Anda di halaman 1dari 64

EFEKTIVITAS THOUGHT STOPPING UNTUK MENURUNKAN

STRESS PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN STIKES


PAYUNG NEGERI PEKANBARU DENGAN METODE
PEMBELAJARAN DARING SELAMA PANDEMI
COVID 19

PROPOSAL PENELITIAN

PINGKY ANGGRAENY
17301083

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2021
EFEKTIVITAS THOUGHT STOPPING UNTUK MENURUNKAN
STRESS PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN STIKES
PAYUNG NEGERI PEKANBARU DENGAN METODE
PEMBELAJARAN DARING SELAMA PANDEMI
COVID 19

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana


Keperawatan

PINGKY ANGGRAENY
17301083

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2021

i
HALAMAN PERSETUJUAN

EFEKTIVITAS THOUGHT STOPPING UNTUK MENURUNKAN STRESS


PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN STIKES PAYUNG NEGERI
PEKANBARU DENGAN METODE PEMBELAJARAN DARING
SELAMA PANDEMI COVID 19

PROPOSAL PENELITIAN

Pingky Anggraeny
163010093

Proposal ini Telah Disetujui


Tanggal, 2021

Pembimbing

Ns. Eka Malfasari, M. Kep, S. Kep. J


NIDN. 1018028703

Mengetahui
Ketua Program Studi S1 Keperawatan
STIKes Payung Negeri Pekanbaru

Ns. Sri Yanti, M.Kep, Sp.Kep.MB


NIDN. 1001058102

ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Pingky Anggraeny


NIM : 17301083
Program Studi : S1 Keperawatan STIKes Payung Negeri
Pekanbaru
Judul : ”Efektivitas Thought Stopping Untuk
Menurunkan Stress Pada Mahasiswa S1
Stikes Payung Negeri Pekanbaru Dengan
Metode Pembelajaran Daring Selama
Pandemi Covid 19”
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain
yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila di kemudian hari dapat
dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sangsi
atas perbuatan saya tersebut.

Pekanbaru, 10 Februari 2020


Yang membuat pernyataan

Pingky Anggraeny
17301083

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT atas Rahmat dan Kasih-Nya peneliti
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah
untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan menjadi Sarjana Keperawatan dengan
melakukan penelitian yang berjudul “Efektivitas Thought Stopping Untuk
Menurunkan Stress Pada Mahasiswa S1 Stikes Payung Negeri Pekanbaru Dengan
Metode Pembelajaran Daring Selama Pandemi Covid 19”.
Selama melakukan penelitian ini peneliti banyak mendapatkan bimbingan dan
dorongan dari berbagai pihak, untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini, mudah-mudahan
mendapat pahala disisi Allah SWT, Aamiin.
Pada kesempatan ini perkenankanlah peneliti untuk mengucapkan terima kasih
kepada:
1. DR. Ns. Hj. Deswinda, S. Kep, M. Kes selaku ketua STIKes Payung Negeri
Pekanbaru.
2. Ns. Sri Yanti, M. Kep, Sp, Kep. MB sebagai Ketua Program Studi S1 Keperawatan
STIKes Payung Negeri Pekanbaru.
3. Ns. Eka Malfasari, M. Kep, S. Kep. J selaku pembimbing dalam penelitian skripsi
ini yang telah banyak memberikan masukan dan arahannya dalam penelitian skripsi
ini.
4. Seluruh Staf dosen dan Tata Usaha STIKes Payung Negeri Pekanbaru yang telah
memberikan bantuannya dalam proses penyusunan skripsi ini.
5. Teristimewa untuk Ayahanda Sarikun, Ibunda Puji Astuti dan seluruh keluarga
tercinta yang selalu memberikan dorongan motivasi, semangat serta doa yang tak ada
henti-hentinya untuk peneliti agar dapat menyelesaikan program studi S1
Keperawatan dengan sebaik-baiknya.
6. Terkhusus untuk kedua Adik saya tercinta Elsa Angggraeny dan Yumna Naladhifah
Anggraeny, yang telah banyak memberikan bantuannya yang berupa materil dari
awal perkuliahan sampai pada saat sekarang ini.

iv
7. Teman-teman sepembimbingan (Nurpina Sari, Rahmi Nur Fajriah) juga sahabat saya
Reza Fahlefi, Anna Mardiana, Siti Rosbania, Mesye Tan Rozi dan Devi Susanti, M.
Fauzi, Rian Sugianto, Deni Dwi Saputra yang telah memberikan motivasi dan
memberikan masukan yang sangat berharga, sehingga skripsi ini dapat disusun
dengan baik.
8. Teman-teman angkatan 2017 kelas IV A dan IV B yang telah banyak memberikan
dorongan dalam penyusunan skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih belum sempurna oleh karena
itu peneliti mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini dimasa yang akan datang. Akhir kata semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya keperawatan.

Pekanbaru, April 2021

Peneliti

v
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii


KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
DAFTAR ISI .............................................................................................. vi
DAFTAR SKEMA ................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................x
BAB I ............................................................................................................1
PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang ...............................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................7
C. Tujuan Penelitian ...........................................................................8
1. Tujuan Umum ................................................................................8
2. Tujuan Khusus ...............................................................................8
D. Manfaat Penelitian .........................................................................9
1. Bagi STIkes Payung Negeri Pekanbaru.......................................9
2. Bagi Tempat Penelitian .................................................................9
3. Bagi Peneliti Selanjutnya ..............................................................9
BAB II .........................................................................................................10
A. Tinjauan Teoritis .........................................................................10
1. Konsep Stress Pada Mahasiswa..................................................10
2. Konsep Pembelajaran daring .....................................................19
3. Konsep Covid-19 ..........................................................................24
4. Konsep Teknik Thought Stopping .............................................26
B. Penelitian Terkait ........................................................................28
C. Kerangka Konseptual ..................................................................29
D. Hipotesis ........................................................................................30
BAB III .......................................................................................................31
METODE PENELITIAN..........................................................................31
A. Jenis dan Desain Penelitian .........................................................31
B. Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................31
1. Lokasi Penelitian ..........................................................................31

vi
2. Waktu Penelitian..........................................................................32
C. Populasi, Sampel, Dan Sampling ................................................32
1. Populasi Penelitian .......................................................................32
2. Sampel ...........................................................................................32
3. Teknik Sampling ..........................................................................33
D. Instrument Penelitian ..................................................................34
E. Definisi Operasional ....................................................................35
F. Etika Penelitian ................................................................................36
G. Prosedur Pengumpulan Data ......................................................37
1. Tahap Pengumpulan Data ..........................................................37
2. Teknik Pengolahan Data .............................................................38
H. Analisis Data .................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................42

vii
DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Kerangka Konseptual................................................................. 30

viii
DAFTAR TABEL

Table 3.1 Rancangan Penelitian Quasi Eksperimen .................................... 31


Table 3.2 Jadwal Kegiatan Penelitian.......................................................... 32
Tabel 3.4 Definisi Operasional .................................................................... 37

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Permohonan menjadi responden


Lampiran 2: Persetujuan menjadi responden
Lampiran 3: Lembar konsul pembimbing

x
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pandemi Covid-19 merupakan krisis kesehatan yang pertama dan
terutama di dunia. Hal ini berimbas pada penutupan sekolah,
perguruan tinggi dan universitas dibeberapa negara. Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) menjadi gusar dengan adanya fakta tersebut.
Organisasi Internasional yang bermarkas di New York, AS, itu
menangkap bahwa salah satu sector yang terdampak oleh pandemi
virus corona adalah sector pendidikan. Parahnya lagi, hal itu terjadi
dalam tempo yang cepat dan skala yang luas (Journal et al., 2020).
Pandemi Covid-19 ini menjadi salah satu krisis kesehatan utama bagi
setiap individu dari semua bangsa, benua, ras, dan kelompok sosial
ekonomi. Kondisi Kesehatan masyarakat terkait penularan Covid-19
dibagi menjadi enam kelompok yaitu orang sehat (OS), orang tanpa
gejala (OTG), orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam
pengawasan (PDP), orang yang positif Covid-19 (Livana, Mubin, &
Basthomi, 2020).
Pandemi Covid-19 di Indonesia mulai terjadi pada bulan Maret
2020, dimulai dengan adanya korban positif di kota Depok. Setelah
itu peningkatan kasuspun terjadi di seluruh wilayah Jabodetabek
sehingga menjadi kawasan zona merah. Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) mengeluarkan surat keputusan
nomor 13 A terkait penetapan masa darurat akibat virus corona.
Berdasarkan penetapan tersebut, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) mengeluarkan Surat Edaran dari
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor:
36962/MPK.A/HK/2020 tertanggal 17 Maret 2020 tentang
Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam rangka
2

Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19)


(Argaheni, 2020).
Data 30 November 2020, Indonesia berada di urutan ke-22 negara
dengan kasus positif Corona, mengonfirmasi ada sebanyak 534.266
kasus. Dari data tersebut, jumlah kematian kumulatif sampai 16.815
orang dan pasien yang berhasil sembuh ada 445.793 dengan kasus
aktif tercatat masih 71.658 pasien (Gugus Covid, 2020). Penularan
Covid-19 dari satu individu ke individu yang lain telah ditunjukkan
dengan gejala demam, sakit tenggorokan, batuk, sesak nafas, dan ada
beberapa individu yang positif terkena Covid-19 tanpa gejala
(Kemenkes RI, 2020). Penatalaksanaan Covid-19 saat ini bersifat
suportif, dan kegagalan pernafasan menjadi penyebab utama
mortalitas (Mehta, McAuley, Brown, Sanchez, Tattersal, & Manson,
2020).
Respons yang diperlukan, seperti isolasi sosial, anjuran untuk
tetap berada dirumah, karantina seluruh masyarakat, dan penutupan
instansi pendidikan telah mengubah kehidupan sehari-hari secara tiba-
tiba. Mahasiswa sebagai salah satu individu yang jumlahnya paling
banyak di institusi pendidikan tentunya sangat merasakan dampak
pendemi Covid-19, dimana sistem pembelajaran yang biasanya
dilakukan secara tatap muka baik di lingkungan kampus ataupun
lahan praktek berubah menjadi daring. Dampak virus corona
padamulanya sangat berpengaruh pada sektor perekonomian, tetapi
juga saat ini dirasakan oleh dunia pendidikan. Kebijakan yang diambil
oleh negara yang terdampak virus corona termasuk Indonesia harus
meliburkan sekolah untuk sementara. Dibeberapa lembaga
pendidikan mengharuskan mencari alternatif dalam proses
pembelajaran. Sepertihalnya yang terjadi di Indonesia mulai dari
jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi atau universitas
3

mengambil alternatif pembelajaran jarak jauh secara online (Syah,


2020).
Pembelajaran daring memiliki beberapa dampak terhadap
mahasiswa yaitu pembelajaran daring masih membingungkan
mahasiswa; mahasiswa menjadi pasif, kurang kreatif dan produktif,
penumpukan informasi/konsep pada mahasiswa kurang bermanfaat;
mahasiswa mengalami stress; serta peningkatan kemampuan literasi
bahasa mahasiswa. Hal ini dapat menjadi evaluasi agar pembelajaran
daring dapat diupayakan diterima dengan baik oleh mahasiswa tanpa
mengurangi esensi pendidikan itu sendiri. Salah satu hal yang menjadi
perhatian dalam pembelajaran daring ini adalah implementasi dari
pembelajaran. Baru-baru ini banyak mahasiswa yang mengeluhkan
tugas yang banyak tanpa adanya materi yang cukup sehingga mereka
agak kewalahan dalam mengikuti proses pembelajaran. Perkuliahan
daring memang membutuhkan adaptasi dan usaha agar dapat berjalan
lancar. Selain itu dibutuhkan usaha untuk memahami materi yang
biasanya disampaikan secara lisan menjadi tulisan dan video atau live
streaming. Namun sejalan dengan itu adanya beberapa keluhan yang
dirasakan oleh para siswa dan mahasiswa dimana mulai dirasakan rasa
bosan akibat monotonnya metode pembelajaran (Argaheni, 2020)
Proses pembelajaran daring yang dilakukan saat pandemi covid
19 ini menuai berbagai macam respon pada mahasiswa, ada respon
yang positif dan ada pula respon negative. Menurut Hasil penelitian
yang dilakukan Fakultas Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret pada
Tahun 2020 tentang pengalaman Mengajar selama Daring
menujukkan bahwa tingkat stress yang dialami mahasiswa dalam
pembelajaran daring sebesar 100 % mahasiswa mengeluh stress,
(Sebelas et al., 2020). Penelitian yang dilakukan oleh Novitasari dkk
(2020) dengan judul jurnal “Gambaran Tingkat Stress Mahasiswa
Profesi Nersuniversitas Kusuma Husada Surakarta Selama Study
4

From Home (Sfh) Di Masa Pandemi Covid-19” menunjukan


mahasiswa tidak mengalami stress / normal sebanyak 60 responden
(48.4%), stress ringan sebanyak 50 responden (40.3%), stress sedang
sebanyak 6 responden (6.5%), stress berat sebanyak 8 responden (8%)
dan tidak ada responden yang mengalami stress sangat berat. Dalam
penelitian ini, peneliti berharap masalah stress di masa pandemi
covid-19 saat ini tidak diangap sepele karena apabila individu tidak
mampu mengatasi stress pada diri sendiri dapat mengakibatkan
gangguan kejiwaan.
Akibat stress yang berkepanjangan dengan menggunakan metode
daring selama pandemi covid 19 dapat berdampak pada aspek dan
sistem tubuh seseorang. Stres berdampak pada emosional, kognitif,
fisiologis, dan perilaku. Dampak secara emosional meliputi cemas,
depresi, tekanan fisik, dan psikologis (Perry & Potter, 2011). Stres
dapat menimbulkan dampak yang sangat luas dan berpengaruh pada
banyak hal dalam kehidupan. Stres dapat menyebabkan penyakit
psikis dan psikologis, gangguan dalam keluarga dan kehidupan
sosial, kecanduan, dan mungkin perilaku kriminal (Cooke, Baldwin &
Howison, 2013).
Kesulitan muncul bukan hanya perkara keterampilan penggunaan
teknologi, tetapi juga terkait dengan beban kerja yang besar
mengingat ada banyak mata kuliah yang harus dihadapi dalam masa
pandemi Covid-19 ini. Hal ini terjadi karena mahasiswa terbiasa
dengan pembelajaran tatap muka secara reguler, sedangkan
pembelajaran jarak jauh sebelumnya hanya dilakukan secara
insidental. Sehingga perubahan pola pembelajaran ini memberikan
permasalahan tersendiri bagi mahasiswa. munculnya tekanan dan
stres pada mahasiswa yang melakukan pembelajaran jarak jauh. Pada
titik ini, tekanan tentu menjadi terasa lebih berat, sehingga mahasiswa
melakukan banyak coping stress di mana salah satunya adalah terlibat
5

dengan penggunaan media sosial. Jadi pada titik ini, seharusnya media
sosial menjadi salah satu jalan keluar meretas rasa bosan ataupun stres
karena belajar di rumah. Hanya saja, keadaan menjadi berbeda selama
pandemi Covid-19. Kelebihan informasi telah terbukti menyebabkan
social media fatigue karena membebani kognisi individu (Argaheni,
2020).
Mengatasi dan mengurangi stress dapat dilakukan berbagai
Teknik secara tepat. Oleh karena itu, terapi thought stopping dapat
digunakan untuk mengurangi pikiran-pikiran negatif yang
mengganggu subjek sehingga menyebabkan permasalahan psikologis.
Peneliti memilih menggunakan terapi thought stopping karena terapi
dapat menghentikan pikiran negatif dan menggantikannya dengan
pikiran positif. Salah satu faktor yang menyebabkan stres adalah
adanya penilaian negatif dari seorang individu terhadap suatu situasi
yang dihadapinya (Rosyida, 2020). Berdasarkan pengambilan data
awal yang dilakukan peneliti, mahasiswa yang mengalami stres
karena pembelajaran daring selama pandemi covid-19 adanya pikiran-
pikiran yang berulang dan mengganggu sehingga berpengaruh kepada
fisik, emosi dan perilaku sosial. Peneliti menggunakan terapi thought
stopping sebagai terapi untuk menurunkan stres pada mahasiswa
dengan metode pembelajaran daring selama pandemi Covid-19.
Hasil penelitian (Malfasari E, 2017) menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan tingkat kecemasan pada kelompok kontrol
dan intervensi dengan p value 0,049. Perbedaan nilai mean antara
kelompok intervensi sebelum dan setelah diberikan TS adalah 10,703.
Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan kecemasan
sebelum dan sesudah diberikan TS dengan p value 0,000 (p value <
0,05). Penelitian ini diharapkan bisa menjadi panduan mahasiswa
secara mandiri untuk mengatasi kecemasannya selama menjalani
praktik klinik.
6

Keefektifan Teknik thought stopping telah dibuktikan dalam


penelitian yang dilakukan oleh (Rosyida, 2020) dengan judul
“Efektivitas Terapi Thought Stopping Untuk Menurunkan Stres Pada
Ibu Yang Memiliki Anak Cerebral Palsy
Di Yayasan Pembinaan Anak Cacat” hasil penelitian menunjukkan
bahwa pendidikan terakhir responden terbanyak pada tingkat SMA
yaitu 13 responden dengan (77,8%) yang mengalami stres
pengasuhan. Penelitian lain sebagian besar responden terbanyak pada
tingkat pendidikan SMA sebanyak 44% yang mengalami stres
pengasuhan. Tingkat stres pengasuhan yang dialami oleh responden
sebelum terapi thought stopping mayoritas tingkat stres sedang yang
artinya masih bisa dikontrol dan terarah.
Penelitian yang dilakukan oleh Renggo Asih Widarti (2011)
dengan judul “Keefektifan Teknik Thought Stopping Untuk
Menurunkan Kecemasan Siswa Dalam Menghadapi Ujian Akhir
Semester Di SMA Negeri 1 Mojo Kabupaten Kediri”. Penelitian ini
menguji secara empirik tentang efektifitas thought stopping untuk
menurunkan kecemasan pada siswa SMA N 1 Mojo Kabupaten
Kediri. Kesimpulannya adalah thought stopping efektif untuk
menurunkan kecemasan pada siswa SMA N 1 Mojo Kabupaten
Kediri. Hal ini berarti bahwa konseling dengan teknik thought
stopping dan pendekatan behavioristik kognitif sama-sama
didasarkan pada pengaturan kembali aspek kognitif.
Terapi thought stopping adalah metode yang dimanfaatkan untuk
menghilangkan pikiran-pikiran yang tidak produktif dan merubahnya
menjadi lebih adaptif (O'donohue & Fisher, 2012). Tiga penelitian
yang telah diungkapkan, menunjukkan bahwa terapi thought stopping
mampu meningkatkan harga diri, menurunkan kecemasan, depresi,
rasa sakit dan stres. Terapi thought stopping digunakan karena adanya
pikiran-pikiran negatif yang mengganggu subjek sehingga
7

menyebabkan permasalahan psikologis. Peneliti memilih


menggunakan terapi thought stopping karena terapi dapat
menghentikan pikiran negatif dan menggantikannya dengan pikiran
positif. Salah satu faktor yang menyebabkan stres adalah adanya
penilaian negatif dari seorang individu terhadap suatu situasi yang
dihadapinya (Weiten, Hammer, & Dunn, 2012)
Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan dalam
penelitian ini dapat dirumuskan ”apakah terdapat pengaruh terapi
thought stopping untuk menurunkan stress pada mahasiswa dengan
metode pembelajaran daring selama pandemi Covid-19?”. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui pengaruh terapi thought stopping
untuk menurunkan stres pada mahasiswa dengan metode
pembelajaran daring selama pandemi Covid-19.
Berdasarkan fenomena tersebut penulis merasa perlu untuk
melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Thought Stopping
Untuk Menurunkan Stress Pada Mahasiswa SI Ilmu
Keperawatan Stikes Payung Negeri Pekanbaru Dengan Metode
Pembelajaran Daring Selama Pandemi Covid-19”
B. Rumusan Masalah
Pandemi Covid-19 merupakan krisis kesehatan yang pertama dan
terutama di dunia. Hal ini berimbas pada penutupan sekolah,
perguruan tinggi dan universitas dibeberapa negara. Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) menjadi gusar dengan adanya fakta tersebut.
Organisasi Internasional yang bermarkas di New York, AS, itu
menangkap bahwa salah satu sector yang terdampak oleh pandemi
virus corona adalah sector pendidikan. Dampak virus corona
padamulanya sangat berpengaruh pada sektor perekonomian, tetapi
juga saat ini dirasakan oleh dunia pendidikan. Kebijakan yang diambil
oleh negara yang terdampak virus corona termasuk Indonesia harus
meliburkan sekolah untuk sementara. Dibeberapa lembaga
8

pendidikan mengharuskan mencari alternatif dalam proses


pembelajaran. Sepertihalnya yang terjadi di Indonesia mulai dari
jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi atau universitas
mengambil alternatif pembelajaran jarak jauh secara online.
Pembelajaran daring memiliki beberapa dampak terhadap mahasiswa
yaitu pembelajaran daring masih membingungkan mahasiswa;
mahasiswa menjadi pasif, kurang kreatif dan produktif,; penumpukan
informasi/konsep pada mahasiswa kurang bermanfaat; mahasiswa
mengalami stress; serta peningkatan kemampuan literasi bahasa
mahasiswa. Hal ini dapat menjadi evaluasi agar pembelajaran daring
dapat diupayakan diterima dengan baik oleh mahasiswa tanpa
mengurangi esensi pendidikan itu sendiri. Berdasarkan fenomena
diatas maka rumusan masalah penelitian apakah ada “Efektivitas
Thought Stopping Untuk Menurunkan Stress Pada Mahasiswa
Dengan Metode Pembelajaran Daring Selama Pandemi Covid-
19?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui efektivitas thought stopping untuk
menurunkan stress pada mahasiswa prodi S1 STiKes Payung
Negeri Pekanbaru dengan metode pembelajaran daring selama
pandemi covid-19.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi stress sebelum dilakukan thought
stopping pada mahasiswa Prodi SI Keperawatan STIKes
Payung Negeri Pekanbaru
b. Untuk mengidentifikasi stress setelah dilakukan thought
stopping pada mahasiswa Prodi SI Keperawatan STIKes
Payung Negeri Pekanbaru
c. Mengetahui efektivitas thought Stopping menurunkan stress
pada mahasiswa Prodi SI Keperawatan STIKes Payung
9

Negeri Pekanbaru dengan metode pembelajaran daring


selama pandemi covid 19.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi STIkes Payung Negeri Pekanbaru
Sebagai bahan atau informasi dan referensi yang dapat digunakan
dalam mata kuliah keperawatan jiwa
2. Bagi Tempat Penelitian
Dapat memberikan informasi kepada kampus khususnya kepada
mahasiswa terkait thought stopping bagi mahasiswa yang
mengalami stress dengan metode pembelajaran daring selama
pandemic covid 19. Dapat juga memberikan efek baik bagi
mahasiswa khususnya yang mengalami stress dengan metode
pembelajaran daring selama pandemic covid 19.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi penelitian selanjutnya yang akan melaksanakan penelitian
serupa yaitu meneliti variable lain terkait menurunkan stress pada
metode pembelajaran daring selama pandemi Covid-19.
10

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis
1. Konsep Stress Pada Mahasiswa
a) Pengertian Stress
Menurut Barseli dan Ifdil (2017) stress merupakan
tekanan yang terjadi akibat ketidaksesuaian antara situasi yang
diinginkan dengan harapan, dimana terdapat kesenjangan
antara tuntutan lingkungan dengan kemampuan individu yang
memenuhinya yang dinilai potensial membahayakan,
mengancam, mengganggu, dan tidak terkenali. Seseorang
dapat merasakan stres melalui banyak sumber sehingga
sumber stres tersebut dapat memberikan rangsangan dan
dorongan sehingga terjadi stres pada seseorang atau lebih
dikenal sebagai stressor. Terkadang saat individu merasakan
stres maupun melihat individu lain merasa stres, hanya
terdapat satu stressor yaitu karena faktor lingkungan atau
faktor eksternal.
Pemahaman ini bertolak belakang apabila kita benar-
benar melihat lebih dalam mengenai stres itu sendiri. Individu
cenderung menyalahkan faktor eksternal tanpa melihat faktor
lain yang kemungkinan menjadi stressor yaitu faktor internal
atau dari individu yang merasakan stress itu
sendiri. Ambarwati, Pinilih dan Astuti (2017) mengatakan
bahwa stres dapat terjadi karena berbagai faktor baik dari luar
atau eksternal maupun dari dalam diri sendiri atau internal.
Stres juga diterangkan sebagai suatu istilah yang
digunakan dalam ilmu perilaku dan ilmu alam untuk
mengindikasikan situasi atau kondisi fisik, biologis dan
11

psikologis organisme yang memberikan tekanan kepada


organisme itu sehingga ia berada diatas ambang batas
kekuatan adaptifnya. (McGrath, dan Wedford dalam Arend
dkk, 2012). Menurut Lazarus & Folkman (2013) stres
memiliki memiliki tiga bentuk yaitu:
1) Stimulus, yaitu stres merupakan kondisi atau kejadian
tertentu yang menimbulkan stres atau disebut juga dengan
stressor.
2) Respon, yaitu stres yang merupakan suatu respon atau
reaksi individu yang muncul karena adanya situasi
tertentu yang menimbulkan stres. Respon yang muncul
dapat secara psikologis, seperti: jantung berdebar,
gemetar, pusing, serta respon psikologis seperti: takut,
cemas, sulit berkonsentrasi, dan mudah tersinggung.
3) Proses, yaitu stres digambarkan sebagai suatu proses
dimana individu secara aktif dapat mempengaruhi
dampak stres melalui strategi tingkah laku, kognisi
maupun afeksi.
b) Stress Akademik
Stres akademik merupakan stres yang dialami oleh
individu dan terjadi di lingkungan sekolah atau pendidikan.
Gadzella (2012) menggambarkan stress akademik sebagai
persepsi seseorang terhadap stressor akademik dan bagaimana
reaksi mereka terhadap stressor tersebut yang terdiri dari
reaksi fisik, emosi, perilaku dan kognitif. Olejnik dan
Holschuh (2014) memandang stress akademik merupakan
respon yang muncul karena terlalu banyaknya tuntutan dan
tugas yang harus dikerjakan oleh siswa.
Dalam dunia pendidikan atau yang sering terjadi
dilingkungan sekolah sering disebut sebagai stres akademik.
12

Stres akademik itu sendiri stres yang dialami siswa yang


bersumber dari proses pembelajaran atau hal-hal yang
berhubungan dengan kegiatan belajar (Barseli & Ifdil, 2017).
Apabila dibandingkan antara siswa dan mahasiswa, stres akan
cenderung dihadapi dan dirasakan oleh para mahasiswa.
Berdasarkan data yang didapat, prevalensi mahasiswa di dunia
yang mengalami stress sebesar 38-71%, sedangkan di Asia
sebesar 29,6-61,3% (Pinilih dan Astuti, 2017).
c) Faktor-faktor Stress Akademik
Stres akademik didapatkan dari banyak faktor, Kohn dan
Frazer (Simbolon, 2015) menemukan lima penyebab paling
signifikan yang biasa dialami oleh mahasiswa, antara lain nilai
akhir, tugas yang berlebihan, paper, ujian yang akan datang
dan persiapan untuk ujian tersebut. Sedangkan menurut
Simbolon, 2015 stres akademik diakibatkan karena frustasi,
konflik, tekanan-tekanan, perubahan-perubahan, dan beban
yang dilimpahkan pada diri sendiri. Pada dasarnya, mahasiswa
pasti akan merasakan hal-hal yang sebelumnya dibahas, oleh
karena itu stres yang dialami mahasiswa dapat dikatakan
normal. Apabila stres yang dirasakan mahasiswa merupakan
stres yang berat, dimana mahasiswa dapat turun pencapaian
akademik, terganggu kemampuan untuk berpartisipasi dan
berkontribusi dalam kehidupan kampus, bahkan mulai
menggunakan obat-obat terlarang dan menimbulkan perilaku
yang merusak, itu merupakan hal yang tidak wajar maupun
normal. Stres yang dirasakan pada mahasiswa biasanya akan
menimbulkan suatu reaksi, (Simbolon, 2015)
mengelompokkan reaksi stres kedalam empat kategori yaitu
reaksi fisikal, emosional, perilaku dan kognitif.
13

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi stres akademik


seperti yang telah dikutip dalam Kai-wen (2011), yakni:
1) Faktor fisik
Sebagian besar remaja sangat memperhatikan penampilan
fisik mereka. Kebanyakan mereka tidak puas dengan
penampilan fisik mereka (Siegel dan Lane dalam Kai-
Wen, 2011). Remaja yang tidak puas dengan penampilan
fisik mereka akan mengalami stress. Stress yang
ditimbulkan akan mempengaruhi rasa percaya diri mereka
dan akan berakibat pada timbulnya perilaku di kehidupan
sehari-hari.
2) Faktor keluarga
Keluarga yang penuh dengan konflik ditandai dengan
kurangnya komunikasi antara orang tua dengan anak dan
tidak saling memahami satu sama lain. Hal ini dapat
meningkatkan stres psikologis pada anak mereka (Kai-
Wen, 2011).
3) Faktor sekolah
Menurut Kai-Wen, 2011 sebagian stres pada remaja
berasal dari lingkungan sekolah yakni terlalu banyak
tugas, performansi akademik yang tidak memuaskan,
persiapan untuk tes, kurangnya minat terhadap mata
pelajaran/mata kuliah, dan hukuman dari guru. Harapan
dari orang tua, guru dan diri sendiri biasanya menjadi
sumber stress akademik.
4) Faktor sosial
Seiring dengan perkembangan zaman dan beragamnya
masyarakat, setiap orang memiliki peran ganda. Di rumah,
seorang mahasiswa juga berperan sebagai seorang anak,
kakak atau adik, suami atau istri. (Kai-Wen, 2011).
14

d) Dampak Stress Akademik


Pada setiap kejadian yang merugikan, pasti akan
menimbulkan dampak yang negatif pula. Pada kondisi stres
akademik, mahasiswa akan cenderung tidak ingin melanjutkan
kuliah karena mereka tidak bisa menghadapi tekanan yang
sedang dialami atau merasa bahwa mereka tidak mendapatkan
dukungan dari orang-orang dilingkungannya. Menurut
Ambarwati, Pinilih dan Astuti (2017) dampak yang dialami
dari mahasiswa yang mengalami stress yaitu mahasiswa dapat
mengalami kemunduran dalam kelulusan atau lulus tidak tepat
waktu. Dampak lain yang dihasilkan dari stress mulai dari hal
yang ringan seperti sakit kepala dan tidak nafsu makan, hingga
hal yang paling fatal yaitu bunuh diri (Musabiq & Karimah,
2018). Akan tetapi beberapa dari mahasiswa akan menghadapi
stres yang dihadapi sebagai salah satu motivasi untuk lebih
berkembang dan memperbaiki dirinya, oleh karena itu penting
bagi mahasiswa untuk mempunyai semangat maupun cara
untuk mengatasi permasalahan yang sedang dialami.
e) Reaksi Terhadap Stress
1) Aspek Fisiologis
Walter Canon (2014) memberikan deskripsi mengenai
bagaiman reaksi tubuh terhadap suatu peristiwa yang
mengancam. Ia menyebutkan reaksi tersebut sebagai
fight-or- fight response karena respon fisiologis
mempersiapkan individu untuk menghadapi atau
menghindari situasi yang mengancam tersebut. Fight-or-
fight response menyebabkan individu dapat berespon
dengan cepat terhadap situasi yang mengancam. Akan
tetapi bila arousal yang tinggi terus menerus muncul dapat
membahayakan kesehatan individu.
15

a) Fase perlawanan (Stage of Resistence )


fase ini tubuh membuat mekanisme perlawanan pada
stres, sebab pada tingkat tertentu, stres akan
membahayakan. Tubuh dapat mengalami disfungsi,
bila stres dibiarkan berlarut-larut. Selama masa
perlawanan tersebut, tubuh harus cukup tersuplai oleh
gizi yang seimbang, karena tubuh sedang melakukan
kerja keras.
b) Fase Keletihan ( Stage of Exhaustion )
Fase disaat orang sudah tak mampu lagi melakukan
perlawanan. Akibat yang parah bila seseorang sampai
pada fase ini adalah penyakit yang dapat menyerang
bagian – bagian tubuh yang lemah.
2) Aspek Psikologis
Reaksi psikologis terhadap stressor meliputi:
a) Kognisi
Cohen menyatakan bahwa stres dapat melemahkan
ingatan dan perhatian dalam aktifitas kognitif.
b) Emosi
Emosi cenderung terkait stres.individu sering
menggunakan keadaan emosionalnya untuk
mengevaluasi stres dan pengalaman emosional
(Maslach, Schachter & Singer, dalam Sarafino,
2014). Reaksi emosional terhadap stres yaitu rasa
takut, phobia, kecemasan, depresi, perasaan sedih dan
marah.
c) Perilaku Sosial
Stres dapat mengubah perilaku individu terhadap
orang lain. Individu dapat berperilaku menjadi positif
dan negatif (dalam Sarafino, 2014). Stres yang diikuti
16

dengan rasa marah menyebabkan perilaku sosial


negatif cenderung meningkat sehingga dapat
menimbulkan perilaku agresif (Donnerstein &
Wilson, dalam Sarafino, 2014).
f) Coping Stress
Sarafino (2011) mendefinisikan coping sebagai suatu usaha
untuk mengatur ketidaksesuaian perasaan antara tuntutan dan
kemampuan yang orang itu miliki dalam situasi yang
menekan, Sarafino juga menjelaskan bahwa usaha coping
bervariasi dan tidak semuanya berujung pada penyelesaian
masalah. Menurut Lazarus (2012), coping merupakan strategi
untuk memanajemen tingkah laku kepada pemecahan masalah
yang paling sederhana dan realistis, berfungsi untuk
membebaskan diri dari masalah yang nyata maupun tidak
nyata.
Mahasiswa yang rentan mengalami stres saat sedang
menjalani masa perkuliahan, harus mengetahui cara untuk
mengatasi permasalahan tersebut atau sering disebut
sebagai coping stress. Mahasiswa yang mengetahui
bagaimana ia akan menghadapi stres yang dialami, akan
terlihat dengan jelas bahwa ia akan selamat dalam perasaan
stres yang menjadi masa keterpurukannya. (Gaol, 2016)
membagi dua metode coping atau penanggulangan yang
dilakukan ketika menghadapi stres, yaitu problem-focused
coping dan emotion-focused coping.
Problem-focused coping adalah cara menanggulangi stres
yang berfokus pada permasalahan yang dialami, seperti
bagaimana mahasiswa mengatasi stres yang dialami dengan
melakukan sesuatu hal untuk menghilangkan stres pada
dirinya, sedangkan emotion-focused coping adalah cara
17

menanggulangi stres dengan melibatkan emosi, jadi


bagaimana mahasiswa dapat memfokuskan emosi mereka
untuk mengatasi stres yang sedang dialami. Kedua cara ini
akan sangat berguna untuk mahasiswa agar tidak terjerumus
kedalam perasaan stres yang terlalu dalam, karena seperti yang
sudah dibahas bahwa stres akan menimbulkan dampak yang
negatif walaupun terdapat beberapa orang yang akan bangkit
dan menggunakan kondisi stres sebagai salah satu motivasinya
untuk lebih berkembang.
Dari pemaparan di atas, saya dapat menarik kesimpulan
bahwa sebuah hal yang normal untuk mahasiswa mengalami
stres selama masa meraih gelar sarjananya. Mahasiswa yang
baik akan menggunakan stres sebagai salah satu motivasi dan
menerapkan coping stress sebagai cara untuk selamat
menjalani dunia perkuliahan. Jika kita merasakan merasa
sedang menghadapi stres dan dapat menanggulangi stres
tersebut dengan cerdas, maka usaha yang sudah kita keluarkan
dan nantinya akan kita keluarkan menjadi salah satu bukti
bahwa kita adalah orang yang mampu.
d) Fungsi coping
Proses coping terhadap stres memiliki 2 fungsi utama yang
terlihat dari bagaimana gaya menghadapi stres, yaitu :
1) Emotional-Focused Coping
Coping ini bertujuan untuk melakukan kontrol terhadap
respon emosional terhadap situasi penyebab stres, baik
dalam pendekatan secara behavioral maupun kognitif.
Lazarus dan Folkman (2012) mengemukakan bahwa
individu cenderung menggunakan Emotional-Focused
Coping ketika individu memiliki persepsi bahwa stresor
yang ada tidak dapat diubah atau diatasi.
18

2) Problem-Focused Coping
Coping ini bertujuan untuk mengurangi dampak dari
situasi stres atau memperbesar sumber daya dan usaha
untuk menghadapi stres. mengemukakan bahwa Problem
Focused Coping bahwa stressor yang ada dapat diubah.
e) Metode coping stress
Lazarus & Folkman (2012) mengidentifikasikan berbagai jenis
strategi coping, baik secara problem-focused maupun
emotion-focused, antara lain:
1) Planful problem solving yaitu usaha untuk mengubah
situasi, dan menggunakan usaha untuk memecahkan
masalah.
2) Confrontive coping yaitu menggunakan usaha agresif
untuk mengubah situasi, mencari penyebabnya dan
mengalami resiko.
3) Seeking social support yaitu menggunakan usaha untuk
mencari sumber dukungan informasi, dukungan sosial dan
dukungan emosional.
4) Accepting responsibility yaitu mengakui adanya peran diri
sendiri dalam masalah
5) Distancing yaitu menggunakan usaha untuk melepaskan
dirinya, perhatian lebih kepada hal yang dapat
menciptakan suatu pandangan positif.
6) Escape-avoidance yaitu melakukan tingkah laku untuk
lepas atau menghindari.
7) Self-control yaitu menggunakan usaha untuk mengatur
tindakan dan perasaan diri sendiri.
8) Positive reappraisal yaitu menggunakan usaha untuk
menciptakan hal-hal positif dengan memusatkan pada diri
sendiri dan juga menyangkut religiusitas.
19

2. Konsep Pembelajaran daring


a) Pengertian Pembelajaran Daring
Kata daring berasal dari dua kata yaitu dalam dan jaringan.
Menurut Isman (2016) pembelajaran daring merupakan suatu
proses pembelajaran yang memanfaatkan jaringan internet
saat pelaksanaannya. Pembelajaran Daring Learning sendiri
dapat di pahami sebagai pendidikan formal yang
diselenggarakan oleh sekolah yang peserta didiknya dan
instrukturnya (guru) berada di lokasi terpisah sehingga
memerlukan sistem telekomunikasi interkatif sebagai media
penghubung keduanya dan berbagai sumber daya yang
diperlukan didalamnya (Sobron dkk, 2019). Pembelajaran
daring atau yang lebih dikenal dengan nama online learning
merupakan pembelajaran yang dilakukan dengan bantuan
internet ataupun jaringan. Di bawah ini ada beberapa
pengertian pembelajaran daring menurut para ahli, antara lain:
1) Harjanto T. dan Sumunar (2018) (dalam Jamaludin dkk,
2020) menyatakan bahwa pembelajaran daring
merupakan proses transformasi pendidikan konvensional
ke dalam bentuk digital sehingga memiliki tantangan dan
peluang tersendiri.
2) Menurut (Syarifudin, 2020) memberikan argumen
pembelajaran daring pada dasarnya adalah pembelajaran
yang dilakukan secara virtual yang tersedia. Meskipun
demikian, pembelajaran daring harus tetap
memperhatikan kompetensi yang akan diajarkan.
3) Syarifudin (2020) juga menjelaskan bahwa pembelajaran
daring adalah bentuk pembelajaran yang mampu
menjadikan siswa mandiri tidak bergantung pada orang
lain.
20

Berdasarkan beberapa paparan pengertian pembelajaran


daring di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring
merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa tatap muka
dan melalui jaringan atau internet yang telah tersedia.
Menurut Syarifudin (2020) pembelajaran daring untuk saat ini
dapat menjadi sebuah solusi pembelajaran jarak jauh ketika
terjadi bencana alam atau keadaan seperti social distancing.
Kegiatan diaplikasikannya pembelajaran daring menjadikan
kegiatan belajar mengajar dalam konteks tatap muka
dihentikan sementara, dan diganti dengan sistem
pembelajaran daring melalui apliaksi yang sudah tersedia.
Pembelajaran daring mengedepankan akan interaksi dan
pemberian informasi yang mempermudah peserta didik
meningkatkan kualitas belajar. Selain itu, pembelajaran
berbasis daring mempermudah satu sama lain meningkatkan
kehiduoan nyata dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu
sangat bermanfaat pembelajaran daring untuk kalangan
pendidik dan peserta didik.
b) Manfaat Dan Keuntungan Pembelajaran Metode Daring
Menurut Bilfaqih (2015) manfaat dari pembelajaran daring
adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan dengan
memanfaatkan multimedia secara efektif dalam
pembelajaran.
2) Meningkatkan keterjangkauan pendidikan dan pelatihan
yang bermutu melalui penyelenggaraan pembelajaran
dalam jaringan.
3) Menekan biaya penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan yang bermutu melalui pemanfaatan sumber daya
bersama.
21

Mutia dan Leonard, 2013 juga menyebutkan beberapa


keuntungan E-learning/pembelajaran daring, antara lain:
1) Mengurangi biaya. Dengan menggunakan E-learning, kita
menghemat waktu dan uang untuk mencapai suatu tempat
pembelajaran. Dengan E-learning kita dapat diakses dari
berbagai lokasi dan tempat.
2) Fleksibilitas waktu, tempat dan kecepatan pembelajaran.
Dengan menggunakan E-learning, pengajar dapat
menentukan waktu untuk belajar dimanapun. Dan pelajar
dapat belajar sesuai dengan kemampuan masing-masing.
3) Standarisasi dan efektivitas pembelajaran. E-learning
selalu memiliki kualitas sama setiap kali diakses dan tidak
tergantung suasana hati pengajar. E-learning dirancang
agar pelajar dapat lebih mengerti dengan menggunakan
simulasi dan animasi.
c) Kekurangan Dan Kelemahan Pembelajaran Metode
Daring
Putra (2020) mengutarakan kekurangan penggunaan
pembelajaran metode daring antara lain:
1) Interaksi secara tatap muka yang terjadi antara peserta
didik dengan pengajar atau antara peserta didik dengan
peserta didik menjadi minim.
2) Pembelajaran yang dilakukan lebih cenderung ke
pelatihan bukan pendidikan.
3) Aspek bisnis atau komersial menjadi lebih berkembang
dibandingkan aspek sosial dan akademik.
4) Pengajar dituntut lebih menguasai teknik pembelajaran
dengan menggunakan teknologi, informasi dan
komunikasi (TIK)
22

5) Belum meratanya fasilitas internet yang tersedia di tempat


yang bermasalah dengan listrik, telepon dan komputer.
6) Sumber daya manusia yang memiliki keahlian untuk
mengoperasikan komputer masih kurang
7) Bahasa komputer yang belum dikuasai
8) Perasaan terisolasi dapat terjadi pada peserta didik
9) Terjadinya variasi kualitas dan akurasi informasi oleh
sebab itu diperlukan panduan pada saat menjawab
pertanyaan.
10) Kesulitan mengakses grafik, gambar dan video karena
peralatan yang dipakai tidak mendukung sehingga
menyebabkan peserta didik menjadi frustasi.
Selain kekurangan-kekurangan tersebut, Pangondian (2019)
juga menyebutkan beberapa kelemahan dalam pelaksanaan
pembelajaran daring, yaitu:
1) Kurang cepatnya umpan balik yang dibutuhkan dalam
kegiatan belajar mengajar
2) Pengajar perlu waktu lebih lama untuk mempersiapkan
diri
3) Terkadang membuat beberapa orang merasa tidak nyaman
4) Adanya kemungkinan muncul perilaku frustasi,
kecemasan dan kebingungan.
Pembelajaran daring dilakukan melalui berbagai aplikasi
yang dapat menunjang proses pembelajaran seperti google
classroom, whatsapp group, zoom dan lain sebagainya.
Pembelajaran daring ini akan membentuk pembelajaran yang
menajdikan siswa mandiri dan tidak bergantung pada orang
lain. Hal ini karena siswa akan fokus pada gawai untuk
menyelesaikan tugas ataupun mengikuti diskusi yang sedang
berlangsung. Semua yang didiskusikan dalam proses belajar
23

mengajar melalui daring penting untuk menuntaskan


kompetensi yang akan dicapai. Oleh karena itu, melalui
pelaksanaan pembelajaran daring ini siswa diharapkan
mampu mengkonstruk ilmu pengetahuan (Syarifudin, 2020).
d) Teknologi Pendukung Pembelajaran Daring
Dalam pelaksanaan pembelajaran daring membutuhkan
bantuan teknologi. Teknologi pembelajaran terus mengalami
perkembangan. Namun pada dasarnya teknologi dapat
dikategorikan menjadi dua kelompok. Dua kelompok tersebut
adalah technology based learnig dan technology based web
learning. Adapun yang termasuk dalam technology based
learnig ini pada prinsipnya terdiri dari audio informasi (audio,
voice, mail telephone) dan video informasi teknologi (video
tape, video text, video messaging). Sedangkan untuk
technology based web learning pada dasarnya merupakan data
informasi teknologi (bulletin board, internet, email, tele-
collaboration).
Teknologi yang digunakan dalam proses pembelajaran
daring dikombinasikan seperti memanfaatkan teknologi audio
atau data, maupun teknologi video atau data. Diantara
banyaknya fasilitas internet, menurut Onno (2012) ada lima
aplikasi standar internet yang dapat dimanfaatkan untuk
keperluan Pendidikan yakni; email, mailing list (milis), news
group, world wide web (www), zoom, moodle, Edmodo.
Dalam proses pembelajaran daring ada tiga kategori dasar
seperti yang diungkapkan oleh Rosenberg (2016); pertama,
pembelajaran daring merupakan proses belajar bersifat
jaringan yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat,
menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan
dan sharing pembelajaran serta informasi. Kedua,
24

pembelajaran daring dikirim kepada pengguna melalui


komputer dengan menggunakan standar teknologi internet.
Ketiga, pembelajaran daring memiliki cara pandang
pembelajaran yang luas, solusi bagi pembelajaran dengan
memberi hasil yang lebih baik.
3. Konsep Covid-19
a) Pengertian covid 19
Penyakit Coronavirus (COVID-19) adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh corona virus yang baru ditemukan
(WHO, 2020). Dimulai pada Desember 2019, sejumlah pasien
dengan Pneumonia yang penyebabnya tidak diketahui muncul
di kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina Tengah. Penelitian
sequencing genom menunjukkan bahwa pneumonia ini
bernama penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) yang
disebabkan oleh novel CoV, yaitu coronavirus 2 sindrom
pernapasan akut parah (SARS-COV-2) yang sebelumnya
dikenal sebagai 2019 novel coronavirus (2019-nCoV.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan
COVID-19 sebagai darurat kesehatan masyarakat yang
menjadi perhatian internasional (PHEIC). Masa inkubasi rata-
rata SARS-COV-2 diperkirakan kisaran 2-14 hari (Li et al,
2020).
b) Tanda Dan Gejala Covid 19
Menurut Healthline (2020) ciri-ciri awal seseorang terkena
virus corona adalah batuk, demam, pilek, sakit tenggorokan,
letih, lesu, dan pernapasan yang terganggu. Bahayanya adalah
virus ini bisa memberikan gejala ringan bahkan seseorang bisa
tidak mengalami gejala infeksi sama sekali. Berikut gejala
yang ditimbulkan dari hari ke hari:
25

1) Hari 1-3: mengalami demam, terjadi batuk kering hingga


lemah dan nyeri otot pada badan.
2) Hari 4-6: gejala meningkat hingga mengalami kesulitan
dalam bernapas. Utamanya yang mengalami gejala ini
adalah pasien beresiko seperti lansia atau pasien yang
sudah pada kondisi ini sebelumnya.
3) Hari 7-9: gejala muncul, pasien belum dirawat, dihari
kedelapan pasien dengan kasus berat mengalami beberapa
sindrom seperti gangguan pernapasan akut akibat
menumpuknya cairan diparu-paru. Akibatnya beberapa
hal ini bisa berakibat fatal.
4) Hari 10-14: kasus yang parah terus berubah seiring
berjalannya waktu dengan beberapa pasien yang
mengalami gejala yang lebih parah seperti ARDS
(gangguan pernafasan)
c) Penyebab Covid 19
Menurut Mayo Clinic (2020) ada beberapa hal yang
menyebabkan seseorang terkena virus corona atau COVID-19.
Dugaan awal kasus ini terjadi akibat hewan yang menular ke
manusia, ternyata setelah berkembangnya kasus diketahui
bahwa virus ini juga dapat menular dari manusia ke manusia.
Penyebaran virus ini terjadi jika menyebar dari orang ke orang
diantara mereka yang berada dalam kontak dekat (dalam jarak
6 kaki atau 2 meter). Virus ini menyebar melalui tetesan
pernapasan yang dikeluarkan ketika seseorang batuk, bersin,
atau berbicara. Virus ini juga dapat menular jika menyentuh
mulut, hidung, atau mata.
d) Cara Mencegah Penularan Covid 19
Cara terbaik untuk mencegah dan memperlambat penularan
adalah dengan memberitahukan dengan baik tentang virus
26

COVID-19, penyakit yang disebabkan, dan bagaimana


penyebarannya. Selain itu melindungi diri dan orang lain dari
infeksi dengan mencuci tangan atau sering menggunakan
alkohol berbasis gosok dan tidak menyentuh wajah juga
merupakan cara untuk mencegah atau memperlambat
penularan virus (WHO, 2020). Selain cara diatas, salah satu
cara untuk memperlambat penyebaran COVID-19, dilakukan
penerapan social distancing atau penerapan jarak sosial
(Becker & MISSING-VALUE, 2018).
4. Konsep Teknik Thought Stopping
a) Pengertian Teknik Thought Stopping
Thought stopping merupakan keterampilan memberikan
instruksi kepada diri sendiri untuk menghentikan alur pikiran
negatif melalui penghadiran rangsangan atau stimulus yang
mengagetkan. Permuculan pikiran negatif dapat diblokor atau
dikacaukan alirannya dengan instruksi “TIDAK atau STOP”
(Nasir & muhith, 2011).
Penghentian Pikiran (Thought Stopping) merupakan salah satu
contoh dari tehnik Psikoterapeutik kognitif-behavior yang
dapat digunakan untuk membantu klien mengubah proses
berpikir. Mengubah proses berpikir merupakan hal penting
bagi seorang terapis mempertahankan perasaan klien dapat
berpengaruh kuat dengan pola dan proses berpikir (Tang &
DeRubeis dalam Eni Hidayati,2015).
b) Tujuan Teknik Thought Stopping
Tujuan teknik thought stopping menurut Hidayati & riwayati,
2015 adalah:
1) Membantu klien mengatasi stress yang mengganggu
2) Membantu klien mengatasi pikiran negatif atau
maladaptif yang sering muncul
27

3) Membantu klien mengatasi pikiran obsesif dan fobia.


c) Manfaat Teknik Thought Stopping
Menurut Roney dalam Mohammad Nursalim, 2014 sebagai
berikut:
1) Untuk mengurangi perilaku maladaptif atau perilaku yang
tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
2) Dapat mengurangi kecemasan seseorang.
3) Mengurangi kritik diri yang tidak sehat atau suka
menyalahkan diri sendiri.
4) Dapat membantu seseorang dalam mengontrol pikiran
negatif.
5) Bermanfaat untuk belajar melupakan pengalaman buruk.
d) Prinsip-prinsip Teknik Thought Stopping
Dalam pelaksanaannya, Teknik ini menggunakan berbagai
variasi dalam membantu seseorang yang sedang mencoba dan
menghentikan pikiran yang tidak menyenangkan atau
memutuskan pikiran atau obsesi yang mengancam dengan
penuh pertimbangan. Konseli diintruksikan mengatakan
“STOP” ketika pikiran dan perasaan yang mengancam muncul
dan member isyarat pada konselin untuk menggantikan pikiran
tersebut dengan memilih alternatif pikiran yang positif.
Selama melakukan Teknik ini konselor tidak mencoba untuk
melepaskan masalah dari kehidupan atau sumber masalah,
dimana kenyataannya konselor tidak mudah membawa pikiran
hanya kepada masalah konselor untuk merubah kearah yang
disadari secepatnya. Selanjutnya mulai untuk berhenti berfikir
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan tingkat stress
pada mahasiswa dengan metode pembelajaran daring selama
pandemic covid 19 (Eni Hidayati & riwayati, 2015).
e) Indikasi Terapi Thought Stopping
28

1) Klien yang mempunyai kesulitan karena sering


mengulang pikiran maladaptifnya. Misalnya; Seorang
klien berpikir tidak benar pikiran negatif tentang dirinya,
seorang klien selalu merasa khawatir tentang munculnya
pikiran cemas secara berulang.
2) Klien dengan perilaku bermasalah yang lebih bersifat
kognitif dari pada ditampilkan secara terbuka.
3) Tehnik penghentian pikiran paling tepat digunakan
ketikapikiran disfungsional pertama mulai terjadi (Eni
Hidayati & Riwayati, 2015).
B. Penelitian Terkait
1) Hasil penelitian (Malfasari E, 2017) menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan tngkat kecemasan pada kelompok
kontrol dan intervensi dengan p value 0,049. Perbedaan nilai
mean antara kelompok intervensi sebelum dan setelah diberikan
TS adalah 10,703. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan yang
signifikan kecemasan sebelum dan sesudah diberikan TS dengan
p value 0,000 (p value < 0,05). Penelitian ini diharapkan bisa
menjadi panduan mahasiswa secara mandiri untuk mengatasi
kecemasannya selama menjalani praktik klinik.
2) Keefektifan Teknik thought stopping telah dibuktikan dalam
penelitian yang dilakukan oleh (Rosyida, 2020) dengan judul
“Efektivitas Terapi Thought Stopping Untuk Menurunkan Stres
Pada Ibu Yang Memiliki Anak Cerebral Palsy
Di Yayasan Pembinaan Anak Cacat” hasil penelitian
menunjukkan bahwa pendidikan terakhir responden terbanyak
pada tingkat SMA yaitu 13 responden dengan (77,8%) yang
mengalami stres pengasuhan. Penelitian lain sebagian besar
responden terbanyak pada tingkat pendidikan SMA sebanyak
44% yang mengalami stres pengasuhan. Tingkat stres pengasuhan
29

yang dialami oleh responden sebelum terapi thought stopping


mayoritas tingkat stres sedang yang artinya masih bisa dikontrol
dan terarah.
3) Penelitian yang dilakukan oleh Renggo Asih Widarti (2011)
dengan judul “Keefektifan Teknik Thought Stopping Untuk
Menurunkan Kecemasan Siswa Dalam Menghadapi Ujian Akhir
Semester Di SMA Negeri 1 Mojo Kabupaten Kediri”. Penelitian
ini menguji secara empirik tentang efektifitas thought stopping
untuk menurunkan kecemasan pada siswa SMA N 1 Mojo
Kabupaten Kediri. Kesimpulannya adalah thought stopping
efektif untuk menurunkan kecemasan pada siswa SMA N 1 Mojo
Kabupaten Kediri. Sementara Bandura (1977, dalam Blackburn
& Davidson, 1990) mengatakan bahwa penggunaan pendekatan
behavioristik kognitif efektif dalam mengurangi phobia.
Sedangkan teknik thought stopping merupakan salah satu teknik
dalam pendekatan konseling behavioristik kognitif. Hal ini berarti
bahwa konseling dengan teknik thought stopping dan pendekatan
behavioristik kognitif sama-sama didasarkan pada pengaturan
kembali aspek kognitif.
C. Kerangka Konseptual
Kerangka konsep merupakan formasi atau simplikasi dari
kerangka teori atau teori-teori yang mendukung penelitian tersebut.
Oleh karena itu, kerangka konsep ini terdiri dari variable-variabel
serta hubungan variable yang satu dengan yang lain. Dengan adanya
kerangka konsep akan mengarahkan kita untuk menganalisis
penelitian (Notoatmodjo, 2012). Adapun kerangka konsep penelitian
mengenai Efektivitas Thought Stopping Untuk Menurunkan Stress
Pada Mahasiswa Dengan Metode Pembelajaran Daring Selama
Pandemi Covid 19 adalah sebagai berikut:
30

Variabel Independent Variabel Dependent

Thought Stopping Stress Pada Mahasiswa

 Intervensi  Tinggi
 Rendah

D. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban atas pertanyaan penelitian yang telah
dirumuskan dalam perencanaan penelitian, untuk mengarahkan
perencanaan penelitian (Notoadmodjo, 2012). Berdasarkan kajian
teori dan kerangka pikir yang dikemukakan di atas, maka hipotesis
dalam penelitian ini yaitu teknik thought stopping efektif untuk
menurunkan stress pada mahasiswa dengan metode pembelajaran
daring selama pandemi covid 19.
31

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimental pre-
post test without control group dengan intervensi Thought Stopping.
Penelitian ini ditujukan untuk mengungkapkan pengaruh dari intervensi
atau perlakuan pada subyek dan mengukur hasil atau efek dari intervensi
yang diberikan (Sastroasmoro & Ismail, 2012). Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui penurunan stress serta kemampuan mengontrol pikiran
sebelum dan sesudah diberikan intervensi berupa pemberian Thought
Stopping. Adapun skema pelaksanaan tergambar dalam tabel berikut ini:

Table 3.1
Rancangan Penelitian Quasi Eksperimen
Subjek Pra Perlakuan Perlakuan Post-Test
K-A O IA OI-A
Time 1 Time 2 Time 3
Keterangan:
K-A: Subjek sebelum diberikan diberikan Thought Stopping
O : Identifikasi kontrol stress sebelum diberikan perlakuan
IA : Subjek setelah diberikan Thought Stopping

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Stikes Payung Negeri Pekanbaru, alasan
pengambilan lokasi penelitian ini karena berdasarkan pengamatan
atau observasi peneliti bahwa mahasiswa prodi S1 keperawatan
mengalami stress dalam metode pembelajaran selama pandemi covid
19.
32

2. Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini dimulai dari persiapan riset yang dilakukan
dari bulan Februari sampai seminar hasil bulan Juli 2020. Jadwal
penelitian secara lengkap dapat dilihat ditabel 3.2.

Table 3.2
Jadwal Kegiatan Penelitian
Tahun 2020
NO Uraian kegiatan
Jan Feb Maret April Mei Jun Juli
1. Persiapan pengajuan judul
Skripsi
2. Pembuatan proposal
3. Seminar Proposal
4. Pelaksanaan pengumpulan
dan pengolahan Data
5. Penyusunan Laporan Skripsi

6. Presentasi/Seminar hasil
Skripsi

C. Populasi, Sampel, Dan Sampling


1. Populasi Penelitian
Populasi dalam suatu penelitian adalah subjek (misalnya manusia;
klien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam 2017).
Populasi adalah sejumlah besar subjek penelitian yang mempunyai
karakteristik tertentu, dimana karakteristik subyek ditentukan sesuai
dengan ranah dan tujuan penelitian (Sastroasmoro & Ismael, 2012).
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa S1
Keperawatan Stikes Payung Negeri Pekanbaru.
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian kecil populasi yang digunakan dalam uji
untuk memperoleh informasi statistik mengenai keselurusan populasi.
Sampling merupakan proses seleksi sampel yang digunakan dalam
penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan
mewakili keseluruhan populasi yang ada (Notoatmodjo 2012).
Sampel penelitian ini adalah seluruh mahasiswa S1 Keperawatan
33

Stikes Payung Negeri Pekanbaru yang mengalami stress dalam


metode pembelajaran daring selama covid 19 menggunakan teknik
purposive sampling. Purposive sampling merupakan suatu metode
pemilihan sampel berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan oleh
peneliti Jumlah sampel pada penelitian ini dihitung berdasarkan
penelitian sebelumnya yaitu tentang efek metakognitif terapi untuk
menurunkan stress pada metode pembelajaran daring selama pandemi
covid 19. (Hamidi, Nejad dan Hosieni, 2020). Standar deviasi pada
beda dua mean kelompok yaitu 0,78/1,04
(Za + Zb) x Sd 2
n=[ ]
d
(1.96 + 0.842) x1.04 2
n=[ ]
0.5
n = 35
Keterangan :
n : Besar sampel
Za: Nilai Z pada derajat kemaknaan tertentu yang ditetapkan peneliti
(α = 5%  Za = 95% (1,96))
Zb: Nilai Z pada kekuatan uji (power) tertentu yang ditetapkan peneliti
(β = 90%  Zb = 1,282)
Sd: Standar deviasi dari rerata selisih nilai antar kelompok (dari
penelitian terdahulu)
d: Selisih minimal rerata yang dianggap bermakna (judgement
peneliti).
3. Teknik Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi populasi untuk mewakili
populasi (Nursalam, 2017). Teknik sampling merupakan suatu proses
seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada,
sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi (Hidayat,
2016). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian
34

ini adalah Teknik Purposive Sampling yaitu suatu Teknik penetapan


sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi dengan
dikehendaki penelitian, sehingga sampel tersebut dapat mewakili
karakteristik populasi (Nursalam, 2017).
Dalam penelitian ini dibutuhkan 35 responden, dalam proses penelitian
responden di ambil secara Purposive Sampling, pemilihan sampel
berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan oleh peneliti.
D. Instrument Penelitian
1. Stress
Tingkatan stress ini diukur dengan menggunakan Depression
Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42). Depression Anxiety Stress
Scale 42 (DASS 42) adalah seperangkat skala subyektif yang
dibentuk untuk mengukur status emosional negatif dari depresi,
kecemasan dan stress. Tingkatan stress pada instrumen ini berupa
normal, rendah, sedang, berat, dan sangat berat. Jumlah skor dari
pernyataan item tersebut, memiliki makna 0-14 (normal), 15-18
(ringan), 19-25 (sedang), 26-33 (berat), >34 (sangat berat). Uji
validitas dan reliabilitas terhadap kuisioner DASS 42 menghasilkan
nilai α = 0,9483. Hal ini berarti bahwa validitas skala Depression
Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42) dan reliabilitas dari ketiga skala
yang ada di dalamnya adalah baik dan konsisten (Nova & Ispriyanti,
2012). Kuesioner Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42)
terdiri 42 item pertanyaan mengenai tanda dan gejala yang bersifat
negatif yang terbagi menjadi 14 item pada masing-masing skala
depresi kecemasan dan stres dengan 4 pilihan jawaban yang dialami
oleh responden selama satu minggu terakhir yaitu skor 0 artinya
tidak pernah, skor 1artinya kadang-kadang, skor 2 artinya sering,
skor 3 artinya selalu. Hasil penilaian adalah dengan menjumlahkan
skor dari masing-masing item pernyataan. Item skala stres adalah 1,
6, 8, 11, 12, 14, 18, 22, 27, 29, 32, 33, 35, 39 (Bestari & Wati, 2016).
35

2. Thought Stopping
Instrument yang digunakan pada variabel ini adalah buku SOP
tentang terapi thought stopping telah diuji content validity index
dengan expert yang terdiri dari 24 item didapatkan koefisien sebesar
0,98. Dengan nilai I-CVI= 1,00 dianggap relevan (Hendryadi, 2017).
Dalam pelaksanaannya, Teknik ini menggunakan berbagai variasi
dalam membantu seseorang yang sedang mencoba dan
menghentikan pikiran yang tidak menyenangkan atau memutuskan
pikiran atau obsesi yang mengancam dengan penuh pertimbangan.
Konseli diintruksikan mengatakan “STOP” ketika pikiran dan
perasaan yang mengancam muncul dan member isyarat pada
konselin untuk menggantikan pikiran tersebut dengan memilih
alternatif pikiran yang positif.
Selama melakukan Teknik ini konselor tidak mencoba untuk
melepaskan masalah dari kehidupan atau sumber masalah, dimana
kenyataannya konselor tidak mudah membawa pikiran hanya kepada
masalah konselor untuk merubah kearah yang disadari secepatnya.
Selanjutnya mulai untuk berhenti berfikir tentang segala sesuatu
yang berhubungan dengan tingkat stress pada mahasiswa dengan
metode pembelajaran daring selama pandemic covid 19 (Eni
Hidayati & riwayati, 2015).
E. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi berdasarkan karakteristik yang
diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Tujuan dirumuskan
definisi operasional yaitu untuk kepentingan akurasi, komunikasi dan
replikasi (Nursalam 2017). Definisi operasional akan mempermudah
pembaca untuk mengartikan variabel dalam penelitian. Definisi
operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional dan
berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti
untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap
36

suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2016). Variabel harus didefinisikan


secara operasional agar lebih mudah dicari hubungannya antara satu
variable dengan yang lain dan juga pengukurannya. Mendefinisikan
variabel secara operasional akan membuat variabel lebih konkrit dan
dapat diukur. Definisi operasional dalam penelitian ini diuraikan seperti
pada table.
Tabel 3.4
Definisi Operasional
Definisi Alat Skala Hasil
Variabel
Operasional Ukur Ukur Ukur
Thought Jenis terapi yang SOP Nominal 1. Dilakukan
Stopping dapat meningkatkan 2. Tidak
kemampuan pikiran dilakukan
negatif dan
menurunkan tingkat
stress

Stress pada Stress adalah suatu Depression Rasio Skala 0-42


mahasiswa kondisi dimana Anxiety Stress (Numerik)
adanya reaksi tubuh Scale 42
mengalami tekanan, (DASS 42)
ancaman yang dapat
mempengaruhi
Kesehatan mental.

F. Etika Penelitian
Etika merupakan suatu hal yang penting untuk diperhatikan dalam
penelitian. Hal ini disebabkan karena penelitian dalam bidang
keperawatan berhubungan dengan manusia. Beberapa hal yang dilakukan
peneliti terkait etika penelitian (Hidayat, 2011):
1. Informed Consent (Lembar Persetujuan Responden)
Informed consent merupakan cara bentuk bukti persetujuan antara
peneliti dan responden yang ditunjukkan dengan lembar persetujuan.
Tujuannya yaitu responden mengetahui maksud, tujuan serta
manfaaat dari penelitian tersebut. Lembar persetujuan diberikan
37

kepada responden yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Bagi


responden yang bersedia, diminta untuk menandatangani lembar
persetujuan. Bagi responden yang tidak bersedia, peneliti tidak
memaksa dan menghormati hak responden.
2. Veracity (Kejujuran)
Veracity atau kejujuran merupakan upaya untuk menyampaikan
kebenaran informasi yang diberikan, tidak melakukan kebohongan,
dalam hal ini peneliti memberikan informasi benar tanpa ada
responden.
3. Anonimity (Tanpa Nama)
Anonimity digunakan untuk menjaga kerahasiaaan dan keikutsertaan
responden dalam penelitian. Untuk menjaga kerahasiaan responden,
peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar
pengumpulan data, dan hanya dituliskan inisial responden yang hanya
diketahui oleh peneliti.
4. Confidentiality (Kerahasiaan)
Informasi yang telah diperoleh dijamin kerahasiaanya oleh peneliti,
hanya kelompok data tertentu saja yang dilaporkan peneliti sebagai
hasil penelitian.
G. Prosedur Pengumpulan Data
1. Tahap Pengumpulan Data
a. Tahap Persiapan
1) Menentukan masalah penelitian.
2) Mencari studi keperpustakaan dan studi pendahuluan dengan
cara observasi dan wawancara pada mahasiswa STIKes
Payung Negeri Pekanbaru.
3) Mengajukan judul untuk mendapatkan persetujuan dari
pembimbing.
4) Memasukkan surat pengantar atau surat studi pendahuluan ke
STIKes Payung Negeri Pekanbaru.
38

5) Melakukan seminar proposal.


6) Mengurus surat izin penelitian yang dibuat oleh kampus
STIKes Payung Negeri Pekanbaru.
7) Setelah mendapatkan surat izin dari STIKes Payung Negeri
Pekanbaru, selanjutnya peneliti memasukkan surat izin
penelitian ke STIKes Payung Negeri Pekanbaru
b. Tahap Pelaksanaan
1) Peneliti berkoordinasi dengan pihak Kampus, TU dan Dosen
melalui media sosial online
2) Data siswa yang sudah didapatkan di lakukan cabut undi
secara acak untuk menentukan sampel yang akan menjadi
responden.
3) Setelah itu peneliti mengirimkan link google form kepada
responden.
c. Tahap Akhir
1) Data yang sudah terkumpul dilakukan pengolahan.
2) Data diolah dengan menggunakan komputer untuk
dilakukan uji statistik.
2. Teknik Pengolahan Data
Menurut Hidayat (2012), langkah-langkah yang dilakukan
dalam analisis yaitu:
1. Editing (pemeriksaan data)
Kegiatan dilakukan untuk memeriksa setiap kuisioner berkaitan
dengan kelengkapan pengisian, konsistensi dan kejelasan hasil
penelitian. Data yang telah didapatkan kemudian diperiksa
untuk melihat kelengkapan jawaban.
2. Coding (pengkodean data)
Memberikan kode pada setiap data informasi yang telah
dikumpulkan pada setiap pertanyaan dalam kuisioner untuk
mempermudah pengolahan. Pengkodean ini disesuaikan dengan
39

penomoran setiap responden yang sesuai dengan lembar


jawaban masing-masing.
3. Entry (pemasukan data)
Memproses data agar dapat dianalisis. Pemprosesan data yang
dilakukan dengan memindahkan data dari kuisioner ke master
tabel yang telah disiapkan. Input data berdasarkan pengkodean
data yang telah dilakukan sebelumnya.
4. Cleaning (pencegahan data)
Data yang telah dipindahkan ke master tabel dicek kembali
untuk memastikan data tersebut telah bersih dari kesalahan.
Setelah entri data telah siap, lalu diperiksa kembali satu persatu
dengan lembar jawaban kuis responden. Hal ini dilakukan untuk
memastikan kebenaran data.
H. Analisis Data
Analisis data adalah kegiatan setelah pengumpulan data dari seluruh
responden atau sumber data lain terkumpul (Sugiyono, 2012). Kegiatan
dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel
dan jenis responden, data berdasarkan variabel dari seluruh responden,
menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk
menjawab rumusan masalah dan melaukukan penghitungan untuk
menguji hipotesis yang telah diajukan. Teknik Analisa data pada
penelitian ini menggunakan uji t dependent untuk menguji perbedaan
diantara kelompok atau lebih dalam kaitannya dengan variabel dependen.
Analisa data ini digunakan untuk menguji apakah ada perbedaan nilai
rata-rata (mean) yang signifikan pada kelompok eksperimen. Analisa
data dilakukan dengan bantuan program computer SPSS 25.00 for
Macbook. Kriteria pengambilan keputusan dilakukan dengan
membandingkan nilai probabilitas (signifikansi), jika probabilitas >0,05,
maka Ho diterima sedangkan jika probabiltas <0,05 maka Ho ditolak.
42

DAFTAR PUSTAKA

A, N, Sobron, dkk. (2019). Persepsi Siswa Dalam Studi Pengaruh Daring


Learning Terhadap Minat Belajar IPA: Jurnal Pendidikan Isam dan
Multikulturalisme. Vol. 1 (2): 2.
Agustin, I. M., Hidayatullah, F., Aminoto, C., & Tau, K. (2018). Faktor
Eksternal Tingkat Stres Mahasiswa Keperawatan dalam Adaptasi
Proses Pembelajaran. 172–181.
Alfina, Alisa., Anwar, Rosyida Nurul. (2020). Manajemen Sekolah Ramah
Anak PAUD Inklusi. IAl-Tanzim: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam.
Vol. 4 (1), 36-47. Tersedia pada: https://doi.org/10.33650/al-
tanzim.v4i1.975.
Aliyah. (2015). Penerapan Terapi Multimodal dengan Teknik Thought
Stopping dan Desensitisasi Sistematik untuk Meningkatkan Harga Diri
yang Rendah pada Siswa Kelas VIII-E SMPN 4 Pasuruan. Jurnal BK
UNESA , 5 (3).
American and international students. International Journal of Stress
Management, 11(2),132-148.
Arikunto, Suharsimi. (2012). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arizona K, Abidin Z, Rumansyah R (2020). Pembelajaran Online Berbasis
Proyek Salah Satu Solusi Kegiatan Belajar Mengajar Di Tengah
Pandemi COVID-19. J Ilm Profesi Pendidik. 2020;5(1):64–70.
Becker, D. C., Van, d. B. ; R.C., B., (2018). Flora of Java (Spermatophytes
only). Vol I ed. Groningen-The Netherlands: Wolters-Noordhoff N.V..
Bestari, B. K., & Wati, D. N. K. (2016). Penyakit Kronis Lebih dari Satu
Menimbulkan Peningkatan Perasaan Cemas pada Lansia Di
Kecamatan Cibinong. Jurnal Keperawatan Indonesia, 19(1), 49-54.
Bilfaqih, Y. Qomarudin, M.N. (2015). Esensi Penyusunan Materi Daring
Untuk Pendidikan Dan Pelatihan. Yogyakarta: DeePublish.
Folkman,S& Lazarus.(2012). Personal Control and Stress and Coping
Processes: a Theoritical Analysis. Journal of Personality and
Psychology Vol.46, No.40, 839-858.
Gadzella, B.M., Baloglu, M., Masten, W. G., Wang Q (2012) Evalution of
The Student Life Stress Inventory Revised. Jurnal of Instructial
Psichology, 39(2), 82-91
Gaol, N.T.L. (2016). Teori Stres: Stimulus, Respons, dan Transaksional.
Buletin Psikologi, 24 (1), 1-11. DOI: 10.22146/bpsi.11224.
Harjanto, T., & Sumunar, D. S. E. W. (2018). Tantangan Dan Peluang
Pembelajaran Dalam Jaringan: Studi Kasus Implementas Elok (E-
Learning: Open For Knowledge Sharing) Pada Mahasiswa Profesi
Ners. Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 5, 24-28.
Hidayati, E., & Riwayati. (2015). The 2 nd University Research Coloquium
2015 ISSN 2407-9189 Efektifitas Terapi Thought Stopping Terhadap
Ansietas Klien Dengan Hiv / Aids Di Wilayah Kota Semarang. The 2
nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189, 359–365.
Isman. (2016). Pembelajaran Moda Dalam Jaringan (MODA
DARING).ISBN: 978-602-361-045- 7
Kai-Wen, C. (2011). A study of stress sources among college students in
Taiwan. Journal of Academic and Business Ethics, 2(1), 35–41.
Klinik Mayo Health Centre. (2020). Stress & Stress Management. Winnipeg:
Klinik Community Healtd Centre.
Lazarus, Richard S., & Folkman, Susan. (2013). Stress, Appraisal, and
Coping. New York : Springer Publishing Company.
Livana, P. H., Mubin, M. F., & Basthomi, Y. (2020). “ Learning Task”
Attributable to Students’ Stress During the Pandemic Covid-19. Jurnal
Ilmu Keperawatan Jiwa, 3(2), 203–208.
http://dx.doi.org/10.32584/jikj.v3i2.590
Malfasari, E., Devita, Y., Erlin, F., & Ramadania, I. (2017). Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Kecemasan Mahasiswa yang Sedang Menjalani
Praktik Klinik. STIkes Payung Negeri Pekanbaru.
McGrath, dan Wedford dalam Arend dkk, (2012). Pengertian Stres. Jakarta:
EGC
Mohammad Nursalim, (2014). Strategi Konseling. Surabaya: Unesa
University Press.
Musabiq & Karimah, (2018). Academic stress among college students:
comparison of
Mutia, Intan, Leonard. (2013). Kajian Penerapan E-Learning dalam Proses
Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Faktor Exacta Vol. 6 No. 4 Hal.
278-289.
Nasir, Abdul dan, Abdul, Muhith. (2011). Dasar-dasar Keperawatan jiwa,
Pengantar dan Teori. Jakarta: Salemba Medika.
Notoatmodjo S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
PT Rineka
Nova. Ispriyanti, D. (2012). Analisis Tingkat Stress Wanita Karir dalam
Perangan dan dengan Regresi Logistic Ordinal. Media Statistika, Vol.
5, No. 1, Juni2012 : 37-47
Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan
Praktis. (P. P. Lestari, Ed.) (4th ed.). Jakarta: Salemba Medika.

Olejnik, S.N. dan Holschuh, J. P. (2014). College rules! 2nd Edition How to
study, survive, and succeed. New York : Ten Speed Press.
Pangondian, R. A., Santosa, P. I., & Nugroho, E. (2019). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kesuksesan Pembelajaran Daring Dalam Revolusi
Industri 4.0. In Seminar Nasional Teknologi Komputer & Sains
(SAINTEKS) (Vol. 1, No. 1).
Putra, Dewa Gede Eka Kresna & Surya, Ida Bagus Ketut. (2020). Pengaruh
Kepuasan Gaji Terhadap Turnover intention Dengan Komitmen
Organisasional Sebagai Mediasi Pada Rumah Sakit Umum
Premagana. E-Jurnal Manajemen Unud, 7(1), h. 4281-4308.
Reed, S. K. (2011). Kognisi (Teori dan Aplikasi). Jakarta: Salemba
Humanika.
Rosenberg. (2016). Behavioral addictions: criteria, evidence and treatment.
United States of America: Elsevier
Sastroasmoro, S. dan Ismail, S. (2012). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
Klinis Edisi III. Jakarta: CV Agung Seto
Simbolon. (2015). Metode Inkuiri Terbimbing. Jakarta: Index
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Syarifudin, A. (2020). Impelementasi Pembelajaran Daring Untuk
Meningkatkan Mutu Pendidikan Sebagai Dampak Diterapkannya
Social Distancing. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Vol
5 (1): 31-34
Trihendradi, C. (2013). Step by Step SPSS 20 Analisis Data Statistik.
Yogyakarta: ANDI.
Walter Canon. (2014). Stress Level and Coping Strategies of Collage
Students. Journal of Physical Education and Sport Management, Vol.
4910:pp. 5-11.
Weiten, W., Dunn, D. S., & Hammer, E. Y. (2012) Psychology Applied to
Modern Life: Adjustments in the 21st Century. Belmont, CA:
Wadsworth.
World Health OrganizationNovel Coronavirus (2019-nCoV) Available
at https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019.
Accessed januari, 2021
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswi S1 Keperawatan
STIKes Payung Negeri Pekanbaru.
Nama : Pingky Anggraeny
Nim : 17301083
Alamat : STIKes Payung Negeri Pekanbaru, Jl. Tamtama. No.6
Labuh Baru Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru.
Akan mengadakan penelitian dengan judul “Efektivitas Thought
Stopping Untuk Menurunkan Stress Pada Mahasiswa SI Ilmu Keperawatan
Stikes Payung Negeri Pekanbaru Dengan Metode Pembelajaran Daring
Selama Pandemi Covid-19”.
Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi
responden. Saya akan menjaga kerahasiaan informasi dalam pelaksanaan
penelitian ini. Untuk itu saya mohon kesediaannya untuk menjadi responden
dalam penelitian ini. Jika setuju dan mau berpartisipasi dalam melaksanakan
penelitian ini maka saya mohon kesediaannya untuk menandatangani lembar
persetujuan menjadi responden. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Pekanbaru, April 2021

(Pingky Anggraeny)
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Judul : “Efektivitas Thought Stopping Untuk Menurunkan Stress Pada


Mahasiswa SI Ilmu Keperawatan Stikes Payung Negeri Pekanbaru
Dengan Metode Pembelajaran Daring Selama Pandemi Covid-19”.
Peneliti : Pingky Anggraeny
Nim : 17301083
Alamat : STIKes Payung Negeri Pekanbaru, Jl. Tamtama. No.6 Labuh Baru
Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru.
Setelah memahami tujuan dari penelitian ini, maka saya bersedia berperan serta
dalam penelitian yang berjudul “Efektivitas Thought Stopping Untuk Menurunkan Stress
Pada Mahasiswa SI Ilmu Keperawatan Stikes Payung Negeri Pekanbaru Dengan Metode
Pembelajaran Daring Selama Pandemi Covid-19” yang dilakukan oleh mahasiswi
STIKes Payung Negeri Pekanbaru Program Studi S1 Keperawatan.
Saya mengerti bahwa tidak ada risiko yang akan terjadi pada responden. Oleh
karena itu, saya bersedia untuk membantu penelitian ini secara sukarela tanpa paksaan
dari siapapun.

Pekanbaru, April 2021

(Responden)
SOP TERAPI THOUGHT STOPPING

Proses Pelaksanaan Terapi Tought Stopping


No Komponen
1. Orientasi
a. Menjalin hubungan saling percaya
b. Menjelaskan tujuan pertemuan dan Tindakan yang akan dilakukan
c. Membuat kontrak dan kesepakatan untuk dilakukan 2 kali pertemuan
d. Kaji tingkat stress klien dengan mengisi kuesioner Depression Anxiety Stress Scale
42 (DASS 42).
2. Fase Kerja: Lakukan tindakan selama 30 menit per sesi
Sesi 1:
a. Klien duduk dengan nyaman dan memejamkan mata sambal merasakan hembusan
angin dilingkungan sekitar
b. Kaji dan membuat daftar pikiran yang tidak menyenangkan
c. Memperdengarkan instrument atau alarm sambal mengajak klien untuk mengingat
pikiran yang tidak menyenangkan
d. Putuskan suatu pikiran yang tidak menyenangkan dan ucapkan dalam hati kata
STOP! Selama 30 detik sambal menarik napas dalam
e. Ulangi beberapa kali (3 kali) dan buka mata secara perlahan
f. Minta klien melakukan Latihan dirumah.
Sesi 2:
a. Evaluasi klien apakah sudah melakukan Latihan dirumah dan beri pujian atas usaha
yang dilakukan klien
b. Klien duduk dengan nyaman dan memejamkan mata sampai merasakan hembusan
angin dilingkungan sekitar
c. Minta klien merenungkan pikiran yang tidak diinginkan dan segera berteriak STOP!
Ulangi 3 kali dengan teriakan STOP!
d. Jika berhasil menghentikan pikiran yang tidak diinginkan maka lakukan Latihan
pemutusan pikiran dengan mengatakan STOP! Dengan suara bisikan
e. Buka mata secara perlahan
f. Lakukan evaluasi, tanyakan hasil yang dicapai dan berikan pujian atas usaha klien.
3. Terminasi
a. Kaji tingkat stress klien dengan mengisi kuesioner Depression Anxiety Stress Scale
42 (DASS 42).
b. Berikan pujian dan anjurkan klien menggunakan Teknik ini dalam situasi kehidupan
yang nyata
c. Dokumentasi.
KUESIONER STRESS

A. Identitas Responden:
Nama (Inisial):
Umur :
Kelas :
Alamat :
B. Petunjuk Pengisian
Kuesioner ini terdiri dari berbagai pernyataan yang mungkin sesuai dengan
pengalaman Bapak/Ibu/Saudara dalam menghadapi situasi hidup sehari-hari.
Terdapat empat pilihan jawaban yang disediakan untuk setiap pernyataan yaitu:
0 : Tidak sesuai dengan saya sama sekali, atau tidak pernah.
1 : Sesuai dengan saya sampai tingkat tertentu, atau kadang kadang.
2 : Sesuai dengan saya sampai batas yang dapat dipertimbangkan, atau lumayan
sering.
3 : Sangat sesuai dengan saya, atau sering sekali.
Selanjutnya, Bapak/Ibu/Saudara diminta untuk menjawab dengan cara memberi
tanda silang (X) pada salah satu kolom yang paling sesuai dengan pengalaman
Bapak/Ibu/Saudara selama satu minggu belakangan ini. Tidak ada jawaban yang
benar ataupun salah, karena itu isilah sesuai dengan keadaan diri Bapak/Ibu/Saudara
yang sesungguhnya, yaitu berdasarkan jawaban pertama yang terlintas dalam pikiran
Bapak/Ibu/ Saudara.

No PERNYATAAN 0 1 2 3
Saya merasa bahwa diri saya menjadi marah karena hal-hal
1
sepele.
2 Saya merasa bibir saya sering kering.
3 Saya sama sekali tidak dapat merasakan perasaan positif.
Saya mengalami kesulitan bernafas (misalnya: seringkali
4 terengah-engah atau tidak dapat bernafas padahal tidak
melakukan aktivitas fisik sebelumnya).
5 Saya sepertinya tidak kuat lagi untuk melakukan suatu kegiatan.
6 Saya cenderung bereaksi berlebihan terhadap suatu situasi.
7 Saya merasa goyah (misalnya, kaki terasa mau ’copot’).
8 Saya merasa sulit untuk bersantai.
Saya menemukan diri saya berada dalam situasi yang membuat
9 saya merasa sangat cemas dan saya akan merasa sangat lega jika
semua ini berakhir.
Saya merasa tidak ada hal yang dapat diharapkan di masa
10
depan.
11 Saya menemukan diri saya mudah merasa kesal.
Saya merasa telah menghabiskan banyak energi untuk merasa
12
cemas.
13 Saya merasa sedih dan tertekan.
Saya menemukan diri saya menjadi tidak sabar ketika
14 mengalami penundaan (misalnya: kemacetan lalu lintas,
menunggu sesuatu).
15 Saya merasa lemas seperti mau pingsan.
No PERNYATAAN 0 1 2 3
16 Saya merasa saya kehilangan minat akan segala hal.
Saya merasa bahwa saya tidak berharga sebagai seorang
17
manusia.
18 Saya merasa bahwa saya mudah tersinggung.
Saya berkeringat secara berlebihan (misalnya: tangan
19 berkeringat), padahal temperatur tidak panas atau tidak
melakukan aktivitas fisik sebelumnya.
20 Saya merasa takut tanpa alasan yang jelas.
21 Saya merasa bahwa hidup tidak bermanfaat.
22 Saya merasa sulit untuk beristirahat.
23 Saya mengalami kesulitan dalam menelan.
Saya tidak dapat merasakan kenikmatan dari berbagai hal yang
24
saya lakukan.
Saya menyadari kegiatan jantung, walaupun saya tidak sehabis
25 melakukan aktivitas fisik (misalnya: merasa detak jantung
meningkat atau melemah).
26 Saya merasa putus asa dan sedih.
27 Saya merasa bahwa saya sangat mudah marah.
28 Saya merasa saya hampir panik.
Saya merasa sulit untuk tenang setelah sesuatu membuat saya
29
kesal.
Saya takut bahwa saya akan ‘terhambat’ oleh tugas-tugas sepele
30
yang tidak biasa saya lakukan.
31 Saya tidak merasa antusias dalam hal apapun.
Saya sulit untuk sabar dalam menghadapi gangguan terhadap
32
hal yang sedang saya lakukan.
33 Saya sedang merasa gelisah.
34 Saya merasa bahwa saya tidak berharga.
Saya tidak dapat memaklumi hal apapun yang menghalangi
35
saya untuk menyelesaikan hal yang sedang saya lakukan.
36 Saya merasa sangat ketakutan.
37 Saya melihat tidak ada harapan untuk masa depan.
38 Saya merasa bahwa hidup tidak berarti.
39 Saya menemukan diri saya mudah gelisah.
Saya merasa khawatir dengan situasi dimana saya mungkin
40
menjadi panik dan mempermalukan diri sendiri.
41 Saya merasa gemetar (misalnya: pada tangan).
Saya merasa sulit untuk meningkatkan inisiatif dalam
42
melakukan sesuatu.

Tingkat Depresi Kecemasan Stress


Normal 0–9 0-7 0 – 14

Ringan 10 – 13 8–9 15 – 18

Sedang 14 – 20 10 – 14 19 – 25

Parah 21 – 27 15 – 19 26 – 33

Sangat parah > 28 > 20 > 34

1. Skala depresi: 3, 5, 10, 13, 16, 17, 21, 24, 26, 31,34, 37, 38, 42.
2. Skala kecemasan: 2, 4, 7, 9, 15, 19, 20, 23, 25, 28, 30,36, 40, 41.
3. Skala stress: 1, 6, 8, 11, 12, 14, 18, 22, 27, 29, 32, 33, 35, 39.
Harap diperiksa kembali, jangan sampai ada yang terlewatkan. Terima kasih.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
PAYUNG NEGERI PEKANBARU
PROGRAM STUDI : 1. S.1 KEPERAWATAN 2. S. 1 KESEHATAN MASYARAKAT
3. D III KEPERAWATAN 4. D. III KEBIDANAN 5. PROFESI NERS
JL. Tamtama No. 6 Labuh Baru – Pekanbaru, Riau Telp. (0761) 885214 Fax. (0761) 869162
Website : www.payungnegeri.ac.id Email : info@payungnegeri.ac.id

LEMBAR KONSUL
Nama Mahasiswa : Pingky Anggraeny
NIM : 17301083
Program Studi : S1 Keperawatan
Pembimbing : Ns. Eka Malfasari, M. Kep, S. Kep. J
Judul : Efektivitas Thought Stopping Untuk Menurunkan Stress
Pada Mahasiswa Prodi S1 Ilmu Keperawatan Stikes
Payung Negeri Pekanbaru Dengan Metode Pembelajaran
Daring Selama Pandemi Covid 19
No Hari/Tgl Uraian Ttd Ttd Mhs
Pembimbing
1. Senin, Acc Judul
04/01/2021
2. Selasa, Konsul BAB I
05/01/2021
3. Senin, Revisi BAB I
11/01/2021
4. Selasa, Revisi BAB I
09/02/2021
5. Selasa, Konsul BAB I, BAB II, BAB
III
16/02/2021
6. Senin, Revisi BAB I, BAB II, BAB
III
05/04/2021
7. Rabu, Revisi BAB I, BAB II, BAB
III
14/04/2021
8. Kamis, Konsul Revisi BAB I, BAB II,
BAB III
15/04/2021

Pekanbaru, April 2021


Koordinator

Ns. Rina Herniyanti, M.Kep

Anda mungkin juga menyukai