio visual seperti video karena media audio visual
menggunakan dua indra yaitu indra pendengaran dan penglihatan.
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di
STIKes Payung Negeri tentang “Efektifitas edukasi dengan metode audio visual
terhadap pengetahuan mahasiswa profesi Nerstentang stunting pada anak di
STIKes Payung Negeri Pekanbaru”.
6
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk Mengetahui efektifitas edukasi dengan metode audio visual terhadap
pengetahuan mahasiswa profesi Ners tentang stunting pada anak di STIKes
Payung Negeri Pekanbaru.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui efektifitas sebelum diberikan edukasi dengan media
audio visual terhadap pengetahuan mahasiswa profesi ners tentang
stunting pada anak terhadap kelompok intervensi
b. Untuk mengetahui efektifitas sesudah diberikan edukasi dengan media
audio visual terhadap pengetahuan mahasiswa profesi ners tentang
stunting pada anak terhadap kelompok intervensi
c. Untuk mengetahui efektifitas sebelum diberikan intervensi dengan media
audio visual terhadap pengetahuan mahasiswa profesi ners tentang
stunting pada anak terhadap kelompok kontrol
d. Untuk mengetahui efektifitas sesudah diberikan intervensi dengan media
audio visual terhadap pengetahuan mahasiswa profesi ners tentang
stunting pada anak terhadap kelompok kontrol
e. Untuk membandingkan efektifitas sebelum dan sesudah diberikan edukasi
dengan media audio visual terhadap pengetahuan mahasiswa profesi ners
tentang stunting pada anak terhadap kelompok intervensi
f. Untuk membandingkan efektifitas sebelum dan sesudah diberikan
intervensi dengan media audio visual terhadap pengetahuan mahasiswa
profesi ners tentang stunting pada anak terhadap kelompok kontrol
g. Untuk membandingkan efektifitas sesudah diberikan edukasi dengan
media audio visual terhadap pengetahuan mahasiswa profesi ners tentang
stunting pada anak terhadap kelompok intervensi dan kelompok kontrol
7
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi institusi Keperawatan
Diharapkan penilitian ini dapat digunakan sebagai tambahan literatur
perpustakaan tentang efektifitas edukasi dengan metode audio visual terhadap
pengetahuan mahasiswa profesi Ners tentang stunting pada anak.
2. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi bagi mahasiswa tentang
efektifitas edukasi dengan metode audio visual terhadap pengetahuan
mahasiswa profesi Ners tentang stunting pada anak.
3. Bagi Penelitian selanjutnya
Diharapkan hasil penelitian ini dapat untuk mengembangkan penelitian lebih
lanjut dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan teknik yang lebih baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Status Gizi
a. Definisi Status Gizi
Gizi merupakan faktor utama yang mendukung terjadinya proses
metabolisme di dalam tubuh. Setiap reaksi kimia yang terjadi di dalam
tubuh membutuhkan zat gizi tertentu untuk pelaksanaannya, baik
kekurangan atau kelebihan. Kekurangan gizi dapat berdampak pada
pertumbuhan dan pematangan organ yang terlambat, secara ukuran tubuh
jauh lebih pendek (Apriluana, 2018).
b. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil
Gizi pada masa kehamilan merupakan salah satu faktor penting yang
mempengaruhi perkembangan embrio dan janin serta status kesehatan ibu
hamil. Kehamilan merupakan tahapan yang berkesinambungan, sehingga
defisiensi pada suatu periode akan memberikan dampak secara berbeda
pada outcome kehamilan. Periode perikonsepsional terdiri dari
prekonsepsi, konsepsi, imlantasi, plasentasi, serta masa embryogenesis.
Kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu
sebelum dan selama kehamilan (Catin, el al., Azizah & Adriani, 2017).
c. Kecukupan Nutrisi Pada Ibu Hamil
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran bayi pada
waktu lahir, salah satunya yaitu asupan gizi ibu selama
kehamilan.Semakin buruk gizi ibu semakin kurang berat lahir dan
panjang bayinya Asupan gizi yang cukup sangat dibutuhkan oleh ibu
hamil, kebutuhan gizi ini diperlukan ibu hamil agar dapat memberika
nutrisi yang baik kepada janin untuk pertumbuhan dan perkembangan
janin dalam kandungan.
8
9
2. Konsep Stunting
a. Pengertian Stunting
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi dibawah
lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu
pendek untuk usianya sejak 1.000 hari pertama kehidupannya.
Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal
setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi
berusia 2 tahun (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan,
2017)
Menurut Kemenkes RI (2016), stunting atau pendek merupakan salah
satu indikator status gizi kronis yang menggambarkan terhambatnya
pertumbuhan karena malnutrisi jangka panjang. Stunting menggambarkan
status gizi kurang yang bersifat kronik pada masa pertumbuhan dan
perkembangan sejak awal kehidupan.Keadaan ini dipresetasikan dengan
menggunakan nilai z-score tinggi badan menurut umur (TB/U) kurang
12
3. Edukasi Kesehatan
a. Pengertian edukasi kesehatan
Edukasi atau disebut juga dengan pendidikan merupakan segala
upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu,
kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang
diharapkan oleh pelaku pendidikan. Edukasi kesehatan adalah sebuah
pengalaman yang berpengaruh secara menguntungkan terhadap kebiasaan,
sikap dan pengetahuan yang ada hubungannya dengan kesehatan
perseorangan, masyarakat, dan bangsa. Kesemuanya ini dipersiapkan
dalam rangka mempermudah diterimanya secara sukarela perilaku yang
akan meningkatkan atau memelihara kesehatan (Susilo, 2011).
Edukasi kesehatan adalah proses membantu seseorang, dengan
bertindak secara sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat
keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang
mempengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara kesehatannya dan tidak hanya
mengaitkan diri pada peningkatan pengetahuan. Bukan hanya sikap dan
praktik saja, tetapi juga meningkatkan atau memperbaiki lingkungan
dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan dengan penuh
kesadaran (Sari, 2013).
Edukasi kesehatan adalah kegiatan-kegiatan yang ditujukan untuk
meningkatkan kemampuan orang dan membuat keputusan yang tepat
sehubungan dengan pemeliharaan kesehatan.Dapat dikatakan edukasi
kesehatan adalah suatu bentuk rekayasa perilaku (Behavior engineering)
untuk hidup sehat.Dari batasan ini tersirat unsur-unsur pendidikan, yaitu :
1) Input : sasaran pendidikan (individu, kelompok, masyarakat) dan
pendidik (perilaku pendidikan).
2) Proses : upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain.
17
2) Media Elektronik
Media elektronik sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan
atau informasi kesehatan dan memiliki jenis yang berbeda-beda, antara
lain :
a) Televisi : Penyampaian pesan atau informasi-informasi kesehatan
melalui televisi dapat dalam bentuk sandiwara, sinetron, forum
diskusi maupun tanya jawab sekitar masalah kesehatan, pidato
(ceramah), TV, sport, quiz atau cerdas cermat, dan sebagainya.
b) Radio : Penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan
melalui radio juga dapat berbentuk macam-macam antara lain
obrolan, sandirwara, radio, ceramah dan sebagainya.
c) Slide : Digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi-
informasi kesehatan.
d) Film : Merupakan strip yang digunakan untuk menyampaikan
pesan-pesan kesehatan.
3) Media Demonstrasi
a) Pengertian
Media demonstrasi adalah cara penyajian pembelajaran
dengan memperagakan dan mempertunjukkan suatu proses, situasi
atau benda tertentu yang sedang di pelajari baik dalam bentuk
sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh
pendidik atau sumber belajar lain di depan seluruh siswa (Huda,
2013).
b) Langkah-langkah penggunaan media demonstrasi
Adapun langkah-langkah dalam penggunaan media demonstrasi
yaitu sebagai berikut :
(1) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang
merangsang peserta didik untuk berfikir, misalnya melalui
pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka teki sehingga
20
4. Konsep Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari mengingat suatu hal, termasuk
mengingat kembali kejadian yang dulu pernah terjadi baik disengaja
ataupun tidak disengaja yang terjadi setelah orang itu melakukan kontrak
atau pengamatan terhadap suatu objek (Mubarak, 2011).
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah seseorang
mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.Penginderaan
tersebut melalui panca indera manusia yaitu penglihatan, pendengaran,
penciuman, perasa dan peraba.Pada saat penginderaan sampai
menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas
perhatian persepsi terhadap objek.Sebagian besar pengetahuan manusia
didapatkan melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2011).
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2011) pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.
Pengetahuan yang diperlukan ada 6 tingkatan, yaitu :
(1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai pemikat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya.Termasuk dalam tingkat ini adalah mengingat kembali
(recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang diterima.Oleh sebab itu “tahu”
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk
mengukurnya antara lain menyebutkan, mengurangi, mendefinisikan,
menyatakan dan sebagainya. Seseorang dikatakan tahu apabila dapat
memahami dan mengigat yang telah dipelajari sebelumnya dan
mampu menguraikannya, menyebutkan, dan menyatakan akibatnya.
24
5. Profesi Ners
a. Definisi Profesi Ners
Pendidikan Nersmerupakan pendidikan akademik profesional dengan
proses pembelajaran yang menekankan pada tumbuh kembang
kemampuan mahasiswa untuk menjadi seorang akademisi dan
professional. Kerangka konsep pendidikan Nerssaat ni mengembangkan
27
B. Penelitian Terkait
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ni’mah, Cholifatun dan Lailatul Muniroh
(2015), dengan judul “Hubungan tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan dan
pola asuh ibu dengan wasting dan stunting pada balita keluarga miskin”.
Tujuan penelitianadalah untuk menganalisis hubungan tingkat pendidikan,
pengetahuan, dan pola asuh dengan wasting dan stunting pada balita keluarga
miskin. Besar sampel adalah 47 balita dari keluarga miskin di Kecamatan
Balen Kabupaten Bojonegoroyang dipilih menggunakan teknik simple
random sampling. Data dianalisis menggunakan uji chi-square denganα=
0,05. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pada keluarga miskin
persentase stunting lebih besar daripada wasting, dan tidak ada hubungan
antara tingkat pendidikan (p=0,581 dan 0,605), tingkat pengetahuan (p=0,632
dan0,963), dan pola asuh ibu (p=0,719 dan 0,928) dengan wasting dan
stunting(Ni’mah & Muniroh, 2015).
2. Berdasarkan penelitian Magdalena (2017), dengan judul“Pengaruh
penyuluhan dengan metode ceramah dan audio visual terhadap tingkat
pengetahuan ibu hamil tentang seribu hari pertama kehidupan di puskesmas
sidomulyorawat inap kota pekanbaru tahun 2017” hasil perhitungan hasil uji
statistic paired t-test didapatkan nilai rata-rata sebelum dilakukan
penyuluhanmenggunakan metode ceramah yaitu 50,18denganSD 23,319dan
nilai rata–rata setelah dilakukan penyuluhan menggunakan metode ceramah
yaitu 53,18 dengan SD 22,476, metode ceramah menunjukkan hasil nilai p
value > nilai alpha 0,05 maka disimpulkan tidak ada perbedaan yang
signifikan antara pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan
dengan metode ceramah. Sedangkan nilai rata–rata sebelum dilakukan
penyuluhan menggunakan metode video visual yaitu 53,09 dengan SD 16,257
30
4. Penelitian yang dilakukan oleh Marta, Farah Maulida (2019), dengan judul
“Faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu hamil tentang
stunting di wilayah kerja puskesmas ingin jaya kabupaten aceh besar”.
Penelitin ini menggunakan jenis penelitian analitik observasional dengan
rancangan cross-sectional melalui wawancara terpimpin kepada 82 responden
untuk menilai pengetahuan, tingkat pendidikan, pekerjaan, sumber informasi
dan lingkungan. Metode sampel probability sampling dengan teknik simple
random sampling. penelitian ini mayoritas responden berpengetahuan baik,
berpendidikan tinggi (48,8%), tidak bekerja (63,4%), sumber informasi dari
posyandu/puskesmas (51,2%) dan lingkungan yang mendukung (64,6%). data
dianalisis dengan uji spearman dan chi-square. hasil penelitian menunjukkan
bahwa adanya hubungan antara tingkat pendidikan (p=0,000; rs=0,526),
pekerjaan (p=0,000), sumber informasi (p=0,043) dan lingkungan (p=0,000;
rs=0,413) dengan pengetahuan ibu hamil tentang stunting. analisis multivariat
menggunakan uji logistic regression menunjukkan bahwa faktor yang
berhubungan secara signifikan terhadap pengetahuan ibu hamil tentang
stunting adalah pekerjaan (p=0,006) dan lingkungan (p=0,008).
C. Kerangka Konsep
Konsep adalah abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan suatu
perngertian.Oleh sebab itu konsep tidak dapat diukur dan diamati secara
langsung, agar dapat diukur dan diamati, maka konsep tersebut harus dijabarkan
kedalam variabel-variabel.Dari variabel itulah konsep dapat diamati
(Notoatmodjo, 2012).
Kerangka konsep adalah penjelasan tentang konsep-konsep yang terkandung
didalam asumsi teoritis yang digunakan untuk mengabstraksiakan unsur-unsur
yang terkandung dalam fenomena yang akan diteliti dan menggambarkan
bagaimana hubungan antar konsep-konsep tersebut. Secara operasional kerangka
32
Skema 2.1
Kerangka Konsep Kelompok Intervensi
Input Proses Output
Skema 2.2
Kerangka Konsep Kelompok Kontrol
Input Proses Output
Pengetahuan
Pengetahuan
mahasiswa
mahasiswa
Tidak diberikan sesudah
sebelum
edukasi tentang diberikan
diberikan edukasi
stunting pada edukasi tentang
tentang stunting
anak terhadap stunting pada
pada anak
kelompok kontrol anak terhadap
terhadap
kelompok
kelompok kontrol
kontrol
33
D. Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan awal peneliti mengenai hubungan antar variabel
yang merupakan jawaban peneliti tentang kemungkinan hasil penelitian. Didalam
pernyataan hipotesis terkandung variable yang akan diteliti dan hubungan antara
variabel-variabel tersebut. Pernyataan hipotesis mengarahkan peneliti untuk
menetukan desain penelitian, teknik pemilihan sampel, pengumpulan dan metode
analisa data (Kelana, 2015).
Ha : Ada Efektifitas edukasi dengan metode audio visual terhadap
pengetahuan mahasiswa profesi Nerstentang stunting pada anak
terhadap kelompok intervensi.
Ho : Tidak ada Efektifitas edukasi dengan metode audio visual terhadap
pengetahuan mahasiswa profesi Nerstentang stunting pada anak
terhadap kelompok intervensi.
BAB III
METODOLOGI PENILITIAN
R1 01 X1 02
R
R2 01 X0 02
Keterangan:
R = Responden penelitian kelompok intervensi yaitu mahasiswa profesi ners
R1 = responden kelompok perlakuan
R2 = responden kelompok khusus
O1 = Pengukuran pengetahuan sebelum dilakukan edukasi dengan metode audio
visual tentang stunting pada anak
O2 = Pengukuran pengetahuan setelah dilakukan pendidikan kesehatan dengan
metode audio visual tentang stunting pada anak
X1 = Pendidikan kesehatan dengan metode audio visual tentang stunting pada
anak
X0 = Kelompok kontrol tanpa intervensi.
34
35
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
2020
No Uraian Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
1 Persiapan (Pengajuan Judul Skripsi
2 Pembuatan Proposal
3 Seminar Proposal
Pelaksanaan, Pengumpulan dan
4
Pengolahan Data
5 Penyusunan Laporan Skripsi
6 Presentasi/ Seminar Hasil Skripsi
Keterangan :
n : Perkiraan jumlah sampel
N : Perkiraan jumlah populasi
z : Nilai standar normal untuk a=0,005 (1,96)
p : Perkiraan proporsi, jika tidak diketahui dianggap 50%
q : 1-p (100%- p)
d : Tingkat kesalahan yang dipilih (d=0,05)
𝑁.𝑧 2. 𝑝.𝑞
n = 𝑑(𝑁−1)+𝑧 2 .𝑝.𝑞
sampel yang tidak mengikuti penelitian sampai selesai. Besar sampel setelah
dikoreksi dapat dihitung menggunakan rumus Kelana (2011), yaitu:
n’ = n
1-f
Keterangan:
n’ : Besar sampel setelah dikoreksi
n : Jumlah sampel berdasarkan estimasi sebelumnya
f : Prediksi persentase sampel drop out (10%)
n’ = 17
1-0,1
n’ = 17
0,9
n’ = 18,88
n’ = 19 orang
Berdasarkan rumus diatas, maka jumlah sampel akhir yang dibutuhkan
dalam penelitian adalah sebanyak 19 orang.Karena peneliti akan melakukan
penelitian kepada dua kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok
kontrol maka jumlah sample 19 X 2= 38 orang responden yang sudah
termasuk dengan drop out.
3. Teknik pengambilan sampel (Sampling)
Teknikpengambilansampel di STIKes Payung Negeri
Pekanbarudilakukan dengan teknik Probability sampling (sampel acak atau
random), yaitu pengambilan sampel yang memberikan kesempatan atau
peluang yang sama kepada setiap individu dalam populasi tersebut untuk
menjadi sampel penelitiansecara simple random sampling yaitupengambilan
sample secara acak sederhana dengan asumsi bahwa karakteristik tertentu
yang dimiliki oleh populasi tidak dipertimbangkan dalam penelitian. Setiap
38
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan oleh peneliti untuk
mengobservasi, mengukur atau menilai suatu fenomena (Kelana, 2015).
Instrumen dalam penelitian ini berupa kuisioner yang berisi lembar pengkajian
yang diberikan data responden dan soal untuk mengetahui skor penilaian
pengetahuan ibu hamil tentang stunting pada anak. Instrumen lainnya adalah
laptop dan smartphone.
Kuesioner adalah suatu bentuk atau dokumen yang berisi beberapa item
pertanyaan atau pernyataan yang dibuat berdasarkan indikator-indikator suatu
variabel. Kuesioner pada dasarnya diberikan untuk mengetahui respon subjek
terhadap setiap item pernyataan dengan cara meminta subjek menuliskan
responnya terhadap setiap pernyataan tersebut. Kuesioner selalu dibuat secara
terstruktur berdasarkan indikator-indikator dan dimensi dari variabel penelitian
(Kelana, 2015).
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jawaban yang
bersifat jelas (tegas) dan konsisten (ya atau tidak). Sejumlah pertanyaan tertulis
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Variabel stunting menggunakan identitas
responden. Untuk karakterstik responden yang dikaji adalah initial, usia, jenis
kelamin, status pekerjaan, tempat bekerja dan status perkawinan.
Variabel pengaruh edukasi pada penelitian ini adalah pengetahuan mahasiswa
profesi Ners tentang stunting dengan alternatif jawaban (Ya atau Tidak), untuk
mengetahui pengetahuan mahasiswa profesi Ners tentang stunting terdiri dari 18
soal yang telah dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan penelitian sebelumnya
yang telah dilakukan oleh Agumelar (2014). Pertanyaan variabel dikaji
menggunakan pengisian angket yaitu daftar pertanyaan yang menggali isi dari
39
E. Definisi Operasional
Defenisi operasional menurut Notoatmodjo (2012) dibuat untuk
memudahkan pengumpulan data dan menghindarkan perbedaan interpretasi serta
membatasi ruang lingkup variabel.Variabel yang dimasukkan dalam definisi
operasional adalah variabel kunci atau penting yang dapat diukur serta
operasional dan dapat dipertanggung jawabkan. Dengan definisi operasional,
maka dapat ditentukan cara yang dipakai untuk mengukur variabel, tidak terdapat
40
arti dan istilah-istilah ganda apabila tidak dibatasi akan menimbulkan tafsiran
yang berbeda. Definisi operasional hendaknya memuat batasan tentang Variabel
bebas dan variable terikat. Istilah yang dipakai untuk menghubungkan variabel-
variabel.
Tabel 3.3
Definisi Operasional
Perosedur
Pengumpulan
Data
Tahap
Tahap Persiapan Tahap Akhir
Pelaksanaan
1. Tahap Persiapan
a. Peneliti meminta surat izin penelitian dari Program Studi S1
Keperawatan STIKes Payung Negeri setelah proposal penelitian di
setujui pembimbing dan koordinator skripsi.
b. Surat izin penelitian pertama, dari STIKes Payung Negeri diberikan
kepada kepala Program Studi Ners STIKes Payung Negeri.
1) Setelah mendapatkan surat izin peneliti melakukan pendekatan dan
memberikan penjelasan tentang tujuan dari penelitian kepada calon
responden.
2) Setelah penelitian disetujui oleh responden, peneliti akan
mempersiapkan materi untuk ditampilkan melalui video yang
dibuat oleh peneliti sendiri sesuai dengan edukasi yang akan
diberikan.
42
h. Kuisioner yang telah diisi dibandingkan antara pre test dan post test
kepada kelompok intervensi dan kelompok kontrol, selanjutnya
dilakukan pengolahan data dan pengumpulan data.
3. Tahap Akhir
Setelah proses pengumpulan data telah selesai, peneliti akan
melakukan analisis dengan menggunakan uji statistik yang sesuai dengan
data. Selanjutnya pada tahap akhir dengan penyusunan laporan hasil
penelitian dan penyajian hasil penelitian.
H. Etika Penelitian
Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat
penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan
langsung dengan manusia, maka etika penelitian harus di perhatikan. Masalah
etika penelitian yang harus diperhatikan menurut Hidayat (2010) adalah sebagai
berikut :
1. Lembar Persetujuan menjadi lembar responden (Informed Consent)
Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden penelitian dan memberikan lembar persetujuan. Informed Consent
diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar
persetujuan untuk menjadi responden, agar subjek mengerti maksud dan
tujuan penelitian serta mengetahui dampaknya.
2. Tanpa Nama (Anomity)
Masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian
dengan tidak memberikan atau mencantum nama responden pada lembar alat
ukur atau hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
penelitian yang disajikan.
3. Tidak membahayakan (Non Maleficence)
Non Maleficence adalah prinsip dimana peneliti tidak akan melakukan
tindakan yang menyebabkan bahaya pada responden baik yang bersifat resiko
maupun aktual.
45
4. Kerahasiaan (Confidentiality)
Masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian
baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah
dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data
tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
I. Analisis Data
1. AnalisisUnivariat
Analisa univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap tiap variabel
dari hasil penelitian (Notoatmodjo, 2012). Analisis univariat bertujuan untuk
menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian.
Analisis univariat pada penelitian ini dilakukan untuk menjabarkan
karakteristik responden initial, usia, jenis kelamin, status pekerjaan, tempat
bekerja, status perkawinan dan apakah responden pernah mendapat informasi
terkait stuting serta media yang digunakan.
2. Analisis Bivariat
Analisa bivariat yaitu analisa yang dilakukan terhadap dua variabel yang
saling berpengaruh atau berkorelasi. Penelitian ini dilakukan edukasi dengan
metode audio visual terhadap pengetahuan mahasiswa profesi Ners tentang
stunting pada anak di STIKes Payung Negeri Pekanbaru dilakukan dengan uji
statistik menggunakan dependent t-test. Taraf signifikan 5% (0,05) dengan
interprestasi jika p<0,05 maka H0 ditolak sehingga terdapat pengaruh yang
bermakna antara variable x dan y, dan jika p>0,05 H0 diterima sehingga tidak
terdapat perbedaan yang bermakna antara variable x dan y (Kelana, 2015).
Setelah dilakukan uji normalitas data ditemukan data berdistribusi secara
normal sehingga dilakukan uji analisis bivariat dengan T Dependen dan T
Independent. Uji T Independent dilakukan oleh peneliti untuk
membandingkan kelompok intervensi dan kelompok kontrol agar mengetahui
kelompok mana yang lebih efektif dan lebih baik pengaruhnya.
46
Tabel 3.4
Rata-Rata Nilai Pengetahuan Mahasiswa Profesi Ners pada kelompok
kontrol dan kelompok intervensi tentang Stunting Pada Anak
Variabel n mean SD SE P value
Skor Sebelum … … … … …
Pengetahuan
Sesudah … …
Keterangan :
n : Jumlah responden
Mean : Nilai rata-rata dari semua data Skor Pengetahuan
SE : Standar Error
SD : Standar deviasi
P value : Nilai terhadap signifikan
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Bab ini menguraikan hasil penelitian “Efektifitas edukasi dengan metode audio
visual terhadap pengetahuan mahasiswa profesi ners tentang stunting pada anak di
stikes payung negeri pekanbaru” yang telah dilakukan pada tanggal 16 Juni sampai
17 Juni 2020 menggunakan Grup Whats App yang berisikan mahasiswa profesi ners
Stikes Payung Negeri Pekanbaru.
Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh data dari uji dependen T Test yang
merupakan hasil dari pre test dan post test yang dilakukan pada kelompok intervensi
dan kelompok kontrol. Pada kelompok intervensi Pre test dilakukan untuk
mengetahui pengetahuan mahasiswa profesi ners tentang stunting sebelum diberikan
edukasi, sedangkan post test dilakukan untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa
profesi ners tentang stunting setelah diberikan edukasi. Kedua test ini berfungsi untuk
mengetahui batas pengetahuan mahasiswa profesi ners tentang stunting pada anak.
Pada penelitian ini juga mendapatkan hasil dari uji independent T Test yang
digunakan untuk melihat perbandingan pengetahuan post test antara kelompok
intervensi yang diberikan edukasi tentang stunting pada anak dan kelompok kontrol
tanpa diberikan edukasi tentang stunting pada anak. Hasil yang didapatkan yaitu “
A. Analisa Univariat
1. Data Umum
a. Usia
Tabel 4.1
Distribusi Responden Berdasarkan Usia Pada Mahasiswa
Profesi Ners di STIKes Payung Negeri Pekanbaru
No Usia Jumlah
1 22 12
2 23 16
3 24 4
4 25 2
Total 34
(Sumber : Analisis Data Primer 2020)
47
48
b. Jenis Kelamin
Tabel 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis KelaminPada Mahasiswa
Profesi Ners di STIKes Payung Negeri Pekanbaru
No Jenis Kelamin Jumlah
1 Perempuan 19
2 Laki-laki 15
Total 34
(Sumber : Analisis Data Primer 2020)
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa mayoritas responden
adalah berjenis kelamin perempuan yaitu 19 orang (55,9%), sedangkan
minoritas responden adalah berjenis kelamin laki-laki yaitu 15 orang
(44,1%).
c. Status Pekerjaan
Tabel 4.3
Distribusi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan Pada Mahasiswa
Profesi Ners di STIKes Payung Negeri Pekanbaru
No Status Pekerjaan Jumlah
1 Bekerja 1
2 Tidak Bekerja 33
Total 34
(Sumber : Analisis Data Primer 2020)
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa mayoritas responden tidak
bekerja sebanyak 33 orang (97,1%) dan minoritas responden adalah tidak
bekerja sebanyak 1 orang (29%).
49
d. Status Pernikahan
Tabel 4.4
Distribusi Responden Berdasarkan Status Pernikahan Pada Mahasiswa
Profesi Ners di STIKes Payung Negeri Pekanbaru
No Status Pernikahan Jumlah
1 Sudah Menikah 2
2 Belum Menikah 32
Total 34
(Sumber : Analisis Data Primer 2020)
Berdasarkan table 4.4 dapat dilihat bahwa mayoritas responden
adalah belum menikah sebanyak 32 orang (94,1%) dan minoritas
responden adalah sudah menikah sebanyak 2 orang (5,9%).
e. Media Informasi
Tabel 4.5
Distribusi Responden Berdasarkan Media Informasi Pada Mahasiswa
Profesi Ners di STIKes Payung Negeri Pekanbaru
No Media Informasi Jumlah
1 Belum pernah mendapat informasi stunting 4
2 TV 5
3 Media Sosial 22
4 Lainnya 3
Total 34
(Sumber : Analisis Data Primer 2020)
Berdasarkan table 4.5 dapat dilihat bahwa mayoritas media informasi
yang digunakan responden adalah media sosial yaitu 22 orang (64,7%),
dan minoritas responden adalah lainnya yaitu 3 orang (8,8%).
50
2. Data Khusus
a. Kelompok Intervensi
Table 4.6
Distribusi rata-rata nilai pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan
intervensi tentang stunting pada anak dengan media audio visual
pada kelompok intervensi
N Mean SD SE Min Max
Pre test 17 14,82 1.510 0,366 12 17
Post test 17 19,41 0,795 0,193 18 20
(Sumber : Analisis Data Primer 2020)
Berdasarkan tabel 4.6 edukasi dengan menggunakan video terhadap
pengetahuan mahasiswa profesi ners tentang stunting pada anak dengan
17 orang responden didapatkan nilai mean pre test atau sebelum diberikan
intervensi yaitu 14,82 dan mean post testatau sesudah diberikan intervensi
19,41.
b. Kelompok Kontrol
Table 4.7
Distribusi rata-rata pengetahuan sebelum dan sesudah tanpa
diberikan intervensi tentang stunting pada anak dengan
media audio visual pada kelompok kontrol
N Mean SD SE Min Max
Pre test 17 15,82 1.131 0,274 14 18
Post test 17 15,94 1.249 0,303 14 18
(Sumber : Analisis Data Primer 2020)
Berdasarkan tabel 4.7 merupakan responden kelompok kontrol tanpa
menggunakan video terhadap pengetahuan mahasiswa profesi ners tentang
stunting pada anak dengan 17 orang responden didapatkan nilai mean pre
test 15,82 dan mean post test 15,94.
51
B. Uji Normalitas
Untuk mengetahui apakah distribusi data mempunyai distribusi normal atau
tidak secara analisis dapat digunakan uji skewness dan kurtosis.Syarat uji
skewness dan kurtosis dikatakan normal apabila hasil nilai statistic dibagi
standart error dalam rentang -2 sampai 2. Selain itu juga dapat dilihat dari
histogram yang dilihat dari kurva pada histogram. Apabila kurva sejajar maka
dikatakan data berdistribusi normal (Notoadmodjo, 2012). Jika hasil uji
normalitas berdistribusi normal, maka penelitian ini dilakukan dengan uji statistik
menggunakan Uji-T (paired sampel T-Test dan independent sampel T-Test).
Dalam penelitian ini peneliti melakukan uji normalitas pada pengetahuan sebelum
dan sesudah diberikan intervensi, penelitian ini dilakukan secara deskritif dan
analitik. Hasil uji normalitas pada penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:
1. Melihat kurva histogram
Dengan melihat histogram, tampak bahwa distribusi berbentuk lonceng
atau bel shape yang simetris berarti data berdistribusi normal
2. Menghitung Rasio Skewnes pretest
Berdasarkan perhitungan rasio skewness yaitu dengan nilai skewness
pretest dibagi dengan standar eror (-0,280 ÷ 0,550 = -0,50) dan skewness
postest dibagi dengan standar eror (-0,942 ÷ 0,550 = -1,68)
3. Menghitung Rasio Kurtosis
Berdasarkan perhitungan rasio kurtosis yaitu dengan nilai kurtosis
prettest dibagi dengan standar eror ( -0,983 ÷ 1.063 = 0,92) dan kurtosis
posttest dibagi standar eror (-0.644 ÷ 1.063 = -0,60)
52
C. Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk melihat pengaruh edukasi dengan
menggunakan audio visual terhadap mahasiswa profesi ners tentang stunting
pada anak pada pre test dan post test antara kelompok intervensi dan
kelompok kontrol. Hasil penelitian dikatakan efektif jika P Value<0.005.
Analisa yang digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran sebelum
dan sesudah diberikan intervensi atau perlakuan yaitu menggunakan uji
paired T Test jika hasil uji normalitas data berdistribusi normal. Hasil analisa
dapat dilihat sebagai berikut :
1. Uji Paired T-Test
Uji paired t test adalah uji beda parametric pada dua data yang
berpasangan. Uji paired t test dapat diguankan jika data berdistribusi
normal (Kelana, 2015). Jika hasil statistik paired t test menunjukkan nilai
p value <0,05 maka H0 ditolak artinya terdapat efektifitas edukasi
terhadap pengetahuan mahasiswa Profesi Ners tentang Stunting Pada
Anak. Sedangkan jika hasil statistik paired t test menunjukkan p value
>0,05 maka H0 diterima artinya tidak terdapat efektifitas edukasi terhadap
pengetahuan mahasiswa Profesi Ners tentang Stunting Pada Anak.
Tabel 4.8
Distribusi Rata-rata Nilai Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Pada
Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol
Variabel Perlakuan N Mean SD P Value
Pre test 14.82 1.510
Kelompok Intervensi 17 0.000
Post test 19.41 0.795
Pre test 15.82 1.131
Kelompok Kontrol 17 0.608
Post test 15.94 1.249
(Sumber : Analisis Data Primer 2020)
Berdasarkan hasil peneltian pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa rata-
rata nilai pada kelompok intervensi yaitu pretest 14.82 dan posttest 19.41.
Dan juga rata-rata nilai pada kelompok kontrol yaitu pre test 15.82 dan
53
Pada bab ini akan diuraikan pembahasan dari bab IV yaitu hasil penelitian
Efektifitas Edukasi dengan Menggunakan Audio Visual Terhadap Pengetahuan
Mahasiswa Profesi Ners Tentang Stunting Pada Anak di Stikes Payung Negeri
Pekanbaru. Data tersebut dapat dijadikan acuan, tolak ukur dalam melakukan
pembahasan dan sebagai hasil akhir, dapat dilihat sebagai berikut :
A. Analisa Univariat
1. Data Umum
a. Usia
Berdasarkan table 4.1 dapat dilihat bahwa mayoritas usia responden
yaitu 23 tahun sebanyak 16 orang (47,1%) dan minoritas usia responden
yaitu 25 tahun sebanyak 2 orang (5,9%). Usia adalah faktor yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang. Dengan bertambahnya usia
semakin banyak pengetahuan yang dimiliki seseorang dan semakin
banyak informasi yang diterima maka akan semakin memahami dampak
stunting dan yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya stunting.
Berdasarkan penelitian Rini (2019) Usia merupakan individu yang
terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat beberapa tahun. Semakin
cukup usia, tingkat kematangan seseorang akan lebih matang dalam
berfikir dan bekerja. Semakin bertambahnya usia, maka akan semakin
banyak pengalaman yang dimiliki oleh seseorang tersebut.
Menurut asumsi peneliti, semakin bertambahnya usia seseorang maka
akan bertambah juga pengetahuan dan pengalamannya karena semakin
matang mental, emosional, seksual dan fisik pada orang tersebut.
Sehingga apabila seseorang mengetahui dampak dari stunting maka orang
tersebut akan melakukan pencegahan dini untuk menghindari hal tersebut.
54
55
b. Jenis Kelamin
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa mayoritas responden
adalah berjenis kelamin perempuan yaitu 19 orang (55,9%), sedangkan
minoritas responden adalah berjenis kelamin laki-laki yaitu 15 orang
(44,1%). Menurut Galuhpritta (2011) jenis kelamin adalah suatu konsep
analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan
perempuan dilihat dari sudut biologis yaitu aspek sosial, budaya, maupun
psikologis.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Putra (2017) menjelaskan
bahwa ia telah mengkaji beberapa literatur dan belum ada penelitian yang
menjelaskan laki-laki atau perempuan memiliki tingkat pengetahuan atau
secara kognitif yang berbeda. Pada kenyataannya perempuan memang
lebih rajin ketika diberi tugas atau mengerjakan sesuatu, tetapi hal ini
tidak menjelaskan dan menunjukkan bahwa dengan sikap seperti itu maka
perempuan memiliki tingkat pengetahuan atau kognitif yang lebih baik.
Menurut asumsi peneliti bahwa tidak terdapat perbedaan antara
pengetahuan laki-laki dan perempuan. Perempuan memang biasanya lebih
rajin dari pada laki laki namun hal tersebut tidak bisa dijadikan acuan
dalam menilai perbedaan tingkat pengetahuan laki-laki dan perempuan.
Semua itu tergantung pada kemauan dan kemampuan seseorang untuk
mendapatkan informasi atau pengetahuan.
c. Status Pekerjaan
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa mayoritas responden tidak
bekerja sebanyak 33 orang (97,1%) dan minoritas responden adalah tidak
bekerja sebanyak 1 orang (29%). Menurut Galuhpritta (2011) Berdasarkan
konsep dan definisi dari Badan Pusat Statistik (2011), status pekerjaan
adalah kedudukan seseorang dalam melakukan pekerjaan di suatu unit
usaha/kegiatan. Sedangkan bagi mahasiswa perguruan tinggistatus
56
pekerjaan terbagi menjadi dua yaitu antara yang sudah memiliki pekerjaan
dan yang belum memiliki perkerjaan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fauziatin (2019)
Pekerjaan merupakan kegiatan yang dilakukan sehari-hari untuk
memperoleh pendapatan, seseorang yang bekerja akan meluangkan
banyak waktu dan tenaga untuk berinteraksi dengan sesama rekan kerja
dan bertukar pendapat atau pengalaman untuk mendapatkan pengetahuan.
Menurut asumsi peneliti orang yang tidak bekerja lebih mudah untuk
menerima informasi karena memiliki waktu luang untuk mencari tahu
tentang informasi tersebut. Sedangkan orang yang bekerja akan
menghabiskan banyak waktunya untuk fokus bekerja dan sulit untuk
menerima informasi.
d. Status Pernikahan
Berdasarkan table 4.4 dapat dilihat bahwa mayoritas responden
adalah belum menikah sebanyak 32 orang (94,1%) dan minoritas
responden adalah sudah menikah sebanyak 2 orang (5,9%). Menurut Pasal
1 UU No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, pengertian perkawinan
adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita
sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)
yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan yang maha esa.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Galuhpritta (2011)
Kehidupan sosial dewasa awal/muda sangat kompleks dibandingkan
degan masa remaja karena selain bekerja, mereka akan memasuki
kehidupan pernikahan, membentuk keluarga baru dan memelihara anak
anak. Papalia dan Olds mengemukakan bahwa usia terbaik untuk menikah
bagi perempuan adalah 19-25 tahun, sedangkan laki-laki usia 20-25 tahun.
Sementara rentang usia 18 tahun sampai 23 tahun merupakan usia
seseorang yang memasuki atau berada pada jenjang pendidikan di
57
e. Media Informasi
Berdasarkan table 4.5 dapat dilihat bahwa mayoritas media informasi
yang digunakan responden adalah media sosial yaitu 22 orang (64,7%),
dan minoritas responden adalah lainnya yaitu 3 orang (8,8%). Media
informasi kesehatan merupakan alat bantupendidikan yang disampaikan
dengan tujuan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan
kepada penerima pesan (Notoatmodjo, 2007 dalam Windasari, 2014).
Menurut Triyaningsih (2020) menjelaskan bahwa efek kuat media
massa mampu mempengaruhi dimensi efekif komunikasi massa yaitu dari
sisi kognitif. Sisi kognitif tersebut meliputi peningkatan kesadaran dan
tambahan pengetahuan. Hal ini relevan dengan teori Mc. Luhan bahwa
media massa adalah perpanjangan alat indera manusia (sense extention
theory/teori perpanjangan alat indera).
Menurut asumsi peneliti saat ini banyak media informasi dan
masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan sebuah informasi.
Penggunaan media informasi memiliki dampak yang besar untuk
penyebaran informasi, karena saat ini mudah mencari segala informasi di
58
2. Data Khusus
a. Gambaran Distribusi Pengetahuan Responden Pada Kelompok
Intervensi dengan Edukasi dengan Menggunaka Video
Berdasarkan tabel 4.6 dengan 17 orang responden rata-rata mayoritas
pengetahuan pre test yaitu 14,82 dengan minimal pertanyaan yang benar
sebanyak 12 dan maksimal pertanyaan yang benar sebanyak 17.
Sedangkan post test terdapat peningkatan nilai rata rata pengetahuan yaitu
19,41 dengan minimal pertanyaan yang benar sebanyak 14 dan maksimal
pertanyaan yang benar sebanyak 18. Nilai median pada kelompok
intervensi pre test yaitu 15.00 dan pada kelompok intervensi post test
yaitu 20.00. Standar deviation pada kelompok intervensi pre test 1.510
dan pada post test 0,943. Nilai range pada kelompok intervensi pre test 5
dan kelompok intervensi post test 3.
Media promosi kesehatan merupakan salah satu sarana atau upaya
yang dapat digunakan untuk menampilkan pesan atau informasi kesehatan
yang ingin disampaikan kepada remaja sehingga meningkatkan
pengetahuan yang akhirnya diharapkan dapat merubah perilakunya kearah
positif atau mendukung terhadap kesehatan. Media merupakan integrasi
dalam sistem pembelajaran. Namun, efektifitas media tidak dilihat dari
seberapa canggihnya media tersebut dalam penggunaanya.Untuk
menghindari persepsi yang salah itulah maka terbentuklah media audio
visual sebagai media pembelajaran, yang dalam perkembanganya media
tersebut memanfaatkan pengalaman yang kongkrit sebagai model
pembelajaran (Sandra & Warsiti, 2013).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Maghdalena (2017) bahwa
pemberian edukasi kesehatan efektif dilakukan dengan menggunakan
59
media audio visual seperti video. Media audio visual adalah seperangkat
alat yang dapat memproyeksikan gambar bergerak dan bersuara. Audio
visual juga dapat diartikan sebagai bahan atau alat yang digunakan dalam
situasi belajar untuk membantu tulisan dan kata yang diucapkan dalam
menularkan pengetahuan, sikap, dan ide. Media audio visual
menggunakan dua indra yaitu indra pendengaran dan penglihatan sehingga
media audio visual lebih efektif dibandingkan dengan media lainnya.
Menurut asumsi peneliti pemberian edukasi dengan menggunakan
media audio visual yaitu video lebih efektif karena menggunakan dua
indera yaitu pendengaran dan penglihatan, sehingga masyarakat dapat
mendengarkan dan melihat informasi secara bersamaan. Video yang di
buat tentunya harus menarik dan mengandung informasi yang bermanfaat
sehingga masyarakat tertarik untuk melihat video pembelajaran tersebut.
Hal tersebut dapat membuat informasi lebih mudah diterima dan
dimengerti oleh orang banyak.
B. Analisa Bivariat
Berdasarkan tabel 4.8 diatas diketaui nilai rata-rata kelompok intervensi pre
test 14,82 dan post test 19,41. Pada kelompok kontrol diperoleh nilai rata-rata pre
test 15,82 dan post test 15,94. Nilai standar deviasi kelompok intervensi pre
test1.510 dan post test 0,795 dan kelompok kontrol pre test 1.131 dan post test
1.249. Hasil uji statistik pada kelompok intervensi menunjukkan P Value = 0.000
< 0.05, maka Ho ditolah yang berarti terdapat efektifitas edukasi dengan media
audio visual terhadap pengetahuan mahasiswa profesi ners tentang stunting pada
anak di stikes payung negeri pekanbaru. Sedangkan hasil uji statistik pada
kelompok kontrol menunjukkan P Value = 0.608> 0.05, maka Ho gagal ditolak
yang berarti tidak terdapat efektifitas pengetahuan mahasiswa prefesi ners tentang
stunting pada anak di stikes payung negeri pekanbaru.
Media pembelajaran audio visual / Video adalah media yang digunakan
dalam membantu menstimulasi indramata (penglihatan) dan indra pendengaran
pada waktu proses penyampaian informasi atau pendidikan. Media edukasi
kesehatan merupakan salah satu sarana atau upaya yang dapat digunakan untuk
menampilkan pesan atau informasi kesehatan yang ingin disampaikan kepada
remaja sehingga meningkatkan pengetahuan yang akhirnya diharapkan dapat
merubah perilakunya kearah positif atau mendukung terhadap kesehatan.Media
merupakan integrasi dalam sistem pembelajaran. Namun, efektifitas media tidak
dilihat dari seberapa canggihnya media tersebut dalam penggunaanya. Untuk
menghindari persepsi yang salah itulah maka terbentuklah media audio visual
sebagai media pembelajaran, yang dalam perkembanganya media tersebut
memanfaatkan pengalaman yang kongkrit sebagai model pembelajaran (Sandra &
Warsiti, 2013).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sri (2017) metode audio visual
sangat efektif sebagai media pembelajaran pada mahasiswa karena media audio
visual mengandalkan pendengaran dan penglihatan dari khalayak sasaran
61
sehingga seseorang yang ingin daya ingat dan otaknya tajam dapat dilakukan
dengan cara menggunakan media pendengaran (telinga) dan penglihatan (mata).
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Maghdalena (2017) tentang pengaruh penyuluhan dengan metode ceramah dan
audio vsual terhadap tingkat pengetahuan ibu hamil tentang 1000 hari pertama
kehidupan di puskesmas sidomulyo rawat inap kota pekanbaru tahun 2017”
didapatkan hasil bahwa metode audio visual / video lebih berpengaruh
dibandingkan dengan metode ceramah.
Menurut asumsi peneliti pemberian edukasi dengan menggunakan audio
visual atau video sangat efektif karena menggunakan dua pancaindera yaitu
pendengaran dan penglihatan sehingga responden dapat melihat dan mendengar
karena semakin banyak pancaindera yang digunakan maka akan semakin mudah
pula seseorang untuk menerima informasi atau pengetahuan dan juga dengan
memperlihatkan video akan membuat seseorang lebih tertarik sehingga responden
secara langsung dapat memperoleh informasi.
C. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian adalah kelemahan atau hambatan yang berlangsung
selama proses penelitian. Adapun hambatan yang dialami peneliti adalah sebagai
berikut :
1. Peneliti sulit menyamakan waktu dengan responden
2. Sering terjadi gangguan jaringan yang membuat link kuesioner tidak bisa
dibuka
3. Peneliti tidak dapat bertatap muka secara langsung dengan responden karena
adanya pandemi covid-19
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai “Efektifitas Edukasi dengan
Menggunakan Audio Visual Terhadap Pengetahuan Mahasiswa Profesi Ners
Tentang Stunting Pada Anak di Stikes Payung Negeri Pekanbaru” dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Nilai rata-rata pengetahuan pada kelompok intervensi pre test yaitu 14,82
2. Nilai rata-rata pengetahuan pada kelompok intervensi post test19,41
3. Nilai rata-rata pengetahuan pada kelompok kontrol pre test 15,82.
4. Nilai rata-rata pengetahuan pada kelompok kontrol post test 15,94.
5. Dari hasil pemberian edukasi terhadap 17 orang kelompok intervensi
terhadap pengaruh edukasi dengan media audio visual/video terhadap
pengetahuan mahasiswa profesi ners tentang stunting yaitu didapatkan
nilai rata-rata pretest dan post test dengan P Value 0.000 < 0.005 sehingga
Ho ditolak maka dapat diartikan ada efektifitas edukasi dengan
menggunakan audio visual terhadap pengetahuan mahasiswa profesi ners
tentang stunting pada anak di STIKes Payung Negeri Pekanbaru.
6. Sedangkan pada 17 orang pada kelompok kontrol yang tidak diberikan
edukasi dengan menggunakan audio visual didapatkan nilai rata-rata pre
test dan post test dengan P Value 0.608> 0.005 sehingga Ho diterima
dapat diartikan tidak terdaoat efektifitas sebelum dan sesudah.
7. Perbandingan nilai rata-rata pengetahuan pada kelompok intervensi yang
diberikan edukasi 19,41 dan kelompok kontrol 15,94. Berdasarkan hasil
bivariat diperoleh P Value 0,000 yang berarti terdapat perbedaan antara
kelompok kontrol dan kelompok intervensi dan terbukti lebih efektif pada
kelompok intervensi.
62
63
B. Saran
1. Bagi Institusi Keperawatan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi
institusi pendidikan khususnya Program Studi Keperawatan STIKes
Payung Negeri Pekanbaru dalam mengembangkan Proses Belajar
Mengajar pada mata kuliah keperawatan Anak dan Keperawatan
Maternitas.
2. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Mahasiswa Keperawatan diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan tentang stunting sehingga dapat memberikan edukasi kepada
masyarakat tentang pencegahan stunting pada anak serta diharapkan
menambah media dalam pembelajaran yang lebih efektif seperti video
yang menarik agar proses pembelajaran dan penyampaian pesan serta isi
pembelajaran menjadi lebih efektif.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan penelitian ini dapat dijadikan
bahan literature dalam melakukan penelitian serupa tentang pengetahuan
tentang stunting pada anak dan peneliti selanjutnya dapat menambah
variabel yang belum tercantum di dalam penelitian ini.
65
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Anisatun & Merryana Adriani (2017). Tingkat Kecukupan Energi dan
Protein Ibu Hamil Trimester Pertama Dan Kejadian Kekurangan Energi
Kronis.Surabaya : Universitas Airlangga.
Dharma, Kelana. (2015). Metologi Penelitian Keperawatan. Jakarta : CV. Trans Info
Media.
Fauziatin, Naila, dkk. (2019). Pengaruh pendidikan kesehatan dengan media lembar
balik tentang pencegahan stunting pada calon pengantin. Universitas
Diponegoro : Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Suwaryo, Putra Agina Widyaswara dan Podo Yuwono. (2017) Faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat pengetahuan masyarakat dalam migitasi bencana alam
tanah longsor. Universitas Muhammadiyah Magelang.
Magdalena. (2017). Pengaruh penyuluhan dengan metode ceramah dan audio visual
terhadap tingkat pengetahuan ibu hamil tentang seribu hari pertama kehidupan
di puskesmas sidomulyo rawat inap kota pekanbaru.
Masturah. (2014). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Ibu Hamil Pada
Masa Kehamilan Yang Berkunjung Ke Puskesmas Meutulang Kecamatan
Panton Reu Kabupaten Aceh Barat.
Nor, Rini Raudhatul. (2019) Perbedaan penkes sadari menggunakan pantom dan
video terdapat pengetahuan siswi di SMPN 18 Kota Pekanbaru. Pekanbaru :
STIKes Payung Negeri.
Kemenkes RI. (2018). Hasil Pemantauan Status Gizi ( PSG ) Tahun 2017.
Syari, M., Serudji, J., & Mariati, U. (2015). Peran Asupan Zat Gizi Makronutrien Ibu
Hamil terhadap Berat Badan Lahir Bayi di Kota Padang.
Kepada Yth,
Calon Responden Penelitian
Di-
Tempat
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Program Studi S1
Keperawatan STIKes Payung Negeri Pekanbaru.
Nama : Futri Ade Cilia
NIM : 163010067
Alamat : Jalan Perwira, Gang Warakauri, Pekanbaru
Dengan ini saya menyampaikan bahwa saya akan mengadakan penelitian dengan
judul “Efektifitas Edukasi dengan metode audio visual terhadap pengetahuan
mahasiswa profesi Ners tentang stunting pada anak di STIKes Payung Negeri
Pekanbaru”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas edukasi
dengan metode audio visual terhadap pengetahuan mahasiswa profesi Nerst entang
stunting pada anak di STIKes Payung Negeri Pekanbaru. Penelitian ini tidak akan
menimbulkan akibat yang merugikan. Peneliti akan menjaga kerahasiaan semua
informasi yang diberikan responden dan hanya akan dipergunakan untuk kepentingan
penelitian, jika mahasiswa bersedia menjadi responden, maka dengan ini saya
menandatangani lembar persetujuan dalam surat permohonan ini.
Atas perhatian dan kesediaan untuk menjadi responden dalam penelitian ini, saya
mengucapkan terima kasih.
Hormat saya
Peneliti
Pekanbaru, 2020
Responden
(……………………………)
EFEKTIFITAS EDUKASI DENGAN AUDIO VISUAL TERHADAP
PENGETAHUAN MAHASISWA PROFESI NERS
TENTANG STUNTING PADA ANAK
DI STIKES PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
Petunjuk :
Berikut ini disajikan pertanyaan-pertanyaan, mohon kepada responden untuk bersedia
memberikan bantuan dengan mengisi kuesioner dan memberikan tanda ceklis (√)
pada kolom yang tersedia.
1. Initial Responden :
2. Usia Responden :
3. Jenis Kelamin :
4. Status Pekerjaan :
5. Tempat Bekerja :
6. Status Perkawinan :
7. Apakah sudah pernah mendapatkan informasi tentang stunting :
8. Jika sudah, melalui media apa informasi tersebut di dapatkan :
TV
Media Sosial
Lainnya
Pengetahuan Mahasiswa Profesi Ners tentang Stunting pada anak
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Stunting (pendek) adalah kondisi tinggi anak kurang dari
batas normal tinggi badan berasarkan usia.
2 Stunting merupakan indikator masalah gizi yang bersifat
kronis
3 Masa emas pertumbuhan anak adalah pada usia 0-
2tahun/1000 hari pertama kehidupan
4 Pentingnya peningkatan nutrisi ibu dan anak selama 1000
hari pertama kelahiran
5 Salah satu upaya pemerintah untuk pencegahan stunting
yaitu gerakan 1000 hari pertamakehidupan
6 Genetik(keturunan), asupan zat gizimakro dan asupan zat
gizimikro merupakan faktor yang mempengaruhi stunting.
7 Penyakitinfeksi, asupanprotein dan riwayatimunisasi
merupakan faktor penyebab stunting
8 Stunting dapat menyebabkan anak rentan terhadap penyakit
karena penurunan imunitas tubuh
9 Stunting dapat menyebabkan terjadinya gangguan
metabolisme tubuh pada anak
10 Anak stunting memiliki resiko kesehatan di masa datang
yaitu mudah terserang penyakitdegenerative
11 Penting memberikasi IMD (inisiasi menyusui dini) ASI
eksklusif selama 6 bulan dilanjutkan pemberian mpasi
(makanan pendamping air susu ibu) sampai usia 2 tahun
12 Konsumsi makanan yang tidak bergizi selama kehamilan
merupakan salah satu penyebab stunting
13 Status gizi anak tidak ditentukan oleh makanan yang
dimakan
14 Perlu mengenalkan makanan bergizi pada anak sesuai usia
15 Pertumbuhan tulang didukung dengan konsumsi makanan
dan minuman dari sumber kalsium
16 Tidak perlu memberikan stimulasi dan rangsangan sesuai
tumbuh kembang anak.
17 Proses stunting disebabkan oleh asupan gizi yang kurang
dan infeksi yang berulang akibat pada terlambatnya
perkembangan fungsi kognitif dan kerusakan kognitif
permanen.
18 Efek stunting dapat berdampak seumur hidup dan berlanjut
dari generasi ke generasi selanjutnya
19 Tinggi badan ibu tidak dapat mempengaruhi terjadinya
stunting pada anak
20 Kekurangan iodium pada anak tidak ada hubungannya
dengan terhambatnya pertumbuhan pada anak
MASTER TABEL UJI VALIDITAS
N %
Valid 20 100.0
Cases Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Item-Total Statistics
Scale Statistics
KETERANGAN KODE
Usia Jenis Kelamin Status Pekerjaan Status Perkawinan Informasi tentang stunting Media Informasi
Kode 1 : 22 tahun Kode 1 : Perempuan Kode 1 : Bekerja Kode 1 : Sudah Menikah Kode 1 : Sudah Kode 1 : Tidak ada
Kode 2 : 23 tahun Kode 2 : Laki-laki Kode 2 : Tidak Bekerja Kode 2 : Belum Menikah Kode 2 : Belum Kode 2 : TV
Kode 3 : 24 tahun Kode 3 : Media Sosial
Kode 4 : 25 tahun Kode 4 : Lainnya
KETERANGAN KODE
Usia Jenis Kelamin MASTER TABEL HASIL PENELITIAN PADAStatus
Status Pekerjaan KELOMPOK
Perkawinan KONTROL SEBELUMInformasi DAN SESUDAH
tentang stunting Media Informasi
Kode 1 : 22 tahun Kode 1 : PerempuanTERHADAP PENGETAHUAN
Kode 1 : Bekerja MAHASISWA Kode PROFESI NERS
1 : Sudah TENTANG STUNTING
Menikah KodePADA ANAK
1 : Sudah Kode 1 : Tidak ada
Kode 2 : 23 tahun Kode 2 : Laki-laki Kode 2 : Tidak Bekerja Kode 2 : Belum Menikah Kode 2 : Belum Kode 2 : TV
Kode 3 : 24 tahun Apakah sudah Kode 3 :Pre
Media
Test Sosial
Usia Kode 4 : 25 tahun
Jenis mendapatkan Jika sudah, melalui Kode 4 : Lainnya
No Initial Kode Kode Status Pekerjaan Kode Tempat Bekerja Kode Status Perkawinan Kode Kode Kode Total
(Tahun) Kelamin informasi tentang media apa? P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20
stunting ? Pre Test
Apakah sudah Jika sudah,
1 A 22 1 Pr 1 UsiaTidak BekerjaJenis 2 - 1 Tempat Menikah
Belum 2 Sudah 1
mendapatkan Media Sosial 3 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 14
No Initial Kode Kode Status Pekerjaan Kode Kode Status Perkawinan Kode Kode melalui media Kode Total
2 SM 23 2 Lk 2 (Tahun) Kelamin2
Tidak Bekerja - 1 Bekerja Menikah
Belum 2 Sudah informasi1 tentang Media Sosialapa? 3 1 P11 P20 P31 P4 1 P5 1 P6 1P7 1P8 1P9 P10
1 P111 P120 P13 0 P141 P150P161P17 1P18 1 1 0 15
P19 P20
3 A 23 2 Lk 2 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 ?
stunting Media Sosial 3 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 15
4 P 24 3 1Pr AY 1 23Tidak Bekerja
2 Lk 2 2 Tidak
- Bekerja 1 2 - Menikah
Belum 1 Belum
2 Menikah Sudah 2 Sudah
1 1 Sosial
Media Perkuliahan 3 40 11 11 1 1 1 1 1 1 1 1 0 11 10 00 01 11 01 1 0 1 1 0 1 1 1 0 00 11 112 16
5 R 22 1 2Pr B 1 23Tidak Bekerja
2 Pr 2 1 Tidak
- Bekerja 1 2 - 1
Belum Menikah Belum
2 Menikah 2
Sudah Belum
1 2 TV - 2 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 15 17
6 A 22 1 3Pr I 1 23Tidak Bekerja
2 Pr 2 1 Tidak
- Bekerja 1 2 - Menikah
Belum 1 Belum
2 Menikah Sudah 2 Sudah
1 1 Sosial
Media Media Sosial3 30 11 11 0 1 1 0 0 1 1 1 1 11 11 11 11 11 11 1 1 0 1 1 1 1 1 1 10 11 016 17
7 MYM 24 3 4Pr EMP 1 23Tidak Bekerja
2 Pr 2 1 Tidak
- Bekerja 1 2 - 1
Belum Menikah Belum
2 Menikah 2
Sudah Sudah
1 1 Media
Media Sosial Sosial
3 3 0 1 1 0 1 1 1 0 0
1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 14 16
5 A 23 2 Lk 2 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Belum 2 - 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 16
8 I 23 2 Pr 1 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 Media Sosial 3 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 15
6 EMU 22 1 Pr 1 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 Media Sosial 3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 17
9 P 24 3 Lk 2 Tidak Bekerja 2 - 1 Sudah Menikah 1 Sudah 1 Media Sosial 3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 16
7 I 22 1 Pr 1 Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 Media Sosial 3 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 16
10 ZR 22 1 Lk
8 N
2 23Tidak Bekerja
1 Pr
2 1 -
Tidak Bekerja
12 Sudah
-
Menikah
1
1
Belum Menikah
Sudah
2
1
Sudah
Media
1
Sosial
Media Sosial
3 31 11 11 1 0 1 1 1 1 1 1 0 10 00 10 10 11 11 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11 11 115 17
11 S 23 2 9Pr I 1 25Tidak Bekerja
4 Pr 2 1 - Bekerja 1 2
Tidak - Menikah
Belum 1 2 Menikah Sudah
Sudah 2 1
Belum 2 Sosial -
Media 3 11 11 00 0 1 1 0 1 1 1 1 1 11 11 10 01 00 11 0 1 1 1 0 0 1 1 1 11 11 113 16
12 GF 23 2 10Pr II 1 23Tidak Bekerja
2 Pr 2 1 - Bekerja 1 2
Tidak - Menikah
Belum 1 2 Menikah Sudah
Sudah 2 1
Belum 2 TV - 2 11 11 11 1 1 0 1 1 1 1 1 1 00 11 11 11 11 01 1 1 1 0 1 1 1 0 0 11 10 015 16
13 Y 23 2 Lk
11 K 2 22Tidak Bekerja
1 Pr 2 1 - Bekerja 1 2
Tidak - Menikah
Belum 1 2 Menikah Sudah
Belum 2 1
Sudah 1 Sosial TV
Media 3 20 01 11 0 1 1 0 1 1 1 1 1 10 11 11 10 11 11 1 0 1 1 1 1 1 1 0 01 11 016 14
14 B 22 1 Lk
12 A 2 23Tidak Bekerja
2 Lk 2 2 - Bekerja 1 2
Tidak - Menikah
Belum 1 2 Menikah Sudah
Belum 2 1
Sudah Media Sosial4
1 kampus
Ilmu luar 31 11 11 0 1 1 1 1 0 1 1 0 01 11 11 11 11 01 1 1 1 1 1 1 1 1 0 11 11 016 17
15 N 22 1 13Pr A 1 24Tidak Bekerja
3 Lk 2 2 Tidak
- Bekerja 1 2 - Menikah
Belum 1 Belum
2 Menikah Sudah 2 Sudah
1 1 Sosial TV
Media 3 21 11 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 11 11 11 11 11 0 0 1 1 1 1 0 1 1 11 11 117 18
16 R 22 1 14
Lk W 2 23Tidak Bekerja 2 Lk 2 2 Tidak
- Bekerja 1 2 - Menikah
Belum 1 Belum
2 Menikah Sudah 2 Sudah
1 1 Sosial
Media Media Sosial3 31 11 11 0 1 1 1 1 1 1 0 1 11 01 10 01 01 11 0 0 1 1 1 0 1 1 1 00 11 114 15
15 I 25 4 Lk 2Praktek
Tidak Bekerja
mandiri 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 Google 4 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 13
17 A 23 2 16
Lk FA 2 22 1
Bekerja Lk 1 2 Tidak Bekerja
kesehatan 2 2 - 1
Belum Menikah Belum
2 Menikah 2
Sudah Sudah
1 1 Media
Media Sosial 3 31 00 01 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 01 01 00 11 11 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 11 114 15
Sosial
17 E 23 2 Pr 1 keluarga
Tidak Bekerja 2 - 1 Belum Menikah 2 Sudah 1 TV 2 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 13
Karakteristik Responden
Frequencies
Statistics
Frequency Table
Usia
JenisKelamin
StatusPerkawinan
MediaInformasi
EXPLORE
Descriptives
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Intervensi.Pre .194 17 .089 .930 17 .216
Intervensi.Post .359 17 .000 .715 17 .000
Kontrol.Pre .178 17 .153 .930 17 .217
Kontrol.Post .246 17 .007 .893 17 .052
a. Lilliefors Significance Correction
INTERVENSI PRE
INTERVENSI POST
KONTROL PRE
KONTROL POST
HASIL ANALISA BIVARIAT
N Correlation Sig.
Intervensi.Pre &
Pair 1 17 .273 .290
Intervensi.Post
N Correlation Sig.
Pair 1 Kontrol.Pre & Kontrol.Post 17 .700 .002
Usia Jenis Status Tempat Status Apakah sudah mendapatkan Jika sudah, melalui
No Kelompok Pre Test Post Test
(Tahun) Kelamin Pekerjaan Bekerja Perkawinan informasi tentang stunting ? media apa?
INDEPENDEN T TEST
T-Test
Group Statistics
Tanda Tangan
No Hari / Tanggal Penyaji Judul
Moderator