A. Latar Belakang
Kualitas air merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi suatu
perairan yang dijadikan sebagai tempat budidaya. Dengan kualitas air yang baik,
produktifitas dan kesuburan perairan akan lebih baik dan menjanjikan untuk
memperoleh hasil yang lebih baik pula. Kualitas air yang di perlukan yaitu adanya
pH yang cukup. Salah satu faktor kimia dari kualitas air tersebut adalah Alkalinitas.
Air dengan kandungan kalsium karbonat lebih dari 100 ppm disebut sebagai
alkalin, sedangkan air dengan kandungan kurang dari 100 ppm disebut sebagai lunak
atau tingkat alkalinitas sedang. Pada umumnya lingkungan yang baik bagi kehidupan
ikan adalah dengan nilai alkalinitas diatas 20 ppm (Lesmana, 2005). Melihat
pentingnya peran alkalinitas dalam perairan, maka di laksanakan praktikum untuk
mengetahui kadar alkalinitas yang baik dan buruk dalam perairan.
Besi (Fe) adalah satu dari lebih unsur-unsur penting dalam air permukaan dan
air tanah. Besi (Fe) merupakan salah satu mikro elemen yang dibutuhkan oleh tubuh,
besi (Fe) banyak berperan dalam proses metabolisme tubuh. Namun, kelebihan kadar
besi (Fe) dalam tubuh dapat mengakibatkan rusaknya organ-organ penting, seperti
pankreas, otot jantung dan ginjal. Air yang mengandung besi (Fe) sangat tidak
diinginkan dalam keperluan rumah tangga karena dapat menyebabkan bekas karat
pada pakaian, porselin dan alat-alat lainnya serta menimbulkan rasa yang tidak enak
pada air minum.
Air dan kesehatan merupakan dua hal yang saling berhubungan. Kualitas air
yang dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat
tersebut. Selain bermanfaat bagi manusia, air juga merupakan media sarang dan
penularan penyakit berbahaya bagi manusia. Selain itu, tingginya tingkat pencemaran
air akibat perkembangan industri juga menjadi penyebab gangguan kesehatan pada
manusia. Persayratan kualitas air secara kimiawi (Permenkes No.
907/Menkes/SK/VII/2002) bahan-bahan inorganik (yang memungkinkan dapat
menimbulkan keluhan pada konsumen) untuk parameter besi kadar maksimum yang
diperbolehka 0,3 mg/L (Astuti dkk., 2012).
Sumber besi (Fe) antara lain berasal dari hematit ataupun magnetit. Mineral
yang sering berada dalam air dengan jumlah besar adalah kandungan besi (Fe).
Apabila besi (Fe) tersebut berada dalam jumlah yang banyak akan muncul berbagai
gangguan lingkungan.
a) Alat
1) Buret automatic
2) Neraca analitis
3) Erlenmeyer 250 ml
4) Gelas ukur 50 ml
6) Bola karet
7) Pipet volume 10 ml
b) Bahan
2. Pembuatan Reagen
c. Dihomogenkan
100 ml
c. Dihomogenkan
3) Standarisasi Larutan Standar H2SO4 0,02 N
Erlenmeyer 250 ml
CaCO3 tersusun dari 1 atom kalsium, 1 atom karbon, dan 3 atom oksigen.
Untuk menentukan Mr CaCO3 kita menggunakan cara menjumlahkan semua
massa atom relatif unsur-unsur penyusun senyawa kalsium karbonat.
- Ar Ca = 40 g/mol
- Ar C = 12 g/mol
- Ar O = 16 g/mol
Mr CaCO3 = Ar Ca + Ar C + 3(Ar O)
Mr CaCO3 = 40 + 12 + 3(16)
Mr CaCO3 = 100
Jadi massa molekul relative (Mr) kalsium karbonat adalah 100 g/mol.
- Perhitungan
mg V titrasi x N H 2 SO 4 x 1000 x 50
Alkalinitas ( )=
L V sampel
C. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari praktikum kali ini, yaitu:
Yulfiperius, Y., Toelihere, M. R., Affandi, R., & Sjafei, D. S. (2006). Pengaruh Alkalinitas
terhadap kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Ikan Lalawak (Barbodes sp.). Majalah
Ilmiah Biologi BIOSFERA: A Scientific Journal, 23(1), 38-43.
Bintoro, A., & Abidin, M. (2016). Pengukuran total alkalinitas di perairan estuari sungai
indragiri Provinsi Riau. Buletin Teknik Litkayasa Sumber Daya dan Penangkapan, 12(1), 11-
14.
Wijayanti, H. (1993). Pengaruh pH, Alkalinitas Dan Nutrient Terhadap Produksi Gas
Methan Pada Pengolahan Limbah Industri Alkohol Secara Anaerobik Dengan Dan Tanpa
Pengadukan (Doctoral dissertation, Institut Technology Sepuluh Nopember).
Padmono, D. (2007). Kemampuan Alkalinitas Kapasitas Penyanggan (Buffer Capacity)
Dalam Sistem Anaerobik Fixed Bed. Jurnal Teknologi Lingkungan, 8(2).
Supriyantini, E., & Endrawati, H. (2015). Kandungan logam berat besi (Fe) pada air,
sedimen, dan kerang hijau (Perna Viridis) di perairan Tanjung Emas Semarang. Jurnal
Kelautan Tropis, 18(1).
Febrina, L., & Ayuna, A. (2015). Studi penurunan kadar besi (Fe) dan mangan (Mn) dalam
air tanah menggunakan saringan keramik. Jurnal Teknologi, 7(1), 35-44.
Nunik, P., & Okayadnya, D. G. (2013). Penyisihan logam besi (Fe) pada air sumur dengan
karbon aktif dari tempurung kemiri. Envirotek: Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan, 5(2), 33-
41.