Anda di halaman 1dari 9

GANJIL

NAMA (TANPA GELAR): YULIA INDIRA RUKMANA

NIM: 71211206

No. ABSEN / KELOMPOK /KELAS: 36/ II/ 7B

UAS MANAGEMEN MUTU RUMAH SAKIT

DOSEN: DRG NINING HANDAYANI SP.PROS, MM., CIQnR., CIQaR

WAKTU: 120 menit

SOAL: Essay 24 soal(@ 12 soal

Kamis, 14 September 2023

1. Apa tujuan dari akreditasi Rumah Sakit

Jawab :

Tujuan dari akreditasi Rumah Sakit adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan, meningkatkan keselamatan pasien, meningkatkan perlindungan bagi pasien,
masyarakat, dan sumber daya manusia, serta meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap
Rumah Sakit. Akreditasi juga bertujuan untuk memberikan bimbingan kepada Rumah Sakit
dalam rangka meningkatkan kinerja dalam mempersiapkan survei Akreditasi yang dilakukan
oleh pembimbing Akreditasi dari lembaga independen pelaksana Akreditasi. Rumah Sakit
yang telah mendapatkan status Akreditasi nasional diwajibkan membuat perencanaan
perbaikan strategis sesuai dengan standar akreditasi yang berlaku.

Referensi :

-PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN


2020 TENTANG AKREDITASI RUMAH SAKIT

3. Pokja apa saja yang ada dalam SNARS 1.1,dan Starkes 2022 perbedaannya
dimana?

Jawab :
SNARS 1.1 adalah Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit edisi 1.1 yang
dikeluarkan oleh KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) . STARKES adalah singkatan dari
Standar Akreditasi Rumah Sakit yang dikeluarkan pada tahun 2022. SNARS 1.1 dan
STARKES adalah dua standar akreditasi rumah sakit yang berbeda. SNARS 1.1 lebih mudah
dipahami dan dilaksanakan oleh rumah sakit. STARKES mencakup Penyelenggaraan Rekam
Medis dan ada beberapa standar yang relatif sama dengan SNARS 1.1, tetapi ada beberapa
standar yang berbeda terutama dalam ruang lingkup kedokteran umum dan layanan
spesialis. Pokja (Panitia Penyusun Standar) adalah kelompok ahli yang bertanggung jawab
untuk menyusun standar akreditasi rumah sakit. Perbedaan antara SNARS 1.1 dan STARKES
terletak pada beberapa standar yang berbeda.
SNARS 1.1 dan STARKES 2022 adalah dua standar akreditasi rumah sakit yang
berbeda. Berikut adalah perbedaan antara SNARS 1.1 dan STARKES 2022:

1. SNARS 1.1 dikeluarkan oleh KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) sedangkan
STARKES 2022 dikeluarkan oleh pemerintah melalui KMK No. 1128 Tahun 2022.
2. STARKES 2022 mencakup Penyelenggaraan Rekam Medis, sedangkan SNARS
1.1 tidak.
3. Ada beberapa standar yang relatif sama antara SNARS 1.1 dan STARKES 2022,
tetapi ada beberapa standar yang berbeda terutama dalam ruang lingkup kedokteran
umum dan layanan spesialis.
4. SNARS 1.1 lebih mudah dipahami dan dilaksanakan oleh rumah sakit
5. STARKES 2022 memiliki struktur yang lebih sederhana dibandingkan dengan
SNARS 1.1

Referensi :
- STARSKES – KMK No. 1128 Tahun 2022 Tentang Standar Akreditasi Rumah Sakit
- pedoman survey akreditasi rumah sakit direktorat jenderal pelayanan Kesehatan kementrian
Kesehatan RI 2022

5. Bagaimana cara menerapkan pdca atau pdsa dalam suatu masalah di Rumah
sakit?

Jawab :
Metode Plan-Do-Study-Act (PDSA) adalah cara untuk menguji perubahan yang diterapkan
dalam rangka memastikan berjalannya peningkatan mutu di fasilitas kesehatan. PDSA
menggunakan empat tahap pendekatan, yaitu Plan, Do, Study, dan Act. Berikut adalah cara
menerapkan PDSA dalam suatu masalah di rumah sakit:
1. Plan: Identifikasi tahap perubahan yang diperlukan untuk perbaikan. Misalnya, jika ada
masalah dalam proses pelayanan pasien, identifikasi tahap-tahap yang perlu diperbaiki.
2. Do: Uji perubahan yang telah dilakukan. Lakukan perubahan pada tahap yang telah
diidentifikasi pada tahap Plan.
3. Study: Teliti keberhasilan perubahan. Evaluasi hasil dari perubahan yang telah dilakukan
pada tahap Do.
4. Act: Identifikasi adaptasi dan informasikan siklus baru. Jika hasil evaluasi pada tahap
Study menunjukkan bahwa perubahan yang dilakukan berhasil, maka terapkan perubahan
tersebut secara permanen. Jika tidak berhasil, identifikasi masalah dan lakukan perbaikan
pada tahap PlanPerbedaan antara PDCA dan PDSA adalah siklusnya. PDCA memiliki
empat tahap, yaitu Plan, Do, Check, dan Action, sedangkan PDSA memiliki empat tahap,
yaitu Plan, Do, Study, dan Act. Namun, keduanya dapat digunakan dalam konteks
kesehatan untuk meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit
Berikut adalah langkah-langkah menerapkan metode PDSA di rumah sakit:
1. Plan: Identifikasi tahap perubahan yang diperlukan untuk perbaikan. Misalnya, jika ada
masalah dalam proses pelayanan pasien, identifikasi tahap-tahap yang perlu diperbaiki.
2. Do: Uji perubahan yang telah dilakukan. Lakukan perubahan pada tahap yang telah
diidentifikasi pada tahap Plan.
3. Study: Teliti keberhasilan perubahan. Evaluasi hasil dari perubahan yang telah dilakukan
pada tahap Do.
4. Act: Identifikasi adaptasi dan informasikan siklus baru. Jika hasil evaluasi pada tahap
Study menunjukkan bahwa perubahan yang dilakukan berhasil, maka terapkan perubahan
tersebut secara permanen. Jika tidak berhasil, identifikasi masalah dan lakukan perbaikan
pada tahap Plan.Perlu diingat bahwa penggunaan Siklus PDSA mempunyai intervensi
yang kompleks dan dipengaruhi oleh konteks lokal. Intervensi yang kompleks
menyebabkan pelaporan atau dokumentasi yang dilakukan tidak lengkap. Oleh karena itu,
perlu dilakukan penilaian berdasarkan kerangka teoritis yang dikembangkan oleh Michael
dan tim untuk menilai penerapan siklus PDSA
Referensi :
Luwiharsih, 2019. Plan-Do-Study-Act cycle and the model for improvement. Komisi
Akreditasi Rumah Sakit. ISQua

7. Sebutkan Manfaat menjaga mutu pelayanan Kesehatan di Indonesia?

Jawab :

Manfaat menjaga mutu pelayanan kesehatan di Indonesia adalah sebagai berikut:


1. Meningkatkan efektivitas pelayanan kesehatan, yaitu kemampuan mengatasi masalah
kesehatan secara tepat dan benar.
2. Meningkatkan efisiensi pemakaian sumber daya pelayanan kesehatan.
3. Meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
4. Melindungi penyelenggara pelayanan kesehatan dan kemungkinan timbulnya gugatan
hukum.
5. Fokus pada pasien, sehingga sarana pelayanan kesehatan dapat menggunakan data dan
menggunakannya untuk memprediksi kebutuhan pasien
Referensi :
Hanevi Djasri, 2013. International Forum on Quality & Safety in Healthcare.wordpress

9. Jelaskan apa yang dimaksud credence quality

Jawab :

Credence quality adalah salah satu dimensi kualitas jasa yang mengacu pada kualitas yang
sulit dievaluasi oleh pelanggan meskipun mereka telah mengonsumsi suatu jasa. Contoh dari
credence quality adalah kualitas operasi jantung atau bedah jantung

Referensi: :
Dwee, D., Dion, H. B., & Brown, I. S. (2012). Information quality concept: A basic
introduction. University.

11. Jelaskan apa yang dimaksud dengan analisis situasi

Jawab :
Analisis situasi bertujuan untuk mengumpulkan informasi mencakup jenis dan bentuk
kegiatan, pihak atau publik yang terlibat, tindakan dan strategi yang akan diambil, taktik, serta
anggaran biaya yang diperlukan dalam melaksanakan program. Analisis situasi adalah tahap
awal dalam proses perencanaan yang bertujuan untuk melakukan penilaian atas situasi yang
terjadi dengan cara mengumpulkan dan menganalisis data. Analisis situasi dilakukan untuk
mengumpulkan informasi mencakup jenis dan bentuk kegiatan, pihak atau publik yang terlibat,
tindakan dan strategi yang akan diambil, taktik, serta anggaran biaya yang diperlukan dalam
melaksanakan program. Proses analisis situasi terdiri dari analisis situasi internal dan analisis
situasi eksternal. Analisis situasi internal merupakan tinjauan ulang secara menyeluruh
terhadap persepsi dan tindakan organisasi, sedangkan analisis situasi eksternal merupakan
tinjauan ulang secara sistematis latar belakang masalah yang berada di luar organisasi. Hasil
analisis situasi ini sangat penting, untuk menemukan keterkaitan antar masalah dengan layanan
yang disediakan oleh provider. Aspek terpenting dari analisis situasi adalah sifatnya yang
berkelanjutan (ongoing process). Analisis situasi dilakukan bukan pada satu waktu, tetapi
terus-menerus dilakukan untuk memperbaharui data dan informasi yang diperoleh.

Referensi :

https://www.bilsonsimamora.com/analisis-situasi/

13. Kualitas RS yang baik akan memberi manfaat apa saja

Jawab :

Kualitas RS yang baik memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat, staf, dan
rumah sakit itu sendiri. Berikut adalah beberapa manfaat dari akreditasi rumah sakit yang
baik:
 Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
 Memberikan jaminan tersedianya fasilitas, tenaga, dan lingkungan yang diperlukan untuk
memberikan pelayanan sebaik-baiknya.
 Memberikan jaminan dan kepuasan kepada masyarakat.
 Meningkatkan keselamatan pasien.
 Meningkatkan profesionalisme rumah sakit Indonesia di mata internasional.
 Mendukung program pemerintah di bidang kesehatan.
 Meningkatkan perlindungan bagi masyarakat, sumber daya manusia di rumah sakit, dan
rumah sakit sebagai institusi.
 Meningkatkan kepuasan pasien.
 Meningkatkan komitmen organisasi dan kepuasan kerja.

Dengan demikian, kualitas RS yang baik sangat penting untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang berkualitas dan aman bagi masyarakat serta meningkatkan profesionalisme
rumah sakit itu sendiri

Referensi :

Permenkes RI No 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit

15. Apa perbedaan Panduan,Pedoman, dan SOP dalam akreditasi dipokja MIRM

Jawab :

Panduan, Pedoman, dan SOP adalah dokumen yang digunakan dalam akreditasi rumah
sakit. Berikut adalah perbedaan antara ketiganya:
 Panduan adalah dokumen yang berisi petunjuk atau arahan dalam melakukan suatu
tindakan atau kegiatan. Panduan dapat berupa buku, brosur, atau dokumen lain yang berisi
informasi yang berguna dalam melakukan suatu tindakan atau kegiatan. Contoh panduan
dalam akreditasi rumah sakit adalah Panduan Penyusunan Dokumen Akreditasi dan
Panduan Tata Naskah Akreditasi Rumah Sakit.
 Pedoman adalah dokumen yang berisi aturan atau kebijakan yang harus diikuti dalam
melakukan suatu tindakan atau kegiatan. Pedoman biasanya lebih formal daripada panduan
dan dapat berupa peraturan atau kebijakan yang dikeluarkan oleh lembaga atau instansi
tertentu. Contoh pedoman dalam akreditasi rumah sakit adalah Regulasi Penyusunan
Dokumen Versi SNARS.
 SOP (Standard Operating Procedure) adalah dokumen yang berisi prosedur atau langkah-
langkah yang harus diikuti dalam melakukan suatu tindakan atau kegiatan. SOP biasanya
lebih detail daripada panduan dan pedoman, dan digunakan untuk memastikan bahwa
suatu tindakan atau kegiatan dilakukan dengan konsisten dan sesuai dengan standar yang
berlaku. Contoh SOP dalam akreditasi rumah sakit adalah Standar Prosedur Operasional
(SPO).

Dalam akreditasi rumah sakit, panduan, pedoman, dan SOP memiliki peran yang berbeda
namun saling terkait. Panduan dan pedoman digunakan untuk memberikan arahan dan aturan
yang harus diikuti dalam melakukan suatu tindakan atau kegiatan, sedangkan SOP digunakan
untuk memastikan bahwa tindakan atau kegiatan tersebut dilakukan dengan konsisten dan
sesuai dengan standar yang berlaku.

Referensi :

STARKES – Akreditasi Rumah Sakit Indonesia – SNARS.WEB.ID

17. Jelaskan kepuasan pelanggan/pasien menurut mhsw

Jawab :

Kepuasan pelanggan atau pasien adalah suatu tingkat perasaan yang timbul pada
pelanggan atau pasien sebagai akibat dari kinerja pelayanan yang diberikan. Kepuasan pasien
merupakan cerminan kualitas pelayanan kesehatan. Kepuasan pasien terbentuk dari penilaian
pasien terhadap mutu, kinerja hasil, dan pertimbangan. Kepuasan pelanggan atau pasien
adalah hasil yang dirasakan atas penggunaan produk dan jasa, sama atau melebihi harapan
yang diinginkan. Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai
akibat dari kinerja pelayanan kesehatan yang diperoleh setelah pasien membandingkannya
dengan apa yang diharapkannya.
Referensi :
https://www.sciencedirect.com/science/Patient satisfaction towards healthcare quality in
Indonesian Public Hospital

19. Mutu merupakan tanggung jawab siapa di rumah sakit, BAGAIMANA CARA
AGAR menjaga mutu DILAKSANAKAN OLEH setiap Personel yang ada di RS
tersebut?

Jawab :

Untuk menjaga mutu di rumah sakit, setiap personel yang ada di rumah sakit harus
melaksanakan beberapa cara, antara lain:
 Menjaga kualitas jasa pelayanan secara terus menerus.
 Membuat indikator penilaian mutu dan kinerja, melakukan penilaian terhadap RS dan
membayar RS sesuai dengan nilai yang didapat.
 Melakukan program menjaga mutu yang mencakup identifikasi dan penyelesaian masalah
pelayanan yang diselenggarakan, serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
sesuai dengan standar dan kode etik profesi.
 Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan.
 Menjamin terpenuhinya kepuasan pelanggan rumah sakit dengan memberikan pelayanan
medis secara cepat, profesional dan bermutu tinggi dengan ditunjang sarana dan prasarana
medis yang lengkap sesuai dengan kemampuan rumah sakit
 Menjaga kualitas sarana fisik, jenis tenaga yang tersedia, obat, alat kesehatan dan sarana
penunjang lainnya, proses. Untuk melaksanakan cara-cara tersebut, setiap personel di
rumah sakit harus memiliki kesadaran dan tanggung jawab untuk menjaga mutu pelayanan.
Mereka juga harus mematuhi standar yang ditetapkan dan memiliki izin untuk bekerja di
rumah sakit. Selain itu, manajemen rumah sakit juga harus memperkuat sistem audit dan
melakukan manajemen komplain untuk memastikan bahwa pasien mendapatkan layanan
yang sesuai dengan standar dan kode etik profesi.
Referensi :
https://manajemenrumahsakit.net/2017
21. Jelaskan tentang dimensi mutu "berpusat kepada pasien di RS mhsw berdinas
Jawab :
Dimensi mutu "berpusat kepada pasien" dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit
adalah salah satu dari enam dimensi mutu menurut Institute of Medicine dan World Health
Organization. Dimensi ini menekankan pada pentingnya memberikan perawatan kesehatan
yang mempertimbangkan preferensi dan aspirasi pengguna layanan perorangan serta budaya
masyarakat mereka. Dalam hal ini, rumah sakit bertanggung jawab untuk memberikan proses
yang mendukung hak pasien dan memberikan perawatan kesehatan yang sesuai dengan
kebutuhan pasien. Kepuasan pasien menjadi bagian yang integral dan menyeluruh dari
kegiatan penjaminan mutu pelayanan kesehatan, sehingga pengukuran tingkat kepuasan
pasien harus menjadi kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari pengukuran mutu pelayanan
Kesehatan
Referensi:
https://www.sciencedirect.com/science/Patient satisfaction towards healthcare quality in
Indonesian Public Hospital
23. Jelaskan siklus pemecahan masalah di RS

Jawab :

Siklus pemecahan masalah di RS dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:


1. Pembentukan tim pemecah masalah yang terdiri dari orang-orang yang bekerja di area
dimana masalah ditemukan, dengan maksud mereka mempunyai informasi tentang
masalah, dan dapat membantu.
2. Pernyataan masalah yang diidentifikasi melalui pengumpulan masalah mutu dari
berbagai sumber, seperti keluhan pasien dan keluarga, keluhan masyarakat, keluhan
petugas puskesmas, pustu, bidan desa, pemda, rekam medik, catatan, dan laporan
Puskesmas.
3. Penentuan prioritas masalah yang harus dipecahkan terlebih dahulu.
4. Identifikasi penyebab masalah dengan memahami proses lokasi masalah.
5. Pengembangan alternatif pemecahan masalah.
6. Penentuan alternatif rencana pemecahan masalah.
7. Pelaksanaan rencana pemecahan masalah.
8. Evaluasi hasil pemecahan masalah dan tindakan perbaikan yang perlu dilakukan jika
hasilnya belum memuaskan.
Referensi :

M. Taufik, 2022. Siklus pemecahan masalah mutu layanan kesehatan. MK.Mutu layanan
kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai