Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KELOMPOK

MANAJEMEN LAYANAN PASIEN DAN

KEPERAWATAN KEPEMIMPINAN DAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pembimbing :
Sumijatun, S.Kp. MARS. Ph. D

Disusun oleh :
Kelas 36 E

Kelompok 2 :
Leidina Rachmadian (226080070)
Febe Rangga Saba Pong Tambing (226080165)
Prithania Nurindra (226080075)
Alifah Diendhia Putri (226080187)
Cecilia Glyceria Yogrha Messara (226080013)
Rubiyanto Warja (226080222)

Magister Administrasi Rumah sakit


Fakultas Pascasarjana Universitas Respati
Indonesia
2023
A. KEPEMIMPINAN

Perawat manager berperan sebagai Koordinator

Pengertian koordinasi :

Merupakan suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu yang
tepat dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan
harmonis pada sasaran yang telah ditentukan. (G.R.Terry, 2009)

Suatu proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan


yang terpisah (departemen-departemen atau bidang-bidang fungsional) pada suatu organisasi
guna mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif. (Handoko, 2003)

Perawat sebagai manajer harus mempunyai keterampilan dan kecakapan dalam memimpin,
mengetahui cara mempengaruhi bawahan, untuk mencapai tujuan organisasi dan memastikan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Perawat sebagai manajer juga
bertugas sebagai penggerak bawahan nya dan tahu cara memotivasi, memahami kebutuhan
dan membangkitkan semangat anak buahnya. Selain itu sebagai manajer, diharapkan mampu
memberdayakan staf untuk mengambil inisiatif dan bertanggung jawab atas tugas mereka.

Sebagai pemimpin, seorang perawat akan sangat dihargai dan disegani oleh bawahannya. Hal
di atas dikatakan berhasil jika mampu mempengaruhi bawahan nya dengan memberi arahan
yang jelas, memotivasi tim untuk mencapai hasil yang maksimal. Pemimpin yang baik
bersifat adalah yang bersifat open minded, bukan bersifat otoriter.

Perbedaan orientasi seorang Manager dan Pemimpin

Manager : Berorientasi pada jabatan formal karena pengangkatan dengan Surat Keputusan
dan mengatur sumber daya manusia untuk mencapai tujuan.

Pemimpin : Berorientasi pada kemampuan mempengaruhi orang lain untuk bertindak

Hubungan antara manajer dan pemimpin : Manajer dan pemimpin memiliki peran yang
berbeda namun saling melengkapi dalam konteks organisasi. Manajer cenderung fokus pada
jabatan formal dan menjalankan tugas sesuai dengan keputusan dan peraturan yang telah
ditetapkan. Mereka bertanggung jawab untuk mengelola sumber daya, mencapai tujuan
organisasi, dan menjaga agar operasional tetap berjalan sesuai rencana.
Di sisi lain, pemimpin lebih menekankan kemampuan mempengaruhi dan menginspirasi
orang lain agar bekerja secara efektif dan berorientasi pada tujuan. Mereka mungkin tidak
selalu memiliki posisi formal, tetapi memiliki daya tarik dan keterampilan interpersonal yang
kuat dan mereka dapat memimpin tanpa harus memiliki posisi manajerial. Pemimpin lebih
fokus pada menginspirasi, memotivasi dan membimbing orang-orang dalam mencapai tujuan
bersama. Mungkin pemimpin tidak langsung terlibat dalam tugas operasional, namun dapat
mempengaruhi orang lain untuk bekerja menuju visi bersama.

Dalam praktiknya, seorang manajer dapat menjadi pemimpin dan seorang pemimpin dapat
mengemban peran manajerial. Suksesnya sebuah organisasi seringkali melibatkan kombinasi
keterampilan manajemen dan kepemimpinan untuk mencapai keseimbangan yang optimal
antara pencapaian tujuan formal dan pengaruh positif terhadap individu dan tim. Melalui
komunikasi yang efektif, manajer memastikan bahwa setiap anggota tim memahami tujuan
bersama dan merasa terlibat dalam proses pengambilan keputusan.

Perawat sebagai seorang manajer memiliki tugas utama :

1. Menentukan sasaran
2. Menentukan tugas dan target yang harus diselesaikan
3. Memimpin segala kegiatan yang dilakukan demi tercapainya tujuan
4. Memastikan tercapainya perencanaan yang diinginkan
5. Mengorganisir seluruh tahapan yang harus dilakukan
6. Menentukan tujuan, alur pekerjaan dan standar yang berkaitan
7. Memimpin dan mengawasi pelaksanaan tugas serta membuat penyusunan jadwal
dan penugasan staf.
8. Mengkoordinasikan fungsi-fungsi manajemen
9. Memotivasi dan mengembangkan kuantitas dan kualitas pekerjaan
10. Menentukan ukuran standar yang baik untuk pelaksanaan tugas
11. Menyediakan peluang peningkatan pendidikan dan karir staf yang
berkelanjutan
12. Melakukan evaluasi kinerja

Keterampilan yang harus dimiliki Manajer :

1. Membuat keputusan
2. Menganalisis suatu persoalan
3. Mengembangkan kerjasama
4. Mengembangkan kualitas karyawan
5. Manajemen waktu

Seseorang bisa menjadi Manajer yang handal jika :

1. Mampu mengatur diri sendiri untuk memiliki kualitas diri yang baik
2. Mampu berkomunikasi secara efektif
3. Mempunyai wawasan luas dan melaksanakan tugas manajerialnya dengan baik.
4. Mempunyai wawasan dan mampu menerapkan kepemimpinan yang baik
5. Memiliki tanggung jawab dalam mengemban tugasnya

Manajer yang handal harus memiliki 3 keterampilan dasar:

A. Keterampilan Konseptual :

1. Mampu menganalisis dan berpikir logis


2. Mampu mengkonsepkan ide
3. Mampu memahami RS secara menyeluruh
4. Memahami jaringan kerja
5. Mampu memahami situasi sosial maupun ekonomi

B. Keterampilan Berkomunikasi :

1. Penting karena berkaitan dengan interaksi individu


2. Memahami perilaku manusia secara individu maupun kelompok
3. Memiliki kecerdasan emosional yang memahami manusia sebagai makhluk
sosiopsikologis yang membutuhkan penghargaan, motivasi atau dorongan, serta
kebutuhan untuk dimengerti perasaannya.

C. Keterampilan Teknis :

1. Keterampilan teknis merupakan hal yang sangat penting karena terkait dengan
prosedur atau teknis pekerjaan di rumah sakit.
2. Memahami secara luas tentang rumah sakit dari segala bidang.

Peran dan Fungsi Manajer Perawat

1. Manajemen operasional

Para manajer perawat wajib melaksanakan peran dan fungsi manajemen dalam hal
pengelolaan pelayanan keperawatan. Mulai dari pengadaan peralatan, SDM, dan lain-
lain.

2. Perencanaan

Yang dimaksud dari perencanaan disini ialah manajer perawat harus memikirkan
terlebih dahulu segala sasaran dan tindakan secara matang. Hal itu pun harus
ditentukan pada sejumlah metode, rencana, atau logika serta tidak berdasarkan
perasaan. Dalam hal perencanaan, manajer perawat menentukan Visi, misi, Falsafah
dan Tujuan. Kemudian Sistem, Kebijakan, Standar, Prosedur, sampai Anggaran.
3. Pengorganisasian

Pengorganisasian merupakan suatu proses mengelola serta mengalokasikan pekerjaan,


wewenang, dan sumber daya dalam anggota organisasi. Tujuan pengorganisasian
adalah agar bisa mencapai target organisasi. Manajer perawat dalam hal
keorganisasian bertugas dalam penyusunan struktur organisasi, sistem penugasan,
uraian tugas, pembentukan pokja, koordinasi, kesatuan komando, tanggung jawab dan
kewenangan sesuai hubungan staf, serta rentang pengawasan

4. Penggerak

Penggerak atau actuating merupakan suatu aktivitas untuk menggerakkan orang-


orang supaya berkeinginan atau senang bekerja demi mencapai target. Manajer
perawat berfungsi untuk menciptakan suasana bekerja yang tidak hanya berdasarkan
perintah, namun berdasarkan kesadaran sendiri

5. Pengawasan

Pengawasan adalah suatu fungsi manajer perawat yang penting supaya target bisa
tercapai sesuai dengan rencana. Manajer perawat bertugas mengawasi berbagai
aktivitas dalam wilayah kewenangannya. Ia bertugas untuk mengendalikan proses
dalam bidang kesehatan agar segala aktivitas tetap teratur dan disiplin.

6. Penilaian

Penilaian atau evaluasi adalah suatu proses pengukuran dan perbandingan terhadap
berbagai hasil pekerjaan yang sebenarnya dicapai. Manajer perawat berfungsi
mengevaluasi berbagai kinerja para perawat serta memberikan mentoring dan teguran
jika terjadi hal yang melanggar ketentuan.

Manajer perawat harus menjadi sosok yang patut dicontoh oleh para perawat lainnya.
Sebab, manajer perawat yang akan memberikan penilaian setiap suatu pekerjaan telah
diselesaikan sehingga kinerja dari staf dapat dipertanggungjawabkan melalui penilai
tertulis.

B. PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pengambilan Keputusan di Rumah Sakit sangat penting karena menyangkut beberapa


hal, diantaranya berhubungan dengan :

1. Pasien dan keluarga


2. Tenaga Kesehatan lain
3. Citra dan kelangsungan hidup Rumah Sakit
Perawat dapat menjadi pengambil keputusan yang baik jika sering melakukan dan
tanggap terhadap kemampuan diri serta lingkungan eksternal nya. (Kaye, 1992)

Keputusan di rumah sakit :

1. Dapat diambil secara individu


2. Dapat diambil secara kelompok
3. Diambil Menggunakan Logika
4. Bersifat kompleks
5. Mempertimbangkan etik
6. Merupakan komponen integral dari tenaga kerja di RS
7. Menyangkut kehidupan/kesehatan pasien
8. Sering diwarnai dengan konteks sosial dan menimbulkan konflik

Pola yang digunakan untuk mengambil keputusan :

1. Mengukur keseriusan masalah


2. Mempertimbangkan kemungkinan keputusan yang terbaik
3. Menghitung berapa lama waktu yang digunakan untuk mengambil
Keputusan

Maksud dan tujuan pengambilan keputusan :

1. Pemecahan masalah yang tepat dengan solusi nya


2. Untuk meningkatkan kesejahteraan pasien
3. Sebagai keamanan dalam pelaksanaan tugas
4. Meningkatkan penampilan organisasi/ Rumah Sakit
5. Mengurangi biaya mutu
6. Menyediakan suatu proses yang dapat digunakan untuk
memaksimalkan kontribusi masing-masing individu

Berbagai macam gaya individu dalam menghadapi masalah :

1. Problem Avoider : Menghindari atau mengabaikan informasi yang


menunjukan adanya masalah
2. Problem Solver : Mencoba memecahkan masalah
3. Problem Seeker : Aktif mencari masalah untuk dipecahkan

Macam-macam gaya pembuatan keputusan :

Directive Style/Gaya Pengarahan :

1. Toleransi untuk ambiguitasnya rendah.


2. Digunakan dalam pengambilan keputusan yang mendesak dan jangka pendek.
3. Digunakan untuk pengambilan keputusan dengan cepat, tanpa
informasi yang cukup dan sedikit alternatif nya.

Anality Style/Gaya Analitis :

1. Ada toleransi terhadap ambiguitas


2. Perlu banyak informasi
3. Mempertimbangkan banyak alternatif
4. Hati-hati dengan adaptasi

Conceptual Style/Gaya Konseptual

1. Memiliki pandangan yang sangat luas


2. Banyak alternatif
3. Jangka panjang dan banyak melibatkan kreativitas

Behavioral Style/Gaya Perilaku

1. Dapat bekerjasama dengan baik


2. Toleransi ambiguitas rendah
3. Berpikir secara intuitif
4. Menekankan penerimaan pada bawahan
5. Sering berkomunikasi dan menghindari konflik
6. Penerimaan oleh orang lain yang dinilai penting
7. Melindungi staf

Tahapan Pengambilan Keputusan

Pengelolaan informasi dalam pembuatan keputusan dilandasi dengan :

1. Persepsi dan informasi yang dikumpulkan sesuai dengan isu yang ada
2. Pengaruh gaya individu dalam pengambilan keputusan

Pengelolaan informasi dalam pembuatan keputusan juga dilandasi dengan :

1. Mengerti dengan konsep yang bersangkutan


2. Mencari data dengan menjawab pertanyaan
3. Menganalisa informasi
4. Membuat kebijakan mengenai nilai yang relatif berbeda dengan konsep
5. Menjawab pertanyaan merupakan hal yang kritis
6. Informasi harus dapat diinterpretasikan, terintegrasi dengan pengetahuan serta evaluasi.

Interpretasi
Hal-hal yang terintegrasi dalam pembuatan strategi pemecahan masalah :
1. Pola pengenalan
2. Algoritma, heuristik dan intuisi
Contoh Algoritma :
a. Kalkulasi untuk hal tertentu
b. Pembuktian solusi
c. Pelanggaran disiplin berakibat pada adanya sanksi

Panduan heuristik secara umum

Bagaimana seseorang berperilaku :

1. Petugas administrasi menghentikan pekerjaan nya karena ada pasien yang ingin dibantu
2. Pengambilan keputusan secara intuitif karena harus ada yang di prioritaskan
3. Evaluasi objektif bukan pada hasil akhir
4. Mencari strategi yang efektif untuk individual

Individu Pembuat Keputusan :

1. Pengambilan keputusan, menentukan pilihan terbaik terhadap beberapa


alternatif.
2. Pembuat keputusan mengacu pada tujuan.
3. Semakin sering mengambil keputusan maka semakin terampil pula (self skill
management).
4. Harus melakukan dua kategori proses, yaitu terprogram dan tidak terprogram.

Semakin tinggi kedudukan seseorang semakin banyak memutuskan hal-hal yang tidak
terprogram.

Pembuat keputusan harus dapat menganalisa meskipun berhadapan dengan kondisi pasti
maupun kondisi tidak pasti.

Pilihan dalam pengambilan keputusan mempunyai korelasi yang kuat dengan


kepercayaan, nilai dan gaya pengambil keputusan.

Pembuat keputusan harus tahu komponen yang mempengaruhi nya, diantaranya :

1. Komunikasi

2. Memori

3. Perasaan

4. Konsep diri

5. Nilai

6. Imajinasi

7. Kreativitas
C. KEDUDUKAN ETIKA

Refleksi dan perspektif moral dalam praktik merupakan bagian dari 3 hal yaitu
: etika, interaksi sosial dan situasional kontekstual. (Jones RA & Beck SE, 1996).

Fungsi etika :

1. Sebagai pondasi yang kuat untuk pengambilan keputusan, terutama dalam


permasalahan etis.

2. Etika digambarkan sebagai kedudukan dari pengetahuan yang fokus pada yang
benar dan yang baik serta tepat dan adil.

3. Dimaksudkan untuk mengidentifikasi, mengorganisasikan, memeriksa dan


membenarkan tindakan-tindakan kemanusiaan dengan menerapkan prinsip-
prinsip tertentu.

4. Menegaskan tentang kewajiban-kewajiban yang secara sukarela diemban oleh


perawat dan mencari informasi mengenai dampak keputusan-keputusan perawat
yang mempengaruhi kehidupan pasien/keluarga, sejawat serta sistem asuhan
keperawatan.

Komponen kedudukan etika dalam pengambilan keputusan :

Etika : 1. Teori etika

2. Prinsip etika

3. Perkembangan teori etika

4. Isu etika

Situasional Kontekstual :

1. Pertimbangan politik

2. Pertimbangan legal

3. Sumber daya yang ada

4. Aspek temporal

5. Intervensi dan pilihan pelayanan kesehatan

Interaksi sosial :
1. Pasien dan orang yang berarti

2. Tim kesehatan

3. Arti personal

4. Peran

5. Aspek Interpersonal

6. Pola komunikasi

7. Norma budaya

Perawat banyak mengambil keputusan terkait etik. Beberapa

model pengambilan keputusan etik :

1. Cassels & Readman (1989)

2. Kozier, dkk (1997)

3. Jones. RA & Besk SE (1996)

4. Potter & Perry (2005)

Parameter pengkajian untuk pertimbangan etis :

1. Pilihan klien :
a. Perhitungkan nilai dan pilihan klien.
b. Berstandar pada wali atau advance directive jika klien tidak kompeten.

2. Pilihan Keluarga :
a. Evaluasi beban dan keuntungan setiap keputusan keluarga.
b. Kaji kapasitas keluarga untuk memenuhi kewajiban.

3. Pertimbangan sosial :
a. Gabungkan pertimbangan finansial dengan tenaga kerja.
b. Evaluasi pengaruh ekonomi dari sebuah keputusan menurut situasi sosial klien.

4. Diagnosa dan prognosa medis :


a. Mencari data medis yang akurat, menyeluruh dan jelas.
b. Mempertimbangkan status kesehatan dengan tanpa intervensi medis.

5. Dukungan masyarakat :
a. Evaluasi sumber komunitas untuk peningkatan pilihan keperawatan.
b. Menetapkan sumber dukungan komunitas secara fisik dan emosional.

6. Masukan dari staf :


a. Validasi dengan staf kebutuhan perawatan yang diperlukan.
b. Pertimbangkan pengkajian mekanisme koping klien dan keluarga oleh staf.

7. Gambaran ideal :
a. Membantu klien dan keluarganya dalam mengidentifikasi prioritas utama
tujuan.
b. Membentuk strategi dalam membantu klien untuk mencapai gambaran yang ideal.

Legalitas Perawat :

1. Asuhan keperawatan yang aman diartikan sebagai praktik keperawatan bermutu dan taat
pada aturan, hukum, serta UU yang berlaku.

2. Memandang hukum sebagai rambu-rambu dalam melaksanakan Asuhan


Keperawatan.

Malpraktik etik :

1. Meskipun sudah ada kode etik, seringkali masih terjadi perbuatan yang tidak
mematuhi atau melanggar kode etik.

2. Ethical malpractice adalah adanya tindakan-tindakan yang kurang terkontrol secara


individu seperti perselingkuhan, pelecehan, memposting foto pasien, dll.

Anda mungkin juga menyukai