Anda di halaman 1dari 16

Manajemen Mutu Keperawatan:

Konsep PSBH Dan Konsep POA Dalam Manajemen


Keperawatan

OLEH:
KELOMPOK 1
Afif Indra Pramana
Ayu Wandira
Anggia Pradini
Bella Nofia Tama
M. Fauzie
Trinofwara Marhanif
Konsep Manajemen Mutu Keperawatan

• Pengertian Mutu dalam Pelayanan Keperawatan


1. Mutu
Mutu merupakan gambaran total sifat dari suatu produk atau
jasa pelayanan yang berhubungan dengan kemampuannya untuk
memberikan kebutuhan kepuasan.(American society for quality
control). Mutu adalah “fitness for use” atau kemampuan
kecocokan penggunaan.(J.M. Juran, 1989).
Mutu pelayanan keperawatan merupakan suatu pelayanan
yang menggambarkan produk dari pelayanan keperawatan itu
sendiri yang meliputi secara biologis, psikologis, sosial, dan
spiritual pada individu sakit maupun yang sehat dan dilakukan
sesuai standar keperawatan (Asmuji, 2012).
2. Pelayanan Keperawatan

a. Pelayanan
• Definisi mengenai pelayanan telah banyak
dijelaskan, dan Kottler (2000, dalam Supranto,
2006) menjelaskan mengenai definisi pelayanan
adalah suatu perbuatan di mana seseorang atau
suatu kelompok menawarkan pada
kelompok/orang lain sesuatu yang pada dasarnya
tidak berwujud dan produksinya berkaitan atau
tidak berkaitan dengan fisik produk.
b. Keperawatan

• Menurut Herderson (1966, dalam Kozier et al,


1997) menjelaskan keperawatan sebagai
kegiatan membantu individu sehat atau sakit
dalam melakukan upaya aktivitas untuk
membuat individu tersebut sehat atau sembuh
dari sakit atau meninggal dengan tenang (jika
tidak dapat disembuhkan), atau membantu apa
yang seharusnya dilakukan apabila ia mempunyai
cukup kekuatan, keinginan, atau pengetahuan.
Proses Quality Control ( Kendali Mutu )

• Secara sederhana proses kendali mutu ( Quality


Control ) dimulai dari menyusun strandar –
standar mutu, selanjutnya mengukur kinerja
dengan membandingkan kinerja yang ada
dengan standar yang telah ditetapkan. Apabila
tidak sesuai, dilakukakn tindakan koreksi. Bila
diinginkan peningkatan kinerja perlu menyusun
standar baru yang lebih tinggi dan
seterusnya. (Djoko Wijono, 1999)
Dimensi Mutu Pelayanan Keperawatan

• Windy (2009) menyatakan bahwa dimensi


mutu dalam pelayanan keperawatan terbagi
kedalam 4 macam, diantaranya:
1. Tangible (bukti langsung) 
2. Reliability (keandalan)
3. Responsiveness (ketanggapan)
4. Assurance (jaminan kepastian)
Penilaian Mutu Pelayanan Keperawatan

• Penilaian terhadap mutu dilakukan dengan


menggunakan pendekatan-pendekatan yang
dikelompokkan dalam tiga komponen, yaitu :
1. Audit Struktur (Input)
2. Proses (Process)
3. Hasil (Outcome)
Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Keperawatan

• Upaya dalam peningkatan mutu pelayanan


keperawatan dapat dilaksanakan melalui clinical
governance yang merupakan suatu cara atau
system yang menjamin dan meningkatkan mutu
pelayanan secara sistematis dan efisien dalam suatu
organisasi kesehatan seperti halnya rumah sakit.
Upaya peningkatan mutu sangat terkait dengan
standar baik secara input, proses maupun outcome.
Standar outcome sangatlah penting sebagai
indicator mutu klinis.
Strategi Mutu Pelayanan Keperawatan 

1. Quality Assurance (Jaminan Mutu)


2. Continuous Quality Improvement (Peningkatan Mutu
Berkelanjutan)
3. Total quality manajemen (TQM)
Indikator Mutu Keperawatan

1. Indikator Mutu Keperawatan menurut ANA

Kategori Ukuran

Ukuran 1 Angka kematian pasien karena komplikasi operasi


berfokus
outcomes
pasien 2 Angka decubitus

3 Angka pasien jatuh

4 Angka psien jatuh dengan cidera

5 Angka restrain

6 ISK karena pemasangan cateter di ICU

7 Blood stream infection karena pemasangan cateter line


central di ICU dan HDNC

8 VAP di ICU dn HDNC


2. Indikator mutu pelayanan untuk mengukur tingkat efisiensi RS:

a. Biaya per unit untuk rawat jalan


b. Jumlah penderita yang mengalami decubitus
c. Jumlah penderita yang mengalami jatuh dari tempat tidur
d. BOR: 70-85%
e. BTO (Bed Turn Over): 5-45 hari atau 40-50 kali per satu tempat
tidur/tahun
f. TOI (Turn Over Interval): 1-3 hari TT yang kosong
g. LOS (Length of Stay): 7-10 hari (komplikasi, infeksi nosocomial;
gawat darurat; tingkat kontaminasi dalam darah; tingkat
kesalahan; dan kepuasan pasien)
h. Normal tissue removal rate: 10%
3. Indikator mutu yang berkaitan dengan
kepuasan pasien dapat diukur dengan jumlah
keluhan pasien/keluarganya, surat pembaca
dikoran, surat kaleng, surat masuk di kotak
saran, dan lainnya.
4. Indikator cakupan pelayanan sebuah RS terdiri atas:

a. Jumlah dan presentase kunjungan rawat jalan/inap menurut


jarak RS dengan asal pasien.
b. Jumlah pelayanan dan tindakan seperti jumlah tindakan
pembedahan dan jumlah kunjungan SMF spesialis.
c. Untuk mengukur mutu pelayanan sebuah RS, angka-angka
standar tersebut di atas dibandingkan dengan standar (indicator)
nasional. Jika bukan angka standar nasional, penilaian dapat
dilakukan dengan menggunakan hasil penacatatan mutu pada
tahun-tahun sebelumnya di rumah sakit yang sama, setelah
dikembangkan kesepakatan pihak manajemen/direksi RS yang
bersangkutan dengan masing-masing SMF dan staff lainnya yang
terkait.
5. Indikator mutu yang mengacu pada keselamatan pasien:

a. Keselamatan pasien (patient safety), yang meliputi:


angka infeksi nosokomial, angka kejadian pasien
jatuh/kecelakaan, dekubitus, kesalahan dalam
pemberian obat, dan tingkat kepuasan pasien terhadap
pelayanan kesehatan
b. Pengelolaan nyeri dan kenyamanan
c. Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan
d. Perawatan diri
e. Kecemasan pasien
f. Perilaku (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) pasien
Peran Pemimpin dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan Keperawatan

• Anggri (2011) menyatakan peran sebagai seorang pemimpin


dalam pelayanan keperawatan adalah menjadi model
kepemimpinan yang berpusat pada prinsip (principle centered
leadership). Jika seseorang atau organisasi mempunyai sutu
prinsip dalam hal kepemimpinan, maka akan menjadi model
bagi orang ataupun organisasi lainnya. Suatu model, karakter,
dan kompetensi akan menghasilkan sikap kepercayaan yang
didapatkan dari orang lain maupun lingkungan sekitar. Model
kepemimpinan adalah suatu kombinasi diri kita sebagai pribadi
dan kompetensi yang telah kita kerjakan sehingga kedua
kualitas ini dapat mewakili potensi kita sebagai leadership.

Anda mungkin juga menyukai