Mahasiswa:
NADYA AYU SARASWATI
13 G
Pembimbing:
(ARS University)
1
SOAL
UJIAN AKHIR SEMESTER
2. Jelaskan struktur organisasi tempat Saudara/i ikuti, beserta job description masing-
masing unsur/unit.
JAWAB:
3
A. Direktur Utama
Adalah pejabat struktur tertinggi di rumah sakit, yang tugasnya adalah sebagai berikut:
a. Menyusun kebijakan penyusunan program jangka pendek, menengah dan panjang
sesuai kebijakan program kesehatan.
b. Menyusun peraturan peraturan pelaksanaan tugas diseluruh aparat rumah sakit.
c. Memimpin, mengarahkan dan menggerakkan seluruh sumber daya manusia, untuk
merealisasikan rencana kegiatan secara efektif dan efisien
d. Mengkoordinasi dan mempertanggungjawabkan seluruh pelaksanaan kegiatan
rumah sakit serta melaksanakan pengawasan dan evaluasi terhadap unsur pelaksana.
B. Wakil Direktur
Sebagai Wakil Direktur Pelayanan di rumah sakit, peran kita akan melibatkan berbagai
tanggung jawab yang bertujuan untuk memastikan bahwa pasien menerima perawatan yang
berkualitas dan memuaskan. Berikut adalah beberapa tugas dan tanggung jawab yang
mungkin diemban oleh seorang Wakil Direktur Pelayanan di rumah sakit:
1. Manajemen Pelayanan Pasien:
a. Pengembangan Standar Pelayanan:
Menetapkan dan memastikan penerapan standar pelayanan pasien yang tinggi untuk
memastikan kepuasan pasien.
b. Koordinasi Tim:
Mengelola dan mengkoordinasikan tim pelayanan, termasuk dokter, perawat, dan
personel lainnya untuk memastikan kerja sama yang efektif.
2. Peningkatan Kualitas Pelayanan:
4
a. Pemantauan Kualitas:
Mengawasi dan menilai kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien dan
mengidentifikasi area-area perbaikan.
b. Pelatihan dan Pengembangan:
Mengembangkan program pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan staf dalam memberikan pelayanan yang lebih baik.
3. Manajemen Sumber Daya:
a. Pengelolaan Anggaran:
Bertanggung jawab atas pengelolaan anggaran departemen pelayanan pasien,
memastikan penggunaan yang efisien dan efektif dari sumber daya yang tersedia.
b. Pengaturan Fasilitas:
Memastikan fasilitas rumah sakit, termasuk kamar rawat, peralatan medis, dan sumber
daya lainnya, memenuhi standar keamanan dan kenyamanan pasien.
4. Kepatuhan Regulasi:
a. Kepatuhan Hukum:
Memastikan bahwa semua kegiatan dan prosedur terkait pelayanan pasien mematuhi
regulasi dan kebijakan hukum yang berlaku.
b. Akreditasi:
Memastikan bahwa rumah sakit memenuhi persyaratan akreditasi yang ditetapkan oleh
lembaga kesehatan yang berwenang.
5. Interaksi dengan Pasien dan Keluarga:
a. Konsultasi Pasien:
Berinteraksi dengan pasien dan keluarganya untuk memastikan kebutuhan dan harapan
mereka terpenuhi.
b. Penanganan Keluhan:
Menanggapi keluhan pasien dengan cepat dan mencari solusi untuk memperbaiki
pengalaman pasien.
6. Inovasi dan Perbaikan Berkelanjutan:
a. Pengembangan Program Baru:
Mengembangkan program dan layanan baru yang dapat meningkatkan kualitas dan
keberlanjutan pelayanan pasien.
b. Pemantauan Perkembangan Teknologi:
Mengikuti perkembangan teknologi medis dan mengintegrasikannya ke dalam praktik
rumah sakit untuk meningkatkan efisiensi dan pelayanan.
7. Pelaporan dan Evaluasi:
a. Pelaporan Kinerja:
Memantau dan melaporkan kinerja departemen kepada Direktur Rumah Sakit dan, jika
diperlukan, kepada dewan direksi.
b. Evaluasi Proses:
Melakukan evaluasi rutin terhadap proses-proses pelayanan pasien untuk
mengidentifikasi peluang perbaikan.
5
Wakil Direktur Pelayanan di rumah sakit memiliki peran penting dalam memastikan
bahwa pasien menerima perawatan yang aman, efisien, dan berorientasi pada kebutuhan
mereka. Kesuksesan dalam peran ini membutuhkan kemampuan manajerial yang kuat,
kepemimpinan yang efektif, serta kepekaan terhadap kebutuhan pasien dan keluarganya.
6
b. Mengembangkan strategi untuk meningkatkan pengumpulan data, pelaporan, dan
analisis casemix.
7. Kualitas Pelayanan:
a. Berkontribusi pada perbaikan kualitas pelayanan pasien dengan memastikan bahwa
data yang akurat digunakan untuk evaluasi kinerja staf medis dan perencanaan pengobatan.
8. Edukasi dan Pelatihan:
a. Mengedukasi staf rumah sakit, termasuk dokter, perawat, dan pegawai administrasi,
tentang pentingnya pemahaman dan kepatuhan terhadap sistem casemix.
9. Evaluasi dan Rekomendasi:
a. Melakukan evaluasi rutin terhadap implementasi casemix dan membuat
rekomendasi perbaikan jika diperlukan.
b. Berpartisipasi dalam peninjauan kinerja rumah sakit dan memberikan masukan
terkait dengan pengelolaan data pasien.
Seorang Kepala Bagian Casemix di rumah sakit perlu memiliki pemahaman mendalam
tentang proses pengelolaan data pasien, regulasi kesehatan, dan sistem casemix. Mereka juga
harus memiliki keterampilan manajemen yang kuat untuk mengkoordinasikan dengan
departemen lain dan memastikan bahwa rumah sakit mematuhi standar dan regulasi yang
berlaku.
D. Verifikator Internal
Seorang verifikator internal di rumah sakit memiliki tanggung jawab utama untuk
memastikan bahwa prosedur dan kebijakan internal rumah sakit berjalan sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. Tugas utamanya melibatkan pemeriksaan dan evaluasi
kegiatan operasional rumah sakit untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi, kebijakan
internal, dan standar kesehatan yang berlaku. Berikut adalah beberapa aspek yang tercakup
dalam job description seorang verifikator internal di rumah sakit:
1. Audit dan Evaluasi:
a. Melakukan audit internal terhadap berbagai departemen dan proses di rumah sakit.
b. Menilai kepatuhan terhadap regulasi dan kebijakan internal.
c. Mengidentifikasi potensi risiko dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan.
2. Kepatuhan dan Standar:
a. Memastikan bahwa rumah sakit mematuhi semua peraturan dan standar yang
berlaku, termasuk hukum kesehatan dan regulasi pemerintah.
b. Memeriksa dan memastikan bahwa dokumen medis dan rekam medis pasien
terkelola dengan benar sesuai dengan standar privasi dan keamanan.
3. Pelaporan:
a. Menyiapkan laporan hasil audit dan merekomendasikan tindakan perbaikan.
b. Memberikan pembaruan kepada manajemen dan pemangku kepentingan tentang
temuan dan rekomendasi.
4. Pelatihan dan Pemantauan:
a. Memberikan pelatihan kepada staf rumah sakit tentang kebijakan dan prosedur baru.
7
b. Memantau pelaksanaan rekomendasi yang telah diajukan setelah audit.
5. Pengembangan Kebijakan:
a. Berkontribusi dalam pengembangan kebijakan dan prosedur baru untuk
meningkatkan efisiensi dan kepatuhan.
b. Mengidentifikasi area di mana perubahan kebijakan diperlukan berdasarkan hasil
audit dan evaluasi.
6. Kerjasama Tim:
a. Bekerja sama dengan departemen lain dalam rumah sakit untuk memastikan
koordinasi dan kerjasama yang baik dalam implementasi perubahan yang diperlukan.
7. Pemecahan Masalah:
a. Mengidentifikasi masalah-masalah operasional dan mencari solusi yang sesuai
untuk meningkatkan efisiensi dan kepatuhan.
8. Kontinuitas dan Perbaikan Berkelanjutan:
Berpartisipasi dalam proses perbaikan berkelanjutan untuk memastikan bahwa rumah
sakit terus meningkatkan kualitas layanan dan kepatuhan terhadap standar.
Penting untuk dicatat bahwa job description seorang verifikator internal di rumah sakit
dapat bervariasi tergantung pada ukuran dan kompleksitas rumah sakit tersebut, serta
peraturan lokal dan nasional yang berlaku. Seorang verifikator internal harus memiliki
pemahaman yang kuat tentang regulasi kesehatan, kebijakan rumah sakit, serta kemampuan
analisis dan pemecahan masalah yang baik.
8
b. Pengelolaan Arsip: Mengelola dokumen dan catatan medis secara terstruktur untuk
memudahkan akses dan pencarian informasi di masa depan.
4. Kerjasama Tim:
a. Kolaborasi dengan Tim Medis: Berinteraksi dengan dokter, perawat, dan staf medis
lainnya untuk mendapatkan informasi tambahan yang mungkin diperlukan untuk pengkodean
yang akurat.
b. Bekerja dengan Departemen Keuangan: Menyajikan data pengkodean kepada
departemen keuangan untuk tujuan penagihan dan klaim asuransi.
5. Pelaporan dan Audit:
a. Pelaporan Reguler: Menyiapkan laporan reguler tentang data pasien, pengkodean,
dan aktivitas rawat jalan dan rawat inap.
b. Audit Kualitas Data: Melakukan audit internal secara berkala untuk memastikan
keakuratan dan kepatuhan data dengan standar yang berlaku.
6. Kepatuhan Regulasi:
a. Kepatuhan Hukum dan Etika: Memastikan semua aktivitas pengkodean dan
pengelolaan data mematuhi regulasi hukum dan etika yang berlaku dalam bidang perawatan
kesehatan.
7. Pelatihan dan Pengembangan:
a. Pendidikan Kontinu: Mengikuti pelatihan dan workshop untuk terus memperbarui
pengetahuan tentang perubahan terkini dalam pengkodean dan regulasi di bidang kesehatan.
Dalam pekerjaan ini, ketelitian, keakuratan, dan etika profesional sangat penting.
Kesalahan dalam pengkodean atau pengelolaan data dapat memiliki konsekuensi serius baik
bagi pasien maupun rumah sakit itu sendiri, termasuk masalah kepatuhan hukum dan
finansial.
a. Pekerjaan itu berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri, sehingga diperlukan
pembagiankerja, tugas, dan tanggung jawab dalam penyelesainnya.
b. Perusahaan akan dapat berhasil baik, jika manajemen diterapkan dengan baik.
9
c. Manajemen yang baik akan meningkatkan daya guna dan hasil guna semua
potensiyang dimiliki.
1. Pekerjaan itu berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri sehingga diperlukan
adanyapembagian kerja, tugas dan tanggung jawab dalam penyelesaiannya.
3. Manajemen yang baikm dapat meningkatkan kinerja dari semua potensi yang
dimiliki.
Manajemen selalu terdapat dan sangat penting untuk mengatur semua kegiatan
dalamrumah tangga, sekolah, koperasi, yayasan-yayasan, pemerintahan dan lain sebagainya.
4. Jelaskan upaya apa saja yang harus dilakukan oleh suatu organisasi agar
tetap exist atau mampu menjalankan fungsinya secara optimal.
JAWAB:
a. Fungsi organisasi harus berjalan sesuai tujuan organisasi yang telah ditetapkan dari
masing-masing bagian dalam organisasi itu sendiri. Fungsi dan bentuk organisasi
merupakan satu kesatuan bentuk yang harus dipahami dengan benar dan tepat guna agar
tercapainya tujuan organisasi dengan baik dan benar, sesuai visi dan misi organisasi itu
10
sendiri.
h. Budaya Organisasi:
Dengan langkah-langkah ini, organisasi dapat tetap relevan dan berdaya saing
11
Organisasi yang fleksibel mungkin memiliki struktur yang lebih terbuka dan
terdesentralisasi. Mereka memungkinkan karyawan untuk berkolaborasi secara lintas
departemen atau tim proyek, memfasilitasi pertukaran ide dan inovasi.
b. Budaya Kerja:
Organisasi yang menganut prinsip fleksibilitas biasanya memiliki budaya kerja yang
mendukung inovasi dan eksperimen. Mereka mungkin memberikan ruang untuk karyawan
mengajukan ide baru, bahkan jika ide tersebut di luar jangkauan pekerjaan mereka yang
biasa.
b. Pola Kerja:
Dalam era modern dengan teknologi yang terus berkembang, fleksibilitas juga dapat
berarti memungkinkan karyawan untuk bekerja dari jarak jauh atau mengadopsi model
kerja fleksibel. Ini mencakup penggunaan telecommuting, kerja paruh waktu, atau jadwal
kerja yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu.
c. Kebijakan dan Prosedur:
Organisasi yang fleksibel mungkin memiliki kebijakan dan prosedur yang mudah
disesuaikan. Mereka dapat mengubah kebijakan dengan cepat ketika diperlukan untuk
merespons perubahan pasar atau peraturan pemerintah.
d. Pelatihan dan Pengembangan:
Organisasi yang memahami nilai fleksibilitas juga mungkin memiliki program
pelatihan dan pengembangan yang mencakup peningkatan keterampilan dan pengetahuan
karyawan untuk menghadapi tantangan baru dan berkembang bersama dengan organisasi.
e. Penerimaan Terhadap Perubahan:
Organisasi yang fleksibel mungkin memiliki budaya yang menerima perubahan
sebagai suatu keharusan. Mereka mengajarkan karyawan untuk tidak hanya menerima
perubahan, tetapi juga mengambil peran aktif dalam proses perubahan.
Ketika organisasi mempraktikkan prinsip fleksibilitas, mereka mampu merespons
perubahan pasar dengan lebih cepat, meningkatkan inovasi, dan mempertahankan daya
saing mereka. Fleksibilitas ini juga membantu organisasi untuk tetap relevan dan
berkelanjutan dalam lingkungan bisnis yang dinamis dan berubah-ubah.
12