Program Pascasarjana
Dosen Pengampu :
Mahasiswa:
Soal/Pertanyaan:
1. Seorang pemimpin baiknya memiliki growth mindset. (a). Sebutkan karkteristik dari
growth mindset. (b) Kemudian buat analisa karakteristik tersebut dan seberapa
signifikankah ada pada diri Anda? (c) Sebutkan pula contohnya tiap karekteristik yang
melekat pada diri Anda!
2. Sebutkan dan jelaskan potensi konflik atau krisis yang terdapat pada lingkungan kerja
Anda, kemudian berikan penjelasan terkait pendekatan komunikasi yang akan
diterapkan pada tiap potensi konflik tersebut!
3. Buat skema rencana kerja di lingkungan perusahaan/rumah sakit/klinik yang bapak
ibu pimmpin dengan mempertimbangkan potensi offline dan online!
4. (a) Sebutkan dan jelaskan komponen dalam digital ecosystem. (b) Buat pula anlisa
prosentase antar komponen tersebut yang saat ini ada pada lingkungan
perusahaan/rumah sakit/klinik yang bapak ibu pimpin!
JAWABAN
(b) Kemudian buat analisa karakteristik tersebut dan seberapa signifikankah ada pada diri
Anda?
Berdasarkan karakteristik growth mindset pada nomor 1a diatas, berikut analisa
karakteristik growth mindset terhadap diri kami:
- Penerimaan perubahan dan tantangan
Dalam proses kami berkarir sebagai dokter, mulai dari saat pendidikan hingga profesi,
banyak perubahan dan tantangan yang kami lalui, salah satunya seperti perubahan
pola pembelajaran dan pelayanan kesehatan secara digital. Kami menjadikan setiap
hal nya sebagai kesempatan untuk tumbuh dan mengembangkan kemampuan baru.
- Keyakinan akan kemampuan berkembang
Kami terus melakukan update keilmuan melalui kegiatan ilmiah dan pelatihan
kedokteran, karena kami meyakini bahwa kemampuan kami saat ini masih harus
ditingkatkan lagi sehingga dapat meningkatkan keterampilan.
- Fokus pada proses daripada hasil
Kami memberikan pelayanan kesehatan terbaik berdasarkan keilmuan yang kami
miliki, dan hasilnya akan kami serahkan kepada ketetapan Allah SWT. Kami
meyakini dengan ketekunan dari setiap prosesnya akan sebanding dengan hasil yang
diterima.
- Belajar dari kritik dan kegagalan
Kami menerima setiap kritik untuk melakukan perbaikan, dan menjadikan kegagalan
sebagai pengalaman untuk terus tumbuh dan belajar.
- Inspirasi dari kesuksesan orang lain
Kami juga terinspirasi oleh dokter-dokter lain yang lebih hebat dan berpengalaman,
dan menjadikannya sebagai semangat bagi kami untuk mengikuti jejaknya, bahwa hal
tersebut mungkin untuk diraih.
- Tanggap terhadap usaha orang lain
Kami menghargai segala bentuk usaha orang lain disekitar kami dan menjadikan hal
tersebut sebagai pemicu untuk lebih bekerja keras demi kesuksesan bersama.
- Mengatasi hambatan dengan ketekunan
Kami tidak akan menyerah dari setiap hambatan dan kegagalan yang kami alami,
kami akan tekun untuk terus mencoba hingga berhasil dan akan selalu
mengembangkan diri.
- Menikmati proses belajar
Kami sangat menikmati proses belajar, terdapat kesenangan dan kepuasan tersendiri
yang kami rasakan, dan tidak akan ternilai oleh apapun.
- Mengejar pengetahuan baru
Kami tidak hanya mempelajari keilmuan medis, kami juga senang mengeksplor
pengetahuan baru melalui berbagai sumber, baik online maupun offline.
- Percaya pada daya upaya
Kami percaya bahwa setiap upaya yang dilakukan akan memaksimalkan potensi diri,
sehingga kami konsisten untuk terus bekerja keras demi pencapaian yang lebih baik.
(c) Sebutkan pula contohnya tiap karekteristik yang melekat pada diri Anda!
Berdasarkan analisa pada pada nomor 1b diatas, berikut contoh dari tiap karakteristik
yang ada pada diri kami:
Potensi konflik atau krisis juga dikenal sebagai situasi abnormal yang tejadi pada
setiap organisasi dan mengancam kelangsungan organisasi. Pada setiap lingkungan
kerja, memiliki krisis yang berbeda-beda tergantung pada karakter tiap individu,
sistem manajemen, fasilitas, dan lain-lain. Menanggapi hal tersebut, dibutuhkan
kepemimpinan yang mampu mengelola situasi krisis menggunakan pendekatan
komunikasi secara profesional dan komprehensif. Berikut beberapa pendekatan
komunikasi, antara lain:
a. Pendekatan subjek
Jenis pendekatan ini disebut sebagai pendekatan pihak pertama karena didasarkan
pada persepsi si pembicara. Dengan pendekatan ini, seseorang melakukan komunikasi
dengan mempertimbangkan maksud dan tujuan si pembicara.
b. Pendekatan objek
Jenis pendekatan ini didasarkan pada persepsi atau sudut pandang lawan bicara.
Dengan pendekatan ini, pembicara akan mempertimbangkan perasaan dan pemikiran
lawan bicara sehingga komunikasi yang dilakukan dapat dimengerti dengan baik serta
tidak menimbulkan kesalahpahaman.
c. Pendekatan emosional
Jenis pendekatan ini merupakan kemampuan untuk memposisikan diri di pihak lawan
bicara. Tujuannya hampir sama dengan pendekatan objek, namun dalam hal ini situasi
emosi lebih ditekankan. Sebagai penutur, seseorang harus mampu berpikir apakah
kata-kata yang diucapkan dapat diterima dengan baik oleh lawan bicara.
d. Pendekatan eksplisit
Manusia memiliki keterbatasan dalam hal memahami manusia termasuk lawan
bicaranya. Pendekatan eksplisit diperlukan untuk memperkaya pengetahuan tentang
orang lain. Hal ini dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti buku, artikel, berita,
dan sebagainya. Referensi yang didapatkan dari sumber tersebut dapat digunakan
untuk memahami orang lain dan berkomunikasi dengan mereka secara lebih baik.
Berikut penjelasan kami mengenai potensi konflik atau krisis dan pendekatan
komunikasinya di lingkungan tempat kami bekerja:
- Krisis kepercayaan
Hal ini dapat terjadi apabila pimpinan tidak transparan dalam pengelolaan hal-hal
yang berhubungan dengan karyawan. Contoh: pembagian jadwal dan jobdesc yang
tidak transparan, tidak memperlakukan setiap karyawan secara adil, atau pemberian
hak karyawan yang tertunda.
Pendekatan komunikasi yang dapat digunakan adalah pendekatan subjek. Seorang
pemimpin harus melakukan transparansi dan mengomunikasikan maksud dan tujuan
kepada karyawan secara bijak, sehingga akan tercipta rasa saling percaya dan
menghindari spekulasi atau rumor yang tidak diingikan.
- Konflik antar-individu
Hal ini dapat terjadi pada setiap individu di lingkungan pekerjaan, terkait perbedaan
pendapat, nilai-nilai, gaya kerja, atau tujuan antar karyawan. Contoh: persaingan antar
karyawan yang tidak sehat, salah satu karyawan tidak bertanggung jawab terhadap
kewajibannya sehingga membebankan individu lainnya, atau terdapat perlakuan yang
berbeda antara junior dan senior.
Pendekatan komunikasi yang dapat digunakan adalah pendekatan objek. Seorang
pemimpin harus dapat merangkul dan berkomunikasi kepada setiap pihak dengan
mempertimbangkan segala aspek masalah, menjadi pendengar yang baik dan
memberikan umpan balik yang konstruktif sehingga dapat menjadi solusi bagi setiap
individu yang terlibat.
- Krisis manajemen kinerja
Hal ini dapat terjadi sebagai bentuk ketidakpuasan karyawan terhadap sistem
manajemen kinerja yang dapat mempengaruhi motivasi dan produktivitas karyawan.
Contoh: tidak terdapat jenjang karir, gaji karyawan tidak naik, suasana kerja tidak
nyaman, atau urusan administrasi yang ribet.
Pendekatan komunikasi yang dapat digunakan adalah pendekatan emosional. Dalam
hal ini seorang pemimpin harus dapat merasakan apa yang dirasakan oleh
karyawannya, sehingga pemimpin dapat melakukan perubahan-perubahan pada sistem
manajemen kinerja secara tepat dengan mempertimbangkan aspek karyawan dan
perusahaan. Selain itu, pemimpin harus dapat berkomunikasi dengan menginspirasi,
memotivasi, dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan bersama yang lebih
tinggi, serta mengembangkan potensi diri tiap individu.
Dalam hal potensi offline dan online, berikut skema rencana kerja yang dapat
dimaksimalkan, sesuai pada tabel.
Offline Online
- Meningkatkan mutu pelayanan - Penyampaian informasi, pendaftaran,
kesehatan untuk meningkatkan pemasaran produk/jasa berbasis
kepuasan pasien website dan aplikasi yang mudah
- Menjalin kerja sama dengan diakses
kemitraan lokal maupun nasional - Melaksanakan digitalisasi layanan
- Meningkatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara terintegrasi antar unit,
kesehatan, seperti ruangan, alat baik pendaftaran, manajemen, rekam
penunjang, jumlah tempat tidur, dan medis, penunjang, farmasi, dan
sebagainya lainnya.
- Pengembangan manajemen rumah - Memaksimalkan sosial media untuk
sakit dengan mempertimbangkan menyampaikan konten edukasi
kesejahteraan karyawan dan kesehatan terupdate
kemajuan rumah sakit - Memaksimalkan email sebagai sarana
- Melaksanakan pelatihan bagi sumber pemasaran dan penyampaian hasil
daya manusia baik internal maupun pemeriksaan penunjang kepada
eksternal pasien/keluarga
- Memfasilitasi tenaga kesehatan pada
pelatihan-pelatihan nasional dan
internasional secara daring
Digital ecosystem adalah sebuah sumber daya teknologi informasi yang saling
terhubung yang dapat berfungsi sebagai sebuah unit. Digital ecosystem terdiri dari
pemasok, pelanggan, mitra dagang, aplikasi, penyedia layanan data pihak
ketiga, dan seluruh teknologi yang berkaitan.
Konten digital
Informasi dan materi yang disediakan melalui platform, seperti artikel kesehatan,
video edukatif, atau webinar. Konten ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan
informasi kesehatan kepada pasien dan masyarakat.
Pengguna atau konsumen digital
Orang-orang yang berinteraksi dengan platform dan mengonsumsi konten digital.
Mereka termasuk pasien, keluarga pasien, atau masyarakat umum yang mencari
informasi kesehatan.
Data
Informasi yang dihasilkan dari interaksi pengguna dengan platform, termasuk data
medis, preferensi, dan perilaku. Data ini dapat digunakan untuk analisis, perbaikan
proses, dan memberikan pengalaman yang lebih personal dalam pelayanan kesehatan.