Anda di halaman 1dari 18

Penerapan Fungsi Manajemen Dalam Dunia Kesehatan

Dosen Pengampu : Dedy Alif Utama, S.KM.,Kes.

Disusun Oleh :
Aditya Pramana Putra

Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

Jl. Ir. H. Juanda No.15, Kota Samarinda, Kalimantan Timur


Daftar Isi
Kata Pengantar.....................................................................................................................1
Bab 1 Pendahuluan..............................................................................................................2
Latar Belakangan ................................................................................................................2.1
Tujuan .................................................................................................................................2.2
Manfaat................................................................................................................................2.3
Bab 2 ...................................................................................................................................3
Tinjauan Pustaka tentang POACE.............................................................................................3.1
Bab 3..............................................................................................................................................4

Penerapan Fungsi Manajemen Pada Puskesmas..................................................................4.1


Bab 4 Kesimpulan...............................................................................................................5
Daftar Pustaka......................................................................................................................6
Kata Pengantar

Puji  syukur  kami  panjatkan  kehadirat  Tuhan Yang  Maha Esa,  karena  berkat  rahmat-
Nyalah makalah ini dapat diselesaikan.
  Makalah yang berjudul Penerapan Fungsi Manajemen Dalam Dunia Kesehatan
penulis susun untuk dapat diperkenalkan lebih luas kepada mahasiswa.
          Dalam penyusunan makalah ini, kami sangat menyadari sepenuhnya atas kekurangan
makalah ini, dan tidak mungkin akan terwujud tanpa partisipasi dan bantuan pihak lain dan
kami yakin makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
kami merasa wajib mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah memberi masukan, saran maupun kritikan yang sangat berharga demi kelengkapan
materi dan kesempurnaan penyajian makalah ini dan juga teman-teman yang telah
memberikan motivasi baik moral maupun spiritual dalam usaha penyempurnaan makalah ini.
Kami yakin tanpa bantuan Bapak/Ibu dosen maupun teman-teman makalah ini tidak akan
selesai dengan sempurna.
          Akhirnya  harapan  kami, betapa  pun  kecilnya, semoga  makalah ini  selalu
bermanfaat untuk seluruh mahasiswa.
Bab 1
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Fungsi manajemen ini merupakan fungsi penggerak semua kegiatan program
(ditetapkan pada fungsi pengoganisasian). Oleh karena itu, fungsi manajemen ini
lebih menekankan bagaimana manajer mengarahkan dan menggerakkan semua
sumber daya (manusia dan yang bukan manusia) untuk mencapai tujuan yang telah
disepakati. Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi disbanding makhluk
Tuhan lainnya. manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk
memilah & memilih mana yang baik & mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah
manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik.

B. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui fungsi penggerakan dan pelaksanaan (aktuasi) secara


umum. Agar mahasiswa lebih memahami dan mendalami pokok bahasan
khususnya tentang kepemimpinan.

2. Agar mahasiswa lebih memahami dan mendalami pokok bahasan khususnya


tentang kepemimpinan.

3. Mahasiswa di dorong untuk mampu meningkatkan pelayanan diRumah sakit


dengan tingkat teknologi yang tinggi dan kenyamanan agar mampu memenuhi
kebutuhan dan selera segenap masyarakat setelah terjun dilapangan.

C. Manfaat
Setelah mahasiswa membaca atau mepelajari isi makalah ini, mahasiswa dapat
mengetahui fungsi penggerakan dan pelaksanaan (aktuasi) secara umum, memahami
dan mendalami pokok bahasan khususnya tentang kepemimpinan,serta agar mampu
memenuhi kebutuhan dan selera segenap masyarakat setelah terjun dilapangan
khususnya bagaimana mengaplikasikannya di Rumah sakit.
Bab 2
POACE

A. Pengertian POACE
Secara umum, dunia manajemen menggunakan prinsip P.O.A.C.
atau Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling.

1.    Proses perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah proses menetapkan sasaran atau tujuan dan tindakan yang perlu
untuk mencapai tujuan(goal) tersebut.

2. Organizing (Organisasi)

Organisasi adalah: proses mempekerjakan dua orang atau lebih untuk bekerjasama


dalam cara terstruktur guna mencapai sasaran specific atau beberapa sasaran dalam
kata lain mengalokasikan pekerjaan, wewenang, dan sumber daya di antara anggota
organisasi, sehingga mereka dapat mencapai tujuan mereka.

3.    Actuating (Pelaksanaan)

Actuating adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas atau memotivasi


karyawan yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok atau seluruh
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

4. Controlling (Pengendalian)

Pengendalian adalah: suatu proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya


sesuai dengan aktivitas yang direncanakan dalam arti seorang manajer harus
yakin bahwa tindakan yang dilakukan oleh anggota organisasi benar-benar
menggerakkan organisasi kearah tujuan yang telah dirumuskan. Ini adalah fungsi
pengendalian manajemen,dan melibatkan berbagai elemen menetapkan standar
prestasi kerja, mengukur prestasi saat ini, membandingkan prestasi ini dengan standar
yang telah ditetapkan dan mengambil tindakan korektif bila ada deviasi yang
dideteksi.
5.   Evaluation (Pengendalian)

Evaluasi adalah tindakan yang dilakukan untuk melihat sejauh mana tujuan organisasi
yang telah ditetapkan telah tercapai atau tidak, sehingga bisa dilakukan penilaian
untuk dilakukan tindakan perbaikan
Bab 3
Penerapan Fungsi Manajemen (POACE) Pada Puskesmas

1. Planning

Perencanaan Puskesmas adalah proses penyusunan kegiatan yang sistematis


untuk mengatasi masalah atau sebagian masalah yang dihadapi dalam rangka
pencapaian tujuan Puskesmas dalam periode waktu tertentu.

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana Puskesmas untuk mengatasi


masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Rencana Puskemas dibedakan atas
dua macam yaitu Rencana Usulan Kegiatan (RUK) untuk kegiatan pada setahun
mendatang dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) pada tahun berjalan.
Perencanaan Puskesmas disusun meliputi upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan
pilihan dan upaya inovatif baik terkait dengan pencapaian target maupun mutu
Puskesmas. Istilah RUK dan RPK merupakan istilah umum, adapun
istilah/terminologi yang dipergunakan dalam perencanaan disesuaikan dengan
pedoman penganggaran di daerah.

Proses perencanaan Puskesmas harus disesuaikan dengan mekanisme


perencanaan yang ada baik perencanaan sektoral maupun lintas sektoral melalui
Musrenbang di setiap tingkatan administrasi.

a.    Rencana Usulan Kegiatan (RUK)

Rencana Usulan Kegiatan adalah perencanaan kegiatan Puskesmas untuk


tahun mendatang, sering disebut dengan istilah H+1. Perencanaan disusun dengan
mengacu pencapaian indikator Kecamatan Sehat dalam mewujudkan pencapaian
indikator SPM. 

b.    Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)/ Plan of Action (POA)

Rencana Pelaksanaan Kegiatan disusun setelah Puskesmas mendapatkan


alokasi anggaran. Penyusunan RPK berdasarkan RUK tahun yang lalu dengan
dilakukan penyesuaian (adjustment) terhadap target, sasaran dan sumberdaya. RPK
disusun dalam bentuk matrik Gantt Chart dan dilengkapi dengan pemetaan wilayah
(mapping)
Ada 6 program pokok puskesmas Kesehatan dasar (BASIC SIX) yaitu:

1. Promosi kesehatan.
2. Kesehatan lingkungan.
3. Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular
4. Kesehatan Keluarga dan Reproduksi
5. Perbaikan Gizi masyarakat
Penyembuhan Penyakit dan Pelayanan Kesehatan

2. Organizing

Menurut Endang S, Pengorganisasian Puskesmas adalah struktur organisasi


dan tata kerja Puskesmas yang merupakan perpaduan antara kegiatan dan tenaga
pelaksanan Puskesmas. Struktur organisasi puskesmas menetapkan bagaimana tugas
akan dibagi, siapa melapor siapa, dan mekanisme koordinasi formal serta pola
interaksi yang akan diikuti.
Adapun faktor-faktor yang menentukan perancangan struktur organisasi
Puskesmas adalah :
1. Strategi untuk mencapai tujuan Puskesmas. Strategi akan menjelaskan bagaimana
aliran wewenang dan saluran komunikasi dapat disusun diantara pimpinan dengan
pegawai Puskesmas.
2. Ukuran organisasi Puskesmas. Besarnya organisasi Puskesmas secara keseluruhan
maupun unit-unit kerja fungsional akan mempengaruhi struktur organisasi
Puskesmas.
3. Tingkat penggunaan teknologi, yaitu tingkat rutinitas penggunaan teknologi oleh
Puskesmas untuk memberikan jasa layanan kesehatan Puskesmas. Pada layanan
kesehatan dengan menggunakan  teknologi tinggi akan memerlukan tingkat
standarisasi dan spesialisasi yang lebih tinggi dibanding dengan pelayanan
kesehatan dasar.
4. Tingkat ketidakpastian lingkungan organisasi Puskesmas.
5. Preferensi(kesukaan) yang menguntungkan pribadi dari individu atau kelompok
yang memegang kekuasaan dan kontrol dalam organisasi Puskesmas.
6. Pegawai dan stakeholder dalam organisasi Puskesmas. Kemampuan dan cara
berfikir para pegawai dan  stakeholderPuskesmas serta kebutuhan mereka untuk
bekerjasama harus diperhatikan dalam merancang struktur organisasi Puskesmas.
Kebutuhan pegawai dan stakeholder Puskesmas dalam pembuatan keputusan akan
mempengaruhi saluran komunikasi, wewenang dan hubungan diantara unit-unit
kerja fungsional.(Endang S.2011)

Pengorganisasian tingkat Puskesmas didefinisikan sebagai proses penetapan


pekerjaan-pekerjaan pokok untuk dikerjakan, pengelompokan pekerjaan,
pendistribusian otoritas/wewenang dan pengintegrasian semua tugastugas dan
sumber-sumber daya untuk mencapai tujuan Puskesmas secara efektif dan efisien.
Secara aplikatif pengorganisasian tingkat Puskesmas adalah pengaturan pegawai
Puskesmas dengan mengisi struktur organisasi dan tata kerja (SOTK) Puskesmas yang
ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten/Kota disertai dengan pembagian tugas
dan tanggung jawab serta uraian tugas pokok dan fungsi (Tupoksi), serta pengaturan
dan pengintegrasian tugas dan sumber daya Puskesmas untuk melaksanakan kegiatan
dan program Puskesmas dalam rangka mencapai tujuan Puskesmas.
Berdasarkan definisi tersebut, fungsi pengorganisasian Puskesmas merupakan
alat untuk memadukan (sinkronisasi) dan mengatur semua kegiatan yang
dihubungkan dengan personil/pegawai, finansial, material, dan metode Puskesmas
untuk mencapai tujuan Puskesmas yang telah disepakati bersama antara pimpinan dan
pegawai Puskesmas. Pengorganisasian Puskesmas meliputi hal-hal berikut (Sulaeman,
2009):

1. Cara manajemen Puskesmas merancang struktur formal Puskesmas untuk


penggunaan sumber daya Puskesmas secara efisien,
2. Bagaimana Puskesmas mengelompokkan kegiatannya, dimana setiap
pengelompokkan diikuti penugasan seorang penanggung jawab program yang
diberi wewenang mengawasi stafnya.
3. Hubungan antara fungsi, jabatan, tugas, dan pegawai Puskesmas.
4. Cara pimpinan Puskesmas membagi tugas yang harus dilaksanakan dalam unit
kerja dan mendelegasikan wewenang untuk mengerjakan tugas tersebut.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128/Menkes/SK/II/2004,


bahwa untuk dapat terlaksananya rencana kegiatan Puskesmas, perlu dilakukan
pengorganisasian. Ada dua macam pengorganisasian yang harus dilakukan.
Pertama, pengorganisasian berupa penentuan para penanggungjawab dan para
pelaksana untuk setiap kegiatan serta untuk setiap satuan wilayah kerja. Dengan
perkataan lain, dilakukan pembagian habis seluruh program kerja dan seluruh wilayah
kerja kepada seluruh petugas puskesmas dengan mempertimbangkan kemampuan
yang dimilikinya.

Penentuan para penanggungjawab ini dilakukan melalui pertemuan penggalangan tim


pada awal tahun kegiatan.

Kedua, pengorganisasian berupa penggalangan kerjasama tim secara lintas sektoral.


Ada dua bentuk penggalangan kerjasama yang dapat dilakukan:

1. Penggalangan kerjasama dalam bentuk dua pihak, yakni antara dua sektor terkait,
misalnya antara puskesmas dengan sektor tenaga kerja pada waktu
menyelenggarakan upaya kesehatan kerja.
2. Penggalangan kerjasama dalam bentuk banyak pihak, yakni antar berbagai sektor
terkait, misalnya antara puskesmas dengan sektor pendidikan, sektor agama,
sektor kecamatan pada waktu menyelenggarakan upaya kesehatan sekolah.

Penggalangan kerjasama lintas sektor ini dapat dilakukan:


1. Secara langsung yakni antar sektor-sektor terkait.
2. Secara tidak langsung yakni dengan memanfaatkan pertemuan koordinasi
kecamatan (Keputusan Menteri Kesehatan, 2004).

Ada 2 (dua) hal yang perlu pengorganisasian tingkat Puskesmas, yakni:


(1) Pengaturan berbagai kegiatan yang ada di dalam RO (Rancangan Operasional)
Puskesmas, sehingga membentuk satu kesatuan program yang terpadu dan sinergi
untuk mencapai tujuan Puskesmas.
(2) Pengorganisasian pegawai Puskesmas, yaitu pengaturan tugas dan tanggung
jawab setiap pegawai Puskesmas, sehingga setiap kegiatan dan program
mempunyai penanggung jawabnya.

Dengan memahami fungsi pengorganisasian Puskesmas akan lebih


memudahkan mempelajari fungsi penggerakan dan pelaksanaan
(actuating/aktuasi) dan akan diketahui gambaran pembimbingan dan pengarahan
yang diperlukan oleh pegawai Puskesmas sesuai dengan pembagian tugas dan
tanggung jawab (Sulaeman, 2009).

3. Actuating

Setelah perencanaan dan pengorganisasian selesai dilakukan, maka langkah


selanjutnya yang perlu ditempuh dalam manajemen adalah mewujudkan rencana
tersebut dengan mempergunakan organisasi yang terbentuk. Langkah tersebut adalah
actuating yang secara harfiah diartikan sebagai memberi bimbingan namun istilah
tersebut lebih condong diartikan penggerak atau pelaksanaan.

Jadi actuating artinya menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan


sendirinya atau dengan kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan
dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan.
Actuating adalah Pelaksanaan untuk bekerja. Untuk melaksanakan secara fisik
kegiatan dari aktivitas tesebut, makamanajer mengambil tindakan-tindakannya kearah
itu. Seperti : Leadership ( pimpinan ), perintah, komunikasi dan conseling( nasehat).
Actuating disebut juga“ gerakan aksi “ mencakup kegiatan yang dilakukan seorang
manager untuk mengawali dan melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur-
unsur perencanaan dan pengorganisasian agar tujuan-tujuan dapat tercapai.

Pemimpin yang efektif cenderung mempunyai hubungan dengan bawahan


yang sifatnya mendukung (suportif) dan meningkatkan rasa percaya diri
menggunakan kelompok membuat keputusan. Keefektifan kepemimpinan
menunjukkan pencapaian tugas pada rata-rata kemajuan, keputusan kerja, moral kerja,
dan kontribusi wujud kerja. Prinsip utama dalam penggerakan adalah bahwa perilaku
dapat diatur, dibentuk, atau diubah dengan sistem imbalan yang positif yang
dikendalikan dengan cermat.

4. Controlling

Pengawasan (controlling) sebagai elemen atau fungsi keempat manajemen


ialah mengamati dan mengalokasikan dengan tepat penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi.Bedasarkan hasil penelitian bahwa penilaian selalu dilakukan untuk
mengetahui bagaimana hasil dari pelaksanaan kegiatan tersebut. Selain itu, juga dapat
mengarahkan bawahan agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan benar
sesuai dengan maksud dan tujuan yang telah ditetapkan.

Controlling dalam manajemen puskesmas merupakan indikator keberhasilan


puskesmas yang meliputi 2 faktor yaitu menjadi indikator pencapaian sehat meliputi
lingkungan, perilaku masyarakat, layanan kesehatan dan status kesehatan mrliputi
KEP balita, insiden penyakit yang berbasis lingkungan dan kesehatna ibu dan anak.
Selain itu juga merupakan indicator penggerak pembangunan berwawasan kesehatan,
pemberdayaan masyarakat dan keluarga, pelayanan kesehatan tingkat I.

Kontrol kualitas Merupakan suatu upaya organisasi dalam menyediakan


pelayanan yang memenuhi standar professional dan dapat diterima oleh klien.

a. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat


memuaskan setiap pemakaian jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat
kepuasan rata – rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan
standar atau kode etik profesi yang telah ditetapkan (Azwar, 1996)
b. Kriteria mutu pelayanan kesehatan
1. Struktur
Kriteria rumah sakit, unit keperawatan (LOD, visi dan misi, konsep
asuhan keperawatan)
2. Proses
Fungsi, proses interpersonal, metode pengorganisasian, perspektif
keperawatan proesional, praktek keperawatan professional
3. Tujuan
Tingkat kesehatan atau kesejahteraan, kemampuan fungsional,
kepuasan pasien, sumberpenggunaan/ pengeluaran efektif dan efisien,
kejadian dan proses yang tidak menyenangkan.
a. Syarat pelayanan berkualitas
Efficacy
a) Efficacy (kamanjuran)
b) Appropriatennes (kepantasan)
c) Accebility (mudah dicapai)
d) Accepbility (diterima)
e) Effectiveness (keberhasilan)
f) Efficiency (ketepatan)
g) Continuity (terus - menerus)

Pelaksanaan kegiatan pengendalian mutu:

1. Menetapkan masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan


2. Menetapkan penyebab masalah mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan
3. Menetapkan cara penyelesaian masalah mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan
4. Menetapkan cara penyelesaian masalah mutu pelayanan kesehatanan.
5. Menyusun sasaran tudak lanjut untuk lebih memantapkan serta meningkatkan
mutu pelayanan.

Controlling adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan


tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan
kinerja yang telah ditetapkan tersebut. Controlling is the process of measuring
performance and taking action to ensure desired results. Pengawasan adalah proses
untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang
telah direncanakan.

5. Evaluation

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang


terjadi yang tidak diinginkan kemudian diperbaiki sehingga tujuan dapat tercapai
sesuai harapan.Hasil penelitian dapat menjelaskan bahwa dari serangkaian kegiatan
yang telah disusun dan direncanakan yang kemudian berakhir pada tahap pengawasan
yang dimana pada tahap ini kita melihat hasil dari kegiatan yang dilaksanakan
berhasil atau tidaknya yang kemudian nantinya akan menjadi koreksi dan catatan
penting bagi pelaksanaan kegiatan selanjutnya yang lebih baik lagi guna mencapai
tujuan yang sesungguhnya.

a. Prinsip – prinsip evaluasi :


1. Evaluasi pekerja sebaiknya didasarkan pada standar pelaksanaan kerja,
orientasi tingkah laku untuk posisi yang ditempati.
2. Sample tingkah laku perawat yang cukup representative
3. Perawat sebaiknya diberi salinan deskripsi kerja, standar pelaksanaan kerjadan
bentuk evaluasi untuk peninjauan ulang.
4. Terdapat strategi pelaksanaan kerja yang memuaskan dan strategi perbaikan
yang diperlukan.
5. Manajer menjelaskan area mana yang dijadiakn prioritas Pertemuan evaluasi
antara perawat dan menajer sebaiknya dilakukan
6. dalam waktu yang tepat.
7. Laporan evaluasi maupun pertemuan tersusun secara rapih sehingga
membantu dalam pelaksanaan kerja.

b.    Tujuan dan Manfaat

Tujuan penyusunan Laporan Kinerja secara umum agar tercapai tingkat


kinerja Puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam mendukung pencapaian
tujuan pembangunan kesehatan Kabupaten. Dimana secara khusus untuk
mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu kegiatan serta
manajemen Puskesmas pada akhir tahun kegiatan. Diharapkan dengan adanya laporan
kinerja dapat menjadi umpan balik bagi pelaksanaan program di Puskesmas dan Dinas
Kesehatan Kabupaten untuk ikut serta dalam pembangunan kesehatan.

c.    Ruang Lingkup

Ruang lingkup penilaian Kinerja Puskesmas meliputi penilaian pencapaian


hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan, manajemen Puskesmas dan mutu pelayanan.

Secara garis besar lingkup penilaian kinerja Puskesmas tersebut berdasarkan pada
upaya-upaya Puskesmas dalam menyelenggarakan :

1. Pelayanan Kesehatan ;

a. Upaya Kesehatan Wajib.


b. Upaya Kesehatan Pengembangan.

2. Pelaksanaan Manajemen Puskesmas dalam penyelenggaraan kegiatan, meliputi :


a. Proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan mini lokakarya dan pelaksanaan
penilaian kinerja.
b. Manajemen sumber daya termasuk manajemen alat, obat, keuangan, dll.

3. Mutu Pelayanan :

a. Penilaian input pelayanan berdasarkan standar yang ditetapkan.


b. Penilaian proses pelayanan dengan menilai tingkat kepatuhannya
terhadap   standar pelayanan yang telah ditetapkan.
c. Penilaian output pelayanan berdasarkan upaya kesehatan yang
diselenggarakan, dimana masing – masing program kesehatan mempunyai
indikator mutu tersendiri.
d. Penilaian out come pelayanan antara lain melalui pengukuran tingkat
kepuasan pengguna jasa pelayanan Puskesmas.

Standar keberhasilan program puskesmas :


Dinkes Kabupaten / Kota dan propinsi secara rutin menetapkan target atau
standart keberhasilan masing-masing kegiatan progam. Standart pelaksanaan progam
merupakan standart untuk kerja (Standart Performance). Staf standart untuk kerja
merupakan ukuran kualitatif keberhasilan progam. Tingkat keberhasilan progam
secara kuantitatif diukur dengan membandingkan target yang sudah ditetapkan
dengan output (cakupan pelayanan) kegiatan progam.
Secara kualitatif keberhasilan progam diukur dengan membandingkan standart
prosedur kerja untuk masing-masing kegiatan progam dengan penampilan
(kemampuan) staf dalam melaksanakan kegiatan masing-masing progam. Cakupan
progam dapat dianalisis secara langsung oleh staf puskesmas dengan menganalisis
data harian setiap kegiatan progam. Perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku
masyarakat (effect progam) dan dampak progam (impact) seperti tingkat kematian,
kesakitan (termasuk gangguan gizi), tingkat kelahiran dan kecacatan tidak diukuar
secara langsung oleh puskesmas. Dampak progam diukur setiap lima tahun melalui
survei kesehatan rumah tangga (SKRT) atau surkesmas (Survei Kesehatan Nasional)
Depkes. Khusus untuk perkembangan masalah gizi dipantau setiap lima tahun, tetapi
hanya sampai tingkat kabupaten. Standart pelayanan minimal progam kesehatan
pokok mulai diterapkan oleh Depkes tahun 2003 untuk menjamin bahwa dilaksanakan
tugas utama pemerintah menyediakan pelayanan kesehatan masyarakat yang essensial
di daerah.

Penutup

A. Kesimpulan

Upaya kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas terdiri dari Upaya


Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan. Upaya Kesehatan Wajib
merupakan upaya kesehatan yang dilaksanakan oleh seluruh puskesmas di Indonesia
ini memberikan daya ungkit paling besar terhadap keberhasilan pembangunan
kesehatan melalui peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), serta
merupakan kesehatan global maupun nasional. Dalam menyelenggarakan upaya
kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan harus menerapkan azas
penyelenggaraan puskesmas secara terpadu yaitu azas pertanggungjawaban wilayah,
pemberdayaan masyarakat, keterpaduan dan rujukan.
Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal, maka puskesmas harus
melaksanakan manajemen puskesmas yaitu dalam hal ini POACE (Planning,
Organizing, Actuating, Controlling, dan Evaluation). Dengan demikian kasus-kasus
dalam manajemen kesehatan dapat terwujud dan sesuai dengan prioritas masalah
kesehatan yang dihadapi.

B. Saran
Adapun saran saya mengenai penerapan fungsi manajemen ini pada puskesmas
yaitu:
1. Agar fungsi manajemen ini benar – benar dilaksanakan dengan baik agar tujuan
dari penerapan POACE tersebut dapat tercapai dengan baik.
2. Agar melakukan evaluasi secara berkala terhadap kegiatan yang telah
direncanakan, sehingga untuk kedepannya dapat lebih efektif lagi dalam hal
penyusunan perencanaan dan pencapaian tujuannya. Dan perlu adanya
pemahaman yang mendalam dalam hal penentuan masalah yang kemudian akan
menjadi inti darti pokok perencanaan itu sendiri
Daftar Pustaka

A.A Gde Muninjaya. (1999).Manajemen Kesehatan.EGC : Jakarta

http://itjen-depdagri.go.id/article-25-pengertian-pengawasan.html

http://pppl.depkes.go.id/_asset/_regulasi/KEPMENKES_374-2009_TTG_SKN-
2009.pdf

http://manajemen-pelayanankesehatan.net

http://hpm.fk.ugm.ac.id/hpmlama/index.php

http://www.slideshare.net/yabniellitjingga/konsep-puskesmas-ii-2

http://raranatasha.wordpress.com/2013/01/09/manajemen-puskesmas/

http://dr-suparyanto.blogspot.com/2009/11/manajemen-pelayanan-kesehatan.html

http://www.indonesian-publichealth.com/2013/05/poac-pada-fungsi-manajemen.html

http://somelus.wordpress.com/2010/02/14/manajemen-puskesmas-dan-posyandu/

http://www.slideshare.net/mepsaputra/manajemen-puskesmas-40425598

http://raranatasha.wordpress.com/2013/01/10/pengorganisasian-puskesmas/

http://raranatasha.wordpress.com/2013/01/10/pengorganisasian-tingkat-puskesmas/

Anda mungkin juga menyukai