DISUSUN OLEH:
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dengan segala kekurangan dalam menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini kurang dari sempurna, untuk itu
penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran, baik dari dosen pembimbing
maupun teman-teman atau pembaca agar makalah ini dapat lebih sempurna.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca, dan semoga dengan adanya tugas ini Allah SWT senantiasa meridhoinya
dan akhirnya membawa hikmah untuk semuanya.
Penulis
ii
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Kesimpulan ............................................................................................ 17
B. Saran ...................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 18
LAMPIRAN ..................................................................................................... 19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan tidak hanya merupakan hak warga tetapi juga merupakan barang
investasi yang menentukan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi negara, karena
itu negara berkepentingan agar seluruh warganya sehat (“Health for All”), sehingga
ada kebutuhan untuk melembagakan pelayanan kesehatan universal, ada dua isu
mendasar untuk mewujudkan tujuan pelayanan kesehatan dengan cakupan
universal, yaitu bagaimana cara membiayai pelayanan kesehatan untuk semua
warga, dan bagaimana mengalokasikan dana kesehatan untuk menyediakan
pelayanan kesehatan dengan efektif, efisien, dan adil. (Bisma Murti: 2010)
Meskipun tiap-tiap negara mempunyai perbedaan dalam reformasi
pembiayaan kesehatannya bergantung dari isu-isu dan tantangannya sendiri, akan
tetapi pada dasarnya dalam banyak hal karakteristiknya sama, karena kesemua hal
itu diarahkan untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan
nasional, regional dan internasional. Organisasi kesehatan se-dunia (WHO) sendiri
memberi fokus strategi pembiayaan kesehatan yang memuat isu-isu pokok,
tantangan, tujuan utama kebijakan dan program aksi itu pada umumnya adalah
dalam area sebagai berikut: 1) meningkatkan investasi dan pembelanjaan publik
dalam bidang kesehatan, 2) mengupayakan pencapaian kepesertaan semesta dan
penguatan permeliharaan kesehatan masyarakat miskin, 3) pengembangan skema
pembiayaan praupaya termasuk didalamnya asuransi kesehatan sosial (SHI), 4)
penggalian dukungan nasional dan internasional, 5) penguatan kerangka regulasi
dan intervensi fungsional, 6) pengembangan kebijakan pembiayaan kesehatan yang
didasarkan pada data dan fakta ilmiah, serta 7) pemantauan dan evaluasi.
Sejalan dengan itu, dalam rencana strategik Depkes 2005-2009 secara jelas
disebutkan bahwa meningkatkan pembiayaan kesehatan merupakan salah satu dari
empat strategi utama departemen kesehatan disamping menggerakkan dan
memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat, meningkatkan akses masyarakat
1
2
B. Rumusan Masalah
9. Apa yang dimaksud dengan National Health Account (NAH) dalam Sistem
3
10. Apa yang dimaksud dengan District Health Account dalam Sistem
Pembiayaan Kesehatan di Indonesia?
C. Tujuan
8. Untuk Mengetahui apa yang dimaksud dengan Health Account dalam Sistem
Pembiayaan Kesehatan di Indonesia
10. Untuk Mengetahui apa yang dimaksud dengan District Health Account dalam
Sistem Pembiayaan Kesehatan di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
Yang dimaksud dengan biaya kesehatan dari sudut pemakai jasa pelayanan
(health consumer) adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat
memanfaatkan jasa pelayanan. Berbeda dengan pengertian pertama, maka biaya
kesehatan di sini menjadi persoalan utama para pemakai jasa pelayanan. Dalam
batas-batas tertentu, pemerintah juga turut mempersoalkannya, yakni dalam
rangka terjaminnya pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat yang membutuhkannya.
Dari batasan biaya kesehatan yang seperti ini segera dipahami bahwa
pengertian biaya kesehatan tidaklah sama antara penyedia pelayanan kesehatan
4
5
Sumber biaya kesehatan tidaklah sama antara satu negara dengan negara lain.
Secara umum sumber biaya kesehatan dapat dibedakan sebagai berikut :
Dapat berasal dari individual ataupun perusahaan. Sistem ini mengharapkan agar
masyarakat (swasta) berperan aktif secara mandiri dalam penyelenggaraan maupun
pemanfaatannya. Hal ini memberikan dampak adanya pelayanan-pelayanan
kesehatan yang dilakukan oleh pihak swasta, dengan fasilitas dan penggunaan alat-
alat berteknologi tinggi disertai peningkatan biaya pemanfaatan atau
penggunaannya oleh pihak pemakai jasa layanan kesehatan tersebut. Contohnya
CSR atau Corporate Social Reponsibility) dan pengeluaran rumah tangga baik yang
dibayarkan tunai atau melalui sistem asuransi.
Sistem pembiayaan kesehatan Indonesia secara umum terbagi dalam 2 sistem yaitu:
b. Health Insurance
Sistem ini diartikan sebagai sistem pembayaran yang dilakukan oleh pihak
ketiga atau pihak asuransi setelah pencari layanan kesehatan berobat. Sistem health
insurance ini dapat berupa system kapitasi dan system Diagnose Related Group
(DRG system).
melihat diagnosis penyakit yang dialami pasien. PPK telah mendapat dana dalam
penanganan pasien dengan diagnosis tertentu dengan jumlah dana yang berbeda
pula tiap diagnosis penyakit. Jumlah dana yang diberikan ini, jika dapat
dioptimalkan penggunaannya demi kesehatan pasien, sisa dana akan menjadi
pemasukan bagi PPK.
Kelemahan dari system Health Insurance adalah dapat terjadinya
underutilization dimana dapat terjadi penurunan kualitas dan fasilitas yang
diberikan kepada pasien untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. Selain
itu, jika peserta tidak banyak bergabung dalam system ini, maka resiko kerugian
tidak dapat terhindarkan. Namun dibalik kelemahan, terdapat kelebihan system ini
berupa PPK mendapat jaminan adanya pasien (captive market), mendapat kepastian
dana di tiap awal periode waktu tertentu, PPK taat prosedur sehingga mengurangi
terjadinya multidrug dan multidiagnose. Dan system ini akan membuat PPK lebih
kearah preventif dan promotif kesehatan.
Memang harus kita akui, bahwa tidak ada sistem kesehatan terutama dalam
pembiayaan pelayanan kesehatan yang sempurna, setiap sistem yang ada pasti
memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun sistem
pembayaran pelayanan kesehatan ini harus bergerak dengan pengawasan dan
aturan dalam suatu sistem kesehatan yang komprehensif, yang dapat mengurangi
dampak buruk bagi pemberi dan pencari pelayanan kesehatan sehingga dapat
terwujud sistem yang lebih efektif dan efisien bagi pelayanan kesehatan di
Indonesia.
Contoh health insurance yang di berada dibawah naungan Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial diantaranya :
1. Askes
2. Jamkesmas
3. ASBRI
4. Taspen
5. Jamsostek
6. Dan lain sebagainya.
10
a. Peningkatan Efektifitas
Peningkatan efektifitas dilakukan dengan mengubah penyebaran atau
alokasi penggunaan sumber dana. Berdasarkan pengalaman yang dimiliki, maka
alokasi tersebut lebih diutamakan pada upaya kesehatan yang menghasilkan
dampak yang lebih besar, misalnya mengutamakan upaya pencegahan, bukan
pengobatan penyakit.
b. Peningkatan Efisiensi
Peningkatan efisiensi dilakukan dengan memperkenalkan berbagai
mekanisme pengawasan dan pengendalian. Mekanisme yang dimaksud untuk
peningkatan efisiensi antara lain:
11
7. Asuransi Kesehatan
Dalam konteks asuransi kesehatan, pengertian asuransi adalah
memastikan seseorang yang menderita sakit akan mendapatkan pelayanan yang
dibutuhkannya tanpa harus mempertimbangkan keadaan ekonominya. Ada pihak
yang menjamin atau menanggung biaya pengobatan atau perawatannya. Pihak yang
menjamin ini dalam bahasa Inggris disebut insurer atau dalam UU Asuransi disebut
asuradur. Asuransi merupakan jawaban atas sifat ketidak-pastian (uncertain) dari
kejadian sakit dan kebutuhan pelayanan kesehatan. Untuk memastikan bahwa
kebutuhan pelayanan kesehatan dapat dibiayai secara memadai, maka seseorang
atau kelompok kecil orang melakukan transfer risiko kepada pihak lain yang
disebut insurer/asuradur, ataupun badan penyelenggara jaminan. (Thabrany H,
2001).
8. Health Account
DHA adalah suatu instrumen yang didalamnya terdapat data lengkap dan
akurat tentang sumber-sumber dan pengeluaran pembiayaan kesehatan, jenis
pelayanan kesehatan apa saja yang menggunakan biaya kesehatan serta yang
membayar biaya kesehatan tersebut siapa saja di tingkat kabupaten/kota. Di
Indonesia, DHA sangat penting untuk NHA dan PHA karenasangat sulit melakukan
health account secara sentralitas mencapai lebih dari 514 kabupaten/kota (Pusat
KEKKFKM-UI dan PPJK, 2016).
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil pembahasan makalah ini antara lain :
1. Pembiayaan kesehatan merupakan salah satu bidang ilmu dari ekonomi kesehatan
(health economy). Yang dimaksud dengan biaya kesehatan adalah besarnya dana
yang harus disediakan untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai
upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
2. Sumber biaya kesehatan dapat berasal dari anggaran pemerintah, anggaran
masyarakat, bantuan dari dalam dan luar negeri, serta gabungan dari anggaran
pemerintah dan masyarakat.
3. Secara umum biaya kesehatan dapat dibedakan menjadi dua, yakni biaya
pelayanan kedokteran dan biaya pelayanan kesehatan masyarakat.
4. Syarat pokok pembiayaan kesehatan adalah jumlah, penyebaran dan
pemanfaatan. Sedangkan fungsi pembiayaan kesehatan adalah penggalian dana,
pengalokasian dana dan pembelanjaan.
5. Sebagaimana pemanfaatan anggaran kesehatan Perpres-72/2012 menetapkan
bahwa prioritas pemanfaatan APBN dan APBD adalah untuk pelayanan
kesehatan yang bersifat “public goods” (pasal 114). Sedangkan untuk pelayanan
kesehatan yang bersifat “private goods” (pengobatan), pembiayaannya
diutamakan melalui sistem asuransi, kecuali penduduk miskin yang tetap
memerlukan subsidi APBN dan APBD (pasal 115).
B. Saran
Dalam Pembahasan kami di atas, sistem pembiayaan kesehatan telah di
susun sedemikian rupa dengan memperhatikan berbagai aspek. Dimana dari segi
pengimplementasiannya memerlukan kerja keras dan dukungan dari setiap lembaga
dan lapisan masyarakat sehingga dapat terwujudnya kesehatan masyarakat.
17
DAFTAR PUSTAKA
Depkes.2013.Fungsi-Pembiayaan-Kesehatan.
http://www.ppjk.depkes.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=85&Itemid=120 .
Diakses 12 Maret 2021.
Helda.2011.Pembiayaan-Kesehatan.http://heldaupik.blogspot.com/2011/11/pembiayaan-
kesehatan.html?m=1. Diakses 12 Maret 2021.
Suhadi.2012.Pembiayaan-Kesehatan.http://kebunhadi.blogspot.com/2012/11/pembiayaan-
kesehatan.html?m=1. Diakses 12 Maret 2021.
Setyawan, Febri Endra Budi. 2015. Sistem Pembiayaan Kesehatan. Kesehatan, 11(2), 119 – 126.
LAMPIRAN
Jurnal Terkait Materi Sistem Pembiayaan Kesehatan Di Indonesia
Abstrak
Pembangunan kesehatan adalah sebagai bagian dari pembangunan nasional, dalam
pembangunan kesehatan tujuan yang ingin dicapai adalah meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Kenyataan yang terjadi sampai saat ini derajat kesehatan masyarakat
masih rendah khususnya masyarakat miskin. Hal ini dapat digambarkan bahwa derajat kesehatan
masyarakat miskin berdasarkan indikator Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian
Ibu (AKI) di Indonesia, masih cukup tinggi, yaitu AKB sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup dan
AKI sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup. Salah satu penyebabnya adalah karena mahalnya
biaya kesehatan sehingga akses ke pelayanan kesehatan pada umumnya masih rendah. Asuransi
kesehatan salah satu upaya untuk mengatasi masalah ketidakmampuan terhadap pembiayaan
pelayanan kesehatan.
Abstract
Juanita, 2002, Peran Asuransi Kesehatan dalam Benchmarking Rumah Sakit dalam Menghadapi
Krisis Ekonomi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Jurusan Administrasi dan Kebijakan
Kesehatan, Universitas Sumatera Utara, Diakses tanggal 12 Februari 2012, (www.
repository.usu.ac.id/ bitstream/ 123456789/3747/1/ fkm-juanita5.pdf).
Martin S.F, 2007, The Welfare Loss of Excess Health Insurance. The Journal of Political
Economy, Vol. 81, No. 2, Part 1. (Mar. - Apr., 1973), pp. 251280. Harvard University.
Diakses tanggal 20
Februari 2012, (http://econ.duke.edu/~hf14/teaching/socia linsurance/ readings/
Feldstein73(3.11). pdf).
Medis Online, 2009, Medical Information and Services: Sistem Pembiayaan Kesehatan, Diakses
tanggal 10 Januari 2012 (www. medisonline .net / article-journal / 41-article/70pembiayaan-
kesehatan),
Mukti AG, A.G, 2010, Health Insurance. Wikipedia, Jakarta, Ensiklopedia bebas, Diakses
tanggal 10 desember 2011,
(http://www.asuransikesehatan.org).
Oecd, 2009, Health Insurance for The Rural Poor, Diakses tanggal 10 Desember 2011,
(http://www.oecd.org/dataoecd/31/38/251 0517.pdf).
Richardson, C, 2009, Mandatory Health Insurance: Lesson from Massachusetts, USA, Diakses
tanggal
23 Desember 2011, (http://www.cato.org/pubs/journal/cj29n2/ cj29n2-7.pdf)
Thabrany, H, 2001, Asuransi Kesehatan di Indonesia. Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan
FKMUI, Depok, Indonesia