Anda di halaman 1dari 8

TANYA JAWAB PRESENTASI KELOMPOK II

MENJAGA MUTU (QUALITY ASSURANCE)

MATA KULIAH MANAJEMEN MUTU RUMAH SAKIT

KELOMPOK II :
Moderator : dr. Amilia Devi Siregar
Presentator : dr. La Ode Muhammad Albar
Anggota : dr. Triandana Budi Wisesa
dr. Fifi Noviana

DOSEN :

DRG. NINING HANDAYANI, SP. PROS, M.M. CIQNR.,CIQAR

Program Pascasarjana Magister Manajemen


Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya
Bandung
2023
PERTANYAAN DAN JAWABAN POST PRESENTASI

PERTANYAAN DAN JAWABAN


1. Pertanyaan Kelompok 1
Bagaimanakah kriteria mutu yang baik?

Jawaban :
Kualitas atau mutu pelayanan kesehatan tidak dapat lepas dari kepuasan
pelanggan atau pasien. Pelayanan kesehatan yang bermutu dapat meningkatkan
kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan. Selain itu, kepuasan pasien
dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan mutu pelayanan sebuah fasilitas
kesehatan. Kepuasan pasien akan tercipta ketika apa yang didapat lebih besar dari
yang diharapkan. Menurut Kotler dalam Cahyono (2008), kepuasan dan
keselamatan pasien dengan tatakelola klinis serta efisiensi merupakan hal penting
dalam menjamin kualitas pelayanan kesehatan. Institute of Medicine (2001) juga
mengatakan hal yang sama, yaitu mutu sebuah pelayanan kesehatan dapat
berdasarkan pada efisiensi, efektifitas, ketepatan waktu, keadilan, berorientasi
pasien, dan keselamatan pasien. Hal tersebut menunjukkan bahwa keselamatan

Sumber :
- Ulumiyah, N.H., (2018). Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan
Penerapan Upaya Keselamatan Pasien di Puskesmas. Jurnal Administrasi
Kesehatan Indonesia Volume 6 No.2 July-December:Universitas Airlangga.
(Hal 3)
2. Pertanyaan Kelompok 3
Menjaga mutu Quality Assurance di RS di bawah struktural apa?

Jawaban :
institusi atau organisasi pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab atas
peningkatan mutu pelayanan secara berkesinambungan dan mampu menjaga
standar pelayanan yang tinggi dengan menciptakan lingkungan yang kondusif
didefinisikan sebagai Clinical Goverrnance. Dalam menjaga mutu Quality
Assurance di RS setiap faskes harus memiliki team kualitas mutu yang akan
memonitoring dalam peningkatan mutu Quality Assurance di RS, dalam struktur
organisai peningkatan mutu yang ada di suatu RS berada di bawah langsung
struktural dari Direktur RS, sehingga team peningkatan kualitas mutu
bertanggung jawab langsung kepada Direktur RS. Program kerja yang
dilaksanakan dalam team ini memonitoring segala kinerja yang berhubungan
dengan mutu dan kualitas pelayanan suatu RS agar terjaga dan menjamin kualitas
pelayanan suatu RS khusunya dalam bidang Assurance kepada konsumen.

Sumber :
- Abdat, M., (2019). Strategi Clinical Governance Dalam Perbaikan Mutu
Pelayanan Rumah Sakit (Clinical Governance Strategy In Improving Of Hospital
Care Quality). Journal Of Syiah Kuala Dentistry Society. (Hal 4)
3. Pertanyaan Kelompok 3 : (Pertanyaan Bebas)
Mengapa QUALITY ASSURANCE di rumah sakit sangat penting?

Jawaban :
Quality Assurance (menjaga mutu) di rumah sakit sangat penting karena rumah
sakit tidak lagi hanya diharapkan memberikan pelayanan kesehatan, tapi juga
pelayanan berkualitas. Rumah sakit dikatakan berhasil jika dapat memberikan
layanan yang berkualitas dalam suatu lingkungan yang menarik. Rumah sakit
tersebut harus mampu bersaing mendapatkan pasar pasien baru dan mendapatkan
kontrak pelayanan kesehatan berjenjang melalui tarif yang bersaing. Rumah sakit
juga harus berpartisipasi dalam jaringan dan sistem pelayanan terintegrasi
sehingga dapat memposisikan rumah sakit tersebut dalam suatu pasar yang
menginginkan penyedia jasa yang dapat menawarkan paket pelayanan yang
terintegrasi secara vertikal. Selain itu adanya kemajuan teknologi yang canggih,
memerlukan pemilihan yang tepat dan rasional antara mutu pelayanan dan biaya.
Pelayanan fungsional mempunyai kontribusi terhadap baik buruknya kinerja
pelayanan berkualitas rumah sakit dan berarah positif.

Sumber :
- Abdat, M., (2019). Strategi Clinical Governance Dalam Perbaikan Mutu
Pelayanan Rumah Sakit (Clinical Governance Strategy In Improving Of Hospital
Care Quality). Journal Of Syiah Kuala Dentistry Society. (Hal 3)

4. KELOMPOK 4
Apa saja ruang lingkup pedoman manajemen puskesmas?

Jawaban :
Untuk menjamin terselenggaranya kegiatan Puskesmas sesuai dengan prinsip dan
fungsi manajemen yang baik, pemerintah menyusun pedoman manajemen
Puskesmas yang tertuang dalam PMK No. 44 tahun 2016 tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas. Seluruh Puskesmas diharapkan mengikuti pedoman ini
dalam menjalankan seluruh kegiatan Puskesmas mulai dari penyusunan rencana
usulan kegiatan (RUK) tahunan, rencana 5 tahunan, penyelenggaraan lokakarya,
hingga proses pengawasan dan penilaian kinerja. Adapun implementasi dari
pedoman ini disesuaikan dengan kondisi dan situasi di masing – masing
Puskesmas.
Ruang lingkup pedoman manajemen puskesmas meliputi :
1. Perencanaan (P1),
2. Pergerakan dan pelaksanaan (P2), dan
3. Pengawasan, pengendalian, penilaian kinerja (P3)

Sumber :
- Al hikami, Mariana, Haksama, S., (2022). Analisis Penerapan Manajemen di
Puskesmas Pacet Berdasarkan PMK No.44 Tahun 2016 Tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas. Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia: Faculty of
Public Health, Universitas Airlangga. (Hal 8-17)
5. Pertanyaan Kelompok 5 : dr. Nerissa
Bagaimana siklus rangkaian kegiatan rutin manajemen Puskesmas untuk
menjamin tercapainya mutu yang baik?

Jawaban :
Dengan dilaksanakannya pemantauan rangkaian kegiatan rutin
berkesinambungan yang dipantau secara berkala dan teratur melalui satu siklus
“Plan-Do-Check-Action (P-D-C-A)”.
Tahap I: Tahap Analisis Sistem (System Analysis)
Tahap ini dilakukan telaah terhadap sistem pelayanan kesehatan di Puskesmas
dengan melakukan pengamatan terhadap proses pelayanan kesehatan dasar yang
dilakukan oleh tenaga medis/ paramedis di Puskesmas dengan menggunakan
daftar tilik (check list). Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat (lain
Puskesmas) yang sudah dilatih dan sebaliknya, menilai yang belum dilatih untuk
mengumpukan data dasar, tentang kepatuhan terhadap standard operating
procedure (check list) dalam pelayanan kesehatan dasar tersebut. Hasil
pengamatan ini disajikan di Daerah sebagai bahan feedback. Masalah atau
persoalan sederhana yang berkaitan dengan kepatuhan (compliance) petugas
dalam memenuhi standar, diselesaikan dengan membuat rencana pelaksanaan
kegiatan (POA-Plan of Action).
Tahap II: Tahap Supervisi (Supervision Based)
Tahap supervisi, dimaksudkan untuk memonitor dan mengevaluasi, apakah POA
telah dilaksanakan sebagaimana mestinya. Tahap ini merupakan langkah lanjutan
terhadap analisis sistem. Dalam tahap ini dilihat apakah petugas telah
meningkatkan mutu kerjanya dengan mematuhi standar operating procedure atau
standar pelayanan kesehatan dasar yang ditetapkan. Survey dilakukan oleh
pimpinan Puskesmas, supervisor dari Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota atau
dari Propinsi, oleh para supervisor atau circuit reider yang telah dilatih.
Tahap III: Tahap pendekatan tim (team based)
Petugas-petugas Puskesmas dalam Tahap ini diharapkan akan dapat
menyelesaikan masalah-masalah kompleks dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan dasar. Suatu masalah atauupaya meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan yang solusinya memerlukan kerja sama darikepemimpinan
tim yang berwawasan mutu dan kepuasan pasien/pelanggan. Tahap
selanjutnyadiharapkan Puskesmas tetap melakukan peningkatan mutu
berkelanjutan CQI/QA dalam PelayananKesehatan Dasar (PKD).

Sumber :
- Machmud, R., (2008). Managemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jurnal
Kesehatan Masyarakat. (Hal 189)
6. Pertanyaan Kelompok 6

Jelaskan pelaksanaan fungsi organisasi quality assurance!

Jawaban :
Pelaksanaan fungsi organisasi quality assurance meliputi 3 (tiga) lini.

- Pertama adalah lini depan, merupakan pelayanan langsung dan dilakukan


sehari-hari di fasilitas pelayanan kesehatan meliputi :
1) Penerimaan dan transfer pasien(triase);
2) Rekam medis atau pencatatan pelaporan;
3) Pelayanan klinik / tindakan medis dan keperawatan;
4) Pelayanan laboratorium;
5) Pelayanan radiologi;
6) Pelayanan transfusi darah;
7) Kebersihan dan strelisisasi ruangan;
8) Gugus Kendali Mutu;
- Kedua adalah lini tengah berupa pelayanan tidak langsung (termasuk penyakit
nosokomial) sampai menitoring dan evaluasi pelayanan mutu rumah saki
meliputi : Pelayanan tidak langsung/periodik
1) Pengendalian infeksi (termasuk penyakit nosokomial);
2) Peer review;
3) Surgical review;
4) Tissue review;
5) Medical record review;
6) Black transfussion review;
7) Drug usage review;
8) Case study;
9) Death case study;
10) Audit commitee;
11) Drug commitee;
12) Accidence commitee;
13) Autopsi meetings;
14) Medical commitee.
- Ketiga adalah lini Belakang merupakan pengarahan dan koordinasi quality
assurance yang meliputi :
1) Kebijakan manajemen mutu rumah sakit;
2) Koordinasi pelayanan mutu bersama Komite Metik, standarisasi prosedur
pelayanan, akreditasi;
3) Pendidikan dan latihan mutu;
4) Penanganan keluhan, klaim dan kepuasan pasien;
5) Kegiatan lintas fungsional;
6) Proyek peningkatan mutu pelayanan yang diperlukan;
7) Monitoring dan evaluasi pelayanan mutu.

Sumber :

7. Pertanyaan Kelompok 7 : dr. Ken Agesta

Aspek apa saja yang termasuk dalam aspek mutu pelayanan rumah sakit?

Jawaban :
Mutu pelayanan rumah sakit dapat dilihat dari segi aspek yang berpengaruh.
Aspek berarti hal-hal yang secara langsung atau tidak berpengaruh terhadap
penilaian. Keempat aspek tersebut adalah seperti berikut :

a. Aspek klinis : Menyangkut pelayanan dokter, perawat dan terkait


dengan teknis medis.
b. Aspek efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pelayanan berdasarkan
pemakaian sumber daya.
c. Aspek keselamatan, keamanan ldan kenyamanan pasien.
d. Aspek kepuasan pasien yang dilayani.

Sumber:
- Suryawati, C. (2004). Kepuasan Pasien Rumah Sakit (Tinjauan Teoritis Dan
Penerapannya Pada Penelitian). Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan. 2004.
Hal 1

Anda mungkin juga menyukai